Upload
hadang
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII
TENTANG PENANGANAN DISMENOREA
DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Lisa Kurniati Roziqoh
NIM B11 148
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII
TENTANG PENANGANAN DISMENOREA
DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA
TAHUN 2014
Diajukan oleh
Lisa Kurniati Roziqoh
NIM B11 148
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 2014
Pembimbing
Ernawati , S.S.T
NIK 200886033
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII
TENTANG PENANGANAN DISMENOREA
DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA
TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Lisa Kurniati Roziqoh
B11 148
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal : 2014
Penguji I Penguji II
Hutari Puji Astuti S.SiT, M.Kes Ernawati S.S.T
NIK 200580012 NIK 200886033
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VII
Tentang Penanganan Dismenorea Di SMP 18 Surakarta Tahun 2014”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Retno Wulandari S.SiT, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ernawati SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Tarno S.Pd, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 18 Surakarta yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Seluruh guru dan staff SMP Negeri 18 Surakarta atas segala bantuan yang
telah diberikan.
7. Remaja putri kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta yang telah bersedia
memberikan informasi tentang pengetahuan mereka untuk penelitian.
8. Teman-teman kontrakan dan teman-teman satu angkatan 2011 Prodi D III
Kebidanan yang selalu memberikan motivasi dan saran dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Januari 2014
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Lisa Kurniati Roziqoh
B11 148
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VIII
TENTANG PENANGANAN DISMENOREA
DI SMP NEGERI 18 SURAKARTA
TAHUN 2014
Xiv + 57 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka kejadian nyeri menstruasi didunia sangat besar rata-rata
lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Derajat
nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih
bisa beraktivitas, ada juga yang tidak bisa beraktivitas.Penanganan dismenorea
dapat dilakukan dengan cukup istirahat, makanan yang bergizi, kompres air
hangat, obat analgesik sesuai anjuran dokter. Berdasarkan studi pendahuluan yang
telah penulis lakukan di SMP Negeri 18 Surakarta tanggal 06 November 2013.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 remaja putri didapatkan 1 remaja putri
(10%) dalam tingkat berpengetahuan baik, 1 remaja putrid (10%) dalam tingkat
berpengetahuan cukup, dan 8 remaja putri (80%) dalam tingkat berpengetahuan
kurang.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam tingkat
pengetahuan baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan metode penelitian deskritif
kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 18 Surakarta pada
tanggal 19 Desember 2013. Populasi penelitian ini adalah 105 remaja putri dengan
jumlah sampel 32 remaja putri. Tehnik sampel yang digunakan adalah random
sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tertutup, variabel yang
digunakan adalah variabel tunggal dan analisa yang digunakan analisa univariant.
Hasil Penelitian : Berdasarkan perhitungan dengan SPSS hasil penelitian
menunjukkn bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta, 7 remaja putri (21,9%)
dalam tingkat berpengetahuan baik, 21 remaja putri (65,6%) dalam tingkat
berpengetahuan cukup dan 4 remaja putri (12,5%) dalam tingkat berpengetahuan
kurang.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 18
Surakarta didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII
tentang penanganan dismenorea adalah mayoritas cukup (65,6%). Dipengaruhi
oleh faktor pengalaman dan informasi.
Kata kunci : Pengetahuan, Remaja putri, Penanganan dismenorea
Kepustakaan : 24 literatur ( Tahun 2004 s/d 2013)
vii
MOTTO
Ø Kita dinilai dari apa yang kita selesaikan bukan apa yang kita mulai
Ø Kemampuan adalah apa yang anda mampu lakukan. Motivasi menentukan apa
yang anda lakukan. Sikap menentukan seberapa baik anda melakukan.
Ø Jangan menyerah untuk mencoba dan jangan mencoba untuk menyerah.
PERSEMBAHAN
Ø Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan karuniaNya kemudahan
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Ø Untuk orang tuaku tercinta yang selalu
memberikan doa, dukungan, kasih sayang
serta nasehat untukku.
Ø Untuk kakak-kakakku yang selalu memberi
ku dukungan selama kuliah ini.
Ø Untuk teman-teman kontrakan ku Rini, Yuli,
Nindita, Nia dan Nofita terima kasih atas
pertemanan selama ini kalian bukan hanya
teman tapi keluarga kedua bagiku.
Ø Sahabat-sahabatku Roro, Rosiana, Meida dan
Putri terima kasih atas dukungan dan
bantuannya selama kuliah ini.
Ø Teman-teman seangkatan 2011 Prodi DIII
Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Lisa Kurniati Roziqoh
Tempat / Tanggal Lahir : Sukaraja / 16 Juni 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. A. Yani RT 05, Ibul Kota Manna, Bengkulu
Selatan.
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 22 Lulus Tahun 2005
2. SMP Negeri 01 Bengkulu Selatan Lulus Tahun 2008
3. SMA Negeri 01 Randublatung, Blora Lulus Tahun 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2011
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ viii
CURICULUM VITAE .............................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8
1. Pengetahuan ...................................................................... 8
a. Pengertian ..................................................................... 8
b. Tingkat Pengetahuan .................................................... 9
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........ 10
d. Cara Memperoleh Pengetahuan .................................... 12
e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan ................................ 14
2. Remaja............................................................................... 14
a. Pengertian ..................................................................... 14
b. Batasan Usia Remaja .................................................... 15
x
c. Karakteristik Remaja .................................................... 15
3. Menstruasi ......................................................................... 16
a. Pengertian ..................................................................... 16
b. Fase Menstruasi ............................................................ 17
c. Tanda dan Gejala .......................................................... 19
4. Dismenorea ....................................................................... 20
a. Pengertian ..................................................................... 20
b. Tanda dan Gejala .......................................................... 20
c. Macam-Macam Dismenorea ........................................ 22
d. Penyebab Dismenorea .................................................. 24
e. Pencegahan Dismenorea ............................................... 26
f. Penanganan Dismenorea .............................................. 30
B. Kerangka Teori ...................................................................... 35
C. Kerangka Konsep .................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 37
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel .............. 38
D. Variabel Penelitian ................................................................. 39
E. Definisi Operasional .............................................................. 40
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 40
G. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 45
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 46
I. Etika Penelitian ...................................................................... 48
J. Jadwal Penelitian ................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................... 50
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 50
C. Pembahasan ........................................................................... 52
D. Keterbatasan ........................................................................... 54
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 56
B. Saran ...................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner..................................................................... 42
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 43
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviation ....................................................... 51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi .................................................................... 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 35
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Realibilitas
Lampiran 15. Perhitungan Manual
Lampiran 16. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi
eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Berdasarkan survei
sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk dunia adalah
remaja. Sebanyak 85% di antaranya hidup di Negara berkembang (Kusmiran,
2011). Di Indonesia jumlah remaja tahun 2013 ada 43 juta atau 10,6 persen
dari jumlah penduduk (Brebesnews, 2013).
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan
perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Pada remaja wanita
sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya
menstruasi (menarche) (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam
rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas
sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan suatu tanda awal
adanya perubahan lain seperti pertumbuhan panyudara, pertumbuhan rambut
daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada daerah pinggul serta
perubahan status sosial dari anak-anak ke dewasa
(Proverawati dan Misaroh, 2009).
1
2
Secara berkala, perempuan normal akan mengalami menstruasi secara
teratur. Menstruasi atau yang lebih dikenal dengan istilah haid merupakan
peluruhan dinding rahim yang terdiri atas darah dan jaringan tubuh
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2013). Pada saat haid, sering muncul keluhan
atau gangguan, khususnya pada wanita produktif terutama pada remaja yaitu
sering terjadinya nyeri haid/dismenorea (Kasdu, 2005).
Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit (Anurogo
dan Wulandari,2011). Namun, istilah dismenorea hanya dipakai bila nyeri
begitu hebat sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan.
Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Pada
umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat
dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa
nyeri (Sukarni dan Margareth, 2013).
Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Sementara
di Indonesia angka presentasenya diperkirakan 55% perempuan usia produktif
yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi angka kejadian (prevalensi) nyeri
menstruasi berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun pada
umumnya tidak berbahaya, namun sering dirasa mengganggu bagi wanita yang
mengalaminya (Proverawati dan Misaroh, 2009).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi sakit perut saat
menstruasi yaitu kompres air hangat tepat pada bagian yang terasa kram, mandi
air hangat boleh menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri, minum-
3
minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, menggosok-gosok
perut/pinggang yang sakit, ambil posisi menungging sehingga rahim
tergantung ke bawah dan tarik nafas secara perlahan-lahan untuk relaksasi
(Proverawati dan Misaroh, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan di SMPN 18
Surakarta tanggal 6 November 2013 data remaja putri kelas VIII sebanyak 105
orang. Setelah dilakukan wawancara terhadap 10 remaja putri yang sudah
mengalami menstruasi, ternyata pengetahuan remaja putri berbeda-beda.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang
penanganan dismenorea pada kelas VIII di SMPN 18 Surakarta adalah 1 dalam
tingkat pengetahuan baik, 1 dalam tingkat pengetahuan cukup dan 8 dalam
tingkat pengetahuan kurang.
Berdasarkan survey dari kurangnya pengetahuan tentang penanganan
dismenorea, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII tentang Penanganan Dismenorea di
SMPN 18 Surakarta Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII
Tentang Penanganan Dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta Tahun 2014?”
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam
tingkat baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam
tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta tahun 2014 dalam
tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan dibidang
kesehatan khususnya tentang penanganan dismenorea.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan penulis tentang
kesehatan reproduksi khususnya penanganan dismenorea.
5
3. Bagi Institusi
a. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai referensi
pengetahuan tentang penanganan dismenorea.
b. Bagi SMP Negeri 18 Surakarta
Memberi pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea
sehingga remaja putri tahu dan mengerti bagaimana cara mengatasi dan
mengobati bila terjadi dismenorea.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea
pernah dilakukan oleh :
1. Ulayyah (2012) STIKES YARSIS SURABAYA, dengan judul gambaran
tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea
di Mts Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskritif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Jumlah populasi pada penelitian tersebut adalah 110 remaja putri
diambil 43 remaja putri sebagai responden. Instrument yang digunakan
berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh sebagian besar (58,1%)
remaja putri berpengetahuan baik dan (41,9%) berpengetahuan cukup.
2. Inda Irmawati (2012) STIKES YARSIS SURABAYA, dengan judul
gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorea
di Wonosari Wetan Gang 1 RT 8 RW 7 Kelurahan Wonokusumo Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif analitik dengan
6
pendekatan cross sectional. Jumlah populasi pada penelitian tersebut adalah
101 remaja putri diambil 30 remaja putri sebagai responden. Instrumen yang
digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh sebagian
responden (73,33%) berpengetahuan kurang dan (26,67%) berpengetahuan
cukup.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
metode deskritif kuantitatif, variabel tunggal dan kuesioner sedangkan
perbedaanya adalah waktu, lokasi dan responden.
F. Sitematika Penelitian
Sistematika Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sitematika
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori tentang pengetahuan yang terdiri dari
pengertian pengetahuan, tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan dan
pengukuran tingkat pengetahuan, remaja putri yang terdiri dari,
pengertian remaja, batasan usia remaja dan karakteristik remaja,
menstruasi yang terdiri dari pengertian menstruasi, fase menstruasi,
tanda dan gejala, dismenorea yang terdiri dari pengertian dismenorea,
tanda dan gejala dismenorea, macam-macam dismenorea, penyebab
7
dismenore, pencegahan dismenorea dan penanganan dismenorea,
kerangka konsep, dan kerangka teori.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel, dan tehnik pengambilan sampel,
instrument penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika
penelitian dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil
penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang ditunjukan bagi ilmu
pengetahuan, bagi penulis dan bagi institusi yaitu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
1) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
2) Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa
dan aroma masakan tersebut (Notoatmodjo, 2010).
3) Pengetahuan ialah kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang
diketahui. Satu kesatuan dalam obyek itu dipandang oleh obyek
sebagai diketahui. Pengetahuan manusia itu adalah hasil dari
berkontaknya dua macam besaran, yaitu benda atau yang diperiksa,
diselidiki dan akhirnya diketahui (obyek), manusia yang melakukan
8
9
berbagai pemeriksaan, penyelidikan dan akhirnya mengetahui
(mengenal) benda (Jalal, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
10
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintetis (synthesis)
Sintesis menujukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Nursalam (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan, antara lain :
1) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
11
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi
sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan
berhubungan dengan ekonomi. Semakin ekonomi meningkat maka
semakin mendukung tingginya tingkat pendidikan seseorang dan
bertambahnya tingkat pengetahuan.
4) Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
seseorang akan menambah tingkat pengetahuan. Lingkungan sosial
akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan
ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik
maka tingkat pendidikan juga tinggi dan diiringi oleh peningkatan
pengetahuan.
5) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,
meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,
12
radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
6) Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal yang
pernah dialami seseorang, bisa berasal dari mendengar atau melihat.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya,
manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh
kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Cara tradisional
a) Cara coba salah (trial and eror)
Cara yang dipaling tradisional, yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah melalui cara
coba salah atau dengan kata lain “trial and eror”. Cara ini
merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya
dilakukan dengan cara coba-coba, bila salah satu tidak berhasil
dicoba cara yang lain.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun-temurun
dari generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan diperoleh
13
berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu
pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang paling baik, maksud pepatah ini
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa lalu.
d) Melalui jalan pikiran (induksi dan deduksi)
Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan
dicari hubungannya, sehingga dapat dibuat kesimpulan.
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian ilmiah
atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan penggabungan
antara proses, berpikir deduktif, induktif, verifikatif, maka lahirlah
suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.
14
e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan pengetahuan.
2. Remaja
a. Pengertian
1) Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa Latin “adolescere”
yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud
adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan
psikologi (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013)
2) Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu di mana terjadi
eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri
(Kusmiran, 2011).
3) Menurut Noerpramana (2011) masa remaja atau disebut juga dengan
adolescence adalah masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu
pada umur 11-19 tahun. Pada masa ini mulai terbentuk perasaan
identitas individu, pencapaian emansipasi dalam keluarga, dan
usahanya untuk mendapatkan kepercayaan dari ayah dan ibu, pada
masa peralihan tersebut, individu matang secara fisiologik dan
kadang-kadang psikologik.
15
b. Batasan Usia Remaja
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial setempat.
Ditinjau dari bidang kesehatan WHO, masalah yang dirasakan paling
mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan dini.
Berangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan batas usia 10-20
tahun sebagai batasan usia remaja (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).
Dengan demikian dari segi program pelayanan, definisi remaja
yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia
10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN batasan
usia remaja adalah 10-21 tahun (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).
c. Karakteristik Remaja
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2013), karakteristik remaja
berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
1) Masa remaja awal (10-12 tahun)
a) Lebih dekat dengan teman sebaya
b) Ingin bebas
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
d) Mulai berpikir abstrak
2) Masa remaja pertengahan (13-15 tahun)
a) Mencari identitas diri
b) Timbul keinginan untuk berkencan
c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
16
e) Berkhayal tentang aktivitas seks
3) Remaja akhir (16-21 tahun)
a) Pengungkapan kebebasan diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman
c) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri
d) Dapat mewujudkan rasa cinta
3. Menstruasi
a. Pengertian
1) Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi. Menstruasi adalah perdarahan vagina
secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometriumuterus
(Sukarni dan Margareth, 2013).
2) Haid adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk
mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan
(Anurogo dan Wulandari, 2011)
3) Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.
Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai
tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya,
remaja yang mengalami menarche adalah pada usia 12 tahun sampai
dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa
aspek, misalnya psikologi dan lainnya. Pada wanita biasanya pertama
kali mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus
17
menstruasi normal terjadi 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi
selama 2-7 hari (kusmiran, 2011).
4) Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Proverawati dan Misaroh, 2009).
b. Fase Menstruasi
Menurut Sukarni dan Margareth (2013), setiap satu siklus menstruasi
terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini
merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis
anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
1) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
perdarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratumbasale. Fase ini
berlangsung selama 3-4 hari.
2) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium.
Kondisi ini dimulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung
selama ± 4 hari.
3) Fase intermenstum atau fase poliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5
mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus
menstruasi.
18
a) Fase poliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase
ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya
regenerasi epitel.
b) Fase poliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10.
Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel
permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
c) Fase poliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-
14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dn
dijumpai banyaknya mitosis.
4) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini
endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin
lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen
dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang
dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap,yaitu :
a) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
b) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dari lemak. Akhir
masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel desidua,
19
terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan
ini memudahkan terjadinya nidasi.
c. Tanda dan Gejala
Menurut Sukarni dan Margareth (2013), tanda dan gejala menstruasi
terdiri dari:
1) Perut terasa mulas, mual dan panas
2) Kram pada perut bagian bawah dan vagina
3) Kurang darah (anemia)
4) Perut kembung
5) Terasa nyeri saat buang air kecil
6) Tubuh tidak fit
7) Demam
8) Sakit kepala dan pusing
9) Keputihan
10) Gatal-gatal pada vagina
11) Emosi meningkat
12) Mudah tersinggung
13) Gelisah
14) Gangguan konsentrasi
15) Rasa takut
16) Sukar tidur
17) Nyeri pada panyudara
18) Bau badan tidak sedap
20
19) Timbul jerawat
4. Dismenorea
a. Pengertian
1) Dismenorea yakni nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk
istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya
aktifitas sehari-hari (bahkan, kadang bisa membuat nglimpruk tidak
berdaya). Dismenorea adalah nyeri daerah panggul akibat menstruasi
dan produksi zat prostaglandin (Proverawati dan Misaroh, 2009)
2) Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Istilah
dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat. Dalam
kondisi ini, penderita harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik
atau memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan penanganan,
perawatan, atau pengobatan yang tepat
(Anurogo dan Wulandari, 2011)
3) Dysmenorrheal berasal dari bahasaYunani dys yang berarti sulit,
nyeri, abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea berarti aliran.
Dysmenorrheal atau dismenorea dalam bahasa Indonesia berarti nyeri
pada saat menstruasi (Sukarni dan Margareth, 2013).
b. Tanda dan Gejala
Gejala utama adalah nyeri dismenorea terkonsentrasi di perut
bagian bawah, di daerah umbilikalis atau daerah suprapubik perut.
Gejala lain mungkin termasuk mual dan muntah, diare atau sembelit,
sakit kepala, pusing, disorientasi, hipersensitivitas terhadap suara,
21
cahaya, bau dan sentuhan, pingsan, dan kelelahan. Gejala dismenorea
sering dimulai segera setelah ovulasi dan dapat berlangsung sampai
akhir menstruasi (Sukarni dan Margareth, 2013).
Menurut Devi (2012), mengatakan gejala yang dirasakan adalah
rasa nyeri dibagian perut bawah seperti dicengkram atau diremas-
remas, sakit kepala yang berdenyut, mual dan muntah, nyeri punggung
dibagian bawah, diare bahkan hingga pingsan. Namun nyeri haid ini
tidak hanya terjadi pada perut bagian bawah saja. Beberapa remaja
perempuan sering merasakannya pada punggung bagian bawah,
pinggang, panggul, otot paha atas hingga betis.
Gejala dismenorea dapat disertai dengan gejala gastroinstestinal
seperti rasa mual,muntah,diare dan kram, sakit seperti kolik diperut.
Beberapa wanita bahkan mengalami pingsan. Keadaan ini muncul
cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami
“kelumpuhan” aktivitas untuk sementara, tetapi hal ini akan sangat
mengganggu syarafnya, kadang-kadang sampai mengalami penderitaan
yang menahun dan kronis, perasaan depresi seperti sedih tanpa sebab
dan perasaan berubah-ubah, merasa sakit dan nyeri pada otot dan
punggung bagian belakang sampai kebokong, terkadang berpengaruh
terhadap konsentrasi, dan daya ingat, sering merasa lemas, denyut nadi
mengeras, terasa lesu lemas seperti mau pingsan (Proverawati dan
Misaroh, 2009).
22
c. Macam-Macam Dismenorea
Menurut Sukarni dan Margareth (2013), macam-macam dismenorea ada
dua yaitu:
1) Primary dysmenorrheal/ dismenorea primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
pada alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa
waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Sifat ras
nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut
bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha.
Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit
kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya.
Disebut dismenorea primer jika tidak ditemukan penyebab yang
mendasarinya. Dismenorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih
dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami
nyeri pada saat menstruasi yang hebat. Biasanya dismenorea primer
timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi
pertama. Nyeri pada dismenorea primer diduga berasal dari kontraksi
rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin
hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim
melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya
sempit. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenorea adalah :
a) Rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)
b) Kurang berolah raga
23
c) Stress psikis atau stress sosial
Dismenore primer juga disebabkan faktor prilaku dan psikologis.
2) Secondary dyamenorrhea/ dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder adalah nyeri saat menstruasi yang
disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya
terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Tipe nyeri dapat
menyerupai nyeri menstruasi dismenorea primer namun lama nyeri
dirasakan melebihi periode menstruasi dan dapat pula terjadi bukan
pada saat menstruasi.
Dismenorea sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan
patologis yang beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis
peritoneum. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang
mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau
terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses
ini berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika gejala ini terjadi pada saat
menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Penyebab
dismenorea sekunder dapat diklafikasikan dalam 2 golongan, yaitu
penyebab intrauterine dan penyebab ekstrauterin.
Penyebab dari dismenorea sekunder antara lain infeksi,
adenomiosis, mioma uteri, salpingitis kronis, stenosis serviks uteri,
kista ovarium, polip uteri dan lain-lain. Faktor-faktor risiko
24
dismenorea sekunder antara lain infeksi pelvis, penyakit menular
seksual dan endometriosis.
d. Penyebab Dismenorea
Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik
miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri
yang ringan sampai berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri
spasmodik di sisi medial paha (Anurogo dan Wulandari, 2011).
Berikut adalah faktor penyebab dismenorea menurut klasifikasinya
menurut (Anurogo dan Wulandari, 2011) yaitu :
1) Penyebab dismenorea primer
a) Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum.
Hormone progesterone menghambat atau mencegah kontraktilitas
uterus sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas
uterus. Di sisi lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi
prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos.
Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaan darah
maka selain dismenorea dapat juga dijumpai efek lainnya seperti
nausea (mual), muntah, diare, flushing respon involunter (tak
terkontrol) dari system saraf yang memicu pelebaran pembuluh
kapiler kulit, dapat berupa wrna kemerahan atau sensasi panas.
25
b) Kelainan organik
Seperti retrofleksia uterus (kelainan letak-rah anatomis rahim),
hipoplasia uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap),
obstruksi kanalis servikalis (sumbatan saluran jalan lahir), mioma
submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot),
dan polip endometrium.
c) Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
Seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya
tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya, dan
imaturitas (belum mencapai kematangan).
d) Faktor konstitusi
Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat mempengaruhi
timbulnya dismenorea.
e) Faktor alergi
Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada hubungan
antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine dan asma.
2) Penyebab dismenorea sekunder
a) Intrauterine contracettive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)
b) Adenomyosis (adanya endometrium selain di rahim)
c) Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot),
terutama mioma submukosum (bentuk mioma uteri)
d) Uterine polpys (tumor jinak di rahim)
e) Adhesions (pelekatan)
26
f) Stenosis atau striktur serviks, striktur kanalis servikalis, varikosis
pelvic, dan adanya AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
g) Ovarium cysts (kista ovarium)
h) Ovarium torsion ( sel telur terpuntir atau terpelintir)
i) Pelvic congestion syndrome (gangguan atau sumbatan di panggul)
j) Uterine leiomyoma (tumor jinak otot rahim)
k) Mittelschmerz (nyeri saat pertengahan siklus ovulasi)
l) Psychogenic pain (nyeri psikogenik)
m) Endometriosis pelvis (jaringan endometrium yang berada di
panggul)
n) Penyakit radang panggul kronis
o) Tumor ovarium, polip endometrium
p) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan
retrofleksi terfiksasi
q) Faktor psikis
Seperti takut tidak punya anak, konflik dengan pasangan, gangguan
libido.
r) Allen-Masters syndrome
(kerusakan lapisan otot di panggul sehingga pergerakan serviks
(leher rahim) meningkat abnormal).
e. Pencegahan dismenorea
Menurut (Anurogo dan Wulandari, 2011) cara mengatasi nyeri haid
adalah dengan memperhatikan pola dan siklus haidnya, lalu melakukan
27
langkah-langkah antisipasi agar tidak mengalami nyeri haid. Berikut
Langkah-langkah pencegahannya:
1) Hindari stress
Sebisa mungkin hidup dengan tenang dan bahagia. Tidak usah terlalu
banyak pikiran, terutama pikiran negative yang menimbulkan
kecemasan-kecemasan. Putuskan saja untuk bersyukur apapun
keadaan kita dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup.
2) Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,
memenuhi standart 4 sehat 5 sempurna. Sayur dan buah-buahan
mutlak diperlukan untuk hidup sehat.
3) Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yang
cenderung asam dan pedas.
4) Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan
tidak menguras energi secara berlebihan.
5) Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam
sehari sesuai dengan kebiasaan.
6) Rajin minum susu dengan kalsium tinggi. Jika tidak gemar minum
susu, bisa diganti dengan makanan atau suplemen tinggi kalsium.
Konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan ukuran dan porsi yang
sesuai.
7) Lakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari.
Olahraga secara teratur dapat mempelancar aliran darah pada otot di
sekitar rahim sehingga akan meredakan rasa nyeri pada saat haid.
28
8) Lakukan peregangan (stretching) anti nyeri haid setidaknya 5-7 hari
sebelum haid. Peregangan ini dilakukan untuk meredakan nyeri haid.
Caranya adalah sebagai berikut :
a) Lakukan pemanasan dengan berlari-lari di tempat. Tarik nafas
dalam dan hembuskan secara perlahan-lahan dan sealami mungkin.
Lakukan secukupnya, kemudian lemaskan otot-otot tangan, kaki,
pinggang dan leher.
b) Setelah itu berbaringlah di atas matras dengan posisi telentang
dengan kedua tangan di samping badan. Rapatkan kedua kaki,
kemudian perlahan-lahan angkat kedua kaki hingga membentuk
sudut 90º dan tahan selama beberapa detik. Setelah itu luruskan
kaki hingga menyentuh atas muka. Tahan beberapa detik, lalu
kembalikan pada posisi semula saat kaki lurus. Ulangi gerakan ini
hingga 8 kali.
c) Ambil nafas untuk memulihkan energi. Baringkan badan dengan
posisi telentang. Kedua tangan lurus di atas kepala. Angkat kedua
kaki dengan posisi lurus bersamaan dengan badan hingga
membentuk sudut 120º. Setelah itu, raihlah lutut dengan kedua
tangan. Tahan posisi ini hingga beberapa detik. Naikkan lagi kedua
kaki hingga jarak perut dan kaki semakin dekat. Tahan posisi ini
selama beberapa detik. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula.
Ulangi gerakan ini hingga 8 kali setelah itu cukup istirahat.
29
9) Menjelang haid, cobalah berendam dengan air hangat yang diberi
garam mandi dan beberapa tetes minyak essensial bunga lavender atau
sesuai dengan selera. Berendamlah selama 10-15 menit. Cara ini
membantu mempelancar peredaran darah dalam tubuh sehingga
mencegah terjadinya nyeri haid.
10) Usahakan tidak mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri jika semua cara
pencegahan tersebut tidak mengatasi nyeri. Lebih baik segera
kunjungi dokter untuk mengetahui penyebab nyeri haid yang
berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim atau penyakit lainnya.
11) Selama masa haid jangan melakukan olahraga berat atau bekerja
berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan.
12) Hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun cokelat karena
akan memicu bertambahnya kadar estrogen.
13) Jangan makan segala sesuatu yang dingin secara berlebihan, misalnya
ice cream. Perbanyak makan buah, sayur, makanan berkadar lemak
rendah, konsumsi vitamin E, vitamin B6, dan minyak ikan untuk
mengurangi peradangan.
14) Suhu panas merupakan ramuan tua yang perlu dicoba. Gunakan
heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air
panas di perut dan punggung bawah, serta minum-minuman yang
hangat.
15) Pada kasus yang sangat jarang dan ekstrim, kadang diperlukan eksisi
pada saraf uterus.
30
16) Terapi alternative yang patut dicoba adalah memvisualisasikan diri
setiap hendak datang haid, yaitu visualisasi bahwa haid tidak sakit dan
tidak perlu mengganggu aktivitas. Pemusatan pikiran bahwa haid
nyaman dan bisa beraktivitas seperti biasa sangatlah penting. Ini akan
menyebabkan tubuh bereaksi membentengi diri sehingga haid dapat
terjadi tanpa nyeri.
17) Pijatlah dengan aroma terapi juga dapat mengurangi rasa tidak
nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan
telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri
haid.
18) Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat
membantu mengurangi rasa sakit.
f. Penanganan dismenorea
Penanganan dismenorea tergantung dari jenisnya. Setelah
mengetahui jenis dismenorea, maka dapat dilakukan pengobatan yang
tepat. Berikut adalah penanganan pada saat terjadi dismenorea menurut
Anggun (2012), yaitu:
1) Dismenorea primer kebanyakan wanita akan diberi obat anti
peradangan bukan steroid (NSAD) yang menghambat produksi serta
kerja prostaglandin. Bisa juga dengan menggunakan obat penghilang
rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxenon yang banyak
dijual bebas di pasaran. Meski obat ini dapat dibeli bebas, disarankan
agar pasien berkonsultasi dulu dengan dokter.
31
2) Dismenorea sekunder ditangani dengan mengindentifikasikan dan
mengobati penyebabnya. Jika disebabkan oleh endometriosis, maka
yang harus dilakukan adalah menangani endometriosisnya agar nyeri
bisa dikurangi.
Pengobatan dismenorea menurut laila (2011), antara lain:
1) Obat analgesik
Obat analgesic diberikan sebagai terapi simtomatik. Obat analgesik
yang diberikan misalnya kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.
Selain itu yang beredar di pasaran seperti novalgin, ponstan,
acetaminophen.
2) Melakukan terapi hormonal
Yaitu dengan cara memberikan pil kontrasepsi kombinasi. Tujuannya
dari pemberian pil hormonal ini yaitu menekan ovulasi, namun
tindakan ini hanya bersifat sementara.
3) Obat Nonstrocoid Anti prostaglandin
Dengan pemakaian obat ini, 70% perempuan yang merasa sakit saat
menstruasi dapat disembuhkan atau banyak mengalami perbaikan
yang dirasa. Sebaiknya, pengobatan ini diberikan dimulai 1 sampai 3
sebelum menstruasi. Obat steroid yang termasuk disini adalah
ibuprofen dan naproksen.
Menurut Laila (2011) Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga
bisa dikurangi dengan berbagai cara sebagai berikut :
1) Mengompres dengan suhu yang panas
32
Pengompresan bisa dengan menggunakan kompres handuk, atau botol
berisi air panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa
perut atau pinggang bagian belakang. Suhu panas dapat
meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot rileks. Rasa nyeripun
akan berlangsung hilang.
2) Berolahraga secara teratur
Berolahraga yang teratur tidak hanya mengurangi stress yang biasanya
timbul saat PMS dan menstruasi, tetapi juga bisa meningkatkan
produksi endorphin otak dan penawar sakit alami tubuh
3) Melakukan pemijatan
Pemijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemijatan yang
dilakukan secara ringan dan melingkar dengan telunjuk pada perut
bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. Aktivitas
sehari-hari bisa membuat otot menegang dan rasa lelah yang
mengganggu, sehingga pikiran semakin stress dan nyeri haid akan
semakin parah.
Menurut Sukarni dan Margareth (2013), penanganan dismenorea
primer dan sekunder antara lain :
1) Penanganan primer
a) Penerangan dan nasihat bahwa dismenorea adalah gangguan yang
tidak berbahaya untuk kesehatan.
33
b) Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi
aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di
pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan
sebagainya.
c) Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini
bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa
gangguan benar-benar dismenorea primer. Tujuan ini dapat dicapai
dengan pemberian salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsi.
d) Terapi dengan obat nonstroid antiprostagladin
Penting buat dismenore primer. Termasuk di sini indometasin,
ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat
disembuhkan atau mengalami perbaikan. Hendaknya pengobatan
diberikan sebelum haid mulai 1-3 hari sebelum haid, dan pada hari
pertama haid.
e) Dilatasi kanalis servikalis
Dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran
darah haid dan prostaglandin di dalamnya. Neurektomi prasakral
(pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf
pusat) di tambah dengan neuroktomi ovarial (pemotongan urat
saraf sensorik yang ada di ligamentum infidubulum) merupakan
tindakan terakhir, apabila usaha-usaha lain gagal.
34
2) Penanganan sekunder
a) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umumnya akan memberikan petunjuk untuk
penegakan diagnosis atau diagnosis itu sendiri pada pasien yang
memiliki keluhan dismenorea atau nyeri pelvis yang sifatnya
kronis.
b) Pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi
Tes laboratorium pada pasien dismenorea sekunder atau nyeri
pelvis kronis sangat terbatas. Tes ultrasonografi pada pelvis
memberikan manfaat yang besar karena memberikan gambaran
adanya myoma, tumor adnexal atau tumor lainnya dan lokasi
pemakaian IUD.
c) Manajemen terapi
Hanya terapi spesifik yang bertujuan untuk menghilangkan
penyebab yang pada akhirnya akan memberikan keberhasilan
terapi. Terapi yang bersifat spesifik ini dapat berupa dari
penghentian penggunaan IUD sampai dengan terapi menggunakan
anti estrogen pada kasus endometriosis. Dapat juga terapi dengan
pemindahan polip sampai dengan hysterektomy. Pada beberapa
pasien dengan diagnosa tidak spesifik dimana pemberian terapi
untuk meredakan keluhan nyeri tidak dapat mengurangi keluhan
dan gejalanya, presakral neuroktomy dapat bermanfaat.
35
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber :Notoatmodjo 2012, Nursalam 2004, Sukarni dan Margareth 2013,
Anurogo dan Wulandari 2011, Proverawati dan Misaroh 2009.
Tingkat Pengetahuan :
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintetis
6. evaluasi
Dismenorea :
1. Pengertian dismenorea
2. Tanda dan gejala dismenorea
3. Macam-macam dismenorea
4. Penyebab dismenorea
5. Pencegahan dismenorea
6. Penanganan dismenorea
Pengetahuan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi
5. Informasi
6. pengalaman
36
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
Baik
Cukup
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Kelas VIII tentang Dismenorea
Kurang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi
5. Informasi
6. pengalaman
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis dan rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskritif
kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang
biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan)
yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk bilangan (angka-
angka) dan harganya berubah-ubah atau bersifat variabel (Riwidikdo, 2013).
Pada penelitian ini menggambarkan tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri tentang Penanganan Dismenorea pada Kelas VIII di SMPN 18
Surakarta”.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Menjelaskan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan. Lokasi
penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian dilakukan di SMP 18 Surakarta
pada remaja putri kelas VIII.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2013.
37
38
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan kateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010).
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh remaja
putri kelas VIII di SMP 18 Surakarta yang berjumlah 105 remaja putri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari kateristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010).
Menurut Arikunto (2006), populasi sampel kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15%
dan 20%-30% atau lebih, jadi jumlah sampel yang diambil peneliti adalah
30% dari 105 remaja putri adalah 32 remaja putri.
3. Tehnik pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling,
yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2010) .
39
Sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan Kriteria
pengambilan sampel. Kriteria pengambilan sampel dibedakan menjadi 2
yaitu kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
Merupakan kriteria dimana subyek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2010).
Adapun kriteria inklusi dari subyek penelitian adalah sebagai berikut :
1) Remaja putri yang bersedia menjadi responden
2) Remaja putri yang sudah menstruasi
b. Kriteria eksklusi
Merupakan kriteria dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian
(Hidayat, 2010). Kriteria eksklusi dari subyek penelitian adalah sebagai
berikut :
1) Remaja putri sudah menstruasi tetapi tidak bersedia untuk menjadi
responden.
2) Remaja putri yang tidak masuk pada waktu diadakan penelitian.
3) Remaja putri yang mengundurkan diri menjadi responden.
D. Variabel Penelitian
Ciri atau ukuran yang melekat pada obyek penelitian baik bersifat fisik
(nyata) atau psikis (tidak nyata) atau sesuatu yang digunakan sebagai ciri-ciri,
sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori
(Suyanto dan Salamah, 2008).
40
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal adalah
variabel yang terdiri atas satu variabel, yaitu tingkat pengetahuan remaja putri
kelas VIII tentang penanganan dismenorea.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang
dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2010).
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Kategori Skala Data
Tingkat
Pengetahuan
Remaja Putri
Kelas VIII
tentang
Penanganan
Dismenorea
Kemampuan
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan
yang
berkaitan
dengan
penanganan
dismenorea
pada lembar
kuesioner
Kuesioner a. Baik : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) >
mean + 1 SD
b. Cukup : Bila
nilai mean – 1
SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang : Bila
nilai responden
(x) < mean - 1
SD
(Riwidikdo,
2013)
Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini instrumen
penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner.
41
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan
beberapa pernyataan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya
besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal
yang bersifat rahasia (Hidayat, 2010).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
bersifat langsung dan tertutup yaitu yang disampaikan langsung kepada
orang yang dimintai informasinya tentang dirinya sendiri dimana
jawabannya telah disediakan, responden tinggal memilih jawaban yang telah
tersedia (Notoatmodjo, 2012).
2. Kriteria Penilaian
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang
berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan
jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu
jawaban tersebut. Kuesioner ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan positif
(favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah
nilainya 0. Pernyataan negative (unfavorabel) bila responden menjawab
benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Pemberian jawaban
ditunjukkan dengan menggunakan tanda centang (√) pada lembar kuesioner
yang sudah disediakan.
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karateristik seperti
sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di SMP Negeri 07 Surakarta.
42
Instrumen penelitian sebelumnya diuji validitas dan uji reliabilitas kemudian
diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and
Service Solution).
3. Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator Pernyataan Total
Favourabel Unfavourabel
Tingkat
Pengetahuan
Remaja Putri
Kelas VIII
Tentang
Penanganan
Dismenorea
a. Pengertian
dismenorea
b. Tanda dan gejala
dismenorea
c. Macam-macam
dismenorea
d. Penyebab
dismenorea
e. Pencegahan
dismenorea
f. Penanganan
dismenorea
2
3, 4
6, 8
12
13, 16, 18,
19, 20
22, 23, 27,
28, 30
1
5
7
9, 10, 11
14, 15, 17
21, 24, 25,
26, 27
2
3
3
4
8
10
Jumlah 30
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Uji
validitas penelitian ini dilakukan pada remaja putri kelas VIII di SMP
Negeri 07 Surakarta pada tanggal 09 Desember 2013, dengan sampel
yang di ambil untuk validitas sebanyak 32 remaja putri.
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 32 remaja putri dengan
pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) diperoleh hasil 35 pernyataan dengan taraf signifikan
0,05 memiliki rhitung > rtabel (0,349) sebanyak 30 pernyataan dan 5
43
pernyataan memliki rhitung < rtabel (0,349) yaitu item pernyataan nomor 11,
13, 28, 34, 35. Sehingga kelima item pernyataan tersebut dinyatakan tidak
valid dan dihilangkan sehingga tidak digunakan untuk penelitian
selanjutnya karena 30 pernyataan sudah dapat mewakili untuk penelitian.
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
diukur.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product
moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (0, 349) dengan
taraf signifikan 0,05.
Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah :
rxy=
Keterangan :
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien skorelasi product moment
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
44
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator Pernyataan Total
Favourabel Unfavourabel
Tingkat
Pengetahuan
Remaja Putri
Kelas VIII
Tentang
Penanganan
Dismenorea
g. Pengertian
dismenorea
h. Tanda dan gejala
dismenorea
i. Macam-macam
dismenorea
j. Penyebab
dismenorea
k. Pencegahan
dismenorea
l. Penanganan
dismenorea
2
3, 4
6, 8
11*
14, 15, 18,
20
21, 22, 23,
24, 25, 31,
33, 34*,35 *
1
5
7
9, 10, 12
13*, 16, 17,
19
23, 26, 27,
28*, 29, 32
2
3
3
4
8
15
Jumlah 35
*pernyataan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Menurut Riwidikdo (2009), rumus Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
R11 =[ ][ 1- ]
Keterangan :
r11 : Reliabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb² : Jumlah varian butir
σ²t : varians total
45
dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0, 7)
(Riwidikdo, 2009).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk pengetahuan responden didapat r
Alpha Cronbach’s sebesar 0,864. Maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner untuk pengetahuan responden terbukti reliabilitasnya yaitu
(0,0864 > 0,7).
G. Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Hidayat (2010), tehnik pengumpulan data merupakan cara
peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Data
yang diperoleh terdiri dari :
1. Data primer
Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang
sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan
penelitian (Hidayat, 2010). Pengumpulan data primer didapat dari pengisian
kuesioner oleh responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2013).
Data sekunder ini diperoleh dari bagian Tata Usaha (TU), yaitu data
jumlah remaja putri kelas VIII di SMPN 18 Surakarta.
46
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2010), dalam melakukan analisis data terlebih dahulu
data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam
statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan
keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis.
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, diantaranya :
a. Editing
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
b. Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
c. Data entry
Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master
table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
47
d. Melakukan tehnik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis.
2. Analisa Data
Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Analisa
Univariate yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian
untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap tabel
(Notoatmodjo, 2012).
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013),
adalah sebagai berikut :
a. Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut
Riwidikdo (2013), yaitu :
SD =
Keterangan :
SD : Simpangan baku
xi : Nilai dari data
n : Banyaknya data
48
Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut Riwidikdo
(2013), yaitu :
Rumus : X=
Keterangan :
X : Rata-rata (mean)
∑х : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Untuk memperoleh skor presentase menurut Riwidikdo (2013), yaitu
sebagai berikut :
Skor presentase = x 100%
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2010), etika penelitian kebidanan merupakan masalah
yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
49
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam
informed consent tersebut antara lain : partisipasi pasien, tujuan
dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,
informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain.
2. Anonymity (tanpa nama)
Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subyek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
SMP Negeri 18 Surakarta terletak di Jl. Tembus Kadipiro, Kelurahan
Banjarsari, Kabupaten Surakarta. SMP ini terdiri dari 24 kelas yaitu kelas VII,
VIII dan IX. Kelas VII terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VII A, B, C, D, E, F, G,
H dan total seluruh kelas VII ada 115 siswa dan 110 siswi. Kelas VIII terdiri
dari 8 kelas yaitu A, B, C, D, E, F, G, H dan total seluruh kelas VIII ada 118
siswa dan 105 siswi. Kelas IX terdiri dari 8 kelas yaitu dari kelas A, B, C, D, E,
F, G, H dan total seluruh kelas IX ada 117 siswa dan 90 siswi. Total
keseluruhan siswa ada 350 siswa sedangkan siswi ada 305 siswi sehingga total
keseluruhan siswa dan siswi ada 655 orang.
SMP Negeri 18 Surakarta ini di kepalai oleh Bapak Tarno S Pd, M Pd
yang membawahi 49 guru dan 10 karyawan tata usaha. SMP Negeri 18
Surakarta ini memiliki beberapa fasilitas seperti perpustakaan, UKS (unit
kesehatan sekolah), ruang pramuka, ruang osis, ruang kesenian karawitan,
lapangan volley, lapangan basket dan musolah. Secara umum keadaan SMP
Negeri 18 Surakarta terlihat bersih dan juga rapi.
B. Hasil Penelitian
Dari hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang telah dilaksanakan
pada tanggal 19 Desember 2013 dengan subyek penelitian sebanyak 32 remaja
putri diperoleh hasil sebagai berikut :
50
51
1. Hasil Perhitungan dan Standar Deviation
Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviation
N Minimum Maximum Mean Standar
Deviation
Tingkat
Pengetahuan
Remaja Putri
kelas VIII
tentang
Penanganan
Dismenorea di
SMP Negeri 18
Surakarta
32 10 25 17,5 3,9
Sumber : Data Primer 2014
2. Hasil Pengetahuan Remaja Putri tentang Penanganan Diamenorea pada
Kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Penanganan Dismenorea di SMP
Negeri 18 Surakarta
No Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
1 Baik 7 21,9
2 Cukup 21 65,6
3 Kurang 4 12,5
52
Jumlah 32 100
Sumber : Data primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja
putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea di SMP Negeri 18
Surakarta dalam kategori baik yaitu sebanyak 7 responden (21,9%)
sedangkan untuk kategori cukup sebanyak 21 responden (65,6%) dan untuk
kategori kurang sebanyak 4 responden (12,5%). Jadi tingkat pengetahuan
remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea di SMP Negeri 18
Surakarta dapat dikategorikan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 21 responden (65,6%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenorea di SMP
Negeri 18 Surakarta adalah sebanyak 7 (21,9%) remaja putri berpengetahuan
baik dipengaruhi oleh lingkungan (orang tua dan saudara) dan informasi yang
mereka dapatkan dari media massa sehingga remaja putri tahu dan dapat
mengatasi bila terjadi dismenorea, 21 (65,6%) remaja putri berpengetahuan
cukup dikarenakan remaja putri kurang memanfaatkan media massa dan
kurangnya informasi yang didapatkan sehingga remaja putri cukup tahu
mengenai penanganan dismenorea dan 4 (12,5%) remaja putri berpengetahuan
kurang dikarenakan lingkungan rumah, pendidikan yang kurang memberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya penanganan dismenorea
53
serta remaja putri yang tidak pernah memanfaatkan media massa yang ada dan
pengalaman mereka yang selalu membiarkan atau tidak peduli .
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013), adalah
sebagai berikut :
1. Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2. Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan,
informasi atau media massa, social budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman dan usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
orang tersebut untuk menerima informasi. Masyarakat mendapatkan inovasi
baru melalui berkembangnya teknologi dan media massa. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu. Adanya interaksi timbale balik individu terhadap
lingkungan juga mempengaruhi (Notoatmodjo, 2010).
54
Dismenorea adalah nyeri menstruasi pada daerah panggul akibat
menstruasi dan produksi zat prostaglandin. (Proverawati dan Misaroh, 2009).
Pencegahan dan penanganan dismenorea dapat dilakukan dengan menghindari
stress, pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, istirahat
yang cukup, rajin minum susu dengan kalsium tinggi, olahraga secara teratur,
selama haid jangan melakukan olahraga berat atau bekerja berlebihan dan
hindari mengkonsumsi alcohol, rokok, kopi maupun coklat yang berlebihan.
(Anurogo dan Wulandari, 2011).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 18 Surakarta
didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang
penanganan dismenorea adalah mayoritas berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 21 responden (65,5%). Hal ini dipengaruhi karena masih banyak
remaja putri yang tidak mengerti tentang pengertian dan cara penanganan
dismenorea. Kemungkinan dipengaruhi oleh pengalaman remaja putri saat haid
yang lalu atau pernah mengalami dismenorea sebelumnya. Kurangnya
memanfaatkan media massa, radio dan TV. Kurangnya informasi yang
diberikan baik dari orangtua maupun kurangnya penyuluhan dari tenaga
kesehatan tentang pengertian dan cara penanganan dismenorea, sehingga
responden cukup tahu tentang penanganan dismenorea, hal ini yang
mempengaruhi pengetahuan responden mejadi cukup.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ulayah (2012) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Kelas VIII Tentang Penanganan Dismenorea Di Mts Pondok Pesantren Al-
55
Amien Prenduan Sumenep Madura” dengan hasil penelitian menunjukan
bahwa yang diperoleh sebagian besar (58,1%) remaja putri berpengetahuan
baik dan (41,9%) berpengetahuan cukup, sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Inda Irmawati (2012) dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penanganan Dismenorea Di Wonosari
Wetan Gang 1 RT 8 RW 7 Kelurahan Wonokusumo Surabaya” denga hasil
penelitian yang diperoleh sebagian responden (73,33%) berpengetahuan kurang
dan (26,67%) berpengetahuan cukup.
D. Keterbatasan
1. Kendala penelitian
Kendala dari penelitian adalah waktu dalam mengumpulkan responden
dikarenakan sedang ada kegiatan seperti class meeting di tempat penelitian
serta pada saat mengerjakan kuesioner ada beberapa responden yang belum
bisa memahami istilah-istilah dalam kuesioner.
2. Kelemahan/keterbatasan
a. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner
56
Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan (kuesioner) yang
menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat
menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
c. Sampel
Penelitian ini hanya mengambil sampel dari remaja putri kelas VIII saja,
sehingga tidak dapat mewakili semua remaja putri di SMP Negeri 18
Surakarta.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII di SMP
Negeri 18 Surakarta dapat di simpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan
dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta termasuk dalam kategori baik yaitu
sebanyak 7 responden (21,9%).
57
2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan
dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta termasuk dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 21 responden (65,6%).
3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII tentang penanganan
dismenorea di SMP Negeri 18 Surakarta termasuk dalam kategori kurang
yaitu sebanyak 4 responden (12,5%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja putri
tentang penanganan dismenorea, maka saran yang dapat penulis sampaikan
adalah:
1. Bagi responden
Diharapkan untuk lebih banyak menambah pengetahuan atau wawasan yaitu
dengan menanyakan pada sumber-sumber yang dapat dipercaya seperti
tenaga kesehatan reproduksi untuk mengetahui cara penanganan dismenorea
yang tepat dan benar, maka diharapkan remaja putri dapat mencegah dan
mengatasi bila mengalaminya.
2. Bagi institusi
a. SMP Negeri 18 Surakarta
Diharapkan dapat memberikan informasi atau penyuluhan yang menjalin
kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/
puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
khususnya tentang penanganan dismenorea.
b. STIKes Kusuma Husada Surakarta
56
58
Diharapkan akan menambah literature tentang kesehatan reproduksi
khususnya penanganan dismenorea.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan variabel
penelitian dan sampel penelitian lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggun. 2012. Penanganan Dismenorea
http:///pengobatannyerihaidsecaraalami.com. Diunduh pada tanggal 04
Desember 2012.
Anurogo, D, Wulandari, A. 2011.Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta :
Andi Offset.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
BrebesNews.2013. Jumlah Remaja Indonesia
http:///BrebesNews.CO.mediainformatifedukatifdaninspiratif.
Diunggah 20 Febuari 2013.
Devi. 2012. Gizi Saat Sindrome Menstruasi. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Popular
Kelompok Gramedia.
Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika.
Irmawati, I. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja PutriTentang
Penanganan Dismenorea di Wonosari Wetan Gang 1 RT 8 RW 7
Kelurahan Wonokusumo Surabaya. STIKES YARSIS Surabaya.
Karya Tulis Ilmiah.
Jalal, A.2010. Pengertian Pengetahuan (Knowledge).htm. Diakses 28 November
2012.
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.
Kumalasari, I, Andhyantoro, I. 2013. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba
Medika.
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika.
Laila, N. 2011. Buku Pintar Menstruasi + Solusi Atasi Segala Keluhannya.
Yogyakarta : Bukubiru.
Noerpramana. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Proverawati, A, Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press.
Sarlito, dkk. 2004. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Salemba Medika.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sukarni, Margareth. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Suyanto, Salamah, U. 2008. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Edisi 3.
Yogykarta: Mitra Medika.
Ulayah. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII Tentang
Penanganan Dismenorea di Mts Pondok Pesantren Al-Amien
Prenduep Sumenep Madura. STIKES YARSIS Surabaya. Karya Tulis
Ilmiah.