50
http://www.free-powerpoint-templates-design.com Tinjauan Hukum Kesehatan Terkait Kondisi PROBLEMATIKA COVID-19 Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H(kes) – Ketua PDEI Bid. Pembinaan Anggota dan Perlindungan Hukum Selasa, 9 Juni 2020 15.00 – 17.00 wib

Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

  • Upload
    others

  • View
    82

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Tinjauan Hukum KesehatanTerkait Kondisi PROBLEMATIKA COVID-19

Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H(kes) – Ketua PDEI Bid. Pembinaan Anggota dan Perlindungan Hukum

Selasa, 9 Juni 202015.00 – 17.00 wib

Page 2: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Curriculum Vitae

2

Dr. dr. Beni Satria, M.Kes, S.H, M.H(Kes)founder of AHLI | Achilles Health Law

Indonesia

Experience

Akademisin Dosen Pascasarjana Magister Hukum UNPAB | 2016 – Skrg

n Dosen Pascasarjana Magister Hukum NTU Academy Nomensen

n Dosen IKKES Helvetia – Prodi Adm.Rumah Sakit dan AKK

n Dosen Pascasarjana Magister Hukum Univ. Prima Indonesia

Organisasi Perumahsakitan

n Sekretaris PERSI Daerah SUMUT | 2018 – Skrg

n Pengurus PERSI Daerah SUMUT | 2016 – Skrg

n Pengurus ARSSI SUMUT | 2016 – Skrg

Organisasi Hukum Kesehatann Pengurus ADHKI (Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia) | 2016 – Skrg

n Ketua DPP MHKI Bid. Kajian Hukum Perumahsakitan | 2018 – Skrg

n Pengurus LAFAI (Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia)

n Ketua MHKI SUMUT Bid. Hukum Rumah Sakit | 2015 – Skrg

n Direktur LPKM MHKI SUMUT | 2016 – 2019

Achilles Health Law Indonesia - AHLI | email : [email protected] | IG : @achilleshealthlawindonesia

1. Founder Achilles Health Law Indonesia (AHLI)

2. Direktur Utama PT. RMH (Regina Maris Hospital) | 2018 - Skrg

3. Direktur RSU Sarah | 2015 – 2019

4. Konsultan JICA KPPIP-SF (Japan) | 2016 - 2019

5. Kepala Pelayanan Medis RS Sarah | 2014 – 2015

6. Kepala Bag. Legal & Umum RS Khusus Mata SMEC | 2013 – 2014

Praktisi

Konsultan dan Pengurus IKKESINDO SUMUT | 2018 – Skrg

Konsultan JICA KPPIP-SF (Japan) | 2016 – 2019

Pakar Klinis TKMKB BPJS Kesehatan Divre I SUMUT | 2014 – SkrgOrganisasi Profesi Doktern Sekretaris MKEK IDI Wilayah SUMUT | 2016 – Skrgn Pengurus IDI Wilayah SUMUT | 2009 – 2016

n Pengurus PB IDI Jakarta | 2016 – 2018 n Dewan Penasehat IDI Cabang Sergei – PDUI SUMUT

Page 3: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Ketentuan HukumPenetapan Wabah Covid-1901Problematika HukumPelayanan Kesehatan02

Sanksi Hukum03

Kesimpulan04 Agenda Diskus i

Page 4: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Jenis Ketentuan HUKUM

Pidana Perdata HAN Kes

P

Keseluruhan peraturanyang menentukan

perbuatan apa yang dilarang dan termasuk

dalam tindak pidana sertamenentukan hukumanyang dapat dijatuhkan

PIDANA

P

Ketentuan yang mengatur hak dankepentingan antar

individu dalammasyarakat

PERDATA

H

Bagian dari hukum public danditurunkan dari hukum tata negara. Mengatur tindakan,

kegiatan, dan keoutusan yang diilakukan dandiambil oleh

Lembaga-Lembaga pemerintahdalam menjalankan roda negara

sehari hari

ADM. NEGARA

K

Hukum yang berhubunganlangsung dengan

Pemeliharaan Kesehatan, meliputi penerapan

perangkat hukum perdata, pidana dan tata usahanegara. Lex SpesialisDerogat le Generalis

KESEHATAN

Notariatan

Page 5: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

KEPPRES No 11/2020

Kedaruratan KesehatanMasyarakat COVID-19

Dasar HukumPenetapan Wabah

PERMENKES No 104/2020

KEPPRES No. 11 tahun 2020 tentang PENETAPAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT CORONA VIRUS

DISEASE 2019 (COVID-19) tertanggal 31 Maret 2020

Permenkes No. HK.01.07/MENKES/ 104/2020 tentangPENETAPAN INFEKSI NOVEL CORONAVIRUS (INFEKSI

2019-nCoV) SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA

PENANGGULANGANNYA tertanggal 14 Februari 2020

Page 6: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Regulasi tentang Wabah COVID-19

Mengatur tentang Wabah Penyakit Menular. Wabah penyakitmenular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadianberjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yangjumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari padakeadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapatmenimbulkan malapetaka

UU No 4 Tahun 1984 ttg Wabah Penyakit Menular1984

Mengatur tentang hak dan kewajiban semua pihak baikpemerintah dan pemerintah daerah serta masyarakat danketentuan lain mengenai kesehatan termasuk Penyakit Menulardan Tidak menular.

