85
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT “NU SEJAHTERA” MANGKANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh : FATHUR RAHMAN FAMUKTIATHUR NIM : 062311005 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

  • Upload
    buicong

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

TINJAUAN HUKUM ISLAMTERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BMT “NU SEJAHTERA” MANGKANG SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh :

FATHUR RAHMAN FAMUKTIATHURNIM : 062311005

JURUSAN MUAMALAHFAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG

2010/2011

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

ii

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

iii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

iv

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

v

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan untuk :

Ibundaku dan Ayahandaku tercinta dan tersayangCinta, ketulusan kasih, tuntunan, dukungan dan do amuSelalu menerangi langkah penuh cita dan cinta putramu.

Paman dan BibiNasehat, bimbingan dan arahan kalian menuntun

arah perjalanan hidupku, mengajarkan hidup yang sebenarnya hidup,maafkan atas segala kesalahan keponakan Mu ini

Om Aziz dan Bule Mu alifah SekeluargaTerima kasih untuk nasehat dan keramahannya selama penulis

Hidup di Kendal, semua itu merupakan pelajaran dan pengalamanBerharga bagi penulis

Saudara / saudarikuYang selalu memberiku semangat lebih kepadaku Dan terima kasih juga untuk canda tawa kalian

Dan untuk yang aku sayangi (Permata Ku) dan menyayangiku.

Dedikasiku untuk kalian semua

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain

kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 13 Desember 2010

Deklarator

FATHUR RAHMAN FNIM : 062311005

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

vii

ABSTRAK

Murabahah dalam perspektif fiqh merupakan salah satu dari bentuk jualbeli yang bersifat amanah (bai al-amanah) selain jual beli wadhi ah, jual belitauliyah. Murabahah terlaksana antara penjual dan pembeli berdasarkan hargabarang, harga asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli dan keuntunganyang diambil oleh penjual pun diberitahukan kepada pembeli. Murabahahmerupakan skim fiqh yang paling populer diterapkan perbankan syariah maupunlembaga keuangan syariah (LKS) seperti Baitul Maal wa Tamwil (BMT).Murabahah didefinisikan sebagai jasa pembiayaan dengan bentuk transaksi jualbeli BMT dengan nasabah dengan pembayaran angsuran. Pada prinsipnyadidasarkan pada 2 (dua) elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya yang terkaitdan kesepakatan atas margin atau keuntungan. Namun maraknya penerapanmurabahah dalam perbankan syariah dan BMT menuai kritikan yang berasal dariulama itu sendiri. Diantara dari sekian kritikan yang dilontarkan antara laintentang pelaksanaan akad murabahah, pengadaan barang dalam pembiayaan ataupenggunaan wakalah dalam hal pengadaan barang sampai kepada penentuanmargin dalam murabahah.

BMT “NU SEJAHTERA” Mangkang Semarang, sebagai lembagakeuangan syariah tidak menutup kemungkinan terdapat ketidaksesuaian dalammelakukan praktek pembiayaan murabahah, sehingga perlu diteliti bagaimanapelaksanaan akad Murabahah di BMT “NU SEJAHTERA” Mangkang semarang?Dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadapa pelaksanaan pembiayaanmurabahah di BMT ini?

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (fiel research). Adapuntehnik pengumpulan data meliputi dokumentasi, dan wawancara. Sedangkanteknik analisisnya adalah analisis deskriptif. Yaitu metode yang dipakai untukmembantu dalam menggambarkan keadaan-keadaanyang mungkin terdapat dalamsituasi tertentu serta mengetahui bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan.Data yang diperoleh akan dianalisis dan digambarkan secara menyeluruh darifenomena yang terjadi pada pada pembiayaan murabahah di BMT “NUSEJAHTERA” Mangkang Semarang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam akadmurabahah di BMT “NU SEJAHTERA” terdapat penggunaan kata soohibul Maaldan Mudhorib dalam akadnya. Namun penggunaan kedua kata ini tidaklahmenghilangkan esensi akad murabahah. Karena dalam konsep hukum Islam, yangmenjadi pegangan atau dipakai dalam sebuah akad (transaksi) adalah maksud danmaknanya, bukan lafazh dan bentuknya.

Dalam hal pengadaan barang dalam praktek pembiayaan murabahah yangmenyerahkan sepenuhnya kepada nasabah untuk membeli barang sendiri setelahproses akad terjadi, belumlah sesaui dengan aturan hukum Islam, karena seolahBMT menjual barang yang bukan dalam tanggungannya. Begitu pula dalam halpenentuan margin yang masih terlihat menyandarkan proses yang dilaluinya telahmenggunakan informasi tingkat suku bunga secara langsung.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan atas

segala limpahan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM

TERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT “NU

SEJAHTERA” MANGKANG SEMARANG.

Shalawat dan Salam Allah SWT. semoga selalu terlimpahkan dan

senantiasa penulis sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan

mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata

hasil dari “jerih payah” penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu terwujud

berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari

berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A pengemban Rektor IAIN Walisongo

Semarang

2. Bapak DR. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Ibu Dra. Hj. Siti Mudjibatun, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, M.M selaku Dosen Pembimbing II yang juga

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di sela-sela

kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

ix

5. Dosen Wali yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

arahan dan memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Muamalah, dosen-dosen dan karyawan

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo atas segala didikan, bantuan dan

kerjasamanya.

7. Bapak / Ibu pegawai Perpustakaan Institut IAIN Walisongo Semarang, yang

telah memberikan izin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Bapak pegawai Perpustakaan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang,

yang juga telah memberikan izin dan layanan kepustakaan yang diperlukan

dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kedua orang tua penulis beserta segenap keluarga, atas segala do’a, perhatian,

dukungan, kelembutan dan curahan kasih sayang yang tidak dapat penulis

ungkapkan dalam untaian kata-kata.

10. Om Amir (alm) dan Bibi Yuni sekeluarga yang telah mendidik dan

mengajarkan penulis tentang makna hidup yang sebenarnya. Terimakasih atas

do’a dan semuanya.

11. Segenap Staf dan Karyawan di BMT “NU SEJAHTERA” Mangkang

Semarang, terima kasih yang telah dengan ramah dan sabar membantu penulis

dalam melakukan penelitian skripsi ini.

12. Keluarga baru Ku di Resimen Mahasiswa Satuan 906 “Sapu Jagad” IAIN

Walisongo Semarang, terus berlatih, berfikir dan berjuang untuk kemajuan

terus menerus Korp kita. Jaga terus kekompakaan dan kekorsaan seluruh

personil. Tidak ada kata “TIDAK BISA” kalau semangat kita selalu 45’.

13. Teman-teman IAIN Walisongo angkatan 2006, khususnya jurusan Muamalah

A 06 (Munif, Bayti, Saefuddin, dll) serta kawan-kawan di Himpunan

Mahasiswa Jawa Barat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

14. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu, baik moral

maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

x

Harapan dan do’a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima

Allah SWT. serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis

mengharap saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi

ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Semarang, 13 Desember 2010

Penulis,

Fathur Rahman Famuktiathur NIM. 062311005

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

HALAMAN DEKLARASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

HALAMAN ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. v

HALAMAN MOTTO . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

HALAMAN PERSEMBAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii

HALAMAN KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii

HALAMAN DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi

DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……. xiii

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Permasalahan …………………………………….1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………7

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………8

D. Telaah Pustaka ……………………………………………………9

E. Metode Penelitian ………………………………………………..11

F. Sistematika Penulisan ……………………………………………13

BAB II : Tinjauan Umum Tentang Murabahah

A. Pengertian Murabahah dan Landasan

Syariah Murabahah ………..……………………………………..15

1. Pengertian Murabahah………………………………………...15

2. Landasan Syariah Murabahah………………………………….19

B. Rukun dan Syarat Murabahah…………………………………….21

1. Rukun Murabahah……………………………………………...21

2. Syarat Murabahah…………………………………....…………24

C. Jenis-jenis Murabahah…………………………...………………..25

1. Murabahah Tanpa Pesanan……………………………………..25

2. Murabahah Berdasarkan Pesanan………………………….… ..27

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

xii

D. Penerapan dan Skema Murabahah…………………………..........28

BAB III : Gambaran Umum BMT ”NU SEJAHTERA”

A. Sejarah BMT ”NU SEJAHTERA”.……………………………...32

B. Tujuan,Visi dan Misi BMT ”NU SEJAHTERA”..………………34

C. Struktur Organisasi BMT ”NU SEJAHTERA”………………… 35

D. Produk dan Jasa BMT ”NU SEJAHTERA”……………………..36

1. Produk Perhimpunan Dana……………………………………36

2. Produk Penyaluran Dana………………………………………37

E. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah di BMT ”NU

SEJAHTERA”…………………………………………………....38

BAB IV : Analisis Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah di BMT

”NU SEJAHTERA” Mangkang Semarang

A. Analisis Terhadap Akad Pembiayaan Murabahah di BMT NU

SEJAHTERA Mangkang Semarang……………………………..46

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan

Murabahah di BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang

Semarang……………………..…………………………………..53

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan………………………………………………………67

B. Saran-saran……………………………………………………….68

C. Penutup…………………………………………………………...69

DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1. Alur Murabahah Tanpa Pesanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 27

2.2. Alur Murabahah berdasarkan Pesanan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 28

2.3. Skema Pengembangan Murabahah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

3.1. Bagan Struktur Organisasi BMT ”NU SEJAHTERA” . . . . . . . . . . . . .…… 35

3.2. Alur Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BMT ”NU SEJAHTERA”. . 39

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai Rahmatan lil Alamin semakin hari menunjukkan wajah

berseri, yaitu dengan adanya ekonomi syariah lebih menguntungkan, halal dan

barokah. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat pun mulai sadar

akan nilai penting syariah untuk segera diterapkan. Kegiatan ekonomi

merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah Islam, yakni bagian

muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama manusia.

Pengaturan kegiatan berekonomi dalam syariah Islam dilandaskan pada kaidah

dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa maa laa yatimm al wajib illa

bihi fa huwa wajib , yakni sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan

yang wajib, maka ia wajib diadakan.

Praktik ekonomi syariah di Indonesia mulai berkembang dengan

perkembangan keinginan dan harapan umat Islam yang menjadi sebahagian

besar penduduk Indonesia. Keinginan tersebut berkembang seiring dengan

berkembangnya upaya pemahaman terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang

berdasarkan syariah Islam pada awal tahun 1990-an, yaitu ditandani dengan

dibentuknya secara kelembagaan Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992.

Pada tahun 2003, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan

fatwa yang terkait dengan bunga bank adalah haram, hal ini kemudian

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

2

menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, setiap tahunnya terjadi

peningkatan yang positif. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya asset

industri perbankan syariah nasional pada per Agustus 2005 sebesar Rp. 18,23

triliun meningkat pada per Agustus 2006 menjadi Rp. 23,5 triliun sehingga

besar peningkatannya sebesar Rp. 5,27 triliun atau sebesar 28,91%.1

Kemudian semakin marak pertumbuhan perkembangan keuangan

syariah manakala lahir Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang merupakan

perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

menyebutkan secara jelas tentang kedudukan perbankan syariah. Lalu semakin

pasti juga keberadaan keuangan syariah secara hukum ketika Pemerintah

sebagai pemegang kebijakan mensahkan Undang-Undaang Nomor 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah. Keberadaan Undang-Undang Perbankan

Syariah ini tentu saja menjadi landasan hukum positif yang semakin

mempertegas peran dan fungsi perbankan syariah di Indonesia.

Namun perkembangannya tersebut tidak hanya dari Industri

perbankan saja. Juga dari Asuransi, Pegadaian, Koperasi, Bank Perkreditan

Rakyat Syariah (BPRS), lembaga keuangan lainnya termasuk didalamnya

adalah lembaga keuangan non bank atau lembaga pembiayaan (multifinance)

dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

Sejak awal perkembangannya pada tahun 1992 lembaga keuangan

syariah yang disebut terakhir di atas, Baitul Maal wa Tamwil (BMT), yaitu

Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro, pada tahun 2006

1 Republika, 11 Oktober 2006.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

3

saja sudah tercatat sebnayak 3.037 BMT yang tersebar di 26 propinsi di

Indonesia dengan 1.828 BMT yang melaporkan kegiatan pengelolannya. Total

asset BMT telah mencapai Rp. 300 M (tiga ratus milyar rupiah). Potensi

tersebut diperkirakan akan semakin berkembang. 2

BMT sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah

memiliki karakteristik sebagai lembaga keuangan yang memadukan antara

fungsi Baitul Maal (sosial / tabarru ) dengan kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana umat Islam seperti zakat, infaq, maupun shadaqah. Selain

itu BMT juga berfungsi sebagai usaha komersil (tamwil) yakni mencari

keuntungan dengan menghimpun dan mengelola dana masyarakat dalam

bentuk jasa simpanan dan pembiayaan berdasarkan konsep syariah. Tidak

hanya itu, BMT dapat melakukan fungsi terpisah yakni berorientasi mencari

keuntungan atau lembaga sosial semata.3

Dengan adanya fungsi usaha komersil dengan menghimpun dan

mengelola dana masyarakat, maka seperti halnya perbankan syariah, kegiatan

penghimpunan dana BMT menggunakan prinsip wadi ah dan mudharabah,

musyarakah sedangkan kegiatan penyaluran dana menggunakan prinsip bagi

hasil, jual beli (murabahah, bai bitsaman ajil, salam, istisna) dan sewa (ijarah

dan ijarah muntahia bittamlik) kepada masyarakat.4

2 Andi Estetiono, Makalah: Strategi Inkopsyah Dalam Pengembangan LembagaKeuangan Mikro Syari’ah, disampaikan pada Seminar dan Workshop Nasional di P3EI UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 25 s.d 26 Mei 2005.

3 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta : UII Press,2004, h. 126.

4 Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wattamwil, Jakarta :Mizan, 1999, h. 35.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

4

Mencermati perkembangan BMT ini, ada suatu hal yang perlu

diperhatikan bahwa, praktek BMT saat ini masih sangat didominasi oleh

produk murabahah5 sebagai akad pembiyaan dalam kegiatan penyaluran dana.

BMT pada umumnya, banyak menerapkan murabahah sebagai metode

pembiayaan mereka yang utama, meliputi kurang lebih tujuh puluh lima

persen (75%) dari total kekayaan mereka. Menurut Choudury, dominannya

pembiayaan murabahah terjadi karena pembiayaan ini cenderung memiliki

risiko yang lebih kecil dan lebih mengamankan bagi shareholder6.

