142
i TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh Elisabet Riski Titasari NIM: 131224020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

i

TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU

DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG

(KAJIAN PRAGMATIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh

Elisabet Riski Titasari

NIM: 131224020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

iv

MOTO

***Tuhan tak selalu memberi apa yang kita mau, tetapi Dia selalu memberi apa

yang kita butuhkan. Sekalipun berawal dengan kegagalan, ada keberhasilan luar

biasa yang sudah Dia rencanakan.***

(Elisabet Riski Titasari)

***Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku.***

(Filipi 4:13)

***Belajarlah dari air, dari celah dan retakan gunung. Menderu deras dari kawah

uap. Namun mengalir dengan tenang di sungai. Sesuatu yang kosong berbunyi

nyaring. Sesuatu yang penuh tidak berbunyi, yang bodoh seperti tempayan yang

berisi separuh, yang bijaksana seperti kolam dalam yang tenang.***

(Sutta Nipata:720-721)

***Tuhan tak akan mengubah nasibmu, jika kamu sendiri tak mau

mengubahnya.***

(Bhagavadgita Sloka ke-3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur serta ucapan terima kasih, skripsi ini saya

persembahkan kepada Bapa di Surga, yang selalu melindungi dengan curahan roh

kudus. Untuk keluarga tercinta, Alm. Bapak Ephraim Maria Dwi Tristanto yang

menjadi motivasi dalam penulisan skripsi, Ibu Paulina Rita Punto Dewi yang

selalu memberi semangat dan motivasi serta dengan setia tanpa lelah menjadi

tempat mencurahkan segala kegelisahan, kakak dan adik Yosep Yogi Prasetyo

Jati, Thomas Bagas Kukuh Santoso, dan Brigita Ratih Purwandari yang telah setia

mengingatkan penulis akan kewajiban dalam menyelesaikan skripsi, serta selalu

mengingatkan penulis ketika mulai malas dalam mengerjakan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

viii

ABSTRAK

Titasari, Elisabet Riski.2017. Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru dalam

Interaksi Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi

deklaratif para guru ketika interaksi belajar mengajar, mendeskripsikan makna

pragmatis, dan mendeskripsikan ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif. Sasaran

utama dalam penelitian ini adalah para guru yang sedang melakukan kegiatan

interaksi belajar mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk

mendapatkan deskripsi objektif tentang tuturan guru dalam interaksi belajar

mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik

observasi, dan teknik wawancara. Teknik pengumpulan data tersebut digunakan

peneliti untuk memperoleh data yang lengkap mengenai tindak tutur ilokusi

deklaratif. Peneliti melakukan analisis data meliputi empat tahap: identifikasi,

klasifikasi, interpretasi, dan pelaporan.

Hasil dari penelitian ini ditemukan 96 tuturan yang memiliki tujuh jenis

tindak tutur ilokusi deklaratif: 32 tindak tutur deklaratif jenis ‘memutuskan’, 34

tindak tutur deklaratif jenis ‘mengesahkan’, 15 tindak tutur deklaratif jenis

‘penamaan’, 3 tindak tutur deklaratif jenis ‘menghukum’, 6 tindak tutur deklaratif

jenis ‘melarang, 4 tindak tutur deklaratif jenis ‘berpasrah, dan 2 tindak tutur

deklaratif jenis ‘mengangkat’. Adapaun makna pragmatik yang ditemukan dengan

rincian 35 makna ‘mengarahkan’, 15 makna ‘menguatkan’, 4 makna ‘suruhan’, 25

makna ‘meyakinkan’, 1 makna ‘persilaan’, 12 makna ‘mengingatkan’, 1 makna

‘ajakan’, dan 3 makna ‘larangan’. Setiap tindak tutur tentunya memiliki ciri atau

kekhasan yang menjadi pembeda. Setelah melakukan analisis, ditemukan

beberapa ciri atau kekhasan dari tindak tutur ilokusi deklaratif, yakni: (a) tuturan

deklaratif memiliki sifat performatif, (b) setiap tuturan deklaratif disertai tindakan

fisik, dan (c) setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan

konteks yang mendasari.

Hasil penelitian membuktikan bahwa untuk memahami makna maupun

maksud dari suatu tuturan, penutur dan mitra tutur harus memahami konteks

situasi yang mendasari tuturan tersebut. Pemahaman konteks situasi sangat

berpengaruh ketika terjadi peristiwa tutur. Pentingnya pemahaman konteks situasi

tuturan dari pihak penutur maupun mitra tutur dapat mengurangi adanya salah

tafsir dari maksud tuturan.

Kata kunci: tindak tutur ilokusi deklaratif, jenis ilokusi deklaratif, makna

pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ix

ABSTRACT

Titasari, Elisabet Riski.2017. Teacher’s Declarative Illocutionary Speech Act in

The Teaching and Learning Process toward The Student of Class X

SMK Yos Sudarso Rembang. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language

Literary Education Study Program, Department of Language Education

and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma

University.

This research attempts to describe kinds of teacher’s declarative

illocutionary speech act in teaching and learning process, to describe pragmatic

meaning, and describe the characteristic of declarative illocutionary speech act.

The main objective of this research are teachers doing teaching and learning

process in class X SMK Yos Sudarso Rembang. The kind of this reseacrh is

qualitative descriptive research and to find description of teracher’s speech in

teaching and learning process objectivly in class X SMK Yos Sudarso Rembang.

The method of collecting the data used in this research is uninvolved conversation

observation technique, observation, and interview. Those method used to find the

complete data of declarative illocutionary speech act. The data analysis consist of

four phases: identification, classification, interpretation, and report.

The result of this research finds 96 speech consist thing seven kind

declarative illocutionary speech act: 32 declarative illocutionary speech act

‘decision’, 34 declarative illocutionary speech act ‘validity’, 15 declarative

illocutionary speech act ‘naming’, 3 declarative illocutionary speech act ‘ sentencing’, 6 declarative illocutionary speech act ‘prohibitive’, 4 declarative

illocutionary ‘resigning’, and 2 declarative illocutionary speech act ‘appointing’. More over the pragmatic meaning a found in this research are 35 directional

meaning, 15 strenghten meaning, 4 order meaning, 25 convinsing meaning, 1

permission meaning, 12 reminded meaning, 1 invitation meaning, and 3

prohibition meaning. The analysis also find the spesific characteristic of

declarative illocutionary speech act: (a) performative declarative speech, (b)

physical a declarative speech, and (c) each declarative speech has the signifikan

meaning based on the context.

The result of the research show the necessity of understanding the context

underlying the situation of the speech before understanding the speech meaning.

The meaning of the speech can be found if the speaker and hearer understand the

context based on the situation happened. The important of understanding the

context of situation from the speaker or the hearer can reduce mis interpretation.

Key word: declarative illocutionary speech act, type of declarative illocutinary,

pragmatic meaning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Yang Mahakuasa atas

berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru dalam Interaksi

Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Penelitian ini

disusun demi menelaah dan mengkaji jenis-jenis tindak tutur ilokusi deklaratif,

makna atas tuturan para guru ketika sedang mengajar di kelas X SMK Yos

Sudarso Rembang, serta ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif. Maka dari itu,

penulis memecahkan atau menjawab permasalahan tersebut dengan melakukan

penelitian menggunakan ilmu pragmatik sebagai dasar untuk menganalisis

tuturan-tuturan para guru yang dicurigai mengandung tindak tutur ilokusi

deklaratif. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat kerja sama dan bantuan dari

berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing tunggal, atas

kesabaran dalam membimbing serta bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing, memberi solusi dan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen triangulaor yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk mengoreksi dan memberi masukan terhadap

data-data penelitian penulis.

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang

telah memberi banyak ilmu mengenai bahasa dan sastra Indonesia,

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………......................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…..............................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii

MOTO .........................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…........................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS..................................................vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..........................................................vii

ABSTRAK...........................................................................................................viii

ABSTRACT............................................................................................................ix

KATA PENGANTAR...........................................................................................x

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................5

1.4 Definisi Istilah ............................................................................................5

1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................7

1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................9

2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................9

2.2 Landasan Teori..........................................................................................13

2.2.1 Pragmatik.......................................................................................13

2.2.2 Konteks..........................................................................................15

2.2.3 Tindak Tutur..................................................................................17

2.2.4 Tindak Tutur Ilokusi......................................................................19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xiii

2.2.5 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif.....................................................21

2.3 Kerangka Berpikir......................................................................................23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................26

3.1 Jenis Penelitian..........................................................................................26

3.2 Sumber Data dan Data..............................................................................27

3.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................28

3.3.1 Teknik Simak Bebas Libat Cakap.................................................28

3.3.2 Teknik Observasi...........................................................................29

3.3.3 Teknik Wawancara........................................................................29

3.4 Instrumen Penelitian..................................................................................30

3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................31

3.6 Triangulasi.................................................................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................33

4.1 Deskripsi Data...........................................................................................33

4.2 Hasil Analisis Data....................................................................................34

4.2.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru dalam Interaksi

Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso Rembang.......37

4.2.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Penamaan’.....................38

4.2.1.2 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Menghukum’.................42

4.2.1.3 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Melarang’......................45

4.2.1.4 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Mengangkat’.................48

4.2.1.5 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Memutuskan’................50

4.2.1.6 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Mengesahkan’...............53

4.2.2 Makna Pragmatik Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru dalam

Interaksi Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang…................................................................................................56

4.2.2.1 Makna Pragmatik ‘Mengarahkan’.....................................56

4.2.2.2 Makna Pragmatik ‘Menguatkan’.......................................59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

xiv

4.2.2.3 Makna Pragmatik ‘Suruhan’..............................................60

4.2.2.4 Makna Pragmatik ‘Meyakinkan’........................................62

4.2.2.5 Makna Pragmatik ‘Persilaan’.............................................63

4.2.2.6 Makna Pragmatik ‘Mengingatkan’....................................65

4.2.2.7 Makna Pragmatik ‘Ajakan’................................................67

4.2.2.8 Makna Pragmatik ‘Larangan’............................................69

4.2.3 Ciri-ciri Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif......................................71

4.2.3.1 Tuturan deklaratif memiliki sifat performatif....................71

4.2.3.2 Setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik.................73

4.2.3.3 Setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting

sesuai dengan konteks yang mendasari..........................................74

4.3 Pembahasan................................................................................................75

4.3.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru dalam Interaksi

Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang....................................................................................................76

4.3.2 Makna Pragmatis Tindak Tutur Ilokusi Dekalratif Para Guru dalam

Interkasi Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang....................................................................................................78

4.3.3 Ciri-ciri Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif......................................80

BAB V PENUTUP..............................................................................................83

5.1 Simpulan....................................................................................................83

5.2 Saran...........................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................86

BIODATA PENULIS……………………………………………………............................……..89

LAMPIRAN.........................................................................................................90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan manusia.

Dengan berkomunikasi, seseorang bisa mendapatkan informasi, menyampaikan

pendapat, maupun menyampaikan informasi. Manusia melakukan komunikasi

sebagai salah satu bentuk interaksi terhadap sesama. Manusia saling

berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat

komunikasi yang digunakan manusia untuk bertutur kata. Bahasa yang digunakan

dalam berkomunikasi juga bermacam-macam, menggunakan bahasa Indonesia,

bahasa asing, maupun bahasa daerah. Melalui bahasa, manusia dapat saling

berkomunikasi untuk saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan

meningkatkan kemampuan intelektual. Di dalam komunikasi, dapat diasumsi

bahwa seorang penutur mengartikulasi tuturan dengan maksud untuk

menginformasikan sesuatu kepada mitra tuturannya, dan mengharap mitra

tuturnya (pendengar) dapat memahami apa yang hendak disampaikan. Dalam

menjalani kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari berbagai hal

yang berhubungan dengan tuturan. Suatu tuturan yang mengandung tindakan

disebut tindak tutur. Tindak tutur adalah kegiatan yang menggunakan media

bahasa sebagai sarana dasar untuk mengungkapkan ide, saran atau pendapat dan

perasaan yang diungkapkan secara lisan. Tindak tutur dapat didefinisikan sebagai

unit terkecil dari aktivitas percakapan yang dapat dikatakan memiliki fungsi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

2

seperti melaporkan, menyatakan, memperingatkan, mengarahkan, menyarankan,

menyajikan, mengkritik, dan meminta. Searle (melalui Rahardi, 2008: 35-36)

menyatakan bahwa dalam praktiknya terdapat tiga macam tindak tutur antara lain

tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusi. Searle pun membagi

tindak tutur ilokusi ke dalam lima macam bentuk tuturan, yakni asertif, ekspresif,

direktif, komisif, dan deklarasi. Kelima macam tuturan ini memiliki fungsi tuturan

yang berbeda-beda. Tuturan yang terjadi dalam sebuah interaksi berbahasa

memiliki bermacam-macam makna maupun maksud yang ingin disampaikan.

Berkenaan dengan bermacam-macam maksud tersebut, Leech (1993:19-20)

menyatakan bahwa ada empat aspek dalam tindak tutur, yakni: (a) penutur dan

mitra tutur, (b) konteks tuturan, (c) tujuan tuturan, (d) tindak tutur sebagai

bentuk tindak atau aktivitas , dan (e) tuturan sebagai produk tindak verbal.

Dalam interaksi belajar mengajar tentunya banyak terjadi tindak tutur dari

siswa maupun guru. Ketika proses interaksi belajar mengajar, siswa dan guru

saling berkomunikasi. Tuturan yang terjadi di dalam kelas khususnya ketika

interaksi belajar mengajar berlangsung ada berbagai macam seperti tuturan

melarang, memerintah, bertanya dan tuturan yang bersifat pernyataan. Tindak

tutur yang menjadi daya tarik peneliti tindak tutur ilokusi deklaratif. Tindak tutur

ilokusi deklaratif adalah tuturan yang isi tuturannya berhubungan dengan hal

nyata yang sedang terjadi. Tindak tutur ilokusi deklaratif yang terjadi di setiap

sekolah tentunya berbeda-beda, hal itu terjadi karena konteks yang mendasari

sebuah tuturan. Tindak tutur dalam percakapan guru dan siswa menggunakan

aneka strategi tuturan yang berbeda-beda. Berkaitan dengan aneka strategi tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

3

yang digunakan dalam percakapan tersebut, Purwo (1984:14) menjelaskan bahwa

penciptaan strategi-strategi dalam memproduksi tuturan tersebut ada kalanya

penutur harus mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan yang dimaksudkannya

dengan tujuan tertentu, ujaran yang disampaikan bermakna implisit. Dengan

demikian setiap tuturan seseorang memiliki fungsi tuturan yang berbeda-beda.

SMK Yos Sudarso Rembang memiliki sejumlah siswa dan guru dengan

bekal komunikasi yang berbeda-beda. Hal itu terjadi karena latar belakang dari

pihak guru maupun latar belakang dari pihak siswa. Siswa dengan latar belakang

pedesaan tentu saja cara berkomunikasinya berbeda dengan siswa yang memiliki

latar belakang perkotaan. Latar belakang yang berbeda itulah yang menyebabkan

respons terhadap tuturan guru berbeda pula. Selain latar belakang tempat tinggal,

latar belakang usia juga mempengaruhi siswa ketika merespons tuturan guru,

terutama pada kelas X yang masih terbawa sikap anak-anak karena baru saja

meninggalkan bangku SMP. Munculnya tindak tutur ilokusi deklaratif dalam

tuturan guru ketika interaksi belajar mengajar dipengaruhi dari kondisi atau situasi

kelas yang mendukung tuturan deklaratif itu terjadi. Selain karena kondisi kelas,

materi yang sedang diajarkan guru juga berpengaruh dalam munculnya tuturan

yang bersifat deklaratif. Pada dasarnya, dalam interaksi belajar mengajar peran

guru tidak terlepas dari usaha membimbing siswa supaya mampu memiliki

kepribadian yang baik di dalam kegiatan belajar mengajar maupun di luar

kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

lebih lanjut terhadap tindak tutur deklaratif. Peneliti akan mengkaji tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

4

khususnya tindak tutur ilokusi deklaratif para guru dalam interaksi belajar

mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Peneliti ingin

mengetahui seberapa banyak jenis tindak tutur ilokusi deklaratif yang terdapat

dalam tuturan para guru ketika berinteraksi dengan siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, penelitian ini akan membahas

bagaimana tindak tutur ilokusi deklaratif para guru dalam interaksi belajar

mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang? Ditinjau dari rumusan

masalah tersebut, ada beberapa sub masalah yang akan diteliti, yakni:

a. Jenis-jenis tindak tutur ilokusi deklaratif seperti apakah yang sering

muncul dalam tuturan guru ketika interaksi belajar mengajar di kelas X

SMK Yos Sudarso Rembang?

b. Bagaimana makna pragmatis tindak tutur ilokusi deklaratif dalam

tuturan guru pada saat interaksi belajar mengajar di kelas X SMK Yos

Sudarso Rembang?

c. Bagaimana ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif yang terdapat dalam

tuturan guru ketika interaksi belajar mengajar di kelas X SMK Yos

Sudarso Rembang berlangsung?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah mendeskripsikan tindak tutur ilokusi deklaratif para guru dalam interaksi

belajar mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Adapun tujuan

penelitian dari sub masalah adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan jenis-jenis tuturan guru yang dicurigai mengandung

tindak tutur ilokusi deklaratif pada saat interaksi belajar mengajar di

kelas X SMK Yos Sudarso Rembang.

b. Mendeskripsikan makna pragmatis tindak tutur ilokusi deklaratif yang

terdapat dalam tuturan guru pada saat interaksi belajar mengajar di

kelas X SMK Yos Sudarso Rembang.

c. Mendeskripsikan ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif sesuai dengan

jenis tindak tutur deklaratif yang terdapat dalam tuturan guru ketika

interaksi belajar mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso Rembang

berlangsung.

1.4 Definisi Istilah

a. Pragmatik

Yule (2006:3) menegaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang

makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan

oleh pendengar atau pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

6

b. Konteks

Kridalaksana (2011:134) mengartikan konteks adalah (1) aspek-aspek

lingkungan fisik atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu,

(2) pengetahuan yang sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar

sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara.

c. Tindak Tutur

Cummings (2007:362) mengatakan tindak tutur merupakan fenomena

pragmatik penyelidikan linguistik klinis yang sangat menonjol.

d. Tindak Tutur Ilokusi

Leech (1993:21) menjelaskan bahwa tindak tutur ilokusi dalam

komunikasi yang berorientasi pada tujuan atau meneliti makna sebuah

tuturan merupakan usaha untuk merenkonstruksi tindakan apa yang

menjadi tujuan penutur ketika ia memproduksi tuturannya.

e. Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif

Yule (2006:92) mengatakan bahwa deklaratif merupakan jenis tindak

tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Yule memberikan contoh

tuturan deklarasi dalam konteks menghukum yaitu : Jury Foreman,

“We find the defendant guity (kami nyatakan terdakwa bersalah).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

7

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis:

Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk memahami bidang

kajian pragmatik, khususnya tindak tutur ilokusi deklaratif. Penelitian

ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang lain.

b. Manfaat Praktis :

Secara praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca

mengenai jenis, makna pragmatis, dan ciri-ciri tindak tutur ilokusi

deklaratif. Selain itu dalam pembelajaran bahasa, penelitian ini dapat

digunakan untuk menambah wawasan mengenai pemahaman sebuah

tuturan, sehingga mitra tutur atau pendengar dapat memahami maksud

sebuah tuturan yang mengandung tindak tutur deklaratif.

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab. Hal ini bertujuan

untuk mempermudah pembaca di dalam memahami penelitian ini. Bab satu

adalah bab pendahuluan. Bab ini mengulas tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, identifikasi masalah, manfaat penelitian, batasan,

dan sistematika penyajian. Bab dua adalah kajian pustaka. Bab ini berisi

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian peneliti saat ini. Dan

kerangka teoretis yaitu teori-teori yang berkaitan langsung dengan penulisan

penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

8

Bab tiga adalah metodologi penelitian. Bab ini membahas seputar

pendekatan penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan trianggulansi

data. Bab empat adalah deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Peneliti

akan menyajikan deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Deskripsi data

dan analisis data akan diuraikan peneliti secara mendalam supaya memudahkan

pembaca. Bab lima terdapat kesimpulan dan saran. Bab ini akan berisi tentang

kesimpulan dari penelitian yang dibahas oleh peneliti serta terdapat saran atau

masukan untuk masalah penelitian yang dapat membantu penelitian selanjutnya.

Setelah kelima bab tersebut selesai, peneliti memberikan halaman untuk daftar

pustaka. Selain itu peneliti juga mencantumkan lampiran berupa kumpulan data

yang ditemukan peneliti selama berada di lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini secara khusus akan menguraikan penelitian terdahulu yang

relevan, landasan teori, dan kerangka berpikir. Khusus untuk bagian kedua yaitu

landasan teori, akan diuraikan mengenai (a) kajian pragmatik, (b) konteks, (c)

tindak tutur, (d) tindak tutur ilokusi, dan (e) tindak tutur ilokusi deklaratif.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai tindak tutur deklaratif memang sudah pernah ada

yang melakukan sebelumnya. Namun kajian secara khusus mengenai penelitian

tindak tutur deklaratif dalam interaksi belajar mengajar belum ada yang

melakukan. Peneleliti mencantumkan dua penelitian terdahulu yang relevan dalam

penelitian ini.

Pertama, penelitian Eli Hidayat (2014) dari Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam skripsinya

yang berjudul Tindak Tutur Deklaratif Dalam Wacana Khotbah Jumat Bahasa

Sunda Di Masjid Baiturrahman Desa Bener Kecamatan Majenang Kabupaten

Cilacap. Peneliti berusaha menganalisis dan menguraikan tindak tutur deklaratif

yang terdapat dalam wacana khotbah Jumat bahasa Sunda yang terjadi di masjid

Baiturrahman. Objek yang menjadi fokus penelitian tersebut adalah: (1) bentuk

tindak tutur deklaratif dalam wacana khotbah Jumat bahasa Sunda, (2) fungsi

tindak tutur deklaratif dalam wacana khotbah Jumat bahasa Sunda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

10

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode simak.

Peneliti menyimak secara langsung penggunaan bahasa yang digunakan dalam

khotbah Jumat bahasa Sunda di masjid Baiturrahman. Adapun teknik lain yang

digunakan peneliti untuk memperoleh data yang berkualitas, yakni teknik catat

dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah metode

padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Adapun langkah – langkah

yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data, yakni: (a) transkripsi

data yaitu pada tahap transkripsi data, penulis mentranskripsi data yang

berasal dari tuturan khatib ke dalam Bahasa Indonesia. Selanjutnya

diklasifikasikan ke dalam bagan atau tabel data. Setiap tabel data tersebut sudah

mempunyai klasifikasi atau macam-macam tuturan deklaratif. (b) Pemaparan

hasil analisis data, dalam memaparan hasil analisis menggunakan analisis secara

formal yaitu pemaparan dengan menggunakan perumusan kata-kata biasa.

Hasil dari penelitian mengenai tindak tutur deklaratif dalam wacana

khotbah jumat bahasa Sunda yaitu peneliti berhasil menemukan bentuk tindak

tutur deklaratif yang menurut Searle dibedakan menjadi lima, yakni: memutuskan,

membatalkan, melarang, mengijinkan, dan memberikan maaf atau mengampuni.

Serta mampu mengungkapkan fungsi tindak tutur deklaratif khususnya dalam

wacana khotbah Jumat bahasa Sunda. Penelitian tersebut mengacu pada teori

Leech, maka fungsi dari tindak tutur yang ia ungkapkan dalam penelitian tindak

tutur pada wacan khotbah Jumat bahasa Sunda terbagi menjadi empat fungsi,

yakni: (1) fungsi kompetitif, (2) fungsi menyenangkan, (3) fungsi bekerja sama,

dan (4) bertentangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

11

Kedua, penelitian dari Juang Rizki Faznur, Hasnah Faizah, dan Charlina

(2016) dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Riau dalam jurnal penelitian yang berjudul Perbandingan tuturan Deklaratif

Bermakna Imperatif Dalam Novel Tebusan Darah dengan Hempasan Gelombang.

Peneliti berusaha menganalisis perbandingan tuturan deklaratif bermakna

imperatif dalam novel. Objek yang menjadi fokus penelitian adalah mengkaji

tuturan deklaratif bermakna imperatif yang terdapat dari dua novel yang memiliki

latar belakang sama namun memiliki waktu atau generasi yang berbeda. Para

peneliti ingin menganalisis apakah tuturan deklarartif bermakna imperatif pada

angkatan pertama berbeda dengan angkatan sekarang, atau tidak terjadi

pergeseran bahasa dalam hal tuturan deklarartif bermakna imperatif.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, yakni

peneliti mengamati secara langsung isi cerita novel dan mengamati setiap kalimat

dan dialog yang terdapat pada novel tersebut. Dalam penelitian ini, data-data

diambil dari dalam novel yang mengandung wujud tuturan deklaratif bermakna

imperatif. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.

Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta

yang kemudian disusul dengan analisis atau menguraikan data yang diperoleh

(kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka

statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya

dari sekadar angka atau frekuensi. Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti

menjabarkan hasil temuannya mengenai perbandingan tuturan deklaratif

bermakna imperatif dalam novel Tebusan Darah dengan Hempasan Gelombang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

12

Hasil dari penelitian mengenai perbandingan tuturan deklaratif bermakna

imperatif dalam novel Tebusan Darah dengan Hempasan Gelombang, peneliti

berhasil mengetahui perbandingan tuturan deklaratif bermakna imperatif.

Penggunaan perbandingan tuturan deklaratif bermakna imperatif dalam novel

Tebusan Darah karya Soeman dengan novel Hempasan Gelombang karya Taufik

Ikram Jamil. Terbagi menjadi enam, yaitu suruhan, ajakan, permohonan,

persilaan, larangan, dan permintaan.

Dua penelitian terdahulu yang ditemukan peneliti memiliki fokus

penelitian yang berbeda. Penelitian terdahulu yang pertama fokus penelitiannya

adalah penggunaan tindak tutur deklaratif dalam wacana, sedangkan fokus

penelitian terdahulu yang kedua adalah perbandingan tuturan deklaratif bermakna

imperatif yang terdapat di antara novel Tebusan Darah dengan Hempasan

Gelombang. Keduanya memang memiliki dasar yang sama yakni tindak tutur

ilokusi deklaratif, hanya saja terdapat perbedaan dalam fokus penelitian.

Keterkaitan dengan penelitian yang sekarang adalah sama-sama mengenai tindak

tutur ilokusi deklaratif. Berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian serupa, yakni mengenai tindak tutur ilokusi deklaratif.

Namun, fokus penelitian yang digunakan adalah tuturan para guru ketika

berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai tindak tutur ilokusi deklaratif dengan menggunakan teknik

penelitian yang berbeda. Sumber data dari penelitian ini adalah para guru yang

sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

13

Rembang. Sementara itu, data dari penelitian ini adalah tuturan para guru yang

sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di SMK Yos Sudarso Rembang.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan jenis-jenis tindak tutur ilokusi

deklaratif, makna pragmatis, serta ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif yang

terdapat pada tuturan para guru. Dengan demikian penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya, terutama pada teknik dan fokus permasalahan.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan pisau analisis yang harus diketahui peneliti

sebelum melakukan penelitian. Dalam landasan teori akan dijabarkan atau

dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan atau berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan peneliti dan menjadi acuan dalam penelitian Tindak

Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru Dalam Interaksi Belajar Mengajar Pada

Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Penulisan penelitian ini didukung

oleh teori-teori yang menurut peneliti sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan sehingga dapat menjadi acuan penelitian.

2.2.1 Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-

situasi ujar (speech situations). Levinson (1983:24) menegaskan bahwa Pragmatik

adalah kajian tentang kemampuan pengguna bahasa untuk mengaitkan kalimat-

kalimat dengan konteks yang sesuai (pragmatics is the study of the ability of

language users to pair sentences with the contexs in which they would be

appropriate). Levinson (melalui Nadar, 2009:5) juga menegaskan bahwa

pragmatik merupakan suatu istilah yang mengesankan bahwa sesuatu yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

14

khusus dan teknis sedang menjadi objek pembicaraan, padahal istilah tersebut

tidak mempunyai arti yang jelas. Pada dasarnya pragmatik merupakan kajian yang

menghubungkan antara bahasa dan konteks yang terkodifikasi dalam struktur

bahasa. Dalam pragmatik makna diberi definisi dalam hubungannya dengan

penutur atau pemakai bahasa (Leech 1993:8). Leech juga menekankan bahwa

pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi

ujar (speech situations).

Yule (2006:3) menegaskan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna

yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau

pembaca. Oleh karena itu, studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis -

analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-tuturannya (penutur)

daripada tentang makna setiap kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu

sendiri. Pada dasarnya pragmatik memang bidang studi yang mengkaji makna

dalam situasi ujar. Leech (1993:53) memberi penegasan mengenai makna dalam

pragmatik, makna yang digunakan dalam pragmatik merupakan suatu maksud

refleksif, yaitu suatu maksud yang hanya dapat dicapai bila maksud tersebut

diketahui oleh penutur. Pragmatik merupakan telaah penggunaan bahasa untuk

menuangkan maksud dalam tindak komunkasi sesuai dengan konteks dan keadaan

pembicaraan. Pragmatik menelaah bentuk bahasa dengan mempertimbangkan

satuan-satuan yang ‘menyertai’ sebuah ujaran: konteks lingual (co-text) maupun

konteks ekstralingual: tujuan, situasi, partisipan, dan lain sebagainya (Bagus

2014:14). Pragmatik dapat dimanfaatkan setiap penutur untuk memahami maksud

lawan tutur. Penutur dan lawan tutur dapat memanfaatkan pengetahuan atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

15

pengalaman bersama untuk memperoleh kemudahan dalam berinteraksi.

Pragmatik mengkaji makna dalam situasi ujar, oleh karena itu penutur tidak dapat

membuat pernyataan-pernyataan pragmatis mengenai apa yang terjadi dalam

pikiran seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa pragmatik tidak dapat

dilepaskan dari bahasa dan konteks. Fokus dalam pragmatik adalah hubungan

antara bahasa dan konteks. Dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah cabang

ilmu bahasa yang mengkaji penutur untuk mengetahui kesesuaian antara ujaran

dengan konteks ujaran, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar serta

tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. Perlu diketahui bahwa kemampuan

berbahasa yang baik tidak hanya terletak pada kesesuaian aturan gramatikalnya

saja, tetapi juga pada aturan pragmatik. Pragmatik menganalisis fungsi kalimat

dalam komunikasi, dan kalimat itu harus kita anggap sebagai ‘ujaran’. Pragmatik

juga mempelajari hubungan konsep (pengertian atau maksud) dengan tanda.

