57
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI TERHADAP ISTERI SAAT NUSYU NUSYU NUSYU NUSYU< < <Z Z Z DALAM PANDANGAN IMA IMA IMA IMA<M SYAFI’I M SYAFI’I M SYAFI’I M SYAFI’I< SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM Oleh: MUHAMMAD LUTFI AINUN NAJIB NIM: 09350026 Pembimbing: Drs. ABD. MADJID AS., M.SI. JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

  • Upload
    hahanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI TERHADAP ISTERI SAAT NUSYUNUSYUNUSYUNUSYU<<<<ZZZZ

DALAM PANDANGAN IMAIMAIMAIMA<<<<M SYAFI’IM SYAFI’IM SYAFI’IM SYAFI’I<< <<

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

Oleh:

MUHAMMAD LUTFI AINUN NAJIB NIM: 09350026

Pembimbing: Drs. ABD. MADJID AS., M.SI.

JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2013

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

vi

MOTTO

������ ��� � � ������ �� ��� �� ����� � � ���

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)

atas sebahagian yang lain (wanita).

(Q.S. An-Nisa’ (4): 34)

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan Kepada:

Kedua Orang Tua serta Adikku

Yang selalu memotivasi dan memberi restu dengan doa dan semangat

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

viii

PPEEDDOOMMAANN TTRRAANNSSLLIITTEERRAASSII

Transliterasi huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0534b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

HHuurruuff AArraabb

NNaammaa HHuurruuff LLaattiinn KKeetteerraannggaann

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

Bâ’ b be ب

Tâ’ t te ت

Sâ ŝ es (dengan titik di atas) ث

Jim j je ج

Hâ’ ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

Khâ’ kh ka dan ha خ

Dâl d de د

Zâl ẓ zet (dengan titik di atas) ذ

Râ’ ȓ er ر

Zai z zet ز

Sin s es س

Syin sy es dan ye ش

Sâd ṣ es (dengan titik di bawah) ص

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

ix

Dâd ḍ de ( dengan titik di bawah) ض

tâ’ ṭ te ( dengan titik di bawah) ط

za’ ẓ zet ( dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع

Gain g ge غ

fâ’ f ef ف

Qâf q qi ق

Kâf k ka ك

Lâm l ‘el ل

Mîm m ‘em م

Nûn n ‘en ن

Wâwû w w و

� hâ’ h ha

hamzah ‘ apostrof ء

yâ’ y ya ي

B. Konsonan rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ditulis Muta’addidah #"! دة

ditulis ‘iddah $ ة

C. Ta’ Marbūtah di akhir kata

1. Bila dimatikan tulis h

%&'( ditulis Hikmah

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

x

%)*+ ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salah, dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya)

2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bcaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

ء2آ0ا#% ا.و-, ditulis Karāmah al-auliyā

3. Bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan dammah

ditulis t atau h

ditulis Zakāh al-fiṭri زآ2ة ا-034

D. Vokal pendek

ditulis a

ditulis i

ditulis u

E. Vokal panjang

1. Fathah + alif

+2ه8,%

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyah

2. Fathah + ya’ mati

:;<=

ditulis

ditulis

ā

tansā

3. Fathah + yā’ mati

آ0(<

ditulis

ditulis

ī

karīm

4. Dammah + wāwu mati

?0وض

ditulis

ditulis

ū

furūd

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

xi

F. Vokal rangkap

1. Fathah + yā’ mati >'<,@

ditulis ditulis

ai bainakum

2. Fathah + wāwu mati ABل

ditulis ditulis

au qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

>"Cأأ ditulis A’antum

ditulis U’iddat أ$ ت

>=0'E FG- ditulis La’in syakartum

H. Kata sandang alif + lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyah

ditulis Al-Qur’an ا-0Hأن

ditulis Al-Qiyas ا-H,2س

2. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan hurus

Syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el) nya

’ditulis As - Sama ا-;&2ء

EااI& ditulis asy- Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis menurut penulisannya

ي ا-04وضذو ditulis Zawi al-furūd

;>%-اهJ ا ditulis Ahl as-Sunnah

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

xii

KATA PENGANTAR

������ ���� � ���

����� ���� �� ��� , ������ ����� , � ���� � �� ��� � �� �����

���� ! �"#� �$ �� %��� ,��&!'� ��(# ��)* ����! �� ����� , � + ,

� - ���.,�� ��� + #� �� # ,�/� �$�.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia, petunjuk dan

ma’u>nah-Nya yang akhirnya mengantarkan terselesainya upaya penyusunan karya

skripsi ini setelah sekian lama terbengkalai oleh aral-lintangan yang berasal dari

dalam diri penyusun sendiri maupun yang berasal dari luar. Tak lupa shalawat

beserta salam semoga tercurah keharibaan Nabi Muhammad SAW sang

revolusioner kemanusiaan sejati.

Dengan dideklarasikannya Islam sebagai agama untuk seluruh umat

manusia yang berlandaskan nilai ideal universal (sha>lih likulli zama>n wa maka>n),

era peradaban baru dunia telah dimulai, dimana nilai persamaan, keadilan dan

kebebasan individu dihargai sebagai hadiah Tuhan yang merupakan bagian dari

fitrah setiap manusia, tidak terkecuali bagi perempuan. Mereka yang dalam

sejarah panjang kelamnya kerap kali dilupakan karena eksistensinya dimaknai

hanya sebatas fungsional sebagai pendamping, pelayan dan pemuas belaka.

Bahkan pernah terjadi dalam era Arab jahili, sebagai potret masyarakat kapitalis

pasar, perempuan dianggap komoditi dan tidak lebih mahal dari segenggam pasir.

Selesainya penyusunan skripsi yang bertema “Batas-batas Perlakuan

Suami terhadap Istri Saat Nusyu>z dalam Pandangan Ima>m Syafi’i>” tentu saja

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

xiii

bukan merupakan hasil usaha penyusun secara mandiri, sebab keterlibatan

berbagai pihak sangat memberikan arti penting dalam rangka terselesaikannya

usaha penyusunan ini. Baik itu yang berupa motivasi, bantuan pikiran, materiil

dan moril serta spiritual. Untuk itu ucapan terima kasih sedalam-dalamnya

penyusun sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Musa Asy’ari selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Noorhaidi Hasan, M.Phil., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari>ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Syamsul Hadi, S.Ag., M.Ag. selaku Ketua Jurusan Al-Ahwal Asy-

Syakhsiyyah Fakultas Syari>ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

4. Drs. Abd. Madjid AS., M.SI. selaku Dosen Pembimbing, yang setia

membimbing dan memberikan arahan-arahan kepada penyusun di tengah-

tengah kesibukannya sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

5. Seluruh dosen, staf, dan civitas akademika Jurusan Al-Ahwal Asy-

Syakhsiyyah Fakultas Syari>ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penyusun

dapat bermanfaat dan senantiasa penyusun kembangkan lebih baik lagi.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah

angkatan 2009 baik A atau B yang “runtang-runtung bareng”.

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

xiv

Tak lupa, terima kasih kepada semua pihak-pihak yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

mungkin penyusun sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari, bahwa dalam

proses penelitian untuk skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan

kelemahan, oleh karena itu, penyusun sangat berterima kasih bila ada yang

berkenan memberikan kritik dan saran untuk perbaikan penelitian ini. Semoga

hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, pembaca dan

dapat memberikan kontribusi terhadap upaya pembaharuan hukum Islam ke

depan. Semoga ridla Allah SWT senantiasa menyertai kita, Amien.

Yogyakarta, 11 Mei 2013 M 1 Rajab 1434 H

Penyusun

Muhammad Lutfi Ainun Najib NIM: 09350026

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. xii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pokok Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan dan Kegunaan .............................................................. 7

D. Telaah Pustaka ........................................................................ 8

E. Kerangka Teoritik ................................................................... 13

F. Metode Penelitian .................................................................... 20

G. Sistematika Pembahasan .......................................................... 22

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NUSYU<Z ................................. 25

A. Pengertian Nusyu>z ................................................................... 25

B. Dasar Hukum Perbuatan Nusyu>z ............................................. 27

C. Bentuk-bentuk Perbuatan Nusyu>z ............................................ 29

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

xvi

D. Akibat Hukum Nusyu>z ............................................................ 34

BAB III IMA>M ASY-SYA>FI’I DAN PANDANGANNYA TENTANG

NUSYU><Z ...................................................................................... 39

A. Biografi Ima>m Asy-Sya>fi’i ...................................................... 39

B. Pandangan Ima>m Asy-Sya>fi’itentang Nusyu>z .......................... 51

C. Parameter Batasan-batasanHak Suami Dalam Memperlakukan

Isteri Nusyu>z ........................................................................... 58

D. Metode dan Landasan Istinbat} Hukum Ima>m Asy-Sya>fi’i ....... 85

BAB IV ANALISISHUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN

IMA<M ASY-SYA<FI’I< TENTANG NUSYU<Z ............................... 96

A. Analisa Terhadap Pandangan Ima>m Asy-Sya>fi’i> Tentang

Batas-batas Hak-hak Suami Dalam Memperlakukan Isteri Saat

Nusyu>z .................................................................................... 96

B. Analisa Terhadap Istinbat} Hukum Ima>m Asy-Sya>fi’i> Tentang

Batas-batas Perlakuan Hak Suami Saat Isteri Nusyu>z ............... 99

BAB V PENUTUP .................................................................................... 104

A. Kesimpulan ............................................................................. 104

B. Saran ....................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. DAFTAR TERJEMAHAN ................................................................ I

2. BIOGRAFI ULAMA ATAU TOKOH............................................... VI

3. CURRICULUM VITAE .................................................................... VIII

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah salah satu tahap paling penting dalam kehidupan

setiapmuslim, karena hanya melalui perkawinan seseorang bisa dinilai sah

untukmemasuki kehidupan rumah tangga. Di samping itu perkawinan juga

merupakanlangkah awal dalam membangun stabilitas sosial dalam

masyarakat.Ketika suatu pasangan mengikrarkan dirinya untuk sanggup

menempuhkehidupan rumah tangga maka keduanya telah memasuki tahap

kehidupan yang baru.Membangun mahligai rumah tangga berarti menyatukan

dua watak yang berbeda,bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan jasmani

dan rohani masing-masing,bersama-sama mentaati perintah agama, dan

bermasyarakat serta bernegara denganbaik.1

Untuk mencapai tahap perkawinan tidak hanya dibutuhkan

kematangan fisiksaja, namun yang tidak kalah penting adalah kesiapan mental

terutama komitmendalam mengemban tanggung jawab serta kewajiban

sebagai suami atau isteri nantinya.Dengan demikian tampak bahwa

konsekuensi yang akan ditanggung oleh seseorangterlihat begitu besar jika

melakukan keteledoran dalam rumah tangganya.

