36
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sepak Bola Permainan sepak bola merupakan cabang olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan biasanya satu tim disebut juga dengan kesebelasan (Nosa, 2012). Permainan boleh dilakukan oleh seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto, 2010). Menurut (Salim, 2008), sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 2.2 Keseimbangan 2.2.1 Definisi Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan dan mengatur posisi tubuh saat di tempat atau ketika bergerak (Lefebvre, 2010). Sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu akan mendukung berbagai gerakan di setiap segmen tubuh untuk terciptanya keseimbangan. Adanya kemampuan menyeimbangkan antara massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk 7

TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sepak Bola

Permainan sepak bola merupakan cabang olahraga yang dimainkan

oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan

biasanya satu tim disebut juga dengan kesebelasan (Nosa, 2012). Permainan

boleh dilakukan oleh seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan

(tangan). Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan kaki,

kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota

badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto, 2010). Menurut (Salim,

2008), sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan

menggunakan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk

mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2.2 Keseimbangan

2.2.1 Definisi Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan dan

mengatur posisi tubuh saat di tempat atau ketika bergerak (Lefebvre,

2010). Sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu akan mendukung

berbagai gerakan di setiap segmen tubuh untuk terciptanya

keseimbangan. Adanya kemampuan menyeimbangkan antara massa

tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk

7

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

8

beraktivitas secara efektif dan efisien. Keseimbangan terbagi atas dua

kelompok, yaitu keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk

menjaga kesetimbangan pada posisi tetap. Keseimbangan dinamis adalah

kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak

(Abrahamova and Hlavacka, 2008).

Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan

posisi tubuh dimana center of gravity tidak berubah. Contoh

keseimbangan statis adalah sewaktu berdiri dengan satu kaki dan saat

berdiri di atas papan keseimbangan. Sedangkan keseimbangan dinamis

adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dimana center

of gravity selalu berubah. Keseimbangan dinamis merupakan

kemampuan untuk mempertahankan posisi ketika bergerak.

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan

keseimbangan selama transisi dari dinamis ke statis yang membutuhkan

integrasi visual, vestibular, dan input proprioseptik untuk menghasilkan

respon kontrol tubuh untuk berada dalam base of support (Distefano,

2009).

Keseimbangan dinamis adalah pemeliharaan keseimbangan

tubuh dalam posisi bergerak (Nala, 2011). Keseimbangan statis dan

dinamis dalam kehidupan sehari-hari saling berkaitan dan mutlak tidak

dapat dipisahkan karena tubuh manusia jarang sekali dalam keadaan

diam sempurna tanpa melakukan gerakan sama sekali. Tubuh secara

berkesinambungan melakukan pengaturan postur yang tidak dapat

dirasakan secara dasar (Suadnyana, 2014).

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

9

Menurut Kisner and Colby, dalam bukunya tahun 2007 tentang

exercise for impaired balance dalam therapeutic exercise bahwa kontrol

keseimbangan terdiri dari tiga tipe diantaranya keseimbangan statis yaitu

berperan untuk mengontrol kestabilan tubuh pada saat posisi anti

gravitasi saat istirahat seperti berdiri atau duduk. Keseimbangan dinamis

yaitu keseimbangan yang berperan untuk stabilisasi tubuh ketika

bergerak seperti duduk ke berdiri. Reaksi postural otomatis yaitu untuk

menjaga keseimbangan pada saat mendapat respon secara tiba-tiba dari

luar seperti berdiri pada bis dan tiba-tiba ada akselerasi ke depan. Ketiga

tipe keseimbangan ini saling berkolerasi untuk mendapatkan

keseimbangan otomatis maka keseimbangan dinamis harus baik dan juga

sebaliknya untuk mendapatkan keseimbangan dinamis maka

keseimbangan statis harus baik (Kisner and Colby, 2007).

Menurut Nala (2011), keseimbangan tubuh dalam aktivitas gerak

seperti berdiri, melompat, menendang, dan banyak posisi tubuh melawan

gaya gravitasi bumi. Untuk dapat mempertahankan posisi tertentu, gaya

gravitasi harus dilawan melalui mekanisme motor dan sensori organ

proprioseptif di sendi dan apparatus vestibular di dalam telinga.

Aparatus vestibular mendeteksi perubahan sinyal mengaktifkan respon

motor adaptif yang diperlukan dalam mempertahankan keseimbangan.

Respon ini menyertakan otot pendukung dan postural dari anggota gerak

dan tubuh serta otot penggerak kepala.

Reseptor yang berada dalam telinga sangat sensitif terhadap

perubahan posisi kepala dan arah gerakan. Gerakan kepala merupakan

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

10

rangsangan bagi reseptor apparatus vestibular. Rangsangan ini dikirim

ke pusat pengatur keseimbangan tubuh yang ada di otak melalui saraf

aferen. Setelah rangsangan diterima oleh otak, maka diperintahkan

melalui saraf motorik kepada otot skeletal, agar otot ini mengadakan

gerakan, kontraksi atau relaksasi untuk mengantisipasi keadaan,

sehingga posisi tetap seimbang terkendali.

Reseptor ini sangat peka terutama terhadap perubahan percepatan

linear (lurus) dan angular (berputar). Vestibular ini sangat berperan

untuk ikut menjaga keseimbangan tubuh. Pusat keseimbangan tubuh

pada otak juga menerima pancaran rangsangan dari saraf aferen mata,

sehingga apa yang dilihat oleh mata juga akan merangsang pusat

keseimbangan yang ada di otak. Dengan demikian terjadi kerjasama

yang sangat erat antara mata dan pusat keseimbangan tubuh dalam

mengatur keseimbangan tubuh (Santika, 2014).

2.2.2 Alat Ukur Keseimbangan Dinamis

Pengukuran keseimbangan dinamis dilakukan dengan

menggunakan tes keseimbangan dinamis (Modified Bass Test of

Dynamic Balance) (Nur Ichsan Halim, 2004:141-143). Posisi awal

sampel berdiri satu kaki dengan tumpuan kaki kanan, kemudian lompat

ke tanda pertama bertumpu dengan kaki kiri, kemudian pertahankan

sikap berdiri dalam posisi statis selama 5 detik. Selanjutnya lompat

kembali ke tanda kedua bertumpu dengan kaki kanan kemudian

pertahankan sikap selama 5 detik. Dilanjutkan dengan kaki lain,

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

11

melompat dan mempertahankan posisi statis selama 5 detik sampai tes

ini diselesaikan. Ujung telapak kaki sampel harus benar-benar dapat

menutupi setiap tanda sehingga tidak dapat dilihat.

