Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN KEWENANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM PENATAAN RUANG
TERBUKA HIJAU BERDASARKAN PERATURAN BUPATI
MUARO JAMBI NOMOR 67 TAHUN 2018
SKRIPSI
RODI SAFRIYADI
NIM. SPI 162575
PEMBIMBING
RASITO, SH, M. Hum
MUHAMMAD AIMAN, SH, MH
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
iv
Pembimbing 1 : Rasito, SH, M. Hum
Pembimbing 2 : Muhammad Aiman, SH, M. Hum
Fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi
Jalan Jambi Muara Bulian KM 16 Simp.Sungai Duren
Jaluko, Kab. Muaro Jambi 31346 Telp (0741) 582021
Kepada Yth
Bapak Dekan Fakultas Syari‟ah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di –
Jambi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum Wr, Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku di fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa
skripsi saudara dengan judul “Tinjauan yuridis pelaksanaan kewenangan
pemerintahan kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau
berdasarkan peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 “ telah
dapat diajukan untuk dimunaqasahkan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) Prodi Hukum Tata Negara pada fakultas
Syari‟ah UIN STS Jambi
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, Nusa dan Bangsa
Wassalamualaikum Wr, Wb
Jambi, Mei 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Rasito, SH, M. Hum Muhammad Aiman, SH, MH
NIP :19650321 199803 1 003
iv
ii
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan),
maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Allah SWT hendaknya kamu berharap,
berangkat dengan penuh keyakinan
berjalan dengan penuh keikhlasan
bersabar dalam menghadapi cobaan.
Bagiku keberhasilan ini bukan dilihat dari hasilnya,
tetapi lihatlah proses dan kerja kerasnya
tanpa adanya proses dan kerja keras
maka keberhasilan tidak mempunyai nilai yang berarti,
dan jika kamu takut melangkah,
maka lihatlah bayi yang mencoba berjalan,
niscaya akan kau temukan ,
bahwa manusia pasti akan jatuh.
Dan hanya manusia terbaiklah yang mampu bangkit dari kejatuhannya
vi
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan dan pelaksanaan
kewenangan pemerintah daerah kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang
terbuka hijau kawasan perkotaan, kendala yang dihadapi kantor dinas perumahan
dan kawasan permukiman (Perkim) kabupaten Muaro Jambi dalam upaya
pelaksanaan kewenangan penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan dan
bagaimana efektifitas pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah kabupaten
Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan berdasarkan
peraturan Bupati Muaro Jambi nomor 67 tahun 2018. Metode penelitian yang
dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dan dari hasil penelitian penulis
maka dapat diketahui bahwa kebijakan Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman kabupaten Muaro Jambi telah melaksanakan program Ruang
Terbuka Hijau Kawasaan Perkotaan (RTHKP), salah satunya adalah Tugu Tangan
Pijoan. proyek yang direncanakan selesai ditahun 2026 ini diharapkan dapat
memberi manfaat yang baik bagi masyarakat kabupaten Muaro Jambi. Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi terus melakukan
pembenahan terkait pelaksanaan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaaan
(RTHKP) demi menjaga kondisi lingkungan yang tetap sehat. RTH Tugu Tangan
Pijoan diprediksi menjadi ikon kabupaten Muaro Jambi dan digadang-gadang
akan menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) terbesar di Provinsi Jambi. Namun
dalam pelaksanaannya juga menemukan hambatan antara lain dana dan lokasi
RTH. Penyelesaian RTH Tugu Tangan Pijoan tidak dapat diselesaikan secara
cepat, karena faktor dana tersebut sehingga diprediksi baru akan rampung di tahun
2026. Pelaksanaan penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan (RTHKP)
lainnya dilakukan kepada pihak pelaku perumahan yang harus mengalokasikan
sebagian luas perumahan mereka untuk ruang terbuka hijau tersebut.
Kata kunnci : Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018, Tugu
Tangan Pijoan
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah sujud Syukur kupersembahkan kepadaMu Ya Allah, Tuhan yang Maha Agung dan Maha Tinggi,
atas takdir-Mu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal untuk masa depanku
dalam meraih cita-cita Teruntuk ayahku M. Yasin JamaluddinTercinta...
Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir dan teruntuk Ibuku Heriyati Tersayang, terima kasih atas Do’a yang tak
berkesudahan, dan segala hal yang Ibu lakukan buat saya. Terima kasih buat isteriku Julia. R, SE dan anak-anakku M. Anugrah Ramadhan
dan M. Athafaiz Haaziqtersayang yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi dan Do’a sehingga Ayah dapat menyelesaikan Studi ini
Terima kasih yang tak terhingga untuk para dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan, dan seluruh tenaga pengajar di
fakultas Syari’ah UIN STS Jambi ini, dan terima kasih kepada seluruh civitas akademika fakultas Syari’ah UIN STS Jambi
Ucapan terim kasih juga saya persembahkan kepada teman-teman saya di Prodi Hukum Tata Negara, fakultas Syari’ah UIN STS Jambi angkatan 2016. Terima kasih untuk memori yang telah kita rajut setiap harinya, atas tawa yang setiap
hari kita miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa, sehingga masa kuliah selama 4 tahun ini menjadi lebih berarti. Semoga saat-saat indah seperti itu
akan selalu menjadi kenangan yang paling indah Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan kita.
Amiiin
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya Skripsi
dengan Judul “ Tinjauan yuridis pelaksanaan kewenangan Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi dalam penataan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Peraturan Bupati
Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 “ dapat diselesaikan dengan baik. Salawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW Sang suri
tauladan umat, yang telah membawa manusia ke alam yang terang benderang
dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan
cobaan, namun semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan
pelajaran yang penulis dapatkan dari penjelasan skripsi ini. Dukungan dan
motifasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi, MA, Ph. D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati selaku wakil Rektor bidang akademik dan
pengembangan lembaga, Bapak Dr. As‟ad Isma, M. Pd selaku wakil
Rektor bidang administrasi umum, perencanaan, dan keuangan, Bapak Dr.
Bahrul Ulum, MA selaku wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan
kerjasama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Sayuti, M.H. selaku Dekan fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi
4. Bapak Dr. Agus Salim, S. TH. I, MA, M. IR, Ph. D selaku wakil dekan
bidang akademik dan kelembagaan, Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH,
ix
M. Hum selaku wakil dekan bidang administrasi umum, perencanaan, dan
keuangan dan Bapak Dr. H. Ishaq, SH, M. Hum selaku wakil dekan
bidang kemahasiswaan dan kerjasama fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi
5. Bapak Abdul Razak, S. HI, M. IS selaku ketua Prodi Hukum Tata Negara
sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan Ibu Tri Endah
Lestiyani selaku sekretaris Prodi Hukum Tata Negara fakultas Syari‟ah
UIN STS Jambi
6. Bapak Rasito, SH, M. Hum selaku dosen pembimbing I dan bapak
Muhammad Aiman, SH, MH selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak membimbing dan memberi petunjuk dan arahan sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini
7. Seluruh dosen fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi, terima kasih banyak atas
ilmu yang telah diberikan, semoga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk
mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat
8. Seluruh karyawan dan karyawati di lingkungan fakultas Syari‟ah UIN STS
Jambi
9. Kepala perpustakaan UIN STS Jambi beserta stafnya dan perpustakaan
wilayah Jambi beserta jajarannya
10. Teman-teman prodi Hukum Tata Negara, teman-teman seperjuangan
dikampus tercinta dan terima kasih sedalam-dalamnya atas semangat dan
dukungan kalian, sehingga penulis dapat terus optimis dalam
menyelesaikan skripsi ini
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT
melimpahkan Ridho dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita
Jambi, Mei 2020
Penulis
RODI SAFRIYADI
x
NIM SPI.162575
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………..…………………..…………………….i
PENGESAHAN………………………………………………………………….ii
PERNYATAAN KEASLIAN..............................................................................iii
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................iv
MOTTO..................................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
PERSEMBAHAN................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.............................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................12
C. Batasan masalah.......................................................................................13
D. Tujuan dan kegunaan penelitian..............................................................13
E. Kerangka teori.........................................................................................14
F. Tinjauan pustaka.....................................................................................20
BAB II METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian......................................................................................23
B. Pendekatan penelitian..............................................................................23
C. Jenis dan sumber data..............................................................................23
D. Instrumen dan pengumpulan data............................................................24
E. Unit analisis data......................................................................................27
xi
F. Jadwal penelitian......................................................................................29
BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Profile kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
(Perkim) Kabupaten Muaro Jambi...........................................................30
B. Struktur Organisasi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (Perkim) Kabupaten Muaro Jambi ....................................33
C. Visi dan misi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
(Perkim) Kabupaten Muaro Jambi..........................................................34
D. Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Muaro Jambi..........................................................................37
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pengaturan dan pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan...................................................................................49
B. Kendala yang dihadapi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Muaro Jambi dalam
upaya pelaksanaan kewenangan penataan ruang terbuka
hijau kawasan perkotaan di Kabupaten Muaro Jambi.............................55
C. Efektifitas pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor
67 Tahun 2018.........................................................................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................59
B. Saran-saran...............................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE …………………………
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Islam adalah Diin yang Syaamil (Integral), Kaamil (Sempurna) dan
Mutakammil (Menyempurnakan semua sistem yang lain), karena ia adalah sistem
hidup yang diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, hal ini
didasarkan pada Firman Allah SWT ; “ Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu
agamamu dan Aku cukupkan atasmu nikmat-Ku, dan Aku Ridhoi Islam sebagai
aturan hidupmu.”, oleh karena itu aturan Islam haruslah mencakup semua sisi
yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya. Demikian tinggi, indah dan
terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim ini, sehingga bukan hanya
mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan
lingkungan hidupnya. Pelestarian alam dan lingkungan ini tak lepas dari peran
manusia sebagai Khalifah di muka bumi.1
Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia,
sehingga lingkungan harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem
yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai dan tidak disakiti. Lingkungan
memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Perilaku positif dapat menyebabkan
lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan
menjadi rusak. Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia
anthroposertis, memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta,
sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat di eksploitasi hanya untuk
1https;//www.kompasiana.com, Pelestarian lingkungan hidup menurut Islam
2
memuaskan keinginan manusia, hal ini telah disinggung Allah SWT dalam
AlQur‟an Surat Al-A‟raf ayat 56
Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, setelah
diciptakan dengan baik, berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut dan
penuh harap, Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-
orang yang berbuat kebaikan.2
Kota merupakan pusat pertumbuhan, perkembangan dan perubahan serta
pusat berbagai kegiatan dengan konsep globalisasi modernisasi yang dibangun
untuk kemajuan bangsa dan negara. Perkembangan itu dilatarbelakangi oleh
pertumbuhan penduduk yang semakin instan dalam kebutuhannya. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dinamika kegiatan ekonomi yang semakin
meningkat, dan perkembangan perluasan jaringan komunikasi dan transportasi
yang semakin tinggi.3
Penataan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau publik dikawasan
perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan
penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang terbuka publik
(Open Spacec) di perkotaan. Jika perubahan tersebut tidak segaera ditangani
dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa kerusakan terhadap tatanan ruang kota
akan semakin terkikis dan punah oleh semakin meningkatnya infrastruktur dan
pembangunan kota.
