15
TINJAUAN PUSTAKA MIOPIA Kelainan refraksi Adalah keadaaan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga dan jatuh dimata dalam keadaaan istirahat tak pernah dikumpulkan tepat di retina (ametropia). Dikenal berbagai bentuk ametropia : A. Ametropia Aksial Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang atau lebih pendek sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau dibelakang retina. Pada myopia aksial fokus akan terletak di depan retina karena bola mata lebih panjang dan pada hipermetropia aksial fokus bayangan akan terletak di belakang retina. B. Ametropia Refraktif Ametropia akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata. Bila daya bias kuat maka bayangan benda teletak di depan retina (myopia), atau bila daya bias kurang maka bayangan benda akan terletak dibelakang retina (hipemetropia refraktif). Ametropia dapat ditemukan berupa myopia, hipermetropia dana stigmatisma (Gambar. 1). Ketiga jenis ametropia ini dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata. Lensa kaca mata mendivergensikan sinar pada myopia, mengkonvergensikan sinar pada hipermetropia dan mengkoreksi bentuk kornea yang nonsferis pada 1

TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

TINJAUAN PUSTAKAMIOPIA

Kelainan refraksi Adalah keadaaan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari

jarak tak terhingga dan jatuh dimata dalam keadaaan istirahat tak pernah dikumpulkan tepat di

retina (ametropia). Dikenal berbagai bentuk ametropia :

A. Ametropia Aksial Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang

atau lebih pendek sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau dibelakang retina.

Pada myopia aksial fokus akan terletak di depan retina karena bola mata lebih panjang

dan pada hipermetropia aksial fokus bayangan akan terletak di belakang retina.

B. Ametropia Refraktif Ametropia akibat kelainan sistem pembiasan sinar di dalam mata.

Bila daya bias kuat maka bayangan benda teletak di depan retina (myopia), atau bila daya

bias kurang maka bayangan benda akan terletak dibelakang retina (hipemetropia

refraktif).

Ametropia dapat ditemukan berupa myopia, hipermetropia dana stigmatisma (Gambar.

1). Ketiga jenis ametropia ini dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata. Lensa kaca mata

mendivergensikan sinar pada myopia, mengkonvergensikan sinar pada hipermetropia dan

mengkoreksi bentuk kornea yang nonsferis pada astigmatisma. Namun pada bab ini kita akan

lebih fokus untuk membahas kelainan refraksi berupa myopia.

1

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

Gambar 1. Pembiasan cahaya pada kelainan refraksi.

I. DEFINISI

Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata

jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi). Gambaran kelainan

pemfokusan cahaya diretina pada miopia, dimana cahaya sejajar difokuskan didepan

retina.

II. EPIDEMIOLOGIPenyakit ini dapat megenai segala umur, tergantung dari etiologi dan factor

keturunan.

2

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

III. ETIOLOGI

Etiologi miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat

menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan makanan,

herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan zat kimia (kekurangan kalsium,

kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone, 1997).

Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar

yang masuk kedalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia tanpa

koreksi melihat keobjek yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai retina sehingga

bayangan menjadi kabur. Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi terlalu kuat atau sumbu

mata terlalu panjang (Hoolwich,1993).

Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial adalah bayangan

jatuh di depan retina dapat terjadi jika bola mata terlalu panjang. Penyebab dari miopia

aksial adalah perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat secara

kongenital pada waktu awal kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena

peningkatan kurvatura kornea atau lensa,kelainan ini disebut miopia kurvatura (desvianita

cit Slone, 1997).

Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :

 

1. Tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan.

2. Radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan tekanan

yang dihasilkan oleh pembuluh darah dari kepala sebagai akibat dari posisi tubuh

yang membungkuk.

3. Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang

berlebihan(Desvianita cit Perera, 1997).

Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu kelainan

pada bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi miopia karena lensa

bertambahcembung atau akibat bertambah padatnya inti lensa ( Desvianita cit Slone,

1997).

3

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal, misalnya

akibat kadar gulayang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus) atau kadar protein

yang meninggi pada peradangan mata. Miopia bias juga terjadi akibat spasme

berkepanjangan dari otot siliaris (spasme akomodatif), misalnya akibat terlalu lama

melihat objek yang dekat. Keadaan ini menimbulkan kelainan yang disebut pseudo

miopia (Sastradiwiria, 1989)

IV. PATOFISIOLOGI

Mata layaknya kamera, memiliki lensa, sistem apertura atau pupil dan retina sebagai film.

Sistem lensa mata terdiri dari empat perbatasan refraksi (Gambar.2). 

1) perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara,

2) perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aquos,

3) perbatasan antara humor aquos dan permukaan anterior lensa mata, dan

4) perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor vitreus.

Gambar 2. Sistem optic mata.

Untuk mendapatkan pencahayaan atau gambar yang jelas, bentuk lensa diubah dari

yang tadinya konveks, sedang, hingga sangat konveks.Lensa akan membentuk lebih cembung

jika ligamen kapsul lensa mengendurakibat kontraksi salah satu set serabut otot polos

dalam otot siliaris, sehinggaakan terjadi peningkatan daya bias dan mata akan mampu

4

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

melihat objek lebih dekat. Proses ini disebut sebagai akomodasi, ada beberapa

teoriakomodasi yang dikenal seperti:

A. Teori akomodasi Hemholtz : di mana zonula zinn kendor akibat kontraksi otot

siliaris sirkuler, mengakibatkan lensa yang elastic menjadi cembung dan diameter

menjadi kecil.

B. Teori akomodasi Thseming : dasarnya adalah bahwa nucleus lensa tidak dapat

berubah bentuk adalah bagian lensa superficial atau korteks lensa. Pada waktu

akomodasi terjadi tegangan pada zonula zinn sehingga nucleus lensa terjepit dan

bagian lensa superficial didepan nucleus akan cembung.

Mata akan dianggap normal atau emetrop bila cahaya sejajar dariobjek jauh

difokuskan di retina pada keadaan otot siliaris relaksasi total. Iniberarti bahwa mata

emetrop dapat melihat semua objek jauh secara jelasdengan otot siliaris yang relaksasi.

Namun untuk melihat objek yang dekat otot siliaris harus berkontraksi sehingga mata

dapat berakomodasi dengan baik.

Pada myopia atau rabun jauh sewaktu otot siliaris relaksasi total, cahaya dari

objek jauh difokuskan di depan retina (Gambar. 3), keadaan ini biasanya akibat bola mata

yang terlalu panjang, atau kadang-kadang karena daya bias lensa terlalu kuat. Tidak ada

mekanisme bagi myopia untuk mengurangi kekuatan lensanya karena memang otot

siliaris dalam keadaan relaksasi sempurna. Pasien myopia tidak mempunyai mekanisme

untuk memfokuskan bayangan dari objek jauh dengan tegas di retina. Namun bila objek

didekatkan ke mata bayangan akhirnya akan menjadi cukup dekat sehingga dapat

difokuskan di retina. Kemudian bila objek didekatkan matapasien myopia dapat

menggunakan mekanisme akomodasi agar bayanganyang terbentuk tetap terfokus secara

jelas

5

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

Gambar 3. Kelainan refraksi miopia

Patogenesis myopia melibatkan teori mekanik dan biomekanik serta perubahan

struktural dan fungsional. Teori popular mengenai pathogenesis myopia adalah akibat

dari akomodasi yang berat dan terus menerus sehingga terjadi perpanjangan aksial dan

peningkatan daya refraksi mata. Akomodasi di stimulus oleh sistem saraf simpatetik dan

parasimpatetik, parasimpatetik bertanggungjawab atas kontraksi m. ciliaris dan

simpatetik bertanggungjawab atas relaksasinya m. ciliaris. Kontraksi m. cliaris memacu

peningkatan aliran darah di stroma koroid dan menyebabkan penebalan koroid dengan

kata lain menyebabkan perpanjangan vitreous dan mendorong fokus retina makin

ke belakang. Pemanjangan bola mata dengan peregangan sclera juga merupakan suatu

bentuk dari perubahan signifikan dari ekspersi sebuah gen pembawa sifat. Keadaan

akomodasi yaitu penebalan lensa mata dan pengecilan pupil setelah closework butuh

waktu lama untuk kembali seperti semula dan dapat berkembang menjadi myopia.

Observasi terdahulu mengenai mekanisme biokimia dari myopia adalah sistem

dopaminergik, sampai saat ini dopamine diketahui berperan dalam penghambatan

pertumbuhan bola mata. Dopamine dilepaskan pada saat mata tidak berakomodasi, oleh

karena mata yang sering terpajan dengan closework beresiko untuk menjadi myopia.

Kelainan refraksi walaupun diwariskan tidak harus ada sejak lahir. Misalnya

seorang anak yang mencapai emetropia pada usia 10 tahun mungkin akan segera

mengalami myopia. Myopia biasanya meningkat semasa remaja. Faktor-faktor yang

mempengaruhi progresivitas myopia belum sepenuhnya dipahami, tetapi melibatkan

pekerjaan yang menuntut ketelitian.

6

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

V. MANIFESTASI KLINIS

Pasien myopia akan memberikan keluhan sakit kepala dan mempunyai kebiasaan

mengernyitkan matanya untuk mengecilkan pupil. Penderita myopia akan kabur saat melihat

objek dengan jarak yang jauh, namun objek akan terlihat jelas jika berada pada jarak dekat. Jika

derajat myopia terlalu tinggi maka pungtum remontum kedua mata terlalu dekat, maka

kedua mata selalu harus melihat dalam posisi konvergensi dan hal ini mungkin

menimbulkan posisi konvergensi yang menetap, sehingga terjadi strabismus konvergensi.