2.2.2 Konteks

Konteks tidak bisa dipisahkan dari kajian pragmatik, karena konteks

merupakan aspek penting dalam kajian pragmatik. Setiap pembicaraan mengenai

pragmatik pasti akan disertai pula pembahasan mengenai konteks. Peran konteks

situasi tuturan juga diungkapkan oleh Malinowski (melalui Verschueren 1998:75)

yang mengatakan bahwa persis seperti dalam kenyataan bahasa lisan atau tulisan,

sebuah kata tanpa konteks linguistik hanyalah isapan jempol belaka dan tidak

berarti apa-apa, jadi dengan kenyataan lidah yang lisan, ujaran itu tidak berarti

tanpa konteks situasi (exactly as in the reality of spoken or written languages, a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

16

word without linguistic context is a mere figment and stands for nothing by itself,

so in the reality of a spoken living tongue, the utterance has no meaning except in

the context of situation). Malinowski menganggap bahwa sebuah bahasa tanpa

konteks diibaratkan sebagai isapan jempol belaka, yang artinya tidak memiliki

arti.

Malinowski (melalui Pateda, 1988:104) menambahkan bahwa untuk

memahami ujaran harus memahami konteks situasi, dengan memperhatikan

konteks situasi, sehingga aspek-aspek bermakna linguistik maupun nonlinguistik

dapat dikorelasikan. Kridalaksana (2011:134) mengungkapkan pengertian konteks

adalah (a) aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait mengait dengan

ujaran tertentu, (b) pengetahuan yang sama-sama memiliki pembicara dan

pendengar sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara.

Kridalaksana (melalui Bagus, 2014:94) menyatakan bahwa konteks adalah latar

belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur

sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa yang dimaksud

oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu. Cummings (2007:5)

juga menjelaskan bahwa kita tidak dapat mendapatkan definisi yang lengkap bila

konteksnya tidak disebutkan. Dalam bukunya, Cummings mengatakan bahwa

gagasan tentang konteks berada di luar pengejawantahannya yang jelas seperti

latar fisik tempat dihasilkannya suatu ujaran yang mencakup faktor-faktor

linguistik, sosial, dan epistemis. Pierce dan Beekam (melalui Cummings,

2007:363) mengkaji pengaruh konteks linguistik dan ekstra-linguistik terhadap

pemahaman konstruktif aktif yang dapat dibalik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

17

Konteks merupakan seperangkat pemikiran dan pengetahuan yang sudah

dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam membangun suatu komunikasi.

Kesinambungan suatu percakapan atau pembicaraan tergantung oleh latar

belakang pengetahuan yang dimiliki oleh penutur maupun mitra tutur. Peran

penting konteks dalam pragmatik ditekankan oleh Wijaya (melalui Nadar, 2009:4)

yang menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks.

Dalam suatu tindak tutur, penutur dan mitra tutur harus paham mengenai konteks

selama tuturan. Hal ini perlu diketahui agar tidak terjadi salah tafsir antara tuturan

penutur dan penangkapan maksud dari mitra tutur.

Berdasarkan pendapat mengenai konteks di atas, dapat disimpulkan bahwa

konteks merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari tuturan, baik lisan

maupun tulisan. Untuk memahami makna dan maksud dari sebuah tuturan,

penutur maupun mitra tutur harus memahami konteks yang mendasari terjadinya

suatu tuturan. Apabila penutur dan mitra tutur tidak memahami konteks suatu

tuturan, maka maksud dari tuturan tersebut tidak akan dipahami. Oleh karena itu,

penutur dan mitra tutur harus sama-sama saling mengetahui konteks tuturan,

sehingga apa yang disampaikan penutur dapat diterima dengan baik oleh mitra

tutur.

2.2.3 Tindak Tutur

Tindakan – tindakan yang ditampilkan lewat tuturan biasanya disebut

tindak tutur (Yule, 2006:82). Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat

psikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si

penutur dalam mengahadapi situasi tertentu (Chaer & Agustina, 2004: 50). Austin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

18

(melalui Rusminto, 2010:22) mengemukakan bahwa aktivitas bertutur tidak hanya

terbatas pada penuturan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu atas dasar tuturan

itu. Tindak tutur merupakan tuturan yang didalamnya terdapat tindakan.

Dengan mengucapkan sesuatu, penutur juga melakukan sesuatu. Austin

(1962:12) menegaskan mengenai tindak tutur bahwa di dalam mengatakan

sesuatu, kita juga melakukan sesuatu “(in which to say something is to do

something or in which by saying or in saying something we are doing something).

Menurut Austin, dalam menyampaikan sesuatu, penutur juga melakukan tindakan

melalui ujaran yang disampaikannya. Pendapat Austin ini didukung oleh Searle

(melalui Rusminto, 2010:22) dengan mengatakan bahwa unit terkecil

komunikasi bukanlah kalimat, melainkan tindakan tertentu, seperti membuat

pernyataan, pertanyaan, perintah, dan permintaan. Jika dalam peristiwa tutur lebih

dilihat pada tujuan peristiwanya, tetapi dalam tindak tutur lebih dilihat pada

makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Cummings (2007:362) mengatakan

tindak tutur sebagai fenomena pragmatik penyelidikan linguistik klinis yang

sangat menonjol.

Searle (melalui Rahardi, 2008: 35-36) juga menyatakan bahwa dalam

praktiknya terdapat tiga macam tindak tutur antara lain tindak lokusioner, tindak

ilokusioner, dan tindak perlokusi. Tindak lokusioner adalah tindak bertutur

dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata,

frasa, dan kalimat itu. Dalam lokusioner tidak dipermasalahkan maksud dan

fungsi tuturan yang disampaikan oleh si penutur. Tindak ilokusioner adalah tindak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

19

melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu pula. Tindakan perlokusi

adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak

tutur adalah suatu tuturan yang memiliki maksud tertentu yang diungkapkan

dengan suatu tindakan. Tindak tutur yang memiliki maksud tertentu tersebut tidak

dapat dipisahkan dari konsep situasi tutur. Konsep tersebut memperjelas

pengertian tindak tutur sebagai suatu tindakan yang menghasilkan tuturan sebagai

produk tindak tutur. Tindak tutur didasarkan pada hubungan tuturan dengan

tindakan yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tuturnya dalam

berkomunikasi. Artinya, tuturan baru bermakna jika direalisasikan dalam tindakan

komunikasi nyata.

2.2.4 Tindak Tutur Ilokusi

Lyons (1997:730) mengatakan bahwa tindak ilokusi adalah suatu tindakan

yang dilakukan dalam mengatakan sesuatu seperti membuat janji, membuat

pernyataan, mengeluarkan perintah atau permintaan, memberikan nama, dan lain

sebagainya. Austin (1962:142) menegaskan bahwa tindak ilouksi adalah tindakan

dalam mengatakan sesuatu. Maksud dari tindak dalam mengatakan sesuatu adalah

sesuatu yang mengandung tanggung jawab penutur untuk melaksanakan sesuatu

sehubungan dengan isi ujarannya. Rohmadi (2004:31) mengungkapkan bahwa

tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau

menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu, disebut

juga the act of doing something. Searle (melalui Rahardi, 2008:36) menjelaskan

tindak ilokusioner adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

20

tertentu pula. Tuturan perutku ‘perutku lapar’ diucapkan penutur bukan semata-

mata dimaksudkan untuk memberitahukan mitra tutur bahwa pada saat

dituturkannya tuturan tersebut, penutur sedang merasa lapar. Namun lebih dari itu,

penutur menginginkan mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya mitra

tutur mengambilkan makanan.

Leech (1993:21) menjelaskan bahwa tindak tutur ilokusi dalam

komunikasi yang berorientasi pada tujuan atau meneliti makna sebuah tuturan

merupakan usaha untuk merekonstruksi tindakan apa yang menjadi tujuan penutur

ketika ia memproduksi tuturannya. Leech menegaskan bahwa tuturan ilokusi

memiliki maksud dan tujuan penutur. Mitra tutur diajak untuk membayangkan apa

yang dimaksudkan penutur melalui ekspresi bahasanya. Selanjutnya, Searle

(melalui Rahardi, 2008:36) menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima

macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif. Kelima

macam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi itu dapat dirangkum sebagai

berikut: Asertif (assertives), yakni bentuk tuturan yang mengikat penutur pada

kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan (stating),

menyarankan (suggesting), menbual (boasting), mengeluh (complaining), dan

mengklaim (claiming). Direktif (directives), yakni bentuk tuturan yang

dimaksudkan penuturannya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur

melakukan tindakan, misalnya, memesan (orderin), memerintah (commanding),

memohon (requesting), menasehati (advising), dan merekomendasi

(recommending). Ekspresif (expressives), adalah bentuk tuturan yang berfungsi

untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

21

keadaan, misalnya berterima kasih (thanking), memberi selamat (congratulating),

meminta maaf (pardoning), menyalahkan (blambing), memuji (praising),

berbelasungkawa (condoling). Komisif (commissives), yakni bentuk tuturan yang

berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya berjanji (promising),

bersumpah (vowing), dan menawarkan sesuatu (offering). Deklarasi

(declarations), yaitu bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan

kenyataan, misalnya berpasrah (resigning), memecat (dismissing), membaptis

(chistening), memberi nama (naming), mengangkat (appointing), mengucilkan

(excommicating), dan menghukum (sentencing).

Pendapat para ahli mengenai tindak tutur ilokusi di atas dapat disimpulkan

bahwa tindak tutur ilokusi merupakan suatu tuturan yang memiliki sifat

pernyataan, tawaran, penjelasan, maupun fungsi komunikatif bahasa lainnya.

Tindak tutur ilokusi melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Pada

tindak tutur ilokusi, penutur menyatakan sesuatu dengan menggunakan suatu daya

yang khas, yang membuat si penutur bertindak sesuai dengan apa yang

dituturkanya. Tindakan ini mengandung makna yang berhubungan dengan fungsi

sosial. Maksudnya adalah penutur tidak hanya menyampaikan informasi kepada

mitra tutur, melainkan dalam tuturannya penutur mampu mempengaruhi mitra

tutur untuk melakukan suatu tindakan yang dimaksudkan oleh penutur.

2.2.5 Tindak Tutur Ilokusi Jenis Deklaratif

Tindak tutur deklaratif merupakan bentuk tuturan yang berisi tentang

pernyataan ringkas dan padat. Searle (melalui Leech, 2993:165) mengatakan

bahwa tindakan-tindakan deklaratif merupakan kategori tindak ujar yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

22

khusus, karena tindakan-tindakan ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang

dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan diberi wewenang untuk

melakukannya. Dengan kata lain, penutur yang mengucapkan tuturan deklarasi

menggunakan bahasa hanya sebatas sebagai tanda lahiriah bahwa suatu tindakan

(sosial, keagamaan, hukum) telah dilaksanakan. Bentuk tutur deklaratif atau

deklarasi merupakan bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan

kenyataannya, misalnya berpasrah (resigning), memecat (dismissing), membaptis

(christening), memberi nama (naming), mengangkat (appointing), mengucilkan

(excommunicating), dan menghukum (sentencing) (Rahardi, 2003:73). Dalam

bahasa Indonesia, kalimat deklaratif memiliki maksud ingin menyampaikan

sesuatu kepada mitra tutur. Suatu yang diberitakan kepada mitra tutur itu

merupakan ungkapan suatu kejadian. Rahardi (2008:75) mengatakan bahwa

kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat merupakan tuturan langsung dan

dapat pula merupakan tuturan tidak langsung. Yule (2006:92) mengatakan bahwa

deklaratif merupakan jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan.

Yule memberikan contoh tuturan deklarasi dalam konteks menghukum yaitu :

Jury Foreman, “We find the defendant guity (kami nyatakan terdakwa bersalah).”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa deklaratif memiliki

definisi pernyataan yang bersifat ringkas dan jelas. Tindak tutur deklaratif

memiliki pengertian segala tindak tutur yang berisi sebuah pernyataan. Tindak

tutur deklaratif merupakan bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan

dengan kenyataannya. Tindak tutur deklaratif merupakan bagian dari tindak

ilokusioner dan merupakan bagian dalam kajian pragmatik. Tuturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

23

mengandung deklaratif hanya meminta pendengar atau yang mendengar kalimat

itu untuk menaruh perhatian saja, tidak usah melakukan apa-apa sebab maksud si

pengujar hanya untuk memberitahukan saja, karena pada dasarnya deklaratif

adalah pernyataan.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian mengenai tindak tutur deklaratif para guru dalam interaksi

belajar mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang memiliki

kerangka berpikir. Kerangka berpikir digunakan sebagai fondasi dalam suatu

pemikiran dari seluruh proses penelitian yang akan dilakukan. Tujuan dari

kerangka berpikir adalah memudahkan peneliti dalam menjelaskan alur penelitian

tindak tutur deklaratif para guru dalam interaksi belajar mengajar siswa kelas X

SMK Yos Sudarso Rembang. Dalam kerangka berpikir ini, peneliti akan berusaha

membahas permasalahan yang diangkat, yakni jenis beserta ciri tindak tutur

deklaratif dan makna pragmatis yang terkandung dalam tuturan guru yang

dicurigai mengandung tindak tutur deklaratif. Pembahasan masalah tersebut akan

dijelaskan dengan konsep, teori, dan metode yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

Peneliti menggunkaan teori pragmatik sebagai pisau analisis dalam

penelitian. Permsalahan dalam penelitian ini adalah tindak tutur deklaratif para

guru yang merupakan bentuk ujaran, maka peneliti berpkir bahwa teori pragmatik

sangat tepat digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian. Komponen

penting dalam teori pragmatik yang menjadi fokus peneliti adalah tindak tutur

ilokusi deklaratif. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

24

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode yang menghasilkan data

deskriptif dalam bentuk lisan maupun tertulis. Peneliti memberi gambaran

menyeluruh mengenai data penelitian berdasarkan proses pengumpulan data dan

analisis data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi dan

mengumpulkan data-data untuk menjawab permasalahan penelitian yang

diangkat. Data yang telah terkumpul dari sumber data akan diproses melalui

analisis data. Analisis data merupakan penelusuran melalui catatan-catatan

maupun temuan-temuan yang diperoleh peneliti. Proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang telah didapatkan dari berbagai sumber.

Analisis data merupakan cara peneliti mengolah data terkumpul guna menjawab

permasalahan dalam penelitian.

Dari kegiatan pengumpulan data dan analisis data, peneliti berupaya untuk

menuliskan hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian merupakan sasaran yang

ingin dicapai peneliti dalam penelitiannya. Dalam hasil penelitian, peneliti

menguraikan secara runtut proses penelitian yang kemudian mendeskripsikan

secara singkat dalam butir-butir yang spesifik. Secara ringkas, alur penelitian ini

adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

25

Skema 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

TINDAK TUTUR

TUTURAN PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG

JENIS-JENIS

TINDAK TUTUR

DEKLARATIF

MAKNA PRAGMATIS

TINDAK TUTUR

DEKLARATUIF

CIRI-CIRI TINDAK

TUTUR

DEKLARATIF

TINDAK TUTUR ILOKUSI

DEKLARATIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif jenis deskriptif dengan

tujuan untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang tuturan guru dalam interaksi

belajar mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Menurut Nazir

(2013:43) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok

manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa

pada masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada. Selanjutnya, metode penelitian ini bertujuan untuk

memberikan gambaran secara sistematis,faktual, dan akurat mengenai data, sifat-

sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang sedang diteliti sesuai dengan

sifat alamiah data itu sendiri (Sukmadinata, 2009:72). Penelitian dengan

pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara

induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati,

dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Moleong (2007: 6) mengungkapkan

penelitian kualitatif sebagai suatu jenis penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara

holistic, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks yang alamiah, serta memanfaatkan berbagai metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

27

ilmiah. Penelitian kualitatif menggunakan data-data alamiah untuk menerangkan

gejala atau fenomena secara menyeluruh. Penelitian kualitatif dilakukan

pada objek yang alamiah, yaitu objek yang berkembang adanya dan tidak

dimanipulasi peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi

kehadiran pada objek tersebut. Gunawan (2013:80) menegaskan bahwa penelitian

kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang

dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari

bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih

dari fenomena yang dihadapi.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data adalah letak atau tempat ditemukannya data yang hendak

diteliti. Dalam penelitian, sumber data harus jelas supaya dapat memperoleh data

yang valid dan akurat. Penelitian ini sumber data yang digunakan adalah tuturan

para guru SMK Yos Sudarso Rembang yang sedang melakukan kegiatan belajar

mengajar di kelas X.

Data merupakan hasil capaian yang nantinya akan diolah untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang diangkat oleh peneliti. Moleong (2007:157)

mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif memiliki data utama berupa kata-

kata atau bahasa, sedangkan data pendukungnya berupa dokumen. Data yang

digunakan peneliti adalah tuturan guru yang dicurigai mengandung ilokusi

deklaratif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

28

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, data merupakan fakta atau keterangan mengenai

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyusun informasi. Setiap data atau fakta

yang dikumpulkan harus bisa memberikan gambaran maupun keterangan yang

jelas. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk memilih teknik

pengumpulan data yang tepat supaya bisa memperoleh data yang tepat. Teknik

pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data

yang akan dikupas, guna menjawab permasalahan dalam penelitian.

3.3.1 Teknik Simak Bebas Libat Cakap

Teknik ini merupakan teknik penjaringan data yang dilakukan dengan

menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses

pembicaraan. Dengan menggunakan teknik ini, peneliti tidak melibatkan diri

secara langsung untuk pembentukan calon data. Namun dalam teknik ini peneliti

hanya sebagai pengamat calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa

kebahasaan.

Dalam teknik simak bebas libat cakap ini, peneliti menggunakan alat

perekam untuk merekam pembicaraan atau merekam informasi yang ada di

lapangan. Rekaman merupakan cara pengumpulan data yang dapat menghasilkan

data-data lengkap. Dengan merekam kejadian di lapangan, maka peneliti tidak

akan kehilangan data sedikitpun. Selain itu, dengan merekam peneliti akan

memperoleh data yang lengkap dan bukan sekadar perkiraan. Rekaman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

29

diambil adalah rekaman suara ketika guru bertutur di dalam kelas pada saat

interaksi belajar mengajar berlangsung.

3.3.2 Teknik Observasi

Penelitian ini berlangsung melalui proses pengamatan atau observasi yang

dilakukan secara langsung oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tentang

tindak tutur deklaratif para guru dengan cara mengamati, melihat, mencatat

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik penelitian obeservasi berarti

peneliti melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan atau

diperbincangkan para responden dalam aktivitasnya. Untuk melengkapi cara

memperoleh data yang lengkap penulis mempergunakan metode observasi, yaitu

mengamati, mencari data dari beberapa fakta mengenai hal yang ada hubungannya

dengan permasalahan. Observasi adalah satu pengamatan yang sistematis terhadap

suatu kegiatan, dimana alat indera sebagai alat yang utama. Peneliti menggunakan

jenis observasi pastisipasi pasif. Dalam hal ini, peneliti datang di lokasi penelitian.

Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh

data dari berbagai aspek tingkah laku. Teknik ini peneliti terapkan untuk

mendapatkan kejelasan dan memberikan keyakinan tentang data yang perlu untuk

dilaporkan. Dengan menggunakan teknik observasi, data yang diraih lebih dapat

dipercaya, selain itu data yang dikumpulkan lebih efektif dan efisien.

3.3.3 Teknik Wawancara

Esterberg (melalui Sugiyono, 2012:231) mengatakan wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

30

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam stautu topik tertentu. Peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data wawancara untuk menggali informasi

dari lapangan secara mendalam. Dengan melakukan wawancara, peneliti akan

mengetahui lebih dalam mengenai situasi maupun fenomena yang terjadi. Proses

wawancara akan dilakukan peneliti bersamaan ketika peneliti melakukan

observasi. Jenis wawancara yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur (Structured Interview). Wawancara terstruktur digunakan

peneliti untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Dalam wawancara jenis

ini, peneliti telah menyiapkan instrumen pertanyaan yang nantinya akan

membantu peneliti dalam mendapatkan data yang akurat.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan peneliti dalam

memperoleh data atau fakta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

instrumen penelitian berupa Human Instrument. Human Instrument merupakan

instrumen penelitian atau alat penelitian yang melibatkan manusia atau peneliti itu

sendiri. Dalam hal ini peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif

berbekal teori pragmatik dan teori tindak tutur. Dengan menggunakan manusia

sebagai instrumen, kenyataan yang terjadi di lapangan dapat dipahami dan

disadari serta dapat secara langsung mengetahui faktor yang merugikan maupun

menguntungkan di lapangan serta mampu mengatasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

31

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan penelusuran melalui catatan-catatan maupun

temuan-temuan yang diperoleh peneliti. Proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang telah didapatkan dari berbagai sumber. Analisis

kualitatif berbeda dengan kuantitatif yang cara analisis dilakukan setelah data

terkumpul semua, tetapi analisis kualitatif dilakukan sepanjang penelitian dari

awal hingga akhir. Hal ini dilakukan karena penelitian kualitatif mendapat data

yang membutuhkan analisis sejak awal penelitian. Bahkan hasil analisis awal akan

menentukan proses penelitian selanjutnya.

Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 tahap yang

meliputi identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan pelaporan. Pertama, tahap

identifikasi, pada tahap ini peneliti akan mengidentifikasi semua tuturan ketika

interaksi belajar mengajar berlangsung yang dicurigai mengandung tindak tutur

deklaratif. Selain itu, pada proses identifikasi ini, peneliti akan mengidentifikasi

tuturan tersebut berdasarkan jenis-jenis tindak tutur deklaratif. Kedua, tahap

klasifikasi, pada tahap ini peneliti akan mengklasifikasikan atau mengelompokkan

tuturan yang diperoleh berdasarkan jenis-jenis tindak tutur deklaratif. Ketiga,

tahap interpretasi, pada tahap interpretasi atau tahap penafsiran, peneliti akan

menafsirkan data atau fakta yang diperoleh. Dari data atau fakta yang telah

diperoleh itu, peneliti akan menetapkan makna-makna yang terdapat pada data

atau fakta yang telah peneliti temukan dalam lapangan. Keempat, tahap pelaporan

setelah menyelesaikan tahap identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi, peneliti akan

melaporkan hasil temuan atau penelitiannya dalam bentuk deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

32

3.6 Triangulasi

Untuk menguji keabsahaan data yang telah dikumpulkan, peneliti akan

melakukan teknik triangulasi data. Data yang sudah terkumpul merupakan modal

awal yang sangat berharga dalam penelitian, dari data terkumpul akan dilakukan

analisis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan,

melihat begitu besarnya posisi data maka keabsahan data yang terkumpul menjadi

sangat vital. Data yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah pula,

demikian sebaliknya, data yang sah (valid/kredibel) akan menghasilkan

kesimpulan hasil penelitian yang benar. Untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan

atas sejumlah kriteria tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data, serta

pembahasan. Deskripsi data yang diperoleh merupakan deskripsi berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan dengan membuat klasifikasi data

berdasarkan kategori dan jenis tindak tutur ilokusi deklaratif para guru. Pada

bagian analisis data akan dipaparkan secara singkat beberapa bentuk analisis data

yang telah dicantumkan dalam lampiran. Sedangkan pada bagian pembahasan

berisi tentang uraian jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam rumusan

masalah.

4.1 Deskripsi Data

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMK Yos Sudarso Rembang yang

beralamat di Jalan P. Diponegoro No.95 Rembang, Jawa Tengah. Sumber data

dari penelitian ini adalah tuturan para guru SMK Yos Sudarso Rembang saat

proses interaksi belajar mengajar di kelas X, sedangkan datanya adalah yang

dicurigai mengandung tindak tutur ilokusi deklaratif. Penelitian dilakukan di

masing-masing jurusan kelas X SMK Yos Sudarso Rembang, yang terdiri dari

jurusan Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki), Akuntansi (9 perempuan, 1 laki-

laki), Administrasi Perkantoran (13 perempuan, 4 laki-laki), dan Farmasi (10

perempuan, 2 laki-laki). Fokus penelitian ini berupa tuturan ilokusi deklaratif

para guru ketika kegiatan belajar mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang berlangsung. Data yang berhasil dikumpulkan ada 96 data. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, menyimak ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

34

guru dan siswa sedang melakukan kegiatan belajar mengajar, serta wawancara

dengan beberapa guru.

Pengambilan data melalui teknik observasi, wawancara, dan simak bebas

libat cakap mulai dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017. Hasil dari penelitian

tersebut ditemukan tujuh jenis tindak tutur ilokusi deklaratif. Ketujuh jenis

tersebut adalah 32 tindak tutur ilokusi deklaratif ‘memutuskan’, 34 tindak tutur

ilokusi deklaratif ‘mengesahkan’, 15 tindak tutur ilokusi deklaratif ‘penamaan’, 3

tindak tutur ilokusi deklaratif ‘menghukum’, 6 tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’, 4 tindak tutur ilokusi deklaratif ‘berpasrah’, dan 2 tindak tutur ilokusi

deklaratif ‘mengangkat’. Selain itu, ditemukan pula delapan jenis makna

pragmatik tindak tutur ilokusi deklaratif. Delapan makna pragmatik tersebut

adalah 35 mengarahkan, 15 menguatkan, 4 suruhan, 25 meyakinkan, 1 persilaan,

12 mengingatkan, 1 ajakan, dan 3 larangan.

Data dari penelitian ini telah melalui tahap triangulasi. Triangulasi data

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 9 Juni 2017. Triangulasi data dilakukan

oleh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta yaitu Dr. B. Widharyanto,M.Pd. Berdasarkan hasil

triangulasi, terdapat 6 dari 96 data yang tidak disetujui oleh dosen triangulator

(dapat dilihat pada lampiran).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

35

4.2 Hasil Analisis Data

Analisis data yang peneliti gunakan sejalan dengan pandangan Bloomfield

(melalui Pateda, 1998:37) dalam analisis bahasa yang bersifat behavioristic

antimentalist. Berdasarkan pandangan behaviorisme, harus memperhatikan

tingkah laku manusia yang dapat ditangkap oleh alat indera. Kaitannya dengan

penelitian ini adalah tindak tutur ilokusi deklaratif para guru ketika interkasi

belajar mengajar dengan para siswa. Peneliti memperhatikan tuturan-tuturan guru

dan mencermati bahasa-bahasa simbol atau bahasa tubuh penutur yang

mengisyaratkan suatu maksud tuturan untuk mitra tutur.

Tindak tutur ilokusi deklaratif merupakan bentuk tindak tutur yang

menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya. Artinya, apa yang dituturkan

oleh penutur merupakan gambaran dari keadaan yang sebenarnya. Tanggapan

yang diharapkan timbul dari mitra tutur dapat berupa verbal maupun nonverbal

yang mengisyaratkan sebuah tindakan atau respons dari tuturan penutur. Tindakan

dari mitra tutur akan terjadi apabila mitra tutur memahami maksud dari tuturan

penutur. Sehubungan dengan maksud tuturan penutur, perlu dilakukan identifikasi

berdasarkan konteks tuturan. Konteks menjadi peran penting dalam menafsirkan

maksud penutur, karena konteks merupakan latar belakang pengetahuan yang

sama-sama dimiliki penutur maupun mitra tutur.

Setiap tuturan tentunya memiliki makna maupun maksud yang ingin

disampaikan kepada mitra tutur. Makna tuturan dapat dikethaui berdasarkan

konteks situasi tuturan yang sedang terjadi. Penutur dan mitra tutur harus saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

36

memahami konteks tuturan, hal ini bertujuan supaya tidak terjadi salah tafsir

antara maksud tuturan penutur dengan respon mitra tutur.

Pemahaman konteks menurut Kridalaksana (2011:134) adalah (a) aspek-

aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, (b)

pengetahuan yang sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar sehingga

pendengar paham apa yang dimaksud pembicara. Setiap tuturan yang diucapkan

guru ketika interaksi belajar mengajar berlangsung tentunya memiliki makna dan

maksud yang baik untuk para siswa. Informasi yang disampaikan dalam sebuah

tuturan guru, mengandung pesan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Pesan yang

disampaikan tersebut sesuai dengan situasi dan latar belakang pengetahuan yang

telah dimiliki oleh penutur maupun mitra tutur, sehingga tuturan tersebut dapat

dipahami oleh mitra tutur. Misalnya tuturan guru mata pelajaran

Kewaeganegaraan yang sedang mengajar di kelas X Administrasi Perkantoran

SMK Yos Sudarso Rembang, berikut ini :

“TKI itu adalah orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Siapapun

yang bekerja di luar negeri sebagai apapun itu, selalu disebut sebagai

TKI.”

Tuturan tersebut memiliki dua konteks, yakni konteks fisik dan konteks

asumsi atau latar belakang pengetahuan yang sama. Pertama, konteks fisik dalam

tuturan tersebut adalah seorang guru yang sedang mengajar mata pelajaran

kewarganegaraan di kelas X Administrasi Perkantoran yang memiliki 17 siswa

(13 perempuan, 4 laki-laki). Pada saat tuturan ini terjadi, guru sedang

menerangkan materi kepada para siswa tentang warga Negara. Kedua, konteks

asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama dalam tuturan tersebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

37

penutur dan mitra tutur memiliki asumsi dan latar belakang pengetahuan yang

sama bahwa tenaga kerja dari Indonesia yang dikirim ke luar negeri untuk bekerja

itu disebut TKI.

Jika ditinjau dari segi konteksnya, tuturan di atas memiliki makna

‘meyakinkan’. Penutur yakni seorang guru kewarganegaraan ingin membuat

mitra tutur yakni para siswa kelas X Administrasi Perkantoran untuk lebih paham

mengenai materi yang diajarkan guru. Penanda makna pragmatis ‘meyakinkan’

dalam tuturan tersebut terbentuk dari konteksnya yakni pengetahuan dari penutur

dan mitra tutur terhadap penggalan tuturan: “Siapapun yang bekerja di luar negeri

sebagai apapun itu, selalu disebut sebagai TKI”. Melalui tuturannya itu, penutur

berusaha untuk menyakinkan mitra tutur terhadap materi yang sedang ia ajarkan.

Berdasarkan asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama mengenai tenaga

kerja Indonesia adalah orang Indonesia yang bekerja di luar negeri, diharapkan

mampu menambah wawasan dan pemikiran mitra tutur terhadap ketenagakerjaan.