Padahal Sesungguhnya BMT memiliki core product pembiayaan

berupa produk bagi hasil, yang dikembangkan dalam produk pembiayaan

musyarakah dan mudharabah. Meski jenis produk pembiyaan dengan akad

jual beli (murabahah, salam dan istishna) dan sewa (ijarah dan ijarah

muntahia bittamlik) juga dapat dioperasionalkan. Namun kenyataannya, BMT

dengan produk pembiayaannya masih didominasi oleh produk pembiayaan

dengan akad jual beli (tijarah) yang berbentuk murabahah7.

5 Murabahah adalah penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yangdiketahui. Lihat, Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, Bandung : PT Al-Ma’Arif, 1988 , h. 82.

6 Sumiyanto, Problem Transaksi Model Mudarabah dalam Lembaga Keuangan SyariahStudi Kasus LKS BMT-BMT di Yogjakarta, Tesis MSI UII, 2004 (tidakdipublikasikan).

7 Murabahah banyak yang mengatakan tidak mempunyai rujukan langsung dalam Al-Qur’an, yang ada hanyalah tentang jual beli atau Perdagangan yang sering dibahas dalam kitab-kitab fiqh. Menurut al-Kaff, seorang kritikus kontemporer tentang murabahah, bahwa para fuqahaterkemuka mulai menyatakan pendapat mereka mengenai murabahah pada awal abad ke-2 H.Karena tidak ada acuan langsung kepadanya dalam al-Quran atau dalam Hadis yang diterimaumum, maka para ahli hukum harus membenarkan murabahah berdasarkan landasan lain. Malikmendukung faliditasnya dengan acuan pada praktek orang-orang Madinah. Ia berkata "PendudukMedinah telah berkonsensus akan legitimasi orang yang membeli pakaian di sebuah toko danmembawanya ke kota lain untuk dijual dengan adanya tambahan keuntungan yang telahdisepakati. Lihat Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga, Studi Kritis dan InterpretasiKontemporer Tentang Riba dan Bunga, Terj. Muhammad Ufuqul Mubin, et. al, Cet. I,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, h. 137.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

5

Fungsi BMT dalam pembiayaan murabahah ini adalah sebagai

penjual barang untuk kepentingan nasabah. BMT membeli barang dan

kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan

harga beli ditambah keuntungan. BMT harus memberitahukan secara jujur

harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan. BMT juga harus

menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian Barang kepada

nasabah.8

Namun dalam beberapa hal, untuk mengelola resiko yang terkait

dengan barang, ada sebagian BMT yang menggunakan media akad wakalah

dengan memberikan kuasa kepada nasabahnya untuk membeli barang tersebut.

Pembelian obyek murabahah memang sebaiknya dilakukan oleh pihak BMT,

namun bukan suatu hal yang salah apabila BMT mewakilkan kepada nasabah

untuk membeli barang, selama menggunakan media akad wakalah ini ada

klausul wakalah dan akad murabahah dilakukan setelah barang tersebut

menjadi milik BMT.

Fatwa MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000/26

Dzulhijah 1420 H9, secara tegas telah menetapkan bahwa “jika bank hendak

mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, maka

akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip

menjadi milik bank”. Dengan kata lain, pemberian kuasa wakalah dari bank

kepada nasabah, harus dilakukan sebelum akad Jual beli murabahah terjadi.

Dari ketentuan tersebut jelas bahwa akad murabahah dapat dilakukan jika

8 Ahmad Saeed, Ibid, h.147.9 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia tentang Murabahah No:

04/DSN-MUI/IV/2000.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

6

barang tersebut secara prinsip telah menjadi milik bank, jadi harus ada

barangnya terlebih dahulu, kemudian dilakukan akad murabahah, dan dengan

demikian tidak diperkenankan untuk melakukan akad murabahah jika tidak

ada barangnya.

Dalam praktek, penggunaan akad wakalah dalam pembiayaan

murabahah ini, oleh sebagian kalangan akademisi dianggap bahwa BMT atau

lembaga keuangan syariah (LKS) lainnya terkadang kurang bijak dan tidak

hati-hati menerapkan media wakalah pembelian obyek murabahah ini. Karena

pada kenyataan BMT seringkali mendahului akad murabahahnya baru

kemudian melakukan wakalah dan pemberian dana kepada nasabah untuk

pembelian obyek murabahah, dan tentu saja hal ini menyalahai aturan dari sisi

syariah atau hukum Islamnya.

Penting dan harus segera dibetulkan dan diberikan pemahaman

kepada para pelaku BMT untuk memperbaiki pelaksanaan pembiayaan

murabahah dengan media akad wakalah agar tidak menyalahi aturan hukum

Islam. Karena sangat disayangkan produk yang mendominasi di hampir setiap

lembaga keuangan syariah ternyata menyalahai aturan syariah.

BMT NU “SEJAHTERA”, yang berkantor pusat di Jalan Raya

Semarang – Kendal ini merupakan lembaga keuangan syariah yang

diamanatkan KONPERCAB NU kota Semarang tahun 2006 kepada PC NU

agar mendirikan lembaga keuangan yang dikelola secara syariah. Lembaga

keuangan syariah pimpinan Bapak Drs. Muhtarom, Akt dengan badan hukum

No. 05/PAD/KDK/.11/III/2009 ini dalam dua tahun saja dengan sembilan

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

7

kantor cabang yang tersebar di wilayah Jawa Tengah telah memiliki aset

sekitar Rp.37 Miliar.

Dari segi pelayanan BMT ini cukup baik, terbukti dengan sistem

transaksi online yang dilakukan. Sehingga semua transaksi bisa dilakukan

pada semua BMT NU Sejahtera yang tersebar di Jateng. Selain itu, BMT NU

SEJAHTERApun telah melakukan kerja sama dengan Bank Syariah Mandiri

tentang penerbitan berupa kartu ATM Bersama yang bisa digunakan untuk

mengambil simpanan di bank-bank yang memilik ATM Bersama maupun

sebagai kartu belanja di supermarket yang terdapat logo ATM bersama.

Dengan adanya permasalahan di atas terkait pembiayaan murabahah,

maka penulis menganggap penting untuk dikaji dan diteliti mengenai praktek

pelaksanaan pembiayaan murabahah dengan mengangkatnya mejadi sebuah

judul skripsi TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ”NU

SEJAHTERA” MANGKANG SEMARANG.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, maka didapatkan

rumusan pokok masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan akad pembiayaan murabahah di BMT “NU

SEJAHTERA”?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan pembiayaan

Murabahah di BMT “NU SEJAHTERA”?

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

8

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu memiliki tujuan yang jelas agar hasil penelitian

tersebut dapat memberi manfaat.

1. Tujuan

a. Tujuan Obyektif

Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan akad

pembiayaan murabahah di BMT “NU SEJAHTERA” Mangkang,

Semarang, dan untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan murabahah

di BMT “NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang dari sisi tinjauan

hukum Islam.

b. Tujuan Subyektif

I. Untuk menerapkan ilmu yang telah penulis peroleh secara teori

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga diharapkan

penelitian ini bermanfaat .

II. Untuk memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh fakultas

Syariah IAIN Walisongo Semarang dalam rangka mencapai gelar

sarjana dalam ilmu syariah fakultas tersebut .

2. Manfaat

Dari hasil penelitian diharapakan diperoleh manfaat bagi pihak-

pihak terkait, antara lain :

a. BMT

Hasil penelitian diharapkan dapat membantu memberikan tambahan

dan masukan bagi BMT “NU SEJAHTERA” agar dapat terus

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

9

berkembang lebih baik sesuai dengan ketentuan akhlak dan prinsip

syariah.

b. Bagi Penulis

Diharapkan penulis mendapatkan tambahan pengetahuan yang selama

ini hanya didapat penulis secara teoritis.

c. Masyarakat / pihak yang berkepentingan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber masukan yang

positif atau sebagai sumber informasi tambahan serta menambah

khasanah bacaan ilmiah.

D. Telaah Pustaka

Murabahah berarti jual beli di mana penjual memberitahu pembeli

biaya perolehan dan keuntungan yang diinginkannya. Murabahah dalam fiqih

awalnya tidak berhubungan dengan pembiayaan. Kemudian, digunakan oleh

perbankan syari'ah dengan menambahkan beberapa konsep lain sehingga

menjadi bentuk pembiayaan. Transaksi murabahah yang begitu mendominasi

penyaluran dana pada bank syari'ah yang jumlahnya hampir mencapai tujuh

puluh lima persen dari total pembiayaan dan adanya kesan bahwa semua

transaksi penyaluran dana bank syariah dimurabahahkan, kemungkinan untuk

menekan seminimal mungkin resiko yang akan menimpa bank dalam setiap

penyaluran dananya.

Diantara sekian buku yang membahas tentang murabahah adalah

antara lain, Ascarya, yang memaparkan tentang akad dan produk perbankan

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

10

syari’ah di Indonesia dan membandingkannya dengan konsep klasik.

Menurutnya bahwa akad pembiayaan murabahah yang dipraktekkan di

perbankan syari’ah Indonesia memiliki perbedaan dengan konsep klasik

murabahah. Dalam konsep klasik tujuan transaksi murabahah hanya sebagai

jual beli, sedangkan dalam perbankan syari’ah di Indonesia digunakan sebagai

pembiayaan dalam rangka penyediaan fasilitas/barang. Dalam hal tahapan

transaksi, konsep klasik hanya satu tahap, sedang dalam perbankan melalui

dua tahap. Kemudian halnya juga dengan pembayaran, dimana dalam konsep

klaasik hanya dilakukan satu kali di akhir periode, dalam perbankan syariah

pembayarannya dilakukan dengan cara diangsur. Terakhir yang ditelitinya

adalah dari aspek kolateral, konsep klasik tidak mengena adanya konsep

jaminan, sedangkan dalam praktik perbankan syariah di Indonesia diharuskan

dengan jaminan.10

Lalu, dalam buku yang dikeluarkan oleh Pusat komunikasi Ekonomi

syari’ah yang berjudul Materi Dakwah Ekonomi Syariah, menjelaskan

murabahah bi tsaman ajil, yang lazim digunakan dalam perbankan syariah

saat ini. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad sedangkan

pembayaran dilakukan secara tangguh.11

Selanjutnya Dr. Muhammad, M.Ag dalam bukunya model-model

akad pembiayaan Bank syariah (Panduan Teknis Pembuatan Akad/Perjanjian

Pembiayaan Pada Bank Syariah), memaparkan tentang mulai dari pengenalan

10 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari ah, Jakarta : PR Raja Grafindo Persada, 2008, h.221.

11 Pusat komunikasi Ekonomi syari’ah, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, Jakarta : PusatKomunikasi Ekonomi Syari’ah, 2008, h. 114.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

11

perbankan syariah, Teori akad dalam fiqh serta desain kontrak di perbankan

syariah dari mekanisme pembiayaan produk penghimpunan dana seperti

mudharabah, Wadiah. Produk penyaluran dana seperti Murabahah, salam,

Isthisna sampai kepada produk-produk jasa yang dimiliki oleh bank syariah

seperi Qordul Hasan.12

Kemudian dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti Arbita

Kamalia dalam penelitiannya yang berjudul Studi Komparatif Pembiayaan

Pada Perbankan Syari'ah Dengan Pembiayaan Leasing, mengungkapkan

perbankan syari'ah dengan lembaga leasing jelas berbeda walaupun sama-

sama merupakan lembaga keuangan. Perbankan syari'ah menghindari praktek

bunga yang dianggap sebagai riba, oleh karena itu pembiayaan yang ada pada

perbankan syari'ah didasarkan pada prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip

penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh

keuntungan (murabahah), prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau

dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).13

E. Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami

objek menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.Untuk

12 Dr. Muhammad, M.Ag, Model-Model Akad Pembiayaan Bank Syariah (PanduanTeknis Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah), Yogyakarta : UII Press,2008.

13 Arbita Kamalia, Studi Komparatif Pembiayaan Pada Perbankan Syari'ah DenganPembiayaan Leasing, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan IAINWalisongo, 2006.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

12

mendapatkan kajian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka

dalam menelaah data dan mengumpulkan serta menjelaskan obyek

pembahasan dalam skripsi ini, penulis menempuh metode sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

penelitian yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala dalam hal

ini di BMT “NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang dengan

meggunakan metode kualitatif.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer

berupa data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilapangan,

sedangkan data sekunder adalah data olahan yang diambil penulis sebagai

pendukung atas penelitian dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan

dipertanggung jawabkan secara ilmiah yaitu dengan melakukan studi

pustaka dan penelusuran melalui internet.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Yaitu “metode yang digunakan dengan cara mencari data mengenai

hal-hal berupa buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

13

rapat, catatan harian dan lain sebagainya.” 14 seperti mempelajari

dokumen-dokumen profil perusahaan atau BMT “NU SEJAHTERA”.

b. Wawancara / interview

Wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud

tertentu.15 Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi secara

langsung tentang aplikasi dan penggunaan akad wakalah dalam

pembiayaan murabahah yang ada di BMT ”NU SEJAHTERA”,

dimana informasi yang diperoleh adalah dari internal perusahaan yang

mengetahui secara jelas bagaimana prosedur pelaksanaan akad

wakalah dalam pembiayaan murabahah.

4. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data Penulis mengunakan analisis deskriptif, yaitu

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seorang, lembaga,

masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya”.16

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab dengan

sistematika penulisannya sebagai berikut :

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : RinekaCipta, 1992, h. 131.

15 Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : Remaja Rosdakarya,2002, h. 135.

16 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress, 2001, h. 63.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

14

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : TINJUAN UMUM TENTANG MURABAHAH

Bab ini berisi pembahasan mengenai pengertian dan landasan

syariah murabahah, rukun dan syarat murabahah, jenis-jenis

murabahah, penerapan dan skema murabahah

Bab III : GAMBARAN UMUM BMT ”NU SEJAHTERA”

Bab ini membahas mengenai sejarah, Tujuan, visi dan misi,

struktur organisasi, produk dan jasa BMT ”NU SEJAHTERA”,

dan aplikasi pembiayaan murabahah di BMT ”NU

SEJAHTERA”

Bab IV: ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT

”NU SEJAHTERA”

Bab ini membahas analisis akad pembiayaan murabahah dan

tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan pembiayaan

murabahah di BMT ”NU SEJAHTERA”.