Percobaan dikatakan berhasil apabila setiap tanda tertutup oleh

ujung telapak kaki, tumit tidak menyentuh lantai atau bagian badan

lainnya serta dapat mempertahankan sikap statis setiap tanda selama 5

detik dengan ujung telapak kaki tetap menutupi tanda dan berdiri tegak

dengan tumpuan satu kaki. Ujung kaki yang lain diletakkan dibelakang

lutut kaki lainnya dan letakkan kedua tangan dipinggul. Pada saat aba-

aba diberikan pada sampel untuk mengangkat tumitnya dari lantai atau

menjinjit dan pertahankan sikap ini selama mungkin, tumit tanpa

menyentuh lantai atau menggeserkan ujung telapak kaki dari tempat

semula atau memindahkan kedua tangan dari pinggul.

Penilaian diberikan setiap keberhasilan pendaratan maupun

upaya menutupi tanda secara berturut-turut mendapat skor 5 dan 5, skor

berikutnya untuk setiap detik dapat mempertahankan keseimbangan

statisnya. Setiap peserta tes akan memperoleh 10 skor untuk setiap tanda

atau mendapat 100 skor secara keseluruhan apabila dapat menyelesaikan

seluruh rangkaian tes tersebut. Setiap keseimbangan 5 detik harus

disebutkan dengan keras dengan satu skor untuk setiap detik dan catat

nilainya pada setiap tanda. (Sampel dipersilahkan mereposisi sendiri

untuk 5 detik keseimbangan setelah gagal mendarat). Waktu terbaik dari

tiga kali kesempatan dicatat sebagai hasil akhir peserta tes (Mappaompo,

2012), seperti disajikan pada gambar 2.1.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

12

Gambar 2.1 Modified BassTest of Dynamic Balance (Mappaompo, 2012)

2.2.3 Fisiologi Keseimbangan Dinamis

Keseimbangan merupakan tugas kontrol motorik kompleks yang

melibatkan deteksi dan integrasi informasi sensorik untuk menilai posisi

dan gerakan tubuh dalam ruang dan pelaksanaan respon muskuloskeletal

yang sesuai untuk mengontrol posisi tubuh dalam konteks lingkungan

dan tugas. Kontrol keseimbangan memerlukan interaksi sistem saraf,

muskuloskeletal dan efek kontekstual dari lingkungan.

Komponen kontrol keseimbangan pada sistem saraf yaitu: 1)

Proses sensori yang melibatkan visual, vestibular, dan sistem

somatosensorik, 2) Integrasi sensorimotor penting untuk

menghubungkan sensasi ke respon motor serta untuk adaptasi dan

antisipasi, 3) Strategi motorik untuk merencanakan, memprogram, dan

mengeksekusi respon keseimbangan. Kontribusi dari sistem

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

13

muskuloskeletal meliputi alignment postural, fleksibilitas

muskuloskeletal seperti lingkup gerak sendi (LGS), integrasi sendi,

performa otot, dan sensasi (sentuhan, tekanan, vibrasi, proprioseptif dan

kinestetik). Efek kontekstual dari lingkungan yang berinteraksi dengan

keduanya, yaitu: pencahayaan, permukaan, dan gravitasi (Kisner and

Colby, 2007).

Tujuan dari tubuh untuk mempertahankan keseimbangan adalah

menyangga tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk

mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang

tumpu, serta menstabilkan bagian tubuh ketika bagian tubuh lain

bergerak. Komponen-komponen yang mengkontrol keseimbangan

adalah sebagai berikut:

a. Sistem neurologis

Sistem informasi neurologis antara lain berasal dari sistem

ekstrapiramidal, ganglia basalis, dan serebelum. Sistem

ekstrapiramidal dianggap sebagai suatu satuan fungsional, dapat

dikatakan sistem tersebut tersusun dari bagian-bagian ektrapiramidalis

pada korteks serebri, nuclei thalamikus yang berhubungan dengan

striatum, korpus striatum, subthalamus, serta sistem rubralis dan

retikularis. Sistem ekstrapiramidal berlawanan dengan sistem

piramidal yang lebih langsung, mencapai tingkat segmental setelah

berputar-putar dahulu dengan rangkaian yang diputus secara sinapsis

pada basal ganglia, ganglia subkortikalis, dan daerah retikularis

(Chusid, 1993).

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

14

Sistem ekstrapiramidalis dianggap sebagai suatu sistem

fungsional dengan tiga lapisan integrasi yakni kortikal, striata (basal

ganglia) dan segmental (mesencephalon). Fungsi utama dari sistem

ekstrapiramidalis berhubungan dengan gerakan yang berkaitan

dengan pengaturan sikap tubuh dan integrasi otonom (Chusid, 1993).

Lesi dalam sistem ekstrapiramidalis dapat mengakibatkan pasien sulit

memelihara keseimbangan pada saat sedang berdiri dan sulit

mempertahankan posisi tubuhnya pada saat duduk, sulit mengubah

posisi dari kedudukan horisontal menjadi sikap duduk, sulit memutar

dari posisi terlentang menjadi tengkurap (Price and Wilson, 1995),

seperti disajikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Traktus Ekstrapiramidalis (Duus, 2010)

Ganglia basalis terdiri dari nukleus kaudatus, putamen, dan

globus palidus yang merupakan subkortikal (bagian dari otak secara

langung di bawah korteks serebri). Ketiga bagian dari ganglia basalis

ini saling bertukar informasi dengan talamus dan korteks serebri.

