Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUKSI TERNAK AYAM PETELUR PADA
CV. ANAK TERNAK DI KABUPATEN ENREKANG
(Suatu Studi Kasus)
SKRIPSI
Oleh
NOFITA. S
105731126316
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUKSI TERNAK AYAM PETELUR PADA
CV. ANAK TERNAK DI KABUPATEN ENREKANG
(Suatu Studi Kasus)
Oleh
NOFITA. S
105731126316
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya Bapak Syarifuddin dan Ibu Isnaini yang telah
memberikan dukungan dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini.
2. Saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan penuh dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen terkhusus kedua pembimbing saya yang dengan
sabar dan ikhalas meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memberi arahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada sepupu saya yang sangat berperan penting dalam terciptanya
skripsi ini.
5. Para sahabat-sahabat yang telah memberikan bantuan dan semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
MOTTO HIDUP
“Pedang terbaik yang dimiliki ialah sebuah kesabaran tanpa batas”
“Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasan,
menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan”
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Penelitian :“Tinjauan Penerapan Metode Perhitungan Harga Pokok
Produksi Ternak Ayam Petelur Pada CV. Anak Ternak di
Kabupaten Enrekang”.
Nama Mahasiswa : Nofita. S
No. Stambuk/ NIM : 105731126316
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah diujiankan serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi
yang dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2021 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar.
Makassar, 27 Februari 2021
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Muh. Rum. SE., M.Si Muhammad Nasrun, S. ST, M.Si, Ak, CA,CPA NIDN : 0020096301 NIDN : 0928068103
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073 428
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama NOFITA. S, NIM : 105731126316, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0004/SK-Y/62201/091004/2021,
Pada tanggal 27 Februari 2021, sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
15 Rajab 1442 H
Makassar,
27 Februari 2021 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…….….….)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (...………...)
(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM . (...………...)
(WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM. (……….….)
2. Mira, SE., M.Ak. (……….….)
3. Muhammad Nasrun, S.ST, SE, M.Si, Ak (……….….)
4. Abd. Salam, SE. M.Si. Ak.CA.CSP (……….….)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertandatan dibawah ini :
Nama : Nofita. S
Stambuk : 105731126316
Jurusan : Akuntansi
Dengan Judul : “Tinjauan Penerapan Metode Perhitungan Harga Pokok
Produksi Ternak Ayam Petelur Pada CV. Anak Ternak di
Kabupaten Enrekang”.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri,
bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 27 Februari 2021
Yang Membuat Pernyataan,
Nofita. S
NIM. 105731126316
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ismail Rasulong, SE.,MM
NBM. 903 078
Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi,SE,M.Si.Ak.CA.CSP
NBM. 1 073 428
vii
ABSTRAK
Nofita. S, 2021. “Tinjauan penerapan metode perhitungan harga pokok
produksi ternak ayam petelur Pada CV. Anak Ternak Di Kabupaten
Enrekang”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Muh. Rum dan Muhammad Nasrun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen dan cara
penentuan harga pokok produksi oleh CV. Anak Ternak di Kabupaten Enrekang.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah penentuan harga pokok
produksi CV. Anak Ternak di kabupaten Enrekang sudah sesuai dengan metode
perhitungan harga pokok produksi secara akuntansi biaya. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknis analisis penelitian ini mengamati perhitungan harga pokok yang dilakukan
oleh perusahaan, kemudian diperbandingkan dengan perhitungan harga pokok
berdasarkan standar akuntansi yang tepat. Secara langsung mencari data dari
objek penelitian dan mengambarkan aspek-aspek yang relevan terdapat
penentuan harga jual untuk memenuhi target laba.
Hasil penelitian ini, diketahui harga pokok produksi ternak ayam petelur
pada CV. Anak Ternak telah sesuai dengan prinsip perhitungan harga pokok
akuntansi yang tepat dengan menggunakan metode perhitungan harga pokok
produksi memeperoleh jumlah Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok
Penjualan yang tepat dan wajar
Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, Ayam Petelur.
viii
ABSTRACT
Nofita. S, 2021. "The overview of the application of the method of
calculating the cost of production of laying hens at CV. Anak Ternak in
Enrekang ". Thesis in Department of Accounting, Faculty of Economics and
Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Muh. Rum and
Muhammad Nasrun.
The aims of this study to determine the elements and ways of determining
the cost of goods manufactured by CV. Anak Ternak in Enrekang Regency.The
main problem in this research is whether the determination of the cost of goods
manufactured by CV. Anak Ternak in Enrekang district are in accordance with the
calculating method of the cost of production in cost accounting. The type of
research used is descriptive quantitative research with a case study approach.
The technical analysis of this research observes the calculation of the cost of
goods carried out by the company, then compared with the calculation of the cost
of goods based on appropriate accounting standards. Directly looking for data
from the object of research and describing the relevant aspects, there is the
determination of the selling price to meet the profit target.
The results of this study, that the cost of production of laying hens at CV.
Anak Ternak are in accordance with the principle of calculating the cost of goods
in an accurate accounting by using the method of calculating the cost of goods
manufactured to obtain an accurate and reasonable amount of Cost of
Production and Cost of Goods Sold.
Keywords: Cost of Production, Cost of Goods Sold, Laying Hens
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis
dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan fikiran untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar
sarjana pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Samsu Rizal S.E, MM selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti.
5. Bapak Dr.Muh.Rum.SE,M.Si, selaku pembimbing I yang senantiasa
mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.
6. Bapak Muhammad Nasrun,S.ST.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA, selaku pembimbing
II yang senantiasa memberikan saran, arahan dan perbaikan dengan
x
sabar sehingga proses penelitian dan penyusunan skripsi dapat selesai
dengan baik.
7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan ilmu kepada penulis.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Orang Tua penulis yang telah membantu, membimbing dan memberi
support yang sangat ikhalas bagi penulis.
10. Saudara saya Irfan, A.Md.Kep dan Isdar yang sudah memberikan
dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi.
11. Sepupu saya Handayani, S.P yang telah membantu dan membimbing
sampai selesainya skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat saya Sri Devi Eka Suherman, Yuliana, Husna Wahyuni,
Tri Astuti, Lisa, Eka Fatmala, Rhya Riski, S.M, Dedi Mulya Arif,
Nuralamsyah, Andi Ahmad Yani dan semua teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu yang telah memberi semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Makassar, 27 Februari 2021
Nofita. S
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ............................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... v
LEMBAR SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8
A. Landasan Teori ...................................................................................... 8
1. Biaya................................................................................................................... 8
2. Penggolongan Biaya ...................................................................................... 12
3. Biaya produksi ................................................................................................ 14
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ................................................ 16
5. Metode Penentuan Harga Jual Produk ....................................................... 17
6. Harga Pokok Penjualan ................................................................................. 24
7. Harga Pokok Produksi ................................................................................... 25
8. Menghitung Harga Pokok Produksi ............................................................. 26
9. Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan. ................................. 29
xii
10. Transaksi Barang Dagang ........................................................................ 30
11. Perhitungan Pendapatan Untuk Perusahaan Dagang ......................... 32
12. Laba Kotor (Gross Profit) .......................................................................... 34
13. Proses Penjualan atau Pemasaran ......................................................... 35
14. Faktor – Faktor Penjualan ......................................................................... 36
B. Tinjauan Empiris .................................................................................. 40
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 47
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 47
B. Lokasi dan Waktu PenelitiaN ............................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 48
D. Jenis Dan Sumber Data ....................................................................... 49
E. Metode Analisis Data ........................................................................... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 51
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 51
1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 51
2. Visi dan Misi .................................................................................................... 52
3. Deskripsi Pekerjaan ....................................................................................... 52
4. Kegiatan Pemeliharaan pada Masa Pra Produksi dan Masa Produktif
53
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 58
1. Klasifikasi Biaya Dalam Perusahaan .......................................................... 58
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut CV. Anak Ternak
2019 .......................................................................................................................... 63
3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut Metode Full Costing
67
4. Perbandingan Hasil Analisis ......................................................................... 70
5. Penentuan Harga Jual ................................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 76
A. Kesimpulan Penelitian ......................................................................... 76
B. Saran Penelitian .................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 79
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Biaya Bahan Baku ............................................................................. 15
Tabel 2.2 Harga Pokok Penjualan ..................................................................... 24
Tabel 2.3 Harga Pokok Produksi ....................................................................... 26
Tabel 2.4 Laporan Harga Pokok Produksi.......................................................... 28
Tabel 2.5 Akuntansi Pembelian Barang Dagangan ............................................ 31
Tabel 2.6 Akuntansi Penjualan Barang Dagangan ............................................. 32
Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 40
Tabel 4.1 Peralatan Yang Digunakan Cv. Anak Ternak ..................................... 57
Tabel 4.2 Kebutuhan Dan Biaya Pakan Cv. Anak Ternak .................................. 59
Tabel 4.3 Pemakaian Dan Biaya Vaksin Cv. Anak Ternak ................................ 59
Tabel 4.4 Upah Tenaga Kerja Cv. Anak Ternak ................................................. 60
Tabel 4.5 Total Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Cv. Anak Ternak ........................ 61
Tabel 4.6 Biaya Listrik Air Dan Pbb Cv. Anak Ternak ........................................ 62
Tabel 4.7 Laporan Biaya Bahan Baku Cv. Anak Ternak .................................... 64
Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ........... 65
Tabel 4.9 Biaya Foh Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam .......................... 65
Tabel 4.10 Harga Pokok Produksi Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ..... 66
Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ........... 68
Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ......... 69
Tabel 4.13 Biaya Over Head Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ............. 69
Tabel 4.14 Harga Pokok Produksi Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ..... 70
Tabel 4.15 Perbandingan Harga Pokok Produksi .............................................. 71
Tabel 4.16 Perbandingan Harga Jual................................................................. 73
Tabel 4.17 Perbandingan Laba Rugi.................................................................. 74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................... 28
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pembelian Pakan Jagung, Dedak dan Rak
Lampiran 2 Penjualan Barang Dagangan
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Hasil Turnitin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan usaha ternak ayam petelur untuk meningkatkan
kesejahteraan jutaan penduduk Indonesia khususnya peternak dilokasi
Kabupaten Enrekang. Tidak hanya diarahkan pada peningkatan produksi,
penjualan dan pendapatan saja akan tetapi, menyangkut pula para peternak
ayam dan pengembangan secara keseluruhan yang dilakukan secara terpadu.
Sejalan dengan terus membaiknya perkembangan usaha peternakan ayam
petelur di Indonesia khususnya Kabupaten Enrekang, agar mampu memenuhi
kebutuhan negeri. Pemerintah harus didorong untuk mengeluarkan kebijakan
yang ditujukan untuk membangun dan membina usaha ternak ayam petelur agar
mampu meningkatkan produktivitas dengan kualitas yang baik, sehingga mampu
berdaya saing dengan telur ayam impor serta dapat mengurangi ketergantungan
akan impor telur ayam secara bertahap.
Usaha ternak ayam petelur saat ini telah melakukan perhitungan harga
pokok produksi secara manual dengan melakukan perhitungan secara kasar,
mulai dari biaya pakan sampai pada obat yang dikeluarkan secara keseluruhan
dalam periode tertentu, hal tersebut cukup menyulitkan untuk mengetahui harga
pokok produksi dan proses penelusuran arus biaya yang dikeluarkan per
kandang dan per batch pengadaan ayam. Selain itu, karena proses dilakukan
secara manual maka proses pencatatan dan perhitungan membutuhkan waktu
yang cukup lama dan terjadi kesulitan menganalisa keuntungan yang didapatkan
dari penjualan telur ayam yang ada. Menurut Andreas Handojo, (2013:01) bahwa
2
dengan semakin meningkatnya tingkat persaingan usaha. Informasi menjadi
suatu hal yang teramat penting. Salah satu informasi yang penting dalam sebuah
perusahaan adalah informasi harga pokok produksi, dalam menghasilkan barang
yang akan diproduksi, dimana perusahaan dapat mengetahui ongkos produksi
dan keuntungan yang didapatkan.
Salah satu kendala yang harus dihadapi pada tahap awal perkembangan
bisnis ayam petelur seperti setelah beberapa lama bisnis berjalan, tapi masih
tidak dapat mengetahui apakah bisnis tersebut menghasilkan keuntungan atau
malah merugi. Pemilik bisnis atau seseorang yang berada di jajaran manajemen
sebuah perusahaan harus lebih memahami tentang pentingnya Harga Pokok
Produksi. Dengan memahami perhitungan Harga Pokok Produksi, maka pemilik
bisnis bisa menganalisis lebih jauh mengapa harga jual pesaing lebih tinggi
seperti apakah bahan baku yang diperoleh lebih murah dan mudah, cara
produksi yang efisien, bargaining power (daya tawar) tertentu terhadap
konsumen atau karena segmen pasarnya. Umumnya, Harga Pokok Produksi
ada pada perusahaan dagang karena sifat bisnis yang melakukan jual beli
barang dagangan. Kegunaan dari mengenal cara menghitung Harga Pokok
Produksi adalah selain dapat mengerti patokan untuk menentukan harga jual
barang yang ditawarkan, tetapi juga untuk mengetahui keuntungan yang
diinginkan oleh perusahaan. Harga Pokok Produksi adalah perhitungan yang
mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh
produk atau layanan yang akan dijual.
Solusi permasalahan yang dialami oleh peternak ayam petelur terkait
dengan informasi akuntansi yang dibuat, maka dilakukan penggalian informasi,
proses desain serta pembuatan aplikasi perhitungan harga pokok produksi yang
3
meliputi sistem pembelian, produksi, penjualan, stok barang, laporan dan
perhitungan harga pokok produksi. Perusahaan atau usaha ternak ayam petelur
yang berlokasi di Kabupaten Enrekang mempunyai Sistem pemeliharaan ayam.
Pemeliharaan ayam petelur tersebut diberikan vaksinasi dan pakan ayam mulai
dari ayam berumur 1 hari sampai ayam menghasilkan telur, sampai kurang lebih
ayam berumur 23 bulan.
Perlunya CV.Anak Ternak mengevaluasi perhitungan dan penyusunan
harga pokok merupakan suatu hal yang penting yang terkait dengan biaya
produksi yang dibebankan dalam harga pokok produksi. Biaya produksi menurut
Atkinson et al (2007:89), adalah nilai moneter dari barang dan jasa yang
dikeluarkan untuk mendapatkan untuk memproduksi satuan unit produk. Agar
pemilik bisnis tidak merugi, menentukan harga suatu barang tidak bisa dilakukan
dengan sembarangan. Banyak pelaku bisnis pemula yang menentukan harga
produksi tanpa tahu berapa sebenarnya Harga Pokok Produksi dari produk yang
dijual sehingga harga yang ditetapkan terlalu rendah dan keuntungan yang
didapat dirasa tidak sesuai dengan besarnya biaya produksi dan upaya yang
dikerahkan dalam proses pembuatannya. Atau, mungkin harga yang ditetapkan
terlalu tinggi dibandingkan sehingga produk yang terjual sangat sedikit dan
akhirnya kalah bersaing dengan bisnis lain di industri yang sama.
Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga dapat
dijual dan menghasilkan keuntungan kas. Penentuan harga pokokproduksi
menurut Mulyadi (2007:40) dapat dilakukan dengan menggunakan metode full
costing, variabel costing atau dengan sistem activity based costing, namun
untukmetode full costing atau konvensional terjadi banyak sekali distorsi dalam
penentuan harganya karena sistem pembebanan biaya tidak diperhitungkan
4
secara detail. Sehingga diperlukan sistem perhitungan yang lebih akurat yaitu
sistem activity based costing seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2009:103)
merupakan sistem pembebanan biaya dengan cara pertama kali menelusuri
biaya aktivitas dan kemudian ke produk. Sehingga akan akurat apabila
menjadikan sistem activity based costing untuk perhitungan harga pokok
produksi untuk output lebih dari satu jenis.
Sama seperti usaha-usaha bisnis lainnya, bisnis ternak ayam CV.Anak
Ternak juga dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan semaksimal mungkin.
Persaingan dalam dunia bisnis menuntut peternak ayam harus mau belajar
sehinggamampu memanfaatkan segala sarana dan teknologi yang ada untuk
mengembangkan usahanya. Perkembangan usaha yang sangat pesat
mengharuskan pengusaha terus mengembangkan usahanya. Oleh karena itu,
sangatlah diperlukan informasi yang akurat untuk mengambilkeputusan dalam
pengendalian biaya terhadap harga pokokproduksi. ”Harga pokok produksi
merupakan puncak dariberbagai variabel kegiatan manajemen peternakan ayam
petelur. Adapun komponen-komponen pembentuk harga pokok produksi telur
tersebut yaitu biaya pakan, biaya operasional, biaya penyusutan, biaya obat-
obatan, danbiaya lain-lain” (Winarno: 2008).
Peternakan ayam petelur CV.Anak Ternak adalah salah satu Usaha mikro
kecil masyarakat (UMKM) yang bergerak dalam sektor Agribisnis. Pengertian
Agribisnis Menurut Sjarkowidan Sufri (2004) Agribisnis adalah setiap usaha yang
berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan ataupengusahaan produksi itu sendiri atau pun jugapengusahaan
pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis,dengan perkataan lain, adalah cara
5
pandang ekonomi bagiusaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungandengan mengelola aspek
budidaya, penyediaan bahanbaku, pascapanen, proses pengolahan, hingga
tahappemasaran. Sedangkan UMKM menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Dalam
perkembangannya UMKM didorong untuklebih maju menggunakan sistem
informasi yang baik,untuk membangun usahanya menjadi lebih baik dan
lebihmandiri sehingga bisa berkembang dan bersaing denganusaha-usaha
sejenis.
Dalam kegiatannya, UMKM dengan omzet besar maupun kecil, dengan
karyawan banyak ataupun sedikit membutuhkan perhitungan harga pokok
produksi yang benar, sehingga dapat memunculkan keuntungan yang relevan,
dan menghindarkan dari kerugian akibat kesalahan menghitung harga pokok
produksinya. Dalam kegiatan produksi, UMKM harus menentukan harga pokok
produksi yang akan digunakan sebagai dasar dari harga jual dari produk yang
telah diciptakan, sehingga penentuan HPP akan berdampak pada harga jual
serta tingkat penjualan produk juga. Peternakan Ayam petelor CV. Anak Ternak
merupakan sala hsatu peternakan ayam didaerah Enrekang. Usaha yang dirintis
oleh CV. Anak Ternak mempunyai sebuah peternakan ayam petelor yang
menghasilkan telur setiap harinya dan disalurkan atau dijual kepada konsumen
atau pembeli secara langsung.Jafar sekarang telah memiliki sebanya ratusan
ekor ayam petelur yang rata-rata menghasilkan 1-2 telur setiapharinya. Dalam
6
membantu usahanya, perusahaan ini mempekerjakan beberapa orang karyawan.
Setiap harinya, dapat memperoleh sekitar 13-14 kilogram lebih telur.
Selama ini pencatatan data untuk segala aktivitas usaha dilakukan dengan
sistem manual. pencatatan stok bahan pangan, pemberian vitamin, vaksin, biaya
overhead serta mengontrol perkembangan ayam dari anak ayam sampai siap
panen, hingga perhitungan perkiraan Harga Pokok Produksi. Hal ini
mengakibatkan pengelola mengalami kesulitan dalam mengetahui Harga Pokok
lengkap, tepat dan akurat terutama laporan yang berkaitan dengan Harga Pokok
produksi dari ternak ayam petelur.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka judul skripsi ini adalah
“Tinjauan penerapan metode perhitungan harga pokok produksi ternak
ayam petelur Pada CV. Anak Ternak Di Kabupaten Enrekang”
B. Rumusan Masalah
Apakah metode perhitungan harga pokok produksi CV. Anak Ternak Di
Kabupaten Enrekang sudah sesuai dengan prinsip perhitungan harga pokok
akuntansi biaya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut untuk
mengetahui elemen-elemen dan cara penentuan harga pokok produksi oleh
industri CV. Ayam Ternak di Kabupaten Enrekang.
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penghasilan yang diperoleh perusahaan Cv. Anak Ternak
pada periode tertentu.
2. Memberikan informasi yang mungkin dapat diterapkan pada
perusahaan sehubungan dengan harga pokok penjualan.
3. Menjadi proses pembelajaran dalam bisnis perdagangan ayam petelur.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Biaya
Biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlaela (2010:04) bahwa “adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Setiap perusahaan
yang menjalankan usahanya pasti memerlukan biaya dan besar kecilnya biaya
akan berpengaruh terhadap harga pokok produk yang dihasilkan. Pengertian
biaya dapat di golongkan ke dalam biaya dalam arti luas dan biaya dalam arti
sempit, yaitu:
a. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu Bastian Bustami dan Nurlaela (2010:04).
b. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva. pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh
aktiva ini di sebut dengan harga pokok (Mulyadi, 1999:6-10).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang di ukur dalam satuan nilai uang yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Biaya diklasifikasikan berdasarkan banyak dasar. Pengklasifikasian biaya
ini bertujuan untuk memudahkan manajer dalam memperoleh informasi sesuai
dengan tujuan dari pengklasifikasian biayanya.
9
a. Menurut aktivitas
Pengklasifikasian biaya menurut aktivitas bertujuan untuk memprediksi
perilaku biaya dan merespon perubahan aktivitas.
1) Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan
perubahan aktivitas unit yang dijual, jam kerja yang digunakan, dan
sebagainya. (Garrison, Norren & Brewer, 2013, p. 66). Biaya variable
yang berkaitan dengan aktivitas akan mengakibatkan biaya total naik atau
turun sesuai dengan pergerakan naik atau turunnya aktivitas. Contohnya
adalah biaya pembelian apel dalam produksi kripik apel dimana semakin
besar kuantitas produksi maka biaya akan semakin besar dan sebaliknya.
2) Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa
terpengaruh oleh tingkat aktivitas. (Garrison, Norren & Brewer, 2013, p.
67). Biaya tetap yang tidak terpengaruh terhadap naik atau turunnya
aktivitas berperilaku terbalik daripada biaya variabel. Semakin tinggi
aktivitas maka akan membuat biaya rata-rata aktivitas semakin kecil dan
sebaliknya. Namun bukan berarti biaya akan tetap konstan tanpa adanya
batasan. Biaya akan tetap konstan selama aktivitas berada dalam rentang
yang relevan, yaitu dibawah rentang kapasitas maksimal dimana jika
sebuah aktivitas sudah melebihi batas kapasitasnya, maka akan ada
peningkatan dari biaya tetap yang berbarengan dengan meningkatnya
rentang yang relevan tersebut. Contohnya adalah biaya tenaga
keamanan pabrik yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi kuantitas
produksi.
3) Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki sifat dari biaya variabel
dan biaya tetap. Biaya semi variabel memiliki dua komponen yaitu biaya
10
yang konstan disaat tidak terjadi aktivitas, dan biaya yang bergerak sesuai
dengan aktivitas. Berbeda dari biaya variabel yang tidak ada disaat
aktivitas berhenti, biaya semi variabel akan tetap ada baik disaat ada
atau tidak adanya aktivitas, dan berbeda pula dari biaya tetap yang
konsisten terhadap turun naiknya aktivitas, disaat aktivitas meningkat
maka biaya semi variabel akan ikut meningkat dan sebaliknya. Contohnya
adalah biaya listrik, dimana saat dipakai ataupun tidak dipakai akan tetap
memerlukan biaya namun semakin banyak pemakaian maka akan
semakin tinggi biaya yang diperlukan
b. Menurut periode
Pengklasifikasian biaya menurut periode bertujuan untuk mengetahui
waktu perolehan manfaat dari sebuah pengeluaran.
1) Biaya adalah pengeluaran yang dilakukan untuk dirasakan manfaatnya
dimasa yang akan datang. Dalam laporan keuangan, biaya terletak dalam
neraca berupa aktiva. Dalam periode akuntansi, biaya memiliki periode
lebih dari satu tahun. Contoh biaya adalah pembelian bahan baku yang
baru akan dirasakan manfaatnya ketika bahan baku tersebut telah di
proses menjadi barang jadi dan di jual.
2) Beban adalah pengeluaran yang dilakukan setelah manfaatnya dirasakan
dan tidak memiliki nilai apapun dimasa yang akan datang. Dalam laporan
keuangan, beban terletak dalam laporan laba-rugi. Dalam periode
akuntansi, beban memiliki periode kurang dari satu tahun. Contoh beban
adalah beban bunga yang harus dibayarkan perusahaan setelah
mendapatkan manfaat pinjaman uang dari debitur.
11
c. Menurut produk
Pengklasifikasian biaya menurut penggunaannya pada produk bertujuan
untuk menelusuri kegunaan biaya.
1) Biaya bahan baku adalah biaya yang penggunaannya untuk membeli
barang yang merupakan komponen utama dari suatu produk baik itu
bahan mentah maupun barang setengah jadi. Contohnya adalah biaya
pembelian tempe dalam produksi kripik tempe.
2) Biaya tenaga adalah biaya yang penggunaannya untuk membayar upah
pekerja yang memproses bahan baku menjadi produk jadi.contohnya
adalah biaya karyawan penggoreng kripik dalam produksi kripik tempe.
3) Biaya factory overhead adalah biaya yang tidak secara langsung
berhubungan dengan produk jadi tetapi tetap merupakan komponen yang
esensial. Contohnya adalah biaya pembelian perasa atau penyedap
dalam produksi kripik tempe.
d. Menurut pembebanannya
Pengklasifikasian biaya menurut pembebanannya bertujuan untuk
menelusuri penggunaan biaya kepada produk jadi.
1) Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung
penggunaannya kepada produk jadi. Contohnya adalah biaya kayu dalam
penggunaannya di proses produksi meubel.
2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dietelusuri secara
langsung penggunaannya kepada produk jadi. Contohnya adalah biaya
mur, lem dan skrup dalam penggunaannya di proses produksi meubel.
12
2. Penggolongan Biaya
Informasi biaya dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan.
Jika tujuan manajemen berbeda maka diperlukan cara penggolongan biaya yang
berbeda pula. Cara penggolongan biaya menurut Mulyadi (2005) meliputi:
a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan
biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsinya, produksi administrasi dan
umum, pemasaran dan keuangan.
b. Penggolongan biaya ke dalam biaya produk dan biaya periode. Biaya
produk dalam perusahaan manufaktur terdiri dari biaya bahan baku,biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Biaya periode meliputi biaya
pemasaran ,administrasi dan umum biaya keuangan.
c. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku biaya - biaya , di kelompokkan
ke dalam biaya tetapm, biaya variabel, dan biaya semi variable.
d. Penggolongan biaya sesuai objek atau pusat biaya. Biaya di golongkan
menjadi: biaya langsung dan biaya tidak langsung.
e. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya
dibebankan. Biaya di golongkan menjadi; pengeluaran modal dan
pengeluaran penghasilan.
f. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya. Untuk tujuan
pengendalian biaya. Maka dikelompokan ke dalam biaya terkendali dan
biaya tidak terkendali.
g. Penggolongan sesuai dengan tujuan pengembalian keputusan, untuk itu
data biaya di kelompokan ke dalam: biaya relevan dan biaya tidak relevan.
Atas dasar pengaruh perubahan volume terhadap biaya, maka biaya dapat
digolongkan menjadi :
13
a) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak di pengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengantingkatan
tertentu.
2) Biaya tetap persatuan berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi
biaya satuan.
3) Contoh biaya tetap misalnya: biaya overhead pabrik tetap, biaya
pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut
elemennya dapat digolongkan ke dalam: biaya depresiasi aktiva tetap,
biaya asuransi gaji pejabat kunci dan biaya tetap lainnya. (Mulyadi : 2005)
b) Biaya variabel
Menurut Mulyadi (1999) biaya variabel adalah biaya yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan
volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula
jumlah total biaya variabelnya, semakin rendah volume kegiatan semakin
rendah pula pada jumlah total biaya variabel.
2) Biaya variabel persatuan tidak di pengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
3) Contoh biaya variabel misalnya: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik, biaya pemasaran variabel dan biaya
administrasi variabel.
14
c) Biaya semi variabel
Menurut Supriyono (1997:422-514) dalam Edi Setiawan biaya semi
variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
semakin tinggi volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total
biayanya tetapi perubahannya tidak sebanding.
2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik di hubungkan dengan
3) perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai
dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan, semakin
tinggi biaya satuan.
4) Contoh biaya semi variable misalnya : biaya biaya reparasi dan
pemeliharan aktiva tetap,biaya kendaraan, biaya listrik dan biaya telepon.
3. Biaya produksi
Menurut Rudianto (1997:312-320) dalam Edi Setiawan Biaya produksi
adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan
pengelolaan bahan baku menjadi produk selesai. Berdasarkan penjelasan diatas
maka biaya produksi dapat di golongkan sebagai berikut:
1) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian
integral dari barang jadi dan yang dapat di masukan langsung dalam kalkulasi
biaya produk. Pertimbangan utama dalam mengelompokan bahan ke dalam
bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan
15
bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk
membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi , namun agar
perhitungan biaya meubel tersebut bias di lakukan dengan tepat, bahan ini
dapat di klasifikasikan ke dalam bahan baku tidak langsung. Dari penjelasan
tersebut, lebih mudah di pahami jika di lihat pada di rumus di bawah ini :
Tabel 2.1 Biaya Bahan Baku
Volume total bahan baku = bahan baku per unit x volume produksi
Bahan baku yang di beli
= volume total bahan baku + persedian akhir- Persedian awal
Nilai pembelian bahan baku = bahan baku yang akan di beli x harga
per unit
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung menurut Edi Setiawan (2012) ialah balas
jasa yang di berikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat di
identifikasikan atau di ikuti jejas nya pada produk tertentu yang di hasilkan
perusahaan, biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat di beban
kan kepada produk tertentu.