Sebaliknya, jika hubungan perkawinan berjalan dengan harmonis,

maka effective sideeffect seperti tolong menolong akan didapat.Islam

1 Fauzil Adhim, Kupinang Engkau Dengan Hamdalah (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

1999), 129.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

2

memberikan perhatian yang sangat besar dalam persoalan rumahtangga,

terutama berkenaan dengan rasa keadilan dan penghormatan terhadap hakserta

kewajiban suami-isteri yang terbina dalam struktur keluarga. Islam

menyatakanbahwa baik laki-laki maupun perempuan setara derajatnya

dihadapan Allah SWT.

Hanya satu yang menjadi pembeda di antara keduanya, yaitu kadar

ketakwaankepada Allah SWT.Namun demikian kenyataan seringkali

menunjukkan bahwa hubungan suami isteri tidak selalu harmonis. Kadang-

kadang suatu pasangan gagal dalammenyelamatkan biduk rumah tangganya

karena menghadapi masalah yang dianggapberada di luar kemampuannya. Hal

seperti ini seringkali muncul karenaketidaksanggupan dari salah satu pihak,

bisa suami atau isteri, untuk melaksanakankewajiban masing-masing. Apabila

ketidaksanggupan itu datang dari salah satupihak saja, yakni dari pihak suami

atau isteri, maka hal tersebut termanifestasi dalamsebuah perilaku yang

disebut dengan nusyu>z.2

Dalam hal ini Allah ta’ala berfirman tentang “ nusyu>z” seorang isteri

dalam surat an-Nisa>’ (4): 34:

������ ���� ���� �������������� ������ � ��������...3

2 Shaleh bin Ghanim as-Sadlan, “Nusyuz” diterjemahkan oleh Abu Hudaifah Yahya,

Nusyuz PetakaRumah Tangga (Jakarta: Nurul Qalb, 2008), hlm. 30 3An-Nisa>’ (4): 34.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

3

Dalam hal ini terkait dengan hak-hak bagi suami dan isteri yang sudah

sah menjadi suami isteri yang sah. Antara lain hak-haknya adalah sebagai

berikut:4

1. Hak-hak suami:

a. Mendapatkan pelayanan yang baik dari isteri baik d}ohir dan batin

b. Ditaati dalam perkara yang baik

c. Dimintai izin isteri kalau mau keluar rumah

d. Melarang isteri puasa sunnah

e. Melarang isteri memasukkan laki-laki didalam rumah.

2. Hak-hak Isteri

a. Mendapatkan perlindungan dari suami

b. Mendapatkan nafkah d}ahir dan batin yang baik dari suami

c. Mendapatkan pelayanan yang baik oleh suami

d. Mendapatkan mahar dari suami

e. Mendapatkan perlakuan yang adil bila isteri lebih dari satu

f. Mendapatkan bimbingan yang baik dari suami

Dalam hal ini nusyu>z juga disebutkan dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI) yakni dalam Pasal 80 ayat (7), “kewajiban suami

sebagaimana dimaksud ayat (2) gugur apabila isteri nusyu>z.5maksudnya

kewajiban suami di sini adalah kewajiban untuk memberi nafkah, kiswah

dan tempat kediaman bagi isteri. Seperti dijelaskan dalam ayat (4) “Sesuai

4Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi, Syarh Uqu>d al-Lujjayn fi< Baya>n al-Huqu>q az-Zawjayn, (Surabaya: Mutiara Ilmu, t.t.), hlm.5.

5 Depag RI, Inpres Nomer 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, (Direktorat

Jendral Pengembangan Kelembagaan Agama Islam), Pasal 80 Ayat (7).

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

4

dengan penghasilannya suami menanggung: (1) Nafkah, kiswah dan

tempat kediaman bagi isteri, (2) Biaya pengobatan bagi isteri dan anak (3)

Biaya pendidikan bagi anak” dalam pasal yang sama . Tindakan-tindakan

yang bisa dilakukan suami tersebut sepertinya sudah menjadi hak

mutlaknya dengan adanya justifikasi hukum yang mengatakannya. Dan hal

itu dapat ia lakukan setiap kali ada dugaan isterinya melakukan nusyu>z.

Dalam kutipan sebuah kitab dinyatakan nusyu>z ialah wanita-wanita yang

diduga meninggalkan kewajibannya sebagai isteri karena kebenciannya

terhadap suami, seperti meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan suami

dan menentang suami dengan sombong.6

Apabila dipahami dalam pernyataan dalam kitab tersebut baru

dalam sebuah dugaan saja untuk seorang suami mengklaim isterinya

melakukan nusyu>z, jelas posisi isteri sangat rentan sekali sebagai orang

yang dipersalahkan. Dan isteri tidak diberi kesempatan untuk melakukan

pembelaan diri, apabila mengevaluasi tindakan suaminya. Sebaliknya,

suami memiliki kedudukan yang sangat leluasa untuk menghukum apabila

isterinya sudah bisa dikatakan sebagai nusyu>z atau belum.

Orang sering mengkaitkan konsep nusyu>z sebagai pemicu

terjadinya KDRT atau kekerasan di dalam rumah tangga. Hal ini ada

benarnya juga, karena jika isteri nusyu>z, suami diberikan hak dalam

memperlakukan isterinya. Mulai dari hak untuk memukulnya,

menjauhinya dan tidak memberikan nafkah kepadanya baik itu nafkah

6 Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi, Syarh Uqu>d al-Lujjayn, hlm.7.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

5

lahir dan nafkah batin. Oleh karena itu ketika penyusun berbicara isteri

yang nusyu>z dan hak-hak yang menjadi kewenangan suami, perlu juga

diajukan batasan-batasan suami tersebut secara jelas. Sehingga nantinya

tidak ada pihak-pihak yang dirugikan baik itu suami atau isteri. Di pihak

lain juga diupayakan agar terciptanya sebuah ruang bagi isteri untuk bisa

melakukan pembelaan kemungkinan segala tindakan kekerasan terhadap

dirinya. Dan hal itu dapat dilakukan dengan menyediakan seperangkat

aturan hukum pidana yang dapat melindungi segala tindakan kekerasan

terhadap mereka. Hal itu ditempuh dengan persoalan nusyu>z berangkat

dari aturan hukum yang telah diterima oleh masyarakat sehingga dalam

upaya menyikapinya harus menggunakan hukum pula. Dan itu dapat

diupayakan jika batas-batas hak suami dalam melakukan nusyu>z telah

jelas aturanya, sehingga jika sewaktu-waktu suami melampaui dari batas-

batas yang menjadi haknya seorang isteri dapat melakukan tuntutan pidana

terhadap suami.

Disinilah menjadi penting dalam penelitian skripsi ini, bahwasanya

sampai dimana batas-batas nusyu>z menurut pandangan Ima>m Asy-Sya>fi’i>.

Ima>m Asy-Sya>fi’i>adalah satu dari sekian banyak fuqaha’ yang juga

membahas masalah nusyu>z. Dalam karya monumentalnya, al-Umm, asy-

Syafi’i juga menguraikan persoalan mengenai nusyu>z ini dengan merujuk

pada beberapa ayat al-Qur’an dan sebuah hadits Nabi. Salah satu

pembahasan dalam bagian itu adalah berkenaan dengan prosedur

penanganan seorang pasangan yang melakukan nusyu>z. Tahapan-tahapan

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

6

Ima>m Asy-Sya>fi’i dalam menyelesaikan permasalahan nusyu>z ini diawali

dengan si suami memberi nasihat terlebih dahulu kepada isteri agar

memperbaiki perilakunya yang sudah menyimpang dari tuntunan ajaran

Islam, apabila dengan langkah tersebut isteri masih tetap nusyu>z, baru

suami melakukan tindakan selanjutnya yang lebih tegas yaitu pemisahan

tempat tidur, jika langkah kedua belum berhasil juga maka dilakukan

langkah-langkah selanjutnya yang tentunya diperhitungkan juga dari sisi

baik buruknya dalam hal ini maqa>s}id asy-syari>’ahnya.

Dewasa ini ketika masyarakat muslim di dunia berkembang

semakin pesat seiring dengan perkembangan masyarakat global, baik

dalam hal pembangunan fisik maupun mental, pendapat Ima>m Asy-

Sya>fi’i>tersebut tidak luput dari sejumlah kritik. Dalam hal ini pula Ima>m

Asy-Sya>fi’i>memahami nusyu>z adalah sesuatu yang tercela yang dilakukan

seseorang dan hal yang dilarang oleh Allah SWT. Oleh karena itu, banyak

sekali perbedaan paham mengenai batas-batas hak suami saat isterinya

sedang nusyu>z menurut pandangan Ima>m Asy-Sya>fi’i>. Sehingga sangat

menarik sekali untuk didalami dan dikaji sehingga polemik yang ada itu

menjadi jelas dan dicari solusinya agar semuanya menjadi jelas. Sehingga

pada nantinya akan diketahui sampai seberapa jauh hak-hak perlakuan

isteri saat nusyu>z.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

7

B. Pokok Masalah

Bermula dari latar belakang yang ada, maka pokok permasalahan yang

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Sampai dimana batas-batas hak-hak suami dalam memperlakukan isteri

saat nusyu>z menurut pandangan Ima>m Asy-Sya>fi’i>.

