Upload
duongkhanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI
RB AN-NUUR SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Desi Larasati
NIM B12119
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI
RB AN-NUUR SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Desi Larasati
NIM B12119
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI
RB AN NUUR SURAKARTA
Diajukan Oleh :
Desi Larasati
NIM B12119
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal ……..
Pembimbing
HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT., M.Kes
NIK. 200580012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI
RB AN NUUR SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Desi Larasati
NIM B12119
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal ...................
PENGUJI I
Rahajeng Putriningrum, SST,M.Kes
NIK. 201083059
PENGUJI II
Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes
NIK.200580012
Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 20098503
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu nifas tentang tanda
bahaya nifas Tahun 2015”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Hutari Puji Astuti,S.SiT.,M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Hj.Sri Surti Iskandar.Amd.Keb, selaku direktur RB An Nuur Surakarta,
yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Semua responden yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Desi Larasati
B12 119
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI
RB AN NUUR SURAKARTA
xiii + 59 Halaman + 17 Lampiran + 9 Tabel + 2 Gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya, diperkirakan 50 % kematian ibu
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Rumah Bersalin An Nuur pada bulan November 2014 jumlah ibu
nifas yaitu ada 33 ibu nifas, penulis melakukan wawancara terhadap 8 orang ibu
nifas dan hasil yang didapatkan dari 8 orang ibu nifas, 3 orang mengetahui tanda-
tanda bahaya masa nifas dan 5 orang yang tidak mengetahui tanda-tanda bahaya
masa nifas.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa
nifas dalam tingkatkan baik, cukup, kurang dan faktor penghambat serta faktor
pendorong .
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian
di RB An-Nuur Surakarta pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 26 Mei
2015. Jumlah populasi sebanyak 33 orang, jumlah sampel sebanyak 33 orang,
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling insidental.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diuji validitas dan
reliabilitasnya, teknik analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan
program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak
10 orang (30,3%), kategori cukup sebanyak 15 orang (45,5%), kategori kurang
sebanyak 8 orang (24,2%), Faktor penghambat dan faktor pendorong yaitu umur
20-35 tahun sebanyak 30 responden (90,9%), dan Pendidikan SMA sebanyak 21
responden (63,6%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang tanda bahaya masa
nifas yaitu 15 responden (45,5%). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh umur
dan pendidikan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Nifas, Tanda Bahaya Masa Nifas
Kepustakaan : 14 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)
vii
MOTTO
Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan ( QS. Al-
insyiroh : 6 )
Ø Disetiap mengawali kegiatan apapun awalilah semua dengan mengucapkan
bismillah (Penulis)
Ø Pekerjaan besar tidak cukup dijalankan dengan kekuatan fisik, tapi dengan
kegigihan mental. (samueljohnson)
Ø Keberhasilan bukan sekedar pencapaian dari apa yang mau dicapai, tetapi
justru usaha mencapainya. (penulis)
Ø Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu dan ketika
kamu gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu
(Aristoteles)
Ø Selalu jadi diri sendiri dann jangan menjadi orang lain meskipun mereka
tampak lebih baik dari anda. ( Penulis )
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini
penulis persembahkan :
ü Kepada Allah SWT, hanya padaMulah aku
memohon dan berserah diri meminta cahaya
penerangan dan ketabahan dalam hidupku.
ü Ayah dan Bunda tercinta terima kasih atas
do’a restunya dan cinta kasihnya selama ini.
ü Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan
support disetiap langkahku
ü Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam
karya tulis ilmiah ini.
ü Almamater tercinta
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Desi Larasati
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen,24 September 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Panurejo,RT017/RW006,kedungupit,Sragen.
Riwayat Pendidikan
1. SDN 003 Pkl.Kuras LULUS TAHUN 2005
2. SMPN 1 Pkl.Kuras LULUS TAHUN 2008
3. SMAN 1 Pkl.Kuras LULUS TAHUN 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
CURICULUM VITAE ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat penelitian .................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAK A
A. Tinjuan Teori .......................................................................... 7
1. Pengetahuan ...................................................................... 7
2. Nifas .................................................................................. 13
3. Tanda – tanda bahaya nifas ................................................ 25
B. Kerangka Teori ...................................................................... 35
C. Kerangka Konsep .................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi .............................................................................. 37
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 37
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 38
x
D. Variabel Penelitian ................................................................. 39
E. Definisi Operasional ............................................................... 39
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 40
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 45
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 46
I. Etika Penelitian ....................................................................... 49
J. Jadwal Penelitian .................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 51
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 51
C. Pembahasan ........................................................................... 54
D. Keterbatasan .......................................................................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perubahan Uterus Masa Nifas .................................................. 17
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel .................................................. 40
Table 3.2 Kisi-kisi kuesioner ................................................................... 41
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas .................................................................... 43
Tabel 3.4. Kisi-kisi Kuesioner Setelah Validitas ....................................... 44
Tabel 4.1 Karateristik Responden berdasarkan Umur .............................. 51
Tabel 4.2 Karateristik Responden berdasarkan Pendidikan ..................... 52
Tabel 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan program SPSS ......... 53
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas .................................................................. 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 35
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat permohonan Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan, nifas
saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit di dunia
seorang ibu meninggal dunia. Dalam 1 tahun ada sekitar 600.000 orang ibu
meninggal sia-sia saat melahirkan. Di Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang
ibu meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas
(Manuaba, 2009).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyatakan, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi
yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. "Berdasarkan SDKI 2012 AKI masih
jauh dari Target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015," kata Deputi Keluarga Sejahtera
dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sudibyo Alimoeso di Jakarta
(BKKBN, 2014).
Setelah cukup lama publikasi hasil survey demografi dan kesehatan
indonesia (SDKI) 2012 untuk angka kematian ibu (AKI) hasilnya sangat
mengejutkan, kematian ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup atau mengembalikan pada kondisi tahun 1997. Ini
berarti kesehatan ibu justru mengalami kemunduran selama 15 tahun. Pada
tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per 100.000
2
kelahiran hidup. Dalam hal ini,fakta lonjaknya kematian ini tentu sangat
memalukan pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI
hingga 108 per 200.000 pada 2015 sesuai dengan target Milenium
Development Goals (MDGs).
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis
berupa organ reproduksi, terjadi proses laktasi, terbentuknya hubungan antara
orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut perlu
dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen
kebidanan (Marmi, 2012).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat - alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil. Waniata yang
melalui periode puerperinium disebut puerpeura ( Nifas ) berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati, 2010)
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan
bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 %
kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan
melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada nifas dapat mencegah beberapa
kematian ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Bersalin An
Nuur pada bulan November 2014 jumlah ibu nifas yaitu ada 33 ibu nifas,
penulis melakukan wawancara terhadap 8 orang ibu nifas dan hasil yang
didapatkan dari 8 orang ibu nifas, 3 orang mengetahui tanda-tanda bahaya
masa nifas dan 5 orang yang tidak mengetahui tanda-tanda bahaya masa
nifas.
Sehingga dari hasil wawancara tersebut penulis tertarik mengambil
judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Masa
Nifas di RB An Nuur Surakarta”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya masa nifas di RB An Nuur Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa
nifas di RB An Nuur Surakarta.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya masa nifas di RB An Nuur Surakarta pada tingkat
pengetahuan baik.
4
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya masa nifas di RB An Nuur Surakarta pada tingkat
pengetahuan cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya masa nifas di RB An Nuur Surakarta pada tingkat
pengetahuan kurang.
d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendorong tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas di RB An
Nuur Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
a. Dapat menambah wacana kepustakaan mengenai tanda-tanda bahaya
masa nifas
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti dikemudian hari
dan dapat disajikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Diri Sendiri
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada
bidang asuhan kebidanan masa nifas khususnya tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas.
5
3. Institusi
a. Intitusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas serta
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
b. Rumah Bersalin
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
rumah bersalin dalam pemberian konseling tentang Tanda bahaya
masa nifas.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian lain yang serupa pernah dilakukan oleh :
1. Evi astuti (2013) dengan judul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Tanda Bahaya Ibu Nifas Di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri
Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
kuantitatif dimana pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner
tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas Di BPS
Siti Murwani Batuwarno Wonogiri. Hasil penelitian dari 36 responden
terdapat 5 responden ( 13,9%) memiliki pengetahuan baik, 23 responden
(63,9%) memiliki pengetahuan cukup dan 8 responden (22,2) memiliki
pengetahuan kurang. Hasil menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang tanda bahaya nifas di BPS Siti Murwani Batuwarno
6
Wonogiri yang terbanyak dalam kategori cukup yaitu 23 responden
(63,9%).
2. Zumratul ula (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di Klinik Hj.Nani Rantauprapat
Kabupaten Labuhan Batu.penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskriptif dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil
penelitian dari 34 responden. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
ibu nifas cukup (67,6%). Ada 6 kategori responden tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas. Responden dengan pengetahuan cukup ada 4 kategori
yaitu demam (35,3%), perdarahan pervaginam postpartum (38,2%), pre-
eklampsia dan eklampsia (41,2%), dan depresi pospartum (61,8%).
Sedangkan responden dengan pengetahuan baik ada 2 kategori yaitu
infeksi payudara (38,2%) dan eliminasi: BAK dan BAB (47,1%). Tenaga
Kesehatan sebaiknya lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu nifas
agar mengetahui akan pentingnya mengenai tanda bahaya masa nifas
sehingga apabila terjadi komplikasi dapat dideteksi sedini mungkin.
Hal-hal yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya
terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, jumlah responden,
menggunakan teori perubahan fisiologis masa nifas dan jenis
pengambilan sampel. Persamaanya dengan penelitian sebelumnya
terletak pada instrumen pengumpulan data.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”. Baik pengetahuan ataupun
keyakinan, keduanya merupakan respons mental seseorang dalam
hubunganya objek tertentu yang didasari sebagai “ada” atau terjadi.
Hanya saja dalam hal keyakinan, objek yang didasari sebagai ‘ada’
tersebut tidak perlu harus ada sebagaimana adanya. Sedangkan
dalam hal pengetahuan, objek yang didasari memang harus
‘ada’sebagaimana adanya. Dengan demikian, pengetahuan tidak
sama dengan keyakinan, karena keyakinan dapat saja keliru tetapi
sah sebagai keyakinan (Notoatmodjo, 2012).
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segrala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang
baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang
dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan
dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2012).
8
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Wawan dan dewi dalam kutipan Notoatmodjo (2007),
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbukanya tindakan seseorang (overt behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh
pengetahuan. Pengetahuan yang di cakup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Tingkat pengetahuan ini meliputi menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat mengintreprestasikan materi tersebut secara benar, orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
9
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau
pengunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan dan sebagainya. Analisis merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan
sebagainya.
5) Sintesis (syintesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakan atau
mengabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada
misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
10
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau mengunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (2010), ada 2 cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu dengan cara kuno dan cara modern.
Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Cara Kuno
a) Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan mengunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut dapat terpecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoriter
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat, baik formal atau informal, ahli
agama, pemegang pemerintah, dan berbagai perinsip orang
11
lain yang menerima, mempunyai yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih
dahulu, atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan
fakta empiris maupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
2) Cara modern
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau
disebut dengan metodologi penelitian. Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian
dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu
cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal
dengan nama penelitian ilmiah.
d. Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu :
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke
arah cita-cita tertentukan yang menentukan manusia untuk
12
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
mendapat informasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Menurut Y. B. Mantra, pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang, termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup, terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan dalam pembangunan.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas (2003) dalam buku Wawan dan
Dewi (2010), pekerjaan adalah kegiatan yang harus
dilakukan, terutama untuk menunjang kehidupanya dan
kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari
nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluraga.
c) Umur
Menurut Elizabeth B.H (2003) dalam buku Wawan dan
Dewi (2010), usia adalah umur individu yang terhitung
mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun.
Sedangkan menurut Hurlock, semakin cukup umur, tingkat
kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang
13
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat, seseoarang yang lebih dewasa dipercaya dari
orang yanag belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai
dari pengalaman dan kematangan jiwa.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan
Menurut Ann mariner (2003) dalam buku Wawan dan Dewi
(2010), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di
sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
b) Sisoal Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.
2. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat - alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil.
Waniata yang melalui periode puerperinium disebut puerpeura (
Nifas ) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
14
Menurut Marmi (2012), masa nifas adalah dimulai beberapa
jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-
minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa setelah
seorang ibu melahirkan bayi yang di pergunakan untuk memulihkan
kesehatanya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12
minggu.
b. Tujuan asuhan masa nifas
Menurut Marmi (2012), tujuan dari pemberian asuhan
kebidanan pada masa nifas untuk :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
2) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayi.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian
imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
15
c. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Menurut Marmi (2012), peran dan serta tanggung jawab bidan
dalam masa nifas antara lain :
1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
4) Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
adminitrasi.
5) Mendeteksi komlikasi dan perlunya rujukan.
6) Memberi konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegahan perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempratekkan kebersihan yang
aman.
7) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data, mengidentifikasi, menetapkan diagnosa dan rencana
tindakan serta melaksanakanya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi selama periode masa nifas.
8) Memberikan asuhan secara profesional.
16
d. Tahapan Masa Nifas
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), tahapan masa nifas
terbagi atas tiga periode yaitu:
1) Puerperinium dini
Masa kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan
boleh berkerja setelah 40 hari.
2) Puerperinium intermedical
Masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-
8 minggu.
3) Remote Puerperinium
Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasi.
e. Perubahan fisiologis masa nifas
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), perubahan fisiologis
masa nifas antara lain :
1) Perubahan Sistem Reproduksi :
a) Involusi
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil
dengan berat sekitar 60 gram.
17
Tabel 2.1 Perubahan Uterus Masa Nifas
Involusi Uteri Tinggi Fundus
Uteri
Berat
Uteru
s
Diameter
Uterus
Valvasi cervik
Plasenta Lahir Setinggi Pusat 1000
gr
12,5 cm Lembut/Lunak
7 hari
(minggu 1)
Pertengahan
antara pusat dan
shympsis
500 gr 7,5 cm 2 cm
14hari (mingu
2)
Tidak Teraba 350 gr 5 cm 1 cm
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit
(Ambarwati dan Wulandari, 2012)
b) Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa
nifas. Proses keluaran lochea tersiri atas 4 tahapan:
(1) Lochea rubra / Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ek 4 masa
pospartum
(2) Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7
postpartum
(3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan robeka/laserasi
plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post
partum.
18
(4) Lochea Alba/putih
Mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lender serviks dan serabut jarngan mati. lochea alba
bisa berlangsung sleama 2 sampai 6 minggu
postpartum.
c) Servik
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.
Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh
pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang - kadang
terdapat leserasi / perlukaan kecil.
d) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali
secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum.
2) Perubahan Sistem Pencernaan
Biasa ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
di sebabkan kerena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemorrid, laserasi jalan lahir.
Supaya buang air besar kembali teratur dapat di berikan diit atau
makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
19
cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari
dapat di tolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit
atau diberikan obat laksan yang lain.
3) Perubahan Sistem Perkemihan
Hendaknya buang air kecil dapat di lakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil,
karena sfingter uretra di tekan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi muskulus sphingter ini selama persalinan, juga oleh
adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
Kadang-kadang oedema dari trigonium menimbulakan obsturksi
dari uretra sehingga sering terjadi retensio urine. Kandung
kemih dalam puerperium sangat kurang sensitive kapasitasnya
bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau susah buang
air kecil masih tertinggal urine residual (Normal + 15cc).
4) Perubahan Sistem Musculoskelental
Ligamen, fasia, dan diafagma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uteru jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat
elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besar nya
uterus pada saat hamil, dinding obdomen masih lunak dan
20
kendur untuk sementara waktu. Pemulihan di bantu dengan
latihan.
5) Perubahan Sistem Endokrin
a) Hormon Plasenta
Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon
yang besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan
siknifikan hormon - hormon yang di produksi oleh plasenta.
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.
penurunan hormon Human Placntal Lagtogen (HPL)
estrogen dan progestron serta plasental enzyme insulinase
membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar
gula darah menurun secara bermakna pada nifas.
b) Human oksitosin
Oksitosin di keluarkan dari kelenjer bawah otak bagian
belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan
jaringan payudara. Selama tahap ke 3 persalinan, oksitosin
menyebabkan pemisah plasenta.
c) Hipotalamik Pituitary Ovarium
Untuk wanita menyusui dan tidak menyusui akan
mempengarui lamanya ia akan mendapatkan menstruasi.
Sekaligus mentruasi pertama itu bersifat anovulasi . Yang di
karenakan rendahnya kadar estrogen dan progestron.
21
6) Perubahan Tanda-tanda Vital
a) Suhu Badan
Pada 24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit
(37,5C – 38C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaaan normal
suhu badan akan biasa lagi. Pada hari ke 3 suhu badan akan
naik lagi karena adannya pembentukan ASI, payudara
menjadi bengkak, berwarna merah bila banyaknya ASI bila
suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada
endometrium, mastitis, traktus, augenitalis atau sistem lain.
Kita anggap nifas terganggu kalau ada deman lebih dari 38 º
C pada 2 hari berturut - turut pada hari 10 yang pertama
post partum, kecuali hari pertama dan suhu harus di ambil
sekurang - kurang nya 4x sehari.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali
permenit. Sehabis melahirkan denyut nadi tidak akan lebih
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah
abnormal dan hal ini mungkin di sebabkan oleh infeksi atau
pendarahan postpartum yang tertunda. Sebagian wanita
mungkin saja memiliki apa yang di sebut bradikardi nifas
(puerperal brandycardia).
22
c) Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah
akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada pendarahan.
Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadi preklampsi postpartum.
d) Pernafasan
Keadaan pernafsaan selalu berhubungan dengan
keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila denyut nadi dan
suhu tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya
kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.
7) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-
400 CC. Bila kelahiran melalui section caesaria kehilangan
darah dapat 2 kali lipat. perubahan terdiri dari volume darah dan
hemokonsentrasi. Apabila pada persalinan pervaginam
hemokonsentrasi akan naik dan pada section caesaria
hemokonsentrasi cendrung stabil dan kembali normal setelah 4 -
6 minggu.
8) Perubahan Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar
fibrinogen dan plasma serta faktor - faktor pembekuan darah
meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fribrinogen dan
flasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental
23
dengan peningkatan vickositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat diamana sel
darah putih dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap
tingggi dalam bebebrapa hari pertama dari masa pastpartum.
Jumlah sel darah putih itu bisa aja naik lagi sampai 25.000 -
30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami persalinin lama. Jumlah hemoglobine, hegmatokrit
dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal masa
postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume volume
vlasenta dan tingkat volume darah yang berubah - ubah. Semua
tingkatan ini akan di pengaruhi oleh status gizi dan hidrasi
wanita tersebut. Kira - kira selama kelahiran dan masa post
partum terjadi kehilangan darah sekitar 200 - 500 ml. Penurunan
volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan di
asosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoklobin
pada hari ke 3 - 7 postpartum dan akan kembali normal dalam 4
- 5 minggu post partum.
f. Kunjungan masa nifas
Menurut Marmi (2012), kunjungan masa nifas yaitu :
1) Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam post partum. Tujuan
kunjungan ini antara lain :
24
a) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
f) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
g) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama.
h) Setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
2) Kunjungan kedua, waktu 6 hari post partum. Tujuan kunjungan
ini antara lain :
a) Memastikan involusi uteri berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah
umbilikus, tidak perdarahan abnormal.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
c) Memastikan ibu menapat istirahat yang cukup.
d) Memastikan ibu mendapat makana yang bergizi dan cukup
cairan.
25
e) Memastikan ibu menyusui derngan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
f) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
3) Kunjungan ketiga, (2 minggu setelah persalinan) tujuan ini sama
dengan kunjungan ke 2.
4) Kunjungan keempat, (6 minggu setelah persalinan) Tujuan
kunjungan ini antara lain :
a) Menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang ia atau ibu
alami.
b) Memberikan koseling tentang KB secara dini.
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas
a. Pengertian
Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya
bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila
tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes,2003).
b. Tanda-tanda bahaya nifas adalah sebagai berikut:
1) Perdarahan pervaginam
a) Pengertian
Pendarahan past partum paling sering di artikan
sebagai keadaaan kehilangan darah lebih dari 500 ml selama
24 jam pertama sesudah kelahiran bayi. Jenis pervaginam
yaitu:
26
(1) Pendarahan post partum primer adalah mencakup
semua kejadian pendarahan dalam 24 jam setelah
kelahiran. Penyebab utama adalah atonia uteri, retesio
plasenta, sisa plasenta dan robekean jalan lahir.
(2) Pendarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah
24 jam. Peyebab utamanya terjadi adalah sub involusi,
inveksi nifas, sisa plasenta. menurut (manuaba,2005).
Pendarahan post partum merupakan penyebab penting
kematian meteral khususnya di negara berkembang.
b) Faktor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
(1) Grandemultipara.
(2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
(3) Persalinan yang di lakukan dengan tindakan
pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan
persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan
paksa, persalinan dengan narkosa.
c) Penanganan
Untuk mengatasi kondisi ini di lakukan penangan
umum dengan perbaikan keadaan umum dengan
pemasangan infus, tranfusi darah, pemberian antibiotik dan
pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan di lakukan
rujukan kerumah sakit (Marmi,2012).
27
2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea adalah cairan yang di lakukan uterus melalui
vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih
banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu mentruasi dan
berbau anyir ( cairan ini berasal dari bekas melengkatnya
placenta). Menurut Rustum Mochtar (2012). Lochea di bagi
dalam beberapa jenis yaitu:
a) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,
dan makoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba : cairan putih, setalah 2 minggu.
e) Lochea purulenta : keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f) Lochiostasis : lochea tidak lancar keluarnya.
Apalagi pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang di
sebutkan di atas kemungkinan adanya:
a) Tertinggalnya plasenta atau selaput janin karena kontraksi
uterus yang kurang baik.
28
b) Ibu yang tidak menyusui anak nya, pengeluaran lochea rubra
lebih banyak kerena konstraksi uterus dengan cepat.
c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik
sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau
anyir atau amis.
Bila lochea bernanah atau berbau busuk, disertai nyeri
perut bagian bawah kemungkinan dianoksisnya adalah metritis.
Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merukan
salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan
terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik,
peritonitis, syok septik (Rustam Mochatar,2012).
3) Sub-involusi uterus (pengecilan rahim yang terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi
rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin,
menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecialan ini
kurang baik atau terganggu di sebut sub-involusi (Rustum
Moshtar, 2002).
Faktor penyebab sub-involusi, di antara lain, infeksi
(Endometritis), sisa plasenta, adanya miomia uteri, beku-bekuan
darah (Rustam Mochtar, 2012).
Pada palpasi uterus lebih besar dan lebih lembek dari
seharus nya. Fundus masih tinggi, lochea banyak dan bau, dan
tidak jarang terdapat pendarahan (Rustam Mochtar, 2012).
29
Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi
Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrian per oral.
Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotik
sebagai perlindungan infeksi (Rustam Mochtar, 2012).
4) Nyeri perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pervis dapat menyebabkan
komplikasi nifas seperti : Peritonitis adalah peradangan pada
peritonium. peritonitis umum dapat menyebabkan kematian
33% dari seluruh kematian karena infeksi.
Menurut Rustam Mochtar(2012) gejala klinis peritonitis di bagi
2 yaitu:
a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis tanda dan
gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan
umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles
menonjol karena ada abses.
b) Peritonitis umum
Tanda dan gejala : suhu meningkat nadi cepat dan kecil,
perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin,
anorexsia, kadang-kadang muntah.
5) Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda
bahaya pada nifas, pusing bisa di sebabkan karena tekanan darah
rendah (Sistol < 100 mmHg dan diastolnya >90 mmHg). Pusing
30
dan lemas yang berlebihan dapat juga di sebabkan oleh anemia
bila kadar haemoglobin < 11 gr/dl.
Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda
bahaya, dimana keadaan lemas di sebabkan oleh kurang nya
istirahat dan kurang nya asupan kalori sehingga ibu kelihatan
pucat, tekanan darah rendah. Cara mengatasinya yaitu :
a) Mengkonsumsi makanan tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin.
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan kadar vitaminnya kepada bayinya.
f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan
memperlambat proses involusi uterus.
6) Suhu Tubuh ibu > 380c
Dalam beberapa hari setealh melahirkan suhu badan ibu
sedikit baik antara 37,2ºC-37,8ºC oleh karena reabsorbasi
benda-benda dalam rahim dan mulai nya laktasi, dalam hal ini
disebut demam reabsorbasi. Hal ini adalah normal.
31
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 38ºC
berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi
nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-
alat genetalia dalam masa nifas (Rusman Mochtar, 2002).
Penanganan umum bila terjadi demam :
a) Istirahat baring.
b) Rehidrasi peroral atau infuse.
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas
gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena
kondisi ini dapat memburuk dengan cepat
(Prawiroharjo,2009).
7) Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit.
Mastitis adalah peradangan payudara. Mastitis ini dapat
terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling
sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
Gejala dari mastitis adalah bengkak dan nyeri, payudara
tampak merah pada keseluruhan atau ditempat tertentu,
payudara terasa keras dan berbenjol-benjol, serta demam dan
rasa sakit (Marmi,2012).
Penanganan mastitis yaitu :
32
a) Payudara dikompres dengan air hangat.
b) Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan
analgetik.
c) Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
d) Bayi mulai menyusui dari peradangan yang mengalami
peradangan.
e) Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya.
f) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan istirahat cukup.
8) Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang
disebabkan perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil
sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan
merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan,
selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama
beberapa bulan kemudian (Marmi, 2012).
Secara besar dapat dikatakan bahwa dubutuhkan garis
penanganan di tingkat prilaku, emosional, intelektual, sosial dan
psikologis secara bersama-sama, dengan melibatkan lingkungan,
yaitu : suami, keluarga, juga teman-teman. Cara mengatasi
gangguan psikologis pada nifas dengan postpartum blues ada
dua cara yaitu :
33
a) Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik, tujuan dari
komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik
antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhanya
dengan cara :
(1) Mendorong pasien mampu meredakan segala
ketegangan emosi.
(2) Dapat memahami dirinya.
(3) Dapat mendukung tindakan konstruktif.
b) Dengan cara peningkatan suport mental, beberapa cara yang
dapat dilakukan keluarga adalah :
(1) Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam
mengerjakan pekerjaan rumah.
(2) Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani iibu
dalam menghadapi kesibukan merawat bayi.
(3) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi
istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.
(4) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama
yang akan lahir.
(5) Memperbanyak dukungan dari suami.
(6) Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
(7) Ibu dianjurkan untuk sering sharing keteman-temanya
yang baru saja melahirkan.
34
(8) Bayi menggunakan pampers untuk meringngankan
kerja ibu.
(9) Mengganti suasana, dengan bersosialisasi.
(10) Suami sering menemani istri dalam mengurus bayi.
9) Depresi masa nifas ( post partum )
Depresi postpartum merupakan probelm psikis sesudah
melahirkan seperti labilitas efek kecemasan dan depresi pada ibu
yang dapat berlangsung berbulan - bulan (Marmi, 2012).
Menurut Marmi (2012), Depresi postpartum mempunyai
karakteristik yang spesifik antara lain :
a) Mimpi buruk.
b) Insomnia.
c) Phobia.
d) Kecemasan.
e) Meningkatnya sensitivitas dan Perubahan mood.
35
B. KERANGKA TEORI
Tingkat
pengetahuan
:tahi,memaha
mi,aplikasi,ana
lisis,sintesis,ev
aluasi
Pengetahuan
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: modivikasi dari : Marmi (2012),Ambarwati dan Wulandari (2010),
Rustam mochtar (2012),Wawan dan Dewi (2010).
Macam-macam tanda
bahaya masa nifas
meliputi:
1. Perdarahan
pervaginam
2. Lokhea yang berbau
3. Sub involusi uteri
4. Nyeri perut dan pelvis
5. Pusing dan lemas
yang berlebihan
6. Suhu tubuh ibu >380c
7. Payudara berubah
menjadi
merah,panas,brngkak
8. Baby blues
9. Depresi post partum
Masa nifas
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
yaitu:
pendidikan,pe
kerjaan,umur,
lingkungan
dan sosial
budaya
a. Pengertian
b. Tujuan asuhan masa nifas
c. Peran dan Tanggung Jawab
Bidan dalam Masa Nifas
d. Tahapan Masa Nifas
e. Perubahan fisiologis masa
nifas
f. Kunjungan masa nifas
36
C. KERANGKA KONSEP
Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak di teliti
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep Penelitian
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
d. Lingkungan
e. Sosialbudaya
Faktor - Faktor Penghambat
dan Pendorong
1. Pendidikan
2. Umur
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Menurut
Arikunto (2010), penelitian kuantitatif, dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya.
Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya masa nifas di RB An Nuur Surakarta.
B. Lokasi Studi Kasus
1. Lokasi penelitian merupakan rencana tentang tempat yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian
(Hidayat, 2007). Penelitian telah dilaksanakan di RB An Nuur Surakarta.
2. Waktu Penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007).
Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan April – Mei 2015.
38
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya
(sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu nifas di RB An Nuur Surakarta. Rata-rata perbulan ibu nifas
di RB An Nuur Surakarta bulan Januari - Maret 2015 yaitu 100 ibu nifas.
Rata - rata per bulan ibu nifas di RB An-Nuur Surakarta yaitu 33 Ibu
nifas.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,2007). Jika
besarnya subjek populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua,
tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau 20% -
25% atau lebih (Arikunto, 2010). Dikarenakan jumlah ibu nifas di RB An
Nuur Surakarta 33 dan kurang dari 100 maka diambil sampel semua ibu
nifas yang ada di RB An Nuur Surakarta.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah cara di dalam pengambilan
sampel (Sugiyono,2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah Sampling accidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan /
39
incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota -
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel
tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas.
E. Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan defenisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
40
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasinonal Kategori Alat ukur Skala
ukur
Pengetahu
an ibu
nifas
tentang
tanda
bahaya
masa nifas
Kemampuan Ibu Nifas
untuk menjawab pertanyaan
tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas,Macam-macam
tanda bahaya masa nifas :
1. Perdarahan pervaginam
2. Lokhea yang berba
3. Sub involusi uteri
4. Nyeri pada perut dan
pelvis
5. Pusing dan lemas yang
berlebihan
6. Suhu tubuh >380C
7. Payudara berubah
menjadi
merah,panas,bengkak
8. Baby blues
9. Depresi post partum
Baik bila
(x)>mean+1 SD
Cukup bila
mean-1 SD≤ x ≤
mean+1 SD
Kurang bila
(x)<mean-1SD
(Riwidikdo,201
0)
Kuesioner Ordinal
(Notoatmodjo,2010)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat - alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa : kuesioner
(daftar pernyataan), dan sebagianya. (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini menggunakan kuesioner, untuk kuesioner pengukuran
pengetahuan tanda-tanda bahaya nifas menggunakan skala guttman. Skala
ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan-
pernyataan : benar dan salah. Kemudian penilaian yang di berikan untuk
pernyataan positif (favorable) adalah pernyataan yang jawabanya benar,
41
jika dijawab benar maka nilainya 1, jika dijawab salah maka mendapat
nilai 0. Untuk pernyataan negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang
jawabanya salah, jika dijawab benar maka nilainya 0, jika dijawab salah
maka mendapat nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi
tanda checklist (√) pada jawaban yang dianggap benar. Kisi-kisi kuesioner
ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator No. Item
favourable
No. Item
unfavourable
Jumlah
item
Pengetahuan
ibu nifas
tentang
tanda
bahaya masa
nifas
Kemampuan Ibu
Nifas untuk
menjawab pertanyaan
tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas,
Macam-macam tanda
bahaya masa nifas :
1. Perdarahan
pervaginam
2. Lokhea yang
berba
3. Sub involusi uteri
4. Nyeri pada perut
dan pelvis
5. Pusing dan lemas
yang berlebihan
6. Suhu tubuh
>380C
7. Payudara
berubah menjadi
merah,panas,ben
gkak
8. Baby blues
9. Depresi post
partum
Jumlah
1,3,4,7,8
9,10
13,14
16,17
20,21,
22,23,
24,25,28
27
19
2,5,
11
12,15
18,19
6
26
29
30
11
7
3
4
2
4
3
4
2
1
30
(Notoatmodjo,2010)
42
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data salah atau tidak, maka perlu dilakukan
uji validitas dan reliabilitas (Hidayat,2007). Uji validitas telah dilakukan di
RB Marga Waluya, pada bulan Febuari-Maret 2015, sebanyak 30 ibu nifas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur.
Untuk mengukur instrumen yang telah di buat, di gunakan rumus
Pearson Product Moment. Pernyataan dinyatakan valid apabila nilai
rhitung > r tabel ( Riwidikdo, 2012 ). r tabel = 0,361.
Rumus Pearson Product Moment adalah :
rxy
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
x : Skor item atau pertanyaan
y : Skor total (item)
N : Jumlah responden
43
Tabel 3.3. Hasil uji validitas
Variabel Indikator No. Item
favourable
No. Item
unfavourable
Jumlah
item
Pengetahuan
ibu nifas
tentang tanda
bahaya masa
nifas
Kemampuan Ibu
Nifas untuk
menjawab pertanyaan
tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas,
Macam-macam tanda
bahaya masa nifas :
1. Perdarahan
pervaginam
2. Lokhea yang
berba
3. Sub involusi uteri
4. Nyeri pada perut
dan pelvis
5. Pusing dan lemas
yang berlebihan
6. Suhu tubuh
>380C
7. Payudara
berubah menjadi
merah,panas,ben
gkak
8. Baby blues
9. Depresi post
partum
Jumlah
1,3,4,7,8
9,10
13,14
16,17
20,21,
22*,23,
24,25,28*
27
19
2,5,
11
12,15
18*,19
6*
26
29
30
11
7
3
4
2
4
3
4
2
1
30
(Notoatmodjo,2010)
*nomor kuesioner yang tidak valid
Berdasarkan uji validitas tersebut maka kisi-kisi kuesioner tingkat
pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
44
Tabel 3.4. Kisi-kisi Kuesioner Setelah Validitas
Variabel Indikator No. Item
favourabl
e
No. Item
unfavourabl
e
Jumla
h item
Pengetahua
n ibu nifas
tentang
tanda
bahaya
masa nifas
Kemampuan Ibu Nifas
untuk menjawab pertanyaan
tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas, Macam-macam
tanda bahaya masa nifas :
1. Perdarahan
Pervaginam
2. Lokhea yang
berba
3. Sub involusi
uteri
4. Nyeri pada perut
dan pelvis
5. Pusing dan
lemas yang
berlebihan
6. Suhu tubuh
>380C
7. Payudara
berubah menjadi
merah,panas,ben
gkak
8. Baby blues
9. Depresi post
partum
Jumlah
1,3,4,7,8
9,10
13,14
16,17
20,21
23
24,25
27
17
2,5,
11
12,15
19
26
29
30
9
7
3
4
2
3
1
3
2
1
26
(Notoatmodjo,2010)
Untuk kuesioner yang tidak valid maka kuesioner tersebut di buang
karena kuesioner lainya sudahmewakili dari ke 4 kuesioner yang di buang.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,
45
2010). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha
Cronbach.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
r11 =
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb² : Jumlah varian butir
σt² : Jumlah varian total
Instrument dikatakan reliabel bila nilai rhitung > rkriteria (0,7)
(Riwidikdo, 2013). Setelah 30 soal dilakukan uji rehabilitas terhadap 30
responden di RB An-Nuur Surakarta, dapat diperoleh hasil reliabel
karena besar Alpha Cronbach 0,858 > 0,7 sehingga instrumen penelitian
ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
(Sugiyono,2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau obyek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu nifas tentang
46
tanda bahaya masa nifas, yang didapat dari pengisian kuisioner yang diisi
ibu nifas tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
obyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder diperoleh dari data
rekam medis Rumah Bersalin. Dalam penelitian ini yang termasuk data
sekunder adalah jumlah ibu nifas di RB An-Nuur Surakarta yang
diperoleh dari data rekam medis. Data sekunder diperoleh dari RB An-
Nuur Surakarta yang beruba data ibu nifas dari tanggal 01 April sampai 5
Mei 2015 yang berjumlah 33 ibu nifas.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data kemudian
dilakukan pengolahan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini. Menurut Hidayat (2007), langkah-langkah
yang harus dilakukan alah sebagai berikut :
a. Editing (Penyuntingan Data)
Editing ialah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Dalam penelitian ini peneliti meneliti
kembali hasil pengisian kuesioner apabila ada yang belum terisi
47
maka peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner yang
belum terjawab tersebut.
b. Coding (Membuat Lembaran atau Kartu Kode)
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
Dalam penelitian ini penentuan koding adalah Kemudian penilaian
yang di berikan untuk pernyataan positif (favorable) adalah
pernyataan yang jawabanya benar, jika dijawab benar maka nilainya
1, jika dijawab salah maka mendapat nilai 0. Untuk pernyataan
negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang jawabanya salah, jika
dijawab benar maka nilainya 0, jika dijawab salah maka mendapat
nilai 1.
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan
membuat tabel kontigensi.
d. Tabulating
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan
menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif
48
(menggambarkan) adalah statistik yang membahas cara-cara
meringkas, menyajikan dan mendeskripsikan suatu data dengan
tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu
menganalisis terhadap variabel dari hasil tiap penelitian untuk
menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Pengambilan kesimpulan diambil dari prosentase
angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan. Selanjutnya, data
dimaknai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Pengetahuan cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Pengetahuan kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2010)
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan Ibu Nifas terlebih
dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut
Riwidikdo (2010), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard
Deviation yaitu :
a. Mean
Keterangan :
x : Mean
n : Jumlah responden
49
xi : Nilai responden
b. Standard Deviation
Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan standard deviation tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukan dalam skala pengetahuan
yang sudah tercantum diatas.
Adapun rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas tentang tanda
bahaya nifas menurut tingkat pengetahuan (Riwidikdo, 2010)
Skor prosentase =
Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan
x 100% Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Sebelum peneliti membuat informed consent atau persetujuan kepada
responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan peneliti, serta
permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari STIKes
Kusuma Husada Surakarta, direktur di RB An Nuur Surakarta dan dari
responden sendiri melalui informed consent yang terjamin kerahasiaanya.
50
Dalam melakukan penelitian pada responden peneliti harus memperlihatkan
etika penelitian. Menurut Hidayat (2010), etika dalam penelitian yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum
penelitian dilakukan. Tujuan dari informed consent adalah agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika
subyek bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
subyek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien dan
tidak boleh memaksa.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Anonimity adalah tidak mencantumkan nama responden pada lembar
kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar kuesioner.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan informasi yang
diberikan oleh responden.
J. Jadwal penelitian
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di RB An-Nuur Surakarta yang
beralamatkan di Jalan Pakel no. 33 Baturan, Colomadu. Tenaga kesehatan
yang tersedia terdiri dari 4 bidan, 2 fisioterapi, 1 farmasi dan 1 clining servis.
Sarana prasarana cukup memadai antara lain 1 BKIA, 1 ruang bersalin
dengan 3 tempat tidur dan 6 ruang nifas (2 ruang kelas 1, 2 ruang kelas 2 dan
2 ruang kelas 3), pendaftaran dan ruang tunggu. Pelayanan yang dapat
diberikan yaitu bersalin, ANC, KIA, USG, KB, imunisasi bayi dan anak,
papsmear. Jam buka pelayanan umum di mulai pada pukul 07.00-12.00 WIB
dan pada pukul 16.00-21.00 WIB, sedangkan pelayanan bersalin dilayani 24
jam. Rata-rata pengunjung setiap bulanya kurang lebih sekitar 753
pengunjung.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakterisik responden berdasarkan umur dapat dilihat di tabel
dibawah ini, yaitu :
52
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Responden Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
20-35 tahun
>35 tahun
Total
30
3
33
90,9
9,1
100,0
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 di atas kelompok umur responden 20-35
tahun sebanyak 30 responden (90,9%), >35 tahun sebanyak 3
responden (9,1%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat di
tabel dibawah ini, yaitu :
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Responden Frekuensi Prosentase
(%)
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
PT
Total
2
6
21
4
33
6,1
18,2
63,6
12,1
100,0
Sumber : Data primer, 2015
Berdasarkan tabel di atas kelompok responden berpendidikan
SD sebanyak 2 responden (6,1%), berpendidikan SMP sebanyak 6
responden (18,2%), berpendidikan SMA sebanyak 21 responden
(63,6%), berpedidikan PT sebanyak 4 responden (12,1%).
53
2. Hasil penelitian
Penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada
masa nifas dilaksanakan di RB An-Nuur Surakarta dengan jumlah
responden sebanyak 33 orang ibu nifas.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya
ibu nifas Tahun 2015 menggunakan program SPSS untuk mencari nilai
mean dan standar deviasi. Hasil perhitungan dapat di lihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan program SPSS
Variabel N Min Max Mean Std.
Deviation
pengetahuan ibu
nifas tentang tanda
bahaya masa nifas
33 12,00 22,00 16,4242 3,35438
Sumber : data primer, Mei 2015
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar
16,4242 dan nilai standar deviasi sebesar 3,35438.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya
masa nifas di RB An-Nuur Surakarta dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa
Nifas
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
Total
10
15
8
33
30,3
45,5
24,2
100,0
Sumber : data primer, Mei 2015
54
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan baik sebanyak 10 orang (30,3%), tingkat pengetahuan dalam
kategori cukup sebanyak 15 orang (45,5%) dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 8 orang (24,2%) sehingga mayoritas responden
mempunyai pengetahuan cukup.
C. Pembahasan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”. Baik pengetahuan ataupun keyakinan,
keduanya merupakan respons mental seseorang dalam hubunganya objek
tertentu yang didasari sebagai “ada” atau terjadi (Notoatmodjo, 2012). Salah
satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh ibu nifas adalah pengetahuan
tentang tanda bahaya masa nifas.
Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan,
sosial budaya. Menurut Y. B. Mantra (2003), pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang, termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam
memotivasi untuk sikap berperan dalam pembangunan (wawan dan dewi,
2010), pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi. Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang
pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
pula pengetahuan yang di milikinya. Setelah di lakukan penelitian tingkat
55
pendidikan responden yang paling besar adalah SMA yaitu sebanyak 21
responden (63,6%). Pendidikan tersebut tergolong menengah dan sudah di
atas rata-rata dengan hasil pengetahuanya tergolong pada cukup (cukup baik).
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi (2010),
yaitu bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula
pengetahuan yang dimilikinya.
Semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Berdasarkan penelitian ini
tingkat umur yang terbesar adalah 20-35 tahun seanyak 30 responden (90,9%).
Sesuai dengan teori yang di kemukakn oleh Wawan dan Dewi (2011), yaitu
Semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja.
Berdasarkan penelitan yang dilakukan, sebagian besar responden ibu
nifas berpengetahuan cukup tentang tanda bahaya masa nifas, hal ini bisa
dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu umur dan tingkat pendidikan sebagai faktor
pendorong dari tingkat pengetahuan ibu nifas dan tidak terdapat faktor
penghambat. Pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas penting bagi ibu
nifas karena pengetahuan dapat mempengaruhi ibu nifas resiko abnormal pada
masa nifas.
56
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
a. Dalam pelaksanaan penelitian responden sering bertanya kepada
peneliti hal ini dikarenakan ibu juga kurang mengetahui maksud dari
kuesioner sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu
sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut.
b. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian sangat terbatas
dengan jumlah responden yang juga terbatas. Dimana waktu
melakukan hanya 1 bulan dan dengan jumlah responden kurang dari
100 responden.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup
sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan
responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal
menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih
secara asal-asalan.
b. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan
sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang tanda bahaya masa nifas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas dalam
kategori baik sebanyak 10 orang (30,3%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas dalam
kategori cukup sebanyak 15 orang (45,5%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas dalam
kategori kurang sebanyak 8 orang (24,2%).
4. Faktor penghambat dan faktor pendorong tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang tanda bahaya masa nifas yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 30
responden (90,9%), dan Pendidikan SMA sebanyak 21 responden
(63,6%). Untuk faktor pendorong adalah pendidikan dan usia. Serta tidak
terdapat faktor penghambat.
58
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi ibu nifas
Ibu nifas perlu meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas baik melalui media cetak maupun media elektronik sehingga
ibu dapat mencegah terjadinya bahaya pada masa nifas.
2. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan ataupun
konseling untuk memberikan informasi edukasi kepada ibu nifas
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya pada masa nifas.
3. Institusi
a. Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas.
b. Rumah Bersalin
Institusi Rumah Bersalin diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan di rumah bersalin dalam pemberian konseling tentang
Tanda bahaya masa nifas.
59
4. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner penelitian
sehingga didapatkan hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati E.R dan Wulandari D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta :
Nuha Medika
Arikunto, S.2013. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Evi A, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Masa Nifas
Di BPS Siti Muwarni Batuwarno Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah
Hidayat,A.A. 2013. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
http://novikdoraemond.wordpress.com/xmlrpc.php, diakes Tanggal 28 November
2014.
Marmi, 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “peuperium care”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Menkes RI. 2012. AKI tinggi, Menkes tak puas hasil SDKI 2012.
www.bkkbn.go.id › Index Berita. Bkkbn online. Diakes tanggal 30
Oktober 2013
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Riwidikdo,H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.
Sofian,A. 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Jakarta : Buku kedokteran
EGC
Sugiyono. 2012. Statitiska Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Ula Z, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa
Nifas di Klinik Bersalin Hj.Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Prilaku
Manusia. Jakarta : Nuha Medika
Zumratul U, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Masa
Nifas Di Klinik Hj.Nani Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu. Karya
Tulis Ilmiah