103
TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM TENTANG SISTEM PEMBIAYAAN SYARIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: GINA HOIRUNNISA NIM : 1113046000151 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018

TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM TENTANG

SISTEM PEMBIAYAAN SYARIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

GINA HOIRUNNISA

NIM : 1113046000151

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018

Page 2: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

ii

TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM TENTANG

SISTEM PEMBIAYAAN SYARIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

GINA HOIRUNNISA

NIM: 1113046000151

Pembimbing

Dr. Sofyan Rizal, S.E., M. Si

NIP. 197604302011011002

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari Kamis, 11 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

1. Nama : Gina Hoirunnisa

2. NIM : 1113046000151

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Tingkat Pemahaman Pegawai BPRS Al-Salaam tentang

Sistem Pembiayaan Syariah dan Pengaruhnya terhadap

Kualitas Pelayanan Perbankan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka di putuskan bahwa mahasiswi

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Januari 2018

PANITIA UJIAN :

Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 ( .......................................... )

Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.

NIP. 19731215 200501 1 002 ( .......................................... )

Pembimbing : Dr. Sofyan Rizal, S.E., M.Si

NIP. 19760430 201101 1 002 ( .......................................... )

Penguji I : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A.

NIP. 19581128 199403 1 001 ( .......................................... )

Penguji II : Dr. Syahrul A’dam, M.Ag

NIP. 19730504 200003 1 002 ( .......................................... )

Page 4: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

iv

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Gina Hoirunnisa

NIM : 1113046000151

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Perbankan Syariah/Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(S.E.) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Januari 2018

Gina Hoirunnisa

Page 5: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

v

ABSTRAK

Gina Hoirunnisa. NIM 1113046000151. TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI

BPRS AL-SALAAM TENTANG SISTEM PEMBIAYAAN SYARIAH DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN.

Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H/2018 M. Xviii + 77 halaman + 4 lampiran

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variabel yang mempengaruhi

tingkat pemahaman pegawai BPRS Al-Salaam tentang sistem pembiayaan syariah

dan pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan perbankan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis explanatory

research yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang

diteliti melalui data yang terkumpul. Data berupa hasil penyebaran kuesioner, buku-

buku, dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan skripsi ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel latar belakang pendidikan

mempunyai nilai t sebesar 11,003, nilai t variabel pelatihan adalah 4,591, dan nilai t

variabel pengalaman adalah 9,683. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketiga variabel

berpengaruh terhadap tingkat pemahaman. Karena ketiga nilai variabel tersebut lebih

besar dari nilai t-tabel yaitu 1,960. Sedangkan tingkat pemahaman tidak

mempengaruhi kualitas pelayanan perbankan dengan nilai t tingkat pemahaman lebih

kecil dari nilali t-tabel yaitu 1,405>1,960. Kemudian kualitas pelayanan di BPRS Al-

Salaam bersifat baik dengan hasil nilai loading pada indikator diatas 0,60.

Kata kunci: Tingkat Pemahaman, Sistem Pembiayaan Syariah, Pelayanan Perbankan,

BPRS Al-Salaam

Pembimbing : Dr. Sofyan Rizal, S.E., M.Si

Daftar Pustaka : 1991 - 2017

Page 6: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

vi

الرحیم الرحمن هللا بسم

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat-Nya.

Tidak ada kekuatan apapun dalam diri ini selain dengan kekuasaan Allah SWT.

Dialah penguasa dari seluruh alam semesta ini, yang Maha Pengasih tanpa pilih

kasih, Maha Penyayang bagi semua makhluk-Nya. Karena anugerah dan karunia

yang diberikan-Nya kita memiliki kemampuan untuk berfikir dan menikmati segala

kenikmatan terutama nikmat Islam dan Iman serta nikmat duniawi yang tak terhingga

jumlahnya. Shalawat dan salam semoga tercurah ke hadirat Qudwah Hasanah Nabi

Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa'atnya di hari pembalasan nanti,

Amin.

Penulis sangat menyadari, bahwa selesainya penulisan skripsi ini bukanlah

semata - mata dari buah tangan hasil penulis sendiri, akan tetapi dari hamba Allah

yang senantiasa mendermakan kemampuannya untuk kemaslahatan publik, baik

secara langsung maupun tidak. Mereka yang dengan tulus hati meluangkan waktu

mesti hanya sekedar menuangkan aspirasi bagi penulis, tentu tanggung jawab ini akan

terasa kian berat, tanpa kehadiran mereka.

Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya jika pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si, Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

vii

4. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

(Muamalat) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Ir. Rr. Tini Anggraeni, S.T, M.Si, Sekretaris Program Studi Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. H. Abdurrauf. Lc., M.A, Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi

Syariah (Muamalat) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Sofyan Rizal, SE., M.Si, dosen pembimbing yang sangat bijaksana

dan sabar serta bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan

bimbingan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya, serta karyawan/i

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

bantuam kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

9. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk

mengadakan studi kepustakaan.

10. Badan Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Salaam Cabang Cibinong,

BPRS Al-Salaam Cabang Cileungsi, dan BPRS Al-Salaam Cabang Cinere yang

telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian dan memberikan

informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Yang tercinta Ayahanda dan Ibunda, yang disetiap nafasnya mengalir doa untuk

kebahagiaan dan kesuksesan Ananda dalam meniti kehidupan dunia dan di

akhirat kelak, dan selalu memberikan motivasi baik secara moril dan materil

semata-mata untuk keberhasilan penulis.

Page 8: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

viii

12. Kakakku Linda Kurniawati dan Shely Nurfitria, serta adikku Nur`Afiah dan

seluruh keluarga besar, terima kasih atas do'a dan motivasinya baik moril dan

materiil untuk keberhasilan studi Penulis.

13. Suamiku Ecep Turmuji, S.H terima kasih atas doa, dukungan dan motivasinya

dalam penyelesaian skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan, khususnya Astiti Chandra, Nisa Kusumawardhani,

Naila Riskia, Fariha, Nur Najmi Muthia, Yulia Sarasati (Bocil), Klarisa Deo

Saputri dan teman-teman di Fakultas Syariah dan Hukum angkatan 2013 teman

seperjuanganku yang selalu ada baik dalam suka maupun duka, teman-teman

KKN Aeromovel. Dimanapun Aku dan kalian berada, Aku akan merindukan

kalian selalu.

15. Semua hamba Allah yang membuat Penulis terinspirasi dan semua pihak yang

telah memberikan bantuannya kepada Penulis, hingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis memohon kepada Allah SWT, semoga semua pihak senantiasa menerima

kebaikan dan ketulusan mereka serta memberikan sebaik-baiknya balasan atas amal

baik mereka. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah khazanah

keilmuan. Amin.

Jakarta, 11 Januari 2018

Penulis

Page 9: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ............................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................iv

ABSTRAK ........................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ......................................................................................................vi

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xiv

DAFTAR SKEMA .......................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 9

Page 10: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

x

BAB II LANDASAN TEORETIS TENTANG PEMAHAMAN PEGAWAI,

SDM, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN KUALITAS PELAYANAN

PERBANKAN ................................................................................................ 11

A. Tingkat Pemahaman ................................................................................... 11

1. Pengertian Pemahaman......................................................................... 11

2. Variabel yang mempengaruhi Pemahaman .......................................... 12

a. Latar Belakang Bidang Pendidikan ................................................ 12

b. Pelatihan ......................................................................................... 13

c. Pengalaman ..................................................................................... 14

B. Sumber Daya Manusia ............................................................................... 15

1. Pengertian Sumber Daya Manusia ....................................................... 15

2. Upaya Meningkatkan Sumber Daya Manusia ...................................... 15

3. Pegawai ................................................................................................. 16

C. Sistem Pembiayaan Syariah........................................................................ 17

1. Sistem Bagi Hasil ................................................................................. 20

a. Sistem Bagi Hasil Berdasarkan Prinsip Mudharabah ..................... 20

1) Pengertian Mudharabah .......................................................... 20

2) Landasan Hukum .................................................................... 21

3) Jenis-jenis Mudharabah .......................................................... 22

b. Sistem Bagi Hasil Berdasarkan Prinsip Musyarakah ..................... 23

1) Pengertian Musyarakah .......................................................... 23

2) Landasan Hukum .................................................................... 24

Page 11: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xi

3) Jenis-jenis Musyarakah........................................................... 24

2. Sistem Jual Beli .................................................................................... 26

a. Sistem Jual Beli Berdasarkan Prinsip Murabahah .......................... 27

1) Pengertian Murabahah ............................................................ 27

2) Landasan Hukum .................................................................... 28

3) Mekanisme Pembiayaan Murabahah ...................................... 28

b. Sistem Jual Beli Berdasarkan Prinsip As-Salaam .......................... 29

1) Pengertian As-Salaam ............................................................. 29

2) Landasan Hukum .................................................................... 30

3) Mekanisme Pembiayaan As-Salaam ...................................... 31

c. Sistem Jual Beli Berdasarkan Prinsip Istishna ............................... 32

1) Pengertian Istishna .................................................................. 32

2) Landasan Hukum .................................................................... 33

3) Mekanisme Pembiayaan Istishna ............................................ 34

3. Sistem Sewa Menyewa ......................................................................... 35

a. Sistem Sewa Menyewa Berdasarkan Prinsip Ijarah/Sewa Murni .. 35

1) Pengertian Ijarah ..................................................................... 35

2) Landasan Hukum .................................................................... 36

b. Sistem Sewa Menyewa Berdasarkan Prinsip IMBT....................... 38

1) Pengertian IMBT .................................................................... 38

2) Landasan Hukum .................................................................... 40

3) Skema IMBT .......................................................................... 40

Page 12: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xii

D. Pelayanan Perbankan .................................................................................. 41

1. Pengertian Pelayanan ............................................................................ 41

2. Dasar-dasar Pelayanan Nasabah ........................................................... 42

3. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik .............................................................. 43

4. Sikap dan Perilaku Melayani Nasabah ................................................. 44

5. Kualitas Pelayanan ............................................................................... 45

E. Review Studi .............................................................................................. 47

F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 48

G. Hipotesis ..................................................................................................... 50

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 51

A. Metode Penelitian ....................................................................................... 51

B. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 51

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 52

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 53

F. Metode Analisis .......................................................................................... 53

1. Model Struktural (Inner Model) .......................................................... 54

2. Model Pengukuran (Outer Model) ...................................................... 55

3. Hipotesis ............................................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ....................................................... 57

A. Gambaran Umun BPRS Al-Salaam........................................................... 57

1. Sejarah Pendirian .................................................................................. 57

Page 13: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xiii

2. Visi, Misi, dan Tujuan .......................................................................... 58

3. Prinsip Dasar dan Fungsi ...................................................................... 59

4. Produk - Produk .................................................................................... 59

B. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 60

C. Analisis Data ............................................................................................. 62

1. Analisis Outer Model ........................................................................... 62

2. Analisis Inner Model ............................................................................ 68

3. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 70

BAB V Penutup ............................................................................................................ 73

A. Kesimpulan ................................................................................................. 73

B. Rekomendasi .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 75

LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................................... 78

Page 14: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permasalahan SDM ........................................................................................... 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 47

Tabel 2.2 Hipotesis ......................................................................................................... 50

Tabel 4.1 Data Kuesioner ............................................................................................... 61

Tabel 4.2 Profil Responden ............................................................................................. 61

Tabel 4.3 Outer Loading ................................................................................................. 65

Tabel 4.4 Nilai Discriminant Validity ............................................................................. 67

Tabel 4.5 Composite Reability dan Average Variance Extracted ................................... 68

Tabel 4.6 Nilai R-square ................................................................................................. 69

Tabel 4.7 Result for Inner Weight ................................................................................... 70

Page 15: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xv

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Mekanisme Pembiayaan Murabahah .............................................................. 29

Skema 2.2 Mekanisme Pembiayaan As-Salaam ............................................................... 32

Skema 2.3 Mekanisme Pembiayaan Istishna .................................................................... 34

Skema 2.4 Mekanisme IMBT ........................................................................................... 41

Skema 2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 49

Page 16: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Olah Data Sebelum Dihapus ........................................................................... 64

Gambar 4.2 Olah Data Setelah Dihapus ............................................................................. 65

Page 17: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Data dan Wawancara ........................................................ 78

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan/Kuesioner Pegawai ........................................................... 79

Lampiran 3 Daftar Pertanyaan/Kuesioner Nasabah ........................................................... 83

Lampiran 4 Jawaban dari Kuesioner Pegawai ................................................................... 85

Lampiran 5 Jawaban dari Kuesioner Nasabah ................................................................... 86

Page 18: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti mengerti. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemahaman1 yaitu proses, cara,

perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman dapat diartikan sebagai

mengerti benar atau tahu benar. Seseorang dapat dikatakan paham mengenai

sesuatu apabila orang tersebut sudah mengerti benar tentang sesuatu tersebut.

Pemahaman2 adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari

pengetahuan, atau dapat juga diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang

yang mampu memahami arti dan konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Dalam hal ini apabila ingin memahami tentang sesuatu maka harus

mengetahuinya terlebih dahulu. Sedangkan menurut Sudaryono3 pemahaman

(comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diinget, yang mencakup

kemampuan untuk menangkap makna dari arti dan bahan yang telah

dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan,

atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.

Oleh karena itu pemahaman tidak hanya hafal secara teori saja, tetapi

memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Maka

operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,

mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi

contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.

Dalam bidang pekerjaan seseorang harus mempunyai pemahaman akan

pekerjaan yang dilakukannya. Misalnya seorang pengacara harus paham

1 www.kbbi.kemdikbud.go.id/ tentang Definisi Pemahaman, diakses pada 16 Januari 2018 2 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.44

3 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.

44

Page 19: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

2

mengenai isi undang-undang sebagai acuannya agar dapat menangani kasus,

guru harus paham mengenai mata pelajaran yang akan diajarkan agar murid

dapat mengerti, dan pegawai perusahaan harus paham mengenai sistem

perusahaan agar dapat mengembangkan dan memajukan perusahaan. Sama

halnya dengan pegawai perbankan yang harus memahami sistem perbankan

mulai dari produk-produk dan jasa perbankan agar dapat menarik minat

nasabah dan memajukan bank tersebut.

Pegawai merupakan asset dalam sebuah perusahaan, maju mundurnya

sebuah perusahaan tergantung kepada kualitas para pegawainya. Dalam istilah

dunia kerja, pegawai disebut sebagai sumber daya manusia (SDM). SDM

merupakan penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan

perusahaan itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa SDM adalah kunci

yang menentukan perkembangan perusahaan. Menurut Sadili Samsudin4,

sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan

barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan

sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi organisasi.

Dalam dunia perbankan pun demikian, bahwa perbankan membutuhkan

SDM untuk mencapai kesuksesan. Namun, dewasa ini Sumber Daya Manusia

(SDM) mengalami keterbatasan dalam memahami produk dan sistem syariah.

Pertama, maraknya perbankan syariah di Indonesia tidak diimbangi dengan

SDM yang memadai. Terutama SDM yang memiliki latar belakang

pengetahuan dalam bidang perbankan syariah. Kedua, kurangnya akademisi

perbankan syariah, di mana banyak pendidikan yang lebih berorientasi pada

pengenalan ekonomi konvensional dari pada ekonomi Islam, yang pada

gilirannya perhatian terhadap ekonomi Islam khususnya perbankan syariah

terabaikan dan kurang mendapatkan perhatian.5 Berikut merupakan data

permasalahan SDM yang diakses dari statistik perbankan indonesia.

4 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : Cv. Pustaka Setia, 2006), cet ke-1, h. 21 5 Cut Nur Halimah, Problematika SDM Perbankan Syariah, http://www.google.com/amp/aceh.tribunnews.com/amp/2016/05/18/problematika-sdm-perbankan-syariah diakses pada tanggal 17 Januari 2018

Page 20: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

3

Tabel 1.1 Permasalahan SDM

BPR Presentase Tingkat Pendidikan SDM Jumlah

SDM S3 S2 S1 D3 SLTA < SLTA

BPRKU 1 0,1% 0,7% 38,9% 11,6% 44,8% 4,0% 39.994

BPRKU 2 0,1% 0,9% 45,3% 9,6% 40,1% 4,1% 1.539

BPRKU 3 0,0% 1,3% 47,8% 9,4% 38,9% 2,6% 7.915

TOTAL 0,1% 0,8% 42,0% 10,7% 42,6% 3,8% 69.658

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (2016)

Dalam permasalahan diatas, penulis mengambil tiga variabel yang

mempengaruhi pemahaman terhadap pegawai. Pertama, latar belakang

pendidikan menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi tingkat

pemahaman. Notoatmodjo6 berpendapat bahwa tujuan pendidikan antara lain:

menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat, dan konsep-konsep,

mengubah sikap dan persepsi, dan menanamkan tingkah laku/kebiasaan baru.

Dari tujuan-tujuan tersebut akan memperoleh bekal pengetahuan sehingga

menimbulkan pemahaman yang tinggi.

Kedua, pelatihan dan pengembangan merupakan usaha mengurangi

atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan karyawan

dengan yang dikehendaki organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui

peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara

menambah pengetahuan dan keterampilan serta merubah sikap. Adanya

kesenjangan antara kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki

organisasi, menyebabkan perlunya organisasi menjembatani kesenjangan

tersebut, salah satu caranya yaitu dengan pelatihan dan pengembangan.

Dengan demikian diharapkan seluruh potensi yang dimiliki karyawan, yaitu

pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat ditingkatkan, akhirnya

kesenjangan berkurang atau tidak terjadi lagi.7

6 Soekidjo Notoatmojo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 95 7 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. Pertama, h. 163

Page 21: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

4

Ketiga, pengalaman kerja menjadi ukuran tentang masa waktu atau

masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. Dengan lamanya waktu kerja

seorang pegawai, maka semakin banyak pula pelajaran yang dapat diambil

berdasarkan pengalaman. Kemudian jika pegawai di lembaga keuangan

syariah mempunyai latar belakang bidang pendidikannya yang kurang cukup,

lalu kurangnya pelatihan serta pengalaman kerjanya, bagaimana mereka dapat

memahami sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Ketiga variabel yang mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap kualitas

bank syariah. Karena seyogyanya perkembangan bank syariah dituntut bukan

hanya dari kuantitas saja, tetapi juga dari segi kualitasnya. Dengan

berkembangnya kualitas bank syariah akan dilirik dan dipilih oleh nasabah.

Perkembangan kualitas bank syariah dapat ditinjau dari kemampuan kinerja

bank syariah dan kelangsungan usahanya yang dipengaruhi oleh kualitas

penanaman dana atau pembiayaan.

Parameter untuk mengukur kinerja suatu bank dapat dilihat dari

pemahaman pegawai tentang pembiayaan bank tersebut. Pembiayaan

merupakan dasar yang harus dimiliki suatu bank dan mempengaruhi tentang

bagaimana kinerja bank. Semakin baik pemahaman pegawai akan pembiayaan

yang dimiliki oleh bank, maka akan membuat kinerja bank tersebut menjadi

semakin meningkat. Hal ini berhubungan dengan kepuasan dan kepercayaan

nasabah jika suatu bank memiliki kinerja yang amat baik. Oleh karena itu

sangatlah penting bagi pegawai sebagai pemegang kendali untuk memahami

sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syariah ini, karena hal tersebut akan

berpengaruh terhadap kinerja perbankan.

Perbankan adalah lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi

(financial intermediary) bagi masyarakat yang mempunyai dana berlebih (idle

money) dengan masyarakat atau dunia usaha yang membutuhkan dana baik

sebagai suatu bentuk pembiayaan maupun bentuk lain. Selain itu bank juga

berfungsi bagi pembangunan ekonomi nasional (agent of development) dalam

Page 22: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

5

rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

nasional.

Pada pasal 1 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.8 Jadi,

bank mampu memobilisasi tabungan atau DPK dan menyalurkannya kepada

pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan.

Dalam pembiayaan ini diambil produk penyaluran dana di bank syariah

yang dikembangkan dengan tiga model: yaitu transaksi pembiayaan yang

ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli, transaksi

pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip

sewa, dan transaksi yang ditujukan untuk usaha kerja sama yang ditujukan

guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.9

Pembiayaan syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.10

Mekanisme pembiayaan ini harus mengikuti ketentuan yang digariskan

dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan yakni berpedoman pada

prinsip-prinsip syariah yaitu prinsip mudharabah, prinsip musyarakah, prinsip

murabahah, dan prinsip ijarah. Sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

menurut sudut pandang yuridis adalah:

1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip

musyarakah.

2. Pembiayaan jual beli berdasarkan prinsip murabahah, prinsip as-

salaam, dan prinsip istishna.

8 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah 9 Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan SyariahI, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 26 10 Hestanto, Pengertian Pembiayaan Syariah dan Agunan Syariah, artikel ini diakses pada tanggal 31 Juli 2017 dari http://www.testanto.web.id/pembiayaan-syariah-dan-agunan-syariah/

Page 23: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

6

3. Pembiayaan sewa menyewa berdasarkan prinsip ijarah (sewa murni)

dan ijarah al-muntahia bit tamlik (sewa beli atau sewa dengan hak

opsi.

Dalam perkembangannya dunia perbankan, suatu bank akan dinilai baik

kinerja usahanya apabila dapat dinilai dari kinerja yang dilakukan oleh bank,

yaitu dengan menciptakan pelayanan yang baik kepada nasabah. Karena

pelayanan adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, dan

menguasai pangsa pasar. Kualitas pelayanan dalam perusahaan jasa

merupakan hal yang sangat penting dari sudut pandang konsumen. Konsumen

tidak hanya melihat dari hasil jasa, tetapi juga dari proses penyampaian jasa

tersebut.

Kotler berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam

bidang perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasarkan pada azas

kepercayaan sehingga masalah kualitas pelayanan menjadi faktor yang sangat

menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas pelayanan merupakan suatu

bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived

service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Agar

dapat bersaing, bertahan hidup, dan berkembang, maka perusahaan perbankan

dituntut untuk mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Maka dari itu pemahaman pegawai yang dilatarbelakangi oleh bidang

pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan, pegawai yang mengikuti pelatihan,

dan pengalaman kinerja pegawai yang baik, seyogyanya mampu

meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. Sehingga dapat membuat

nasabah merasa nyaman terhadap pelayanan bank dan dapat pula menarik

nasabah-nasabah baru pada bank tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, bagaimana kondisi BPRS Al-Salaam yang sudah

berdiri sejak lama yakni pada tanggal 9 Oktober 1991 dan memiliki banyak

cabang diantaranya, Jakarta, Cinere, Depok, Bogor, Cibinong, Cileungsi, dan

lain-lain. Apakah pegawai BPRS Al-Salaam sudah berkompeten memahami

sistem pembiayaan syariah? Sehingga masyarakat dapat mempercayakan

Page 24: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

7

dananya untuk dikelola atau mengambil pembiayaan yang halal sesuai dengan

prinsip syariah di BPRS Al-Salaam. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik

untuk meneliti dan mengkaji tentang kinerja pegawai BPRS Al-Salaam

dengan mengemukakan dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi yang

berjudul “TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM

TENTANG SISTEM PEMBIAYAAN SYARIAH DAN PENGARUHNYA

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN”

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana kompetensi pegawai BPRS dalam memahami sistem

pembiayaan syariah?

2) Bagaimana sistem pelayanan BPRS?

3) Apakah latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi tingkat

pemahaman pegawai?

4) Apakah pengalaman kerja dapat mempengaruhi tingkat pemahaman

pegawai?

5) Apakah pelatihan dapat mempengaruhi tingkat pemahaman pegawai?

6) Bagaimana kondisi BPRS dalam memahami sistem pembiayaan

syariah?

7) Apakah tingkat pemahaman pegawai dapat berpengaruh pada kualitas

pelayanan perbankan?

8) Apa yang menjadi kendala dalam memahami sistem pembiayaan

syariah?

9) Apa yang menjadi tolok ukur pegawai dapat dikatakan memahami

sistem pembiayaan syariah?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan dan lebih terarahnya

penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penulis lebih

mudah dalam melakukan penelitian. Batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

Page 25: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

8

1. Penulisan skripsi ini hanya akan membahas tentang pengukuran

tingkat pemahaman pegawai BPRS Al-Salaam tentang sistem

pembiayaan syariah dari sudut pandang yuridis (hukum positif) dan

pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan perbankan.

2. Objek penelitian dilakukan pada pegawai BPRS Al-Salaam cabang

Cibinong, Cileungsi, dan Cinere.

3. Pembahasan hanya berfokus pada pegawai yang berkecimpung di

bagian sistem pembiayaan syariah, yaitu: bagian pemasaran, account

officer, bagian administrasi dan legal, customer service.

4. Data yang diteliti difokuskan pada data tahun 2017.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pemahaman pegawai BPRS Al-Salaam tentang

sistem pembiayaan syariah?

2. Bagaimana kualitas pelayanan BPRS Al-Salaam?

3. Bagaimana pengaruh tingkat pemahaman pegawai BPRS Al-Salaam

tentang sistem pembiayaan syariah terhadap kualitas pelayanan

perbankan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan tingkat pemahaman pegawai BPRS Al-Salaam

tentang sistem pembiayaan syariah.

2. Untuk menjelaskan kualitas pelayanan perbankan BPRS Al-Salaam.

3. Untuk mengidentifikasi pengaruh tingkat pemahaman pegawai BPRS

Al-Salaam tentang sistem pembiayaan syariah terhadap kualitas

pelayanan perbankan.

Page 26: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

9

Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Sebagai khazanah pengetahuan bagi mahasiswa/i pada umumnya, dan

masyarakat pada khususnya tentang seberapa besar tingkat

pemahaman pegawai terhadap sistem pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

b. Secara Praktis

Memberikan pengetahuan, penjelasan, serta manfaat kepada

masyarakat tentang sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang isi laporan secara keseluruhan,

maka penulis membagi sistematika penulisan skripsi ini kedalam V (lima)

bab, yang masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I Berisi tentang pendahuluan yang mencakup Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan

Skripsi.

BAB II Berisi tentang landasan teori yang memaparkan tingkat

pemahaman pegawai, Sumber Daya Manusia, sistem pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah meliputi sistem bagi hasil, sistem jual

beli, sistem sewa, dan pengaruhnya terhadap profitabilitas

perbankan.

BAB III Berisi tentang metodelogi penelitian yang menguraikan metode-

metode yang digunakan dalam penelitian ini. Berisi tentang

gambaran umum BPRS Al-Salaam, ruang lingkup penelitian,

populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

data, dan metode analisis

Page 27: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

10

BAB IV Berisi tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan tingkat

pemahaman pegawai BPRS Al-Salaam tentang sistem

pembiayaan syariah dan pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan

perbankan.

BAB V Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari penelitian yang

dilakukan.

Page 28: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tingkat Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemahaman11

yaitu proses,

cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman dapat diartikan

sebagai mengerti benar atau tahu benar. Seseorang dapat dikatakan paham

mengenai sesuatu apabila orang tersebut sudah mengerti benar tentang sesuatu

tersebut.

Menurut Sudaryono12

pemahaman (comprehension) adalah kemampuan

seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui

atau diinget, yang mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti

dan bahan yang telah dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi

pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk

tertentu ke bentuk yang lain.

Sementara Ngalim Purwanto13

menyatakan bahwa pemahaman adalah

kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan, atau dapat

juga diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang yang mampu memahami

arti dan konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Oleh karena itu

pemahaman tidak hanya hafal secara teori saja, tetapi memahami konsep dari

masalah atau fakta yang ditanyakan.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman

adalah tingkat kemampuan seseorang yang diharapkan dapat memahami arti

dan konsep, serta fakta yang diketahuinya. Seseorang dapat memahami setelah

sesuatu itu dipelajari dan diingatnya melalui penjelasan dari suatu

pembelajaran. Maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah,

11 www.kbbi.kemdikbud.go.id/ tentang Definisi Pemahaman, diakses pada 16 Januari 2018

12 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.

44

13

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2013), h. 44

Page 29: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

12

mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan,

mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan

mengambil keputusan.

Pemahaman merupakan salah satu kompetensi yang telah dicapai setelah

seseorang melakukan suatu pembelajaran, entah itu melalui pendidikan,

pelatihan, maupun pengalamannya. Dalam proses pembelajarn tersebut,

seseorang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami

sesuatu. Pemahaman mempunyai tiga dimensi, yaitu:14

a. Translasi adalah kesanggupan memahami makna yang terkandung di

dalamnya, misalnya menterjemahkan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa

Indonesia.

b. Interpretasi yaitu pemahaman yang mampu menerangkan atau

menyimpulkan hasil dari suatu komunikasi, misalnya memahami

grafik yang menghubungkan dua objek yang berbeda.

c. Ekstrapolasi yaitu meluasnya kecenderungan menggunakan data untuk

menentukan kesimpulan, pengaruh dan hasil serta menerangkan suatu

kesanggupan dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat serta meluasnya

wawasan.

2. Variabel yang mempengaruhi Pemahaman

Pemahaman yang dimiliki oleh seseorang tidak secara serta merta masuk

ke dalam dirinya, tentunya ada variabel yang mempengaruhi timbulnya

pemahaman, antara lain sebagai berikut:

a. Latar Belakang Pendidikan

Menurut teori human capital salah satu kualitas sumber daya

manusia adalah pendidikan, karena pendidikan dipandang tidak hanya

menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan keterampilan

(keahlian) tenaga kerja, pada gilirannya dapat meningkatkan

produktivitas.15

Pendidikan diperoleh dari suatu pembelajaran yang

terdapat di sekolah-sekolah yang berjenjang mulai dari SD, SMP,

14 W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 246

15

Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan,

(Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1995), cet. 2, h. 15

Page 30: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

13

SMA hingga Perguruan Tinggi/Universitas dalam hal ini disebut

lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu sumber utama

rekruitmen tenaga kerja baru, baik yang menyelenggarakan pendidikan

umum maupun pendidikan khusus. Karena pada dasarnya perusahaan

hanya merekruit pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikan

yang mereka kuasai. Pendidikan diukur dengan indikator; hasil

pendidikan yang diberikan, latar belakang bidang pendidikan,

kesesuaian pendidikan dengan pemahaman. Oleh sebab itu, latar

belakang pendidikan ini dapat mempengaruhi pemahaman.

b. Pelatihan

Pelatihan perlu dilakukan dikarenakan adanya perubahan struktural

secara menyeluruh. Perubahan ini dapat berdampak pada sistem,

organisasi, dan peluang kerja. Kondisi ini akan mengubah kesempatan

maupun peluang kerja ke arah penyediaan barang dan pelayanan baru

yang telah meningkat sebagai akibat dari perubahan struktural

tersebut.16

Oleh karena itu pelatihan sangat diperlukan sebagai proses

penyesuaian dengan mengembangkan kebijakan pasaran kerja dan

peluang kerja, yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan

perubahan-perubahan besar yang terjadi di dunia. Sehingga diharapkan

pelatihan ini dapat menunjang penyerapan dan pengembangan

teknologi.

Pada dasarnya pelatihan dilakukan untuk membuat seseorang dapat

melakukan suatu kegiatan yang memberi kesempatan belajar dengan

tujuan menyegarkan kemampuan dan keterampilan diluar pendidikan

umum dengan mengutamakan praktek dari pada teori. Pelatihan diukur

dengan indikator; diadakan kegiatan kursus di bidang ekonomi untuk

mencapai kredibilitas ilmu ekonomi, penambahan praktikum

16 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan,

(Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1995), cet. 2, h. 8

Page 31: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

14

perbankan untuk memantapkan keahlian bila suatu saat bekerja di

perbankan/BPRS.

Pelatihan berbeda dengan pendidikan, karena pendidikan lebih

bersifat filosofis dan teoritis. Pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan

yang sama, yaitu pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat

pemahaman secara implisit. Melalui pemahaman, pegawai

dimungkinkan untuk menjadi seorang inovator, pengambil inisiatif,

pemecah masalah yang kreatif, dan menjadi karyawan yang efektif dan

efisien dalam melakukan pekerjaan.17

Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pelatihan bersifat

spesifik, praktis, dan segera. Spesifik berarti pelatihan berhubungan

dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera berarti

yang sudah dilatihkan dapat dipraktikkan. Umumnya pelatihan

dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan

kerja dalam waktu yang relatif singkat.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami (dijalani,

dirasai, ditanggung dan lain sebagainya) baik yang sudah lama atau

baru saja terjadi, yang terpenting dari sebuah pengalaman adalah

hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dalam suatu

kejadian/kegiatan.

Dalam dunia kerja pengalaman menjadi hal terpenting, karena

pengalaman kerja adalah ukuran tentang masa waktu atau masa kerja

yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. Dalam merekruit

pegawai, kebanyakan perusahaan mencari pegawai yang sudah

mempunyai pengalaman kerja, karena mereka dianggap sebagai

seorang yang sudah paham tentang beban pekerjaan yang akan

ditanggung nantinya, sehingga pegawai perusahaan yang lama tidak

17 Burhanuddin Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan

Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Ed. 1, Cet ke-1, h. 141

Page 32: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

15

perlu mengajari pegawai baru. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa pengalaman kerja dapat mempengaruhi pemahaman.

B. Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Menurut Sadili Samsudin sumber daya manusia adalah orang-orang yang

merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan

produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh

strategi organisasi.18

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa manusia

harus mempunyai kemampuan untuk mendapatkan penghasilan dan peluang

kerja. Karena seyogyanya sumber daya manusia ini menyangkut

ketenagakerjaan, dimana perusahaan merekrut seseorang yang mempunyai

kemampuan untuk mengerjakan apa yang di produksi oleh perusahaan.

Dalam menjalankan tugasnya SDM di arahkan oleh sebuah manajemen

yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Manajemen sumber daya

manusia19

adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk

membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.

2. Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, tidak mungkin

perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber saya manusia umunya

berfokus pada pendidikan, karena pendidikan menjadi jalan yang paling utama

untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setelah melalui

proses pendidikan, Sumber Daya Manusia perlu dikelola secara baik dan

profesional agar dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan SDM dengan

18 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : Cv. Pustaka Setia,

2006), cet ke-1, h. 21

19

Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Gramedia Pustaka

Umum, 1992), h. 60

Page 33: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

16

tuntutan serta kemajuan bisnis perusahaan. Salah satu cara pengelolaan SDM

yaitu dengan upaya peningkatan sumber daya manusia itu sendiri, minimal

ada empat kebijaksanaan pokok dalam upaya tersebut, yaitu:20

1. Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya

seperti jasmani, rohani dan kejuangan, maupun kualitas kehidupannya

seperti perumahan dan pemukiman yang sehat.

2. Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan

penyebarannya.

3. Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan,

mengembangkan dan menguasai iptek yang berwawasan lingkungan.

4. Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat

hukum yang mendukung upaya peningkatan kualitas SDM.

Hal diatas dapat disimpulkan bahwa indikator sumber daya manusia yang

berkualitas yaitu pegawai yang berdisiplin, motivasi kerja baik, produktivitas

kerja perusahaan dapat tercapai, dan kinerja perusahaan meningkat dari waktu

ke waktu.

3. Pegawai

Pegawai merupakan bagian dari sumber daya manusia yang

menjadi modal bagi perusahaan untuk memajukan bisnis yang dikelolanya.

Pengertian pegawai sendiri adalah seseorang yang bekerja di suatu perusahaan

atau organisasi, baik sebagai pegawai tetap maupun tidak tetap guna untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Pegawai ini termasuk kedalam

ketenagakerjaan, dan di dalam konsep ketenagakerjaan terdapat 11 bagian,

antara lain: Tenaga Kerja (Manpower), Angkatan Kerja (Labor Force),

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Labor Force Participation Rate), Tingkat

Pengangguran (Unemployment Rate), Penganguran Terbuka (Open

Unemployment Rate), Setengah Menganggur (Underemployment), Setengah

Menganggur yang Kentara (Visible Underemployment), Setengah Menganggur

20 Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta

: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Ed. 1, h. 2

Page 34: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

17

yang Tidak Kentara (Invisible Underemployment), Pengangguran Tidak

Ketara (Disguised Unemployment), Pengangguran Friksional, dan

Pengangguran Sktruktural. Dalam hal ini pegawai termasuk ke dalam

angkatan kerja21

yakni bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat,

atau berusaha untuk terlibat, ke dalam kegiatan produktif yaitu produksi

barang dan jasa.

C. Sistem Pembiayaan Syariah

Sistem adalah suatu kesatuan tatanan yang mempunyai beberapa unsur

yang saling berkaitan satu sama lain atau merupakan mata rantai yang tak

terpisahkan satu dengan yang lainnya. Menurut Sudikno Mertokusumo sistem

adalah suatu kesatuan yang utuh terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur

yang saling berkaitan erat satu sama lain yakni unsur tersebut berinteraksi satu

sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan.22

Pada umumnya perbankan konvensional maupun perbankan syariah

memiliki sistem kerja yang sama yakni sebagai sebuah lembaga intermediasi

keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima

simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote. Arti prinsip

syariah sendiri adalah aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara

pihak bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan

kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara

lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan

berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), pembiayaan berdasarkan

prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan

barang modal berdasarkan sewa yaitu sewa murni tanpa pilihan (ijarah) sewa

dengan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa (ijarah waliqtina

atau ijarah bi-tamlik).

21 Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta

: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Ed. 1, h. 60

22

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,

1991), h. 102

Page 35: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

18

Oleh karena itu terdapat perbedaan antara keduanya yaitu, perbankan

konvensional menggunakan akad komersil yang hukum positif, sedangkan

perbankan syariah menggunakan akad tabarru‟ dan akad ijarah/tijarah yang

berarti bertujuan untuk saling tolong menolong terhadap pihak yang

membutuhkan dana, yang mana hal tersebut didoktrin dari hukum positif dan

hukum Islam. Salah satu contoh kegiatan bank yaitu dalam sistem penyaluran

pembiayaan.

Pembiayaan yang merupakan salah satu dari dua fungsi utama bank yakni

penyaluran dana adalah memberikan pendanaan kepada pihak yang

membutuhkan dana untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan perorangan maupun kelompok. Sedangkan dalam perbankan

konvensional dikenal dengan istilah pengkreditan. Jika dalam sistem kredit

mengharuskan debitur mengembalikan pinjaman dengan pemberian bunga

kepada pihak bank, maka pembiayaan syariah pengembalian pinjaman dengan

bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara debitur dan pihak bank. Karena

dalam Islam bunga bank itu haram hukumnya, sebagaimana firman Allah

dalam surat Al-Baqarah : 275, yang berbunyi:

...

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Qs.

Al-Baqarah 2:275)

Pembiayaan memiliki tiga prinsip yaitu pinsip keadilan, prinsip ini

tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan

margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan nasabah. Prinsip

kesederajatan, dimana bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana,

nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan

sederajat, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan keuntungan yang

berimbang antara nasaba penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun

bank. Terakhir prinsip ketentraman, produk-produk bank syariah telah sesuai

Page 36: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

19

dengan prinsip dan kaidah muamalah islam, antara lain tidak adanya unsur

riba serta penerapan zakat harta. Dengan demikian, nasabah akan merasakan

ketentraman lahir maupun batin. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi pihak-pihak yang merupakan

defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi

dua hal berikut:23

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumtif, yang habis digunakan untuk memenuhi

kebutuhan.

Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan,

“pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Sistem pembiayaan syariah menurut sudut pandang yuridis (hukum

positif) adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah dan

prinsip musyarakah

2. Pembiayaan jual beli berdasarkan prinsip murabahah, prinsip

salam, dan prinsip istishna

3. Pembiayaan sewa menyewa berdasarkan prinsip ijarah (sewa

murni) dan ijarah al-muntahia bit-tamlik (sewa beli atau sewa

dengan hak opsi).

23 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani,

2001), cet. 1, h. 160

Page 37: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

20

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan menguraikan sistem

pembiayaan syariah menurut sudut pandang yuridis (hukum positif), karen a

pembiayaan yang dijalankan oleh perbankan syariah, Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS), maupun Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) telah

mendapat rekomendasi halal dari Dewan Pengawas Syariah (DPS). Berikut

merupakan penjelasan dari sistem pembiayaan menurut sudut pandang yurudis

(hukum positif), sebagai berikut:

1. Sistem Bagi Hasil

Bagi hasil adalah akad kerja sama antara Bank sebagai pemilik

modal (Shohibul Maal) dan Nasabah sebagai pengelola modal (Mudharib)

untuk memperoleh keuntungan dan membagi keuntungan yang diperoleh

berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Penetapan nisbah bagi hasil

pembiayaan24

ditentukan dengan mempertimbangkan referensi tingkat

(marjin) keuntungan dan perkiraan tingkat keuntungan bisnis/proyek yang

dibiayai. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil ada dua macam yaitu

berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah sebagai berikut:

a. Sistem bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah

1) Pengertian

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

pihak, dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak

kedua sebagai pengelola modal, sedangkan keuntungan dibagi

kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan yang tertuang

dalam perjanjian.25

Dewan Syariah Nasional mengeluarkan

ketenuan mengenai pembiayaan mudharabah ini pada Fatwa

DSN No. 07/DSN-MUI/IV/2000.

24 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2013), Ed. 5, cet. 9, h. 298

25

M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani,

2001), cet. 1, h. 95

Page 38: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

21

M. Abdul Manan mengartikan mudharabah yaitu tenaga

kerja dan pemilik modal bergabung bersama-sama sebagai

mitra usaha untuk kerja. Ia lebih menyoroti adanya kesejajaran

antara pemilik modal dan pemilik tenaga untuk digabungkan

melakukan usaha, karena itu mudharabah dapat

menyelesaikan pertentangan antara tenaga kerja dan pemilik

modal.26

Kesimpulan dari berbagai pengertian diatas bahwa hal-hal

pokok yang terdapat dalam mudharabah yaitu: adanya pemilik

modal (bank), adanya orang yang mempunyai kapabiliti untuk

usaha dan membutuhkan modal, adanya kerjasama atau

kesepakatan untuk memperoleh keuntungan, keuntungan

dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama/perjanjian, pemilik

bank menanggung kerugian yang tidak disebabkan oleh

pengelola asalkan modal pokok tidak berkurang.

2) Landasan Hukum

Adapun landasan hukum dari mudharabah yakni Allah

berfirman dalam Al-qur`an surat Al-Muzzamil ayat 20 yang

berbunyi,

... ...

“Dan jika dari orang-orang berjalan dimuka bumi mencari

sebagian karunia Allah SWT” (QS. Al-Muzzamil:20)

Yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen dai surat al-

Muzammil : 20 adalah adanya kata atau argumen dai surat al-

Muzammil : 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama

dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu

perjalanan usaha.

26 M. Abdul Mannan, Islamic Economic: Theory And Practice, diterjemahkan oleh M.

Nastangin, (Yogyakarta : PT Dana Bhakti, 1993), h. 167

Page 39: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

22

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Dari

Shalih binn Suaib ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tiga

hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara

tangguh, mudharabah, dan mencampuradukkan dengan

tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual” (HR. Ibnu

Majah no. 2280, kitab at-Tijarah)

3) Jenis-jenis Mudharabah

Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis:

Pertama, mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama

antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat

luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan

daerah bisnis. Kedua, mudharabah muqayyadah adalah

kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi

dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya

batasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si

shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.27

Contoh sistem bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah

misalnya pihak BPRS mengeluarkan pembiayaan modal kerja (100%)

kepada pihak nasabah dalam rangka menjalankan usaha yang

produktif, sedang pihak nasabah melakukan pengelolaan atas

usahanya secara penuh. Keuntungan dari kerjasama ini dibagi

bersama dengan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan kedua belah

pihak misalnya 40% : 60% dimana 40% untuk BPRS, sedangkan

60% untuk nasabah, atau dengan variasi perbandingan sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak.28

Jadi, prinsip mudharabah terdapat adanya penggabungan

antara pengalaman keuangan dan pengalaman bisnis. Dalam sistem

27 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani,

2001), cet. 1, h. 97

28

Didiek Akhmad Supadie, “Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Syari‟ah dalam

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, (Semarang: Pustaka Rizkia Putra, 2013), h. 58

Page 40: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

23

ini bank memberikan modal dana dan nasabah mempunyai kapabiliti

dalam menjalankan usaha. Selanjutnya, dalam pembagian

keuntungannya sesuai dengan kesepakatan. Dalam hal kerugian,

banklah yang menanggungnya dan nasabah hanya kehilangan nilai

kerjanya selama modal pokok tidak berkurang. Jika modal pokok

berkurang, maka nasabah dianggap mempunyai hutang kepada bank

dan wajib mengembalikannya.

b. Sistem Bagi Hasil Berdasarkan Prinsip Musyarakah

1) Pengertian

Musyarakah berasal dari kata syirkah disebut juga syarikah

yang artinya akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk

menjalani suatu usaha tertentu dimana setiap pelaku usaha

berkontribusi dalam dana yang akan digunakan untuk usaha

dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian

ditanggung bersama.

Menurut Syari’I Antonio, Musyarakah adalah akad

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi

dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.

Kesimpulan dari berbagai pengertian diatas bahwa hal-hal

pokok yang terdapat dalam musyarakah yaitu: adanya dua

sekutu atau lebih, masing-masing pihak memasukkan modal,

adanya objek persekutuan yang diperjanjikan, adanya

pembagian resiko dan keuntungan dari hasil persekutuan.

Page 41: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

24

2) Landasan Hukum

Adapun landasan hukum dari musyarakah yakni Allah

berfirman dalam Al-qur`an surat Shaad ayat 24 yang berbunyi,

...

...

“...Dan, sesunguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian

yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh...” (Shaad : 24)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud

menjelaskan, Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman, „Aku pihak

ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya

tidak mengkhianati lainnya”. (HR Abu Dawud no. 2936,

dalam kitab al-Buyu, dan Hakim)

3) Jenis-jenis Musyarakah

Pembiayaan musyarakah ini terdiri dari berbagai jenis,

menurut Saad Abdul Sattar Al-Harran membagi musyarakah

menjadi dua bagian yaitu:29

a) Syirkah al-milk (non contractual partnership)

b) Syirkah al-uqaad (contractual partnership)

Musyarakah al-milk atau musyarakah kepemilikan terbentuk

karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang

mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.

Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih

29 Saad Abdul Sattar Al-Harran, Islamic Finance Partnership, (Selangor Daarul Ehsan

Malaysia : Pelanduk Publication (M) Sdn, 1993), h. 75

Page 42: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

25

berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari

keuntungan yang dihasilkan aset tersebut. Syirkah al-uqaad

atau musyarakah akad terbentuk dengan cara kesepakatan di

mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari

mereka memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat

berbagi keuntungan dan kerugian.

Musyarakah akad terbagi menjadi:

a) Syirkah al-„Inan adalah kontrak antara dua orang atau

lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari

keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja.

Kedua pihak saling berbagi keuntungan dan kerugian

sebagaimana yang disepakati keduanya. Akan tetapi,

porsi masing-masing tidak harus sama sesuai dengan

kesepakatan mereka. Contohnya Perseroan Terbatas

b) Syirkah Mufawadhah adalah kontrak kerja sama antara

dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu

porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam

kerja. Kedua pihak saling berbagi keuntungan dan

kerugian sebagaimana yang disepakati keduanya. Dan

syarat utamanya yaitu kesamaan dana yang diberikan,

kerja, tanggungjawab, dan beban utang dibagi oleh

masing-masing pihak. Contohnya koperasi

c) Syirkah A‟maal adalah akad kerja sama dua orang

seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama-

sama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan tersebut.

Contohnya kerjasama arsitek yang menggarap sebuah

proyek. Al-Musyarakah ini kadang-kadang disebut

musyarakah abdan atau sama‟i.

d) Syirkah Wujuh adalah kontrak antara dua orang atau

lebih yang memiliki keahlian dalam bisnis. Mereka

membeli barang secara kredit kemudian menjual

Page 43: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

26

barang tersebut secara tunai. Selanjutnya berbagi

keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada

penyuplai yang disediakan oleh mitra.

Praktek pembiayaan berdasarkan prinsip musyarakah dalam

perbankan syariah diantaranya:30

a. Pembiayaan Proyek

Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan pokok di

mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk

membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah

mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah

disepakati untuk bank.

b. Modal Ventura

Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan

investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan

dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk

jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi

atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun

bertahap.

Contoh sistem bagi hasil berdasarkan prinsip musyarakah misalnya

pihak BPRS ikut serta dalam penyertaan modal usaha. Sedangkan bagi

hasil yang diterapkan sangat bervariasi tergantung pada lamanya waktu

dan tingkat resiko usaha tersebut. Porsi bagi hasil yang diterapkan

biasanya 45%:55% atau 40%:60%.31

2. Sistem Jual Beli

Jual beli merupakan transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual

dan pembeli atas suatu barang dan jasa yang menjadi objek tansaksi jual

beli. Adanya penjual, pembeli, objek jual beli berupa barang dan jasa, dan

30 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani,

2001), cet. 1, h. 93

31

Didiek Akhmad Supadie, “Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Syari‟ah dalam

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, (Semarang: Pustaka Rizkia Putra, 2013), h. 56

Page 44: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

27

harga dari objek tersebut menjadi syarat sah dalam jual beli. Sedangkan

rukun jual beli yaitu penjual, pembeli, objek jual beli, harga, dan ijab

kabul.

Salah satu pembiayaan yang terkenal di bank syariah adalah

pembiayaan yang menggunakan akad jual beli. Akad jual beli dapat

diaplikasikan dalam pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Ada

tiga jenis akad jual beli yang dikembangkan oleh bank syariah dan

menjadi sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dalam konteks

pembiayaan yaitu pembiayaan murabahah, salam, dan istishna.

a. Sistem Jual Beli berdasarkan Prinsip Murabahah

1) Pengertian

Murabahah adalah akad jual beli antara bank dan nasabah,

bank membeli barang yang diperlukan dan menjual kepada

nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok di tambah dengan

keuntungan yang disepakati. Para ahli perbankan syariah

memberikan definisi yang sama menurut Islamic yuisprudence

murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu bahwa dalam

transaksi jual beli tersebut penjual menyebutkan dengan jelas

barang yang diperjual belikan termasuk harga pembelian dan

keuntungan yang diambil. Sedangkan murabahah dalam

perbankan adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia

barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang,

bank memperoleh keuntungan jual beli yang disepakati bersama

antara para pihak.32

Pembiayaan dengan sistem jual beli berdasarkan prinsip

murabahah penjual harus menjelaskan harga barang pokok yang

sebenarnya dan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga

jual atau disebut juga sebagai margin keuntungan. Dalam

32 Ahmad Supriyadi, Sistem Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah (Suatu Tinjauan

Yuridis terhadap Praktek Pembiayaan di Perbankan Syariah di Indonesia), Al-Mawarid Edisi X

Tahun 2003, h. 52

Page 45: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

28

menetapkan margin keuntungan perlu adanya kehati-hatian oleh

bank, keuntungan yang ditetapkan harus secara wajar dan tidak

berlebihan, karena dikhawatirkan akan menjadi riba yang dilarang

Islam.

2) Landasan Hukum

Landasan hukum transaksi jual beli murabahah terdapat

dalam firman Allah surat al-Baqarah: 275, berbunyi:

... ...

“... Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba (QS. Al-Baqarah: 275)

3) Mekanisme Pembiayaan Murabahah

Dalam aplikasi bank syariah, bank merupakan penjual atas

objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank menyediakan

barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari

supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga

yang lebih tinggi dibanding dengan harga beli yang dilakukan oleh

bank syariah. Pembayaran atas transaksi murabahah dapat

dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh tempo

atau melaksanakan pembayaran angsuran selama jangka waktu

yang disepakati.33

33 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1, h. 138

Page 46: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

29

Skema 2.1

1. Negosiasi & persyaratan

2. Akad jual beli

6. Bayar

3. Beli Barang

5. Terima barang & dokumen

4. Kirim barang

Pada umumnya aplikasi pembiayaan murabahah dalam perbankan

syariah ini digunakan dalam transaksi jual beli barang investasi dan

barang yang diperlukan individu (konsumsi). Dalam pembiayaan

investasi, akad murabahah sangat sesuai karena ada barang yang akan

diinvestasi oleh nasabah atau ada barang yang menjadi objek

investasi. Dalam pembiayaan konsumsi, biasanya barang yang akan

dikonsumsi nasabah jelas dan terukur. Akan tetapi, pembiayaan

murabahah kurang cocok untuk pembiayaan modal kerja yang

diberikan secara langsung dalam bentuk uang. Barang-barang yang

cocok untuk digunakan sevagai objek jual beli seperti, rumah,

kendaraan bermotor, alat produksi, gedung, serta aset-aset yang tidak

bertentangan dengan syariah.

b. Sistem Jual Beli berdasarkan Prinsip as-Salam

1) Pengertian

Secara bahasa, transaksi (akad) digunakan berbagai banyak

arti, yang hanya secara keseluruhan kembali pada bentuk

ikatan atau hubungan terhadap dua hal yaitu As-Salam atau

disebut juga As-Salaf. Kedua itu merupakan istilah dalam

bahasa arab yang mengandung makna “penyerahan”.

Bank Syariah Nasabah

Supplier

Penjual

Page 47: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

30

Sedangkan para fuqaha‟ menyebutnya dengan al-Mahawij

(barang-barang mendesak) karena ia sejenis jual beli barang

yang tidak ada di tempat, sementara dua pokok yang

melakukan transaksi jual beli mendesak.34

As-Salam merupakan penjualan suatu barang yang

disebutkan sifat-sifatnya sebagai persyaratan jual beli dan

barang yang dibeli masih dalam tanggungan penjual, di mana

syaratnya ialah mendahulukan pembayaran pada waktu akad.

Salam adalah jual beli barang pesanan antara pembeli dan

penjual dengan pembayaran dilakukan di muka pada saat akad

dan pengiriman barang dilakukan pada saat akhir kontrak.

Barang pesanan harus jelas spesifikasinya.35

Spesifikasi barang pesanan telah disepakati oleh pembeli

dan penjual diawal akad. Barang pesanan harus sesuai dengan

karakteristik yang disepakati. Jika barang pesanan yang

dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam

akad, maka pembeli dapat mengembalikannya kepada penjual.

Selain persoalan spesifikasi, mendahulukan pembayaran pada

waktu akad pun menjadi ciri dalam pembiayaan salam ini.

Sebagaimana yang telah didefinisikan oleh ulama fiqh, yang

artinya: “menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda,

atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas dengan

pembayaran modal diawal, sedangkan barangnya diserahkan

kemudian hari”.36

2) Landasan Hukum

Landasan hukum transaksi jual beli as-salam terdapat

dalam surat al-Baqarah ayat 282, yang berbunyi:

34 Sayyid sabiq, Fiqh Sunnah V, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), cet. Ke-1, h. 217

35

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1, h. 153

36

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 147

Page 48: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

31

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,

hendaklah kamu menuliskannya...” (QS. Al-Baqarah: 282)

3) Mekanisme Pembiayaan As-Salam

Mekanisme pembiayaan pada skema 2.2 merupakan skema

salam paralel sebagaimana transaksi yang terjadi dalam bank

syariah. Adapun skema paralel berarti melaksanakan dua

transaksi jual beli salam antara bank dengan nasabah, dan

antara bank dengan pemasok (suplier) atau pihak ketiga

lainnya secara simultan.

Dewan Pengawas Syariah Rajhi Banking & Investment

Corporation telah menetapkan fatwa yang membolehkan

praktik salam paralel dengan syarat pelaksanaan transaksi

salam kedua tidak bergantung pada pelaksanaan salam akad

yang pertama.

Beberapa ulama kontemporer memberikan catatan atas

transaksi salam paralel, terutama jika perdagangan dan

transaksi semacam itu dilakukan secara terus-menerus. Hal

demikian diduga akan menjerumus kepada riba.37

37 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani,

2001), cet. 1, h. 110-111

Page 49: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

32

Skema 2.2

1. Akad Salam

5. Bayar

3. Kirim Dokumen

2. Pesan Barang 4. Kirim Barang

Pembiayaan salam diutamakan untuk pembelian dan penjualan

hasil produksi pertanian, perkebunan, atau peternakan. Petani pada

umumnya membutuhkan dana untuk modal awal melaksanakan

aktivitasnya, sehingga bank syariah dapat memberikan dana pada saat

akad. Setelah hasil panen, maka nasabah akan membayar kembali.

Dengan melakukan salam, maka produsen dapat mengambil manfaat

tersebut

c. Sistem Jual Beli berdasarkan Prinsip Istishna

1) Pengertian

Istishna adalah akad jual beli dimana produsen ditugaskan

untuk membuat suatu barang pesanan dari pemesan. Istishna

adalah akad jual beli atas dasar pesanan antar nasabah dan

bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta oleh nasabah.

Bank akan meminta produsen untuk membuatkan barang

pesanan sesuai dengan permintaan nasabah. Setelah selesai

Bank Nasabah 2

Pembeli

Nasabah 1

Produsen

(penjual)

Page 50: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

33

nasabah akan membeli barang tersebut dari bank dengan harga

yang telah disepakati bersama.38

Istishna adalah akad penjualan antara al-Mustashni

(pembeli) dan as-Shani (produsen yang juga bertindak sebagai

penjual). Berdasarkan akad Istishna, pembeli menugasi

produsen untuk membuat atau mengadakan al-Mashnu (barang

pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan dan menjualnya

dengan harga yang disepakati.39

Dalam kontrak istishna, pembuat barang menerima pesanan

dari pembeli. Pembayaran atas transaksi jual beli dengan akad

istishna dapat dilaksanakan di muka, dengan cara angsuran,

dan/atau ditangguhkan sampai jangka waktu pada masa yang

akan datang.

2) Landasan Hukum

Mengingat bai‟ al-istishna merupakan lanjutan dari bai‟ as-

salam maka secara umum landasan hukum yang berlaku pada

bai‟ as-salam juga berlaku pada bai‟ al-istishna.

Menurut Hanafi, ba‟i istishna termasuk akad yang dilarang

karena mereka mendasarkan pada argumen bahwa pokok

kontrak penjualan harus ada dan dimiliki oleh penjual,

sedangkan dalam istishna, pokok kontrak itu belum ada atau

tidak dimiliki penjual. Meskipun demikian, madzhab Hanafi

menyetujui kontrak istishna atas dasar istishan.40

38 Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.

112

39

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1,h. 146

40

Abd. Hadi, Dasar-Dasar Hukum Ekonomi Islam, (Surabaya: Putra Media Nusantara,

2010), h. 100

Page 51: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

34

3) Mekanisme Pembiayaan Istishna’

Adapun mekanisme pembayaran akad istishna dapat

dilakukan dengan tiga cara yaitu:

Pembayaran di muka, yaitu pembayaran dilakukan

secara keseluruhan pada saat akad sebelum aset

istishna diserahkan oleh bank syariah kepada pembeli

akhir (nasabah)

Pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang,

yaitu pembayaran dilakukan pada saat barang diterima

oleh pembeli akhir. Cara pembayaran ini

dimungkinkan adanya pembayaran termin sesuai

dengan progres pembuatan aset istishna. Cara

pembayaran ini yang umum dilakukan dalam

pembiayaan istishna bank syariah.

Pembiayaan ditangguhkan, yaitu pembayaran

dilakukan setelah aset istishna diserahkan oleh bank

kepada pembeli akhir.41

Skema 2.3

1. Pesan 2. Beli

3. Jual

41 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1, h. 147

Nasabah

Konsumen

(pembeli)

Produsen

Pembuat

Bank

Penjual

Page 52: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

35

3. Sistem Sewa-Menyewa

a. Sistem Sewa-menyewa Berdasarkan Prinsip Ijarah (Sewa

Murni)

1) Pengertian

Ijarah adalah suatu transaksi sewa menyewa antara pihak

penyewa dengan yang mempersewakan sesuatu barang atau

jasa untuk mengambil manfaat dengan harga tertentu dan

dalam waktu tertentu.42

Salah satu sistem pembiayaan sewa

menyewa dalam lembaga keuangan syariah dikenal dengan

istilah pembiayaan ijarah. Pembiayaan ijarah43

adalah akad

pemindahan manfaat barang maupun jasa tanpa perpindahan

hak milik atas manfaat atau jasa yang di persewakan.

Sedangkan menurut istilah terminologi, Imam

Taqiyyuddin44

mendefinisikan ijarah adalah suatu perjanjian

untuk mengambil suatu barang dengan tujuan yang diketahui

dengan penggantian, dan dibolehkan sebab ada penggantian

yang jelas.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa ijarah adalah suatu jenis perikatan atas perjanjian yang

bertujuan mengambil manfaat suatu benda maupun jasa yang

diterima dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai

dengan perjanjian dan kerelaan kedua belah pihak dengan

rukun dan syarat yang telah ditentukan.45

Dengan demikian ijarah adalah suatu bentuk muamalah

yang melibatkan kedua belah pihak, yaitu penyewa sebagai

pihak yang mendapatkan manfaat atas barang yang disewakan

42 Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 150

43

M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani,

2001), cet. 1, h. 117

44

Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar Fi hal Goyatul ikhthisor, (Semarang: Maktabah

wa Mathoba’ah, Toha Putrat), h. 309

45

Drs. Sudarsono, S. H, Pokok-Pokok Hukum Islam, (jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992),

Cet. 1, h. 422

Page 53: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

36

oleh pihak yang menyewakan barang tersebut dengan

penggantian atau ukuran yang telah ditentukan oleh syara’

tanpa diakhiri dengan kepemilikan.

Pembiayaan ijarah dalam lembaga keuangan syariah adalah

pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah,

baik perbankan atau non perbankan kepada nasabah untuk

memperoleh manfaat atas barang atau jasa. Fatwa DSN yang

mengatur mengenai ijarah adalah No. 09/DSN-MUI/IV/2000,

dalam fatwa ini ditentukan rukun dan syarat yang harus

dipenuhi, sebagai berikut:

Pernyataan ijab qobul.

Pihak-pihak yang berakad, yaitu pemberi sewa (lessor),

dan penyewa (lessee).

Objek berupa manfaat dari pengunaan aset dan

pembayaran sewa.

Manfaat dari penggunaan aset dalam ijarah adalah

objek kontrak yang harus dijamin, karena ia rukun

yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan bukan

aset itu sendiri.

Sighat ijarah yaitu berupa pernyataan dari kedua belah

pihak yang berakad, baik secara verbal atau dalam

bentuk lain yag equivalent, dengan cara penawaran dari

pemilik aset (bank) dan penerima yang dinyatakan oleh

penyewa (nasabah).46

2) Landasan Hukum Ijarah

Sewa menyewa dalam hukum Islam diperbolehkan asalkan

sesuai dengan prinsip syariah. Ayat Al-Qur’an pun

menjelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 233:

46 Widyaningsih dan Karnaen Perwaatmadja, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2005), Edisi 1, cet. Ke-3, h. 123-124

Page 54: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

37

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan

penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian

kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak

dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun

berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih

(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan

jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak

ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan

ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan”. (QS. Al-Baqarah : 233)

Page 55: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

38

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al-

Bukhori yang artinya, Dari Aisyah ra. Rasulullah SAW dan

Abu Bakar menyewa seseorang petunjuk jalan yang ahli dari

bani Dail seorang kafir Quraisy, kemudian beliau

membayarnya dengan kendaraannya kepada orang tersebut,

dan menjanjikannya di gua Tsur sesudah tiga malam dengan

kendaraan keduanya.47

b. Sistem Sewa-menyewa Berdasarkan Prinsip Ijarah al-

Muntahia bit-Tamlik (Sewa Beli atau Sewa dengan Hak Opsi)

1) Pengertian

Selain sistem pembiayaan ijarah yang memindahkan hak

milik barang atau jasa kepada nasabah berdasarkan

penggantian selama periode tertentu, lembaga keuangan

syariah juga mempunyai sistem pembiayaan sewa menyewa

yang dikenal dengan istilah Ijarah al-Muntahia bit-Tamlik,

yang merupakan gabungan antara transaksi sewa dan jual beli,

karena pada akhir masa sewa, penyewa diberi hak opsi untuk

membeli objek sewa. Pada akhir masa sewa, objek sewa akan

berubah dari milik lessor (pemilik asset) menjadi milik lessee

(penyewa).48

Ijarah al-Muntahia bit-Tamlik (IMBT) di dalam Fatwa

MUI nomor: 27/DSN-MUI/III/2002 diartikan sebagai

perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi

pemindahan hak milik atas benda yang disewa.

Kesimpulan dari pengertian diatas adalah bahwa ijarah al-

muntahia bit-tamlik ini adalah suatu perjanjian sewa menyewa

dimana si pemilik barang (bank syariah) menyewakan barang

atau jasa yang dimilikinya kepada si penyewa (nasabah)

47 Teungku, Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum, (Semarang:

Pustaka Rizki Putra), h. 199

48

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1,, h. 161

Page 56: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

39

dengan ketentuan si penyewa membayar biaya penyewaan

kepada pemilik barang sesuai dengan kesepakatan. Dan selama

masa sewa, si penyewa diberi opsi untuk pemindahan hak

milik atas barang tersebut. Namun, pada ijarah muntahia bit-

tamlik ini, jika si penyewa menjetujui opsi tersebut, maka si

penyewa wajib membayar harga dari barang yang akan

menjadi miliknya, dengan ketentuan menghabiskan masa

sewanya terlebih dahulu.

Dalam pelaksanaan akad IMBT ada ketentuan-ketentuan

yang bersifat umum dan ketentuan yang bersifat khusus.

Berikut merupakan ketentuan yang bersifat umum, yaitu:

Rukun dan syarat yang berlaku dalam akad ijarah

berlaku pula dalam akad IMBT.

untuk melakukan akad IMBT harus disepakati ketika

akad ijarah ditandatangani.

Hak dan kewajiban setiap pihak dijelaskan dalam akad.

Sedangkan ketentuan yang bersifat khusus adalah

sebagai berikut:

Pihak yang melakukan IMBT harus melakukan akad

ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan

baik dengan jual beli (bai’) atau pemberian (hibah)

hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai.

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawali

akad ijarah adalah wa’ad (janji) yang hukumnya tidak

mengikat.

Apabila wa’ad (janji) dilaksanakan, maka pada akhir

masa ijarah (sewa) wajib dibuat akad pemindahan

kepemilikan. Artinya dalam akad IMBT tidak

Page 57: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

40

bertentangan dengan prinsip syariah yaitu melarang 2

(dua) akad dalam satu perjanjian.49

2) Landasan Hukum IMBT

Landasan syariah akad ijarah muntahia bit-tamlik50

terdapat

dalam QS. Al-Qashas ayat 26, yang artinya: “... Ya bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat

dipercaya:. (QS. Al-Qashas: 26)

Dalam hadist pun diterangkan tentang hukum IMBT, yang

berbunyi: Ahmad Abu Daud dan An-Nasa meriwayatkan dari

Saad bin Abi Waqqash r.a berkata: “dahulu kami menyewa

tanah dengan (jalan membayar dari) tanaman yang tumbuh.

Lalu Rasulullah SAW melarang kami cara itu dan

memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang dan

emas perak”.

3) Skema Ijarah al-Muntahiya bit-Tamlik

Berikut merupakan skema ijarah al-muntahia bit-tamlik

atau biasa disebut dengan IMBT di Lembaga Keuangan

Syariah.

49 Faiz Al-Husayn, Ijaroh Muntahiya Bittamlik (IMBT), artikel diakses pada 23 Juli 2017

dari http://belajarekonomisyariah-faizlife.blogspot.co.id/2012/11/ijarah-muntahia-bittamlik-

imbt.html?m=1

50

Drs. Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1, h. 163

Page 58: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

41

Skema 2.4

1. akad sewa IMBT

5. Bayar kewajiban pelunasan/pembelian

2. Beli objek sewa

3. Kirim dokumen ke Bank

4. Kirim barang ke nasabah

D. Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang

atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semua produk yang ditawarkan oleh bank

memerlukan pelayanan dari pegawai perusahaan. Pelayanan yang

diberikannya pun terkadang berbentuk langsung dan tidak langsung. Produk

bank yang diberikan pelayanan langsung seperti penyetoran uang tunai

melalui teller atau pembelian produk berupa pembiayaan oleh customer

service. Dalam pelayanan tersebut ada yang memerlukan penjelasan secara

rinci atau sekedarnya saja. Namun ada juga bank yang tidak memerlukan

pelayanan pegawai secara langsung misalnya pelayanan yang diberikan oleh

mesin ATM.

Pelayanan sangat erat kaitannya dengan hal pemberian kepuasan

terhadap nasabah, pegawai dengan mutu yang baik dapat memberikan

kepuasan yang baik pula bagi nasabahnya, sehingga nasabah dapat lebih

merasa diperhatikan akan keberadaannya oleh perusahaan. Pegawai dengan

mutu yang baik itu berarti memiliki dasar-dasar pelayanan yang kokoh seperti

etiket pelayanan, pengenalan produk dan dasar-dasar pelayanan lainnya.

Pelayanan yang diberikan akan berkualitas jika setiap pegawai dibekali

Bank

(Mu’ajir)

Nasabah

(Must’ajir)

Supplier Objek Sewa

(Ma’jur)

Page 59: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

42

pengetahuan tentang dasar-dasar pelayanan yang sesuai dengan bidang

pekerjaan yang dihadapinya, termasuk pengetahuannya menguasai tentang

segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan dan produk yang

ditawarkan.

Etiket sering disebut dengan etika yang artinya tata cara berhubungan

dengan manusia lainnya. Tata cara dari masing-masing masyarakat tidaklah

sama atau beragam bentuk. Hal ini disebabkan beragamnya budaya kehidupan

masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Tata cara ini diperlukan dalam

berbagai sendi kehidupan manusia agar terbina hubungan yang harmonis

saling menghargai satu sama lain. Adapun ketentuan yang diatur dalam etiket

secara umum51

, antara lain:

1. Sikap dan perilaku

2. Penampilan

3. Cara berpakaian

4. Gerak-gerik

5. Cara bertanya

6. Dan hal-hal lainnya

Khusus dunia perbankan masalah etiket ini sangat mutlak untuk

diketahui dan dijalankan. Nasabah yang datang ke bank merupakan tamu yang

penting, tamu kehormatan yang harus diberikan pelayanan yang maksimal.

Agar nasabah merasa dihargai, dihormati, dan diselesaikan masalahnya, setiap

pegawai bank perlu memahami etiket perbankan. Tanpa etiket perbankan yang

benar, maka jangan diharapkan akan dapat nasabah yang sesuai dengan

keinginan bank, bahkan bukan tidak mungkin bank akan kehilangan nasabah.

2. Dasar-Dasar Pelayanan Nasabah

Nasabah mempunyai karakter yang beragam , oleh sebab itu

diperlukan dasar-dasar pelayanan yang perlu dikuasai oleh pegawai bank

sebelum melakukan tugasnya, antara lain sebagai berikut:

a. Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan bersih

51 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Ed. 1, Cet. Ke-2, h. 186

Page 60: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

43

b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum

c. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika

kenal

d. Tenang, sopan, hormat dan tekun mendengarkan setiap

pembicaraan

e. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar

f. Bergairah dalam melayani nasabah serta memberikan kepuasan

g. Jangan menyela atau memotong pembicaraan

h. Mampu meyakini nasabah seta memberikan kepuasan

i. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, maka

mintalah bantuan kepada petugas lain yang mampu

j. Bila belum dapat melayani, beri tahukan kapan harus melayani.52

3. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik

Dalam prakteknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri sendiri dan

hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk

ciri-ciri pelayanan yang baik. Pertama, adalah faktor manusia yang memberi

pelayanan tersebut, yang melayani nasabah harus memiliki kemampuan

melayani nasabah secara tepat dan cepat. Kedua, pelayanan yang baik juga

harus diikuti oleh tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung

kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaan. Pada akhirnya, sarana dan

prasarana yang dimiliki juga harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas

pula. Jadi dapat dikatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama

lainnya.

Berikut ini beberapa ciri-ciri pelayanan yang baik yang harus diikuti

oleh pegawai yang bertugas melayani nasabah, sebagai berikut:

a. Tersedianya pegawai yang baik

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik

c. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah dari awal hingga selesai

52 Kasmir, Manajemen Perbankan, (jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), Ed. 1, Cet. Ke-4, h.

210-219

Page 61: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

44

d. Mampu berkomunikasi dengan baik

e. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi

f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik

g. Berusaha memahami kebutuhan nasabah

h. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah53

4. Sikap dan Perilaku Melayani Nasabah

Dalam praktiknya, sikap dan perilaku yang harus ditunjukkan seluruh

pegawai bank terutama pegawai di customer service. Sikap dan tingkah laku

menunjukkan kepribadian pegawai bank itu sendiri. Sikap dan perilaku ini

harus diberikan sama mutunya kepada seluruh nasabah tanpa pandang bulu.

Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh setiap pegawai

bank adalah sebagai berikut:

a. Jujur dalam bertindak dan bersikap

b. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

c. Selalu murah senyum

d. Lemah lembut dan ramah tamah

e. Sopan santun, tutur kata, dan hormat

f. Periang dan selalu ceria dan pandai bergaul

g. Simpatik

h. Fleksibel

i. Serius

j. Memiliki rasa tanggung jawab

k. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi

l. Suka menolong nasabah54

53 Kasmir, Manajemen Perbankan, (jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), Ed. 1, Cet. Ke-4, h.

223-225

54

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Ed. 1, Cet. Ke-2, h. 189-191

Page 62: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

45

5. Kualitas Pelayanan

Dalam Men.PAN Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang pedoman

Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa kualitas

pelayanan yaitu kepastian prosedur, waktu, dan pembiayaan yang transparansi

dan akuntable yang harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap instansi dan

unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Perusahaan yang gagal dalam memuaskan konsumennya akan

mengalami masalah yang kompleks, masalah tersebut diantaranya adalah jika

konsumen/nasabah merasa tidak puas terhadap kinerja pegawai perusahaan

tersebut, maka nasabah akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada

orang lain dan bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan

memuaskan konsumen/nasabah. Oleh karena itu, setiap perusahaan jasa wajib

merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan

mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat

memuaskan konsumen/nasabahnya. penilaian atas kualitas layanan

dikembangkan oleh Leonard L. Barry, A. Parasuraman dan Zaethaml dalam

Philip Kotler yang dikenal dengan service quality (SERVQUAL), yang

berdasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu tangibles (bukti langsung),

reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan)

dan empathy (empati).55

a. Tangibles (Bukti Langsung)

Pada suatu bentuk kualitas pelayanan yang diperlukan

perusahaan, diperlukan suatu dimensi yang disebut tangibles atau

bukti langsung, yaitu bagaimana kemampuan perusahaan atau

produsen mampu menunjukkan eksistensi atau kemampuannya

ketika berhadapan langsung dengan konsumen. Tangibles disini

tidak dapat diraba atau dilihat oleh konsumen secara langsung,

akan tetapi dapat dirasakan dampaknya secara langsung dari hal-hal

yang telah dilakukan oleh perusahaan.

55 Philip Kotler¸ Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Prenhallindo, 1997), h. 53

Page 63: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

46

Adapun contoh bukti langsung yang dilakukan oleh perusahaan

adalah berupa tampilan fisik, misalnya kebersihan ruangan

perusahaan, kerapihan berpakaian pegawai, dan penataan tempat.

Dalam suatu perusahaan jasa, khususnya pada bank, faktor kondisi

fisik pada umumnya akan memberikan gambaran bagaimana bank

tersebut menunjukkan fungsinya sebagai tempat pelayanan

perbankan.

b. Reliability (Kehandalan)

Kehandalan adalah kemampuan untuk memberikan jasa sesuai

dengan yang dijanjikan dengan akurat dan handal. Dimensi ini

berkaitan dengan kemampuan menyediakan pelayanan dengan

sikap simpatik, ketepatan waktu pelayanan, profesional dalam

melayani nasabah, dan sistem pencatatan yang akurat. Oleh karena

itu banyak perusahaan yang berlomba-lomba memperbaiki dimensi

kehandalan dalam kinerja mereka. Kehandalan juga mencerminkan

bagaimana kualitas kinerja pegawai dalam menggunakan skill saat

melayani nasabah.

c. Responsiveness (Daya Tanggap)

Ketanggapan adalah kesediaan untuk membantu nasabah dan

memberikan dengan segera dan tepat. Dimensi ini menekan pada

perhatian dan kecepatan dalam menghadapi permintaan, pernyataan

serta keluhan nasabah. Bank merupakan lokasi yang secara umum

dimana tempat seseorang untuk berinteraksi. Oleh karena itu

penyedia jasa pelayanan perbankan harus mampu menanggapi

setiap keluhan nasabah. Dengan demikian daya tanggap yang tinggi

dari pihak pengelola bank akan memberikan rasa kepercayaan pada

nasabah bahwa mereka akan selalu tertolong.

d. Assurance (Jaminan)

Assurance mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimilliki para staf, dan

bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Berkaitan dengan

Page 64: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

47

kemampuan pegawai untuk menanamkan kepercayaan kepada

nasabah, sikap sopan dan kemampuan pegawai dalam menjawab

pertanyaan nasabah.

Pada dasarnya setiap nasabah ingin diperlakukan secara

baik oleh pihak pengelola bank. Adanya jaminan bahwa nasabah

yang datang akan dilayani secara baik oleh pihak pengelola bank,

akan memberikan rasa aman kepada nasabah, sehingga

kemantapan pribadi nasabah akan bertambah. Dengan demikian,

kepercayaan nasabah pun akan bertambah.

E. Review Studi

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama dan Judul

Penelitian Variabel

Alat

Analis Kesimpulan

Mitra Yunimar

YM (2015),

“Tingkat

Pemahaman

Mahasiswa UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta terhadap

Wakaf Uang”

Tingkat

Pemahaman

Mahasiswa

UIN Jakarta

Wakaf

Uang

Analisis

Deskriptif

Kuantitatif

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

tingkat pemahaman

mahasiswa terhadap wakaf

uang adalah tinggi.

Sebanyak 50% mengetahui

definisi wakaf uang,

sebanyak 95% pernah

mendengar tentang wakaf

uang, dan hanya 27% yang

pernah berwakaf uang.

Sekarani Yuteva A

(2010), “Analisis

Pengaruh Etika

Kerja Islam

Etika Kerja

Islam

Komitmen

Profesi

Analisis

Deskriptif

Kuantitatif

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa etka

kerja Islam berhubungan

langsung dan positif

Page 65: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

48

Terhadap

Komitmen Profesi

Internal Auditor,

Komitmen

Organisasi, dan

Sikap Perubahan

Organisasi”

Komitmen

Organisasi

Sikap

Perubahan

Organisasi

Partial

Least

Square

(PLS)

terhadap komitmen profesi

yang dimiliki oleh internal

auditor. Etika kerja Islam

juga berpengaruh positif

terhadap komitmen

organisasi melalui

komitmen profesi, dan

etika kerja Islam juga

berpengaruh positif

terhadap sikap perubahan

organisasi melalui

komitmen profesi dan

komitmen organisasi yang

dimiliki oleh seorang

internal auditor

Badi’u Rajab

(2008), “Pengaruh

Kualitas

Pelayanan

Terhadap

Kepuasan

Nasabah Pada

Bank DKI”

Pelayanan

Kualitas

Pelayanan

Kepuasan

Nasabah

Bank DKI

Syariah

Analisis

Deskriptif

Kuantitatif

Ada hubungan positif

antara tingkat kualitas

pelayanan dengan tingkat

kepuasan nasabah DKI

Syariah, sehingga semakin

tinggi tingkat kualitas

pelayanan maka semakin

tinggi pula tingkat

kepuasan yang dirasakan

nasabah.

F. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, kualitas pelayanan perbankan dihubungkan

dengan tingkat pemahaman pegawai terhadap sistem pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah dengan variabel latar belakang bidang pendidikan, pelatihan,

dan pengalaman pegawai. Karena pada dasarnya pemahaman seseorang itu

Page 66: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

49

timbul melalui proses belajar, semakin banyak ia menuntut ilmu dalam bidang

tertentu, semakin paham pula ia akan ilmu yang dipelajarinya, pengukuran

tingkat pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Akhir (SMA), Diploma 1 (D1), Diploma

2 (D2), Diploma 3 (D3), Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), Strata 3 (S3), dan yang

paling tinggi adalah seseorang mendapatkan gelar Profesor. Pemahaman juga

dapat timbul melalui pelatihan yang seseorang lakukan, pelatihan merupakan

pembelajaran diluar bangku sekolah, seseorang yang sering mengikuti

pelatihan juga dapat menambah pemahamannya. Kemudian pengalaman juga

dapat dikategorikan sebagai yang berpengaruh dalam meningkatkan

pemahaman, pegawai yang telah lama bekerja dapat dikatakan sebagai

pegawai yang berpengalaman, karena semakin lama pegawai bekerja, maka

dapat menambah pengetahuan sesuai bidangnya sehingga pemahamannya pun

lebih meningkat. Maka tingkat pemahaman yang baik akan menimbulkan

kinerja pegawai baik dan akan meningkatkan kualitas pelayanan pada pegawai

perbankan.

Skema 2.5

Pegawai

Pemahaman tentang

Pembiayaan Syariah

Latar Belakang

Bidang

Pendidikan

Pelatihan Pengalaman

Kerja

Kinerja Pegawai

Kualitas

Pelayanan

Page 67: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

50

G. Hipotesis

Arikunto menyatakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai

suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul.56

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka

dapat di hipotesiskan sebagai berikut:

Keterangan:

TP = Tingkat Pemahaman

X1 = Latar Belakang Bidang Pendidikan

X2 = Pelatihan

X3 = Pengalaman

KP = Kualitas Pelayanan

Hipotesis

Ho1

Ha1

=

=

Tingkat pemahaman tentang sistem pembiayaan syariah

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan perbankan.

Tingkat pemahaman tentang sistem pembiayaan syariah tidak

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan perbankan.

56

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002)

Page 68: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan

demikian, metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Untuk memperoleh data-data yang digunakan penulis akan mengkaji Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan metode kuantitatif yaitu penulis

melakukan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk

mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik

dari pada naratif.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research)

yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang

diteliti melalui data yang terkumpul.

1. Latar Belakang Pendidikan, data ini diperoleh melalui penyebaran

kuesioner tentang pemahaman sistem pembiayaan syariah pada

pegawai BPRS Al-Salam di Cibinong, Cileungsi, dan Cinere pada

tahun 2017.

2. Pelatihan, data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner tentang

pemahaman sistem pembiayaan syariah pada pegawai BPRS Al-Salam

di Cibinong, Cileungsi, dan Cinere pada tahun 2017.

3. Pengalaman kerja, data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner

tentang pemahaman sistem pembiayaan syariah pada pegawai BPRS

Al-Salaam di Cibinong, Cileungsi, dan Cinere pada tahun 2017.

Page 69: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

52

4. Kualitas pelayanan, data ini diperoleh dari penyebaran kuesioner pada

nasabah BPRS Al-Salaam di Cibinong, Cileungsi, dan Cinere pada

tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Al-Salaam di Cibinong, Cileungsi, dan Cinere. Alasan penentuan

objek penelitian ini karena letak BPRS yang mudah dijangkau oleh penulis

sehingga dapat memudahkan pelaksanaan penelitian.

Alasan memilih Badan Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) karena sebuah

lembaga keuangan yang lebih terkenalnya dan mengkhususkannya di bidang

pembiayaannya, dan diketahui bahwa manajemen dalam bidang

pembiayaannya pun dikelola dengan baik. Hal ini akan semakin berhubungan

dengan pemahaman pegawainya tentang sistem pembiayaan syariah sehingga

akan berpengaruh atau tidaknya terhadap kualitas pelayanan perbankan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik atau

metode purposive sampling. Alasan pengambilan sampel dengan metode

purposive sampling (judgment sampling) yaitu pengambilan sampel dilakukan

dengan memilih kelompok yang berkompetensi dalam menyediakan informasi

yang dibutuhkan,57

karena akan memillih sampel yang memenuhi kriteria

penelitian sehingga mereka memberikan jawaban yang mendukung jalannya

penelitian ini.

Kriteria penelitian ini adalah pegawai BPRS Al-Salaam dengan

pertimbangan bahwa pegawai yang bekerja di BPRS Al-Salaam cabang

Cibinong, Cileungsi, dan Cinere, pegawai yang bekerja di bagian pemasaran,

account officer, bagian administrasi dan legal, customer service, pegawai yang

bekerja minimal 1 tahun, dan pegawai yang pernah mengikuti pelatihan.

57 Masri Singarimbun dan Sofin Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES,

1989), h. 155

Page 70: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

53

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari jaw

aban responden atau kuesioner yang dibagikan. Data primer merupakan data

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, atau data primer

juga dapat didefinisikan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu maupun perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil kuesioner.58

Sedangkan sumber data berasal dari skor total yang diperoleh dari pengisian

kuesioner yang telah dikirim kepada pegawai yang bekerja di BPRS Al-

Salaam cabang Cibinong, Cileungsi, dan Cinere.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pegawai

BPRS Al-Salaam. Untuk BPRS cabang Cibinong, Cileungsi, dan Cinere,

peneliti mendatangi langsung BPRS yang menjadi objek penelitian dengan

persetujuan pihak BPRS terlebih dahulu. Data harus diisi langsung oleh

pegawai BPRS bagian pemasaran, account officer, bagian administrasi dan

legal, customer service. Responden diharapkan mengembalikan kembali

kuesioner kepada peneliti dalam waktu yang telah ditentukan.

F. Metode Analisis

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least

Square (PLS). PLS adalah metode persamaan Structural Equation Modeling

(SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS-SEM utamanya digunakan

pada penelitian yang bersifat eksploratori dimana teori kurang berkembang.

Sesuai namanya, PLS-SEM menggunakan metode regresi dengan partial least

square.

SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori

sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode

analisis powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya

58 Suhaesimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Melton Putra, 1991), h. 188

Page 71: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

54

data harus terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat

digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk

menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus

menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif.

Langkah awal dalam PLS-SEM adalah membuat analisis jalur (path

model). Analisis jalur ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antar

variabel. Model analisis jalur PLS-SEM terdiri dari dua unsur yaitu model

struktural (structural model) atau inner dan model pengukuran (measurement

model) atau outer model. 59

Menurut Al-Ghozali (2016), estimasi parameter yang didapat dengan PLS

dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang

digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan

estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar

variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan

lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3

tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama,

menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimate untuk

inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means

dan lokasi.60

1. Model Struktural atau Inner Model

Inner model (inner relation, structural model dan substantive

theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan

pada teori substansif. Model struktural dievaluasi dengan

menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-

59 Agus Widarjono, Ph.D, Analisis Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN), Ed. Ke-2, h. 273 60 Sekarani Yuteva A, Analisis Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Komitmen Profesi

Internal Auditor, Komitmen Organisasi, dan Sikap Perubahan Organisasi, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010.

Page 72: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

55

square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural.

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-

square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama

dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat

digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu

terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang

substantif. Disamping melihat nilai R-square, model PLS juga

dievaluasi dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model

konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi

dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

2. Model Pengukuran atau Outer Model

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif

indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component

score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran

reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan

konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap

awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai

0,60 dianggap cukup. Discriminant validity dari model pengukuran

dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading

pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item

menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok

yang lebih baik dari pada ukuran blok lainnya.

Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah

membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted

(AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam

model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar dari pada nilai

korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka

dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran

ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score

Page 73: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

56

variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dengan composite

reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50.

Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat

dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan

Cronbach‟s Alpha.

3. Hipotesis

Secara umum metode explanatory research adalah pendekatan

metode yang menggunakan PLS. Hal ini disebabkan pada metode ini

terdapat pengujian Hipotesa. Menguji hipotesis menggunakan nilai t-

statistik dan nilai probabilitas. Untuk pengujian hipotesis

menggunakan nilai statistik maka untuk alpha 5% nilai t-statistik yang

digunakan adalah 1,96. Sehingga kriteria penerimaan/penolakan

Hipotesa adalah Ha di terima dan Ho di tolak ketikan t-statistik > 1,96.

Untuk menolak/menerima Hipotesis menggunakan probabilitasnya

maka Ha di terima jika nilai p < 0,050.

Page 74: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

57

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum BPRS Al-Salaam61

1. Sejarah Pendirian

PT BPR Amal Salman yang dikenal dengan BPR Al-Salaam,

didirikan pada tanggal 9 Oktober 1991 atas inisiatif para alumni

Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid Salman. BPR

Al-Salaam didirikan dengan modal awal Rp 69.800.000,- dan jumlah

pemegang saham 40 orang. Adapun prinsip awal pendirian BPR Al-

Salaam adalah sebagai berikut:

Ekonomi Masyarakat

Membantu perekonomian masyarakat melalui pelayanan lembaga

keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah bawah.

Islami

Memberikan pelayanan perbankan yang dijiwai ajaran Islami dan

dikelola sesuai dengan prinsip ekonomi syariah yaitu kesetaraan,

keterbukaan serta keadilan bagi hasil antara nasabah dan pihak bank.

Kebersamaan

Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al-Salaam

merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan (Solidarity

Corporate) yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme.

Kegiatan operasional BPR Al-Salaam dimulai pada tanggal 29

Februari 1992 berdasarkan Akte No. 30 dari Abdul Latief, Notaris di

Jakarta, diubah dengan akte No. 14 tanggal 5 Desember 1991 dari

Abdul Latief, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri

Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No.C2-7937.HT.01.TH.91

tanggal 19 Desember 1991 dan didaftarkan pada Kantor Pengadilan

61 Diakses dari www.bprsalsalaam.co.id pada tanggal 6 Agustus 2017

Page 75: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

58

Negeri di Bogor dibawah No. WB.DH.1.PR.01.10.92 serta diumumkan

dalam tambahan No.657 dari Berita Negara RI No 13 tanggal 14

Februari 1992 dan tambahan No.70 tanggal 1 September 2000.

Pada tahun 2003 modal tumbuh menjadi Rp 1.280.000.000,- dan

jumlah pemegang saham menjadi 103 orang. Untuk mendukung usaha

pada RUPS tahun 2003 telah disetujui peningkatan modal dasar

perseroan dari Rp. 1 milyar menjadi Rp. 5 milyar. Peningkatan

tersebut telah disetujui secara hukum dengan SK Menteri Kehakiman

dan HAM RI Nomor: C-04029 HT.01.04.TH.2004. Kemudian sejak

tanggal 3 Juli 2006 BPR Al-Salaam berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang berazaskan syariah (BPRS Al-Salaam). Sehingga

pada tahun 2015 modal meningkat menjadi Rp 11.848.180.000,- dan

161 jumlah pemegang saham.

2. Visi, Misi, dan Tujuan BPRS Al-Salaam

a. Visi

Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Terbaik di Indonesia

b. Misi

Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yangmenghasilkan produk

jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan kondisi yang

kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral

dengan orientasi pengembangan usaha kecil dan menengah menuju

kesejahteraan bagi stake holder.

c. Tujuan

Dengan profesionalisme yang tinggi berusaha memberikan

pelayanan kepada nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang

optimal dalam hal kualitas, kenyamanan, dan keuntungan dalam

hal berinvestasi.

Memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi seluruh

karyawan.

Page 76: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

59

Memberikan hasil yang terbaik bagi stake holder.

3. Prinsip Dasar Syariah dan Fungsi BPRS Al-Salaam

a. Prinsip Dasar Syariah

Ada tiga prinsip utama yang akan dilaksanakan dalam

BPRS Syariah, yaitu:

1) Prinsip kesetaraan antara nasabah dan bank, kedudukan

bank tidak lebih tinggi dari nasabah.

2) Prinsip keterbukaan, dimana bank akan dikelola secara

terbuka dan setiap nasabah (shahibul maal) dapat meminta

penjelasan kepada pihak bank (mudharib) bagaimana uang

dikelola dan disalurkan.

3) Prinsip keadilan dan berbagi hasil.

b. Fungsi Lembaga

Sebagaimana bank pada umumnya, BPRS Al-Salaam

berfungsi sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana. Hanya

saja dalam proses penghimpunan dan penyaluran dana BPRS Al-

Salaam mempunyai akad-akad yang berdasarkan prinsip syariah,

seperti: akad mudharabah, akad murabahah, akad musyarakah,

akad salam, akad ijarah, akad istishna, dan lain sebagainya.

4. Produk-produk BPRS Al-Salaam

a. Simulasi Online

1) Simulasi Tabungan dan Deposito

2) Simulasi Kredit Motor Syariah

3) Simulasi KPR Syariah

4) Simulasi Pembiayaan Multiguna

b. Pembiayaan

1) Pembiayaan Kendaraan

a) Kredit Motor Syariah

b) Kredit Mobil Syariah

Page 77: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

60

2) Pembiayaan Rumah dan Ruko

a) Pembiayaan KPR iB

3) Pembiayaan Modal Kerja

a) Pembiayaan Syariah Modal Kerja Usaha (PSMU)

4) Pembiayaan Umum

a) Pembiayaan Al-Salaam Syariah (PAS)

5) Pembiayaan Mikro

a) Pembiayaan Sahabat Al-Salaam iB (PSA iB)

b) Pembiayaan Syariah KTR

c. Tabungan

1) iB Amanah

2) Tabungan iB Amanah BerQurban

3) Tabernas Platinum

d. Deposito Syariah Rakyat

e. Refinancing Syariah Al-Salaam

f. Pick Up Service

g. Panduan Transfer Via Virtual Account melalui BNI, Mandiri, dan

Muamalat

B. Deskripsi Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Pegawai dan Nasabah BPRS Al-

Salaam di Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Dari sejumlah perusahaan

BPRS Al-Salaam, penulis mengambil 3 kantor cabang BPRS Al-Salaam

yaitu BPRS Al-Salaam Cabang Cileungsi, BPRS Al-Salaam Cabang

Cibinong, dan BPRS Al-Salaam Cabang Cinere.

Jumlah kuesioner yang dibagikan adalah 60 kuesioner untuk

seluruh kantor cabang BPRS Al-Salaam. Kuesioner dibagikan dengan cara

penulis mengunjungi langsung tempat penelitian dan membagikannya

kepada 10 pegawai dan 10 nasabah untuk setiap kantor cabang BPRS Al-

Salaam.

Page 78: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

61

Tabel 4.1

Data Kuesioner

Kuesioner

Pegawai

Kuesioner

Nasabah

Kantor Cabang Cileungsi 10 10

Kantor Cabang Cibinong 10 10

Kantor Cabang Cinere 10 10

Kuesioner yang digunakan untuk keperluan

input data 30 30

Sumber : data diolah, 2017

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pegawai

bagian bagian pemasaran, account officer, bagian administrasi dan legal,

customer service dan nasabah BPRS Al-salaam. Tabel 4.2 menunjukkan

gambaran 30 responden dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Profil Responden

Sumber : data diolah, 2017

Keterangan Cibinong Cinere Cileungsi Total Presentase

Pegawai Nasabah Pegawai Nasabah Pegawai Nasabah Pegawai Nasabah Pegawai Nasabah

Jumlah Sampel 10 10 10 10 10 10 30 30 100% 100%

Jenis Kelamin :

Pria

Wanita

6

4

7

3

6

4

6

4

7

3

6

4

19

11

19

11

63%

37%

63%

37%

Usia :

20 - 25 tahun

26 - 30 tahun

> 30 tahun

5

4

1

3

5

2

4

4

2

3

4

3

5

5

0

2

6

2

14

13

3

8

15

7

47%

43%

10%

27%

50%

23%

Page 79: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

62

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa jumlah responden pegawai

pria lebih banyak dari jumlah responden pegawai wanita. Jumlah

responden pegawai pria sebanyak 19 orang (63%) dan wanita sebanyak 11

orang (37%). Untuk jumlah responden nasabah pria pun lebih banyak dari

jumlah responden nasabah wanita, yaitu responden nasabah pria sebanyak

19 orang (63%) dan wanita sebanyak 11 orang (37%). Sebagian besar

responden pegawai adalah berumur 20 – 25 tahun sebanyak 14 orang

(47%), responden yang berumur 26 – 30 tahun sebanyak 13 orang (43%),

dan responden diatas umur 30 orang sebanyak 3 orang (10%). Kemudian

sebagian besar responden nasabah adalah berumur 26 – 30 tahun (50%),

responden umur 20 – 25 tahun sebanyak 8 orang (27%), dan responden

diatas umur 30 tahun sebanyak 7 orang (23%).

C. Analisis Data

Teknik pengolahan data dengan menggunakan PLS (Partial Least

Square) dimana data diolah menggunakan SmartPLS. Analisa pada PLS

dilakukan dengan tiga tahap, yaitu:

1. Analisa Outer Model

Analisa Outer Model ini menjelaskan hubungan antara variabel

laten dengan indikator-indikatornya, atau dapat dikatakan bahwa

outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator

berhubungan dengan variabel latennya. Untuk menganalisa outer

model, terlebih dahulu membuat skema untuk menentukan apakah

variabel-variabel tersebut layak di uji atau tidak. Setelah skema

dibuat, tahap selanjutnya mengolah data yang terbentuk dalam

sebuah skema dengan kriteria penentuan nilai loading, dimana

skala 0,70 merupakan ukuran reflektif yang tinggi, sedangkan

untuk penelitian awal nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap

cukup. Dan dalam penelitian ini penulis memakai nilai loading

0,60.Berikut merupakan gambaran outer model yang diolah dengan

SmartPLS.

Page 80: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

63

Gambar 4.1

Pengolahan Data Sebelum di Hapus

Pada gambar diatas terlihat bahwa beberapa nilai loading

masih berada dibawah ketentuan yang telah ditetapkan yaitu 0,60.

Oleh karena itu nilai-nilai yang berada dibawah ketentuan harus

dihapuskan. Maka diperoleh data baru yang digambarkan dalam

sebuah skema, sebagai berikut:

Page 81: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

64

Gambar 4.2

Pengolahan Data Setelah di Hapus

SmartPLS memiliki tiga kriteria dalam penganalisa outer

model yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity, dan

Composite Reliability.

a. Convergent Validity

Nilai convergent validity adalah nilai loading faktor pada

variabel laten dengan indikator-indikatornya. Ukuran

reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih

dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun menurut

Chin, 1998 (dalam Ghozali, 2006) untuk penelitian tahap

awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading

0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian

ini akan digunakan batas loading factor sebesar 0,60.

Page 82: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

65

Tabel 4.3

Outer Loadings

Tingkat Pemahaman

Model awal Modifikasi

TP 1 0.855 0.878

TP 2 0.627 0.628

TP 3 0.804 0.829

TP 4 0.644 0.608

TP 5 0.765 0.736

Latar Belakang Bidang

Pendidikan (X1)

X1 1 0.790 0.805

X1 2 0.766 0.798

X1 3 0.653 0.691

X1 4 0.852 0.844

X1 5 0.470

Pelatihan (X2)

X2 1 0.851 0.943

X2 2 0.588

X2 3 0.601

X2 4 0.737 0.874

Pengalaman (X3)

X3 1 0.847 0.850

X3 2 0.867 0.868

X3 3 0.883 0.885

X3 4 0.607 0.603

X3 5 0.731 0.729

X3 6 0.808 0.809

Kualitas Pelayanan

KP 1 0.047

KP 2 0.621 0.678

KP 3 0.794 0.850

KP 4 0.761 0.803

KP 5 0.671 0.734

KP 6 0.734 0.763

KP 7 0.421

KP 8 0.327

KP 9 0.501

KP 10 0.592

Page 83: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

66

Hasil pengolahan dengan SmartPLS dapat dilihat

pada Tabel diatas. Nilai outer model atau korelasi antara

konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi

standar ketentuan karena masih cukup banyak indikator

yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,60.

Modifikasi model dilakukan dengan mengeluarkan

indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor di

bawah 0,60. Pada model modifikasi sebagaimana pada tabel

tersebut menunjukkan bahwa semua loading factor

memiliki nilai di atas 0,60, sehingga konstruk untuk semua

variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari model dan

memenuhi kriteria yang ditentukan.

b. Discriminant Validity

Discriminant Validity dilihat dalam nilai cross

loading factor yang berguna untuk memastikan bahwa

setiap konsep dari masing variabel laten berbeda dengan

variabel lain. Model memiliki discriminant validity yang

baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari

sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling

besar dengan nilai loading lain terhadap variabel laten

lainnya. Pengujian discriminant validity diperoleh sebagai

berikut:

Page 84: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

67

Tabel 4.4

Nilai Discriminant Validity

(Cross Loading)

Kualitas

Pelayanan

(KP)

Latar

Belakang

Bidang

Pendidikan

(X1)

Pelatihan

(X2)

Pengalaman

(X3)

Tingkat

Pemahaman

(TP)

KP2 0.678 -0.061 0.099 0.062 0.137

KP3 0.850 0.084 0.216 0.216 0.317

KP4 0.803 0.238 0.030 0.134 0.228

KP5 0.734 0.034 -0.069 -0.055 0.142

KP6 0.763 0.130 0.146 0.225 0.169

TP1 0.219 0.780 0.664 0.835 0.878

TP2 0.156 0.309 0.307 0.174 0.628

TP3 0.140 0.540 0.496 0.569 0.829

TP4 0.359 0.456 0.239 0.376 0.608

TP5 0.216 0.552 0.350 0.511 0.736

X1.1 -0.050 0.805 0.534 0.808 0.692

X1.2 0.123 0.798 0.201 0.575 0.462

X1.3 0.031 0.691 0.234 0.481 0.489

X1.4 0.293 0.844 0.440 0.691 0.666

X2.1 0.151 0.530 0.943 0.728 0.625

X2.4 0.080 0.299 0.874 0.626 0.426

X3.1 0.097 0.702 0.509 0.850 0.675

X3.2 0.207 0.639 0.725 0.868 0.630

X3.3 0.129 0.739 0.623 0.885 0.647

X3.4 0.006 0.675 0.341 0.603 0.491

X3.5 0.082 0.685 0.659 0.729 0.516

X3.6 0.320 0.539 0.727 0.809 0.526

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2017

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa beberapa nilai

loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing

variabel laten masih memiliki nilai loading factor yang

tidak besar dibanding nilai loading jika dihubungkan

dengan variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa

variabel laten belum memiliki nilai discriminant validity

Page 85: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

68

yang baik. Dimana beberapa variabel laten lain masih

memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan konstruk

lainnya.

c. Mengevaluasi Reabilitas dan Average Variance Extracted

(AVE)

Kriteria validity dan reability dapat dilihat dari nilai

reabilitas suatu konstruk dan nilai Average Variance

Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk. Konstruk

dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi jika nilainnya

0,70 dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 4.5 akan

disajikan nilai Composite Reability dan AVE untuk seluruh

variabel.

Tabel 4.5

Composite Reability dan Average Variance Extracted

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa

semua konstruk memenuhi kriteria reliabel. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai composite reliability diatas 0,70

dan AVE diatas 0,50 sebagaimana kriteria yang

direkomendasikan.

2. Analisa Inner Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan

untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-

Composite

Reliability

Average

Variance

Extracted

(AVE)

Kualitas Pelayanan (KP) 0.877 0.590

Latar Belakang Bidang Pendidikan (X1) 0.866 0.619

Pelatihan (X2) 0.905 0.827

Pengalaman (X3) 0.911 0.634

Tingkat Pemahaman (TP) 0.858 0.553

Page 86: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

69

square dari model penelitian. Atau dengan kata lain inner

model/analisa struktural dilakukan untuk memastikan bahwa model

struktural yang dibangun robust dan akurat. Evaluasi inner model

dapat dilihat dari beberapa indikator yang meliputi:

a. Koefisien determinasi (R2)

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan

melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen.

Tabel 4.6 merupakan hasil estimasi R-square dengan

menggunakan SmartPLS.

Tabel 4.6

Nilai R-Square

Konstruk Nilai R2

Kualitas Pelayanan (KP) 0.080

Latar Belakang Pendidikan (X1) 0.567

Pelatihan (X2) 0.354

Pengalaman (X3) 0.542

Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2017

Pada prinsipnya variabel ini menggunakan 4

variabel yang mempengaruhi oleh variabel lain yaitu

kualitas pelayanan (KP) dipengaruhi oleh tingkat

pemahaman (TP), latar belakang pendididkan (X1) yang

mempengaruhi tingkat pemahaman (TP), pelatihan (X2)

mempengaruhi tingkat pendidikan (TP), dan pengalaman

(X3) mempengaruhi tingkat pemahaman (TP).

Tabel 4.6 menunjukkan nilai R-square untuk

variabel kualitas pelayanan (KP) diperoleh sebesar 0,080,

untuk variabel latar belakang pendidikan (X1) sebesar

0,567, untuk variabel pelatihan (X2) sebesar 0,354, dan

untuk variabel tingkat pengalaman (X3) sebesar 0,542. Hasil

ini menunjukkan bahwa 8% variabel kualitas pelayanan

Page 87: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

70

(KP) dapat dipengaruhi oleh variabel tingkat pemahaman

(TP), 56,7% variabel latar belakang pendidikan (X1) dapat

mempengaruhi tingkat pemahaman (TP), 35,4% variabel

pelatihan (X2) dapat mempengaruhi tingkat pemahaman

(TP), dan 54,2% variabel pengalaman (X3) dapat

mempengaruhi tingkat pemahaman (TP).

b. Predictive Relevance (Q2)

Q2 = 1-(1-R

2)(1-R

2)(1-R

2)(1-R

2)

= 1-(1-0,080)(1-0,567)(1-0,354)(1-0,542)

= 1-(0,92)(0,443)(0,646)(0,458)

= 0,879

Dari pengujian R2 dan Q

2 terlihat bahwa model

yang dibentuk adalah robust atau akurat. Sehingga

penelitian hipotesis dapat dilakukan

3. Pengujian Hipotesis

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan

informasi yang sangat berguna mengenai variabel-variabel

penelitian. Dasar yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

nilai yang terdapat pada result for inner weight. Dalam tabel 4.7

memberikan outpun estimasi untuk pengujian model struktural.

Tabel 4.7

Result For Inner Weight

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviantion

(STDEV)

T-Statistic

TP X1 0.753 0.763 0.068 11.033

TP X2 0.595 0.593 0.130 4.591

TP X3 0.736 0.750 0.076 9.683

TP KP 0.283 0.347 0.201 1.405

Dalam PLS setiap pengujian antar variabel yang

dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi.

Page 88: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

71

Dalam hal ini dilakukan metode bootstrapping yang

dimaksudkan untuk meminimalkan masalah

ketidaknormalan data penelitian. Hasil pengujian dengan

bootstrapping dari analisis PLS dengan menggunakan

SmartPLS adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis 1 (Tingkat pemahaman

dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan)

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan

bahwa hubungan variabel tingkat pemahaman (TP) dengan

latar belakang bidang pendidikan (X1) menunjukkan nilai

koefisien jalur sebesar 0,753 dengan nilai t sebesar 11,033.

nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,960). Hasil ini

menunjukkan bahwa tingkat pemahaman (TP) dipengaruhi

oleh latar belakang pendidikan. Dengan demikian latar

belakang bidang pendidikan berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman. Maka, Hipotesis 1 diterima.

b. Pengujian Hipotesis 2 (Tingkat pemahaman

dipengaruhi oleh pelatihan)

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan

bahwa hubungan variabel tingkat pemahaman (TP) dengan

pelatihan menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,595

dengan nilai t sebesar 4,591. Nilai tersebut lebih besar dari t

tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat

pemahaman (TP) dipengaruhi oleh pelatihan. Dengan

demikian, pelatihan berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman. Maka, Hipotesis 2 diterima.

Page 89: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

72

c. Pengujian Hipotesis 3 (tingkat pemahaman

dipengaruhi oleh pengalaman)

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan

bahwa hubungan variabel tingkat pemahaman (TP) dengan

pengalaman menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar

0,736 dengan nilai t sebesar 9,683. Nilai tersebut lebih besar

dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat

pemahaman (TP) dipengaruhi oleh pengalaman. Dengan

demikian, pengalaman berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman. Maka, Hipotesis 3 diterima.

d. Pengujian Hipotesis 4 (tingkat pemahaman

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan

perbankan)

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan

bahwa hubungan variabel tingkat pemahaman (TP) dengan

kualitas pelayanan (KP) menunjukkan nilai koefisien jalur

sebesar 0,283 dengan nilai t sebesar 1,405. Nilai tersebut

lebih kecil dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan

bahwa tingkat pemahaman (TP) tidak berpengaruh terhadap

kualitas pelayanan perbankan. Dengan demikian, kualitas

pelayanan tidak dipengaruhi oleh tingkat pemahaman.

Maka, Hipotesis 4 ditolak.

Page 90: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kualitas

pegawai BPRS Al-Salaam serta bagaimana pengaruh tingkat pemahaman terhadap

kualitas pelayanan di BPRS Al-Salaam. Penelitian ini menggunakan Partial Least

Square (PLS). Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat pemahaman pegawai

BPRS Al-Salaam tentang sistem pembiayaan syariah adalah baik. Hal

tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis dalam Result for Inner Weight yaitu

adanya pengaruh yang signifikan latar belakang pendidikan, pelatihan, dan

pengalaman terhadap tingkat pemahaman.

2. Kualitas pelayanan di BPRS Al-Salaam diteliti dengan menyebarkan

kuesioner kepada nasabah BPRS Al-Salaam. Pertanyaan yang ditanyakan

menyangkut indikator dari pelayanan yang memuat lima dimensi kualitas

pelayanan yakni tangibles (bukti langsung), reliability (kehandalan),

responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy

(empati). Hasil uji kualitas pelayanan ini dilihat dari convergent validity

pada outer model menunjukkan bahwa nilai loading faktor pada variabel

laten dengan indikator-indikatornya dapat diterima dengan skala

pengukuran diatas 0.60. jadi kualitas pelayanan di BPRS Al-Salaam dapat

dinilai baik oleh nasabahnya.

3. Hasil uji R-square diketahui bahwa hanya 8% tingkat pemahaman

mempengaruhi kualitas pelayanan perbankan. Kemudian dalam Result for

Inner Weight pun menunjukkan tidak adanya pengaruh tingkat

pemahaman tentang sistem pembiayaan syariah terhadap kualitas

pelayanan perbankan. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai t lebih 1,405

kecil dari nilai t-tabel 1,960. Oleh karena itu kualitas pelayanan perbankan

Page 91: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

74

tidak dapat diukur dari tingkat pemahaman para pegawainya. Variabel

tingkat pemahaman yaitu Pendidikan yang tinggi, pelatihan yang baik, dan

pengalaman yang banyak tidak dapat menjadi tolok ukur untuk menilai

pelayanan yang berkualitas.

B. Rekomendasi

Dikarenakan latar belakang bidang pendidikan, pelatihan, dan

pengalaman mempengaruhi tingkat pemahaman, maka direkomendasikan

para calon pekerja dapat menguasai ketiga variabel tersebut agar dapat

direkruit oleh perusahan-perusahaan khususnya perbankan syariah.

Sedangkan tingkat pemahaman ini tidak dapat mempengaruhi

kualitas pelayanan perbankan, maka direkomendasikan kepada para

peneliti selanjutnya agar menggunakan variabel lain yang dapat

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel latennya.

Saran kepada BPRS Al-Salaam agar memperbanyak lagi pelatihan

untuk para pegawai sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan

perbankan

Page 92: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-Harran, Saad Abdul Sattar, Islamic Finance Partnership, Selangor Daarul

Ehsan Malaysia : Pelanduk Publication (M) Sdn, 1993

Ali, Zainudin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006

Antonio, Syafi`I, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta : Gema Insani,

2001, cet. 1

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002

Danupranata, Gita, Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,

2013

Effendi, Tajuddin Noer Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan,

Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1995, cet. 2

Hadi, Abdul, Dasar-Dasar Hukum Ekonomi Islam, Surabaya: Putra Media

Nusantara, 2010

Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta : Kencana, 2011, Ed. 1, Cet. 1

Karim, Adiwarman A, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2013, Ed. 5, cet. 9

Kasmir, Manajemen Perbankan, (jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), Ed. 1, Cet.

Ke-4

----------, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana, 2005, Ed. 1, Cet. Ke-2

Kotler¸ Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Prenhallindo, 1997

Mannan, Abdul, Islamic Economic: Theory And Practice, diterjemahkan oleh M.

Nastangin, Yogyakarta : PT Dana Bhakti, 1993

Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,

Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003, Ed. 1

Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta, 2003

Page 93: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

76

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2013

Samsudin, Sadili, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Cv. Pustaka

Setia, 2006, cet ke-1

Sabiq, Al-Sayyid, Fiqh Sunnah V, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009, cet. ke-1

Singarimbun, Masri dan Sofin Effendi, Metode Penelitian Survai Jakarta: LP3ES,

1989

Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, Cet. 1

Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty,

1991

Supadie, Didiek Akhmad, “Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Syari‟ah dalam

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Semarang: Pustaka Rizkia Putra, 2013

Supriyadi, Ahmad, Sistem Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah (Suatu

Tinjauan Yuridis terhadap Praktek Pembiayaan di Perbankan Syariah di

Indonesia), Al-Mawarid Edisi X Tahun 2003

Suwiknyo, Dwi, Analisis Laporan Keuangan Perbankan SyariahI, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010

Taqiyuddin, Imam, Kifayah al-Akhyar Fi hal Goyatul ikhthisor, Semarang:

Maktabah wa Mathoba’ah, Toha Putrat

Teungku dan Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum,

Semarang: Pustaka Rizki Putra

Tulus, Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Gramedia Pustaka

Umum, 1992

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah

W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1996

Widarjono, Agus, Analisis Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM

YKPN), Ed. Ke-2

Page 94: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

77

Widyaningsih dan Karnaen Perwaatmadja, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia,

Jakarta: Kencana, 2005, Edisi 1, cet. Ke-3

Yusuf, Burhanuddin, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan

Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, Ed. 1, Cet ke-1

Rujukan dari Website:

Al-Husayn, Faiz, Ijaroh Muntahiya Bittamlik (IMBT), 23 Juli 2017 dari

http://belajarekonomisyariah-faizlife.blogspot.co.id/2012/11/ijarah-muntahia-

bittamlik-imbt.html?m=1

Hestanto, Pengertian Pembiayaan Syariah dan Agunan Syariah, 31 Juli 2017 dari

http://www.testanto.web.id/pembiayaan-syariah-dan-agunan-syariah/

www.bprsalsalaam.co.id, 6 Agustus 2017

Page 95: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

78

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan/Kuesioner Pegawai

KUESIONER TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM

TERHADAP SISTEM PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

SYARIAH BERPENGARUH PADA PELAYANAN PERBANKAN

Pengantar

Kepada YTH

Pegawai BPRS Al-Salaam

Pertama-tama kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada anda yang

telah ikut berpartisipasi anda sebagai responden dalam survei ini. Kuesioner ini

dirancang untuk mengukur Tingkat Pemahaman Pegawai BPRS Al-Salaam

tentang Sistem Pembiayaan Syariah dan Pengaruhnya terhadap Kualitas

Pelayanan Perbankan.

Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah, responden diharapkan

mengisi berdasarkan pengalamannya. Kami sangat menghargai pendapat, usaha,

dan waktu untuk mengikuti survei ini.

Berdasarkan kode etik penelitian ini, kami menjamin kerahasiaan informasi yang

anda berikan dalam kuisioner ini. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih banyak

atas partisipasinya.

Wassalam..

Bogor, 20 September 2017

(GINA HOIRUNNISA)

Petunjuk Dalam Pengisian Kuesioner

Kuesioner berikut untuk mengukur tingkat pemahaman pegawai BPRS Al-

Salaam terhadap Sistem Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

Lengkapi identitas diri anda pda formulir identitas dibawah ini

Page 96: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

79

Berikan tanda ceklis ( ) pada kolom yang anda pilih

Isilah titik-titik sesuai dengan pengalaman anda

I. Identitas Responden

a. Nama :

b. Jenis Kelamin : Pria Wanita

c. Usia :

d. BPRS Al-Salaam Cabang :

II. KUESIONER

Cara menjawab pertanyaan dibawah ini adalah dengan

memberikan tanda ceklis ( ) pada kotak jawaban yang merupakan

pendapat anda

KETERANGAN:

STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 1

TS = Tidak Setuju Skor = 2

N = Netral Skor = 3

S = Setuju Skor = 4

SS = Sangat Setuju Skor = 5

No Indikator Pernyataan STS TS N S SS

1. Lembaga

keuangan

syariah

Lembaga Keuangan Syariah

adalah badan usaha yang

kegiatannya di bidang

keuangan syariah dan asetnya

berupa aset-aset keuangan

maupun non keuangan

berdasarkan prinsip syariah

2, Pembiayaan pembiayaan berdasarkan

Page 97: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

80

prinsip syariah adalah

penyediaan uang atau tagihan

yang dipersamakan dengan

itu berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk

mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil

3. Sistem bagi

hasil

Pembiayaan dengan sistem

bagi hasil ada dua macam

yaitu berdasarkan prinsip

mudharabah dan prinsip

musyarakah

4. Pembiayaan

murabahah

Aplikasi pembiayaan

murabahah digunakan dalam

transaksi investasi dan

konsumsi

5. Pembiayaan

musyarakah

Musyarakah adalah akad

kerjasama antara dua pihak

atau lebih untuk suatu usaha

tertentu di mana masing-

masing pihak memberikan

kontribusi dana

No Indikator Pernyataan STS TS N S SS

1. Pendidikan

formal

Pendidikan formal dapat

meningkatkan pemahaman

Page 98: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

81

pegawai

2. Bidang

pendidikan

Pekerjaan yang sesuai dengan

bidang pendidikan

berpengaruh terhadap

kemajuan perusahaan

3. Pendidikan

informal

Pendidikan informal tidak

dapat meningkatkan

pemahaman pegawai

4. Kursus Pemahaman saya meningkat

setelah mengikuti kursus

5. Workshop Workshop yang saya ikuti

berpengaruh pada sistem

pelayanan perbankan dan

kemajuan perusahaan

No Indikator Pernyataan STS TS N S SS

1. Instruktur Instruktur menguasai materi

yang diberikan (ahli dalam

bidangnya)

2. Peserta Saya dapat memahami materi

pelatihan yang disampaikan

3. Materi Materi yang diberikan sesuai

dengan tujuan pelatihan

4. Tujuan Pelatihan yang dilaksanakan

sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai

Page 99: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

82

No Indikator Pernyataan STS TS N S SS

1. Lama waktu /

masa kerja

Pengalaman kerja yang saya

miliki, membantu saya

menyelesaikan tugas-tugas

secara efektif dan efisien

Semakin lama seseorang

bekerja akan meningkatkan

pengalaman kerja

2. Tingkat

pengetahuan

dan

keterampilan

yang dimiliki

Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan kerja akan

berpengaruh terhadap

pengalaman kerja saya

Saya tidak memiliki

keterampilan untuk pekerjaan

saat ini dikarenakan latar

pendidikan dan pengalaman

kerja yang berbeda

3. Penguasaan

terhadap

pekerjaan

Saya memiliki penguasaan

yang baik dan komprehensif

Penguasaan terhadap

pekerjaan akan meningkatkan

pengalaman saya

Page 100: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

83

2. Daftar Pertanyaan/Kuesioner Nasabah

KUESIONER PENELITIAN

SURVEI KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

BPRS AL-SALAAM

Kepada Responden yang Terhormat,

Dalam rangka menyelesaikan studi/tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dari itu

diperlukan dukungan Bapak/ Ibu/ Saudara(i) untuk membantu saya mengisi

kuesioner ini.

Kuesioner diedarkan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah

pengguna jasa perbankan khususnya BPRS Al-Salaam. Untuk itu, saya sangat

mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara(i) meluangkan waktu untuk

mengisi kuesioner ini. Masukan informasi yang jujur, benar, dan akurat, sangat

diharapkan agar informasi ilmiah yang akan disajikan benar-benar dapat

dipertanggung jawabkan dan berguna bagi peningkatan kualitas pelayanan BPRS

Al-Salaam.

Terima kasih atas bantuan dan kesediaanya dalam meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner ini.

- GINA HOIRUNNISA -

A. DATA RESPONDEN

Petunjuk: Berikan tanda ceklis ( ) pada kolom yang anda pilih

1. Jenis Kelamin : Pria Wanita

2. Usia : < 20 Tahun 41 – 50 Tahun

20 – 30 Tahun > 50 Tahun

31 – 40 Tahun

Page 101: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

84

3. Pekerjaan : Pelajar / Mahasiswa Pegawai Swasta

Guru / Dosen Wiraswasta

PNS Lainnya ..........

4. Pertama kali anda mengenal BPRS Al-Salaam ....................................

5. Sudah berapa lama anda menjadi nasabah BPRS Al-Salaam?

< 1 Tahun 1-3 Tahun > 3 tahun

III. KUESIONER

Cara menjawab pertanyaan dibawah ini adalah dengan

memberikan tanda ceklis ( ) pada kotak jawaban yang merupakan

pendapat anda

KETERANGAN:

TP = Tidak Puas Skor = 1

KP = Kurang Puas Skor = 2

N = Netral Skor = 3

P = Puas Skor = 4

SP = Sangat Puas Skor = 5

No Indikator Atribut Mutu Jasa TP KP N P SP

1. Bukti Nyata Ketersediaan brosur yang

menarik dan memuat

informasi yang lengkap

Penampilan pegawai bank

yang bersih, rapi, tidak

berlebihan, dan

menggunakan seragam

kerja

Kebersihan ruangan

transaksi perbankan

2. Keandalan Pegawai yang cepat

tanggap terhadap

Page 102: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

85

permintaan konsumen

Kecepatan teller dalam

melakukan transaksi

3. Jaminan Keramahan dan

kesopanan pegawai dlam

melayani nasabah

Pegawai memiliki

kemampuan untuk

menciptakan hubungan

yang baik dengan nasabah

Keamanan selama berada

di BPRS Al-Salaam

4. Ketanggapan Tersedianya telpon, e-

mail untuk melayani

keluhan konsumen secara

0n-line

Area parkir yang

memadai serta aman

Page 103: TINGKAT PEMAHAMAN PEGAWAI BPRS AL-SALAAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38031/2/GINA HOIRUNNISA-FEB.pdf · v abstrak gina hoirunnisa. nim 1113046000151. tingkat

86

3. Data Kuesioner Pegawai

Keterangan Cibinong Cinere Cileungsi Total

Jumlah Sampel 10 10 10 30

Jenis Kelamin:

Pria

Wanita

6

4

6

4

7

3

19

11

Usia:

20 – 25 tahun

26 – 30 tahun

> 30 tahun

5

4

1

4

4

2

5

5

0

14

13

3

4. Data Kuesioner Pegawai

Keterangan Cibinong Cinere Cileungsi Total

Jumlah Sampel 10 10 10 30

Jenis Kelamin:

Pria

Wanita

7

3

6

4

6

4

19

11

Usia:

20 – 25 tahun

26 – 30 tahun

> 30 tahun

3

5

2

3

4

3

2

6

2

8

15

7