2. Bagaimana istimbat hukum Ima>mAsy-Sya>fi’i> tentang batas-batas

perlakuan hak suami saat nusyu>z.

3. Bagaimanakah tinjauan hukum Islam terhadap pandangan dan istimbat

hukum Ima>mAsy-Sya>fi’i> tentang batas-batas hak-hak suami dalam

memperlakukan isteri pada saat nusyu>z?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

a. Menjelaskan sampai dimana batas-batas seorang suami

memperlakukan isterinya saat nusyu>z.

b. Menjelaskan istimbat hukum Ima>mAsy-Sya>fi’i dalam mengetahui

perlakuan hak suami saat isteri nusyu>z.

c. Menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap pandangan dan istimbat

hukum Ima>mAsy-Sya>fi’i> tentang batas-batas hak-hak suami dalam

memperlakukan istimbat pada saat nusyu>z?

2. Kegunaan

a. Untuk memperkaya khazanah intelektual muslim dalam ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang keluarga Islam.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

8

b. Memberikan nuansa berfikir yang lebih realistis dalam persoalan

nusyu>z agar lebih mempunyai nilai keadilan.

c. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pembuat hukum dalam

merumuskan ketetapan-ketetapan hukum, khususnya yang berkaitan

dengan upaya hukum bagi perempuan atas kekerasan dalam rumah

tangga.

D. Telaah Pustaka

Dalam proses telaah yang telah dilakukan dari banyaknya karya-karya

baik itu yang berbentuk tulisan yang berupa skripsi, jurnal, buku-buku dan

yang lain, banyak didapatkan sumber-sumber yang membahas atau

menjelaskan mengenai nusyu>z. Hal ini dikarenakan persoalan yang mengenai

nusyu>z merupakan suatu persoalan klasik, yang dimana sangat menarik untuk

dikaji lebih dalam. Namun di sisi lain, sejauh telaah ataupun referensi yang

membicarakan khusus mengenai batas-batas hak suami dalam memperlakukan

isterinya saat nusyu>z pandangan Ima>mAsy-Sya>fi’i penyusun belum

menemukan referensinya secara khusus. Hal ini mungkin adanya persoalan

yang berbeda mengenai hukumnya. Yang mana persoalan hukum ini

menyangkut mengenai wilayah hukum yang bersifat privat.

Diantara telaah yang sudah dilakukan penyusun pada karya-karya yang

terbatas itu ada beberapa referensi yang didapatkan penyusun diantaranya:

Dalam tesisnya Johari mengemukakan tentang nusyu>z ditinjau dari

pisikologik pedagogik, ia mengungkapkan bahwa konflik yang ditimbulkan

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

9

baik dari isteri ataupun suami atau bersamaan antara keduanya, mempunyai

mau’izah (nasehat yang baik) dilihat dari cara penyelesaian dilihat di mana

jika konflik itu timbul dari pihak isteri yang mempunyai tahapan-tahapan

solusi untuk memberi is}lah yang dianalogikan dengan metode al-Qur’an

dalam membahas khamer dan riba, adapun yang ditawarkan al-Qur’an dalam

menghadapi suami yang nusyu>z adalah is}lah yang dianalogikan dengan

metode dialog dan apabila konflik itu muncul bersamaan di antara keduannya,

maka solusi al-Qur’an adalah tahkim (arbitrase). Ia mengambil prinsip

musyawarah yang dianalogikan dengan metode diskusi yang perlu adanya

bimbingan konseling Islam.7 Perbedaan dengan skripsi penyusun, bahwa tesis

Johari lebih menekankan kepada solusi menyelesaikan nusyu>z beserta

tahapan-tahapannya baik itu dilakukan oleh suami maupun isteri, sedangkan

skripsi penyusun penekanannya lebih kepada batasan-batasan memperlakukan

isteri yang sedang nusyu>z.

Wajah Baru Relasi Suami-Isteri; Telaah Kitab ‘Uqu>d al-Lujjayn, yang

dikeluarkan oleh Forum Kajian Kitab Kuning (FK3). Telaah ini merupakan

telaah secara kritis dalam kitab ‘Uqu>d al-Lujjayn, karangan syaikh an-Nawawi

yang sangat populer di kalangan pesantren. Dalam membicarakan hak-hak

suami memperlakukan isterinya saat nusyu>z pembahasan diawali dengan

menjelaskan makna surat an-Nisa>’ (4): 34. “Dan pisahlah dari tempat tidur

mereka”, maksudnya para suami dianjurkan untuk meninggalkan para isteri di

tempat tidur mereka, bukan menghindari berbicara dan memukul. Sebab,

7 Johari, Ayat-ayat Nusyu>z: Tinjauan Pisikologik-Pedagogik, Tesis Pasca Sarjana Tidak

diterbitkan, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1995), hlm.50-58.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

10

memisahkan diri dari tempat tidur memberi dampak yang jelas dalam

mendidik wanita. Sedangkan kalimat “dan pukullah mereka”, maksudnya

adalah wanita-wanita yang nusyu>z itu boleh dipukul dengan pukulan yang

tidak membahayakan tubuh, hal ini dilakukan kalau memang membawa

faedah. Jika tidak, maka tidak perlu melakukan pemukulan. Bahkan lebih

bijak dan alangkah baiknya suami memaafkan.8 Penelitian FK3 ini terdapat

sedikit persamaan dengan skripsi penyusun yaitu sama-sama membicarakan

hak-hak suami dalam memperlakukan isterinya yang sedang nusyu>z,

perbedaannya terletak pada pandangan dari ulama madzhab.

Sebuah skripsi hasil penelitian lapangan dengan judul, “ Nusyu>z

Sebagai Alasan Penolakan Memberi Nafkah (Studi Analisis Terhadap Putusan

PA. Sleman)” yang disusun oleh Isa Anshari. Setelah dilakukan penelitian

ternyata dalam memutuskan persoalan nusyu>z kriteria yang dipakai oleh PA.

Sleman adalah sebagaimana yang ada dalam Hukum Islam serta penafsiran

hakim terhadap prinsip-prinsip yang ada. Yaitu perbuatan isteri meminta cerai

terhadap suami tanpa adanya ud}ur (alasan yang dibenarkan syar’i) dan isteri

yang meninggalkan kediaman bersama tanpa izin dari suami serta tidak mau

diajak tinggal bersama di rumah kediaman bersama. Dan dalam membuktikan

terjadinya nusyu>z tersebut PA. Sleman mendasarkan pada alat bukti saksi-

saksi, pengakuan dan alat bukti persangkaan, hal ini sebagaimana disebutkan

dalam surat keputusannya No.23 pdtg.G / 94 / PA. Slm. NO. 185 / pdt. G / 94/

8 Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), Wajah Baru Relasi Suami-Isteri; Telaah Kitab ‘

Uqud al-Lujjayn, cet.I, (Yogyakarta: LkiS, 2001), hlm.52.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

11

PA. Slm dan No.197 / pdt. G 94 / PA. Slm.9 Perbedaannya adalah skripsi Isa

Anshari analisisnya menggunakan studi lapangan tepatnya di Pengadilan

Agama Sleman, sedangkan penelitian yang dilakukan penyusun menggunakan

data-data literatur yang ada di perpustakaan.

Skripsi tentang “Korelasi nusyu>z dengan Kekerasan terhadap Isteri,

Studi Kasus di Rifka Annisa’ Women’s Crisis Center Yogyakarta” yang

disusun oleh Wahid Hasyim. Sebagai hasil kesimpulan dari penelitiannya ia

menyatakan bahwa nusyu>z bukan merupakan sebab tunggal dan mandiri dari

kekerasan rumah tangga, tetapi merupakan rangkaian yang rumit dalam

lingkaran kekerasan terhadap isteri. Di satu sisi nusyu>z menjadi sebab pemicu

kekerasan tetapi di sisi yang lain nusyu>z adalah respon isteri terhadap tindak

kekerasan suami. Dengan kata lain, kekerasan dan nusyu>z telah menjadi cara

dan pola komunikasi suami isteri.10 Jadi, di sini lebih ditekankan kepada sebab

akibat yang saling berhubungan antara nusyu>z isteri dengan kekerasan

terhadap isteri.

Skripsi studi tokoh, “Nusyu>z Dalam Pandangan Amina Wadud dan

Realisasinya dengan Upaya Penghapusan Kekerasan terhadap Isteri” yang

disusun oleh Nailis Sa’adah. Pada bagian akhir dalam pembahasannya

penyusun mengemukakan tentang pandangan Amina Wadud tentang nusyu>z

yang lahir dari penafsiran terhadap ayat 34 surat an-Nisa’. Amina Wadud

9Isa Anshari, “Nusyu>z sebagai Alasan Penolakan Memberi Nafkah (Studi Analisis

terhadap Putusan PA. Sleman,“ Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (1997), hlm.111.

10Wahid Hasyim, “Korelasi Nusyu>z dengan Kekerasan terhadap Isteri; Studi Kasus di

Rifka Annisa’ Women’s Crisis Center Yogyakarta,” Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2002), hlm.76.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

12

mendefinisikan nusyu>z tidak lain hanya sebatas pengertian gangguan

keharmonisan rumah tangga, dan bukan kedurhakaan isteri terhadap suami

sebagaimana pendapat para mufassir pada umumnya. Karena menurutnya

nusyu>z tidak hanya disebabkan oleh pihak isteri saja, tetapi juga pihak suami.

