22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Katak alias bangkong (dalam bahasa Inggris = Toad ) adalah amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai katak karena bentuk yang lucu, kerap melompat-lompa,t tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap katak. Katak memiliki bentuk yang mirip dengan kodok bertubuh bungkuk pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (dalam bahasa Greek = Anura; a = tidak dan ura = ekor). Kelas amfibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan daratan selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau beludu ini tidak memiliki kaki namun memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Sebagian besar amfibian memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu : 1) Berkulit licin tidak bersisik; 2) Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm; Produk Alami – Katak Page 1 of 22

Tinjauan Pustaka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keanekaragaman hayati katak

Citation preview

Page 1: Tinjauan Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Katak alias bangkong (dalam bahasa Inggris = Toad ) adalah amfibia yang

paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai katak karena bentuk

yang lucu, kerap melompat-lompa,t tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan.

Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap

katak.

Katak memiliki bentuk yang mirip dengan kodok bertubuh bungkuk pendek,

gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor

(dalam bahasa Greek = Anura; a = tidak dan ura = ekor). Kelas amfibia mencakup

sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air

dan daratan selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat masih berupa

larva. Larva katak yang disebut kecebong atau beludu ini tidak memiliki kaki namun

memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki katak

berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kakinya

berkembang, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.

Sebagian besar amfibian memiliki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu :

1) Berkulit licin tidak bersisik;

2) Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga

tergolong hewan eksoterm;

3) Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air atau tempat yang lembab seperti

dibawah daun;

4) Menghasilkan telur (ovipar) yang tidak bercangkang.

Tidak semua amfibian hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak

seperti Salamander, dan Ceacilia ada yang hanya hidup di air serta ada pula yang

hidup air dan darat. Namun sebagian besar amfibian hidup di dekat air dan tempat

yang lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amfibia terdiri dari tiga ordo yaitu

Anura, Urodela, dan Apoda.

Produk Alami – Katak Page 1 of 15

Page 2: Tinjauan Pustaka

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

a) Apa zat aktif yang terdapat pada katak?

b) Apa manfaat katak di bidang farmasi dan bagi kehidupan?

c) Apa saja penelitian yang sudah dilakukan pada katak?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui kandungan zat aktif pada katak.

b) Untuk mengetahui dan memahami manfaat katak baik di bidang afrmasi maupun

bagi kehidupan.

c) Untuk mengetahui penelitian yang sudah dilakukan pada katak.

Produk Alami – Katak Page 2 of 15

Page 3: Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Katak

Katak ialah sejenis haiwan amfibia dalam susunan Anura (bermaksud "tidak

berekor", dari bahasa Greek: an-, tanpa + oura, ekor), dahulunya digelar Salientia

(bahasa Latin saltare, "melompat"). Katak dewasa bercirikan kaki belakang yang

panjang, badan yang pendek, jari berselaput, mata jongang dan ketiadaan ekor.

Kebanyakan katak menjalani hidup mata jongang, tetapi juga mudah bergerak di

daratan dengan melompat atau memanjat. Katak biasanya bertelur di lopak, kolam

atau tasik; dan larvanya, iaitu berudu, berinsang dan bertumbuh dalam air.

Katak dapat ditemukan dari kawasan tropika hingga subartik, tetapi

kebanyakan spesis katak terdapat di hutan hujan tropika. Katak merupakan antara

kumpulan vertebrata yang paling banyak kepelbagaian, merangkumi lebih 5,000

spesis yang dikenali. Namun begitu, populasi spesis katak tertentu kian merosot.

Katak dan kodok sering dibedakan berdasarkan wajahnya yang disebabkan

penyesuaian yang tertumpu kepada persekitaran kering di kalangan haiwan yang

bergelar kodok; bagaimanapun, pembezaan ini tiada dasar taksonominya. Satu-

satunya famili yang diberi nama am "kodok" secara eksklusif ialah Bufonidae, tetapi

banyak spesis dari famili lain turut dipanggil "kodok," dan spesis di bawah genus

kodok Atelopus digelar "katak badut" (harlequin frogs).

2.2 Famili Anura

Anura merupakan ordo dari alam amfibia dan terbagi kepada beberapa famili

seperti berikut :

1) Leiopelmatidae

2) Discoglossidae

3) Pipidae

4) Rhinophrynidae

5) Bufonidae

6) Leptodactylidae

7) Hylidae

8) Ranidae

Produk Alami – Katak Page 3 of 15

Page 4: Tinjauan Pustaka

9) Sooglossidae

10) Rhacophoridae

11) Microhylidae

2.3 Metamorfosis Katak

Hewan katak mengalami pertumbuhan embrio yang sama, setelah mengalami

perkembangan embrio dari fase morula, blastrula, gastrula, dan spesialisasi dan

differensiasi, maka akan dilanjutkan masa metamorphosis. Adapun metamorfosis

pada katak meliputi :

1) Telur;

2) Berudu berinsang luar;

3) Berudu berinsang dalam;

4) Berudu bertungkai belakang;

5) Berudu bertungkai depan;

6) Katak dengan ekor mulai mereduksi;

7) Katak muda 3 bulan;

8) Katak dewasa 6 bulan.

Gambar 2.3 Siklus Hidup Katak

Produk Alami – Katak Page 4 of 15

Page 5: Tinjauan Pustaka

2.4 Jenis-jenis Katak

Terdapat berbagai jenis katak beracun yang dapat ditemukan di berbagai

belahan dunia, diantaranya adalah :

2.4.1 Giant Leaf Frog (Phyllomedusa bicolor)

Giant Leaf Frog yang dikenal sebagai katak monyet sangatlah

menarik, katak tersebut dapat mengeluarkan racun ringan yang memiliki

berbagai efek, mulai dari sedasi hingga halusinasi. Hebatnya, suku-suku

Amazon sengaja menggunakannya pada diri mereka sendiri. Mereka

menggunakannya untuk mengobati luka bakar atau luka luka lain di kulit agar

mendapatkan perasaan penyegaran serta efek opioid tertentu. Sederhananya,

racun katak tersebut dapat membuat penggunanya mabuk. Katak raksasa daun

tersebut juga di bawah ancaman dari Biopiracy karena beberapa bahan dari

racunnya mungkin dapat digunakan dalam pengobatan AIDS dan kanker.

2.4.2 Dyeing Dart Frog (Dendrobates tinctorius)

Dyeing Dart Frog merupakan katak terbesar ketiga dari katak panah

racun (Poison dart frog), ukurannya sekitar 2 inchi. Katak tersebut

mempergunakan racun untuk membela diri dan terlihat dalam berbagai warna

dan pola. Apa yang benar-benar unik tentang katak panah racun tersebut

adalah cara suku-suku asli dari Guyana Shield memanfaatkannya. Mereka

Produk Alami – Katak Page 5 of 15

Page 6: Tinjauan Pustaka

memijat kulit beo muda dengan katak, dan efek racun dari racun katak

membuat bulu burung tumbuh dalam warna yang berbeda. Hal inilah yang

dijadikan nama dari katak tersebut. Racunnya juga digunakan oleh suku-suku

asli dari Guyana Shield untuk tujuan berburu.

2.4.3 Red-backed Poison Frog (Ranitomeya reticulatus)

Red-backed Poison Frog adalah katak yang paling beracun kedua

dalam genusnya, setelah katak beracun Splash-Backed yang merupakan katak

beracun Red-Backed Peru (Ranitomeya reticulatus) yang memiliki toksisitas

yang dianggap 'moderat'. Sehingga bukan berarti dapat diperoleh dengan

mudah, karena meskipun racunnya moderat, namun masih dapat membuat

cedera serius pada manusia dan membunuh binatang seperti ayam. Racun

katak tersebut bersifat neurotoksik karena berasal dari semut-semut dimakan

katak tersebut, kemudian disimpan dalam kelenjar kulitnya dan dijadikan

pertahanan yang ampuh terhadap calon penyerang yang tidak mempedulikan

warna-warna peringatan dari katak tersebut. Faktanya hanya ada satu ular

tanah (Epinephelus leimadophis) yang memiliki ketahanan terhadap racun

katak tersebut dan racun dari katak panah racun lainnya.

2.4.4 Strawberry Poison Dart Frog (Oophaga Pumilio)

Dengan kulitnya yang merah, katak panah racun Strawberry Poison

Dart Frog asli Amerika Tengah, adalah salah satu yang paling indah dari

Produk Alami – Katak Page 6 of 15

Page 7: Tinjauan Pustaka

spesies. Racunnya cukup kuat sehingga dapat menyebabkan pembengkakan

dan sensasi terbakar, namun masih jauh lebih lemah bila dibandingkan dengan

genus katak panah racun Phyllobates.

Katak panah racun tersebut memperoleh racun dari makanannya yaitu

tungau. Tungau adalah spesies yang Arachnida kecil yang merupakan sumber

utama dari alkaloid beracun yang ditemukan di kulit katak tersebut. Sehingga

keanekaragaman hayati dalam habitat katak tersebut mempengaruhi toksisitas

racun serta dengan demikian juga dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

mengusir predator. Upaya konservasi perlu mempertimbangkan bukan hanya

terhadap katak tersebut, tetapi tungau yang memasok sistem pertahanan diri

pada katak tersebut.

2.4.5 Blue Poison Dart Frog (Dendrobates azureus)

Blue Poison Dart Frog menakjubkan ini mungkin tidak seberacun

Phyllobates yang terkenal diantara katak panah racun lainnya, tetapi bukan

berarti katak tersebut tidak berbahaya.

Racun katak panah racun ini dapat melumpuhkan atau membunuh

predator yang mengabaikan peringatan warna terang katak tersebut dan

mempunyai berpotensi mematikan bagi manusia dengan 2 mikrogram

senyawa beracun yang cukup membuat fatal. Katak tersebut memiliki lebih

banyak racun dalam sistemnya. Namun seperti semua katak panah racun

lainnya, katak ini juga asli Amerika Selatan dan akan kehilangan racunnya jika

di penangkarannya kekurangan makanan alami.

Produk Alami – Katak Page 7 of 15

Page 8: Tinjauan Pustaka

2.4.6 Lovely Poison Frog (Phyllobates lugubris)

Lovely Poison Frog yang juga dikenal sebagai katak panah beracun

bergaris yang berasal dari Amerika Tengah merupakan katak yang paling

kurang beracun dalam genus Phyllobates. Namun katak tersebut juga

menghasilkan racun yang berbahaya. Jumlah toksinnya relatif rendah, mulai

dari 0 - 0,8 mikrogram, namun katak tersebut masih tetap berbahaya karena

dapat menyebabkan resiko gagal jantung pada predator yang memakannya.

2.4.7 Golfodulcean Poison Frog (Phyllobates vittatus)

Katak racun Golfodulcean Poison Frog yang berwarna mencolok dan

dinamai dari garis-garis yang berada di punggungnya. Katak ini adalah katak

keempat yang paling beracun dari genus Phyllobates, mengandung racun

kurang dari tiga spesies sebelumnya dalam toksisitas. Meskipun demikian,

katak tersebut beracun serius, dengan racun yang dapat menyebabkan sakit

luar biasa, kejang ringan, dan bahkan dalam beberapa kasus, menyebakan

kelumpuhan. Beberapa kasus yang berhubungan katak tersebut menyebabkan

mati rasa pada lidah yang tidak kunjung hilang dan diikuti oleh sensasi tidak

menyenangkan pada tenggorokan serta tidak menutup kemungkinan dapat

berakibat kematian.

Produk Alami – Katak Page 8 of 15

Page 9: Tinjauan Pustaka

2.4.8 Splash-backed Poison Frog (Ranitomeya variabilis)

Splash-backed Poison Frog merupakan spesies yang tinggal di pohon

dan dapat ditemukan di hutan hujan Ekuador dan Peru, katak beracun tersebut

adalah katak yang paling beracun dalam genusnya, dengan sekresi dari

kulitnya mampu membunuh hingga 5 manusia. Warnanya yang burik mungkin

terlihat cantik, tetapi mengandung racun yang mematikan.

2.4.9 Phantasmal Poison Frog (Epipedobates tricolor)

Phantasmal Poison Frog yang memiliki ukuran yang kurang dari ½

inchi panjangnya tetapi memiliki racun sangat kuat yang dengan mudah dapat

membunuh calon predator maupun manusia. Faktanya bahwa obat penghilang

rasa sakit yang memiliki efek 200x lebih kuat daripada morfin (Epibatadine)

telah dikembangkan dari katak tersebut. Namun katak tersebut terancam punah

di Ekuador yang merupakan habitat aslinya. Katak racun tersebut banyak

dipelihara di penangkaran oleh para ilmuwan yang berusaha mendapatkan

toksin dari katak tersebut.

Blue Reef Aquarium telah berhasil melakukan pemuliaan katak racun

tersebut, dengan 26 katak yang "lahir" sejak 2010. Meskipun statusnya

mematikan, namun diharapkan bahwa katak racun tersebut suatu hari nanti

dapat membantu menyelamatkan nyawa karena Epibatadine dikatakan non-

adiktif dan tidak memiliki efek samping serius lainnya seperti yang dimiliki

Morfin.

Produk Alami – Katak Page 9 of 15

Page 10: Tinjauan Pustaka

2.4.10 Kokoe Poison Dart Frog (Phyllobates aurotaenia)

Phyllobates aurotaenia, juga dikenal sebagai Kokoe Poison Dart Frog,

adalah yang terkecil dari tiga katak paling beracun dari genus Phyllobates.

Seperti spesies lainnya, katak tersebut mengeluarkan Batrachotoxin yang

sangat ampuh melalui kulitnya. Racun yang efeknya seperti asam, merembes

melalui luka dan mungkin pori-pori, menyebabkan gejala mulai dari sakit

yang tak tertahankan, demam kejang serta kelumpuhan.

Sejauh ini belum ada kasus dari kematian manusia, tetapi juga ada

kemungkinan dapat menyebabkan kematian. Untuk memperoleh racun katak

panah beracun kokoe dan spesies tersebut, suku dari hutan Kolombia menusuk

katak dengan tongkat dan menempatkannya di atas api sehingga racun muncul

ke permukaan, siap untuk dioleskan ke ujung panah yang akan digunakan.

2.4.11 Black-legged Dart Frog (Phyllobates bicolor)

Katak yang paling beracun selanjutnya adalah katak panah beracun

Black-Legged (Phyllobates bicolor) yang ditemukan di barat Kolombia. Katak

tersebut sedikit lebih kecil dari Phyllobates terribilis dan toksisitasnya juga

tidak sekuat Phyllobates terribilis, namun sama berbahayanya. Hanya dengan

150 mikrogram dari racunnya dapat membunuh dan menyebabkan kematian

pada manusia. Batrachotoxin menyebabkan demam, sakit luar biasa, kejang

dan akhirnya kematian dengan kelumpuhan pernapasan dan otot.

Produk Alami – Katak Page 10 of 15

Page 11: Tinjauan Pustaka

Katak panah beracun Black-Legged mendapatkan nama tersebut karena

pada kaki depan dan kaki belakangnya berwarna gelap kehijauan. Terlepas

dari toksisitasnya, katak tersebut seperti katak panah beracun lainnya, yang

memperingatkan calon predator agar segera menjauh karena warna kuning

yang cerah.

2.4.12 Golden Poison Frog (Phyllobates terribilis)

Berasal dari pantai Pasifik Kolombia, katak racun emas yang indah

namun mematikan, Phyllobates terribilis adalah salah satu hewan paling

beracun namun memiliki ukuran cukup kecil. Katak tersebut memiliki racun

dalam sekresi kulit yang cukup kuat untuk membunuh 10-20 orang bahkan

dua gajah Afrika. Katak tersebut telah mengakhiri kehidupan orang-orang

yang telah menyentuhnya, sedangkan ayam dan anjing telah tewas hanya

karena kontak dengan bekas bekas jejak katak tersebut.

Racun pada katak panah emas tersebut adalah Batrachotoxin yang

membunuh dengan menghalangi impuls saraf tubuh, membuat otot-otot

kejang, dan akhirnya menyebabkan gagal jantung. Racunnya yang mematikan

digunakan oleh suku Choco Embera pada ujung panah untuk berburu dan

dapat bertahan hingga 2 tahun.

2.5 Sistem Pecernaan Katak

Sistem pencernaan pada katak meliputin bagian saluran pencernaan dan

kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga

mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar , dan

kloaka. Kelenjar pencernaan katak meliputin hati, kantung ermpedu, dan pancreas

(Sumanto,1994).

Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak

dapat untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan

Produk Alami – Katak Page 11 of 15

Page 12: Tinjauan Pustaka

mulai dari esofagus yang sangat pendek, terdiri dari kontraksi yang kecil, tepinya

bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan

usus halus yang berkelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar, setelah ke usus

besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan (Kastowo, 1984).

Produk Alami – Katak Page 12 of 15

Page 13: Tinjauan Pustaka

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kandungan Zat Aktif pada Katak

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di

alam. Hampir semua alkaloid di alam ditemukan pada tumbuhan dan hanya sedikit

saja pada hewan. Katak beracun (Dendrobatidae) merupakan salah satu dari sedikit

hewan yang memiliki potensi alkaloid tersebut. Kegunaan dari senyawa alkaloid

sendiri sering digunakan sebagai campuran obat-obatan dan bersifat farmakologis

yang nyata. Sedangkan di alam senyawa alkaloid ini umumnya ditemukan dalam

kadar yang kecil sehingga sulit untuk mendapatkannya. Namun dari Dendrobatidae,

dapat diperoleh senyawa alkaloid dalam jumlah yang relatif banyak. Famili katak

tersebut mengsekresikan alkaloid beracun dari kelenjar di permukaan kulitnya.

Sekresi ini begitu bersifat racunnya sehingga senyawa ini sering digunakan untuk

meracuni sumpit untuk berburu.

Telah berhasil dilakukan isolasi dari 200 jenis alkaloid pada katak famili

Dendrobatidae oleh ilmuwan dari The National Institue of Health. Dari 200 jenis

alkaloid baru tersebut yang paling beracun adalah Batrakotoksin dari Phyllobates

terribilis. Kemudian disusul oleh Histrionikotoksin, Pumiliotoksin B, Epibatidina dan

Anatoxin. Alakaloid tersebut sebagian besar merupakan toksin yang bekerja pada

sistem syaraf dengan mempengaruhi transport ion melewati membran sel. Sehingga

jenis-jenis alkaloid dari Dendrobatidae lebih banyak digunakan sebagai alat

penelitian di bidang neurotoksin dan farmakokinetik.

Gambar 2.4 Struktur Senyawa Alkaloid pada Katak

Produk Alami – Katak Page 13 of 15

Page 14: Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian oleh Valerie C. Clark, ternyata sifat alkaloid yang

terdapat pada Dendrobatidae dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari katak tersebut.

Pada lingkungan yang belum terganggu oleh kehidupan manusia, maka katak tersebut

semakin beracun. Sedangkan katak hidup pada daerah yang hutan yang telah diubah

menjadi lahan pertanian jenis kataknya tidak terlalu beracun apabila dibandingkan

pada daerah hutan yang belum dijamah oleh manusia. Sehingga dari tingkat

ketoksikan senyawa alkaloid dapat dijadikan bioindikator lingkungan.

Pada tahun 1992, Epibatidina telah berhasil diisolasi dari Epipedobates

tricolor dan dimafaatkan sebagai obat pereda nyeri yang lebih ampuh daripada

morfin. Dan saat ini telah banyak dijual dalam bentuk garam tatratnya untuk

digunakan dalam penelitian biomedis. Namun sayangnya sebelum semua potensi dan

jenis alkaloid dari katak famili Dendrobatidae terungkap dan terpelajari dengan utuh.

Ternyata keberlangsungan hidup dari katak racun tersebut sendiri mengkhawatirkan.

Saat ini banyak habitat asli dari katak tersebut yaitu hutan-hutan di Madagaskar dan di

Brazil telah terfragmentasi menjadi area kecil dan semakin menyusut. Tentu saja

seharusnya hal ini menjadi kekhawatiran bersama.

Dari potensi alkaloid yang memiliki manfaat besar ini sekali lagi menegaskan

bahwa hal-hal yang besar dan bermanfaat bagi manusia dapat terwujud dari hal-hal

kecil yang terlihat sepele.

Produk Alami – Katak Page 14 of 15

Page 15: Tinjauan Pustaka

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Katak beracun (Dendrobatidae) merupakan salah satu dari sedikit hewan yang

memiliki potensi alkaloid tersebut. Kegunaan dari senyawa alkaloid sendiri sering

digunakan sebagai campuran obat-obatan dan bersifat farmakologis yang nyata.

Sedangkan di alam senyawa alkaloid ini umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil

sehingga sulit untuk mendapatkannya. Namun dari Dendrobatidae, dapat diperoleh

senyawa alkaloid dalam jumlah yang relatif banyak.

Telah berhasil dilakukan isolasi dari 200 jenis alkaloid pada katak famili

Dendrobatidae oleh ilmuwan dari The National Institue of Health. Dari 200 jenis

alkaloid baru tersebut yang paling beracun adalah Batrakotoksin dari Phyllobates

terribilis. Kemudian disusul oleh Histrionikotoksin, Pumiliotoksin B, Epibatidina dan

Anatoxin. Alakaloid tersebut sebagian besar merupakan toksin yang bekerja pada

sistem syaraf dengan mempengaruhi transport ion melewati membran sel. Sehingga

jenis-jenis alkaloid dari Dendrobatidae lebih banyak digunakan sebagai alat

penelitian di bidang neurotoksin dan farmakokinetik.

Dari potensi alkaloid yang memiliki manfaat besar ini sekali lagi menegaskan

bahwa hal-hal yang besar dan bermanfaat bagi manusia dapat terwujud dari hal-hal

kecil yang terlihat sepele.

Produk Alami – Katak Page 15 of 15