Bab V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan

dalam bab IV dan saran-saran yang direkomendasikan oleh

penulis kepada instansi yang terkait dan penutup.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

15

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MURABAHAH

A. Pengertian Murabahah Dan Landasan Syariah Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Murabahah dalam perspektif fiqh merupakan salah satu dari bentuk

jual beli17 yang bersifat amanah (bai al-amanah). Jual beli ini berbeda

dengan jual beli musawwamah / tawar menawar. Murabahah terlaksana

antara penjual dan pembeli berdasarkan harga barang, harga asli

pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli dan keuntungan yang

diambil oleh penjual pun diberitahukan kepada pembeli, sedangkan

musawwamah adalah transaksi yang terlaksana antara penjual dan pembeli

dengan suatu harga tanpa melihat harga asli barang.18 Jual beli yang juga

termasuk dalam jual beli bersifat amanah adalah jual beli wadhi ah, yaitu

menjual kembali dengan harga rendah (lebih kecil dari harga asli

pembelian), dan jual beli tauliyah, yaitu menjual dengan harga yang sama

dengan harga pembelian.19

Secara etimologis, murabahah berasal berasal dari kata al-ribh

( ) atau al-rabh ( ) yang memiliki arti kelebihan atau pertambahan

17 Berbicara tentang murabahah maka tidak akan dapat dilepaskan dengan sistem jual beliyang dalam fiqh biasa disebuat al-bai . Yang secara etimologis kata al-bai dapat diartikan dengan( ) yang berarti tukar menukar. Lihat As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Jilid III, Beirut: Daral-Fikr, t.t, h. 126.

18 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta : UII Prees, 2005, h. 14.19 Ibid.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

16

dalam perdagangan ( ). Dengan kata lain, al-ribh tersebut

dapat diartikan sebagai keuntungan ”keuntungan, laba, faedah” 20 . Di

dalam al-Qur’an kata ribh dengan makna keuntungan dapat ditemukan

pada surat al-Baqara [2] ayat 16 berikut :

Artinya : Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklahmereka mendapat petunjuk . (QS. Al-Baqarah : 16)

Dalam konteks mu’amalah, kata murabahah biasanya diartikan sebagai

jual beli yang dilakukan dengan menambah harga awal (

).21

Secara istilah, pada dasarnya terdapat kesepakatan ulama dalam

substansi pengertian murabahah. Hanya saja terdapat beberapa variasi

bahasa yang mereka gunakan dalam mengungkapkan definisi tersebut.

Secara umum, variasi pengertian tersebut dapat disebutkan di sini.22

Menurut ulama Hanafiyya , yang dimaksud dengan murabahah

ialah ”Mengalihhkan kepemilikan sesuatu yang dimiliki melalui akad

pertama dengan harga pertama disertai tambahan sebagai keuntungan .

20 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Cet. IV, Surabaya:Pustaka Progressif, 1997, h. 463.

21 Sebagai kelebihan dari modal awal, keuntungan dalam jual beli murâbaha memilikikesamaan dengan kelebihan pada riba. Akan tetapi antara keduanya berbeda jauh dalam statushukum; keuntungan pada murâbaha (sama seperti keuntungan pada jual beli lainnya) dibolehkansecara hukum, sedang kelebihan pada riba diharamkan. Qasim bin 'Abdillah bin Amir 'Ali al-Qawnuniy, Anis al-Fuqaha, Jedah: Dar al-Wafa`, 1406 H, h. 214

22 Ensiklopedi Fiqh online, diakses dari www.fikihonline.co

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

17

Ulama Malikiyah mengemukakan rumusan definisi sebagai berikut: ”Jual

beli barang dagangan sebesar harga pembelian disertai dengan tambahan

sebagai keuntungan yang sama diketahui kedua pihak yang berakad .

Sementara itu, ulama Syâfi’iyya mendefinisikan murabahah itu dengan:

”Jual beli dengan seumpama harga (awal), atau yang senilai dengannya,

disertai dengan keuntungan yang didasarkan pada tiap bagiannya .23

Lebih lanjut, Imam Syafi’i berpendapat, jika seseorang

menujukkan suatu barang kepada orang lain dan berkata : ”belikan barang

seperti ini untukku dan aku akan memberi mu keuntungan sekian .

Kemudian orang itu pun membelinya, maka jual beli ini adalah sah. Imam

Syafi’i menamai transaksi sejenis ini (murabahah yang dilakukan untuk

pembelian secara pemesanan) dengan istilah al-murabahah li al-amir bi

asy-syira .24

Menurut Ibnu Rusyd, sebagaimana dikutip oleh Syafi’i Antonio,

mengatakan bahwa murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual beli jenis ini,

penjual harus memberitahu harga barang yang ia beli dan menentukan

suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 25 Sedangkan menurut

Zuhaily, transaksi murabahah adalah jual beli dengan harga awal ditambah

dengan keuntungan tertentu.26

23 Ibid.24 M. Syaf ’i’i Antonio. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.

h. 102.25 Ibid., h. 103.26 Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, Damascus: Dar al-Fikr,1997, h..

3765.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

18

Dari rumusan para ulama definisi di atas, dapat dipahami bahwa

pada dasarnya murabahah tersebut adalah jual beli dengan kesepakatan

pemberian keuntungan bagi si penjual dengan memperhatikan dan

memperhitungkannya dari modal awal si penjual. Dalam hal ini yang

menjadi unsur utama jual beli murabahah itu adalah adanya kesepakatan

terhadap keuntungan. Keuntungan itu ditetapkan dan disepakati dengan

memperhatikan modal si penjual. Keterbukaan dan kejujuran menjadi

syarat utama terjadinya murabahah yang sesungguhnya. sehingga yang

menjadi karakteristik dari murabahah adalah penjual harus memberi tahu

pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah

keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.27

Murabahah dalam konsep perbankan syariah merupakan jual beli

barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

Dalam jual beli murabahah penjual atau bank harus memberitahukan

bahwa harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat

keuntungan sebagai tambahannya. Aplikasi pembiayaan murabahah pada

bank syariah maupun Baitul Mal Wa Tamwil dapat digunakan untuk

pembelian barang konsumsi maupun barang dagangan (pembiayaan

tambah modal) yang pembayarannya dapat dilakukan secara tangguh

(jatuh tempo/angsuran).28

Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati

27 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Mugtashid, Beirut : Lebanon : Dar al-Kutub Al-Ilmiyah, tt., h. 293.

28 Moh. Rifa’I, Konsep Perbankan Syariah, Semarang : CV. Wicaksana, 2002, h. 61.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

19

oleh penjual dan pembeli. Dalam teknis perbankan syariah, akad ini

merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam

murabahah ditentukan require rate of profitnya (keuntungan yang ingin

diperoleh).29

Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (dewan Syariah

Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah adalah

menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli

dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.30

2. Landasan Syariah Murabahah

Secara syar'iy, keabsahan transaksi murabahah didasarkan pada

beberapa nash al-Qur'an dan Sunnah. Landasan umumnya, termasuk jenis

jual beli lainnya, terdapat dalam surat al-Baqara (2) ayat 275 :

šúïÏ%©!$#tbqè=à2 ù'tƒ(#4qt/Ìh•9 $#ŸwtbqãBqà)tƒžwÎ)$ yJ x.ãPqà)tƒ” Ï%©!$#çmäÜ ¬6y‚ tFtƒß`» sÜø‹ ¤±9 $#z ÏB

Äb§yJ ø9 $#4y7Ï9ºsŒöNßgR r'Î/(#þqä9$ s%$ yJ ¯R Î)ßì ø‹ t7ø9 $#ã@ ÷W ÏB(#4qt/Ìh•9 $#3¨@ ym r&urª! $#yì ø‹ t7 ø9 $#tP §• ymur(#4qt/Ìh•9 $#... ...

... 4

Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdirimelainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitanlantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yangdemikian itu, adalah disebabkan mereka berkata(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,padahal Allah telah menghalalkan jual beli danmengharamkan riba. . (QS. Al-Baqarah : 275).31

29 Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu ataudalam bentuk persentase dari harga pembeliannya, seperti 10% atau 20%. Lihat Ir. AdiwarmanKarim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007,h.113.

30 Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi Kedua,Jakarta : MUI,

31 Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahnya, Jakarta : PT Intermasa, 1974, h.69.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

20

Dalam ayat ini, Allah swt mempertegas legalitas dan keabsahan

jual beli, serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasarkan

ketentuan ini, jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas dari

syara , dan sah untuk dioperasionalkan dalam praktik pembiayaan di bank

syariah dan Baitul Mall wa Tamwil (BMT) karena ia merupakan salah satu

bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.

Kemudian di dalam surat An-Nisa ayat 29, yang berbunyi :

g•ƒr'» tƒšúïÏ%©!$#(#qãYtB#uäŸw(#þqè=à2 ù's?Nä3s9ºuqøBr&Mà6 oY÷•t/È@ ÏÜ» t6ø9 $$ Î/HwÎ)b r&šcqä3s?¸ot•» pgÏB

tã<Ú#t• s?öNä3ZÏiB4Ÿwur(#þqè=çF ø)s?öNä3|¡àÿR r&4¨b Î)©! $#tb% x.öNä3Î/$ VJŠÏm u‘ÇËÒÈ

Artinya : hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecualidengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantra kamu . (QS. An-Nisa : 29)32

Dalam literatur fiqh klasik, murabahah mengacu pada suatu

penjualan yang pembayarannya ditangguhkan. Justru elemen pokok yang

membedakannya dengan penjualan normal lainnya adalah penangguhan

pembayaran itu. Pembayaran dilakukan dalam suatu jangka waktu yang

disepakati, baik secara tunai maupun secara angsuran.33 Oleh karena itu,

keberadaan murabahah juga didasarkan pada hadis yang menegaskan

bahwa murabahah termasuk dalam ketegori perbuatan dianjurkan

(diberkati). Hadis tersebut berbunyi :

32 Ibid, h. 122.33 Dr. Sami' Hamud menamai transaksi seperti ini dengan bay' al-murâbaha li al-amr bi

al-syirâ (penjualan dengan tingkat margin keuntungan tertentu kepada orang yang telah memberiorder utnuk membeli). M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, Judul Asli: Towards a JustMonetary System, Penerj.: Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Cendekia,2000, h. 120

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

21

)(

Artinya : Dari Shalih bin Shuhayb dari ayahnya, ia berkata: "RasulullahSAW bersabda: "Tiga hal yang di dalamnya terdapatkeberkahan: jual beli secara tangguh, muqâradha(mudhâraba ) dan mencampur gandum dengan tepung untukkeperluan rumah, bukan untuk dijual . (HR. Ibn Mâja ).

Selanjutnya dalam kaidah ushul fiqh :

Artinya : pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh kecuali ada dalilyang mengharamkannya .

B. Rukun dan Syarat Murabahah

1. Rukun Murabahah

Sebagai bagian dari jual beli, maka pada dasarnya rukun dan syarat

jual beli murabahah juga sama dengan rukun dan syarat jual beli secara

umum. Rukun jual beli menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul

yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang

menempati kedudukan ijab dan qobul itu.35 Sedangkan menurut jumhur

ulama ada 4 rukun dalam jual beli itu, yaitu penjual, pembeli, sighat, serta

barang atau sesuatu yang diakadkan.

34 Al-maktabah Asy-syamilah V-II, Kutubul al-Mutun : Sunan Ibnu Majah, Bab as-Syirkah wa al-Mudharabah, Juz VII, h. 68, Nomor hadis 2280.

35 Wiroso, Op.Cit, h. 16.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

22

Adapun untuk rukun jual beli murabahah itu sendiri antara lain

:36

a. Penjual (Ba i)

Adalah pihak bank atau BMT yang membiayai pembelian barang yang

diperlukan oleh nasabah pemohon pembiayaan dengan sistem

pembayaran yang ditangguhkan. Biasanya di dalam teknis aplikasinya

bank atau BMT membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama

bank atau BMT itu sendiri. 37 Walaupun terkadang bank atau BMT

menggunakan media akad wakalah dalam pembelian barang, dimana si

nasabah sendiri yang mebeli barang yang diinginkan atas nama bank.

b. Pembeli (Musytari)

Pembeli dalam pembiayaan murabahah adalah nasabah yang

mengajukan permohonan pembiayaan ke bank atau BMT.

c. Objek jual beli (Mabi )

Yang sering dilakukan dalam permohonan pembiayaan murabahah

oleh sebagian besar nasabah adalah terhadap barang-barang yang

bersifat konsumtif untuk pemenuhan kebutuhan produksi, seperti

rumah, tanah, mobil, motor dan sebagainya.38

36 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah (Panduan teknispembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah), Yogyakarta : UII Press, 2009, h.58.

37 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbaknan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BUMIdan Takaful), Jakarta : PT Grafindo Persada, cet. Ke-1, 1996, h. 93.

38 Karnaen A. Perwata Atmadja dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana BankIslam, Yogyakarta : Dana Bhakti wakaf, 1992, h. 25.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

23

Walaupun demikian, ada rambu-rambu yang harus diperhatikan juga,

bahwa benda atau barang yeng menjadi obyek akad mempunyai syarat-

syarat yang harus dipenuhi menurut hukum Islam, antara lain :

1) Suci, maka tidak sah penjualan terhadap benda-benda najis seperti

anjing, babi, dan sebagainya yang termasuk dalam kategori najis.

2) Manfaat menurut syara , dari ketentuan ini, maka tidak boleh jual-

beli yang tidak diambil manfaatnya menurut syara’.

3) Jangan ditaklikan, dalam hal apabila dikaitkan atau digantungkan

kepada hal-hal lain, seperti : ”jika Bapakku pergi, Ku jual

kendaraan ini kepadamu”.

4) Tidak dibatasi waktu, dalam hal perkataan, ”saya jual kendaraan ini

kepada Tuan selama satu tahun”. Maka penjualan tersebut tidak

sah, sebab jual beli adalah salah satu sebab pemilikan secara penuh

yang tidak dibatasi ketentuan syara’.

5) Dapat dipindahtangankan/diserahkan, karena memang dalam jual-

beli, barang yang menjadi obyek akad harus beralih

kepemilikannya dari penjual ke pembeli. Cepat atau pun lambatnya

penyerahan, itu tergantung pada jarak atau tempat diserahkannya

barang tersebut.