Informasi sensori masuk dari talamus dan korteks serebri menuju ke

ganglia basalis melalui nukleus kaudatus dan putamen. Ganglia

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

15

basalis berfungsi untuk modulasi gerakan volunter tubuh, perubahan

sikap tubuh, dan integrasi otonom. Ganglia basalis berperan khusus

dalam gerakan ekstremitas secara halus. Kerusakan ganglia basalis

akan mengakibatkan kaku dan tremor. Ganglia basalis seperti

disajikan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Ganglia Basalis (Netter, 2011)

Serebelum memegang peranan penting dalam keseimbangan,

karena serebelum mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai

koordinasi pergerakan sadar yang terampil dengan mempengaruhi

aktivitas otot dan mengontrol keseimbangan dan tonus otot melalui

hubungan dengan sistem vestibularis dan sumsum tulang belakang,

serta neuron motorik gama. Kelainan pada serebelum memiliki tanda

yang khas yaitu hipotonia (berkurangnya tonus otot), dan ataksia

(hilangnya kontraksi otot yang terkoordinasi untuk menghasilkan

gerakan-gerakan halus), gangguan keseimbangan yang ditandai

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

16

dengan jalan yang tidak mantap dan berayun ketika berdiri (DeGroof,

1997).

b. Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular dan

somatosensoris. Sistem visual (penglihatan) mempunyai tugas penting

bagi kehidupan manusia yaitu memberi informasi kepada otak tentang

posisi tubuh terhadap lingkungan berdasarkan sudut dan jarak dengan

objek sekitarnya. Tubuh manusia dapat beradaptasi terhadap

perubahan yang terjadi di lingkungan dengan input visual. Sistem

visual memberikan informasi ke otak kemudian otak memberikan

informasi supaya sistem musculoskeletal dapat bekerja secara sinergis

untuk mempertahankan keseimbangan tubuh (Watson and Black,

2008).

Sistem vestibular berperan penting dalam keseimbangan,

gerakan kepala, dan gerakan bola mata. Sistem ini meliputi organ-

organ di dalam telinga bagian dalam. Berhubungan dengan sistem

visual dan pendengaran untuk merasakan arah dan gerakan kepala.

Cairan yang disebut endolymph mengalir melalui tiga kanal telinga

bagian dalam sebagai reseptor saat kepala bergerak miring dan

bergeser. Gangguan fungsi vestibular dapat menyebabkan vertigo atau

gangguan keseimbangan. Alergi makanan, dehidrasi, dan trauma

kepala/leher dapat menyebabkan disfungsi vestibular. Melalui refleks

vestibule-reticular mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika

melihat objek yang bergerak. Kemudian pesan-pesan diteruskan

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

17

melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di

batang otak (brain stem). Beberapa stimulus tidak menuju langsung

ke nukleus vestibular tetapi ke serebrum, formation retikularis,

thalamus dan korteks serebri (Watson and Black, 2008).

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor

labirin, formatio reticularis dan serebelum. Hasil dari nukleus

vestibuler menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama

ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan

otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem

vertibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan

keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural. Sistem

somatosensoris terdiri dari taktil dan proprioseptif serta persepsi

kognitif. Informasi proprioseptif disalurkan ke otak melalui kolumna

dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)

proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke

korteks serebri melalui lumnikulus medialis dan talamus (Watson and

Black, 2008).

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang

sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indera dalam

dan sekitar sendi. Alat indera tersebut adalah ujung-ujung saraf yang

beradaptasi lambat di sinovial dan ligamentum. Impuls dari alat

indera ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain serta otot

diproses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang

(Willis, 2007).

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

18

c. Respon otot-otot postural yang sinergis

Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu

dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk

mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa

kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi

mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur

keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada

tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon

dari otot-otot postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari

perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi dan alignment tubuh.

Kerja otot yang sinergis berarti bahwa adanya respon yang tepat

(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam

melakukan fungsi gerak tertentu (Irfan, 2010).

d. Kekuatan otot (muscle strength)

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan

aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari

adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan

otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot untuk menahan

beban, baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban

internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan

sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf

mengaktivasi otot untuk melakukan kontraksi. Semakin banyak

serabut otot yang teraktivasi, maka semakin besar pula kekuatan yang

dihasilkan otot tersebut. Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

19

harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat

adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung

dengan kemampuan otot untuk melawan gravitasi serta beban

eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi

tubuh (Irfan, 2010).

e. Adaptive system

Adaptive system merupakan kemampuan adaptasi untuk

memodifikasi input sensoris dan output motorik ketika terjadi

perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

Kemampuan adaptasi dapat mempengaruhi perubahan dari input

sensoris dan output motorik (Irfan, 2010).

f. Lingkup gerak sendi (joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan

mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan

keseimbangan yang tinggi. Masukan dari vestibular, visual dan

somatosensorik biasanya dikombinasikan dengan baik untuk

menghasilkan rasa dari orientasi dan gerakan. Dari informasi sensoris

diintegrasi dan diproses di serebelum, basal ganglia dan area motorik

suplementer. Informasi somatosensorik memiliki waktu proses

tercepat untuk respon cepat, diikuti oleh masukan dari visual dan

vestibular. Ketika informasi sensoris dari salah satu sistem tidak

akurat karena suatu cedera, central nervous system akan menekan

informasi dan menyeleksi dan mengkombinasikan informasi dari

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

20

kedua sistem yang lain. Proses adaptasi inilah yang disebut organisasi

sensorik. Kebanyakan individu dapat mengkompensasi dengan baik

jika salah satu dari ketiga sistem terganggu, ini merupakan konsep

dasar untuk program terapi (Irfan, 2010).

Keseimbangan terbesar adalah ketika center of mass (COM)

atau center of gravity (COG) tubuh dipertahankan di atas base of

support (BOS). COM adalah titik yang sesuai dengan pusat massa

tubuh dan merupakan titik dimana tubuh berada dalam kondisi

keseimbangan yang sempurna. Hal itu ditentukan dengan mencari

rata-rata dari COM dari setiap segmen tubuh. COG merupakan

proyeksi vertikal dari COM ke tanah. Pada posisi anatomi, COG pada

sebagian besar orang dewasa terletak sedikit di depan vertebra sakral

ke-2 atau sekitar 55% dari ketinggian orang. BOS didefinisikan

sebagai batas pinggir bidang kontak antara tubuh dan permukaan

dukungan penempatan kaki mengubah BOS dan stabilitas postural

seseorang. Selama orang mempertahankan COG dalam batas BOS,

orang tersebut tidak akan terjatuh (Kisner and Colby, 2007).

