Upload
truonghanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN
GEOGRAFI KELAS X SOSIAL DI SMA NEGERI 10 SEMARANG TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh NOVIANTO WIDI SAPUTRA
NIM 3201410096
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial pada :
Hari :
Tanggal :
Semarang, Agustus 2017
Ketua Jurusan Geografi Dosen pembimbing
Dr. Tjaturohono Budi Sanjoto, M.Si Drs. Suroso, M.Si
NIP 196210191988031002 NIP 196004021986011001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II Penguji III
Dr. Eva Banowati M.Si Drs. Moch. Arifien M.Si Drs. Suroso, M.Si
NIP.196109291989012003 NIP.195508261983031002 NIP.196004021986011001
Mengetahui
Plh Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Prof. Dr. Rustono, M. Hum
NIP. 19580127 198303 1 003
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2017
Novianto Widi Saputra
NIM. 3201410096
v
SARI
Novianto Widi. 2017. Tingkat aktivitas siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran geografi kelas X Sosial SMA Negeri 10
Semarang tahun 2016/2017. Skripsi Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Suroso
Kata Kunci: Aktivitas,Jigsaw
Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran geografi di SMA Negeri 10
Semarang saat ini sudah menerapkan berbagai macam model pembelajaran, dari
berbagai model pembelajaran yang telah diterapkan Jigsaw memiliki rata-rata
nilai kelas terendah sebesar 72, nilai ini merupakan nilai terendah di antara model
model pembelajaran lain yang diterapkan di SMA Negeri 10 Semarang dan di
bawah nilai ketuntasan kriteria minimal (KKM). Permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah bagaimana tingkat aktivitas siswa dalam model pembelajaran
Jigsaw. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat aktivitas
siswa pada model pembelajaran Jigsaw.
Penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan pengolahan
data menggunakan teknik tabulasi distribusi frekuensi. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas X sosial SMA Negeri 10 Semarang dan sampel didapatkan
menggunakan proporsional random sampling sebesar 23% dari total siswa
keseluruhan, yang diperoleh 8 siswa dari 4 kelas yang berjumlah 32 orang.
Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan observasi yang telah di lakukan
diperoleh tingkat aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Jigsaw berada
pada kategori rendah dengan rata-rata sebesar 15,1 dari jumlah skor tertinggi
sebesar 30. Dan dari 5 sub variabel pada aktivitas siswa menggunakan model
pembelajaran Jigsaw terdapat 3 sub variabel yang berada pada kategori rendah
dan 2 sub variabel berada pada kategori sedang.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada penerapan model
pembelajaran Jigsaw berada pada kategori rendah dan mengalami masalah pada 3
aktivitas, yaitu pada aktivitas siswa dalam kelompok asal, aktivitas siswa dalam
kelompok ahli, dan pada aktivitas siswa setelah kembali ke kelompok asal, saran
yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini adalah guru perlu lebih
meningkatkan semangat dan memotivasi siswa untuk lebih aktif mengikuti
pembelajaran sehingga akan mengacu siswa untuk belajar lebih giat lagi.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya
(An-Najm: 39).
� Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Al-
Mujadalah: 11).
� Barang siapa menempuh jalan menuntut ilmu padanya, niscaya akan
dimudahkan jalannya menuju surga (HR. Muslim).
� Ketika anda berhenti belajar, anda berhenti tumbuh (John Maxwell).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya dedikasikan untuk:
- Kedua orang tua, Tavip Widi Asmo dan
Isnawati yang selalu memberi kasih sayang, doa
serta dukungan moral dan material.
- Sahabatku Candra Ardianto yang selalu
menghibur dan mensuport saya.
- Sahabat Ravvel dimanapun berada yang selalu
memberi senyum di hidupku.
- Sahabat-sahabatku Ulin Niam, Nanda, Ihya, atas
motivasi dan dukungannya.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, serta sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul tingkat aktivitas
siswa menggunakan model pembelajaran Jigsaw mata pelajaran Geografi Kelas X
Sosial SMA Negeri 10 Semarang Tahun 2016/2017.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di
UNNES.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.
3. Dr. Tjaturohono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.
4. Drs. Suroso, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,
memberi arahan dan saran dalam penyusunan skripsi.
5. Dr. Eva Banowati M.Si., dan Drs. Moch. Arifien M.Si., selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan arahan dan saran dalam menyusun skripsi
ini.
viii
6. Drs. Sriyono, M.Si., selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan
dan arahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu
kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
8. Ibu Kuswati serta seluruh pegawai Jurusan Geografi atas bantuan dan
motivasinya.
9. Drs. Supriyanto, M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 10 Semarang yang telah
memberikan ijin penelitian.
10. Ibu Zu’ama Hilma Ismani S.Pd., Guru pada mata pelajaran geografi di SMA
Negeri 10 Semarang yang telah membimbing selama proses penelitian.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi sekolah sebagai
tempat penelitian dan juga bermanfaat bagi guru di SMA Negeri 10 Semarang
maupun Guru di SMA lainnya.
Semarang, Agustus 2017
Novianto Widi Saputra
NIM. 3201410096
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iii
PERNYATAAN ...................................................................................... iv
SARI ........................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
1.5 Penegasan Istilah .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Belajar dan Pembelajaran ............................................................. 7
x
Halaman
2.1.1 Pengertian Belajar dan pembelajaran ................................... 7
2.1.2 Komponen Pembelajaran ..................................................... 8
2.2 Model Pembelajaran .................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Model pembelajaran .......................................... 11
2.2.2 Macam-macam model pembelajaran ................................... 11
2.3 Model Jigsaw ............................................................................... 12
2.3.1 Pembelajaran Jigsaw ............................................................ 12
2.3.2 Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw .................... 13
2.3.3 Aktivitas siswa dengan menggunakan model Jigsaw .......... 14
2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu penelitian ....................................................... 19
3.2 Populasi Penelitian ...................................................................... 19
3.3 Sampel dan teknik pengambilan sampel ..................................... 20
3.4 Variabel penelitian ...................................................................... 21
3.5 Teknik pengumpulan data ........................................................... 22
3.6 Teknik analisis data ..................................................................... 23
3.7 Diagram alir penelitian ................................................................ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Objek Penelitian ............................................... 29
xi
Halaman
4.1.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 29
4.1.2 Sarana dan Prasarana ............................................................ 31
4.2 Pembelajaran Dengan Model Jigsaw .......................................... 31
4.2.1 Aktivitas siswa ..................................................................... 31
4.2.2 Aktivitas siswa dalam persiapan pembelajaran Jigsaw ....... 33
4.2.3 Aktivitas siswa dalam kelompok asal .................................. 34
4.2.4 Aktivitas siswa dalam kelompok ahli .................................. 34
4.2.5 Aktivitas siswa setelah kembali ke kelompok asal .............. 35
4.2.6 Aktivitas siswa dalam evaluasi pembelajaran ..................... 36
4.3 Pembahasan ................................................................................. 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 40
B. Saran .................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 42
LAMPIRAN .............................................................................................. 44
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................... 17
3.2 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 28
4.1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................. 30
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Ujian semester genap SMA Negeri 10 Semarang tahun
pelajaran 2015/2016 ..................................................................... 2
1.2 Model pembelajaran yang di terapkan di SMA Negeri 10
Semarang ...................................................................................... 4
3.1 Populasi penelitian ....................................................................... 19
3.2 Sampel penelitian ......................................................................... 20
3.3 Format parameter aktivitas siswa dalam model pembelajaran
Jigsaw ........................................................................................... 25
3.4 Format distribusi frekuensi ............................................................ 25
3.5 Distribusi Frekuensi aktivitas dengan menggunakan model Jigsaw 26
3.6 Distribusi frekuensi aktivitas dalam persiapan Jigsaw .................. 27
4.1 Aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Jigsaw ......... 32
4.2 Aktivitas siswa dalam persiapan model Jigsaw ........................... 33
4.3 Aktivitas siswa dalam kelompok asal .......................................... 34
4.4 Aktivitas siswa dalam kelompok ahli ........................................... 35
4.5 Aktivitas siswa setelah kembali ke kelompok asal ...................... 35
4.6 Aktivitas siswa dalam evaluasi pembelajaran .............................. 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi instrumen lembar observasi aktivitas siswa ................... 45
2. Lembar observasi aktivitas siswa ................................................. 46
3. Rubrik lembar penilaian aktivitas siswa ....................................... 47
4. Silabus pembelajaran .................................................................... 52
5. Rancangan persiapan pembelajaran (RPP) .................................. 59
6. Tabulasi data penelitian aktivitas siswa ........................................ 62
7. Tabel frekuensi aktivitas siswa ..................................................... 65
8. Rekapitulasi aktivitas siswa .......................................................... 66
9. Daftar nama siswa kelas X ........................................................... 67
10. Daftar nama siswa Observasi ...................................................... 71
11. Surat ijin penelitian ...................................................................... 72
12. Surat keterangan dari SMA Negeri 10 Semarang ....................... 73
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang tujuan
nasional pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses
pembelajaran di sekolah diwujudkan dengan interaksi yang melibatkan guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Proses pembelajaran di sekolah
dilakukan berdasarkan rancangan-rancangan dalam pembelajaran. Rancangan
tersebut disusun secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan
tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
Tujuan jangka panjang kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa
mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif
dimasa datang, sehingga dibutuhkan kerangka pembelajaran secara konseptual
(model pembelajaran) yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.
Menurut Winataputra (dalam Solehatin, 2008) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskanprosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
2
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat menerapkan pembelajaran yang dapat
menarik bagi siswa dan tidak menggunakan model pembelajaran konvensional
yang hanya akan membuat siswa pasif, bosan dan tidak tertarik terhadap mata
pelajaran tersebut.
Berdasarkan dokumentasi dari guru mata pelajaran Geografi SMA Negeri
10 Kota Semarang diperoleh data hasil ujian Geografi semester genap SMA
Negeri 10 Semarang tahun pelajaran 2015/2016 yang disajikan ke dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1 Hasil Ujian semester genap SMA Negeri 10 Semarang tahun
pelajaran 2015/2016
No Nilai Keterangan
Kelas
X XI XII
F % F % F %
1. >75 Tuntas 127 72 130 85 128 75
2. <75 Tidak
Tuntas 23 28 50 15 42 25
Jumlah 150 100 180 100 170 100
Sumber : Daftar nilai ujian semester Genap SMA Negeri 10 Semarang
tahun ajaran 2015/2016
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari hasil ujian semester genap
di SMA Negeri 10 Semarang tahun pelajaran 2015/2016 pada kelas X terdapat
72% yang memiliki kriteria tuntas dan terdapat 28% yang memiliki kriteria tidak
tuntas, pada kelas XI terdapat 85% yang memiliki kriteria tuntas dan terdapat 15%
yang memiliki kriteria tidak tuntas, pada kelas XII terdapat 75% yang memiliki
3
kriteria tuntas dan terdapat 25% yang memiliki kriteria tidak tuntas. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas yang memiliki kriteria
ketuntasan belajar tertinggi terdapat di kelas XI dengan persentase ketuntasan
sebesar 85% dan kelas yang memiliki kriteria ketuntasan belajar terendah terdapat
di kelas X dengan persentase ketuntasan sebesar 72%.
Strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif diharapkan dapat membangun
pengetahuan siswa secara aktif. Terdapat beberapa model atau strategi
pembelajaran yang dikembangkan oleh beberapa ahli dalam mengoptimalkan
hasil belajar siswa, diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning).
Berdasarkan data yang didapatkan melalui guru kelas X geografi SMA
Negeri 10 Semarang yang terangkum dalam tabel, pembelajaran sudah
menggunakan berbagai model pembelajaran yang variatif di antaranya adalah
Numbered Head Together, Picture&picture, Mine mapping dan juga Jigsaw. Dari
ke empat model pembelajaran yang diterapkan tersebut, Jigsaw menghasilkan
rata-rata nilai kelas terendah sebesar 72, nilai ini merupakan nilai terendah di
antara model-model lain yang diterapkan di SMA Negeri 10 Semarang dan di
bawah nilai ketuntasan kriteria minimal (KKM).
4
Tabel 1.2 Model pembelajaran yang di terapkan di kelas X di SMA Negeri
10 Semarang tahun pelajaran 2015/2016
Model Pembelajaran
Kriteria
Numbered Head
Together
picture & picture
mine mapping Jigsaw
Penggunaan
model
3x
pertemuan
7x
pertemuan
4x
pertemuan 4x pertemuan
Rata-rata
kelas 76 75 79 72
KKM 75
Sumber : Dokumentasi RPP guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 10
Semarang
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Tingkat aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Jigsaw
Kelas X Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 10 Semarang tahun pelajaran
2016/2017”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang yang telah dijabarkan diatas, dapat ditarik
Rumusan Masalah yaitu Bagaimanakah tingkat aktivitas siswa menggunakan
model pembelajaran jigsaw di SMA Negeri 10 Semarang.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran Geografi
di SMA Negeri 10 Semarang.
5
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
bidang pendidikan dalam kaitannya dengan pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran Jigsaw pada mata pelajaran geografi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh guru maupun
pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Jigsaw sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dapat mencapai tujuannya secara maksimal.
1.5 PENEGASAN ISTILAH
Penegasan istilah dalam proposal skripsi ini dimaksudkan untuk memberi
definisi istilah yang digunakan dan memberikan ruang lingkup permasalahan agar
diperoleh persamaan pandangan sesuai yang dimaksud dalam rancangan
penelitian ini.
1.5.1 Model Pembelajaran Jigsaw
Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2010: 46). Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara
bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rusman, 2012).
6
1.5.2 Aktivitas Belajar siswa
Aktivitas belajar siswa adalah aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental
(Sardiman, 2005:96). Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan fisik atau
jasmani maupun mental atau rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta
belajar yang optimal.
Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah merupakan serangkaian
aktivitas yang dilakukan siswa dimulai dari awal pembelajaran hingga akhir
pembelajaran yang meliputi Aktivitas siswa dalam Persiapan pembelajaran
Jigsaw, Aktivitas siswa dalam bekerjasama di kelompok asal, Aktivitas siswa
dalam bekerjasama di kelompok asal, Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok
ahli, Aktivitas siswa setelah kembali ke kelompok asal, Aktivitas siswa dalam
evaluasi pembelajaran.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Melalui belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar bukan hanya sekedar
pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Soemanto, 2003).
Menurut James O. Wittaker (dalam Soemanto, 2003) belajar dapat
didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan dan pengalaman. Menurut Howard L. Kingsley (dalam Soemanto, 2003)
belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2010)
belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pengajaran yang diinginkan Pemilihan, penetapan dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.
Konsep pembelajaran menurut Uno, Hamzah (2007: 2) memiliki hakikat
8
perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran memusatkan
perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang
dipelajari siswa.
Gagne (dalam Rifa’i, 2010: 192) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk
mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar
memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.1 Komponen Pembelajaran
Pengajaran adalah suatu sistem artinya keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara
keseluruhan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Jadi,
komponen pendidikan adalah bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang
menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan Menurut slameto (2010)
komponen-komponen pembelajaran meliputi:
9
2.1.1.1 Tujuan pendidikan
Tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang dicapai dalam proses
pemebelajaran setelah mendapatkan pembelajaran atau materi yang disampaikan
dari guru kepada siswa. Biasanya tujuan pembelajaran ini mempunyai dampak
pada perubahan siswa baik secara sikap (afektif) pengetahuan (kognitif) maupun
praktik (psikomotorik).
2.1.1.2 Bahan atau materi pelajaran
Bahan atau materi pembelajaran merupakan sesuatu yang ditransfer
kepada peserta didik yang memuat tentang aspek kognitif, psikomotrik dan
afektif, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap aspek
perkembangan peserta didik. Materi pembelajaran biasanya ditransfer melalui
media pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Materi atau
bahan ajar harus dilengkapi dengan sumber belajar yang relevan untuk menjaga
relevansi keakuratan bahan ajar atau materi,
2.1.1.3 Sumber belajar
Sumber belajar digunakan oleh guru untuk memperkuat keakuratan
relevansi materi, kebenaran serta menjaga plagiat dari materi yang sudah
digunakan. Sumber belajar dicantumkan pada sumber bahan ajar, rencana
pembelajaran maupun media pembelajaran.
2.1.1.4 Media atau alat
Media dalam pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam
menyampaikan materi yang disampaikan kepada siswa. Media ini berfungsi
sebagai persamaan persepsi antar peseta didik dalam memahami materi yang
10
disampaikan. Sehingga peserta didik mampu menyerap materi secara optimal
yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.
2.1.1.5 Pendidik
Pendidik yang biasanya disebut dengan guru, merupakan seorang mediator
pembelajaran. Peran guru ini bukan hanya mentransfer ilmu, namun pendidik juga
mengevaluasi dari hasil pembelajaran.
2.1.1.6 Evaluasi
Pembelajaran bukan hanya membutuhkan hanya penyampaian materi,
namun dibutuhkan evaluasi sebagai tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan. Hal ini diperlukan untuk mengecek tingkat
pemahaman, pemetaan pada kemampuan pengetahuan dan karakter peserta didik.
2.1.1.7 Peserta didik
Peserta didik adalah obyek yang diberikan treatmen oleh guru agar
mengalami perubahan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran peserta didik memiliki karakter yang beranekaragam
sehingga membutuhkan teknik tertentu yang tepat dalam pembelajaran.
2.1.1.8 Pendekatan dan metode
Metode atau pendekatan adalah gaya penyampaian dalam menyampaikan
materi secara utuh dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini didalamnya
terdapat model pembelajaran, teknik dan sebagainya. Model pembelajaran inilah
yang dapat menciptakan suasana belajar dan merupakan kompenen penting dalam
pembelajaran.(Slameto, 2010).
11
2.2 Model pembelajaran
2.2.1 Pengertian Model pembelajaran
Mills (Dalam suprijono,2010: 45) berpendapat bahwa model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan
interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa
sistem.
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat pula diartikan sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2010:46)
2.2.2 Macam-macam model pembelajaran
Model pembelajaran dibagi menjadi dua model yaitu:
2.2.2.1 Model pembelajaran individual
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara individual tanpa melibatkan kelompok. Model ini menekankan siswa
aktif secara individu. Model ini dipakai untuk melihat perkembangan siswa secara
individu. Contoh dari model pembelajaran ini adalah numbered head together,
12
talking stick, snowboling dll. Abdurrahman dan Bintoro (Dalam Nurhadi 2003 :
61) menyatakan Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya
terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam
pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2)
interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
diajarkan. Contoh model pembelajaran kooperatif adalah Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC), Student Team Achievement Division (STAD),
Think pair and share, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
2.3 Model Jigsaw
2.3.1 Pembelajaran Jigsaw
Pembelajaran Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran agar siswa
belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja
sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran
(Chabibah, 2006)
Model Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (Dalam
Huda,2012) dalam Jigsaw, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil
terdiri dari 5 anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah
satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu. Dari informasi yang diberikan
pada setiap kelompok ini, masing-masing anggota harus mempelajari bagian-
bagian yang berbeda dari informasi tersebut. (Huda,2012: 120).
13
Setelah mempelajari informasi tersebut dalam kelompoknya masing-
masing, setiap anggota yang mempelajari bagian-bagian ini berkumpul dengan
anggota-anggota dari kelompok-kelompok lain yang juga menerima bagian-
bagian yang sama.perkumpulan siswa yang memiliki bagian informasi yang sama
ini dikenal dengan istilah “kelompok ahli” (Expert Group). Dalam kelompok ahli
ini masing-masing siswa saling berdiskusi dan mencari data terbaik bagaimana
menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya
yang semula. Setelah diskusi selesai semua siswa dalam kelompok ahli kembali
ke kelompok dia semula dan masing-masing dari mereka mulai menjelaskan
bagian informasi tersbut kepada teman-teman satu kelompoknya.
Jadi dalam Model pembelajaran Jigsaw, siswa bekerja kelompok selama
dua kali, yakni dalam kelompok mereka sendiri dan dalam kelompok ahli. Setelah
masing-masing anggota menjelaskan bagiannya masing-masing kepada teman-
teman satu kelompoknya, mereka mulai bersiap untuk di uji secara individu
(biasanya kuis). Guru memberikan kuis kepada setiap anggota kelompok untuk
dikerjakan sendiri-sendiri, tanpa bantuan siapapun. Skor yang diperoleh setiap
anggota dari hasil ujian/kuis individu ini akan menentukan skor yang diperoleh
oleh kelompok mereka (Huda, 2012: 121).
2.3.2 Langkah-langkah Model pembelajaran Jigsaw
Stephen, Sikes, and Snapp (dalam Rusman, 2012: 220) mengemukakan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
2.3.2.1 Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim.
2.3.2.2 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
14
2.3.2.3 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
2.3.2.4 Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan subbab mereka.
2.3.2.5 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan saksama.
2.3.2.6 Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
2.3.2.7 Guru memberi evaluasi
2.3.2.8 Penutup
Langkah-langkah dalam model pembelajaran jigsaw di atas harus
dilaksanakan dengan benar dan sesuai urutan. Hal ini bertujuan agar pembelajaran
jigsaw berjalan dengan baik sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa pun
meningkat
2.3.3 Aktivitas Siswa dengan menggunakan model Jigsaw
Menurut Aqib (2013), Aktivitas yang dilakukan siswa selama
pembelajaran Jigsaw yang dilakukan adalah sebagai berikut :
2.3.3.1 Indikator aktivitas siswa dalam persiapan pembelajaran Jigsaw
Aktivitas siswa dalam persiapan pembelajaran Jigsaw adalah sebagai
berikut :
15
2.3.3.1.1 Siswa memperhatikan arahan dari guru
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa memperhatikan arahan dari
guru dengan tenang, penuh perhatian dan tidak berbicara sendiri dengan teman
2.3.3.1.2 Siswa mengajukan pertanyaan untuk hal yang belum diketahui
Kemampuan yang dimaksud adalah tingkat antusias di dalam diri siswa
untuk mengetahui lebih dalam mengenai materi pembelajaran
2.3.3.2 Aktivitas siswa dalam kelompok asal
Aktivitas siswa dalam kelompok asal adalah sebagai berikut :
2.3.3.2.1 Siswa melaksanakan pembagian tugas dalam kelompok asal
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa melaksanakan pembelajaran
di dalam kelompok dengan penuh rasa tanggung jawab dan sesuai dengan alokasi
waktu yang telah di tetapkan.
2.3.3.2.2 Siswa menyampaikan hasil kerja kepada anggota kelompok asal
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa dapat menyampaikan hasil
informasi atau referensi yang didapatkannya melalui berbagai sumber sesuai
dengan materi yang didapatkannya
2.3.3.3 Aktivitas siswa dalam kelompok ahli
Aktivitas siswa dalam kelompok ahli adalah sebagai berikut :
2.3.3.3.1 Siswa melaksanakan diskusi di kelompok ahli
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa berpartisipasi aktif berupa
berpendapat aktif dalam kelompok,memberikan solusi dalam diskusi kelompok,
menghargai pendapat orang lain, berbicara sesuai dengan materinya, dan
menggunakan nada yang sewajarnya dalam kelompok.
16
2.3.3.3.2 Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok ahli
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa dituntut dapat menyimpulkan
hasil diskusi kelompok ahli sebagai materi yang akan diajarkan kepada kelompok
asal ke dalam buku siswa.
2.3.3.4 Aktivitas siswa setelah kembali ke kelompok asal
Aktivitas siswa dalam setelah kembali ke kelompok asal adalah sebagai
berikut :
2.3.3.4.1 Siswa menyampaikan materi kepada anggota kelompok asal
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa mampu mengkomunikasikan
atau menyampaikan informasi materi yang dia dapatkan di kelompok ahli kepada
kelompok asal dengan jelas,runtut,mudah di mengerti dan mencakup semua
materi yang telah di diskusikan.
2.3.3.4.2 Siswa menyimpulkan hasil penjelasan anggota kelompok asal
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa mampu menyimpulkan
penjelasan semua anggota kelompok asal yang memiliki materi yang berbeda di
buku siswa
2.3.3.5 Aktivitas siswa dalam Evaluasi pembelajaran
Aktivitas siswa dalam evaluasi adalah sebagai berikut :
2.3.3.5.1 Siswa dalam presentasi kelas
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa mampu menjelaskan hasil
diskusi mengenai sub materinya mencakup semua materi yang telah di pelajari di
dalam presentasi kelas sebagai konfirmasi kepada guru mengenai pemahaman
materi.
17
2.3.3.5.2 Siswa mengerjakan kuis atau soal
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa dengan mandiri mampu
mengerjakan kuis atau soal yang diberikan oleh guru dengan tertib,tenang,tepat
waktu, dengan jawaban benar.
2.4 Kerangka berpikir
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
jigsaw. Mode pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran secara
berkelompok. Setiap kelompok membahas salah satu topik dari materi pelajaran
mereka saat itu. Kemudian dari informasi yg diberikan pada setiap kelompok ini,
masing-masing anggota harus mempelajari bagian-bagian yang berbeda dari
informasi tersebut. Ciri yang menonjol dalam pembelajaran tipe jigsaw adanya
kelompok ahli, yaitu kelompok yang membahas sub materi yang sama dari
masing-masing kelompok sehingga setiap anggota kelompok dituntut untuk aktif
dalam pembelajaran. Dalam kelompok ahli ini masing-masing siswa saling
berdiskusi dan mencari materi yang baik. Setiap anggota kelompok bertanggung
jawab penuh terhadap kelompoknya karena setelah diskusi kelompok ahli selesai,
siswa kembali kepada kelompok asal dan menjelaskan informasi yang didapat dari
kelompok ahli.
Jadi dalam metode jigsaw, siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni
dalam kelompok mereka sendiri dan dalam kelompok ahli. Setelah masing-masing
anggota menjelaskan bagiannya masing-masing kepada teman-teman satu
kelompoknya, mereka mulai bersiap untuk di uji secara individu
18
Gambar 2.2 kerangka Berpikir
Model pembelajaran Jigsaw
Tingkat aktivitas siswa
Persiapan
pembelajaran
Aktivitas dalam
kelompok asal
Aktivitas dalam
kelompok ahli
Aktivitas setelah
kembali ke kelompok
asal
Evaluasi
pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan dari guru
2. Mengajukan pertanyaan
1. Melaksanakan pembagian tugas
2. Menyampaikan hasil kerja kepada
kelompok asal
1. Melaksanakan diskusi dalam kelompok
ahli
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelompok
ahli
1. Menyampaikan materi kepada anggota
kelompok asal
2. Menyimpulkan hasil penjelasan materi
1. Melaksanakan presentasi kelas
2. Mengerjakan Kuis atau Soal
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw memiliki rata-rata aktivitas
sebesar 15,1 dan berada pada kategori rendah. Dengan rincian 3 (tiga) aktivitas
berada pada kategori rendah dan 2 (dua) aktivitas berada pada kategori sedang.
Untuk catatan pada 3 (tiga) aktivitas yang berada kategori rendah, peran aktif
siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. pada point
aktivitas siswa dalam kelompok asal, siswa tidak melaksanakan pembagian tugas
dalam kelompok asal dan juga siswa banyak yang tidak menyampaikan hasil
kerjanya dikarenakan banyak siswa yang hanya memiliki buku LKS dan tidak
memiliki buku referensi lain.kemudian pada point aktivitas siswa dalam kelompok
ahli, siswa tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok dan lebih sering
terlihat membuat kegaduhan di dalam kelas dan juga siswa banyak yang tidak
membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok di dalam buku catatannya sebagai
bekal untuk disampaikan pada kelompok asalnya. Kemudian pada aktivitas siswa
setelah kembali ke kelompok asal, siswa pun banyak yang tidak menyampaikan
adapun yang mengajarkan kepada kelompok nya kurang mencakup semua materi
yang dipelajari dan juga dalam aktivitas siswa menyimpulkan hasil penjelasan di
dalam kelompok asal, banyak siswa yang tidak merangkum penjelasan teman dan
41
walaupun merangkum tidak mencakup semua materi yang dipelajari secara
menyeluruh.
5.2 SARAN
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan
sebagai berikut.
5.2.1 Setiap siswa hendaknya memiliki lebih dari 1 referensi buku sebagai
modal efektifnya model Jigsaw untuk diterapkan pada proses belajar mengajar.
5.2.2 Guru hendaknya mampu mengacu motivasi siswa untuk lebih mengikuti
proses pembelajaran secara aktif dengan keterbatasan yang ada.
42
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan,Strategi, Metode, Teknik,dan
Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model dan media pembelajaran konstekstual
(Inovatif).Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
_____. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
_____. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chabibah, Umi. 2006. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi, Jurnal Pendidikan
Inovatif Volume 1 Nomor 2. Diakses 22 Juli 2017
Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning Metode,Teknik,Struktur dan Model
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurhadi, dkk . 2003. Pembelajaran Kontekstual (Cooperatif Learning di Ruang-
ruang Kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Rifa’i, Achmad RC, dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press
43
Rusman, 2012. Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Solehatin, Etin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif
dan R&D). Bandung: CV.Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.