76
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG DIBAYAR GABAH DI KALANGAN MASYARAKAT PETANI DI KINDANG KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syari’ah (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Sulfaidah NIM 1052511072 16 PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG DIBAYAR

GABAH DI KALANGAN MASYARAKAT PETANI DI KINDANG

KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Ekonomi Syari’ah (S.H) Pada Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Sulfaidah

NIM 1052511072 16

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/ 2020 M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

ii

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG DIBAYAR

GABAH DI KALANGAN MASYARAKAT PETANI DI KINDANG

KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Ekonomi Syari’ah (S.H) Pada Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Sulfaidah

NIM 1052511072 16

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/ 2020 M

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

iii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

iv

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

v

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sulfaidah

NIM : 105251107216

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Agama Islam

Kelas : B

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka bersedia

untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 29 Syawal 1441 H

21 Juni 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

Sulfaidah

NIM 105251107216

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

vii

ABSTRAK

SULFAIDAH. 105 2511072 16. 2020. Judul Skripsi: Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Praktik Utang Uang Dibayar Gabah di Kalangan Masyarakat Petani di

Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Dibimbing oleh Hurriah Ali Hasan

dan Hasanuddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik uang dengan pengembalian

berupa gabah beserta untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap

praktik tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melihat

masyarakat petani yang melakukan praktik utang uang dibayar gabah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik utang uang dibayar gabah ini pada

dasarnya boleh dilakukan atau sah menurut hukum Islam karena telah memenuhi

rukum dan syarat qard. Namun dengan adanya syarat dalam akad yang dirasa kurang

sesuai dengan syariat Islam, maka hukumnya menjadi tidak sah. Kelebihan yang

diperjanjikan oleh pihak yang melakukan transaksi tersebut menjadikan transaksi

tersebut mengandung unsur riba karena adanya pihak yang mendapatkan keuntungan.

Kaitannya dengan ini, utang piutang tersebut sudah tidak berdasarkan unsur saling

tolong menolong lagi karena kedua pihak akan saling memberikan keuntungan.

Kata Kunci : Utang piutang, pertanian, riba

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

viii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patutpenulishanturkansaatiniselainpujidansyukurkehadirat

Allah Swt. Karenaberkatrahmat, inayahdanhidayah-

Nyapenulisdapatdiberikankesehatandankesempatansehinggadapatmenyelesaikanskrip

siini yang berjudul “TinjauanHukum Islam

TerhadapPraktikUtangUangDibayarGabah di KalanganMasyarakatPetani di

KecamatanKindangKabupatenBulukumba”. Tidak lupa pula

penuliskirimkansalamsertasholawatatasjunjunganNabiullah Muhammad SAW,

sebagainabi yang

membawaumatnyadarizamankebodohanmenujuzamankepintarandansebagainabipanut

anumat Islam sepanjangzaman.

Karyatulisinimerupakanskripsi yang diajukankepadaFakultas Agama Islam

JurusanHukumEkonomiSyariahUniversitasMuhammadiyah Makassar

sebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaHukumEkonomiSyariah.Penulis

sangatsadar,

mewujudkanhaltersebutbukanlahsemudahmembalikkantelapaktangan.Dari

awalsampaiakhirpenyusunanskripsiini,

penulisterkadangdiperhadapkanberbagaihambatandanrintangan, tapiberkat rasa

optimisdanbantuanberupadukunganmorilmaupunmaterildarisemuapihakakhirnyadeng

anucapanAlhamdulillah,skripsiinidapatdiselesaikan.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

ix

Untukitudengansegalakerendahanhati, penulisinginmenyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnyakepadasemuapihak yang

telahikutmembantudalampenyelesaianskripsiini.Terkhususkepadakedua orang tua

yang penulissangatcintai, bapakBasodanIbuSudarmi yang senantiasamendukung,

mendoakansertamelakukan yang terbaikuntukpenulis.Terimakasihsebesar-

besarnyaataskasihsayangdanjasa-jasanya yang tidakternilaikepadapenulis.

Padakesempatanini pula, rasa terimakasihpenulis yang dialamatkankepada:

1. Dr. H. AbdRahman Rahim, SE., MM.,

selakuRektorUniversitasMuhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. MawardiPewangi, M.Pd.I.,selakuDekanFakultas Agama Islam.

3. Bapak Dr. Ir. H. MuchlisMapangaja, Mp.,selakuKetua Prodi

HukumEkonomiSyariah. BapakHasanuddin, SE.Sy., ME selakusekretaris

Prodi HukumEkonomiSyariah yang

senantiasamemberikanarahanselamamenempuh pendidikan.

4. IbuHurriah Ali Hasan, ST., ME., Ph.DdanBapakHasanuddin. SE.Sy., ME

selakupembimbing yang telahbanyakmemberikanarahan.

5. Bapak/IbudosenFakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Makassar

yang senantiasamembimbingpenulisselemamenempuhpendidikan S1

HukumEkonomiSyariah.

6. Adik-adikku, Aldidan Sri YuniraSilvidengansegalabantuandan energy positif

yang diberikanselamaini.

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

x

7. Teman-teman seangkatan, HES B dan tentunya kepada sahabat-sahabat

penulis Rinawati, Fatiha, Rahmawati R, Asmaul Husna, Nabilah, Inten Eqa

Saputri, terima kasih atas motivasi dan semangat yang selalu diberikan.

8. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Walaupundemikian,

dalamskripsiinipenulismenyadarimasihbelumsempurna.Olehkarernaitu,

penulismengharapkan saran dankritik demi kesempurnaanskripsiini.Akhir kata,

denganharapansemogakehadirannyakaryatulisinidapatmemberikanmanfaatbagikitase

mua.

Makassar,29 Syawal 1441

21 Juni 2020

Penulis,

SULFAIDAH

NIM. 105251107216

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ................................................................ iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. LatarBelakangMasalah ............................................................................. 1

B. RumusanMasalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

D. ManfaatPenelitian..................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

1. Utang-Piutang ( Al-Qard) ......................................................................... 7

a. Pengertianutang-piutang ( Al-Qard) ................................................... 7

b. DasarHukumUtang-Piutang ............................................................... 9

c. RukundanSyaratUtangPiutang ......................................................... 12

d. TatakramadalamBerutang ................................................................ 15

e. HukumMemberikanKelebihan Dalam MembayarUtang ................... 16

f. Macam-macamBentukUtangPiutang ................................................ 17

2. Riba ....................................................................................................... 18

a. PengertianRiba ................................................................................ 18

b. DasarHukumRiba ............................................................................ 19

c. Macam-macamRiba ......................................................................... 21

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

xii

d. HikmahDiharamkannya Riba ........................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 25

A. Jenis Penelitian……………………………………………………………...25

B. Lokasi dan Objek Penelitian………………………………………………..25

C. Fokus Penelitian…………………………………………………………….26

D. Sumber Data………………………………………………………………..26

E. Instrument Penelitian……………………………………………………….27

F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………....27

G. Teknis Analisis Data……………………………………………………….29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 30

A. Gambaran umum lokasi penelitian ............................................................ 30

B. Hasil dan pembahasan .............................................................................. 32

1. Praktik Utang Uang Dibayar Dengan Gabah ...................................... 32

2. Tinjauan Hukum Islam Untuk Utang Piutang Uang Dibayar Gabah .... 39

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 49

A. Kesimpulan .............................................................................................. 49

B. Saran ........................................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang berkodrat hidup

dalam masyarakat. Manusia selalu berhubungan satu sama lain untuk memenuhi

hajat hidupnya. Untuk memenuhi hajat hidupnya, banyak cara yang dapat

dilakukan. Islam memberikan ajaran kepada umat manusia selain untuk beribadah,

juga mengajarkan untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan

sesama manusia.Islam mengatur hubungan yang kuat antara akhlak, akidah,

ibadah, dan muamalah.Kehidupan manusia sejatinya tidak pernah lepas dari

kegiatan bermuamalah untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya sehari-

hari.Aspek muamalah merupakan aturan bagi manusia dalam menjalankan

kehidupan sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangun sistem

perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.1

Ajaran muamalah akan

menahan manusia dari menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki. Muamalah

merupakan seluruh kegiatan hidup seseorang yang melakukan interaksi dalam

hubungannya dengan orang lain yang dibatasi oleh syariat yang terdiri dari hak

dan kewajiban.

Salah satu bentuk muamalah yang terjadi adalah utang-piutang, dengan

salah satu pihak sebagai pemberi utang dan pihak lain sebagai penerima utang.

Utang piutang adalah perkara yang tidak bisa dipisahkan dalam interaksi

kehidupan manusia. Ketidakmerataan dalam hal materi adalah salah satu

1 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Galia Indonesia,

2012), h.178.

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

2

penyebab munculnya perkara ini.Selain itu juga adanya pihak yang memberikan

peminjaman (utang) juga ikut ambil bagian dalam transaksi ini.Islam sebagai

agama yang mengatur segala urusan dalam kehidupan manusia juga mengatur

mengenai perkara utang piutang.Konsep utang piutang yang ada dalam Islam pada

dasarnya adalah untuk memberikan kemudahan bagi orang yang sedang

kesusahan.

Telah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk saling tolong

menolong dan telah menjadi kehendak Allah Swt. bahwa manusia harus hidup

bermasyarakat dan saling tolong menolong antara satu dengan yang lain, bahwa

manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, maka dari itu manusia dikategorikan

sebagai makhluk sosial, yang saling berinteraksi dan untuk memenuhi

kebutuhannya demi mencapai kemajuan dalam hidupnya.

Dalam aspek tolong menolong yakni aspek perekonomian keluarga, yang

mana sesama umat muslim harus saling memberi dan gotong royong terhadap

masyarakat yang membutuhkan, bahwasanya Islam telah memperbolehkan tolong

menolong apalagi dalam aspek perekonomian yang semata-mata telah banyak

yang membutuhkan pertolongan.

Dasar hukum utang piutang adalah QS. Al-Baqarah : 282 berikut ini:

كى نكزت ث فبكزج أجم يع إن زى ثد آيا إذا ردا ب أب انر

هم انر ن فهكزت الل ب عه كزت ك ة كبرت أل أ كبرت ثبنعدل

انحق انر عه كب ئب فئ ش ل جخط ي زث نزق الل انحق عه

ن هم فه م ل عزطع أ ضعفب أ ...ظفب أ

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

3

Terjemahnya :

“Wahai orang-orang yang beriman!Apabila kamu melakukan utang piutang untuk

waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.Dan hendaklah seorang

penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar.Janganlah penulis menolak

untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka

hendaklah dia menuliskannya.Dan hendaklah orang yang berutang itu

mendiktekannya, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan

janganlah dia mengurangi sedikitpun daripadanya. Jika yang berutang itu orang

yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan

sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar… ”. (Q.S. Al-

Baqarah : 282)2

Ayat ini ditujukan untuk bentuk muamalah yang dilakukan tidak secara

tunai (utang). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketika seseorang melakukan

transaksi utang-piutang dengan orang lain,maka batas waktu pembayaran

utangnya harus ditentukan. Batas waktu bisa menggunakan hari, minggu, ataupun

tahun.Waktu yang ditentukan ini juga mengandung makna bahwa ketika berutang

seharusnya sudah tergambar dalam benak si pengutang bagaimana serta dari mana

sumber pembayarannya.Hal ini bertujuan agar umat Islam berhati-hati dalam

melakukan utang-piutang.