2Alqur‟an dan terjemah, Surat Al-A‟raf 56
3 Eko Budiharjo, Tata Ruang Kota, Bandung; Penrbit Alumni, 1997, hlm 23
3
Salah satu permasalahan yang kini dihadapi oleh hampir seluruh perkotaan
di Indonesia adalah semakin berkurangnya lingkungan dan ruang publik terutama
ruang terbuka hijau. Permasalahan ini akan menjadi permasalahan yang mendasar
mengingat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, yang menghendaki kita untuk
menggunakan dan memanfaatkan bumi, air dan kekayaan alam yang sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat tersebut harus
dinikmati, baik oleh generasi sekarang maupun yang akan datang, ini berarti
dalam pembangunan diterapkan azas kelestarian bagi sumberdaya alam tersebut
dengan tidak merusak tata lingkungan hidup manusia. Perkembangan penataan
ruang diberbagai wilayah di Indonesia yang muncul terkait kebijakan otonomi
daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah yang memberikan wewenang kepada daerah untuk penyelenggaraan
penataaan ruang mencakup kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penataan ruang.4
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 14 Tahun 1988 Tentang
Penataan ruang terbuka hijau di Wilayah Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
adalah ruang-ruang dalam Kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan. 5 Ruang
terbuka hijau merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi
sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau Kota terdiri ari atas pertamanan kota,
4 Eko Budiharjo, Tata ruang kota, (Bandung ; Penerbit Alumni, 1997), hlm 26
5 Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 tahun 1988 tentang penataan ruang terbuka
hijau di wilayah perkotaan, ruang terbuka hijau, hlm 4
4
kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan
olahraga, kawasan hijau pekarangan. 6
Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH)
yang terdiri dari 20% publik dan 10% privat. RTH publik adalah RTH yang
dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan
untuk kepentingan masyarakat secara umum. Contoh RTH publik adalah RTH
Taman kota, hutan kota, sabuk hijau (green belt), RTH disekitar sungai,
pemakaman dan rel kereta api. Sedangkan RTH privat adalah RTH milik institusi
tertentu atau perorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antar lain
berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik swasta yang ditanami tumbuhan.
Penyediaan RTH memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;
2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk
kepentingan masyarakat;
3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana
pengaman lingkungan yang perkotaan yang aman, nyaman, segar,
indah dan bersih.
RTH yang telah ada baik secara alami maupun buatan diharapkan dapat
menjalankan empat (4) fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi ekologis antara lain:paru-paru kota, pengatur iklim mikro,
sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia
6 Roswidyatmoko Dwihatmojo, Ruang terbuka hijau yang semakin terpinggirkan, jurnal ,
diakses pada tanggal 8 November 2019
5
habitat satwa, penyerap polutan dalam udara, air dan tanah serta
penahan angina;
2. Fungsi sosial budaya antara lain: mengambarkan eksperesi budaya
lokal media komunikasi dan tempat rekreasi warga;
3. Fungsi ekonomi antara lain: Sumber produk yang bisa dijual sepaerti
tanaman bunga, buah, daun dan sayur mayur. Beberapa juga berfungsi
sebagai bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-
lain;
4. Fungsi estetika antara lain menungkatkan kenyamanan, memperindah
lingkungan Kota baik skala mikro (halaman rumah/lingkungan
pemukiman), maupun makro (Lansekap Kota secara keseluruhan);
menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan
tidak terbangun. 7
Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat
dikombinasikan sesuai kebutuham, kepentingan dan berkelanjutan Kota seperti
perlindungan tata air, keseimbangan ekologis dan konservasi hayati.
Sedangkan manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi dalam kategori
sebagai berikut:
1. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu
membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk), dan
mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga dan buah)
2. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible),
yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan
7Joga Nirwono dan Iwan Ismaun, RTH 30%! Resolusi (Kota) hijau , (Jakarta;PT
Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm 46
6
kelangsungan persediaan air tanah, dan pelestarian fungsi lingkungan
beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati dan
keanekaragaman hayati. 8
Green open space atau ruang terbuka hijau (RTH) adalah area atau jalur
dalam kota/wilayah yang penggunaannya bersifat terbuka. Dikatakan hijau karena
RTH menjadi tempat tumbuh tanaman, baik secara alamiah ataupun yang sengaja
ditanami. RTH juga memiliki manfaat lain, yaitu :
1. RTH memiliki fungsi ekologi;
RTH merupakan paru-paru atau wilayah. Tumbuhan dan tanaman hijau
dapat menyerap kadar karbondioksida (CO2), menambah oksigen,
menurunkan suhu dengan keteduhan dan kesejukan tanaman, menjadi
area resapan air, serta meredam kebisingan;
2. RTH menjadi ruang tempat warga dapat bersilaturrahmi dan berekreasi
Anak-anak mendapatkan ruang bermain, sehingga tidak terlalu banyak
menghabiskan waktu di depan televisi atau video game, masyarakat
dapat berjalan kaki, berolahraga, dan melakukan aktivitas lainnya;
3. RTH memiliki fungsi estetis
Kehadiran RTH memperindah pemukiman, komplek perumahan,
perkantoran, sekolah, mall dan lain-lain. Bayangkan suasana kantor
yang kering, sekolah yang panas, perumahan yang gersang, mall yang
hanya dipenuhi tembok dan tanaman artifisial dan bandingkan dengan
kantor, sekolah, perumahan dan mall yang menghijau, bukan saja hati
8 Ibid, hlm 48
7
dan perasaan jadi adem, kepala pun bisa diajak berpikir lebih jernih
dan kreatif;
4. RTH dalam tata kota memiliki planologi
RTH dapat menjadi pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya
yang berbeda peruntukannya;
5. RTH memenuhi fungsi pendidikan
RTH menjadi ruang tempat satwa dan tanaman yang bisa dijadikan
sarana belajar;
6. RTH juga punya fungsi ekonomis
Jenis-jenis tanaman tertentu punya nilai jual dan nilai konsumsi yang
lumayan. Bunga, buah-buahan, kayu-kayuan, apabila ditata dengan
baik, RTH bukan saja menjadi lokasi wisata yang strategis, namun
juga menghasilkan nilai ekonomi bagi pengelolanya. 9
Hakekat membangun ruang terbuka hijau (RTH) adalah menghadirkan
lingkungan alam untuk keseimbangan ekosistem dan estetika Kota. Untuk
merealisasikan RTH 30% perlu perencanaan berdasarkan potensi alam.,
keseriusan pemerintah daerah (Pemda) kabupaten dan kota seluruh Indonesia ,
pemangku kepentinan (stakeholder), dan partisipasi masyarakat yang berwawasan
lingkungan atau masyarakat bergaya hidup hijau (green style). Kepala daerah
perlu segera berbenah untuk memprioritaskan membangun dan mempertahankan
kawasan hijaunya, agar jangan sampai minus 30% dari aturan yang ada dalam
9Sim.ciptakarya.pu.go.id, diakses 22 maret 2020
8
regulasi. Pembangunan dan pengembangan RTH harus tercermin dalam rencana
tata ruang wilayah (RTRW).10
Salah satu hak warga negara yang harus dilindungi adalah hak untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana tercantum dalam
Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang di amandemen pada perubahan yang kedua tahun 2000, “
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.”11
Hak ini juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 65 ayat (1) yang
menyatakan bahwa
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia”.12
Perkembangan penataan ruang di berbagai wilayah di Indonesia semakin
berkembang sejak muncul kebijakan terkait dengan otonomi daerah. Menurut
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah menjadi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah memberikan
kewenangan kepada daerah untuk penyelenggaraan penataan ruang mencakup
kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan, yang didasarkan
pada pendekatan wilayah administratif dan tingkat pemanfaatan ruang yang
berbeda. Dengan otonomi tersebut daerah juga memiliki kewenangan untuk
10Jamilus, Tinjauan yuridiskonsep compact city dalam mendukung tata ruang Kota, Jurnal
rechtsvinding, Vol. 6 No. 2, Agustus 2017, hlm. 44.
11
Pasal 28 H ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
12
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 65 ayat (1), hlm 6.
9
mengelola sumber daya yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab
memelihara kelestarian lingkungan.13
Perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih fungsi
lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat
menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat
dikawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penataan ruang terbuka hijau yang
memadai, menimbang hal tersebut pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
menetapkan penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan Kabupaten Muaro
Jambi yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Muaro Jambi yaitu Peraturan
Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) di Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan bahwa di kabupaten Muaro
Jambi Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) adalah bagian dari
ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman
guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Adapun
tujuan penataan RTHKP adalah:
a. Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan
perkotaan;
b. Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan diperkotaan; dan
13Siti Annisa Aulia Sari, “Peran Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam mengawasi
penyalahgunaan puang terbuka hijau di kota Medan (Studi pada dinas tata ruang dan tata
bangunan kota Medan)”, Proposal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan tahun
2016, hlm.3.
10
c. Meningkatkan kualiatas lingkungan perkotaan yang sehat, indah bersih
dan nyaman.
Fungsi dari RTHKP adalah:
a. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan
b. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara
c. Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati
d. Pengendali tata air
e. Sarana estetika Kota.14
Manfaat RTHKP adalah;
a. Sarana untuk mencerminkan kualitas diri;
b. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
c. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
d. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
e. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
f. Sarana aktifitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula;
g. Sarana ruang evakusi untuk keadaan darurat;
h. Memperbaiki iklim mikro; dan
i. Maningkatkan cadangan oksigen di perkotaan. 15
Perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih fungsi
lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat
menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat
dikawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan
14
Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di kabupaten Muaro Jambi, hlm 2. 15
Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di Kabupaten Muaro Jambi, hlm 3.
11
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penataan ruang terbuka hijau yang
memadai.
Untuk mendapatkan data dari penelitian ini, maka penulis mengunakan
metode kualitatif yang memberikan penjelasan dengan menggunakan analisis.
Pada saat pelaksanaannya, metode ini bersifat subjektif dimana proses penelitian
lebih diperlihatkan dan cenderung lebih fokus pada landasan teori. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial
yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan
kuantitatif. Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai
dengan kebutuhan, serta situasi dan kondisi dilapangan. Secara garis besar
tahapan penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian;
b. Mengumpulkan data dilapangan;
c. Menganalisis data;
d. Merumuskan hasil studi; dan
e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan. 16
Dalam hal ini penulis akan langsung melakukan penelitian dengan jalan
terjun langsung ke obyeknya yaitu kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (Perkim) kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka
hijau berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 dan
dengan adanya peraturan terbaru mengenai ruang terbuka hijau di kabupaten
Muaro Jambi maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah pengaturan dan
16
Sudarman Danim dan Darwis, Prosedur penelitian kualitatif, (Bandung;Alfabeta,
2003), hlm 80.
12
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah kabupaten Muaro Jambi dalam
penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan dan hambatan yang dihadapi
dalam upaya pelaksanaan kewenangan penataan ruang terbuka hijau di kabupaten
Muaro Jambi
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi tentang ruang terbuka hijau dengan judul “ Tinjauan
yuridis pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dalam
penataan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi
Nomor 67 Tahun 2018 (Studi Pada Tugu Tangan Pijoan) ”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan dan pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah
kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan?
2. Apa kendala yang dihadapi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (Perkim) Kabupaten Muaro Jambi dalam upaya pelaksanaan
kewenangan penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan di
kabupaten Muaro Jambi?
3. Bagaimana efektivitas pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun
2018?
13
C. Batasan masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
membahas pengaturan dan pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah
kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan,
kendala apa yang dihadapi dalam upaya pelaksanaan kewenangan penataan ruang
terbuka hijau di kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
(Perkim) Kabupaten Muaro Jambi, serta efektivitas pelaksanaan kewenangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau
berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018.
D. Tujuan dan kegunaan penelitian.
1. Tujuan penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi
ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaturan dan pelaksanaan kewenangan
pemerintah daerah kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang
terbuka hijau kawasan perkotaan;
b. Untuk mengetahui hambatan apakah yang dihadapi kantor Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten
Muaro Jambi dalam upaya pelaksanaan kewenangan penataan ruang
terbuka hijau kawasan perkotaan di Kabupaten Muaro Jambi.