Tubuh secara terus menerus menyesuaikan posisinya dalam

ruang untuk mempertahankan keseimbangan dengan menjaga COM

di atas BOS atau membawa COM ke posisinya setelah mengalami

gangguan (Kisner and Colby, 2007). Supaya hal tersebut bisa tetap

berlangsung dengan baik diperlukan adanya stabilitas yang baik dari

core muscle. Aktivasi pada core muscle memungkinkan distribusi

yang tepat dari kekuatan, kontrol gerakan yang tepat dan efisien,

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

21

penyerapan tekanan dan gesekan yang memadai pada rantai kinetik.

Muscle transversus abdominalis dan multifidus dianggap sebagai

stabilizing muscles (otot yang termodulasi secara terus menerus oleh

sistem saraf pusat dan memberikan umpan balik tentang posisi sendi).

Kokontraksi pada kedua otot tersebut telah terjadi sebelum terjadinya

gerakan pada anggota gerak. Transver abdominalis aktif 30 detik

sebelum gerakan gelang bahu dan 110 detik sebelum gerakan kaki

(Fredericson and Moore, 2005).

Central nervous system menggunakan tiga sistem pergerakan

untuk mengembalikan keseimbangan setelah terjadi permasalahan.

Stretch reflexes, diperantarai oleh medula spinalis memberikan respon

pertama setelah terjadi masalah (memiliki latensi yang pendek <70

ms). Voluntary responses, mempunyai latensi yang panjang lebih dari

150 ms. Automatic postural mempunyai latensi menengah yaitu 80-

120 ms, respon pertama yang efektif mencegah jatuh.

Strategi utama yang digunakan tubuh untuk memulihkan

keseimbangan dalam menanggapi adanya gangguan tiba-tiba dari

permukaan tumpuan. Ankle strategies yaitu gerakan dari pergerakan

kaki untuk mengembalikan COM ke posisi yang stabil (dalam posisi

yang tenang dan gangguan kecil). Hip strategies yaitu menggunakan

gerakan cepat fleksi dan ekstensi panggul untuk memindahkan COM

dalam BOS (untuk gangguan yang cepat dan besar atau gerakan

dengan COG dekat dengan batas stabilitas). Stepping strategies yaitu

melangkah ke depan atau belakang untuk memperlebar BOS dan

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

22

mengembalikan kontrol keseimbangan (jika ada kekuatan besar yang

menggeser COM keluar dari batas stabilitas) (Kisner and Colby,

2007).

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan diantaranya yaitu:

2.2.4.1 Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi diantaranya:

a. Pusat gravitasi (center of gravity-COG)

Center of gravity merupakan titik gravitasi yang terdapat

pada semua benda baik benda hidup maupun mati, titik gravitasi

terbaik terdapat pada titik tengah benda tersebut. Fungsi dari COG

adalah untuk mendistribusikan massa benda secara merata. Pada

manusia jika beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini maka tubuh

dalam keadaan yang seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur

maka titik pusat gravitasi pun berubah, sehingga akan

mengakibatkan gangguan keseimbangan (unstable). Titik pusat

gravitasi akan selalu berpindah secara otomatis sesuai dengan arah

atau perubahan berat, jika COG terletak di dalam dan tepat di

tengah maka tubuh akan seimbang. Jika berada di luar tubuh maka

akan terjadi keadaan unstable (Bishop and Hay, 2009).

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

23

Gambar 2.4 Center of Gravity (Irfan, 2010)

Pusat gravitasi pada tubuh sangat penting diperhatikan untuk

meningkatkan keseimbangan. Keseimbangan ini pun dapat

diperkuat dengan adanya otot-otot dari leher serta stabilitator utama

(core stability) dan juga otot tungkai yang merupakan otot yang

sangat penting untuk mempertahankan tubuh agar tetap seimbang.

Otot-otot stabilisator sangat penting dilatih dan diperkuat untuk

dapat mempertahankan keseimbangan tubuh.

b. Garis gravitasi (line of gravity-LOG)

Garis gravitasi adalah garis imajiner yang berada vertikal

melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Derajat stabilitas tubuh

ditentukan oleh hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi

dengan bidang tumpu.

Gambar 2.5 Line of Gravity (Irfan, 2010)

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

24

c. Bidang tumpu (base of support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang

berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi

tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang.

Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu.

Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya,

berdiri dengan dua kaki akan lebih stabil dibandingkan berdiri

dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat

gravitasi, maka stabilitas tubuh semakin tinggi.

Gambar 2.6 Base of Support (Irfan, 2010)

d. Usia

Pada anak laki-laki usia 7 sampai 12 tahun dimana anak

masih dalam tahap perkembangan yang baik untuk keseimbangan.

Pada dasarnya anak usia 7 sampai 12 tahun merupakan masa aktif

seorang anak untuk bermain, berlari, dan sebagainya (Permana,

2013). Fungsi organ-organ keseimbangan mulai mengalami

penurunan seiring dengan pertambahan usia. Pada usia anak-anak

perkembangan keseimbangan dapat meningkat dengan baik. Secara

teori perkembangan manusia dimulai dari bayi, anak, remaja,

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

25

dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan

umur di atas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses penuaan secara

alamiah (Husein, 2006).

e. Jenis kelamin

Pada anak laki-laki dari segi anatomi memiliki struktur

anatomi lebih besar daripada anak perempuan. Anak laki-laki

cenderung lebih aktif bergerak dibandingkan anak perempuan. Hal

ini memungkinkan anak laki-laki memiliki keseimbangan yang

lebih baik dibandingkan anak perempuan.

f. Anatomi

Kaki adalah bagian tubuh yang berfungsi untuk berjalan atau

berdiri. Ini bagian yang bersentuhan dengan tanah atau permukaan

pendukung lainnya dalam posisi berdiri dan penggerak. Kaki

manusia memiliki empat fungsi yang berbeda. Pertama, fungsi

dukungan yang merupakan satu-satunya fungsi pasif dari empat

fungsi tersebut. Kaki mendukung seluruh tubuh. Kedua, adalah

keseimbangan yang merupakan fungsi aktif. Fungsi ini

memungkinkan tubuh untuk bergoyang lateral ke tingkat tertentu

dan tidak jatuh. Keseimbangan juga membantu tubuh tetap tegak

dan memungkinkan kita untuk bekerja melawan gravitasi. Ketiga

adalah shock absorption ketika seseorang berlari, berjalan, berdiri,

dan lain-lain. Fitur shock absorption pada kaki memungkinkan

tekanan gravitasi untuk meminimalkan pada seluruh tubuh kita.