Menurut aturan hukum Islam ketika seorang berutang kepada orang lain,

maka ia harus membayar utangnya dengan jumlah yang sama, tidak boleh ada

kelebihan dalam pembayaran utang karena jika terdapat kelebihan dalam

pembayaran utang maka hal itu termasuk riba.

Namun dalam perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

permasalahan manusia dalam memenuhi kebutuhannya sering terjadi

2 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, h. 4

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

4

ketidaksesuaian antara norma dan perilaku manusia. Seiring perubahan dalam

masyarakat praktik bermuamalah juga mengalami perubahan sehingga

permasalahan-permasalahan baru bermunculan.

Salah satu bentuk utang piutang di bidang pertanian banyak dipraktikkan

oleh masyarakat petani.Utang uang dibayar uang, utang uang dibayar hasil

pertanian, utang barang dibayar barang, utang uang dibayar barang, dan

sebagainya.

Utang piutang yang banyak terjadi di Kecamatan Kindang, Kabupaten

Bulukumba adalah utang piutang uang dengan hasil pertanian yaitu gabah. Karena

meskipun mayoritas penduduknya adalah petani, akan tetapi tidak semua

penduduknya memiliki tingkat perekonomian yang sama. Daerah Kindang

terkenal dengan hasil pertaniannya, bukan hanya berupa gabah, akan tetapi

cengkeh, cokelat dan juga kopi juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.

Tetapi semua masyarakat lebih memusatkan pertaniannya pada tanaman cengkeh

dan hanya sebagian besar yang juga menggarap sawah untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya.Masyarakat yang tidak menggarap sawah biasanya

mendapatkan gabah dari hasil membeli atau dari hasil pembayaran

piutang.Pembayaran piutang berupa gabah ini merupakan hasil dari peminjaman

uang yang diberikan sebelumnya.

Masyarakat di sana melakukan transaksi ini untuk saling mengisi

kekurangan kebutuhan satu sama lain. Masyarakat yang membutuhkan uang

hanya meminta pinjaman dengan menjanjikan gabah sebagai alat pembayarannya

apabila musim panen telah tiba dan masyarakat yang memberikan pinjaman

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

5

tersebut pastinya juga merasa terbantu dengan transaksi ini untuk pemenuhan

makanan pokoknya karena kebanyakan yang menjadi sasaran masyarakat yang

membutuhkan pinjaman uang ini adalah masyarakat petani yang tidak menggarap

sawah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka menarik kiranya

meengangkat fenomena yang telah terjadi untuk diangkat sebagai topik penelitian

yang berjudul : “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK

UTANG UANG DIBAYAR GABAH DI KALANGAN MASYARAKAT

PETANI DI KECAMATAN KINDANG, KABUPATEN BULUKUMBA”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas terdapat

beberapa kesimpulan yang dapat dijadikan rumusan masalah sebagai dasar

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana praktik utang-piutang uang dibayar dengan gabah yang dilakukan

oleh masyarakat di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam untuk utang piutang uang dibayar gabah?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang dikaji, makatujuan dari penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui praktik utang uang dengan pengembalian berupa gabah

yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Kindang, Kabupaten

Bulukumba.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

6

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum ekonomi Islam tentang praktik utang

piutang uang dibayar dengan gabah.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pustaka bagi para

pembaca khususnya dalam hal pengembangan ilmu.

2. Secara praktis

a. Penulis

Menambah wawasan untuk berfikir kritis dan sistematis dalam

menghadapi permasalahan yang terjadi dan sebagai alat dalam

mengimplementasikan teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait dengan

ekonomi syariah (Islam) yang diperoleh selama kuliah.

b. Penulis selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

pengembangan selanjutnya.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

7

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

7

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Utang-Piutang ( Al-Qard)

a. Pengertian utang-piutang ( Al-Qard)

Istilah Arab yang sering digunakan untuk utang-piutang adalah al-dayn

(jamaknya al-duyun) dan qard.Dalam pengertian yang umum, utang piutang

mencakup transaksi jual-beli dan sewa-menyewa yang dilakukan secara tidak

tunai (kontan).Transaksi seperti ini dalam fikih dinamakan mudayanah dan

tadayun.3

Al-qard menurut bahasa memiliki arti al-qat’u (memotong). Dinamakan

demikian karena pemberian utang (muqrid) memotong sebagian hartanya dan

memberikannya kepada pengutang.4 Sedangkan al-qard menurut istilah terdapat

perbedaan pandangan antara para „ulama dan pakar, antara lain :

a. Menurut ulama Hanafiyah, al-qard adalah harta yang diserahkan kepada

orang lain untuk diganti dengan harta yang sama. Dalam arti lain al-qard

merupakan suatu transaksi yang dimaksudkan untuk memberikan harta

yang memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan yang

sepadan dengan itu.5

b. Menurut ulama Syafi‟iyah, al-qard adalah penyerahan harta kepada orang

lain yang tidak disertai imbalan atau tambahan dalam pengembaliannya.6

3 Wahbab Az-Zuhaili, Fikih Islam wa Adillatuhu 5, terj. Abdul Hayyie al-Katani,cet. 1

(Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 373. 4 Saleh al-Fauzan, Fikih Sehari-hari (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 410. 5 Wahbab Az-Zuhaili, Op. cit, h. 374. 6 Azharudin Latif, Fikih Muamalah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.150.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

8

c. Menurut ulama Hanabilah, al-qard adalah penyerahan harta kepada

seseorang untuk dimanfaatkan dan ia wajib mengembalikan dengan harta

yang serupa sebagai gantinya.

d. Sayyid Sabiq memberikan definisi qirad ialah harta yang diberikan

seseorang pemberi qirad kepada orang yang diqiradkan untuk kemudian

dia memberikannya setelah mampu.7

e. Syafi‟i Antonio mendefinisikan, qard adalah pemberian harta kepada

orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain

meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqih klasik,

qard dikategorikan dalam ‘aqad tatawwu’ atau akad saling membantu dan

bukan transaksi komersial.8

f. Menurut Ismail Nawawi, utang (qardu) ialah menyerahkan uang kepada

orang yang bisa memanfaatkannya., kemudian ia meminta

pengembaliannya sebesar uang tersebut.

Dari beberapa pengertian al-qard di atas, dapat disimpulkan bahwa al-

qard adalah suatu transaksi yang terjadi antara dua pihak yaitu pihak yang

memberikan haknya kepada orang lain dan pihak yang menerima

haknyauntuk ditasarrufkan. Sedangkan dalam pengembaliannya

ditangguhkan sesuai kesepakatan denga nilai yang sama.

7Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, ter. Kamaludd'in A. Marzuqi, cet. 11 (Bandung: Alma‟arif,

1997), h. 129. 8 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema

Insani, 2001), h. 131.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

9

b. Dasar Hukum Utang-Piutang

Utang piutang merupakan perbuatan kebajikan yang telah disyari‟atkan dalam

Islam, hukumnya adalah sunnah bagi orang yang memberikan utang dan mubah

atau boleh bagi orang yang minta diberi utang. Mengenai transaksi utang piutang

ini banyak disebut dalam Al-Qur‟an, hadis serta pendapat ulama.

Dalam Al-Qur‟an terdapat ayat yang menganjurkan supaya seseorang yang

melakukan utang-piutang hendaknya menentukan waktu pengembalian uang serta

diadakan perjanjian tertulis yang menyebutkan segala yang berhubungan dengan

utang piutang yang dilakukan. Adapun ayat sebagai berikut :

1. Q.S. Al-Baqarah : 280

زى ك س نكى إ قا خ رصد أ عسح ي ذ ععسح فظسح إن كب إ

رعه

Terjemahnya :

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh

sampai dia berkelapangan.Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,

lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.9

2. Q.S. Al-Hadid : 11

ن أجس كسى ب عب ف بعف ن قسض ذا انر س الل ي

Terjemahnya :

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah

akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan

memperoleh pahala yang banyak”.10

9 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, h. 47 10 Ibid, h. 538

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

10

3. Hadist

عز ل ظ فخ هك » قبل ر قجهكى أرب ان كب ف زجلا كب إ

ظس س قبل يب أعهى ، قم ن ا خ هذ ي . ن جض ز ف م ن م ع

ظس ى ، فأ أجبش ب ذ أثبع انبض ف اند س أ ك ئب غ قبل يب أعهى ش

ععس ان ش ع أرجب ظس ، انجخ . ان فأ خه الل »

Artinya :

Dari sahabat Hudzaifah, beliau pernah mendengar Rasulullah bersabda:“Ada

seorang laki-laki yang hidup di zaman sebelum kalian. Lalu datanglah seorang

malaikat maut yang akan mencabut rohnya. Dikatakan kepadanya (oleh malaikat

maut): “Apakah engkau telah berbuat kebaikan?” Laki-laki itu menjawab: “Aku

tidak mengetahuinya.” Malaikat maut berkata: “ Telitilah kembali apakah engkau

telah berbuat kebaikan.” Dia menjawab: “Aku tidak mengetahui sesuatu pun

amalan baik yang telah aku lakukan selain bahwa dahulu aku suka berjual beli

barang dengan manusia ketika di dunia dan aku selalu mencukupi kebutuhan

mereka. Aku memberi keluasan dalam pembayaran hutang bagi orang yang

memiliki kemampuan dan aku membebaskan tanggungan orang yang

kesulitan.”Maka Allah (dengan sebab itu) memasukkannya ke dalam surga.” (HR.

Bukhari III/1272 no.3266)11

Berdasarkan nash-nash di atas, para ulama telah ijma’ tentang kebolehan

utang piutang.Seseorang boleh berutang jika dalam kondisi terpaksa dalam rangka

menghindarkan diri dari bahaya, seperti untuk membeli makanan agar dirinya

terhindar dari kelaparan.

Selain itu, hukum qard berubah sesuai dengan keadaan, cara dan proses

akadnya. Adakalanya hukumnya boleh, kadang wajib, makruh dan haram.Jika

orang yang berutang adalah orang yang mempunyai kebutuhan mendesak,

sedangkan orang yang diutangi orang kaya, maka orang yang kaya itu wajib

memberinya utang. Jika pemberi utang mengetahui bahwa pengutang akan

menggunakan uangnya untuk berbuat maksiat atau perbuatan yang makruh, maka

11 Isnaini Harahap, dkk, Hadis-Hadis Ekonomi (Jakarta: Kencana, 2015), h. 166.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

11

memberi utang hukumnya haram atau makruh sesuai dengan kondisinya. Jika

seorang yang berutang bukan karena adanya kebutuhan yang mendesak, tetapi

untuk menambah modal perdagangannya maka hukumnya mubah. Seseorang

dapat berutang jika dirinya yakin dapat membayarnya, seperti jika ia mempunyai

harta yang dapat diharapkan dan mempunyai niat menggunakannya untuk

membayar utangnya. Jika hal ini tidak ada pada diri pengutang, maka ia tidak

boleh berutang.

Al-qard disyariatkan dalam Islam bertujuan untuk mendatangkan

kemaslahatan bagi manusia.Seseorang yang mempunyai harta dapat membantu

mereka yang membutuhkan. Akad utang piutang dapat menumbuhkan rasa

kepedulian terhadap sesama, memupuk kasih sayang sesama terhadap sesama

manusia dengan menguraikan kesulitan yang dihadapi orang lain.12

Meskipun utang piutang diperbolehkan, namun Nabi Muhammad SAW

tidak menganjurkan umatnya untuk melakukan transaksi ini. Utang dalam

pandangan seorang muslim yang baik merupakan kesusahan dimalam hari dan

suatu penghinaan disiang hari. Oleh karena itu Nabi selalu meminta perlindungan

kepada Allah dari berutang. Do‟a Nabi sebagai berikut :

بل عح اندج فزخ انـ أعذ ثك ي عراة ان جس ، أعذ ثك ي ى إـانه

ذ ثك ي أع ى إــبد ، انه فزخ انـ حب فزخ انـ أعذ ثك ي ،

سو انـ أ ى انـ

Artinya :

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, aku

berlindung kepadamu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal, dan aku berlindung kepada-

12 Rozalinda, Fikih Ekonomi Syari’ah Prinsip dan Implementasi pada Sektor Keuangan

Syari’ah (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 30.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

12

Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati.Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung

kepada-Mu dari dosa dan utang”.

Beliau menjelaskan bahwa dalam utang itu ada suatu bahaya besar

terhadap budi pekerti seseorang. Beliau tidak mau menshalati jenazah apabila

diketahui bahwa waktu meninggalnya itu masih mempunyai tanggungan utang,

padahal dia tidak dapat melunasinya, sebagai usaha untuk menakut-nakuti orang

lain dari akibat utang. Berdasarkan penjelasan ini, seorang muslim tidak boleh

berutang kecuali karena sangat perlu. Kalaupun dia terpaksa harus berutang, sama

sekali tidak boleh melepaskan niat untuk membayar.

c. Rukun dan Syarat Utang Piutang

Dalam suatu transaksi utang piutang akan menjadi sah apabila rukun dan

syaratnya terpenuhi. Adapun rukun dari transaksi hutang piutang yang harus ada

dalam akad tersebut ada empat, yaitu sebagai berikut:

1) Muqrid, yaitu orang yang memberi pinjaman.

2) Muqtarid, yaitu seseorang yang mendapatkan utang atau barang.

3) Mawqud ‘alayh, yaitu uang atau barang yang dipinjam.

4) Sighat, yaitu ijab dan qabul.13

Sedangkan syarat-syarat transaksi utang piutang (qard) yang harus ada

dalam akad tersebut diantaranya yaitu :

1) „Aqid

Untuk „aqid, baik muqrid maupun muqtarid disyaratkan harus orang

yang dibolehkan melakukan tasarruf atau memiliki ahliyat al-ada’.Oleh

karena itu, qard tidak sah apabila dilakukan oleh anak yang masih dibawah

13 Segaf Hasan Baharun, Fikih Muamalah (Bangil: Ma‟had Darullughah Wadda‟wah,

2012), h. 113.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

13

umur atau orang gila. Syafi‟iyah memberikan persyaratan untuk muqrid,

antara lain :

a) Ahliyah atau kecakapan untuk melakukan tabarru‟.

b) mukhtar (memiliki pilihan)

Sedangkan untuk muqtarid disyaratkan harus memiliki ahliyah atau

kecakapan untuk melakukan mu’amalah, seperti baligh, berakal dan tidak

mahjur ‘alayh.

2) Mawqud ‘alayh

Menurut jumhur ulama yang terdiri atas Malikiyah, Syafi‟iyah dan

Hanabilah yang menjadi objek akad dalam qardsama dengan objek akad

salam baik berupa barang-barang yang ditakar dan ditimbang (mawzunah)

maupun barang-barang yang tidak ada persamaannya seperti di pasaran

seperti hewan, barang-barang dagangan, dan barang yang dihitung. Atau

dengan perkataan lain setiap barang yang boleh dijadikan objek jual beli

boleh pula dijadikan objek akad qard.

Hanafiyah mengemukakan bahwa mawqud ‘alayh hukumnya sah dan

mal mithli seperti barang-barang yang ditakar dan ditimbang (mawzunah),

barang-barang yang dihitung. Sedangkan barang-barang yang tidak ada atau

sulit mencari persamaannya dipasaran tidak boleh dijadikan objek qard,

seperti hewan karena sulit mengembalikan dengan barang yang sama.14

14 Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalat (Jakarta: Azzam, 2010), h. 278-279.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

14

Menurut Ahmad Azhar Basyir, agar utang piutang menjadi sah, maka

barang yang dijadikan objek dalam utang piutang harus memenuhi beberapa

syarat :

1. Merupakan benda yang bernilai yang mempunyai persamaan dan

penggunaannya mengakibatkan musnahnya benda tersebut.

2. Dapat dimiliki.

3. Dapat diserahkan pada pihak yang berutang.

4. Telah ada pada waktu perjanjian dilakukan.15

Perlu diketahui bahwa syarat yang ada dalam akad menurut keabsahannya

terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Syarat sahih adalah syarat yang sesuai dengan subtansi akad, mendukung

dan memperkuat subtansi akad dan dibendakan oleh syara‟ sesuai dengan

kebiasaan masyarakat (‘urf).

2. Syarat fasid adalah syarat yang tidak sesuai dengan salah satu kriteria yang

ada dalam syarat sahih atau akad yang semua rukunnya terpenuhi namun

ada syarat yang tidak terpenuhi. Akibat hukumnya mawquf (berhenti dan

tertahan sementara). Jadi belum terjadi perpindahan barang dari penjual

kepada pembeli dan perpindahan harga (uang) dari pembeli kepada

penjual, sebelum adanya usaha untuk melengkapi syarat-syarat tersebut.

3. Syarat batil adalah syarat tidak mempunyai kriteria syarat shahih dan tidak

memberi nilai manfaat bagi salah satu pihak atau lainnya, akan tetapi dapat

menimbulkan dampak negatif. 16

15 Ahmad Azhar Basyir, Azaz-Azaz Hukum Muamalah (Yogyakarta: Pn. Fakultas Hukum

Universitas Islam, 1990),h. 44.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

15

3) Sighat

Akad qard dengan sighat ijab qabul atau bentuk lain yang bisa

menggantikannya, seperti caramu’atah (melakukan akad tanpa ijab qabul) dalam

pandangan jumhur. Meskipun menurut Syafi‟iyah caramu’atah tidaklah cukup

sebagaimana dalam akad-akad lain. Sighat ijab adalah pernyataan pihak yang

memberikan utang, sedangkan sighat qabul adalah pernyataan muqtarid menerima

ijab yang diucapkan oleh muqrid.

Sighat ijab bisa dengan menggunakan lafal qard (utang atau pinjam) dan salaf

(utang), atau dengan lafal yang mengandung arti kepemilikan.Contohnya : “Saya

milikkan kepadamu barang ini, dengan ketentuan engkau harus mengembalikan

kepada saya penggantinya”. Penggunaan kata milik disini bukan diberikan secara

cuma-cuma, melainkan pemberian utang yang harus dibayar.17

d. Tata Aturan dalam Berutang

Ada beberapa hal yang dijadikan penekanan dalam pinjam-meminjam atau

utang piutang tentang nilai-nilai sopan santun yang dikaitkan di dalamnya, ialah

sebagai berikut :

1) Sesuai dengan QS. Al-Baqarah : 282, utang-piutang supaya dikuatkan

dengan tulisan dari pihak berutang dengan disaksikan dua orang saksi laki-

laki atau dengan seorang saksi laki-laki dengan dua orang saksi wanita.

Untuk dewasa ini tulisan tersebut dibuat di atas kertas bersegel atau

bermaterai.

16Wahbah az-Zuhaili, Fikih Islam wa Adillatuhu (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), h. 203. 17Ibid, h, 375.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

16

2) Pinjaman hendaknya dilakukan atas dasar adanya kebutuhan yang mendesak

disertai niat dalam hati akan membayarnya/ mengembalikannya.

3) Pihak berpiutang hendaknya berniat memberikan pertolongan kepada pihak

berutang. Bila yang meminjam tidak mampu mengembalikan, maka yang

berpiutang hendaknya membebaskannya.

4) Pihak yang berutang bila sudah mampu membayar pinjaman, hendaknya

dipercepat pembayaran utangnya karena lalai dalam pembayaran pinjaman

berarti berbuat zalim.18

e. Hukum Memberikan Kelebihan Dalam Membayar Utang

1) Kelebihan yang tidak diperjanjikan

Utang seharusnya dikembalikan dalam jumlah yang sama dengan

yang diterima dari orang yang memberikan utang tanpa tambahan, namun

apabila terdapat penambahan pembayaran yang di lakukan atas kemauan

orang yang berutang secara ikhlas sebagai tanda terima kasih atas bantuan

pemberian utang dan bukan didasari atas perjanjian sebelumnya, maka

kelebihan tersebut boleh (halal) bagi pihak orang yang memberikan utang,

dan merupakan kebaikan bagi orang yang berutang.19

2) Kelebihan Yang Diperjanjikkan

Tambahan yang dikehendaki oleh pemberi utang atau telah menjadi

perjanjian sewaktu akad, hal ini tidak boleh, tidak halal orang yang memberi

utang untuk mengambil tambahan itu.Misalnya orang yang memberi utang

berkata kepada yang berutang, “saya memberi utang engkau dengan syarat

18 Hendi Suhendi, fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h. 98. 19H. Ahmad Khumedi Ja‟far, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Pusat Penelitian dan

Penerbitan IAIN Raden Intang Lampung, 2015), h. 168.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

17

sewaktu membayar engkau tambah sekian.”Apabila disyaratkan ada

tambahan dalam pembayaran, hukumnya haram dan termasuk riba.

f. Macam-macam Bentuk Utang Piutang

Seiring perkembangan zaman, semakin banyak transaksi utang-piutang

yang dilakukan olah masyarakat dan semakin bervariasi, diantaranya :

1) Utang uang dibayar uang

Pemberian utang pada sesama merupakan perbuatan kebajikan, maka

seseorang yang memberi pinjaman, menurut pakar hukum Islam tidak dibolehkan

mengambil keuntungan (profit).Pemberian utang berupa uangdapat dilakukan

selama pembayarannya tidak ada unsur tambahan atau kelebihan di dalamnya.

2) Utang uang dibayar hasil pertanian

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbagai macam cara dilakukan oleh

masyarakat. Salah satunya melakukan pengutangan uang kemudian dibayar

dengan harta yang dimiliki, seperti menggunakan hasil pertanian sebagai alat

pembayarannya. Pembayaran utang yang seperti ini dibolehkan selama nilai jual

dari hasil pertanian tersebut sama nilainya dengan jumlah uang yang dipinjam

sebelumnya serta kesepakatan dilakukan pada saat pelunasan utang bukan saat

pengambilan utang dan berdasarkan standar harga saat pelunasan bukan saat

peminjaman.

3) Utang barang dibayar barang

Pembayaran utang barang dengan barang juga dapat dilakukan selama

nilainya sama atau tidak mengandung tambahan yang diperjanjikan saat akad,

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

18

kecuali tambahan tersebut diberikan sebagai ucapan terima kasih dan dilakukan

saat pelunasan utang.

4) Utang uang dibayar barang

Pembayaran utang uang dengan barang juga dapat dilakukan selama

nilainya sama dan kesepakatannya dilakukan saat pelunasan utang.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa dalam utang dan pelunasannya

dibolehkan dengan jenis mata uang yang berbeda atau dengan komoditas berbeda,

dengan ketentuan kesepakatannya dilakukan bukan pada saat pengambilan utang

melainkan pada saat pelunasannya dan menggunakan standar harga waktu

pelunasan bukan pada saat pengambilan utang dan juga nilainya harus sama.

2. Riba

a. Pengertian Riba

Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan) karena salah satu

perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Riba

juga diartikan berkembang, berbunga, karena salah satu perbuatan riba adalah

membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang

lain.20

Secara istilah, terdapat beberapa pengertian riba, diantaranya :

1) Abdurrahman al-jaziri, riba adalah akad yang terjadi dengan penukaran

tertentu, tidak diketahui sama atau tidak menurut aturan syara‟atau terlambat

salah satunya.

20 Hendi Suhendi, Fikih Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 57.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

19

2) Syaikh Muhammad Abduh, definisi riba adalah penambahan-penambahan

yang disyaratkan (uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh

peminjam dari waktu yang telah ditentukan.21

3) Ahli fikih mendefinisikan riba sebagai penambahan pada salah satu dari dua

ganti yang sejenis tanpa ada ganti dari tambahan tersebut.22

4) Abdul Aziz Muhammad Azzam, riba adalah akad untuk satu ganti khusus

tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika berakad atau

bersama dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah satu.23

b. Dasar Hukum Riba

Dasar keharaman riba disebut dalam Al-Qur‟an dan hadist :

1) Q.S. Al-Baqarah ayat 278-279

زى يؤي ك ثب إ انس ي ذزا يب ث آيا ار ا الل , ب أب انر فئ

انكى ل رجزى فهكى زءض أي إ زظن الل نى رفعها فأذا ثحسة ي

ل رظه رظهTerjemahnya :

“Hai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkan sisa riba jika

kamu orang-orang yang beriman.Maka jika kamu tidak melaksanakan (apa yang

diperintahkan ini) maka ketahuilah, bahwa akan terjadi perang dahsyat dari Allah

dan Rasul-Nya dan jika kamu bertaubat maka bagi kamu pokok harta kamu, kamu

tidak dianiaya dan tidak (pula) dianiaya”.24

2) Q.S. Ali Imran ayat 130

نعهكى ار ا الل ثب أضعبفب ي بعفخ آيا ل رأكها انس ب أب انر

رفهح

21Ibid., h. 58. 22 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2010), h. 217. 23Ibid, h. 84. 24 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Indonesia

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

20

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan”.25

3) Landasan as-Sunnah

ظهى انرت صه الل عه قبل قبل زظل الل أث ظعد انخدز ع

س س ثبنز انز عس عس ثبنش انش انجس ثبنجس خ خ ثبنف انف ثبنرت

اظزصا ف د أزث اخر شا أ ا ثد ف ثم د هح يثلا ث هح ثبن ان

اء ظ عط ف ان Artinya :

“Diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa

sallam bersabda, "Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak,

gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam

dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan (cash). Barangsiapa memberi

tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan denga riba.

Penerima dan pemberi statusnya sama (berdosa)." (HR.Muslim)26

Berdasarkan nash-nash di atas dapat disimpulkan bahwa tambahan yang

kerap dilakukan oleh masyarakat dalam transaksinya merupakan perbuatan yang

tidak diridhai Allah Swt., karena perbuatan tersebut merupakan salah satu bentuk

kejahatan yang dilakukan secara terang-terangan meskipun tidak diketahui secara

langsung oleh masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, Allah Swt. mengetahui segala

perbuatan dan isi hati hambanya. Dan Allah Swt. telah menjanjikan ganjarang

yang setimpal atas apa yang telah diperbuat oleh hambanya, serta Allah Swt.

sangat membenci perbuatan yang zalim. Oleh karena itu, kita harus selalu

senantiasa melakukan sesuatu dengan melihat atau memperhatikan terlebih dahulu

apakah hal tersebut boleh dilakukan atau tidak,

25Ibid, h. 66. 26 Labib Mz, Kumpulan Hadist Pilihan Shohih Bukhari (Surabaya: Tiga Dua, 1993), 175.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

21

c. Macam-macam Riba

1) Riba Fadl

Riba fadl adalah jual beli dengan tambahan pada salah satu barang yang

saling ditukar. Dengan demikian, tambahan ini tanpa disertai penangguhan

penyertaan. Riba ini tidak terjadi kecuali pada dua barang sejenis, seperti satu

takar gandum dengan satu setengah takar gandum yang sama, satu gram emas

dengan satu setengah gram emas.27

Menurut Hendi Suhendi dalam buku fikih muamalah mendefinisikan riba

fadl adalah berlebih salah satu dari dua pertukaran yang diperjualbelikan.Bila

yang diperjualbelikan sejenis, berlebih takarannya pada barang-barang yang

ditakar dan berlebihukurannya pada barang-barang yang ditukar.28

2) Riba Yad

Riba yad yaitu jual beli dengan menunda penyerahan kedua barang atau

penyerahan salah satu barang tapi tanpa menyebutkan waktu

penangguhan.Maksudnya, akad jual beli yang tidak sejenis, seperti gandum

dengan kedelai, tanpa penyerahan barang di majelis akad.29

3) Riba nasi’ah

Riba nasi’ah adalah kelebihan atas utang piutang yang diberikan orang

yang berutang kepada pemilik modal ketika waktu yang disepakati jatuh

27 Wahbah az-Zuhaili, Fikih Islam wa Adillatuhu (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), h. 311. 28 Hendi Suhendi, Fikih Muamala (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),h. 279. 29 Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), h. 36.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

22

tempo.30

Riba nasi’ah juga terjadi pada pertukarang barang yang tidak

sejenis.

Riba nasi’ah juga bisa diartikan melebihkan pembayaran barang yang

diperjualbelikan, dipertukarkan atau dihutangkan karena diakhirkan waktu

pembayarannya baik yang sejenis maupun tidak.31

Menurut ulama Syafi‟iyah,

baik riba yad maupun riba nasi’ah tidak mungkin terjadi kecuali pada dua

barang yang berlainan jenis. Perbedaannya adalah bahwa riba yad terjadi

ketika terdapat penundaan penyerahan. Sedangkan riba nasi’ah terjadi ketika

terdapat penangguhan penyerahan dalam batasan waktu tertentu yang

disebutkan dalam akad meskipun waktu tersebut tidak panjang.Dengan

demikian, ulama Syafi‟iyah hanya membatasi riba nasi’ah pada jual beli yang

disertai denganpenentuan waktu penyerahan barang, sedangkan riba yad

terjadi pada jual beli tunai tapi terdapat penundaan penyerahan.32

Bentuk-bentuk riba yang dilakukan orang-orang jahiliyah adalah sebagai

berikut :

1. Sesesorang memberikan pinjaman 10 keping uang emas selama waktu

yang ditentukan dengan syarat nanti dibayar sebanyak 11 keping uang

emas.

2. Seorang meminjam 10 keping emas, bila jatuh tempo pelunasan dan ia

belum mampu membayar, ia akan mengatakan, “ Beri saya masa tangguh

30 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), h. 36. 31 Nasreon Hareon, Fikih Mu’amalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 183. 32 Wahbah az-Zuhaili, Fikih Islam wa Adillatuhu (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), h. 312.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

23

nanti piutang anda akan saya tambah”. Dalam artian meminta

perpanjangan waktu dan akan membayarnya nanti dengan jumlah yang

lebih banyak.

3. Seseorang memberikan pinjaman modal usaha 100 keping uang emas.

Setiap bulannya ia mendapat bunga 2 keping uang emas. Bila telah

sampai masa yang ditentukan si peminjam harus mengembalikan modal

utuh sebanyak 100 keping uang emas. Jika ia telat melunasinya, maka ia

harus membayar denda keterlambatan yang terkadang rasionya lebih

besar daripada bunga bulanan.

4. Seseorang membeli barang dengan cara tidak tunai. Bila dia belum

melunasi utang pada saat jatuh tempo,maka ia harus membayar denda

keterlambatan selain melunasi utang pokok.33

d. Hikmah Diharamkannya Riba

Islam memperkeras persoalan haramnya riba, semata-mata demi melindungi

kemaslahatan manusia, baik dari segi akhlak, masyarakat, maupun

perekonomiannya.34

Adapun hikmah diharamkannya riba yaitu :

a. Dapat menimbulkan permusuhan antara pribadi dan mengikis habis

semangat kerjasama atau saling tolong-menolong, pengutamaan dan

membenci orang yang mengutamakan kepentingan sendiri dan ego, serta

orang yang mengeksploitir kerja keras orang lain.

33Dr. Rafiq Al Mishri, Al Azmah Al Maliyah Al Alamiyah, Hal Najidu Laha Fil Islam Min

Hall, (Darul Qalam, Damaskus, cetakan II, 2001), h. 25. 34 Syekh Muhammad Yusuf Qardhwi,(Halal dan Haram dalam Islam, terj.Muammal

Hamidy, Surabaya, Bina Ilmu, 2003), h. 274.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

24

b. Manimbulkan tumbuhnya mental kelas pemboros yang tidak bekerja juga

dapat menimbulkan harta tanpa kerja keras sehingga tak ubahnya dengan

pohon benalu (parasit) yang tumbuh di atas jerih yang lain. Sebagaimana

diketahui bahwa Islam menghargai kerjasama dan menghormati orang yang

suka bekerja yang menjadikan kerja sebagai sarana mata pencaharian karena

kerja dapat menuntun orang kepada kemahiran dan mengangkat semangat

mental pribadi.

c. Riba sebagai salah satu cara menjajah. Karena orang berkata penjajahan

berjalan dibelakang pedagang dan pendeta. Dan kita telah mengenal riba.

d. Setelah semua iniIslam menyeru agar manusia suka mendermakan harta

kepada saudaranya dengan baik jika saudaranya membutuhkan harta.35

35Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 12, terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung: Al-

Ma‟arif, 1996), h. 121.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.Penelitian

deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan atau

fenomena yang diteliti.

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya.36

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu proses penelitian

dan pemahaman pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu

menyajikan gambaran mengenai masalah sosial.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian sangat penting dalam rangka

mempertanggungjawabkan data yang diambil.Adapun lokasi dalam penelitian

ini dilaksanakan di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba.Dan yang

menjadi objek dari penelitian ini yaitu masyarakat yang melakukan transaksi

utang uang dibayar gabah.

36Lexy J. Moeleong.Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 26

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

26

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian

Dalam penelitian ini fokus pada bentuk praktik utang piutang uang

dibayar gabah yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Kindang,

Kabupaten Bulukumba.Disertai dengan pandangan hukum Islam terhadap

bentuk praktik utang piutang yang dilakukan oleh masyarakat.

Praktik utang piutang yang dilakukan oleh masyarakat sering kali tidak

sesuai dengan ketentuan dalam hukum Islam, seperti adanya tambahan-

tambahan dalam akad utang piutang tersebut.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai

berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli yang dalam hal ini diperoleh atau dikumpulkan dari lapangan

oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya.37

Dalam penelitian ini data yang diperoleh bersumber dari

pihak-pihak yang melakukan utang uang dibayar gabah di Kecamatan

Kindang, Kabupaten Bulukumba.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

sumber-sumber yang telah ada.Data tersebut diperoleh dari perpustakaan atau

37 Etta Mamang Sungaji dan Sopiah, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Penerbit Andi),

h. 171.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

27

laporan-laporan penelitian terdahulu yang berbentuk tulisan.38

Data sekunder

dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, Al-Qur‟an dan hadist

yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah.Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Adapun alat

bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data selama proses

penelitian ini terdiri dari, panduan wawancara (daftar pertanyaan), buku catatan,

kamera (video atau foto).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah

sebgai berikut :

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.39

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, yaitu percakapan

yang bertujuan untuk memperoleh informasi.40

Komunikasi ini dilakukan secara

langsung oleh pihak yang membutuhkan informasi dengan pihak lain untuk

38 Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya

(Jakarta:Ghalia IKAPI, 2002), h. 82. 39 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 64-65. 40 Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara,2012), h. 113.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

28

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan cara ini, kita dapat menggali

informasi lebih mendalam karena segala sesuatu yang tidak dipahami dapat

ditanyakan secara langsung. Dalam hal ini, penulis memperoleh informasi dari

tokoh masyarakat di kindang yang melakukan transaksi utang uang dibayar

dengan gabah yang terdiri dari :

a. Pemberi pinjaman (Muqrid)

Pemberi pinjaman yang dimaksud adalah pihak yang memberikan

piutang kepada muqtarid berupa uang dan akan menerima pembayaran

berupa gabah.

b. Penerima pinjaman (Muqtarid)

Adapun yang di maksud dengan penerima pinjaman adalah pihak

yang menerima utang dari muqtarid berupa uang dan akan melunasinya

dengan gabah.

c. Tokoh Agama

Tokoh Agama dalam hai ini yang menjelaskan terkait pandangan

hukum Islam terhadap praktik utang piutang yang dilakukan oleh

masyarakat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pencarian, pengumpulan dan penyediaan

data sebagai bukti akurat untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh.

Dokumentasi ini bisa berupa gambar ataupun dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian yang diperoleh saat penelitian sedang berlangsung.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

29

G. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis

untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Dari semua data

yang telah diperoleh dari lapangan saat penelitian, kemudian penulis

menganalisis dengan menggunakan analisa kualitatif untuk menggambarkan

keadaan atau fenomena yang terjadi.Dalam hal ini, penulis menganalisis bentuk

praktik utang piutang yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu utang uang dibayar

gabah dengan menggunakan perspektif hukum Islam.

Menurut Miles dan Huberman, analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang

terjadi terjadi secara bersamaan, yaitu :41

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data

saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan.

41 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Universitas Indonesia Press,

1992), h. 16

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Wilayah

a) Sebelah Utaraberbatasan dengan Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan

Bulukumpa dan Kabupaten Sinjai

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng

c) Sebelah Baratberbatasan dengan gunung bawakaraeng/Kabupaten Gowa

d) Sebelah Timurberbatasan dengan Kecamatan Gantarang

2. Keadaan Tipografi

Secara umum keadaan tipografi Kecamatan Kindang adalah daerah

dataran rendah dan daerah perbukitan. Wilayah Dusun Cilibbo, Bungaya,

Sapayya dan sebagian Mattiro Deceng berada di bawah daerah dataran rendah

(pinggir Sungai Hisang). Sedangkan sebagian Dusun Mattiro Deceng, Dusun

Gamaccaya, Kahayya dan Tabbuakang adalah daerah perbukitan.42

3. Iklim

Pada dasarnya Kecamatan Kindang beriklim tropis, dengan dua musim

yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

4. Penduduk

Luas wilayah Kecamatan Kindang 148,76 Km2, terdiri dari delapan desa

dan satu kelurahan. Jumlah penduduk Kecamatan Kindang adalah 30.542 jiwa

42 Muhammad Arbi Baba, Katalog BPS Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba,

2020, h. 1

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

31

yang tersebar di delapam desa dan satu kelurahan, dengan rincian Laki-laki

sebanyak 14.860 jiwa dan perempuan sebanyak 15.682 jiwa.43

Adapun mata pencaharian masyarakat Kecamatan Kindang adalah

mayoritas petani, dengan ini menunjukkan bahwa di daerah ini mempunyai

potensi alam yang baik untuk dijadikan sebagai basis pertanian.

5. Pengairan

Pada umumnya setiap desa di Kecamatan Kindang mempunyai pengairan

desa yang dipergunakan untuk menunjang peningkatan hasil bumi pertanian dan

perkebunan. Adapun panjang pengairan/irigasi desa secara keseluruhan adalah

42,2 Km.44

Hal ini merupakan potensi yang cukup besar untuk pembangunan

sektor pertanian guna mendongkrak hasil produksi petani, namun perlu diadakan

perbaikan-perbaikan teerutama saluran agar saluran irigasi dapat berfungsi

secara optimal.

6. Peternakan

Pada sektor peternakan, Kecamatan Kindang mempunyai potensi yang

sangat besar untuk dikembangbiakkan, dimana hamper semua jenis ternak dapat

dikembangkan dengan baik. Hal ini disebabkan karena iklim yang sangan

mendukung

7. Perkebunan

Pada sektor ini, Kecamatan Kindang mempunyai potensi yang sangat

besar terutama tanaman cengkeh dan kopi.Tanaman ini merupakan tanaman di

43Ibid, h.2

44Ibid, h.13

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

32

Kecamatan Kindang yang mampu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

masyarakat.

8. Pertanian

Masyarakat Kecamatan Kindang pada umumnya memilih komoditas padi

sebagai komoditas unggulan.Hal ini dilihat dari jumlah produksi padi pertahun

rata-rata 3756 Ton dengan luas area persawahan 3.642 Ha.45

B. Hasil dan Pembahasan

1. Praktik Utang Uang Dibayar Dengan Gabah

Islam telah menganggap transaksi utang piutang sebagai suatu bentuk

amalan yang bersifat sunnah, akan tetapi juga berubah sifat menjadi wajib pada

keadaan-keadaan tertentu. Islam tidak menganjurkan kesetaraan ekonomi, tetapi

mengupayakan kesejahteraan sosial.Salah satu dari sekian banyak jenis kegiatan

ekonomi yang berlaku dalam masyarakat adalah utang piutang.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, mereka pasti akan membutuhkan

orang lain untuk memenuhi kebutuhannya karena kebutuhan manusia yang tidak

terbatas sementara di sisi lain alat untuk memenuhan kebutuhan sangatlah

terbatas sehingga dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari

bantuan orang lain, maka untuk mencapai tujuan dan kemajuan hidup manusia

diperlukan kerjasama dan sikap saling menolong antar sesama yang dalam fiqih

diistilahkan dengan muamalah.

45Muhammad Arbi Baba, Katalog BPS Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba,

2020, h.1

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

33

a. Praktik Peminjaman

Manusia memang makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama

lain. Oleh karena itu, masyarakat tidak bisa terlepas dari campur tangan orang

lain terlebih lagi oleh kerabat sendiri karena sudah saling mengenal satu sama

lain dan saling percaya termasuk dalam hal pinjam meminjam.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nawirah (Muqridh):

“Kami melakukan transaksi ini suka sama suka tidak ada unsur paksaan

sama sekali karena saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masing-

masing”.46

Ibu Herma (Muqridh) juga menjelaskan:

“Transaksi ini biasanya saya lakukan bersama tetangga atau dengan

kerabat sendiri sehingga sudah saling akrab, jadi saya tidak khawatir sedikit pun

bahwa mereka tidak akan melunasi utangnya”47

Tingkat perekonomian yang berbeda-beda menjadikan kegiatan utang

piutang sebagai sarana bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat.Kegiatan utang piutang tidak hanya sebagai bentuk kegiatan

ekonomi semata, namun juga dijadikan sebagai wadah untuk berinteraksi dan

bersosialisasi oleh masyarakat di kecamatan Kindang.

Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kindang

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka melakukan akad utang piutang

dengan pembayaran menggunakan gabah setelah musim panen tiba disebabkan

karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat.

Awal mula terjadinya akad utang piutang di Kecamatan Kindang berawal

dari muqhtaridh membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya dan membutuhkan modal untuk menggarap sawahnya. Kemudian

46 Nawirah (Muqridh), Wawancara, Desa Borong Rappoa, 05 Maret 2010 47Herma (Muqridh), Wawancara, Desa Borong Rappoa. 05 Maret 2020

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

34

muqhtaridh meminjam uang kepada masyarakat lain yang tingkat

perekonomiannya menengah ke atas dengan pengembalian berupa gabah dengan

istilah pinjam uang dibayar dengan barang. Muqhridh menginginkan

pengembalian berupa gabah karena gabah bisa dikonsumsi dan juga bisa

disimpan dalam tempo lama.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Samuri (muqtaridh):

”Orang yang saya mintai pinjaman tidak mau jika saya membayar utang

saya nanti dengan uang juga. Mereka menginginkan pembayaran berupa gabah

dengan alasan mereka bisa menjualnya kembali saat harga gabah malah serta

dapat dikonsumsi”48

Masyarakat di Kecamatan Kindang merupakan masyarakat yang

bertahan hidup dengan mengandalkan hasil pertanian yang dimiliki, termasuk

menggunakan gabah sebagai alat tukar menukar untuk memenuhi kebutuhan

hidup.Terjadinya utang piutang uang dibayar gabah disebabkan oleh faktor

utama yaitu ekonomi.Minimnya kepemilikan uang tunai diwaktu-waktu tertentu

mengharuskan masyarakat melakukan transaksi tersebut agar memiliki

persediaan jika ingin membeli suatu kebutuhan.Musim panen padi (gabah)

dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada musim penghujan dan musim

kemarau.

Transaksi utang piutang ini sudah lama di lakukan oleh masyarakat di

Kecamatan Kindang.Utang piutang merupakan bentuk transaksi yang dapat

memberikan kemudahan bagi pihak-pihak yang melaksanakan transaksi tersebut

dan juga merupakan bentuk tolong menolong antar sesama manusia.Transaksi

48Samuri(Muqtaridh), Wawancara, Desa Anrihua, 29 Februari 2020

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

35

Utang piutang sudah lama dilakukan oleh masyarakat dan sudah menjadi tradisi

dalam masyarakat.

Ibu Ramlah (Muqtaridh), mengatakan:

“Sebelumnya saya tidak melakukan transaksi ini, akan tetapi kebutuhan

yang semakin banyak dan persediaan uang semakin menipis mengharuskan saya

melakukan transaksi tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya.

Selain itu, saya juga membutuhkan uang untuk keperluan menggarap sawah dan

saya juga mengharapkan hasil panen nanti sebagai alat untuk melunasi utang

saya”.49

Transaksi yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kepercayaan satu

sama lain dan tidak ada unsur paksaan di dalamnya karena sudah saling

mengenal. Kebutuhan keluarga yang begitu banyak mengharuskan mereka

menjadikan hasil bertani sawah sebagai alat untuk pemenuhan kebutuhan, yaitu

dengan meminjam unag dan akan membayarnya dengan gabah. Hal ini

memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sehingga harus

melakukan transaksi tersebut dan dianggap menguntungkan.

b. Sistem Transaksi

Penyelesaian masalah sudah menjadi prioritas utama bagi masyarakat,

sehingga mereka tidak lagi memikirkan prosedur yang seharusnya ada dalam

sebuah transaksi utang piutang yang dilakukan.

Sama halnya yang dikatakan oleh Ibu Herma (Muqridh):

”Kami tidak pernah melakukan transaksi ini dengan perjanjian secara

tertulis dan menghadirkan saksi, kami hanya melakukannya secara lisan”.50

Dalam transaksi utang uang yang dibayar gabah yang terjadi di

Kecamatan Kindang ini bersifat tidak pasti dikarenakan padi/gabah yang

akandigunakan untuk membayar utang tersebut belum ada pada saat transaksi

49 Ramlah(Muqtaridh), Wawancara, Desa Anrihua, 29 Februari 2020 50 Herma(Muqridh), Wawancara, Desa Bororng Rappoa, 05 Maret 2020

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

36

dan tidak mau menerima pembayaran dengan gabah yang sudah lama. Karena

pihak muqtaridh bisa saja tidak bisa membayar utangnya karena gagal panen.

Namun perlu diketahui juga bahwa transaksi utang uang dibayar gabah

ini bersifat tidak pasti, karena gabah yang digunakan oleh petani untuk

membayar utang ini belum ada saat transaksi berlangsung.Namun peminjam

memberikan kemudahan kepada mqtaridh, misalnya muqtaridh tidak mampu

membayar utangnya pada waktu yang telah ditentukan saat akad, maka

muqtaridh bisa membayar utangnya pada musim panen selanjutnya denga resiko

harus membayar lebih banyak lagi.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Ramlah:

“Apabila saya belum bisa membayar utang setelah musim panen sesuai

perjanjian, maka saya diberi keringanan untuk melunasinya satelah musim panen

selanjutnya dengan resiko saya harus membayarnya dengan jumlah yang lebih

banyak dari jumlah yang telah disepakati sebelumnya.Akan tetapi hal ini

Alhamdulillah belum pernah saya alami”.51

Praktik utang piutang atau transaksi yang dilakukan oleh masyarakat

Kecamatan Kindang dilakukan dengan sistem utang piutang berbunga.Dimana

uang yang dipinjam harus dibayar dengan gabah yang nilainya tidak sesuai

dengan uang yang dipinjam karena peminjam telah memberikan pinjaman dalam

waktu yang cukup lama.Yaitu muqtaridh datang langsung kepada muqridh untuk

meminjam uang, kemudian kedua belah pihak membuat perjanjian bahwa

muqtaridh mengembalikan utangnya dengan gabah hasil panennya yang

nominalnya lebih besar dari pada pokok pinjaman uang yang dipinjam.

Ibu Samuri (Muqtaridh) menjelaskan:

51 Ramlah(Muqtaridh), Wawancara, Desa Anrihua, 29 Februari 2020

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

37

”Biasanya saya yang mendatangi langsung rumah orang yang ingin saya

mintai pinjaman dengan tujuan untuk meminta pinjaman uang dan saya diminta

untuk melunasinya nanti berupa gabah jika padi saya sudah selesai dipanen

dengan jumlah sesuai hasil negosiasi kami”.52

Saat negosiasi berlangsung, kedua pihak yang melakukan perjanjian

tidak menyebutkan secara pasti waktu pengembalian utang tersebut yang mereka

pahami hanya pelunasan itu dilakukan setelah padi dari pihak,uqtaridh sudah

selesai di panen dan telah melalui proses pengeringan terlebih dahulu.

Sebagaimana yang diucapkan oleh Ibu Ramlah (Muqtaridh):

”Untuk waktu pengembaliannya kami tidak menyebutkan secara pasti

yang jelas setelah padi saya sudah selesai dipanen dan sudah dikeringkan, maka

saya sudah harus melunasi utang saya”.53

Faktor utama yang melatarbelakangi transaksi utang piutang ini adalah

ketidaksediaannya modal bagi masyarakat untuk memenuhi semua kebutuhan

hidupnya dan untuk modal menggarap sawah mereka.Kemudahan yang

ditawarkan oleh transaksi utang piutang tersebut membuat minat masyarakat

untuk melakukan transaksi ini begitu tinggi, sehingga untuk menghentikan

masyarakat melakukan transaksi ini tergolong sulit karena sudah menjadi

kebiasaan masyarakat untuk memperoleh uang apabila mereka membutuhkan

uang untuk kepentingannya.

Ibu Ramlah (Muqtaridh) juga mengatakan:

“Saya melakukan ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang sangat

banyak. Saya tidak bisa mengandalkan hasil bertani yang hanya sekali dalam

setahun itupun kalau hasilnya kurang baik.Untuk menutupi semua kebutuhan

dalam waktu yang lama itu tidak akan cukup sehingga dan kebetulan juga orang

52 Samuri(Muqtaridh), Wawancara, Desa Anrihua, 29 Februari 2020 53 Ramlah(Muqtaridh), Wawancara, Desa Anrihua, 29 Februari 2020

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

38

yang punya uang meminta pembayarannya itu berupa gabah meskipun saya

harus membayar lebih”54

Keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan yang

dapat menghindarkan mereka dari transaksi yang dilarang dalam agama, misalnya

melakukan peminjaman di bank-bank syariah. Akan tetapi, masyarakat

menganggap proses itu sulit dan hanya akan menyusahkan mereka.

Ibu Ramlah (Muqtaridh) memberikan tanggapannya:

”Saya tidak mengetahui bagaimana proses meminta pinjaman seperti di

Bank dan saya mengira itu hanya akan membuat saya repot karena prosesnya

yang rumit dan dengan kemudahan yang yang disediakan dalam transaksi ini

membuat saya lebih tertarik karena sangat mudah dan cepat ”55

Selain itu, Ibu Herma (Muqridh) juga mengatakan:

“Saya juga tidak pernah memikirkan halal dan haramnya transaksi

ini.Saya hanya membantu mereka yang meminta pinjaman dan saya juga merasa

diuntungkan dalam transaksi ini, jadi saya berpikir boleh-boleh saja”.56

Penyelesaian masalah sudah menjadi prioritas utama bagi masyarakat,

sehingga mereka tidak lagi memikirkan prosedur yang seharusnya ada dalam

sebuah transaksi utang piutang yang dilakukan.

Sama halnya yang dikatakan oleh Ibu Nawira (Muqridh), bahwa

”Kami tidak pernah melakukan transaksi ini dengan perjanjian secara

tertulis dan menghadirkan saksi, kami hanya melakukannya secara lisan”.57

Sekiranya, dalam melakukan transaksi dalam kehidupan harus dipahami

terlebih dahulu karena banyaknya transaksi yang dilakukan oleh masyarakat

melanggar dari agama atau melanggar unsur-unsur syariah. Serta pengetahuan

masyarakat tentang halal atau haramnya transaksi-transaksi yang sering mereka

54 Ibid 55Ibid 56 Herma(Muqridh), Wawancara, Desa Borong Rappoa, 05 Februari 2020 57 Nawira(Muqridh), Wawancara, Desa Borong Rappoa, 05 Maret 2020

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

39

lakukan dalam kehidupan sehari-hari masih sangatlah minim sehingga

memerlukan perhatian khusus dari pihak-pihak yang lebih paham akan hal

tersebut.

2. Tinjauan Hukum Islam Untuk Utang Piutang Uang Dibayar Gabah

Dalam syariat Islam, utang piutang masuk dalam bahasan mu’amalah

(transaksi non ritual ibadah).Dalam logika fiqih mu’amalah, berlaku kaidah

boleh melakukan apa saja sampai ada dalil yang melarangnya.Inilah prinsip

utama yang harus dipahami dalam membahas tentang uutang piutang dalam

Islam.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Jusman:

“Meskipun utang piutang diperbolehkan dalam Islam, akan tetapi itu

tidak bisa selalu dijadikan sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.

Ada baiknya kita harus berusaha terlebih dahulu mencari jalan keluar lain karena

Allah menginginkan umatnya untuk senantiasa berusaha dan meminta

kepadanya. Jika memang sudah berusaha dan tidak ada jalan, maka hal ini boleh

dilakukan.”58

Setiap transaksi yang dilakukan harus disertai ijab dan qabul karena

merupakan unsur yang harus ada dalam sebuah akad.Perjanjian atau akad

merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh pihak setiap melakukan

transaksi.Akad tersebut perlu dilakukan agar adanya kejelasan tentang transaksi

yang dilakukan.

Dalam hal ini proses utang piutang telah terjadi unsur tolong menolong

yang disertai dengan ijab dan qabul antara muqtaridh dan muqridh. Pengertian

ijab dan qabul adalah tindakan mengungkapkan kerelaan untuk melakukan

58Ustad Jusman (tokoh agama di Desa Anrihua Kec. Kindang), wawancara pada hari

selasa tanggal 10 Maret 2020

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

40

perikatan (utang piutang), ungkapan pertama (muqtaridh) disebut ijab dan

respon atau jawaban pihak kedua (muqridh) disebut qabul yang dilakukan

menurut ketentuan syari‟at.

Objek dalam utang piutang ini telah memenuhi rukun dan syarat sahnya

akad utang piutang.Karena objek utang piutang ini merupakan harta milik

sempurna muqridh.Objek utang piutang adalah gabah, dapat diserahkan ketika

kedua belah pihak yang berakad yang secara otomatis dapat dimiliki oleh

muqtaridh ketika akad telah dilakukan kedua belah pihak.

Demikian juga dengan aqid (orang yang melakukan akad) dalam

transaksi utang piutang di Kecamatan Kindang ini telah sesuai dengan rukun dan

syarat sahnya akad utang piutang dilakukan.Yaitu orang yang melakukan utang

piutang tersebut baik muqridh maupun muqtaridh di Kecamatan Kindang

merupakan orang yang cakap hukum, baligh atau dewasa, berakal sehat dan

tanpa adanya paksaan dalam melakukan kesepakatan.

Dalam perjanjian utang piutang di Kecamatan Kindang telah diketahui

jumlah dan jangka waktunya, meskipun jenis barangnya berlainan, tetapi telah

disebutkan jenisnya adalah gabah.Namun, dipandang dari segi aqad utang

piutang yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kindang, peneliti

menganalisis bahwa praktik utang piutang ini sedikit menyimpang dari

ajaranIslam.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh UstadzJusman sebagai salah satu

Tokoh Agama di Desa Anrihua:

”Yang saya liat, masyarakat merasa sangat terbantu dengan transaksi ini

dalam mengatasi kesulitan yang dialami, akan tetapi yang mereka lakukan ini

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

41

sedikit menyimpang dari prinsip utang piutang yang sesuai dengan ajaran

Islam”59

Al-Qur‟an, dimana dalam surah Al-Baqarah : 282 :

كى نكزت ث فبكزج أجم يع إن زى ثد آيا إذا ردا ب أب انر

كبرت ثبنعدل

Terjemahnya :

“Wahai orang-orang yang beriman!Apabila kamu melakukan utang piutang

untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah

seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar…”60

Berpedoman pada ayat di atas, peneliti berpendapat bahwa akad transaksi

utang piutang tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur‟an karena dalam transaksi

perjanjian yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kindang yaitu perjanjian

antara kedua belah pihak tidak dalam bentuk tertulis, tidak ada catatan dan tidak

menghadirkan saksi ketika perjanjian utang piutang dilakukan. Sedangkan dalam

ayat tersebut mengatakan bahwa apabila melakukan segala bentuk perjanjian

hendaknya ada bukti tertulis karena dengan adanya buktu tertulis, maka transaksi

tersebut bersifat mengikat pada pihak yang melakukan perjanjian sehingga pihak

yang melakukan perjanjian tidak diperbolehkan melanggar atau

menyalahgunakan perjanjian tersebut sesukanya. Dalam ayat di atas juga

menjelaskan bahwa apabila melakukan perjanjian harus ada saksi karena dengan

adanya saksi, maka perjanjian yang mereka buat akan lebih baik dan terhindar

dari kekeliruan. Namun masyarakat Kecamatan Kindang tidak mencatat

transaksi yang mereka lakukan serta jika tidak ada saksi sekalipun mereka tidak

mempermasalahkan hal itu karena masing-masing di antara mereka telah

59Ustad Jusman (tokoh agama di Desa Anrihua Kec. Kindang), wawancara pada hari

selasa tanggal 10 Maret 2020 60 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

42

tertanam saling percaya antara satu sama lain, sehingga tidak ada sedikitpun

keraguan bahwa mereka akan melanggar kesepakatan yang telah mereka

lakukan.