4.2.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru Dalam Interaksi

Belajar Mengajar Pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso Rembang

Setelah melakukan penelitian secara mendalam, ditemukan enam jenis

tindak tutur ilokusi deklaratif dalam tuturan para guru ketika proses interaksi

belajar mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang. Keenam jenis

tindak tutur ilokusi deklaratif tersebut adalah tindak tutur ilokusi deklaratif

‘memutuskan’, tindak tutur ilokusi deklaratif ‘mengesahkan’, tindak tutur ilokusi

deklaratif ‘penamaan’, tindak tutur ilokusi deklaratif ‘menghukum’, dan tindak

tutur ilokusi deklaratif ‘melarang’, dan tindak tutur ilokusi deklaratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

38

‘mengangkat’. Berikut akan dijelaskan satu persatu mengenai jenis tindak tutur

ilokusi deklaratif yang berhasil ditemukan.

4.2.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Penamaan’

Berdasarkan hasil penelitian dan jumlah data yang terkumpul, terdapat 15

tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘penamaan’. Kridalaksana (1982:160)

mengatakan bahwa penamaan merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk

menggambarkan objek, konsep, proses, dan sebagainya. Tindak tutur ilokusi

deklaratif ‘penamaan’ adalah tuturan yang memiliki sifat memberi nama atau

mengangkat sebuah nama dari suatu peristiwa maupun benda. Untuk

mempermudah pemahaman pembaca, di bawah ini akan dijelaskan tindak tutur

ilokusi deklaratif ‘penamaan’:

Tuturan (1):

Opini itu adalah pendapat. Pendapatmu mengenai suatu hal.

Sebagai pelajar yang aktif, kalian harus berani beropini.

Tujuannya untuk apa? Tujuannya ya untuk melatih keterampilan

kalian dalam berbicara, keterampilan supaya bisa lebih kritis

dalam menanggapi suatu hal maupun keadaan. (Data 68)

Tututran deklaratif: Opini itu adalah pendapat.

Ko-teks: Pendapatmu mengenai suatu hal. Sebagai pelajar yang aktif,

kalian harus berani beropini. Tujuannya untuk apa? Tujuannya ya untuk

melatih keterampilan kalian dalam berbicara, keterampilan supaya bisa

lebih kritis dalam menanggapi suatu hal maupun keadaan.

Konteks non-linguistik: Tuturan ini disampaikan oleh guru mata

pelajaran Kewarganegaraan ketika menjelaskan materi kepada siswa-

siswanya di kelas X Administrasi Perkantoran. Guru meminta para siswa

untuk bertanya mengenai materi yang kurang paham. Namun, siswa tetap

pasif dan tidak mau mengeluarkan pendapatnya terhadap materi yang

diajarkan. Mengetahui hal tersebut, guru menyampaikan suatu tuturan

mengenai opini.

Tuturan (2):

Berdoa itukan berbicara dengan Tuhan, masa kalian buat

bercanda. Ngomong sama orangtua aja tidak boleh sembarangan,

harus yang sopan, masa kamu berbicara sama Tuhan malah

seenaknya sendiri. Mengerti? (Data 76)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

39

Tuturan deklaratif: Berdoa itukan berbicara dengan Tuhan, masa kalian

buat bercanda.

Ko-teks: Ngomong sama orangtua aja tidak boleh sembarangan, harus

yang sopan, masa kamu berbicara sama Tuhan malah seenaknya sendiri.

Mengerti?

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru mata pelajaran

Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika ia melihat ada siswa yang bercanda ketika

berdoa. Guru ingin siswa-siswinya tidak menganggap berdoa itu sebagai

lelucon, dan menginginkan supaya siswa-siswinya serius dalam berdoa.

Berdasarkan proses analisis data, tuturan (1) yang menjadi data sebagai

tuturan deklaratif adalah ‘opini itu adalah pendapat’, sedangkan tuturan yang

mendampingi data tersebut adalah ko-teks. Ko-teks pada tuturan (1) adalah

‘pendapatmu mengenai suatu hal. Sebagai pelajar yang aktif, kalian harus

berani beropini. Tujuannya untuk apa? Tujuannya ya untuk melatih

keterampilan kalian dalam berbicara, keterampilan supaya bisa lebih kritis

dalam menanggapi suatu hal maupun keadaan.’ Dapat dikatakan sebagai ko-

teks karena tuturan tersebut memperjelas maksud dari data. Keberadaan ko-teks

dalam suatu wacana menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan

dengan teks lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana menjadi utuh dan

lengkap. Tuturan tersebut memiliki sifat pernyataan yang memberitahukan, seperti

sifat dasar tuturan deklaratif, yakni tuturan yang memiliki maksud untuk

memberitahu. Tuturan tersebut termasuk dalam tuturan deklaratif jenis penamaan,

karena dalam tuturan tersebut penutur telah memberikan nama. Tuturan tersebut

diucapkan oleh guru mata pelajaran Kewarganegaraan di kelas X Administrasi

Perkantoran (13 perempua, 4 laki-laki) ketika menjelaskan suatu materi kepada

para siswa. Sesuai dengan pendapat dari Kridalaksana di atas bahwa penamaan

merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

40

konsep, proses, dan sebagainya. Tuturan deklaratif jenis ‘penamaan’ berupa

sebuah pernyataan yang bertujuan untuk mengangkat sebuah nama atau memberi

nama dari peristiwa, maupun benda. Pada tuturan tersebut dapat terlihat dengan

jelas bahwa penutur telah mengangkat sebuah nama atau memberikan nama

bahwa opini adalah pendapat. Kaitannnya dengan pendapat Kridalaksana adalah

pencarian lambang bahasa, bahwa yang disebut sebagai opini adalah pendapat.

Pemberian nama atau istilah pada tuturan tersebut adalah mengangkat suatu istilah

bahwa yang dimaksud opini adalah penadapat, begitu pula sebaliknya. Ditinjau

dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan (1) mengandung tindak tutur

ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan

sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan. Guru

menyampaikan suatu tuturan mengenai beropini, ia menghimbau para siswa

supaya berani untuk berpendapat dan kritis. Tindakan yang dihasilkan dari tuturan

tersebut adalah beberapa siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang

kurang dipahami.

Tuturan (2) juga termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif. Data pada

tuturan tersebut yang menjadi pokok analisis serta dicurigai mengandung tindak

tutur ilokusi deklaratif adalah ‘berdoa itukan berbicara dengan Tuhan, masa

kalian buat bercanda’, sedangkan tuturan yang mendampingi data tersebut

adalah ko-teks. Ko-teks pada tuturan (2) adalah ‘ngomong sama orangtua aja

tidak boleh sembarangan, harus yang sopan, masa kamu berbicara sama

Tuhan malah seenaknya sendiri. Mengerti?’ Dapat dikatakan sebagai ko-teks

karena tuturan tersebut memperjelas maksud dari data. Keberadaan ko-teks dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

41

suatu wacana menunjukkan bahwa struktur suatu teks memiliki hubungan dengan

teks lainnya. Hal itulah yang membuat suatu wacana menjadi utuh dan lengkap.

Tuturan tersebut memiliki sifat pernyataan yang memberitahukan, seperti sifat

dasar tuturan deklaratif, yakni tuturan yang memiliki maksud untuk memberitahu.

Tuturan tersebut termasuk dalam tuturan deklaratif jenis penamaan, karena dalam

tuturan tersebut penutur telah memberikan nama. Tuturan tersebut disampaikan

guru mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-laki) ketika ia melihat ada siswa yang bercanda

ketika berdoa. Guru ingin siswa-siswinya tidak menganggap berdoa itu sebagai

lelucon, dan menginginkan supaya siswa-siswinya serius dalam berdoa. Sesuai

dengan pendapat dari Kridalaksana di atas bahwa penamaan merupakan proses

pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep, proses, dan

sebagainya. Tuturan deklaratif jenis ‘penamaan’ berupa sebuah pernyataan yang

bertujuan untuk mengangkat sebuah nama atau memberi nama dari peristiwa,

maupun benda. Pada tuturan tersebut dapat terlihat dengan jelas bahwa penutur

telah mengangkat sebuah nama atau memberikan nama bahwa berdoa adalah

berbicara dengan Tuhan. Kaitannnya dengan pendapat Kridalaksana adalah

pencarian lambang bahasa, bahwa yang disebut sebagai berdoa adalah berbicara

dengan Tuhan. Pemberian nama atau istilah pada tuturan tersebut adalah

mengangkat suatu istilah bahwa yang dimaksud berdoa adalah berbicara dengan

Tuhan, begitu pula sebaliknya. Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif,

tuturan (2) mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk

menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

42

sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu tuturan bahwa berdoa adalah

berbicara dengan Tuhan, ia menghimbau para siswa supaya tidak bercanda ketika

sedang berdoa. Tindakan yang dihasilkan dari tuturan tersebut adalah para siswa

memahami maksud penutur atau guru, dan mengulangi berdoa dengan serius.

4.2.1.2 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Menghukum’

Menghukum adalah menjatuhkan hukuman kepada seseorang yang

melakukan suatu kesalahan atau hal yang menyimpang dari peraturan. Menurut

Suwarno (2002:115) menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa

atau penderitaan dengan sengaja kepada anak didik yang menjadi anak asuh kita

dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul di rasakan untuk menuju

kebaikan. Hukuman sebagai alat pendidikan yang tidak menyenangkan bagi

siswa. Namun, hukuman diberlakukan untuk meninggalkan perbuatan atau hal-hal

yang kurang menguntungkan bagi dirinya dan mengarahkan agar senantiasa selalu

bertingkah laku yang baik dan bermanfaat bagi hasil belajarnya,

perkembangannya, serta kemajuannya. Berikut akan dijelaskan mengenai tindak

tutur ilokusi deklaratif ‘menghukum’:

Tuturan (3):

Kelompok yang kalah harus mau menerima konsenkuensinya, tadi

sudah disepakati to yang kalah harus menyanyi di depan kelas.

Bagi yang merasa kelompoknya kalah, nyanyi di depan kelas.

(Data 82)

Tuturan deklaratif: Bagi yang merasa kelompoknya kalah, nyanyi di

depan kelas.

Ko-teks: Kelompok yang kalah harus mau menerima konsekuensinya.

Tadi sudah disepakati to yang kalah harus menyanyi di depan kelas.

Konteks non-linguistik: Tuturan ini disampaikan oleh guru bahasa

Indonesia di kelas X Administrasi Perkantoran ketika ada kelompok yang

kalah dalam bermain kuis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

43

Tuturan (4):

Boni, handphone kamu saya sita karena kamu sudah membuka

handphone di pelajaran saya. Kalau pelajaran saya handphone

disimpan. (Data 84)

Tuturan deklaratif: Boni, handphone kamu saya sita

Ko-teks: karena kamu sudah membuka handphone di pelajaran saya.

Kalau pelajaran saya handphone disimpan.

Konteks non-linguistik: Tuturan ini muncul ketika ada salah satu siswa

yang ketahuan bermain handphone ketika jam pelajaran berlangsung.

Pelajaran yang berlangsung adalah pelajaran Kewirausahaan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki). Dalam

hal ini siswa dan guru sudah mengetahui bahwa peraturan sekolah adalah

tidak boleh menggunakan handphone ketika jam pelajaran berlangsung

tanpa perintah dari guru.

Sesuai dengan pendapat Surwarno di atas, tuturan (3) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif ‘menghukum’ melalui tuturan tersebut penutur telah

menjatuhkan sebuah hukuman kepada mitra tutur. Tuturan tersebut disampaikan

oleh guru bahasa Indonesia di kelas X Administrasi Perkantoran (13 perempuan, 4

laki-laki) ketika ada kelompok yang kalah dalam bermain kuis. Bukti yang

mengatakan bahasa penutur telah menjatuhkan hukuman kepada mitra tutur

adalah penggalan tuturan berikut: ‘Bagi yang merasa kelompoknya kalah,

nyanyi di depan kelas.’ Kaitannya pendapat Suwarno dengan tuturan di atas

adalah hukuman yang diberikan guru berguna untuk mengarahkan siswa untuk

berperilaku baik dan bermanfaat bagi kehidupannya. Melalui tuturan tersebut guru

menghukum dengan mengajarkan siswa untuk selalu berani menghadapi berbagai

konsekuensi atas keputusan maupun kesepakatan yang telah disetujui bersama.

Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan (3) mengandung tindak

tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau

menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

44

Guru menyampaikan suatu tuturan bahwa kelompok yang kalah harus menyanyi

di depan kelas sesuai dengan kesepakatan bersama. Tindakan yang dihasilkan

dari tuturan tersebut adalah para siswa yang berada pada kelompok kalah maju di

depan kelas dan bernyanyi. Para siswa yang termasuk dalam kelompok kalah

melaksanakan hukuman sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.

Berbeda dengan Suwarno, menurut Purwanto (2005:186) maksud dari

pemberian hukuman ialah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan

sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan sejajarnya) sesudah terjadi suatu

pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan. Hukuman yang diberikan guru kepada

siswa tersebut terjadi karena siswa telah melakukan suatu kesalahan, yakni

berbicara ketika guru sedang memberi penjelasan. Tuturan (4) juga termasuk

dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘menghukum’ melalui tuturan tersebut

penutur telah menjatuhkan sebuah hukuman kepada mitra tutur. Tuturan tersebut

muncul ketika ada salah satu siswa yang ketahuan bermain handphone ketika jam

pelajaran berlangsung. Pelajaran yang berlangsung adalah pelajaran

Kewirausahaan di kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki). Dalam hal ini

siswa dan guru sudah mengetahui bahwa peraturan sekolah adalah tidak boleh

menggunakan handphone ketika jam pelajaran berlangsung tanpa perintah dari

guru. Bukti yang mengatakan bahsa penutur telah menjatuhkan hukuman kepada

mitra tutur adalah penggalan tuturan berikut: ‘Boni, handphone kamu saya sita

karena kamu sudah membuka handphone di pelajaran saya.’ Penutur

memberi hukuman kepada mitra tutur karena mitra tutur telah melanggar

peraturan, dalam konteks tuturan tersebut adalah peraturan sekolah. Sejalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

45

dengan pendapat Purwanto di atas bahwa hukuman terjadi karena kesalahan dari

pihak yang diberikan hukuman. Siswa telah melakukan suatu pelanggaran, yakni

bermain handphone ketika jam pelajaran berlangsung. Ditinjau dari segi tindak

tutur ilokusi deklaratif, tuturan (4) mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur

ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan

dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu

tuturan bahwa ia akan menyita handphone salah satu siswanya yang bernama

Boni, karena telah bermain handphone ketika pelajaran berlangsung. Tindakan

yang dilakukan guru adalah mengambil handphone siswa tersebut, sedangkan

siswa yang handphonenya disita meminta maaf kepada guru atas kesalahan yang

telah diperbuat. Namun guru tetap menyita handphone Boni sebagai hukuman dan

mengingatkan para siswa lainnya supaya tidak mengulang kesalahan serupa.

4.2.1.3 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Melarang’

Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan tindak tutur ilokusi

deklaratif jenis ‘melarang’. Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa

melarang adalah tidak memeperbolehkan melakukan sesuatu, dalam tuturan ini

kaitannya adalah tidak diperbolehkan melakukan hal yang menyimpang yakni

membolos sekolah. Jenis tindak tutur ini memang kerap kali dijumpai dalam

interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Berikut penjelasannya dapat

dilihat di bawah:

Tuturan (5):

Ibu sudah ngomong keras tapi kamu malah sibuk main handphone,

maunya apa? Sekali lagi kamu ketahuan main handphone, saya

sita dan tidak akan saya kembalikan. Mengerti? (Data 89)

Tuturan deklaratif: Sekali lagi kamu ketahuan main handphone, saya sita

dan tidak akan saya kembalikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

46

Ko-teks: Ibu sudah ngomong keras tapi kamu malah sibuk main

handphone, maunya apa?

Konteks non-linguistik: Tuturan ini disampaikan oleh guru

Kewirausahaan di kelas X Multimedia, guru menemukan salah satu

siswanya bermain handphone ketika jam pelajaran sedang berlangsung.

Guru dan siswa sudah sama-sama mengetahui bahwa ketika pelajaran

berlangsung dilarang untuk bermain handphone.

Tuturan (6):

Dari tadi mondar mandir aja ke toilet, kamu itu kenapa to? Nanti

lagi ke toiletnya pas istirahat, baru masuk kok udah mau keluar

lagi. (Data 90)

Tuturan deklaratif: Nanti lagi ke toiletnya pas istirahat, baru masuk kok

udah mau keluar lagi.

Ko-teks: Dari tadi mondar mandir aja ke toilet, kamu itu kenapa to?

Konteks non-linguistik: Tuturan ini disampaikan oleh guru mata

pelajaran Akuntansi di kelas X Akuntansi ketika ada salah satu siswa yang

sering izin ke toilet. Guru menegur siswa tersebut karena selalu ke toilet

ketika guru menerangkan materiIbu sudah ngomong keras tapi kamu

malah sibuk main handphone, maunya apa?

Tuturan (5) juga termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘melarang’

melalui tuturan tersebut penutur telah memberi larangan kepada sikap mitra tutur

yang menyimpang. Tuturan tersebut disampaikan oleh guru Kewirausahaan di

kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki) ketika guru menemukan salah

satu siswanya bermain handphone ketika jam pelajaran sedang berlangsung. Guru

dan siswa sudah sama-sama mengetahui bahwa ketika pelajaran berlangsung

dilarang untuk bermain handphone. Bukti yang mengatakan bahwa penutur telah

memberikan larangan kepada mitra tutur adalah penggalan tuturan berikut: ‘Sekali

lagi kamu ketahuan main handphone, saya sita dan tidak akan saya

kembalikan. Mengerti?’. Melalui tuturan tersebut guru melarang atau tidak

memperbolehkan para siswa untuk bermain handphone. Ditinjau dari segi tindak

tutur ilokusi deklaratif, tuturan (5) mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

47

ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan

dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu

tuturan bahwa ia akan menyita handphone jika melihat siswa bermain handphone

ketika pelajaran sedang berlangsung. Tindakan yang terjadi dalam tuturan tersebut

adalah siswa yang bermain handphone menyimpan handphone di dalam tas dan

mendengarkan guru.

Tuturan (6) juga termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘melarang’

melalui tuturan tersebut penutur telah memberi larangan kepada mitra tutur.

Tuturan tersebut disampaikan oleh guru mata pelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi (9 perempuan, 1 laki-laki) ketika ada salah satu siswa yang sering izin

ke toilet. Guru menegur siswa tersebut karena selalu ke toilet ketika guru

menerangkan materi. Bukti yang mengatakan bahsa penutur telah memberikan

larangan kepada mitra tutur adalah penggalan tuturan berikut: ‘Nanti lagi ke

toiletnya pas istirahat, baru masuk kok udah mau keluar lagi’. Melalui

penggalan tuturan tersebut penutur melarang atau tidak memperbolehkan mitra

tuturnya untuk ke toilet. Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan

(6) mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk

menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan

sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu tuturan yang bersifat menegur

terhadap seorang siswa yang terlalu sering ke toilet. Tindakan guru dalam tuturan

tersebut adalah menutup pintu supaya siswa tidak keluar kelas. Efek tindakan

yang muncul akibat dari tuturan guru tersebut adalah siswa dan tidak pergi ke

toilet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

48

4.2.1.4 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Mengangkat’

Hasil dari penelitian ini, ditemukan 2 tuturan yang memiliki jenis

‘mengangkat’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengangkat adalah

melakukan (menyatakan), menaikkan (pangkat dan sebagainya), menetapkan

menjadi (pegawai dan sebagainya), mengambil, menjadikan, mengakui sebagai

(anak, saudara, dan sebagainya). Mengangkat adalah menetapkan sebagai sesuatu

yang telah diputuskan atau yang dikehendaki penutur. Di bawah ini akan

diberikan penjelasan mengenai hasil penelitian tindak tutur ilokusi deklaratif

‘mengangkat’ untuk mempermudah pemahaman pembaca:

Tuturan (7):

Oke permainan sudah selesai, selamat kelompok B kalian menjadi

pemenangnya. Untuk kelompok-kelompok lain, lebih banyak

belajar ya, jadi besok kalau ada pelajaran saya terus ada games

lagi kalian bisa menang. Pelajaran kalau diselingi games ginikan

jadi enak to? Jadi bersemangat to? (Data 95)

Tuturan deklaratif: Oke permainan sudah selesai, selamat kelompok B

kalian menjadi pemenangnya.

Ko-teks: Untuk kelompok-kelompok lain, lebih banyak belajar ya, jadi

besok kalau ada pelajaran saya terus ada games lagi kalian bisa menang.

Pelajaran kalau diselingi games ginikan jadi enak to? Jadi bersemangat to?

Konteks non-linguistik: Tuturan ini disampaikan oleh guru mata

pelajaran bahasa Indonesia ketika mengajarkan materi di kelas X

Administrasi Perkantoran.

Tuturan (8):

Tadi nama-nama yang sudah saya sebutkan itu menjadi

koordinator kelompok, yakni supaya setiap kelompok ada

penanggungjawabnya. (Data 96)

Tuturan deklaratif: Tadi nama-nama yang sudah saya sebutkan itu

menjadi koordinator kelompok

Ko-teks: supaya setiap kelompok ada penanggungjawabnya.

Konteks non-linguistik: Tuturan ini disampaikan oleh guru mata

pelajaran Agama Katholik ketika memberikan tugas di kelas X Farmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

49

Guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang

diberikan.

Sejalan dengan pengertian mengangkat dari KBBI, tuturan (7) termasuk

dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘mengangkat’ melalui tuturan tersebut penutur

menetapkan sebagai sesuatu yang telah dikehendaki penutur. Tuturan tersebut

disampaikan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia ketika mengajarkan

materi di kelas X Administrasi Perkantoran (13 perempuan, 4 laki-laki). Bukti

yang mengatakan tuturan tersebut mengandung unsur mengangkat adalah: ‘Oke

permainan sudah selesai, selamat kelompok B kalian menjadi pemenangnya.’

Melalui tuturan tersebut penutur telah menetapkan kelompok B sebagai

pemenang, artinya penutur telah mengangkat kelompok B sebagai pemenang.

Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan (7) mengandung tindak

tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau

menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan.

Guru menyampaikan suatu tuturan mengangkat pemenang dari permainan yang

telah berlangsung. Tindakan yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah kelompok

siswa yang menang dalam permainan maju di depan dan guru memberikan hadiah

tanda kemenangan.

Tuturan (8) juga termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif

‘mengangkat’ melalui tuturan tersebut penutur menetapkan sebagai sesuatu yang

telah diputuskan atau yang dikehendaki penutur. Tuturan tersebut disampaikan

oleh guru mata pelajaran Agama Katholik ketika memberikan tugas di kelas X

Farmasi 10 perempuan, 2 laki-laki). Guru membagi siswa ke dalam kelompok

untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Bukti yang mengatakan tuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

50

mengandung unsur mengangkat adalah: ‘Tadi nama-nama yang sudah saya

sebutkan itu menjadi koordinator kelompok’, melalui tuturan tersebut penutur

telah menetapkan beberapa nama yang telah ia sebutkan untuk menjadi

koordinator kelompok, artinya penutur telah mengangkat mitra tutur sebagai

koordinator kelompok. Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan (8)

mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk

menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan

sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu tuturan yang isinya mengangkat

beberapa siswa menjadi koordinator kelompok. Tindak tutur ilokusi yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah para siswa yang telah dipilih untuk menjadi

koordinator kelompok mencatat nama-nama teman yang bergabung dalam satu

kelompok dan guru memberikan beberapa lembar kerta tugas yang akan

dikerjakan bersama dengan kelompok.

4.2.1.5 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Memutuskan’

Memutuskan adalah menegaskan suatu hal menjadi keadaan yang pasti

dan mampu meyakinkan maupun mempengaruhi orang lain. Dari data yang telah

terkumpul, peneliti memperoleh 32 tuturan deklaratif ‘memutuskan’. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, memutuskan adalah menjadikan (menyebabkan)

putus (tidak bersambung atau berhubungan lagi), menetapkan, menghentikan ,

membatalkan, mengurungkan, meniadakan (tentang janji, hubungan

kasih,menyudahi, mengakhiri (tentang yang sebenarnya belum berakhir). Tindak

tutur ‘memutuskan’ merupakan tuturan yang disampaikan oleh penutur untuk

memberi penegasan yang mampu mengarahkan orang lain atau mitra tutur. Jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

51

tindak tutur ‘memutuskan’ ditentukan oleh konteks yang mendasarinya, tindak

tutur ilokusi deklaratif ‘memutuskan’ dapat dilihat pada contoh tuturan di bawah

ini:

Tuturan (9):

Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi keterangan yang jelas.

Misalnya laba atau rugi. (Data 06)

Tuturan deklaratif: Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi

keterangan yang jelas.

Ko-teks: Misalnya laba atau rugi.

Konteks non-linguistik: Tuturan ini dituturkan oleh guru mata pelajaran

Akuntansi ketika mengajar di kelas X Akuntansi. Guru memberi soal

kepada siswa mengenai jurnal Akuntansi. Ketika siswa mengerjakan soal,

banyak siswa yang tidak menulis keterangan di jawaban mereka. Karena

itu guru memberi tahu bahwa dalam mengerjakan Akuntansi harus diberi

keterangan yang jelas.

Tuturan (10):

Kalau belum paham ya tanya, jangan diam saja. Sayang dong

belum paham tidak tanya, nanti kapan pahamnya? (Data 27)

Tuturan deklaratif: Kalau belum paham ya tanya, jangan diam saja.

Ko-teks: Sayang dong belum paham tidak tanya, nanti kapan pahamnya?

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru mata pelajaran

Kewarganegaraan sedang menerangkan materi mengenai warga negara di

kelas X Administrasi Perkantoran yang memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki) dan meminta siswa-siswinya untuk bertanya

mengenai materi yang kurang dipahami. Namun, respons siswa hanya

diam saja tidak ada yang mau bertanya. Setelah tuturan guru tersebut,

ada beberapa siswa yang bertanya berkaitan dengan materi.

Memutuskan adalah menetapkan suatu tuturan yang mampu meyakinkan

maupun mempengaruhi mitra tutur. Tuturan (9) termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif ‘memutuskan’ karena dalam tuturan itu penutur mengungkapkan

suatu pernyataan yang bersifat memutuskan, yakni ‘dalam mengerjakan

akuntansi harus diberi keterangan yang jelas’. Tuturan tersebut dituturkan oleh

guru mata pelajaran Akuntansi ketika mengajar di kelas X Akuntansi (9

perempuan, 1 laki-laki). Guru memberi soal kepada siswa mengenai jurnal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

52

Akuntansi. Ketika siswa mengerjakan soal, banyak siswa yang tidak menulis

keterangan di jawaban mereka. Karena itu guru memberi tahu bahwa dalam

mengerjakan Akuntansi harus diberi keterangan yang jelas. Melalui tuturan

tersebut guru telah menetapkan bahwa dalam mengerjakan soal akuntansi harus

diberi keterangan yang jelas. Analisis tindak tutur dalam tuturan tersebut adalah

tindakan oleh mitra tutur dalam menanggapi pernyataan dari penutur. Tindakan

mitra tutur yakni para siswa kelas X akuntansi dalam menanggapi pernyataan

penutur adalah mitra tutur langsung melakukan tindakan berkaitan dengan

pernyataan penutur, yakni menuliskan keterangan ketika mengerjakan soal

akuntansi. Hal ini membuktikan bahwa tuturan tersebut tidak sekadar tuturan,

melainkan suatu bentuk tindak tutur. Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi

deklaratif, tuturan (9) mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi

berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan

untuk melakukan sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu tuturan bahwa

ketika mengerjakan soal akuntansi harus menuliskan keterangan yang jelas.

Tindakan yang terjadi pada tuturan tersebut adalah guru memberi contoh terhadap

salah satu pekerjaan siswa mengenai cara mengerjakan soal akuntansi yang benar

yakni dengan menuliskan keterangan pada jawaban. Ilokusi yang terjadi adalah

para siswa menuliskan keterangan di setiap jawaban soal yang semula tidak diberi

keterangan.

Tuturan (10) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘memutuskan’

karena dalam tuturan itu penutur mengungkapkan suatu pernyataan yang bersifat

memutuskan, yakni ‘kalau belum paham ya tanya, jangan diam saja’. Tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

53

tersebut disampaikan guru mata pelajaran Kewarganegaraan sedang menerangkan

materi mengenai warga negara di kelas X Administrasi Perkantoran yang

memiliki 17 siswa (13 perempuan, 4 laki-laki) dan meminta siswa-siswinya untuk

bertanya mengenai materi yang kurang dipahami. Namun, respons siswa hanya

diam saja tidak ada yang mau bertanya. Setelah tuturan guru tersebut, ada

beberapa siswa yang bertanya berkaitan dengan materi. Ditinjau dari segi tindak

tutur ilokusi deklaratif, tuturan (10) mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur

ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan

dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan. Guru menyampaikan suatu

tuturan yang isinya menasehati siswa supaya berani bertanya. Tindak tutur ilokusi

yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah beberapa siswa berani bertanya

setelah mendengarkan nasehat guru.

4.2.1.6 Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif ‘Mengesahkan’

Tuturan ‘mengesahkan’ juga merupakan salah satu dari jenis tindak tutur

ilokusi deklaratif. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mengesahkan

adalah menjadikan, menyetujui, menguatkan, membenarkan, menetapkan suatu

hal maupun peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan. Di dalam penelitian ini,

peneliti menemukan 34 tuturan yang menggambarkan tindak tutur ilokusi

deklaratif, penjelasan dapat dilihat di bawah ini:

Tuturan (11):

Harus mengingat waktu ketika kalian mengerjakan akuntansi,

meskipun soalnya sedikit jawabannya sangat banyak. (Data 37)

Tuturan deklaratif: Harus mengingat waktu ketika kalian mengerjakan

akuntansi

Ko-teks: meskipun soalnya sedikit jawabannya sangat banyak.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

54

siswa di dalam kelas sangat ramai ketika mengerjakan soal dari guru.

Guru dan siswa tahu bahwa jawaban soal Akuntansi tidak sedikit.

Dalam mengerjakan Akuntansi harus mengingat waktu yang ada.

Tuturan (12):

Kalau nggak bisa berbicara dengan bahasa Jawa yang halus ya

pakai bahasa Indonesia. Berbicara sama gurunya kok pakai

ngoko, nggak sopan itu. Bukan hanya dengan guru, dengan

oranglain pun yang usianya lebih tua dari kalian, kalian harusnya

juga berbicara menggunakan bahasa yang sopan. (Data 49)

Tuturan deklaratif: Kalau nggak bisa berbicara dengan bahasa Jawa

yang halus ya pakai bahasa Indonesia.

