17
BAB I TINJAUAN TEORI 1.1 Karakteristik Geometrik Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, tipe jalan merupakan jumlah lajur dan arah dari ruas/segmen jalan yang terbagi menjadi seperti berikut: A. Jalan dua lajur dua arah Tipe jalan ini meliputi semua jalan perkotaan dua lajur dua arah (2/2 UD) dengan lebar jalur lalu-lintas lebih kecil dari dan sama dengan 10,5 meter. Untuk jalan dua arah yang lebih lebar dari 11 eter, jalan sesungguhnya selama beroperasi pada kondisi arus tinggi sebaiknya diamati sebagai dasar pemilihan prosedur perhitungan jalan perkotaan dua lajur atau empat lajur tak terbagi. Kondisi dasar tipe jalan ini didefiniskan sebagai berikut: - Lebar jalur lalu-lintas tujuh meter - Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi - Tidak ada median - Pemisah arah lalu lintas 50 – 50 - Hambatan samping rendah

Tinjauan Teori

Embed Size (px)

Citation preview

BAB ITINJAUAN TEORI

1.1Karakteristik GeometrikMenurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, tipe jalan merupakan jumlah lajur dan arah dari ruas/segmen jalan yang terbagi menjadi seperti berikut: A.Jalan dua lajur dua arahTipe jalan ini meliputi semua jalan perkotaan dua lajur dua arah (2/2 UD) dengan lebar jalur lalu-lintas lebih kecil dari dan sama dengan 10,5 meter. Untuk jalan dua arah yang lebih lebar dari 11 eter, jalan sesungguhnya selama beroperasi pada kondisi arus tinggi sebaiknya diamati sebagai dasar pemilihan prosedur perhitungan jalan perkotaan dua lajur atau empat lajur tak terbagi.Kondisi dasar tipe jalan ini didefiniskan sebagai berikut:- Lebar jalur lalu-lintas tujuh meter- Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi- Tidak ada median- Pemisah arah lalu lintas 50 50- Hambatan samping rendah- Ukuran kota 1,0 3,0 Juta- Tipe alinyemen datar.B.Jalan empat lajur dua arahTipe jalan ini meliputi semua jalan dua arah dengan lebar jalur lalu-lintas lebih dari 10,5 meter dan kurang dari 16,0 meter.a) Jalur empat lajur terbagi (4/2 D)Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut: Lebar lajur 3,5 (lebar jalur lalu-lintas total 14,0 m) Kereb (tanpa bahu) Jarak antara kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2 m Median Pemisah arah lalu-lintas 50 50 Hambatan samping rendah Ukuran kota 1,0 3,0 Juta Tipe alinyemen datar.b) Jalan empat lajur tak terbagi (4/2 UD)Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut: Lebar lajur 3,5 (lebar jalur lalu-lintas total 14,0 m) Kereb (tanpa bahu) Jarak antara kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2 m Tidak ada median Pemisah arah lalu-lintas 50 50 Hambatan samping rendah Ukuran kota 1,0 3,0 Juta Tipe alinyemen datar.C.Jalan enam lajur dua arah terbagiTipe jalan ini meliputi semua jalan dua arah dengan lebar jalur lalu-lintas lebih dari 18 meter dan kurang dari 24 meter.Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut:- Lebar jalur 3,5 m (lebar jalur lalu lintas total 21,0 m)- Kereb (tanpa bahu)- Jarak antara kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2 m- Median- Pemisahan arah lalu lintas 50 50- Hambatan samping rendah- Ukuran kota 1,0 3,0 Juta - Tipe alinyemen datar.D.Jalan satu arahTipe jalan ini meliputi semua jalan satu arah dengan lebar jalur lalu-lintas dari 5,0 meter sampai dengan 10,5 meter.Kondisi dasar tipe jalan ini dari mana kecepatan arus bebas dasar dan kapasitas didefinisikan sebagai berikut: Lebar jalur lalu-lintas tujuh meter Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi Tidak ada median Hambatan samping rendah Ukuran kota 1,0 3,0 Juta Tipe alinyemen datar.Tabel 1. 1 Standar Tipe Jalan dan Penampang MelintangTipe Jalan/ KodeLebar Jalan(m)Bahu/KerebLebar Bahu(m)Jarak Kereb-Penghalang(m)LebarMedian(m)

LuarDalam

2/2 UD 6,06,0Bahu1,50

Kereb2,00

2/2 UD 7,0 *)7,0Bahu 1,50

Kereb2,00

2/2 UD 10,010,0Bahu1,50

Kereb2,00

4/2 UD 12,012,0Bahu 1,50

Kereb2,00

4/2 UD 14,0 *)14,0Bahu1,50

Kereb2,00

4/2 D 12,012,0Bahu 1,500,502,00

Kereb2,002,00

4/2 D 14,0 *)14,0Bahu1,500,502,00

Kereb2,002,00

6/2 D 18,018,0Bahu 1,500,502,00

Kereb2,002,00

6/2 D 21,0 *)21,0Bahu 1,500,502,00

Kereb2,002,00

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga (1992)*) Didefinisikan pada panduan perencanaan (Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat Jendral Bina Marga, 1992)1.2Perkerasan JalanJalan sebagai prasarana pendukung aktivitas masyarakat dilengkapi dengan perkerasan jalan sesuai dengan kebutuhan dan fungsi jalan tersebut. Perkerasan jalan terbagi dalam beberapa jenis, yaitu aspal, paving, rabat beton, plester, makadam, dan tanah.A.AspalHendarsin (2000) menyatakan bahwa aspal adalah bahan atau material yang bersifat viskos atau padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat (adhesif), mengandung bagian-bagian utama yaitu hidrokarbon yang dihasilkan dari minyak bumi atau kejadian alami (aspal alam) dan terlarut dalam karbon disulfida.Perkerasan tipe aspal dibagi menjadi dua jenis, yaitu:0. Aspal hotmixAspal hotmix merupakan jenis aspal yang memiliki kualitas paling tinggi sehingga tampak halus. Ruas jalan yang menggunakan perkerasan aspal hotmix biasanya ruas jalan yang memiliki hirarki tinggi dan akses padat. Contoh: aspal pada jalan tol.2. Aspal biasaAspal biasa merupakan aspal yang kualitasnya di bawah kualitas aspal hotmix, sehingga perkerasannya tampak lebih kasar.A. PavingPaving merupakan jenis perkerasan yang sering dipakai developer untuk lingkungan perumahan atau terdapat di ruas jalan permukiman.B. Rabat betonRabat beton merupakan perkerasan kaku yang dihasilkan oleh campuran material yang terdiri dari agregat (halus dan kasar) air dan semen Portland, yang menghasilkan permukaan yang keras, mempunyai kuat tekan yang tinggi, dan tahan terhadap cuaca dan bebas korosi. Lebar minimal jalan yang menggunakan perkerasan rabat beton adalah 2 meter dan lantai dasarnya terbuat dari pasir urug dengan tebal minimal 5 cm.C. PlesterPlester merupakan jenis perkerasan jalan yang terbuat dari campuran semen dan pasir yang biasanya terdapat pada jalan lingkungan yang tidak terlalu lebar. Umumnya jenis perkerasan campuran semen dan pasir tidak mampu menahan beban kendaraan yang terlalu berat dan terkikis oleh air, sehingga hanya digunakan pada ruas jalan lingkungan.D. MakadamMakadam merupakan jenis perkerasan jalan yang menggunakan batu belah atau batu pecah dan secara mekanis dikunci menggunakan penggilasan dan diikat oleh batu kersik yang mengisi rongga dan dimampatkan oleh air.Jenis perkerasan makadam dibagi menjadi dua, yaitu:0. Waterbound makadam, dibangun di atas tanah dasar yang digali dengan tangan secara cermat lalu diratakan secara kasar. Tanah dasar tersebut dibuat dalam bentuk selokan dangkal dengan sisi vertikal di antara bahu jalan yang berupa tanah.0. Makadam berbitumen, terdiri dari dua atau tiga lapisan batuan berbentuk persegi yang tajam, bersih, kecil dan diikat dengan bitumen. E. TanahTanah merupakan jenis perkerasan jalan yang menggunakan tanah dan pasir. Perkerasan tanah jarang digunakan dalam kawasan perkotaan, karena sulit untuk dijadikan peresapan air.1.3 Volume Lalu-LintasVolume lalu lintas merupakan perhitungan rata-rata jumlah kendaraan yang melintasi suatu kawasan/ruas jalan dalam satuan waktu tertentu. Metode perhitungan volume lalu-lintas adalah dengan menghitung lalu-lints harian rata-rata (LHR). LHR merupakan total yang melintasi suatu titik atau ruas pada fasilitas jalan. Jenis perhitungan volume lalu-lintas menurut waktu, antara lain:1. Volume lalu-lintas harian rata-rata (annual average daily traffic volume).2. Volume jam puncak (dapat diamati pada pagi hari, siang hari, atau sore hari).1.4 Kapasitas JalanBerdasarkan MKJI (1997) kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk menghitung kapasitas jalan maka semua nilai arus lalu-lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan menjadi beberapa tipe kendaraan, yaitu: kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), dan sepeda motor (MC). Berikut rumus perhitungan kapasitas.C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCSKeterangan:C= Kapasitas (smp/jam)C0= Kapasitas dasar (smp/jam)FCW= Faktor penyesuaian lebar jalanFCSP= Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)FCSF= Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerebFCCS= Faktor penyesuaian ukuran kotaTabel 1. 2 Penetuan EMP Jalan Perkotaan Tak-TerbagiTipe jalan:Jalan tak terbagiArus lalu-lintas total dua arah (kend/jam)Emp

HVMC

Lebar jalur lalu-lintas WC(m)

6>6

Dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD)018001,31,20,50,350,40,25

Empat-lajur tak-terbagi (4/2 UD)037001,31,20,40,25

Tabel 1. 3 Penentuan EMP Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu ArahTipe jalan:Jalan satu arah dan jalan terbagiArus lalu-lintas per lajur (kend/jam)Emp

HVMC

Dua-lajur satu-arah (2/1) dan Empat-lajur terbagi (4/2 D)0

10501,3

1,20,4

0,25

Tiga-lajur satu-arah (3/1)danEnam-lajur terbagi (6/2 D)0

11001,3

1,20,4

0,25

1.5 Tingkat Pelayanan JalanTingkat pelayanan jalan (Level Of Service) bergantung dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan yang merupakan perbandingan arus/volume kendaraan yang berbanding dengan kapasitas jalan.1.5.1Tingkat Pelayanan Jalan yang tergantung ArusDalam definisi yang digunakan oleh Highway Capasity manual jalan mempunyai 6 buah tingkat pelayanan, yaitu :a. Tingkat Pelayanan A-atau arus bebas.b. Tingkat Pelayanan B-atau arus stabil (digunakan untuk merancang jalan antar kota)c. Tingkat Pelayanan C-arus stabil (merancang kota dalam perkotaan)d. Tingkat Pelayanan D-arus mulai tidak stabil.e. Tingkat Pelayanan E-Arus tidak stabil (tersendat-sendat)f. Tingkat Pelayanan F Arus terhambat (berhenti,antrian,macet)1.5.2Tingkat Pelayanan Jalan yang tergantung FasilitasTingkat pelayanan jalan yang tergantung fasilitas adalah kondisi jalan dimana semakin baik kondisi dan fasilitas yang dimiliki oleh jalan tersebut maka semakin baik tingkat pelayanan jalan tersebut. Contohnya adalah jalan bebas hambatan atau jalan tol, yang mempunyai tingkat pelayanan jalan yang tinggi karena memiliki fasilitas jalan yang memadai, seperti lebar jalan dan jumlah lajur yang memadai. Sedangkan jalan yang hanya memiliki fasilitas biasa seperti jalan kecil perkotaan tentu tingkat pelayanan jalannya lebih kecil dibandingkan dengan jalan bebas hambatan atau jalan tol.1.5.3Elemen Elemen Tingkat Pelayanan Jalan1. Kecepatan Kecepatan dalam transportasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu :A. Sebagai ukuran tingkat pergerakan kendaraan di jalurnya.B. Sebagai rentang periode waktu mulai saat barang atau penumpang hadir untuk transportasi sampai pada saat perjalanan selesai.Keuntungan Kecepatan dalam transportasi barang antara lain, harga barang yang di transportasikan sering berkurang seiring dengan cepat nya barang dikirimkan, beberapa barang komoditas seperti makanan, mudah membususuk sehingga kecepatan transportasi berpengaruh terhadap kualitas makanan, dimana semakin cepat transportasi, maka semakin mengurangi kemungkinan kebusukan makanan.

1.6Karakteristik ParkirMenurut PP No. 34 Tahun 2006, tempat parkir merupakan salah satu fasilitas pendukung kegiatan lalu-lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar jalan. Tempat parkir disediakan sebagai tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya. Beberapa persyaratan parkir yang telah diatur dalam Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1996) adalah:1. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah tempat penyeberangan pejalan kaki atau tempat penyeberangan sepeda yang telah ditentukan.2. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius kurang dari 500 m.3. Sepanjang 50 meter sebelum dan sesudah jembatan.4. Sepanjang 100 meter sebelum dan sesudah perlintasan sebidang.5. Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah persimpangan.6. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah akses bangunan gedung. 7. Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah keran pemadam kebakaran (hydrant) atau sumber air sejenis.8. Sepanjang tidak menimbulkan kemacetan dan menimbulkan bahaya.Menurut Sutikno et al (2011), jenis tempat parkir yaitu:1. On street parking, merupakan tempat parkir yang berada pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir dan kawasan parkir.2. Off street parking adalah tempat parkir yang memiliki lokasi khusus yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu parkir menyudut (umumnya 450 pada bahu jalan) dan parkir sejajar pada bahu jalan.

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kota Malang Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Sebagai kota besar, Malang tidak lepas dari permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin buruk kualitasnya. Kota yang pernah dianggap mempunyai tata kota yang terbaik di antara kota-kota Hindia Belanda ini, kini banyak dikeluhkan warganya seperti kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas.Jaringan jalan merupakan unsur utama dalam pembangunan kota utamanya yang berhubungan dengan strategi pengembangan dan perluasan kota. Selanjutnya klasifikasi sistem jalan utama di kota Malang menurut fungsinya terdiri dari jalan arteri Primer dan sekunder yang merupakan poros Utara-selatan dan sebagian besar untuk rute Timur-Barat merupakan jalan kolektor. Tabel 2.1 Panjang Jalan Berdasarkan Fungsi JalanNoFungsi JalanPanjang Jalan (Km)

1Arteri Primer30,1

2Arteri Sekunder28,6

3Kolektor Primer I26,2

4Kolektor Primer II23,4

5Kolektor Primer III76,79

6Kolektor Primer IV179,95

7Kolektor Sekunder18,4

8Lokal Primer0,4

9Lokal Sekunder282,5

Total663,64

Sumber: DPU Kota MalangPerkerasan jalan di Kota Malang kondisinya relatif baik, namun masih banyak jalan-jalan lokal yang kondisinya kurang baik. Permukaan jalan memburuk akibat kurangnya pemeliharaan dan air yang tergenang tidak dapat mengalir karena kurangnya sistem drainase yang memadai. Secara umum kondisi jaringan jalan yang ada di Kota Malang pada tahun 2000 adalah jalan dalam kondisi rusak sepanjang 86,41 Km, jalan dalam kondisi sedang sepanjang 398,31 Km dan jalan dalam kondisi baik sepanjang 180,92 Km. Permasalahan sektor jalan kota di Kota Malang pada umumnya berkisar pada masalah kecelakaan lalu lintas, kurang lengkapnya sarana prasarana transportasi, dan penerapan sistem lalu lintas jalan kota yang kurang sempurna.Gambaran Umum Kecamatan KlojenKlojen adalah sebuah kecamatan di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini di sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Lowokwaru dan Blimbing, timur dengan kecamatan Kedungkandang, selatan dengan kecamatan Sukun dan barat dengan kecamatan Sukun dan Lowokwaru. Daerah ini terletak di 112 26.14 hingga 112 40.42 Bujur Timur dan 077 36.38 hingga 008 01.57 Lintang Selatan.Kondisi jalan di Kecamatan Klojen sangat padat karena kecamatan Klojen merupakan salah satu kecamatan dekat dengan pusat-pusat kegiatan utama di kota malang. Jalan Merdeka merupakan salah satu jalan yang berada di Kecamatan Klojen, yang lokasinya berada di alun-alun kota malang. Jalan ini mengelilingi alun-alun kota malang dan terbagi menjadi Jalan Merdeka Utara, Jalan Merdeka Timur, Jalan Merdeka Barat, dan Jalan Merdeka Selatan.Analisis1. Koridor Jalan Merdekaa. Letak GeografisLetak Geografis Koridor Jalan merdeka kota malang berada di 758'56" Lintang Selatan dan 11237'53" Bujur Timur. Koridor Jalan Merdeka sendiri terbagi menjadi 4 jalan yang membentuk persegi dan menjadi satu antara satu sama lain, 4 jalan tersebut ialah jalan merdeka utara, jalan merdeka selatan, jalan merdeka timur, dan jalan merdeka selatan. volume kendaraan yang melewati koridor jalan ini sangat padat dan beragam karena lokasi jalan ini sangat dekat dengan pusat kegiatan perdagangan utama kota serta dekat dengan pusat-pusat pemerintahan kota malangb. Karakteristik Jalan Merdeka