Oleh karena itu menurut Amina Wadud usaha penyelesaian pun harus

ditempuh secara harmonis pula, tidak boleh dengan kekerasan.11 Dengan

demikian studi ini berkisar tentang pandangan seorang tokoh dalam hal ini

Amina Wadud yang memandang bahwa nusyu>z bukanlah bentuk kedurhakaan

isteri terhadap suami.

Skripsi studi tokoh dengan judul “Studi terhadap Ibn Hazm tentang

Nafkah isteri Nusyu>z,” yang disusun oleh Darnela. Sebagai sebuah

kesimpulan terhadap Ibn Hazm penyusun memberikan kesimpulan bahwa

menurut Ibn Hazm suami berkewajiban memberi nafkah kepada isterinya

meskipun isterinya itu dalam keadaan nusyu>z. Karena menurut Ibn Hazm

ukuran kewajiban suami dalam memberikan nafkah kepada isterinya itu

adalah karena telah terjadinya akad nikah semata, jadi selama ikatan

perkawinan itu masih ada, suami masih tetap wajib memberikan nafkah

kepada isterinya itu dalam keadaan apapun.12 Dalam studi ini lebih

menjelaskan kepada kewajiban suami untuk menafkahi isterinya yang sedang

nusyu>z, yang ditinjau berdasarkan pendapat Ibn Hazm.

11Nailis Sa’adah, “Nusyu>z dalam Pandangan Amina Wadud dan Realisasinya dengan

Upaya Penghapusan Kekerasan terhadap Isteri,“ Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2002), hlm, 63.

12Lindra Darnela, “Studi terhadap Pendapat Ibn Hazm tentang Nafkah isteri Nusyu>z,”

Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2002), hlm,108.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

13

E. Kerangka Teoritik

Nusyuz Secara etimologis, nusyu>z berarti “menentang” (al-is{ya>n).

Istilah nusyu>z sendiri diambil dari kata al-nasya>z, artinya bangunan bumi yang

tertinggi (ma>irtafa’a minal ard}i). Makna ini masih sesuai dengan pengertian

yang ada dalam surat al-Muja>dalah (58):11, “waiza qila unsuzy”. Secara

terminologis nusyu>z berarti tidak tunduk kepada Allah SWT, untuk taat

kepada suami.13 Sedangkan menurut Imam Ragib sebagaimana dikutip oleh

Asghar Ali Engineer dalam bukunya menyatakan bahwa nusyu>z merupakan

perlawanan terhadap suami dan melindungi laki-laki lain atau mengadakan

perselingkuhan.14

Dalam rumusan konsep nusyu>z yang lebih menyudutkan pihak

perempuan tersebut, menimbulkan implikasi tidak hanya dalam memahami

ayat al-Quran yang membicarakanya, seperti pada surat an-Nisa>’ (4): 34 dan

128 tetapi juga berimplikasi memahami kedudukan dan hak-hak perempuan

dalam Islam. Ayat surat tersebut banyak dikutip oleh para ahli hukum Islam

untuk menunjukkan bahwa perempuan benar-benar berada di bawah laki-laki

dan bahwa laki-laki memiliki hak-hak tertentu dalam memperlakukannya,

terutama saat perempuan itu (isteri) melakukan pembangkangan atau nusyu>z.

Hak-hak yang dimiliki laki-laki (suami) dalam memperlakukan

isterinya yang sedang nusyu>z mengacu pada surat an- Nisa>’ (4): 34 ada 3

13Syafiq Hasyim, Hal-Hal yang Tak Terpikirkan, (Bandung: Mizan, 2001),hlm.183. 14 Asghar Ali Engineer, Matinya Perempuan: Menyingkap Mesgapkandal Doktrin dan

laki-laki, Alih Bahasa Akhmad Affindi, cet. I, (Yogyakarta: IRCSod, 2003), hlm.92.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

14

macam: (1) memberi arahan atau nasehat secara bijak terhadap isterinya yang

sedang nusyu>z. (2) memisahkan tempat tidurnya (ranjangnya). (3) boleh

memukulnya dalam artian dengan pukulan yang tidak menyakitinya. Dalam

hal ini tentu saja berkaitan tentang batas-batas pengertian nusyu>z yang belum

adanya kejelasan dan pemberian status hukum nusyu>z yang merupakan

menjadi hak seorang suami. Artinya, seorang suami berhak untuk menentukan

apakah isterinya nusyu>z atau tidak. Dijelaskan dalam kitab “'Uqu>d al-

Lujjay>n”tentang beberapa hal yang membolehkan seseorang memukul

isterinya antara lain; jika seorang isteri menolak untuk berhias, bersolek di

hadapan suami, menolak ajakan untuk tidur, keluar rumah tanpa izin,

memukul anak kecilnya yang sedang menangis, mencaci maki orang lain,

menyobek-nyobek pakaian suami, menarik jenggot suami (sebagai

penghinaan), mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, seperti dungu dan

lainnya. Meskipun dalam hal ini suaminya mencaci lebih dulu, menampakkan

wajahnya kepada orang lain yang bukan muhrimnya, memberikan harta suami

diluar batas kewajaran, menolak menjalin hubungan kekeluargaan dengan

saudara-saudara suami.15

Hal itu tentu saja berkaitan dengan batas-batas pengertian nusyu>z yang

belum jelas dan juga pemberian status hukum nusyu>z yang merupakan hak

seorang suami. Artinya, suami berhak menentukan apakah isterinya

melakukan nusyu>z atau tidak. Seperti halnya yang dijelaskan dalam kitab

'Uqu>d al-Lujjay>n tentang beberapa hal yang membolehkan seorang memukul

15 Muhammad Nawawi, 'Uqu>d al-Lujjay>n, hlm.8.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

15

isterinya antara lain; jika isteri menolak berhias dan bersolek di hadapan

suami, menolak ajakan untuk tidur, keluar rumah tanpa izin, memukul anak

kecilnya yang sedang menangis, mencaci maki orang lain, menyobek-nyobek

pakaian suami, menarik jenggot suami (sebagai penghinaan), mengucapkan

kata-kata yang tidak pantas, seperti bodoh, dungu. Meskipun suaminya

mencaci lebih dahulu, menampakkan wajahnya kepada orang lain yang bukan

muhrimnya, memberikan harta suami di luar batas kewajaran, menolak

menjalin hubungan kekeluargaan dengan saudara-saudara suami.16

Begitu pula ketika penyusun mencoba memahami hak suami dalam

memisahi ranjang isteri yang nusyu>z. Tidak ada ketentuan yang menjelaskan

secara terperinci sampai dimana batasan-batasannya. Walaupun ada sebagian

ulama' yang berpendapat bahwa hijr (memisahkan tempat tidur)yang

dilakukan suami itu boleh dilakukan asal tidak melebihi tiga hari. Sedangkan

yang lain berpendapat dengan menganalogikannya pada batas hak i>la’(sanksi)

empat bulan. Meskipun begitu perlakuan hijr suami itu sendiri dapat

dikategorikan sebagai bentuk kekerasan seksual terhadap isteri. Sebab jika

dikembalikan lagi pada tujuan asal perkawinan yang salah satunya adalah

untuk pemenuhan kebutuhan biologis, maka sikap tidak perduli terhadap

kebutuhan biologis pasangannya yang ditunjukkan dengan cara menjauhi

ranjangnya dan menghindari dalam berhubungan seks merupakan tindakan

yang salah. Karena kebutuhan itu tidak hanya merupakan hak suami saja

16 Muhammad Nawawi,'Uqu>d al-Lujjay>n, hlm. 8.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

16

namun juga merupakan hak isteri.17 Seperti yang dijelaskan oleh beberapa

ayat dalam al-Qur'an yang menyinggung tentang arti pentingnya penyaluran

kebutuhan biologis secara sehat dan benar.

Di antaranya yaitu:

�� �� � !"#� !$� �� � �� !$%�& '� (���� )�*+�� ,-*� !$� ./#

!$01 �21� !$*-1 3�"� !$&2� ���" !"04 !$� 5� !-118

Dalam ayat yang lain:

���6� !$� 7�/ !$%�&!"89 :# !$;�/19

Tidak hanya sebatas hak untuk memisahi ranjang dan memukul, suami

pun masih memiliki hak yang lain dalam memperlakukan isterinya yang

sedang nusyu>z seperti pencegahan nafkah dan penjatuhan talak. Untuk

pencegahan nafkah hal ini seperti yang dijelaskan dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI), sesuai dengan penghasilan suami menanggung:

1. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri

2. Biaya pengobatan bagi isteri dan anak

3. Biaya pendidikan bagi anak

Kewajiban-kewajiban di atas diperjelas lagi dengan ayat (5)

“kewajiban suami terhadap isterinya tersebut pada ayat (4) huruf a dan b di

atas berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari isterinya.” Begitu pula pada

17 Khoiruddin Nasution, Islamtentang Relasi Suami dan isteri (Hukum Perkawinan I), cet.

I, (Yogyakarta: ACAdeMIA dan TAZAFFA, 2004), hlm. 40. 18 Al-Baqarah (2): 187. 19 Al-Baqarah (2): 223.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

17

ayat (7) dijelaskan lagi dengan menyatakan; kewajiban suami sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) gugur apabila isteri nusyu>z.” 20

Harus dicatat, pemberian nafkah itu berarti meliputi makanan, tempat

tinggal dan pakaian. Dan hal itu wajib bagi suami ketika isteri mulai tinggal

bersamanya dan mengizinkan hubungan badan setelah pernikahan, asalkan

tentu saja isteri mampu untuk itu.21 Oleh karena itu sudah semestinya jika

kewajiban itu tidak hilang hanya karena perkara-perkara sepele seperti hal-hal

yang diklaim suami terhadap isterinya saat nusyu>z. Menurut Ibnu Hazm

bahwa apa pun alasannya memberi nafkah merupakan kewajiban pihak suami

sejak terjalinnya akad nikah baik suami mengajak hidup serumah atau tidak,

baik isteri masih dibuaian, atau berbuat nusyu>z atau tidak, kaya atau fakir,

masih punya orang tua atau telah yatim, gadis atau janda, merdeka atau budak,

semua disesuaikan dengan keadaan dan kesanggupan suami.22 Tidak mudah

sebenarnya melacak sebab-sebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga,

karena tidak bisa dipungkiri kondisi sosial masyarakat masih beranggapan

bahwa persoalan dalam rumah tangga merupakan sesuatu yang tabu

diungkapkan, karena hal itu adalah urusan internal dan privasi sebuah

keluarga.

Setidaknya ada beberapa faktor yang berpeluang dalam menimbulkan

tindak kekerasan dalam rumah tangga khususnya terhadap isteri. Salah

20 KHI Pasal. 80 Ayat (4), (5) dan (7). 21 Asghar Ali Engineer, Hak-hak Perempuan dalam Islam, cet. II, (Yogyakarta: LSPPA,

2000), hlm. 179. 22 As-Sayyid Sa>biq, Figh as-Sunnah, (al-Qa>hirah: Fath al-I’la>m al-Arabi>, 1410 H/1990

M.), III: 279.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

18

satunya adalah kekeliruan dalam memahami ajaran agama. Seperti kekeliruan

dalam memahami surat an-Nisa>' (4):34, yang berbunyi:

<�+��2=���>60>��?2#@A��� B-�=C�� C-�����AD@&0��B-��>��?������

�����B20�������0����20���0���E"B"���C-���2/�= *F--"�2G""0?��

�H�* &0C*-1��F ��2=$0�I6J20�������1�K 4�*-��$C-�.23

Serta yang sering dianggap sebagai pembolehan pemukulan suami

terhadap isteri. Atau juga terhadap ayat dalam surat al-Baqarah (2):223:

$#��=-1��C-����?���=$&2L��>MN�="8B6=$;�/���62=$-;�G=4O�&

P0>Q�������N�R24

Kedua ayat di atas banyak dipahami sebagai pemberian hak

terhadap suami dalam melakukan eksploitasi seksual terhadap isetri.25 Semua

itu tentu saja tidak terlepas dari asumsi dasar bahwa laki-laki adalah pemimpin

atas perempuan dan mereka merupakan pihak yang berkuasa. Paradigma

kekuasaan semacam itu tampaknya juga melahirkan implikasi dalam teori

perkawinan. Islam memandang bahwa perkawinan merupakan perjanjian yang

menghalalkan laki-laki dan perempuan untuk menikmati naluri seksualnya.

Melalui akad ini, isteri dianggap milik laki-laki atau suami dengan

kepemilikan intifa>'. Meskipun menurut sebagian ulama Sya>fi'i>yyah, akad

23 An-Nisa>’ (4): 34.

24Al-Baqarah (2): 223. 25 Fathul Jannah dkk., Kekerasan Terhadap Isteri, cet. I, (Yogyakarta: LKiS, 2003), hlm.

60.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

19

nikah bukanlah akad tamlik (kepemilikan), melainkan akad ibahah (pilihan).26

Sementara itu, seperti yang diketahui walaupun istilah kekerasan

terhadap perempuan belum digunakan dalam, rumusan hukum. KUHP

menempatkan sebagian besar dalam bab kejahatan dengan kesusilaan. Khusus

tentang penganiayaan terhadap anggota keluarga termasuk terhadap isteri

dijelaskan dalam pasal 356 dalam bab penganiayaan “(1) bagi yang

melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, isterinya atau

anaknya; (2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau

karena menjalankan tugasnya yang sah; dan (3) Jika kejahatan itu dilakukan

dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk

dimakan atau diminum.” Dalam pasal itu disebutkan bahwa pidana dalam

pasal 351 “(1) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-

lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-

; (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka berat, si tersalah dihukum penjara

selama-lamanya lima tahun; (3) Jika perbuatan itu menjadikan matinya orang,

dia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun; (4) Dengan penganiayaan

disamakan merusak kesehatan orang dengan sengaja; (5) Percobaan

melakukan kejahatan ini tidak dihukum”, 353 “(1) Penganiayaan yang

dilakukan dengan direncanakan lebih dahulu dihukum penjara selama-

lamanya empat tahun; (2) Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, si tersalah

dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun; (3) Jika perbuatan itu

menjadikan kematian terhadap orang lain, ia dihukum penjara selama-lamanya

26 Lihat Hussain Muhammad, "Refleksi Teologis tentang Keperempuan: Kekerasan terhadap Perempuan", dalam Syafiq Hasyim (ed.), Menakar, Eksplorasi Lanjut Atas Hak-hak Reproduksi Perempuan Dalam Islam, (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 209.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

20

sembilan tahun”, dan 355 “(1) Penganiyaan berat yang dilakukan dengan

direncanakan terlebih dahulu, dihukum penjara selama-lamanya dua belas

tahun; (2) Jika perbuatan itu menjadikan kematian orangnya si tersalah

dihukum penjara selama-lamanya sepuluh tahun.”dan dapat ditambah dengan

sepertiga bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang

sah, isterinya atau anaknya.27

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian pustaka (library

research), yaitu suatu penelitian yang seluruh datanya didapatkan dari

sumber-sumber pustaka, buku-buku atau karya tulis yang relevan dengan

permasalahan yang ada dan yang diteliti.28 Dan juga beberapa literatur

tentang hukum pidana baik dari ranah hukum Islam dan hukum positif.

Penelitian pustaka disebut juga penelitian hukum normatif, karena

penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada norma-norma yang

tertulis atau bahan hukum yang lain.29

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini bersifat deskriptif analitik, maksudnya

penelitian ini dilakukan dengan klarifikasi dengan ketentuan hukum yang

27 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) 28Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 1990), hlm.9. 29Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004), hlm. 3.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

21

berlaku selama ini. Untuk kriteria identifikasi ini perlu menyeleksi

manakah norma-norma yang dapat disebut hukum positif dan sosial. Dan

juga mengorganisir norma-norma yang sudah diidentifikasi dan

dikumpulkan di dalam suatu sistem yang komprehensif. 30

3. Pendekatan Penelitian

Untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini, maka penyusun

menggunakan pendekatan penelitian ini adalah normatif, pendekatan

tersebut dipakai dalam hal untuk menemukan asas atau doktrin terhadap

hukum positif yang berlaku,31 berupa pendapat ahli hukum Islam maupun

hukum positif untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada dasarnya dalam hal pengumpulan data ini dilakukan dengan

teknik pengumpulan data penelitian dokumentatif. Bahwasanya datanya

secara langsung diambil dari buku-buku yang membahasnya mengenai

permasalahan yang diteliti dan juga dikutip sebagai pembanding. Sehingga

pada akhirnya data yang didapatkan merupakan data yang diperoleh lewat

berbagai sumber yang ada.

5. Analisis Data

Dalam hal metode analisa ini agar data yang didapatkan itu valid

maka digunakanlah analisa data kualitatif sehingga data yang didapatkan

akurat. Pengaplikasiannya dari metode tersebut bahwasanya penelitian ini

30 Bambang Sunggono, Metodologei Penelitian Hukum, cet. III, (Jakarta: PT. Grafindo

Persada, 2001), hlm.84-85.

31Ibid.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

22

bertitik tolak upaya untuk menemukan asas-asas tentang Batas-batas hak

suami dalam memperlakukan saat isteri nusyu>z pandangan Ima>m Asy-

Sya>fi’i> yang telah ada untuk diklarifikasikan dan dikembangkan guna

menemukan sistem yang komperhensif dan sistematis. Dalam analisa

penelitian ini penggunaan sistem penalaran deduktif digunakan untuk

mengimplementasikan norma hukum yang in abstracto yang telah

ditemukan tersebut untuk digunakan sebagai titik tolak dalam melihat

masalah yang in concrecto.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam menjabarkan dari kelima bab dalam skripsi ini penyusun

mencoba menguraikan dari bahasan masing-masing bab. Pada dasarnya dari

lima bab yang akan dibahas oleh penyusun dalam skripsi ini nantinya akan

diawali bab pertama yaitu pendahuluan dan bab yang kelima adalah penutup.

Bab pertama pendahuluan, yang menjadi penjelasan adanya skripsi ini

dan mengapa perlu dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan

kegunaan penelitian untuk menjelaskan mengenai urgensi penelitian ini.

Kemudian dilanjutkan dengan telaah pustaka untuk memberikan penjelasan

dimana posisi penulis dalam hal ini, dimana letak kebaharuan penelitian ini.

Selanjutnya kerangka teoritik adalah tinjauan mengenai beberapa pandangan

atau pendapat-pendapat tokoh tentang obyek bahasan yang diteliti. Adapun

metodologi penelitian dimaksudkan bagaimana cara yang akan dilakukan

penulis dalam penelitian ini, pendekatan yang dipakai dan bagaimana langkah-

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

23

langkah penelitian tersebut dilakukan. Dan yang terakhir adalah sistematika

yaitu untuk memberikan gambaran secara umum tentang, sistematis, logis dan

korelatif mengenai kerangka bahasan penelitian.

Bab kedua merupakan gambaran secara umum mengenai nusyu>z, yang

mencakup pengertian nusyu>z, bentuk-bentuk perbuatan nusyu>z, dasar hukum

dan akibat perbuatan hukumnya. Hal ini penting karena diistilahkan sebagai

pintu untuk dapat masuk ke dalam hal yang khusus atau spesifik dalam

bahasan di bab selanjutnya. Sehingga nanti diharapkan untuk mempermudah

pemahaman alur dalam skripsi ini.

Bab ketiga berbicara tentang hak-hak suami dan batasan-batasannya

dalam memperlakukan isteri saat nusyu>z pandangan Ima>m Asy-Sya>fi’i>, dalam

bab ini adalah pokok masalah yang diteliti. Dalam hal ini peneliti

mendeskripsikan berbagai pendapat atau ide dari berbagai pemikir hukum

Islam, dan sekaligus melakukan analisa secara kritis-analitis dari berbagai

pendapat ulama’ yang ada.

Bab empat dijelaskan mengenai analisa pembahasan mengenai

pandangan dari Ima>m Asy-Sya>fi’i> tentang batas-batas perlakuan suami saat

isteri sedang nusyu>z dan analisa mengenai istimbath hukum Ima>m Asy-Sya>fi’i>

tentang batas-batas perlakuan suami saat isteri sedang nusyu>z. Sehingga dalam

bab empat ini lebih ditekankan dalam pembahasan analisisnya dikaitkan

dengan hukum Islam. Sehingga nanti pembahasan mengenai nusyu>z dapat

tercapai dengan maksimal.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

24

Bab kelima dalam bagian ini adalah merupakan bagian terakhir atau

penutup yang mencakup kesimpulan sekaligus saran-saran berkaitan dengan

hasil penelitian yang ditemukan oleh penyusun sekaligus diajukan sebagai

jawaban atas pokok masalah.

Pada bagian akhir dalam skripsi ini juga adanya hal-hal yang penting

dan relevan dengan penelitian yang tidak perlu dimuat pada bagian utama,

terdiri atas daftar pustaka, lampiran-lampiran dan curriculum vitae.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penyusun lakukan dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Batas-Batas Perlakuan Suami Terhadap

Isteri Saat Nusyu>z Dalam Pandangan Ima>m Syafi’i>”ini mencoba untuk

diberikannya solusi yang paling baik dengan beberapa macam upaya yang

sudah diuraikan panjang lebar di dalamnya pada bab-bab sebelumnya. Oleh

karena itu dalam bab akhir ini ditarik beberapa kesimpulan sekaligus saran

sebagai berikut:

1. Imam asy-Syafi’i mengemukakan bahwasanya dalam batas-batas

perlakuan hak seorang suami saat isteri nusyu>z itu yang pertama: upaya

pesuasif yang digambarkan imam Asy-Syafi’i ini mencakup pemberian

mau’id}ah (nasihat). Kedua: mengasingkan isteri (hijr). Ketiga:

kewenangan memukul. Keempat: Pencegahan hak nafkah. Kelima hak

penjatuhan talak yang dalam hal ini merupakan suatu jalan terakhir

manakala di dalam rumah tangga sudah tidak bisa ditempuh dengan jalan

Is}lah (perdamaian).

2. Mengenai konteks istinbat} hukum yang dilakukan oleh Imam Asy-Sya>fi’i

menggunakan rujukan-rujukan yang sah}ih} diantaranya : Al-Qur’an, As-

Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Di sinilah istinbat} hukum yang diberikan Imam

Asy-Sya>fi’i benar-benar melalui penyaringan. Karena Imam Asy-Sya>fi’i

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

105

adalah salah satu madzhab yang terkenal di dunia dan sudah tidak

diragukan lagi dari sisi pendapat hukum terutama di dalam pendapat

hukum fiqih.

3. Pandangan dan istinbat} hukum Ima>mAsy-Sya>fi’i> tentang batas-batas hak-

hak suami dalam memperlakukan isteri pada saat nusyu>z tidak keluar dari

hukum Islam karena rujukan pertama selalu menggunakan kitab suci al-

Qur’an, kemudian hadis-hadis atau sunnah Nabi, selanjutnya jika tidak

ditemukan secara eksplisit dalam al-Qur’an dan hadis baru beliau

melakukan ijma’ (kesepakatan Imam-imam Mujtahid dalam satu masa)

dan Qiyas (perbandingan antara yang satu dengan yang lain)

B. Saran-Saran

Perlu adanya tindak lanjut mengenai konsep nusyu>z dengan

menggunakan pendekatan yang mengacu pada keadilan.

1. Bagi suami: hendaknya dapat memperlakukan isteri dengan sebaik-

baiknya, dengan memposisikan isteri sebagai partner dalam rumah tangga

dan bukan sebagai pembantu seperti yang dipahami masyarakat masa lalu.

2. Bagi isteri: saling memahami antar tugas dan kedudukan dalam rumah

tangga.

3. Pemerintah: hendaknya ikut andil dan dapat memberikan pelayanan yang

sebaik-baiknya terhadap masyarakat, sehingga nantinya masyarakat dapat

bisa lebih memahami bagaimana menjadikan rumah tangga itu bahagia

dan sejahtera.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

106

DAFTAR PUSTAKA

A. Kelompok Al-Qur'an dan Tafsir

Al-Jas}s}a>s, Abi< Bakr Ah}mad ibn ‘Ali< Ra>zi<, Ah}ka>m al-Qur'a>n, Beirut: Da>r al-Kutub al-Alamiyah, 1415 H/1993 M.

Al-Kausari, Muhammad Zahi>d>, Muqaddimah Ahka>m al-Qur'a>n li Ima>m Asy-Sya>fi’i, Beirut: Dar al-Kutb al-‘Ilmiyah, 1991.

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: J-Art, 2005.

Johari, Ayat-ayat Nusyuz: Tinjauan Pisikologik-Pedagogik, Tesis Pasca Sarjan, Tidak diterbitkan, Yogyakarta: Sunan Kalijaga, 1995.

B. Kelompok Hadis

An-Nawawi<, S{ah}i<h} Muslim bi Syarh an-Nawawi<, Beirut: Da>r al-Fikr, 1981 M/1401 H.

Asy-Syajastani, Abi Daud Sulaiman ibn as-Yas, Sunan Abi Daud, Beirut: Da>r al-Fikr, 1994.

Muslim, S{ah}ih} Muslim, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.t..

Al-Qurtu>bi, Ja>mi al-Ah}ka>m al-Qura>n, Mesir: Da>r Al-Kita>b Al-Ara>bi, 1967.

Al-Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progresif,

1997.

C. Kelompok Fiqh

Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, tt., IV: 1353.

Rasyadi, A. Rahmat, Islam; Problematika Seks Kehamilan dan Melahirkan, cet. X, Bandung: Angkasa, 1993.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

107

al-Ju>naidi<, Abd. Al-Haki>m, Al-Ima>m asy-Sya>fi’i> Na>sir as-Sunnah wa Wadi’ al-Ushu>l, Mesir: Da>r al-Qalam, 1996.

Al-Jundi<, Abd. Ha>lim, Ima>m Asy-Sya>fi’i>: Nasi>ru as-Sunnah wa Wadi>u ‘Ilmu al-Us}u>l, ttp: Da>r al-Qalam, 1996.

Waha>b, As-Subki, Abd., Ha>syi>yah al-‘Alamah al-Banna>ul, ttp: Da>r al-Ihya>’ al-Kutb al-‘Ilmi>yah, tt.

Aal-Khallaf, Abd. Wahab, Ilmu Us}ul Fiqh, Alih bahasa Masdar Helmy, cet. 7, Bandung: Gema Insani Press, 1997.

al-Jazi<ri<, Abdurrahma>n, Kita>b al-Fiqh ‘Ala al-Maz\a>hib al-‘Arba’ah, Beirut: Da>r al-Fikr, t.t..

Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Surah, Al-Ja>mi’ as-S{ah}ih} wa Huwa Sunan al-Tirmiz\i<, Beirut: Da>r al-Kutub al-Alamiyah, t.t.

al-Gazzali<, Abu> Ha>mid Muh}ammad bin Muh}ammad, Ih}ya ‘Ulu>m ad-Di<n, Beirut: Da>r al-Kita>b al-Isla>mi, t.t.

Abu Muhammad ‘Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm, al-Muhalla, Kudus: Pustaka Azzam, t.t.

Ahmad asy-Syaiba>si>, Al-A’immah al-‘Arba’ah, Beirut: Da>r al-Ja>il, tt.

Ahmad Ima>m Asy-Sya>fi’i as-Sabba>si>, Al-Aimmah al-Arba’ah, Beirut: Da>r Al-Jail, tt.

Ahmad Nahra>wi Abd. As-Sala>m, Al-Ima>m fi> Mazha>baih, cet. I, Indonesia: tnp, 1998.

Ahmad Yu>suf, Ima>m Asy-Sya>fi’i> Wadi>’u ‘Ilmu al-Ushu>l, Kairo: Da>r As-Saqa>fah fi an-Nasyr wa Tauzi’, 1990.

Ali Baihaqi, Ma’rifatu as-Sunnah wa al-As\ar, Beirut: Dar al-Kutb al-‘Ilmiyah, t.tp.

Al-Mawardi, al-Halu>yal-Kabi>r, Beirut: Da>r al-Fikr, 1994 M/ 1414 H.

Al-Syi<razi<, al-Fiqh ‘ala> Maz}a>hib al-‘Arba’ah, Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.

Amina Wadud, Qur’an dan Perempuan, Jakarta: Serambi, 2000.

An-Nahra>wi<, al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab, Beirut: Dar al-Fikr, 1996 M/1417 H.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

108

Asghar Ali Enggineer, Hak-hak Perempuan dalam Islam, alih bahasa Farid Wajidi dan Cici Farkha Assegaf, Yogyakarta: Bentang Budaya, 1994.

As-Sayyid Sa>biq, Figh as-Sunnah, (al-Qa>hirah: Fath al-I’la>m al-Arabi>, 1410 H/1990 M.

Faru>q Abd. Mu’ti>, Al-Ima>m Asy-Sya>fi’i>, Beirut: Da>r al-Kutv al-‘Ilmi>yah, 1992.

Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), Wajah Baru Relasi Suami-Istri; Telaah kitab ‘Uqud al-Lujjayn, cet.I, Yogyakarta: LkiS, 2001.

Hasbi as-Shieddiqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Madzhab, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997.

Hazaimah Tahida, Pengantar Perbandingan Madzhab, Jakarta: Logos, 1997.

Humaidi Tatapangarsa, Hak dan Kewajiban Suami-Istri Menurut Hukum Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1993.

Ibn Hajar Asqalan, Mana>qib Ima>m Asy-Sya>fi’i>: Tawa>li at-Ta>sis, Beirut: Da>r al-Kutb al-‘Ilmi>yah, 1986/1406.

Ima>m Asy-Sya>fi’i, al-Umm, Beirut: Da>r al-Fikr, 1983 M/ 1403 H.

Ima>m Taqiy al-Di<n Abi< Bakr ibn Muh}ammad al-H{usaini ad-Damasqi< asy-Sya>fi’i<, Kifa>yat al-Akhya>r, Semarang: Toha Putra, t.t.

M. Djamil Latif, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, cet. II, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981.

Masdar Farid Mas’udi, Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan, cet.I, Bandung: Mizan, 1997.

Muh. Rasyid Rida, Jawaban Islam Terhadap Seputar Wanita, alih bahasa, Abd. Haris Rifa’i, Surabaya: Pustaka Progresif, 1993.

Muh}ammad Usma>n al-Khasi<t, Sulitnya Berumah Tangga: Upaya Mengatasinya Menurut al-Qur'an dan Hadis, Ilmu Pengetahuan, alih bahasa A. Aziz Salim Basyarahil, Jakarta: GIP, 1994.

Muhammad Abu> Zahrah, Tari>kh al-Madza>hib al-Isla>miyah, Kairo: Da>r al-Fikr al-‘Arabi>, tt.

Muhammad Ali Hasan, Perbandingan Madzhab, Jakarta: Rajawali Press, 1965.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

109

Muhammad bin Abdurrahman, Rahmah al-Ummah fi< Ikhtila>f al-Aimmah, Surabaya: al-Hidayah, t.t.

Muhammad Ibn Idri>s, Ima>m asy-Sya>fi’i> Diwa>n al-Ima>m asy-Sya>fi’i>, Yu>suf Ima>m Muhammad al-Baqa>’i> (ed.), Makkah: Da>r al-Fikri, 1988.

Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi, Syarh Uqud al-Lujjayn fi Bayan al-Huquq az-Zawjayn, Surabaya: Mutiara Ilmu, t.t.

Muhammad Yusu>f Mu>sa>, Ah}ka>m al-Ah}wal asy-Syakhs}iyyah al-Isla>my.

Muhyidin Abd. as-Sala>m, Mauqif Ima>m Asy-Sya>fi’i> min Madra>sah al-Iraq al-Fiqhi>yah, Mesir: Majlis al-A’la> li Syu’u>n al-Isla>miyah, tt.

Mustafa> as-Siba>’i>, As-Sunnah wa Imka>natuhu fi at-Tasyri’ al-Isla>mi>, Cet.8 Damsik: Da>r al-Qaumi>yah, 1379/1960.

Saleh bin Gani<m as-Saldani<, Nusyu>z, alih bahasa A. Syauqi Qadri, cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Sirajudin ‘Abbas, Sejarah dan Keagungan Ima>m Asy-Sya>fi’i >, Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1995.

Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Jakarta: Wijaya, 1954.

Sunan ibn Majah, “Kitab an-Nika>h”, Bab al-Mar’ah ‘ala> az-Zawj”.

Toha Jabir al-Alwani, Ushul al-Fiqh al-Islami, Source Methodology in Islamic Jurisprodence: Methodology for Research and Knowledge, Herudu: The International of Islamic Thought, 1990.

Wahbah az-Zuhaili, al Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, cet ke-I, Beirut: Dar al-Fikr, 1997.

Wahbah az-Zuhaili<, al-Fiqh al-Isla>mi, Juz IX, hlm. 6599.

D. Kelompok Lain-lain

Adhim, Fauzil, Kupinang Engkau Dengan Hamdalah, Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 1999.

Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, cet. III, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

110

al-Jamal, Muh. Yusuf Asy-Syahir. Tafsir Al-Bahr al-Muhit, cet. II, Beirut: Da>r

al-Kutub al-Alamiyah, 1413 H/1993 M.

al-Katib, Muhammad Sarbini, Mug}ni al-Muhtaj, Mesir: Mustafa al-Bab al-

Halabi, t.t.

al-Khallaf, Abd. Wahab, Ilmu Us}ul Fiqh, Alih bahasa Masdar Helmy, cet. 7,

(Bandung: Gema Insani Press, 1997.

Asfari Jaya Bakri. Konsep Maqosid Syari’ah, cet.1, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996.

Asghar Ali Engineer, Matinya Perempuan: Menyingkap Skandal Doktrin Dan Laki-Laki, Alih Bahasa Akhmad Affandi, cet. I, Yogyakarta: IRCSod, 2003.

as-Sadlan, Shaleh bin Ghanim, “Nusyuz” diterjemahkan oleh Abu Hudaifah

Yahya, Nusyuz Petaka Rumah Tangga. Jakarta: Nurul Qalb, 2008.

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, cet. III, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2001.

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Pres, 1995.

Depag RI, Inpres nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Derektorat Jendral Pengembangan Kelembagaan Agama Islam.

Elli Nurhayati, “Tantangan keluarga pada millennium ke-3” dalam Lusi Margiani dan Muh. Yasir Alimi (ed), Sosialisasi menjinakan “Taqdir” Mendidik anak secara Adil, cet. I, Yogyakarta: LSPPA, 1999.

Fathul Jannah dkk., Kekerasan Terhadap Isteri, cet. I, Yogyakarta: LKiS, 2003.

Fathul Jannah dkk., Kekerasan Terhadap Isteri, cet. I, Yogyakarta: LKiS,

2003.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, 1990.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

111

Hasan, Muhammad Ali, Perbandingan Madzhab, Jakarta: Rajawali Press,

1965.

Hasyim, Syafiq, Hal-Hal yang Tak Terpikirkan, Bandung: Mizan, 2001.

Hussain Muhammad, "Refleksi Teologis Tentang Keperempuan: Kekerasan Terhadap Perempuan", dalam Syafiq Hasyim (ed.), Menakar, Eksplorasi Lanjut Atas Hak-hak Reproduksi Perempuan Dalam Islam, Bandung: Mizan, 1999.

Inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Pasal 83 ayat

(1) dan 84 ayat (1).

Isa Anshari, “Nusyuz sebagai Alasan Penolakan Memberi Nafkah (Studi Analisis Terhadap Putusan PA. Sleman,” Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1997.

Jailani, Abdul Qadir, Keluarga Sakinah, cet. 7, Bandung: Gema Insani Press,

1997.

Khoiruddin Nasution, Islam, Tentang Relasi Suami dan Isteri (Hukum Perkawinan I), cet. I, Yogyakarta: ACAdeMIA dan TAZAFFA, 2004.

Latif, M. Djamil, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, cet. II, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1981.

Lindra Darnela, “Studi Terhadap Pendapat Ibn Hazm Tentang Nafkah Isteri Nusyuz,” Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002.

Manzur, Ibn, Lisan al-Arobi, Beirut: Da>r Lisan al-Arobi, ttp.

Muhammad, Hussain. "Refleksi Teologis tentang Keperempuan: Kekerasan

terhadap Perempuan", dalam Syafiq Hasyim (ed.), Menakar,

Eksplorasi Lanjut Atas Hak-hak Reproduksi Perempuan Dalam Islam,

Bandung: Mizan, 1999.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

112

Nailis Sa’adah, “Nusyuz Dalam Pandangan Amina Wadud Dan Realisasinya Dengan Upaya Penghapusan Kekerasan Terhadap Isteri,” Skripsi Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002.

Nasution, Khoiruddin, Islam tentang Relasi Suami dan isteri (Hukum

Perkawinan I), cet. I, Yogyakarta: ACAdeMIA dan TAZAFFA, 2004.

Nurjannah, Perempuan Dalam Pasungan; Bias Laki-laki dalam Penafsiran,

cet. I, Yogyakarta: LkiS, 2003.

Syakir, Syaikh Ahmad Muhammad, Ar-Risalah Imam Syafi’i, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008.

Tatapangarsa, Humaidi, Hak dan Kewajiban Suami-Istri Menurut Hukum

Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP)

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 31 Ayat (1).

Wahid Hasyim, “Korelasi “Nusyuz Dengan Kekerasan Terhadap Rumah Isteri; Studi Kasus Di Rifka Annisa’ Women’s Crisis Center Yogyakarta,” Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002.

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2004.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

I

DAFTAR TERJEMAHAN

No Hlm Fn. Terjemahan BAB I 1 2 3 …Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, Maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka…

2 16 18 Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu...

3 16 19 Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.

4 18 23 Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

5 18 24 Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah amal (yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

BAB II 6 28 11 Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

II

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. 7 29 12 Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyu>z atau sikap

tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyu>z dan sikap tak acuh), maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

8 31 17 Jika seorang suami mengajak istrinya ke ranjang, lalu sang istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu subuh.

9 31 18 Nusyu>z: ketika istri menolak diajak bersetubuh atau keluar dari rumah tanpa izin suami.

10 31 19 Nusyu>z adalah ketika seorang istri melanggar ketentuan yang ada di rumah suaminya dan ketika istri melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki suaminya.

BAB III 11 44 13 Wahai amirul mu’minin, apa yang kamu ucapkan terhadap

dua orang laki-laki sehingga salah satu dari mereka mengira aku saudaranya dan laki-laki yang satunya lagi mengira aku miliknya. Mana yang lebih mencintaiku? Amirul mu’minin menjawab: laki-laki yang mengira kamu saudaranya … berkata: wahai amirul mu’minin, sesungguhnya kalian adalah orang tua abbas, dan mereka adalah anak ali dan kita itu keturunan bani mutholib, maka kalian semua adalah anaknya abas engkau menyangka kamu saudaramu, dan mereka menyangka kami budak mereka.

12 52 34 Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, maka nasehatilah mereka

13 52 35 Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka 14 52 36 Dan pukullah mereka 15 54 39 Janganlah kalian memukuli hamba-hamba perempuan Allah 16 54 40 Istri yang dimarahi suami-suami mereka maka diringankan

hatinya. 17 54 41 Janganlah kalian memukuli hamba-hamba perempuan Allah 18 54 56 Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyu>z atau sikap

tidak acuh dari suaminya, Maka tidak Mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)

19 60 58 Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

III

Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

20 63 65 Tidak halal bagi seorang muslim meninggalkan saudaranya melebihi 3 hari.

21 63 67 Kepada orang-orang yang meng-ilaa' istrinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

22 66 72 Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

23 66 73 Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,

24 69 78 Berwasiatlah kalian semua kepada istri-istri kalian dengan wasiat yang baik, sesungguhnya istri-istri kalian itu adalah penolong bagi kalian. Kalian tidak berhak memiliki apapun dari para istri kecuali itu. Kecuali jika para istri berbuat kejelekan yang jelas maka tinggalkanlah mereka di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan, namun jika mereka ta’at kepadamu janganlah kamu menghalangi pilihan mereka. Ingatlah, istri-istri kalian itu punya hak. Ingatlah, kamu wajib memberikan hak-hak mereka yaitu dengan berbuat baik dengan mereka serta memberikannya pakaian dan makanan.

25 69 79 Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).

26 78 96 Seorang suami wajib memberi nafaqah kepada istri ketika ada akad nikah, baik suami mengajak istri di rumah sendiri atau tidak, baik sang istri kaya atau faqir, punya orang tua atau yatim piatu, perawan atau janda, orang merdeka atau budak.

27 78 97 Bertakwalah kalian dalam urusan para wanita, karena sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh mengizinkan seorang pun yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan jika istri melakukan kesalahan, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Dan wajib bagi suami memberikan rizki dan pakaian dengan kebaikan kepada istri.

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

IV

28 78 98 Saya bertanya: “Ya Rasulullah, apa hak seorang istri yang harus dipenuhi oleh suaminya?” Rasulullah menjawab: “Engkau memberinya makan apabila engkau makan, engkau memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah engkau memukul wajahnya, dan janganlah engkau menjelek-jelekkannya, dan janganlah engkau tinggalkan dia melainkan di dalam rumah.

29 79 99 Saya bertanya kepada Ibnu ‘Utaibah tentang hukumnya seorang istri yang keluar dari rumah suaminya dalam keadaan marah, apakah seorang istri berhak mendapatkan nafaqah? Ibnu ‘Utaibah berkata: iya.

30 85 109 Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah Thalaq. 31 88 117 Wahai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan

taatlah kepada Rasul 32 91 125 Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, maka

nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka

33 94 129 Rasulullah Saw menjawab janganlah engkau memukul wajahnya, dan janganlah engkau menjelek-jelekkannya, dan janganlah engkau tinggalkan di dalam rumah.

34 94 130 Dan pisahkanlah ranjang mereka BAB IV

35 99 1 Dan bergaullah dengan mereka secara patut 36 97 2 Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

37 99 6 Apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu.

38 100 8 Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka

39 101 8 Wahai orang-orang yang beriman selamatkanlah keluargamu dari api neraka

40 103 11 Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyu>znya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

V

mereka, dan pukullah mereka 39 98 12 Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua

orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?

40 99 13 Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

41 103 16 Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyu>z atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyu>z dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

42 105 20 Kebijakan imam/kepala Negara terhadap rakyat itu harus dihubungkan dengan kemaslahatan.

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

VI

BIOGRAFI ULAMA

IMAIMAIMAIMA<<<<M ASYM ASYM ASYM ASY----SYASYASYASYA<<<<FI’IFI’IFI’IFI’I<< <<

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idri>s asy-Sya>fi’i> al-Quraisyi>. Lahir pada tahun 150 H/767 M., dan meninggal pada tahun 204 H/820 M., beliau adalah salah satu dari Maza>hib al-Arba’ah yang sangat ketat baik dalam penggunaan akal maupun sunnah. Pandangan-pandangan yang ia kemukakan di Iraq atau tepatnya di Bagdad sering di sebut sebagai qaul qadi>m. Sedangkan pendapat atau pandangan dia yang dikemukakan setelah beliau hijrah ke Mesir. ASGAR ALI ENGINEER

Asghar adalah seorang pemikir dan teolog Islam dari India dengan reputasi Internasional. Dia telah menulis banyak artikel dan buku tentang teologi, yurisprudensi, sejarah dan filsafat Islam serta memberikan kuliah di berbagai negara. Dia juga berpartisipasi dalam berbagai gerakan perempuan muslim dan pembaharuan di komunitas Bohra. Salah satu karyanya yang sangat terkenal dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang sangat konsern terhadap isu-isu hak-hak perempuan dalam Islam adalah The Right of Women in Islam, diterbitkan tahun 1992 di London. WAHBAH AZ-ZUHAILI

Nama lengkapnya adalah Wahbah Mustafa> az-Zuhaili>. Dilahirkan di kota Dayr ‘Atiyah, bagian dari Damaskus pada tahun 1932 M. Setelah menematkan Ibtidaiyyah dan belajar al-Kulli>yah as-Syar’i>yyah di Damaskus (1952), dia kemudian meneruskan pendidikannya di Fakultas asy-Syari’ah Universitas al-Azhar, Mesir (1956). Di samping ia mendapatkan ijazah khusus pendidikan (tahassus at-Tadri>s) dari fakultas Bahasa Arab, dan ijazah at-Tadri>s dari Universitas yang sama mendapatkan gelar Lc. Dalam Ilmu Hukum di Universitas ‘Ain Syam, gelar Diploma dari Ma’had as-Syari>’ah Universitas al-Qa>hirah, dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang hukum pada tahun 1963, dimana semua pendidikannya lulus dengan predikat terbaik. Ia kemudian menjadi dosen di Universitas Damaskus, dan mengisi aktivitasnya sebagai pengajar, penulis dan pembimbing. Sebagai ahli di bidang fiqh dan usul fiqh, Wahbah telah banyak menulis buku, diantara karya monumentalnya adalah al-Fiqh al-Isla>mi> wa ‘Adillatuh. IMAIMAIMAIMA<<<<M ABUM ABUM ABUM ABU<<<< HANIHANIHANIHANI<< <<FAHFAHFAHFAH Nama lengkapnya adalah Abu> Hani>fah an-Nu’ma>n bin S|a>bit bin Zufi at-Tami>mi>. Lahir di Kufah pada tahun 150 H/ 699 M., pada masa pemerintahan al-Qa>lid bin Abdul Ma>lik. Dia salah satu mujtahid yang sangat banyak pengikutnya, yang mengklaim diri mereka dengan golongan mazhab Hanafi. Semua hidupnya, Abu> Hani>fah dikenal sebagai seorang yang dalam ilmunya, zuhud dan tawa>dhu’ serta teguh memegang ajaran agama. Beliau tidak tertarik dengan jabatan-jabatan kenegaraan, sehingga beliau pernah menolak sebagai hakim (qadhi>) yang ditawarkan oleh Al-Mansu>r. Konon, karena penolakannya itu dia dipenjarakan

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

VII

hingga akhir hayatnya. Dia meninggalkan beberapa karya diantaranya Al-Musuan (kitab hadis, dikumpulkan oleh muridnya), Al-Makha>rij (buku ini dinisbatkan pada Ima>m Abu> Hani>fah, diriwayatkan oleh Abu> Yus>uf), dan Fiqh Akba>r. Abu> Hani>fah meninggal pada tahun 150 H/ 767 M, pada usia 70 tahun dan dimakamkan di Kizra. IMAIMAIMAIMA<<<<M MAM MAM MAM MA<<<<LIKLIKLIKLIK BIN ANAS

Ima>m Ma>lik bin Anas, merupakan panutan bagi mereka yang menamakan dirinya sebagai aliran Maliki, mereka tersebar luas hampir merata di seluruh negara Islam. Ima>m Ma>liki sendiri dilahirkan di Madi>nah pada tahun 93 H/ 712 M. Dia adalah salah satu ulama yang sangat terkemuka, terutama dalam bidang ilmu hadis dan fiqh. Salah satu karyanya yang sangat terkenal hingga kini sebagai rujukan dalam ilmu hadis dan fiqh adalah kitabnya yang berjudul Al-Muwaththa’. Ima>m Ma>lik meninggal dunia pada usia 86 tahun pada tahun 179 H/ 795 M.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BATAS-BATAS PERLAKUAN SUAMI ...digilib.uin-suka.ac.id/12746/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

VIII

CURRICULUME VITAE

1. Nama : Muhammad Lutfi Ainun Najib

2. Tempat Tanggal Lahir : Gunung Kidul, 4 Januari 1992

3. Alamat Asal : Wiyaka Utara, Plembutan, Playen, Gunung Kidul

Wonosari, Yogyakarta

4. Alamat Sekarang : Baciro, GK V/11 Timoho, Yogyakarta

5. E-mail : [email protected]

6. Riwayat Orang Tua

a. Nama Ayah : Buchori Muslim

b. Pekerjaan : PNS

c. Nama Ibu : Sri Kusrini

d. Pekerjaan : PNS

7. Alamat : Wiyaka Utara, Plembutan, Playen, Gunung Kidul

Wonosari, Yogyakarta

Riwayat Pendidikan

1. MI YAPPI Wiyaka : Lulus Tahun 2003

2. MTs Al-Ma’ha>d An-Nur : Lulus Tahun 2006

3. MA Al-Ma’ha>d An-Nur : Lulus Tahun 2009

4. UIN Sunan Kalijaga : Lulus Tahun 2013