6) Milik sendiri, tidak dihalalkan menjual barang milik orang lain

dengan tidak seizin dari pemilik barang tersebut. Sama halnya juga

terhadap barang-barang yang baru akan menjadi miliknya.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

24

7) Diketahui (dilihat), barang yang menjadi obyek jual beli harus

diketahui spesifikasinya seperti banyaknya (kuantitas), ukurannya,

modelnya, warnanya dan hal-hal lain yang terkait. Maka tidak sah

jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak.39

d. Harga (Tsaman)

Harga dalam pembiayaan murabahah dianalogikan dengan pricing atau

plafond pembiayaan.

e. Ijab qobul.

Dalam perbankan syariah ataupun Lembaga Keuangan Syariah (BMT),

dimana segala operasionalnya mengacu pada hukum Islam, maka akad

yang dilakukannya juga memilki konsekuensi duniawi dan ukhrawi.

Dalam akad biasanya memuat tentang spesifikasi barang yang

diinginkan nasabah, kesediaan pihak bank syariah atau BMT dalam

pengadaan barang, juga pihak bank syariah atau BMT harus

memberitahukan harga pokok pembelian dan jumlah keuntungan yang

ditawarkan kepada nasabah (terjadi penawaran), kemudian penentuan

lama angsuran apabila terdapat kesepakatan murabahah.

2. Syarat Murabahah

Selain ada rukun dalam pembiayaan murabahah, juga terdapat

syarat-syarat yang sekiranya menjadi pedoman dalam pembiayaan

sekaligus sebagai identitas suatu produk dalam bank syariah atau BMT

39 Hendi Suhendi, fiqh Muamalah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, cet. Ke-1, 2002,h. 71-72.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

25

dengan perbankan konvensional. Syarat dari jual beli murabahah tersebut

antara lain :

a. Penjual memberi tahu harga pokok kepada calon pembeli. 40Hal ini

adalah logis, karena harga yang akan dibayar pembeli kedua atau

nasabah didasarkan pada modal si pembeli awal / Bank atau BMT.

b. Akad pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

c. Akad harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang sesudah pembelian.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara hutang.

C. Jenis-jenis Murabahah

Dalam konsep di perbankan syariah maupun di Lembaga Keuangan

Syariah (BMT), jual beli murabahah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :41

1. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah tanpa pesanan adalah jenis jual beli murabahah yang

dilakukan dengan tidak melihat adanya nasabah yang memesan

(mengajukan pembiayaan) atau tidak, sehingga penyediaan barang

dilakukan oleh bank atau BMT sendiri dan dilakukan tidak terkait dengan

jual beli murabahah sendiri.

40 Muhammd Ridwan, Konstruksi Bank Syariah di Indonesia, Yogyakarta : Pustaka SM,2007, h. 79.

41 Wiroso, Op Cit, h. 37.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

26

Dengan kata lain, dalam murabahah tanpa pesanan, bank syariah

atau BMT menyediakan barang atau persediaan barang yang akan

diperjualbelikan dilakukan tanpa memperhatikan ada nasabah yang

membeli atau tidak. 42 sehingga proses pengadaan barang dilakukan

sebelum transaksi / akad jual beli murabahah dilakukan. Pengadaan

barang yang dilakukan bank syariah atau BMT ini dapat dilakukan dengan

beberapa cara antara lain :

1. Membeli barang jadi kepada produsen (prinsip murabahah).

2. Memesan kepada pembuat barang / produsen dengan pembayaran

dilakukan secara keseluruhan setelah akad (Prinsip salam).

3. Memesan kepada pembuat barang / produsen dengan pembayaran yang

dilakukan di depan, selama dalam masa pembuatan, atau setelah

penyerahan barang (prinsip isthisna).

4. Merupakan barang-barang dari persediaan mudharabah atau

musyarakah.

Alur transaksi murabahah tanpa pesanan dapat dilihat dalam skema

berikut :

42 Ibid, h. 39.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

27

GAMBAR 2.1

Alur Murabahah Tanpa Pesanan

Sumber : Wiroso, Jual Beli Murabahah

2. Murabahah berdasarkan pesanan

Sedangkan yang dimaksud dengan murabahah berdasarkan

pesanan adalah jual beli murabahah yang dilakukan setelah ada pesanan

dari pemesan atau nasabah yang mengajukan pembiayaan

murabahah. 43Jadi dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank syariah

atau BMT melakukan pengadaan barang dan melakukan transaksi jual beli

setelah ada nasabah yang memesan untuk dibelikan barang atau asset

sesuai dengan apa yang diinginkan nasabah tersebut.

Alur transaksi murabahah berdasarkan pesanan dapat dilihat dari

skema berikut :

43 Ibid, h. 41.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

28

GAMBAR 2.2

Alur Murabahah Berdasarkan Pesanan

Sumber : Wiroso, Jual Beli Murabahah

D. Penerapan dan Skema Murabahah

Murabahah merupakan skim fiqh yang paling populer diterapkan

dalam perbankan syariah. Murabahah dalam perbankan syariah didefinisikan

sebagai jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaski jual beli barang

antara bank dengan nasabah dengan cara pembayaran angsuran. Dalam

perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang atau asset yang

dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang

dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambahkan

suatu mark-up atau margin keuntungan.44

44 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata HukumPerbankan, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1999, h. 64.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

29

Murabahah sebagaimana yang diterapkan dalam perbankan syariah,

pada prinsipnya didasarkan pada 2 (dua) elemen pokok, yaitu harga beli serta

biaya yang terkait dan kesepakatan atas mark-up. Ciri dasar kontrak

pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut45 :

a. Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan harga

pokok barang dan batas mark-up harus ditetapkan dalam bentuk persentase

dari total harga plus biaya-biayanya.

b. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.

c. Apa yang diperjual-belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual atau

wakilnya dan harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembeli.

d. Pembayarannya ditangguhkan.

Bank-bank syariah umumnya mengadopsi murabahah untuk

memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian

barang meskipun mungkin nasabah tidak memiliki uang untuk membayar.

Kemudian Dalam prakteknya di perbankan Islam, sebagian besar kontrak

murabahah yang dilakukan adalah dengan menggunakan sistem murabahah

kepada pemesan pembelian (KPP). Hal ini dinamakan demikian karena pihak

bank syariah semata-mata mengadakan barang atau asset untuk memenuhi

kebutuhan nasabah yang memesannya. 46 Jadi secara umum, skema dari

aplikasi murabahah ini sama dengan murabahah berdasarakan pesanan. (Lihat

Gambar 2.2).

45 Abdullah saeed, Op Cit, h. 120.46 Muhammad Syafi’i Antonio, Op cit, h. 103.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

30

Bank atau Lembaga Keuangan Syariah (BMT) bertindak sebagai

penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank

dari produsen (supplier) ditambah keuntungan. Kedua belah pihak harus

menyepakati harga jual tersebut dan jangka waktu pembayaran. Harga jual ini

dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati, tidak dapat

berubah selama berlaku akad. Barang atau objek harus diserahkan segera

kepada nasabah, dan pembayarannya dilakukan secara tangguh.47

Terdapat juga pengembangan dari aplikasi pembiayaan murabahah

dalam bank syariah atau BMT, yaitu dalam hal pengadaan barang. Dalam hal

ini bank atau BMT menggunakan media akad wakalah untuk memberikan

kuasa kepada nasabah untuk membeli barang atas nama bank kepada supplier

atau pabrik. Skema pengembangan dengan akad wakalah dari pembiayaan

murabahah adalah sebagai berikut :

GAMBAR 2.3

Skema Pengembangan Murabahah

Sumber : Penjelasan Fatwa DSN-MUI

47 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi,Jakarta : Ekonisia, 2004, h. 63.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

31

Dalam hal ini, apabila pihak bank mewakilkan kepada nasabah untuk

membeli barang dari pihak ketiga (supplier), maka kedua pihak harus

menandatangani kesepakatan agency (agency contract), dimana pihak bank

memberi otoritas kepada nasabah untuk menjadi agennya untuk membeli

komoditas dari pihak ketiga atas nama bank, dengan kata lain nasabah menjadi

wakil bank untuk membeli barang.

Kepemilikan barang hanya sebatas sebagai agen dari pihak bank.

Selanjutnya nasabah memberikan informasi kepada pihak bank bahwa Ia telah

membeli barang, kemudian pihak bank menawarkan barang tersebut kepada

nasabah dan terbentuklah kontrak jual beli. Sehingga barang pun beralih

kepemilikan menjadi milik nasabah dengan segala resikonya.48

48 Penjelasan Fatwa DSN MUI No.4/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

32

BAB III

GAMBARAN BMT ”NU SEJAHTERA”

A. Sejarah BMT “NU SEJAHTERA”

Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi perekonomian Indonesia

yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

dengan basis kemasyarakatan yang besar, tersebar merata di seluruh penjuru

nusantara dengan struktur organisasi yang tertata dan mengakar kuat, dengan

jutaan umat pengikutnya dari berbagai kalangan. Maka dipandang perlu untuk

membangun sebuah lembaga keuangan syariah yang mampu mengembangkan

eknomi umatnya yang kebanyakan berada di level grass root (usaha mikro dan

kecil).

Kemudian pada pelaksanaan KONPERCAB NU Kota Semarang pada

bulan Juli 2006, mengamanatkan agar pengurus cabang NU Kota Semarang

mendirikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS NU). Kemudian

Pimpinan Cabang (PC) NU terpilih membentuk PC Lembaga Perekonomian,

yang kemudian PC Lembaga Perekonomian Kota Semarang ini membentuk

Koperasi NU Sejahtera (NUS) / KSU NUS.

Namun karena semakin tinggi minat masyarakat untuk memanfaatkan

jasa keuangan syariah yang merupakan konsekuensi logis semakin

membaiknya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam yang memberikan

pedoman dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berbisnis. Disisi lain,

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

33

minat masyarakat terhadap jasa keuangan syariah ini juga disebabkan karena

beberapa keunggulan yang dimiliki oleh lembaga keuangan syariah itu sendiri

yang tercermin dari prinsip-prinsip yang digunakan, khususnya prinsip yang

menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.

Maka, dalam kopersai NU Sejahtera ini, dibentuk Unit Keuangan

Syariah yang dinamai BMT ”NU SEJAHTERA”. Sebagai kepastian hukum

atas keberadaan lembaga yang diharapkan mampu menjadi pengayom dan

pengembang perekonomian ummat dengan basis syariah. Berdasarkan Akta

No. 180.08/315, tertanggal 5 Mei 2007 dibentuk badan hukum koperasi

sebagai wadah dari BMT NU Sejahtera. PAD Badan Hukum ;

05/PAD/KDK.11/III/2009 tertanggal 16 maret 2009, dan Surat Ijin Usaha

Simpan Pinjam Koperasi Nomor : 02/SISPK/ KDK.11 / I / 2010. Tanggal 11

Januari 2010.49

Untuk mendukung kegiatan kegiatan di BMT NU Sejahtera

,pelaksanaan operasional didampingi oleh Dewan Pengawas Syariah yang

bertindak sebagai pengawas, penasehat, dan pemberi saran kepada Direksi,

Direktur Operasional dan Pimpinan Kantor Cabang mengenai hal-hal yang

terkait dengan prinsip syariah, khususnya memastikan bahwa seluruh produk

dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan ketentuan syariah. Dewan Pengawas

Syariah adalah badan independen yang ditetapkan oleh Dewan Syariah

Nasional- Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada bank.

49 Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan General affairBMT NU SEJAHTERA pada tanggal 18 Oktober 2010

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

34

B. Tujuan, Visi dan Misi BMT ”NU SEJAHTERA”

Setiap organisasi atau perusahaan mana pun pasti memiliki tujuan serta

visi dan misi, sehingga dengan tujuan, visi dan misi yang dimiliki, arah dan

perkembangan dapat terarah. Begitu pun dengan BMT ”NU SEJAHTERA”,

mempunyai tujuan dalam menentukan arah dan perkembangan BMT ”NU

SEJAHTERA” itu sendiri. Ada pun yang menjadi tujuan dari BMT ”NU

SEJAHTERA”, yaitu :

1. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi ummat berdasarkan prinsip syariah

yang amanah dan berkeadilan.

2. Mengembangkan ekonomi ummat dalam bentuk usaha mikro, kecil, dan

menengah dengan berpegang pada prinsip syariah.

3. Meningkatkan pengetahuan ummat dalam pengelolaan keuangan yang

bersih, jujur, dan transparan.

4. Meningkatkan semangat dan peran serta masyarakat dalam kegiatan BMT

NU Sejahtera.

Sedangkan yang menjadi visi dan misi dari BMT ”NU SEJAHTERA”

ini, adalah, Visi, Menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi ummat yang

mandiri dengan landasan syariah . Kemudian Misi dari Lembaga Keuangan

Syariah ini adalah :

1. Menjadi penyelenggaraan layanan keuangan syariah yang prima kepada

anggota dan mitra usaha.

