Upload
astuti-susanti
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
1/24
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES
1. Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(!"#!$%, 200&)'
2. Faktor Risiko
Menurut uyono (200), DM di %ndonesia akan terus meningkat disebabkan
beberapa *aktor antara lain +
a' aktor keturunan (genetik)
b' aktor kegemukan atau obesitas (%M . 25 kg/m2)
- erubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat- Makan berlebihan
- idup santai, kurang gerak badan
c' aktor demogra*i
- 1umlah penduduk meningkat
- rbanisasi
- enduduk berumur di atas 30 tahun meningkat
d' #urang gi4i'
3. Epideio!o"i
ekitar 6,2 juta orang di Amerika erikat menderita DM dan diantara pasien ini
5,2 juta orang tidak terdiagnosa' "isiko mengalami diabetes untuk bayi yang
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
2/24
dilahirkan pada tahun 2000 diperkirakan adalah 72,68 untuk pria dan 76,58 untuk
9anita' DM tipe ditemukan pada 58 sampai 08 pasien dengan diabetes dan
pre:alensinya pada orang yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sekitar dalam
300' DM tipe tidak memiliki :ariasi musiman dan perbedaan jenis kelamin secara
klinis tidak bermakna' DM tipe 2 dijumpai pada ;08 sampai ;58 dari semua pasien
dengan diabetes' re:alensinya berbeda di antara kelompok ras dan etnis yang
berbeda (A*rika-Amerika ,38,
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
3/24
#lasi*ikasi Diabetes Melitus menurut !"#!$% 200& dalam dilihat dalam tabel
2' diba9ah ini +
a' D# tipe 1$ ins%!in dependent dia&etes e!!it%s 'IDD#(
Diabetes jenis ini terjadi akibat kerusakan sel @ pakreas' Dahulu, DM tipe
disebut juga diabetes onset-anak (atau onset-remaja) dan diabetes rentanketosis
(karena sering menimbulkan ketosis)' >nset DM tipe biasanya terjadi sebelum usia
25-70 tahun (tetapi tidak selalu demikian karena orang de9asa dan lansia yang kurus
juga dapat mengalami diabetes jenis ini)' ekresi insulin mengalami de*isiensi
(jumlahnya sangat rendah atau tidak ada sama sekali)' Dengan demikian, tanpa
pengobatan dengan insulin (penga9asan dilakukan melalui pemberian insulin
bersamaan dengan adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam
situasi ketoasidosis diabetik (Arisman, 20)'
ejala biasanya muncul secara mendadak, berat dan perjalanannya sangat
progresi*B jika tidak dia9asi, dapat berkembang menjadi ketoasidosis dan koma'
#etika diagnosa ditegakkan, pasien biasanya memiliki berat badan yang rendah' asil
tes deteksi antibodi islet hanya bernilai sekitar 50-608 dan #D .30 mg/d<
(Arisman, 20)'
&. D# tipe 2$ non)ins%!in dependent dia&etes e!!it%s 'NIDD#(
DM jenis ini disebut juga diabetes onset-matur (atau onset-de9asa) dan diabetes
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
4/24
resistan-ketosis (istilah $%DDM sebenarnya tidak tepat karena 258 diabetes, pada
kenyataannya, harus diobati dengan insulinB bedanya mereka tidak memerlukan
insulin sepanjang usia)' DM tipe 2 merupakan penyakit *amilier yang me9akili
kurang-lebih 658 kasus DM di $egara maju, dengan pre:alensi sangat tinggi (758
orang de9asa) pada masyarakat yang mengubah gaya hidup tradisional menjadi
modern (Arisman, 20)' DM tipe 2 mempunyai onset pada usia pertengahan (30-an
tahun), atau lebih tua, dan cenderung tidak berkembang kearah ketosis' #ebanyakan
penderita memiliki berat badan yang lebih' Atas dasar ini pula, penyandang DM jenis
ini dikelompokkan menjadi dua + () kelompok obes dan (2) kelompok non-obes'
#emungkinan untuk menderita DM tipe 2 akan berlipat ganda jika berat badan
bertambah sebanyak 208 di atas berat badan ideal dan usia bertambah 0 tahun atau
di atas 30 tahun (Arisman, 20)'
ejala muncul perlahan-lahan dan biasanya ringan (kadang-kadang bahkan
belum menampakkan gejala selama bertahun-tahun) serta progresi:itas gejala
berjalan lambat' #oma hiperosmolar dapat terjadi pada kasus-kasus berat' $amun,
ketoasidosis jarang sekali muncul, kecuali pada kasus yang disertai stress atau in*eksi'
#adar insulin menurun atau bahkan tinggi, atau mungkin juga insulin bekerja tidak
e*ekti* (Arisman, 20)' engendaliannya boleh jadi hanya berupa diet dan (jika tidak
ada kontraindikasi) olahraga, atau dengan pemberian obat hipoglisemik (Arisman,
20)'
erbedaan DM tipe dan 2 dapat digambarkan didalam tabel 2'2 di ba9ah ini+
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
5/24
*. D# tipe !ain
Diabetes jenis ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder, atau DM tipe lain'
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
6/24
!tiologi diabetes jenis ini, meliputi + (a) penyakit pada pankreas yang merusak sel @,
seperti hemokromatosis, pankreatitis, *ibrosis kistikB (b) sindrom hormonal yang
mengganggu sekresi dan/atau menghambat kerja insulin, seperti akromegali,
*eokromositoma, dan sindrom =ushingB (c) obat-obat yang menggangu sekresi insulin
(*enitoin CDilantin) atau menghambat kerja insulin (estrogen dan glukokortikoid)B (d)
kondisi tertentu yang jarang terjadi, seperti kelainan pada reseptor insulinB dan (e)
sindrom genetic (Arisman, 20)'
d. Dia&etes #e!!it%s ke+ai!an 'D#K(
Diabetes mellitus kehamilan dide*enisikan sebagai setiap intoleransi glukosa
yang timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama, tanpa memandang derajat
intoleransi serta tidak memperhatikan apakah gejala ini lenyap atau menetap selepas
melahirkan' Diabetes jenis ini biasanya muncul pada kehamilan trimester kedua dan
ketiga' #ategori ini mencakup DM yang terdiagnosa ketika hamil (sebelumnya tidak
diketahui)' ?anita yang sebelumnya diketahui telah mengidap DM, kemudian hamil,
tidak termasuk ke dalam kategori ini (Arisman, 20)'
,. Patofisio!o"i
#eadaan normal kadar glukosa darah berkisar antara 0-0 mg/dl, setelah
makan kadar glukosa darah dapat meningkat 20-30 mg/dl dan akan menjadi normal
dengan cepat' #elebihan glukosa dalam darah disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan sel-sel otot (glicogenesis) yang diatur oleh hormon insulin yang bersi*at anabolik'
#adar glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan puasa karena glukosa
dilepaskan dari cadangan-cadangan tubuh (glycogenolisisi) oleh hormon glucagon
yang bersi*at katabolik (Arisman, 20)
Mekanisme regulasi kadar glukosa darah, hormon insulin merupakan satusatunya
hormon yang menurunkan glukosa darah (!"#!$%, 200&)'
%nsulin adalah hormon protein dibuat dari dua rantai peptida (rantai A dan rantai
E) dihubungkan pada dua lokasi melalui jembatan disul*ida' Dalam bentuk ini lah
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
7/24
insulin dilepaskan ke dalam darah dan beraksi pada sel target' %nsulin disintesa di
dalam sel @ di reticulum endoplasmik, sebagai rantai peptida lebih besar yang disebut
proinsulin (Mardiati, 2000)'
ada diabetes melitus de*isiensi atau resistensi hormon insulin menyebabkan
kadar gula darah menjadi tinggi karena menurunnya ambilan glukosa oleh jaringan
otot dan adiposa serta peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati, akibatnya otot
tidak mendapatkan energi dari glukosa dan membuat alternati* dengan membakar
lemak dan protein (Mardiati, 2000)' Dampak lebih jauh terjadi komplikasi-
komplikasi yang secara biokimia menyebabkan kerusakan jaringan atau komplikasi
tersebut akibat terdapatnya + () likosilasi, kadar gula yang tinggi memudahkan
ikatan glukosa pada berbagai protein yang dapat ire:ersibel yang sering mengganggu
*ungsi proteinB (2) 1alur poliol (peningkatan akti*itas aldose reductase), jaringan
mengandung aldose reductase (sara*, ginjal, lensa mata) dapat menyebabkan
metabolisme kadar gula yang tinggi menjadi sorbitol dan *ructose' roduk jalur poliol
ini berakumulasi dalam jaringan yang terkena menyebabkan bengkak osmotik dan
kerusakan sel (al4ler, =ra9*ord dan #umar, 200)'
-. Dia"nosis dan Peeriksaan Fisik
Eerbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM' #ecurigaan adanya
DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM, antara lain (!"#!$%,
200&) +
a' #eluhan klasik DM berupa + poliuria, poli*agia, dan penurunan berat badan yang
tidak dijelaskan sebabnya'
b' b' #eluhan lain dapat berupa + lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan
dis*ungsi ereksi pada laki-laki serta pruritus :ul:a pada perempuan'
elain dengan keluhan, diagnosa DM harus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
kadar glukosa darah dengan cara en4imatik dengan bahan darah plasma :ena'
enggunaan bahan darah utuh (9hole blood), :ena ataupun kapiler sesuai kondisi
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
8/24
dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai
pembakuan ?>' edangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (usta:iani,
200&B !"#!$%, 200&)'
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
9/24
ntuk kelompok tanpa keluhan DM, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru
satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosa DM'
Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mendapatkan sekali lagi angka
abnormal, baik kadar glukosa darah puasa F 2& mg/dl, kadar glukosa darah se9aktu
F 200 mg/dl pada hari yang lain, atau hasil tes toleransi glukosa oral (>)
didapatkan kadar glukosa darah setelah pembebanan F 200 mg/dl (!"#!$%, 200&)'
. Penata!aksanaan
enatalaksanaan Diabetes Melitus dapat dilakukan dengan cara pengelolaan yang
baik' ujuan penatalaksanaan secara umum menurut !"#!$% (200&) adalah
meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes'
enatalaksanaan dikenal dengan empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus,
yang meliputi + edukasi, terapi gi4i medis, latihan jasmani dan pengelolaan*armakologis' engelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani selama beberapa 9aktu (2-3 minggu)' Apabila kadar glukosa darah belum
mencapai sasaran, dilakukan inter:ensi *armakologis dengan obat hipoglikemik oral
(>>) dan atau suntikan insulin' ada keadaan tertentu, >> dapat segera diberikan
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
10/24
secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi' Dalam keadaan
dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang
menurun dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan'
engetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia dan cara
mengatasinya harus diberikan kepada pasien, sedangkan pemantauan kadar glukosa
darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus (!"#!$%,
200&)'
a. Ed%kasi
Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah
terbentuk dengan kokoh' #eberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan
partisipasi akti* penderita, keluarga dan masyarakat' im kesehatan harus
mendampingi penderita dalam menuju perubahan perilaku' ntuk mencapai
keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensi*
pengembangan ketrampilan dan moti:asi' !dukasi secara indi:idual dan pendekatan
berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil'
erubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian,
perencanaan, implementasi, dokumentasi dan e:aluasi (!"#!$%, 200&)'
&. Terapi /i0i #edis
tandar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang
dalam hal karbohidrat, protein, lemak, sesuai dengan kecukupan gi4i baik sebagai
berikut (!"#!$%, 200&)+
G #arbohidrat + 35 H &58 total asupan energi
G rotein + 0 H 208 total asupan energi
G
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
11/24
ditambah dengan kebutuhan kalori untuk akti*itas, koreksi status gi4i, dan kalori yang
diperlukan untuk menghadapi stres akut sesuai dengan kebutuhan' ada dasarnya
kebutuhan kalori pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat
memenuhi kebutuhan untuk akti*itas baik *isik maupun psikis dan untuk
mempertahankan berat badan supaya mendekati ideal (!"#!$%, 200&)'
*. ati+an Jasani
#egiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (7-3 kali
seminggu selama kurang lebih 70 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe 2' #egiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan #onsensus engelolaan dan
encegahan Diabetes Melitus ipe 2 di %ndonesia 200&'
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
12/24
d. Pen"e!o!aan Farako!o"is
arana pengelolaan *armakologis diabetes mellitus dapat berupa >bat
ipoglikemik >ral (>>)' Eerdasarkan cara kerjanya, >> dibagi menjadi 3
golongan, antara lain (oegondo,200) +
A. Pei*% sekresi ins%!in 'ins%!in se*reta"o"%e( s%!foni!%rea dan "!inid
1. S%!foni!%rea
>bat golongan ini mempunyai e*ek utama meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan
normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat
badan lebih' ntuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai
keadaaan seperti orang tua, gangguan *aal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta
penyakit kardio:askular, tidak dianjurkan penggunaan sul*onilurea kerja panjang'
2. /!inidlinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sul*onilurea, dengan
penekanan pada meningkatkan sekresi insulin *ase pertama' olongan ini terdiri
dari 2 macam obat yaitu+ "epaglinid (deri:at asam ben4oat) dan $ateglinid
(deri:at *enilalanin)' >bat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
13/24
oral dan diekskresi secara cepat melalui hati'
B. Pena&a+ sensitiitas ter+adap ins%!in etforin$ tia0o!idindion
ia4olidindion (rosiglita4on dan pioglita4on) berikatan pada eroIisome
roli*erator Acti:ated "eceptor amma (A"-J), suatu reseptor inti di sel otot dan
sel lemak' olongan ini mempunyai e*ek menurunkan resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan
glukosa di peri*er' ia4olidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal
jantung klas %-%K karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada
gangguan *aal hati' ada pasien yang menggunakan tia4olidindion perlu dilakukan
pemantauan *aal hati secara berkala'
4. Pen"+a&at "!%koneo"enesis 'etforin(
>bat ini mempunyai e*ek utama mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa peri*er' erutama
dipakai pada penyandang diabetes gemuk' Met*ormin dikontraindikasikan pada
pasien dengan gangguan *ungsi ginjal (serum kreatinin . ,5 mg/d>, e*ek samping
utama, serta pengaruh obat terhadap penurunan A= dapat dilihat pada tabel 2'&
(oegondo, 200)'
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
14/24
5. Peni!aian 6asi! Terapi
Dalam praktek sehari-hari, hasil pengobatan DM harus dipantau secara terencana
dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan penunjang'
emeriksaan yang dapat dilakukan adalah (!"#!$%, 200&)'
a' emeriksaan kadar glukosa darah ujuan pemeriksaan glukosa darah +
- ntuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai
- ntuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai sasaran terapi'
ntuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa
darah puasa dan glukosa 2 jam posprandial secara berkala sesuai dengan
#ebutuhan'
b' emeriksaan A=
es hemoglobin terglikosilasi,yang disebut juga sebagai glikohemoglobin,
atau hemoglobin glikosilasi disingkat sebagai A=, merupakan cara yang
digunakan untuk menilai e*ek perubahan terapi 6-2 minggu sebelumnya' es ini
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
15/24
tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek'
emeriksaan A= dianjurkan dilakukan minimal 2 kali dalam setahun'
c' emantauan lukosa Darah Mandiri (DM)
ntuk memantau kadar glukosa darah dapat dipakai darah kapiler' aat ini
banyak dipasarkan alat pengukur kadar glukosa darah cara reagen kering yang
umumnya sederhana dan mudah dipakai' asil pemeriksaan kadar glukosa darah
memakai alat-alat tersebut dapat dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan
baik dan cara pemeriksaan dilakukan sesuai dengan cara standar yang dianjurkan'
ecara berkala, hasil pemantauan dengan cara reagen kering perlu dibandingkan
dengan cara kon:ensional'
DM dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau pemicu
sekresi insulin' ?aktu pemeriksaan DM ber:ariasi, tergantung pada terapi'
?aktu yang dianjurkan, pada saat sebelum makan, 2 jam setelah makan (menilai
ekskursi maksimal glukosa), menjelang 9aktu tidur (untuk menilai risiko
hipoglikemia), dan di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia
nokturnal yang kadang tanpa gejala, atau ketika mengalami gejala seperti
hypoglicemic spells' rosedur DM dapat dilihat pada tabel 2''
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
16/24
7. Kop!ikasi Dia&etes #e!it%s
#omplikasi akut pada diabetes mellitus antara lain (Eoedisantoso ", 200)+
a' ipoglikemia
ipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan sara* yang disebabkan penurunan
glukosa darah L &0 mg/dl' ejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrinergic
(berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuroglikopenik (pusing,
gelisah, kesadaran menurun sampai koma)' enyebab tersering hipoglikemia adalah
akibat obat hipoglikemia oral golongan sul*onilurea, khususnya klorpropamida dan
glibenklamida' enyebab tersering lainnya antara lain + makan kurang dari aturan
yang ditentukan, berat badan turun, sesudah olahraga, sesudah melahirkan dan lain-
lain'
b' #etoasidosis Diabetik
ketoasidosis diabetik (#AD) merupakan de*isiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalanan penyakit DM yang ditandai dengan trias hiperglikemia, asidosi dan
ketosis' imbulnya #AD merupakan ancaman kematian pada pasien DM'
c' iperglikemia $on #etotikiperosmolar iperglikemik $on #etotik ditandai dengan hiperglikemia,
hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis' ejala klinis utama adalah dehidrasi
berat, hiperglikemia berat dan sering kali gangguan neurologis dengan atau tanpa
adanya ketosis'
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
17/24
Akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dan meninggi terus menerus yang
dikarenakan tidak dikelola dengan baik mengakibatkan adanya pertumbuhan sel dan
juga kematian sel yang tidak normal' erubahan dasar itu terjadi pada endotel
pembuluh darah, sel otot pembuluh darah maupun pada sel masingeal ginjal,
semuanya menyebabkan perubahan pada pertumbuhan dan kematian sel yang
akhirnya akan menjadi komplikasi :askular DM' truktur pembuluh darah, sara* dan
struktur lainnya akan menjadi rusak' at kompleks yang terdiri dari gula di dalam
dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami
kebocoran' Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama menuju
kulit dan sara*' Akibat mekanisme di atas akan menyebabkan beberapa komplikasi
antara lain (?aspadji, 200&) +
a' "etinopati
erjadinya gangguan aliran pembuluh darah sehingga mengakibatkan terjadi
penyumbatan kapiler' emua kelainan tersebut akan menyebabkan kelainan
mikro:askular' elanjutnya sel retina akan berespon dengan meningkatnya
ekspresi *aktor pertumbuhan endotel :askular yang selanjutnya akan terbentuk
neo:askularisasi pembuluh darah yang menyebabkan glaukoma' al inilah yang
menyebabkan kebutaan'
b' $e*ropati
al-hal yang dapat terjadi antara lain + peningkatan tekanan glomerular dan
disertai dengan meningkatnya matriks ektraseluler akan menyebabkan terjadinya
penebalan membran basal yang akan menyebabkan berkurangnya area *iltrasi
dan kemudian terjadi perubahan selanjutnya yang mengarah terjadinya
glomerulosklerosis' ejala-gejala yang akan timbul dimulai dengan
mikroalbuminuria dna kemudian berkembang menjadi proteinuria secara klinis
selanjutnya akan terjadi penurunan *ungsi laju *iltrasi glomerular dan berakhir
dengan gagal ginjal'
c' $europati
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
18/24
Nang paling sering dan paling penting gejala yang timbul berupa hilangnya
sensasi distal atau seperti kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih
terasa sakit dimalam hari'
d' enyakit jantung koroner
#adar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar
4at berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat aterosklerosis
(penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah)' Aterosklerosis ini 2-& kali
lebih sering terjadi pada penderita DM' Akibat aterosklerosis akan menyebabkan
penyumbatan dan kemudian menjadi penyakit jantung koroner'
e' enyakit pembuluh darah kapiler
Mengenali dan mengelola berbagai *aktor risiko terkait terjadinya kaki
diabetes dan ulkus diabetes merupakan hal yang paling sering pada penyakit
pembuluh darah peri*er yang dikarenakan penurunan suplai darah di kaki'
18. Pen"at%ran Kadar /%!a
Nang berperan penting dalam *isiologi pengaturan kadar glukosa darah adalah
hepar, pankreas, adenohipo*ise dan kelenjar adrenal' engaruh lain berasal dari +
kelenjar tiroid, kerja *isik, serta *aktor imunologi dan herediter'
a. 6epar
etelah absorbsi makanan oleh usus, glukosa dialirkan kehepar melalui :ena
porta' ebagian dari glukosa tersebut disimpan sebagai glikogen' ada saat itu kadar
glukosa dalam :ena porta lebih tinggi daripada :ena hepatik' etelah absorbsi selesai,
glikogen dalam hepar dipecah lagi menjadi glukosa' ada saat ini kadar glukosa
dalam :ena hepatik lebih tinggi daripada dalam :ena porta' 1adi jelaslah bah9a hepar
dalam hal ini berperan sebagai glukostat' Dalam keadaan biasa, persediaan glikogen
dalam hepar cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama beberapa jam'
&. Pankreas
ekresi insulin kedalam darah diatur oleh berbagai *aktor yaitu +
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
19/24
G 1umlah makanan yang masuk
G ormon saluran cerna
G ormon susunan sara* (baik susunan sara* otonom maupun susunan sara* pusat)
Eerbagai 4at dalam makanan dapat merangsang sekresi insulin' ada manusia
glukosa merupakan stimulus terkuat, dimana pemberian oral lebih kuat merangsang
sekresi insulin daripada pemberian intra :ena' erangsangan sekresi insulin ini
dengan perantaraan hormon intestinal' Nang dimaksud hormon intestinal adalah
sekretin, gastrin, pankreo4imin, dan glukagon intestinal'
elain insulin, hormon pankreas yang juga penting ikut mengatur metabolisme
karbohidrat adalah glukagon' lukagon menyebabkan glikogenolisis dengan jalan
merangsang adenilsiklase, suatu en4im yang penting untuk mengakti*kan en4im
*os*orilase' enurunan cadangan glikogen dalam hepar menyebabkan bertambahnya
deaminasi dan transaminasi asam amino, sehingga glukoneogenesis menjadi lebih
akti*'
*. Siste adrener"ik 'Ke!en9ar adeno+ipofise dan ke!en9ar adrena!(
#erja 4at adrenergik/simpatik/simpatomimetik terhadap metabolisme adalah +
G Meningkatkan glikogenolisis dihepar dan otot rangka
G Meningkatkan lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak
epar mempunyai lukosa & hos*atase, tetapi otot rangka tidak mempunyai,
sehingga hepar melepas glukosa sedangkan otot rangka melepas asam laktat'
at adrenergik juga menyebabkan penghambatan sekresi insulin' Diketahui
bah9a sekresi insulin distimulasi oleh akti*itas reseptor @ (beta) adrenergik' etapi
dalam pengaruhnya, reseptor O (alpha) adrenergik lebih dominan dan ini menghambat
akti*itas reseptor @ sehingga sekresi insulin dihambat'
!pine*rin juga menyebabkan berkurangnya ambilan (uptake) glukosa oleh
jaringan peri*er, akibatnya peningkatan kadar glukosa darah dan laktat darah, serta
penurunan glikogen dalam hepar dan otot rangka'
!pine*rin meningkatkan akti*itas en4im lipase trigliserida dalam jaringan lemak
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
20/24
sehingga mempercepat pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas (*ree *atty
acid P A) dan gliserol' Akibatnya kadar asam lemak bebas dalam darah
menintgkat' Akti*itas en4im lipase trigliserida tersebut terjadi karena akti*itas reseptor
@ yang berakibat terbentuknya siklik AM'
entingnya pengaturan glukosa darah adalah karena secara normal glukosa
merupakan satu-satunya bahan makanan yang dapat digunakan oleh otak, retina,
epitel germinal gonad dalam jumlah yang cukup untuk menyuplai jaringan tersebut
secara optimal sesuai dengan energi yang dibutuhkannya' >leh karena itu,
konsentrasi glukosa darah harus dipertahankan pada kadar normal' #onsentrasi
glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena empat
alasan berikut +
() glukosa dapat menimbulkan sejumlah besar tekanan osmotik dalam cairan
ekstrasel, dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan, akan
dapat mengakibatkan timbulnya dehidrasi selB
(2) tingginya konsentrasi glukosa darah menyebabkan keluarnya glukosa dalam
air seniB
(7) ilangnya glukosa melalui urin juga menimbulkan diuresis osmotik oleh
ginjal, yang dapat mengurangi jumlah cairan tubuh dan elektrolitB
(3) peningkatan jangka panjang glukosa darah dapat menyebabkan kerusakan
pada banyak jaringan, terutama pembuluh darah' #erusakan :askular, akibat
diabetes melitus yang tidak terkontrol, akan berakibat pada peningkatan risiko
terkena serangan jantung, stroke, penyakit ginjal stadium akhir dan kebutaan
(uyton, 2006)'
11. Ke&%t%+an :at /i0i Pada Penderita Dia&etes #e!it%s
erencanaan makan hendaknya dengan kandungan 4at gi4i yang cukup dan
disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh' engetahuan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga supan 4at gi4i tersebar sepanjang hari' enurunan berat
badan ringan atau sedang (5 H 0 kg), sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
21/24
diabetes, 9alaupun berat badan idaman tidak dicapai (is9ani, 200)'
enurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan
asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi' Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 #kal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari (is9ani)' #ebutuhan 4at gi4i dapat diuraikan diba9ah ini (is9ani, 200) +
' rotein
anya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan
protein orang dengan diabetes' ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 08
sampai 208 energi dari protein total' Menurut konsensus pengelolaan diabetes di
%ndonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 0 H 58 energi'
erlu penurunan asupan protein menjadi 0,6 g/kg perhari atau 08 dari kebutuhan
energi dengan timbulnya ne*ropati pada orang de9asa dan &58 hendaknya bernilai
biologi tinggi'
2' otal
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
22/24
peningkatan trigliserida dan Kleh karena itu L 08 asupan energi
sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan
hendaknya dibatasi tidak lebih dari 700 mg perhari' $amun demikian rekomendasi ini
harus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik'
3' #arbohidrat dan emanis
"ekomendasi tahun ;;3 lebih men*okuskan pada jumlah total karbohidrat dari
pada jenisnya' "ekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali *ruktosa
dan lebih konser:ati* untuk serat' Euah dan susu sudah terbukti mempunyai respon
glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang' ?alaupun berbagai tepung-tepungan
mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah
total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat' Anjuran konsumsi
karbohidrat untuk orang dengan diabetes di %ndonesia adalah &0 H 08 energi'
5' ukrosa
Eukti ilmiah menunjukkan bah9a penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada indi:idu dengan
diabetes tipe dan 2' ukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
23/24
diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan
menambahkannya pada perencanaan makan' Dalam melakukan substitusi ini
kandungan 4at gi4i dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan 4at gi4i
makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga adanya
4at gi4i-4at gi4i lain pada makanan tersebut seperti lemak yang sering dimakan
bersama sukrosa' Mengkonsumsi makanan yang ber:ariasi memberikan lebih banyak
4at gi4i dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya 4at gi4i'
&' emanis
a' ruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan' Dalam hal ini *ruktosa dapat
memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes' $amun demikian,
karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (208 energi) yang potensial
merugikan pada kolesterol dan
8/17/2019 Tinjauan Pustaka Susan Dm Ht
24/24
6' $atrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu
tidak lebih dari 7000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai
sedang, dianjurkan 2300 mg natrium perhari'
6IPERTENSI