Ko-teks: Berbicara sama gurunya kok pakai ngoko, nggak sopan itu.

Bukan hanya dengan guru, dengan oranglain pun yang usianya lebih tua

dari kalian, kalian harusnya juga berbicara menggunakan bahasa yang

sopan.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Akuntansi di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1

laki-laki) ketika mendengar siswanya berbicara dengan menggunakan

bahasa Jawa kasar kepadanya. Padahal etika Jawa sudah jelas bahwa

harus berbicara yang sopan terhadap orang yang lebih tua.

Tuturan (11) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif ‘mengesahkan’,

karena dalam tuturan itu penutur telah menyatakan hal pengesahan mengenai

proses mengerjakan akuntansi harus selalu mengingat waktu. Data yang

membuktikan bahwa tuturan tersebut mengandung deklaratif adalah: ‘Harus

mengingat waktu ketika kalian mengerjakan akuntansi’. Tuturan ini

disampaikan oleh guru Akuntansi di kelas X Akuntansi (9 perempuan, 1 laki-

laki). Suasana siswa di dalam kelas sangat ramai ketika mengerjakan soal dari

guru. Penutur telah menetapkan bahwa ketika mengerjakan soal harus mengingat

waktu. Menetapkan sesuatu termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis

‘mengesahkan’. Ditinjau dari segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan (11)

mengandung tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk

menyatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

55

sesuatu tindakan. Guru mengingatkan para siswa untuk selalu mengingat waktu

ketika mengerjakan soal. Tindakan yang dilakukan guru dalam tuturan tersebut

adalah mengetuk papan tulis dengan penghapus untuk menghentikan siswa yang

ramai. Tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah siswa

yang semula ramai ketika mengerjakan soal menjadi diam dan serius dalam

mengerjakan soal dari guru. .

Tuturan (12) juga termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif

‘mengesahkan’, karena dalam tuturan itu penutur telah menyatakan hal

pengesahan mengenai proses mengerjakan akuntansi harus selalu mengingat

waktu. Data yang membuktikan bahwa tuturan tersebut mengandung deklaratif

adalah: ‘Kalau nggak bisa berbicara dengan bahasa Jawa yang halus ya pakai

bahasa Indonesia’. Tuturan ini disampaikan oleh guru mata pelajaran Akuntansi

di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki) ketika

mendengar siswanya berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa kasar

kepadanya. Padahal etika Jawa sudah jelas bahwa harus berbicara yang sopan

terhadap orang yang lebih tua. Penutur telah menetapkan bahwa ketika berbicara

dengan orang yang lebih tua harus dengan sopan santun. Menetapkan sesuatu

termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif jenis ‘mengesahkan’. Ditinjau dari

segi tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan (12) mengandung tindak tutur ilokusi.

Tindak tutur ilokusi berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu

dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu tindakan. Tindakan yang dilakukan

guru dalam tuturan tersebut adalah memotong perkataan siswa dengan menepuk

pundak siswa tersebut, lalu memberikan nasehat bahwa berbicara dengan orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

56

yang lebih tua harus sopan. Ilokusi yang terjadi adalah mitra tutur atau siswa yang

mendapat teguran minta maaf dan memperbaiki bahasa tuturannya dengan baik.

4.2.2 Makna Pragmatik Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru Dalam

Interaksi Belajar Mengajar Pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang

Setiap ujaran baik secara lisan maupun tertulis, tentu memiliki makna

maupun maksud yang ingin disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur.

Bloomfied (melalui Abdul Wahab 1995:40) menjelaskan bahwa makna adalah

suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batasan unsur-unsur penting

situasi (konteks) di mana penutur mengujarnya. Hasil penelitian dan analisis

terhadap tuturan ilokusi deklaratif para guru dalam interaksi belajar mengajar

pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang mengandung makna atau

maksud pragmatik tertentu. Adapun makna atau maksud pragmatik yang dapat

diidentifikasi dari tuturan ilokusi deklaratif para guru 35 mengarahkan, 15

menguatkan, 4 suruhan, 25 meyakinkan, 1 persilaan, 12 mengingatkan, 1 ajakan,

dan 3 larangan. Untuk lebih jelas dan dapat mendalami lebih jauh mengenai

makna pragmatik yang terkandung dalam tindak tutur ilokusi deklaratif para

guru dalam interaksi belajar mengajar pada siswa kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang, dapat dilihat di bawah ini.

4.2.2.1 Makna Pragmatik ‘Mengarahkan’

Hasil dari analisis penelitian ini, ditemukan 35 makna pragmatik

mengarahkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengarahkan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

57

diartikan sebagai menujukan, membimbing, menghadap, maupun memaksudkan.

Makna mengarahkan dapat dilihat penjelasannya di bawah ini:

Tuturan (13):

Handphone itu digunakan ketika kalian pulang belum ada yang

menjemput atau pulang telat, barulah untuk memberitahu orang

tua. Bukan ketika pelajaran ada guru berbicara kalian malah

membuat status, membuka internet tanpa perintah dari guru. (Data

07)

Tuturan deklaratif: Handphone itu digunakan ketika kalian pulang

belum ada yang menjemput atau pulang telat, barulah untuk memberitahu

orang tua.

Ko-teks: Bukan ketika pelajaran ada guru berbicara kalian malah

membuat status, membuka internet tanpa perintah dari guru.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru melihat salah

satu siswanya bermain handphone ketika jam pelajaran sedang

berlangsung. Guru dan siswa sama-sama tahu bahwa tidak boleh

menggunakan handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung

tanpa ada izin dari guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Tuturan (14):

Kalau pelajaran Akuntansi itu ya harusnya kalkulator selalu

dibawa, itukan sudah menjadi perangkat penting untuk kalian. Itu

di laboratorium akuntansi ada kalkulator. (Data 61)

Tuturan deklaratif: Kalau pelajaran Akuntansi itu ya harusnya kalkulator

selalu dibawa

Ko-teks: itukan sudah menjadi perangkat penting untuk kalian. Itu di

laboratorium akuntansi ada kalkulator.

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki)

ketika mengetahui bahwa siswa-siswanya banyak yang tidak membawa

kalkulator, padahal sedang diberi tugas yang membutuhkan kalkulator.

Tuturan (13) mengandung makna ‘mengarahkan’. Melalui tuturan tersebut

penutur ingin memberi pengarahan kepada mitra tutur. Terbukti melalui

penggalan tuturan: ‘Handphone itu digunakan ketika kalian pulang belum ada

yang menjemput atau pulang telat, barulah untuk memberitahu orang tua.’

Penutur melalui tuturannya ingin mengarahkan mitra tutur supaya dapat

menggunakan handphone pada situasi yang penting dan tidak menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

58

handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tindak ilokusi yang

terjadi dalam tuturan tersebut adalah para siswa yang merasa bermain handphone

ketika jam pelajaran langsung menyimpan handphone mereka di dalam tas. Mitra

tutur memahami maksud dari tuturan penutur, yakni supaya tidak bermain

handphone ketika jam pelajaran berlangsung.

Tuturan (14) mengandung makna ‘mengarahkan’. Melalui tuturan tersebut

penutur ingin memberi pengarahan kepada mitra tutur. Penutur memiliki tujuan

untuk membimbing mitra tutur, melalui tuturannya ia ingin mengarahkan para

siswa supaya selalu membawa kalkulator ketika pelajaran Akuntansi, karena

kalkulator merupakan perangkat penting bagi jurusan Akuntansi. Terbukti melalui

penggalan tuturan: ‘Kalau pelajaran Akuntansi itu ya harusnya kalkulator

selalu dibawa, itukan sudah menjadi perangkat penting untuk kalian’.

Penutur ingin mengarahkan mitra tuturnya supaya selalu membawa kalkulator

setiap pelajaran akuntansi. Tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut

adalah beberapa siswa mengambil kalkulator di laboratorium akuntansi setelah

guru mengatakan tuturan yang mengandung maksud menyuruh siswa untuk

mengambil kalkulator, terbukti dalam tuturan ‘itu di laboratorium akuntansi

ada kalkulator’. Ilokusi merupakan tuturan untuk melakukan sesuatu. Tuturan

guru yang disampaikan kepada para siswa memiliki maksud untuk meminta siswa

melakukan sesuatu, yakni mengambil kalkulator di laboratorium akuntansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

59

4.2.2.2 Makna Pragmatik ‘Menguatkan’

Hasil dari penelitian ini, ditemukan 15 makna pragmatik menguatkan.

Berikut 1 dari 15 makna menguatkan yang mengandung tindak ilokusi dapat

dilihat di bawah ini:

Tuturan (15):

Oke permainan sudah selesai, selamat kelompok B kalian menjadi

pemenangnya. Untuk kelompok-kelompok lain, lebih banyak

belajar ya, jadi besok kalau ada pelajaran saya terus ada games

lagi kalian bisa menang. Pelajaran kalau diselingi games ginikan

jadi enak to? Jadi bersemangat to? (Data 95)

Tuturan deklaratif: Oke permainan sudah selesai, selamat kelompok B

kalian menjadi pemenangnya.

Ko-teks: Untuk kelompok-kelompok lain, lebih banyak belajar ya, jadi

besok kalau ada pelajaran saya terus ada games lagi kalian bisa menang.

Pelajaran kalau diselingi games ginikan jadi enak to? Jadi bersemangat to?

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran bahasa

Indonesia ketika mengajarkan materi di kelas X Administrasi Perkantoran

yang memiliki 17 siswa (13 perempuan, 4 laki-laki).

Tuturan (16):

Pelajaran meskipun sudah berlalu beberapa tahun yang lalu ya

harusnya tetap diingat. Itukan berguna buat masa depan kalian

yang akan datang. Coba catatannya dibaca lagi. (Data 30)

Tuturan deklaratif: Pelajaran meskipun sudah berlalu beberapa tahun

yang lalu ya harusnya tetap diingat.

Ko-teks: Itukan berguna buat masa depan kalian yang akan datang. Coba

catatannya dibaca lagi.

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru mata pelajaran

Kewarganegaraan di kelas X Administrasi Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-laki) ketika sedang mengingatkan siswa untuk

selalu mengingat materi yang sudah lama diajarkan.

Tuturan (15) mengandung makna ‘menguatkan’. Menguatkan adalah

meneguhkan dugaan, pendapat, alasan, maupun keputusan. Melalui tuturan

tersebut penutur meneguhkan pendapatnya kepada mitra tutur. Makna yang

terdapat dalam tuturan tersebut adalah menguatkan. Makna menguatkan terdapat

dalam tuturan penutur bagian: ‘Pelajaran kalau diselingi games ginikan jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

60

enak to? Jadi bersemangat to?’ Melalui tuturan tersebut penutur memberi

penguatan bahwa pelajaran akan lebih menyenangkan jika diselingi dengan

permainan. Tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah kelompok

yang diangkat sebagai pemenang maju ke depan kelas setelah guru

mengumumkan pemenang dari permainan.

Tuturan (16) mengandung makna ‘menguatkan’. Menguatkan adalah

meneguhkan dugaan, pendapat, alasan, maupun keputusan. Guru memberi

penguatan kepada para siswanya supaya tidak melupakan pelajaran yang sudah

lama dipelajari. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Pelajaran meskipun sudah

berlalu beberapa tahun yang lalu ya harusnya tetap diingat. Itukan berguna

buat masa depan kalian yang akan datang.’ Melalui tuturan tersebut penutur

memberi penguatan bahwa setiap pelajaran harus selalu diingat untuk masa depan.

Tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah para siswa membaca

kembali buku pelajaran mengenai materi pelajaran yang sudah diajarkan guru

sebelumnya. Ilokusi merupakan tuturan untuk melakukan sesuatu. Melalui tuturan

tersebut penutur berharap mitra tutur melakukan yang ia maksudkan. Hasil dari

tuturan tersebut adalah mitra tutur melakukan maksud yang ingin disampaikan

penutur. Hal ini membuktikan bahwa tuturan tersebut mengandung tindak tutur

ilokusi.

4.2.2.3 Makna Pragmatik ‘Suruhan’

Dalam penelitian ini juga ditemukan makna suruhan. Ada 4 makna

pragmatik dalam tuturan ilokusi deklaratif yang ditemukan. Berikut akan

dijelaskan makna suruhan yang mengandung tindak ilokusi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

61

Tuturan (17):

Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi keterangan yang jelas,

misalnya laba atau rugi. (Data 06)

Tuturan deklaratif: Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi

keterangan yang jelas.

Ko-teks: Misalnya laba atau rugi.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Akuntansi ketika mengajar di kelas X Akuntansi yang memiliki 10 siswa

(9 perempuan, 1 laki-laki). Guru memberi soal kepada siswa untuk

mengerjakan jurnal aluntansi. Ketika siswa mengerjakan soal, banyak

siswa yang tidak menulis keterangan di jawaban mereka. Menuliskan

keterangan ketika mengerjakan soal yang memiliki banyak kode seperti

Akuntansi sangatlah perlu. Tujuannya adalah untuk memperjelas jawaban

dari soal tersebut.

Tuturan (18):

Kalau membaca harus yang keras, lantang, ada iramanya yang

jelas. Apalagi kita ini kan lagi membacakan puisi ya. (Data 63)

Tuturan deklaratif: Kalau membaca harus yang keras, lantang, ada

iramanya yang jelas.

Ko-teks: Apalagi kita inikan lagi membacakan puisi ya.

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru mata pelajaran

Kewirausahaan ketika hendak memulai pelajaran dan mengawali dengan

puisi. Guru tersebut menyuruh salah satu siswanya untuk membacakan

puisi. Namun siswa tersebut suaranya kurang keras dan kurang jelas.

Tuturan (17) mengandung makna ‘suruhan’. Menurut KBBI suruhan dapat

diartikan sebagai bentuk perintah, sesuatu yang disuruhkan, perbuatan menyuruh,

dan orang yang disuruh atau pesuruh. Melalui tuturan tersebut penutur memiliki

tujuan ingin memberikan perintah kepada mitra tutur supaya menuliskan

keterangan ketika mengerjakan soal akuntansi. Terbukti melalui penggalan

tuturan: ‘Dalam mengerjakan akuntansi harus diberi keterangan yang jelas,

misalnya laba atau rugi.’ Melalui tuturan tersebut penutur memberi perintah

kepada mitra tutur untuk menulis keterangan pada jawaban soal akuntansi. Tindak

ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah para siswa memahami maksud

dari penutur atau guru, yakni menuliskan keterangan yang jelas ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

62

mengerjakan soal akuntansi. Ilokusi merupakan tuturan yang disampaikan untuk

melakukan sesuatu. Penutur atau guru menyampaikan tuturan tersebut dengan

harapan mitra tutur atau para siswa melakukan sesuatu, yakni menanggapi maksud

dari penutur.

Tuturan (18) juga mengandung makna ‘suruhan’. Menurut KBBI suruhan

dapat diartikan sebagai bentuk perintah, sesuatu yang disuruhkan, perbuatan

menyuruh, dan orang yang disuruh atau pesuruh. Melalui tuturan tersebut penutur

memiliki tujuan ingin menyuruh mitra tutur supaya membaca dengan baik dan

benar. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Kalau membaca harus yang keras,

lantang, ada iramanya yang jelas.’ Melalui tuturan tersebut penutur ingin

menyuruh mitra tuturnya supaya ketika membaca dapat dengan keras, lantang,

dan jelas. Tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah siswa yang

semula membaca dengan tidak jelas dan kurang lantang menjadi lebih baik.

Ilokusi merupakan tuturan untuk melakukan sesuatu. Melalui tuturan tersebut

penutur berharap mitra tutur melakukan yang ia maksudkan. Hasil dari tuturan

tersebut adalah mitra tutur melakukan maksud yang ingin disampaikan penutur.

Hal ini membuktikan bahwa tuturan tersebut mengandung tindak tutur ilokusi.

4.2.2.4 Makna Pragmatik ‘Meyakinkan’

Dalam penelitian ini juga ditemukan makna meyakinkan. Ada 25 makna

pragmatik dalam tindak tutur ilokusi deklaratif yang ditemukan. Berikut

penjelasaanya dapat dilihat di bawah ini:

Tuturan (19):

Ada kalanya orang itu sabar, diam saja dengan omongan orang

lain, diapa-apain tetap diam saja. Tapi jangan salah, sesabar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

63

sabarnya orang sabar pasti juga bisa merasakan marah atau

kesal. (Data 47)

Tuturan deklaratif: Tapi jangan salah, sesabar sabarnya orang sabar

pasti juga bisa merasakan marah atau kesal.

Ko-teks: Ada kalanya orang itu sabar, diam saja dengan omongan orang

lain, diapa-apain tetap diam saja.

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru mata pelajaran Matematika di

kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2 perempuan, 17 laki-laki)

pada saat ia selesai memberi nasehat kepada siswa-siswinya dengan

nada marah. Kemudian guru tersebut memberi penjelasan kepada siswa-

siswinya supaya mereka paham.

Tuturan (19) juga mengandung makna ‘meyakinkan’. Menurut KBBI

meyakinkan dapat diartikan sebagai memberikan kepastian untuk mendapat

kepercayaan. Melalui tuturan tersebut penutur memiliki tujuan ingin meyakinkan

mitra tutur. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Tapi jangan salah, sesabar-

sabarnya orang sabar pasti juga bisa merasakan marah atau kesal.’ Melalui

tuturan tersebut, penutur sesungguhnya ingin meyakinkan mitra tutur, penutur

memberikan kepastian kepada mitra tutur supaya mitra tutur percaya akan

pernyataan yang disampaikan. Tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut

adalah siswa diam dan tidak ramai di dalam kelas. Ilokusi merupakan tuturan

untuk melakukan sesuatu. Melalui tuturan tersebut penutur berharap mitra tutur

melakukan yang ia maksudkan. Hasil dari tuturan tersebut adalah mitra tutur

melakukan maksud yang ingin disampaikan penutur. Hal ini membuktikan bahwa

tuturan tersebut mengandung tindak tutur ilokusi.

4.2.2.5 Makna Pragmatik ‘Persilaan’

Dalam penelitian ini juga ditemukan makna persilaan. Ada 1 makna

pragmatik dalam tindak tutur ilokusi deklaratif yang ditemukan. Berikut

penjelasaanya dapat dilihat di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

64

Tuturan (20):

Spidolnya sudah habis itu isinya, di perpustakaan ada isi spidol itu

lho. Petugas piket itu tugasnya tidak hanya bersih-bersih kelas,

tetapi juga mengecek spidol masih bisa digunakan atau tidak.

Supaya tidak mengganggu guru ketika mengajar dan ingin

menulis. (Data 09)

Tuturan deklaratif: Petugas piket itu tugasnya tidak hanya bersih-bersih

kelas, tetapi juga mengecek spidol masih bisa digunakan atau tidak.

Ko-teks: Supaya tidak mengganggu guru ketika mengajar dan ingin

menulis.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Kewarganegaraan di kelas X Administrasi Pekrantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-laki). Ketika hendak menggunakan spidol,

ternyata isi spidol tersebut habis. Petugas piket tidak memeriksa spidol

tersebut. Petugas piket tidak hanya bertugas untuk membersihkan kelas,

tetapi juga memeriksa segala sesuatu di dalam kelas seperti spidol. Petugas

piket hendaknya selalu memeriksa tinta dalam spidol.

Tuturan (20) mengandung makna ‘persilaan’. Persilaan dapat diartikan

sebagai kalimat perintah yang paling halus. Melalui tuturan tersebut penutur

memiliki tujuan ingin menyuruh mitra tuturnya untuk mengisi spidol. Terbukti

melalui penggalan tuturan: ‘Spidolnya sudah habis itu isinya, di perpustakaan

ada isi spidol itu lho.’ Melalui tuturan tersebut, penutur sesungguhnya ingin

menyuruh mitra tutur untuk mengisi spidol yang isinya sudah habis. Tindak

ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah para siswa memahami maksud

dari penutur atau guru, yakni mengisi spidol di perpustakaan. Ilokusi merupakan

tuturan yang disampaikan untuk melakukan sesuatu. Penutur atau guru

menyampaikan tuturan tersebut dengan harapan mitra tutur atau para siswa

melakukan sesuatu, yakni menanggapi maksud dari penutur. Terbukti bahwa

tuturan tersebut mengandung ilokusi, karena mitra tutur melakukan maksud dari

penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

65

4.2.2.6 Makna Pragmatik ‘Mengingatkan’

Dalam penelitian ini juga ditemukan makna mengingatkan. Ada 12 makna

pragmatik mengingatkan dalam tindak tutur ilokusi deklaratif yang ditemukan.

Berikut penjelasaanya dapat dilihat di bawah ini:

Tuturan (21):

Sudah berapa kali ya ibu menemukan beberapa siswa main

handphone di kelas. Guru sedang menjelaskan kalian sibuk main

handphone. Apa kalian itu tidak bisa merasakan jadi orang yang

sedang berbicara menerangkan tapi malah dicuekin, tidak

dihargai. Kelak orang-orang yang tidak menghargai gurunya pasti

juga akan mengalami hal yang sama. Cobalah kalian itu

menghargai guru sedikit saja, dengan mendengarkan dan

memperhatikan saja guru itu sudah senang lo. (Data 17)

Tuturan deklaratif: Cobalah kalian itu menghargai guru sedikit saja,

dengan mendengarkan dan memperhatikan saja guru itu sudah senang lo.

Ko-teks: Sudah berapa kali ya ibu menemukan beberapa siswa main

handphone di kelas. Guru sedang menjelaskan kalian sibuk main

handphone. Apa kalian itu tidak bisa merasakan jadi orang yang sedang

berbicara menerangkan tapi malah dicuekin, tidak dihargai. Kelak orang-

orang yang tidak menghargai gurunya pasti juga akan mengalami hal yang

sama.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki). Tuturan ini terjadi ketika guru melihat salah satu

siswanya bermain handphone ketika jam pelajaran sedang berlangsung.

Guru memberi nasehat siswa supaya bisa mengharagi orang yang sedang

berbicara menjelaskan. Ketika sedang menerangkan materi guru akan

senang apabila para siswa mau memperhatikan dan tidak sibuk dengan

kegiatan lain selama proses belajar mengajar berlangsung.

Tuturan (22):

Internet itu disediakan supaya ketika guru menyuruh kalian

mencari materi secara online kalian bisa dengan mudah mencari.

Bukannya digunakan untuk membuka facebook, membuka youtube,

update status-status galau pas pelajaran. Itu kan kurang pas ya.

(Data 21)

Tuturan deklaratif: Internet itu disediakan supaya ketika guru menyuruh

kalian mencari materi secara online kalian bisa dengan mudah mencari.

Ko-teks: Bukannya digunakan untuk membuka facebook, membuka

youtube, update status-status galau pas pelajaran. Itu kan kurang pas ya.

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran Teknik

Informasi dan Komputer di kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

66

laki) ketika ia menemukan siswa yang membuka internet tanpa ada

perintah dari guru. Internet yang disediakan di sekolah digunakan

untuk kepentingan sekolah salah satunya adalah untuk mencari informasi

penting ketika pelajaran berlangsung.

Tuturan (21) mengandung makna ‘mengingatkan’. Menurut KBBI,

mengingatkan dapat diartikan sebagai memberi nasihat (teguran dan sebagainya)

supaya ingat akan kewajibannya. Melalui tuturan tersebut penutur memiliki tujuan

ingin memberi teguran kepada mitra tutur supaya mitra tutur ingat dengan

kewajibannya, khususnya pada konteks ini adalah kewajiban mitra tutur sebagai

siswa. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Sudah berapa kali ya ibu

menemukan beberapa siswa main handphone di kelas.’ Melalui tuturan

tersebut, penutur sesungguhnya ingin memberi nasehat atau teguran kepada mitra

tutur supaya selalu ingat bahwa kewajiban sebagai siswa di dalam kelas adalah

mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi. Tindak ilokusi yang terjadi

dalam tuturan tersebut adalah para siswa memahami maksud dari penutur atau

guru, yakni tidak bermain handphone ketika jam pelajaran sedang berlangsung.

Ilokusi merupakan tuturan yang disampaikan untuk melakukan sesuatu. Penutur

atau guru menyampaikan tuturan tersebut dengan harapan mitra tutur atau para

siswa melakukan sesuatu, yakni menanggapi maksud dari penutur. Terbukti

bahwa tuturan tersebut mengandung ilokusi, karena mitra tutur melakukan

maksud dari penutur.

Tuturan (22) mengandung makna ‘mengingatkan’. Menurut KBBI,

mengingatkan dapat diartikan sebagai memberi nasihat (teguran dan sebagainya)

supaya ingat akan kewajibannya. Melalui tuturan tersebut penutur memiliki tujuan

ingin memberi teguran kepada mitra tutur supaya mitra tutur ingat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

67

kewajibannya. Selain itu, penutur juga ingin mengingatkan kepada mitra tutur

kegunaan dari internet, khususnya pada konteks ini adalah internet digunakan

ketika ada perintah dari guru untuk mencari materi pelajaran atau bahan belajar.

Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Internet itu disediakan supaya ketika

guru menyuruh kalian mencari materi secara online kalian bisa dengan

mudah mencari.’ Melalui tuturan tersebut, penutur sesungguhnya ingin memberi

nasehat atau teguran kepada mitra tutur supaya selalu ingat akan kegunaan

internet di sekolah supaya tidak disalahgunakan. Tindak ilokusi yang terjadi

dalam tuturan tersebut adalah para siswa memahami maksud dari penutur atau

guru, yakni tidak menyalahgunakan internet. Ilokusi merupakan tuturan yang

disampaikan untuk melakukan sesuatu. Penutur atau guru menyampaikan tuturan

tersebut dengan harapan mitra tutur atau para siswa melakukan sesuatu, yakni

menanggapi maksud dari penutur. Terbukti bahwa tuturan tersebut mengandung

ilokusi, karena mitra tutur melakukan maksud dari penutur dengan mematikan

internet dan tidak menyalahgunakan internet.

4.2.2.7 Makna Pragmatik ‘Ajakan’

Dalam penelitian ini juga ditemukan makna ajakan. Ada 1 makna

pragmatik dalam tindak tutur ilokusi deklaratif yang ditemukan. Berikut

penjelasaanya dapat dilihat di bawah ini:

Tuturan (23):

Lain kali jangan dicoret-coret ya, pakai penggaris supaya rapi.

(Data 64)

Tuturan deklaratif: Lain kali jangan dicoret-coret ya

Ko-teks: Pakai penggaris supaya rapi

Konteks non-linguistik: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Akuntansi ketika mengajar di kelas X Akuntansi (9 perempuan, 1 laki-

laki). Guru melihat siswa ketika membuat jurnal akuntansi tidak rapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

68

karena membuat garis tidak menggunakan penggaris. Guru dan siswa

sama-sama tahu bahwa tanpa menggunakan penggaris pekerjaan tidak

akan rapi.

Tuturan (23) mengandung makna ‘ajakan’. Makna ajakan merupakan salah

satu makna yang berfungsi untuk menyampaikan keinginan pembicara pada

seseorang, agar mengikuti ajakannya atau perintahnya. Namun, kalimat ini

berbeda dengan kalimat perintah. Kalimat ajakan hanya bersifat mengajak, tidak

mengharuskan orang yang diajak untuk mengikuti ajakannya. Berbeda dengan

kalimat perintah yang secara langsung mengharuskan yang diperintahnya untuk

melakukan apa yang diperintahkan. Melalui tuturan tersebut penutur memiliki

tujuan ingin mengajak mitra tuturnya untuk menggunakan penggaris dalam

mengerjakan soal akuntansi. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Pakai

penggaris supaya rapi.’ Tuturan tersebut secara tidak langsung dapat dimaknai

sebagai bentuk ajakan penutur kepada mitra tutur. Melalui tuturan tersebut

penutur sesungguhnya ingin mitra tutur melakukan hal yang ia inginkan, yakni

menggunakan penggaris ketika hendak membuat garis supaya pekerjaan rapi.

Tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan tersebut adalah para siswa memahami

maksud dari penutur atau guru, yakni menggunakan penggaris dalam membuat

garis, supaya rapi. Ilokusi merupakan tuturan yang disampaikan untuk melakukan

sesuatu. Penutur atau guru menyampaikan tuturan tersebut dengan harapan mitra

tutur atau para siswa melakukan sesuatu, yakni menanggapi maksud dari penutur.

Terbukti bahwa tuturan tersebut mengandung ilokusi, karena mitra tutur

melakukan maksud dari penutur. Setelah penutur menyampaikan tuturannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

69

tersebut, mitra tutur menanggapi tuturan dengan melakukan suatu tindakan, yakni

menggunakan penggaris dalam mengerjakan soal.

4.2.2.8 Makna Pragmatik ‘Larangan’

Dalam penelitian ini juga ditemukan makna larangan. Ada 3 makna

pragmatik dalam tindak tutur ilokusi deklaratif yang ditemukan. Berikut 2 dari 3

penjelasaanya dapat dilihat di bawah ini:

Tuturan (24):

Boni, handphone kamu saya sita karena kamu sudah membuka

handphone di pelajaran saya. Kalau pelajaran saya handphone

disimpan. (Data 84)

Tuturan deklaratif: Boni, handphone kamu saya sita karena kamu sudah

membuka handphone di pelajaran saya.

Ko-teks: Kalau pelajaran saya handphone disimpan.

Konteks non-linguistik: Tuturan ini muncul ketika ada salah satu siswa

yang ketahuan bermain handphone ketika jam pelajaran berlangsung.

Pelajaran yang berlangsung adalah pelajaran Kewirausahaan di kelas X

Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki). Dalam hal ini siswa dan guru

sudah mengetahui bahwa peraturan sekolah adalah tidak boleh

menggunakan handphone ketika jam pelajaran berlangsung tanpa

perintah dari guru.

Tuturan (25):

Jangan bermain handphone ketika pelajaran saya, karena pasti

akan saya sita. (Data 85)

Tuturan deklaratif: Jangan bermain handphone ketika pelajaran saya.

Ko-teks: Pasti akan saya sita

Konteks non-linguistik: Disampaikan guru Kewirausahaan memberi

nasehat kepada siswa kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki)

supaya tidak menggunakan handphone ketika jam pelajaran berlangsung

tanpa perintah dari guru.

Tuturan (24) mengandung makna ‘larangan’. Larangan merupakan suatu

perintah dari seseorang maupun kelompok untuk mencegah melakukan sesuatu.