2. Menjadi model pengelolaan keuangan ummat yang efisien, efektif,

transparan, dan profesional.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

35

3. Mengembangkan jaring kerjasama ekonomi syariah.

4. Mengembangkan sistem ekonomi ummat yang berkeadilan sesuai syariah.

C. Struktur Organisasi BMT ”NU SEJAHTERA”

Gambar 3.1 Bagan struktur Organisasi

RAT

Direktur Utama

DirekturOperasional

KepalaCabang

KepalaCabang

Dewan PengawasSyari’ah

General Manajer

KepalaCabang

AccountOfficer

KabagOps

AAO AAO ARO Adm Adm AAO ARO Adm Adm AAO AAO ARO Adm AdmAAO

SekretarisDirektur

AccountOfficer

KabagOps

AccountOfficer

KabagOps

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

36

D. Produk Dan Jasa BMT ”NU SEJAHTERA”

1. Produk Perhimpunan Dana

Ada beberapa produk atau pun layanan yang di miliki oleh BMT

”NU SEJAHTERA” dalam hal perhimpunan dana atau simpanan dana,

antara lain produk simpanan yang dimilikinya, yaitu :

a. Simpanan Wadi’ah

Merupakan simpanan harian dengan setoran awal hanya Rp. 10.000;

(sepuluh ribu rupiah) dana dapat disetor dan diambil setiap hari.

b. Simpanan Pendidikan

Merupakan simpanan harian khusus pelajar sekolah dengan setoran

awal hanya Rp.2.000; (dua ribu rupiah) dan dapat disetor dan diambil

setiap hari.

c. Simpanan Berjangka

Merupakan simpanan berjangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan dengan

nilai simpanan mulai dari Rp.1.000.000; (satu juta rupiah) dan tingkat

bagi hasil yang sangat menguntungkan. Ditujukan bagi masyarakat

yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu tertentu.

d. Simpanan Umroh dan Haji

Ditujukan khusus bagi ummat yang ingin menunaikan ibadah umroh

dan haji dengan setoran awal mulai dari Rp.1.000.000; (satu juta

rupiah). Dapat melakukan setoran setiap hari.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

37

e. Simpanan Pelunasan Haji

Dikhususkan bagi calon haji untuk digunakan dalam pelunasan BPIH

(Biaya Perjalanan Ibadah Haji) dengan setoran awal mulai dari

Rp.10.000.000; (sepuluh juta rupiah).Sampai dengan sejumlah dana

pelunasan yang besarannya ditentukan pemerintah. Mendapatkan

pelayanan bimbingan ibadah haji dari KBIH-NU tanpa dikenakan

biaya tambahan.

f. Simpanan Qurban atau Hari Raya

Dikhususkan bagi mitra yang hendak menunaikan ibadah qurban atau

menyiapkan keperluan untuk Hari Raya dengan setoran awal mulai

dari Rp.100.000; Setoran dapat dilakukan setiap hari tanpa dibatasi,

sedangkan pengambilan dapat dilakukan pada saat akan menunaikan

ibadah qurban atau menyiapkan keperluan hari raya.

g. Zakat, Infaq, dan Shodaqoh

Merupakan salah satu bentuk layanan sosial BMT NU

SEJAHTERAuntuk mengelola dan menyalurkan dana ZIS ummat.

2. Produk Penyaluran Dana

Untuk produk penyaluran dana atau pembiayaan, antara lain :

a. Mudharabah ( Bagi Hasil )

Berupa tambahan modal kerja bagi pengembangan usaha mitra BMT

NU Sejahtera. Keuntungan (hasil usaha)yang diperoleh dari tambahan

modal kerja akan dibagi antara BMT NU ”SEJAHTERA” dan mitra

usaha berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

38

b. Murabahah

Mendasarkan pada asas jual-beli, dengan BMT “NU SEJAHTERA”

bertindak sebagai penjual dan mitra usaha sebagai pembeli. Harga jual

ditentukan berdasarkan harga beli dasar ditambah mark-up sesuai

dengan kesepakatan antara BMT “NU SEJAHTERA” dengan mitra

usaha.

E. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BMT ”NU

SEJAHTERA”

Salah satu keniscayaan dalam dunia perbankan maupun dalam

lembaga keuanagan syariah atau BMT adalah melakukan kegiatan untuk

mengelola dana nasabah (DPK) guna memperoleh keuntungan. Dari

keuntungan tersebut, maka akan membagikannya kepada nasabah bagi hasil

pada perbankan syariah. Dan masyarakat pun membutuhkan bank untuk

memenuhi kebutuhan akan dana. Karena pada dasarnya, bank merupakan

lembaga penghubung antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang

kekurangan dana.

Transaksi pembiayaaan murabahah yang dilakukan di BMT NU

Sejahtera, lebih sering digunakan untuk pembiayaan yang ditujukan kepada

nasabah untuk tambahan modal kerja. Seperti pembiayaan untuk memperluas

usaha.50

50 Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan General affairBMT NU SEJAHTERA pada tanggal 18 Oktober 2010.

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

39

Nasabahmengajukanpembiayaan

Mengisi kelengkapan1. formulir

P.pembiayaan2. kelengkapan

Jaminan3. kelengkapan

pribadi

Bagian financingservice menganalisa :1. kemampuanqwawancaraq slip gajiqpenghasilan

tambahan2. kemauanq kelengkapan

dataqwawancara

3. agunanqhasil penilaian

Rakomdit(Rapat Komite Audit)

Tolak

Terima

Penjadwalanakad

Nasabah :1. buka

rekeningtabungan

2. setor biayapra realisasi

Nasabahsetor

angsuran /pelunasan

Akad

BMT :1. siapkan

kelengkapanakad

2. hitung biayaakad

ProsesadministrasikeuanganPemeliharan

jaminan

Pencairanpembiayaan

LAPORANKEUANGAN

Pendebetanpembiayaan

Pengkreditanpembiayaan

wawancara

Sumber : Diolah

GAMBAR 3.2

ALUR PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT NU

SEJAHTERA MANGKANG SEMARANG

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

40

1. Nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan datang ke BMT ”NU

SEJAHTERA” Mangkang, Semarang untuk mendapatkan informasi

pembiayaan. Namun adakalanya dalam praktek yang dilakukan oleh BMT

NU SEJAHTERA Mangkang, Semarang, mengunakan sistem ”jemput

bola”. Jadi bagian marketing dari pihak BMT ”NU SEJAHTERA”

Mangkang, Semarang yang mendatangi calon nasabah yang ingin

melakukan pengajuan pembiayaan murabahah.51

2. BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang memberikan syarat-

syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah untuk mendapatkan pembiayaan

yang terdiri dari :

a. Formulir Peromohonan Pembiayaan.

b. Foto copy KTP Suami dan Isteri atau Wali.

c. Foto copy Kartu Keluarga.

d. Foto copy Jaminan (Warkah, BPKB disertai STNK, Sertifikat Tanah

disertai SPPT).

e. Foto copy legalitas badan usaha.

f. Menjadi anggota mitra usaha.

g. Membuka rekening simpanan.

h. Bersedia menandatangani surat-surat terkait dengan pembiayaan.

3. Analisa pembiayaan oleh bagian pembiayaan dengan penilaian dari hasil

wawancara, kelengkapan syarat-syarat, nilai agunan,dan hasil akhir (skor

akhir) yang dilakukan oleh bagian marketing yang sekaligus sebagai

51 Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan General affairBMT NU SEJAHTERA pada tanggal 22 Oktober 2010.

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

41

surveyor. Sehingga dalam bagian ini dilakukan survey ke tempat calon

nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah, untuk melihat untuk

apa nasabah mengajukan permohonan pembiayaan murabahah, dan dalam

tahapan survey ini juga terjadi proses tawar menawar marjin / keuntungan

yang ingin diperoleh oleh BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang,

Semarang.

4. Setelah oleh surveyor direkomendasi, kemudian dilanjutkan ke Rapat

Komite pembiayaan untuk dianalisa lebih lanjut. Rapat Komisi

Pembiayaan ini dihadiri oleh :

a. Manager Operasional, apabila pembiayaan yang diajukan berkisar

antara 1 – 10 juta rupiah

b. Kepala cabang, apabila pembiayaan yang diajukan berkisar antara 10 –

25 juta rupiah

c. General Manager, apabila pembiayaan yang diajukan berkisar antara

25 – 50 juta rupiah.

d. Direktur Operasional, apabila pembiayaan yang diajukan berkisar di

atas 50 juta rupiah.

5. Jika permohonan diterima melalui Surat Keputusan Komite Pembiayaan,

maka selanjutnya BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang

memberikan informasi bahwa permohonan disetujui. Untuk selanjutnya

dijadwalkan untuk akad (pengikatan).

6. Untuk pra akad, maka nasabah harus memenuhi persyaratan berikutnya

yaitu membuka rekening tabungan dengan membayar biaya-biaya yang

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

42

telah ditetapkan oleh BMT, seperti biaya menjadi anggota di BMT ”NU

SEJAHTERA” Mangkang, Semarang.

7. Sedangkan untuk BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang, dalam

pra akad ini mempersiapkan hal-hal yang terkait akad seperti :

a. Pembukaan fasilitas nasabah

b. Pemeliharaan jaminan

c. Berkas-berkas untuk akad

8. Setelah kedua belah pihak memenuhi kewajiban masing-masing,

kemudian dilanjutkan dengan perikatan (akad).

9. Proses selanjutnya adalah pencairan pembiayaan. Dana dicairkan melalui

rekening nasabah. Dana yang ditransferkan ke rekening nasabah tersebut

sudah termasuk dalam potongan untuk simpanan pokok. Dana yang

ditransfer ke rekening nasabah ini sudah sepenuhnya mejadi tanggungan

nasabah. Jadi dana terebut dipakai untuk membeli apa yang diajukan

nasabah di awal permohonan pembiayaan murabahah dilakukan sendiri

oleh nasabah tersebut.52

10. Proses berikutnya adalah proses akuntansi. Setelah akad selesai, kemudian

oleh bagian akuntansi menyelesaikan administrasi keuangan dengan

membuatkan nomor kode pembiayaan, serta memo pendebetan.

11. Teller memberikan bukti transfer ke bagian akuntansi untuk kemudian

diproses sampai menjadi laporan keuangan.

52 Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan General affairBMT NU SEJAHTERA pada tanggal 23 Oktober 2010.

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

43

12. Untuk selanjutnya ketika nasabah melakukan pembayaran angsuran atau

pelunasan, maka secara otomatis sistem akan mengkredit ke pembiayaan

murabahah.

13. Untuk pengawasan lancar tidaknya pembayaran angsuran dilakukan oleh

bagian administrasi dan pembiayaan.

Seperti hasil wawancara yang dilakukan penulis , bahwa pembiayaan

murabahah yang dilakukan di BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang,

Semarang adalah untuk perluasan usaha. 53 Sehingga dalam praktek

pembiayaan murabahah di BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang

setelah dana di transfer ke rekening nasabah, maka sudah sepenuhnya menjadi

urusan nasabah. Uang itu digunakan untuk tambahan modal kerja, seperti

perluasan usaha, ataupun untuk pembelian kendaraan guna memperlancar

usahanya bukan menjadi urusan dari pihak BMT ”NU SEJAHTERA”

Mangkang, Semarang. Pihak BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang

hanya berhak menerima angsuran pelunasan pembiayaan murabahah ditambah

dengan margin yang telah ditentukan dan disepakati oleh nasabah.

Dalam penggunaan dana tersebut oleh nasabah, dilakukan setelah akad

pembiayaan murabahah dilakuan. Dan dalam hal ini pula, hanya pengucapan

secara lisan dari pihak BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang

kepada nasabah untuk mengggunakan dana tersebut sesuai apa yang diajukan

di awal permohonan pembiayaan muarabahah. Tidak ada penggunaan media

53 Hasil wawancara dengan bapak Subagyo, nasabah Pembiayaan murabahah BMT “NUSEJAHTERA” Mangkang Semarang, pada hari Senin 03 Januari 2011

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

44

wakalah yang tertulis dalam surat pelimpahan kekuasaan dari pihak BMT

kepada nasabah dalam hal pembeliaan barang ini.

Penentuan margin atau keuntungan di BMT ”NU SEJAHTERA”

ditentukan dalam bentuk persentase, dimana margin yang ditentukan sampai

batas minimal 2% per bulan untuk jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3

tahun. 54 Berikut metode perhitungan jual beli murabahah di BMT ”NU

SEJAHTERA” :

” Tuan Hafidh berkeinginan untuk membeli sebuah mobil bak untuk

memudahkan usaha konveksinya. Untuk merealisasikan keinginannya itu, Ia

mendatangi BMT NU SEJAHTERA dengan membwa daftar harga mobil

sebesar Rp. 40.000.000,00. Permohonannya lalu disetjui oleh BMT NU

SEHJAHTERA dan terjadilah akad murabahah dengan kedua belah pihak. ”

Dengan harga mobil sebesar Rp. 40.000.000, serta biaya-biaya terkait

sebesar Rp. 857.000, serta keuntungan margin yang disepakati dengan pihak

BMT NU SEHJAHTERA sebesar 2 % perbulan. Maka metode

perhitungannya adalah :

Ø Akad Pembiayaan : Murabahah

Ø Harga Pokok Pembelian : Rp. 40.000.000

Ø Biaya-biaya : 1. Biaya Administrasi : Rp. 800.000

2. Materai 1 buah : Rp. 7000

3. Biaya Akad : Rp. 50.000

Ø Jangka Waktu Pembayaran : 1 tahun (12 bulan)

54 Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan General affairBMT NU SEJAHTERA pada tanggal 23 Oktober 2010.

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

45

Ø Margin : 2% / bulan

Ø Angsuran Pokok : Rp. 40.000.000 = Rp. 3.333.333,33 12 (bulan)

Ø Margin : 2% x Rp. 40.000.000 = Rp. 800.000

: Rp. 800.000 x 12 = Rp. 9.600.000

Ø Harga Jual : Rp. 49.600.000,00

Kalau dirincikan, angsuran pembiayaan murabahah yang dilakukan di

BMT “NU SEJAHTERA” adalah sebagaimana yang tertera dalam tabel

Berikut ini :

Tabel 4. 1

Tabel Angsuran Akad Murabahah

Periode

Angsuran

Sisa

Pembiayaan

Angsuran

Pokok

Angsuran

Margin

Jumlah

1 36.666.666,67 3.333.333,33 800.000 4.133.333,332 33.333.333,34 3.333.333,33 800.000 4.133.3333 30.000.000,01 3.333.333,33 800.000 4.133.3334 26.666.666,68 3.333.333,33 800.000 4.133.3335 23.333.333,35 3.333.333,33 800.000 4.133.3336 20.000.000,02 3.333.333,33 800.000 4.133.3337 16.666.666,69 3.333.333,33 800.000 4.133.3338 13.333.333,36 3.333.333,33 800.000 4.133.3339 10.000.000,03 3.333.333,33 800.000 4.133.333

10 6.666.666,73 3.333.333,33 800.000 4.133.33311 3.333.333,37 3.333.333,33 800.000 4.133.33312 0,04 3.333.333,33 800.000 4.133.333

Jumlah 39.999.999,96 9.600.000 49.599.999,96

Sumber : Data Skunder diolah

BAB IV

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

46

ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BMT ”NU SEJAHTERA” MANGKANG SEMARANG

A. Analisis Terhadap Akad Pembiyaan Murabahah di BMT ”NU

SEJAHTERA” Mangkang Semarang

Dikeluarkannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

Perbankan dan dikeluarkannya Fatwa Bunga Bank Haram dari MUI Tahun

2003 menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Seiring

dengan hal ini, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) khususnya Baitul Mal Wa

Tamwil (BMT) juga semakin menunjukkan eksistensinya dengan melakukan

penghimpunan dana dengan prinsip wadiah dan mudharabah dan penyaluran

dana dengan prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah kepada masyarakat.

