Upload
rier
View
10
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perikanan
Citation preview
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau
budidaya ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air. Penangkapan adalah
kegiatan penangkapan atau mengumpulkan ikan atau binatang air lainya serta
tanaman air yang hidup dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik
perorangan. Pada umumnya penangkapan ditujukan kepada ikan atau binatang air
lainnya serta tanaman air yang masih hidup. Pengumpulan kerang dan lain-lain
juga termasuk sebagai penangkapan (Anonimus, 2008)
Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung
pada perahu, peralatan tangkap yang digunakan maupun faktor lain seperti musim
dan air pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak
dioperasikan maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan
jaminan hidup bagi rumah tangganya (Rangkuti,1995)
Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam
operasi penangkapan ikan atau binatang air. Orang hanya melakukan pekerjaan
seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat perlengkapan ke dalam perahu,
tidak dimasukan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin dan juru masak yang bekerja
diatas perahu penangkapan dimasukan sebagai nelayan, walaupun tidak secara
langsung mereka melakukan penangkapan (Anonimus,2008)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi
penangkapan, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya
serta tanaman air.
2. Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yag sebagian besar waktu kerjanya
dilakukan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau
binatang air lainya serta tanaman air disamping melakukan pekerjaan
penangkapan, nelayan kategori ini memiliki pekerjaan lain.
3. Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian besar waktu
kerjanya tidak digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan
(Anonimus, 2008)
Berdasarkan perahu penangkap ikan, nelayan pemilik dibagi menjadi
nelayan tradisional dan nelayan bermotor. Nelayan tradisional memakai perahu
tanpa mesin/motor. Sedangkan nelayan bermotor memakai perahu mempunyai
mesin (motor) yang disebut perahu motor. Berdasarkan besarnya mesin (motor)
yang digunakan, diukur dengan GT (Gross Tonage), Perahu motor dibagi
menjadi:
1. Perahu kecil yaitu <5 GT – 10 GT , dengan panjang kurang dari 9 meter.
2. Perahu sedang yaitu 10 GT – 30 GT , dengan panjang 9-11 meter.
Universitas Sumatera Utara
3. Perahu besar yaitu lebih dari 30 GT , dengan panjang 11 meter atau lebih
(Anonimus,2001)
Pengelolaan perikanan berkembang menjadi suatu seni dalam
menyelesaikan antara produksi perikanan dengan kondisi-kondisi ekonomi.
Misalnya karena permintaan ikan makin meningkat dan harganya semakin tinggi
maka menarik para pengusaha untuk menambah armada penangkapannya. Tetapi
dilain pihak para pengelola harus bisa membatasi daya tangkap perahu agar
jumlah tangkapan tetap berada pada batas-batas tertentu. Dalam pengelolaan
perikanan dikenal beberapa konsep pembatasan berusaha, antara lain adalah:
a. Pembatasan upaya penangkapan yang dilakukan dengan mempersingkat
waktu penangkapan atau membatasi peralatan yang digunakan
b. Membatasi jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan pada suatu
usaha perikanan.
Untuk daya guna ekonomi pembatasan berusaha dilakukan dengan mewujudkan
keinginan untuk menekan biaya serendah-rendahnya untuk melakukan upaya
penangkapan yang menguntungkan (R.L. Strokes,1979)
Secara kasar sumber daya perikanan laut dapat dibagi dalam 6 kelompok
besar, yaitu krustasea, demersal, pelagis besar, pelagis kecil, perairan karang dan
biota laut non ikan lainnya. Kelompok sumber daya ikan tersebut sekaligus
menunjukkan kekhususan teknologi alat penangkap yang dipergunakan bagi
pemanfaatnya (Barus,dkk.1991)
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut serta
jenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapat
dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah, dan besar. Dalam melakukan
usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan tersebut digunakan sekitar 5 s/d
15 jenis alat penangkap yang dapat dibagi dalam empat kelompok sebagai berikut.
Tabel 1. Kelompok Alat Tangkap Ikan Nelayan
Sumber : Database Perikanan dan Kelautan Kab. Serdang Bedagai
Alat tangkap yang dipakai di Desa Pesisir Kecamatan Tanjung Beringin
adalah Gill Net. Alat tangkap Gill Net (Jaring insang) adalah jaring berbentuk
empat persegi panjang dan dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya
dan pelampung pada tali ris atasnya. Jaring ini dipasang tegak lurus dalam air dan
menghadang arah gerak ikan. Ikan-ikan tertangkap karena tersangkut pada mata
jaring atau tergulung oleh jaring tersebut (Soeseno,1992)
Landasan Teori
Analisa usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan
untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha
perikanan berlangsung. Dengan analisis usaha ini, pengusaha membuat
perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
No Kelompok Nama Alat Tangkap 1 Purse Seine Pukat Cincin, Pukat Langgar, Pukat Linkar 2 Gill Net Jaring Insang, Jaring Hanyut 3 Trammel Net Jaring Tiga Lapis, Jaring Lingkar, Jaring Klitik, Jaring Insang Tetap. 4
5.
Line Fishing Drage
Pancing, Pancing Tonda, Pancing Ontak, Jaring Apollo Rawai hanyut, Rawai tetap Penangkap Kerang
Universitas Sumatera Utara
keuntungan dalam perusahaannya. Untuk memperoleh keuntungan yang besar
dapat dilakukan dengan menekan biaya produksi (Rahardi,dkk.1996)
Analisis ekonomi adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut
Perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhitungkan
adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua
sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai
keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan
siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut
(Kadariah,dkk.1994)
Untuk melihat seluk beluk kegiatan usaha dalam memproduksi hasil
pertanian diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya.
Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan
digunakan untuk menghasilkan produk yang akan diproduksi. Teori produksi
yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi
suatu barang dengan sejumlah faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi produk tersebut. Hukum hasil lebih yang
semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari
teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan tentang pokok dari hubungan
diantara tingkat produksi dan faktor produksi untuk mewujudkan produksi
tersebut (Sukirno,2003)
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa konsep biaya dalam ekonomi yaitu ; biaya produksi adalah
kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya
yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi baik secara tunai maupun
tidak tunai. Dalam analisis ekonomi biaya diklasifikasikan sesuai tujuan. Biaya
uang dan in-natural; berupa uang tunai, misalnya upah tenaga kerja, pembelian
pupuk dan pestisida. Dalam bentuk in-natural yaitu biaya panen, bagi hasil,
sumbangan dan pajak (Daniel, 2002)
Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya
berhubungan langsung dengan produksi. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara
biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya marginal adalah biaya
tambahan yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan satu satuan output pada
suatu proses produksi tertentu (Daniel, 2002)
Penerimaan usaha tani akan meningkat apabila penggunaan input produksi
sudah optimal sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dan mengurangi
biaya produksi sehingga pendapatan bersih petani akan meningkat. Dalam
melakukan usahatani setiap petani akan berusaha untuk mengalokasikan input
produksi yang dimiliki seefesien mungkin. Akan tetapi dalam usaha
memaksimumkan produksi ini petani dihadapkan pada masalah-masalah. Masalah
tersebut antara lain tingginya harga input produksi, modal yang terbatas, distribusi
Universitas Sumatera Utara
input produksi yang kurang lancar akibat akses yang cukup jauh untuk ditempuh.
(Daniel, 2002)
Pendapatan nelayan bermotor dipengaruhi oleh pengalaman nelayan, lama
melaut, ukuran perahu dan frekuensi melaut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
lama pengalaman nelayan maka besar pula pendapatan yang diterima. Dengan
pengalaman yang dimiliki nelayan sesuai dengan usaha yang dijalankan. Nelayan
tahu menentukan di daerah mana operasi penangkapan ikan yang tepat sehingga
produksi lebih tinggi, kapan saat melaut yang tepat, bagaimana penggunaan alat
tangkap yang tepat, kondisi musim, semua ini tentu berpengaruh terhadap
pendapatan yang nelayan terima. Semakin lama melaut maka jumlah hasil
tangkapan melaut yang diperoleh juga lebih besar dan hal ini akan mempengaruhi
pendapatan nelayan bermotor, semakin besar ukuran perahu maka jumlah hasil
tangkapan yang diperoleh juga lebih besar, karena perahu dapat beroperasi lebih
jauh dari pantai dan hal ini akan mempengaruhi pendapatan nelayan bermotor.
Semakin banyak frekuensi melaut maka jumlah hasil tangkapan perahu yang
diperoleh juga lebih besar hal ini akan berpengaruh pada pendapatan nelayan
bermotor (Sari, 2005)
Pendapatan nelayan tanpa motor dipengaruhi oleh hasil tangkapan,
frekuensi melaut, lama melaut dan jumlah tenaga kerja per perahu. Semakin besar
jumlah hasil tangkapan perahu maka semakin besar pula pendapatan yang
diperoleh nelayan tanpa motor. Semakin banyak frekuensi melaut yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh nelayan tanpa motor maka jumlah hasil tangkapan perahu yang diperoleh
juga lebih besar dan hal ini akan mempengaruhi penerimaan per perahu yang
selanjutnya akan berpengaruh pada pendapatan nelayan tanpa motor. Semakin
lama melaut maka jumlah hasil tangkapan melaut yang diperoleh juga lebih besar
sehingga akan berpengaruh pada pendapatan nelayan tanpa motor. Semakin besar
jumlah tenaga kerja yang terdapat di dalam satu perahu maka jumlah hasil
tangkapan perahu yang diperoleh juga lebih besar, sehingga akan mempengaruhi
pendapatan nelayan tanpa motor (Sari, 2005)
Bagi usaha perikanan komersial, keuntungan (profit) merupakan sasaran
yang hendak dicapai nelayan. Karena tugas utama nelayan adalah menghasilkan
ikan bermutu tinggi untuk dipasarkan. Untuk itu nelayan harus memperhitungkan
permintaan pasar (Market Demand) secara lebih cermat. Nelayan perlu
mempelajari informasi pasar antara lain mencakup tipe pasar dari bermacam
macam produk yang dihasilkan , variasi harga musiman dan trend harga dari hasil
perikanan. Disamping itu nelayan harus merencanakan penjualan yang efektif dan
bisa menyesuaikan rencana produksi (usaha) dengan arah perubahan (trend) harga
(Hanafiah, 1996)
Kerangka Pemikiran
Produksi hasil tangkapan nelayan laut tidak terlepas dari keadaan alam,
yang berkaitan dengan musim penangkapan ikan terdiri dari tiga. Pertama musim
puncak, dimana pada saat ini hasil tangkapan nelayan melimpah. Kedua musim
Universitas Sumatera Utara
paceklik, dimana keadaan alam yang ditandai angin kencang (musim timuran dan
baratan) pada saat ini hasil tangkapan nelayan sedikit bahkan tidak sedikit nelayan
yang tidak mendapatkan hasil, bahkan ada beberapa nelayan yang sama sekali
tidak pergi melaut. Ketiga musim sedang (biasa-biasa saja), dimana pada saat ini
nelayan dalam mendapatkan hasilnya tidak terlalu melimpah.
Trip penangkapan atau lama kegiatan dalam operasi penangkapan di laut
antara alat yang satu dengan yang lain tidak sama seperti telah disebutkan yaitu
tergantung besar kecilnya usaha penangkapan, selain itu keadaan alam dari setiap
daerah yang berbeda pula.
Biaya operasional penangkapan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
perahu, jauh dekatnya jelajah perahu menuju lokasi penangkapan ikan di laut
(fishing ground), jumlah waktu yang dibutuhkan, biaya ransom dan biaya lainnya
(biaya administrasi), sedangkan dalam perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam
usaha perikanan tangkap tidak terlepas dari perhitungan biaya tetap (fixed cost),
biaya tidak tetap (variable cost). Besarnya biaya operasional (biaya tetap dan
tidak tetap) antara perahu dengan alat tangkap yang satu dengan perahu alat
tangkap lainnya tidak sama.
Harga suatu komoditi yang diperjual belikan ditentukan oleh permintaan
dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga komoditi yang dimaksudkan
harga yang disepakati penjual dan pembeli. Penentuan harga komoditi bergantung
dari penawaran, permintaan dan bentuk pasar dimana penawaran dan permintaan
Universitas Sumatera Utara
itu terjadi. Oleh karena itu secara serentak perlu dilakukan analisis terhadap
permintaan dan penawaran akan suatu komoditi untuk menentukan harga
komoditi tersebut.
Kegiatan perikanan meliputi kegiatan penangkapan ikan, binatang air
lainnya serta tumbuhan air yang hidup di perairan bebas, serta kegiatan budidaya
ikan, binatang air lainnya serta tumbuhan air ditempat bebas atau di tempat
tertentu.
Dalam penangkapan ikan di perairan bebas dibutuhkan perahu yang
digunakan untuk menuju lokasi penangkapan ( fishing ground ) serta mengangkut
hasil-hasil tangkapan, serta alat tangkap yang beragam jenisnya. Penggunaan alat
tangkap bergantung kepada jenis perahu tangkap yang digunakan. Ada juga alat
tangkap yang di pasang secara permanen pada tubuh perahu
Baik jenis Perahu tangkap maupun jenis alat tangkap akan berpengaruh
terhadap besarnya biaya operasional yang digunakan untuk menangkap ikan,
seperti bahan bakar, biaya perawatan, dan lainnya. Seperti pada jenis usaha
lainnya, komponen biaya dalam usaha penangkapan ikan juga akan dikelompokan
atas biaya tetap ( fixed cost ) dan biaya variabel ( variable cost ). Yang termasuk
biaya tetap adalah biaya penyusutan, pemeliharaan perahu tangkap serta alat
tangkap yang digunakan. Sedangkan yang termasuk biaya variabel antara lain,
bahan bakar, es, persediaan makanan selama melaut.
Universitas Sumatera Utara
Jenis Perahu serta jenis alat tangkap yang digunakan tidak hanya
berpengaruh terhadap biaya, tetapi juga mempengaruhi perolehan hasil tangkap.
Dengan semakin besarnya perahu tangkap maka akan semakin besar yang dapat
dia angkut. Begitu juga dengan alat tangkap, semakin besar alat tangkap juga
semakin memudahkan menangkap ikan.
Universitas Sumatera Utara
GAMBAR 1. SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
Keterangan : : Alur Penelitian
NELAYAN
USAHA PENANGKAPAN IKAN
PERAHU BERMOTOR
PERAHU TANPA MOTOR
HASIL ( PRODUK)
BIAYA OPERASIONAL
PENDAPATAN
HASIL ( PRODUK)
BIAYA OPERASIONAL
PENDAPATAN
ANALISIS
DAN
UJI
PERBEDAAN
Universitas Sumatera Utara