108
TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERNAK AYAM PETELUR PADA CV. ANAK TERNAK DI KABUPATEN ENREKANG (Suatu Studi Kasus) SKRIPSI Oleh NOFITA. S 105731126316 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA

POKOK PRODUKSI TERNAK AYAM PETELUR PADA

CV. ANAK TERNAK DI KABUPATEN ENREKANG

(Suatu Studi Kasus)

SKRIPSI

Oleh

NOFITA. S

105731126316

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 2: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

ii

HALAMAN JUDUL

TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA

POKOK PRODUKSI TERNAK AYAM PETELUR PADA

CV. ANAK TERNAK DI KABUPATEN ENREKANG

(Suatu Studi Kasus)

Oleh

NOFITA. S

105731126316

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 3: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

iii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya Bapak Syarifuddin dan Ibu Isnaini yang telah

memberikan dukungan dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan

skripsi ini.

2. Saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan penuh dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu dosen terkhusus kedua pembimbing saya yang dengan

sabar dan ikhalas meluangkan waktunya untuk membimbing dan

memberi arahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada sepupu saya yang sangat berperan penting dalam terciptanya

skripsi ini.

5. Para sahabat-sahabat yang telah memberikan bantuan dan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

MOTTO HIDUP

“Pedang terbaik yang dimiliki ialah sebuah kesabaran tanpa batas”

“Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasan,

menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan”

Page 4: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian :“Tinjauan Penerapan Metode Perhitungan Harga Pokok

Produksi Ternak Ayam Petelur Pada CV. Anak Ternak di

Kabupaten Enrekang”.

Nama Mahasiswa : Nofita. S

No. Stambuk/ NIM : 105731126316

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diujiankan serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi

yang dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2021 di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar.

Makassar, 27 Februari 2021

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Muh. Rum. SE., M.Si Muhammad Nasrun, S. ST, M.Si, Ak, CA,CPA NIDN : 0020096301 NIDN : 0928068103

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073 428

Page 5: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

v

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama NOFITA. S, NIM : 105731126316, diterima dan

disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0004/SK-Y/62201/091004/2021,

Pada tanggal 27 Februari 2021, sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

15 Rajab 1442 H

Makassar,

27 Februari 2021 M

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…….….….)

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (...………...)

(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM . (...………...)

(WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM. (……….….)

2. Mira, SE., M.Ak. (……….….)

3. Muhammad Nasrun, S.ST, SE, M.Si, Ak (……….….)

4. Abd. Salam, SE. M.Si. Ak.CA.CSP (……….….)

Page 6: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatan dibawah ini :

Nama : Nofita. S

Stambuk : 105731126316

Jurusan : Akuntansi

Dengan Judul : “Tinjauan Penerapan Metode Perhitungan Harga Pokok

Produksi Ternak Ayam Petelur Pada CV. Anak Ternak di

Kabupaten Enrekang”.

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri,

bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 27 Februari 2021

Yang Membuat Pernyataan,

Nofita. S

NIM. 105731126316

Diketahui Oleh :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Ismail Rasulong, SE.,MM

NBM. 903 078

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi,SE,M.Si.Ak.CA.CSP

NBM. 1 073 428

Page 7: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

vii

ABSTRAK

Nofita. S, 2021. “Tinjauan penerapan metode perhitungan harga pokok

produksi ternak ayam petelur Pada CV. Anak Ternak Di Kabupaten

Enrekang”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Muh. Rum dan Muhammad Nasrun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen dan cara

penentuan harga pokok produksi oleh CV. Anak Ternak di Kabupaten Enrekang.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah penentuan harga pokok

produksi CV. Anak Ternak di kabupaten Enrekang sudah sesuai dengan metode

perhitungan harga pokok produksi secara akuntansi biaya. Jenis penelitian yang

digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus.

Teknis analisis penelitian ini mengamati perhitungan harga pokok yang dilakukan

oleh perusahaan, kemudian diperbandingkan dengan perhitungan harga pokok

berdasarkan standar akuntansi yang tepat. Secara langsung mencari data dari

objek penelitian dan mengambarkan aspek-aspek yang relevan terdapat

penentuan harga jual untuk memenuhi target laba.

Hasil penelitian ini, diketahui harga pokok produksi ternak ayam petelur

pada CV. Anak Ternak telah sesuai dengan prinsip perhitungan harga pokok

akuntansi yang tepat dengan menggunakan metode perhitungan harga pokok

produksi memeperoleh jumlah Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok

Penjualan yang tepat dan wajar

Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, Ayam Petelur.

Page 8: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

viii

ABSTRACT

Nofita. S, 2021. "The overview of the application of the method of

calculating the cost of production of laying hens at CV. Anak Ternak in

Enrekang ". Thesis in Department of Accounting, Faculty of Economics and

Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Muh. Rum and

Muhammad Nasrun.

The aims of this study to determine the elements and ways of determining

the cost of goods manufactured by CV. Anak Ternak in Enrekang Regency.The

main problem in this research is whether the determination of the cost of goods

manufactured by CV. Anak Ternak in Enrekang district are in accordance with the

calculating method of the cost of production in cost accounting. The type of

research used is descriptive quantitative research with a case study approach.

The technical analysis of this research observes the calculation of the cost of

goods carried out by the company, then compared with the calculation of the cost

of goods based on appropriate accounting standards. Directly looking for data

from the object of research and describing the relevant aspects, there is the

determination of the selling price to meet the profit target.

The results of this study, that the cost of production of laying hens at CV.

Anak Ternak are in accordance with the principle of calculating the cost of goods

in an accurate accounting by using the method of calculating the cost of goods

manufactured to obtain an accurate and reasonable amount of Cost of

Production and Cost of Goods Sold.

Keywords: Cost of Production, Cost of Goods Sold, Laying Hens

Page 9: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan

rahmat, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis

dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan fikiran untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar

sarjana pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua

Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Samsu Rizal S.E, MM selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti.

5. Bapak Dr.Muh.Rum.SE,M.Si, selaku pembimbing I yang senantiasa

mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.

6. Bapak Muhammad Nasrun,S.ST.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA, selaku pembimbing

II yang senantiasa memberikan saran, arahan dan perbaikan dengan

Page 10: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

x

sabar sehingga proses penelitian dan penyusunan skripsi dapat selesai

dengan baik.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam

memberikan ilmu kepada penulis.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Orang Tua penulis yang telah membantu, membimbing dan memberi

support yang sangat ikhalas bagi penulis.

10. Saudara saya Irfan, A.Md.Kep dan Isdar yang sudah memberikan

dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi.

11. Sepupu saya Handayani, S.P yang telah membantu dan membimbing

sampai selesainya skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat saya Sri Devi Eka Suherman, Yuliana, Husna Wahyuni,

Tri Astuti, Lisa, Eka Fatmala, Rhya Riski, S.M, Dedi Mulya Arif,

Nuralamsyah, Andi Ahmad Yani dan semua teman-teman yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu yang telah memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Makassar, 27 Februari 2021

Nofita. S

Page 11: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................i

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ............................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... v

LEMBAR SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................................. vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8

A. Landasan Teori ...................................................................................... 8

1. Biaya................................................................................................................... 8

2. Penggolongan Biaya ...................................................................................... 12

3. Biaya produksi ................................................................................................ 14

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ................................................ 16

5. Metode Penentuan Harga Jual Produk ....................................................... 17

6. Harga Pokok Penjualan ................................................................................. 24

7. Harga Pokok Produksi ................................................................................... 25

8. Menghitung Harga Pokok Produksi ............................................................. 26

9. Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan. ................................. 29

Page 12: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

xii

10. Transaksi Barang Dagang ........................................................................ 30

11. Perhitungan Pendapatan Untuk Perusahaan Dagang ......................... 32

12. Laba Kotor (Gross Profit) .......................................................................... 34

13. Proses Penjualan atau Pemasaran ......................................................... 35

14. Faktor – Faktor Penjualan ......................................................................... 36

B. Tinjauan Empiris .................................................................................. 40

C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 47

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 47

B. Lokasi dan Waktu PenelitiaN ............................................................... 47

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 48

D. Jenis Dan Sumber Data ....................................................................... 49

E. Metode Analisis Data ........................................................................... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 51

1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 51

2. Visi dan Misi .................................................................................................... 52

3. Deskripsi Pekerjaan ....................................................................................... 52

4. Kegiatan Pemeliharaan pada Masa Pra Produksi dan Masa Produktif

53

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 58

1. Klasifikasi Biaya Dalam Perusahaan .......................................................... 58

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut CV. Anak Ternak

2019 .......................................................................................................................... 63

3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut Metode Full Costing

67

4. Perbandingan Hasil Analisis ......................................................................... 70

5. Penentuan Harga Jual ................................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 76

A. Kesimpulan Penelitian ......................................................................... 76

B. Saran Penelitian .................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 79

Page 13: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Biaya Bahan Baku ............................................................................. 15

Tabel 2.2 Harga Pokok Penjualan ..................................................................... 24

Tabel 2.3 Harga Pokok Produksi ....................................................................... 26

Tabel 2.4 Laporan Harga Pokok Produksi.......................................................... 28

Tabel 2.5 Akuntansi Pembelian Barang Dagangan ............................................ 31

Tabel 2.6 Akuntansi Penjualan Barang Dagangan ............................................. 32

Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 40

Tabel 4.1 Peralatan Yang Digunakan Cv. Anak Ternak ..................................... 57

Tabel 4.2 Kebutuhan Dan Biaya Pakan Cv. Anak Ternak .................................. 59

Tabel 4.3 Pemakaian Dan Biaya Vaksin Cv. Anak Ternak ................................ 59

Tabel 4.4 Upah Tenaga Kerja Cv. Anak Ternak ................................................. 60

Tabel 4.5 Total Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Cv. Anak Ternak ........................ 61

Tabel 4.6 Biaya Listrik Air Dan Pbb Cv. Anak Ternak ........................................ 62

Tabel 4.7 Laporan Biaya Bahan Baku Cv. Anak Ternak .................................... 64

Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ........... 65

Tabel 4.9 Biaya Foh Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam .......................... 65

Tabel 4.10 Harga Pokok Produksi Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ..... 66

Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ........... 68

Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ......... 69

Tabel 4.13 Biaya Over Head Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ............. 69

Tabel 4.14 Harga Pokok Produksi Cv. Anak Ternak Untuk 6000 Ekor Ayam ..... 70

Tabel 4.15 Perbandingan Harga Pokok Produksi .............................................. 71

Tabel 4.16 Perbandingan Harga Jual................................................................. 73

Tabel 4.17 Perbandingan Laba Rugi.................................................................. 74

Page 14: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................... 28

Page 15: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pembelian Pakan Jagung, Dedak dan Rak

Lampiran 2 Penjualan Barang Dagangan

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Hasil Turnitin

Page 16: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan usaha ternak ayam petelur untuk meningkatkan

kesejahteraan jutaan penduduk Indonesia khususnya peternak dilokasi

Kabupaten Enrekang. Tidak hanya diarahkan pada peningkatan produksi,

penjualan dan pendapatan saja akan tetapi, menyangkut pula para peternak

ayam dan pengembangan secara keseluruhan yang dilakukan secara terpadu.

Sejalan dengan terus membaiknya perkembangan usaha peternakan ayam

petelur di Indonesia khususnya Kabupaten Enrekang, agar mampu memenuhi

kebutuhan negeri. Pemerintah harus didorong untuk mengeluarkan kebijakan

yang ditujukan untuk membangun dan membina usaha ternak ayam petelur agar

mampu meningkatkan produktivitas dengan kualitas yang baik, sehingga mampu

berdaya saing dengan telur ayam impor serta dapat mengurangi ketergantungan

akan impor telur ayam secara bertahap.

Usaha ternak ayam petelur saat ini telah melakukan perhitungan harga

pokok produksi secara manual dengan melakukan perhitungan secara kasar,

mulai dari biaya pakan sampai pada obat yang dikeluarkan secara keseluruhan

dalam periode tertentu, hal tersebut cukup menyulitkan untuk mengetahui harga

pokok produksi dan proses penelusuran arus biaya yang dikeluarkan per

kandang dan per batch pengadaan ayam. Selain itu, karena proses dilakukan

secara manual maka proses pencatatan dan perhitungan membutuhkan waktu

yang cukup lama dan terjadi kesulitan menganalisa keuntungan yang didapatkan

dari penjualan telur ayam yang ada. Menurut Andreas Handojo, (2013:01) bahwa

Page 17: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

2

dengan semakin meningkatnya tingkat persaingan usaha. Informasi menjadi

suatu hal yang teramat penting. Salah satu informasi yang penting dalam sebuah

perusahaan adalah informasi harga pokok produksi, dalam menghasilkan barang

yang akan diproduksi, dimana perusahaan dapat mengetahui ongkos produksi

dan keuntungan yang didapatkan.

Salah satu kendala yang harus dihadapi pada tahap awal perkembangan

bisnis ayam petelur seperti setelah beberapa lama bisnis berjalan, tapi masih

tidak dapat mengetahui apakah bisnis tersebut menghasilkan keuntungan atau

malah merugi. Pemilik bisnis atau seseorang yang berada di jajaran manajemen

sebuah perusahaan harus lebih memahami tentang pentingnya Harga Pokok

Produksi. Dengan memahami perhitungan Harga Pokok Produksi, maka pemilik

bisnis bisa menganalisis lebih jauh mengapa harga jual pesaing lebih tinggi

seperti apakah bahan baku yang diperoleh lebih murah dan mudah, cara

produksi yang efisien, bargaining power (daya tawar) tertentu terhadap

konsumen atau karena segmen pasarnya. Umumnya, Harga Pokok Produksi

ada pada perusahaan dagang karena sifat bisnis yang melakukan jual beli

barang dagangan. Kegunaan dari mengenal cara menghitung Harga Pokok

Produksi adalah selain dapat mengerti patokan untuk menentukan harga jual

barang yang ditawarkan, tetapi juga untuk mengetahui keuntungan yang

diinginkan oleh perusahaan. Harga Pokok Produksi adalah perhitungan yang

mengacu pada seluruh biaya langsung yang dikeluarkan untuk memperoleh

produk atau layanan yang akan dijual.

Solusi permasalahan yang dialami oleh peternak ayam petelur terkait

dengan informasi akuntansi yang dibuat, maka dilakukan penggalian informasi,

proses desain serta pembuatan aplikasi perhitungan harga pokok produksi yang

Page 18: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

3

meliputi sistem pembelian, produksi, penjualan, stok barang, laporan dan

perhitungan harga pokok produksi. Perusahaan atau usaha ternak ayam petelur

yang berlokasi di Kabupaten Enrekang mempunyai Sistem pemeliharaan ayam.

Pemeliharaan ayam petelur tersebut diberikan vaksinasi dan pakan ayam mulai

dari ayam berumur 1 hari sampai ayam menghasilkan telur, sampai kurang lebih

ayam berumur 23 bulan.