Biaya overhead pabrikas menurut Edi Setiawan (2012) atau beban pabrik
sebagai biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua
biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat di bebankan langsung ke produk.
Secara sederhana overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali
bahan langsung dan pekerja langsung. Bahan baku tidak langsung adalah
semua bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi
pemakaiannya kecil sehingga tidak dapat di anggap sebagai bahan baku
16
langsung.
Bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, lap pembersih,
termasuk dalam pembekalan pabrik yang merupakan bahan baku tidak
langsung yang di perlukan untuk menjaga agar lokasi kerja dan mesin-mesin
tetap dalam keadaan siahp pakai dan aman. Dan tenaga kerja tidak langsung
adalah para karyawan yang di kerahkan dan tidak secara langsung
mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Biaya pekerja tidak
langsung meliputi gaji para penyelia (supervisor), kepala gudang dan pekerja
lainnya yang bertugas dalam kerja pemeliharaan yang tidak secara langsung
berkaitan dengan produksi.
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi menururt Edi Setawan (2012) merupakan
metode penentuan untuk penilaian persediaan dalam neraca dan perhitungan
rugi/laba pihak luar. Metode penentuan biaya produksi ini merupakan metode
yang di kembangkan pada waktu komponen biaya produksi (biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung) merupakan factor paling dominan pada proses
produksi, sedangkan biaya overhead hanya sebagai faktor pendukung saja.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlaela (2013:40), Dalam menghitung unsur-
unsur biaya harga pokok produksi terdapat dua pendekatan antara lain:
a. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)
Full Costing merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi
dengan menghitung semua unsure biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi, terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik, baik bersifat variable maupun tetap. Unsur - unsur biaya
produksi full costing terdiri dari :
17
1) Biaya bahan baku
2) Biaya tenaga kerja langsung
3) Biaya overhead pabrik variabel
4) Biaya overhead pabrik tetap
b. Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Variable costing menurut Mulyadi (1999:18-20) adalah penentuan harga
pokok produksi dengan memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variable
dalam harga pokok produksi, terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan overhead variable. Perbedaan pokok diantara metode full costing
dengan variable costing terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang
bersifat tetap. Menurut mulyadi (1999:131-136) adanya perbedaan biaya
produksi ini akan mengakibatkan pada perhitungan harga pokok produksi yaitu:
1) Pada metode full costing, biaya overhead pabrik tetap akan melekat di
harga pokok persediaan pokok dalam proses dan persediaan produk jadi
yang belum laku terjual, dan baru dianggap sebagai biaya apabila produk
jadi tersebut telah terjual.
2) Pada Variable Costing, biaya overhead tetap diperlukan sebagai period
cost dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya
overhead pabrik dibebankan sebagai biaya dalam period.
3) Dalam laporan rugi laba variable costing, biaya tetap di sajikan pada satu
kelompok tersendiri yang harus di tutup dari laba kontribusi yang di
peroleh perusahaan sebelum timbul laba bersih.
5. Metode Penentuan Harga Jual Produk
Penentuan harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi
manajemen. Harga yang di tetapkan harus dapat menutup semua ongkos, atau
18
bahkan lebih dari itu, yaitu untuk mendapatkan laba, salah satu prinsip dari
manajemen dalam penentuan harga ini adalah menitik beratkan pada kemauan
pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk
menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba. Tingkat harga produk/jasa di
pengaruhi oleh beberapa faktor seperti: kondisi perekonomian, permintaan dan
penawaran, elastisitas permintaan, persaingan, biaya produksi, tujuan manajer,
dan pengawasan pemerintah. Menurut Mulyadi (1999) secara umum terdapat
beberapa metode yang dapat di pergunakan untuk menentukan harga jual suatu
produk dengan berbasis pada besarnya biaya yang di keluarkan oleh
perusahaan yaitu:
a. Metode Maksimalis Laba
Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
menghasilkan laba yang maksimal dalam jangka panjang. Laba maksimal
dalam jangka pendek bukan tujuan yang baik dari perusahaan yang ingin hidup
berkesinambungan dalam jangka panjang. Laba usaha perunit produk yang
besar, tetapi tidak di imbangi dengan volume penjualan produk yang optimal,
jelas hanya akan menghasilkan laba usaha total yang tidak optimal. Sebaliknya
laba usaha perunit produk yang kecil tetapi di imbangi dengan penjualan produk
dalam volume yang besar, mungkin juga tidak akan menghasilkan laba usaha
total seperti yang di harapkan.
Jika faktor harga jual akan berpengaruh secara nyata terhadap volume
penjualan produk maka menghitung dan menganalisis berbagai variasi dan
alternatif harga jual dan volume penjualan sangat di perlukan untuk melihat
alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Kombinasi antara
harga jual dengan volume penjualan yang paling menguntungkan harus di pilih
19
untuk melihat dampak optimalnya perolehan laba usaha perusahaan.
b. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal yang Digunakan
Menurut Wahyudi Ilham dan Yadiati Winwin (2006) terkadang perusahaan
menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang di
tanamkan nya didalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan
harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian
yang diharapkan oleh para penanam modal perusahaan mengharuskan
perusahaan menggunakan nya sebgai dasar untuk menetapkan harga jual
produk pada kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian,
dapat di formulasikan harga jual dengan metode pengembalian atas modal
adalah sebagai berikut :
total biaya ( ingkat engembalian odal x odal)
Harga
Folume enjualan
c. Matode Biaya Konveksi
Menurut Mulyadi (2005) perusahaan memproduksi lebih dari satu produk
dengan komposisi biaya yang berbeda satu dengan yang lainnya maka
perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan untuk membuat pilihan
produksi yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Artinya, jika
perusahaan memiliki 2 produk untuk dihasilkan dengan jumlah laba per unit
yang sama antara satu produk dengan lainnya maka perusahaan harus melihat
komposisi biaya di antara kedua produk. dengan demikian melihat dan
menganalisis komposisi biaya masing-masing produk tersebut, perusahaan
20
dapat memilih untuk memproduksi salah satu produk saja yang memberikan
keuntungan total yang lebih besar bagi perusahaan.
d. Metode Margin Kontribusi
Menurut Mulyadi (2005) metode margin kontribusi adalah selisih harga
jual dengan biaya produksi variable yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk tersebut. Marjin kontribusi bukanlah laba kotor usaha. Marjin kontribusi
di hitung dengan mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan.
jika perusahaan telah mencapai titik impas, (break event point) maka biaya
tetap yang dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut telah dibebankan
dan ditutup oleh volume impas tersebut. Itu juga berarti bahwa untuk volume
penjualan diatas volume impas perusahaan dapat mengabaikan biaya tetap
tersebut dalam menentukan harga jual produknya. Tentu saja hal itu hanyalah
salah satu alternatif yang dapat di ambil perusahaan dalam menghadapi
berbagai persoalan di dalam menentukan harga jual produknya. Misalnya,
dalam menghadapi persaingan harga yang ketat menentukan harga jual produk
untuk pesanan khusus, menentukan harga jual produk untuk pesanan
tambahan ,dan sebagainya.
e. Metode Biaya Standar
Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang di jadikan tolak ukur
dalam menentukan besarnya biaya produksi maka penentuan harga jual pula
ditentukan berdasarkan biaya standar yang di miliki perusahaan. persoalannya,
seringkali realisasi biaya produk menyimpang dari biaya standar yang di miliki
oleh perusahaan. Jika terjadi penyimpangan realisasi biaya produksi dari biaya
standarnya maka harus segera di ambil tindakan cepat untuk merevisi
21
keputusan harga jual yang telah di tetapkan. (Edi Setiawan, 2012:5). Metode
penetapan harga ke dalam dua pendekan pokok yaitu :Pendekatan Biaya.
Adapun metode penetapan harga kedalam pendekatan biaya yaitu sebagai
berikut : Edi Setiawan (2012).
a) Metode Penetapan Harga Biaya Plus (cost plus pricing method)
Dalam metode ini, harga jual perunit di tentukan dengan menghitung
jumlah seluruh biaya per unit di tambah jumlah tertentu untuk menutup laba
yang di kehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). Jadi harga jual produk
itu dapat di hitung dengan rumus
Harga Jual Biaya Total + Marjin
b) Metode Penetapan Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga
biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan lebih banyak
menggunakan penetapan mark-up. pedagang yang membeli barang- barang
dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli
dengan sejumlah mark-up. Jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di
atas harga belinya. Keuntungan dapat di peroleh dari sebagian mark-up
tersebut. Selain itu, pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah
biaya yang juga di ambilkan dari sebagian mark-up.
Harga Jual Harga Beli +Mark-Up
Harga Jual Biaya Total + Mark – Up
22
c) Metode Penetapan Break-Even (Break Even Pricing Method)
Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan
pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan harga break
even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even bilamana
penghasilan yang di terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan
bahwa harga jual nya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan
mendapatkan laba bilamana penjualan yang di capai berada di atas titik impas
(break-even), jika penjualan berada di bawah titik impas , maka penjualan
akan merugi.
Metode penetapan harga break even ini dapat di terapkan dengan
menggunakan beberapa anggapan tertentu , yaitu :
1) Seluruh biaya dapat di golongkan ke dalam biaya variabel dan biaya
tetap.
2) Seluruh barang yang di produksi akan terjual. Biaya variable per unti nya
tetap.
3) Setelah diketahui, maka kita sekarang dapat mencari titik pertemuan
Biaya Total= Biaya Tetap + Biaya Variabel, biaya total dengan
penghasilan total. Titik ini di namakan titik break even atau titik impas.
reak ven oint ( ) H
reak ven oint ( p)
1 H
23
Untuk menentukan titik break-event dapat menggunakan rumus yaitu
sebagai berikut :
Keterangan :
BTT =Biaya Tetap Total
H =Harga Jual Per Unit
BVR =Biaya Variable Rata-Rata
H – BVR =Kontribusi Per Unit Pada Overhead
Contoh :
Perusahaan akan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 250, biaya
variable sebesar Rp 30 per unit, jika di kehendaki harga jual sebesar Rp
80, maka titik break even nya di cari sebagai berikut :
reak ven oint ( ) 250 5 unit 50
reak ven oint ( p) 250 p 400 30 1 80
Metode penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar, Dalam hal
ini, penentuan harga tidak di dasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang
menentukan biaya bagi perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat
menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat bersaing,
atau dapat juga di tentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga
dalam pesaingan. Edi Setiawan (2012).
24
6. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah semua biaya yang muncul dalam rangka
menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. dengan bahasa
sederhana, Harga Pokok Penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu proses produksi barang dan jasa yang dapat
dihubungkan secara langsung dengan aktivitas prosess yang membuat produk
barang dan jasa siap jual.
Harga pokok penjualan dihitung dengan cara seperti berikut :
Tabel 2.2 Harga Pokok Penjualan
CV Ayam Ternak Laporan Harga Pokok Penjualan
Per 31 Desember 20xx
1 Persediaan awal barang jadi xxxx
2 Harga pokok produksi xxxx +
3 Barang jadi yang telah selesai diproduksi periode ini xxxx
4 Persediaan akhir barang jadi xxxx -
5 Harga pokok penjualan xxxx
Persediaan barang jadi di awal adalah persediaan yang tersisa dari periode
sebelumnya, harga pokok produksi didapat dari perhitungan harga pokok
produksi diatas, baik dengan menggunakan metode full costing maupun variabel
costing, dan persediaan barang jadi akhir adalah rencana persediaan yang
diinginkan untuk tersedia dan siap jual pada periode yang akan datang.
25
7. Harga Pokok Produksi
Mulyadi (1999, p. 17) mengatakan bahwa dalam proses pembuatan
produk, terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya nonproduksi
dimana biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan
baku menjadi produk, dan biaya nonproduksi adalah biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan nonproduksi. Biaya produksi inilah yang membentuk harga pokok
produksi. Jadi intinya harga pokok produksi adalah segala jenis pengeluaran
yang dilakukan perusahaan dalam usahanya untuk memproduksi suatu produk
dari bahan baku menjadi produk siap jual. Harga pokok produksi pada dasarnya
adalah suatu informasi biaya yang merupakan alat ukur bagi perusahaan untuk
menentukan harga jual produknya berdasarkan biaya yang sudah dikeluarkan
dalam proses produksi agar didapat nilai output yang lebih besar daripada nilai
input yang dikorbankan. Tanpa harga pokok produksi, penentuan harga jual
barang bisa jadi berada di bawah biaya yang dikeluarkan yang akan
mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.
Secara garis besar harga pokok produksi terdiri dari tiga jenis biaya. Biaya
bahan baku yaitu biaya bahan yang dapat secara mudah diidentifikasikan
penggunaannya kepada produk jadi. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya
tenaga kerja yang penggunaannya dapat diidentifikasikan secara langsung
kepada produk jadi, dan biaya overhead, yaitu biaya biaya lain yang tidak
termasuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, biaya ini akan
susah jika ingin ditelusuri penggunaannya kepada produk jadi. Misalkan pada
sebuah perusahaan meubel, maka biaya bahan baku adalah kayu dan triplek
yang dapat dihitung penggunaannya berdasarkan ukuran volume per produk jadi,
biaya tenaga kerja langsung adalah pegawai yang memproduksi barang dengan
26
ukuran jam kerja per produk jadi, dan biaya overhead adalah biaya penyusutan
peralatan, listrik, mur dan baut, lem dan biaya lain yang hampir tidak mungkin
untuk ditentukan ukuran pemakaiannya per produk jadi.
8. Menghitung Harga Pokok Produksi
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing.
a. Metode Full Costing
Mulyadi (1999, p. 19) menjelaskan bahwa full costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku
variabel maupun tetap.
Menurut metode full costing, harga pokok produksi dihitung dengan cara berikut:
Tabel 2.3 Harga Pokok Produksi
Per 31 Desember 20xx
1 Bahan Baku
a. Saldo Awal Bahan Baku Xxxx b. Pembelian Bahan Baku xxxx + c. Bahan Baku Yang Siap Dipakai Xxxx d. Saldo Akhir Bahan Baku xxxx -
Bahan Baku Yang Digunakan Xxxx
2 Tenaga Kerja Langsung
a. Gaji Karyawan Xxxx b. Tunjangan xxxx +
Total Biaya Tenaga Kerja Xxxx
3 Factory Overhead (FOH)
a. Variabel Xxxx b. Tetap xxxx +
Total FOH Xxxx
4 Total Biaya Produksi xxxx
27
5 Work In Process (WIP)
a. WIP Awal xxxx Total Barang Dalam Proses xxxx b. WIP Akhir Xxxx Harga Pokok Produksi Xxxx
Saldo awal bahan baku adalah nilai bahan baku yang tersisa dari periode
sebelumnya yang dapat digunakan untuk proses produksi pada periode ini.