14
c. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan kewenangan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor
67 Tahun 2018.
2. Kegunaan penelitian
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman dan tentang, hambatan apakah yang dihadapi kantor Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) dalam upaya
pelaksanaan kewenangan penataan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan di kabupaten Muaro Jambi, serta efektivitas pelaksanaan
kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam
penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan berdasarkan Peraturan
Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata
Satu (S1) di Prodi Hukum Tata Negara fakultas Syari‟ah, Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penelitian ini dapat
menjadi bahan bacaan untuk fakultas Syari‟ah khususnya jurusan
Hukum Tata Negara dan dosen-dosen fakultas Syari‟ah lainnya.
c. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi
dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya
yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang
lain.
E. Kerangka teori
1. Otonomi Daerah
15
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas
otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan
otonomi daerah. Daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 17
Pemberian otonomi kepada daerah sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal
18 ayat (2) yang berbunyi : “Pemerintah Daerah Propinsi, Daerah Kabupaten, dan
Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan”. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi
daerah.18
Pemerintah daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.19
Berdasarkan Pasal 9 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,
urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan
17
Bagir Manan, Menyongsong fajar otonomi daerah, (Yogyakarta; PSH FH-UII, 2001),
hlm 15. 18
Riski Sembiring, “Tinjauan yuridis terhadap peran dan tugas pokok BAPPEDA dalam
sistem pemerintahan daerah di kabupaten Karo, “Jurnal Universitas Sumetera utara Medan, 2017,
hlm. 6. 19
Budiyono, “Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pemerintah daerah
dalam rangka mewujudkan good governance, “Fiat Justitia Jurnal ilmu hukum volume 7 No. 1
Januari-April 2013, hlm. 2.
16
absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
pemerintah pusat, yang meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama. Dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan absolut, pemerintah pusat dapat: (a) melaksanakan sendiri, (b)
melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal atau gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat berdasarkan asas dekonsentrasi.
Urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:
pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat
dan kawasan permukiman, ketentraman; ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat dan sosial. Urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar, meliputi: tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi
kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa,
pengendalian penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan
informatika, koperasi;usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kepemudaan
dan olahraga, statistik, persandian, kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan.
Urusan pemerintahan pilihan adalah urusan pemerintahan yang
berkaitandengan pengembangan potensi unggulan di daerah, yang meliputi:
kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya
mineral, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi. Urusan pemerintahan
umum adalah urusan pemerintahan yang menjadikewenangan Presiden sebagai
kepala pemerintahan. 20
20
Abdurrahman (ed), Beberapa pemikran tentang otonomi daerah, (Jakarta : Media
sarana Pers, 1987), hlm 41.
17
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk penyelenggaraan penataan
ruang mencakup kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan,
yang didasarkan pada pendekatan wilayah administratif dan tingkat pemanfaatan
ruang yang berbeda.
Dengan otonomi tersebut daerah juga memiliki kewenangan untuk
mengelola sumber daya yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab
memelihara kelestarian lingkungan.21
2. Tinjauan umum Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Pasal 1 butir 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Tahun 2007 Tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. “Ruang terbuka
adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk
area/ kawasan maupun dalam bentuk area memanjang jalur di mana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.”22
Menurut Sandyohutomo, dalam Chyntia D. Putri, Lely Indah Mindarti,
Farida Nurani, ruang terbuka mencakup pengertian ruang terbuka hijau dan ruang
terbuka lainnya yang berupa kawasan tanpa bangunan di antara kawasan
terbangun. Ruang terbuka berperan sebagai penyeimbang antara daerah terbangun
dengan daerah terbuka.23
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, dituliskan
21Siti Annisa Aulia Sari, “Peran Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam mengawasi
penyalahgunaan ruang terbuka hijau di kota Medan (studi pada dinas tata ruang dan tata
bangunan kota Medan)”, Proposal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan tahun
2016, hlm.3.
22
Pasal 1 Butir 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Hlm 5
23
Chyntia D. Putri, Lely Indah Mindarti, Farida Nurani, Peran pemerintah daerah dalam
mengelola ruang terbuka hijau dengan perspektif good environmental governance (Studi di Kota
Madiun), Jurnal administrasi publik (JAP), Vol.1. No.3, hlm. 45.
18
bahwa ruang terbuka hijau perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu
kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.24
Menurut Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di kabupaten Muaro Jambi
“Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) adalah bagian dari ruang
terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika”.25
3. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektivitas merupakan konsep
yang mampu memberikan gambaran tentang keberhasilan suatu lembaga dalam
mencapai sasarannya. Selanjutnya untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan
dalam suatu program dibutuhkan ukuran efektifitas untuk mengukur keberhasilan
sebuah program.26
Menurut Pasolong dalam Kartika Febri Yuliani, efektivitas pada dasarnya
berasal dari kata “Efek” dan digunakan dalam istilah ini dalam sebuah hubungan
sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain.
Efektivitas berati tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau
dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Menurut Emerson
24Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007, hlm 4
25
Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 tentang penataan ruang terbuka
hijau kawasan perkantoran di kabupaten Muaro Jambi, hlm 1 26
Boediono, Metode penelitian kualitatif, ( Bandung Alfabeta ;2005 ), hlm 36
19
Kartika Febri Yuliani dalam efektivitas adalah “pengukuran dalam tercapainya
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.27
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian tujuan secara
tepat, yang mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan yang
diharapkan. Efektivitas mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal,
yaitu pencapaian target yang sudah ditentukan. Efektivitas juga dapat diartikan
sebagai pengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan.28
Hari Lubis dan Martani Huseini dalam Handrik Setiawan menyatakan
efektifitas sebagai konsep yang sangat penting dalam organisasi karena menjadi
ukuran keberhasilanorganisasi dalam mencapai tujuannya. Karenanya,
pengukuran efektifitas bukanlah hal yang sederhana mengingat perbedaan tujuan
masing-masing organisasi dan keragaman tujuan organisasi itu sendiri. Lebih
lanjut, Hari Lubis dan Martani Huseini dalam Handrik Setiawan menyebutkan 3
(tiga) pendekatan utama dalam pengukuran efektifitas organisasi, yaitu:
a. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas
dari input;
b. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh
mana efektivitas pelaksanaanprogram;
27
Kartika Febri Yuliani, “Efektivitas program pelayanan kesehatan gratis (P2km) di kota
Bandarlampung”, Skripsi Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2017, hlm. 24. 28
Handrick Setiawan : Efektifitas Orientasi perpustakaanhttp:/ /journal.unair.ac.id/
download-fullpapers-lnc45c602bb4full.pdf
20
c. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada
output, mengukur keberhasilanorganisasi untuk mencapai hasil
(output).29
Perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih
fungsi lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat
menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat
dikawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penataan ruang terbuka hijau yang
memadai, menimbang hal tersebut pemerintah kabupaten Muaro Jambi
menetapkan penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan kabupaten Muaro
Jambi yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Muaro Jambi yaitu Peraturan
Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan di kabupaten Muaro Jambi. Untuk melihat seberapa
efektif Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 maka dapat dilihat
dari pencapaian tujuan secara tepat, yang mengacu pada sebuah keberhasilan atau
pencapaian tujuan yang diharapkan.
F. Tinjauan pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Jamilus, badan penelitian dan
pengembangan hukum dan HAM Kementerian hukum dan hak asasi manusia,
naskah diterima: 5 Juni 2017; revisi: 7 agustus 2017; disetujui: 8 agustus 2017
29
Kartika Febri Yuliani, “Efektivitas program pelayanan kesehatan gratis (P2km) di kota
Bandarlampung”, Skripsi Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2017, hlm. 26.
21
dengan judul Tinjauan yuridis konsep compact city dalam mendukung tata ruang
kota. Fokus penelitian adalah bagaimana konsep compact city dalam penataan
ruang kota yang efektif dan efisien serta kedudukannya dalam hukum yangberlaku
saat ini.Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, untuk membahas
bagaimana konsep compact city dalam penataan ruang kota yang efektif dan
efisien serta kedudukannya dalam hukum yang berlaku saat ini. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsep penataan ruang yang efektif dan efisien
dapat dilakukan melalui compact city yang menekankan pada dimensi „kepadatan
yang tinggi‟. Namun demikian hukum penataan ruang di Indonesia belum
mendorong pada konsep compact city. Dengandemikian penting untuk diadakan
revisi mengenai undang-undang nomor 26 tahun 2007.30
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Emilda Nency, skripsi jurusan
Hukum bisnis syariah, fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, tahun 2016 dengan judul “ Kepemilikan tanah atas perubahan
rencana tata ruang wilayah perspektif Fiqh Syafi’i (studi kasus rencana tata
ruang wilayah Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)”. Fokus penelitian ini
adalah untuk mengetahui konsepsi perlindungan hukum terhadap hak pemilik
tanah atas perubahan rencana tata ruang wilayah dan hukum jual beli kepemilikan
tanah atas perubahan rencana tata ruang wilayah. Jenis penelitian yang digunakan
adalah empiris dengan pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data yang
peneliti gunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dan dari hasil penelitian
ditemukan bahwa kepemilikan tanah atas perubahan rencana tata ruang diwilayah
30Jamilus, Tinjauan yuridis konsep compact city dalam mendukung tata ruang kota”,
Jurnal RechtsVinding ..,hlm.215.
22
kecamatan Kepanjen kabupaten Malang belum sepenuhnya sesuai dengan
peerspektif fiqh Syafi‟i dikarenakan masih kurangnya pengetahuan warga
diwilayah kecamatan kepanjen kabupaten Malang tentang hal ini.31
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Risty Zairatun Aini, Skripsi
Jurusan Ilmu Hukum, fakultas Syari‟ah dan hukum , Universiras Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tahun 2017 dengan judul “Implementasi ruang
terbuka hijau publik di kota Yogyakarta ditinjau dari Pasal 29 Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang “,Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui implementasi Pasal 29 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang penataan ruang yang berlokasi di badan daerah (Bappeda) Kota
Yogyakarta yang merupakan pelaksana penataan ruang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau di kota Yogyakarta belum sesuai dengan
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, hal ini
dibuktikan dari data badan perencanaan daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta.32
31Emilda Nency, “Kepemilikan tanah atas perubahan rencana tata ruang wilayah
perspektif Fiqh Syafi’I (Studi kasus rencana tata ruang wilayah kecamatan Kepanjen kabupaten
Malang), skripsi jurusan hukum bisnis syariah, fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, tahun 2016, hlm. 46. 32
Risty Zahrotul Aini, “Implementasi ruang terbuka hijau publik di kota Yogyakarta
ditinjau dari pasal 29 undang-undang no 26 tahun 2007 tentang penataan ruang “,Skripsi jurusan
ilmu hukum, fakultas Syari‟ah dan hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2017, hlm 24.
23
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Penelitian ini berlokasi di kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (Perkim) kabupaten Muaro Jambi yang beralamat di komplek
perkantoran Bukit Cinto Kenang Jalan Lintas Timur Kelurahan Sengeti,
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
B. Pendekatan penelitian
Ada beberapa metode yang penulis gunakan dalam penulisan proposal ini
baik yang berkaitan dengan jenis penelitian, sifat penilitian serta tekhnik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis memakai metode pendekatan
kualitatif deskriptif, yaitu tekhnik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dengan beberapa orang informan di kantor dinas perumahan dan
kawasan permukiman kabupaten Muaro Jambi dan data atau dokumen yang
terkait dengan penelitian ini..33
pendekatan penelitian yang bertujuan memperoleh
pengetahuan dengan jalan terjun langsung ke obyeknya yaitu kewenangan
Pemerintahan kKabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau
berdasarkan peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di kabupaten Muaro Jambi.
C. Jenis dan sumber data
33 Soerjono Soekanto, Pengantar penelitian hukum, (Jakarta:Universitas Indonesia Press,
1986), hlm. 51.
24
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh
subjek yang dapat dipercaya. Data yang penulis ambil dari informasi
dilapangan melalui observasi. Data primer dalam penelitian ini adalah
Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang
Pelaksanaan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
2. Data sekunder
Yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang
tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian
baik yang berbentuk buku, jurnal, karya tulis, dan tulisan maupun artikel
yang berhubungan dengan objek penelitian.34
D. Teknik pengumpulan data
1. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis
memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik
pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan
mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan
34Jonathan Sarwono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, (Yogyakarta:Graha Ilmu,
2006), hlm. 16.
25
meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan Birokrasi
terkait. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek
menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:
a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku,
cara berfikir
b. Interaksi sosial dan tempat lingkungan.35
2. Wawancara
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur (structure interview). Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh.36
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Bedanya
dengan semi terstruktur di sini adalah tidak memakai alternatif jawaban,
namun pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku
catatan, laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara
terstruktur melalui email ataupun telephon. Hal ini bermanfaat untuk
mengirim dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data,
35
Boediono, Metode penelitian kualitatif, (Bandung Alfabeta;cet ke dua, 2005), hlm 43. 36
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode penelitian pendidikan kualitatif,
(Yogyakarta; graha ilmu), 2007 hlm 239.
26
di mana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber
data. Karena wawancara yang digunakan adalah terstruktur, maka penulis
akan mencari data melalui informan yang berjumlah sekitar 5 orang. Penulis
akan mewawancari informan dari kantor Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman (Perkim) kabupaten Muaro Jambi antara lain:
a. Sri Anggaraini sebagai Kasi Pembangunan Perumahan pada Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi;
b. Abd. Rachman Pane sebagai Kasi Pertamanan dan LPJU
Kabupaten Muaro Jambi;
c. Erik Ahmad sebagai Kasi Survey, Analisa dan Perumahan pada
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi;
d. A. Sargawi sebagai Kabid Perumahan dan Permukiman Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi;
e. Syafri Agus Zulbahri, ST sebagai Kasi Pengembangan Perumahan
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Muaro Jambi yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Nasution menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara
27
mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi
yang sesuai dengan masalah yang diteliti.37
Dalam hal ini dokumentasi
diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yakni
kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim)
Kabupaten Muaro Jambi.
E. Unit analisis data
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.38
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis adalah tinjauan
yuridis pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dalam
penataan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor
67 Tahun 2018. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan
tidak menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-
dokumen dari kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
(Perkim) Kabupaten Muaro Jambi dan informasi-informasi yang berasal dari
Kepala Dinas, karyawan atau pegawai dan masyarakat yang sedang atau pernah
mendapat pelayanan di kantor tersebut serta informasi yang didapat melalui email
ataupun telephon dari narasumber, jadi keseluruhan informannya berjumlah 5
orang. Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
37
Nasution, Metodologi research penelitian ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143. 38
Sayuti Una (ed), Pedoman penulisan skripsi, (Jambi: fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
(2012), hlm. 62.
28
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.39
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
1. Reduksi data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
2. Penyajian data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya,
tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di
dalam skripsi ini peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian
data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya
masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari
sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
39 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Bandung;Alfabeta, 2007),
hlm. 90.
29
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.40
Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah
diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan.
F. Jadwal penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (Tiga) bulan, dimulai sejak
dikeluarkannaya surat izin riset/penelitian dari fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi.
Selama 3 bulan penulis akan melakukan penelitian di kantor dinas perumahan dan
kawasan permukiman (Perkim) kabupaten Muaro Jambi. Penelitian dilakukan
dengan pembuatan proposal, dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal
skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis akan melakukan
pengumpulan data , verifikasi dan analisis data dalam kurun waktu yang berurutan
, dan hasilnya penulis melakukan konsultasi serta bimbingan dan petunjuk kepada
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II sebelum diajukan kepada sidang
munaqasah.
40
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Bandung;Alfabeta, 2007),
hlm. 102.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profile kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Muaro Jambi
Meningkatkan ketersediaan fasilitas kawasan perumahan dan kawasan
permukiman adalah salah satu cara untuk meningkatkan cakupan ketersediaan
rumah layak huni dan permukiman yang tertata serta mengurangi persentase
kawasan kumuh di kabupaten Muaro Jambi. Hal ini dilakukan dengan cara
memfasilitasi peningkatan kualitas rumah masyarakat kurang mampu,
meningkatkan pengembangan dan pengelolaan kawasan strategis dan cepat
tumbuh dengan meningkatkan rasio jumlah bangungan ber-IMB dan
meningkatkan cakupan PSU kawasan strategis serta pemerataan penerangan jalan
umum. Hal ini dilakukan dengan cara memfasilitasi pembangunan PSU baik dari
dana APBD serta dari pihak swasta serta melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang manfaat RTH publik yang seharusnya sebesar 20% dari luas
wilayah kabupaten MuaroJambi. Penataan ruang kota yang dilakukan Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi yaitu
dengan menciptakan tata ruang kota yang teratur dan ideal. 41
Hal ini dilakukan dengan cara pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sebagai ruang hijau kota. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
kabupaten Muaro Jambi diharapkan dapat terpenuhi yaitu seluas 20% dari luas
41Dokumen Perkim kabupaten Muaro Jambi 2019
31
wilayah kabupaten Muaro Jambi sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008. Dengan adanya penataan ruang kota
diharapkan Kabupaten Muaro Jambi dapat menjadi kabupaten yang teratur dan
tertata dengan baik.
Untuk adanya kesatuan pandang dalam rangka melaksanakan misi untuk
pencapaian visi dinas dirumuskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program
sesuai tugas pokok, fungsi dan kewenangan Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi serta mengacu pada strategi
pembangunan daerah kabupaten Muaro Jambi sebagaimana Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi tahun
2017-2022.
Tujuan adalah penjabaran dari kenyataan misi yang merupakan hasil akhir
yang akan dicapai kurun waktu 1 – 5 tahun. Adanya tujuan ini maka fokus kinerja
dinas dapat dipertajam dan memberikan arah untuk sasaran yang
diharapkan.Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, dan merupakan suatu hal yang
akan dicapai atau dihasilkan dinas dalam jangka waktu bulanan, triwulanan dan
tahunan. Sasaran menggambarkan tindakan-tindakan dalam rangka pencapaian
tujuan, dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dinas secara efektif dan
efisen dengan hasil yang optimal.42
Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang merupakan rencana
yang mencakup upaya-upaya menyeluruh dan terintegrasi dalam rangka
mengoperasionalisasikan tujuan dan sasaran melalui penetapan kebijakan dan
42Dokumen Perkim kabupaten Muaro Jambi 2019
32
program.Gambaran keterkaitan misi, tujuan dan sasaran, strategi, kebijakan dan
program, dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program
dan kegiatan serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan salah satu misi
kabupaten Muaro Jambi yaitu misi keempat: Meningkatkan infrastruktur
kewilayahan dan lingkungan hidup yang berkualitas. Dinas perumahan dan
kawasan permukiman kabupaten Muaro Jambi menetapkan tujuan yang
dituangkan dalam indikator kinerja utama dinas perumahan dan kawasan
permukiman kabupaten Muaro Jambi berupa Meningkatkan kualitas kawasan
permukiman.43
Selanjutnya dalam melaksanakan tujuan tersebut, Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi menjabarkan sasaran
strategis kedalam 2 (dua) sasaran, yaitu:
1. Rasio permukiman layak huni
Indikator kinerja dari sasaran tersebut adalah:
a. Persentase peningkatan permukiman yang tertata,
b. Persentase penerangan jalan umum,
c. Persentase penanganan timbulan sampah.
2. Luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kabupaten.
Indikator kinerja dari sasaran
Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata
pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:PER/09/M.PAN/5/2007 tentang
43Dokumen Perkim kabupaten Muaro Jambi 2019.
33
pedoman umum penetapan indikator kinerja utama di lingkungan instansi
pemerintah, indikator kinerja utama merupakan ukuran keberhasilan dari
suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.44
Bersamaan dengan review rencana strategis juga dilakukan review indikator
kinerja utama (IKU) serta menghasilkan penjelasan tentang indikator berupa
formulasi pengukuran dan kriteria indikator kinerja agar berorientasi hasil.
Berikut ini indikator kinerja utama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Tahun 2019:
B. Struktur organisasi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (Perkim) Kabupaten Muaro Jambi
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang telah
diamanatkan dalam Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi sebagai unsur pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah memiliki susunan organisasi sebagai
berikut:
1. Kepala dinas Riduwan, S. Sos, M. SI
2. Sekretaris H. Arifin, SH
3. Sekretariat terdiri dari:
a. Kepala subbagian Perencanaan dan Kepegawaian M. Farhan, S. AB,
MM
b. Kepala Subbagian Umum dan Keuangan Romy Ardianto, SE
4. Bidang Perumahan dan Permukiman, terdiri dari:
Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman A. Sargawi
a. Kepala Seksi Survey dan Analisa Data Perumahan Erik Ahmad, ST
b. Kepala Seksi Pembangunan Perumahan Sri Anggraini, SH
44Dokumen Perkim kabupaten Muaro Jambi 2019.
34
c. Kepala Seksi Pengembangan Perumahan Syafriagus Zulbahri, ST
5. Bidang Penataan Bangunan, Lingkungan dan Tata Kota terdiri dari:
Kepala Bidang Penataan Bangunan, Lingkungan dan Tata Kota Billy
Akzaiman, S. IP
a. Kepala Seksi Pendataan Ruang dan Bangunan Rahmad Supriyadi, SE
b. Kepala Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan Zulkifli, SH
c. Kepala Seksi Tata Kota dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Nym.
Yabin, SE.45
6. Bidang Persampahan dan Pertamanan terdiri dari:
Kepala Bidang Persampahan dan Pertamanan Yan Novran Bassar, SE
a. Kepala Seksi Persampahan dan Layanan Kebersihan Heriyanto, SH
b. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Metti Arinawati, S. HI
c. Kepala Seksi Pertamanan dan Lampu Penerangan Jalan Umum Abd.
Rachman pane, ST
7. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Erwin Hartono, S. Sn
b. Suyatmo, SH
c. Sefti Diana, ST
d. Armen Putra
e. A. Syahrizal Efendi
C. Visi dan misi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
1. Visi
Visi merupakan suatu cara pandang jauh ke depan tentang ke mana dan
bagaimana suatu instansi/organisasi akan diarahkan agar tetap konsisten dan dapat
eksis, antisiatif serta inovatif atau dengan kata lain visi adalah merupakan suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang ingin
diwujudkan/dicapai oleh suatu daerah/instansi.46
45Dokumen perkim kabupaten Muaro Jambi 2019
46
Visi dan misi Dinas Perkim Kabupeten Muaro Jambi.
35
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman kabupaten Muaro
Jambi dalam mengantisipasi masa depan menuju kondisi yang diinginkan telah
menetapkan visinya sebagai berikut:
“Menciptakan penataan kota yang bersih dan nyaman”
Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut:
Tertata adalah
Handal adalah
Bersih adalah
Nyaman adalah
:
:
:
:
Pengaturan permukiman yang terencana dan
terarah berdasarkan peruntukan fungsi ruang
dan pemanfaatan ruang.
Pemukiman yang terpenuhi infrastruktur
dasarnya baik itu jalan lingkungan maupun
drainase untuk memudahkan aksesbilitas dan
kenyamanan masyarakat.
Pemukiman yang terpenuhi infrastruktur
dasarnya baik itu jalan lingkungan maupun
drainase untuk memudahkan aksesbilitas dan
kenyamanan masyarakat.
Pemukiman yang terpenuhi infrastruktur
dasarnya baik itu jalan lingkungan maupun
drainase untuk memudahkan aksesbilitas dan
kenyamanan masyarakat.47
2. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu
47Visi dan misi Dinas Perkim Kabupeten Muaro Jambi
36
fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang harus dilakukannya
dan bagaimana melakukannya.48
Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan
dapat terlaksana dan berhasil dengan baik dengan pernyataan misi tersebut,
diharapkan seluruh komponen organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal organisasi, mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang
akan diperoleh dimasa mendatang.
Misi merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan guna
mengarahkan operasional kegiatan organisasi menuju sasaran-sasaran yang telah
ditentukan dalam suatu kurun waktu tertentu melalui strategi yang telah dipilih.
Untuk itu Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi telah merumuskan misi organisasi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas manajemen dan akuntabilitas pemerintahan
yang terintegrasi dan peningkatan sumber daya aparatur, sarana dan
prasarana;
2. Meningkatkan dan mengembangkan perumusan kebijakan tekhnis serta
penataan kawasan kota;
3. Meningkatkan penataan lingkungan perumahan dan kelayakan rumah
secara berkelanjutan;
4. Membina hubungan dengan masyarakat secara transparan, akuntabel
dan berketetapan hukum, serta pengendalian penataan kota;
48Visi dan misi dinas Perkim Kabupeten Muaro Jambi
37
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan
bersih dan nyaman;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pemerataan penerangan jalan
umum dan estetika kota untuk mendukung penguatan karakter kawasan
kota.49
D. Tugas dan fungsi kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
Tugas pokok Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Muaro Jambi adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang
perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan.
Fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi.
1. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai tugas memimpin, mengarahkan, menerapkan
kebijaksanaan dan program kerja serta mengawasi pelaksanaan tugas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, kepala dinas
perumahan dan kawasan permukiman kabupaten Muaro Jambi mempunyai
fungsi :
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang perumahan dan di bidang
kawasan permukiman;
b. Pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perumahan dan di bidang
kawasan permukiman;
49Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
38
c. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di perumahan
dan di bidang kawasan permukiman;
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perumahan dan
di bidang kawasan permukiman;
e. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
di bidang perumahan dan di bidang kawasan permukiman;
f. Pelaksaanaan administrasi dinas; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.50
2. Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai tugas menyelenggarakan serta memberikan
pelayanan administrative kepada semua satuan Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi, melakukan
koordinasi dan pembinaan dalam urusan ketatusahaan, hubungan
masyarakat, perlengkapan kerumah tanggaan dinas, kepegawaian,
keuangan, perencanaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,
Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai fungsi:
a. Koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan
anggaran di bidang perumahan, bidang kawasan permukiman, dan
bidang pertanahan serta tugas pembantuan di perumahan dan
kawasan permukiman;
b. Pengelolaan data dan informasi di bidang perumahan, bidang
kawasan permukiman, dan bidang pertanahan;
c. Koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang perumahan,
bidang kawasan permukiman, dan bidang pertanahan;
d. Koordinasi pengelolaan dan laporan keuangan di lingkungan dinas
perumahan dan kawasan permukiman;
50Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
39
e. Penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan dan
fasilitasi bantuan hukum di bidang perumahan, bidang kawasan
permukiman, dan bidang pertanahan;
f. Pelaksanaan urusan organsasi dan tata laksana di lingkungan dinas
perumahan dan kawasan permukiman;
g. Pengelolaan kepegawaian di lingkungan dinas perumahan dan
kawasan permukiman;
h. Penyusunan bahan pelaksanaan urusan tugas pembantuan di bidang
perumahan , kawasan permukiman dan pertanahan yang meliputi
usul kenaikan pangkat dan tugas-tugas pembantuan lainnya;
i. Koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan
masyarakat di bidang perumahan, kawasan permukiman dan
pertanahan;
j. Koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di
bidang perumahan , kawasan permukiman dan pertanahan;
k. Pengelolaan barang milik daerah di lingkungan dinas perumahan dan
kawasan permukiman;
l. Pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui sasaran kinerja
pegawai (SKP);
m. Membuat dan menyusun serta mengumpulkan standar operasional
prosedur (SOP) dari masing-masing bidang di lingkungan dinas
n. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di
lingkungan dinas perumahan dan kawasan permukiman.51
3. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan berada dibawah sekretariat,
subbagian perencanaan, keuangan dipimpin oleh kepala subbagian
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris,
subbagian perencanaan, dan keuangan melaksanakan tugas :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, rencana, program,
kegiatan, dan anggaran;
b. Menyusun bahan dan melaksanakan pengelolaan perencanaan dan
pengelolaan keuangan di lingkungan dinas perumahan dan kawasan
permukiman;
c. Menyusun standar operasional prosedur (SOP) subbagian
perencanaan dan keuangan;
d. Mengelola data dan informasi;
51Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
40
e. Menyusun laporan keuangan, mengevaluasi pelaksanaan rencana,
program, kegiatan, dan anggaran;
f. Memberi penilaian prestasi kerja bawahan melalui sasaran kinerja
pegawai (SKP); dan
g. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan sekretaris sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian berada dibawah sekretariat,
subbagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh kepala subbagian
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris.
Subbagian umum dan kepegawaian melaksanakan tugas :
a. Penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan,
fasilitasi bantuan hukum, pengelolaan kepegawaian di bidang
perumahan, bidang kawasan permukiman
b. Pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP); dan
c. Melaksanakan koordinasi urusan kehumasan.52
5. Bidang Perumahan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas bidang perumahan dipimpin oleh kepala bidang. Bidang perumahan
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan dibidang perumahan serta meningkatkan
pemenuhan perumahan yang mandiri. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, bidang perumahan
menyelenggaran fungsi :
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan pengendalian pembangunan perumahan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan dan pengembangan
perumahan swadaya;
52 Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
41
c. Pelaksanaan koordinasi supervisi dan penetapan lokasi
pengembangan perumahan
d. Pelaksanaan pemberian rekomendasi izin bagi pengembang
perumahan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
denganperaturan perundang-undangan.
Bidang perumahan, terdiri atas :
1. Seksi perumahan dan permukiman
2. Seksi penyediaan perumahan
3. Seksi prasarana sarana dan utillitas.53
6. Seksi Perumahan dan Permukiman berada dibawah bidang perumahan,
seksi perumahan dan permukiman dipimpin oleh kepala seksi
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perumahan. Seksi perumahan dan permukiman melaksanakan tugas
a. Menyiapkan bahan perumusan, kebijakan di bidang perumahan dan
kawasan permukiman;
b. Pelaksanaan kegiatan survey dan penelitian lapangan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan guna untuk menyusun
perencanaan teknis perumahan dan permukiman serta fasilitas
lainnya;
c. Menyusun dan menyiapkan gambar/rancangan teknis perumahan dan
permukiman serta fasilitas lainnya.
d. Menyusun dan menyiapkan bestek serta rincian rencana anggaran
biaya (RAB) perumahan dan permukiman serta fasilitas
penunjangnya;
e. Memantau dan mengawasi pelaksanaan tugas operasional perumahan
dan permukiman;
f. Mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas seksi
perumahan dan permukiman kemudian menyampaikan kepada
kepala dinas melalui kepala bidang
g. Menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi perumahan dan
permukiman
53Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
42
h. Memberikan penilaian prestasi kerja kepada bawahan melalui
sasaran kinerja pegawai (SKP)
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan peraturan perundang-udangan.
7. Seksi Penyediaan Perumahan berada dibawah bidang perumahan, seksi
penyediaan perumahan dipimpin oleh kepala seksi berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada kepala bidang perumahan. seksi
penyediaan perumahan melaksanakan tugas :
a. Menyusun rencana pembangunan dan program kerja operasional
kegiatan pengelolaan penyediaan perumahan.
b. Menyiapkan bahan penyusunan bantuan pembangunan dan
penyediaan perumahan,
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengelolaan rumah
susun dan rumah khusus,
d. Melaksanakan koordinasi pengelolaan pembangunan perumahan
dengan unit kerja lain dilingkungan dinas,
e. Mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas penyediaan
perumahan kemudian menyampaikan kepada kepala dinas melalui
kepala bidang.
f. Membuat standar operasional prosedur (SOP) seksi penyediaan
perumahan.
g. Melaksanakan pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui
sasaran kinerja pegawai (SKP).
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.54
8. Seksi Prasarana, Sarana dan Utillitas berada dibawah bidang perumahan,
seksi prasarana sarana dan utilitas dipimpin oleh kepala seksi,
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perumahan. Seksi prasarana sarana dan utilitas melaksanakan tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan
pengelolaan prasarana sarana dan utilitas umum;
54Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
43
b. Menyusun pedoman dan manual, perencanaan, pembangunan dan
pengelolaan prasarana dan sarana utilitas umum;
c. Melaksanakan koordinasi pengelolaan pengembangan prasarana
sarana dan utilitas umum dengan unit kerja lain di lingkungan dinas
d. Membuat laporan pelaksanaan tugas seksi kepada Kepala bidang
e. Menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi prasarana
sarana dan fasilitas umum;
f. Pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui sasaran kinerja
pegawai (SKP) ; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.55
9. Bidang Kawasan Permukiman berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada kepala dinas. Bidang kawasan permukiman dipimpin oleh kepala
bidang. Bidang kawasan permukiman mempunyai tugas membantu
kepala dinas dalam melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan dibidang kawasan permukiman serta
meningkatkan akses masyarakat terhadap akses prasarana dan sarana
dasar permukiman (mencakup persampahan, air bersih dan air limbah).
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 21,
bidang kawasan permukiman menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
di bidang kawasan permukiman;
b. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dan sistem
pengolaan persampahan regional;
c. Meningkatkan cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan
pedesaan;
d. Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik dan non
domestik;
e. Meningkatkan sistem drainase regional;
55Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
44
f. Pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui sasaran kinerja
pegawai (SKP) dan membuat serta mengumpulkan standar
operasional prosedur (SOP) dari masing-masing seksi yg
dibawahinya; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.56
10. Seksi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum berada dibawah
bidang kawasan permukiman, seksi pengembangan sistem penyediaan air
minum dipimpin oleh kepala seksi, berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang kawasan permukiman. Seksi
pengembangan sistem penyediaan air minum melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas :
a. Melaksanakan penyusunan bahan perumusan, koordinasi
pelaksanaan pengembangan sistem penyedian air minum;
b. Menyiapkan penyusunan bahan pembinaan pelaksanaan
pengembangan sistem penyedian air minum;
c. Menyusun bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pengembangan sistem penyedian air minum;
d. Melaksanakan koordinasi pengelolaan pengembangan prasarana
sarana dan utilitas umum dengan unit kerja lain di lingkungan dinas;
e. Pengevaluasian dan pembuatan laporan pelaksanaan tugas seksi
sistem penyedian air minum kemudian menyampaikan kepada
kepala dinas melalui kepala bidang ;
f. Menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi sistem
penyedian air minum;
g. Melaksanakan pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui
sasaran kinerja pegawai (SKP) ; dan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan
perundang-undangan
11. Seksi pengembangan penyehatan lingkungan permukiman berada
dibawah bidang kawasan permukiman, seksi pengembangan penyehatan
56Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
45
lingkungan dipimpin oleh kepala seksi, berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang kawasan permukiman. Seksi
pengembangan penyehatan lingkungan melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas :
a. Penyusunan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan
teknis dan fasilitas pengembangan penyehatan lingkungan
permukiman;
b. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan strategi operasional serta
NSPK penyehatan lingkungan permukiman;
c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman;
d. Menyiapkan bahan rekomendasi izin pengembangan, penyehatan
lingkungan permukiman;
e. Membuatan laporan pelaksanaan tugas seksi
f. Menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi pengembangan
penyehatan lingkungan permukiman;
g. Pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui sasaran kinerja
pegawai (SKP) ; dan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai
peraturan perundang-undangan.57
12. Seksi Pengembangan Kawasan Permukiman berada dibawah bidang
kawasan permukiman, seksi pengembangan kawasan permukiman
dipimpin oleh kepala seksi, berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada kepala bidang kawasan permukiman. Seksi pengembangan
kawasan permukiman melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melaksanakan tugas :
a. Menyiapkan bahan perumusan, kebijakan teknis pengembangan
kawasan permukiman;
57 Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
46
b. Melaksanakan kebijakan tekhnis pengembangan kawasan
permukiman
c. penyusunan bahan kebijakan strategi operasional serta NSPK
penyehatan kawasan permukiman;
d. Menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi pengembangan
kawasan permukiman;
e. Pemberian penilaian prestasi kerja bawahan melalui sasaran kinerja
pegawai (SKP) ; dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang.
13. Bidang Pertanahan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas, bidang pertanahan dipimpin oleh kepala bidang. Bidang
pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan pengadaan, penggunaan dan penyelesaian
sengketa tanah yang meliputi tanah garapan, ganti kerugian tanah untuk
pembangunan oleh pemerintah daerah dan penyelesaian masalah tanah
kosong dalam daerah kabupaten. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 bidang pertanahan
menyelenggarakan fungsi;
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengadaan, penggunaan, dan
penyelesaian sengketa tanah
b. Koordinasi pelaksanaan kebijakan tekhnis di bidang pengadaan dan
penggunaan tanah;
c. Koordinasi pelaksaan penyelesaian sengketa tanah garapan dalam
daerah kabupaten
d. Koordinasi penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah
untuk pembangunan oleh pemerintah daerah
e. Penentuan subjek dan objek retribusi tanah
f. Penyelesaian masalah tanah kosong dalam daerah kabupaten.
g. Pelaksanaan inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong, dan
pemberian rekomendasi penerbitan izin membuka tanah.58
58 Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
47
14. Seksi Pemanfaatan dan Edistribusi Tanah berada dibawah bidang
pertanahan, seksi pemanfaatan dan redistribusi tanah dipimpin oleh
kepala seksi berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala bidang pertanahan. Seksi pemanfaatan dan redistribusi tanah,
mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan tekhnis pemanfaatan dan
redistribusi tanah
b. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penetapan subjek
dan objek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan
c. Menyiapkan bahan koordinasi dan penerbitan SK penetapan subjek
dan objek redistibusi tanah dan pemanfaatannya; dan
d. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
15. Seksi Perencanaan, Pengadaan dan Penggunaan Tanah berada dibawah
bidang pertanahan, seksi perencanaan, pengadaan dan penggunaan tanah
dipimpin oleh kepala seksi berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada kepala bidang pertanahan. Seksi perencanaan, pengadaan
dan penggunaan tanah, mempunyai tugas;
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan tekhnis perencanaan,
pengadaan dan penggunaan tanah
b. Menyiapkan bahan koordinasi, perivikasi subjek dan objek tanah
untuk pengembangan perumahan
c. Menyiapkan bahan koordinasi perivikasi subjek dan objek tanah
untuk pembangunan pemerintah kabupaten; dan
d. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
16. Seksi Penyelesaian Sengketa dan Ganti Rugi Tanah berada dibawah
bidang pertanahan, seksi penyelesaian sengketa dan ganti rugi tanah
dipimpin oleh kepala seksi berkedudukan dibawah dan bertanggung
48
jawab kepada kepala bidang pertanahan. Seksi penyelesaian sengketa dan
ganti rugi tanah, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan perumusan kegiatan tekhnis, penyelesaian dan
ganti kerugian tanah
b. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi penyelesaian sengketa
tanah garapan dalam daerah kabupaten
c. Menyiapkan bahan penyelesaian masalah ganti kerugian dan
santunan tanah untuk pembangunan oleh pemerintah daerah
kabupaten
d. Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan penyelesaian masalah
tanah kosong dalam daerah kabupaten; dan
e. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala bidang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.59
59Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi 2019.
49
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pengaturan dan pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan
Ruang terbuka hijau adalah suatu ruang atau laahn terbuka yang
kawasannya terdiri dari vegetasi berupa pepohonan, semak, rerumputan, serta
vegetasi penutup tanah lainnya. Kebutuhan dan peruntukan ruang terbuka hijau
adalah untuk publik. Namun pengolahan dan pengelolaannya diserahkan kepada
pemerintahan setempat. Ruang terbuka ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
publik dan masyarakat pada umumnya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan mengartikan ruang terbuka hijau sebaga
ruang memanjang/jalur atau mengelompok yang penggunaannya bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik alami maupun disengaja (buatan).
Menurut wawancara penulis dengan bapak Abd. Rachman Pane, ST
sebagai Kasi Pertamanan dan LPJU pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Muaro Jambi mengungkapkan bahwa
Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dikabupaten Muaro Jambi telah
diatur dalam peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018
Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTKHP) di
Kabupaten Muaro Jambi yang bertujuan :
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaaan
2. Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan diperkotaan ;dan
50
3. Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih
dan nyaman
Sedangkan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan (RTHKP) di kabupaten
Muaro Jambi berfungsi :
1. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan
2. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara
3. Tempat perlindungan piasma nutfah dan keanekaragaman hayati
4. Pengendali tata air ; dan
5. Sarana estetika kota. 60
Menurut hasil wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad, ST sebagai
Kasi Survey, Analisa Data Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi mengungkapkan bahwa
Setiap kota wajib memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 %
dari luas wilayah kotanya sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Kualitas lingkungan hidup yang
semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya,serta pemanasan global yang semakin
meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini akan
memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu
dilakukan dua hal yakni perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Tentang lingkungan hidup, hak alam ciptaan dan hak lingkungan hidup
telah dijadikan tema dalam setiap pertimbangan dan kebijakan sosial,
ekonomi dan politik dunia. 1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah memampukan manusia diseluruh dunia melakukan modernisasi di
segala bidang, tetapi harus diganti dengan harga yang sangat mahal, yaitu
pencemaran terjadi secara besar-besaran terhadap alam. Buangan industri
berupa limbah melumpuhkan daya daur alamiah. Sampah teknologi
(industri, produk sintetis dan limbah nulir) telah menjadi ancaman paling
mengerikan terhadap kehidupan di planet bumi.2 Faktor-faktor tersebut
akan membawa perubahan terhadap bentuk keruangan di area atau wilayah
yang bersangkutan, baik secara fisik maupun non fisik, sebagai wadah
kegiatan manusia di dalamnya. Pemerintah kabupaten Muaro Jambi lebih
lanjut menjelaskan tentang betapa pentingnya Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana yang telah diatur dalam
Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di Kabupaten Muaro Jambi.61
60 Wawancara penulis dengan bapak Abd. Rachman Pane sebagai Kasi Pertamanan dan LPJU
Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 5 Maret 2020.
61
Wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad sebagai Kasi Survey, Analisa Data
Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
pada tanggal 3 Maret 2020.
51
Menurut wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad, ST sebagai Kasi
Survey, Analisa Data Perumahan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Muaro Jambi mengungkapkan bahwa
Pembangunan dan pengelolaan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
kabupaten Muaro Jambi ini diharapkan agar masyarakat dapat
menciptakan suatu lingkungan hidup yang baik bukan hanya merupakan
tanggung jawab pemerintah kota semata, namun juga menjadi tanggung
jawab warga kota khususnya kota Sengeti. Kegiatan pengelolaan ruang
terbuka hijau oleh masyarakat umumnya dapat dilihat di kawasan
permukiman, warga masyarakat mengelola dan memelihara secara gotong
royong. Kegiatan tersebut semakin terpadu dengan adanya lomba
kebersihan atau penghijauan ditingkat kelurahan maupun wilayah yang
diselenggarakan secara berkala. Mengingat bahwa ruang terbuka hijau
adalah faktor determinan dalam menentukan kualitas lingkungan kota,
maka ruang terbuka hijau itu sendiri harus berada dalam keadaan
terbaiknya. Unsur-unsur ruang terbuka hijau, seperti pepohonan, badan-
badan air, harus berada pada kondisi dan situasi yang sesuai dengan
persyaratan kehidupannya. Jadi keberadaan ruang terbuka hijau itu sendiri
bukanlah obyek, tetapi subyek peningkatan kualitas bagi wilayah
perkotaan tersebut. Dalam menciptakan ruang terbuka hijau kota untuk
meningkatan kualitas kehidupan kota. Untuk itu dinas perumahan dan
kawasan permukiman kabupaten Muaro Jambi telah melaksanakan
beberapa kegiatan demi terwujudnya penataan ruang terbuka hijau yang
baik dilingkungan kabupaten Muaro Jambi, antara lain :
1. Penyuluhan
Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kepada warga masyarakat
untuk menanamkan pengertian akan pentingnya taman atau ruang
terbuka hijau bagi masyarakat diperkotaan. Penyuluhan pertamanan
dilaksanakan dengan maksud memberikan pengertian kepada
masyarakat tentang arti penting daripada suatu ruang terbuka hijau pada
suatu kota terhadap keseimbangan dan keindahan lingkungan dalam
upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup, memasyarakatkan
peraturan yang ada kaitannya dengan penghijauan pertamanan agar
dapat diketahui dan dipatuhi oleh masyarakat. Dinas perumahan dan
kawasan permukiman kabupaten Muaro Jambi melakukan pengawasan
dan penertiban secara periodik dilokasi taman atau ruang terbuka hijau
diwilayah kota dan menetapkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
2. Pembinaan
Pembinaan melalui pembuatan taman percontohan pada lokasi
kelurahan proyek, kelurahan binaan. Pemilihan jenis tanaman adalah tanaman hias berfungsi ganda (sebagai tanaman hias dan juga dapat
dipergunakan sebagai tanaman obat, sayur, pandan, kembang sepatu,
sambang darah, gendarusa, dinding ari, sirih, daun mangkokan dan
lainlain). Lokasi pembuatan taman bisa dilakukan di rumah kader atau
kantor kelurahan. Dengan pembuatan taman percontohan ini diharapkan
52
dapat dibudidayakan ke warga atau masyarakat lainnya dalam
kelurahan tersebut (berkembang biak dengan cepat karena umumnya
tanaman yang ditanam perbanyakannya dengan sistem stek batang atau
daun).
3. Pengawasan dan penertiban
4. Peran masyarakat
Program partisipasi masyarakat bertujuan menyadarkan masyarakat
luas agar memahami pentingnya ruang terbuka hijau dalam
meningkatkan kualitas lingkungan, mengubah gaya hidup masyarakat
menjadi sadar lingkungan, dan mengarahkan masyarakat berwawasan
lingkungan menuju masyarakat berwawasan ekologis. Pada akhirnya,
pencapaian kuantitas ruang terbuka hijau kota minimal 30 persen dapat
terwujud karena adanya dukungan dan partisipasi masyarakat.62
Menurut wawancara penulis dengan bapak A. Sargawi sebagai Kabid
Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Muaro Jambi mengungkapkan bahwa
Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi melalui Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi telah
melakukan pembentukan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
(RTHKP) yang disesuaikan dengan bentang alam berdasarkan aspek
biografis dan struktur ruang kota serta estetika yang mencerminkan
karakter alam dan/atau budaya setempat yang bernilai ekologis, historik,
panorama yang khas dengan tingkat penerapan tekhnologi, adapun jenis
RTHKP Kabupaten Muaro Jambi meliputi :
1. Taman kota;
2. Taman wisata studi lingkungan (TWSL);
3. Taman rekreasi;
4. Taman lingkungan perumahan dan permukiman;
5. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial dan industri;
6. Hutan kota;
7. Pemakaman umum, termasuk taman makam pahlawan (TMP);
8. Lapangan olahraga;
9. Lapangan upacara;
10. Parkir terbuka;
11. Lahan pertanian perkotaan;
12. Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
13. Sempadan sungai, pantai, bangunan, sumber mata air dan rawa;
14. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian;
62Wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad sebagai Kasi Survey, Analisa Data
Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
pada tanggal 5 Maret 2020.
53
15. Kawasan dan jalur hijau;dan
16. Taman atap (Roof Garden).63
Menurut bapak Syafri Agus Zulbahri, ST sebagai Kasi Pengembangan
Perumahan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi bahwa
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) di Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai manfaat yang sangat besar bagi masyarakat
kabupaten Muaro Jambi khususnya, antara lain :
1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
2. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
6. Sarana aktifitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula;
7. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
8. Memperbaiki iklim mikro; dan
9. Meningkatkan cadangan oksigen diperkotaan
Salah satu program pemerintah daerah kabupaten Muaro Jambi adalah
pembangunan ruang terbuka hijau “Tugu TanganPijoan” di Pijoan
kecamatan Jambi luar kota. Proyek yang dikerjakan dengan sistem bertahap
ini sampai memakan biaya Rp 10 milyard. Ikon tugu tangan ini merupakan
ikon kabupaten Muaro Jambi dan merupakan satu-satunya RTH terbesar di
Provinsi Jambi. Diharapkan RTH Tugu tangan ini dapat membawa ,anfaat
yang sangat banyak bagi masyarakat khususnya bagi warga kabupaten
Muaro Jambi dan masyarakat Provinsi Jambi pada umumnya. 64
Menurut ibu Sri Anggaraini, SH sebagai Kasi Pembangunan Perumahan
pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi mengatakan bahwa
Salah satu program dinas perumahan dan kawasan permukiman kabupaten
Muaro Jambi adalah pembentukan RTHKP yang disesuaikan dengan
bentang alam berdasarkan aspek biografis dan struktur ruang kota serta
63Wawancara penulis dengan bapak A. Sargawi sebagai Kabid Perumahan dan
Permukiman pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi
pada tanggal 17 Februari 2020.
64
Wawancara penulis dengan bapak Syafri Agus Zulbahri sebagai Kasi Survey, Analisa
Data Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi pada tanggal 17 Februari 2020.
54
estetika dan mencerminkan karakter alam/atau budaya setempat yang
bersifat ekologis, historik, panorama yang khas dengan tingkat penerapan
tekhnologi. Dalam tahap penataan RTHKP meliputi kegiatan perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan menjadi satu kesatuan dari rencana tata ruang wilayah kota dan
RTHKP dituangkan dalam rencana detail tata ruang kawasan perkotaan
dengan skala peta sekurang-kurangnya 1:5000. Dalam peraturan Bupati
Muaro Jambi nomor 67 tahun 2018 tentang penataan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan disebutkan bahwa luas ideal RTHKP minimal sebesar
(20%) dari luas perkotaan yang mencakup RTHKP publik dan privat, dan
dalam penyediaannya menjadi kewenangan Pemerintah daerah yang
dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan daerah,
sedangkan RTHKP privat penyediaannya menjadi tanggungjawab
pihak/lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan
melalui penerbitan izin pemanfaatan ruang. Dalam tahap perencanaan
RTHKP harus memuat pelaku pembangunan yang memuat jenis, lokasi,
luas, target pencapaian luas, kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan
dan disain tekhnis yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Sementara dalam tahap pemanfaatan harus mencakup kegiatan
pembanguan baru, pemeliharaan dan pengamanan ruang terbuka hijau
yang dikelola oleh pemerintah daerah kabupaten Muaro Jambi dengan
melibatkan para pelaku pembangunan. 65
Menurut bapak Erik Ahmad, ST sebagai Kasi Survey, Analisa Data
Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi mengatakan bahwa
Pemerintah kabupaten Muaro Jambi terus menggalakkan ruang terbuka
hijau di kabupaten Muaro Jambi, salah satu program yang dilakukan
adalah dengan membangun proyek “ Tugu Tangan Pijoan “ yang
berlokasi di desa Pijoan kecamatan Jambi Luar Kota yang memakan biaya
yang cukup besar. Pihak dinas perumahan dan kawasan permukiman
kabupaten Muaro Jambi terus meninjau langsung pembangunan ruang
terbuka hijau” Tugu tangan pijoan. Saat ini pembanguan proyek tersebut
saat ini baru sebatas pembuatan pondasi saja, pekerjaan difokuskan pada
pembuatan pelataran plaza utama dan empat buah gazebo dan diharapkan
di tahun 2020 ini akan dilanjutkan kembali dengan pembuatan jalur masuk
dari arah Batanghari menuju Jambi dan pembangunan halaman parkir
kendaraan roda dua dan roda empat dan pekerjaaan dilanjutkan di tahun 2021 yakni pembangunan jalur sepeda keliling taman, jalur pejalan kaki,
65Wawancara penulis dengan ibu Sri Anggraini sebagai Kasi Pembangunan Perumahan
pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal
21 Februari 2020.
55
res are, pembuatan taman dan beberapa pekerjaan lainnya, artinya proyek
RTH tugu tangan pijoan ini bersifat multiyears atau bertahap dan akan
dianggarkan setiap tahunnya. Dijadwalkan proyek ini akan selesai pada
tahun 2026 mendatang. Pembangunan proyek ini tidak bisa sekaligus,
karena memakan anggaran yang cukup besar, kecuali kalau anggaran yang
langsung di drop baru bisa selesai secepatnya. Proyek RTH tugu tangan
pijoan ini digadang-gadang akan menjadi ruang terbuka hijau (RTH)
terbesar di Provinsi Jambi karena area ini dilengkapi dengan berbagai
macam fasilitas dan bakal menjadi pusat tujuan keluarga terutama dihari
libur. 66
B. Kendala yang dihadapi kantor Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Perkim) Kabupaten Muaro Jambi dalam upaya
pelaksanaan kewenangan penataan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan di kabupaten Muaro Jambi
Menurut wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad, ST sebagai kasi
survey, analisa data perumahan kabupaten Muaro Jambi
Degradasi lingkungan di sebagian wilayah perkotaan Indonesia semakin
parah. Hal ini ditandai oleh makin meningkatnya suhu udara di atas
kawasan perkotaan, penurunan muka air tanah, pencemaran air tanah,
udara, dan suara (bising), amblasan permukaan tanah, intrusi air laut,
abrasi pantai, suasana gersang, monoton, membosankan dan terjadinya
tekanan psikologis penghuninya (stress).Kurangnya apresiasi akan
pentingnya RTH, inkonsistensi kebijakan dan strategi Tata Ruang Kota
yang sudah ditetapkan dalam Rencana Induk Kota, serta lemahnya fungsi
pengawasan (kontrol) dalam pelaksanaan pembangunan kota
menyebabkan kuantitas dan kualitas RTH semakin berkurang. Nilai
ekonomi vs nilai ekologis, keterbatasan luas lahan akibat benturan
kepentingan dalam fenomena pembangunan perkotaan, lebih ditekankan
pada pentingnya pembangunan sektor perindustrian dan perdagangan yang
dianggap mampu menyerap banyak tenaga kerja (atau demi kepentingan
ekonomi jangka pendek). Masalah klasik pengelolaan RTH, dianggap
akibat keterbatasan dana dan SDM profesional, pemeliharaan RTH yang
tidak konsisten, dan pemilihan jenis tanaman tak sesuai persyaratan ekologis bagi masing-masing lokasi, termasuk langkanya lahan pembibitan
tanaman penghijauan. Keterbatasan dana pembangunan dan pengelolaan
66Wawancara penulis dengan Bapak Erik Ahmad sebagai Kasi Survey, Analisa Data
Perumahan Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 25 Februari 2020.
56
RTH memerlukan terobosan pengembangan pola kemitraan hijau. RTH
sering dianggap sebagai lahan tidak berguna, tempat sampah, atau sumber
dan atau sarang vektor berbagai penyakit. Pemahaman serta kesadaran
masyarakat akan arti dan fungsi hakiki RTH, umumnya masih sangat
kurang. Minimnya fasilitas RTH khususnya bagi kelompok usia tertentu,
seperti lapangan olahraga, taman bermain anak, maupun taman
lansia.apalagi taman khusus bagi penyandang cacat.
Penyediaanlahan,untuk pemakaman umum belum sesuai dengan harapan
masyarakat umum. 67
Menurut wawancara penulis dengan bapak Abd. Rachman Pane, ST
sebagai kasi pertamanan dan LPJU mengatakan bahwa
Pembangunan RTHKP di kabupaten Muaro Jambi masih belum bisa
dilakukan secara maksimal sesuai dengan Peraturan Bupati Muaro Jambi
Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan, dikarenakan beberapa hal antara lain lahan dan anggaran yang
terbatas. Faktor lain adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
tentang betapa pentingnya ruang terbuka hijau (RTH) bagi masyarakat
kabupaten Muaro Jambi, karena jika masyarakat sudah memahami
pentingnya RTH, maka otomatis masyarakat juga pasti akan ikut
berperanserta dalam pembangunan RTH di Kabupaten Muaro Jambi ini
demi mewujudkan tujuan dari RTH ini yaitu menjaga kelestarian dan
keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan, mewujudkan
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan diperkotaan
dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah bersih
dan nyaman. 68
C. Efektifitas pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018
Menurut wawancara penulis dengan bapak Abd. Rachman Pane, ST
sebagai Kasi Pertamanan dan LPJU bahwa
67Wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad sebagai kasi survey, analisa data
perumahan kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 25 februari 2020.
68
Wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad sebagai Kasi Survey, Analisa Data
Perumahan Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 27 Februari 2020.
57
Pelaksanaan kewenangan dinas perumahan dan kawasan permukiman
kabupaten Muaro Jambi saat ini terus mengupayakan agar terlaksananya
dengan baik program pemerintah daerah kabupaten Muaro Jambi untuk
menjadikan lingkungan yang baik dan nayaman bagi masyarakat. Selain
membuat RTH tugu tangan pijoan di desa Pijoan Kecamatan Jambi luar
kota, RTH di lokasi perkantoran Bukit Cinto Kenang. Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi juga
mewajibkan kepada develover perumahan yang berlokasi di kabupaten
Muaro Jambi agar dapat membuat lokasi khusus di komplek perumahan
yang mereka buat sebagai tempat ruang terbuka hijau (RTH) demi
kenyamanan penduduk yang bakal menempati tempat tersebut.69
Menurut wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad, ST sebagai Kasi
Survey, Analisa Data Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Muaro Jambi mengatakan bahwa
Konsep Kota hijau adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan yang
menyelaraskan lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia sebagai
respon terhadap kerusakan lingkungan. Menurut Peraturan Bupati Muaro
Jambi Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan (RTHKP) dinyatakan bahwa proporsi ruang terbuka
hijau (RTH) pada wilayah perkotaan paling sedikit 30% dari luas wilayah
keseluruhan. Namun demikian untuk melaksanakan program ini
Pemerintah Daerah kabupaten Muaro Jambi juga harus melakukan
pengendalian ruang lingkup RTHKP yang meliputi :
1. Target pencapaian luas minimal;
2. Fungsi dan manfaat;
3. Luas dan lokasi; dan
4. Kesesuaian spesifikasi kontruksi dengan desain grafis
Pengendalian RTHKP dilakukan melalui perizinan, pemantauan,
pelaporan dan penertiban. Dalam tahap perizinan guna pengendalian,
setiap usaha atau kegiatan yang berorientasi pada pemanfaatan RTHKP
publik harus mendapatkan izin tertulis terlebih dahulu dari Bupati dan
tidak diperbolehkan menyimpang dari fungsi dan peruntukannya. Izin
dibuat dalam bentuk tertulis dan diajukan kepada Bupati melalui kepala
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan harus
dicantumkan persyaratan dan kewajiban yang harus dipenuhi untuk
melakukan pengendalian dan pelestarian RTHKP di Kabupaten Muaro
Jambi, dan mekanisme dan tata cara perizinan ditetapkan lebih lanjut oleh
Bupati Muaro Jambi. 70
69Wawancara penulis dengan bapak Abd. Rahman Pane sebagai Kasi pPrtamanan dan
LPJU Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 27 Februari 2020.