UU No 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan2009

Mengatur tentang tujuan kekarantinaan kesehatan,tanggungjawabag Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah dalammelindungi kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau faktorresiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkankedaruratan kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraankekarantinaan.

UU No 6 Tahun 2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan2018

Tentang Refocussing Kegiatan, Relokasi Anggaran, sertaPengadaan Barang dan Jasa dalamRangka Percepatan PenangananCOVID-29

INPRES No 4 Tahun 2020

Ttg Larangan Sementara EksportAntiseptik, Bahan Baku Masker, APD, dan Masker

PERMENDAG No 23 Tahun 2020

Pelarangan Orang Asing MasukWilayah NKRI

PERMENKUMHAM No 11/2020

Ttg Insentif Wajib Pajak TerdampakWabah COVID-19

PERMENKEU No 23/PMK.03/2020

Perekonomian Nasioan sbgKebijakan Countercyclical DampakPenyebaran COVID-19

PER OJK No 11/2020

Page 7: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas SistemKeuangan Untuk Penangan Pandemi COVID-29 dan/atauDalam Rangka Menghadapi Ancaman yangMembahayakan Perekonomian Nasional dan atau stabilitasKeuangan

PERPU No 1 Tahun 2020

2020

Tentang Gugus Tugas Percepatan Penangaan COVID-29

KEPRES No 7 Tahun 20202020

Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19

KEPRES No 11 Tahun 20202020

Pedoman Penyelenggaraan KarantinaKesehatan pada PenanggulanganKedaruratan Kesehatan Masyarakat yangMeresahkan Dunia

KEPMENKES No 612/2010

Penetapan Rumah Sakit InfeksiEmerging Tertentu

KEPMENKES No 169 / 2020

Jejaring Laboratorium PemeriksaanCOVID-19

KEPMENKES No 182 / 2020

Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam RangkaPercepatan Penangan COVID-19

PP No 21 Tahun 2020 2020Tentang Pedoman PembatasanSosial Berskala Besar dalamRangka Percepatan COVID-19

PERMENKES No 9 / 2020

KEPRES 9 Tahun 2020Tentang Perubahan Kepres No 7/2020 tentang GugusTugas Percepatan Penangaan COVID-29 Penentapan Status Keadaan

Tertentu Darurat Bencana WabahPenyakit Akibat COVID-29

Keputusan Kepala BNPPB No 9A / 2020

Perpanjangan Status KeadaanTertentu Darurat bencana WabahPenyakit Akibat COVID-29

Keputusan Kepala BNPB No 13 A/ 2020

Page 8: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Penggunaan Bilik Disinfeksi dalam Rangka PencegahanPenularan COVID-29

SE MENKES No 375 Tahun 2020

2020Penyesuaian Sistem Kerja ASN dalam Upaya PencegahanPenyebaran COVID-29 di Lingkungan Instansi Pemerintah

SE MENPAN-RB No 19 tahun 2020

2020

Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dlm rangkaPencegahan Penanggulangan COVID-29

SE MENAKER No 4 Tahun 20202020

Pembentukan Gugus TugasPercepatan Penangan COVID-29 Daerah

SE MENDAGRI No 440/2622/SJ

Penyelenggaraan Ibadah dalamsituasi terjadi Wabah COVID-109

FATWA MUI No 4 Tahun 2020

Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-29tingkat Provcinsi dan Kabupaten/Kota

SE Kepala BNPB No 03 Tahun 20202020 Pengambilan Sumpah/Janji PNSatau Sumpah/Janji Jabatan MelaluiMedia Elektronik/Telekonferensepada masa status Keadaan TertentuDarurat Bencana Wabah PenyakitAkibat Virus Corona

SE Kepala BKN

Pemerintah Umumkan StimulusKedua Untuk Menagani DampakCOVID-19

Siaran Pers KementrianPerekonomian No HM.4.6/32/2020

Pencegahan COVID-19 pada satuan Pendidikan

SE MENDIKBUD No 3 Tahun 2020

Penggunaan Anggaran Pelaksanaan barang/jasa dalam rangkaPercepatan Penanganan COVID-19 terkait dengan PencegahanTIPIKOR

SE KPK No8 Tahun 2020

Page 9: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

TanggungjawabPemerintah Pusat & Daerah

Bertanggungjawab terhadap ketersediaansumber daya yang diperlukan dalampenyelenggaraan KekarantinaanKesehatan

Pemerintah Pusat dan Daerah

Setiap orang mempunyai hakmendapatkan pelayanan kesehatan dasarsesuai kebutuhan medis, kebutahanpangan, dan kebutuhan kehidupan sehari– hari lainnya selama Karantina

HAK PELAYANAN KESEHATAN

Setiap orang mempunyai hak memperolehperlakuan yang sama dalamPenyelenggaraan KekarantinaanKesehatan

HAK PERLAKUAN YANG SAMA

Bertanggungjawab Melindungi KesehatanMasyarakat dari Penyakit dan/atau Faktor

Resiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat melaluiPenyelenggaraan Kekarantinaan

Kesehatan.

Pemerintah Pusat dan Daerah

Bertanggungjawab menyelenggarakanKekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk

dan di Wilayah Secara terpadu

Pemerintah Pusat

Page 10: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Kewajiban Pemerintah & RS

Pemerintah bertanggungjawabupaya penanggulangan wabah

Pasal 10 UU No 4 Tahun 1984

Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggungjawab; menyediakan RS berdasarkan kebutuhan bagi masyarakatdan menjamin pembiayaan pelayanankesehatan bagi fakir miskin dan orang tidakmampu.

Pasal 6 UU No 44 Tahun 2009

Setiap RS berkewajiban; melaksanakan fungsi sosialantara lain dengan memberikan fasilitas pelayananpasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurattanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosialbagi misi kemanusiaan;

Pasal 29 UU No 44 Tahun 2009

Pemerintah, Pemerintah Daerah danMasyarakat bertanggungjawab melakukan upaya

pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakitmenular serta akibat yang ditimbulkannya untuk

melindungi masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal

dunia serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomiakibat penyakit menular

Pasal 152 ayat (1) & (2) UU No 36/2009

Pemerintah bertanggung jawab atasketersediaan sumber daya di bidang kesehatanyang adil dan merata bagi seluruh masyarakat

untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 6 UU No 36 Tahun 2009

Pemerintah bertanggung jawabatas ketersediaan lingkungan,

tatanan, fasilitas kesehatan baikfisik maupun sosial bagi

masyarakat untuk mencapai derajatkesehatan yang setinggi- tingginya.

Pasal 5 UU No 36 Tahun 2009

UU 44/2009

UU No 36/2009

Pasal 28 G ayat 1 UUD 1945 : “Setiap orang berhak atas Perlindungan Diri Pribadi, Keluarga, Kehormatan, Martabat danharta Benda yang dibawah kekuasaannya serta berhak atas Rasa Aman dan Perlindungan dari Ancaman Ketakutan

untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”

Page 11: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

KEWAJIBAN Setiap Orang

(1)Setiap Orang Wajib mematuhiPenyelenggaraanKekarantinaan Kesehatan

(2)Setiap Orang berkewajibanikut serta dalampenyelenggaraanKekarantinaan Kesehatan

KEKARANTINAAN

PASAL 9UU NO 6 TAHUN 2018

Page 12: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Karantina KesehatanKarantinaPembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakitmenular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perudang-undangan meskipunbelum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasidan/atau pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apapun yang didugaterkontaminasi dari orang dan/atau barang yang mengandung penyebab penyakitatau sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran keorang dan/atau barang disekitarnya

Jenis Karantina

Karantina Rumah Sakit

Pembatasanseseorang dalamRumah Sakit yang diduga terinfeksi

penyakit dan/atauterkontaminasi

sedemikian rupa untukmencegah

kemungkinanpenyebaran penyakit

atau kontaminasi

Karantina Wilayah

Pembatasan pendudukdalam suatu wilayah

termasuk wilayah pintumasuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakitdan/atau terkontaminasisedemikian rupa untuk

mencegah kemungkinanpenyebaran penyakit atau

kontaminasi

Karantina Rumah

Pembatasan penghunidalam suatu rumahbeserta isinya ygdiduga terinfeksi

penyakit dan/atautekontaminasi

sedemikian rupa untukmencegah

kemungkinanpenyebaran penyakit

atau kontaminasi

Page 13: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Tujuan Kekarantinaan Kesehatan

MENINGKATKAN

MELINDUNGI

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN

1 23 4

Bagi Masyarakat dan Petugas Kesehatan

Memberikan Perlindungan dan KepastianHukum

Dan/atau faktor Risiko KesehatanMasyarakat yang berpotensi menimbulkanKegaruratan Kesehatan Masyarakat

Mencegah dan Menangkal Penyakit

Dibidang Kesehatan Masyarakat

Meningkatkan Ketahanan Nasional

Dari penyakit dan/atau faktor resiko KesehatanMasyarakat yang berpotensi menimbulkan

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Melindungi Masyarakat

MENCEGAH

Page 14: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D
Page 15: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Pembatasan Sosial Berskala Besar

PP No 21 Thnn 2020PMK No 9 Thn 2020PSBB

Pembatasan Sosial BerskalaBesar adalah pembatasankegiatan tertentu pendudukdalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa untukmencegah kemungkinanpenyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-I9).

Page 16: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

PembatasanSosialBerskalaBesar

Tujuan Mencegah

Bertujuan mencegahmeluasnya penyebaranpenyakit kedaruratan

kesehatan masyarakatyang sedang terjadiantar orang di suatu

wilayah

Paling sedikit Meliputi

(1) Peliburan Sekolahatau tempat kerja

(2) Pembatasankegiatan

keagamaan(3) PembatasnKegiatan di tempatatau fasilitas umum

Respon KesMas

Merupakan bagian darirespons Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat

Koordinasi & Kerjasama

Penyelenggaraanpembatasan social

berskala besarberkoordinasi dan

bekerjasama denganberbagai pihak terkait

sesuai denganketentuan peraturan

perundang - undangan

Page 17: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Layanan Kedokteran

Page 18: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

UpayaPenanggulangan Wabah

Pasal 5 UU No 4 tahun 1984

Tentang Wabah Penyakit Menular

Upaya Penanggulangan WabahMeliputi;

1. Penyelidikan Epidemiologis2. Pemeriksaan, Pengobatan,

Perawatan, dan Isolasi Penderitatermasuk tindakan Karantina

3. Pencegahan dan Pengebalan4. Pemusnahan Penyebab Penyakit

5. Penanganan Jenazah akibatwabah

6. Penyuluhan kepada masyarakat7. Upaya penanggulangan lainnya

Page 19: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Layanan Kedokteran COVID-19

Dokter/dokter Gigi Tidak Memerlukan Surat Izin Praktik (SIP) dalam Rangka melakukanPenanganan Bencana atau Pertolongan darurat. (Wajib Memiliki STR/Surat Tanda Registrasi)

Pasal 7 Permenkes No 2052 Tahun 2011

Dalam Rangka Memberikan Pertolongan pada Keadaan gawat Daruratguna Penyelamatan Nyawa, dokter/dokter gigi dapat Melakukan

Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi diluar KewenanganKlinisnya sesuai dengan Kebutuhan Medis (sesuai Standar ProfesI).

Pasal 22 Permenkes No 2052 tahun 2011

Dalam keadaan darurat, untuk menyelawamatkan jiwa/mencegahkecacatan tidak diperlukan Persetujuan Tindakan (informed consent)

Permenkes No 290 Tahun 2008

Tenaga Kesehatan yang menjalankan Praktik berhak memperolehperlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang

sesuai dengan harkat martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai – nilaiagama..

Pasal 57 huruf d UU No 36 Tahun 2014

2052

2052

290

Option D

Page 20: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Pertolongan Darurat & Pembiaran Medik

Barang siapa dengan sengajamenempatkan atau membiarkanseseorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlakubaginya atau karena persetujuan diawajib memberi kehidupan, perawatanatau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan ataupidana denda paling banyak empat ribulima ratus rupiah.

Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang

dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 190 UU No 36 Tahun 2009

Barang siapa ketika menyaksikanbahwa ada orang yang sedang

menghadapi maut tidak memberipertolongan yang dapat diberikan

padanya selayaknya menimbulkanbahaya bagi dirinya dan orang lain,

diancam jika kemudian orang itumeninggal dengan pidana kurungan

paling lama 3 bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 531 KUHPPasal 304 KUHP

Page 21: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Alat Pelindung Diri

Page 22: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Pemberi Kerja: Perseorangan, Pengusaha, Badan Hukum , atau Badan –badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerjadengan membayar upah atauimbalan dalam bentuk lain.

Pengusaha:Orang perseorangan, Persekutuan, atau Badanhukum yang menjalankan suatuPerusahaan Milik Sendiri.

Perusahaan:Setiap bentuk usaha berbadanhukum atau tidak, milikperseorangan, milikpersekutuan, milik badanhukum, baik milik swastamaupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruhdengan membayar upah atauimbalan dalam bentuk lain.

ALAT PELINDUNGDIRI

UU No 1 Tahun 1970 ttg K3Pengusaha wajib memberikan alat – alat Pelindung diri para Pekerja, menunjukkan dan menjelaskan pada tiap pekerja tentang APD

UU No 1/1970 ps 14 butir cPengurus diwajibkan menyediakan secara Cuma – Cuma AlatPelindung Diri yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja

Permenakertrans No 1/1981Kewajiban Pengurus menyediakan secara Cuma – Cuma AlatPerlindungan Diri yang diwajibkan Penggunaannya oleh tenaga kerjayang berada dibawah pimpinannya untuk mencegah Penyakit Akibat Kerja(PAK) (pasal 4 ayat (3)

Permenakertrans No 8/2010• Pengusaha wajib menyediakan Alat Perlindungan Diri bagi

Pekerja/buruh di tempat kerja.(pasal 2 ayat (1)• Pengusaha Wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja (pasal

7 ayat (1)

Page 23: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

APD – Alat Pelindung DiriSetiap orang berhak atas Perlindungan Diri Pribadi,

Keluarga, Kehormatan, Martabat, dan harta benda yang berada dibawah kekuasaanannya, serta berhak atas

rasa aman darei perlindungan dari ancaman ketakutanuntuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang

merupakan hak asasi

Tenaga Kesehatan dalam menjalankan Praktik berhakmemperoleh Perlindungan atas keselamatan dan

kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai dengan harkatdan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai –

nilai agama

(1) Pekerja/Buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakaiatau menggunakan APD sesuai denganPotensi Bahaya dan Resiko

(2) Pekerja/Buruh berhak menyatakankeberatan untuk melakukan pekerjaanapabila APD yang disediakan tidakmemenuhi ketentuan dan persyaratan

Setiap Pekerja/Buruh mempunyai hakuntuk memperoleh perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan Kerja

Pasal 28 G ayat 1

Pasal 86 ayat (1) UU No 13/2003 Pasal 6 Permenakertrans No 8/2010

Pasal 57 huruf d UU No 36/2014

Page 24: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Fatwa MKEK tentang APD

14. Menghimbau tenaga medis yg masukpopulasi beresiko, mis: sedang hamil danberusia lanjut, utk sedapat mungkinmenghindarkan diri dari potensi pajananpasien terduga infeksi COVID-19. Hal inidikecualikan apabila kepentingan melakukanpertolongan sangat mendesak, dan wajibmenggunakan APD dengan baik.

15. Mewajibkan seluruh tenaga medis dantenaga kesehatan utk memakai APD minimal baju jaga khusus di RS, Masker, dan Sarung tangan setiap menjalanipelayananb kesehatan dan Praktek. Tenaga medis dan Tenaga kesehayan yang berpraktekdi Unit layanan berpotensi risiko tinggiterhadap pajanan COVIUD-19 hrsmenggunakan APD dgn tingkat kelengkapansesuai aturan yg berlaku.

17. Dalam situasi kelangkaan APD, maka berlaku prinsip KeselamatanTenaga Medis dan Tenaga Kesehatansebagai Prioritas. Tenaga Medis danRS/Klinik dapat merujuk kasus yang duduga terinfeksi COVID-19 danmencari solusi lain dengan tetapmemprioritaskan perlindungan diri dankesemalatan diri.SK MKEK No : 016/PB-K-MKEK/04/2020

11. Mewajibkan Seluruh Tenaga Medismemperhatikan keselamatan dirinya termasuksering cuci tanngan, memperhatikan hygiene diri, pola istirahat, menggunakan APD, danjika diperlukan menjalani isolasi mandiri sesuaiaturan yang berlaku

Keselamatan Diri dan Alat Pelindung Diri (APD)

12. Menghimbau seluruh fasyankes utkmelakukan sistem Triase di sekitar pintumasuk, meliputi pengecekan suhu danmenanyakan gejala yg relevan kpd seluruhpengunjung termasuk pasien yang akanberobat.

13. Menghimbau seluruh fasyankes utkmenyediakan alar cuci tangan utk pasien dansegenap pengunjung RS sertamengingingatkan mereka agar mengenakanmasker, khususnya pd kelompok beresiko danatau memiliki keluhan respirasi.

16. Apabila menemukan kasus terduga infeksiCOVID-19 dlm praktik, maka tenaga medisharus menggunakan APD dengan tingkatkelengkapan sesuai standar.

Page 25: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Surat Keterangan

Page 26: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Kewenangan Seorang Dokter| pasal 35 UU No 29 Tahun 2004 |

1. mewawancarai pasien; 2. memeriksa fisik dan mental pasien; 3. menentukan pemeriksaan penunjang; 4. menegakkan diagnosis; 5. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien; 6. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi; menulis resep obat dan

alat kesehatan;7. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi; 8. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan9. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di daerah

terpencil yang tidak ada apotek.

Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyaiwewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensiyang dimiliki, yang terdiri atas:

Page 27: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Defenisi Surat

Segala surat baik yang ditulis dengantangan, dicetak, maupun ditulis memakai

mesin tik dan lain-lainnya

SURAT

Membuat yang isinya bukan semestinya(tidak benar), atau membuat surat demikian

rupa, sehingga menunjukkan asal surat ituyang tidak benar.

Membuat Surat Palsu

Mengubah sedemikian Rupa, sehinggaisinys menjadi lain dari isi yang Aslisehingga surat itu menjadi lain daripada asli.

Memalsukan Surat

Termasuk dalam pengertian MemalsukanSurat, termasuk pula penempelan foto orang lain pada ijazah sekolah, SIM, dipandangsebagai suatu Pemalsuan

Memalsukan Tanda Tangan03

04

0201

Page 28: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Jenis Surat Keteranganh. Visum et Repertum

g. Surat KeteranganPengidap (utkRehabilitasi) atau bebasnarkotika/psikotropika

f. Surat Keterangan laikdiwawancara, disidangkan, dihukum (kaitan denganperkara pidana)

a. Surat KeteranganSakit atau Sehat (fisik

dan Mental)

b. Surat KeteranganKelahiran atau

Kematian

c. Surat KeteranganCacat (disabilitas)

d. Surat Keterangan Gangguan Jiwa/ demensia

e. Surat Keterangan untukv AsuransiJiwa, untuk Perkawinan, bepergian keluar negeri, telah di imuniasi, dll

Page 29: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Hukum Pemalsuan Surat

Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat, ……………. Maka kalau mempergunakannya dapat mendatangkan sautau kerugiandihukum karena pemalsuan surat, dengan hukuman penjara selama –lamanya 6 (enam) tahun

Pasal 263 KUHP ayat (1)

Dengan hukuman yang serupa juga dihukuma, barang siapamenggunakan surat palsu atau dipalsukan seolah – olah asli dan tidakdipalsukan, kalau hal tersebut mendatangkan suatu kerugian

Pasal 263 KUHP ayat (2)

Seorang dokter yang dengan sengaja membuat Surat Keterangan palsutentang ada atau tidak adanya penyakit2, kelemahan atau cacat, dapatdijatuhi hukuman penjara paling tinggi 4 tahun. (Bila tujuan masuk RS Jiwa dikenakan paling tinggi 8 tahun 6 bulan)

Pasal 267 KUHP ayat (1) dan (2)

Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa yang dengan sengajamemakai Surat Keterangan palsu itu seolah – olah isinya sesuai denganKebenaran

Pasal 267 ayat (3)

”Seorang Dokter Wajib hanya memberikan Surat Keterangan dan Pendapat yangtelah diperiksa sendiri Kebenarannya”.

Pasal 7 KODEKI

BAB XII Pasal 263 – 276 KUHP

Page 30: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

(4) Menghimbau agar Seluruh Pihak terkaitmemberikan edukasi kepada seluruh perubahaan, badan hukum dan masyarakat memahami situasipandemic agar tidak meminta membuat PermintaanSurat Bebas Covid-19 dan lebih mengutamakanmembuat kebijakan mengurangi potensi penularandilingkungan masing - masing

(5) Surat Keterangan Bebas Covid-19 dapatdimungkinkan dibuat setelah Indonesia danseluruh dunia melewati masa pandemic Wabah covid-19 yang dinyatakan Resmi olehWHO dan Negara.

(6) Permintaan Surat Keterangan yang dimaksud dengansifat mendesak oleh Pihak berwenang untuk kepentinganotoritas karantina kesehatan dan petugas pemerintahyang ditugaskan untuk Penanggulangan Covid-19 dilakukan secara terpisah dan hanya dibuat oleh Tim Dokter Pemeriksan yang ditugaskan dokter untuk itu.

(1) Agar dokter tidak mengeluarkan Surat Keterangan Bebas COVID-19. Permintaan Surat

Keterangan Bebas COVID-19 bukanl;ahmerupakan Kondisi Medis Darurat, dapat

memerlukan beberapa kali tatap muka

(2) Hasil Pengujian Rapid yang Negatifmasih memiliki Ruang Negatif Palsu

yang Besar. Pemberian Surat Keterangan Bebas COVID-19 tidak

menjamin kondisi seseorang bebascovid-19

(3) Dokter dapat mengeluarkan Surat Keterangan Sehat sehat seperti biasa dengan

memberikan klausul pernyataan bahwakondisi yang dimaksud adalah yang

ditemukan pemeriksaan medis pada saat ini.

Fatwa MKEKNomor: 016/PB/K.MKEK/04/2020

Page 31: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Dokter dapat mengeluarkan Surat Keterangan Sehat sehat seperti biasadengan memberikan klausul pernyataanbahwa kondisi yang dimaksud adalahyang ditemukan pemeriksaan medispada saat ini.

Sesuai Fatwa MKEK

Contoh SuratKeterangan Dokter

Page 32: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Hak Pasiendi Era COVID-19

Page 33: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Hak Pasien di ERA Covid-19

UU No 36 Tahun 2009 pasal 56;(1) Setiap orang berhak menerima atau

menolak sebagian atau seluruh tindakanpertolongan yang akan diberikankepadanya setelah menerima danmemahami informasi mengenai tindakantersebut secara lengkap.

(2) Hak menerima atau menolak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada: a. penderita penyakit yang penyakitnya

dapat secara cepat menular kedalam masyarakat yang lebih luas;

b. keadaan seseorang yang tidaksadarkan diri; atau

c. gangguan mental berat.

Page 34: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Rahasia Kedokteran

Page 35: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Rahasia Kedokteran

Pasal 9 ayat (4)

KEPENTINGAN UMUM sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi;a. AUDIT MEDISAb. ANCAMAN KEJADIAN LUAR BIASA/

WABAH PENYAKIT MENULARc. PENDIDIKAN DAN PENGGUNAAN

INFORMASI YANG AKAN BERGUNA DI MASA YANG AKAN DATANG

d. ANCAMAN KESELAMATAN ORANG LAIN SECARA INDIVIDUAL ATAU MASYARAKAT.

Pasal 9 ayat (5)

Dalam hal Pembukaan rahasia untukKEPENTINGAN UMUM sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf b dan e, Identitas pasien dapat dibuka kepadainstitusi atau pihak yang berwenang untukmelakukan tindak lanjut sesuai ketentuanperaturan perundang – undangan.

Pasal 9 ayat (1)

Pembukaan rahasia kedokteranberdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa

Persetujuan Pasien dalam rangkaKepentingan Penegakkan Etik atau Disiplin

serta KEPENTINGAN UMUM

Pasal 9 ayat (2)

Pembukaan rahasia kedokteran dalamrangka kepentingan penegakan etik dan

disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diberikan atas permintaan tertulis dari

MKEK atau MKDKI

Pasal 9 ayat (3)

Pembukaan rahasia kedokteran dlmrangka KEPENTINGAN UMUM

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa Membuka Identitas

Pasien.

PERMENKES No 36 Tahun 2012

Page 36: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

RahasiaKedokteran

Rahasia Kedokteran & Edukasi

FATWA MKEKNo:016/PB/K.MKEK/04/2020

Page 37: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Perlindungan Hukum

Page 38: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Perlindungan Hukum Rumah Sakit

RS tidak bertanggungjawab secara hukum apabila pasiendan/atau keluarga menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasanmedis yang komprehensif

Pasal 45 ayat (1) UU No 44 tahun 2009

Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugasdalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.

Pasal 45 ayat (2) UU No 44 Tahun 2009

Setiap Rumah Sakit berhak mendapatkan PERLINDUNGAN HUKUM dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, menerima bantuan daripihak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Pasal 30 UU No 44 Tahun 2009

Page 39: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Perlindungan HUKUM

Pasal 30 UU No 44/2009Setiap Rumah Sakit berhak mendapatkanPERLINDUNGAN HUKUM dalam melaksanakanpelayanan kesehatan, menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Pasal 36 UU No 38/2014Memperoleh PERLINDUNGAN HUKUM

sepanjang melaksanakan tugas sesuaiSTANDAR PELYANAN, STANDAR PROFESI, STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL, dan KETENTUAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 60 UU No 4/2019Memperoleh PERLINDUNGAN HUKUM sepanjang melaksanakan tugas sesuaidengan Kompetensi, Kewenangan, danmematuhi kode etik, standar profesi, standarpelayanan profesi dan standar proseduroperasional

Pasal 50 UU No 29/2004Memperoleh PERLINDUNGAN HUKUM

sepanjang melaksanakan tugas sesuaidengan standar profesi dan standar prosedur

operasional;

Pasal 57 UU No 36/2014Memperoleh PERLINDUNGAN HUKUM sepanjang melaksanakan Tugas Sesuai

dengan STANDAR PROFESI, STANDAR PELAYANAN PROFESI, STANDAR

PROSEDUR OPERASIONAL

Contents Contents

ContentsContents

Contents

Page 40: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

CO

VID

-19

Inse

ntif

& S

antu

nan

SE Menteri KeuanganNo : S-239/MK.02/2020

Insentif Bulanan dan Santunan Kematian bagiTenaga Kesehatan yang Menangani COVID -19

Kepada para petugas tertentu yang melaksanakanupaya penanggulangan wabah dapat diberikanpenghargaan atas risiko yang ditanggung dalam

melaksanakan tugasnya. (Pasal 9 UU No 4/1984)

Page 41: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Menolak PemulasaranJenazah

Page 42: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Pasal 14UU No 4 Tahun 1984

“Barang siapa dengan sengaja menghalangipelaksanaan penanggulangan wabah

diancam dengan pidana penjara selama-lamanya satu tahun dan/atau dendasetinggi-tingginya satu juta rupiah.”

KUHPPasal 178

“Barang siapa dengan sengaja merintangiatau menghalang-halangi jalan masukatau pengangkutan mayat ke kuburanyang diizinkan, diancam dengan PidanaPenjara paling lama satu bulan duaminggu atau pidana denda paling banyakseribu delapan ratus rupiah.”