Dapat terjadi astenopia, pada miopia tinggi terjadi hemeralopia karena degenerasi retina

perifer dan simulasi proptosis kemudian bilik mata depan dalam, gambaran

Floating dikarenakan degenerasi vitreus

Pasien myopia pada pemeriksaan funduskopi terdapat papil melebar, oleh karena

pada miopia tinggi terdapat stafiloma sclera posterior yang terletak dipoles posterior

maka retina harus meliputi permukaan yang luas sehingga terganggu dan menimbulkan

fundus trigoid pada tempat ini. Dimana pigmen terbagi tidak rata tetapi berkelompok-

kelompok menyerupai kulit harimau (fundus tigoid). Disebelah temporal dari papil

terdapat kresen miopia yang berupa bercak atrofi dari koroid akibat regangan. Kadang

kadang atrofi ini mengelilingi papil atau disebut annularpatrch. Daerah atrofi ini bewarna

putih. Kemudian didapatkan proliferasi dari epitel pigmen daerah makua disebut Foster-

Fuchs black spot. myopik kresen atau gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus

posterior fundus mata myopia sclera dan koroid (Gambar. 4). Pada mata dengan myopia

tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi macula dan

degenerasi retina bagian perifer.

Gambar 4. Myopik Kresen

7

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

Pada orang miopia jarang melakukan akomodasi maka pupil jarangmiosis jadi

pupil midriasis. M. Siliaris menjadi atropi menyebabkan irisletaknya lebih kedalam

sehingga bilik mata depan menjadi dalam

VI. DIAGNOSIS dan CARA PEMERIKSAAN

Refraksi subyektif

Metode ‘Trial and Error”

Jarak pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kaki

Digunakan kartu snellen yang diletakkan setinggi mata penderita

Mata diperiksa satu persatu

Ditentukan visus/ tajam pengelihatan masing-masing mata

Bila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negative

Refraksi Obyektif

Retinoskopi

Dengan lensa kerja +2,00 pemeriksa mengamati reflex fundus yang bergerak

berlawanan arah dengan arah gerakan retinoskop (against movement) kemudian

dikoreksi dengan lensa sfereris negative sampai tercapai netralisasi.

Autorefraktometer (computer)

VII. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata difokuskan

tepatdi retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara :

1. Cara optik 

2. Cara operasi- 

Cara optik 

Kacamata (Lensa Konkaf)

Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa

konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan

menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila

bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan

8

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

meletakkan lensa sferis konkaf didepan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan

berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat

dimundurkan ke arah retina (Guyton, 1997).

Lensa kontak 

Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa

ini tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara

lensa kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah

menghilangkan hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea,

penyebabnya adalah air mata mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan kornea

sehingga permukaan anterior kornea tidak lagi berperan penting sebagai dari susunan

optik mata. Sehingga permukaan anterior lensa kontaklah yang berperan penting.- 

Cara operasi pada kornea

Ada beberapa cara, yaitu :

 

1. Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea

perifer sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang

masuk ke matamenjadi lebih dekat ke retina.

2. Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga

laser untuk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.

3. Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian

dikurangikecembungannya dan dilengketkan kembali.

4. Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai

dengankoreksi refraksi ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.

Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan ± kekurangan, oleh karena itu

para ahlimencoba untuk mencari jalan lain yang dapat mengatasi kekurangan tersebut

dengan jalanmengambil lensa mata yang masih jernih (clear lens extraction/CLE)

VIII. KOMPLIKASI

1. Ablasio retina terutama pada miopi tinggi.

2. Strabismus

9

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

a. Esotropia bila miopi cukup tinggi bilateral

b. Bexotropia pada miopi dengan anisometropia

3. Ambliopia terutama pada miopi dan anisometropia.

IX. PROGNOSIS

Pada tingkat ringan dan sedang dari miopia simple prognosisnya baik bila

penderita myopia memakai kacamata yang sesuai dan mengikuti petunjuk kesehatan. Bila

progresif miopia prognosisnya buruk terutama bila di sertai oleh perubahan koroid dan

vitreus, sedangkan pada miopia maligna prognosisnya sangat jelek.

10

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA MIOPI

Daftar Pustaka

1. James, Bruce, dkk. 2006. Oftamologi. Jakarta: PT. Erlangga

2. Ilyas, H.S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta. 2004.

3. Ilyas, H.S. Ilmu Penyakit Mata , dkk. Edisi 2. Sagung seto. Jakarta 2002

4. PERDAMI, 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, Sagung Seto: Jakarta.

5. Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta.

6. Zulkifli M. Miopi. 23 Juni 2012. Di unduh dari:

http://www.scribd.com/mzulkifli_57/d/79754290-miopi

11