Perlunya CV.Anak Ternak mengevaluasi perhitungan dan penyusunan

harga pokok merupakan suatu hal yang penting yang terkait dengan biaya

produksi yang dibebankan dalam harga pokok produksi. Biaya produksi menurut

Atkinson et al (2007:89), adalah nilai moneter dari barang dan jasa yang

dikeluarkan untuk mendapatkan untuk memproduksi satuan unit produk. Agar

pemilik bisnis tidak merugi, menentukan harga suatu barang tidak bisa dilakukan

dengan sembarangan. Banyak pelaku bisnis pemula yang menentukan harga

produksi tanpa tahu berapa sebenarnya Harga Pokok Produksi dari produk yang

dijual sehingga harga yang ditetapkan terlalu rendah dan keuntungan yang

didapat dirasa tidak sesuai dengan besarnya biaya produksi dan upaya yang

dikerahkan dalam proses pembuatannya. Atau, mungkin harga yang ditetapkan

terlalu tinggi dibandingkan sehingga produk yang terjual sangat sedikit dan

akhirnya kalah bersaing dengan bisnis lain di industri yang sama.

Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga dapat

dijual dan menghasilkan keuntungan kas. Penentuan harga pokokproduksi

menurut Mulyadi (2007:40) dapat dilakukan dengan menggunakan metode full

costing, variabel costing atau dengan sistem activity based costing, namun

untukmetode full costing atau konvensional terjadi banyak sekali distorsi dalam

penentuan harganya karena sistem pembebanan biaya tidak diperhitungkan

Page 19: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

4

secara detail. Sehingga diperlukan sistem perhitungan yang lebih akurat yaitu

sistem activity based costing seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2009:103)

merupakan sistem pembebanan biaya dengan cara pertama kali menelusuri

biaya aktivitas dan kemudian ke produk. Sehingga akan akurat apabila

menjadikan sistem activity based costing untuk perhitungan harga pokok

produksi untuk output lebih dari satu jenis.

Sama seperti usaha-usaha bisnis lainnya, bisnis ternak ayam CV.Anak

Ternak juga dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan semaksimal mungkin.

Persaingan dalam dunia bisnis menuntut peternak ayam harus mau belajar

sehinggamampu memanfaatkan segala sarana dan teknologi yang ada untuk

mengembangkan usahanya. Perkembangan usaha yang sangat pesat

mengharuskan pengusaha terus mengembangkan usahanya. Oleh karena itu,

sangatlah diperlukan informasi yang akurat untuk mengambilkeputusan dalam

pengendalian biaya terhadap harga pokokproduksi. ”Harga pokok produksi

merupakan puncak dariberbagai variabel kegiatan manajemen peternakan ayam

petelur. Adapun komponen-komponen pembentuk harga pokok produksi telur

tersebut yaitu biaya pakan, biaya operasional, biaya penyusutan, biaya obat-

obatan, danbiaya lain-lain” (Winarno: 2008).

Peternakan ayam petelur CV.Anak Ternak adalah salah satu Usaha mikro

kecil masyarakat (UMKM) yang bergerak dalam sektor Agribisnis. Pengertian

Agribisnis Menurut Sjarkowidan Sufri (2004) Agribisnis adalah setiap usaha yang

berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input

pertanian dan ataupengusahaan produksi itu sendiri atau pun jugapengusahaan

pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis,dengan perkataan lain, adalah cara

Page 20: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

5

pandang ekonomi bagiusaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,

agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungandengan mengelola aspek

budidaya, penyediaan bahanbaku, pascapanen, proses pengolahan, hingga

tahappemasaran. Sedangkan UMKM menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun

2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif

milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Dalam

perkembangannya UMKM didorong untuklebih maju menggunakan sistem

informasi yang baik,untuk membangun usahanya menjadi lebih baik dan

lebihmandiri sehingga bisa berkembang dan bersaing denganusaha-usaha

sejenis.

Dalam kegiatannya, UMKM dengan omzet besar maupun kecil, dengan

karyawan banyak ataupun sedikit membutuhkan perhitungan harga pokok

produksi yang benar, sehingga dapat memunculkan keuntungan yang relevan,

dan menghindarkan dari kerugian akibat kesalahan menghitung harga pokok

produksinya. Dalam kegiatan produksi, UMKM harus menentukan harga pokok

produksi yang akan digunakan sebagai dasar dari harga jual dari produk yang

telah diciptakan, sehingga penentuan HPP akan berdampak pada harga jual

serta tingkat penjualan produk juga. Peternakan Ayam petelor CV. Anak Ternak

merupakan sala hsatu peternakan ayam didaerah Enrekang. Usaha yang dirintis

oleh CV. Anak Ternak mempunyai sebuah peternakan ayam petelor yang

menghasilkan telur setiap harinya dan disalurkan atau dijual kepada konsumen

atau pembeli secara langsung.Jafar sekarang telah memiliki sebanya ratusan

ekor ayam petelur yang rata-rata menghasilkan 1-2 telur setiapharinya. Dalam

Page 21: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

6

membantu usahanya, perusahaan ini mempekerjakan beberapa orang karyawan.

Setiap harinya, dapat memperoleh sekitar 13-14 kilogram lebih telur.

Selama ini pencatatan data untuk segala aktivitas usaha dilakukan dengan

sistem manual. pencatatan stok bahan pangan, pemberian vitamin, vaksin, biaya

overhead serta mengontrol perkembangan ayam dari anak ayam sampai siap

panen, hingga perhitungan perkiraan Harga Pokok Produksi. Hal ini

mengakibatkan pengelola mengalami kesulitan dalam mengetahui Harga Pokok

lengkap, tepat dan akurat terutama laporan yang berkaitan dengan Harga Pokok

produksi dari ternak ayam petelur.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka judul skripsi ini adalah

“Tinjauan penerapan metode perhitungan harga pokok produksi ternak

ayam petelur Pada CV. Anak Ternak Di Kabupaten Enrekang”

B. Rumusan Masalah

Apakah metode perhitungan harga pokok produksi CV. Anak Ternak Di

Kabupaten Enrekang sudah sesuai dengan prinsip perhitungan harga pokok

akuntansi biaya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut untuk

mengetahui elemen-elemen dan cara penentuan harga pokok produksi oleh

industri CV. Ayam Ternak di Kabupaten Enrekang.

Page 22: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui penghasilan yang diperoleh perusahaan Cv. Anak Ternak

pada periode tertentu.

2. Memberikan informasi yang mungkin dapat diterapkan pada

perusahaan sehubungan dengan harga pokok penjualan.

3. Menjadi proses pembelajaran dalam bisnis perdagangan ayam petelur.

Page 23: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Biaya

Biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlaela (2010:04) bahwa “adalah

pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah

terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Setiap perusahaan

yang menjalankan usahanya pasti memerlukan biaya dan besar kecilnya biaya

akan berpengaruh terhadap harga pokok produk yang dihasilkan. Pengertian

biaya dapat di golongkan ke dalam biaya dalam arti luas dan biaya dalam arti

sempit, yaitu:

a. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu Bastian Bustami dan Nurlaela (2010:04).

b. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh aktiva. pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh

aktiva ini di sebut dengan harga pokok (Mulyadi, 1999:6-10).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomi yang di ukur dalam satuan nilai uang yang digunakan untuk mencapai

tujuan tertentu.

Biaya diklasifikasikan berdasarkan banyak dasar. Pengklasifikasian biaya

ini bertujuan untuk memudahkan manajer dalam memperoleh informasi sesuai

dengan tujuan dari pengklasifikasian biayanya.

Page 24: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

9

a. Menurut aktivitas

Pengklasifikasian biaya menurut aktivitas bertujuan untuk memprediksi

perilaku biaya dan merespon perubahan aktivitas.

1) Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan

perubahan aktivitas unit yang dijual, jam kerja yang digunakan, dan

sebagainya. (Garrison, Norren & Brewer, 2013, p. 66). Biaya variable

yang berkaitan dengan aktivitas akan mengakibatkan biaya total naik atau

turun sesuai dengan pergerakan naik atau turunnya aktivitas. Contohnya

adalah biaya pembelian apel dalam produksi kripik apel dimana semakin

besar kuantitas produksi maka biaya akan semakin besar dan sebaliknya.

2) Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa

terpengaruh oleh tingkat aktivitas. (Garrison, Norren & Brewer, 2013, p.

67). Biaya tetap yang tidak terpengaruh terhadap naik atau turunnya

aktivitas berperilaku terbalik daripada biaya variabel. Semakin tinggi

aktivitas maka akan membuat biaya rata-rata aktivitas semakin kecil dan

sebaliknya. Namun bukan berarti biaya akan tetap konstan tanpa adanya

batasan. Biaya akan tetap konstan selama aktivitas berada dalam rentang

yang relevan, yaitu dibawah rentang kapasitas maksimal dimana jika

sebuah aktivitas sudah melebihi batas kapasitasnya, maka akan ada

peningkatan dari biaya tetap yang berbarengan dengan meningkatnya

rentang yang relevan tersebut. Contohnya adalah biaya tenaga

keamanan pabrik yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi kuantitas

produksi.

3) Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki sifat dari biaya variabel

dan biaya tetap. Biaya semi variabel memiliki dua komponen yaitu biaya

Page 25: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

10

yang konstan disaat tidak terjadi aktivitas, dan biaya yang bergerak sesuai

dengan aktivitas. Berbeda dari biaya variabel yang tidak ada disaat

aktivitas berhenti, biaya semi variabel akan tetap ada baik disaat ada

atau tidak adanya aktivitas, dan berbeda pula dari biaya tetap yang

konsisten terhadap turun naiknya aktivitas, disaat aktivitas meningkat

maka biaya semi variabel akan ikut meningkat dan sebaliknya. Contohnya

adalah biaya listrik, dimana saat dipakai ataupun tidak dipakai akan tetap

memerlukan biaya namun semakin banyak pemakaian maka akan

semakin tinggi biaya yang diperlukan

b. Menurut periode

Pengklasifikasian biaya menurut periode bertujuan untuk mengetahui

waktu perolehan manfaat dari sebuah pengeluaran.

1) Biaya adalah pengeluaran yang dilakukan untuk dirasakan manfaatnya

dimasa yang akan datang. Dalam laporan keuangan, biaya terletak dalam

neraca berupa aktiva. Dalam periode akuntansi, biaya memiliki periode

lebih dari satu tahun. Contoh biaya adalah pembelian bahan baku yang

baru akan dirasakan manfaatnya ketika bahan baku tersebut telah di

proses menjadi barang jadi dan di jual.

2) Beban adalah pengeluaran yang dilakukan setelah manfaatnya dirasakan

dan tidak memiliki nilai apapun dimasa yang akan datang. Dalam laporan

keuangan, beban terletak dalam laporan laba-rugi. Dalam periode

akuntansi, beban memiliki periode kurang dari satu tahun. Contoh beban

adalah beban bunga yang harus dibayarkan perusahaan setelah

mendapatkan manfaat pinjaman uang dari debitur.

Page 26: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

11

c. Menurut produk

Pengklasifikasian biaya menurut penggunaannya pada produk bertujuan

untuk menelusuri kegunaan biaya.

1) Biaya bahan baku adalah biaya yang penggunaannya untuk membeli

barang yang merupakan komponen utama dari suatu produk baik itu

bahan mentah maupun barang setengah jadi. Contohnya adalah biaya

pembelian tempe dalam produksi kripik tempe.

2) Biaya tenaga adalah biaya yang penggunaannya untuk membayar upah

pekerja yang memproses bahan baku menjadi produk jadi.contohnya

adalah biaya karyawan penggoreng kripik dalam produksi kripik tempe.

3) Biaya factory overhead adalah biaya yang tidak secara langsung

berhubungan dengan produk jadi tetapi tetap merupakan komponen yang

esensial. Contohnya adalah biaya pembelian perasa atau penyedap

dalam produksi kripik tempe.

d. Menurut pembebanannya

Pengklasifikasian biaya menurut pembebanannya bertujuan untuk

menelusuri penggunaan biaya kepada produk jadi.

1) Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung

penggunaannya kepada produk jadi. Contohnya adalah biaya kayu dalam

penggunaannya di proses produksi meubel.

2) Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dietelusuri secara

langsung penggunaannya kepada produk jadi. Contohnya adalah biaya

mur, lem dan skrup dalam penggunaannya di proses produksi meubel.

Page 27: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

12

2. Penggolongan Biaya

Informasi biaya dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan.

Jika tujuan manajemen berbeda maka diperlukan cara penggolongan biaya yang

berbeda pula. Cara penggolongan biaya menurut Mulyadi (2005) meliputi:

a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan

biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsinya, produksi administrasi dan

umum, pemasaran dan keuangan.

b. Penggolongan biaya ke dalam biaya produk dan biaya periode. Biaya

produk dalam perusahaan manufaktur terdiri dari biaya bahan baku,biaya

tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Biaya periode meliputi biaya

pemasaran ,administrasi dan umum biaya keuangan.

c. Penggolongan biaya berdasarkan perilaku biaya - biaya , di kelompokkan

ke dalam biaya tetapm, biaya variabel, dan biaya semi variable.

d. Penggolongan biaya sesuai objek atau pusat biaya. Biaya di golongkan

menjadi: biaya langsung dan biaya tidak langsung.

e. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya

dibebankan. Biaya di golongkan menjadi; pengeluaran modal dan

pengeluaran penghasilan.

f. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya. Untuk tujuan

pengendalian biaya. Maka dikelompokan ke dalam biaya terkendali dan

biaya tidak terkendali.

g. Penggolongan sesuai dengan tujuan pengembalian keputusan, untuk itu

data biaya di kelompokan ke dalam: biaya relevan dan biaya tidak relevan.

Atas dasar pengaruh perubahan volume terhadap biaya, maka biaya dapat

digolongkan menjadi :

Page 28: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

13

a) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak di pengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengantingkatan

tertentu.

2) Biaya tetap persatuan berubah berbanding terbalik dengan

perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin

rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi

biaya satuan.

3) Contoh biaya tetap misalnya: biaya overhead pabrik tetap, biaya

pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut

elemennya dapat digolongkan ke dalam: biaya depresiasi aktiva tetap,

biaya asuransi gaji pejabat kunci dan biaya tetap lainnya. (Mulyadi : 2005)

b) Biaya variabel

Menurut Mulyadi (1999) biaya variabel adalah biaya yang memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan

volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula

jumlah total biaya variabelnya, semakin rendah volume kegiatan semakin

rendah pula pada jumlah total biaya variabel.

2) Biaya variabel persatuan tidak di pengaruhi oleh perubahan volume

kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

3) Contoh biaya variabel misalnya: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik, biaya pemasaran variabel dan biaya

administrasi variabel.

Page 29: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

14

c) Biaya semi variabel

Menurut Supriyono (1997:422-514) dalam Edi Setiawan biaya semi

variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.

semakin tinggi volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya,

semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total

biayanya tetapi perubahannya tidak sebanding.

2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik di hubungkan dengan

3) perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai

dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan

semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan, semakin

tinggi biaya satuan.

4) Contoh biaya semi variable misalnya : biaya biaya reparasi dan

pemeliharan aktiva tetap,biaya kendaraan, biaya listrik dan biaya telepon.

3. Biaya produksi

Menurut Rudianto (1997:312-320) dalam Edi Setiawan Biaya produksi

adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan

pengelolaan bahan baku menjadi produk selesai. Berdasarkan penjelasan diatas

maka biaya produksi dapat di golongkan sebagai berikut:

1) Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian

integral dari barang jadi dan yang dapat di masukan langsung dalam kalkulasi

biaya produk. Pertimbangan utama dalam mengelompokan bahan ke dalam

bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan

Page 30: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

15

bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk

membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi , namun agar

perhitungan biaya meubel tersebut bias di lakukan dengan tepat, bahan ini

dapat di klasifikasikan ke dalam bahan baku tidak langsung. Dari penjelasan

tersebut, lebih mudah di pahami jika di lihat pada di rumus di bawah ini :

Tabel 2.1 Biaya Bahan Baku

Volume total bahan baku = bahan baku per unit x volume produksi

Bahan baku yang di beli

= volume total bahan baku + persedian akhir- Persedian awal

Nilai pembelian bahan baku = bahan baku yang akan di beli x harga

per unit

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung menurut Edi Setiawan (2012) ialah balas

jasa yang di berikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat di

identifikasikan atau di ikuti jejas nya pada produk tertentu yang di hasilkan

perusahaan, biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat di beban

kan kepada produk tertentu.

Biaya overhead pabrikas menurut Edi Setiawan (2012) atau beban pabrik

sebagai biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua

biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat di bebankan langsung ke produk.

Secara sederhana overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali

bahan langsung dan pekerja langsung. Bahan baku tidak langsung adalah

semua bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi

pemakaiannya kecil sehingga tidak dapat di anggap sebagai bahan baku

Page 31: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

16

langsung.

Bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, lap pembersih,

termasuk dalam pembekalan pabrik yang merupakan bahan baku tidak

langsung yang di perlukan untuk menjaga agar lokasi kerja dan mesin-mesin

tetap dalam keadaan siahp pakai dan aman. Dan tenaga kerja tidak langsung

adalah para karyawan yang di kerahkan dan tidak secara langsung

mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Biaya pekerja tidak

langsung meliputi gaji para penyelia (supervisor), kepala gudang dan pekerja

lainnya yang bertugas dalam kerja pemeliharaan yang tidak secara langsung

berkaitan dengan produksi.

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Penentuan harga pokok produksi menururt Edi Setawan (2012) merupakan

metode penentuan untuk penilaian persediaan dalam neraca dan perhitungan

rugi/laba pihak luar. Metode penentuan biaya produksi ini merupakan metode

yang di kembangkan pada waktu komponen biaya produksi (biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung) merupakan factor paling dominan pada proses

produksi, sedangkan biaya overhead hanya sebagai faktor pendukung saja.

Menurut Bastian Bustami dan Nurlaela (2013:40), Dalam menghitung unsur-

unsur biaya harga pokok produksi terdapat dua pendekatan antara lain:

a. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)

Full Costing merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi

dengan menghitung semua unsure biaya produksi ke dalam harga pokok

produksi, terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik, baik bersifat variable maupun tetap. Unsur - unsur biaya

produksi full costing terdiri dari :

Page 32: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

17

1) Biaya bahan baku

2) Biaya tenaga kerja langsung

3) Biaya overhead pabrik variabel

4) Biaya overhead pabrik tetap

b. Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Variable costing menurut Mulyadi (1999:18-20) adalah penentuan harga

pokok produksi dengan memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variable

dalam harga pokok produksi, terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan overhead variable. Perbedaan pokok diantara metode full costing

dengan variable costing terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang

bersifat tetap. Menurut mulyadi (1999:131-136) adanya perbedaan biaya

produksi ini akan mengakibatkan pada perhitungan harga pokok produksi yaitu:

1) Pada metode full costing, biaya overhead pabrik tetap akan melekat di

harga pokok persediaan pokok dalam proses dan persediaan produk jadi

yang belum laku terjual, dan baru dianggap sebagai biaya apabila produk

jadi tersebut telah terjual.

2) Pada Variable Costing, biaya overhead tetap diperlukan sebagai period

cost dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya

overhead pabrik dibebankan sebagai biaya dalam period.

3) Dalam laporan rugi laba variable costing, biaya tetap di sajikan pada satu

kelompok tersendiri yang harus di tutup dari laba kontribusi yang di

peroleh perusahaan sebelum timbul laba bersih.

5. Metode Penentuan Harga Jual Produk

Penentuan harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi

manajemen. Harga yang di tetapkan harus dapat menutup semua ongkos, atau

Page 33: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

18

bahkan lebih dari itu, yaitu untuk mendapatkan laba, salah satu prinsip dari

manajemen dalam penentuan harga ini adalah menitik beratkan pada kemauan

pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk

menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba. Tingkat harga produk/jasa di

pengaruhi oleh beberapa faktor seperti: kondisi perekonomian, permintaan dan

penawaran, elastisitas permintaan, persaingan, biaya produksi, tujuan manajer,

dan pengawasan pemerintah. Menurut Mulyadi (1999) secara umum terdapat

beberapa metode yang dapat di pergunakan untuk menentukan harga jual suatu

produk dengan berbasis pada besarnya biaya yang di keluarkan oleh

perusahaan yaitu:

a. Metode Maksimalis Laba

Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

menghasilkan laba yang maksimal dalam jangka panjang. Laba maksimal

dalam jangka pendek bukan tujuan yang baik dari perusahaan yang ingin hidup

berkesinambungan dalam jangka panjang. Laba usaha perunit produk yang

besar, tetapi tidak di imbangi dengan volume penjualan produk yang optimal,

jelas hanya akan menghasilkan laba usaha total yang tidak optimal. Sebaliknya

laba usaha perunit produk yang kecil tetapi di imbangi dengan penjualan produk

dalam volume yang besar, mungkin juga tidak akan menghasilkan laba usaha

total seperti yang di harapkan.

Jika faktor harga jual akan berpengaruh secara nyata terhadap volume

penjualan produk maka menghitung dan menganalisis berbagai variasi dan

alternatif harga jual dan volume penjualan sangat di perlukan untuk melihat

alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Kombinasi antara

harga jual dengan volume penjualan yang paling menguntungkan harus di pilih

Page 34: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

19

untuk melihat dampak optimalnya perolehan laba usaha perusahaan.

b. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal yang Digunakan

Menurut Wahyudi Ilham dan Yadiati Winwin (2006) terkadang perusahaan

menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang di

tanamkan nya didalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan

harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian

yang diharapkan oleh para penanam modal perusahaan mengharuskan

perusahaan menggunakan nya sebgai dasar untuk menetapkan harga jual

produk pada kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian,

dapat di formulasikan harga jual dengan metode pengembalian atas modal

adalah sebagai berikut :

total biaya ( ingkat engembalian odal x odal)

Harga

Folume enjualan

c. Matode Biaya Konveksi

Menurut Mulyadi (2005) perusahaan memproduksi lebih dari satu produk

dengan komposisi biaya yang berbeda satu dengan yang lainnya maka

perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan untuk membuat pilihan

produksi yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Artinya, jika

perusahaan memiliki 2 produk untuk dihasilkan dengan jumlah laba per unit

yang sama antara satu produk dengan lainnya maka perusahaan harus melihat

komposisi biaya di antara kedua produk. dengan demikian melihat dan

menganalisis komposisi biaya masing-masing produk tersebut, perusahaan

Page 35: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

20

dapat memilih untuk memproduksi salah satu produk saja yang memberikan

keuntungan total yang lebih besar bagi perusahaan.

d. Metode Margin Kontribusi

Menurut Mulyadi (2005) metode margin kontribusi adalah selisih harga

jual dengan biaya produksi variable yang dikeluarkan untuk menghasilkan

produk tersebut. Marjin kontribusi bukanlah laba kotor usaha. Marjin kontribusi

di hitung dengan mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan.

jika perusahaan telah mencapai titik impas, (break event point) maka biaya

tetap yang dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut telah dibebankan

dan ditutup oleh volume impas tersebut. Itu juga berarti bahwa untuk volume

penjualan diatas volume impas perusahaan dapat mengabaikan biaya tetap

tersebut dalam menentukan harga jual produknya. Tentu saja hal itu hanyalah

salah satu alternatif yang dapat di ambil perusahaan dalam menghadapi

berbagai persoalan di dalam menentukan harga jual produknya. Misalnya,

dalam menghadapi persaingan harga yang ketat menentukan harga jual produk

untuk pesanan khusus, menentukan harga jual produk untuk pesanan

tambahan ,dan sebagainya.

e. Metode Biaya Standar

Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang di jadikan tolak ukur

dalam menentukan besarnya biaya produksi maka penentuan harga jual pula

ditentukan berdasarkan biaya standar yang di miliki perusahaan. persoalannya,

seringkali realisasi biaya produk menyimpang dari biaya standar yang di miliki

oleh perusahaan. Jika terjadi penyimpangan realisasi biaya produksi dari biaya

standarnya maka harus segera di ambil tindakan cepat untuk merevisi

Page 36: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

21

keputusan harga jual yang telah di tetapkan. (Edi Setiawan, 2012:5). Metode

penetapan harga ke dalam dua pendekan pokok yaitu :Pendekatan Biaya.

Adapun metode penetapan harga kedalam pendekatan biaya yaitu sebagai

berikut : Edi Setiawan (2012).

a) Metode Penetapan Harga Biaya Plus (cost plus pricing method)

Dalam metode ini, harga jual perunit di tentukan dengan menghitung

jumlah seluruh biaya per unit di tambah jumlah tertentu untuk menutup laba

yang di kehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). Jadi harga jual produk

itu dapat di hitung dengan rumus

Harga Jual Biaya Total + Marjin

b) Metode Penetapan Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)

Penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga

biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan lebih banyak

menggunakan penetapan mark-up. pedagang yang membeli barang- barang

dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli

dengan sejumlah mark-up. Jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di

atas harga belinya. Keuntungan dapat di peroleh dari sebagian mark-up

tersebut. Selain itu, pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah

biaya yang juga di ambilkan dari sebagian mark-up.

Harga Jual Harga Beli +Mark-Up

Harga Jual Biaya Total + Mark – Up

Page 37: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

22

c) Metode Penetapan Break-Even (Break Even Pricing Method)

Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan

pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan harga break

even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even bilamana

penghasilan yang di terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan

bahwa harga jual nya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan

mendapatkan laba bilamana penjualan yang di capai berada di atas titik impas

(break-even), jika penjualan berada di bawah titik impas , maka penjualan

akan merugi.

Metode penetapan harga break even ini dapat di terapkan dengan

menggunakan beberapa anggapan tertentu , yaitu :

1) Seluruh biaya dapat di golongkan ke dalam biaya variabel dan biaya

tetap.

2) Seluruh barang yang di produksi akan terjual. Biaya variable per unti nya

tetap.

3) Setelah diketahui, maka kita sekarang dapat mencari titik pertemuan

Biaya Total= Biaya Tetap + Biaya Variabel, biaya total dengan

penghasilan total. Titik ini di namakan titik break even atau titik impas.

reak ven oint ( ) H

reak ven oint ( p)

1 H

Page 38: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

23

Untuk menentukan titik break-event dapat menggunakan rumus yaitu

sebagai berikut :

Keterangan :

BTT =Biaya Tetap Total

H =Harga Jual Per Unit

BVR =Biaya Variable Rata-Rata

H – BVR =Kontribusi Per Unit Pada Overhead

Contoh :

Perusahaan akan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 250, biaya

variable sebesar Rp 30 per unit, jika di kehendaki harga jual sebesar Rp

80, maka titik break even nya di cari sebagai berikut :

reak ven oint ( ) 250 5 unit 50

reak ven oint ( p) 250 p 400 30 1 80

Metode penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar, Dalam hal

ini, penentuan harga tidak di dasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang

menentukan biaya bagi perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat

menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat bersaing,

atau dapat juga di tentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga

dalam pesaingan. Edi Setiawan (2012).

Page 39: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

24

6. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah semua biaya yang muncul dalam rangka

menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. dengan bahasa

sederhana, Harga Pokok Penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dalam suatu proses produksi barang dan jasa yang dapat

dihubungkan secara langsung dengan aktivitas prosess yang membuat produk

barang dan jasa siap jual.

Harga pokok penjualan dihitung dengan cara seperti berikut :

Tabel 2.2 Harga Pokok Penjualan

CV Ayam Ternak Laporan Harga Pokok Penjualan

Per 31 Desember 20xx

1 Persediaan awal barang jadi xxxx

2 Harga pokok produksi xxxx +

3 Barang jadi yang telah selesai diproduksi periode ini xxxx

4 Persediaan akhir barang jadi xxxx -

5 Harga pokok penjualan xxxx

Persediaan barang jadi di awal adalah persediaan yang tersisa dari periode

sebelumnya, harga pokok produksi didapat dari perhitungan harga pokok

produksi diatas, baik dengan menggunakan metode full costing maupun variabel

costing, dan persediaan barang jadi akhir adalah rencana persediaan yang

diinginkan untuk tersedia dan siap jual pada periode yang akan datang.

Page 40: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

25

7. Harga Pokok Produksi

Mulyadi (1999, p. 17) mengatakan bahwa dalam proses pembuatan

produk, terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya nonproduksi

dimana biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan

baku menjadi produk, dan biaya nonproduksi adalah biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan nonproduksi. Biaya produksi inilah yang membentuk harga pokok

produksi. Jadi intinya harga pokok produksi adalah segala jenis pengeluaran

yang dilakukan perusahaan dalam usahanya untuk memproduksi suatu produk

dari bahan baku menjadi produk siap jual. Harga pokok produksi pada dasarnya

adalah suatu informasi biaya yang merupakan alat ukur bagi perusahaan untuk

menentukan harga jual produknya berdasarkan biaya yang sudah dikeluarkan

dalam proses produksi agar didapat nilai output yang lebih besar daripada nilai

input yang dikorbankan. Tanpa harga pokok produksi, penentuan harga jual

barang bisa jadi berada di bawah biaya yang dikeluarkan yang akan

mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.

Secara garis besar harga pokok produksi terdiri dari tiga jenis biaya. Biaya

bahan baku yaitu biaya bahan yang dapat secara mudah diidentifikasikan

penggunaannya kepada produk jadi. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya

tenaga kerja yang penggunaannya dapat diidentifikasikan secara langsung

kepada produk jadi, dan biaya overhead, yaitu biaya biaya lain yang tidak

termasuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, biaya ini akan

susah jika ingin ditelusuri penggunaannya kepada produk jadi. Misalkan pada

sebuah perusahaan meubel, maka biaya bahan baku adalah kayu dan triplek

yang dapat dihitung penggunaannya berdasarkan ukuran volume per produk jadi,

biaya tenaga kerja langsung adalah pegawai yang memproduksi barang dengan

Page 41: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

26

ukuran jam kerja per produk jadi, dan biaya overhead adalah biaya penyusutan

peralatan, listrik, mur dan baut, lem dan biaya lain yang hampir tidak mungkin

untuk ditentukan ukuran pemakaiannya per produk jadi.

8. Menghitung Harga Pokok Produksi

Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok

produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing.

a. Metode Full Costing

Mulyadi (1999, p. 19) menjelaskan bahwa full costing merupakan metode

penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya

produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku

variabel maupun tetap.

Menurut metode full costing, harga pokok produksi dihitung dengan cara berikut:

Tabel 2.3 Harga Pokok Produksi

Per 31 Desember 20xx

1 Bahan Baku

a. Saldo Awal Bahan Baku Xxxx b. Pembelian Bahan Baku xxxx + c. Bahan Baku Yang Siap Dipakai Xxxx d. Saldo Akhir Bahan Baku xxxx -

Bahan Baku Yang Digunakan Xxxx

2 Tenaga Kerja Langsung

a. Gaji Karyawan Xxxx b. Tunjangan xxxx +

Total Biaya Tenaga Kerja Xxxx

3 Factory Overhead (FOH)

a. Variabel Xxxx b. Tetap xxxx +

Total FOH Xxxx

4 Total Biaya Produksi xxxx

Page 42: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

27

5 Work In Process (WIP)

a. WIP Awal xxxx Total Barang Dalam Proses xxxx b. WIP Akhir Xxxx Harga Pokok Produksi Xxxx

Saldo awal bahan baku adalah nilai bahan baku yang tersisa dari periode

sebelumnya yang dapat digunakan untuk proses produksi pada periode ini.

Pembelian bahan baku adalah nilai bahan baku yang dibeli pada periode ini

dan saat digabung dengan saldo awal bahan baku akan didapat bahan baku

siap pakai, yaitu nilai bahan baku yang siap untuk di proses oleh perusahaan.

Saldo akhir bahan baku adalah jumlah nilai bahan baku yang direncanakan

untuk disisakan oleh perusahaan sebagai persediaan untuk periode

selanjutnya. Semakin banyak nilai sisa yang direncanakan oleh perusahaan,

maka semakin sedikit penggunaan bahan baku untuk proses produksi

perusahaan, dan demikian sebaliknya jika perusahaan menginginkan sedikit

nilai sisa untuk periode selanjutnya, maka penggunaan bahan baku untuk

proses produksi padamperiode ini akan semakin banyak.

Tenaga kerja langsung adalah nilai upah dan gaji buruh dan karyawan

perusahaan yang berhubungan dengan proses produksi. Untuk perhitungan

tenaga kerja biasanya dibagi menjadi per bagian atau divisi untuk memudahkan

penelusuran biaya kepada penggunaannya. Work in process adalah nilai

barang dalam proses yang masih belum menjadi barang siap jual. Beberapa

perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi memiliki proses produksi

yang bertahap dan memerlukan beberapa langkah sebelum bahan baku dapat

menjadi barang jadi. Barang barang yang masih berada dalam tahapan

produksi itulah yang termasuk kedalam work in process. Dalam metode full

Page 43: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

28

costing, biaya overhead baik yang tetap maupun yang variabel tetap

dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan

dimuka pada kapasitas normal. Oleh karena itu seluruh biaya overhead tetap

melekat pada produk dalam proses yang belum terjual sebagai nilai persediaan.

b. Metode Variabel Costing

Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi

yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang beraktivitas sebagai biaya

variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Tabel 2.4

CV Ayam Ternak Laporan Harga Pokok Produksi

CV Ayam Ternak Laporan Harga Pokok Produksi

Per 31 Desember 20xx

1 Bahan Baku

a. Saldo Awal Bahan Baku Xxxx

b. Pembelian Bahan Baku xxxx

Bahan Baku Yang Siap Dipakai

c. Saldo Akhir Bahan Baku Xxxx

Bahan Baku Yang Digunakan Xxxx

2 Tenaga Kerja Langsung

a. Gaji Karyawan Xxxx

b. Tunjangan Xxxx

Total Biaya Tenaga Kerja Xxxx

3 FOH variabel

a. Biaya Listrik Xxxx

b. Biaya Air Xxxx

Total Biaya FOH Xxxx

Total Biaya Produksi Xxxx

Page 44: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

29

4 Work In Process

a. WIP Awal Xxxx

Total Barang Dalam Proses Xxxx

b. WIP Akhir Xxxx

Harga Pokok Produksi Xxxx

Dalam metode variable costing, biaya FOH tetap diperlakukan sebagai

period cost, yaitu biaya yang muncul dalam laporan laba rugi selain biaya harga

pokok penjualan, dan bukan sebagai unsur harga pokok produksi, sehingga

biaya overhead tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya, dan

bukan ditentukan dimuka. Oleh karena itu pembebanan biaya overhead tetap

tidak dapat dilakukan pada perhitungan harga pokok penjualan namun

dibebankan pada laporan keuangan laba rugi yang menjadi pengurang dari

total penjualan.

Metode variable costing menunda pembebanan biaya overhead tetap

sebagai biaya sampai saat produk terjual, sehingga tidak diperhitungkan pada

saat membuat harga pokok produksi. Biaya FOH variabel akan kembali muncul

pada saat barang laku terjual yaitu pada perhitungan laporan keuangan laba

rugi.

9. Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagangan.

Menurut Winwin Yadiati dan Ilham Wahyudi (2006:139), Secara ringkas

dapat dijelaskan bahwa pencatatn atau perlakuan akuntansi atas aktivitas

pembelian dan penjualan barang dangangan para perusahaan dagang akan

dipengaruhi oleh sistem pencatatan persedian barang dagangan. Adapun jenis –

Page 45: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

30

jenis system pencatatan persediaan barang dagang menurut Winwin Yadiati dan

Ilham Wahyudi (2006:139) yaitu sebagai berikut.

a. Sistem Perpetual

Pencatatan persediaan dimana setiap pembelian dan penjualan barang

dagangan akan dicatat pada perkiraan persediaan barang dagangan

(merchandise inventory) atau pada kartu-kartu persediaannya, sehingga harga

pokok barang yang terjual (cost of merchandise sold) akan langsung dapat

diketahui dari kartu persediaan tanpa harus melakukan perhitungan secara

fisik.

b. Sistem Periodik

Pencatatan persediaan, yaitu setiap pembelian dan penjualan tidak

dicatat pada perkiraan persediaan barang (merchandise inventory), mutasi

barang dagangan tidak dicatat, untuk mengetuhui beberapa harga pokok

barang yang terjual (cost of merchandise sold) harus dilakukan dahulu

perhitungan secara fisik. Dengan kata lain, dengan sistem ini, pencatatan

hanya dilakukan pada saat pembelian (awal) dan pada saat pelaporan

(akhir).

10. Transaksi Barang Dagang

Dalam transaksi barang dagang dan pembelian barang dagang

menggunakan sistem perpetual dan sistem periodik. Menurut Sri Dewi Anggadini

(2012:114) menyatakan bahwa “Sistem pembelian merupakan transakasi

pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang,

pembelian, penerimaan barang, dan akuntansi.” Adapun tabel transaksi

Page 46: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

31

pembelian barang dagangan Menurut Sri Dewi Anggadini (2012:114) yaitu

sebagai berikut :

Tabel 2.5

Akuntansi Pembelian Barang Dagangan

TRANSAKSI SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK

I. Pembelian Tunai

Persediaan barang dagangan

Rp xx

Purchase (pembelian) Rp xx

Cash (kas) Rp xx Cash (kas) Rp Xx

II. Pembelian kredit

Persediaan barang dagangan

Rp xx

Pembelian Rpxx

Utang dagang Rp xx Utang dagang Rp xx

III. Pembelian brng krn rusak

Utang dagang Rp xx Utang dagang Rp xx

Pers. Barang dagangan

Rpxx

Retur pembelian Rp xx

IV. Pembayaran utang atas pembelian brng dgngan dlm periode diskon

Utang dagang Rp xx Utang dagang Rp xx

Persediaan barang

dagang Rp xx

Diskon pembelian Rp xx

Kas Rp xx Kas Rp Xx

V. Pembayara n ongkos angkut, apabila syarat pengiriman barang BOP shipping poin

Persediaan barang Rp xx Ongkos angkut Rp xx

Kas Rp xx Kas Rp Xx

Page 47: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

32

Terdapat pula transaksi penjualan barang dagang yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.6 Akuntansi Penjualan Barang Dagangan

TRANSAKSI SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK

I. Penjualan

Tunai

Kas Rp xx Kas Rp xx

Sales Rp xx Sales Rp xx

Hrg pokok brng yg terjual Rp xx

Persediaan brng dgng Rp xx

II. Penjualan

kredit

Piutang dagang Rp xx Piutang dagang Rp xx

Penjualan Rp xx

Hrg pokok brng yg terjual Rp xx Penjualan Rpxx

Persediaan brng dgng Rp xx

III.

Pengembalian

brng oleh

pelanggan krn

rusak

Retur penjualan Rp xx Retur penjualan Rp xx

Piutang Rp xx

Persediaan brng dgng Rp xx Piutang dagang Rp xx

No entry

Hrg pokok brng yg terjual Rp xx

IV.Peneriamaan

Kas dari

pembayaran

piutang oleh

Kas Rp xx Kas Rp xx

Pot. Penjualan Rp xx Pot. Penjualan Rp xx

Piutang dagang Rp xx Piutang dagang Rp xx

Sumber : Manurung Elvy Maria ( 2011).

11. Perhitungan Pendapatan Untuk Perusahaan Dagang

Menurut Elvy Maria Manurung, (2011:42) menghitung pendapatan

perusahaan dagang secara konsep sama dengan perhitungan untuk perusahaan

industri, yaitu laba bersih, atau rugi bers sebagai hasil pengurangan dari

pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut pada periode

yang bersangkutan (matching principle).

Page 48: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

33

a. Retur dan Penyisian Penjualan (Sales Returns and Allowances)

Menurut lvy aria anurung (2011:43) menyatakan bahwa “Seorang

pembeli mungkin saja tidak puas dengan barang dagangan yang diterima,

apakah karena barang tersebut rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik, atau

tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Jika hal semacam ini terjadi,

biasanya si pembeli mengembalikan barang tersebut kepada penjual (sales

return) sehingga penjual harus mengembalikan uang yang telah diterimanya

jika penjualan terjadi secara kredit (sales allowances)” yaitu sebagai berikut :

b. Penjualan (Sales Discounts)

Penjualan barang secara kredit biasanya menyertakan program potongan

(discount) jika pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu yang

ditetapkan, yang disebut jangka potongan penjualan (Elvy Maria Manurung,

2011:43).

c. Ongkos Angkut (Freight Costs)

Ongkos angkut harus dicatat baik oleh penjual atau pembeli sesuai

dengan perjanjian yang telah ditentukan. Ada 2 jenis perjanjian yaitu :

d. FOB Shipping Point dan

e. FOB (Free On Board) Shipping Point

Merupakan bentuk perjanjian ongkos angkut yang harus dibayar oleh

pembeli, sedangkan FOB destination merupakan jenis perjanjian ongkos angkut

yang harus dibayar oleh penjual. Dengan demikian, FOB shipping point akan

dicatat oleh pembeli sebagai freight in (ongkos angkut masuk) yang akan

Page 49: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

34

:

Penjualan Bersih (Net Sales)

Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold)

Rp xx

(Rp xx)

Rp xx

menambah jumlah biaya pembelian barang dagangannya, dan FOB destination

akan dicatat penjual sebagai freight out (ongkos angkut keluar) yang dapat

dikelompokkan sebagsi biaya pemasaran (Elvy Maria Manurung, 2011:45).

12. Laba Kotor (Gross Profit)

Sesuai dengan perhitungan laba rugi dilakukan perhitungan laba kotor (Gross Profit) seperti berikuut :

a. Pencatatan Aktivitas Perusahaan Dagang

Menurut Rusdianto (2009) apabila perusahaan akan menyusun laporan

keuangan khususnya laporan laba – rugi, maka harus dilakukan perhitungan

Harga Pokok Penjualan yang terjadi dalam periode berjalan. Ketepatan

perhitungan Harga Pokok Penjualan mempengaruhi keakuratan laba yang

diraih perusahaan atau rugi yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian

semakin tepat perhitungan Harga Pokok Penjualan yang dilakukan akan

berakibat semakin akurat laporan laba atau rugi perusahaan.

Sebagaimana telah ditunjukkan didalam pembahasan sebelumnya,

pencatatan aktivitas pembelian dan penjualan didalam perusahaan dagang

dapat mengguankan metode perpetual dan periodik. Metode perpetual

menuntut perusahaan memiliki kartu persidangan barang dagangan didalam

pencatatan dan menuntut pengendalian barang dagangan di gudang.

Perubahan jumlah dan nilai stok akibat keluar masuknya barang dagangan

digudang tercatat dengan jelas didalam kartu stok tersebut. Sehingga setiap

Page 50: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

35

saat manajemen perusahaan ingin mengetahui nilai dan jumlah stok yang miliki

perusahaan, dapat diketahui cepat. Sedangkan metode periodik tidak menuntut

disediakannya kartu stok untuk mencatat arus keluar mesuknya barang

dagangan. Untuk mengetahui jumlah dan nilai stok pada suatu saat, pihak

manajemmen perusahaan harus melakukan perhitungan fisik persediaan

barang dagangan (stock opname) terlebih dahulu (Rudianto, 2009;108).

13. Proses Penjualan atau Pemasaran

Masukan (input) Sumber daya dapat berbentuk macam-macam dalam

operasi manufaktur masukan ini berupa bahan baku, energi, tenaga kerja,

informasi dan teknologi. Dalam sistem yang berorientasi ke jasa sebagian besar

masukannya ialah tenaga kerja, tetapi tergantung pada sistemnya, informasi dan

teknologi dapat merupakan masukan yang juga penting. Dalam sistem

penyediaan makanan, menjadi masukan (input) yang penting.

Proses konversi itu sendiri tidak hanya melibatkan peranan teknologi tetapi

juga manajemen produksi/operasi berperan dengan mendesain dan

menyempurnakan sistem itu dan dalam merencanakan serta mengendalikan

operasi. Menurut Palmarudi Mappigau (2011:14), Beberapa alternatif strategi

yang dapat dilakukan oleh peternakan ayam baik skala besar maupun skala kecil

secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Biaya input produksi berupa harga pakan, bibit dan obat-obatan yang

mahal sementara harga jual ayam itu sendiri rendah, maka dapat diimbangi

dengan sistem produksi yang sangat efisien. Dukungan pemerintah

diperlukan dalam mebuat kebijakan yang memihak usaha ternak, terlebih

untuk ayam ternak skala kecil sebaiknya diberikan pembebasan PPN.

Page 51: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

36

2) Diperlukan perencanaan usaha dengan pertimbangan faktor waktu

mengingat sifat ayam yang mudah terserang penyakit termasuk

dibutuhkannya teknologi penyimpanan.

3) Diperlukan kerjasama antara peternakan ayam skala besar dan skala kecil

untuk bersama-sama maju dan berkembang misalnya untuk memenuhi

tingginya permintaan ayam yang tinggi yang kadang tidak mampu dipenuhi

oleh peternakan skala besar maka dapat menggandeng peternakan skala

kecil untuk membantu memenuhi permintaan itu.

4) Lebih membangun sistem agribisnis peternakan yang secara terintegrasi

dari hulu sampai hilir dan membangun jaringan distribusi yang mantap

serta meningkatkan kualitas telur untuk menghadapi persaingan dengan

peternak dari daerah lain dan bahkan ancaman perdagangan bebas yaitu

masuknya peternak luar negara.

5) Untuk peternakan ayam skala kecil dengan dukungan pemerintah untuk

dapat lebih mudah mendapatkan bantuan kredit dari Bank guna

mengembangkan usahanya dan menambah jumlah produksi ayamnya

mengingat tingginya permintaan ayam.

14. Faktor – Faktor Penjualan

Menurut Hasrodin Hasan (2006:37), menyatakan bahwa Faktor – faktor

yang mempengaruhi penjualan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu: faktor

biologi, seperti : lahan peternakan bibit, obat – obatan, dan sebagainya, faktor

ekonomi seperti, biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat penjualan, tingkat

pendapatan dan ketidak pastian tersedianya kredit dan sebagainya.

Page 52: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

37

a. Lahan peternakan

Menuurut Soekarwi (2003;5), Ukuran luas lahan peternakan sering

dinyatakan dengan hektar. Disamping luas lahan peternakan harus diperhatikan

yaitu lokasi dan status lahan yakni sebagai berikut :

b. Lokasi

Harga lahan peternakan yang dipengaruhi oleh lokasi dimana lahan

berada, biasanya lahan yang digunakan lahan yang jauh dari keramaian kota

atau daerah terpencil, lokasinya luas .

c. Status lahan peternakan

Diklsifikasikan menjadi : lahan milik, lahan sewa dan lahan sekap.

Nilai/harga lahan dengan status milik sering kali lebih mahal bila dibandingkan

dengan lahan bukan milik. Sering kali lebih mahal bila dinyatakan dengan bukti

sertifikat. Tanah selalu harganya lebih tinggi, hal ini salah satunya disebabkan

karna adanya kepastian hukum kepemilikan tanah. Tanah atau lahan dengan

status hak pakai atau hak guna usaha, alatnya relatif lebih rendah dari pada

harga lahan dengan status hak milik.

d. Tenaga Kerja

Menurut Nasrodin Hasan (2006:39) menyatakan bahwa “Faktor produksi

tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang sangat penting dan perlu

diperhitungkan dalam proses produksi sampai penjualan pada usaha ternak

ayam, baik dalam jumlah tenaga kerja yang tersedia tertutupi juga dari segi

kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatiakan”. Beberapa hal yang

harus diperhatikan pada faktor produksi sampai penjualan pada usaha ternak

Page 53: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

38

ayam menggunakan kerja adalah sebagai berikut : Tersedianya tenaga kerja,

kualitas tenaga kerja, jenis kelamin dan upah tenaga kerja.

1) Tersedianya Tenaga Kerja

Setiap proses produksi sampai penjualan pada usaha ternak ayam

diperlukan tenaga kerja yang memadai jumlah tenaga kerja yang diperlukan

perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga

jumlahnya optimal.

2) Kualitas Tenaga Kerja

Dalam proses produksi sampai penjualan apakah itu proses produksi

barang-barang peternakan atau bukan, selalu diperhatikan spesialisasi.

Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja

yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan tenaga kerja yang

mempunyai spesialisasi tersedia biasanya dalam jumlah yang terbatas.

3) Jenis Kelamin

Kualitas tenaga kerja yang dipengaruhi jenis kelamin. Apabila dalam

proses peternakan. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang

pekerjaan tertentu seperti perbaikan kandang dan tenaga kerja wanita

mengerjakan pemberian makanan dan pemisahan telur ayam.

4) Upah Tenaga Kerja

Besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh berbagai hal : antara

lain dipengruhi oleh mekanisme/bekerjanya sistem pasar, jenis kelamin,

Page 54: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

39

kualitas tenaga kerja yang menentukan besar-kecilnya upah dan lama waktu

bekerja.

e. Modal

Menurut Setiawan Edi (2012) dalam kegiatan proses proses penjualan

peternakan, maka modal dibedakan menjadi dua macam, yaitu modal tetap dan

modal tidak tetap. Modal tetap dapat didefinidikan sebagai komponen biaya

yang dikeluarkan dalam proses penjualan yang tidak habis dalam sekali proses

penjualan. Sedangkan modal tidak tetap atau modal variabel adalah komponen

biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali proses

produksi.

f. Manajemen

Menurut Blocher J. Edward (2001) bahwa dalam usaha peternakan

modern, peranan manajemen menjadi sangat penting dan strategis.

Manajemen dapat diartikan sebagai ”seni“ dalam merencanakan,

mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses

penjualan. Karna proses penjualan melibatakan sejumlah orang (tenaga kerja)

dari berbagai tingkatan, baik tingkat umur, tingkat pendidikan dan tingkat posisi

maupun tingkat jabatan, maka manajemen harus bisa mengelola komponen

orang – orang tersebut dalam tingkat/tahapan proses penjualan.

Page 55: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

40

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.7 Penelitian terdahulu

No penelitian judul metode hasil

1 Sumarji (2016)

(jurnal uniska

Kediri vol.10

2016

Strategi

pemasaran

ayam ras di

Kabupaten

Kediri

Penelitian ini

menggunakan

Metode

Purposive

Sampling yang

menggunakan

analisis swot

Alternative

strategi yang

Tepat unruk

Memasarkan

Telur ayam ras

Dikabupaten

Kediri adalah

Dengan

Menggunakan

strategi (ST) yaitu

Menggunakan

kekuatan internal

untuk mengatasi

Ancaman

Eksternal.

2 Helmi Ali (2018)

(jurnal

pembangunan

pertanian vol.10

2018)

Analisis faktor

faktor yang

mempengaruhi

pendapatan

usaha ternak

ayam petelur di

Kab 50 Kota

Penelitian ini

menggunakan

Metode

kualitatif dan

wawancara

Faktor-faktor

produksi yang

Diduga

berpengaruh positif

dan

signifikan secara

Simultan

Terhadap

Pendapatan

Page 56: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

41

usaha ternak

ayam petelur

adalah bibit dan

tenaga kerja,

sedangkan posisi

produksi yang

digambarkan dari

nilai konstanta.

3 Asetiadi (2015)

(jurnal

agromedia,vol.34

No 2 2016)

Analisis

pemasaran telur

Pada

Peternakan

ayam petelur

Cv.Indah

Mustika Kb.

Semarang

Penelitian ini

menggunakan

Metode

purposive yang

Penentuan

Lokasinya

Berdasarkan

pertimbangan

pertimbangan

Tertentu

Hasil penelitian

ini disimpulkan

bahwa volume

penjualan dan

biaya pemasaran

Mempunyai

hubungan erat

artinya volume

penjualan telur

dengan biaya

Pemasaran

Berhubungan

sangat nyata

4 Anik Suwandari

(2019) jurnal

pembangunan

pertanian dan

pendidikan tinggi

agribisnis, vol.2

2019)

Analisis

Pendapatan

dan strategi

pengembangan

Usaha

peternakan itik

Telur

Penelitian ini

menggunakan

Purposit

Method

Berdasarkan

hasil penelitian

dan pembahasan

Maka

Disimpulkan

bahwa strategi

Pengembangan

usaha ternak itik

Page 57: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

42

Petelur

Menggunakan

strategi S-O.

Yang

Mengungkapkan

bahwa manfaat

peluang usaha

sejalan dengan

kekuatan internal

yang dimiliki

5 Sudrajat sudrajat

(2018) (jurnal

Mimbar

agribisnis, vol.4

No 1 2018)

Faktor faktor

Yang

Berpebgaruh

Terhadap

pendapatan

usaha ternak

ayam sentul di

Kab. Ciamis

Penelitian ini

menggunakan

Metode

Penelitian

survai dengan

menggunakan

Kuoesioner

sebagai alat

pengumpulan

data yang

Pokok

Hasil penelitian

ini menyimpulkan

bahwa actor

faktor yang

Berpengaruh

terhadap

Pendapatan

Usaha

Ternakayam

sentul adalah

Jumlah

Kepemilikan

ayam pendidikan

dan promosi.

6 Nurul Hidayati

(2018) (volume

28 No 2.2018)

Analisis

Kelayakan

Usaha

Peternakan

ayam ras

Petelur

Penelitian ini

menggunakan

metode

penelitian

deskriti

dimana

Hail penelitian ini

Dapat

Disimpulkan

bahwa kendala

yang dihadapi

Page 58: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

43

Kecamatan

Praya Barat

Daya Kab.

Lombok Tengah

pengumpulan

datanya

dilakukan

melalui

wawancara

langsung

oleh peternak di

Kec Praya Barat

Daya adalah

Serangan

penyakit,cuaca

tidak menentu

dan tingginya

harga pasar

7 Fadila Margasati

(2016) (vol.4 No

2 2016)

Dampak flu

Burung

Terhadap

produksi dan

Pendapatan

peternak ayam

ras pedaging

Penelitian ini

menggunakan

metode

wawancara

langsung

dengan

panduan daftar

pertanyaan

(kuoesioner)

Hasil penelitian

ini adalah fungsi

produksi cop-

douglas dapat

digunakan untuk

Mendetekdi

dampak flu

burung terhadap

produksi dan

Pendapatan

peternak ayam

ras pedaging,

setelah dilakukan

serangkaian uji

asumsi terlebih

dahulu.

8 Sri Mastuti

(2018) (vol.3

No.1 2018)

Keterkaitan

System

Pemeliharaan

Dengan

pendapatan

peternak ayam

sentul di

Metode

penelitian yang

digunakan

adalah metode

survey

Hasil penelitian

ini ada korelasi

cukup tinggi dan

signifikan antar

System

Pemeliharaan

yang diterapkan

Page 59: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

44

kabupaten

ciamis Jawa

Barat

Dengan

Pendapatan

ternak ayam

sentuln pedaging

dengan angka

koreksi 0,778

Yang

Menunjukkan

Bahwa

Pemeliharaan

semakin insentif

Mendorong

pendapatan semakin

meningkat.

9 Yusdja 2018

(jurnal agro

ekonomi vol.3

No. 1 2018)

Formulasi dan

analisis harga

pokok bibit

Serta harga

maksimum bibit

dan pakan ada

usaha ternak

Ayam ras

petelur

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah

metode

kuantitatif dan

metode

survey

Hasil dari

penelitian ini

adalah biaya

usaha ternak

ayam petelur

skala kecil tidak

banyak

tergantung

terhadap

perubhanharga,

tetapi sangat

peka terhadap

perubahan

harga pakan.

10 Brando (2019)

(jurnal emba,

vol.7

Pengaruh

produk harga

promosi local

Metode yang

Digunakan

Dalam

Hasil dari

penelitian ini

adalah secara

Page 60: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

45

No.3 2019) terhadap omset

penjualan telur

ayam pada PT.

Prima Manado

penelitian ini

Adalah

Penelitian

asosiatif yang

bertujuan untuk

Mengetahui

Pengaruh

ataupun juga

Hubungan

antara 2

variabel atau

Lebih

simultan produk,

harga dan lokasi

berpengaruh

signifikan

terhadap

penjualan pada

PT. Pandu

Prima Manado

C. Kerangka Pikir

Dalam sebuah perusahaan khususnya CV. Anak Ternak, untuk

mengevaluasi penentuan harga pokok penjualan (HPP) yang digunakan

selamaproses produksi, penjualan dan pendapatan. Penentuan harga pokok

penjualan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual

atau harga perolehan dari barang yang dijual, setelah penjualan terdapat

pendapatan dari hasil penjualan keduanya sangat berkaitan. Setelah

pendapatan telah diperoleh maka tedapat keuntungan atau kerugian yang

diperoleh perusahaan yang dapat di artikan sebagai laba/rugi perusahaan.

Perhitungan menggunakan laporan L/R dapat membantu perusahaan lebih

mudah mengetahui persen keuntungan yang di peroleh dan biaya kerugian yang

dibebankan oleh perusahaan dan sebagai acuan untuk mengoreksi kesalahan

yang dilakukan oleh perusahaan sehingga biasanya terjadi kerugian.

Page 61: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

46

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Terdapat peluang usaha pada bisnis telur ayam

Perhitungan laba yang kurang tepat akibat penentuan harga pokok penjualan belum tepat

Landasan teori :

Pengertian dan klasifikasi biaya,

harga pokok produksi, harga pokok

penjualan, harga jual, laporan laba

Metode penetapan harga

pokok produksi yang

digunakan perusahaan

Metode penetapan harga

pokok produksi dengan

metode full costing

Perbandingan

Harga pokok produksi yang tepat

Kesimpulan dan saran

Page 62: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan studi kasus dengan menggunakan metode perhitungan biaya

produksi. Penelitian deskripti kuantitatif adalah penelitian yang tujuannya

menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena yang ada dan

menjelaskannya dengan mendeskripsikan sejumlah unsur yang berhubungan

dengan masalah dari fenomena yang diteliti. Penelitia ini mengamati perhitungan

harga pokok yang dilakukan oleh perusahaan kemudian diperbandingkan

dengan perhitungan harga pokok berdasarkan standar akuntansi yang tepat.

Indrianto dan Supomo (2002, p. 88) menjelaskan bahwa penelitian

deskriptif kuantitatif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi

tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa : individu, organisasional,

industri atau perspektif yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menjelaskan aspek- aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi

ini membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,

mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide untunk

pengujian atau penelitian selanjutnya.

B. Lokasi dan Waktu PenelitiaN

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penulisan maka penulis

memilih usaha peternakan ayam. CV. Anak Ternak ini berlokasi di Jl. Poros

Maroangin Kecematan Maiwa Kabupaten Enrekang.

Page 63: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

48

Waktu penelitian untuk memperoleh data, maka penulis mengambil data

direncanakan selama kurang lebih dua bulan dari bulan Juli-Agustus 2020.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, penulis mengadakan studi kasus dan

pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) dan penelitian

pustaka (library research), sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (field research)

Kegiatan penelitian lapangan, dimana penulis mencari data yang menjadi

obyek penelitian, untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan

wawancara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan

yang berkompeten dalam mengumpulkan data berupa laporan yang disajikan

dan mengumpulkan informasi yang diperlukan.

2. Penelitian pustaka (library research)

Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan teori tentang

metode pencatatan penilaian persediaan barang dagangan pengendalian

perluasan usaha dari buku literatur dan catatan perkuliahan. Disamping itu

penulis mengumpulkan yang adakaitannya dengan permasalahan yang akan

dibahas dan dapat mendukung penulisan skripsi ini. Disamping itu penulis

mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan permasalahan dengan melalui

cara sebagai berikut :

3. Observasi

Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan

secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data berkaitannya dengan

kebutuhan informasi pada perusahaan.

Page 64: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

49

4. Wawancara

Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung

dengan Kepala Bagian Umum atau kepala bagian lainnya atau sejumlah

personil yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan oleh penulis yaitu sebagai

berikut :

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang akan digunakan yaitu:

a. Data kuantitatif

Data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-

angka masih memerlukan pengelolaan kembali dan dapat digunakan

untuk pembahasan lebih lanjut.

2. Sumber Data

a. Data primer

Data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung

pada usaha ayam ternak yang berlokasi di Jl. Poros Maroangin

Kabupeten Enrekang mengadakan update informasi data dari hasil

catatan tiap periode.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari usaha ayam ternak yang berlokasi di

kabupeten enrekang pada dokumen-dokumen dan buku literatur serta

laporan tertulis dari luar yang ada hubungannya dengan penulisan

proposal ini.

Page 65: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

50

E. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari perusahaan dirinci dan ditampilkan dalam bentuk

tabel untuk memudahkan dalam proses pengolahan dan analisis data. Penelitian

ini menggunakan analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan pada

perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing.

Tahap – tahap yang dilakukan dalam melakukan analisis data adalah :

1. Mengidentifikasi catatan keuangan perusahaan yaitu mengenai biaya

produksi yang digunakan perusahaan.

2. Mengamati perhitungan harga pokok secara konvensional yang dilakukan

oleh perusahaan.

3. Menghitung biaya produksi dengan menggunakan metode full costing.

4. Membandingkan antara perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh

perusahaan dengan perhitungan biaya produksi berdasarkan standar

akuntansi tentang metode perhitungan biaya produksi per unit.

5. Menghitung harga jual yang sesuai berdasarkan hasil perhitungan harga

pokok produksi yang diperoleh.

Page 66: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengembangan usaha CV. Anak Ternak ini atas beberapa pertimbangan

diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan

skill yang tidak begitu tinggi, keuntungan yang menjanjikan dan biaya investasi

yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana. Perkembangan

peternakan Ayam Ras Petelur di Indonesia sangat pesat, terutama Ayam Ras

Petelur. Pesatnya perkembangan tersebut tentunya tidak hanya didorong oleh

peluang pasar yang masih terbuka luas tetapi juga tingginya kesadaran

masyarakat akan kebutuhan protein hewani dan tidak terlepas dari kebutuhan

gizi yang di butuhkan manusia.

Lahan usaha ternak Ayam Ras Petelur memiliki prospek ekonomi yang

baik. Telur ayam merupakan salah satu produk komersial dan dapat

dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat

akan telur ayam cukup tinggi. Hal ini CV. Anak Ternak melihat dari kondisi

lingkungan masyarakat seperti rumah makan sehingga produksi telur ayam

memiliki prospek ekonomi yang bagus untuk dikembangkan. Selain manfaat

yang didapatkan dari lahan usaha ini yaitu berupa produksi telur ayam ras, juga

bisa menikmati suasana alam yang sejuk dan asri, karena lokasi dari lahan

usaha ternak ayam ras petelur ini jauh dari pusat kota tapi transportasi

terjangkau dengan baik,bertempat di Kabupaten Enrekang, Kecamatan Maiwa

Desa Malino.

Page 67: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

52

2. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi CV. Anak Ternak sebagai berikut :

Visi :

“ enjadi Direktorat yang professional, mampu mewujudkan tersedianya

benih dan bibit ternak berkualiatas dalam jumlah yang cukup, mudah

diperoleh dan dijangkau serta terjamin kontinuitasnya”

Misi :

1. Menyiapkan perumusan dan melaksanakan kebijakan bidang

perbibitan ternak yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam

penyediaan benih dan bibit ternak.

2. Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan

administrasi public dibidang perbibitan ternak.

3. Deskripsi Pekerjaan

a. Pemilik

Pemilik sekaligus pendiri dari CV. Anak Ternak yaitu Drs. H.

Muhammad Sainal.,M.A. Pemilik memiliki kewenangan penuh dalam

membuat keputusan yang menyangkut CV. Anak Ternak. Berbagai

perhitungan juga merupakan tanggung jawab pemilik seperti perhitungan

pemakaian bahan baku, gaji karyawan, produksi telur dan lain sebagainya.

b. Pekerja Kandang

Pekerja kandang adalah karyawan yang bertanggungjawab dalam

kebersihan kandang, ketersediaan pangan dan air serta mengawasi dan

memperhatikan ayam jika terjadi gejala gejala sakit. Pengumpulan telur dari

Page 68: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

53

kandang ke tempat penyimpanan juga merupakan tanggungjawab pekerja

kandang. Tidak terdapat kualifikasi khusus bagi pekerja kandang karena

karyawan CV. Anak Ternak direkrut dari warga sekitar saja tanpa karyawan

CV. Anak Ternak direkrut dari warga sekitar saja tanpa melihat latar

belakang pendidikan dan kualifikasinya.

c. Pekerja Telur

Pekerja telur adalah karyawan yang bertanggungjawab dalam proses

pencucian telur, menyusun telur kedalam peti dan kemudian menyusun

keatas pickup atau truck untuk kemudian didistribusikan. Tidak terdapat

kualifikasi khusus bagi pekerja telur karena karyawan CV. Anak Ternak

direkrut dari warga sekitar tanpa melihat latar belakang pendidikan dan

kualifikasinya.

d. Pekerja Malam

Pekerja malam adalah karyawan yang bertanggungjawab pada

keamanan kandang dan ayam pada malam hari baik dari hewan liar maupun

pencuri. Seperti karyawan lain yang nekerja di CV. Anak Ternak, tidak

terdapat kualifikasi khusus bagi pekerja malam.

4. Kegiatan Pemeliharaan pada Masa Pra Produksi dan Masa Produktif

a. Persiapan Lahan

Persiapan lahan perlu diperhatikan karena lahan sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan ayam ras petelur. CV.

Anak Ternak memilih lahan yang jauh dari pemukiman penduduk dan jauh

dari keramaian, tujuannya adalah untuk menghindari suara-suara bising.

Pemilihan lahan sangat perlu diperhatikan karena jika lokasinya dengan

Page 69: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

54

dengan keramaian maka ayam tersebut bisa mengalami stres berat atau

bahkan akan mengalami kematian.

b. Kandang

Kegiatan yang dilakukan oleh CV Anak Ternak diawali dengan

pembangunan kandang. Kandang ayam yang digunakan oleh CV. Anak

Ternak adalah kandang berjenis baterai bertingkat tiga dengan

menggunakan material kayu dengan ukuran tinggi 9 meter, lebar 9 meter

serta panjang 30 meter. Setiap ayam memiliki ruang baterai dengan tinggi

23cm, lebar 23cm dan panjang 23cm. Kandang jenis baterai memberikan

batas gerak bagi ayam sehingga terjadi sedikit interaksi antar ayam serta

menghindari adanya perkelahian antar ayam yang menyebabkan cidera dan

stress. kandang jenis baterai ini juga memudahkan proses pemberian makan

dan minum serta pengumpulan telur karena ayam tidak banyak bergerak dan

tetap di tempat. Para pekerja kandang juga dapat lebih mudah menemukan

ayam yang kurang sehat yang memiliki ciri ciri tidak nafsu makan karena

tempat makannya akan tetap terisi dan tidak dapat dimakan oleh ayam lain.

Produksi telur juga lebih aman karena resiko telur pecah terinjak ayam

sangat kecil persentasenya. Telur yang dikeluarkan oleh ayam akan

langsung bergulir ke luar kandang ke penampung telur dan siap diambil oleh

pekerja telur. Lokasi pembangunan kandang ayam dipilih berdasarkan

beberapa kriteria yaitu, jauh dari kepadatan penduduk, memiliki hembusan

angin yang cukup serta mendapatkan cahaya matahari.

Page 70: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

55

c. Bibit

Bibit ayam ras petelur yang digunakan pada CV. Anak Ternak yaitu

bibit yang beumur 16 minggu dan siap untuk produksi dengan ciri-ciri berat

ayam ±1,7 kg, jengger mulai memerah dan ayam mulai berkotek. Jumlah

produksi telur per ekor yaitu 360 butir per periode dan jumlah ayam yang

dipelihara yaitu 6000 ekor ayam.

d. Pakan dan Minum

Pemberian pakan dilakukan sehari dua kali yaitu pada pukul 05.00

WITA dan 13.00 WITA. Pakan yang digunakan oleh CV. Anak Ternak

memiliki komposisi 70% jagung, 20% pakan konsentrat ayam, dan 10% katul

atau dedak padi. Biji jagung digiling terlebih dahulu sebelum dicampurkan

dengan pakan konsentrat dan katul dengan menggunakan mesin mixer lalu

diberikan kepada ayam. Air yang digunakan oleh CV. Anak Ternak untuk

memenuhi kebutuhan minum ayam adalah air tanah yang diambil dengan

menggunakan mesin pompa air. 12 tong air dengan kapasitas 1.000 liter

digunakan untuk menyimpan air sebagai persediaan jika terjadi hal hal yang

tidak diinginkan seperti pompa rusak atau sumur kering. Ketersediaan pakan

dan minum sangkatlah penting agar ayam tetap sehat dan dapat

memproduksi telur dengan kualitas yang baik.

e. Vaksin dan Sanitasi

Pemberian vaksin bertujuan untuk meningkatkan ketahanan tubuh

ayam terhadap serangan penyakit yang berpotensi mengganggu kesehatan

ayam serta dapat menurunkan produktifitas dan bahkan mematikan ayam.

Vaksin yang digunakan oleh CV. Anak Ternak adalah vaksin ND kill,

Page 71: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

56

Gomboro, ND clone, Gomboro B, Korisa, AI, dan ND EDS serta vaksin cacar

air. Waktu pemberian vaksin bergantung dari jenis vaksin serta umur ayam

yang diberi vaksin. Ada yang sebulan sekali, seminggu sekali serta hanya

sekali seumur hidup. Pemberian vaksin dilakukan dengan meneteskan

vaksin tersebut kepada mata ayam. Untuk sanitasi kandang ayam, CV. Anak

Ternak menggunakan mesin penyemprot disinfektan yang digunakan dua

kali seminggu keseluruh kandang, lantai, serta peralatan yang digunakan di

sekitar kandang. Proses sanitasi ini dilakukan untuk mengurangi

kemungkinan ayam terjangkit penyakit yang dapat disebarkan dari peralatan

yang tidak higienis, kandang yang tidak higienis, ayam lain yang sedang

tidak sehat atau bahkan manusia disekitar kandang yang sedang terjangkit

penyakit.

f. Pemanenan

CV. Anak Ternak melakukan panen pada saat ayam berumur 18

minggu atau empat setengah bulan. Penanganan pasca panen mempunyai

tiga fungsi yaitu siap untuk dipasarkan, terjaga keawetan dan kesegaran,

serta aman dan utuh. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan setelah

panen dan sebelum dipasarkan yaitu mengumpulkan atau mengambil dari

kandang, membersihkan, memilih, mengepak, dan menyimpan dalam rak.

Selanjutnya siap untuk dipasarkan.

CV. Anak Ternak melakukan kegiatan pengumpulan telur pada saat

selesai pemberian pakan sore. Pembersihan telur dilakukan dengan cara

mengelap telur ayam satu per satu memakai kain yang kering dengan tujuan

untuk menghindari telur dari bakteri atau jamur yang membuat telur menjadi

cepat rusak. Pemilihan telur dilakukan dengan cara mensortir dan

Page 72: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

57

memisahkan telur sesuai dengan keadaan telur mulai dari telur yang kecil,

telur yang besar, dan telur yang retak.

Pengepakan telur ayam ras petelur pada peternakan CV. Anak Ternak

dilakukan dengan memasukkan telur kedalam rak, dalam satu rak memuat

30 butir telur. Telur tersebut disimpan di dalam gudang sebelum dipasarkan.

g. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh CV. Anak Ternak dalam kegiatan

produksinya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Peralatan yang digunakan CV. Anak Ternak

No Peralatan Fungsi

1 Penggiling jagung Digunakan untuk menggiling biji jagung menjadi

halus

2 Mixer pakan Digunakan untuk mencampurkan biji jagung yang

sudah halus dengan pakan konsentrat

3 Sekop Digunakan untuk memindahkan campuran pakan

yang sudah siap pakai dari mixer pakan ke gerobak

dorong serta dari gerobak dorong ke tempat pakan

Ayam

4 Gerobak dorong Digunakan untuk mendistribusikan pakan yang

sudah siap pakai ke kandang ayam

5 Kulkas Digunakan untuk menyimpan vaksin dan obat serta

telur yang mengalami kecacatan (cangkang lunak)

6 Timbangan besi Digunakan untuk menimbang pakan ayam secara

Page 73: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

58

kasardalam hitungan kilogram

7 Timbangan digital Digunakan untuk menimbang pakan ayam yang

sifatnya mikro dalam hitungan gram seperti vitamin

dan Konsentrat

8 Tong air Digunakan untuk menyimpan air untuk minum ayam

9 Semprotan

disinfektan

Digunakan untuk menyemprotkan disinfektan dan

membersihkan kandang

10 Ember Digunakan untuk memanen telur dari kandang

11 Baki telur Digunakan sebagai tempat telur sementara dalam

proses pembersihan cangkang telur

12 Peti telur Digunakan untuk penyimpanan telur yang telah siap

Jual

Sumber : CV Anak Ternak 2019

B. Hasil Penelitian

1. Klasifikasi Biaya Dalam Perusahaan

a. Biaya Pakan

CV. Anak Ternak dalam memberikan pakan dengan cara

mencampurrkan tiga jenis pakan yaitu konsentrat, jagung giling dan dedak.

Dalam tabel 4.2 setiap ekor ayam mengkonsumsi pakan jenis konsentrat

0,028kg, pakan jenis jagung giling 0,042kg, dan pakan jenis dedak 0,014kg.

Maka utuk 6.000 ekor ayam membutuhkan pakan jenis konsentrat 168kg,

pakan jenis jagung giling 252kg dan pakan jenis dedak 84kg.

Page 74: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

59

Tabel 4.2

kebutuhan dan biaya pakan CV. AnakTernak Produksi periode 2019

No

Jenis Pakan

Kebutuhan per ekor

(Kg)

Kebutuhan per 6.000 ekor (Kg)

Harga per Kg (Rp)

Biaya per hari

(Rp)

Biaya per periode

(Rp)

1 Konsentrat 0,028 168 6.600 1.108.800 404.420.000

2 Jagung Giling

0,042 252 3.500 882.000 321.930.000

3 Dedak 109.200 39.858.000

Total 2.100.000 766.500.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019

b. Biaya Vaksin

CV. Anak Ternak menggunakan tiga jenis vaksin yaitu vaksin jenis ND.

IB, Coriza. B, dan Gumboro. A. CV. Anak Ternak hanya sekali melakukan

vaksin setiap satu periode produksi ayam ras petelur. Pemakaian dan biaya

vaksin per periode pemeliharaan ayam ras petelur pada CV. Anak Ternak

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Pemakaian dan Biaya Vaksin Pemeliharaan CV. Anak Ternak 2019

No Merk vaksin

Pemakaian (kali)

Harga satuan (Rp)

Kapasitas ayam (ekor)

Jumlah ayam (ekor)

Kebutuhan (buah)

Jumlah (Rp)

1

ND.IB

1

500.000

1500

6.000

4

2.000.000

2

Coryza. B

1

450.000

1500

6.000

4

1.800.000

Page 75: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

60

3

Gumbo ro.A

1

300.000

1500

6.000

4

1.200.000

Total 5.000.000

c. Biaya Tenaga Kerja

CV. Anak Ternak menggunakan tiga orang tenaga kerja. Sistem upah

tenaga kerja yang diterapkan pada CV. Anak Ternak yaitu: untuk tenaga

kerja yang mengurusi pakan diupah sebesar Rp 800.000,00 per bulan,

tenaga kerja bagian kebersihan diupah sebesar Rp 700.000,00 per bulan,

dan tenaga kerja bagian telur diupah sebesar Rp 700.000,00 per bulan. Total

biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam satu bulan adalah sebesar

Rp. 2.200.000 dan dalam satu tahun pemeliharaan sebesar Rp. 26. 400.000.

Tabel 4.4

Upah Tenaga Kerja CV. Anak Ternak 2019

No

Nama

Tugas Upah per

bulan (Rp) Upah per

tahun (Rp)

1

Wirawan

Mencampur pakan serta memberi makan dan minum

800.000

9.600.000

2

Sudirman

Memberi vitamin dan membersihkan Kandang

700.000

8.400.000

3 Tahari Memanen telur 700.000 8.400.000

Total 2.200.000 2.400.000

Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)

Page 76: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

61

d. Biaya Overhead Pabrik

1) Biaya Penyusutan

CV. Anak Ternak memiliki beberapa peralatan dan bangunan

dengan nilai investasi sebesar Rp 365.930.000 Investasi tersebut

meliputi: tanah, bangunan kandang, kandang battery, bangunan

gudang, peralatan dan perlengkapan. Biaya penyusutan dari investasi

tersebut sebesar Rp 27.251.562,50.

2) Biaya Bibit

CV. Anak Ternak menjalankan usahanya dalam beternak ayam

ras petelur dengan cara membeli bibit berupa bibit yang berumur 16

minggu dari tempat penjualan bibit ayam ras petelur. CV. Anak Ternak

membeli bibit dengan menggunakan tiga tahapan. Tahapan pertama

membeli bibit sebanyak 3.000 ekor untuk satu ekornya dibeli dengan

harga Rp 62.000. Tahapan kedua sebanyak 1.500 ekor dibeli dengan

harga Rp. 60.000. Tahapan ketiga sebanyak 1.500 ekor dibeli dengan

harga Rp. 60.000 Total jumlah ayam yang dipelihara di CV. Anak Ternak

sebanyak 6.000 ekor.

Tabel 4.5

Total Biaya Bibit yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak 2019

No Tahapan Jumlah Ayam Harga ayam/ekor (Rp) Jumlah (Rp)

1 I 3.000 62.000 186.000.000

2 II 1.500 60.000 90.000.000

3 III 1.500 60.000 90.000.000

Page 77: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

62

Total 366.000.000

Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)

3) Biaya Listrik, Air dan PBB

CV. Anak Ternak mengeluarkan biaya untuk listrik sebesar Rp.

100.000 per bulan, dan biaya untuk air sebesar Rp. 50.000, jadi total

biaya listrik dan air selama sebulan sebesar Rp. 150.000, sedangkan

total biaya listrik dan air selama tahun sebesar Rp. 1.800.000.

Biaya yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak berupa Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) yaitu sebesar Rp 57.000,00 setiap tahunnya. Jadi

total keseluruhan biaya listrik, air, dan PBB selama setahun adalah Rp

1.857.000,00

Tabel 4.6

Biaya Listrik Air dan PBB CV. Anak Ternak 2019

No Jenis Kegunaan Biaya per bulan

(Rp)

Biaya per tahun

(Rp)

1

Lampu

penerangan

kandang

100.000

1.200.000

2 Air 50.000 600.000

3 PBB 4.750 57.000

Total 154.750 1.857.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 78: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

63

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut CV. Anak Ternak

2019

Perhitungan harga pokok produksi yang dipraktekkan oleh CV. Anak

Ternak, 2019 merupakan perhitungan yang sederhana dan tidak menggunakan

metode apapun. Yaitu dengan mengumpulkan total biaya produksi dan total

biaya tenaga kerja serta beberapa biaya overhead pada setiap bulan lalu

membaginya dengan jumlah produksi pada bulan tersebut dan menggunakannya

sebagai basis harga pokok produksi untuk bulan selanjutnya. Perhitungan yang

sederhana ini dianggap cukup oleh CV Anak Ternak karena biaya lain yang

seharusnya juga di hitung dianggap tidak signifikan sehingga diabaikan. Dalam

penelitian ini dibandingkan perbedaan yang ditimbulkan oleh perhitungan harga

pokok produksi yang berbeda metode untuk mencari tahu seberapa besar

perbedaan yang akan terjadi.

a. Perhitungan Biaya Bahan Baku Menurut CV. Anak Ternak

Biaya bahan baku yang dihitung oleh CV. Anak Ternak adalah biaya yang

penggunaannya ditujukan sebagai konsumsi ayam berupa bibit ayam sebesar

366.000.000, pakan sebesar 766.500.000,vaksin sebesar 5.000.000, serta

desinfektan kandang sebesar 100.000. Biaya bahan baku yang dikeluarkan

oleh CV. Anak Ternak menurut perhitungan CV. Anak Ternak adalah sebagai

berikut :

Page 79: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

64

Tabel 4.7

Laporan Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak 2019

Peternakan CV. Anak

Ternak Laporan Biaya

Bahan Baku

Jumlah

(Rp)

Biaya bibit ayam 366.000.000

Biaya pakan 766.500.000

Biaya vaksin 5.000.000

Biaya desinfektan 100.000

Total 1.137.600.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

b. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Menurut CV. Anak Ternak 2019

Biaya tenaga kerja menurut CV. Anak Ternak 2019 merupakan semua

tenaga kerja yang memiliki peran dalam kegiatan kandang. Jumlah pekerja

yang dipekerjakan oleh adalah 3 orang. Seorang pekerja telur, dan dua orang

pekerja kandang, serta pekerja malam. Namun untuk menekan biaya, penjaga

malam merupakan pekerja yang bersedia untuk tinggal di kandang pada malam

hari untuk tambahan penghasilan sehingga tidak dibutuhkan tambahan pekerja

lagi.

Page 80: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

65

Tabel 4.8

Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak

Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Upah pekerja telur 18.000.000

Upah pekerja kandang 8.400.000

Total 26.400.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

c. Perhitungan Biaya Overhead Menurut CV. Anak Ternak

Biaya overhead pabrik yang dihitung CV. Anak Ternak masih terlalu

sederhana dan tidak sempurna. Dalam perhitungan CV. Anak Ternak,

depresiasi atau penyusutan masih belum masuk kedalam perhitungan karena

dianggap sebagai biaya yang tidak signifikan atau terlalu rumit untuk

diperhitungkan.

Tabel 4.9

Biaya FOH CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya listrik 1.200.000

Biaya air 600.000

Page 81: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

66

PBB 57.000

Total 1.857.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

d. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut CV. Anak Ternak tahun 2019

Setelah mengetahui biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead maka

dapat dihitung total harga pokok produksi CV. Anak Ternak untuk mengetahui

biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebanyak satu kilogram telur.

Harga pokok produksi didapat dengan menjumlahkan ketiga biaya tersebut

diatas lalu dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Perlu diingat bahwa

bembebanan biaya yang dilakukan CV. Anak Ternak bersifat mengira-ngira dan

membulatkan agar mudah dihitung. Berikut hasil perhitungan harga pokok

produksi dengan metode yang digunakan oleh CV. Anak Ternak:

Tabel 4.10

Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019

Keterangan Total Biaya (Rp)

Biaya bahan baku 1.137.600.000

Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000

Biaya overhead 1.857.000

Harga pokok produksi 1.165.857.000

Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur

Harga pokok produksi per butir Rp. 539,74

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 82: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

67

Dalam tabel 4.10 dapat dilihat perhitungan harga pokok produksi per

kilogram yang digunakan oleh CV. Anak Ternak adalah sebesar Rp. 539,74 per

kilogram. Ini berarti untuk setiap butir produksi telur, CV. Anak Ternak

mengeluarkan uang sebesar Rp. 539,74 untuk membayar biaya produksi.

3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Telur Menurut Metode Full Costing

Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dilakukan

dengan menjumlahkan semua biaya produksi yang digunakan dalam

memproduksi telur ayam termasuk biaya tidak langsung yang berupa biaya

overhead variabel. Metode ini lebih lengkap dan mencakup keseluruhan biaya

tidak seperti perhitungan harga pokok produksi menurut CV. Anak Ternak.

Walaupun terlihat rumit, dengan metode full costing, perhitungan harga pokok

produksi akan lebih tepat sehingga dapat menghasilkan harga jual yang sesuai

dengan target keuntungan perusahaan.

Dalam perhitungan dengan menggunakan metode full costing, perhitungan

biaya dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh peternakan

pada saat ayam dalam masa pertumbuhan dan belum berproduksi atau pada

masa pra produksi, dan biaya yang dikeluarkan oleh peternakan pada saat ayam

sudah memproduksi telur atau pada masa produktif.

Biaya bagian pra produksi adalah semua biaya yang digunakan untuk

ayam yang belum memproduksi telur adalah biaya pengadaan aset yang masuk

kedalam perhitungan aktiva tetap dan dibebankan kepada biaya factory overhead

sebagai biaya penyusutan aktiva tetap. Biaya bagian produksi dimana semua

biaya yang digunakan dalam proses produksi telur adalah biaya produksi yang

menjadi data dalam perhitungan harga pokok produksi.

Page 83: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

68

Pembagian didasarkan pada perbandingan jumlah ayam dalam masa pra

produksi dan ayam produktif, dimana ayam dalam masa pra produksi berjumlah

2000 kepala, dan ayam dalam masa produktif berjumlah 6000 kepala. Ayam

selalu berotasi setiap bulannya saat mendapatkan ayam anakan baru dan ayam

yang sudah melewati umur optimalnya dilakukan pengafkiran. Rotasi ayam ini

memastikan bahwa jumlah ayam dalam suatu waktu selalu tetap dalam setahun

tanpa mengalami perubahan yang signifikan.

Tabel 4.11

Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Biaya Bahan Baku Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya bibit ayam 366.000.000

Biaya pakan 766.500.000

Biaya vaksin 5.000.000

Biaya desinfektan 100.000

TOTAL 1.137.600.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 84: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

69

Tabel 4.12

Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak

Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Upah pekerja telur 18.000.000

Upah pekerja kandang 8.400.000

Total 26.400.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.13

Biaya Over Head CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya listrik 1.200.000

Biaya air 600.000

PBB 57.000

Biaya Penyusutan Aktiva tetap 27.251.562

Total 29.108.562

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 85: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

70

Tabel 4.14

Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019

Keterangan Total Biaya (Rp)

Biaya bahan baku 1.137.600.000

Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000

Biaya overhead 29.108.562

Harga pokok produksi 1.193.108.562

Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur

Harga pokok produksi per butir Rp. 552,36

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

4. Perbandingan Hasil Analisis

Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi antara metode yang

digunakan oleh CV. Anak Ternak dengan metode full costing terjadi karena

perbedaan biaya yang masuk dalam perhitungan. Menurut CV. Anak Ternak,

biaya FOH tetap berupa penyusutan tidak dihitung karena bukan merupakan

pengeluaran yang dikeluarkan secara langsung dan dianggap tidak signifikan.

Hal ini tentu berbeda dengan metode full costing yang menghitung berbagai

biaya FOH baik variabel maupun tetap. Selain itu perhitungan CV. Anak Ternak

tidak menghiraukan waktu yang dibutuhkan oleh ayam dari saat diperoleh hingga

siap berproduksi. Ayam dalam masa pertumbuhan ini tentu memerlukan biaya

bahkan saat mereka belum berproduksi. Dalam metode full costing, biaya per

Page 86: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

71

tahun dijabarkan setiap bulan untuk memastikan bahwa biaya ayam yang belum

berproduksi tetap dihitung.

Dengan membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi yang

digunakan oleh CV. Anak Ternak dengan metode full costing akan terlihat besar

perbedaan yang didapat, serta akan diketahui dampak dari perbedaan tersebut.

Perhitungan yang dianggap sepele dapat memberikan dampak yang besar

terutama pada jangka waktu yang panjang dan dapat menjadi ancaman bagi

kelangsungan peternakan CV. Anak Ternak jika pemilik CV. Anak Ternak

menggunakan perhitungan harga pokok produksi yang tidak tepat sebagai dasar

pengambilan keputusan yang beresiko seperti keputusan ekspansi dengan

menggunakan dana pinjaman yang membutuhkan laporan keuangan yang

akurat.

Tabel 4.15

Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut CV. Anak

Ternak dengan Menggunakan Metode Full Costing

Keterangan Menurut Peternakan

(Pertahun)

Metode Full Costing

(Pertahun)

Biaya bahan baku 1.137.600.000 1.137.600.000

Biaya tenaga kerja

Langsung

26.400.000

26.400.000

Biaya FOH 1.857.000 29.108.562

Harga pokok produksi 1.165.857.000 1.193.108.562

Page 87: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

72

Produksi telur

berdasarkan periode

2.160.000 Butir telur

2.160.000 Butir telur

Harga pokok produksi

per butir

Rp. 539,74

Rp. 552,36

Selisih Rp. 12,6

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Selisih perhitungan harga pokok produksi ini menunjukkan bahwa biaya

yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak pada saat memproduksi telur

sesungguhnya lebih besar senilai Rp. 12,6 daripada yang diperhitungkan oleh

CV. Anak Ternak.

5. Penentuan Harga Jual

Penetapan Harga Jual merupakan salah satu kebijakan yang penting

dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan laba yang di rencanakan. Biaya

merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual dengan

memberikan informasi tentang batas bawah harga jual sebelum menderita

kerugian untuk setiap penjualan, namun bukan merupakan satu-satunya faktor.

Terdapat berbagai faktor lain seperti permintaan dan penawaran, selera

konsumen, persaingan harga, regulasi pemerintah, bahkan musim yang

mempengaruhi harga jual suatu barang. Namun dari berbagai faktor yang ada,

hanya faktor biaya yang dapat secara langsung dikontrol oleh perusahaan,

dimana faktor lain berada diluar kuasa perusahaan dan hanya bisa diprediksi

serta diantisipasi. Oleh karena itu untuk penentuan harga jual yang disajikan

dalam penelitian ini, faktor penentu harga jual selain biaya tidak dianggap.

Page 88: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

73

Perhitungan harga pokok produksi yang tepat akan membantu perusahaan

dalam menentukan harga jual yang sesuai dengan target laba yang diinginkan.

Berikut adalah penentuan harga jual berdasarkan perhitungan dengan

metode full cost pricing.

Tabel 4.16

Perbandingan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan CV. Anak Ternak dan

Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing

Uraian Perhitungan

CV Anak Ternak

Jumlah Produksi Perhitungan Harga jual per produk

Harga Pokok Produksi

Rp. 1.193.108.562 2.160.000 Butir telur Rp. 552,36

Markup 200% 150% Rp. 1.380,9

Sumber : Peternakan CV Anak Ternak: 2019 (diolah)

Selisih harga jual antara perhitungan CV Anak Ternak dan perhitungan

harga pokok produksi dengan full costing tidak terdapat selisih, Tentu saja,

markup laba yang sedemikian rupa meningkatkan harga jual yang harus

dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli produk telur ayam sehingga

sebaiknya CV Anak Ternak mengevaluasi kembali persentase markup laba

sehingga tidak membebani konsumen dan tetap bisa bersaing dengan harga

pasar. Jika CV Anak Ternak menginginkan harga yang relatif sama maka

markup laba harus diturunkan menjadi 120%. Selisih markup sebesar 120%

menunjukkan bahwa sesungguhnya keuntungan dari markup sebesar 150%

sebanyak 120% nya adalah biaya yang belum dibebankan sehingga

menunjukkan laba yang seakan-akan besar.

Page 89: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

74

Tabel 4.17

Perbandingan Laba Rugi

CV Anak Ternak Tahun 2019

Peternakan CV.Anak Ternak Laporan Laba Rugi

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019

Keterangan Jumlah

Harga jual Rp. 1.380,9

Unit terjual 2.160.000 Butir telur

Total penjualan Rp. 2.982.744.000

Harga pokok produksi Rp. 1.193.108.562

Harga pokok penjualan

Laba kotor Rp. 1.789.635.440

Biaya operasional

biaya Pemasaran Rp. 51.689.400

biaya Umum Rp. 14.000.000

biaya Administrasi Rp. 28.000.000

Laba sebelum bunga Rp. 1.861.297.800

Biaya bunga -

Laba bersih Rp. 1.861.297.800

Sumber : Peternakan CV Anak Ternak : 2019 (diolah)

Unit terjual merupakan estimasi produksi telur ayam per tahun (12 bulan)

berdasarkan produksi sebesar 2.600.000 butir per tahunnya. Harga pokok

penjualan bernilai nol karena peternakan CV Anak Ternak tidak memiliki

persediaan barang jadi. Semua produk didistribusikan pada hari itu juga kepada

rekanan bisnis sehingga produksi hari itu akan laku hari itu juga tanpa ada sisa

persediaan. Biaya bunga bernilai nol karena peternakan CV. Anak Ternak tidak

Page 90: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

75

memiliki pinjaman dalam bentuk apapun kepada pihak manapun. Semua aset

murni berawal dari harta pribadi Bapak Muhammad Zainal selaku pemilik

peternakan. Selisih sebesar Rp. 12,6 menggambarkan jumlah yang seakan-akan

dirasakan oleh CV. Anak Ternak sebagai laba dengan menggunakan

perhitungannya sendiri namun jika menggunakan metode full costing terlihat

bahwa jumlah tersebut sebenarnya adalah biaya-biaya tersembunyi yang tidak

diperhatikan oleh CV. Anak Ternak yang seharusnya dibebankan untuk

mendapatkan laporan laba rugi yang benar dan akurat.

Page 91: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada CV. Anak Ternak

adalah terdapat selisih antara perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan

oleh peternak dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan dengan metode

full costing. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full

costing lebih besar karena perhitungan biaya dan alokasinya yang lebih

mendetail, selisih ini timbul karena adanya biaya yang tidak dihitung oleh

peternak dalam membuat harga pokok produksi, khususnya biaya yang bersifat

tidak langsung seperti biaya penyusutan aktiva tetap karena peternak tidak

merasa mengeluarkan uang untuk menutupi biaya tersebut. Perhitungan yang

digunakan oleh CV. Anak Ternak juga tidak membedakan biaya yang digunakan

dalam perhitungan pada ayam tahap pra produksi maupun pada tahap produktif.

Pencampuran biaya ini menjadikan perhitungan harga pokok produksi yang

digunakan oleh CV. Anak Ternak tidak akurat.

Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full

costing menghasilkan perhitungan penentuan harga jual yang lebih tepat dalam

menggambarkan target laba dengan metode mark up. Dengan harga jual yang

tepat berdasarkan harga pokok produksi yang dihitung menggunakan metode full

costing serta target laba yang sesuai, maka akan didapat laporan laba rugi

perusahaan yang jauh lebih akurat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan di masa depan. costing serta target laba yang sesuai, maka akan

Page 92: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

77

didapat laporan laba rugi perusahaan yang jauh lebih akurat dan lebih tepat

untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di masa depan.

B. Saran Penelitian

Adapun saran – saran yang dapat di sampaikan penulis untuk usaha ternak

ayam petelur pada CV. Anak Ternak di Kabupaten Enrekang yaitu :

1. Pencatatan biaya harus lebih detail dan mencakup semua biaya tanpa

mengabaikan biaya yang dianggap tidak penting, seperti biaya penyusutan,

karena walaupun tidak terasa secara langsung pengeluarannya dalam

proses produksi, akumulasi dari biaya biaya tersebut tetaplah bernilai besar

dan harus menjadi perhatian dari manajemen CV. Anak Ternak.

2. Penghitungan harga pokok sebaiknya konsisten dengan menggunakan

metode full costing untuk mendapatkan angka yang lebih tepat dan akurat.

Perhitungan harga pokok dengan metode CV. Anak Ternak menghasilkan

angka yang tidak akurat dan memberikan kesan bahwa biaya yang

dikeluarkan untuk proses produksi telur ayam adalah kecil padahal

nyatanya biaya yang dikeluarkan lebih besar tanpa terdeteksi oleh

manajemen CV. Anak Ternak. Biaya terselubung ini sangat berbahaya

karena jika tidak dideteksi oleh manajemen dapat membengkak dan

menghasilkan laba semu yang seakan akan menguntungkan peternakan di

atas kertas namun pada kenyataannya peternakan mengalami kerugian.

3. CV. Anak Ternak juga sebaiknya menurunkan target laba dengan mark up

yang tinggi. Dengan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan

metode full costing, akan didapat harga pokok produksi yang lebih besar

daripada perhitungan dengan metode CV. Anak Ternak sebelumnya. Jika

Page 93: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

78

perusahaan tetap bersikeras menggunakan mark up laba yang digunakan

sebelumnya, harga telur akan terlalu tinggi untuk dapat dibeli oleh pasar.

Harga telur yang terlalu tinggi akan mengakibatkan konsumen lari ke

peternakan lain dan akan mengakibatkan produk telur CV. Anak Ternak

gagal terjual dan akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Page 94: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

79

DAFTAR PUSTAKA

Anggadini Sri Dewi, Dkk,2012. Akuntansi Biaya, Yogyakarta : Graha Ilmu. Arifa

Dan Dewi, 2014. Analisis Keterkaitan Dan Dampak Sektor Perdagangan Dan

Industri Terhadap Pdrb Jawa Timur. Universitas Negeri Surabaya.

Blocher J. Edward, Dkk, 2001. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategis,

Jakarta : Salemba Empat.

Bustami Bastian dan Nurlaela, 2013. Akuntansi Biaya, Edisi 4, Jakarta : Mitra

Wacana Media.

Fanani, Zaenal, 2009. Analisis Integrasi Vertikal Industri Pakaian Jadi (Garmen)

Di Indonesia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya . Skripsi. Institud

Pertanian Bogor.

Handojo Andreas, Dkk, 2013. Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada

Peternakan Ayam Potong Panorama Dengan Metode Job Order Costing

(skripsi), Surabaya : UPN Veteran.

Hasan Nasrodin, 2006. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Gula Pada

PetaniTebu Rakyat Yang Tergabung Dalam Asosiasi Petani Tebu Pg

Soedhono Kab. Ngawi (Skripsi), Jakarta : UIN Syarifhidayatullah.

Manurung Elvy Maria, 2011. Akuntansi Dasar (Untuk Pemula), Jakarta : Penerbit

Erlanga.

Mappigau Palmarudi, 2011. Analisis Strategi Pemasaran Telur Pada Peternakan

Ayam Ras Skala Besar Di Kabupaten Sidrap (Skripsi), Makassar : Unhas.

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya Edisi ke-2, Yogyakarta, Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN.

Rondhi, 2009. Analisis Struktur dan Perilaku Ekonomi Untuk Menentukan Sektor

Perekonomian Unggulan Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal. Vol..No 2.

Rudianto, 2009. Pengantar Akuntansi, Jakarta : Penerbit Erlangga. Setiawan Edi,

2012. Harga Pokok Produksi Ayam Ras Petelur (skripsi),Jakarta : Blogger.

Setiawan, Wahyu, 2013. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Pada Industri

Perdagangan dan Jasa Angkutan Di Jawa Timur. Skripsi. Unoversitas

Sriwijaya.

Soekarwati, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Pembahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas, Edisi Ke-3, Jakarta : PT. Raja Grafindo Prasada.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Penerbit Alfabeta.

Page 95: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

80

Yadiati Winwin dan Wahyudi Ilham, 2006. Pengantar Akuntansi, Jakarta :

Pranada Media Grup.

Page 96: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 97: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

LAMPIRAN

Tabel 4.2

kebutuhan dan biaya pakan CV. AnakTernak Produksi periode 2019

No

Jenis Pakan

Kebutuhan per ekor

(Kg)

Kebutuhan per 6.000 ekor (Kg)

Harga per Kg (Rp)

Biaya per hari

(Rp)

Biaya per periode

(Rp)

1 Konsentrat 0,028 168 6.600 1.108.800 404.420.000

2 Jagung Giling

0,042 252 3.500 882.000 321.930.000

3 Dedak 109.200 39.858.000

Total 2.100.000 766.500.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019

Tabel 4.3

Pemakaian dan Biaya Vaksin Pemeliharaan CV. Anak Ternak 2019

No Merk vaksin

Pemakaian (kali)

Harga satuan (Rp)

Kapasitas ayam (ekor)

Jumlah ayam (ekor)

Kebutuhan (buah)

Jumlah (Rp)

1

ND.IB

1

500.000

1500

6.000

4

2.000.000

2

Coryza. B

1

450.000

1500

6.000

4

1.800.000

3

Gumbo ro.A

1

300.000

1500

6.000

4

1.200.000

Total 5.000.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019

Page 98: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.3

Pemakaian dan Biaya Vaksin Pemeliharaan CV. Anak Ternak 2019

No Merk vaksin

Pemakaian (kali)

Harga satuan (Rp)

Kapasitas ayam (ekor)

Jumlah ayam (ekor)

Kebutuhan (buah)

Jumlah (Rp)

1

ND.IB

1

500.000

1500

6.000

4

2.000.000

2

Coryza. B

1

450.000

1500

6.000

4

1.800.000

3

Gumbo ro.A

1

300.000

1500

6.000

4

1.200.000

Total 5.000.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.4

Upah Tenaga Kerja CV. Anak Ternak 2019

No

Nama

Tugas Upah per

bulan (Rp) Upah per

tahun (Rp)

1

Wirawan

Mencampur pakan serta memberi makan dan minum

800.000

9.600.000

2

Sudirman

Memberi vitamin dan membersihkan Kandang

700.000

8.400.000

3 Tahari Memanen telur 700.000 8.400.000

Total 2.200.000 2.400.000

Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)

Page 99: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.5

Total Biaya Bibit yang dikeluarkan oleh CV. Anak Ternak 2019

No Tahapan Jumlah Ayam Harga ayam/ekor (Rp) Jumlah (Rp)

1 I 3.000 62.000 186.000.000

2 II 1.500 60.000 90.000.000

3 III 1.500 60.000 90.000.000

Total 366.000.000

Sumber : CV. Anak Ternak,2019 (diolah)

Tabel 4.6

Biaya Listrik Air dan PBB CV. Anak Ternak 2019

No Jenis Kegunaan Biaya per bulan

(Rp)

Biaya per tahun

(Rp)

1

Lampu

penerangan

kandang

100.000

1.200.000

2 Air 50.000 600.000

3 PBB 4.750 57.000

Total 154.750 1.857.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 100: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.7

Laporan Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak 2019

Peternakan CV. Anak

Ternak Laporan Biaya

Bahan Baku

Jumlah

(Rp)

Biaya bibit ayam 366.000.000

Biaya pakan 766.500.000

Biaya vaksin 5.000.000

Biaya desinfektan 100.000

Total 1.137.600.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.8

Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak

Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Upah pekerja telur 18.000.000

Upah pekerja kandang 8.400.000

Total 26.400.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 101: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.9

Biaya FOH CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya listrik 1.200.000

Biaya air 600.000

PBB 57.000

Total 1.857.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.10

Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019

Keterangan Total Biaya (Rp)

Biaya bahan baku 1.137.600.000

Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000

Biaya overhead 1.857.000

Harga pokok produksi 1.165.857.000

Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur

Harga pokok produksi per butir Rp. 539,74

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 102: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.11

Biaya Bahan Baku CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Biaya Bahan Baku Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya bibit ayam 366.000.000

Biaya pakan 766.500.000

Biaya vaksin 5.000.000

Biaya desinfektan 100.000

TOTAL 1.137.600.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.12

Biaya Tenaga Kerja CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak

Laporan Biaya Tenaga Kerja 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Upah pekerja telur 18.000.000

Upah pekerja kandang 8.400.000

Total 26.400.000

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Page 103: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.13

Biaya Over Head CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Biaya Factory Overhead 2019

Keterangan Jumlah (Rp)

Biaya listrik 1.200.000

Biaya air 600.000

PBB 57.000

Biaya Penyusutan Aktiva tetap 27.251.562

Total 29.108.562

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.14

Harga Pokok Produksi CV. Anak Ternak untuk 6.000 Ekor Ayam

CV. Anak Ternak Laporan Harga Pokok Produksi 2019

Keterangan Total Biaya (Rp)

Biaya bahan baku 1.137.600.000

Biaya tenaga kerja langsung 26.400.000

Biaya overhead 29.108.562

Harga pokok produksi 1.193.108.562

Produksi telur tahun 2019 2.160.000 Butir telur

Harga pokok produksi per butir Rp. 552,36

Page 104: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Tabel 4.15

Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut CV. Anak

Ternak dengan Menggunakan Metode Full Costing

Keterangan Menurut Peternakan

(Pertahun)

Metode Full Costing

(Pertahun)

Biaya bahan baku 1.137.600.000 1.137.600.000

Biaya tenaga kerja

Langsung

26.400.000

26.400.000

Biaya FOH 1.857.000 29.108.562

Harga pokok produksi 1.165.857.000 1.193.108.562

Produksi telur

berdasarkan periode

2.160.000 Butir telur

2.160.000 Butir telur

Harga pokok produksi

per butir

Rp. 539,74

Rp. 552,36

Selisih Rp. 12,6

Sumber : CV. Anak Ternak, 2019 (diolah)

Tabel 4.16

Perbandingan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan CV. Anak Ternak dan

Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing

Uraian Perhitungan

CV Anak Ternak

Jumlah Produksi Perhitungan Harga jual per produk

Harga Pokok Produksi

Rp. 1.193.108.562 2.160.000 Butir telur Rp. 552,36

Page 105: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Markup 200% 150% Rp. 1.380,9

Sumber : Peternakan CV Anak Ternak: 2019 (diolah)

Tabel 4.17

Perbandingan Laba Rugi

CV Anak Ternak Tahun 2019

Peternakan CV.Anak Ternak Laporan Laba Rugi

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 desember 2019

Keterangan Jumlah

Harga jual Rp. 1.380,9

Unit terjual 2.160.000 Butir telur

Total penjualan Rp. 2.982.744.000

Harga pokok produksi Rp. 1.193.108.562

Harga pokok penjualan

Laba kotor Rp. 1.789.635.440

Biaya operasional

biaya Pemasaran Rp. 51.689.400

biaya Umum Rp. 14.000.000

biaya Administrasi Rp. 28.000.000

Laba sebelum bunga Rp. 1.861.297.800

Biaya bunga -

Laba bersih Rp. 1.861.297.800

Sumber : Peternakan CV Anak Ternak : 2019 (diolah)

Page 106: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

SURAT BALASAN PENELITIAN

Page 107: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

HASIL TURNITIN

Page 108: TINJAUAN PENERAPAN METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

BIOGRAFI PENULIS

Nofita. S nama panggilan Novi lahir Pekajo tanggal 05 Mei

1999 dari pasang suami istri Bapak Syarifuddin dan Ibu

Isnaini. Peneliti adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.

Peneliti sekarang bertempat tinggal di Bontotangga Jl.

Karaeng Bontotangga II, lorong 3 Kecamatan Rappoocini.

Pendidikan yang telah ditempuholeh peneliti yaitu SDN 99 Pekajo, SMPN 4

ALLA, SMKN 1 Enrekang dan mulai tahun 2016 mengikuti program S1 Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sampai dengan penulisan skripsi ini penelitian masih terdaftar sebagai

mahasiswi program S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH).