Upload
fahmysihab
View
6
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tinjauan pustaka untuk pkm
Citation preview
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kulit Pisang sebagai Adsorben
Tanaman pisang merupakan tanaman asli Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya berbagai jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh
Indonesia. Selain tumbuh sebagai tanaman liar, tanaman pisang juga banyak
dibudidayakan. Terbukti hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan
tanaman pisang, baik yang dipelihara di pekarangan rumah ataupun tumbuh liar di
pinggiran jalan. Buah pisang dapat dikonsumsi secara langsung, dapat pula diolah
menjadi berbagai jenis olahan makanan seperti kripik pisang, sale pisang, pisang
goreng, dan lain-lain. Tentu saja yang diolah hanya bagian dagingnya saja,
sehingga dari hasil produksi atau pengolahan tersebut meninggalkan limbah yaitu
kulit pisang (Hidayat, 2013). Limbah kulit pisang merupakan limbah terbesar
yang diperoleh dengan nilai ekonomis yang hampir tidak ada. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kulit pisang mengandung selulosa sekitar 40% berat kering.
Selulosa mempunyai potensi besar untuk dijadikan sebagai penyerap karena
gugus OH yang terikat pada selulosa apabila dipanaskan pada suhu tinggi akan
kehilangan atom-atom hidrogen dan oksigen sehingga tinggal atom karbon yang
terikat membentuk struktur segi enam dengan atom-atom karbon terletak pada
setiap sudutnya. Kandungan karbon yang dimiliki kulit pisang cukup tinggi, oleh
karena itu komoditas ini dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan karbon
aktif (Ai Nailil, 2011).
B. Karbon Aktif
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorf, yang dapat dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan secara
khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif adalah
karbon yang mengalami proses pengaktifan dengan menggunakan bahan
pengaktif sehingga pori-porinya terbuka, luas permukaan karbon menjadi lebih
besar, dan kapasitasnya adsorpsinya menjadi lebih tinggi. Karbon aktif merupakan
adsorben dengan permukaan lapisan yang luas dengan bentuk butiran (granular)
atau serbuk (powder).
C. Proses Pembuatan Karbon Aktif
Pembuatan karbon aktif berlangsung 3 tahap yaitu proses dehidrasi, proses
karbonasi dan proses aktivasi (Sembiring, 2003).
1. Proses dehidrasi
Proses ini dilakukan dengan memanaskan bahan baku dengan tujuan untuk
menguapkan seluruh kandungan air dan menurunkan kelembaban pada bahan
baku.
2. Proses Karbonasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur hidrogen serta
oksigen yang terikat dalam bahan baku sehingga tinggal karbonnya saja yang
menjadi unsur dominan. Tahap karbonisasi akan menghasilkan karbon yang
mempunyai struktur pori lemah, karena struktur kristalnya tidak beraturan
sehingga terdapat rongga yang masih terisi oleh unsur-unsur penyusun bahan
baku. Unsur ini menutupi pori-pori sehingga kemampuan adsorbsinya rendah.
3. Proses aktivasi
Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan memecahkan ikatan ikatan hidrokarbon
sehingga arang mengalami perubahan, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya tambah besar dan berpengaruh terhadap adsorpsi. Penelitian ini
menggunakan metode gabungan kimia (merendam dengan larutan pengaktif
ZnCl2 sebanyak 10%) dan fisika (pemanasan dengan furnace pada suhu 500ºC,
520ºC, 540ºC, 560ºC, 580ºC, dan 600ºC). Tujuan penggabungan cara kimia
dan fisika adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk proses
adsorpsi nya (Pambayun, 2013).
D. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa menempelnya atom atau molekul suatu zat pada
permukaan zat lain karena ketidakseimbangan gaya dalam permukaan. Zat yang
teradsorpsi disebut adsorbat dan zat pengadsorpsi disebut adsorben. Proses
adsorpsi digambarkan sebagai proses molekul meninggalkan larutan dan
menempel pada permukaan zat penyerap akibat ikatan fisika dan kimia (Sawyer
et. Al., dalam Ai Nailil, 2011).
E. Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di
dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Sumber pencemar udara dibedakan atas sumber tidak
bergerak seperti cerobong asap dan pembakaran terbuka di wilayah pemukiman
dan sumber bergerak seperti kendaraan bermotor di jalan raya (Praja, 2006).
Menurut Wardhana (2004) perkiraan presentase pencemar udara terbesar dari
sumber transportasi di Indonesia adalah pada gas CO yaitu sebesar 70,50%, gas
pencemar kedua yaitu Nox, SOx, HC dan partikel. Karbon monoksida (CO)
adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO
dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -1920C. Gas CO sebagian besar
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan
(Wardhana, 2004). Fardiaz (1992) menyatakan bahwa konsentrasi CO di udara
per waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan
bermotor. Semakin ramai kendaraan bermotor yang ada, semakin tinggi tingkat
polusi CO di udara.
F. Dampak Gas Karbon Monoksida (CO) Terhadap Manusia
Gas CO dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
bahkan juga dapat menyebabkan kematian. Gas CO apabila terhisap ke dalam
paru-paru akan mengikuti peredaran darah dan akan menghalangi masuknya
oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah menjadi
karboksihemoglobin (COHb). Ikatan karboksihemoglobin jauh lebih stabil dari
pada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan
darah 3 menjadi lebih mudah menangkap CO dan menyebabkan fungsi vital darah
sebagai pengangkut oksigen terganggu. Konsentrasi CO2 di udara sekitar 80 ppm
dan konsentrasi COHb dalam darah sekitar 13%, maka seseorang akan sulit
bernapas, bila konsentrasi semakin tinggi serta terjadi dalam waktu lama dapat
berakibat seseorang pingsan bahkan sampai kematian. Keracunan kronis akan
mengakibatkan ganguan syaraf pusat dengan gejala fisik dan gangguan mental.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Arif Meftah. 2013. Manfaat dan Kegunaan Tanaman Pisang.
http://www.anakagronomy.com/2013/05/manfaat-dan-kegunaantanaman-pisang.html.
Diakses tanggal 04 Oktober 2015.
Muna, Ai Nailil. 2011. Kinetika Adsorpsi Karbon Aktif dari Batang Pisang sebagai
Adsorben Untuk Penyerapan Ion Logam Cr(VI) pada Air Limbah Industri. Skripsi S1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Sembiring, Meilita Triana & Sinaga. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya). Universitas Sumatera Utara.
Pambayun, dkk. 2013. Pembuatan Karbon Aktif dari arang Tempurung Kelapa dengan
Aktivator ZnCl2 dan Na2CO3 Sebagai Adsorben untuk Mengurangi Kadar Fenol Dalam Air
Limbah. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 1.
Praja. 2006. Gas Penyebab Emisi Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.