Fungsi ke empat adalah penggerak tubuh. Fungsi ini membantu

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

26

manusia dengan normal gait cycle dan memungkinkan kita untuk

mobile (Josepayt, 2007).

g. Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari

perhitungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang dengan

rumus:

Berat Badan (Kg) IMT =

Tinggi Badan2 (m)

Batasan dalam menentukan IMT menurut tabel indeks WHO

tahun 2000 adalah berat badan dinyatakan “normal” bila nilai IMT

18.5-24.99, berat badan dinyatakan “overweight” bila nilai IMT

25.00-29.99, berat badan dinyatakan “obesity” bila nilai IMT

>30.00, dan berat badan dinyatakan “underweight” bila nilai IMT

<18.50 (Purnama et al., 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

derajat kegemukan memiliki pengaruh yang besar terhadap

performa dan kemampuan atlet (Husein, 2006).

h. Ketajaman Visus

Ketajaman visus juga disebut sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi keseimbangan. Penurunan ketajaman visus, persepsi

kedalaman dan sensitifitas kontras berhubungan signifikan dengan

jatuh dan dengan instabilitas postural (Husein, 2006).

i. Proprioseptif

Faktor lain yang perlu diperhatikan yang dapat

mempengaruhi keseimbangan postural adalah gangguan

proprioseptif. Proprioseptif mempunyai peranan penting dalam

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

27

keseimbangan karena fungsi proprioseptif merupakan faktor

independen untuk terjadinya gangguan keseimbangan postural.

Meskipun dengan fungsi visual yang baik, orang dengan gangguan

proprioseptif secara bermakna mengalami instabilitas postural

(Husein, 2006).

j. Psikologi

Anak laki-laki secara psikologis akan lebih tertarik pada

permainan yang memerlukan berbagai jenis gerakan karena

sebagian besar anak laki-laki selalu ingin mempertontonkan

keterampilan geraknya dalam berbagai situasi (Nusufi, 2012).

Kepribadian olahragawan dalam lingkungan sosial tertentu sebagai

kesatuan bio-sosial merupakan pusat pelatihan yang memungkinkan

perkembangan prestasi baru. Situasi tertentu dapat berkonsentrasi

secara maksimal akan mampu menyelesaikan pelatihan dengan

baik. Kepercayaan akan kemampuan diri dapat meningkatkan

keberanian dalam menyelesaikan pelatihan yang lebih sulit (Santika,

2014).

2.2.4.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi diantaranya

aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang

secara substansial meningkatkan penggunaan energi dan dapat

berupa kegiatan sehari-hari (berjalan, bermain, mengerjakan

pekerjaan rumah) maupun aktivitas olahraga (bersepeda, sepak

bola). Lord (dalam penelitian Husein, 2006) menyebutkan

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

28

bahwa stabilitas postural yang tidak baik semata-mata

disebabkan oleh kurangnya aktivitas.

2.2.5 Gangguan Keseimbangan

Berbagai gangguan perkembangan gerak disebabkan karena

keseimbangan yang jelek, yang mana mengakibatkan kesulitan dari

banyak perkembangan aktivitas fungsional sehari-hari (Cronin and Rine,

2010). Gangguan keseimbangan dapat disebabkan oleh cedera atau

penyakit dari tiga tingkat proses informasi yakni sensory input,

sensorimotor integration, dan motor output generation (Kisner and

Colby, 2007). Adapun penyakit dari tingkat proses informasi adalah

sebagai berikut.

a. Gangguan pada sensory input

Defisit proprioseptif terlibat sebagai penyebab penurunan

keseimbangan menyusul cedera atau penyakit pada ekstremitas dan

trunk. Defisit pada somatosensoris, visual atau vestibular

mengakibatkan penurunan pada keseimbangan dan mobilitas.

Sensasi somatis yang menurun di ekstremitas bawah disebabkan oleh

perifer polineuropatis pada usia lanjut dan penderita diabetes

diasosiasikan dengan defisit keseimbangan. Gangguan penglihatan

yang disebabkan oleh penyakit, trauma atau penuaan dapat

menurunkan keseimbangan dan berisiko untuk jatuh. Individu

dengan kerusakan sistem vestibular yang disebabkan oleh cedera

otak, infeksi virus atau penuaan mungkin mengalami vertigo dan

instabilitas postur.

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

29

b. Gangguan pada integrasi sensori motor

Kerusakan basal ganglia, cerebellum atau area motor

suplemental mengganggu proses datangnya informasi sensoris,

mengakibatkan kesulitan mengadaptasikan informasi sensoris dalam

menanggapi perubahan lingkungan dan terganggunya antisipasi dan

reaksi penyesuaian postural.

c. Gangguan pada biomekanik dan motor output

Defisit dalam komponen motor kontrol keseimbangan dapat

disebabkan oleh gangguan sistem muskuloskeletal dan

neuromuskuler. Malalignment postur seperti kifosis yang terjadi pada

orang tua mengakibatkan COM bergeser dari pusat BOS

meningkatkan perubahan pada batas stabilitasnya. Karena kaki

beroperasi sebagai rantai tertutup, gangguan LGS atau kekuatan otot

di salah satu sendi dapat mengubah postur dan keseimbangan

gerakan di seluruh tungkai. Sebagai contoh, pembatasan gerakan

pergelangan kaki karena kontraktur, penggunaan ortose pada kaki

atau kelemahan pada penggerak dorsi fleksi pergelangan kaki

menghilangkan penggunaan ankle strategy mengakibatkan

peningkatan penggunaan otot panggul dan trunk untuk kontrol

keseimbangan. Pada individu dengan kasus neurologis kegagalan

untuk menghasilkan kekuatat otot yang adekuat karena abnormalitas

tonus atau gangguan koordinasi dari strategi motorik menghambat

kemampuan seseorang untuk merekrut otot yang dibutuhkan untuk

keseimbangan. Nyeri dapat mengubah batas normal stabilitas

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

30

seseorang dan jika berlangsung terus menerus mengakibatkan

gangguan mobilitas.

d. Proses penuaan

Proses penuaan dapat mengakibatkan gangguan

keseimbangan, hal ini disebabkan oleh adanya kemunduran pada

semua sistem sensori (somatosensoris, vision, vestibular) dan ketiga

tahap proses informasi (proses sensori, integrasi sensorimotor dan

motor output).

2.3 Core Stability Exercise

2.3.1 Definisi Core Stability Exercise

Core Stability Exercise adalah latihan yang ditujukan pada core

muscle yaitu otot-otot abdominal dan lumbopelvic, dimana otot-otot

tersebut berfungsi sebagai stabilisator aktif pada daerah core

(lumbopelvic-hip complex). Keseimbangan dan stabilitas yang baik

adalah ketika center of mass (COM) dan center of gravity (COG) dapat

dipertahankan di atas base of support (BOS) (Kisner and Colby, 2007).

Daerah core dari tubuh adalah lumbopelvis-hip complex.

Termasuk di dalamnya adalah vertebra lumbal, pelvis, hip joint, ligamen-

ligamen dan otot-otot yang menghasilkan atau membatasi gerakan.

Stabilitas adalah kemampuan untuk membatasi perpindahan dan

menjaga integritas struktural. Core stability adalah kemampuan dari

lumbopelvic-hip complex untuk mencegah columna vertebra menekuk

dan mengembalikan ke keseimbangan dari berbagai macam gangguan

keseimbangan (Milner, 2008).

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

31

2.3.2 Mekanisme Core Stability Exercise Dapat Meningkatkan

Keseimbangan Dinamis

Core Stability Exercise bertujuan untuk meningkatkan stabilitas

dan keseimbangan dinamis, meningkatkan fungsi sensorimotor, dan

memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien. Core

Stability Exercise dapat meningkatkan kekuatan pada otot-otot postural

dan stabilitas pada trunk dan postur sehingga dapat meningkatkan

keseimbangan dinamis. Selain itu pada saat terjadi peningkatan core

akan diikuti oleh gerakan ekstensi hip, knee, dan peningkatan kekuatan

otot-otot ankle dan juga terjadi perbaikan konduktifitas saraf.

Pemberian Core Stability Exercise mempunyai hubungan antara

core stability dengan hip, knee, dan ankle. Hal ini karena semua bagian

pada tubuh terhubung satu sama lain dari area proksimal hingga ke

distal, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu juga

sesuai dengan teori iradiasi, yaitu bila terdapat stimulus yang kuat pada

satu regio tertentu, maka stimulus tersebut akan disebarkan ke regio lain

(terutama regio yang berdekatan dengan regio yang terstimulus tersebut).

Jika core kuat maka otot-otot pada hip, knee, dan ankle juga akan

menjadi kuat. Dengan adanya Kekuatan pada core, otot-otot hip, knee,

dan ankle dapat meningkatkan keseimbangan dinamis.

Core stability merupakan kombinasi dari sistem stabilitas global

dan lokal. Sistem stabilitas global mengacu pada otot-otot besar dan

superfisial yang mengelilingi daerah abdominal dan lumbal, termasuk di

dalamnya adalah rectus abdominalis, obliqus external, obliqus internal,

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

32

quadratus lumborum, erector spine, iliopsoas. Otot-otot tersebut

merupakan penggerak utama dari fleksi, ekstensi dan rotasi trunk atau

hip. Sistem stabilitas lokal mengacu pada otot-otot intrinsik dan dalam

dari dinding perut, termasuk di dalamnya adalah transverse abdominus,

multifidus, diapraghma, pelvic floor. Otot-otot ini terkait dengan

stabilitas segmental tulang belakang lumbal selama keseluruhan gerakan

tubuh dan dimana penyesuaian postural diperlukan (Marshall and

Murphy, 2005). Adapun otot-otot yang terkait dengan stabilitas

segmental tulang belakang lumbal selama keseluruhan gerakan tubuh

dan dimana penyesuaian postural diperlukan adalah sebagai berikut.

a. Rectus abdominis

Bertanggung jawab untuk gerakan fleksi trunk. Origo terletak

di symphysis pubis, pubic crest. Insersio terletak di kartilago kosta

ke-5 sampai 7, prosesus xipoideus. Disarafi oleh rami ventral T6/7-

T12, seperti disajikan pada Gambar 2.7.

b. Obliqus external

Sebagai penggerak fleksi, lateral fleksi dan rotasi trunk.

Origo terletak di batas luar kosta ke-8 dan kartilago kostanya.

Insersio terletak di bibir luar dua per tiga anterior dari crista iliaca,

abdominal aponeurosis ke linea alba membentang dari prosesus

xipoid ke simpisis pubis. Disarafi oleh rami ventral bawah saraf

thorak ke-6 (T7-T12), seperti disajikan pada Gambar 2.7.

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

33

c. Obliqus internal

Sebagai penggerak fleksi, lateral fleksi dan rotasi trunk.

Origonya terletak di dua per tiga lateral dari ligamentum inguinalis,

dua per tiga anterior dari garis menengah crista iliaca, fasia

torakolumbalis. Insersionya terletak di bawah kosta 4 dan kartilago

kostanya, puncak pubis, abdominal aponeurosis ke linea alba.

Obliqus internal disarafi oleh rami ventral bawah saraf torak 6, saraf

lumbal pertama, seperti disajikan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Anterior view of the abdominal muscle (Cassandra, 2014)

d. Quadratus lumborum

Sebagai penggerak lateral fleksi trunk, ekstensi vertebra

lumbar, kosta ke-12 selama inspirasi. Origonya terletak di ligamen

iliolumbalis, bagian posterior dari crista iliaca. Insersio terletak di

tepi luar dari kosta ke-12, prosesus transfersus L1-L4. Quadratus

lumborum disarafi oleh ventral rami dari T12 dan L1-L3/4.

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

34

e. Lumbar erector spine

Terdiri dari iliocostalis, longissimus dan spinalis. Iliocostalis

lumborum, sebagai penggerak ekstensi dan lateral fleksi kolum

vertebra, origo terletak di medial dan lateral puncak sacral prosesus

spinosus T11-T12, vertebra lumbal dan ligamen supraspinonusnya,

bagian tengah crista iliaca. Insersio di sudut bawah rusuk 6 atau 7.

Longissimus thoracdis sebagai ekstensor dan lateral fleksor

kolumna vertebra. Origo di prosesus transversus dan asesorius

vertebra lumbal dan fasia torakolumbal. Insersio di prosesus

transversus T1-T12 dan bawah rusuk 9 atau 10.

Spinalis sebagai ekstensor kolumna vertebra. Origo di

toraksis spinalis-prosesus spinosus T11-T12. Insersio di toraksis

spinalis-prosesus spinosus atas vertebra torak 4-8. Lumbar erector

spine disarafi oleh rami dorsal.

f. Iliopsoas

Iliacus merupakan penggerak fleksi dari hip dan trunk. Origo

terletak di dua per tiga superior fosa iliaca, bibir bagian dalam crista

iliaca, sacrum, bagian depan dari sacroiliaca dan iliolumbar

ligament. Insersionya bercampur dengan insersio psoas major sampai

trochanter. Iliacus disarafi oleh nerves femoralis (L2, L3).

Psoas major, merupakan penggerak fleksi hip dan lumbal.

Origo terletak di corpus T12 dan lumbal, dasar dari prosesus

transversus vertebra lumbal, discus intervertebra lumbal. Insersio di

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

35

trochantor. Psoas major disarafi oleh rami anterior dari pleksus

lumbal (L1-L3).

Psoas minor sebagai penggerak fleksi trunk. Origo di corpus

vertebra T12 dan L1 dan diskus intervertebralis. Insersio di pecten

pubis, iliopubic eminence, iliac fascia. Psoas minor disarafi ramus

anterior (L1).

g. Transversus abdominus

Meningkatkan tekanan intra abdominal dan mempertahankan

otot-otot abdomen. Origo terletak di ligamentum inguinalis, dua per

tiga anterior dari bibir dalam puncak iliaka, fasia torakolumbal antara

puncak iliaka dan rusuk ke-12, bawah kartilago kosta 6. Insersionya

di abdominal aponeurosis sampai linea alba. Tranversus abdominalis

disarafi rami ventral dari torak 6 bawah dan saraf lumbal pertama.

h. Multifidus

Penggerak ekstensi, rotasi dan lateral fleksi vertebra.

Berorigo di bagian belakang sacrum, aponeurosis dari erector spine,

spina iliaka posterior superior, posterior ligamen sacroiliaka,

prosesus mamilaris lumbal, semua prosesus transversus lumbal,

prosesus artikularis 4 vertebre cervical bawah. Berinsersio di

prosesus spinosus semua vertebre dari L5 sampai aksis. Multifidus

disarafi rami dorsal saraf spinalis, seperti disajikan pada Gambar 2.8.

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

36

Gambar 2.8 Multifidus, diaphragm, pelvic floor muscles (Alva, 2013)

i. Diafragma

Difragma menarik tendon sentral inferior, mengakibatkan

perubahan volume dan tekanan rongga thorax dan abdomen.

Diafragma berorigo pada permukaan posterior prosesus xipoideus,

bawah kartilago kosta 6 dan sebelah rusuk di setiap sisi, medial dan

lateral ligamen arkuata, aspek anterolateral dari tubuh vertebre

lumbalis. Insersionya terletak di tendon sentral. Diafragma disarafi

oleh saraf frenicus (C3-C5) (Kenyon, 2004), seperti disajikan pada

Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Diafragma (Putz and Pabst, 2006)

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

37

j. Pelvic floor

Merupakan lapisan otot yang memberikan gerakan pada

organ-organ panggul. Kandung kemih dan usus pada pria, kandung

kemih, usus dan rahim pada wanita. Membentang dari tulang ekor ke

tulang kemaluan dan dari tulang duduk yang satu ke tulang duduk

yang lainnya. Kontraksi pada otot-otot ini mengakibatkan kontraksi

otot-otot dasar panggul, seperti disajikan pada Gambar 2.8.

Penguatan core muscle bukan hanya untuk orang dewasa.

Anak-anak perlu memiliki dasar yang kuat dari pusat tubuh.

Kekuatan core muscle mendorong semua jenis perkembangan

keterampilan dari koordinasi bilateral, postural dan stabilitas untuk

keseimbangan dan daya tahan. Semua keterampilan tersebut saling

mendukung antara satu dengan yang lainnya, memberikan kontribusi

untuk keterampilan motorik kasar dan halus serta mendukung

perkembangan anak yang sehat. Tanda-tanda anak yang

membutuhkan penguatan pada core muscle adalah anak yang duduk

dengan w-sitting, sikap tubuh yang buruk saat duduk dan berdiri

serta anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan

kemampuan motorik (Djrobnjak, 2014).

2.4 Heel Raises Exercise

2.4.1 Definisi Heel Raises Exercise

Heel Raises Exercise adalah program latihan untuk meningkatkan

kekuatan otot tungkai dengan mengangkat tumit salah satu atau kedua

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

38

kaki yang dapat memberikan peningkatan pada keseimbangan dinamis

(Pujianto, 2009). Dalam jurnal yang tulis oleh Flanagan, S.P., et al.,

tahun 2005 berdiri sambil berjinjit atau the standing heel raises (dikenal

juga dengan nama “calf raises”) adalah latihan untuk meningkatkan

kekuatan otot gastrocnemius dan otot plantar fleksor kaki. Gerakan dari

heel raises relatif sederhana dengan sedikit atau tanpa alat, dan dapat

dilakukan di rumah. Heel Raises Exercise sering digunakan sebagai

latihan untuk meningkatkan keseimbangan.