Pembelian bahan baku adalah nilai bahan baku yang dibeli pada periode ini
dan saat digabung dengan saldo awal bahan baku akan didapat bahan baku
siap pakai, yaitu nilai bahan baku yang siap untuk di proses oleh perusahaan.
Saldo akhir bahan baku adalah jumlah nilai bahan baku yang direncanakan
untuk disisakan oleh perusahaan sebagai persediaan untuk periode
selanjutnya. Semakin banyak nilai sisa yang direncanakan oleh perusahaan,
maka semakin sedikit penggunaan bahan baku untuk proses produksi
perusahaan, dan demikian sebaliknya jika perusahaan menginginkan sedikit
nilai sisa untuk periode selanjutnya, maka penggunaan bahan baku untuk
proses produksi padamperiode ini akan semakin banyak.
Tenaga kerja langsung adalah nilai upah dan gaji buruh dan karyawan
perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi. Untuk perhitungan
tenaga kerja biasanya dibagi menjadi per bagian atau divisi untuk memudahkan
penelusuran biaya kepada penggunaannya. Work in process adalah nilai
barang dalam proses yang masih belum menjadi barang siap jual. Beberapa
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi memiliki proses produksi
yang bertahap dan memerlukan beberapa langkah sebelum bahan baku dapat
menjadi barang jadi. Barang barang yang masih berada dalam tahapan
produksi itulah yang termasuk kedalam work in process. Dalam metode full
28
costing, biaya overhead baik yang tetap maupun yang variabel tetap
dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan
dimuka pada kapasitas normal. Oleh karena itu seluruh biaya overhead tetap
melekat pada produk dalam proses yang belum terjual sebagai nilai persediaan.
b. Metode Variabel Costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang beraktivitas sebagai biaya
variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Tabel 2.4
CV Ayam Ternak Laporan Harga Pokok Produksi
CV Ayam Ternak Laporan Harga Pokok Produksi
Per 31 Desember 20xx
1 Bahan Baku
a. Saldo Awal Bahan Baku Xxxx
b. Pembelian Bahan Baku xxxx
Bahan Baku Yang Siap Dipakai
c. Saldo Akhir Bahan Baku Xxxx
Bahan Baku Yang Digunakan Xxxx
2 Tenaga Kerja Langsung
a. Gaji Karyawan Xxxx
b. Tunjangan Xxxx
Total Biaya Tenaga Kerja Xxxx
3 FOH variabel
a. Biaya Listrik Xxxx
b. Biaya Air Xxxx
Total Biaya FOH Xxxx
Total Biaya Produksi Xxxx
29
4 Work In Process
a. WIP Awal Xxxx
Total Barang Dalam Proses Xxxx
b. WIP Akhir Xxxx
Harga Pokok Produksi Xxxx
Dalam metode variable costing, biaya FOH tetap diperlakukan sebagai
period cost, yaitu biaya yang muncul dalam laporan laba rugi selain biaya harga
pokok penjualan, dan bukan sebagai unsur harga pokok produksi, sehingga
biaya overhead tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya, dan
bukan ditentukan dimuka. Oleh karena itu pembebanan biaya overhead tetap
tidak dapat dilakukan pada perhitungan harga pokok penjualan namun
dibebankan pada laporan keuangan laba rugi yang menjadi pengurang dari
total penjualan.
Metode variable costing menunda pembebanan biaya overhead tetap
sebagai biaya sampai saat produk terjual, sehingga tidak diperhitungkan pada
saat membuat harga pokok produksi. Biaya FOH variabel akan kembali muncul
pada saat barang laku terjual yaitu pada perhitungan laporan keuangan laba
rugi.
9. Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan.
Menurut Winwin Yadiati dan Ilham Wahyudi (2006:139), Secara ringkas
dapat dijelaskan bahwa pencatatn atau perlakuan akuntansi atas aktivitas
pembelian dan penjualan barang dangangan para perusahaan dagang akan
dipengaruhi oleh sistem pencatatan persedian barang dagangan. Adapun jenis –
30
jenis system pencatatan persediaan barang dagang menurut Winwin Yadiati dan
Ilham Wahyudi (2006:139) yaitu sebagai berikut.
a. Sistem Perpetual
Pencatatan persediaan dimana setiap pembelian dan penjualan barang
dagangan akan dicatat pada perkiraan persediaan barang dagangan
(merchandise inventory) atau pada kartu-kartu persediaannya, sehingga harga
pokok barang yang terjual (cost of merchandise sold) akan langsung dapat
diketahui dari kartu persediaan tanpa harus melakukan perhitungan secara
fisik.
b. Sistem Periodik
Pencatatan persediaan, yaitu setiap pembelian dan penjualan tidak
dicatat pada perkiraan persediaan barang (merchandise inventory), mutasi
barang dagangan tidak dicatat, untuk mengetuhui beberapa harga pokok
barang yang terjual (cost of merchandise sold) harus dilakukan dahulu
perhitungan secara fisik. Dengan kata lain, dengan sistem ini, pencatatan
hanya dilakukan pada saat pembelian (awal) dan pada saat pelaporan
(akhir).
10. Transaksi Barang Dagang
Dalam transaksi barang dagang dan pembelian barang dagang
menggunakan sistem perpetual dan sistem periodik. Menurut Sri Dewi Anggadini
(2012:114) menyatakan bahwa “Sistem pembelian merupakan transakasi
pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang,
pembelian, penerimaan barang, dan akuntansi.” Adapun tabel transaksi
31
pembelian barang dagangan Menurut Sri Dewi Anggadini (2012:114) yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2.5
Akuntansi Pembelian Barang Dagangan
TRANSAKSI SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK
I. Pembelian Tunai
Persediaan barang dagangan
Rp xx
Purchase (pembelian) Rp xx
Cash (kas) Rp xx Cash (kas) Rp Xx
II. Pembelian kredit
Persediaan barang dagangan
Rp xx
Pembelian Rpxx
Utang dagang Rp xx Utang dagang Rp xx
III. Pembelian brng krn rusak
Utang dagang Rp xx Utang dagang Rp xx
Pers. Barang dagangan
Rpxx
Retur pembelian Rp xx
IV. Pembayaran utang atas pembelian brng dgngan dlm periode diskon
Utang dagang Rp xx Utang dagang Rp xx
Persediaan barang
dagang Rp xx
Diskon pembelian Rp xx
Kas Rp xx Kas Rp Xx
V. Pembayara n ongkos angkut, apabila syarat pengiriman barang BOP shipping poin
Persediaan barang Rp xx Ongkos angkut Rp xx
Kas Rp xx Kas Rp Xx
32
Terdapat pula transaksi penjualan barang dagang yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.6 Akuntansi Penjualan Barang Dagangan
TRANSAKSI SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK
I. Penjualan
Tunai
Kas Rp xx Kas Rp xx
Sales Rp xx Sales Rp xx
Hrg pokok brng yg terjual Rp xx
Persediaan brng dgng Rp xx
II. Penjualan
kredit
Piutang dagang Rp xx Piutang dagang Rp xx
Penjualan Rp xx
Hrg pokok brng yg terjual Rp xx Penjualan Rpxx
Persediaan brng dgng Rp xx
III.
Pengembalian
brng oleh
pelanggan krn
rusak
Retur penjualan Rp xx Retur penjualan Rp xx
Piutang Rp xx
Persediaan brng dgng Rp xx Piutang dagang Rp xx
No entry
Hrg pokok brng yg terjual Rp xx
IV.Peneriamaan
Kas dari
pembayaran
piutang oleh
Kas Rp xx Kas Rp xx
Pot. Penjualan Rp xx Pot. Penjualan Rp xx
Piutang dagang Rp xx Piutang dagang Rp xx
Sumber : Manurung Elvy Maria ( 2011).
11. Perhitungan Pendapatan Untuk Perusahaan Dagang
Menurut Elvy Maria Manurung, (2011:42) menghitung pendapatan
perusahaan dagang secara konsep sama dengan perhitungan untuk perusahaan
industri, yaitu laba bersih, atau rugi bers sebagai hasil pengurangan dari
pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut pada periode
yang bersangkutan (matching principle).
33
a. Retur dan Penyisian Penjualan (Sales Returns and Allowances)
Menurut lvy aria anurung (2011:43) menyatakan bahwa “Seorang
pembeli mungkin saja tidak puas dengan barang dagangan yang diterima,
apakah karena barang tersebut rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik, atau
tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Jika hal semacam ini terjadi,
biasanya si pembeli mengembalikan barang tersebut kepada penjual (sales
return) sehingga penjual harus mengembalikan uang yang telah diterimanya
jika penjualan terjadi secara kredit (sales allowances)” yaitu sebagai berikut :
b. Penjualan (Sales Discounts)
Penjualan barang secara kredit biasanya menyertakan program potongan
(discount) jika pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu yang
ditetapkan, yang disebut jangka potongan penjualan (Elvy Maria Manurung,
2011:43).
c. Ongkos Angkut (Freight Costs)
Ongkos angkut harus dicatat baik oleh penjual atau pembeli sesuai
dengan perjanjian yang telah ditentukan. Ada 2 jenis perjanjian yaitu :
d. FOB Shipping Point dan
e. FOB (Free On Board) Shipping Point
Merupakan bentuk perjanjian ongkos angkut yang harus dibayar oleh
pembeli, sedangkan FOB destination merupakan jenis perjanjian ongkos angkut
yang harus dibayar oleh penjual. Dengan demikian, FOB shipping point akan
dicatat oleh pembeli sebagai freight in (ongkos angkut masuk) yang akan
34
:
Penjualan Bersih (Net Sales)
Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold)
Rp xx
(Rp xx)
Rp xx
menambah jumlah biaya pembelian barang dagangannya, dan FOB destination
akan dicatat penjual sebagai freight out (ongkos angkut keluar) yang dapat
dikelompokkan sebagsi biaya pemasaran (Elvy Maria Manurung, 2011:45).
12. Laba Kotor (Gross Profit)
Sesuai dengan perhitungan laba rugi dilakukan perhitungan laba kotor (Gross Profit) seperti berikuut :
a. Pencatatan Aktivitas Perusahaan Dagang
Menurut Rusdianto (2009) apabila perusahaan akan menyusun laporan
keuangan khususnya laporan laba – rugi, maka harus dilakukan perhitungan
Harga Pokok Penjualan yang terjadi dalam periode berjalan. Ketepatan
perhitungan Harga Pokok Penjualan mempengaruhi keakuratan laba yang
diraih perusahaan atau rugi yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian
semakin tepat perhitungan Harga Pokok Penjualan yang dilakukan akan
berakibat semakin akurat laporan laba atau rugi perusahaan.
Sebagaimana telah ditunjukkan didalam pembahasan sebelumnya,
pencatatan aktivitas pembelian dan penjualan didalam perusahaan dagang
dapat mengguankan metode perpetual dan periodik. Metode perpetual
menuntut perusahaan memiliki kartu persidangan barang dagangan didalam
pencatatan dan menuntut pengendalian barang dagangan di gudang.
Perubahan jumlah dan nilai stok akibat keluar masuknya barang dagangan
digudang tercatat dengan jelas didalam kartu stok tersebut. Sehingga setiap
35
saat manajemen perusahaan ingin mengetahui nilai dan jumlah stok yang miliki
perusahaan, dapat diketahui cepat. Sedangkan metode periodik tidak menuntut
disediakannya kartu stok untuk mencatat arus keluar mesuknya barang
dagangan. Untuk mengetahui jumlah dan nilai stok pada suatu saat, pihak
manajemmen perusahaan harus melakukan perhitungan fisik persediaan
barang dagangan (stock opname) terlebih dahulu (Rudianto, 2009;108).
13. Proses Penjualan atau Pemasaran
Masukan (input) Sumber daya dapat berbentuk macam-macam dalam
operasi manufaktur masukan ini berupa bahan baku, energi, tenaga kerja,
informasi dan teknologi. Dalam sistem yang berorientasi ke jasa sebagian besar
masukannya ialah tenaga kerja, tetapi tergantung pada sistemnya, informasi dan
teknologi dapat merupakan masukan yang juga penting. Dalam sistem
penyediaan makanan, menjadi masukan (input) yang penting.
Proses konversi itu sendiri tidak hanya melibatkan peranan teknologi tetapi
juga manajemen produksi/operasi berperan dengan mendesain dan
menyempurnakan sistem itu dan dalam merencanakan serta mengendalikan
operasi. Menurut Palmarudi Mappigau (2011:14), Beberapa alternatif strategi
yang dapat dilakukan oleh peternakan ayam baik skala besar maupun skala kecil
secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Biaya input produksi berupa harga pakan, bibit dan obat-obatan yang
mahal sementara harga jual ayam itu sendiri rendah, maka dapat diimbangi
dengan sistem produksi yang sangat efisien. Dukungan pemerintah
diperlukan dalam mebuat kebijakan yang memihak usaha ternak, terlebih
untuk ayam ternak skala kecil sebaiknya diberikan pembebasan PPN.
36
2) Diperlukan perencanaan usaha dengan pertimbangan faktor waktu
mengingat sifat ayam yang mudah terserang penyakit termasuk
dibutuhkannya teknologi penyimpanan.
3) Diperlukan kerjasama antara peternakan ayam skala besar dan skala kecil
untuk bersama-sama maju dan berkembang misalnya untuk memenuhi
tingginya permintaan ayam yang tinggi yang kadang tidak mampu dipenuhi
oleh peternakan skala besar maka dapat menggandeng peternakan skala
kecil untuk membantu memenuhi permintaan itu.
4) Lebih membangun sistem agribisnis peternakan yang secara terintegrasi
dari hulu sampai hilir dan membangun jaringan distribusi yang mantap
serta meningkatkan kualitas telur untuk menghadapi persaingan dengan
peternak dari daerah lain dan bahkan ancaman perdagangan bebas yaitu
masuknya peternak luar negara.
5) Untuk peternakan ayam skala kecil dengan dukungan pemerintah untuk
dapat lebih mudah mendapatkan bantuan kredit dari Bank guna
mengembangkan usahanya dan menambah jumlah produksi ayamnya
mengingat tingginya permintaan ayam.
14. Faktor – Faktor Penjualan
Menurut Hasrodin Hasan (2006:37), menyatakan bahwa Faktor – faktor
yang mempengaruhi penjualan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu: faktor
biologi, seperti : lahan peternakan bibit, obat – obatan, dan sebagainya, faktor
ekonomi seperti, biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat penjualan, tingkat
pendapatan dan ketidak pastian tersedianya kredit dan sebagainya.