70
Wawancara penulis dengan bapak Erik Ahmad sebagai Kasi Survey, Analisa Data
Perumahan Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 25 Maret 2020.
58
Menurut ibu Sri Anggaraini, SH sebagai Kasi Pembangunan Perumahan
pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro
Jambi mengatakan bahwa
Mengingat betapa pentingnya ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
(RTKHP) di Kabupaten Muaro Jambi, namun Pemerintah Daerah
Kabupaten Muaro Jambi tetap menerapkan peraturan dan ketentuan yang
tegas bagi kegiatan RTHKP ini sesuai dengan Peratuaran Bupati Muaro
Jambi Nomor 67 Tahun 2018, yaitu :
1. Barang siapa memanfaatkan RTHKP publik tanpa memperoleh izin,
maka orang atau badan tersebut harus menghentikan, mengosongkan
dan mengembalikan sesuai keadaan semula atas beban pelanggar yang
bersangkutan
2. Dalam hal ketentuan diatas, maka Bupati atau pejabat yang ditunjuk
berwenang melakukan penghentian secara paksa pengosongan RTHKP
publik dan mengembalikan sesuai keadaan semula atau beban
pelanggar yang bersangkutan dengan ketentuan biaya yang ditetapkan
oleh Bupati. 71
Menurut wawancara penulis dengan bapak Abd. Rachman Pane, ST
sebagai Kasi Pertamanan dan LPJU bahwa
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) Kabupaten
Muaro Jambi dilaksanakan dengan melibatkan peran serta masyarakat,
swasta, lembaga/badan hukum / perseorangan. Dimulai dari visi dan misi,
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian serta dapat dilakukan dalam
pengelolaan, kontribusi dalam pemikiran, pembiayaan maupun tenaga fisik
untuk pelaksanaan pekerjaan dan dinas perumahan dan kawasan
permukiman kabupaten Muaro Jambi melaporkan kegiatan RTHKP ini
kepada Bupati Muaro Jambi minimal 1 (satu) kali dalam setahun dan
sewaktu-waktu diperlukan, dan seterusnya Bupati Muaro Jambi
melaporkan kegiatan penataan RTKHP kepada Gubernur minimal 1 (satu)
kali dalam setahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.72
71Wawancara penulis dengan ibu Sri Anggaraini sebagai Kasi Pembangunan Perumahan
pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal
3 Maret 2020.
72
Wawancara penulis dengan bapak Abd. Rahman Pane sebagai Kasi Pertamanan dan
LPJU Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 6 Maret 2020.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengaturan dan pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Muaro Jambi dalam penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi telah
melaksanakan beberapa kegiatan demi terwujudnya penataan ruang terbuka
hijau yang baik dilingkungan kabupaten Muaro Jambi, antara lain: penyuluhan,
pembinaan, pengawasan dan penertiban, peran serta masyarakat. adapun jenis
RTHKP kabupaten Muaro Jambi meliputi:
a. Taman kota
b. Taman wisata studi lingkungan (TWSL);
c. Taman rekreasi;
d. Taman lingkungan perumahan
e. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial dan industri;
f. Hutan kota;
g. Pemakaman umum, termasuk taman makam pahlawan (TMP);
h. Lapangan olahraga;
i. Parkor terbuka;
j. Lahan pertanian kantor;
60
k. Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
l. Semopadan sungai, pantai, bangunan, sumber mata air dan rawa;
m. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian;
n. Kawasan dan jalur hijau;
o. Taman atap (Roof Garden)
2. Kendala dalm peleksanaan pengelolaan RTH, dianggap akibat keterbatasan
dana dan SDM profesional, pemeliharaan RTH yang tidak konsisten, dan
pemilihan jenis tanaman tak sesuai persyaratan ekologis bagi masing-masing
lokasi, termasuk langkanya lahan pembibitan tanaman penghijauan.
Keterbatasan dana pembangunan dan pengelolaan RTH memerlukan terobosan
pengembangan pola kemitraan hijau. RTH sering dianggap sebagai lahan tidak
berguna, tempat sampah, atau sumber dan atau sarang vektor berbagai
penyakit. Pemahaman serta kesadaran masyarakat akan arti dan fungsi hakiki
RTH, umumnya masih sangat kurang. Minimnya fasilitas RTH khususnya bagi
kelompok usia tertentu, seperti lapangan olahraga, taman bermain anak,
maupun taman lansia.apalagi taman khusus bagi penyandang cacat. Penyediaan
lahan,untuk pemakaman umum belum sesuai dengan harapan masyarakat
umum. Pembangunan RTHKP di kabupaten Muaro Jambi masih belum bisa
dilakukan secara maksimal sesuai dengan Peraturan Bupati Muaro Jambi
Nomor 67 Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan, dikarenakan beberapa hal antara lain lahan dan anggaran yang
terbatas. Faktor lain adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang
betapa pentingnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi masyarakat Kabupaten
Muaro Jambi, karena jika masyarakat sudah memahami pentingnya RTH,
61
maka akan sangat bermanfaat bagi pelaksanaan program pemerintah kabupaten
Muaro Jambi dalam menciptakan lingkungan yang baik dan nyaman.
3. Efektifitas pelaksanaan kewenangan dinas perumahan dan kawasan
permukiman kabupaten Muaro Jambi saat ini terus mengupayakan agar
terlaksananya dengan baik program Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro
Jambi untuk menjadikan lingkungan yang baik dan nyaman bagi masyarakat.
Selain membuat RTH “ Tugu Tangan Pijoan “ di desa Pijoan Kecamatan Jambi
Luar Kota, RTH di lokasi perkantoran Bukit Cinto Kenang. Dinas perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi juga mewajibkan
kepada develover perumahan yang berlokasi di Kabupaten Muaro Jambi agar
dapat membuat lokasi khusus di komplek perumahan yang mereka buat
sebagai tempat Ruang Terbuka Hijau (RTH) demi kenyamanan penduduk yang
bakal menempati tempat tersebut.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan
diatas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat
memperbaiki ataupun menyempurnakan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67
Tahun 2018 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
(RTHKP) dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya dan perlu pengalikasian
dana yang cukup untuk melaksanakan program RTHKP di Kabupaten Muaro
Jambi, terutama percepatan penyelesaian RTH Tugu Tangan Pijoan, sehingga
dapat segera difungsikan bagi masyarakat Kabupaten Muaro Jambi. Saran lainnya
yang dapat penulis berikan dari hasil penelitian adalah :
62
1. Untuk Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Muaro Jambi agar terus melakukan koordinasi ke bagian terkait di
Pemerintahan kabupaten Muaro Jambi terkait percepatan penyelesaian
proyek RTH Tugu Tangan Pijoan di Desa Pijoan Kecamatan Jambi Luar
Kota.
2. Untuk Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Muaro Jambi agar dapat
menganggarkan dana yang cukup bagi proses penyelesaian RTH Tugu
Tangan Pijoan, maupun RTH lainnya yang sudah direncanakan oleh Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi.
63
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Bambang Waluyo, 2002, Penelitian hukum dalam praktek, (Jakarta: Sinar
Grafika).
Budiyono, 2013, “Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pemerintah
daerah dalam rangka mewujudkan good governance, “Fiat Justitia Jurnal
Ilmu Hukum volume 7 no. 1, Januari-April 2013.
Chyntia D. Putri, Lely Indah Mindarti, Farida Nurani, Peran pemerintah daerah
dalam mengelola ruang terbuka hijau dengan perspektif good
environmental governance (Studi di Kota Madiun), Jurnal Administrasi
Publik (JAP),
Eko Budiharjo, 1997, Tata Ruang Kota (Bandung; Penerbit, Alumni).
Emilda Nency, 2016, “Kepemilikan tanah atas perubahan rencana tata ruang
wilayah perspektif Fiqh Syafi’I (Studi kasus rencana tata ruang wilayah
kecamatan kepanjen kabupaten Malang), skripsi jurusan Hukum Bisnis
Syariah, fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Hans, 2013, “Tinjauan yuridis pelaksanaan kewenangan pemerintah kota
Makassar dalam penataan ruang terbuka hijau”, Skripsi Universitas
Hasanuddin, Makasar.
Hardjowigeno, Sarwono dan Widiatmaka, 2007, Evaluasi kesesuaian lahan
&perencanaan tataguna lahan, Gajah Mada Press.
Jamilus, 2017, Tinjaun yuridis konsep compact city dalam mendukung Tata
Ruang Kota, Jurnal Resht Vinding.
Joga Nirwono Dan Iwan Ismaun, 2011, RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau, Jakarta;
PT Gramedia Pustaka Utama.
Jonathan Sarwono, 2006, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu).
Kartika Febri Yuliani, 2017. “Efektivitas program pelayanan kesehatan gratis
(P2km) di Kota Bandarlampung”, Skripsi Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Nasution, 2003, Metodologi research penelitian ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara).
64
Riski Sembiring, 2017, “Tinjauan yuridis terhadap peran dan tugas pokok
BAPPEDA dalam sistem pemerintahan daerah di kabupaten Karo,“ Jurnal
Universitas Sumetera Utara Medan.
Roswidyatmoko Dwihatmojo, 2019, Ruang terbuka hijau yang semakin
terpinggirkan.
Sayuti Una, 2012, Pedoman penulisan skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN
STS Jambi).
Siti Annisa Aulia Sari, 2016, “Peran Dinas tata ruang dan tata bangunan dalam
mengawasi penyalahgunaan ruang terbuka hijau di Kota Medan (Studi
pada Dinas tata ruang dan tata bangunan kota Medan)”, Proposal
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar penelitian hukum, (Jakarta: Universitas
Indonesia Press).
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, 2017, Metode penelitian kualitatif.
B. Peraturan Perundang-undangan
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan
Pasal 28 H ayat 1 UUD NRI Tahun 1945.
Pasal 1 Butir 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
Pemerintah Muaro Jambi, “Selayang Pandang DPRD Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2014.
Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 67 Tahun 2018.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 65 ayat (1).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri :
Nama : Rodi Safriyadi
Tempat dan Tanggal Lahir : Jambi, 03- 02- 1983
Pekerjaaan : Mahasiswa
Alamat : Perumnas Aurduri Blok E RT.25
No.266 Kelurahan Penyengat
Rendah Kecamatan Telanaipura
Nomor HP : 0822 8064 0337
B. Riwayat Pendidikan
1. S1 : UIN STS Jambi
2. SMA : SMA N 10 Kota Jambi
3. SMP : SMP N 03 Kota Jambi
4. SD : SD N 48 Kota Jambi