Ustadz Jusman juga mengatakan:

“Dalam utang piutang, pihak yang melakukan transaksi tersebut

seharusnya tidak hanya mementingkan masalahnya terselesaikan dengan mudah,

akan tetapi kehalalannya juga sangat penting karena kita sebagai umat Islam

harus melakukan segala sesuatu sesuai dengan anjuran meskipun terkadang

sebagai manusia kita sering lalai.”61

Dalam ajaran Islam tentang Muamalah tidak hanya sebatas rasa saling

simpati dan tolong menolong saja melainkan ada ketentuan-ketentuan lain yang

harus dipatuhi, diantaranya larangan meminta tambahan atau kelebihan dari

pokok pinjaman yang diberikan.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Jusman:

“Jika tolong menolong dalam transaksi ini dijadikan sebagai alasan,

maka seharusnya pihak yang memberi pinjaman tidak mengharapkan adanya

keuntungan dalam transaksi tersebut meskipun hal ini diinginkan oleh pihak

yang meminta pinjaman, karena pihak yang memberi dan menerima tambahan

(riba) sama-sma mendapatkan dosa,”62

Perintah tolong menolong terdapat pada surah Al-Baqarah : 245

الل ب عب ف بعف ن أضعبفب كثسح قسض ذا انر س الل ي

رسجع إن جع جض Terjemahnya :

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik

(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan

pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.Dan Allah

61Ustad Jusman (tokoh agama di Desa Anrihua Kec. Kindang), wawancara pada hari

selasa tanggal 10 Maret 2020 62Ustad Jusman (tokoh agama di Desa Anrihua Kec. Kindang), wawancara pada hari

selasa tanggal 10 Maret 2020

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

43

menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepadanyalah kamu

dikembalikan.”63

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa manusia yang mau berbuat seperti

orang yang meminjamkan hartanya lalu dia menginfakkan hartanya di jalan

Allah dengan niat baik dan hati tulus, maka Allah akan menggantikannya

dengan berlipat ganda. Karena dengan begitu kita menolong sesama dan segala

kebaikan yang kita lakukan akan kembali pula pada diri kita sendiri.

Apabila terjadi kelebihan pembayaran dari jumlah uang pokok, maka

dapat dibedakan menjadi dua macam.Pertama, kelebihan yang tidak

diperjanjikan, yaitu apabila kelabihan pembayaran dilakukan oleh orang yang

berutang bukan didasarkan karena adanya perjanjian sebelumnya, maka

kelebihan tersebut itu boleh (halal).Kedua, kelebihan yang diperjanjikan yaitu

kelebihan berdasarkan perjanjian, maka kelebihan tersebut tidak diperbolehkan

(haram).

س ع ث عجد الل ع ب- ع الل ن الل ): قبل - زض زظل الل نع

سرش ان اش (عه ظهى انس ا أث ا ح , ز صح انزسير

Artinya :

“Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-‘Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melaknat orang yang memberi dan menerima

suap”. (Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi.Hadits shahih menurut Tirmidzi).64

ن الل عه ظهى قبل انج أث أيبيخ زض الل ع ع ع :( ي

شفبعخ د ن دخ , شفع خ اة , ف جهب, فأ أث ف د أر ثبثب عظب ي

ثب د (انس ا أ , ز أث ا ي بل , ف إظب

63 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan 64 Isnaini Harahap, dkk, Hadis-Hadis Ekonomi (Jakarta: Kencana, 2015), h. 98.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

44

Artinya :

Dari Abu Umamah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa

Sallam bersabda: “Barangsiapa memberi syafa’at (menjadi perantara untuk suatu

kebaikan) kepada saudaranya, lalu ia diberi hadiah dan diterimanya, maka ia

telah mendatangi sebuah pintu besar dari pintu-pintu riba. ”(Riwayat Ahmad dan

Abu Dawud)65

Dari hadist tersebut dapat diketahui bahwa riba sangatlah tidak dianjurkan

dalam agama Islam karena dapat membawa malapetaka bagi semua pihak yang

terlibat dalam transaksi tersebut.Dari hadist tersebut juga dianjurkan untuk

senantiasa membantu sesama tanpa mengharapkan adanya keuntungan agar

mendapat kebaikan dari Allah SWT.

Tambahan yang diperoleh dalam utang piutang adalah tambahan yang

berasal dari inisiatif peminjam itu sendiri sebagai tandaterima kasih bukan

karena disyaratkan pada awal perjanjian dan juga tidak menjadi kebiasaan di

masyarakat tertentu dalam melakukan transaksi.Akan tetapi, kenyataan yang

terjadi di Kecamatan Kindang yaitu tambahan tersebut berasal dari pemikiran

pemberi pinjaman yang kemudian menjadi kesepakatan kedua belah pihak dan

ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Kecamatan Kindang dalam melakukan

transaksi utang piutang.Dengan demikian, transaksi tersebut merupakan

transaksi yang tidak sesuai dengan konsep Islam.

Utang piutang yang dibayar dengan gabah yang terjadi di Kecamatan

Kindang tersebut termasuk riba karena pengembalian utang itu ditentukan oleh

pemberi pinjaman yang jumlahnya tidak sesuai dengan utang uang yang

dipinjam, melainkan lebih besar sehingga pemberi pinjaman mendapatkan

keuntungan dari utang teresbut.

65Ibid, h.107

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

45

Bila dikaitkan dengan konsep ekonomi Islam, transaksi utang piutang

tersebut merupakan transaksi yang terlarang untuk dilakukan. Karena utang

piutang yang mendatangkan manfaat merupakan salah satu bentuk transaksi

yang mengandung unsur riba.

Ustadz Jusman juga mengatakan:

”Masyarakat sudah menganggap hal ini merupakan sesuatu yang biasa

karena mereka tidak merasa kesulitan dalam pengembaliannya.Meskipun begitu

tetap tidak diperbolehkan oleh agama kita karena pihak pemberi pinjaman

menerima keuntungan dari orang yang meminta pinjaman. Dalam hal ini,

pemberi pinjaman tidak boleh memanfaatkan kesulitan orang lain untuk

mendapatkan keuntungan. Padahal dalam Al-Qur‟an sudah jelas melarang

adanya riba, namun masyarakat yang ingin mendapatkan keuntungan pastinya

tidak peduli dengan hal tersebut. Seharusnya masyarakat saling tolong menolong

tanpa mengharapkan keuntungan melainkan ridha dari Allah Swt”66

Al-Qur‟an dengan tegas melarang riba, baik dalam jumlah besar maupun

kecil, diantara ayat Al-Qur‟an yang melarang riba adalah surah Al-Baqarah : 278

زى يؤي ك ثب إ انس ي ذزا يب ث آيا ار ا الل ب أب انر

Terjemahnya :

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah

sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-rang yang beriman.”67

Ayat tersebut jelas mengharamkan riba dan menegaskan haramnya riba

meskipun dalam jumlah kecil.Perjanjian utang piutang yang dilakukan oleh

masyarakat Kecamatan Kindang dengan kesepakatan adanya tambahan setelah

jatuh tempo, maka dalam perjanian utang piutang antara muqridh dan muqtaridh

yang dilaksanakan diKecamatan Kindang tidak sesuai dengan perspektif

ekonomi Islam karena termasuk kategori riba.Namun dalam praktik utang

66Ustad Jusman (tokoh agama di Desa Anrihua Kec. Kindang), wawancara pada hari

selasa tanggal 10 Maret 2020 67 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

46

piutang yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kindang ini belum pernah

ada muqtaridh yang tidak bisa melunasi utangnya, mereka selalu melunasi

utangnya tepat pada waktunya sehingga penambahan setelah jatuh tempo itu

belum pernah ada.

Ustadz Jusman juga memberi pesan:

“Sebagai manusia yang senantiasa berusaha untuk selalu dekat dengan

sang pencipta, maka kita harus senantiasa menyerahkan segala sesuatu kepada

Allah, Sang Maha Pencipta, meskipun sedang mengalami kesusahan, akan tetapi

hal itu tidak bisa dijadikan tolak ukur bahwa Allah jauh dari kita, akan tetapi

kesusahan atau kesulitan tersebut harus menjadikan kita lebih dekat kepadanya

dan senantiasa bersyukur kepadanya dan jangan pernah mencoba untuk menjauh

darinya.” 68

Melihat bentuk transaksi yang dilakukan oleh muqridh dan muqtaridh

dalam melakukan transaksi utang piutang tersebut, maka bisa disimpulkan

bahwa transaksi yang dilakukan mengandung unsur riba nasia’ah, Dalam

Agama Islam dengan tegas melarang riba sebagaimana terdapat dalam firman

Allah Swt. Dalam surah Ali-Imran : 130

نعهكى ار ا الل ثب أضعبفب ي بعفخ آيا ل رأكها انس ب أب انر

رفهح

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan

keberuntungan.”69

Dari ayat di atas, dapat diketahui bahwa manusia dilarang melakukan dan

memakan riba dengan berlipat ganda disini adalah memberikan pinjaman kepada

68Ustad Jusman (tokoh agama di Desa Anrihua Kec. Kindang), wawancara pada hari

selasa tanggal 10 Maret 2020 69 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

47

orang lain dengan mengharapkan tambahan. Manusia hanya disuruh bertawakal

dengan mencari rezeki yang ada dan tentu saja dengan cara yang halal dan tetap

tetap bekerja agar mendapat rezeki yang telah disediakan Allah Swt. Dengan

begitu Allah akan meridhai dan memberikan keberuntungan dunia dan akhirat

kepada manusia.

Keberuntungan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah

keberuntungan dunia akhirat. Jika manusia hanya mengambil keberuntungan

dunia saja otomatis keberuntungan akhirat tidak ada sedangkan jika manusia

mengharapkan keuntungan akhirat, maka keuntungan dunia pun tetap ada,

walaupun keuntungan akhirat tidak dapat melebihi keuntungan yang manusia

dapatkan dengan cara membungakan uang (riba), tetapi rezeki itu akan dating

karena rezeki manusia sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Allah Swt. Selama

kita mau berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal.

Meskipun demikian, masyarakat tetap menjalani transaksi praktik utang

piutang tersebut dan merespon dengan baik dan menganggap transaksi ini sangat

membantu dan tidak memikirkan tentang kelebihan yang diambil, karena mereka

hanya memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi dan

hanya praktik ini yang mereka bisa lakukan karena dianggap sangat mudah

daripada harus meminta pinjaman kepada bank yang menurut mereka prosesnya

sangat rumit.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Adiwarman A Karim dalam bukunya

Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan bahwa riba nasi’ah yaitu riba yang

muncul akibat utang piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

48

bersama resiko dan hasil usaha muncul bersama biaya. Riba Nasi’ah muncul

karena adanya perbedaan, perubahan atau tambahan antara barang yang

diserahkan hari ini dengan barang yang diserahkan kemudian.

Berdasarkan teori di atas dan kenyataan yang ada, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kenyataan yang ada tidak sesuai dengan ajaran atau teori

yang seharusnya. Dapat dilihat dari transaksi yang dilakukan oleh masyarakat

kindang, bahwa utang piutang uang dengan gabah tersebut mengandung unsur

riba nasi’ah karena adanya perbedaan jumlah barang yang diterima dan

diserhkan sebagai pelunasannya.