37
a. Lahan peternakan
Menuurut Soekarwi (2003;5), Ukuran luas lahan peternakan sering
dinyatakan dengan hektar. Disamping luas lahan peternakan harus diperhatikan
yaitu lokasi dan status lahan yakni sebagai berikut :
b. Lokasi
Harga lahan peternakan yang dipengaruhi oleh lokasi dimana lahan
berada, biasanya lahan yang digunakan lahan yang jauh dari keramaian kota
atau daerah terpencil, lokasinya luas .
c. Status lahan peternakan
Diklsifikasikan menjadi : lahan milik, lahan sewa dan lahan sekap.
Nilai/harga lahan dengan status milik sering kali lebih mahal bila dibandingkan
dengan lahan bukan milik. Sering kali lebih mahal bila dinyatakan dengan bukti
sertifikat. Tanah selalu harganya lebih tinggi, hal ini salah satunya disebabkan
karna adanya kepastian hukum kepemilikan tanah. Tanah atau lahan dengan
status hak pakai atau hak guna usaha, alatnya relatif lebih rendah dari pada
harga lahan dengan status hak milik.
d. Tenaga Kerja
Menurut Nasrodin Hasan (2006:39) menyatakan bahwa “Faktor produksi
tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang sangat penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi sampai penjualan pada usaha ternak
ayam, baik dalam jumlah tenaga kerja yang tersedia tertutupi juga dari segi
kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatiakan”. Beberapa hal yang
harus diperhatikan pada faktor produksi sampai penjualan pada usaha ternak
38
ayam menggunakan kerja adalah sebagai berikut : Tersedianya tenaga kerja,
kualitas tenaga kerja, jenis kelamin dan upah tenaga kerja.
1) Tersedianya Tenaga Kerja
Setiap proses produksi sampai penjualan pada usaha ternak ayam
diperlukan tenaga kerja yang memadai jumlah tenaga kerja yang diperlukan
perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga
jumlahnya optimal.
2) Kualitas Tenaga Kerja
Dalam proses produksi sampai penjualan apakah itu proses produksi
barang-barang peternakan atau bukan, selalu diperhatikan spesialisasi.
Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja
yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan tenaga kerja yang
mempunyai spesialisasi tersedia biasanya dalam jumlah yang terbatas.
3) Jenis Kelamin
Kualitas tenaga kerja yang dipengaruhi jenis kelamin. Apabila dalam
proses peternakan. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang
pekerjaan tertentu seperti perbaikan kandang dan tenaga kerja wanita
mengerjakan pemberian makanan dan pemisahan telur ayam.
4) Upah Tenaga Kerja
Besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh berbagai hal : antara
lain dipengruhi oleh mekanisme/bekerjanya sistem pasar, jenis kelamin,
39
kualitas tenaga kerja yang menentukan besar-kecilnya upah dan lama waktu
bekerja.
e. Modal
Menurut Setiawan Edi (2012) dalam kegiatan proses proses penjualan
peternakan, maka modal dibedakan menjadi dua macam, yaitu modal tetap dan
modal tidak tetap. Modal tetap dapat didefinidikan sebagai komponen biaya
yang dikeluarkan dalam proses penjualan yang tidak habis dalam sekali proses
penjualan. Sedangkan modal tidak tetap atau modal variabel adalah komponen
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali proses
produksi.
f. Manajemen
Menurut Blocher J. Edward (2001) bahwa dalam usaha peternakan
modern, peranan manajemen menjadi sangat penting dan strategis.
Manajemen dapat diartikan sebagai ”seni“ dalam merencanakan,
mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses
penjualan. Karna proses penjualan melibatakan sejumlah orang (tenaga kerja)
dari berbagai tingkatan, baik tingkat umur, tingkat pendidikan dan tingkat posisi
maupun tingkat jabatan, maka manajemen harus bisa mengelola komponen
orang – orang tersebut dalam tingkat/tahapan proses penjualan.
40
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.7 Penelitian terdahulu
No penelitian judul metode hasil
1 Sumarji (2016)
(jurnal uniska
Kediri vol.10
2016
Strategi
pemasaran
ayam ras di
Kabupaten
Kediri
Penelitian ini
menggunakan
Metode
Purposive
Sampling yang
menggunakan
analisis swot
Alternative
strategi yang
Tepat unruk
Memasarkan
Telur ayam ras
Dikabupaten
Kediri adalah
Dengan
Menggunakan
strategi (ST) yaitu
Menggunakan
kekuatan internal
untuk mengatasi
Ancaman
Eksternal.
2 Helmi Ali (2018)
(jurnal
pembangunan
pertanian vol.10
2018)
Analisis faktor
faktor yang
mempengaruhi
pendapatan
usaha ternak
ayam petelur di
Kab 50 Kota
Penelitian ini
menggunakan
Metode
kualitatif dan
wawancara
Faktor-faktor
produksi yang
Diduga
berpengaruh positif
dan
signifikan secara
Simultan
Terhadap
Pendapatan
41
usaha ternak
ayam petelur
adalah bibit dan
tenaga kerja,
sedangkan posisi
produksi yang
digambarkan dari
nilai konstanta.
3 Asetiadi (2015)
(jurnal
agromedia,vol.34
No 2 2016)
Analisis
pemasaran telur
Pada
Peternakan
ayam petelur
Cv.Indah
Mustika Kb.
Semarang
Penelitian ini
menggunakan
Metode
purposive yang
Penentuan
Lokasinya
Berdasarkan
pertimbangan
pertimbangan
Tertentu
Hasil penelitian
ini disimpulkan
bahwa volume
penjualan dan
biaya pemasaran
Mempunyai
hubungan erat
artinya volume
penjualan telur
dengan biaya
Pemasaran
Berhubungan
sangat nyata
4 Anik Suwandari
(2019) jurnal
pembangunan
pertanian dan
pendidikan tinggi
agribisnis, vol.2
2019)
Analisis
Pendapatan
dan strategi
pengembangan
Usaha
peternakan itik
Telur
Penelitian ini
menggunakan
Purposit
Method
Berdasarkan
hasil penelitian
dan pembahasan
Maka
Disimpulkan
bahwa strategi
Pengembangan
usaha ternak itik
42
Petelur
Menggunakan
strategi S-O.
Yang
Mengungkapkan
bahwa manfaat
peluang usaha
sejalan dengan
kekuatan internal
yang dimiliki
5 Sudrajat sudrajat
(2018) (jurnal
Mimbar
agribisnis, vol.4
No 1 2018)
Faktor faktor
Yang
Berpebgaruh
Terhadap
pendapatan
usaha ternak
ayam sentul di
Kab. Ciamis
Penelitian ini
menggunakan
Metode
Penelitian
survai dengan
menggunakan
Kuoesioner
sebagai alat
pengumpulan
data yang
Pokok
Hasil penelitian
ini menyimpulkan
bahwa actor
faktor yang
Berpengaruh
terhadap
Pendapatan
Usaha
Ternakayam
sentul adalah
Jumlah
Kepemilikan
ayam pendidikan
dan promosi.
6 Nurul Hidayati
(2018) (volume
28 No 2.2018)
Analisis
Kelayakan
Usaha
Peternakan
ayam ras
Petelur
Penelitian ini
menggunakan
metode
penelitian
deskriti
dimana
Hail penelitian ini
Dapat
Disimpulkan
bahwa kendala
yang dihadapi
43
Kecamatan
Praya Barat
Daya Kab.
Lombok Tengah
pengumpulan
datanya
dilakukan
melalui
wawancara
langsung
oleh peternak di
Kec Praya Barat
Daya adalah
Serangan
penyakit,cuaca
tidak menentu
dan tingginya
harga pasar
7 Fadila Margasati
(2016) (vol.4 No
2 2016)
Dampak flu
Burung
Terhadap
produksi dan
Pendapatan
peternak ayam
ras pedaging
Penelitian ini
menggunakan
metode
wawancara
langsung
dengan
panduan daftar
pertanyaan
(kuoesioner)
Hasil penelitian
ini adalah fungsi
produksi cop-
douglas dapat
digunakan untuk
Mendetekdi
dampak flu
burung terhadap
produksi dan
Pendapatan
peternak ayam
ras pedaging,
setelah dilakukan
serangkaian uji
asumsi terlebih
dahulu.
8 Sri Mastuti
(2018) (vol.3
No.1 2018)
Keterkaitan
System
Pemeliharaan
Dengan
pendapatan
peternak ayam
sentul di
Metode
penelitian yang
digunakan
adalah metode
survey
Hasil penelitian
ini ada korelasi
cukup tinggi dan
signifikan antar
System
Pemeliharaan
yang diterapkan
44
kabupaten
ciamis Jawa
Barat
Dengan
Pendapatan
ternak ayam
sentuln pedaging
dengan angka
koreksi 0,778
Yang
Menunjukkan
Bahwa
Pemeliharaan
semakin insentif
Mendorong
pendapatan semakin
meningkat.
9 Yusdja 2018
(jurnal agro
ekonomi vol.3
No. 1 2018)
Formulasi dan
analisis harga
pokok bibit
Serta harga
maksimum bibit
dan pakan ada
usaha ternak
Ayam ras
petelur
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
metode
kuantitatif dan
metode
survey
Hasil dari
penelitian ini
adalah biaya
usaha ternak
ayam petelur
skala kecil tidak
banyak
tergantung
terhadap
perubhanharga,
tetapi sangat
peka terhadap
perubahan
harga pakan.
10 Brando (2019)
(jurnal emba,
vol.7
Pengaruh
produk harga
promosi local
Metode yang
Digunakan
Dalam
Hasil dari
penelitian ini
adalah secara
45
No.3 2019) terhadap omset
penjualan telur
ayam pada PT.
Prima Manado
penelitian ini
Adalah
Penelitian
asosiatif yang
bertujuan untuk
Mengetahui
Pengaruh
ataupun juga
Hubungan
antara 2
variabel atau
Lebih
simultan produk,
harga dan lokasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
penjualan pada
PT. Pandu
Prima Manado
C. Kerangka Pikir
Dalam sebuah perusahaan khususnya CV. Anak Ternak, untuk
mengevaluasi penentuan harga pokok penjualan (HPP) yang digunakan
selamaproses produksi, penjualan dan pendapatan. Penentuan harga pokok
penjualan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual
atau harga perolehan dari barang yang dijual, setelah penjualan terdapat
pendapatan dari hasil penjualan keduanya sangat berkaitan. Setelah
pendapatan telah diperoleh maka tedapat keuntungan atau kerugian yang
diperoleh perusahaan yang dapat di artikan sebagai laba/rugi perusahaan.
Perhitungan menggunakan laporan L/R dapat membantu perusahaan lebih
mudah mengetahui persen keuntungan yang di peroleh dan biaya kerugian yang
dibebankan oleh perusahaan dan sebagai acuan untuk mengoreksi kesalahan
yang dilakukan oleh perusahaan sehingga biasanya terjadi kerugian.
46
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Terdapat peluang usaha pada bisnis telur ayam
Perhitungan laba yang kurang tepat akibat penentuan harga pokok penjualan belum tepat
Landasan teori :
Pengertian dan klasifikasi biaya,
harga pokok produksi, harga pokok
penjualan, harga jual, laporan laba
Metode penetapan harga
pokok produksi yang
digunakan perusahaan
Metode penetapan harga
pokok produksi dengan
metode full costing
Perbandingan
Harga pokok produksi yang tepat
Kesimpulan dan saran
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan studi kasus dengan menggunakan metode perhitungan biaya
produksi. Penelitian deskripti kuantitatif adalah penelitian yang tujuannya
menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena yang ada dan
menjelaskannya dengan mendeskripsikan sejumlah unsur yang berhubungan
dengan masalah dari fenomena yang diteliti. Penelitia ini mengamati perhitungan
harga pokok yang dilakukan oleh perusahaan kemudian diperbandingkan
dengan perhitungan harga pokok berdasarkan standar akuntansi yang tepat.
Indrianto dan Supomo (2002, p. 88) menjelaskan bahwa penelitian
deskriptif kuantitatif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi
tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa : individu, organisasional,
industri atau perspektif yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan aspek- aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi
ini membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide untunk
pengujian atau penelitian selanjutnya.
B. Lokasi dan Waktu PenelitiaN
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penulisan maka penulis
memilih usaha peternakan ayam. CV. Anak Ternak ini berlokasi di Jl. Poros
Maroangin Kecematan Maiwa Kabupaten Enrekang.
48
Waktu penelitian untuk memperoleh data, maka penulis mengambil data
direncanakan selama kurang lebih dua bulan dari bulan Juli-Agustus 2020.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, penulis mengadakan studi kasus dan
pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) dan penelitian
pustaka (library research), sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (field research)
Kegiatan penelitian lapangan, dimana penulis mencari data yang menjadi
obyek penelitian, untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan
wawancara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan
yang berkompeten dalam mengumpulkan data berupa laporan yang disajikan
dan mengumpulkan informasi yang diperlukan.
2. Penelitian pustaka (library research)
Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan teori tentang
metode pencatatan penilaian persediaan barang dagangan pengendalian
perluasan usaha dari buku literatur dan catatan perkuliahan. Disamping itu
penulis mengumpulkan yang adakaitannya dengan permasalahan yang akan
dibahas dan dapat mendukung penulisan skripsi ini. Disamping itu penulis
mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan permasalahan dengan melalui
cara sebagai berikut :
3. Observasi
Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan
secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data berkaitannya dengan
kebutuhan informasi pada perusahaan.
49
4. Wawancara
Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung
dengan Kepala Bagian Umum atau kepala bagian lainnya atau sejumlah
personil yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Jenis Dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan oleh penulis yaitu sebagai
berikut :
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang akan digunakan yaitu:
a. Data kuantitatif
Data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-
angka masih memerlukan pengelolaan kembali dan dapat digunakan
untuk pembahasan lebih lanjut.
2. Sumber Data
a. Data primer
Data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung
pada usaha ayam ternak yang berlokasi di Jl. Poros Maroangin
Kabupeten Enrekang mengadakan update informasi data dari hasil
catatan tiap periode.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari usaha ayam ternak yang berlokasi di
kabupeten enrekang pada dokumen-dokumen dan buku literatur serta
laporan tertulis dari luar yang ada hubungannya dengan penulisan
proposal ini.
50
E. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari perusahaan dirinci dan ditampilkan dalam bentuk
tabel untuk memudahkan dalam proses pengolahan dan analisis data. Penelitian
ini menggunakan analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan pada
perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing.
Tahap – tahap yang dilakukan dalam melakukan analisis data adalah :
1. Mengidentifikasi catatan keuangan perusahaan yaitu mengenai biaya
produksi yang digunakan perusahaan.
