Upload
rukiyah-mayastira
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
1/15
Tinea Cruris, Tinea Pedis, et Tinea Unguium
Rukiyah Mayastira, S.Ked
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Raden Mattaher Jambi
Prgram Studi Pendidikan Dkter Uni!ersitas Jambi
I. P"#D$%U&U$#
Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur disebut dermatomikosis.
Dermatomikosis dibedakan atas dermatofitosis dan non dermatofitosis.
Dermatofitosis disebabkan oleh dermatofit yaitu golongan jamur yang mampu
mencerna keratin kulit karena memiliki daya tarik terhadap keratin (keratinofilik)
sehingga dapat menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampai
stratum basalis. Sedangkan non dermatofitosis disebabkan oleh golongan jamur
yang tidak memiliki kemampuan keratinofilik sehingga hanya tetap menyerang
lapisan kulit paling luar 1-3.
Dermatofitosis salah satu contohnya adalah inea !ruris dan inea Pedis.
inea cruris merupakan dermatofitosis pada region cruris seperti sela paha"
perineum" perianal" gluteus dan pubis. Sedangkan inea Pedis dermatofitosis pada
kaki dan inea #nguium merupakan dermatofitosis pada kuku kaki dan tangan1.
Dermatofit tersebar diseluruh dunia dengan pre$alensi lebih dari %&'
populasi terkena dermatofitosis. Di ndonesia" dermatofitosis merupakan %' dari
seluruh dermatomikosis dan inea !ruris merupakan dermatofitosis yangterbanyak. nfeksi ini dapat mengenai semua orang" baik usia tua ataupun muda"
social ekonomi rendah ataupun tinggi. *leh karena itu" diperlukan pemberian
terapi yang tepat. nfeksi ini bila tidak diobati ataupun diobati secara tidak
adekuat dapat mengakibatkan penyebaran penyakit yang luas. +ngka kekambuhan
tinea cruris cukup tinggi meskipun setelah pemberian terapi topikal dan sistemik"
sehingga diperlukan perhatian untuk dilakukannya pencegahan kekambuhan %.
1
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
2/15
II. &$P'R$# K$SUS
Seorang pasien ,y. ," #sia tahun" jenis kelamin perempuan" alamat
komplek mayang mangurai" seorang guru sekolah dasar" sudah menikah" suku
bangsa melayu datang ke Poli linik ulit dan elamin /S#D /aden 0attaher
ambi pada tanggal %2 0aret %&1 dengan keluhan utama4 5 timbul brercak
kemerahan yang terasa gatal di bokong kanan dan kiri" lipatan paha kanan dan
kiri" sela-sela jari kaki dan kuku sejak 6 1 tahun yang lalu77 .
+dapun ri8ayat perjalan penyakitnya adalah 4 sejak 6 1 tahun yang lalu
timbul bercak kemerahan di daerah kaki dan sela-sela jari kaki" terasa gatal yang
hilang timbul terutama jika kaki basah dan terasa lembab. Pasien berobat ke klinik
dan diberikan obat minum tablet yang diminum % kali sehari" serta salep yang
dioleskan % kali sehari sehabis mandi. Pasien mengaku keluhan berkurang setelah
berobat" namun muncul kembali jika obat habis.
emudian sekitar 6% minggu yang lalu bercak kemerahan timbul di bokong
kanan dan kiri dan kedua lipat paha yang terasa gatal. Dikarenakan sangat gatal
pasien sering menggaruknya sampai berdarah dan ketika sudah berdarah gatal
sedikit berkurang kemudian bercak tersebut semakin lama semakin membesar dan
gatalnya bertambah hebat" apalagi ketika pasien merasa lembab. 63 hari yang lalu
pasien merasa keluhan merah dan gatal tersebut menyebar sampai kuku kaki dan
tangannya.
/i8ayat Diabetes 0elitus tidak terkontrol ada" /i8ayat alergi makanan
disangkal" ri8ayat aleri obat disangkal" ri8ayat mandi dan ganti pakaian % kali
sehari" ri8ayat memakai sering memakai pakaian lembab ada" ri8ayat memakai
sepatu sempit ada" ri8ayat memakai pakaian bersamaan dengan anggota keluarga
disangkal" ri8ayat sering keputihan disangkal. Sebelumnya pasien mengaku
belum pernah sakit seperti ini tidak anggota keluarga yang mengalami keluhan
yang sama seperti pasien. arenakan keluhan pasien tersebut dirasakan semakin
menjadi maka pasien pergi berobat ke Poli linik ulit dan elamin /S#D
/aden 0attaher ambi pada tanggal %2 0aret %&1.
%
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
3/15
Dari hasil pemeriksaan status generalis dijumpai keadaan umum pasien
baik" tampak sakit ringan" kesadaran kompobsmentis" dan tekanan darahnya
diperoleh 1%&9& mm:g" nadi &;9menit" respirasi %&;9menit" suhu afebris.
Pada pemeriksaan fisik" dimulai dari kepala diperoleh bentuknya
normocephal" tidak terdapat efloresensi. Pada mata konjungti$a tidak anemis
kanan kiri" sklera tidak ikterik kanan kiri" pupil isokor kanan kiri" dan tidak
terdapat efloresensi pada palpebra.
Pada pemeriksaan : didapatkan dalam batas normal" tidak terdapatefloresensi pada mukosa bibir" dan tidak terdapat pembesaran ) normal"
tidak ditemukan nyeri tekan" hepar dan lien tidak teraba" kemudian diperkusi
didapatkan timpani dan tidak terdapat efluoresensi.
Pada pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior akralnya hangat" edema
tidak ada" dan kekuatan motorik normal. erdapat efluoresensi yang dijelaskan
lebih detail pada pemeriksaan dematologi diba8ah ini.
Pada pemeriksaan genitalia tidak dilakukan secara langsung.
Pada pemeriksaan dermatologis" didapatkan 4
3
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
4/15
/egio
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
5/15
/egio phalang manus 4
Pada pasien sebaiknya dilakukan pemeriksaan *:" dimana dari keluhan
dan gambaran klinis pada pasien dicurigai berupa kelainan kulit dikarenakan
jamur.
=erdasarkan anamnesis" pemeriksaan fisik" pemeriksaan dermatologis" maka
diagnosis banding yang dapat dipertimbangkan adalah inea !ruris" pedis et
unguium" andidosis ntertriginosa" Dermatitis" Psoriasis.
Pengobatan pada pasien ini dapat berupa non medikamentosa diantaranya 4
1. 0enerangkan kepada pasien tentang penyakit dan prinsip pengobatannya.
%. 0enjelaskan kepada pasien untuk selalu menghindari faktor risiko seperti
menjaga kebersihan diri dengan mandi % kali sehari menggunakan sabun
dan air bersih" mengganti pakaian dan pakaian dalam setiap habis mandi
dan terasa lembab ataupun basah" menggunakan pakaian longgar dan
menyerap keringat" menjemur pakaian pada terik matahari" menjaga agar
tubuh tidak terlalu berkeringat" menghindari kontak langsung dengan orang
sekitar seperti penggunaan handuk atau barang pribadi lainya secara
bersamaan" memotong kuku agar tidak menimbulkan luka saat menggaruk.
3. Pasien diedukasi untuk dan tidak menggaruk lesinya.
2. 0enjalankan pengobatan secara teratur.
. Selalu mengontrol gula darah dan rutin dalam pengobatan D0-nya.
Pada kuku tangan jari
pertama" kuku tampak rusak
dan rapuh serta 8arna kuku
tampak putih kekuningan.
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
6/15
Pengobatan medikamentosa 4
1. erapi topikal 4 0ikona?ol krim % ' selama 1& hari (bokong dan kaki).
Siklopiroks nail lacquer ' (kuku).
%. erapi sitemik 4 etokona?ol 1; %&& mg9hari selama 1& hari ditambah
!0 3 ; 1 tablet.
Prognosis pada pasien ini adalah baik jika pasien patuh dengan anjuran
dokter dan mengikuti program pengobatannya baik yang medikamentosa maupun
nonmedikamentosa. omplikasi biasanya jarang terjadi" namun mungkin dapat
terjadi komplikasi jika pasien masih sering menggaruk lesinya tersebut.
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
7/15
III. P"MB$%$S$#
Pada kasus diatas ditegakkan diagnosis inea !ruris" Pedis et #nguium
berdasarkan anamnesis" pemeriksaan fisik" pemeriksaan dermatologi.
Dari anamnesis" 77imbul brercak kemerahan yang terasa gatal di bokong
kanan dan kiri" lipatan paha kanan dan kiri" sela-sela jari kaki dan kuku sejak 6 1
tahun yang lalu77. +dapun ri8ayat perjalan penyakitnya adalah 4 sejak 6 1 tahun
yang lalu timbul bercak kemerahan di daerah kaki dan sela-sela jari kaki" terasa
gatal yang hilang timbul terutama jika kaki basah dan terasa lembab. Pasien
berobat ke klinik dan diberikan obat minum tablet yang diminum % kali sehari"
serta salep yang dioleskan % kali sehari sehabis mandi. Pasien mengaku keluhan
berkurang setelah berobat" namun muncul kembali jika obat habis. emudian
sekitar 6% minggu yang lalu bercak kemerahan timbul di bokong kanan dan kiri
dan kedua lipat paha yang terasa gatal. Dikarenakan sangat gatal pasien sering
menggaruknya sampai berdarah dan ketika sudah berdarah gatal sedikit
berkurang kemudian bercak tersebut semakin lama semakin membesar dan
gatalnya bertambah hebat" apalagi ketika pasien merasa lembab. 63 hari yang lalu
pasien merasa keluhan merah dan gatal tersebut menyebar sampai kuku kaki dan
tangannya. /i8ayat Diabetes 0elitus ada dan tidak terkontrol" /i8ayat alergi
makanan disangkal" ri8ayat aleri obat disangkal" ri8ayat mandi dan ganti pakaian
% kali sehari" ri8ayat memakai sering memakai pakaian lembab ada" ri8ayat
memakai sepatu sempit ada" ri8ayat memakai pakaian bersamaan dengan anggota
keluarga disangkal" ri8ayat sering keputihan disangkal. Sebelumnya pasien
mengaku belum pernah sakit seperti ini tidak anggota keluarga yang mengalami
keluhan yang sama seperti pasien.
=edasarkan anamnesis diperoleh bah8a pasien mengaku timbul bercak
merah yang terasa gatal di bokong kanan dan kiri" lipatan paha dan paha kanan"
kaki kiri dan kanan" Sensasi gatal yang diasakan pasien akan semakin hebat ketika
keadaan lembab. :al tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bah8a inea
!ruris merupakan dermatofitosis pada lipat paha" daerah perineum" perianal" dan
@
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
8/15
dapat meluas ke daerah gluteus" sedangkan inea Pedis dapat terjadi pada kaki "
terutama sela-sela jari dan telapak kaki" juga inea unguium kelainan pada kuku.
Dalam hal ini disebut inea !ruris" pedis et unguium atau sebaliknya.1 Ditambah
lagi" keluhan gatal tersebut bertambah hebat ketika lembab. :al ini sesuai dengan
gejala khas inea" baik inea !ruris" !orporis" atau apapun jenis tineanya" dimana
rasa sensi gatalnya akan bertambah hebat ketika lembab dan berkeringat misalnya
saat berakti$itas.%"2"
Pasien D0 mengalami masalah pada sistem imun yaitu imunodefisiensi
sekunder atau didapat merupakann defisiensi yang tersering ditemukan. Aaktor
imun yang berperan dalam pertahanan terhadap jamur yaitu respon imun humoral
dan seluler. Aaktor imun seluler diperkirakan mempunyai peranan yang lebih
penting. Aaktor non-imun yang mikrobial normal merupakan mekanisme protektif
untuk pejamu" karena flora ini mengadakan kompetisi dengan fungi untuk
mendapatkan makanan dan tempat perlekatan pada epitelial dan juga flora ini
dapat menghasilkan produk-produk toksik terhadap jamur. ulit yang intact
dengan proses regenerasi dan lipid permukaannya merupakan barier yang efektif
terhadap dermatomikosis. kegagalan florabakteri normal kulit untuk menghambat
pertumbuhan yeast " di mana ketersediaan glukosa merupakan lingkungan yang
cocok bagi yeast untuk berkembang biak. Pada penderita diabetes melitus juga
terjadi gangguan mekanisme imunoregulasi. terjadi gangguan kemotaksis lekosit
dan fagositosis pada penderita diabetes melitus" terutama selama hiperglikemia.
adi berdasarkan uraian diatas dapat disimpukan bah8a factor predisposisi pada
pasien ini adalah penyakit diabetes mellitus yang dialaminya.Pada pemeriksaan dermatologi di /egio gluteus didapatkan plak
eritematosa" jumlahnya 3" polisiklik" sirkumkripta" terdapat central healing yang
ditutupi skuama psoriasisformis. Central healing merupakan peradangan di tepi
lebih nyata daripada dibagian tengahnya. eluhan pada daerah ini dirasakan sejak
6 % minggu yang lalu" dimana a8alnya bercak kemerahan tersebut sebesar uang
logam seratus rupiah" kemudian semakin lama semakin melebar hingga terlihat
seperti saat ini. =erdasarkan tinjauan pustaka diketahui bah8a pada stadium akut
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
9/15
inea itu (kurang dari 3 bulan) lesi kulitnya dapat berupa eritematosa kecil dengan
batas tegas (sirkumkripta)" dapat berupa papul yang menyebar sehingga dapat
berupa plak eritematosa. Bfloresensi kemudian dapat berkembang menjadi
berbagai macam bentuk primer maupun sekunder (polimorf). 1-3""
Pada pemeriksaan dermatologi di /egio pedis Desktra et Sinistra
didapatkan skuama halus dan maserasi pada interdigitalis. eluhan pada daerah ini
dirasakan sejak 6 1 tahun yang lalu. emuan ini sesuai dengan lokasi predileksi
dan efloresensi dari inea !ruris et pedis.
Pada pemeriksaan dermatologi pada kuku tangan dan kaki pasien
ditemukan kuku tampak rusak dan rapuh serta 8arna putih kekuningan. eluhan
pada daerah ini dirasakan sejak 6 3 hari yang lalu. emuan ini sesuai dengan
perubahan lokasi predileksi dan efloresensi dari inea unguium.
erjadinya temuan klinis diatas dapat dimengerti bedasarkan pathogenesis
dari infeksi dermatofita" dimana infeksinya dia8ali dengan adhesi artrokonidia ke
keratinosit" umumnya berlangsung dalam % jam pasca kontak" kemudian diikuti
dengan penetrasi. Dermatofita menghasilkan keratinase yang memungkinkan
untuk mencerna keratin dan mempertahankan diri pada struktur berkeratin. Sambil
memakan keratin kulit yang tampak sebagai skuama. Sebagai respon terhadap
keberadaan jamur" tubuh akan menghasilkan imunitas seluler dan akti$itas
antimikrobial dari leukosit P0, yang bermanifestasi sebagai eritema" papul"
$esikel dan pustul. Aungsi ini terutama didukung oleh transferin tak jenuh serta
asam lemak dari kelenjar sebasea yang dapat menghambat pertumbuhan jamur
.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus ini antara lain
yaitu pemeriksaan mikologi berupa pemeriksaan langsung sediaan basah dan
kerokan kulit" pemeriksaan biakan atau kultur dengan agar dekstrosa sabouraud "
dan Campu Wood. Pada pasien sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung sediaan
basah dan kerokan kulit dengan larutan *: yaitu dengan cara 3 4
1. +mbil kulit yang ingin diperiksa dengan cara dikerok menggunakan
pisau tumpul steril" untuk kulit yang berambut dicabut terlebih
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
10/15
dahulu rambutnya" kemudian baru kulitnya dikerok untuk
mendapatkan sisiknya.
%. Cetakkan hasil kerokan tersebut diatas object glass" kemudian
tambahkan larutan *: 1-% tetes dengan konsentrasi %&'.
3. Dapat pula ditambahkan tinta superchroom blue black dengan
tujuan melihat elemen jamur secara lebih nyata.
2. unggu selama 1-%& menit untuk melarutkan jaringan.
. Cihat object glass dengan bantuan mikroskop menggunakan
pembesaran 1& ; 1& dan 1& ; 2 untuk menemukan hifa yang
biasanya tampak sebagai dua garis sejajar dengan sekat dan cabang
atau spora berderet (artospora) pada kelainan kulit yang lama dan
atau sudah diobati.
Dari anamnesis" pemeriksaan fisik" pemeriksaan dermatologi maka
diagnosis pada pasien ini mengarah kepada inea cruris" pedis et unguium. Pada
kasus ini diambil diagnosis banding lain yang dapat dipertimbangkan yaitu 4
1. andidosis ntertriginosa
andidosis adalah penyakit jamur yang disebkan oleh spesies Candida, biasanya
oleh Candida Albican yang lokasi predileksinya dapat mengenai mulut" $agina"
kuku" lipat paha" dll. Predileksi semua umur. Dari anamnesis didapatkan
keluhan gatal yang hebat" kadang disertai rasa panas seperti terbakar dan dari
lesinya tampak bercak eritem disertai skuama. :al ini hampir serupa dengan
inea !ruris dimana terdapat bercak eritematosa disertai skuama dan lokasi
predileksinya pada lipat paha" namun pada kandidosis ntertriginosa memiliki
gambaran khas konfigurasi hen and chicken serta biasanya basah dan berkrusta.
Pada 8anita ada tidaknya fluor albus dapat membantu penegakan diagnosa.
Pada penderita D0" kandisdosis merupakan penyakit yang sering dijumpai.. 1-3"@
%. Dermatitis
Dermatitis adalah perdangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen" menimbulkan
1&
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
11/15
kelainan klinis berupa efluoresensi polimorfik ( eritema" edema" papul" $esikel
skuama" likenifikasi) dan keluhan gatal. :al ini hampir serupa dengan inea
Pedis dimana terdapat bercak eritema disertai skuma dan lokasi predileksinya
bisa juga pada kaki. ,amun harus dapat dibedakan dengan dermatitis" yang
biasanya batasnya tidak jelas" bagian tepi tidak lebih aktif dari pada bagian
tengah. +danya $esikel-$esikel steril pada jari-jari kaki dan tangan (pomfoliks)
dapat merupakan reaksi id" yaitu akibat setempat hasil reaksi antigen.
3. Psoriasis
Psoriasis yang menyerang kuku pun dapat berakhir dengan kelainan yang sama.
Cekukan-lekukan pada kuku (nail pits)" yang terlihat pada psoriasis tidak
didapati pada tinea uguium
Pengobatan pada pasien ini dapat berupa pengobatan non medikamentosa
dan pengobatan medikamentosa. Pertama akan dibahas pengobatan non
medikamentosa diantaranya berupa 4
1. 0enerangkan kepada pasien tentang penyakit dan prinsip
pengobatannya.
%. 0enjelaskan kepada pasien untuk selalu menghindari faktor risiko
seperti menjaga kebersihan diri dengan mandi % kali sehari
menggunakan sabun dan air bersih" mengganti pakaian dan pakaian
dalam setiap habis mandi dan terasa lembab ataupun basah"
menggunakan pakaian longgar dan menyerap keringat" menjemur
pakaian pada terik matahari" menjaga agar tubuh tidak terlalu
berkeringat" menghindari kontak langsung dengan orang sekitar seperti penggunaan handuk atau barang pribadi lainya secara bersamaan"
memotong kuku agar tidak menimbulkan luka saat menggaruk.
3. Pasien diedukasi untuk dan tidak menggaruk lesinya.
2. 0enjalankan pengobatan secara teratur.
. Selalu mengontrol gula darah dan rutin dalam pengobatan D0-nya.
emudian untuk pengobatan medikamentosanya yaitu erapi yang diberikan
berupa terapi antifungal sistemik yaitu ketokona?ol %&& mg 1 kali sehari.
11
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
12/15
Sebenarnya ada beberapa obat antifungi sistemik yang dapat digunakan antara lain
griseoful$in" ketokona?ol" itrakona?ol dan terbinafin.
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
13/15
melanjutkan pengoibatannya" karena pengobatan penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur memerlukan pengobatan yang teratur (tidak terputus) dalam jangka
8aktu yang agak lama (bisa sampai %-3 bulan).
Pemberian !0 3 ; 1 tablet perhari diharapkan karena !0 adalah obat
antihistamin golongan pertama yang digunakan untuk mencegah efek histamin
yang dihasilkan sel mast.
Prognosis pada pasien ini adalah baik jika pasien patuh dengan anjuran
dokter dan mengikuti program pengobatannya baik yang medikamentosa maupun
nonmedikamentosa yang telah diuraikan diatas.
omplikasi biasanya jarang terjadi" namun mungkin dapat terjadi
komplikasi jika pasien masih sering menggaruk lesinya tersebut. Pasien dapat
dikatakan sembuh bila gejala klinis tidak muncul lagi seperti rasa gatal serta
pemeriksaan labor tidak ditemukan lagi jamur pada pemeriksaan *: %&'
setelah pengobatan lengkap.
I(. K"SIMPU&$#
13
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
14/15
elah dilaporkan sebuah kasus inea ruris" inea Pedis et inea unguium
pada seorang 8anita usia tahun. diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan dermatologis. Pasien dira8at jalan dan diberi terapi
mikona?ol krim %'" siklopiroks nail lacquer ' ketokona?ol oral" dan !0 oral
selama 1& hari. :asilnya belum dapat dilaporkan karena pasien belum kembali
untuk kontrol ulang ke Poli ulit dan elamin /S#D /aden 0attaher ambi.
D$)T$R PUST$K$
12
8/17/2019 Tinea Cruris Pedis Unguium
15/15
1. Djuanda +" :am?ah 0" +isah S. Ilmu Penyakit ulit dan elamin. Bdisi
elima. akarta 4 A#. %&1&. :al 1-.
%. Siregar. Atlas !er"arna #aripati Penyakit ulit. Bdisi edua. akarta 4 B
%&&2. :al. 1%-3&.
$. =udi 0#. %ikosis dalam !uku Ajar Ilmu Penyakit ulit dan elamin. Bdisi
elima. akarta 4 =alai Penerbit Aakultas edokteran #ni$ersitas ndonesia.
%&&. :al -1&&.
2. :ay /" 0oore 0. %ycology dalam &ook's (extbook of )ermatology *ol +-.
Bdisi etujuh. %&&2. +ustralia 4 =lack8ell Publishing. :al. 12&@-1.
. Eolff " honson /+" Suurmond D. #ection $ / 0ungal )isease dalam
0it1patrick's )ermatology in 2eneral %edicine *ol +3. Bdisi etujuh. #S+ 4
he 0c. =ahry =" Setiabudy /. 5bat 6amur dalam 0armakologi dan (erapi. Bdisi
elima. %&&@. akarta 4 Departemen Aarmakologi dan erapeutik A#. :al
&-@&.
. Cipsky 0S" ing 0S. =lueprints Aamily medicine. Philadelphia 4 lipincottF
%&1&F h. @-
1&. iGerma" S dan :effernan" 0P. Superficial Aungal nfection4 Dermatophytosis"
*ychomycosis" inea ,igra" Piedra. Dalam4 Eolff" . dkk" penyunting.
Ait?patrck7s Dermatology in