Hidup manusia harus senantiasa berpedoman kepada sumber ajaran

agama Islam, yaitu pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah agar apa yang dilakukan

mendapat rahmat dari Allah Swt. yang mengetahui segala ada yang ada di langit

dan di bumi. Sebagai umat Islam yang baik, kita harus selalu berpegang teguh

pada agama Islam. Setiap permasalahan pasti ada jalan keluar, oleh karena itu

kita harus selalu senantiasa meyakini bahwa disetiap kesulitan yang dijalani

pasti ada jalan keluarnya selama kita yakin dan percaya kepada sang maha

pencipta.

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan dalam penelitian ini, maka

penulis dapat menarik suatu kesimpulan yang terkait dengan praktik utang

piyang yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kindang Kabupaten

Bulukumba, adapun kesimpulannya sebagai berikut :

1. Praktik utang piutang masyarakat Kecamatan Kindang Kabupaten

Bulukumba ini adalah praktik utang piutang uang yang dibayar dengan gabah.

Dimana dalam perjanjian utang piutang tersebut muqtaridh meminjam uang

kepada muqridh untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan untuk

menggarap sawahnya, kemudian uang tersebut akan diganti dengan gabah

setelah musim panen. Dimana jumlah pengembalian gabah tersebut

ditentukan oleh muqridh (pemberi pinjaman) dengan satuan kilogram (Kg).

Selain menentukan nilai barang tersebut para muqridh juga menentukan

jumlah keuntungan yang akan mereka terima dari utang tersebut. Meskipun

begitu, para muqtaridh masih tetap melakukan transaksi tersebut untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi.

2. Menurut perspektif ekonimi Islam, utang piutang yang dilakukan oleh

muqtaridh dan muqridh di Kecamatan Kindang ini ternyata tidak sesuai

dengan prinsip ekonomi Islam, dimana ada ketidakadilan yang dilakukan oleh

pihak muqridh dengan memberikan syarat pengembalian berupa gabah

setelah panen dengan jumlah uang yang diterima, sehingga utang piutang

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

50

tersebut mengandung unsur riba, dan berapapun kecilnya riba itu tetap haram.

Sedangkan dalam Islam hanya mengenal dengan istilah utang piutang

kebajikan yaitu tanpa mengambil manfaat dari apa yang dipinjamkan. Oleh

karena itu, prakstik yang terjadi di Kecamatan Kindang perlu mengacu pada

tuntunan dalam agama sehingga tidak ada yang dirugikan.

B. Saran

1. Sebaiknya masyarakat Kecamatan Kindang dalam melakukan transaksi utang

piutang harus berpedoman pada ajaran Islam dan tidak meninggalkan prinsip-

prinsip Islam agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang dilarang dan lebih

meningkatkan sikap saling tolong menolong antar sesama terutama dalam

memberikan pinjaman tanpa mengharapkan imbalan.

2. Bagi muqridh sebaiknya tidak memberikan kelebihan dari pokok yang

dipinjamkan dan tidak perlu memberikan syarat tambahan agar transaksi

tersebut tidak mengandung riba karena berapapun jumlahnya riba akan tetap

haram.

3. Boleh melakukan utang piutang dengan jenis barang yang berbeda asal

dengan jumlah yang sama.

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

51

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Al-Karim

Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2001. Bank Syariah: dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah.

Baba, Muhammad Arbi.2020. Katalog BPS Kecamatan Kindang Kabupaten

Bulukumba

Baharun, Segaf Hasan. 2012. Fikih Muamalah. Bangil: Ma‟had Darullughah

Wadda‟wah.

Basyir, Ahmad Azhar. 1990. Azaz-Azaz Hukum Muamalah. Yogyakarta: Pn.

Fakultas Hukum Universitas Islam.

Fauzan, Saleh. 2006. Fikih Sehari-hari. Jakarta: Gema Insani.

Harahap, Isnaini, dkk.2016. Hadis-Hadis Ekonomi, Jakarta: Kencana.

Hareon, Nasreon.2000. Fikih Mu’amalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta:Ghalia IKAPI.

Huberman, Miles. 1992.Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia

Press.

Ja‟far, A. Khumedi. 2015.Hukum Perdata Islam di Indonesia, Pusat Penelitian

DanPenerbitan IAIN Raden Intang Lampung.

Karim, Adiwarman A. 2006. Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan. Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada.

Latif, Azharuddin. 2005. Fikih Muamalah. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Moleon, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Cet. 21. Bandung:

PT.Remaja Roskadakarya.

Muslich, Ahmad Wardi. 2010. Fikih Muamalat. Jakarta: Azzam.

Mz, Labib.1993. Kumpulan Hadist Pilihan Shohih Bukhari.Surabaya: Tiga Dua.

Nasution, S. 2012. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

52

Nawawi, Ismail. 2012.Fikih Muamalah Klasik dan Kontempore. Bogor: Galia

Indonesia.

Rafiq Al Mishri, Dr. 2001. Al Azmah Al Maliyah Al Alamiyah, Hal Najidu Laha

FilIslam MinHall. Darul Qalam, Damaskus, cetakan II.

Rozalinda. 2015.Fikih Ekonomi Syari’ah Prinsip dan Implementasi pada Sektor

KeuanganSyari’ah. Jakarta: Rajawali Pers.

Sabiq, Sayyi. 1996. Fikih Sunnah Jilid 12, terj. Kamaluddin A. Marzuki.

Bandung: Al Ma‟arif.

Sugiyono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhendi, Hendi2014. Fikih Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sungaji dan Sopiah, Etta Mamang.Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

PenerbitAndi.

Qardhwi, Muhammad Yusuf. 2003. Halal dan Haram dalam Islam, terj.

Muammal Hamidy,Surabaya, Bina Ilmu.

Zuhaili (az), Wahbah. 2006.Fiqh Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Zuhaili (az), wahbah. 2007.Fikih Islam wa Adillatuhu, terj. Abdul Hayyie al

Kattani,jilid 5.Jakarta: Gema Insani.

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

RIWAYAT HIDUP

SULFAIDAH, lahir di Bulukumba, tanggal 07 Agustus

1998. Putri pertama dari pasangan Baso dan Sudarmi.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan di TK Pertiwi

Anrihua pada tahun 2004. Sekolah Dasar di SD Negeri 174

Anrihua pada tahun 2010. Peneliti melanjutkan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 37 Bulukumba

dan tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bulukumba dan selesai pada tahun 2016. Di

tahun 2016 itu pula, Penulis melanjutkan pendidikan Petguruan Tinggi di

Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Agama Islam pada Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah (S1).

Selama menjadi mahasiswa, penulis baru aktif dalam organisasi saat

semester tiga di HMJ HES (Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah) periode 2018-2019 sebagai Anggota Bidang Organisasi.

Atas ridha Allah Swt. dan dengan kerja keras, pengorbanan, serta

kesabaran, pada tahun 2020 penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 dengan judul

skripsi “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Utang Piutang Uang di

Bayar Gabah di Kalangan Masyarakat Petani Di Kecamatan Kindang

Kabupaten Bulukumba”.

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi

Wawancara dengan Ibu Samuri (sebagai muqtaridh) pada tanggal 29 Februari 2020 di

Desa Anrihua

Wawancara dengan Ibu Ramlah (sebagai muqtaridh) pada tanggal 29 Februari 2020

di Desa Anrihua

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

Wawancara dengan Nawirah (sebagai muqridh) pada tanggal 05 Maret 2020 di Desa

Borong Rappoa

Wawancara dengan Herma (sebagai muqridh) pada tanggal 05 Maret 2020 di Desa

Borong Rappoa

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

Wawancara dengan Ustadz Jusman (sebagai Tokoh Agama) pada tanggal 10 Maret

2020 di Desa Anrihua

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

DAFTAR PERTANYAAN MUQRIDH (PEMBERI PINJAMAN)

1. Hal apa yang mendorong anda untuk melakukan praktik ini?

2. Apakah ada syarat yang anda berikan untuk memperoleh pinjaman dari anda?

3. Kapan pembayaran utang dilakukan?

4. Apakah ada pembatasan waktu untuk melunasi utang tersebut?

5. Berapa jumlah uang yang biasa anda berikan kepada muqtaridh dan berapa

pula jumlah gabah yang di berikan saat pelunasan?

6. Apakah jumlah uang yang anda berikan setara dengan harga gabah?

7. Saat pelunasan utang, apakah ada tambahan yang diberikan oleh muqtaridh?

8. Bagaimana menurut anda jika ada tambahan dalam praktik utang piutang?

9. Apakah muqtaridh selalu tepat waktu untuk melunasi utangnya?

10. Jika ada? Apakah tambahan tersebut hanya sebagai tanda terima kasih atau

sudah merupakan perjanjian saat akad peminjaman?

11. Jika muqtarid yang menawarkan tambahan apakah anda menerima atau

menolaknya?

12. Berapa jumlah tambahan yang sering diperjanjikan?

13. Apakah anda sering memberikan syarat-syarat tertentu saat akan memberikan

pinjaman?

14. Jika ada, untuk apa syarat-syarat tersebut?

15. Apakah saat akad, praktik ini disaksikan oleh saksi?

16. Jika iya, siapa yang menjadi saksi dan berapa jumlah orangnya?

17. Apakah praktik utang piutang ini dituliskan perjanjiannya?

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

DAFTAR PERTANYAAN MUQTARIDH (PENERIMA PINJAMAN)

1. Bagaimana menurut anda tentang praktik utang uang di bayar gabah?

2. Apa tujuan anda melakukan praktik ini?

3. Apakah anda yang meminta kepada muqridh untuk melakukan praktik ini

atau muqridh yang menawarkannya kepada anda?

4. Apakah ada syarat yang diberikan oleh muqtarid saat melakukan

peminjaman?

5. Jika ada, apa saja syarat-syarat yang diberikan tersebut?

6. Apakah dalam peminjaman tersebut, muqridh selalu meminta tambahan atau

anda yang menawarkan tambahan tersebut?

7. Berapa jumlah tambahan yang sering diperjanjikan?

8. Bagaimana menurut anda jika ada tambahan dalam transaksi utang piutang

yang anda lakukan?

9. Apakah anda merasa dirugikan jika harus membayar utang dengan

tambahannya?

10. Berapa jumlah uang yang anda pinjam dan berapa jumlah gabah yang anda

berikan kepada muqtaridh?

11. Digunakan untuk apa uang yang dipinjam tersebut?

12. Apakah ada unsur kerelaan dalam transaksi tersebut

13. Apakah saat akad, praktik ini disaksikan oleh saksi?

14. Jika iya, siapa yang menjadi saksi dan berapa jumlah orangnya?

15. Apakah praktik utang piutang ini dituliskan perjanjiannya?

16. Bagaimana cara ibu mengembalikan utangnya? Apakah ada aturan khusus?

DAFTAR PERTANYAAN TOKOH AGAMA

1. Bagaimana menurut anda tentang transaksi utang uang dibayar gabah?

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian

Lampiran 3 : Surat-surat Izin Penelitian

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian
Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian
Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian
Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK UTANG UANG … · 2020. 7. 13. · Yang Membuat Pernyataan Sulfaidah NIM 105251107216 . vii ABSTRAK SULFAIDAH. 105 2511072 16. ... Penelitian