Jena

zah

Page 43: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Sanksi HukumTerkait WABAH

Page 44: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Sanksi Hukum

85% 35% 65% 45%

Pengemudi Kenderaan Darat yang menurunkan ataumenaikkan orang dan/atau barang sebelum dilakukanpengawasan Kekarantinaan dengan maksud menyebarkanpenyakit dan/atau faktor resiko kesehatan yang menimbulkanKedaruratan Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidanapenjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana dendapaling banyak Rp. 100.000.000. (seratus juta rupiah). Biladilakukan oleh korporasi pertanggung jawaban pidanadikenakan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya

Pasal 92, 94 UU No 6 Tahun 2018

Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraanKekarantinaan Kesehatan dan/atau menghalang-halangipenyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sehinggamenyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dipidanadengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/ataupidana denda paling banyak Rp.100.000.000. (seratus jutarupiah)

Pasal 93 UU No 6 Tahun 2018

Dalam melakukan penyidikan, PPNS Kekarantinaan Kesehatanberkoordinasi dan bekerjasama dengan Penyidik di lingkunganKepolisian Negara Republik Indonesia dan dapat berkoordinasi danbekerjasama dengan penyidik di lingkungan TNI sesuai denganketentuan perundang - undangan

Menurut Undang – Undang No 6 Tahun 2018 tentang Kekaratinaan

Page 45: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Sanksi Hukum

85% 35% 65% 45%

Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaanpenanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam UU No 4 Tahun 1984, diancam dengan Pidana Penjara selama – lamanya1 9satu) tahun dan/atau denda setinggi – tingginyaRp.1.000.000 (satu juta rupiah)

Pasal 14 ayat (1)

Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnyapelaksanaan penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalamUU No 4 tahun 1984 ini, diancam dengan pidana kurunganselama – lamanya 6 (enam) bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)

Pasal 14 ayat (2)

Pasal 5 : “Upaya Penanggulangan Wabah Meliputi; (1) PenyelidikanEpidemiologis, (2) Pemeriksaan, Pengobatan, Perawatan, danIsolasi Penderita termasuk tindakan Karantina, (3) Pencegahan danPengebalan, (4) Pemusnahan Penyebab Penyakit, (5) PenangananJenazah akibat wabah, (6) Penyuluhan kepada masyarakat, (7) Upaya penanggulangan lainnya”

Menurut Undang – Undang No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

Page 46: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Sanksi Hukum

Pasal 212

Pasal 216Pasal 218

Pasal 212Pasal 216Pasal 21801 “Barang siapa dengan kekerasan atau

ancaman kekerasan melawan pejabatyang sedang menjalankan tugas yang sah, atau orang yang menurut kewajibanundang-undang atau atas permintaanpejabat memberi pertolongan kepadanya, diancam karena melawan pejabatdengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidanadenda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”

Pasal 212 KUHP

03 “Barang siapa pada wakturakyat datang berkerumundengan sengaja tidak segerapergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasayang berwenang, diancamkarena ikut srta perkelompokandengan pidana penjara paling lama empat bulan duaminggu atau pidana dendapaling banyak Sembilan riburupiah.

Pasal 218 KUHP

02 “Barang siapa dengan sengaja tidakmenuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang – undang olehpejabat yg tugasnya mengawasi sesuatuatau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untukmengusut atau memeriksa tindak pidana, demikian pula barang siapa dengan siapamencegah, menghalang-halangi ataumengagalkan tindakan guna menjalankanketentuan undang-undang yang dilakukanoleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu ataupidana denda paling banyak Sembilan ribu rupiah.

Pasal 216 ayat (1)

Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

Page 47: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

KESIMPULAN

Page 48: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Salus Populi

Suprema Lex.

Hukum Tertinggi Adalah Keselamatan Rakyat (Salus Populi Suprema Lex Esto)

2019-nCoVOleh karena itu, dalam rangka pelindungan kesehatanbagi seluruh masyarakat Indonesia, yang tersebar di

berbagai pulau besar maupun kecil sangat mendesak

dan dibutuhkan.

Pemerintah harus serius punya komitmen melakukanupaya untuk mencegah terjadinya kedaruratan

meluasnya penyebaran virus Corona ini dalam

masyarakat.

CORONAVIRUS

Keselamatan dan kemakmuran rakyat merupakan tujuan utama bernegara, seperti yang tertulis dalam Alinea

ke-4 pembukaan UUD 1945, yang intinya Negara harus menjamin melindungi segenap bangsa Indonesia.

Page 49: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Salus PopuliSuprema Lex

Dengan prinsip Solus populi suprema lex(Keselamatan rakyat hukum tertinggi), Pemerintahwajib mengutamakan perintah konstitusi "melindungisegenap bangsa Indonesia dan tumpah darahIndonesia".

Artinya, Pemerintah harus all out mengerahkansegala kemampuan fokus menyelamatkan hidupsetiap orang dari serangan covid-19. Untuk itu, semuakekuatan ekonomi dan keuangan negara termasukyang harus diakomodasi dalam memerangi covid-19.

Page 50: Tinjauan Hukum Kesehatan Wabah Covid-19 D2D

Thank YouDr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H(kes)