Penyaluran dana dengan prinsip jual beli dilakukan dengan akad murabahah,

salam, ataupun istishna. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli murabahah

bisa dikatakan adalah yang paling dominan dalam LKS.

Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas oleh para ulama

dalam hukum Islam jumlahnya sangat banyak. Jumlahnya bisa mencapai

belasan dan bahkan mancapai puluhan. Namun demikian, dari sejumlah akad-

akad tersebut, hanya ada tiga jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan

sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam

perbankan syari'ah, yaitu murabahah, istishna’ dan salam.

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

47

Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan

perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank-bank dan

lembaga-lembaga keuangan syariah untuk pembiayaan modal kerja dan

pembiayaan perdagangan lainnya terhadap nasabah. Murabahah juga

merupakan satu bentuk perjanjian jual beli yang harus tunduk pada kaidah dan

hukum umum jual beli yang berlaku dalam mumalah islamiyah. 55 Secara

konseptual, murabahah sebagai salah satu bentuk jual beli, sangat banyak

dibicarakan oleh kalangan ulama fiqh dan secara operasional merupakan salah

satu produk perbankan Islam di antara produk-produk yang lain.

Dalam literatur hukum Islam (fiqh), murabahah merupakan salah satu

bentuk transaksi jual beli amanah. Bentuk-bentuk Murabahah terlaksana antara

penjual dan pembeli berdasarkan harga barang, harga asli pembelian penjual

yang diketahui oleh pembeli dan keuntungan yang diambil oleh penjual pun

diberitahukan kepada pembeli. Secara singkat dipahami bahwa pada dasarnya

murabahah tersebut adalah jual beli dengan kesepakatan pemberian

keuntungan bagi si penjual dengan memperhatikan dan memperhitungkannya

dari modal awal si penjual.

Tujuan diadakan analisis terhadap praktek pembiayaan murabahah

adalah untuk mengetahui apakah akad dan praktek pembiayaan murabahah

yang dilakukan BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang telah sesuai

dengan ketentuan murabahah dalam hukum Islam yang telah dijabarkan oleh

para Ulama salaf maupun khalaf. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ”NU

55 Muhammad, Sistem dan Prosedur dan Operasional Bank Syari'ah, Yogyakarta: UIIPress, 2000, h.22.

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

48

SEJAHTERA” Mangkang Semarang, sebagai Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) dalam lingkup mikro, dimana dalam segala bentuk operasionalnya

didasarkan pada hukum Islam tentunya dituntut mampu untuk memberi suri

tauladan pada Lembaga Keuangan yang lain serta kepada masyarakat pada

umumnya.

Di dalam akad pembiayaan murabahah di BMT ”NU SEJAHTERA”

Mendasarkan pada asas jual-beli, dengan BMT ”NU SEJAHTERA” bertindak

sebagai penjual dan mitra usaha sebagai pembeli atau nasabah. Harga jual

ditentukan berdasarkan harga beli dasar ditambah mark-up sesuai dengan

kesepakatan antara BMT ”NU SEJAHTERA” dengan mitra usaha. Hal ini

merupakan pengertian pembiayaan murabahah yang merupakan jasa

penyaluran dana yang dilakukan oleh BMT ”NU SEJAHTERA”.

Mitra usaha atau nasabah yang akan mengajukan pembiayaan

murabahah untuk membeli kendaraan bermotor untuk memperlancar usaha

misalnya, datang kepada BMT ”NU SEJAHTERA” dengan mengajukan surat

permohonan pembiayaan murbahah yang sekaligus di dalamnya tertera berapa

harga kendaraan bermotor yang akan dibelinya. Kemudian seperti biasa BMT

”NU SEJAHTERA” memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

nasabah untuk mendapatkan pembiayaan murabahah.

Selanjutnya dari pihak BMT melakukan analisa pembiayaan yang

dilakukan oleh bagian marketing yang kemudian direkomendasikan ke komite

pembiayaan untuk disetujui. Apabila kemudian pembiayaan murabahah

tersebut disetujui, maka nasabah dan pihak BMT ”NU SEJAHTERA”

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

49

melakukan persiapan untuk melakukan akad. Dalam akad inilah ditentukan

jangka waktu atau lamanya pembayaran pembiayaan, harga pokok, dan

margin atau keuntungan yang diinginkan oleh pihak BMT berdasarkan

kesepakatan dengan nasabah, serta penarikan jaminan.

Secara umum, data tersebut di atas telah memenuhi rukun dan syarat

jual beli murabahah, adapun rukun dan akad murabahah tersebut adalah :

a. Pembeli

Nasabah yang mengajukan pembiayaan murabahah kepada BMT ”NU

SEJAHTERA”. praktek pembiayaan murabahah yang dilakukan lebih

banyak kepada nasabah yang ingin melakukan tambahan modal kerja.

Seperti yang dilakukan oleh Tuan Hafidh.56

b. Penjual

Pihak BMT ”NU SEJAHTERA bertindak sebagai penjual dalam

pembiayaan murabahah. Akan tetapi dalam prakteknya, pihak BMT lebih

kepada penyedia modal atau dana.

c. Barang atau Obyek akad

Pembiayaan murabahah dalam praktek di BMT NU SEJAHTERA yang

mayoritas untuk tambahan modal kerja, lebih sering diajukan untuk

56 Murabahah modal kerja adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barangdengan nasabah selaku pemesan untuk membeli barang. Dari transaksi tersebut bank mendapatkankeuntungan jual beli yang disepakati bersama. Lihat Arison Hendry, Perbankan Syari'ah:Perspektif Praktisi, Jakarta: Mu'amalat Institute, 1999, h. 43.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

50

pembelian kendaraan bermotor untuk pemenuhan dan kelancaran usaha

dari nasabah yang mengajukan pembiayaan.57

d. Modal

BMT selaku pihak yang menyediakan modal terhadap pengajuan

pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh seorang nasabah.

e. Sighat atau Ijab qobul

Pernyataan untuk mengikatkan diri merupakan unsur terpenting, karena

dengan adanya unsur ini dapat diketahui maksud dan tujuan dari pihak

BMT dan nasabah.

Akad murabahah yang terjadi di BMT ”NU SEJAHTERA” dengan

nasabah memang telah memenuhi syarat dan rukun jual beli murabahah. Akan

tetapi apabila dilihat lebih jauh ada beberapa perbedaan yang membedakan

praktek murabahah dengan pengertian murabahah dalam pandangan hukum

Islam. Yang membedakannya sejauh pengamatan penulis adalah dalam hal

penulisan redaksi dalam surat realisasi akad pembiayaan murabahah di BMT

”NU SEJAHTERA”. Dalam surat realisasi akad pembiayaan murabahah

tersebut, terdapat penggunaan redaksi Shahibul Maal dan Mudhorib, yang

kita ketahui bahwa kedua redaksi tersebut adalah redaksi dalam mudhorabah.

Penggunaan kedua redaksi tersebut tertulis secara jelas dalam

perjanjian murabahah dimana dalam rukun jual beli murabah, yaitu penjual

yang dalam hal ini BMT ”NU SEJAHTERA”disebut sebagai pihak pertama

atau shohibul Maal dan pembeli yang dalam hal ini adalah nasabah pemohon

57 Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Munawir, selaku nasabah pembiayaanMurabahah BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang, pada hari Selasa tanggal 04 Januari2011.

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

51

pengajuan pembiayaan murabahah disebut sebagai pihak kedua atau

Mudhorib. Sehingga penggunaan kedua redaksi tersebut digunakan terus

dalam pasal-pasal di surat realisasi akad pembiayaan murabahah.

Hal ini tidak sejalan dengan konsep transaksi awal yang menggunakan

pembiayaan murabahah. Pada prakteknya sebagaimana tertuang dalam surat

keputusan komite pembiayaan yang sepenuhnya menggunakan konsep

murabahah. Karena dalam surat keputusan komite pembiayaan tersebut tertulis

berbagai ketentuan-ketentuan pembiayaan murabahah yang disetujui oleh

rapat komite pembiayaan, seperti jangka waktu pembiayaan, plafon

pembiayaan dan margin keuntungan yang diharapkan oleh pihak BMT ”NU

SEJAHTERA”. Begitupun juga terulang dalam pasal-pasal perjanjian

murabahah. Dalam pasal 1 tentang pembayaran dan penggunaannya perjanjian

murabahah tertulis, ”pihak kedua (mudhorib) dengan ini mengakui dengan

sebenarnya dan secara sah telah menerima atau akan menerima pembiayaan,

karenanya pihak kedua (mudhorib) dengan ini menyatakan secara sah

berhutang kepada pihak pertama (Shohibul Maal) uang sejumlah sebagaimana

disebutkan dalam surat keputusan komite pembiayaan (SKKP) yang terdiri

dari jumlah pokok yang diterima / atau yang dibayar ditambah margin

keuntungan jual beli ditetapkan oleh pihak pertama (Shohibul Maal) (untuk

selanjutnya disebut ’Pembiayaan’)……… ”.

Dari keterangan ini dapat kita simpulkan awal, bahwa terdpaat

ketidaksesuaian antara akad transaksi awal dengan praktek ketika transaksi itu

berla gsung. Yaitu penggunaan redaksi shohibul Maal dan Mudhorib yang

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

52

memposisikan bahwasanya akad ini menggunakan sistem mudharabah, tetapi

pada praktiknya yang tertuang dalam Surat Keputusan Komite Pembiaayaan

dan Perjanjian Murabahah yang tertuang dalam pasal-pasalnya menggunakan

sistem murabahah.

Ketidaksesuaian antara konsep awal dengan praktek sebenarnya sudah

diakomodir oleh Ulama fiqh sebagaimana tertuang dalam kaidah :

Artinya : ”yang dianggap (dinilai) dalam akad (perjanjian) adalah maksud-maksud dan makna-makna bukan lafaz-lafaz dan bentuk-bentuk perkataan ”.58

Kaidah ini pada dasarnya sebagai kaidah turunan dari kaidah utama :

Artinya : ”segala sesuatu tergantung niatnya”59

Berkaitan dengan permasalahan ini, yakni penyimpangan bentuk

redaksi awal dengan prakteknya. Sesuai dengan kaidah di atas maka yang

dijadikan pedoman adalah substansinya, yakni esensi dari transaksi tersebut.

Sekalipun tertulis dalam perjanjian murabahah ini tertulis menggunakan

redaksi Shohibull Maal dan Mudhorib, dimana kedua redaksi ini merupakan

rukun dari mudharabah, akan tetapi konsekuensinya tetap dihukumi

murabahah, karena pada hakikatnya sesuai dengan kaidah ini yang menjadi

58 Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh (Sejarah dan Kaidah Asasi), Jakarta : PT Raja GrafindoPersada, 2002, h. 108 lihat juga dalam Abdul Ghofur Anshory & Yulkarnain Harahab, HukumIslam Dinamika Dan Perkembangannya Di Indonesia, Yogyakarta : Kreasi Total Media, 2008, h.196

59 Ibid.

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

53

pegangan atau dipakai dalam sebuah transaksi adalah maksud dan maknanya,

bukan lafazh dan bentuknya.

Maka konsekuensinya akad tersebut sejatinya dihukumi dengan akad

murabahah bukan dengan akad mudharabah, karena dalam prakteknya

menggunakan murabahah. Dan implikasi hukum selanjutnya apabila terjadi

penyimpangan atau penyelewengan maka yang dipakai adalah menggunakan

sistem murabahah.

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah

di BMT NU SEJAHTERA Mangkang Semarang

Sebagaimana diketahui, bahwa pada dasarnya murabahah adalah jual

beli dengan kesepakatan pemberian keuntungan bagi si penjual dengan

memperhatikan dan memperhitungkannya dari modal awal si penjual. Dalam

hal ini yang menjadi unsur utama jual beli murabahah itu adalah adanya

kesepakatan terhadap keuntungan. Keuntungan itu ditetapkan dan disepakati

dengan memperhatikan modal si penjual. Keterbukaan dan kejujuran menjadi

syarat utama terjadinya murabahah yang sesungguhnya. sehingga yang

menjadi karakteristik dari murabahah adalah penjual harus memberi tahu

pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan

yang ditambahkan pada biaya tersebut.60

Salah satu skim fiqh yang paling populer diterapkan dalam

perbankan syariah atau pun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah skim

60 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Mugtashid, Beirut : Lebanon : Dar al-Kutub Al-Ilmiyah, tt., h. 293.

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

54

jual beli murabahah. Murabahah dalam perbankan syariah didefinisikan

sebagai jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaski jual beli barang

antara bank dengan nasabah dengan cara pembayaran angsuran. Dalam

perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang atau asset yang

dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang

dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambahkan

suatu mark-up atau margin keuntungan.61

Murabahah sebagaimana yang diterapkan dalam LKS, pada

prinsipnya didasarkan pada 2 (dua) elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya

yang terkait dan kesepakatan atas mark-up. Ciri dasar kontrak pembiayaan

murabahah adalah sebagai berikut62 :

1. Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan harga

pokok barang dan batas mark-up harus ditetapkan dalam bentuk persentase

dari total harga plus biaya-biayanya.

2. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.

3. Apa yang diperjual-belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual atau

wakilnya dan harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembeli.

4. Pembayarannya ditangguhkan.

Praktek pelaksanaan pembiayaan murabahah di BMT seperti hasil

wawancara yang dilakukan penulis, bahwa pembiayaan murabahah yang

dilakukan di BMT ”NU SEJAHTERA” adalah untuk perluasan usaha,

tambahan modal kerja. Sehingga dalam praktek pembiayaan murabahah di

61 Sutan Remy Sjahdeini, Op Cit, h. 64.62 Abdullah Saeed, Op Cit,, h. 120.

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

55

BMT ”NU SEJAHTERA” setelah dana di transfer ke rekening nasabah, maka

sudah sepenuhnya menjadi urusan nasabah. Uang itu digunakan untuk

tambahan modal kerja, seperti perluasan usaha, ataupun untuk pembelian

kendaraan guna memperlancar usahanya bukan menjadi urusan dari pihak

BMT NU SEHATERA. Pihak BMT NU SEJAHTERA hanya berhak

menerima angsuran pelunasan pembiayaan murabahah ditambah dengan

margin yang telah ditentukan dan disepakati oleh nasabah.63

Jadi setelah akad dilakukan, seperti penentuan jangka waktu

pembayaran, margin / keuntungan yang disepakati kedua belah pihak, serta

biaya-biaya lain sperti simpanan pokok yang harus dibayarkan nasabah

permohonan pembiayaan kepada pihak BMT. Maka dana ditransfer ke

rekening nasabah yang telah dibuka sebelum akad. Pengadaan barang atau

pembelian barang dilakukan sendiri oleh nasabah dan atas nasabah sendiri.

Jika ditelaah lebih lanjut, pengertian murabahah dalam aplikasi di

perbankan syraiah atau pun lembaga keuangan syariah adalah menjual suatu

barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli

membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba. Bank syariah

maupun lembaga keuangan syariah aharus memberitahukan secara jujur harga

pokok barang tersebut dan tambahan atas besar biaya yang dikeluarkan.

Kalaupun memang bank atau Lembaga keuangan syariah, dalam hal

pengadaan barang itu dilakukan sendiri oleh nasabah, maka bank atau

Lembaga Keuangan Syariah menggunakan media akad wakalah untuk

63 Hasil Wawancara dengan Bapak Hafidh, nasabah pembiayaan murabahah pada hariselasa tanggal 04 Januari 2011.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

56

memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang atas nama bank

kepada supplier atau pabrik. Akan tetapi, yang menjadi catatan penting bahwa

dalam menggunakan media akad wakalah, akad jual beli murabahah harus

dilakukan jika barang tersebut secara prinsip telah menjadi milik bank atau

lembaga keuangan syariah. Hal ini bertujuan agar jangan sampai bank atau

lembaga keuangan syariah menjual apa yang tidak ada padanya.

Dari gambaran praktek pembiayaan murabahah di BMT ”NU

SEJAHTERA”. Terlihat sedikit ada perbedaan, terutama dalam hal pengadaan

barang. Setelah akad dilakukan antara pihak BMT dan nasabah, maka sudah

bukan menjadi urusan BMT lagi, bahwa dana yang ditransfer ke rekening

nasabah sudah menjadi tanggungan nasabah untuk membeli barang guna

memperlancar usaha misalnya. Jadi pada saat akad murabahah dilakukan

dengan nasabah secara prinsip barang belum menjadi milik bank. Hal ini jelas

menyalahi aturan hukum Islam, karena menjual sesuatu yang tidak dimilki,

sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

) (

Artinya : “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau miliki” (HR.Ibnu Majah).

Masalah lain melihat praktek pembiayaan murabahah di BMT ”NU

SEJAHTERA”, adalah dalam metode penentuan harga jual murabahah di

BMT ”NU SEJAHTERA” yang menggunkan metode keuntungan flat dimana

perhitungan mark-up atau margin keuntungan terhadap nilai harga pokok

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

57

pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baki

debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. Di

bawah ini akan dijelaskan kembali seperti yang tertulis pada BAB III, contoh

jual beli murabahah yang dilakukan oleh BMT ”NU SEJAHTERA” :

” Tuan Hafidh berkeinginan untuk membeli sebuah mobil bak untuk

memudahkan usaha konveksinya. Untuk merealisasikan keinginannya itu, Ia

mendatangi BMT NU SEJAHTERA dengan membwa daftar harga mobil

sebesar Rp. 40.000.000,00. Permohonannya lalu disetjui oleh BMT NU

SEHJAHTERA dan terjadilah akad murabahah dengan kedua belah pihak. ”

Dengan harga mobil sebesar Rp. 40.000.000, serta biaya-biaya terkait

sebesar Rp. 857.000, serta keuntungan margin yang disepakati dengan pihak

BMT NU SEHJAHTERA sebesar 2 % perbulan. Maka metode

perhitungannya adalah :

Ø Akad Pembiayaan : Murabahah

Ø Harga Pokok Pembelian : Rp. 40.000.000

Ø Biaya-biaya : 1. Biaya Administrasi : Rp. 800.000

2. Materai 1 buah : Rp. 7000

3. Biaya Akad : Rp. 50.000

Ø Jangka Waktu Pembayaran : 1 tahun (12 bulan)

Ø Margin : 2%

Ø Angsuran Pokok : Rp. 40.000.000 = Rp. 3.333.333,33 12 (bulan)

Ø Margin : 2% x Rp. 40.000.000 = Rp. 800.000

: Rp. 800.000 x 12 = Rp. 9.600.000

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

58

Ø Harga Jual : Rp. 49.600.000,00

Kalau dirincikan, angsuran pembiayaan murabahah yang dilakukan di

BMT NU SEJAHTERA adalah sebagaimana yang tertera dalam tabel Berikut

ini :

Tabel 4. 1

Tabel Angsuran Akad Murabahah

Periode

Angsuran

Sisa

Pembiayaan

Angsuran

Pokok

Angsuran

Margin

Jumlah

1 36.666.666,67 3.333.333,33 800.000 4.133.333,332 33.333.333,34 3.333.333,33 800.000 4.133.3333 30.000.000,01 3.333.333,33 800.000 4.133.3334 26.666.666,68 3.333.333,33 800.000 4.133.3335 23.333.333,35 3.333.333,33 800.000 4.133.3336 20.000.000,02 3.333.333,33 800.000 4.133.3337 16.666.666,69 3.333.333,33 800.000 4.133.3338 13.333.333,36 3.333.333,33 800.000 4.133.3339 10.000.000,03 3.333.333,33 800.000 4.133.333

10 6.666.666,73 3.333.333,33 800.000 4.133.33311 3.333.333,37 3.333.333,33 800.000 4.133.33312 0,04 3.333.333,33 800.000 4.133.333

Jumlah 39.999.999,96 9.600.000 49.599.999,96

Sumber : Data Skunder diolah

Jika dilihat dari penentuan harga jual beli murabahah oleh BMT ”NU

SEJAHTERA” di atas, paradigma yang dimiliki masih menggunakan prinsip-

prinsip sama dengan paradigma yang ada pada bank konvensional,

diantaranya misalnya :

1. Penetapan margin/keuntungan yang dilakukan oleh BMT NU

SEJAHTERA masih mengunakan fixed rate dengan metode flate rate

dimana penetapan margin dan hutang pokok yang dibebankan setiap bulan

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

59

adalah sama sehingga pembayaran total cicilan setiap bulan besarnya tetap

sampai selesai.

2. Penetapan harga jual murabahah pada BMT ”NU SEJAHTERA”

memberikan beban keuntungan yang harus diberikan untuk pemegang

saham dan dana pihak ketiga kepada nasabah pembiayaannya. Dimana

operasional BMT ”NU SEJAHTERA” lebih dominan bertumpu pada

selisih keuntungan. Padahal besar atau kecilnya keuntungan, para nasabah

pembiayaan, menerima beban bagi hasil atas keuntungan nasabah

penyimpan dan pemilik saham yang seharusnya ditanggung oleh BMT

baik dalam keadaan untung maupun rugi.

3. Penetapan margin yang dilakukan BMT ”NU SEJAHTERA” masih

tergantung pada kebutuhan untuk memperoleh keuntungan riil sehingga

dapat memberikan beban keuntungan yang harus diberikan kepada dana

pihak ketiga dan pemegang saham.

Margin murabahah sangat penting dalam BMT. Perkembangan BMT

tidak luput dari perkembangan produk-produk BMT itu sendiri. Akan tetapi

dalam mengembangkan produknya BMT dituntut untuk selalu mengacu pada

hukum Islam.

Penentuan margin murabahah dianggap salah satu satu penyebab

penyimpangan ajaran Islam. Bank-bank Islam beranggapan bahwa Al Qur'an

menghalalkan perdagangan, yaitu jual beli dengan laba, dan murabahah

termasuk jual beli dengan laba. Mengingat tidak ada pembatasan dalam

jumlah tertentu atas keuntungan yang diperoleh dari suatu perdagangan, maka

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

60

bank-bank syariah secara teori dengan bebas menentukan berapapun margin

(keuntungan) dari kontrak murabahah.64

Wiroso dalam bukunya Jual Beli Murabahah65, mengatakan belum

ditemukan dan belum ada rumus baku perhitungan keuntungan murabahah.

Bank syariah ataupun BMT dalam menentukan keuntungan murabahah masih

menggunakan pendekatan base landing rate bank konvensional yang

dinyatakan dalam bentuk persentase. Perhitungan keuntungan dengan cara

sistem flate rate, dengan sistem anuitas yang dipergunakan oleh bank

konvensional untuk menghitung bunga kreditnya saat ini merupakan teknik

matematik dan teknik ini digunakan dalam menghitung keuntungan

murabahah.66

Namun demikian, menurut penulis, penentuan harga jual produk-

produk bank syariah harus tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang

dibenarkan menurut syariah. Oleh karena itu BMT perlu menetapkan metode

yang tepat dan efisien agar kemasan produk murabahah dapat memberikan

keuntungan secara adil antara pihak bank syari’ah dengan nasabah

pembiayaan murabahah.

Penetapan harga jual murabahah, sebaiknya dapat dilakukan dengan

cara Rasulullah ketika berdagang. Cara ini dapat dipakai sebagai salah satu

metode bank syariah atau BMT dalam menentukan harga jual produk

64 Pembiayaan murabahah merupakan salah satu bentuk Natural Certainty Contract,yaitu kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah(amount) maupun waktu (timing). Selain murabahah, Ijarah juga termasuk dalam bentuk ini. LihatAdiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : IIIT Indonesia, 2003, h. 51.

65 Wiroso, Op Cit,, h. 7866 Ibid, h. 79

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

61

murabahah. Cara Rasulullah dalam menentukan harga penjualan adalah

menjelaskan harga belinya, berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk setiap

komoditas dan berapa keuntungan wajar yang diinginkan. Cara penetapan

harga jual tersebut berdasarkan cost plus mark up. 67 Secara matematis,

menurut Muhamad68 harga jual murabahah dengan metode cost plus mark-up

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Harga Jual = Harga Beli + Cost Recovery + Keuntungan

Cost Recovery = Estimasi Biaya Operasi Target Volume Pembiayaan

Margin = Cost Recovery + Keuntungan x 100% Harga Beli

Cost Recovery adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank syariah

atau BMT yang dibebankan kepada harga beli/total pembiayaan. Cost

Recovery tersebut bisa didekati dengan membagi estimasi biaya operasi

dengan target volume pembiayaan murabahah, kemudian ditambahkan dengan

harga beli dari suppliyer dan keuntungan yang diinginkan sehingga didapatkan

harga jual. Sedangkan margin murabahah didapat dari cost recovery ditambah

keuntungan dibagi dengan harga beli. Persentase margin di atas dapat

dibandingkan dengan suku bunga. Jadi, suku bunga hanya dijadikan sebagai

benchmark. Agar pembiayaan murabahah lebih kompetitif, margin murabahah

tersebut harus lebih kecil dari bunga pinjaman. Jika masih lebih besar, maka

yang harus dimainkan adalah dengan memperkecil cost recovery dan

67 Slamet Wiyono. 2005. Akuntansi Perbankan Syari ah. Jakarta: PT. Grasindo. h. 89.68 Muhamad. 2005. Manajemen Bank Syari ah. Yogyakarta: UPP AMPYKPN. h. 140.

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

62

keuntungan yang diharapkan.69 Dengan metode ini, diharapkan keuntungan

bank syari’ah akan meningkat meskipun dengan profit margin yang lebih kecil

jika dibandingkan dengan bunga pinjaman bank konvensional. Hal lain yang

perlu dicatat bahwa hasil perhitungan margin yang dicantumkan dalam

kontrak pembiayaan murabahah dinyatakan dalam angka nominal, bukan

bentuk persentasenya.

Selanjutnya yang dapat dilihat dari praktek pembiayaan murabahah

di BMT ”NU SEJAHTERA” adalah adanya jaminan dalam pembiayaan

murabahah ini. Dalam surat perjanjian murabahah tertulis klausul-klausul

yang menekankan pentingnya sebuah jaminan. Pada dasarnya jaminan

bukanlah rukun atau syarat yang mutlak harus dipenuhi, melainkan sebagai

cara untuk memastikan bahwa tidak ada hak-hak dari pihak BMT yang

dihilangkan.

Substansi mendasar pada jual beli murabahah adalah unsur saling

percaya ( ) dalam pelaksanaannya. Di mana si pembeli percaya penuh

terhadap penjelasan yang disampaikan si penjual tentang harga awal atau

modalnya, tanpa menuntut pembuktian dan sumpah. Oleh karena itu

keabsahan jual beli tersebut sangat ditentukan oleh terpeliharanya akad dari

pengkhianatan dan sebab-sebab lain yang bisa mengantarkan kepada

pengkhianatan dan permusuhan, dan hal itu bersifat wajib. Oleh karena itu,

69 Ibid. h. 141.

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

63

perwujudan amanah tersebut bisa dilakukan dengan menjelaskan segala

sesuatu yang memang wajib untuk dijelaskan.70

Hal lain yang ada kaitannya dengan amanah pada murabahah adalah

jaminan, pelunasan utang dan pailit yang dialami pemesan. Walau tidak

menjadi rukun, pihak penjual (penyedia pembiayaan atau BMT) dapat

meminta si pemesan (pemohon atau nasabah) untuk menyerahkan jaminan

(rahn). Dalam pelaksanaannya, barang yang dipesan itu sendiri juga bisa

dijadikan jaminan. 71 Pembolehan jaminan pada jual beli murabahah dapat

disandarkan pada kebolehan melakukan jual beli panjar (bay al- urban).

Sehubungan dengan pembiayaan yang dilaksanakan pada lembaga

keuangan syari’ah saat ini, seperti dijelaskan Ah. Azharuddin Lathif,72 para

ahli hukum Islam kontemprer, di antaranya adalah Muhammad Abdul Mun'im

Abu Zaid dalam bukunya Nahwa Tathwiri Nidhami al-Mudharabah fi al-

Masharif al-Islamiyah, menyatakan bahwa jaminan untuk pembiayaan, seperti

mudhâraba , dalam praktek perbankan syari'ah diperbolehkan dan sangat

penting keberadaannya atas dasar 2 (dua) alasan berikut ini:

Pertama, pada konteks perbankan syariah atau BMT saat ini

pembiayaan yang dilakukan berbeda dengan pembiayaan tradisional yang

hanya melibatkan dua pihak, di mana keduanya sudah saling bertemu secara

langung (mubasyarah) dan mengenal satu dengan lainnya. Sementara praktek

70 Muhy al-Din bin Syaraf al-Nawawiy, Rawdhah al-Thalibin wa 'Umdah al-Muftiyyin,Beirut: al-Maktab al-Islamiy, 1405 H, Juz 3, h. 529

71 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek, Jakarta: GemaInsani Press, 2001, h. 105

72 Ah. Azharuddin Lathif, Penerapan Hukum Jaminan dalam Pembiayaan di PerbankanSyari'ah, dalam: http://himawarief.blogspot.com/2010/01/blog-post.html, diakses: Jum’at, 05Oktober 2010

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

64

pembiayaan di perbankan syariah atau BMT saat ini, berfungsi sebagai

lembaga intermediari mengelola dana nasabah yang jumlahnya banyak kepada

pengguna pembiayaan, dan nasabah yang jumlahnya banyak tersebut tidak

bertemu langsung dengan pengguna pembiayaan sehingga mereka tidak bisa

mengetahui dengan pasti kredibilitas dan kapabilitasnya. Oleh karena itu,

untuk menjaga kepercayaan dari nasabah investor, bank syariah atau BMT

harus menerapkan asas prudential, di antaranya dengan mengenakan jaminan

kepada nasabah penerima pembiayaan.

Kedua, situasi dan kondisi masyarakat saat ini telah berubah dalam

hal komitmen terhadap nilai-nilai akhlak yang luhur, seperti kepercayaan

(trust) dan kejujuran. Berkaitan dengan hal ini, Abdul Mun'im Abu Zaid

dalam karyanya yang lain “al-Dhaman fi al-Fiqh al-Islamy” juga menyatakan

bahwa faktor terbesar yang menjadi hambatan perkembangan Perbankan

Syariah atau BMT, khususnya dalam bidang investasi adalah rendahnya

moralitas para nasabah penerima dana pembiayaan dalam hal kejujuran (al-

shidq) dan memegang amanah (al-amanah). Oleh sebab itu, larangan jaminan

dalam mudharabah karena bertentangan dengan prinsip dasarnya yang bersifat

amanah bisa berubah karena adanya perubahan kondisi obyektif masyarakat

dalam bidang moralitas. sesuai dengan kaidah al hukmu yaduru ma'a illat

wujudan wa 'adaman. Artinya: Keberadaan hukum ditentukan oleh ada atau

tidaknya 'illat (alasan). Jika 'illat berubah maka akibat hukumnya pun berubah.

Namun demikian, meskipun jaminan tersebut dalam praktek

perbankan saat ini diperbolehkan, tetapi disyaratkan bahwa jaminan itu harus

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

65

didasarkan pada tujuan menjaga agar tidak terjadi moral hazard berupa

penyimpangan oleh penerima pembiayaan (taqshir al-amiil), bukan bertujuan

mengembalikan modal bank atau sebagai ganti rugi (dhaman) atas kegagalan

usaha secara mutlak. Oleh karena itu, jaminan hanya dapat dicairkan apabila

penerima pembiayaan terbukti melakukan pelanggaran (ta'addi), kelalaian

(taqshir), atau menyalahi kesepakatan yang telah ditentukan (mukhalafatu al-

syurut). Di samping itu, kewajiban adanya jaminan dalam pembiayaan pada

lembaga keuangan syariah tidak harus dibebankan kepada mudharib saja,

tetapi bank dapat meminta jaminan kepada pihak ketiga yang akan menjamin

penerima pembiayaan kalau melakukan kesalahan.

Pelunasan utang dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal. Segala

tindakan yang dilakukan pemesan terhadap barang yang dibelinya, sebelum

utangnya lunas (seperti menjualnya), tidak mempengaruhi beban utangnya.

Kalau ia menunda pelunasan tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan

dan ia termasuk mampu secara ekonomis, maka pihak penjual dapat

memaksanya secara hukum dengan mengajukan perkaranya ke Pengadilan

Agama atau Mahkamah Syar'iyah. Dalam hal ia pailit atau bangkrut, maka

pihak penjual (kreditur) harus menunda tagihannya sampai ia sanggup

membayarnya, sejalan dengan surat al-Baqara (2) ayat 280 berikut :

Artinya : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, makaberilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamumengetahui . (QS. Al-Baqarah : 280)73

73 Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahnya, Jakarta : PT Intermasa, 1974, h.70.

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan upaya yang panjang, maka sampai

pada bab terakhir yang merupakan sari pati dari pembahasan penelitian ini.

Pada bab ini akan penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Akad dalam transaksi Murabahah di BMT ”NU SEJAHTERA”

Mangkang, Semarang yang walaupun menggunakan redaksi shohibul

Maal dan Mudhorib tidak menghilangkan esensi dari transaksi murabahah

tersebut. Karena menurut kaidah :

Artinya : ”yang dianggap (dinilai) dalam akad (perjanjian) adalahmaksud-maksud dan makna-makna bukan lafaz-lafaz danbentuk-bentuk perkataan ”.

yang menjadi pegangan atau dipakai dalam sebuah transaksi adalah

maksud dan maknanya, bukan lafazh dan bentuknya.

2. Praktik pembiayaan murabahah yang dilakukan BMT ”NU SEJAHTERA”

MANGKANG, Semarang belumlah sempurna dengan aturan hukum Islam

(fiqh), hal ini dikeranakan antara lain, pertama, dalam proses penentuan

harga jual murabahah, BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang

masih menyandarkan kepada suku bunga yang berlaku di pasar. BMT ”NU

SEJAHTERA” Mangkang, Semarang memang tidak secara langsung

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

67

menjadikan tingkat suku bunga sebagai landasan perhitungan, akan tetapi

proses yang dilaluinya telah menunjukkan penggunaan informasi tingkat

suku bunga secara langsung. Hal ini dilakukan agar para deposan atau

nasabah penyimpan dana, terutama yang mengharapkan keuntungan bagi

hasil besar, tidak berpindah ke BMT lain. Sehingga BMT ”NU

SEJAHTERA” membagi-bagi beban kepada nasabah pembiayaan,

khususnya murabahah. Kedua, dalam hal pengadaan barang dalam praktek

pembiayaan murabahah, belumlah sesaui dengan aturan hukum Islam,

karena dalam prakteknya BMT memberikan kewenangan sepenuhnya

kepada nasabah pembiayaan untuk membeli barang yang diinginkannya

sendiri. Hal ini semua terjadi setelah penentuan jumlah angsuran dan

margin keuntungan. Sehingga secara prinsip BMT ”NU SEJAHTERA”

Mangkang, Semarang menjual barang yang belum dalam kepemilikannya.

Kemudian dalam penggunaan jaminan, hanya sebagai sebagai suatu cara

untuk memastikan bahwa hak-hak kreditur tidak dihilangkan dan untuk

menghindarkan diri dari memakan harta orang dengan cara yang bathil.

B. Saran – saran

1. BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang meupakan Lembaga

Keuangan Syariah Mikro yang dalam pengelolaan menggunakan aturan-

aturan yang bersumber dari Hukum Islam (fiqh), untuk itu sudah

seyogyanya dalam praktek kesehariaannya benar-benar memperhatikan

aspek hukum Islamnya, agar benar-benar menjadi lembaga keuangan

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

68

Islam yang tetap berpedoman pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-

Qur’an dan Hadist.

2. Hendaknya perlu dilakukan kajian khusus untuk mendalami penggunaan

metode perhitungan penentuan harga jual murabahah agar benar-benar

terakomodir aspek hukum Islamnya. Sehingga dapatvmencerminkan nilai

syariah dalam Lembaga Keuangan Syariah (LKS) atau BMT ”NU

SEJAHTERA” Mangkang, Semarang. Oleh karena hadirnya LKS di

tengah-tengah kita diharapkan mampu memecahkan segala problem

ekonomi umat dengan payung Syariah.

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang benar-benar

menguasai ekonomi dari aspek Hukum Islam, karena merupakan sebuah

keniscayaan hal ini sangat penting demi terjaganya aspek kesyariahannya.

C. Penutup

Syukur alhamdulillah peulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.Tentunya penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan .Oleh karena itu

saran dan kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Mudah-

mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis, demikian

juga bagi pembaca. Semoga Allah senantiasa mendengar doa penulis.

Wallahu a lam bi al-shawab.

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

69

DAFTAR PUSTAKA

Al-maktabah Asy-syamilah V-II, Kutubul al-Mutun : Sunan Ibnu Majah, Bab as-Syirkah wa al-Mudharabah, Juz VII, h. 68, Nomor hadis 2280.

Andi Estetiono, Makalah: Strategi Inkopsyah Dalam Pengembangan LembagaKeuangan Mikro Syari’ah, disampaikan pada Seminar dan WorkshopNasional di P3EI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 25 s.d 26 Mei 2005.

M. Rawas Qal aji, Mu jam Lughat al-Fuqaha, Beirut:Darun-Nafs, 1985.

Antonio, M. Syaf ’i’i, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: GemaInsani.

Arbita, Kamalia, Studi Komparatif Pembiayaan Pada Perbankan Syari'ahDengan Pembiayaan Leasing, Skripsi IAIN Walisongo Semarang,(Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo, 2006).

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka Cipta, 1992.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari ah, Jakarta : PR Raja Grafindo Persada,2008.

Atmadja, Karnaen A. Perwata dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana BankIslam, Yogyakarta : Dana Bhakti wakaf, 1992.

Az Zuhaili, Wahbah, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, Damascus: Dar al-Fikr,1997.

Chapra, M. Umer, Sistem Moneter Islam, Judul Asli: Towards a Just MonetarySystem, Penerj.: Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Gema Insani Press danTazkia Cendekia, 2000.

Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahnya, Jakarta : PT Intermasa, 1974.

Ensiklopedi Fiqh online, diakses dari www.fikihonline.co

Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia tentang Murabahah No:04/DSN-MUI/IV/2000.

Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan Generalaffair BMT NU SEJAHTERA pada tanggal 18 Oktober 2010

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

70

Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan Generalaffair BMT NU SEJAHTERA pada tanggal 22 Oktober 2010.

Hasil wawancara dengan Bapak Idris Imron, S,IP, Manager HRD dan Generalaffair BMT NU SEJAHTERA pada tanggal 23 Oktober 2010

Hasil wawancara dengan bapak Subagyo, nasabah Pembiayaan murabahah BMT“NU SEJAHTERA” Mangkang Semarang, pada hari Senin 03 Januari2011

Hasil wawancara yang dilakukan oleh Bapak Munawir, selaku nasabahpembiayaan Murabahah BMT ”NU SEJAHTERA” Mangkang,Semarang, pada hari Selasa tanggal 04 Januari 2011.

Hasil Wawancara dengan Bapak Hafidh, nasabah pembiayaan murabahah BMT”NU SEJAHTERA” Mangkang, Semarang, pada hari selasa tanggal 04Januari 2011

Hendry, Arison, Perbankan Syari'ah: Perspektif Praktisi, Jakarta: Mu'amalatInstitute, 1999.

Karim, Adiwarman, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, EdisiKedua, Jakarta : MUI.

Moh. Rifa’I, Konsep Perbankan Syariah, Semarang : CV. Wicaksana, 2002.

Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif ,Bandung : RemajaRosdakarya, 2002.

Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Bank Syariah (Panduan TeknisPembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah),Yogyakarta : UII Press, 2008

, Sistem dan Prosedur dan Operasional Bank Syari'ah, Yogyakarta:UII Press, 2000.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 2001

Pusat komunikasi Ekonomi syari’ah, Materi Dakwah Ekonomi Syariah, Jakarta :Pusat Komunikasi Ekonomi Syari’ah, 2008.

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

71

Qasim bin 'Abdillah bin Amir 'Ali al-Qawnuniy, Anis al-Fuqaha, Jedah: Dar al-Wafa`, 1406 H.

Republika, 11 Oktober 2006.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta : UIIPress, 2004

Ridwan, Muhammd, Konstruksi Bank Syariah di Indonesia, Yogyakarta : PustakaSM, 2007.

Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Mugtashid, Beirut : Lebanon : Daral-Kutub Al-Ilmiyah, tt.

Sabiq, Sayid, Fiqh as-Sunnah, Jilid III, Beirut: Dar al-Fikr, t.t,

, Fikih Sunnah 12, Bandung : PT Al-Ma’Arif, 1988.

Saeed, Abdullah, Bank Islam dan Bunga, Studi Kritis dan InterpretasiKontemporer Tentang Riba dan Bunga, Terj. Muhammad UfuqulMubin, et. al, Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata HukumPerbankan, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1999.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi,Jakarta : Ekonisia, 2004.

Suhendi, Hendi, fiqh Muamalah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, cet. Ke-1,2002.

Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbaknan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait(BUMI dan Takaful), Jakarta : PT Grafindo Persada, cet. Ke-1, 1996.

Sumiyanto, Problem Transaksi Model Mudarabah dalam Lembaga KeuanganSyariah Studi Kasus LKS BMT-BMT di Yogjakarta, Tesis MSI UII,2004 (tidakdipublikasikan).

Warson Munawwir, Ahmad, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Cet. IV,Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Widodo, Hertanto, Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wattamwil, Jakarta: Mizan, 1999.

Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta : UII Prees, 2005.

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-fat...INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010/2011. ii. iii. iv

72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fathur Rahman Famuktiathur

NIM : 062311005

TTL : Jakarta, 10 September 1987

Alamat : Jl. Raya Pahlawan No. 40 Rt 04/01 Gang Kiyai Mojo,

Kalibuntu Wetan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 01 Pagi Kebon Bawang, Jakarta Utara

2. SLTP N 221 Jakarta

3. SMA N 1 Bojong Gede, Kab. Bogor

4. Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Muamalahangkatan tahun 2006

Pengalaman Organisasi :

1. Himpunan Mahasiswa Jawa Barat (HMJB)

2. Resimen Mahasiswa Satuan 906 “Sapu Jagad” IAIN WalisongoSemarang.

3. Forum Pemuda Peduli Ketahanan Nasional (FORDAPETANNAS).

Demikian daftar riwayat hidup ini kami buat dengan sebenarnya, dan yang

berkepentingan maklum adanya.

Semarang, 11 Desember 2010

Fathur Rahman FamuktiathurNIM. 062311005