Gambar 2.10 Gastrocnemius muscle (Netter, 2011)

Heel Raises Exersice mempunyai kinerja otot yang mengacu

pada kapasitas otot untuk melakukan pekerjaan. Meskipun

kesederhanaan definisi, kinerja otot adalah komponen yang kompleks

pada gerakan fungsional dan dipengaruhi oleh semua sistem tubuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja otot meliputi kualitas

morfologi otot seperti neurologis, pengaruh biokimia, dan biomekanik

dan metabolik, kardiovaskular, pernapasan, kognitif, dan fungsi

emosional. Untuk mengantisipasi seseorang, merespon, dan

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

39

mengendalikan kekuatan yang diterapkan pada tubuh dan melaksanakan

tuntutan fisik dari kehidupan sehari-hari dengan cara yang aman dan

efisien, otot-otot tubuh harus mampu menghasilkan, mempertahankan,

dan mengatur ketegangan otot untuk memenuhi tuntutan tersebut (Kisner

and Colby, 2007).

2.4.2 Mekanisme Heel Raises Exercise Dapat Meningkatkan

Keseimbangan Dinamis

Heel Raises Exercise merupakan latihan yang bertujuan untuk

meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas bawah terutama otot

gastrocnemius. Heel Raises Exercise dapat meningkatkan kekuatan otot

dan stabilitas pada hip, knee, dan ankle karena adanya rangsangan

proprioseptif yang ikut meningkat untuk mempertahankan posisi agar

tetap seimbang.

Pemberian Heel Raises Exercise mempunyai hubungan antara

hip, knee, ankle, dan core muscle. Hal ini karena saat melakukan heel

raises semua bagian pada tubuh terhubung satu sama lain dari area distal

hingga ke proksimal, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Dengan adanya peningkatan kekuatan pada core, otot-otot hip, knee, dan

ankle maka keseimbangan dinamis juga akan meningkat.

2.4.3 Adaptasi Fisiologi Heel Raises Exercise

Heel Raises Exercise termasuk dalam resistence exercise dimana

pengaruh resistence exersice pada rehabilitasi dapat mempengaruhi

suatu dampak besar pada semua sistem tubuh. Resistence exersice sama

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

40

pentingnya bagi pasien dengan kinerja otot yang terganggu dan individu

yang ingin meningkatkan atau mempertahankan tingkat kebugaran,

meningkatkan kinerja, atau mengurangi risiko cedera (Kisner and Colby,

2007):

1) Neural Adaptations

Kegiatan selama 4 sampai 8 minggu latihan dengan sedikit

sampai tidak ada bukti serat otot hipertropi. Hal ini juga memungkinkan

bahwa peningkatan aktivitas saraf adalah sumber kemajuan tambahan

dalam kekuatan di akhir program latihan resistansi bahkan setelah otot

hipertropi telah mencapai puncak.

2) Skeletal Adaptations

a) Hipertropi

Kapasitas tension-producing otot secara langsung

berkaitan dengan daerah fisiologis dari cross-sectional serat otot

individu. Hipertrofi adalah peningkatan ukuran (bulk) dari serat

otot individu yang disebabkan oleh peningkatan volume

myofibrillar. Setelah periode diperpanjang dari menengah sampai

tinggi pada intensitas latihan resistensi, biasanya dengan 4

sampai 8 minggu tetapi sedini mungkin 2 sampai 3 minggu

dengan latihan resistensi intensitas sangat tinggi, hipertrofi

menjadi adaptasi semakin penting yang menyumbang

keuntungan kekuatan otot.

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

41

b) Adaptasi Tipe Serat Otot

Serat otot yang istimewa untuk hipertropi adalah tipe II

(phasic) dengan latihan resisten berat. Selain itu, tingkat

substansial plastisitas ada di serat ototnya sehubungan dengan

kontraktil dan sifat metaboliknya. Transformasi tipe IIB menjadi

tipe IIA umumnya dengan latihan daya tahan, serta selama

minggu-minggu awal latihan resisten berat, membuat serat tipe II

lebih tahan pada kelelahan. Ada beberapa bukti yang

menunjukkan tipe I menjadi tipe II konversi pada tungkai

denervated pada hewan di laboratorium. Namun, ada sedikit atau

tidak ada bukti tipe II menjadi tipe I konversi dalam kondisi

pelatihan rehabilitasi atau program kebugaran.

c) Adaptasi Vascular dan Metabolisme

Berlawanan dengan apa yang terjadi dengan latihan daya

tahan, ketika otot-otot hipertrofi dengan intensitas tinggi, low-

volume training, capillary bed sebenarnya berkurang karena

peningkatan jumlah myofilaments per serat. Perubahan lain yang

berhubungan dengan metabolisme, seperti penurunan kepadatan

mitokondria, juga terjadi dengan latihan resistensi yang intensitas

tinggi. Hal ini terkait dengan penurunan kapasitas oksidatif otot.

d) Adaptasi Jaringan Ikat

Meskipun bukti terbatas, tampak bahwa tensile strength

dari tendon dan ligamen serta tulang dengan latihan resisten yang

dirancang adalah untuk meningkatkan kekuatan otot.

Page 36: TINJAUAN PUSTAKA Sepak Bola - sinta.unud.ac.id II.pdf · kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya (Subroto,

42

Peningkatan kekuatan di tendon mungkin terjadi pada

sambungan musculotendinous, sedangkan peningkatan kekuatan

ligamen dapat terjadi pada ligament-bone interface. Peningkatan

tensile strength pada tendon dan ligamen dapat memberikan

respon latihan resisten untuk mendukung kekuatan dan ukuran

perubahan adaptif dalam otot. Jaringan ikat dalam otot (sekitar

serat otot) juga mengental, memberikan lebih banyak dukungan

untuk serat membesar. Akibatnya, ligamen dan tendon yang kuat

mungkin kurang rentan terhadap cedera sehingga kekuatan

jaringan lunak non-contractile dapat berkembang lebih cepat

dengan latihan ketahanan eksentrik dibandingkan dengan jenis

lain dari latihan resistensi.