2. Mengamati perhitungan harga pokok secara konvensional yang dilakukan
oleh perusahaan.
3. Menghitung biaya produksi dengan menggunakan metode full costing.
4. Membandingkan antara perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh
perusahaan dengan perhitungan biaya produksi berdasarkan standar
akuntansi tentang metode perhitungan biaya produksi per unit.
5. Menghitung harga jual yang sesuai berdasarkan hasil perhitungan harga
pokok produksi yang diperoleh.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengembangan usaha CV. Anak Ternak ini atas beberapa pertimbangan
diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan
skill yang tidak begitu tinggi, keuntungan yang menjanjikan dan biaya investasi
yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana. Perkembangan
peternakan Ayam Ras Petelur di Indonesia sangat pesat, terutama Ayam Ras
Petelur. Pesatnya perkembangan tersebut tentunya tidak hanya didorong oleh
peluang pasar yang masih terbuka luas tetapi juga tingginya kesadaran
masyarakat akan kebutuhan protein hewani dan tidak terlepas dari kebutuhan
gizi yang di butuhkan manusia.
Lahan usaha ternak Ayam Ras Petelur memiliki prospek ekonomi yang
baik. Telur ayam merupakan salah satu produk komersial dan dapat
dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat
akan telur ayam cukup tinggi. Hal ini CV. Anak Ternak melihat dari kondisi
lingkungan masyarakat seperti rumah makan sehingga produksi telur ayam
memiliki prospek ekonomi yang bagus untuk dikembangkan. Selain manfaat
yang didapatkan dari lahan usaha ini yaitu berupa produksi telur ayam ras, juga
bisa menikmati suasana alam yang sejuk dan asri, karena lokasi dari lahan
usaha ternak ayam ras petelur ini jauh dari pusat kota tapi transportasi
terjangkau dengan baik,bertempat di Kabupaten Enrekang, Kecamatan Maiwa
Desa Malino.
52
2. Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi CV. Anak Ternak sebagai berikut :
Visi :
“ enjadi Direktorat yang professional, mampu mewujudkan tersedianya
benih dan bibit ternak berkualiatas dalam jumlah yang cukup, mudah
diperoleh dan dijangkau serta terjamin kontinuitasnya”
Misi :
1. Menyiapkan perumusan dan melaksanakan kebijakan bidang
perbibitan ternak yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam
penyediaan benih dan bibit ternak.
2. Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan
administrasi public dibidang perbibitan ternak.
3. Deskripsi Pekerjaan
a. Pemilik
Pemilik sekaligus pendiri dari CV. Anak Ternak yaitu Drs. H.
Muhammad Sainal.,M.A. Pemilik memiliki kewenangan penuh dalam
membuat keputusan yang menyangkut CV. Anak Ternak. Berbagai
perhitungan juga merupakan tanggung jawab pemilik seperti perhitungan
pemakaian bahan baku, gaji karyawan, produksi telur dan lain sebagainya.
b. Pekerja Kandang
Pekerja kandang adalah karyawan yang bertanggungjawab dalam
kebersihan kandang, ketersediaan pangan dan air serta mengawasi dan
memperhatikan ayam jika terjadi gejala gejala sakit. Pengumpulan telur dari
53
kandang ke tempat penyimpanan juga merupakan tanggungjawab pekerja
kandang. Tidak terdapat kualifikasi khusus bagi pekerja kandang karena
karyawan CV. Anak Ternak direkrut dari warga sekitar saja tanpa karyawan
CV. Anak Ternak direkrut dari warga sekitar saja tanpa melihat latar
belakang pendidikan dan kualifikasinya.
c. Pekerja Telur
Pekerja telur adalah karyawan yang bertanggungjawab dalam proses
pencucian telur, menyusun telur kedalam peti dan kemudian menyusun
keatas pickup atau truck untuk kemudian didistribusikan. Tidak terdapat
kualifikasi khusus bagi pekerja telur karena karyawan CV. Anak Ternak
direkrut dari warga sekitar tanpa melihat latar belakang pendidikan dan
kualifikasinya.
d. Pekerja Malam
Pekerja malam adalah karyawan yang bertanggungjawab pada
keamanan kandang dan ayam pada malam hari baik dari hewan liar maupun
pencuri. Seperti karyawan lain yang nekerja di CV. Anak Ternak, tidak
terdapat kualifikasi khusus bagi pekerja malam.
4. Kegiatan Pemeliharaan pada Masa Pra Produksi dan Masa Produktif
a. Persiapan Lahan
Persiapan lahan perlu diperhatikan karena lahan sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan ayam ras petelur. CV.
Anak Ternak memilih lahan yang jauh dari pemukiman penduduk dan jauh
dari keramaian, tujuannya adalah untuk menghindari suara-suara bising.
Pemilihan lahan sangat perlu diperhatikan karena jika lokasinya dengan
54
dengan keramaian maka ayam tersebut bisa mengalami stres berat atau
bahkan akan mengalami kematian.
b. Kandang
Kegiatan yang dilakukan oleh CV Anak Ternak diawali dengan
pembangunan kandang. Kandang ayam yang digunakan oleh CV. Anak
Ternak adalah kandang berjenis baterai bertingkat tiga dengan
menggunakan material kayu dengan ukuran tinggi 9 meter, lebar 9 meter
serta panjang 30 meter. Setiap ayam memiliki ruang baterai dengan tinggi
23cm, lebar 23cm dan panjang 23cm. Kandang jenis baterai memberikan
batas gerak bagi ayam sehingga terjadi sedikit interaksi antar ayam serta
menghindari adanya perkelahian antar ayam yang menyebabkan cidera dan
stress. kandang jenis baterai ini juga memudahkan proses pemberian makan
dan minum serta pengumpulan telur karena ayam tidak banyak bergerak dan
tetap di tempat. Para pekerja kandang juga dapat lebih mudah menemukan
ayam yang kurang sehat yang memiliki ciri ciri tidak nafsu makan karena
tempat makannya akan tetap terisi dan tidak dapat dimakan oleh ayam lain.
Produksi telur juga lebih aman karena resiko telur pecah terinjak ayam
sangat kecil persentasenya. Telur yang dikeluarkan oleh ayam akan
langsung bergulir ke luar kandang ke penampung telur dan siap diambil oleh
pekerja telur. Lokasi pembangunan kandang ayam dipilih berdasarkan
beberapa kriteria yaitu, jauh dari kepadatan penduduk, memiliki hembusan
angin yang cukup serta mendapatkan cahaya matahari.
55
c. Bibit
Bibit ayam ras petelur yang digunakan pada CV. Anak Ternak yaitu
bibit yang beumur 16 minggu dan siap untuk produksi dengan ciri-ciri berat
ayam ±1,7 kg, jengger mulai memerah dan ayam mulai berkotek. Jumlah
produksi telur per ekor yaitu 360 butir per periode dan jumlah ayam yang
dipelihara yaitu 6000 ekor ayam.
d. Pakan dan Minum
Pemberian pakan dilakukan sehari dua kali yaitu pada pukul 05.00
WITA dan 13.00 WITA. Pakan yang digunakan oleh CV. Anak Ternak
memiliki komposisi 70% jagung, 20% pakan konsentrat ayam, dan 10% katul
atau dedak padi. Biji jagung digiling terlebih dahulu sebelum dicampurkan
dengan pakan konsentrat dan katul dengan menggunakan mesin mixer lalu
diberikan kepada ayam. Air yang digunakan oleh CV. Anak Ternak untuk
memenuhi kebutuhan minum ayam adalah air tanah yang diambil dengan
menggunakan mesin pompa air. 12 tong air dengan kapasitas 1.000 liter
digunakan untuk menyimpan air sebagai persediaan jika terjadi hal hal yang
tidak diinginkan seperti pompa rusak atau sumur kering. Ketersediaan pakan
dan minum sangkatlah penting agar ayam tetap sehat dan dapat
memproduksi telur dengan kualitas yang baik.
e. Vaksin dan Sanitasi
Pemberian vaksin bertujuan untuk meningkatkan ketahanan tubuh
ayam terhadap serangan penyakit yang berpotensi mengganggu kesehatan
ayam serta dapat menurunkan produktifitas dan bahkan mematikan ayam.
Vaksin yang digunakan oleh CV. Anak Ternak adalah vaksin ND kill,
56
Gomboro, ND clone, Gomboro B, Korisa, AI, dan ND EDS serta vaksin cacar
air. Waktu pemberian vaksin bergantung dari jenis vaksin serta umur ayam
yang diberi vaksin. Ada yang sebulan sekali, seminggu sekali serta hanya
sekali seumur hidup. Pemberian vaksin dilakukan dengan meneteskan
vaksin tersebut kepada mata ayam. Untuk sanitasi kandang ayam, CV. Anak
Ternak menggunakan mesin penyemprot disinfektan yang digunakan dua
kali seminggu keseluruh kandang, lantai, serta peralatan yang digunakan di
sekitar kandang. Proses sanitasi ini dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan ayam terjangkit penyakit yang dapat disebarkan dari peralatan
yang tidak higienis, kandang yang tidak higienis, ayam lain yang sedang
tidak sehat atau bahkan manusia disekitar kandang yang sedang terjangkit
penyakit.
f. Pemanenan
CV. Anak Ternak melakukan panen pada saat ayam berumur 18
minggu atau empat setengah bulan. Penanganan pasca panen mempunyai
tiga fungsi yaitu siap untuk dipasarkan, terjaga keawetan dan kesegaran,
serta aman dan utuh. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan setelah
panen dan sebelum dipasarkan yaitu mengumpulkan atau mengambil dari
kandang, membersihkan, memilih, mengepak, dan menyimpan dalam rak.
Selanjutnya siap untuk dipasarkan.
CV. Anak Ternak melakukan kegiatan pengumpulan telur pada saat
selesai pemberian pakan sore. Pembersihan telur dilakukan dengan cara
mengelap telur ayam satu per satu memakai kain yang kering dengan tujuan
untuk menghindari telur dari bakteri atau jamur yang membuat telur menjadi
cepat rusak. Pemilihan telur dilakukan dengan cara mensortir dan
57
memisahkan telur sesuai dengan keadaan telur mulai dari telur yang kecil,
telur yang besar, dan telur yang retak.
Pengepakan telur ayam ras petelur pada peternakan CV. Anak Ternak
dilakukan dengan memasukkan telur kedalam rak, dalam satu rak memuat
30 butir telur. Telur tersebut disimpan di dalam gudang sebelum dipasarkan.
g. Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh CV. Anak Ternak dalam kegiatan
produksinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Peralatan yang digunakan CV. Anak Ternak
No Peralatan Fungsi
1 Penggiling jagung Digunakan untuk menggiling biji jagung menjadi
halus
2 Mixer pakan Digunakan untuk mencampurkan biji jagung yang
sudah halus dengan pakan konsentrat
3 Sekop Digunakan untuk memindahkan campuran pakan
yang sudah siap pakai dari mixer pakan ke gerobak
dorong serta dari gerobak dorong ke tempat pakan
Ayam
4 Gerobak dorong Digunakan untuk mendistribusikan pakan yang
sudah siap pakai ke kandang ayam
5 Kulkas Digunakan untuk menyimpan vaksin dan obat serta
telur yang mengalami kecacatan (cangkang lunak)
6 Timbangan besi Digunakan untuk menimbang pakan ayam secara
58
kasardalam hitungan kilogram
7 Timbangan digital Digunakan untuk menimbang pakan ayam yang
sifatnya mikro dalam hitungan gram seperti vitamin
dan Konsentrat
8 Tong air Digunakan untuk menyimpan air untuk minum ayam
9 Semprotan
disinfektan
Digunakan untuk menyemprotkan disinfektan dan
membersihkan kandang
10 Ember Digunakan untuk memanen telur dari kandang
11 Baki telur Digunakan sebagai tempat telur sementara dalam
proses pembersihan cangkang telur
12 Peti telur Digunakan untuk penyimpanan telur yang telah siap
Jual
Sumber : CV Anak Ternak 2019
B. Hasil Penelitian
1. Klasifikasi Biaya Dalam Perusahaan
a. Biaya Pakan
CV. Anak Ternak dalam memberikan pakan dengan cara
mencampurrkan tiga jenis pakan yaitu konsentrat, jagung giling dan dedak.
Dalam tabel 4.2 setiap ekor ayam mengkonsumsi pakan jenis konsentrat
0,028kg, pakan jenis jagung giling 0,042kg, dan pakan jenis dedak 0,014kg.
Maka utuk 6.000 ekor ayam membutuhkan pakan jenis konsentrat 168kg,
pakan jenis jagung giling 252kg dan pakan jenis dedak 84kg.
59
Tabel 4.2
kebutuhan dan biaya pakan CV. AnakTernak Produksi periode 2019
No
Jenis Pakan
Kebutuhan per ekor
(Kg)
Kebutuhan per 6.000 ekor (Kg)
Harga per Kg (Rp)
Biaya per hari
(Rp)
Biaya per periode
(Rp)
1 Konsentrat 0,028 168 6.600 1.108.800 404.420.000
2 Jagung Giling
0,042 252 3.500 882.000 321.930.000
3 Dedak 109.200 39.858.000
Total 2.100.000 766.500.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019
b. Biaya Vaksin
CV. Anak Ternak menggunakan tiga jenis vaksin yaitu vaksin jenis ND.
IB, Coriza. B, dan Gumboro. A. CV. Anak Ternak hanya sekali melakukan
vaksin setiap satu periode produksi ayam ras petelur. Pemakaian dan biaya
vaksin per periode pemeliharaan ayam ras petelur pada CV. Anak Ternak
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Pemakaian dan Biaya Vaksin Pemeliharaan CV. Anak Ternak 2019
No Merk vaksin
Pemakaian (kali)
Harga satuan (Rp)
Kapasitas ayam (ekor)
Jumlah ayam (ekor)
Kebutuhan (buah)
Jumlah (Rp)
1
ND.IB
1
500.000
1500
6.000
4
2.000.000
2
Coryza. B
1
450.000
1500
6.000
4
1.800.000
60
3
Gumbo ro.A
1
300.000
1500
6.000
4
1.200.000
Total 5.000.000
c. Biaya Tenaga Kerja
CV. Anak Ternak menggunakan tiga orang tenaga kerja. Sistem upah
tenaga kerja yang diterapkan pada CV. Anak Ternak yaitu: untuk tenaga
kerja yang mengurusi pakan diupah sebesar Rp 800.000,00 per bulan,
tenaga kerja bagian kebersihan diupah sebesar Rp 700.000,00 per bulan,
dan tenaga kerja bagian telur diupah sebesar Rp 700.000,00 per bulan. Total
biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam satu bulan adalah sebesar
Rp. 2.200.000 dan dalam satu tahun pemeliharaan sebesar Rp. 26. 400.000.