Melalui tuturan tersebut penutur memiliki tujuan ingin memberi larangan atau

mencegah mitra tutur untuk tidak melakukan sesuatu, berkaitan dengan tuturan di

atas adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak bermain handphone ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

70

jam pelajaran berlangsung. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Kalau pelajaran

saya handphone disimpan.’ Tuturan tersebut secara tidak langsung dapat

dimaknai sebagai bentuk larangan penutur kepada mitra tutur. Melalui tuturan

tersebut penutur sesungguhnya ingin melarang mitra tutur supaya tidak

menggunakan handphone saat pelajaran berlangsung. Tindak ilokusi yang terjadi

dalam tuturan tersebut adalah para siswa memahami maksud dari penutur atau

guru, yakni tidak membuka handphone ketika pelajaran berlangsung. Ilokusi

merupakan tuturan yang disampaikan untuk melakukan sesuatu. Penutur atau guru

menyampaikan tuturan tersebut dengan harapan mitra tutur atau para siswa

melakukan sesuatu, yakni menanggapi maksud dari penutur. Terbukti bahwa

tuturan tersebut mengandung ilokusi, karena mitra tutur melakukan maksud dari

penutur. Setelah penutur menyampaikan tuturannya tersebut, mitra tutur

menanggapi tuturan dengan mematikan handphone dan menyimpan di dalam tas.

Tuturan (25) mengandung makna ‘larangan’. Larangan merupakan suatu

perintah dari seseorang maupun kelompok untuk mencegah melakukan sesuatu.

Melalui tuturan tersebut penutur memiliki tujuan ingin memberi larangan atau

mencegah mitra tutur untuk tidak melakukan sesuatu, berkaitan dengan tuturan di

atas adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak bermain handphone ketika

jam pelajaran berlangsung. Terbukti melalui penggalan tuturan: ‘Jangan bermain

handphone ketika pelajaran saya, karena pasti akan saya sita’ Tuturan

tersebut secara jelas melarang para siswa untuk tidak menggunakan handphone

ketika jam pelajaran sedang berlangsung. Tindak ilokusi yang terjadi dalam

tuturan tersebut adalah para siswa memahami maksud dari penutur atau guru,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

71

yakni tidak membuka handphone ketika pelajaran berlangsung. Ilokusi merupakan

tuturan yang disampaikan untuk melakukan sesuatu. Penutur atau guru

menyampaikan tuturan tersebut dengan harapan mitra tutur atau para siswa

melakukan sesuatu, yakni menanggapi maksud dari penutur. Terbukti bahwa

tuturan tersebut mengandung ilokusi, karena mitra tutur melakukan maksud dari

penutur. Setelah penutur menyampaikan tuturannya tersebut, mitra tutur

menanggapi tuturan dengan mematikan handphone dan menyimpan di dalam tas.

4.2.3 Ciri-Ciri Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif

Setiap tindak tutur pasti memiliki ciri-ciri atau kekhasan yang menandai

keberadaan tuturan. Dalam penelitian tindak tutur yang dilakukan peneliti,

ditemukan tujuh jenis tindak tutur deklaratif. Setiap tuturan tentu memiliki ciri

atau kekhasan yang membuat setiap tuturan memiliki perbedaan satu dengan yang

lain. Secara keseluruhan, Leech (1993:285) telah mengemukakan pendapatnya

mengenai ciri atau kekhasan yang terdapat pada tuturan deklaratif, diantaranya

adalah (a) tuturan deklaratif memiliki sifat performatif, (b) setiap tuturan

deklaratif disertai tindakan fisik, dan (c) setiap ujaran deklaratif selalu memiliki

makna penting sesuai dengan konteks yang mendasari. Setelah melakukan proses

analisis data, peneliti menemukan beberapa ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Leech di atas.

4.2.3.1 Tuturan deklaratif memiliki sifat performatif

Performatif merupakan adalah tuturan untuk melakukan sesuatu. Leech

(1993: 280) mengatakan bahwa tuturan performatif tidak dievaluasi sebagai benar

atau salah, tetapi sebagai tepat atau tidak tepat, misalnya: I promise that I shall be

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

72

there (Saya berjanji bahwa saya akan hadir di sana) dan performatif primer atau

tuturan primer I shall be there (Saya akan hadir di sana). Tuturan performatif

berbeda dengan tuturan yang dapat diperiksa benar atau salahnya, oleh karena itu

pula dapat ditentukan kandungan makna dari ucapan tersebut maka ucapan

performatif tidak dapat diperlakukan seperti itu. Ucapan performatif tidak dapat

dikatakan benar atau salah melainkan pantas atau tidak pantas untuk diucapkan

seseorang. Berikut contoh dari tindak tutur ilokusi deklaratif yang memiliki ciri

bersifat performatif.

(26) Jangan bermain handphone ketika pelajaran saya, karena pasti akan

saya sita. (Konteks: Disampaikan guru Kewirausahaan memberi

nasehat kepada siswa kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-laki)

supaya tidak menggunakan handphone ketika jam pelajaran

berlangsung tanpa perintah dari guru.)

Tuturan (26) dapat dilihat bahwa tuturan deklaratif bersifat performatif.

Tuturan tersebut diucapkan untuk melakukan sesuatu, yakni penutur menuturkan

bahwa ia akan menyita handphone. Ucapan performatif tidak dapat dikatakan

salah atau benar melainkan pantas atau tidak pantas. Tuturan di atas disampaikan

oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan di kelas X Multimedia yang memiliki19

siswa (2 perempuan, 17 laki-laki) ketika memperingatkan para siswa supaya tidak

menggunakan handphone tanpa perintah guru. Hal ini tidak dapat dikatakan

bahwa tuturan tersebut salah atau benar, melainkan pantas atau tidak pantas.

Tuturan tersebut pantas disampaikan oleh guru untuk memperingatkan kepada

para siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

73

4.2.3.2 Setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik

Tuturan deklarasi disertai dengan tindakan fisik maksudnya adalah penutur

tidak hanya berujar, tetapi menggunakan bahasa tubuhnya sebagai pendukung dari

kalimat yang ia ujarkan. Misalnya wasit mengangkat kartu merah, seorang polisi

meniupkan peluit, guru menyurh siswanya diam dengan mengangkatkan salah

satu tangan. Selain itu, tindakan fisik tidak hanya yang dapat dilihat maupun

didengar, melainkan dapat pula dirasakan seperti seorang guru memberi semangat

kepada murid dengan menepuk bahu. Berikut akan diberikan contoh dari tindak

tutur ilokusi deklaratif yang memiliki ciri disertai tindakan fisik.

(27) Boni, handphone kamu saya sita karena kamu sudah membuka

handphone di pelajaran saya. Kalau pelajaran saya handphone

disimpan. (Konteks: Tuturan ini muncul ketika ada salah satu

siswa yang ketahuan bermain handphone ketika jam pelajaran

berlangsung. Pelajaran yang berlangsung adalah pelajaran

Kewirausahaan di kelas X Multimedia (2 perempuan, 17 laki-

laki). Guru menyita handphone milik siswa yang melanggar

aturan. Dalam hal ini siswa dan guru sudah mengetahui bahwa

peraturan sekolah adalah tidak boleh menggunakan

handphone ketika jam pelajaran berlangsung tanpa perintah

dari guru.)

Tuturan deklarasi memang selalu diiringi dengan tindakan fisik, salah satu

contohnya adalah tuturan (27). Tuturan tersebut dapat dilihat bahwa tuturan

deklarasi selalu diringi dengan tindakan fisik. Pada tuturan di atas, penutur berkata

kepada mitra tutur ‘...handphone kamu saya sita!’ dan diiringi dengan mengambil

handphone dari mitra tutur tersebut. Selain bertutur kata, penutur juga

menggunakan bahasa tubuhnya yakni mengambil handphone mitra tutur sebagai

pendukung kalimat yang penutur ujarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

74

4.2.3.3 Setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan

konteks yang mendasari

Setiap ujaran tentunya memiliki makna maupun maksud yang disampaikan

penutur kepada mitra tutur, begitu pula dengan tindak tutur deklaratif. Makna

yang terdapat pada tindak tutur deklaratif didasarkan pada konteks terjadinya

tuturan tersebut. Peran konteks situasi tuturan juga diuangkapkan oleh

Malinowski (melalui Verschueren 1998:75) yang mengatakan bahwa persis

seperti dalam kenyataan bahasa lisan atau tulisan, sebuah kata tanpa konteks

linguistik hanyalah isapan jempol belaka dan tidak berarti apa-apa, jadi dengan

kenyataan lidah yang lisan, ujaran itu tidak berarti tanpa konteks situasi. Berikut

akan diberikan contoh dari tindak tutur ilokusi deklaratif yang memiliki ciri

bahwa setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan

konteks yang mendasari.

(28) Guru itukan orangtua kedua kalian di sekolah, kalau kalian

salah ya pasti dapat teguran. Kalau kalian nggak bisa ditegur ya

sudah, terserah kalian mau jadi apa, yang penting guru sudah

berusaha yang terbaik untuk kalian. (Konteks: Disampaikan

guru mata pelajaran Akuntansi di kelas X Akuntansi (9

perempuan, 1 laki-laki) ketika ada salah satu siswanya

melakukan kesalahan yakni tidak mengerjakan pekerjaan

rumah. Siswa tersebut sudah sering tidak mengerjakan

pekerjaan rumah.)

Ujaran deklarasi selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks

yang mendasarinya. Tuturan (28) merupakan salah satu contoh yang

membuktikan ciri-ciri bahwa tuturan deklarasi selalu memiliki makna penting

sesuai dengan konteksnya. Makna dari tuturan tersebut adalah ‘mengarahkan’.

Makna mengarahkan dapat ditemukan setelah melihat konteks dari tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

75

tersebut. Tuturan tersebut memiliki dua konteks. Pertama, konteks fisik dalam

tuturan tersebut adalah seorang guru mata pelajaran Akuntansi yang mengajar di

kelas X Akuntansi dengan 10 siswa (9 perempuan, 1 laki-laki). Kedua, konteks

asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama dalam tututan tersebut adalah

tuturan ini terjadi ketika guru mengetahui salah satu siswanya melakukan

kesalahan yakni tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa tersebut sudah sering

tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Berdasarkan analisis konteks, dapat

dipastikan bahwa makna dari tuturan tersebut adalah mengarahkan. Penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya dapat menjadi siswa yang baik.

4.3 Pembahasan

Penelitian berjudul Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif Para Guru dalam

Interaksi Belajar Mengajar pada Siswa Kelas X SMK Yos Sudarso Rembang ini

bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi deklaratif,

makna pragamtik, dan ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif. Dalam melakukan

penelitian ini, peneliti menggunakan teori acuan pragmatik, konteks, tindak tutur,

tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur ilokusi deklaratif. Sasaran dalam penelitian

ini adalah tuturan guru saat berinteraksi dengan siswa ketika interaksi belajar

mengajar sedang berlangsung.

Peneliti mengangkat tindak tutur ilokusi deklaratif sebagai topik penelitian

karena penelitian tersebut masih jarang dilakukan. Selain itu, peneliti melakukan

penelitian tindak tutur ilokusi deklaratif di SMK Yos Sudarso Rembang dengan

mengambil sasaran para guru yang mengajar di kelas X karena peneliti telah

melihat kenyataan di lapangan, yakni kemampuan berbahasa serta pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

76

siswa dan guru yang berbeda-beda. Proses interaksi belajar mengajar guru pun

menjadi pertimbangan peneliti sebelum melakukan penelitian tindak tutur ilokusi

deklaratif para guru lebih lanjut. Bentuk ujaran guru ketika menyampaikan materi

maupun menegur siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal itu tak lain

juga dipengaruhi oleh latar belakang para guru sehingga dapat membentuk suatu

ujaran deklaratif. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa

observasi, simak bebas libat cakap, dan wawancara. Berdasarkan tiga teknik

tersebut diharapkan mampu menghasilkan data yang berkualitas dan akurat.

4.3.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan

teknik simak bebas libat cakap sebagai tahap pertama dalam pengumpulan data.

Teknik penelitian obeservasi berarti peneliti melihat dan mendengarkan apa yang

dilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam aktivitasnya.

Selain teknik observasi, peneliti juga menggunakan teknik simak bebas libat

cakap untuk memperkuat pemerolehan data. Dalam teknik simak bebas libat

cakap ini, peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam pembicaraan atau

merekam informasi yang ada di lapangan. Rekaman merupakan cara

pengumpulan data yang dapat menghasilkan data-data lengkap.

Penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur ilokusi, khususnya tindak tutur

ilokusi deklaratif. Rohmadi (2004:31) mengungkapkan bahwa tindak ilokusi

adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan

sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu, disebut juga the act of doing

something. Leech (1993:21) juga menjelaskan bahwa tindak tutur ilokusi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

77

komunikasi yang berorientasi pada tujuan atau meneliti makna sebuah tuturan

merupakan usaha untuk merekonstruksi tindakan apa yang menjadi tujuan penutur

ketika ia memproduksi tuturannya. Searle (melalui Leech 1993:165) mengatakan

bahwa tindakan-tindakan deklaratif merupakan kategori tindak ujar yang sangat

khusus, karena tindakan-tindakan ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang

dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan diberi wewenang untuk

melakukannya. Dalam bahasa Indonesia, kalimat deklaratif memiliki maksud

ingin menyampaikan sesuatu kepada mitra tutur. Suatu tuturan yang diberitakan

kepada mitra tutur merupakan ungkapan dari suau kejadian.

Tuturan-tuturan para guru ketika interaksi belajar mengajar pada siswa

kelas X SMK Yos Sudarso Rembang dianalisis menggunakan teori tindak tutur

ilokusi deklaratif untuk mengetahui jenis-jenis yang terdapat pada setiap tuturan

tersebut. Rahardi (2003:73) mengungkapkan beberapa jenis dari tindak tutur

ilokusi deklaratif, di antaranya berpasrah (resigning), memecat (dismissing),

membaptis (christening), memberi nama (naming), mengangkat (appointing),

mengucilkan (excommunicating), dan menghukum (sentencing). Berdasarkan

hasil analisis data dalam penelitian ini, berhasil ditemukan tujuh jenis tindak tutur

ilokusi deklaratif, yakni penamaan, menghukum, melarang, berpasrah,

mengangkat, memutuskan, dan mengesahkan. Jenis-jenis dari tindak tutur ilokusi

deklaratif yang dapat ditemukan, tidak lepas dari hasil pengamatan berdasarkan

konteks situasi ujaran. Tanpa memahami konteks situasi ujaran, maka tidak dapat

mengidentifikasi jenis tuturan guru yang diucapkan kepada para siswa. Konteks

tuturan menjadi hal penting bagi pendengar untuk memahami maksud dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

78

penutur. Pada tindak tutur ilokusi deklaratif, tuturan yang diucapkan tidak hanya

sekadar memberi informasi, melainkan menuntut tindakan yang akan terjadi

akibat dari tuturan yang disampaikan oleh penutur.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa suatu tindak tutur selalu

diiringi dengan tuturan dan tindakan. Dalam menuturkan sesuatu penutur juga

melakukan tindakan. Terbukti pada tuturan guru pada siswa kelas X SMK Yos

Sudarso Rembang. Identifikasi mengenai jenis tindak tutur ilokusi deklaratif pun

dapat dipahami ketika mengamati tindakan yang terjadi pada suatu ujaran. Seperti

yang diungkapkan oleh Austin (1962:12) mengenai tindak tutur bahwa di dalam

mengatakan sesuatu, kita juga melakukan sesuatu “(in which to say something

is to do something or in which by saying or in saying something we are doing

something). Menurut Austin, dalam menyampaikan sesuatu, penutur juga

melakukan tindakan melalui ujaran yang disampaikannya. Pendapat Austin ini

didukung oleh Searle (melalui Rusminto, 2010:22) dengan mengatakan bahwa

unit terkecil komunikasi bukanlah kalimat, melainkan tindakan tertentu, seperti

membuat pernyataan, pertanyaan, perintah, dan permintaan.

4.3.2 Makna Pragmatis Tindak Tutur Ilokusi Dekalratif

Pemahaman mengenai makna maupun maksud dari setiap ujaran, tidak

pernah lepas dari konteks. Dalam penelitian ini, berhasil ditemukan beberapa

makna dari tindak tutur ilokusi deklratif. Makna pragmatik dari ujaran tersebut

dapat diketahui setelah memahami konteks situasi terjadinya suatu tuturan. Leech

(1993: 20) mendefinisikan konteks sebagai aspek-aspek yang gayut dengan

lingkungan fisik dan sosial dalam sebuah tuturan. Konteks merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

79

unsur yang membangun makna dari suatu tuturan. Kehadiran konteks dalam

sebuah tuturan menjadi suatu keharusan. Malinowski (melalui Pateda, 1988:104)

menambahkan bahwa untuk memahami ujaran, harus memahami konteks situasi,

dengan memperhatikan konteks situasi, aspek-aspek bermakna linguistik maupun

nonlinguistik dapat dikorelasikan. Malinowski (melalui Verschueren 1998:75)

mengatakan bahwa persis seperti dalam kenyataan bahasa lisan atau tulisan,

sebuah kata tanpa konteks linguistik hanyalah isapan jempol belaka dan tidak

berarti apa-apa, jadi dengan kenyataan lidah yang lisan, ujaran itu tidak berarti

tanpa konteks situasi (exactly as in the reality of spoken or written languages, a

word without linguistic context is a mere figment and stands for nothing by itself,

so in the reality of a spoken living tongue, the utterance has no meaning except in

the context of situation). Pemahaman mengenai konteks akan sangat membantu

penutur maupun mitra tutur dalam memahami maksud maupun makna yang

terdapat dalam suatu ujaran. Jika antara penutur dan mitra tutur tidak dapat

menangkap makna atau maksud ketika berkomunikasi, maka suatu tuturan

dianggap gagal. Karena sesuatu yang menjadi tujuan penutur tidak sama dengan

yang ditangkap oleh pemikiran mitra tutur. Akhirnya, hal yang ingin disampaikan

penutur kepada mitra tutur tidak tersampaikan dengan baik. Kridalaksana (melalui

Ida Bagus 2014:94) menyatakan bahwa konteks adalah sebagai latar belakang

pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur sehingga lawan

tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa yang dimaksud oleh penutur

pada waktu membuat tuturan tertentu. Interpretasi makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

80

Dalam penelitian ini, ditemukan delapan makna pragmatik, di antaranya

mengarahkan, menguatkan, suruhan, meyakinkan, persilaan, mengingatkan,

ajakan, dan larangan. Makna yang terkandung dalam data yang peneliti temukan

tak luput dari proses analisis data berulang-ulang dan secara mendalam. Setelah

melakukan analisis data dan mengklasifikasikan berdasarkan jenis tindak tutur

deklaratif, maka dapat diketahui makna dari tuturan tersebut. Setiap ujaran atau

tuturan yang disampaikan penutur tentu saja memiliki makna yang berbeda.

Makna tersebut disesuaikan dengan konteks terjadinya tuturan. Harapan penutur

terhadap tuturannya adalah dapat dipahami dan mendapat respons dari mitra tutur,

baik verbal maupun non-verbal. Tuturan akan dikatakan berhasil sampai ke mitra

tutur jika tuturan tersebut mendapat respons atau tanggapan dari mitra tutur atau

lawan bicara.

4.3.3 Ciri-Ciri Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif

Setiap tindak tutur pasti memiliki ciri-ciri atau kekhasan yang menandai

keberadaan tuturan. Dalam penelitian tindak tutur yang dilakukan peneliti,

ditemukan lima jenis tindak tutur deklaratif. Masing-masing jenis tindak tutur itu

memiliki ciri atau kekhasan yang menandai keberadaan tuturan tersebut. Setiap

tuturan tentu memiliki ciri atau kekhasan yang membuat setiap tuturan memiliki

perbedaan satu dengan yang lain. Secara keseluruhan, Leech (1993:285) telah

mengemukakan pendapatnya mengenai ciri atau kekhasan yang terdapat pada

tuturan deklaratif, di antaranya adalah: (a) tuturan deklaratif memiliki sifat

performatif, (b) setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik, dan (c) setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

81

ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang

mendasari.

Pertama, Performatif merupakan tuturan untuk melakukan sesuatu. Leech

(1993: 280) mengatakan bahwa tuturan performatif tidak dievaluasi sebagai benar

atau salah, tetapi sebagai tepat atau tidak tepat, misalnya: I promise that I shall be

there (Saya berjanji bahwa saya akan hadir di sana) dan performatif primer atau

tuturan primer I shall be there (Saya akan hadir di sana). Tuturan performatif

berbeda dengan tuturan yang dapat diperiksa benar atau salahnya, oleh karena itu

pula dapat ditentukan kandungan makna dari ucapan tersebut maka ucapan

performatif tidak dapat diperlakukan seperti itu. Ucapan performatif tidak dapat

dikatakan benar atau salah melainkan pantas atau tidak pantas untuk diucapkan

seseorang.

Kedua, setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik. Tuturan deklarasi

disertai dengan tindakan fisik maksudnya adalah penutur tidak hanya berujar,

tetapi menggunakan bahasa tubuhnya sebagai pendukung dari kalimat yang ia

ujarkan. Misalnya wasit mengangkat kartu merah, seorang polisi meniupkan

peluit, guru menyurh siswanya diam dengan mengangkatkan salah satu tangan.

Selain itu, tindakan fisik tidak hanya yang dapat dilihat maupun didengar,

melainkan dapat pula dirasakan seperti seorang guru memberi semangat kepada

murid dengan menepuk bahu.

Ketiga, setiap ujaran deklaratif selalu memiliki makna penting sesuai

dengan konteks yang mendasari. Peran konteks situasi tuturan juga diuangkapkan

oleh Malinowski (melalui Verschueren 1998:75) yang mengatakan bahwa persis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

82

seperti dalam kenyataan bahasa lisan atau tulisan, sebuah kata tanpa konteks

linguistik hanyalah isapan jempol belaka dan tidak berarti apa-apa, jadi dengan

kenyataan lidah yang lisan, ujaran itu tidak berarti tanpa konteks situasi. Ujaran

deklarasi selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang

mendasarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

83

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data mengenai tindak tutur ilokusi deklaratif

para guru, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, mengenai

jenis-jenis tindak tutur ilokusi deklaratif. Kedua, makna pragmatik dalam tindak

tutur ilokusi deklaratif. Ketiga, ciri-ciri tindak tutur ilokusi deklaratif. Interaksi

para guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas X SMK Yos Sudarso

Rembang merupakan salah satu bentuk dari tindak tutur. Tuturan para guru ketika

kegiatan belajar mengajar tidak hanya dipahami sebagai rentetan kalimat. Namun,

tuturan guru dalam interaksi belajar mengajar memiliki makna maupun maksud

yang ingin disampaikan kepada para siswa. Pernyataan penutur berdasarkan

kenyataan yang bersifat mengubah mitra tutur disebut tindak tutur deklaratif.

Tindak tutur deklaratif merupakan tuturan yang isi tuturannya berkaitan dengan

kenyataan, serta dari tuturan tersebut dapat mengubah mitra tutur. Berdasarkan

hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Jenis-Jenis Tindak Tutur Ilokusi Deklratif

Tindak tutur ilokusi deklratif merupakan tindak tutur yang

menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya. Hasil dari penelitian ini

ditemukan enam jenis tindak tutur ilokusi deklaratif. Keenam jenis tersebut adalah

tindak tutur ilokusi deklaratif ‘memutuskan’, tindak tutur ilokusi deklaratif

‘mengesahkan’, tindak tutur ilokusi deklaratif ‘penamaan’, tindak tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

84

ilokusi deklaratif ‘menghukum’, tindak tutur ilokusi deklaratif ‘melarang’, dan

tindak tutur ilokusi deklaratif ‘mengangkat’. Jenis-jenis tindak tutur ilokusi

deklaratif dapat ditemukan setelah melakukan pengamatan mengenai situasi

terjadinya tuturan dan proses analisis data secara mendalam.

b. Makna Prgamatik Tindak Tutur Ilokusi Dekalaratif

Selain menganalisis jenis-jenis tindak tutur ilokusi deklaratif, penelitian ini

juga memiliki tujuan untuk menganalisis makna pada tuturan deklaratif.

Penemuan makna ini didasari dengan pemahaman konteks situasi tuturan. Peneliti

mencoba untuk memahami konteks situasi tuturan dengan baik untuk mengetahui

makna yang terdapat pada tuturan. Hasil dari penelitian ini, ditemukan delapan

jenis makna pragmatik tindak tutur ilokusi deklaratif. Delapan makna pragmatik

tersebut adalah 35 mengarahkan, 15 menguatkan, 4 suruhan, 25 meyakinkan, 1

persilaan, 12 mengingatkan, 1 ajakan, dan 3 larangan.

c. Ciri-Ciri Tindak Tutur Ilokusi Deklaratif

Setiap tuturan tentunya memiliki pembeda dari tuturan satu dan yang

lainnya, begitu pula dengan tuturan deklaratif. Ciri-ciri tersebut berguna untuk

membantu pemahaman pembaca mengenai perbedaan dari setiap tuturan. Pada

tindak tutur ilokusi deklaratif, terdapat tiga ciri atau karakteristik yang dapat

diidentifikasi oleh peneliti, yakni: (a) tuturan deklaratif memiliki sifat performatif,

(b) setiap tuturan deklaratif disertai tindakan fisik, dan (c) setiap ujaran deklaratif

selalu memiliki makna penting sesuai dengan konteks yang mendasari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

85

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas tiga hal di antaranya jenis

tindak tutur deklaratif para guru dalam interaksi belajar mengajar pada siswa kelas

X SMK Yos Sudarso Rembang, makna pragmatis tindak tutur deklaratif para

guru, dan ciri-ciri tindak tutur deklaratif. Bagi pihak-pihak yang hendak

melakukan penelitian bahasa, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis

dengan bahasan yang berbeda, misalnya tindak tutur direktif, tindak tutur

ekspresif, atau yang sejenis lainnya. Apabila pembaca ingin melakukan penelitian

yang sejenis dengan penelitian ini, pembaca dapat menggunakan penelitian ini

sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian sejenis yang hendak dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Wahab. 1995. Teori Semantik. Surabaya: Airlangga University Press.

Austin,J.L. 1962. How to Do Things with Words. New York: Clardon Press.

Bagus, Ida. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bloomfield, L. 1995. Language: Bahasa (terjemahan). Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul & Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT

Asdi Mahasatya.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka

Cipta.

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghony, Djunaidi & Almanshur. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Horn & Word. 2006. The Handbook of Pragmatics. Australia: Blackwell

Publishing.

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

____________________. 2011. Kamus Linguistik (ed. 4). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Langendoen. 1968. The London School of Linguistics: A Study of The Linguistics

Theories of B. Malinowski and J.R. Firth. Cambridge: The Massachusetts

Institute of Technology.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Levinson, Stephen. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.

Lubis. 2015. Analisis Wacana Pragmatik (edisi revisi). Bandung: Penerbit

Angkasa.

Lyons, John. 1977. Semantics (Vol.2). Cambridge: Cambridge University Press.

__________. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Greamedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

87

__________. 1995. Linguistic Semantic: An Introduction. Cambridge: Cambridge

University Press.

Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Miles & Huberman. 1992. Qualitative Data Analysis. Sage Publications, Inc.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Nadar. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pateda, Mansoer. 1988. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Penerbit

Angkasa.

Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan

Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwo. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses & Aplikasi. Jakarta: PT INDEKS.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang:

Percetakan DIOMA.

_______________. 2008. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

_______________. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Richards, Jack dkk. 1989. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Longman:

Longman Group UK Limited.

Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar

Media.

Rose, Kenneth & Kasper. 2001. Pragmatics in Language Teaching. Cambridge:

Cambridge University Press.

Rusminto, N.E. 2009. Analisis Wacana Bahasa Indonesia. (Buku Ajar).

Bandarlampung: FKIP Universitas Lampung.

_____________. 2010. Memahami Bahasa Anak-anak. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

88

Straus, Anselm & Corbin. 2007. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfa Beta.

________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.

Sukmadinata,N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.

Tarigan, Diago. 1990. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Verschueheren, Jef. 1998. Understanding Pragmatics. New York: Arnold

Publisher.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

89

BIODATA PENULIS

Elisabet Riski Titasari panggilan Riski lahir di Rembang

pada tanggal 25 November 1995 dari pasangan suami istri

Bapak Ephraim Maria Dwi Tristanto dan Ibu Paulina Rita

Punto Dewi. Penulis adalah anak ketiga dari empat

bersaudara. Penulis sekarang bertempat tinggal di Mangunan,

Harjobinangun, Pakem.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu SD K Santa Maria Rembang lulus

tahun 2007, SMP K OV Slamet Riyadi Rembang lulus tahun 2010, SMA K Santa

Maria Rembang lulus tahun 2013, dan mulai tahun 2013 mengikuti Program S1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

90

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

92

TRIANGULASI DATA TUTURAN PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PADA SISWA

KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG

PENELITIAN KAJIAN PRAGMATIK

Keterangan :

TG : Tuturan Guru

KT : Konteks Tuturan

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

Tuturan Analisis Jenis Tindak Tutur Ilokusi

Deklaratif Makna Pragmatik

Triangulator

S TS

(Data 01.) TG: “Jaman

sekarang

orang

harus baik

secara

moral dulu,

sekolah

tinggi-

tinggi

kalau tidak

bermoral

juga

percuma.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

kepada siswa kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki). Tuturan ini terjadi

setelah guru melihat nilai

ulangan harian dan jawaban

yang sama setiap masing-

masing siswa. Guru

mencurigai hasil tersebut

diperoleh dari mencontek.

Guru dan siswa sama-sama

mengetahui bahwa mencontek

bukanlah hal yang baik dan

dilarang di sekolah. Guru

menganggap bahwa mencontek

merupakan salah satu

penyimpanan terhadap moral.

Bukti yang menyatakan bahwa

tuturan tersebut termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’ terdapat pada

“harus baik secara moral dulu”

kemudian didukung dengan

kalimat “sekolah tinggi-tinggi

kalau tidak bermoral juga

percuma”. Penutur melalui

tuturannya mengungkapkan

pernyataan yang memutuskan

bahwa setiap orang harus baik

secara moral. Penekanan

‘memutuskan’ terjadi pada kata

‘harus’. Tuturan di atas memiliki

makna ‘mengarahkan’. Penutur

yakni seorang guru

kewirausahaan seolah-olah

mengarahkan mitra tutur yakni

para siswa untuk memiliki moral

yang baik. Penanda makna

pragmatis ‘mengarahkan’ dalam

tuturan tersebut terbentuk dari

konteksnya yakni pengetahuan

dari penutur dan mitra tutur

terhadap tuturan yakni “jaman

sekarang orang harus baik secara

moral dulu, pintar kalau tidak

bermoral juga percuma”.

Berdasarkan asumsi dan latar

belakang pengetahuan bersama

mengenai tindakan mencontek

bukanlah hal baik, diharapkan

dapat menggerakkan mitra tutur

supaya meninggalkan kebiasaan

mencontek.

Memutuskan

Mengarahkan √

(Data 02.) TG: “Keputusan

yang

diambil

pemimpin

berguna

untuk

memperbai

ki

perusahaan

.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

mengajarkan materi kepada

siswa mengenai kepemimpinan

yang baik. Pemimpin yang

baik adalah pemimpin yang

berani mengambil keputusan

dengan berbagai resiko.

Tuturan (02) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Memutuskan adalah menetapkan

suatu tuturan yang mampu

meyakinkan maupun

mempengaruhi mitra tutur, hal ini

ditunjukkan oleh tuturan di atas

yang isi tuturannya meyakinkan

mitra tutur mengenai keputusan

yang diambil pemimpin berguna

untuk memperbaiki perusahaan.

Tutursn di atas memiliki makna

‘mengarahkan’. Penutur yakni

seorang guru Kewirausahaan

seolah-olah mengarahkan mitra

tutur yakni para siswa untuk

berani mengambil keputusan

dalam segala hal. Penanda makna

pragmatis ‘mengarahkan’ dalam

tuturan tersebut terbentuk dari

konteksnya yakni pengetahuan

dari penutur dan mitra tutur

terhadap tuturan yakni:

“keputusan yang diambil

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

93

pemimpin berguna untuk

memperbaiki perusahaan”.

Berdasarkan asumsi dan latar

belakang pengetahuan bersama

mengenai sikap pemimpin yang

baik harus mampu dan berani

mengambil keputusan, penutur

memiliki maksud supaya mitra

tutur dapat memahami sikap

kepemimpinan yang baik.

(Data 03.) TG: “Hidup

bersosialisa

si dengan

orang lain

sangat

bermanfaat

ketika kita

hidup

bertetangga

. Hidup di

dunia pasti

saling

membutuh

kan to?

Kalau

nggak bisa

bersosialisa

si kalian

gimana

mau

hidup?”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran

Kewarganegaraan di kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

mengajarkan materi warga

Negara. Guru menyinggung

masalah hidup bersosialisasi

sebagai warga Negara yang

baik. Bersosialisai merupakan

hal yang sangat penting bagi

semua manusia di dalam

masyarakat. Karena manusia

merupakan makhluk sosial

yang saling membutuhkan satu

dengan yang lain.

Termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif jenis

‘memutuskan’ karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

mengungkapkan sebuah

pernyataan yang bersifat

memutuskan, yakni terdapat

dalam “hidup bersosialisasi

dengan orang lain sangat

bermanfaat ketika kita hidup

bertetangga”. Penutur telah

memutuskan bahwa hidup

bersosialisasi sangatlah

bermanfaat dalam hidup

bertetangga. Keputusan penutur

tersebut didukung dengan kalimat

“Hidup di dunia pasti saling

membutuhkan to? Kalau nggak

bisa bersosialisasi kalian

gimana mau hidup?”. Oleh

karena itu tuturan ini dapat

dikatakan sebagai tuturan

‘memutuskan’, karena melalui

tuturannya penutur telah

memutuskan bahwa hidup

bersosialisasi dengan orang lain

sangat bermanfaat. Tuturan

tersebut memiliki makna

‘mengarahkan’. Penutur yakni

guru mata pelajaran

kewarganegaraan, ingin siswanya

tahu bahwa dalam bermasyarakat

harus mampu bersosialisasi. Guru

sebagai penutur mengarahkan

para siswa supaya dapat

bersosialisasi dengan baik, hal itu

ditegaskan dalam penggalan

tuturan: “Hidup di dunia pasti

saling membutuhkan yo? Kalau

nggak bisa bersosialisasi kalian

gimana mau hidup?” Oleh

karena itu berkaitan dengan mata

pelajaran yang sedang ia ajarkan,

guru memutuskan bahwa hidup

bersosialisasi dengan orang lain

sangat bermanfaat ketika kita

hidup bertetangga. Penutur

melalui tuturannya itu ingin

menyampaikan pesan supaya

mitra tutur dapat bersosialisasi

dalam masyarakat.

Memutuskan Mengarahkan √

(Data 04.) TG: “Pemimpin

harus bisa

memimpin

dengan

baik,

memberi

contoh

yang baik

untuk

anggotanya

.”

KT: Disampaikan oleh guru

Kewirausahaan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki). Tuturan ini terjadi ketika

guru mengetahui bahwa ketua

kelas sering tidak masuk tanpa

Termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif jenis

‘memutuskan’ karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan,

yakni: “pemimpin harus bisa

memimpin dengan baik.

Penekanan terdapat pada kata

‘harus’, membuktikan bahwa

tuturan penutur memiliki sifat

memutuskan, yakni memutuskan

bahwa pemimpin yang baik harus

bisa memimpin dengan baik.

Makna yang terdapat pada

tuturan di atas adalah

‘mengarahkan’. Melalui

tuturannya. guru bermaksud

mengarahkan siswanya untuk

bisa bertanggungjawab. Maksud

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

94

keterangan. Ketua kelas

merupakan contoh pemimpin

di dalam kelas. Ketua kelas

hendaknya memberi contoh

yang baik untuk teman-

temannya supaya kelas

menjadi lebih baik.

yang ingin disampaikan oleh guru

atau penutur adalah

menginginkan siswanya untuk

bisa menjadi contoh yang baik

bagi teman-teman maupun

oranglain.

(Data 05.) TG: “Dulu

jamannya

ibu masih

muda, listrik

itu hanya

nyala pas

malam, ya

mulai jam 7

itu baru

nyala.

Itupun kalau

nggak ada

angin

kencang, di

desa ibu kan

sering tuh

ada angin

kencang,

jadi kalau

anginnya

lagi kencang

ya listrik itu

dimatiin

total,cuma

pakai teplok

atau lilin.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

mengajar di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki).. Guru menceritakan

pengalaman ketika kecil dan

mengaitkan dengan cara

belajar anak-anak zaman

sekarang. Pada zaman dahulu

orang-orang susah untuk

mendapatkan listrik. Namun

semangat belajar mereka

sangat tinggi. Berbeda dengan

anak jaman sekarang yang

kebanyakan belajar ketika ada

ulangan atau ujian.

Tuturan (05) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dalam

tuturan itu penutur menyetujui

bahwa pada zaman dahulu listrik

hanya menyala mulai pukul 7

malam. Salah satu ciri dari tindak

tutur jenis memutuskan adalah

penutur menyetujui suatu hal,

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah penutur

menyetujui bahwa pada zaman

dahulu masih sulit listrik. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘menguatkan’. Pernyataan penutur tersebut

memiliki makna menguatkan

karena penutur memberi tuturan

penguatan terhadap hal yang

telah ia ketahui yakni mengenai

listrik pada zaman dahulu.

Memutuskan Menguatkan √

(Data 06.) TG: “Dalam

mengerjakan

akuntansi

harus diberi

keterangan

yang jelas,

misalnya

laba atau

rugi.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi

ketika mengajar di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Guru memberi soal

kepada siswa untuk

mengerjakan jurnal aluntansi.

Ketika siswa mengerjakan

soal, banyak siswa yang tidak

menulis keterangan di jawaban

mereka. Menuliskan

keterangan ketika mengerjakan

soal yang memiliki banyak

kode seperti Akuntansi

sangatlah perlu. Tujuannya

adalah untuk memperjelas

jawaban dari soal tersebut.

Termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif jenis

‘memutuskan’ karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan,

yakni: “ Dalam mengerjakan

akuntansi harus diberi

keterangan yang jelas”.

Penekanan terdapat pada kata

‘harus’, membuktikan bahwa

tuturan penutur memiliki sifat

memutuskan, yakni memutuskan

bahwa dalam mengerjakan

akuntansi harus disertai

keterangan yang jelas. Makna

yang terdapat pada tuturan di atas

adalah ‘suruhan’. Melalui tuturan

tersebut penutur menyuruh mitra

tutur untuk melakukan yang ia

katakan. Dalam hal ini penutur

yakni guru akuntansi ingin

menyuruh siswanya untuk

menulis keterangan setiap

mengerjakan soal akuntansi.

Memutuskan Suruhan √

(Data 07.) TG: “Handphone Tuturan (07) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

95

itu

digunakan

ketika kalian

pulang

belum ada

yang

menjemput

atau pulang

telat,

barulah

untuk

memberitahu

orang tua.

Bukan ketika

pelajaran

ada guru

berbicara

kalian malah

membuat

status,

membuka

internet

tanpa

perintah dari

guru.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

melihat salah satu siswanya

bermain handphone ketika jam

pelajaran sedang berlangsung.

Guru dan siswa sama-sama

tahu bahwa tidak boleh

menggunakan handphone

ketika kegiatan belajar

mengajar berlangsung tanpa

ada izin dari guru mata

pelajaran yang bersangkutan.

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa handphone hanya

digunakan untuk memberitahu

orangtua dalam hal-hal yang

penting “ Handphone itu

digunakan ketika kalian pulang

belum ada yang menjemput atau

pulang telat, barulah untuk

memberitahu orang tua”. Makna

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Penutur melalui tuturannya ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

dapat menggunakan handphone

pada situasi yang penting dan

tidak menggunakan handphone

ketika kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

(Data 08.) TG: “Apotek

merupakan salah satu ilmu

perdagangan.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Matematika

mengajar di kelas X Farmasi

yang memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

sedang menerangkan materi

pertidaksamaan. Guru dan

siswa sama-sama mengetahui

bahwa apotek merupakan

tempat untuk membeli obat.

Kegiatan jual-beli merupakan

ilmu perdagangan.

Termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif jenis

‘memutuskan’, karena dalam

tuturan tersebut penutur

memutuskan bahwa apotek

merupakan salah satu ilmu

perdagangan. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Penutur

melalui tuturannya ingin

meyakinkan mitra tutur supaya

percaya dan yakin bahwa apotek

merupakan salah satu ilmu

perdagangan.

Memutuskan Meyakinkan √

(Data 09.) TG: “Spidolnya

sudah

habis itu

isinya, di

perpustaka

an ada isi

spidol itu

lho.

Petugas

piket itu

tugasnya

tidak hanya

bersih-

bersih

kelas, tetapi

juga

mengecek

spidol

masih bisa

digunakan

atau tidak.

Supaya

Termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif jenis

‘memutuskan’, karena dalam

tuturan tersebut penutur

memutuskan bahwa tugas

petugas piket tidak hanya

membersihkan kelas tetapi juga

memeriksa kelengkapan kelas

seperti spidol, terbukti dalam

cuplikan tuturan: “petugas piket

itu tugasnya tidak hanya bersih-

bersih kelas, tetapi juga

mengecek spidol masih bisa

digunakan atau tidak”. Makna

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘persilaan’. Penutur mempersilakan mitra

tutur untuk mengisi spidol di luar

kelas.

Memutuskan Persilaan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

96

tidak

menggangg

u guru

ketika

mengajar

dan ingin

menulis.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran

Kewarganegaraan di kelas X

Administrasi Pekrantoran

yang memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki).

Ketika hendak menggunakan

spidol, ternyata isi spidol

tersebut habis. Petugas piket

tidak memeriksa spidol

tersebut. Petugas piket tidak

hanya bertugas untuk

membersihkan kelas, tetapi

juga memeriksa segala sesuatu

di dalam kelas seperti spidol.

Petugas piket hendaknya selalu

memeriksa tinta dalam spidol.

(Data 10.) TG: “Keinginan

atau mimpi

harus

diimbangi

dengan

tindakan.

Bagaimana

supaya

keinginan

kalian itu

bisa

tercapai?”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Farmasi yang

memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

bertanya mengenai cita-cita

para siswa. Guru dan siswa

tahu bahwa setiap cita-cita jika

ingin tecapai harus diimbangi

dengan usaha dan tekun dalam

segala hal.

Termasuk dalam tindak tutur

ilokusi deklaratif ‘memutuskan’, karena dalam tuturan tersebut

penutur memutuskan bahwa:

“Keinginan atau mimpi harus

diimbangi dengan tindakan.”.

penekanan terdapat pada kata

‘harus’. Penutur memutuskan

bahwa setiap keinginan harus

diimbangi tindakan supaya bisa

tercapai. Makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Penutur

mengarahkan mitra tutur supaya

selalu berjuang dalam mengejar

segala keinginannya dan selalu

berusaha demi tercapainya suatu

keninginan atau mimpi.

Memutuskan Mengarahkan √

(Data 11.) TG: “SMK itu

mendidik,

melatih,

dan

membekali

keterampila

n supaya

kalian siap

untuk

langsung

bekerja.”

KT: Disampaikan oleh guru

BK yang dating di sela-sela

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki). Guru

memberi nasehat kepada siswa

untuk menekuni program yang

mereka pilih. SMK merupakan

Sekolah Menengah Kejuruan

yang mempersiapkan siswa

untuk bisa langsung bekerja

setelah lulus. Di dalam SMK

siswa juga dibekali dengan

segala keterampilan sesuai

dengan jurusan yang mereka

pilih.

Tuturan (11) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa SMK mendidik untuk siap

bekerja. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Penutur ingin

meyakinkan mitra tutur dalam

bersekolah di SMK supaya

semakin tekun dalam jurusan

yang telah mereka pilih. Melalui

tuturan tersebut, penutur

meyakinkan mitra tutur bahwa di

SMK mereka dilatih dan dibekali

berbagai keterampilan supaya

siap untuk bekerja.

Memutuskan Meyakinkan √

(Data 12.) TG: Tuturan (12) termasuk dalam Memutuskan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

97

“Keberuntungan hanya akan

didapat oleh orang yang mau

bertindak.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika

memberi nasehat kepada siswa

supaya tidak malas. Guru dan

siswa sama-sama tahu bahwa

malas tidak akan membuat

orang berhasil. Tanpa

melakukan tindakan, setiap

orang tidak akan mendapatkan

apa yang mereka inginkan.

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa keberuntungan hanya akan

didapat oleh orang yang mau

bertindak. Melalui tuturannya,

penutur telah memutuskan bahwa

keberuntungan akan didapat oleh

orang yang mau berusaha. Makan

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘meyakinkan’. Penutur berusaha meyakinkan

mitra tutur bahwa keberuntungan

hanya didapat orang yang

berusaha.

(Data 13.) TG: “Kalau kamu

buka counter

tapi nggak

punya relasi

atau nggak

punya teman

sedangkan

sainganmu

ada banyak,

ya sulit

kemungkina

n untuk bisa

ramai

countermu

itu.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

ketika mengajar di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Guru memberikan

nasehat akan pentingnya

membangun relasi dengan

banyak orang. Dalam

menjalani hidup, setiap orang

perlu membangun relasi yang

baik denan sesama, supaya

dapat saling tolon menolong

satu sama lain.

Tuturan (13) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa dalam membuka usaha

harus diimbangi dengan

hubungan atau relasi dengan

oranglain. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Tuturan tersebut

apat dikatakan memiliki makna

menguatkan karena melalui

tuturannya penutur ingin

membuat mitra tutur percaya

bahwa dalam berusaha

dibutuhkan relasi yang baik

dengan oranglain.

Memutuskan Menguatkan √

(Data 14.) TG: “Relasi atau

menjalin

hubungan

dengan

orang lain

itu perlu.

Misal kita

punya

usaha,

kalau kita

punya

relasi kan

jadi enak

menyalurk

an usaha

kita to.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

ketika mengajar di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Guru memberikan

nasehat akan pentingnya

membangun relasi dengan

banyak orang. Dalam

menjalani hidup, setiap orang

perlu membanun relasi yang

baik denan sesama, supaya

dapat saling tolon menolong

satu sama lain.

Tuturan (14) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa menjalin hubungan

dengan oranglain itu perlu.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Melalui

tuturannya penutur ingin

membuat mitra tutur yakin bahwa

hidup bersosialisasi itu sangat

penting.

Memutuskan Meyakinkan √

(Data 15.) TG: “Kalian kalau Tuturan (15) termasuk dalam Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

98

mendapat

nilai pas

KKM,

padahal

KKMnya

sudah tinggi,

lalu dilihat

orangtuamu

yang tidak

tahu kalau

nilaimu itu

pas KKM

hasil

bantuan dari

guru supaya

kamu bias

lulus KKM,

sama saja

kamu

membohongi

orangtuamu.

coba aja

kalau

orangtuamu

tahu nilai

aslimu yang

cuma 35,40,

gitu-gitu aja,

gimana

coba?”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki). Tuturan ini terjadi ketika

guru mengetahui nilai ulangan

beberapa siswa selalu di bawah

KKM. Guru dan siswa sama-

sama tahu bahwa nilai KKM

pada mata pelajaran tersebut

tinggi, dan untuk bisa

melanjutkan materi selanjutnya

uru harus bisa meluluskan nilai

siswa yakni denan melakukan

remedial bagi siswa yang

mendapat nilai kurang. Nilai

remedial tidak bisa di atas

KKM, maksimal hanya batas

KKM. Guru dituntut untuk

meluluskan siswa supaya dapat

melanjutkan materi

selanjutnya.

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa penutur telah menyetujui

bahwa nilai KKM merupakan

nilai bantuan dari guru. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Penutur ingin mengarahkan mitra

tuturnya supaya dapat rajin

bersekolah dan rajin belajar.

(Data 16.) TG: “Orang

korupsi para

koruptor itu

kebanyakan

orang pintar

kan? Tapi

mereka salah

dalam

menggunaka

n

kepintaranny

a, mereka

menggunaka

n

kepintaranny

a untuk

membodohi

oranglain,

yaitu dengan

berkorupsi.”

KT: Disampaikan oleh guru

Pendidikan Agama Katolik di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

Tuturan (16) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa koruptor merupakan

bagian dari orang yang pintar.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Tuturan tersebut

dapat dikatakan memiliki makna

menguatkan karena melalui

tuturan tersebut penutur memberi

penguatan terhadap

pernyataannya bahwa koruptor

merupakan orang yang salah

dalam menggunakan

kepintanrannya.

Memutuskan Menguatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

99

memberi nasehat kepada

siswanya untuk menggunakan

akal pintarnya dengan baik dan

benar, bukan untuk

mencurangi oranglain.

Koruptor merupakan orang

yang melakukan korupsi,

kebanyakan di antara mereka

merupakan orang yang

memiliki akal cerdas sehingga

menggunakan kecerdasannya

itu untuk kegiatan-kegiatan

yang salah.

(Data 17.) TG: “Sudah

berapa kali

ya ibu

menemukan

beberapa

siswa main

handphone

di kelas.

Guru sedang

menjelaskan

kalian sibuk

main

handphone.

Apa kalian

itu tidak bisa

merasakan

jadi orang

yang sedang

berbicara

menerangka

n tapi malah

dicuekin,

tidak

dihargai.

Kelak orang-

orang yang

tidak

menghargai

gurunya

pasti juga

akan

mengalami

hal yang

sama.

Cobalah

kalian itu

menghargai

guru sedikit

saja, dengan

mendengark

an dan

memperhatik

an saja guru

itu sudah

senang lo.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

melihat salah satu siswanya

bermain handphone ketika jam

pelajaran sedang berlangsung.

Guru memberi nasehat siswa

supaya bisa mengharagi orang

yang sedang berbicara

menjelaskan. Ketika sedang

menerangkan materi guru akan

senang apabila para siswa mau

memperhatikan dan tidak sibuk

dengan kegiatan lain selama

proses belajar mengajar

berlangsung.

Tuturan (17) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

yang terbukti pada penggalan

tuturan: “ dengan mendengarkan

dan memperhatikan saja guru itu

sudah senang lo” melalui

penggalan tuturan tersebut

penutur telah menyetujui bahwa

dengan mendengarkan dan

memperhatikan guru sudah

merasa senang. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengingatkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur ingin

mengingatkan mitra tutur untuk

dapat menghargai siapapun yang

sedang berbicara di depan kelas.

Memutuskan Mengingatkan √

(Data 18.) TG: “Nanti

sebentar

lagi kakak-

Tuturan (18) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

Memutuskan Mengingatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

100

kakak

kalian

ujian

nasional

kalian

akan libur

lagi. Ibu

minta

setelah

libur kalian

bisa masuk

semua.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran bahasa

Indonesia di kelas X Farmasi

yang memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika jam

pelajaran berlangsung banyak

siswa yang tidak masuk setelah

libur panjang. Setelah libur

panjang siswa cenderung

malas untuk masuk sekolah,

apalagi hari masuk sekolah itu

adalah hari jumat. Siswa lebih

memilih untuk mulai masuk

sekolah kembali pada hari

senin.

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa tidak lama lagi akan ada

ujian nasional. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengingatkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur ingin

mengingatkan mitra tutur bahwa

sebentar lagi akan ada ujian

nasional dan ada libur panjang,

penutur berharap setelah libur

mitra tutur dapat masuk sekolah

dan mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

(Data 19.) TG: “Kreatif dan

inovatif itu

diperlukan

saat kalian

hendak

membuka

bisnis atau

usaha.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki).

Tuturan ini terjadi ketika guru

sedang mengajarkan materi ke

siswa-siswinya dan

mengajarkan cara

berwirausaha yang baik.

Kreatif dan inovatif sangat

berguna bagi setiap orang yang

ingin membuka usaha. Dengan

mengeluarkan kreasi yang

inovatif serta mencipatakan

usaha yang berbeda denan

yang lain, konsumen pasti akan

tertarik dengan usaha yang

dibuat.

Tuturan (19) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu persetujuan

bahwa kreatif dan inovatif

diperlukan saat berbisnis. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Guru ingin mengarahkan para

siswanya supaya dapat kreatif

dan inovatif ketika hendak

memulai bisnis.

Memutuskan Mengarahkan √

(Data 20.) TG: “Niat untuk

sekolah itu

sangat

penting ya,

meskipun

tidak punya

sepatu

bagus atau

sepatunya

sudah

sobek-

sobek,

seragam

juga nggak

sebaik

siswa pada

umumnya.

Kalian

harus bisa

belajar dari

siswa di

daerah

pedalaman

atau

Tuturan (20) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dapat

dikatakan sebagai jenis

memutuskan karena dalam

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu keputusan

bahwa dalam bersekolah harus

memiliki niat supaya dapat

berhasil. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

dapat bersekolah dengan rajin

dan penuh semangat.

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

101

daerah

yang masih

kurang

baik

pendidikan

nya.

Mereka

saja sangat

bersemang

at dalam

belajar,

masa

kalian yang

punya

seragam

bagus,

sepatu

bagus,

bahkan

difasilitasi

kendaraan,

alat

komunikasi

, kalian

harusnya

bisa lebih

bersemang

at. Buat

orangtua

atau orang

sekitarmu

bangga.”

KT: Disampaikan oleh guru

Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Tuturan ini terjadi ketika

guru memberi semangat

kepada siswa-siswinya untuk

bersekolah. Banyak orang-

orang yang tidak mampu ingin

bersekolah dan semanatnya

melebihi orang-orang yang

mampu bersekolah. Guru dan

siswa tahu bahwa sekolah itu

bukan hal untuk disepelekan.

(Data 21.) TG: “Internet itu

disediakan

supaya

ketika guru

menyuruh

kalian

mencari

materi

secara online

kalian bisa

dengan

mudah

mencari.

Bukannya

digunakan

untuk

membuka

facebook,

membuka

youtube,

update

status-status

galau pas

pelajaran.

Itu kan

kurang pas

ya.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Teknik

Informasi dan Komputer di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

Tuturan (21) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Dalam

tuturan tersebut guru telah

menyetujui bahwa internet hanya

digunakan pada hal-hal yang

penting. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘mengingatkan’. Melalui

tuturannya tersebut guru ingin

mengingatkan para siswa bahwa

internet hanya digunakan ketika

ada tugas dari guru bukan untuk

bermain ketika kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

Memutuskan Mengingatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

102

ia menemukan siswa yang

membuka internet tanpa ada

perintah dari guru. Internet

yang disediakan di sekolah

digunakan untuk kepentingan

sekolah salah satunya adalah

untuk mencari informasi

penting ketika pelajaran

berlangsung.

(Data 22.) TG: “Saya itu

heran

dengan

kelas ini, kok

kalau nggak

masuk bisa

ganti-

gantian ya.

Kemarin si a

sekarang si b

gitu-gitu

terus.

Kesannya itu

seperti sudah

kalian

rencanakan

gitu lo nggak

masuknya

itu.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

ia selesai melakukan presensi

terhadap siswa yang hadir dan

melihat presensi siswa. Guru

menyadari kejanggalan pada

kelas tersebut yakni siswa yang

tidak masuk bergantian.

Membolos sekolah bukanlah

hal yang baik. Namun siswa

sering melakukan dengan

alasan malas bersekolah.

Tuturan (22) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Guru telah

menyetujui bahwa kelas tersebut

sering bergantian dalam hal

membolos sekolah. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Melalui

tuturannya guru meyakinkan para

siswanya bahwa kelas tersebut

sering bergantian tidak masuk

sekolah.

Memutuskan Meyakinkan √

(Data 23.) TG: “Besok

semisal

kalian ada

yang kuliah,

belum punya

kendaraan

pribadi.

Nggak usah

gaya-gayaan

pakai taksi

ke mana-

mana.

Carilah

kendaraan

umum yang

murah. Jadi

anak kos

nggak bisa

ngirit ya

nggak bisa

hidup kalian.

Memang

kalian di

perantauan

punya

banyak

teman, tapi

apa kalian

mau minta

terus sama

teman?

Nggak to?”

KT: Disampaikan oleh guru

Kewarganegaraan di kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 17 siswa (13

Tuturan (23) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Pada

tuturan tersebut guru telah

menyetujui melalui tuturannya: “

Jadi anak kos nggak bisa ngirit

ya nggak bisa hidup kalian”.

Penutur telah memutuskan bahwa

menjadi anak kos harus bisa

hidup hemat, makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Tuturan

tersebut dapat dikatakan memiliki

makna mengarahkan karena guru

ingin para siswanya bisa

berhemat ketika mereka hidup

jaruh dari orangtua dan keluarga.

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

103

perempuan, 4 laki-laki) ketika

memberi nasehat kepada

mereka untuk bisa mengelola

keuangan ketika jauh dari

orangtua. Hidup jauh dari

orangtua tidaklah mudah jika

tidak bida mengelola keuangan

dengan baik.

(Data 24.) TG: “Makan di

luar itu

memang

enak, tapi

jahat. Kita

tidak tahu

masaknya

bagaimana,

bahannya

bagimana,

kebersihan

nya

bagaimana

ya kan?”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

memberi nasehat kepada

siswa-siswinya untuk lebih

berhati-hati ketika membeli

makanan. Makanan yang di

dapat di luar rumah cenderung

kebersihannya tidak terjamin

dan rawan bakteri.

Tuturan (24) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Melalui

tuturannya penutur telah setuju

bahwa makanan di luar rumah

tidak terjamin kebersihannya.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Penutur berupaya

untuk meyakinkan mitra tutur

supaya bisa lebih berhati-hati

ketika memilih makanan.

Memutuskan Meyakinkan √

(Data 25.) TG: “Jadi orang

itu yang

apa adanya

sajalah.

Nggak

usah

pengen

seperti

orang lain.

Belum

mampu beli

mobil, lihat

temennya

punya

mobil terus

ikut-ikutan

dengan

cara sewa

mobil,

gaya-

gayaan

padahal

bukan

milik

sendiri.

Apa

adanya

saja deh,

punyanya

ini ya

sudah

terima saja.

Tidak usah

memaksaka

n apa yang

ada di luar

kemampua

n kita.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) setelah

menyorot perilaku muda-mudi

jaman sekarang yang selalu

Tuturan (25) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Bukti yang

mengatakan bahwa tuturan

tersebut termasuk dalam tuturan

memutuskan adalah: “ Jadi orang

itu yang apa adanya sajalah”.

Penutur menyetujui bahwa hidup

lebih baik jika apa adanya.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Melalui

tuturannya penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

bisa menjadi diri sendiri dan

tampil apa adanya sesuai dengan

kemampuan.

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

104

menginginkan hidup mewah

tanpa berpikir keuangan

orangtua. Guru dan siswa tahu

bahwa hidup apa adanya itu

lebih baik.

(Data 26.) TG: “Menyanyikan

lagu

nasional

sebelum

pelajaran

berlangsun

g itu

tujuannya

supaya

kalian bisa

terus hafal

dengan

lagu-lagu

nasional.

Selain itu

juga untuk

mengenang

jasa para

pahlawan

kita.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran

Kewarganegaraan di kelas X

Administrasi Perkantoran yang

memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki) ketika

sedang mengawali pelajaran

sebelum masuk ke dalam

materi. Penutur dan mitra tutur

bahwa salah satu cara

mewujudkan sikap cinta tanah

air adalah dengan

menyanyikan lagu wajib.

Tuturan (26) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

njenis ‘memutuskan’. Tuturan

tersebut dapat dikatakan sebagai

tuturan memutuskan karena pada

tuturan itu penutur setuju bahwa

untuk mengenang jasa pahlawan

salah satunya adalah dengan

menyanyikan lagu wajib. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘mengingatkan’. Melalui tuturannya penutur ingin

mengingatkan mitra tutur supaya

selalu mengenang jasa pahlawan

dan hafal lagu-lagu wajib.

Memutuskan Mengingatkan √

(Data 27.) TG: “Kalau belum

paham ya

tanya,

jangan diam

saja. Sayang

dong belum

paham tidak

tanya, nanti

kapan

pahamnya?”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki) dan meminta siswa-

siswinya untuk bertanya

mengenai materi yang kurang

dipahami. Namun, respons

siswa hanya diam saja tidak

ada yang mau bertanya.

Tuturan (27) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Bukti yang

mengatakan bahwa tuturan

tersebut termasuk dalam jenis

memutuskan adalah: “ Sayang

dong belum paham tidak tanya,

nanti kapan pahamnya?” melalui

tuturan tersebut penutur

menyetujui bahwa belum

memahami materi yang diajarkan

guru hendaknya bertanya supaya

paham. Makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

bertanya ketika belum paham dan

mengarahakan supaya tidak malu

dalam bertanya.

Memutuskan Mengarahkan √

(Data 28.) TG: “Orang asing

yang

ditetapkan

menjadi

warga

Indonesia,

prosesnya

disebut

dengan

naturalisasi

.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Tuturan (28) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Melalui

tuturannya guru telah

memutuskan bahwa proses

penetapajn orang asing menjadi

warga Indonesia adalah proses

naturalisasi. Makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Guru dalam

mengajarkan materi meyakinkan

kepada para siswanya mengenai

proses orang asing menjadi warga

negara Indonesia.

Memutuskan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

105

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

(Data 29.) TG: “Ada teman

yang

bertanya

malah

ditertawaka

n, kalian

saja tidak

mau

bertanya

kok. Itu

sama saja

dengan

membully.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki) ketika ada siswa yang

salah dalam bertanya

ditertawakan oleh teman

sekelasnya.

Tuturan (29) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Guru telah

setuju bahwa menertawakan

teman yang bertanya sama saja

dengan membully. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Melalui

tuturannya guru mengarahkan

para ssiwanya supaya bisa saling

menghargai pendapat oranglain.

Memutuskan Mengarahkan √

(Data 30.) TG: “Pelajaran

meskipun

sudah

berlalu

beberapa

tahun yang

lalu ya

harusnya

tetap

diingat.

Itukan

berguna

buat masa

depan

kalian yang

akan

datang.

Coba

catatannya

dibaca lagi.

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki) ketika sedang

mengingatkan siswa untuk

selalu mengingat materi yang

sudah lama diajarkan.

Tuturan (30) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Tuturan

tersebut dapat dikatakan sebagai

tuturan memutuskan karena guru

telah menyetujui bahwa setiap

pelajaran harus selalu diingat

karena sangat berguna bagi masa

depan. Makan yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Guru memberi

penguatan kepada para siswanya

supaya tidak melupakan pelajaran

yang sudah lama dipelajari.

Memutuskan Menguatkan √

(Data 31.) TG: “Indonesia

menjadi tempat asal TKI

untuk menggunakan asas

singuinis.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan,4 laki-

laki).

Tuturan (31) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Melalui

tuturan tersebut penutur telah

setuju bahwa Indonesia menjadi

tempat asal TKI menggunakan

asas ius sanguinis. Makna yang

terdapat dalam tuutran tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Penutur

berupaya meyakinkan mitra tutur

bahwa Indonesia merupakan

tempat asal TKI menggunakan

asas ius sangunis.

Memutuskan Meyakinkan √

(Data 32.) TG: “Hati-hati ya

kalian

kalau

pulang,

apalagi

yang naik

angkutan

umum.

Sekarang

lagi rawan

Tuturan (32) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘memutuskan’. Melalui

tuturan tersebut penutur telah

menyetujui bahwa saat ini sedang

marak kasus perampokan. Makna

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Penutur ingin mengarahkan mitra

tuturnya supaya selalu berhati-

Memutuskan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

106

perampoka

n dengan

model

membius.

Bawa

barang

yang

seperlunya

saja kalau

ke sekolah.

Jadi tidak

menjadi

incaran

perampok.

Kemarin

itu habis

ada korban

to di alun-

alun.

Untung

hanya

barangnya

saja yang

hilang, lha

kalau

nyawa

gimana?”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki) yang mengetahui jika

keadaan sedang rawan

perampokan. Guru mengetahui

bahwa siswa-siswinya banyak

yang mempunyai tempat

tinggal jauh. Ia berupaya untuk

memberi nasehat kepada

siswanya supaya bisa selalu

berhati-hati.

hati dan menjaga diri ketika

berada di tempat umum.

(Data 33.) TG: “Judul dari

materi minggu lalu adalah

warga negara.”

KT: Disampaikan guru

Kewarganegaraan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki) ketika mengingatkan

siswa mengenai materi minggu

lalu. Siswa dan guru sama-

sama mengetahui materi yang

telah dibahas minggu lalu

Tuturan (33) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru

melalui tuturannya telah

mengesahkan bahwa materi

minggu lalu adalah warga negara.

Makna yang terdapat dalam

tuturan tersebut adalah

‘mengingatkan’. Melalui tuturan

tersebut guru ingin mengingatkan

materi yang telah diajarkan

sebelumnya.

Mengesahkan Mengingatkan √

(Data 34.) TG: “Kalau

menulis jurnal harus urut

sesuai urutan paling atas.”

KT: Disampaikan oleh guru

Akuntansi ketika mengajar di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki).

Banyak siswa yang masih

salah dalam menuliskan

laporan jurnal keuangan.

Tuturan (34) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru telah

mengesahkan perihal menulis

jurnal yang benar. Makna yang

terdapat pada tuturan tersbeut

adalah ‘mengarahkan’. Guru

ingin para siswanya pham dan

mengerti cara menulis jurnal

yang baik dan benar.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 35.) TG: “Meskipun

ramai, tetap harus

mengerjakan soal yang

diberikan guru.”

KT: Disampaikan oleh guru

Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Suasana siswa di dalam

kelas sangat ramai ketika

mengerjakan soal dari guru.

Tuturan (35) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru telah

menyatakan pernyataan yang

mengesahkan bahwa meskipun

ramai harus tetap mengerjakan

soal dari guru. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘suruhan’. Melalui

tuturannya guru menyuruh para

siswa untuk tetap mengerjakan

soal yang telah diberikan.

Mengesahkan Suruhan √

(Data 36.) TG: “Kalau tidak

masuk, ada

Tuturan (36) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

Mengesahkan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

107

tugas atau

ulangan.

Kalian

harus bisa

mengikuti,

yaitu

dengan

cara

mengikuti

susulan,

supaya

kalian

tidak rugi.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) karena

ada seorang siswa yang salah

satu nilainya masih kosong,

tetapi tidak menemui guru

yang bersangkutan untuk

meminta tugas atau ulangan

susulan.

jenis ‘mengesahkan’. Guru telah

mengesahkan bahwa meskipun

tidak masuk sekolah harus tetap

memiliki nilai yang lengkap.

Makna yang terdapat dalam

tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Guru ingin

mengarahkan para siswanya

supaya selalu ingat tugas sebagai

siswa.

(Data 37.) TG: “Harus

mengingat

waktu

ketika

kalian

mengerjaka

n

akuntansi,

meskipun

soalnya

sedikit

jawabanny

a sangat

banyak.”

KT: Disampaikan oleh guru

Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Suasana siswa di dalam

kelas sangat ramai ketika

mengerjakan soal dari guru.

Guru dan siswa tahu bahwa

jawaban soal Akuntansi tidak

sedikit. Dalam mengerjakan

Ajuntansi harus mengingat

waktu yang ada.

Tuturan (37) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jensi ‘mengesahkan’. Guru telah

menyatakan pernyataan yang

mengesahkan bahwa dalam

akuntansi meskipun memiliki

soal sedikit, jawaban dari soal

tersebut banyak. Makna yang

terdapat dalam tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Melalui

tuturan tersebut guru ingin

mengarahkan para siswanya

untuk tetap fokus dan mengingat

waktu ketika mengerjakan soal

akuntansi.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 38.) TG: “Kalau kita

cuma

pengen tok

tanpa

melakukan

suatu

tindakan ya

keinginan

kita tidak

akan

tercapai.

Misal

pengen jadi

dokter tapi

sekolah

malas-

malasan,

bolos terus,

tugas tidak

pernah

dikerjakan,

ya harapan

itu akan

sulit untuk

diraih.”

KT: Disampaikan guru

Kewirausahaan ketika ia

bertanya kepada siswa-

Tuturan (38) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru telah

mengesahkan bahwa tanpa ada

tindakan, keinginan tidak akan

tercapai. Makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Guru meyakinkan

para siswanya bahwa setiap

keinginan jika ingin tercapai

harus diimbangi dengan niat-niat

serta tindakan demi tercapainya

impian itu.

Mengesahkan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

108

siswinya di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki) tentang cita-cita untuk

masa depan. Ia ingin siswa-

siswinya untuk tekun dan

berusaha dalam meraih cita-

cita mereka. Setiap keinginan

jika tidak diimbangi dengan

suatu tindakan pasti tidak akan

terwujud.

(Data 39.) TG: “Setiap usaha

apalagi

berjualan,

pasti

banyak

saingannya

. Misalnya

membuka

counter

pulsa

kanan,kiri,

semua juga

buka

counter

pulsa. Itu

pasti akan

menyebabk

an

persaingan.

Nah, kita

harus bisa

menyikapin

ya dengan

baik,

bersaing

secara

baik.”

KT: Disampaikan guru

Kewirausahaan di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki), ketika ia bertanya

menjelaskan tentang

persaingan dalam berbisnis.

Dalam dunia bisnis masalah

persaingan sering terjadi,

secara baik maupun secara

tidak baik.

Tuturan (39) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturannya guru telah

mengesahkan bahwa setiap

berjualan pasti ada banyak

saingan. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Guru ingin

siswanya paham bahwa dalam hal

berjualan pasti akan ada

persaingan, dalam hal ini guru

memberi contoh dengan usaha

pulsa atau membuka counter.

Mengesahkan Menguatkan √

(Data 40.) TG: “Mengerjakan

tugas itu

harus

mempertim

bangkan

waktu,

nggak

kalau

sudah

diberitahu

waktu

kurang

lima menit

baru buru-

buru dan

mengeluh,

dan

akhirnya

hanya

mengerjaka

n seadanya

tidak

maksimal.”

KT: Disampaikan guru

Kewirausahaan ketika

memberi nasehat kepada

siswa-siswinya kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki) ketika

Tuturan (40) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut guru telah

mengesahkan bahwa setiap

mengerjakan soal harus

mempertimbangkan waktu.

Makna yang terdapat dalam

tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Guru ingin

mengarahkan para siswanya

supaya dapat memperhitungkan

waktu ketika sedang mengerjakan

soal.

Mengesahkan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

109

mengerjakan soal supaya bisa

mengerjakan dengan

maksimal.

(Data 41.) TG: “Kalian itu

belajar di

SMK tujuan

utamanya

memang

supaya

kalian bisa

langsung

bekerja.”

KT: Disampaikan guru BK

yang datang disela-sela

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki). Ia

memberi nasehat kepada

siswanya untuk menekuni

program yang mereka pilih,

supaya dapat berguna bagi

masa depan.

Tuturan (41) termasuk dalam

tinjdak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

telah mengesahkan bahwa belajar

di SMK memiliki tujuan supaya

dapat langsung bekerja. Makna

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘meyakinkan’. Penutur ingin meyakinkan mitra

tuturnya supaya semakin mantap

dalam bersekolah di SMK.

Mengesahkan Meyakinkan √

(Data 42.) TG: “Semua

agama ada

di sini di

sekolah kita

ini, jadi

harus saling

menghargai

satu sama

lain. Supaya

tidak terjadi

perpecahan.

Semua

agama kan

mengajarkan

untuk saling

menghormat

i.”

KT: Disampaikan guru Agama

Katholik di kelas X Farmasi

yang memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki) ketika

gsedang membahas masalah

yang sedang marak dibahas. Ia

ingin siswa-siswinya bisa

menghargai setiap agama yang

ada dan menjaga persatuan.

Penutur dan mitra tutur

mengetahui bahwa

permasalahan yang sedang

menjadi perbincangan hangat

di Indonesia adalah mengenai

isu SARA.

Tuturan (42) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

dalam tuturan tersebut telah

mengesahkan bahwa harus saling

menghargai berbagai agama yang

ada di sekolah. Makna yang

tedapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

dapat saling menghargai berbagai

perbedaan yang ada terutama

dalam hal suku dan agama.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 43.) TG: “Kalau mau

ulangan atau

tes itu ya

belajar dulu,

supaya

hasilnya

maksimal.

Kalian

mumpung

masih kelas

satu, jangan

malas-malas

ya.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran bahasa Indonesia di

kelas X Farmasi yang

memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki) ketika

ia mengetahui hasil ulangan

salah satu siswa ada yang

jatuh. Siswa tersebut sudah

berkali-kali mendapat nilai

jatuh dengan alasan lupa

Tuturan (43) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur telah

mengesahkan bahwa setiap

hendak menghadapi ulangan

maupun tes harusnya belajar

terlebih dahulu. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Melalui

tuturannya penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

tidak malas belajar.

Mengesahkan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

110

belajar. Guru memberi nasehat

supaya siswa mau belajar

sebelum ulangan.

(Data 44.) TG: “Mengambil

keputusan itu tidak boleh

sembrono, tidak boleh

sembarangan.”

KT: Disampaikan guru

Kewirausahaan di kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki) ketika

sedang mengajarkan untuk

mengambil keputusan yang

baik ketika menjadi pemimpin.

Guru meyakinkan siswa bahwa

dalam mengambil keputusan

tidak boleh untuk sekadar

main-main, terutama

keputusan yang menyangkut

banyak orang.

Tuturan (44) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

melalui tuturannya telah

menyatakan pernyataan yang

mengesahkan bahwa dalam

mengambil keputusan tidak boleh

sembarangan. Makan yang

terdapat dalam tuturan tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Dapat

dikatakan memiliki makna

meyakinkan karena dalam tuturan

tersebut penutur mencoba

meyakinkan mitra tutur bahwa

ketika mengambil keputusan

harus berhati-hati dan tidak boleh

sembarangan.

Mengesahkan Meyakinkan √

(Data 45.) TG: “Sebuah

perusahaan

mengirimk

an

barangnya

dengan

menggunak

an

kendaraan

umum,

karena

belum

mempunyai

kendaraan

pribadi. itu

pasti biaya

operasional

nya akan

lebih

membengk

ak

daripada

kita

memiliki

kendaraan

sendiri.

Walaupun

kendaraan

pribadi itu

memang

harganya

tidak

murah.

Tetapi

dengan

memiliki

kendaraan

pribadi kan

kita tidak

perlu

mengeluar

kan uang

untuk sewa

kendaraan

terus

menerus

to.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

menyampaikan materi

mengenai pengelolaan

perusahaan.

Tuturan (45) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Dalam

tuturan tersebut dapat dilihat

bahwa penutur telah

mengesahkan bahwa memiliki

kendaraan pribadi lebih efektif

disbanding harus menyewa

kendaraan setiap mengirimkan

barang. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Melalui

tuturannya penutur memberi

penguatan terhadap mitra tutur

dengan pernyataan-pernyataan

yang mendukung pendapatnya.

Mengesahkan Menguatkan √

(Data 46.) TG: “Kadang

orang itu

Tuturan (46) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

Mengesahkan Menguatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

111

sukanya

mencibir,

memaki,

menjelek-

jelekkan

oranglain

entah itu

sengaja

maupun

tidak

sengaja.

Biarkan

saja,

mereka

tidak tahu

kehidupan

kita yang

sebenarnya

, jadi

kalian

tidak perlu

mendengar

kannya.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) untuk

memberi semangat kepada

siswa-siswinya yang kurang

percaya diri, supaya tidak

minder dan tetap mau berbaur

dengan yang lain. Kehidupan

masing-masing orang yang

tahu pastinya hanyalah orang

yang menjalani hidup sendiri.

jenis ‘mengesahkan’. Pada

tuturan tersebut penutur telah

mengesahkan bahwa kehidupan

setiap orang hanya orang yang

menjalaninya yang tahu. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘menguatkan’. Dapat diakatakan menguatkan

karena pada tuturan tersebut

penutur memberi penguatan

terhadap pernyataannya yakni

dengan tidak mendengarkan

pembicaraan oranglain yang tidak

benar mengenai diri sendiri.

(Data 47.) TG: “Ada kalanya

orang itu

sabar, diam

saja dengan

omongan

orang lain,

diapa-apain

tetap diam

saja. Tapi

jangan

salah,

sesabar-

sabarnya

orang sabar

pasti juga

bisa

merasakan

marah atau

kesal.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Matematika di kelas

X Multimedia yang memiliki

19 siswa (2 perempuan, 17

laki-laki) pada saat ia selesai

memberi nasehat kepada

siswa-siswinya dengan nada

marah. Kemudian guru

tersebut memberi penjelasan

kepada siswa-siswinya supaya

mereka paham.

Tuturan (47) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Dalam

tuturan tersebut penutur telah

mengesahkan bahwa setiap orang

pasti memiliki batas kesabaran.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Melalui

tuturannya penutur ingin

meyakinkan mitra tutur bahwa

setiap orang pasti memiliki batas

kesabaran yang berbeda-beda.

Mengesahkan Meyakinkan √

(Data 48.) TG: “Ya begitulah,

kenapa

orang

jaman dulu

itu lebih

banyak

relasi, lebih

kelihatan

persaudara

an, ya

karena itu

tadi, nggak

ada

Tuturan (48) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

melalui tuturannya telah

mengesahkan bahwa media sosial

yang ada pada zaman sekarang

telah membuat banyak orang

kurang berelasi tatp muka secara

langsung. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Tuturan tersebut

dikatakan mengandung makna

menguatkan karena penutur telah

Mengesahkan Menguatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

112

pembatasa

n, ada

perlu

sesuatu ya

ketemu

langsung

sama yang

bersangkut

an. Kalau

sekarang

dikit-dikit

medsos.

Komunikas

i bisa

dijalin

lewat

media

sosial, jadi

jarang

ketemu.

Sekarang

itu

kebanyaka

n orang

sibuk

dengan

media

sosialnya

sibuk

dengan

gadget

masing-

masing jadi

jarang

bersosialisa

si dengan

orang

lain.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

sedang membandingkan zaman

dahulu dan zaman sekarang

yang sangat berbeda. Zaman

dahulu teknologi tidak

secanggih saat ini, jadi untuk

saling berkomunikasi masih

sering bertatap muka.

mengaitkan kenyataan yang

terjadi pada zaman sekarang

mengenai cara bersosialisasi

manusia.

(Data 49.) TG: “Kalau nggak

bisa

berbicara

dengan

bahasa

Jawa yang

halus ya

pakai

bahasa

Indonesia.

Berbicara

sama

gurunya

kok pakai

ngoko,

nggak

sopan itu.

Bukan

hanya

dengan

guru,

dengan

oranglain

pun yang

usianya

lebih tua

dari kalian,

kalian

harusnya

juga

Tuturan (49) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur telah

mengesahkan bahwa berbicara

dengan orang yang lebih tua

harus menggunakan bahasa yang

sopan. Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Dapat dikatakan

mengandung makna

mengarahkan karena dalam

tuturan tersebut penutur ingin

mitra tuturnya dapat

menghormati orang yang lebih

tua terutama dalam hal berbicara.

Mengesahkan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

113

berbicara

menggunak

an bahasa

yang

sopan.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) ketika

mendengar siswanya berbicara

dengan menggunakan bahasa

Jawa kasar kepadanya. Padahal

etika Jawa sudah jelas bahwa

harus berbicara yang sopan

terhadap orang yang lebih tua.

(Data 50.) TG: “Merantau

jauh dari

keluarga

itu harus

pinter-

pinter

mengelola

uang,

membagi

uang untuk

keperluan

yang

memang

diperlukan.

KT: Disampaikan oleh guru

Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki) ketika memberi nasehat

kepada mereka untuk bisa

mengelola keuangan ketika

jauh dari orangtua.

Tuturan (50) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

telah mengesahkan bahwa hidup

merantau harus pandai mengelola

uang. Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Melalui tuturan

tersebut penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

dapat mengelola uang dengan

baik ketika merantau jauh dari

orangtua maupun keluarga.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 51.) TG: “Ibu ingatkan

ke kalian,

jangan

sering-sering

memakan

makanan

cepat saji,

itukan

banyak

pengawetnya

to. Kalau

hanya sekali-

kali saja

boleh, tapi

jangan

berklai-kali.

Terlalu

banyak

pengawet

juga tidak

baik untuk

tubuh to.”

KT: Disampaikan oleh guru

Kewirausahaan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki) ketika memberi nasehat

kepada siswa-siswinya untuk

lebih berhati-hati ketika

mengkonsumsi makanan.

Tuturan (51) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Dalam

tuturannya, penutur telah

mengesahkan bahwa makanan

cepat saji mengandung banyak

pengawet. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Tuturan tersebut

mengandung makna menguatkan

karena dalam tuturan tersebut

penutur mencoba untuk

menguatkan pernyataannya

mengenai makanan cepat saji

yang mengandung banyak

pengawet tidak baik untuk

kesehatan apabila dikonsumsi

terlalu sering.

Mengesahkan Menguatkan √

(Data 52.) TG: “Teman

kalian kalau

ada yang

sakit, nggak

masuk

sekolah

sampai tiga

hari ya

Tuturan (52) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

melalui tuturan tersebut telah

mengesahkan bahwa orang yang

sakit akan senang bila ada yang

menjenguk. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

Mengesahkan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

114

kalian

tengok.

Orang sakit

kalau

ditengok kan

senang, biar

dia juga

merasa

diperhatikan

oleh teman-

temannya.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki) ketika ada salah satu

siswanya yang sudah lama

tidak masuk sekolah karena

sakit.

‘mengarahkan’. Melalui tuturan

tersebut, penutur ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

memiliki sikap peduli terhadap

sesama, contoh sederhananya

yakni dengan menengok teman

satu kelas yang tidak masuk

karena sakit.

(Data 53.) TG:

“Pertidaksa

maan

dalam

matematika

itu

tujuannya

adalah

untuk

menghitun

g nilai

maksimum

dan nilai

minimum.

Jelas ya

anak-

anak.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Matematika ketika

menerangkan materi

pertidaksamaan di kelas X

Farmasi yang memiliki 12

siswa (10 perempuan, 2 laki-

laki).

Tuturan (53) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Penutur

melalui tuturan tersebut telah

menyatakan pernyataan yang

bersifat mengesahkan bahwa

pertidaksamaan itu untuk

menghitung nilai maksimum dan

nilai minimum. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Pada

tuturan tersebut penutur ingin

meyakinkan mitra tutur mengenai

materi pembelajaran

pertidaksamaan.

Mengesahkan Meyakinkan √

(Data 54.) TG: “Sebagai

anak-anak

penerus

bangsa

Indonesia,

kalian harus

mempunyai

sikap cinta

tanah air.

Ayo untuk

itu, mari kita

menyanyika

n lagu

Rayuan

Pulau

Kelapa.

Hafal

tidak?”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan di

kelas X administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki) ketika sedang mengawali

pelajaran sebelum masuk ke

dalam materi.

Tuturan (54) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur telah

mengesahkan bahwa untuk

mewujudkan sikap cinta tanah air

salah satunya adalah dengan

menyanyikan lagu wajib. Makan

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Penutur melalui tuturannya ingin

mengarahkan mitra tutur supaya

selalu memiliki sikap cinta tanah

air, salah satunya dengan

menyanyikan lagu wajib setiap

hari sebelum pelajaran

berlangsung.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 55.) TG: “Terkait

dengan warga negara, ada

banyak aturan tentang warga

negara.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

Tuturan (55) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Tuturan

tersebut dikatakan sebagai tindak

tutur jenis mengesahkan karena

penutur menyatakan suatu

pernyataan yang mengesahkan

bahwa ada banyak aturan tentang

Mengesahkan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

115

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

warga Negara. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Melalui

tuturan tersebut terkait dengan

materi pelajaran yang diajarkan

oleh penutur, penutur ingin

meyakinkan mitra tutur bahwa di

dalam warga Negara ada banyak

peraturan.

(Data 56.) TG: “Dalam Pasal

26 UUD 1945 memiliki 2

ayat.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

Tuturan (56) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru

melalui tuturannya mengesahkan

bahwa dalam pasal 26 UUD 1945

memiliki 2 ayat. Dengan

mengesahkan pernyataan tersebut

berarti penutur setuju dengan hal

itu. Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Penutur dalam

tuturannya ketika menyampaikan

materi kepada mitra tutur ingin

meyakinkan kepada mitra tutur

bahwa pasal 26 UUD 1945

memiliki 2 ayat.

Mengesahkan Meyakinkan √

(Data 57.) TG: “Orang asing

bisa menjadi

warga

Indonesia

jika orang

asing

tersebut

sudah

disahkan

menjadi

warga

Indonesia.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

Tuturan (57) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturannya, penutur telah

menyatakan pernyataan yang

bersifat mengesahkan yang

terbukti pada tuturan: “ Orang

asing bisa menjadi warga

Indonesia jika orang asing

tersebut sudah disahkan menjadi

warga Indonesia”. Makna tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Dapat diaktakan memiliki makna

mengarahkan karena pada tuturan

tersebut, penutur memberitahu

mitra tutur bahwa orang asing

yang disebut sebagai warga

Indonesia adalah orang asing

yang sudah disahkan menjadi

warga Indonesia.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 58.) TG: “Marga itu

nama

warisan dari

nenek

moyangmu.

Setiap

manusia

yang berbeda

keturunan

pasti juga

beda

marga.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

Tuturan (58) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut guru atau penutur

telah mengesahkan bahwa setiap

manusia yang berbeda keturunan

pasti juga berbeda marga. Kata

‘pasti’ menjadi penekan dalam

tindak tutur jenis mengesahkan

ini. Makna yang terdapat pada

tuturan tesebut adalah

‘menguatkan’. Tuturan tersebut

dikatakan memiliki makna

menguatkan karena dalam tuturan

tersebut guru memberi penguatan

dari pernyataan: “ Marga itu

nama warisan dari nenek

moyangmu” yang kemudian

diberi penguatan dengan

pernyataan: “ Setiap manusia

yang berbeda keturunan pasti

juga beda marga.”

Mengesahkan Menguatkan √

(Data 59.) TG: “Setiap

negara menggunakan asas

yang berbeda.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

Tuturan (59) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Pada

tuturan tersebut guru telah

menyatakan pernyataan yang

bersifat mengesahkan bahwa

setiap warga Negara

menggunakan asas yang berbeda.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Guru melalui

tuturan tersebut berupaya untuk

Mengesahkan Menguatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

116

memberi penguatan terhadap

materi yang diajarkan yakni

mengenai warga Negara.

(Data 60.) TG: “Memakai

baju itu ya

yang rapi

pakai ikat

pinggang,

biar dilihat

itu juga enak

gitu.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) ketika

melihat salah satu siswanya

tidak rapi ketika memakai

seragam.

Tuturan (60) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru

melalui tuturannya telah

mengesahkan bahwa berpakaian

rapi dengan menggunakan ikat

pinggang dapat mempengaruhi

penampilan. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Dapat dikatakan

memiliki makna mengarahkan

karena, melalui tuturan tersebut

guru ingin para siswanya

berpakaian dengan rapid an

menggunakan ikat pinggang.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 61.) TG: “Kalau

pelajaran

Akuntansi

itu ya

harusnya

kalkulator

selalu

dibawa,

itukan sudah

menjadi

perangkat

penting

untuk

kalian. Itu di

laboratorium

akuntansi

ada

kalkulator.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki) ketika mengetahui bahwa

siswa-siswanya banyak yang

tidak membawa kalkulator,

padahal sedang diberi tugas

yang membutuhkan kalkulator.

Tuturan (61) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Dalam

tuturan tersebut guru telah

mengesahkan bahwa kalkulator

merupakan perangkat penting

bagi jurusan Akuntansi. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Guru melalui tuturannya ingin

mengarahkan para siswa supaya

selalu membawa kalkulator

ketika pelajaran Akuntansi,

karena kalkulator merupakan

perangkat penting bagi jurusan

Akuntansi.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 62.) TG: “Jadilah

seorang

pemimpin

yang pada

saat

mengamb

il

keputusa

n

mendeng

arkan

pendapat

orang

lain.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki).

Tuturan ini terjadi pada saat

guru membahas salah satu

materi pelajaran kepada siswa.

Tuturan (62) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut penutur telah

menyatakan suatu pernyataan

yang bersifat mengesahkan, yakni

mengesahkan bahwa pemimpin

harus mendengarkan pendapat

oranglain ketika mengambil

keputusan. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Guru melalui

tuturannya memberi penguatan

kepada para siswanya supaya bias

menajdi pemimpin yang bias

mendengarkan kritik maupun

saran dari anggotanya.

Mengesahkan Menguatkan √

(Data 63.) TG: “Kalau

membaca

harus yang

keras,

lantang,

ada

iramanya

yang jelas.

Apalagi

Tuturan (63) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Guru

melalui tuturannya telah

menyatakan tuturan yang bersifat

mengesahkan, dibuktikan pada

tuturannya yang mengatakan

bahwa membaca harus keras,

lantang, ada irama yang jelas.

Mengesahkan Suruhan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

117

kita inikan

lagi

membacak

an puisi

ya.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Mutimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

hendak memulai pelajaran dan

mengawali dengan puisi. Guru

tersebut menyuruh salah satu

siswanya untuk membacakan

puisi. Namun siswa tersebut

suaranya kurang keras dan

kurang jelas.

Kemudian didukung oleh kalimat

penjelas yang semakin

memperkuat bahwa tuturan

tersebut merupakan jenis dari

mengesahkan. Tuturan tersebut

mengandung makna ‘menyuruh’. Guru melalui tuturannya

menyuruh para siswa untuk dapat

membaca dengan keras, lantang,

dan berirama terutama ketika

membaca puisi.

(Data 64.) TG: “Lain kali

jangan dicoret-coret ya, pakai

penggaris supaya rapi.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi

ketika mengajar di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki). Guru melihat siswa

ketika membuat jurnal

akuntansi tidak rapi karena

membuat garis tidak

menggunakan penggaris. Guru

dan siswa sama-sama tahu

bahwa tanpa menggunakan

penggaris pekerjaan tidak akan

rapi

Tuturan (64) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Dapat

dikatakan sebagai tindak tutur

ilokusi deklaratif mengesahkan

karena dalam tuturannya, guru

mengatakan pernyataan

mengesahkan melalui penggalan

tuturan: “ pakai penggaris supaya

rapi.” Guru mengesahkan bahwa

menggunakan penggaris dapat

menghasilkan kerapian. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘ajakan’. Guru

mengajak para siswanya supaya

dapat menjaga kerapian dalam

mengerjakan sesuatu.

Mengesahkan Ajakan √

(Data 65.) TG: “Banyak

kredit berarti laba.”

KT: Disampaikan guru

Akuntansi ketika menjelaskan

salah satu materi kepada siswa

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki).

Tuturan (65) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Melalui

tuturan tersebut guru telah

menyatakan suatu hal yang

mengesahkan, yakni

mengesahkan bahwa banyak

kredit berarti laba. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Melalui

tuturannya guru ingin

mengarahkan para siswanya

untuk tahu bahwa banyak kredit

itu berarti laba atau untung.

Mengesahkan Mengarahkan √

(Data 66.) TG: “Semua guru

pasti pengen

murid-

muridnya itu

pada sukses,

berhasil, bisa

punya masa

depan yang

baik, bisa

hidup enak.

Oleh karena

itu, kalau

muridnya

salah guru

pasti

menegur.

Jangan

dianggap

guru

menegur

atau marah

itu karena

benci dengan

kalian.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

Tuturan (66) termasuk dalam

tindak ttuur ilokusi deklaratif

jenis ‘mengesahkan’. Tuturan

tersebut dapat dikatakan sebagai

jenis tindak tutur mengesahkan

karena dalam pernyataannya guru

telah mengatakan kalimat

pernyataan yang bersifat

mengesahkan, yakni pada bagian:

“Jangan dianggap guru menegur

atau marah itu karena benci

dengan kalian.” Dalam

tuturannya, guru mengesahkan

bahwa ketika guru menegur itu

bukan berarti marah. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengingatkan’. Guru

mengingatkan para siswanya

bahwa setiap teguran guru itu

bukan berarti marah. Guru

menegur para siswanya untuk

kebaikan mereka.

Mengesahkan Mengingatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

118

menasehati murid-muridnya

karena kelas tersebut sering

mendapat teguran dari guru

lain karena terkenal susah

diatur.

(Data 67.) TG: “Cita-cita atau

angan-

angan itu

adalah suatu

impian,

mimpi atau

keinginan.

Kalau kita

cuma pengen

tok tanpa

melakukan

suatu

tindakan ya

keinginan

kita tidak

akan

tercapai.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

ia bertanya kepada siswa-

siswinya tentang cita-cita

untuk masa depan. Ia ingin

siswa-siswinya untuk tekun

dan berusaha dalam meraih

cita-cita mereka.

Tuturan (67) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Guru melalui

tuturannya telah mengangkat

sebuah nama, yakni: “ Cita-cita

atau angan-angan itu adalah

suatu impian, mimpi atau

keinginan.” Tuturan tersebut

dapat dilihat dengan jelas bahwa

guru telah memberi nama suatu

hal yakni memberi nama suatu

impian sebagai cita-cita. Makna

yang terdapat pada tuturan

tesebut adalah ‘menguatkan’. Dapat dikatakan memiliki makna

penguatan karena pada tuturan

tersebut guru telah memberi

penguatan terhadap

pernyataannya mengenai cita-

cita, yang terbukti pada

penggalan tuturan berikut: “

Kalau kita cuma pengen tok

tanpa melakukan suatu tindakan

ya keinginan kita tidak akan

tercapai.”

Penamaan Menguatkan √

(Data 68.) TG: “Opini itu

adalah

pendapat.

Pendapatm

u mengenai

suatu hal.

Sebagai

pelajar

yang aktif,

kalian

harus

berani

beropini.

Tujuannya

untuk apa?

Tujuannya

ya untuk

melatih

keterampila

n kalian

dalam

berbicara,

keterampila

n supaya

bisa lebih

kritis

dalam

menanggap

i suatu hal

maupun

keadaan.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran

Kewarganegaraan ketika

menjelaskan kepada siswa-

siswanya di kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki)

mengenai opini untuk

menanggapi materi yang guru

ajarkan. Namun, siswa tetap

pasif dan tidak mau

mengeluarkan pendapatnya

terhadap materi yang

diajarkan.

Tuturan (68) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Guru melalui

tuturannya telah mengangkat

sebuah nama, yakni: “Opini itu

adalah pendapat. Pendapatmu

mengenai suatu hal. Sebagai

pelajar yang aktif, kalian harus

berani beropini. Tujuannya untuk

apa? Tujuannya ya untuk melatih

keterampilan kalian dalam

berbicara, keterampilan supaya

bisa lebih kritis dalam

menanggapi suatu hal maupun

keadaan.” Pada tuturan tersebut

secara jelas guru telah

mengangkat sebuah nama bahwa

opini itu adalah pendapat.

Tuturan tersebut memiliki makna

‘mengarahkan’. Melalui tuturan

tersebut guru ingin mengarahkan

para siswanya supaya mau dan

berani untuk mengeluarkan

pendapat.

Penamaan Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

119

(Data 69.) TG: “Model

matematika

adalah

proses di

mana kita

bisa

mengubah

masalah

sehari-hari

ke dalam

bentuk

matematika

, di sini

spesifikasin

ya adalah

dalam

bentuk

pertidaksa

maan.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Matematika ketika

menerangkan materi

pertidaksamaan di kelas X

Farmasi yang memiliki 12

siswa (10 perempuan, 2 laki-

laki).

Tuturan (69) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Guru melalui

tuturannya mengangkat sebuah

nama bahwa model matematika

adalah proses di mana kita bisa

mengubah masalah sehari-hari ke

dalam bentuk matematika. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘meyakinkan’. Melalui tuturannya guru ingin

meyakinkan siswanya mengenai

materi yang diajarkan.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 70.) TG: “Nilai

maksimum adalah nilai yang

paling di atas dari nilai

minimum.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Matematika ketika

menerangkan materi

pertidaksamaan di kelas X

Farmasi yang memiliki 12

siswa (10 perempuan, 2 laki-

laki).

Tuturan (70) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Melalui tuturan

tersebut guru telah mengangkat

sebuah nama yakni mengangkat

nama nilai yang paling di atas

dari nilai minimum adalah nilai

maksimum. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘menguatkan’. Pada tuturan

tersebut guru memberi penguatan

akan materi yang ia ajarkan

supaya para siswa memahami

materi yang diajarkan.

Penamaan Menguatkan √

(Data 71.) TG: “Pasal yang

mengatur tentang warga

negara adalah Pasal 26 UUD

1945.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 12

siswa (10 perempuan, 2 laki-

laki).

Tuturan (71) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Guru melalui

tuturannya telah mengangkat

sebuah nama, yakni: “ Pasal yang

mengatur tentang warga negara

adalah Pasal 26 UUD 1945.”

Guru mengatakan bahwa pasal

yang mengatur tentang warga

negara adalah pasal 26 UUD

1945. Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘mengingatkan’. Guru ingin

mengingatkan kepada para

siswanya mengenai pasal yang

mengatur tentang warga negara.

Penamaan Mengingatkan √

(Data 72.) TG: “Orang yang

tidak

mempunyai

kewargane

garaaan

sama sekali

disebut

apatide.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 12

siswa (10 perempuan, 2 laki-

laki).

Tuturan (72) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Melalui tuturan

tersebut guru mengangkat sebuah

nama, yakni: “ Orang yang tidak

mempunyai kewarganegaraaan

sama seklai disebut apatide.”

Guru mengangkat sebuah nama

bahwa orang yang memiliki dua

kewarganegaraan atau lebih

disebut apatide. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah meyakinkan. Guru ingin

meyakinkan para siswanya

bahwa apatide adalah orang yang

tidak memiliki kewarganegaraan

sama sekali.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 73.) TG: “Orang yang

memiliki dua

kewarganegaraan atau lebih

disebut bepatide.”

KT: Disampaikan guru mata

Tuturan (73) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Melalui tuturan

tersebut guru mengangkat sebuah

nama, yakni: “ Orang yang

memiliki dua kewarganegaraan

Penamaan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

120

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 12

siswa (10 perempuan, 2 laki-

laki).

atau lebih disebut bepatide”.

Guru mengangkat sebuah nama

bahwa orang yang memiliki dua

kewarganegaraan atau lebih

disebut bepatide. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah meyakinkan. Guru ingin

meyakinkan para siswanya

bahwa bepatide adalah orang

yang memiliki dua

kewarganegaraan atau lebih.

(Data 74.) TG: “Warga

negara adalah penghuni

suatu negara. Seperti kalian

ini kan disebut warga Negara

to? Warga Negara Indonesia

karena lahir dan menetap di

Inodnesia, mengapa disebut

warga Negara, karena kalian

yang menghuni Negara ini.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran

Kewarganegaraan di kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki) ketika

mengajarkan materi warga

Negara.

Tuturan (74) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Melalui tuturan

tersebut guru mengangkat sebuah

nama, yakni: “ Warga negara

adalah penghuni suatu negara”.

Guru mengangkat sebuah nama

bahwa penghuni suatu negara

disebut warga negara. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘meyakinkan’. Guru dalam tuturan tersebut

mencoba meyakinkan para siswa

bahwa yang disebut sebgai warga

negara adalah penghuni suatu

negara.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 75.) TG: “Neraca itu

nilai yang dimulai dari angka

1,2,3.”

KT: Disampaikan oleh guru

Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki) ketika ada siswa yang

kurang memahami materi

mengenai penulisan neraca.

Tuturan (75) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Melalui tuturan

tersebut guru mengangkat sebuah

nama, yakni: “ Neraca itu nilai

yang dimulai dari angka 1,2,3”.

Guru mengatakan bahwa yang

dimulai dari angka 1,2,3 itu

adalah neraca. Makna yang

terdapat dalam tuturan tersebut

adalah ‘meyakinkan’. Dapat

dikatakan memiliki makna

meyakinkan karena dalam tuturan

itu guru berusaha untuk

meyakinkan para siswanya untuk

percaya bahwa yang dimulai dari

angka 1,2,3 adalah neraca.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 76.) TG: “Berdoa

itukan berbicara dengan

Tuhan, masa kalian buat

bercanda. Ngomong sama

orangtua aja tidak boleh

sembarangan, harus yang

sopan, masa kamu berbicara

sama Tuhan malah

seenaknya sendiri.

Mengerti?”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewirausahaan di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

ia melihat ada siswa yang

bercanda ketika berdoa. Guru

ingin siswa-siswinya tidak

menganggap berdoa itu

sebagai lelucon, dan

menginginkan supaya siswa-

siswinya serius dalam berdoa.

Tuturan (76) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Dapat dikatakan

sebagai tindak tutur deklaratif

penamaab karena penutur telah

mengangkat sebuah nama, yakni:

“ Berdoa itukan berbicara

dengan Tuhan, masa kalian buat

bercanda”. Makna yang terdapat

pada tuturan tersebut adalah

‘mengingatkan’. Guru

mengingatkan para siswa bahwa

berdoa adalah berbicara dengan

Tuhan, oleh karena itu tidak

diperkenankan untuk bercanda

ketika berdoa.

Penamaan Mengingatkan √

(Data 77.) TG: “Asas ius

sanguinis itu asas yang

berdasarkan keturunan.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga Negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

Tuturan (77) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Dalam tuturan

tersebut guru telah mengakat

sebuah nama, terbukti dalam

tuturan: “ Asas ius sanguinis itu

asas yang berdasarkan

keturunan.” Tuturan tersebut

mengandung makna

‘meyakinkan’. Penutur

meyakinkan kepada mitra

Penamaan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

121

laki). tuturnya menganai asas ius

sanguinis.

(Data 78.) TG: “Asas ius soli

itu asas yang berdasarkan

tempat lahir.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga Negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan, 4 laki-

laki).

Tuturan (78) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Dalam tuturan

tersebut guru telah mengakat

sebuah nama, terbukti dalam

tuturan: “Asas ius soli itu asas

yang berdasarkan tempat lahir”.

Tuturan tersebut mengandung

makna ‘meyakinkan’. Penutur

meyakinkan kepada mitra

tuturnya menganai asas ius soli.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 79.) TG: “TKI itu

adalah orang Indonesia yang

bekerja di luar negeri.

Siapapun yang bekerja di luar

negeri sebagai apapun itu,

selalu disebut sebagai TKI.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Kewarganegaraan

sedang menerangkan materi

mengenai warga Negara di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17

siswa (13 perempuan,4 laki-

laki).

Tuturan (79) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Dalam tuturan

tersebut guru telah mengakat

sebuah nama, terbukti dalam

tuturan: “ TKI itu adalah orang

Indonesia yang bekerja di luar

negeri”. Makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘meyakinkan’. Pada tuturannya

guru berupaya untuk meyakinkan

para siswa mengenai TKI.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 80.) TG: “Cerita rakyat

itu ya cerita

yang tumbuh

dan

berkembang

di

masyarakat

yang di

dalamnya

mengandung

unsur

budaya dan

sejarah.

Dalam cerita

rakyat itu

isinya atau

kisahnya itu

boleh kalian

percaya

bahwa itu

benar-benar

terjadi,

karena

memang

setiap cerita

rakyat selalu

terdapat

bukti, ya to?

Misalnya

apa?

Misalnya

cerita

tentang

gunung

tangkuban

perahu.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran bahasa

Indonesia di kelas X Akuntansi

yang memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) ketika

menjelaskan materi kepada

siswa.

Tuturan (80) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Dalam tuturan

tersebut guru telah mengakat

sebuah nama, terbukti dalam

tuturan: “ Cerita rakyat itu ya

cerita yang tumbuh dan

berkembang di masyarakat yang

di dalamnya mengandung unsur

budaya dan sejarah”. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘meyakinkan’. Guru melalui tuturannya telah

meyakinkan para siswanya

mengenai cerita rakyat.

Penamaan Meyakinkan √

(Data 81.) TG: “Visioner itu

adalah sifat

seseorang

yang

memikirka

n rencana

jangka

Tuturan (81) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘penamaan’. Dalam tuturan

tersebut guru telah mengakat

sebuah nama, terbukti dalam

tuturan: “ Visioner itu adalah

sifat seseorang yang memikirkan

Penamaan Meyakinkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

122

panjang,

tidak hanya

memikirka

n sekarang

ini tok.

Tidak

hanya

berbuat

tanpa

melihat

resiko ke

depan, tapi

apa yang ia

lakukan itu

ia sudah

tahu apa

resikonya.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

ketika menjelaskan materi di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki).

rencana jangka panjang”. Makna

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘meyakinkan’. Melalui tuturannya, guru

mencoba meyakinkan para

siswanya mengenai visioner yang

dikaitkan dengan kenyataan

kehiduapan kebanyakan orang.

(Data 82.) TG: “Kelompok

yang kalah

harus mau

menerima

konsenkue

nsinya, tadi

sudah

disepakati

to yang

kalah

harus

menyanyi

di depan

kelas. Bagi

yang

merasa

kelompokn

ya kalah,

nyanyi di

depan

kelas.”

KT: Disampaikan oleh guru

bahasa Indonesia di kelas X

Administrasi Perkantoran yang

memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki) ketika

ada kelompok yang kalah

dalam bermain kuis.

Tuturan (82) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘menghukum’. melalui

tuturannya guru telah

menjatuhkan hukuman bagi

kelompok yang kalah dalam

permainan. Tuturan tersebut

mengandung makna

‘mengingatkan’. Guru berupaya

untuk mengingatkan para

siswanya tentang menepati

kesepakatan yang telah sama-

sama dibuat dan disetujui

sebelum permainan dimulai.

Menghukum Mengingatkan √

(Data 83.) TG: “Seperti

kesepakatan

di awal,

barangsiapa

yang ngobrol

sendiri

ketika saya

menerengka

n, silakan

menggantika

n saya di

depan. Ayo

kamu maju

ke depan,

ulangi

penjelasan

saya tadi.

Lagi

diterangkan

kok ngobrol

saja.”

KT: Disampaikan oleh guru

Matematika di kelas X Farmasi

yang memiliki 12 siswa (10

perempuan, 2 laki-laki) ketika

ia sedang mengajar siswa

ramai di dalam kelas. Guru

Tuturan (83) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘menghukum’. Dalam tuturannya

guru telah menjatuhkan sebuah

hukuman bagi siswa yang ramai

ketika guru menerangkan materi.

Makna yang terdapat pada

tuturan tersebut adalah

‘larangan’. Guru secara tidak

langsung telah melarang para

siswa untuk ramai ketika guru

sedang menerangkan materi di

kelas.

Menghukum Mengingatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

123

menunjuk siswa yang ramai

ketika pelajaran untuk

mengulang materi di depan

kelas.

(Data 84.) TG: “Boni,

handphone

kamu saya

sita karena

kamu sudah

membuka

handphone

di pelajaran

saya. Kalau

pelajaran

saya

handphone

disimpan.”

KT: Tuturan ini muncul ketika

ada salah satu siswa yang

ketahuan bermain handphone

ketika jam pelajaran

berlangsung. Pelajaran yang

berlangsung adalah pelajaran

Kewirausahaan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki). Dalam hal ini siswa dan

guru sudah mengetahui bahwa

peraturan sekolah adalah tidak

boleh menggunakan

handphone ketika jam

pelajaran berlangsung tanpa

perintah dari guru.

Tuturan (84) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘menghukum’. Dalam

tuturannya, guru telah menjatuhi

sebuah hukuman kepada

siswanya yang bernama Boni

dengan menyita handphone milik

Boni karena ketahuan membuka

handphone ketika pelajaran

berlangsung. Makna yang

terdapat dalam tuturan tersbut

adalah ‘larangan’. Guru

melarang siswanya untuk

menggunakan handphone ketika

pelajaran sedang berlangsung

tanpa izin dari guru yang

bersangkutan.

Menghukum Larangan √

(Data 85.) TG: “Jangan

bermain

handphone

ketika

pelajaran

saya,

karena

pasti akan

saya sita.”

KT: Disampaikan guru

Kewirausahaan memberi

nasehat kepada siswa kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki) supaya tidak

menggunakan handphone

ketika jam pelajaran

berlangsung tanpa perintah

dari guru

Tuturan (85) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’. Melalui tuturannya

dapat dilihat dengan jelas bahwa

guru telah melarang siswanya

yakni melarang untuk tidak

bermain handphone ketika

pelajaran berlangsung. Makna

yang terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘larangan’. Makna larangan dapat terlihat

dengan jelas yakni guru telah

menyatakan larangannya

terhadap siswa untuk tidak

menggunakan handphone ketika

pelajaran berlangsung, dan

ditekankan dengan kalimat yang

menyatakan bahwa guru akan

menyita handphone jika guru

menemukan siswa bermain

handphone ketika pelajaran

berlangsung.

Melarang Larangan √

(Data 86.) TG: “Kalian itu

mbok jangan

bolosan,

masuk yang

rajin. Gini

ya, guru itu

nggak butuh

murid pinter-

pinter

banget, asal

rajin masuk

sekolah,

rajin

mengerjakan

tugas, guru

itu sudah

senang.

Kalian kalau

bolos itu apa

nggak

merasa rugi?

Bayar

mahal-

mahal tapi

Tuturan (86) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’. Tuturan tersebut

dapat dikatakan sebagai tindak

tutur ilokusi deklaratif melarang

karena melalui tuturan tersebut

guru telah melarang siswanya

untuk tidak membolos sekolah.

Makna yang terdapat dalam

tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Dapat dikatakan

memiliki makna mengarahkan

adalah karena dalam tuturan

tersebut guru mengarahkan

siswanya untuk rajin bersekolah

dan tidak membolos, ditekankan

dalam penggalan: “ Kalian kalau

bolos itu apa nggak merasa rugi?

Bayar mahal-mahal tapi malah

bolos.”

Melarang Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

124

malah

bolos.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

menasehati beberapa siswa

yang sering membolos.

(Data 87.) TG: “Kalau doa

ibu minta ya

jangan

dengan

bercanda,

walaupun

yang

memimpin

doa hanya

teman kalian

sendiri.

Berdoa itu

bicara sama

Tuhan to?

Berdoa itu

nggak bisa

dijadikan

guyonan”

KT: Disampaikan guru

Kewirausahaan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki) ketika ia melihat ada

siswa yang bercanda ketika

berdoa. Guru ingin siswa-

siswinya tidak menganggap

berdoa itu sebagai lelucon, dan

menginginkan supaya siswa-

siswinya serius dalam berdoa.

Tuturan (87) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’. Melalui tuturannya

guru melarang siswanya untuk

tidak mengamggap berdoa

sebagai hal candaan. Makna yang

terkandung dalam tuturan

tersebut adalah ‘mengarahkan’. Guru mengarahkan siswanya

supaya bisa berdoa dengan sikap

yang sewajarnya. Selain itu, guru

juga mengarahkan siswanya

untuk bisa berdoa dengan baik

dan tidak menganggap berdoa

sebagai lelucon.

Melarang Mengarahkan √

(Data 88.) TG: “Kok kalian

ini nggak

peka ya, apa

nggak risi itu

ada sampah

di laci? Di

luar sudah

disediakan

tempat

sampah,

kalau buang

sampah itu

ya di tempat

sampah

bukan di

laci, nanti

bisa menjadi

banyak

nyamuk.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran bahasa

Indonesia di kelas X

Administrasi Perkantoran

yang memiliki 17 siswa (13

perempuan, 4 laki-laki) ketika

ia menemukan banyak sampah

di laci meja beberapa siswa.

Tuturan (88) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’. Melalui tuturannya

penutur telah melarang mitra

tuturnya untuk tidak membuang

sampah di laci. Makna yang

terdapat pada tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Penutur

mengarahkan mitra tuturnya

supaya bisa menjaga kebersihan

lingkungan terutama kebersihan

lingkungan kelas.

Melarang Mengarahkan √

(Data 89.) TG: “Ibu sudah

ngomong

keras tapi

kamu malah

sibuk main

handphone,

maunya

apa? Sekali

lagi kamu

ketahuan

main

handphone,

Tuturan (89) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’. Melalui tuturannya,

penutur melarang mitra tutur

untuk tidak menggunakan

handphone ketika pelajaran

berlangsung, terbukti dalam

kalimat: “ Sekali lagi kamu

ketahuan main handphone, saya

sita dan tidak akan saya

kembalikan. Mengerti?” Makna

yang terdapat dalam tuturan

Melarang Mengingatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

125

saya sita dan

tidak akan

saya

kembalikan.

Mengerti?”

KT: Disampaikan oleh guru

Kewirausahaan di kelas X

Multimedia yang memiliki 19

siswa (2 perempuan, 17 laki-

laki), guru menemukan salah

satu siswanya bermain

handphone ketika jam

pelajaran sedang berlangsung.

Guru dan siswa sudah sama-

sama mengetahui bahwa ketika

pelajaran berlangsung dilarang

untuk bermain handphone.

tersebut adalah ‘mengingatkan’. Penutur telah mengingatkan mitra

tutur dengan memberi peringatan

bahwa tidak boleh menggunakan

handphone ketika kegiatan

belajar mengajar berlangsung.

(Data 90.) TG: “Dari tadi

mondar mandir aja ke toilet,

kamu itu kenapa to? Nanti

lagi ke toiletnya pas istirahat,

baru masuk kok udah mau

keluar lagi.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) ketika

ada salah satu siswa yang

sering izin ke toilet. Guru

menegur siswa tersebut karena

selalu ke toilet ketika guru

menerangkan materi.

Tuturan (90) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘melarang’. Penutur melarang

mitra tutur untuk keluar masuk

kelas, terbukti dalam penggalan

tuturan: “ Nanti lagi ke toiletnya

pas istirahat, baru masuk kok

udah mau keluar lagi.”. Makna

yang terdapat pada tuturan

tersebut adalah ‘mengingatkan’. Penutur mengingatkan mitra tutur

untuki tidak keluar masuk kelas

pada saat pelajaran berlangsung.

Melarang Mengingatkan √

(Data 91.) TG: “Saya sudah

memberi

tahu teman

kalian itu,

sudah

memperingat

kan juga.

Dia kok

sering nggak

masuk itu

sebenarnya

ada apa?

Kalian tahu

nggak?

Kalau sama

saya itu diam

saja e. Ya

sudah ya,

sekolah

sudah

memperingat

kan juga,

keputusanka

n ada di dia

to. Kalian

nggak usah

tiru-tiru,

kasihan

orangtua

kalian susah

payah

membiayai.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

ketika menyampaikan berita

mengenai salah satu siswa di

kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) yang

sering tidak masuk tanpa

keterangan.

Tuturan (91) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘berpasrah’. Dapat dikatakan

sebagai tindak tutur ilokusi

deklaratif jenis berpasrah karena

dalam tuturan tersebut terdapat

sebuah ungkapan berpasrah dari

penutur, yakni: “ Ya sudah ya,

sekolah sudah memperingatkan

juga, keputusankan ada di dia to.

Kalian nggak usah tiru-tiru,

kasihan orangtua kalian susah

payah membiayai.” Makna yang

terdapat dalam tuturan tersebut

adalah ‘mengarahkan’. Penutur

yakni seorang guru telah

mengarahkan mitra tuturnya

yakni para siswa untuk selalu

rajin masuk sekolah dan tidak

membolos.

Berpasrah Mengarahkan √

(Data 92.) TG: “Kalian nggak

usah ikut-

ikut dengan

Tuturan (92) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘berpasrah’. Dapat dikatakan

Berpasrah Mengarahkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

126

masalah

yang sedang

terjadi di

Negara kita

ini, nggak

usah ikut

jadi kompor.

Entah

masalah itu

akan selesai

dengan cara

bagaimana

juga tidak

ada yang

tahu.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Kewirausahaan

di kelas X Multimedia yang

memiliki 19 siswa (2

perempuan, 17 laki-laki) ketika

mengajak siswa-siswanya

menyoroti permasalahan isu

SARA yang sedang terjadi di

Indonesia.

sebagai tindak tutur ilokusi

deklaratif jenis berpasrah karena

dalam tuturan tersebut terdapat

sebuah ungkapan berpasrah dari

penutur, yakni: “ Entah masalah

itu akan selesai dengan cara

bagaimana juga tidak ada yang

tahu.”. makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’. Penutur melalui

tuturannya ingin mengarahkan

mitra tutur untuk tidak mengikuti

hal-hal yang salah dan tidak

berguna untuk diikuti.

(Data 93.) TG: “Guru itukan

orangtua

kedua kalian

di sekolah,

kalau kalian

salah ya

pasti dapat

teguran.

Kalau kalian

nggak bisa

ditegur ya

sudah,

terserah

kalian mau

jadi apa,

yang penting

guru sudah

berusaha

yang terbaik

untuk

kalian.”

KT: Disampaikan guru mata

pelajaran Akuntansi di kelas X

Akuntansi yang memiliki 10

siswa (9 perempuan, 1 laki-

laki) ketika ada salah satu

siswanya melakukan kesalahan

yakni tidak mengerjakan

pekerjaan rumah. Siswa

tersebut sudah sering tidak

mengerjakan pekerjaan rumah.

Tuturan (93) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘berpasrah’. Dapat dikatakan

sebagai tindak tutur ilokusi

deklaratif jenis berpasrah karena

dalam tuturan tersebut terdapat

sebuah ungkapan berpasrah dari

penutur, yakni: “ Kalau kalian

nggak bisa ditegur ya sudah,

terserah kalian mau jadi apa,

yang penting guru sudah

berusaha yang terbaik untuk

kalian.”. Penutur telah

mengungkapkan kepasrahannya

terhadap sikap yang tidak bisa

diperbaiki. Makna yang terdapat

dalam tuturan tersebut adalah

‘mengarahkan’.melalui

tuturasnnya tersebut penutur

ingin mengarahkan mitra tutur

supaya bisa menjadi pribadi yang

baik.

Berpasrah Mengarahkan √

(Data 94.) TG: “Sekarang itu

lagi banyak

begal ya,

kalian harus

hati-hati.

Kemarin itu

ada korban

lagi to di

desa mana

itu yang

dekat pulo.

Korbannya

sampai kritis

di rumah

sakit. Kalian

harus selalu

waspada

setiap kali

pulang

malam,

karena apa

yang terjadi

kan kita

tidak pernah

Tuturan (94) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘berpasrah’. Dapat dikatakan

sebagai tindak tutur ilokusi

deklaratif jenis berpasrah karena

dalam tuturan tersebut terdapat

sebuah ungkapan berpasrah dari

penutur, yakni: “ Kalian harus

selalu waspada setiap kali pulang

malam, karena apa yang terjadi

kan kita tidak pernah tahu.”.

Penutur telah berpasrah terhadap

keadaan yang kemungkinan

terjadi terhadap diri sendiri.

Makna yang terdapat dalam

tuturan tersebut adalah

‘mengingatkan’. Penutur

berupaya untuk mengingatkan

mitra tutur untuk lebih berhati-

hati dan selalu waspada di

manapun mereka pergi terutama

pada saat malam hari.

Berpasrah Mengingatkan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

127

tahu.”

KT: Disampaikan oleh guru

mata pelajaran Akuntansi di

kelas X Akuntansi yang

memiliki 10 siswa (9

perempuan, 1 laki-laki) ketika

menceritakan kejadian begal di

daerah desa Pulo Rembang

Jawa Tengah. Guru

menghimbau siswa untuk

selalu berhati-hati ketika

berada di jalan.

(Data 95.) TG: “Oke

permaina

n sudah

selesai,

selamat

kelompok

B kalian

menjadi

pemenang

nya.

Untuk

kelompok

-

kelompok

lain, lebih

banyak

belajar

ya, jadi

besok

kalau ada

pelajaran

saya terus

ada

games

lagi

kalian

bisa

menang.

Pelajaran

kalau

diselingi

games

ginikan

jadi enak

to? Jadi

berseman

gat to?”

KT: Disampaikan oleh

guru mata pelajaran bahasa

Indonesia ketika mengajarkan materi di

kelas X Administrasi

Perkantoran yang memiliki 17 siswa (13 perempuan, 4

laki-laki).

Tuturan (95) termasuk dalam

tindak tutur ilokusi deklaratif

‘mengangkat’. Bukti yang

mengatakan bahwa tuturan di atas bersifat mengangkat

adalah: “ selamat kelompok B

kalian menjadi

pemenangnya”. Penutur

dalam tuturannya telah

mengangkat kelompok B

sebagai juara dalam permainan. Makna yang

terdapat dalam tuturan

tersebut adalah

‘menguatkan’. Makna

menguatkan terdapat dalam

tuturan penutur bagian: “

Pelajaran kalau diselingi games ginikan jadi enak to?

Jadi bersemangat to?” melalui tuturan tersebut

penutur memberi penguatan

bahwa pelajaran akan lebih menyenagkan jika diselingi

dengan permainan.

Mengangkat Menguatkan √

(Data 96.) TG: “Tadi

nama-

nama

yang

sudah

saya

sebutkan

itu

menjadi

koordinat

or

kelompok,

yakni

Tuturan (96) termasuk dalam tindak tutur ilokusi deklaratif

‘mengangkat’. Penutur

melalui tuturannya telah mengangkat mitra tutur

sebagai koordinator kelompok, terbukti melalui

tuturan: “ Tadi nama-nama

yang sudah saya sebutkan itu menjadi koordinator

kelompok”. Penutur yakni

seorang guru telah

mengangkat beberapa siswa

Mengangkat Suruhan √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM …PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

128

supaya

setiap

kelompok

ada

penanggu

ngjawabn

ya.”

KT: Disampaikan oleh guru mata pelajaran

Agama Katholik ketika

memberikan tugas di kelas X Farmasi yang memiliki

12 siswa (10 perempuan, 2 laki-laki). Guru membagi

siswa ke dalam kelompok

untuk mengerjakan tugas

yang diberikan.

sebagai koordinator kelompok. Makna yang

terdapat dalam tuturan

tersebut adalah ‘suruhan’, yakni penutur menyuruh para

siswa yang telah ia pilih untuk menjadi

penanggungjawab dalam

kelompok yang telah dibentuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI