47
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan memang menjadi konflik yang utama dibidang pembelajaran sehari-hari, baik disekolah maupun dimasyarakat. Kecerdasan juga menjadi hal yang luar biasa untuk menuju suatu kesuksesan. Tetapi jarang sekali para remaja yang mengetahui bahwa setiap orang memiliki suatu kecerdasan. Dan hanya menghabiskan hidupnya untuk berfoya-foya, ngegenk dan nongkrong. Yang sangat bertolak belakang dengan pengembangan kegerdasan yang ia miliki. Dan hanya menilai IQ (intelligence quotient) saja sejagai ujung tombak tingkat kecerdasan seseorang. Padahal IQ hanya berperan 20 persen saja dari kecerdasan seseorang. Gsianturi mengatakan “justru anak yang cerdas itu adalah anak yang bisa bereaksi secara logis dan berguna terhadap apa yang dialami di lingkungannya”. Menurut Tabroni dalam pengantar buku Succes For Teens mencatat “Kesuksesan seseorang tidak didasarkan pada keturunan, kesuksesan seseorang tidak bisa dibeli, kesuksesan seseorang tidak bisa dipesan,

Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecerdasan memang menjadi konflik yang utama dibidang pembelajaran

sehari-hari, baik disekolah maupun dimasyarakat. Kecerdasan juga menjadi hal

yang luar biasa untuk menuju suatu kesuksesan. Tetapi jarang sekali para remaja

yang mengetahui bahwa setiap orang memiliki suatu kecerdasan. Dan hanya

menghabiskan hidupnya untuk berfoya-foya, ngegenk dan nongkrong. Yang

sangat bertolak belakang dengan pengembangan kegerdasan yang ia miliki. Dan

hanya menilai IQ (intelligence quotient) saja sejagai ujung tombak tingkat

kecerdasan seseorang. Padahal IQ hanya berperan 20 persen saja dari kecerdasan

seseorang. Gsianturi mengatakan “justru anak yang cerdas itu adalah anak yang

bisa bereaksi secara logis dan berguna terhadap apa yang dialami di

lingkungannya”.

Menurut Tabroni dalam pengantar buku Succes For Teens mencatat

“Kesuksesan seseorang tidak didasarkan pada keturunan, kesuksesan seseorang

tidak bisa dibeli, kesuksesan seseorang tidak bisa dipesan, kesuksesan seseorang

tidak bisa dipinjamkan. Tetapi kesuksesan seseorang sangat tergantung pada

sejauh mana orang dapat mengoptimalkan potensinya.”

Bagaimana mengoptimalkan kecerdasan anak? Eileen menyarankan agar

para orang tua meningkatkan cara belajar, membaca, dan mengulang. Misalnya,

untuk memperkenalkan cara membaca, ibu membantu anak dengan memberi

garis di bawah kata-kata yang penting, meminta anak membaca dengan suara

keras dan menjelaskan makna bacaannya.

Tetapi setiap anak tidak selalu bisa dipaksa dengan berbagai pelajaran.

Dan menelan mentah-mentah begitu saja pelejaran yang ada. Seorang anak harus

mempunyai gaya belajar masing-masing atau biasa disebut Study Lerning.

Page 2: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

2

Di MAN 2 Tulungagung sendiri fenomena tentang kecerdasan sering

muncul. Dari yang paling banyak, tidak tahu dimana letak kecerdasan yang ia

miliki. Yang berakibat bingung memilih tujuan untuk keperguruan tinggi. Karena

minder akan kekurangan yang ia miliki di bidang kecerdasan, sehingga

berdampak pada berakhirnya masa belajar di bangku SMA/MA dan harus

mencoba mencari pekerjaan yang seharusnya dapat bekerja ke bidang yang lebih

baik ketika ia mengenali letak kecerdasannya. Pada tahun 2012, BK (Bimbingan

dan Konseling) MAN 2 Tulungagung mencatat hanya 86 siswa dari 360 siswa

yang ada yang sanggup melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Dan sisanya

berada di STAIN Tulugagung, STKIP PGRI Tulungagung dan Perguruan Tinggi

Swasta lainnya.

Menurut Haward Gardner kecerdana manusia terbagi menjadi 8 kategori

yang komprehensif, atau yang lebih dikenal dengan delapan “kecerdasan dasar”.

(Roni Tabroni, 2005 :3)

Berdasarkan pemikiran ini, pengukuran kecerdasan siswa MAN 2

Tulungagung merupakan fenomena menarik untuk dikaji lebih mendalam.

Karena itulah, perlu dilakukan penelitian tentang “menyelidiki kecerdaan siswa

MAN 2 Tulungagung”. Hasil penelitian ini sangat urgen untuk pertimbangan

dalam memberikan bimbingan yang sesuai dengan kemampuan dan harapan

siswa-siswi MAN 2 Tulungagung untuk memperoleh kenyamanan dan

kesuksesan dalam belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Apa kecerdasan yang lebih menonjol yang dimiliki oleh siswa-siswi

MAN 2 Tulungagung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk :

Page 3: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

3

Mendikripsikan kecerdasan yang lebih menonjol yang dimiliki oleh

siswa-siswi MAN 2 Tulungagung

1.4 Manfaat Penelitan

1. Manfaat Teoritis :

Sebagai masukan ilmiah untuk bahan kajian keilmuan di bidang

sosiologi dan pendidikan dan bidang psikologi perkembangan anak dibidang

kecerdasan anak.

2. Manfaat Praktis :

a. Bagi Siawa:

Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan bagi siswa-siswi MAN 2

Tulungagung sebagai tolak ukur kemampuan dan bisa belajar lebih giat dan

dan mempunyai arah dan tujuan dalam belajar.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini nantinya bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai motivasi

siswa-siswinya dalam belajar dan bisa mengklasifikasikannya dalam

beberapa hal dalam belajar. Baik kelompok belajar maupun yang lainnya.

c. Bagi Orang Tua/ Wali

Hasil penelitian ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pertimbangan

orang tua sebagai tolak ukur kemampuan anak sehingga mempunyai jalan

keluar untuk mendukung perkembangan anak.

Page 4: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Tentang Kecerdasan

2.1.1 Definisi kecerdasan

Menurut Artendi Rachman mencatat dalam pembukaan bukunya

apakah kecerdasan itu? “Kecerdasan adalah kapasitas global atau terpadu

yang dimiliki seseorang yang memungkinkan ia bertindak dengan tujuan,

berfikir rasional,dan efektif dalam menangani lingkungan”.

Sedang menurut Muhamad Yaumi kecerdasan adalah istilah umum

yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah

kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan

masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan

belajar.

Menurut Gardner (1999) seorang penulis buku tentang Multiple

Intelligences melihat kecerdasan sebagai kapasitas untuk pemecahan masalah,

membentuk produk yang dapat dinilai menurut satu atau lebih setting budaya.

Sedangkan berdasarkan istilah kecerdasan jamak dalam buku ini

merujuk pada multiple intelligence atau dapat pula disebut kecerdasan

majemuk yang menurut Gardner (1983) terdiri atas delapan komponen, yakni;

(1) kecerdasan verbal/linguistik, (2) logika matematik, (3) visual/spatial, (4)

music/rhythmic, (5) bodi/kinestetik, (6) interpersonal, (7) Intrapersonal, dan

(8) naturalis.

2.1.2 Macam-macam kecerdasan

Untuk lebih menspesifikkan rangkaian dari beberapa kecerdasan

majemuk diatas penulis akan memilah satu-persatu:

Page 5: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

5

a. Kecerdasan Linguistik

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa mustahil seseorang dapat

menyampaikan keinginannya kepada orang lain. Dalam kehidupan anak-

anak, peranan bahasa menjadi sangat vital dalam upaya mencerdaskan

kehidupan anak, bahkan bahasa dipandang sebagai aktivitas social. Seperti

yang disarankan oleh Gardner (1999) bahwa bahasa adalah contoh awal

yang istimewa dari kecerdasan manusia.

Dalam makalahnya Muhamad Yaumi mencatat Kemampuan

linguistic sangat merujuk pada terbangunnya tradisi baca-tulis dan

kebiasaan berkomunikasi.

Sedang menurut Toni Tabroni Kecerdasan Linguistik yaitu

kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan (misalnya

mendongeng, orator, atau politisi) maupun menulis (misalnya, wartawan,

sastrawan, penulis drama, editor, wartawan).

Dengan demikian seorang anak yang memiliki kecerdasan bahasa

yang tinggi akan mampu menceritakan cerita dan adegan lelucon, menulis

lebih baik dari rata-rata anak yang lain yang memiliki usia yang sama,

senang terhadap permainan kata, menyukai baca buku, menghargai sajak,

dan permainan kata-kata, suka mendengar cerita tanpa melihat buku,

mengkomunikasikan, pikiran, perasaan, dan ide-ide dengan baik,

mendengarkan dan meresponi bunyi-bunyi, irama, warna, berbagai kata-

kata lisan.

b. Kecerdasan Logika-Matematis

Kecerdasan Logika-Matematis merupakan cara yang lazim dimiiki

oleh para ilmuawan untuk melakukan suatu eksperimen meupun berbagai

cara untuk melogika suatu permasalahan agar tereroeh titik temu yang

sesuai dan untuk memanipuasi suatu bilangan.

Page 6: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

6

Menurut Muhamad Yami Kecerdasan logis/ matematik mencakup

kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kemampuan menghitung.

Menurut Toni Tabroni Kecerdasan logika-matematis adalah

kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya, ahli matematika,

akuntan pajak, ahli statistic) dan meakukan penalara yang benar (misalnya,

sebagai ilmuwan, pemrogram computer, atau ahli logika).

Dengan demikian Anak-anak yang memiliki kecerdasan logika

matematika yang tinggi sangat menyukai bermain dengan bilangan dan

menghitung, suka untuk diatur, menyukai permainan matematika, suka

melakukan percobaan dengan cara yang logis, mempunyai kemampuan

untuk berpikir abstrak, suka computer, menikmati dalam menyelesaikan

teka-teki, selalu ingin mengetahui bagaimana sesuatu itu berjalan, terarah

dalam melakukan kegiatan yang berdasarkan aturan, tertarik pada

pernyataan logis, suka mengumpulkan dan mengklasifikasi sesuatu, suka

menyelesaikan berbagai persoalan yang membutuhkan penyelesaian yang

logis, merasa lebih nyaman ketika sesuatu telah diukur, dan berpikir

dengan konsep yang jelas.

c. Kecerdasan Spasial

Kecerdasan Visual-Spasial merupakan kecerdasan yang sering

dikaitkan dengan bakat seni, khususnya seni lukis dan seni arsitektur.

Menurut Muhamad Yami “Kecerdasan Visual-Spasial atau

kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang didefinisikan sebagai

kemampuan mempresepsi dunia visual-spasial secara akurat serta

menstranformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam berbagai

bentuk. Kemampuan berpikir Visual-Spasial merupakan kemampuan

berpikir dalam bentuk visualisasi, gambar dan bentuk tiga dimensi.

Sedang menurut Toni Tabroni kecerdasan spasial adalah

kemampuan mempresepsi dunia spasial-visual secara akurat (misalnya,

sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentransformasikan persepsi

Page 7: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

7

dunia spasial-visual tersebut (misalnya, decorator interior, arsitek, seniman

atau penemu).

d. Kecerdasan Kinestis-Jasmani

Kemampuan dari kecerdasan kinestetik lebih bertumpu pada

kemampuan yang tinggi untuk mengendalikan gerak tubuh dan ketrampilan

yang tinggi untuk menangani benda. Kecerdasan kinestetik memungkinkan

manusia membangun hubungan yang penting antara pikiran dan tubuh,

dengan demikian memungkinkan tubuh untuk memanipulasi objek dan

menciptakan gerakan.

Kecerdasan kinetis-jasmani menurut Toni Tabroni yaitu kecerdasan

yang ahli dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide

dan gagasan (misalnya, sebaai actor, pemain pantomime, atlet, atau penari)

dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah

sesuatu (misalnya, sebaai pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokter

bedah).

Menurut Muhamad Yami Kecerdasan Kinestetik jasmani adalah

kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide

dan perasaan, serta menggunakan tangan untuk menghasilkan atau

mentransformasi sesuatu.

Jadi dengan pernyataan diatas disimpulkan Komponen inti dari

Kecerdasan Visual-Spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk,

ruang, keseimbangan, bayangan harmoni, pola dan hubungan antar unsur

tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan,

mempresentasikan, ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan

secara tepat. Komponen inti dari Kecerdasan Visual- Spasial benar-benar

bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan.

Page 8: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

8

e. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan Musikal memang kecerdasan yang paling banyak

dimiliki oleh manusia. Bahkan beberapa ahli beranggapan music dapat

merangsang kognitif dalam otak dan mendorong kecerdasan.

Menurut Muhamad Yami Kecerdasan musikal adalah kapasitas

berpikir dalam musik untuk mampu mendengarkan pola-pola dan

mengenalnya serta mungkin memanifulasinya.

Menurut Toni Tabroni kecerdasan musical adalah kemampuan

dalam menangani bentuk-bentuk musical dengan cara mempersepsi

(misalnya, sebagai penikmat music), membedakan (misalnya, sebaai

kritikus music), mengubah (misalnya sebagai composer), dan

mengekspresikan (misalnya, sebagai penyanyi)

Orang yang mempunyai kecerdasan musik yang kuat biasanya

mengingat musik dengan mudah, bahkan mereka tidak dapat keluar dari

pemikiran musik dan selalu hadir dimana-mana.

Anak-anak yang memiliki kecerdasan musik yang tinggi

mempunyai sensitivitas untuk mendengarkan pola-pola, bersenandung dan

dapat memainkan sesuai dengan irama, mampu membedakan bunyi-bunyi

dan memiliki perasaan yang baik terhadap tangga nada, bergerak sesuai

dengan irama, mengingat irama dan pola-pola bunyi, mencari dan

menikmati pengalaman musik, bermain dengan suara, sangat bagus dalam

mengambil nada, mengingat melodi, mengamati irama dan mengetahui

waktu memulai dan mengakhiri nada, sering mendengarkan musik, dapat

dengan mudah mengingat melodi dan menyanyikannya, mempunyai suara

merdu, baik itu bernyanyi solo maupun paduan suara, memainkan

instrumen musik, berbicara atau bergoyang mengikuti irama, dapat

mengetuk meja atau desktop sambil bekerja, menunjukan sensitivitas pada

suara dalam lingkungan, memberi respon secara emasional pada musik

yang mereka dengarkan.

Page 9: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

9

f. Kecedasan Interpersonal

Kecerdasan Interpersonal merupakan kecerdasan dengan indicator-

indikator yang menyenangkan bagi orang lain. Sikap-sikap yang ditunjukan

oleh anak dalam Kecerdasan Interpersonal sangat menyejukan dan penuh

kedamaian.

Menurut Toni Tabroni kecerdasan interpersonal adalah kemampuan

mempersepsi dan membedakan suara hati, maksud, motivasi, serta

perasaan oran lain.

Sedang Muhamad Yami mendefinisikan Kecerdasan Interpersonal

adalah sebagai kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati,

maksud, motivasi dan keinginan orang lain, serta kemampuan memberikan

respons secara tepat terhadap suasana hati, temperamen, motivasi dan

keinginan orang lain.

Anak-anak yang berkembang pada Kecerdasan Interpersonal peka

terhadap kebutuhan orang lain. Apa yang direncanakan dan diimpikan

orang lain dapat ditangkap melalui pengamatannya terhadap kata-kata,

gerik-gerik, gaya bahasa, dan sikap orang lain.

g. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan Intrapersonal sering dibilang merupakan kecerdasan

dunia batin, kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara

menyeluruh guna menghadapi, merencanakan, dan memecahkan berbagai

persoalan.

Menurut Muhamad Yami kecerdasan Intrapersonal yaitu sebagai

kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman

tersebut. Dan ia juga menjelaskan komponen yang inti dari Kecerdasan

Intrapersonal yaitu kemampuan memahami diri yang akurat meliputi

kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasan akan suasana hati, maksud,

motivasi, temperamen dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri,

memahami dan menghargai diri.

Page 10: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

10

Sedang menurut Toni Tabroni yaitu kemampuan memahami diri

sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.

h. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan Naturalis sering didefinisikan sebagai hal yang

berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan.

Menurut Muhamad Yaumi mencatat Kecerdasan Naturalis

didefinisikan sebagai keahlian mengenali dan menngkatagorikan spesies,

baik flora maupun fauna, di lingkungan sekitar, dan kemampuannya

mengolah dan memanfaatkan alam, serta melestarikannya.

Sedang menurut Toni Tabroni Kecerdasan Naturalis adalah

keahlian untuk menggali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna – di

lingkungan sekitar.

Jadi demikian Anak-anak yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi

cenderung menyukai dan terbuka, akrab dengan hewan peliharaan, dan

bahkan menghabiskan waktu mereka di dekat akuarium. Mereka

mempunyai keingintahuan yang besar tentang selak seluk hewan dan

tumbuhan.

Page 11: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan

dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

penelitian. (Sukardi, 2003 : hal 4).

Sedangkan menurut Arief Furchan, metode penelitian adalah strategi

umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna

menjawab persoalan yang dihadapi. (Arief Furchan, 1983 : hal 50).

Dengan demikian metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu

bahasan yang membahas secara teknik tentang metode-metode yang digunakan

dalam sebuah penelitian.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian “Mengukur Tingkat Kecerdasan Siswa Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tulungagung” tergolong penelitian deskriptif. Menurut Nana Sudjana

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang, dengan perkataan lain,

penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada

masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

(Nana Sudjana, 1989 : hal 64) Sebab, penelitiannya diarahkan untuk

mendiskripsikan keadaan obyek atau peristiwa tanpa suatu maksud menguji

hipotesa.

Dipilihnya jenis penelitian diskriptif ini juga bertolak dari karakteristik

metode penelitian deskriptif itu sendiri sebagaimana dikemukakan Masri

Singarimbun :

Page 12: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

12

Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan. Yang pertama

adalah untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi

terjadinya suatu aspek sosial tertentu. Yang kedua untuk mendeskripsikan secara

terinci fenomena sosial tertentu ( Singarimbun, 1984 : 4).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi berasal dari bahasa inggris “population“ yang berarti jumlah

penduduk.Menurut Sudjana populasi adalah: totalitas semua nilai yang mungkin

hasil menghitung ataupun pengukuran mengenai karakteristiktertentu dari semua

anggota kumpulan yang jelas dan lengkap yang ingin dipelajari. (Sudjana, 2005 :

hal 6)

3.3.1 Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, peneliti akan berhadapan dengan sekelompok

obyek yang dijadikan sasaran penelitian. Keseluruhan obyek penelitian ini

dinamakan populasi penelitian (Arikunto, 1984 : 54). Populasi inilah yang

akan menjadi sasaran generalisasi dari suatu hasil penelitian.

Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa-siswi Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tulungagung kelas X dan XI, jumlah populasi penelitian ini

sebanyak 660 siswa.

3.3.2 Sampel Penelitian

Suatu penelitian harus memperhitungkan sampel penelitiannya.

Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili terhadap seluruh populasi yang diambil dengan teknik

tertentu. Koentjoroningrat menyebut sampel sebagai bagian-bagian dari

keseluruhan yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian

(Koentjoroningrat, 1983 :89).

Penggeneralisasian suatu sampel ke dalam populasi mengandung

resiko kekeliruan yang lebih besar, jika sampel tidak mencerminkan secara

tepat keadaan populasi. Namun apabila sampel dipilih benar-benar

Page 13: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

13

mewakili populasi, maka untuk melakukan generalisasi tidaklah sulit.

Dengan teknik pengambilan sampel yang tepat akan diperoleh sampel yang

representatif, yakni sampel yang mencerminkan keadaan populasi

(Furchan, 1982 :192).

Ada beberapa teknik pengambilan sampel penelitian. Dalam penelitian

ini, sampel ditetapkan dengan teknik area random sampling. Artinya,

sampel diambil di setiap kelas yang kuotanya yang tidak tentu. Selanjutnya,

penentuan sampel dilakukan dengan acak (random). Secara rinci, sampel

dalam penelitian ini tersaji dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1

Sampel Penelitian

No. Nama kelas Kuota Sampel

1. Kelas XI IPA 2 putra 10

2. Kelas XI IPA 2 Putri 21

JUMLAH SAMPEL 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang dipercaya, peneliti hendaknya memilih alat

pengukur yang dapat di pertanggungjawabkan untuk mengukur tingkah laku dan

sifat dari suatu obyek yang sedang diteliti. Karena itu, dalam sebuah penelitian

perlu memperhatikan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner (angket).

No. Fokus

Page 14: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

14

Indikator Keterangan

1. Data Diri Responden 1. Nama2. Kelas

2. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Linguistik siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. Mampu menjelaskan topic yang rumit menjadi sesuatu yang sederhana.

2. Mampu menerima suatu penjelasan dengan lisan

3. Mampu mengekspresikan dengan bentuk lisan maupun tulisan apa yang sedang ia rasakan.

4. Mempunyai kegemaran dalam tulis-menulis

 Instrumen nomor 1,2,3,4

Cacatan :

Jawaban sesuai 5

Jawaban cukup sesuai scor 4

Jawaban kurang sesuai scor 3,2,1

Jawaban sama sekali tidak tepat scor 0

3. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Matematis/ logika siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. Mempunyai kebiasaan melakukan sesuatu dengan rinci

2. Menyukai sesuatu yang berhubungan dengan logika.

3. Memahami suatu pola yang ada di sekitarnya, seperti jembatan.

4. Mempunyai hobi terhadap sesuatu yang berhubungan dengan angka.

 Instrumen nomor 5,6,7,8

4. Bagaimana keadaan 1. Mudah mengtahui  Instrumen nomor

Page 15: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

15

tingkat kecerdasan Visual dan Spasial siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

arah tempat ia berada.

2. Lebih senang menggunakan alat bantu dalam belajar.

3. Ingatan kuat sesuatu yang di alami oleh siswa.

4. Selalu paham dengan kekurangan dari suatu produk

9, 10, 11, 12

5. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Musical siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. Daya ingan pada lagu tinggi

2. Dapat menikmati alunan music yang ia dengarkan.

3. Mengerti alat music yang digunakan ketika alat tersebut dibunyikan.

4. Menyukai music dan dapat menciptakan lagu.

Instrumen nomor

 13, 14, 15, 16

6. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Interpersonal siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. Mampu mendamaikan memberi yang terbaik kepada orang lain

2. Selalu tidak lepas dari orang lain dalam suatu kegiatan

3. Dapat mengetahui perilaku orang lain

4. Dapat mengungkapkan

Instrumen nomor 17, 18, 19, 20

Page 16: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

16

inspirasi ketika belajar kelompok

7. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Intrapersonal siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. Dapat mengetahui perilaku diri-sendiri

2. Mengetahui manfaat dari perilaku sebelum dilaksanakan

3. Tidak membutuhkan orang lain dalam bekerja.

4. Suka menyendiri

Instrumen nomor 21, 22, 23, 24

8. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Kinestik siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. lebih mudah praktik dari pada teori

2. lebih mudah memahami dengan adegan

3. sehat dan rajin olah raga

4. ingin terus ada yang menemani

Instrumen nomor 25, 26, 27, 28

9. Bagaimana keadaan tingkat kecerdasan Natural siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung?

1. senang terhadap flora dan fauna

2. cinta terhadap lingkungan

3. mengerti kondisi tubuh yang dimiliki

4. dapat memprediksi kondisi alam.

Instrumen nomor 29, 30, 31, 32

Tabel II: Pedoman Kuisioner

Page 17: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

17

Kuisioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan

dengan masalah penelitian dan setiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban

yang mempunyai makna untuk menjawab masalah penelitian (Nazir, 1988 : 246).

Daftar pertanyaan kuisioner dikembangkan berdasarkan fokus masalah

sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini :

3.5 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui instrument peneltian perlu diolah sehingga

informasi tersebut mempunyai arti. Oleh sebab itu, agar data yang telah terkumpul

dapat dedeskripsikan perlu adanya analisa data. Teknik analisa data tergantung

pada jenis data dan metode penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini, Rumus yang digunakan teknik persentase menurut

Azwar (2000:129) adalah sebagai berikut:

F

P = ------------- X 100 Persen

Keterangan: N

P = Persentase

F = Banyaknya responden yang memberikan jawaban tertinggi

N = Jumlah responden

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Penyajian Data

Dalam rangka pengumpulan data penulis mempergunakan sebuah metode

yaitu : motode kuisioner.

Metode kuisioner digunakan penulis umtuk mengumpulkan data kualitatif

tentang pengukuran tingkat kecerdasan siswa MAN 2 Tulungagung. Data inilah

Page 18: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

18

yang kemudian dianalisa dan disajikan dalam bentuk prosentase. Siswa yang

dijadikan responden adalah siswa kelas XI IPA 2, sebanyak 31 siswa.

Jumlah soal terdiri dari 32 soal, diklasifikasikan lagi menjadi 8 macam

jenis soal, yaiti soal yang termasuk dalam kecerdasan Linguistik, kecerdasan

Matematis atau Logika, kecerdasan Visual atau Spasial, kecerdasan Musikal,

kecerdasan Interpersonal, kecerdasan Intrapersonal, kecerdasan Kinestik dan

kecerdasan Naturalis. Masing-masing kategori terdiri atas 4 soal, diperoleh data

berupa skor berdasarkan benar untuk setiap soalnya sangat sesuai ( 5 ), sesuai

( 4 ) cukup sesuai ( 3 ) kurang sesuai ( 2 ) tidak sesuai ( 1 ) sangat tidak sesuai ( 0

).

Berikut ini data mengenai nilai test tingkat kecerdasan siswa Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tulungagung

Tabel III

Hasil Test kecerdasan

NoLinguistik Matematis Spasial Musical Interpersonal Intrapersonal Kinestik Natural Ket-

1 3 4 4 9 4 6 7 5 Mus

2 9 -3 7 10 6 5 2 7 Mus

3 6 5 6 8 7 6 4 5 Mus

4 1 -3 6 10 8 8 8 5 Mus

5 3 2 4 9 4 4 5 7 Mus

6 2 0 6 7 3 9 3 -2 Intra

7 2 3 4 4 5 9 7 3 Intra

8 -3 1 2 5 1 3 2 3 Mus

9 -3 1 7 10 5 5 1 2 Mus

10 7 7 10 6 6 7 9 7 Spa

11 5 9 8 9 2 8 9 4 Mat

Page 19: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

19

12 2 3 3 2 6 7 0 4 inter

13 6 7 7 10 2 7 7 9 mus

14 6 5 5 8 7 6 5 9 Nat

15 4 -1 3 3 3 2 0 4 Nat

16 2 6 0 5 -1 8 0 1 intra

17 5 7 4 6 7 7 4 6 mat

18 4 5 -1 -1 2 8 5 -6 intra

19 4 2 -1 -2 7 4 3 -2 inter

20 4 7 1 4 4 6 7 7 mat

21 6 -1 1 4 5 4 4 4 inter

22 3 9 7 10 7 5 8 9 mus

23 4 9 6 7 4 6 8 8 mat

24 1 7 2 0 0 8 2 1 intra

25 5 4 5 3 5 5 1 -1 Lin

26 -6 3 2 4 -1 5 1 -1 intra

27 2 4 2 4 2 8 4 3 intra

28 6 1 3 9 4 7 6 1 mus

29 5 2 2 8 4 7 8 4 mus

30 -1 4 -1 3 8 1 0 0 mus

31 3 4 7 -7 6 7 6 3 Spa

3.1 3.6 3.9 5.4 4.2 6.06 4.4 3.5

Keteranangan: Lin : Linguistik

Mat : Matematika atau Logika

Page 20: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

20

Spa : Visual / Spasial

Mus : Musikal

Inter : Interpersonal

Intra : Intrapersonal

Kin : Kinguistik

Nat : Naturalis

4.2 Analisa Data

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai “ N “ = 31 Sedangkan “ Sm “

yang merupakan skor maximal dari tiap soalnya diketahui adalah = 10 sedangkan

“Sn” scor minimal dari setiap soal tersebut diketahui adalah = -7

a. Tingkat Kecerdasan Siswa Pada kecerdasan Linguistik

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari

mengungkapkan kemampuan bentuk tulisan yang berupa penjelasan dalam

bentu kata-kata, kepekaan terhadap suara, menuangkan pikiran dalam bentuk

tulisan, menyukai tulis-menulis.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan :

1

Perhitungan : P = ------------- X 100 Persen

31

= 3,2 persen

b. Tingkat Kecerdasan siswa pada kecerdasan Matematis atau Logika

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah

soal yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk hitung-menghitung yang

Page 21: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

21

berupa kebiasaan dalam melakukan sesuatu, hobi terhadap sesuatu yang

berlogika, pengetahuan pola, menyukai angka.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

4

Perhitungan : P =-------------- X 100 persen31

= 12,9 %

c. Tingkat Kecerdasan siswa pada kecerdasan Visual / Spasial

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah soal

yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk menyukai alat bantu dalam

belajar, mudah mengenali arah, mudah mengingat terhadap sesuatu yang

pernah dialami, selalu mengetahui kekurangan orang lain.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

2

Perhitungan : P =-------------- X 100 persen31

= 6,5%

d. Tingkat Kecerdasan siswa pada kecerdasan Musical

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah soal

yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk mudah mengingat lagu,

merasa kenikmatan terhadap music, mengetahui alat music, suka dan dapat

menciptakan lagu.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

12

Perhitungan : P=-------------- X 100 persen31

= 38,7 %

e. Tingkat Kecerdasan Siswa pada Kecerdasan Interpersonal

Page 22: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

22

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah soal

yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk rasa solidaritas terhadap

orang lain, menjadi makhluk social, peka terhadap perilaku orang lain, timbul

inspirasi ketika belajar.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

3

Perhitungan : P=-------------- X 100 persen31

= 9,7 %

f. Tingkat Kecerdsan siswa pada Kecerdasan Intrapersonal

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah soal

yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk menetahui perilaku diri-

sendiri, mengetahui manfaat perilaku yang akan diperbuat, tidak terlalu butuh

orang lain, sering menyendiri.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

7

Perhitungan : P =-------------- X 100 persen31

= 22,6 %

g. Tingkat Kecerdasan siswa pada Kecerdasan Kinestik

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah soal

yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk lebih mengarah kepada

praktik, mudah paham dengan adegan, rajin olah raga, tidak biasa menyendiri.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

0

Perhitungan : P=-------------- X 100 persen31

= 0 %

h. Tingkat Kecerdasan siswa pada Kecerdasan Naturalis

Page 23: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

23

Dalam soal jenis analisis ini pertanyaannya terdiri dari empat buah soal

yang mengungkakan kemampuan dalam bentuk suka terhadap flora dan fauna,

kecintaan terhadap lingkungan, pengertian terhadap kondisi tubuh, kepekaan

terhadap perubahan alam.

Dari hasil penemuan dilapangan didapatkan:

2

Perhitungan : P =-------------- X 100 persen31

= 6,5 %

4.3 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan pembahasan terhadap temuan hasil-hasil

penelitian,maka perlu disajikan terlebih dahulu rangkuman hasil-hasil penelitian

sebagai berikut :

Tabel IV

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT

KECERDASAN SISWA KELAS XI IPA 2

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 TULUNGAGUNG

No. Kecerdasan Persentase Rata-rata Jumlah

siswa

Kesimpulan

Page 24: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

24

1. Linguistik

3,2 % 3,1 1

Tinkat kecerdasan

siswa pada

kecerdasan Linguistik

kelas XI IPA 2

tergolong rendah

apabila

diklasifikasikan

hanya ada 1 siswa

yang mempunyai

kelebihan kecedasan

Linguistik

2. Matematis/

Logika

12,9 % 3,6 4

Tingkat ecerdasan

siswa pada

kecerdasan

Metematis/ Logika

lumayan bagus

karena mempunyai

12 % dari

keseluruhan

mempunyai

kecerdasan tersebut

3. Visual /

Spasial

6,5 % 3,9 2

Tingkat kecerdasan

siswa yang

mempunyai

kecerdasan Visual /

Spasial lebih sedikit

namun rata-rata siswa

yang mempunyai

kecerdasan Visual

/Spasial lebih tinggi

Page 25: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

25

dari pada Matematis /

Logika

4. Musikal

38, 7% 5,4 12

Tingkat kecerdasan

siswa yang

mempunyai

kecerdasan Musikal

tergolong tertinggi

tetapi mempunyai

rata-rata yang kurang

tinggi

5. Interpesonal

9,7 % 4,2 3

Tingkat kecerdasan

siswa yang

mempunyai

kecerdasan

Interpersonal

tergolong rendah

hanya 3 siswa yang

mempunyai

kecerdasan tersebut.

6. Intrapersonal

22,6 % 6,6 7

Tingkat kecerdasan

siswa yang

mempunyai

kecerdasan

Intrapersonal masih

belum mencukupi

tetapi dalam rataan

hal tersebut dalam

tahap baik, karena

tidak ada nilai min

dalam kecerdasan

Page 26: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

26

tersebut

7. Kinestik

0 % 4,4 0

Dalam kecerdasan ini

hanya tidak ada siswa

yang menonjol dalam

kecerdasan kinestik,

namun hasil ini lebih

baik, karena lebih

banyak siswa yang

mempunyai

kecerdsan tersebut.

8. Natural

6,5 % 3,5 2

Dalam kecerdasan ini

hanya terdapat 2

siswa yang menonjol

di dalam kecerdasan

Natural dan hanya

sedikit pula rataan

yang ada dalam

kecerdasan ini

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tulungagng diperoleh data-data mengenai temuan atas tingkat kecerdsan siswa.

Temuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan siswa MAN 2 Tulungagung kelas XI IPA 2 pada kecerdasan Linguistik

adalah tergolong rendah, dan apabila dibuat kelompok belajar hanya terdapat 1

siswa yang menonjol dibidang kecerdasan Linguistik.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 3,2 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan kurang baik. Hal ini

Page 27: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

27

menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung kurang mampu

menerapkan kecerdasan Linguistiknya sesuai angket yang telah diisi oleh

responden.

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan siswa pada bagian kecerdasan Matematis atau Logika pada tahap

kurang baik. Dan apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan hanya terdapat 4

siswa yang menonjol dibidang matematika atau logika.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 12,9 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan kurang baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung kurang mampu

menerapkan kecerdasan Matematika atau Loikanya sesuai angket yang telah diisi

oleh responden.

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan siswa pada bagian kecerdasan Visual atau Spasial pada tahap kurang

baik. Dan apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan hanya terdapat 2 siswa yang

menonjol dibidang Visual atau Spasial.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 6,5 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan kurang baik tetapi lebih baik

dari pada kecerdasan Matematis / Logika. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas

XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung kurang mampu menerapkan kecerdasan Visual atau

Spasialnya sesuai angket yang telah diisi oleh responden.

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan siswa pada bagian kecerdasan Musikal pada tahap adalah baik. Dan

apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan hanya terdapat 12 siswa yang

menonjol dibidang musikal.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 38,7 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung mampunyai kecerdasan Musikal

yang tinggi sesuai angket yang telah diisi oleh responden.

Page 28: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

28

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan

siswa pada bagian kecerdasan Interpersonal pada tahap adalah kurang baik. Dan

apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan hanya terdapat 3 siswa yang menonjol

dibidang Interpersonal.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 9,7 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan cukup baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung cukup mampu

menerapkan kecerdasan Interpersonal sesuai angket yang telah diisi oleh responden.

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan

siswa pada bagian kecerdasan Intrapersonal pada tahap adalah cukup baik. Dan

apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan hanya terdapat 7 siswa yang menonjol

dibidang Intrapersonal.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 22,6 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan baik untuk diklasifikasikan.

Karena tidak ada nilai minus pada tes soal kecerdasan Intrapersonal. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung mampu

menerapkan kecerdasan secara Intrapersonal sesuai angket yang telah diisi oleh

responden.

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan siswa pada bagian kecerdasan Kinestik pada tahap adalah buruk. Dan

apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan tidak terdapat siswa yang menonjol

dibidang Kinestik.

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 0 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan kurang baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung kurang mampu

menerapkan kecerdasan Kinestiknya sesuai angket yang telah diisi oleh responden.

Berdasarkan hasil analisa datanya menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan siswa pada bagian kecerdasan Naturalis pada tahap adalah kurang baik.

Dan apabila diklasifikasikan menurut kecerdasan hanya terdapat 2 siswa yang

menonjol dibidang Naturalis.

Page 29: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

29

Analisa datanya pada tahap ini menunjukkan angka 6,5 %, dan jika

dihubungkan dengan rata-rata berarti dikategorikan kurang baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 2 MAN 2 Tulungagung kurang mampu

menerapkan kecerdasan Naturalis sesuai angket yang telah diisi oleh responden.

BAB V

PENUTUP

Page 30: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

30

5.1 Kesimpulan

Secara umum dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tulungagung menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan siswa kelas XI IPA

2 MAN 2 Tulungagung dalam tahap baik pada kecerdasan Intrapersonal dan

Musikal ditunjukkan oleh skor rata-rata dan prosentase yang diperoleh siswa dalam

menyelesaikan soal-soal dalam angket.

5.2 Saran-saran

Dari kesimpulan tersebut diatas peneliti memberikan saran-saran demi

kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan, maka penulis memberi saran sebagai berikut :

5.2.1 Bagi siswa

Hendaknya siswa lebih memupuk dan meningkatkan kemampuan

belajarnya dengan metide belajar dengan menggunaka music atau dengan

mencoba tugas-tugas yang ada. Terus belajar dan juga sering mengadakan

latihan-latihan, karena dengan mecoba berbaga latihan mata pelajaran. Dengan

semakin banyak mencoba.

5.2.2 Bagi orang tua

Hendaknya orang tua menyadari betul tugasnya sebagai pendoromg dan

motivator dalam belajar anaknya. Pendidikan di dalam keluarga merupakan

faktor utama dalam pendidikan selanjutnya, karena pendidikan yang pertama

dan utama adalah orang tua. Disampimg itu orang tua harus mengerti akan apa

yang menjadi harapan atau cita-cita anak dan membantunya dalam

mewujudkan harapanya tersebut. Orang tua perlu mengontrol dan mengetahui

sejauh mana perkembangan anaknya. Sehingga orang tua tidak harus disalahkan

ketika anaknya mengalami kegagalan.

Page 31: Tingkat-Kecerdasan-Siswa.doc

31

5.2.3 Bagi Guru

Hendaknya guru selalu tanggap terhadap perubahan dan permasalahan

pada diri siswa, dan guru haruslah bersikap arif dan bijaksana dalam

memberikan dorongan belajar pada anak didiknya dengan sesuai kecerdasan

yang siswa miliki, sehingga tidak menjadi beban bagi siswa. Serta guru harus

bersifat pengertian dan perhatian kepada anak didiknya, sehingga anak didiknya

tidak merasa enggan atau takut untuk mengungkapkan permasalahanya.

Disamping itu, hendaknya guru menyarankan pada orang tua yang anaknya

berprestasi ataupun kurang berprestasi untuk tetap memperhatikan pendidikan

bagi anaknya agar prestasinya dapat lebih ditingkatkan.