Tabel 4.4
Upah Tenaga Kerja CV. Anak Ternak 2019
No
Nama
Tugas Upah per
bulan (Rp) Upah per
tahun (Rp)
1
Wirawan
Mencampur pakan serta memberi makan dan minum
800.000
9.600.000
2
Sudirman
Memberi vitamin dan membersihkan Kandang
700.000
8.400.000
3 Tahari Memanen telur 700.000 8.400.000
Total 2.200.000 2.400.000
Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)
61
d. Biaya Overhead Pabrik
1) Biaya Penyusutan
CV. Anak Ternak memiliki beberapa peralatan dan bangunan
dengan nilai investasi sebesar Rp 365.930.000 Investasi tersebut
meliputi: tanah, bangunan kandang, kandang battery, bangunan
gudang, peralatan dan perlengkapan. Biaya penyusutan dari investasi
tersebut sebesar Rp 27.251.562,50.
2) Biaya Bibit
CV. Anak Ternak menjalankan usahanya dalam beternak ayam
ras petelur dengan cara membeli bibit berupa bibit yang berumur 16
minggu dari tempat penjualan bibit ayam ras petelur. CV. Anak Ternak
membeli bibit dengan menggunakan tiga tahapan. Tahapan pertama
membeli bibit sebanyak 3.000 ekor untuk satu ekornya dibeli dengan
harga Rp 62.000. Tahapan kedua sebanyak 1.500 ekor dibeli dengan
harga Rp. 60.000. Tahapan ketiga sebanyak 1.500 ekor dibeli dengan
harga Rp. 60.000 Total jumlah ayam yang dipelihara di CV. Anak Ternak
sebanyak 6.000 ekor.
Tabel 4.5
Total Biaya Bibit yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak 2019
No Tahapan Jumlah Ayam Harga ayam/ekor (Rp) Jumlah (Rp)
1 I 3.000 62.000 186.000.000
2 II 1.500 60.000 90.000.000
3 III 1.500 60.000 90.000.000
62
Total 366.000.000
Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)
3) Biaya Listrik, Air dan PBB
CV. Anak Ternak mengeluarkan biaya untuk listrik sebesar Rp.
100.000 per bulan, dan biaya untuk air sebesar Rp. 50.000, jadi total
biaya listrik dan air selama sebulan sebesar Rp. 150.000, sedangkan
total biaya listrik dan air selama tahun sebesar Rp. 1.800.000.
Biaya yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak berupa Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) yaitu sebesar Rp 57.000,00 setiap tahunnya. Jadi
total keseluruhan biaya listrik, air, dan PBB selama setahun adalah Rp
1.857.000,00
Tabel 4.6
Biaya Listrik Air dan PBB CV. Anak Ternak 2019
No Jenis Kegunaan Biaya per bulan
(Rp)
Biaya per tahun
(Rp)
1
Lampu
penerangan
kandang
100.000
1.200.000
2 Air 50.000 600.000
3 PBB 4.750 57.000
Total 154.750 1.857.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
63
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut CV. Anak Ternak
2019
Perhitungan harga pokok produksi yang dipraktekkan oleh CV. Anak
Ternak, 2019 merupakan perhitungan yang sederhana dan tidak menggunakan
metode apapun. Yaitu dengan mengumpulkan total biaya produksi dan total
biaya tenaga kerja serta beberapa biaya overhead pada setiap bulan lalu
membaginya dengan jumlah produksi pada bulan tersebut dan menggunakannya
sebagai basis harga pokok produksi untuk bulan selanjutnya. Perhitungan yang
sederhana ini dianggap cukup oleh CV Anak Ternak karena biaya lain yang
seharusnya juga di hitung dianggap tidak signifikan sehingga diabaikan. Dalam
penelitian ini dibandingkan perbedaan yang ditimbulkan oleh perhitungan harga
pokok produksi yang berbeda metode untuk mencari tahu seberapa besar
perbedaan yang akan terjadi.
a. Perhitungan Biaya Bahan Baku Menurut CV. Anak Ternak
Biaya bahan baku yang dihitung oleh CV. Anak Ternak adalah biaya yang
penggunaannya ditujukan sebagai konsumsi ayam berupa bibit ayam sebesar
366.000.000, pakan sebesar 766.500.000,vaksin sebesar 5.000.000, serta
desinfektan kandang sebesar 100.000. Biaya bahan baku yang dikeluarkan
oleh CV. Anak Ternak menurut perhitungan CV. Anak Ternak adalah sebagai
berikut :
64
Tabel 4.7
Laporan Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak 2019
Peternakan CV. Anak
Ternak Laporan Biaya
Bahan Baku
Jumlah
(Rp)
Biaya bibit ayam 366.000.000
Biaya pakan 766.500.000
Biaya vaksin 5.000.000
Biaya desinfektan 100.000
Total 1.137.600.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
b. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Menurut CV. Anak Ternak 2019
Biaya tenaga kerja menurut CV. Anak Ternak 2019 merupakan semua
tenaga kerja yang memiliki peran dalam kegiatan kandang. Jumlah pekerja
yang dipekerjakan oleh adalah 3 orang. Seorang pekerja telur, dan dua orang
pekerja kandang, serta pekerja malam. Namun untuk menekan biaya, penjaga
malam merupakan pekerja yang bersedia untuk tinggal di kandang pada malam
hari untuk tambahan penghasilan sehingga tidak dibutuhkan tambahan pekerja
lagi.
65
Tabel 4.8
Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak
Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Upah pekerja telur 18.000.000
Upah pekerja kandang 8.400.000
Total 26.400.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
c. Perhitungan Biaya Overhead Menurut CV. Anak Ternak
Biaya overhead pabrik yang dihitung CV. Anak Ternak masih terlalu
sederhana dan tidak sempurna. Dalam perhitungan CV. Anak Ternak,
depresiasi atau penyusutan masih belum masuk kedalam perhitungan karena
dianggap sebagai biaya yang tidak signifikan atau terlalu rumit untuk
diperhitungkan.
Tabel 4.9
Biaya FOH CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Biaya listrik 1.200.000
Biaya air 600.000
66
PBB 57.000
Total 1.857.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
d. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut CV. Anak Ternak tahun 2019
Setelah mengetahui biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead maka
dapat dihitung total harga pokok produksi CV. Anak Ternak untuk mengetahui
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebanyak satu kilogram telur.
Harga pokok produksi didapat dengan menjumlahkan ketiga biaya tersebut
diatas lalu dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Perlu diingat bahwa
bembebanan biaya yang dilakukan CV. Anak Ternak bersifat mengira-ngira dan
membulatkan agar mudah dihitung. Berikut hasil perhitungan harga pokok
produksi dengan metode yang digunakan oleh CV. Anak Ternak:
Tabel 4.10
Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya bahan baku 1.137.600.000
Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000
Biaya overhead 1.857.000
Harga pokok produksi 1.165.857.000
Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur
Harga pokok produksi per butir Rp. 539,74
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
67
Dalam tabel 4.10 dapat dilihat perhitungan harga pokok produksi per
kilogram yang digunakan oleh CV. Anak Ternak adalah sebesar Rp. 539,74 per
kilogram. Ini berarti untuk setiap butir produksi telur, CV. Anak Ternak
mengeluarkan uang sebesar Rp. 539,74 untuk membayar biaya produksi.
3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut Metode Full Costing
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dilakukan
dengan menjumlahkan semua biaya produksi yang digunakan dalam
memproduksi telur ayam termasuk biaya tidak langsung yang berupa biaya
overhead variabel. Metode ini lebih lengkap dan mencakup keseluruhan biaya
tidak seperti perhitungan harga pokok produksi menurut CV. Anak Ternak.
Walaupun terlihat rumit, dengan metode full costing, perhitungan harga pokok
produksi akan lebih tepat sehingga dapat menghasilkan harga jual yang sesuai
dengan target keuntungan perusahaan.
Dalam perhitungan dengan menggunakan metode full costing, perhitungan
biaya dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh peternakan
pada saat ayam dalam masa pertumbuhan dan belum berproduksi atau pada
masa pra produksi, dan biaya yang dikeluarkan oleh peternakan pada saat ayam
sudah memproduksi telur atau pada masa produktif.
Biaya bagian pra produksi adalah semua biaya yang digunakan untuk
ayam yang belum memproduksi telur adalah biaya pengadaan aset yang masuk
kedalam perhitungan aktiva tetap dan dibebankan kepada biaya factory overhead
sebagai biaya penyusutan aktiva tetap. Biaya bagian produksi dimana semua
biaya yang digunakan dalam proses produksi telur adalah biaya produksi yang
menjadi data dalam perhitungan harga pokok produksi.
68
Pembagian didasarkan pada perbandingan jumlah ayam dalam masa pra
produksi dan ayam produktif, dimana ayam dalam masa pra produksi berjumlah
2000 kepala, dan ayam dalam masa produktif berjumlah 6000 kepala. Ayam
selalu berotasi setiap bulannya saat mendapatkan ayam anakan baru dan ayam
yang sudah melewati umur optimalnya dilakukan pengafkiran. Rotasi ayam ini
memastikan bahwa jumlah ayam dalam suatu waktu selalu tetap dalam setahun
tanpa mengalami perubahan yang signifikan.
Tabel 4.11
Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Biaya Bahan Baku Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Biaya bibit ayam 366.000.000
Biaya pakan 766.500.000
Biaya vaksin 5.000.000
Biaya desinfektan 100.000
TOTAL 1.137.600.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
69
Tabel 4.12
Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak
Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Upah pekerja telur 18.000.000
Upah pekerja kandang 8.400.000
Total 26.400.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.13
Biaya Over Head CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Biaya listrik 1.200.000
Biaya air 600.000
PBB 57.000
Biaya Penyusutan Aktiva tetap 27.251.562
Total 29.108.562
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
70
Tabel 4.14
Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya bahan baku 1.137.600.000
Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000
Biaya overhead 29.108.562
Harga pokok produksi 1.193.108.562
Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur
Harga pokok produksi per butir Rp. 552,36
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
4. Perbandingan Hasil Analisis
Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi antara metode yang
digunakan oleh CV. Anak Ternak dengan metode full costing terjadi karena
perbedaan biaya yang masuk dalam perhitungan. Menurut CV. Anak Ternak,
biaya FOH tetap berupa penyusutan tidak dihitung karena bukan merupakan
pengeluaran yang dikeluarkan secara langsung dan dianggap tidak signifikan.
Hal ini tentu berbeda dengan metode full costing yang menghitung berbagai
biaya FOH baik variabel maupun tetap. Selain itu perhitungan CV. Anak Ternak
tidak menghiraukan waktu yang dibutuhkan oleh ayam dari saat diperoleh hingga
siap berproduksi. Ayam dalam masa pertumbuhan ini tentu memerlukan biaya
bahkan saat mereka belum berproduksi. Dalam metode full costing, biaya per
71
tahun dijabarkan setiap bulan untuk memastikan bahwa biaya ayam yang belum
berproduksi tetap dihitung.
Dengan membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi yang
digunakan oleh CV. Anak Ternak dengan metode full costing akan terlihat besar
perbedaan yang didapat, serta akan diketahui dampak dari perbedaan tersebut.
Perhitungan yang dianggap sepele dapat memberikan dampak yang besar
terutama pada jangka waktu yang panjang dan dapat menjadi ancaman bagi
kelangsungan peternakan CV. Anak Ternak jika pemilik CV. Anak Ternak
menggunakan perhitungan harga pokok produksi yang tidak tepat sebagai dasar
pengambilan keputusan yang beresiko seperti keputusan ekspansi dengan
menggunakan dana pinjaman yang membutuhkan laporan keuangan yang
akurat.
Tabel 4.15
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut CV. Anak
Ternak dengan Menggunakan Metode Full Costing
Keterangan Menurut Peternakan
(Pertahun)
Metode Full Costing
(Pertahun)
Biaya bahan baku 1.137.600.000 1.137.600.000
Biaya tenaga kerja
Langsung
26.400.000
26.400.000
Biaya FOH 1.857.000 29.108.562
Harga pokok produksi 1.165.857.000 1.193.108.562
72
Produksi telur
berdasarkan periode
2.160.000 Butir telur
2.160.000 Butir telur
Harga pokok produksi
per butir
Rp. 539,74
Rp. 552,36
Selisih Rp. 12,6
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Selisih perhitungan harga pokok produksi ini menunjukkan bahwa biaya
yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak pada saat memproduksi telur
sesungguhnya lebih besar senilai Rp. 12,6 daripada yang diperhitungkan oleh
CV. Anak Ternak.
5. Penentuan Harga Jual
Penetapan Harga Jual merupakan salah satu kebijakan yang penting
dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan laba yang di rencanakan. Biaya
merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual dengan
memberikan informasi tentang batas bawah harga jual sebelum menderita
kerugian untuk setiap penjualan, namun bukan merupakan satu-satunya faktor.
Terdapat berbagai faktor lain seperti permintaan dan penawaran, selera
konsumen, persaingan harga, regulasi pemerintah, bahkan musim yang
mempengaruhi harga jual suatu barang. Namun dari berbagai faktor yang ada,
hanya faktor biaya yang dapat secara langsung dikontrol oleh perusahaan,
dimana faktor lain berada diluar kuasa perusahaan dan hanya bisa diprediksi
serta diantisipasi. Oleh karena itu untuk penentuan harga jual yang disajikan
dalam penelitian ini, faktor penentu harga jual selain biaya tidak dianggap.
73
Perhitungan harga pokok produksi yang tepat akan membantu perusahaan
dalam menentukan harga jual yang sesuai dengan target laba yang diinginkan.
Berikut adalah penentuan harga jual berdasarkan perhitungan dengan
metode full cost pricing.
Tabel 4.16
Perbandingan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan CV. Anak Ternak dan
Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing
Uraian Perhitungan
CV Anak Ternak
Jumlah Produksi Perhitungan Harga jual per produk
Harga Pokok Produksi
Rp. 1.193.108.562 2.160.000 Butir telur Rp. 552,36
Markup 200% 150% Rp. 1.380,9
Sumber : Peternakan CV Anak Ternak: 2019 (diolah)
Selisih harga jual antara perhitungan CV Anak Ternak dan perhitungan
harga pokok produksi dengan full costing tidak terdapat selisih, Tentu saja,
markup laba yang sedemikian rupa meningkatkan harga jual yang harus
dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli produk telur ayam sehingga
sebaiknya CV Anak Ternak mengevaluasi kembali persentase markup laba
sehingga tidak membebani konsumen dan tetap bisa bersaing dengan harga
pasar. Jika CV Anak Ternak menginginkan harga yang relatif sama maka
markup laba harus diturunkan menjadi 120%. Selisih markup sebesar 120%
menunjukkan bahwa sesungguhnya keuntungan dari markup sebesar 150%
sebanyak 120% nya adalah biaya yang belum dibebankan sehingga
menunjukkan laba yang seakan-akan besar.
74
Tabel 4.17
Perbandingan Laba Rugi
CV Anak Ternak Tahun 2019
Peternakan CV.Anak Ternak Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019
Keterangan Jumlah
Harga jual Rp. 1.380,9
Unit terjual 2.160.000 Butir telur
Total penjualan Rp. 2.982.744.000
Harga pokok produksi Rp. 1.193.108.562
Harga pokok penjualan
Laba kotor Rp. 1.789.635.440
Biaya operasional
biaya Pemasaran Rp. 51.689.400
biaya Umum Rp. 14.000.000
biaya Administrasi Rp. 28.000.000
Laba sebelum bunga Rp. 1.861.297.800
Biaya bunga -
Laba bersih Rp. 1.861.297.800
Sumber : Peternakan CV Anak Ternak : 2019 (diolah)
Unit terjual merupakan estimasi produksi telur ayam per tahun (12 bulan)
berdasarkan produksi sebesar 2.600.000 butir per tahunnya. Harga pokok
penjualan bernilai nol karena peternakan CV Anak Ternak tidak memiliki
persediaan barang jadi. Semua produk didistribusikan pada hari itu juga kepada
rekanan bisnis sehingga produksi hari itu akan laku hari itu juga tanpa ada sisa
persediaan. Biaya bunga bernilai nol karena peternakan CV. Anak Ternak tidak
75
memiliki pinjaman dalam bentuk apapun kepada pihak manapun. Semua aset
murni berawal dari harta pribadi Bapak Muhammad Zainal selaku pemilik
peternakan. Selisih sebesar Rp. 12,6 menggambarkan jumlah yang seakan-akan
dirasakan oleh CV. Anak Ternak sebagai laba dengan menggunakan
perhitungannya sendiri namun jika menggunakan metode full costing terlihat
bahwa jumlah tersebut sebenarnya adalah biaya-biaya tersembunyi yang tidak
diperhatikan oleh CV. Anak Ternak yang seharusnya dibebankan untuk
mendapatkan laporan laba rugi yang benar dan akurat.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada CV. Anak Ternak
adalah terdapat selisih antara perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan
oleh peternak dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan dengan metode
full costing. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing lebih besar karena perhitungan biaya dan alokasinya yang lebih
mendetail, selisih ini timbul karena adanya biaya yang tidak dihitung oleh
peternak dalam membuat harga pokok produksi, khususnya biaya yang bersifat
tidak langsung seperti biaya penyusutan aktiva tetap karena peternak tidak
merasa mengeluarkan uang untuk menutupi biaya tersebut. Perhitungan yang
digunakan oleh CV. Anak Ternak juga tidak membedakan biaya yang digunakan
dalam perhitungan pada ayam tahap pra produksi maupun pada tahap produktif.
Pencampuran biaya ini menjadikan perhitungan harga pokok produksi yang
digunakan oleh CV. Anak Ternak tidak akurat.
Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing menghasilkan perhitungan penentuan harga jual yang lebih tepat dalam
menggambarkan target laba dengan metode mark up. Dengan harga jual yang
tepat berdasarkan harga pokok produksi yang dihitung menggunakan metode full
costing serta target laba yang sesuai, maka akan didapat laporan laba rugi
perusahaan yang jauh lebih akurat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan di masa depan. costing serta target laba yang sesuai, maka akan
77
didapat laporan laba rugi perusahaan yang jauh lebih akurat dan lebih tepat
untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di masa depan.
B. Saran Penelitian
Adapun saran – saran yang dapat di sampaikan penulis untuk usaha ternak
ayam petelur pada CV. Anak Ternak di Kabupaten Enrekang yaitu :
1. Pencatatan biaya harus lebih detail dan mencakup semua biaya tanpa
mengabaikan biaya yang dianggap tidak penting, seperti biaya penyusutan,
karena walaupun tidak terasa secara langsung pengeluarannya dalam
proses produksi, akumulasi dari biaya biaya tersebut tetaplah bernilai besar
dan harus menjadi perhatian dari manajemen CV. Anak Ternak.
2. Penghitungan harga pokok sebaiknya konsisten dengan menggunakan
metode full costing untuk mendapatkan angka yang lebih tepat dan akurat.
Perhitungan harga pokok dengan metode CV. Anak Ternak menghasilkan
angka yang tidak akurat dan memberikan kesan bahwa biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi telur ayam adalah kecil padahal
nyatanya biaya yang dikeluarkan lebih besar tanpa terdeteksi oleh
manajemen CV. Anak Ternak. Biaya terselubung ini sangat berbahaya
karena jika tidak dideteksi oleh manajemen dapat membengkak dan
menghasilkan laba semu yang seakan akan menguntungkan peternakan di
atas kertas namun pada kenyataannya peternakan mengalami kerugian.
3. CV. Anak Ternak juga sebaiknya menurunkan target laba dengan mark up
yang tinggi. Dengan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan
metode full costing, akan didapat harga pokok produksi yang lebih besar
daripada perhitungan dengan metode CV. Anak Ternak sebelumnya. Jika
78
perusahaan tetap bersikeras menggunakan mark up laba yang digunakan
sebelumnya, harga telur akan terlalu tinggi untuk dapat dibeli oleh pasar.
Harga telur yang terlalu tinggi akan mengakibatkan konsumen lari ke
peternakan lain dan akan mengakibatkan produk telur CV. Anak Ternak
gagal terjual dan akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anggadini Sri Dewi, Dkk,2012. Akuntansi Biaya, Yogyakarta : Graha Ilmu. Arifa
Dan Dewi, 2014. Analisis Keterkaitan Dan Dampak Sektor Perdagangan Dan
Industri Terhadap Pdrb Jawa Timur. Universitas Negeri Surabaya.
Blocher J. Edward, Dkk, 2001. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategis,
Jakarta : Salemba Empat.
Bustami Bastian dan Nurlaela, 2013. Akuntansi Biaya, Edisi 4, Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Fanani, Zaenal, 2009. Analisis Integrasi Vertikal Industri Pakaian Jadi (Garmen)
Di Indonesia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya . Skripsi. Institud
Pertanian Bogor.
Handojo Andreas, Dkk, 2013. Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada
Peternakan Ayam Potong Panorama Dengan Metode Job Order Costing
(skripsi), Surabaya : UPN Veteran.
Hasan Nasrodin, 2006. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Gula Pada
PetaniTebu Rakyat Yang Tergabung Dalam Asosiasi Petani Tebu Pg
Soedhono Kab. Ngawi (Skripsi), Jakarta : UIN Syarifhidayatullah.
Manurung Elvy Maria, 2011. Akuntansi Dasar (Untuk Pemula), Jakarta : Penerbit
Erlanga.
Mappigau Palmarudi, 2011. Analisis Strategi Pemasaran Telur Pada Peternakan
Ayam Ras Skala Besar Di Kabupaten Sidrap (Skripsi), Makassar : Unhas.
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya Edisi ke-2, Yogyakarta, Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Rondhi, 2009. Analisis Struktur dan Perilaku Ekonomi Untuk Menentukan Sektor
Perekonomian Unggulan Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal. Vol..No 2.
Rudianto, 2009. Pengantar Akuntansi, Jakarta : Penerbit Erlangga. Setiawan Edi,
2012. Harga Pokok Produksi Ayam Ras Petelur (skripsi),Jakarta : Blogger.
Setiawan, Wahyu, 2013. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Pada Industri
Perdagangan dan Jasa Angkutan Di Jawa Timur. Skripsi. Unoversitas
Sriwijaya.
Soekarwati, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Pembahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas, Edisi Ke-3, Jakarta : PT. Raja Grafindo Prasada.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Penerbit Alfabeta.
80
Yadiati Winwin dan Wahyudi Ilham, 2006. Pengantar Akuntansi, Jakarta :
Pranada Media Grup.
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN
Tabel 4.2
kebutuhan dan biaya pakan CV. AnakTernak Produksi periode 2019
No
Jenis Pakan
Kebutuhan per ekor
(Kg)
Kebutuhan per 6.000 ekor (Kg)
Harga per Kg (Rp)
Biaya per hari
(Rp)
Biaya per periode
(Rp)
1 Konsentrat 0,028 168 6.600 1.108.800 404.420.000
2 Jagung Giling
0,042 252 3.500 882.000 321.930.000
3 Dedak 109.200 39.858.000
Total 2.100.000 766.500.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019
Tabel 4.3
Pemakaian dan Biaya Vaksin Pemeliharaan CV. Anak Ternak 2019
No Merk vaksin
Pemakaian (kali)
Harga satuan (Rp)
Kapasitas ayam (ekor)
Jumlah ayam (ekor)
Kebutuhan (buah)
Jumlah (Rp)
1
ND.IB
1
500.000
1500
6.000
4
2.000.000
2
Coryza. B
1
450.000
1500
6.000
4
1.800.000
3
Gumbo ro.A
1
300.000
1500
6.000
4
1.200.000
Total 5.000.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019
Tabel 4.3
Pemakaian dan Biaya Vaksin Pemeliharaan CV. Anak Ternak 2019
No Merk vaksin
Pemakaian (kali)
Harga satuan (Rp)
Kapasitas ayam (ekor)
Jumlah ayam (ekor)
Kebutuhan (buah)
Jumlah (Rp)
1
ND.IB
1
500.000
1500
6.000
4
2.000.000
2
Coryza. B
1
450.000
1500
6.000
4
1.800.000
3
Gumbo ro.A
1
300.000
1500
6.000
4
1.200.000
Total 5.000.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.4
Upah Tenaga Kerja CV. Anak Ternak 2019
No
Nama
Tugas Upah per
bulan (Rp) Upah per
tahun (Rp)
1
Wirawan
Mencampur pakan serta memberi makan dan minum
800.000
9.600.000
2
Sudirman
Memberi vitamin dan membersihkan Kandang
700.000
8.400.000
3 Tahari Memanen telur 700.000 8.400.000
Total 2.200.000 2.400.000
Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)
Tabel 4.5
Total Biaya Bibit yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak 2019
No Tahapan Jumlah Ayam Harga ayam/ekor (Rp) Jumlah (Rp)
1 I 3.000 62.000 186.000.000
2 II 1.500 60.000 90.000.000
3 III 1.500 60.000 90.000.000
Total 366.000.000
Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)
Tabel 4.6
Biaya Listrik Air dan PBB CV. Anak Ternak 2019
No Jenis Kegunaan Biaya per bulan
(Rp)
Biaya per tahun
(Rp)
1
Lampu
penerangan
kandang
100.000
1.200.000
2 Air 50.000 600.000
3 PBB 4.750 57.000
Total 154.750 1.857.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.7
Laporan Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak 2019
Peternakan CV. Anak
Ternak Laporan Biaya
Bahan Baku
Jumlah
(Rp)
Biaya bibit ayam 366.000.000
Biaya pakan 766.500.000
Biaya vaksin 5.000.000
Biaya desinfektan 100.000
Total 1.137.600.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.8
Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak
Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Upah pekerja telur 18.000.000
Upah pekerja kandang 8.400.000
Total 26.400.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.9
Biaya FOH CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Biaya listrik 1.200.000
Biaya air 600.000
PBB 57.000
Total 1.857.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.10
Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya bahan baku 1.137.600.000
Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000
Biaya overhead 1.857.000
Harga pokok produksi 1.165.857.000
Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur
Harga pokok produksi per butir Rp. 539,74
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.11
Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Biaya Bahan Baku Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Biaya bibit ayam 366.000.000
Biaya pakan 766.500.000
Biaya vaksin 5.000.000
Biaya desinfektan 100.000
TOTAL 1.137.600.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.12
Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak
Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Upah pekerja telur 18.000.000
Upah pekerja kandang 8.400.000
Total 26.400.000
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.13
Biaya Over Head CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019
Keterangan Jumlah (Rp)
Biaya listrik 1.200.000
Biaya air 600.000
PBB 57.000
Biaya Penyusutan Aktiva tetap 27.251.562
Total 29.108.562
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.14
Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam
CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019
Keterangan Total Biaya (Rp)
Biaya bahan baku 1.137.600.000
Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000
Biaya overhead 29.108.562
Harga pokok produksi 1.193.108.562
Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur
Harga pokok produksi per butir Rp. 552,36
Tabel 4.15
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut CV. Anak
Ternak dengan Menggunakan Metode Full Costing
Keterangan Menurut Peternakan
(Pertahun)
Metode Full Costing
(Pertahun)
Biaya bahan baku 1.137.600.000 1.137.600.000
Biaya tenaga kerja
Langsung
26.400.000
26.400.000
Biaya FOH 1.857.000 29.108.562
Harga pokok produksi 1.165.857.000 1.193.108.562
Produksi telur
berdasarkan periode
2.160.000 Butir telur
2.160.000 Butir telur
Harga pokok produksi
per butir
Rp. 539,74
Rp. 552,36
Selisih Rp. 12,6
Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)
Tabel 4.16
Perbandingan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan CV. Anak Ternak dan
Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing
Uraian Perhitungan
CV Anak Ternak
Jumlah Produksi Perhitungan Harga jual per produk
Harga Pokok Produksi
Rp. 1.193.108.562 2.160.000 Butir telur Rp. 552,36
Markup 200% 150% Rp. 1.380,9
Sumber : Peternakan CV Anak Ternak: 2019 (diolah)
Tabel 4.17
Perbandingan Laba Rugi
CV Anak Ternak Tahun 2019
Peternakan CV.Anak Ternak Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019
Keterangan Jumlah
Harga jual Rp. 1.380,9
Unit terjual 2.160.000 Butir telur
Total penjualan Rp. 2.982.744.000
Harga pokok produksi Rp. 1.193.108.562
Harga pokok penjualan
Laba kotor Rp. 1.789.635.440
Biaya operasional
biaya Pemasaran Rp. 51.689.400
biaya Umum Rp. 14.000.000
biaya Administrasi Rp. 28.000.000
Laba sebelum bunga Rp. 1.861.297.800
Biaya bunga -
Laba bersih Rp. 1.861.297.800
Sumber : Peternakan CV Anak Ternak : 2019 (diolah)
SURAT BALASAN PENELITIAN
HASIL TURNITIN
BIOGRAFI PENULIS
Nofita. S nama panggilan Novi lahir Pekajo tanggal 05 Mei
1999 dari pasang suami istri Bapak Syarifuddin dan Ibu
Isnaini. Peneliti adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.
Peneliti sekarang bertempat tinggal di Bontotangga Jl.
Karaeng Bontotangga II, lorong 3 Kecamatan Rappoocini.
Pendidikan yang telah ditempuholeh peneliti yaitu SDN 99 Pekajo, SMPN 4
ALLA, SMKN 1 Enrekang dan mulai tahun 2016 mengikuti program S1 Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sampai dengan penulisan skripsi ini penelitian masih terdaftar sebagai
mahasiswi program S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH).