19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Keramik Bahan keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa unsure metal dan non metal yang terikat secara ionic maupun kovalen. Keramik pada umumnya mempunyai struktur kristalin dan sedikit electron bebasnya. Susunan kimia keramik sangat bermacam-macam yang terdiri dari senyawa yang sederhana hingga campuran beberapa fasa kompleks. Hampir semua keramik merupakan senyawa-senyawa antara unsur elektropositif dan elektronegatif. Keramik memiliki sifat-sifat antara lain mudah pecah dan getas. Kekuatan dan ikatan keramik menyebabkan tingginya titik lebur, tahan korosi, rendahnya konduktivitas termal, dan tingginya kekuatan kompresif dari material tersebut. Secara umum keramik mempunyai senyawa-senyawa kimia antara lain: SiO 2 , Al 2 O 3 , CaO,  Na 2 O, TiC, UO 2 , PbS, MgSiO 3 , dan lain-lain. 2.2. Jenis bahan keramik 2.2.1. Kaolin Kaolin diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu pertama suatu endapan residu  berasal dari perubahan batu-batuan. Kedua adalah jenis pengendapan yang mana  batu bagus dan partikel-partikel clay telah dipisahkan dari endapan. Kaolin yang berasal dari preshidrotermal yaitu pengikisan yang terjadi akibat pengaruh air panas yang terdapat pada retakan dan patahan serta daerah  permeable lainnya dalam batu-batuan. Kaolin yang berasal dari proses pelapukan (sedimentasi ) yaitu pelapukan batuan beku dan batuan metamorpik yang reaksinya adalah sebagai berikut : KAlSi 3 O 8 HAlSi 3 O 8  + KOH (  Hydrolysis ) HAlSi 3 O 8 HAlSiO 4  + 2Si O 2 (  Desilikat ion) Universitas Sumatera Utara

TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    1/19

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Bahan Keramik

    Bahan keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa unsure metal

    dan non metal yang terikat secara ionic maupun kovalen. Keramik pada umumnya

    mempunyai struktur kristalin dan sedikit electron bebasnya. Susunan kimia

    keramik sangat bermacam-macam yang terdiri dari senyawa yang sederhana

    hingga campuran beberapa fasa kompleks. Hampir semua keramik merupakan

    senyawa-senyawa antara unsur elektropositif dan elektronegatif. Keramik

    memiliki sifat-sifat antara lain mudah pecah dan getas. Kekuatan dan ikatan

    keramik menyebabkan tingginya titik lebur, tahan korosi, rendahnya konduktivitas

    termal, dan tingginya kekuatan kompresif dari material tersebut. Secara umum

    keramik mempunyai senyawa-senyawa kimia antara lain: SiO2, Al2O3, CaO,

    Na2O, TiC, UO2, PbS, MgSiO3, dan lain-lain.

    2.2. Jenis bahan keramik

    2.2.1. Kaolin

    Kaolin diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu pertama suatu endapan residu

    berasal dari perubahan batu-batuan. Kedua adalah jenis pengendapan yang mana

    batu bagus dan partikel-partikel claytelah dipisahkan dari endapan.

    Kaolin yang berasal dari preshidrotermal yaitu pengikisan yang terjadi

    akibat pengaruh air panas yang terdapat pada retakan dan patahan serta daerah

    permeable lainnya dalam batu-batuan. Kaolin yang berasal dari proses pelapukan

    (sedimentasi) yaitu pelapukan batuan beku dan batuan metamorpik yang

    reaksinya adalah sebagai berikut :

    KAlSi 3 O8 HAlSi3O8+ KOH (Hydrolysis)

    HAlSi3O8 HAlSiO4 + 2Si O2 (Desilikation)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    2/19

    2HAlSiO4+ H2O (OH)4Al2Si2O5 (Hydration)

    Kaolin yang dipergunakan dalam pembuatan sampel adalah kaolin yang

    berasal dari Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan Sumatera Utara dengan

    cadangan dan potensi cukup banyak 7.913.000 ton (Dinas Pertambangan dan

    Energi Sumut, 2007).

    Garis besar deretan reaksi atau perubahan fasa kaolin yang dipanaskan

    adalah sebagai berikut :

    a. Tahap pertama : Sekitar 500oC yaitu reaksi endotermis yang

    sehubungan dengan hilangnya struktur air atau

    dehidrasi kaolinit dan pembentukan metakaolin,

    2Al2O3.4SiO2.

    b. Tahap kedua : Sekitar 950oC yakni reaksi eksotermis, sehubungan

    dengan pengkristalan yang cepat fasa bentuk jarum

    (spinel), disebut -Al2O3, oleh Brinley dan Nakahira

    dinyatakan dengan 2Al2O3.3SiO2.

    c. Tahap ketiga : Sekitar 1050 1100oC, sehubungan dengan reaksi

    eksotermis kedua dimana struktur bentuk jarum

    berubah menjadi fasa mullit dan selanjutnya muncul

    kristobalit. Jika pemanasan diteruskan akhirnya mullit

    akan mengkristal dengan baik dengan komposisinya

    3Al2O3.2SiO2. (Syukur, 1982)

    2.2.2. Feldspar

    Feldspar merupakan silikat alamiah pada umumnya digunakan dalam pembuatan

    keramik sebagai bahan fluks (Fluxing Material) yaitu sebagai sumber alumina

    dalam gas dan sumber alkali dalam gelas serta sumber alkali dalam glasir dan

    enamel.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    3/19

    Bahan ini dapat berupa pelebur (fondaut) dengan kandungan alumino-sifat-alkali

    yang beraneka ragam terdiri dari:

    a. Arthose : (Si3Al)O8K, Potasisb. Albite : (Si3Al)O8Na, Sodisc. Anorthite : (Si3Al)O8Ca, Kalsis

    Dari komposisinya dapat dilihat bahwa struktur feldspar tidak berbeda dengan

    struktur tanah liat, merupakan silikat alamiah, berwarna merah jambu

    ataukecoklat-coklatan dan merupakan mineral keramik dengan salah satu

    komposisinya adalah NaAlSi3O8. Feldspar juga merupakan jaringan silikat dan

    satu diantara empat atom silicon digantikan oleh atom aluminium. Diatas

    temperature 900oC feldspar umumnya masih dalam keadaan stabil dan tidak

    mengalami perubahan fasa.(www.themineralorthoclase.com)

    2.2.3. Clay (Lempung).

    Clay dikenal sebagai tanah liat (argiles), merupakan sejenis mineral halus

    berbentuk kepingan, gentian atau hablur yang terbentuk dari batuan sediment

    (sediment rock) dengan ukuran butir < 1/256 mm. pada umumnya ada 2 jenis clay

    yaitu: ball clay, dan fire clay.

    Ball clay digunakan pada keramik karena memiliki plastisitas tinggi dengan

    tegangan patah tinggi serta pernah digunakan sendiri. Fire clay terdiri dari tiga

    jenis yaitu: flin fire clay yang memiliki struktur kuat, plastic fire clay yang

    memiliki workabilityyang baik, serta high alumina clayyang sering dipergunakan

    sebagai refraktori dan bahan tahan api.

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.themineralorthoclase.com/http://www.themineralorthoclase.com/
  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    4/19

    2.2.4. Kuarsa (silica)

    Kuarsa adalah salah satu mineral yang berupa kristal sempurna, terdiri dari

    Kristal-kristal silica (SiO2). Kuarsa merupakan hasil dari proses pelapukan yang

    mengandung mineral utama seperti: Al2O3, Fe2O3, Cr2O3, Na2O3, TiO2, K2O.

    Kuarsa berwarna putih bening,memiliki sifat-sifat fisis dan mekanis tertentu.

    (www.refractron.com)

    2.3. Pembentukan keramik

    Proses pembentukan keramik dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

    a. Die pressing:Pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga mebentuk bubuk, lalu

    dicampur dengan pengikat (binder) organic, kemudian dimasukkan

    kedalam cetakan dan ditekan hingga mencapai bentuk padat yang cukup

    kuat. Metode ini umumnya digunakan dalam pembuatan ubin, keramik

    elektronik, atau produksi dengan cukup sederhana karena metode ini

    cukup murah.

    b. Rubber mold pressingMetode ini dilakukan untuk menghasilkan bubuk padat yang tidak

    seragam dan disebutrubber mold pressing, karena dalam pembuatannya

    menggunakan sarung yang terbuat dari karet. Bubuk dimasukkan kedalam

    sarung karet, kemudian dibentuk kedalam cetakan hidrostatis.

    c.

    Extrusion Molding.Pembentukan keramik pada metode ini melalui lobang cetakan. Metode ini

    bias digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa reaktor, atau material

    lain yang memiliki suhu normal untuk penampang lintang tetap.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    5/19

    d. Slip CastingMetode ini dilakukan untuk memperkeras suspensi dengan air dari cairan

    lainnya, dituang kedalam plaster berpori, air akan diserap dari daerah

    kontak kedalam cetakan dan lapisan yang kuat akan terbentuk.

    e. Injection moldingBahan yang bersifat plastis diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada

    cetakan. Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda-benda

    yang mempunyai bentuk yang kompleks.

    2.4. Bahan Dasar Keramik

    Bahan dasar keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa

    netral dan non netral yang terikat secara ionic maupun kovalen. Keramik pada

    umumnya mempunyai struktur kristallin dan sedikit electron bebasnya. Susunan

    senyawa kimianya sangat bervariasi, terdiri dari senyawa yang sederhana hingga

    campuran dari beberapa fasa kompleks.

    Pada dasarnya bahan baku keramik terdiri dari :

    a. Bahan PlastisBahan ini berupa tanah liat (argiles) dengan kandungan mineral yang

    bersifat liat dan mineral tambahannyang berasal dari endapan kotoran.Mineral berupa silikat, Mg, Fe, bersifat kapur dan alkali.

    b. Bahan PeleburBahan ini berupa feldspar dengan kandungan alumino silikat alkalin yang

    beraneka ragam terdiri dari :

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    6/19

    Orthose : (Si3Al)O8K, Potasis Albithe : (Si3Al)8Na, Sodis Anorthite : (Si3Al)O8Ca, Kalsis

    c. Bahan penghilang LemakBahan ini adalah bahan baku yang mudah di haluskan dan koefisien

    penyusutannya sangat rendah. Biasanya bahan ini berfungsi sebagai

    penutup kekurangan-kekurangan yang ada karena plastisitas yang eksesif

    dari tanah liat, terdiri silica (SiO2) atau kwarsa yang berbeda bentuknya.

    d. Bahan tahan panasBahan ini terdapat bahan yang mengandung Mg dan SIlikat aluminium

    (Sembiring, Anwar D, 1990)

    e. Bahan pencampurBahan penguat selalu digunakan kaolin, bahan ini merupakan bahan baku

    utama dalam pembuatan keramik, berfungsi untuk mengontrol tentang

    pembahasan dan distorsi selama pembakaran. Kaolin akan membentuk

    fasa cair pertama dalam system pada sekitar suhu 9000C. kemudian fasa

    kristalisasi utama dan berkutnya Mullite (Relva,C,Buchanan, 1990).

    2.5. Keramik Berpori

    Keramik berpori memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan sebagai filter antara

    lain tahan korosi, tidak bereaksi dengan campuran yang dipisahkan serta pori dan

    kekuatannya dapat diatur. Porositas dapat diatur antara lain dengan menambahkan

    bahan aditif seperti serbuk kayu dan bahan lain misalnya grog yang dapat

    menghasilkan gas pada saat dibakar sehingga meninggalkan rongga yang disebut

    pori. Hasil pengukuran keramik cordieriteberpori menunjukkan bahwa densitas

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    7/19

    berkisar 0,75-1,17 gr/cm3, porositas 58, kekuatan patah 0,5-2 MPa, kekerasan

    (HV) 0,3-1,8 GPa (Sebayang.P, 2006).

    Swedish Ceramic Institute dapat membuat keramik berpori dengan tehnik

    yang berbeda yang dinamakan tehnik protein suspensi hingga memperoleh

    porositas antara 50-80% dari volume keramik.Refractron Technologies Corp New

    York USAadalah badan yang meneliti dan memproduksi keramik berpori, dimana

    mereka memproduksi keramik berpori dengan karakteristik standar porositas

    antara 40-50% sedangkanHP Technical Ceramicsmemproduksi keramik berpori

    dengan standar porositas 35-50%.

    Pembuatan keramik berpori dari bahan limbah juga telah dilakukan oleh

    Sasai, dkk (2003) dengan mencampur limbah pabrik kertas, serbuk gergajian kayu

    (K2CO3) sebagai activatordan claysebagai aditif dan dikalsinasi pada suhu 8500

    C selama 1 jam pada tekanan 2 atmosfer. (Sasai,dkk. 2003)

    2.6. Limbah Padat Pulp

    Limbah padat pada umumnya merupakan sisa olahan dari suatu industri,

    terkadang jumlahnya cukup besar tergantung pada jenis industrinya. Limbah padat

    pulp pada dasarnya dapat mengganggu aktivitas maupun lingkungan pabrik itu

    sendiri maupun kawasan sekitarnya.

    Pencemaran lingkungan bisa berdampak negatif pada kenyamanan dan

    kesehatan di sekitarnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang justru

    itulah pemerintah harus bijaksana dalam menanggulangi dan mengambil

    keputusan melalui AMDAL.

    Nama baru yang merupakan komitmen setelah berganti nama dari

    sebelumnya PT. Indorayon dan sekarang berganti nama menjadi PT. Toba Pulp

    Lestari, Tbk menegaskan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sejak

    kembali beroperasi pada akhir Maret 2003 setelah sekitar 4,5 tahun berhenti.

    Perusahaan ini telah menutup produksi yang berpotensi ini menjadi polutan,

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    8/19

    melakukan pengelolaan limbah, serta menggunakan kayu eucalyptus dan akasia

    yang berasal dari tanaman industry sendiri.

    Saat ini pabrik yang beberapa waktu lalu sempat mengalami beberapa kali

    penutupan karena masalah lingkungan tersebut baru memproduksi bubur kertas

    sebanyak 90 100 ribu ton dari kapasitas maksimalnya yaitu 240 ribu ton per

    tahun. Sekitar 60 70 persen produksinya saat ini ditujukan untuk diekspor

    dengan negara tujuan Korea, Jepang, Taiwan dan Hongkong. Untuk ekspor pulp

    ini, mereka harus melakukan tes kualitas ke Cina. Bentuk limbah pada dasarnya

    cair atau padat, terkadang jumlahnya cukup besar.

    Menurut pantauan dilapangan, jumlah limbah padat pulp di PT. TPL

    Porsea Tobasa ini mencapai 7 ton perhari. Dapat dibayangkan penumpukan

    limbah ini setiap bulan dan bagaimana pula setiap tahunnya. Untuk tujuan dan

    menjaga kelestarian ini tentu pihak terkait akan mengupayakan jalan keluarnya.

    Timbullah pemikiran bagaimana cara mengolah limbah padat menjadi

    material baru yang berguna dan bernilai dalam meningkatkan nilai ekonomi

    masyarakat. Berdasarkan pantauan dan analisis senyawa kimia di lapangan,limbah padat ini sangat dominan mengandung senyawa bahan baku keramik,

    logam dan polimer. Oleh sebab itu diharapkan limbah padat pulp dapat dijadikan

    sebagai basis bahan keramik berpori. (lihat lampiran E)

    Limbah padat pulp terdiri dari gugusan yang merupakan proses-proses sisa olahan

    secara bertahap. Gugusan ini terdiri dari : grit, dreg dan bio sludge.

    Gritberasal dari proses recousstisizing berupa bahan yang tidak bereaksiantara green liquoer dan kapur tohor, yang kandungan utamanya adalah

    bata dan pasir yang mengandung hidrokarbon

    Dreg merupakan bahan endapan dari green liquoer yaitu smelt yangdilarutkan dengan weak washdari lime mud washer. Kandungan utamanya

    adalah silika dan bahan karbon residu organik yang tidak sempat terbakar

    dalam boiler. Bahan ini kaya akan karbon karena tidak bereaksi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    9/19

    Bio sludge : Merupakan campuran dari endapan limbah cair, yangdiperoleh dari proses primary dan secondary yang kandungan utamanya

    adalah selulosa dan bakteri yang mati. Dengan demikian perlu dilakukan

    pengamatan dan analisa lebih lanjut tentang senyawa-senyawa atau fasa

    yang dominan dari kandungan limbah padat pulp tersebut, sehingga cocok

    digunakan untuk membentuk material keramik.

    Dengan demikian perlu dilakukan pengamatan dan analisis lebih lanjut tentang

    senyawa-senyawa kimianya maupun fasa dominan agar dipadukan dengan bahan

    campuran yang ideal, sehingga dapat dilakukan pembuatan keramik berpori yang

    tepat guna.

    2.7. Absorbsi

    Absorbsi adalah terserapnya atau terikatnya suatu substansi (absorbet) pada

    permukaan yang dapat menyerap (absorbent) . Absorbsi dapat terjadi diantara zat

    padat dan zat cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan zat cair, dan zat cair

    dengan gas.

    Absorbsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat yang

    memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik

    kearah dalam (gaya kohesi absorben lebih besar dari gaya adhesinya).

    Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat yang digunakan

    sebagai absorben cenderung menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan

    permukaannya.

    Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorbent dengan

    absorbet, absorbsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu absorbsi fisika dan absorbsi

    kimia. Absorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekuler lebih besar dari gaya tarik

    antar molekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara absorbetdengan

    permukaan absorbent, gaya ini disebut gaya Van der Waals. Adsorbsi ini

    berlangsung cepat, dapat membentuk lapisan jamak (multilayer), dan dapat

    bereaksi balik (reversible) karena energi yang dibutuhkan relatif rendah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    10/19

    Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul

    absorbet dengan adsorbent dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya

    ikat absorbentini bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Absorbsi jenis ini

    bersifat irreversible dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal

    (monolayer).(Moressi, 1978)

    2.8. Porositas

    Porositas adalah untuk mengetahui pori-pori (porositas) yang terdapat dalam

    sampel. Porositas merupakan satuan yang menyatakan keporositasan suatu

    material yang dihitung dengan mencari persen (%) berdasarkan daya serap bahan

    terhadap air dengan perbandingan volume air yang diserap terhadap volume total

    sampel. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Dimana : mb = massa basah (g)

    mk = massa kering (g)

    = massa jenis (g/cm3)

    Vt = Volume total sample (cm3)

    2.9. Densitas

    Densitas pada material didefinisikan sebagai perbandingan antara massa (m)

    dengan volume (V).

    Densitas dinyatakan dalam g/cm3dan dilambangkan dengan (rho)

    ..........(2.1)%100V

    )mm(porositas

    tair

    kb

    =

    ..........(2.2)Vm

    =

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    11/19

    Dimana : m = massa (g)

    : V = Volume (cm3)

    : = Densitas (g/cm3)

    2.10. Kekerasan

    Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada

    permukaan, namun pada umumnya kekerasan menyatakan ketahanan terhadap

    deformasi plastis karena pada bahan yang ulet kekerasan memiliki hubungan yang

    sejajar dengan kekuatan. Untuk menguji kekerasan suatu material bisa digunakan

    berbagai macam cara, salah satu diantaranya adalah metode Vickers.

    Pengujian kekerasan dilakukan dengan alat digitalEquotip Hardness Tester,

    dimana hasilnya dapat dibaca secara langsung dan diperoleh dalam satuan HB

    (Hardness of Brinnel) yang dapat dikorelasikan nilainya ke satuanHardness of

    Vickersdari tabel korelasi nilai kekerasanBrinell, Rockwell dan Vickers.

    Hv= 1,854 . (2.3)

    Dimana : d = panjang rata-rata garis diagonal (mm)

    = beban penekanan grf

    2.11. Kuat Tekan

    Nilai kuat tekan sampel didapat melalui tata cara pengujian secara manual

    dengan memberikan beban tekan bertingkat dengan peningkatan beban tertentu

    atas benda uji.

    Kekuatan tekan = ..(2.4)

    Dimana : = beban tekan maksimum (kgf)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    12/19

    A = luas penampang (mm)

    2.12. Kuat impak (Impact Strength)

    Suatu bahan mungkin memiliki kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak

    memenuhi syarat untuk kondisi pembebanan kejut. Ketahanan impak biasanya

    diukur dengan menggunakan metod Izod atau Charpy yang bertakik maupun tidak

    bertakik. Pada pengujian ini beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul

    benda uji, kemudian diukur energi yang diserap oleh perpatahan (Smallmann,

    1991).

    ............(2.5.)

    dimana : = kuat impak (J/m3)

    E = energi yang dihasilkan godam (J/m)

    A = Luas Benda Uji di bawah takik (m2)

    2.13. Susut Massa

    Pengukuran susut massa dilakukan pada sampel uji yang berbentuk pelet

    dengan massa awal (sebelum dibakar).

    Dimana : mo = massa sebelum dibakar

    ms = massa sesudah dibakar

    %100xm

    mm

    massaSusuto

    so

    =..........(2.6)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    13/19

    2.14. Susut Volume

    Pengukuran susut volume dilakukan pada benda uji yang berbentuk pelet

    dengan volume awal (sebelum dibakar).

    Susut Volume = %100xV

    VV

    o

    so

    Dimana : Vo = Volume sebelum dibakar

    Vs = Volume sesudah di bakar (Sembiring, A.D, 1990)

    2.15. Difraksi Sinar-X

    Difraksi merupakan gejala hamburan yang terjadi apabila sinar-X datang

    pada atom-atom dalam bidang kristal. Pada tahun 1912 fisikawan Jerman Max

    Van Laue menyatakan bahwa jika kristal terdiri dari barisan-barisan atom-atom

    yang teratur dan sinar-X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai

    panjang gelombang yang sama dengan jarak antar atom pada kristal, maka kristaltersebut dapat mendifraksikan sinar-X.

    Apabila suatu kristal dihamburkan dengan berkas sinar-X, maka setiap atom

    dalam kristal yang dilalui oleh sinar-X mengabsorbsi energi dan kemudian

    memancarkan kembali ke segala arah. Dengan demikian atom-atom itu

    merupakan sumber energi sekunder atau dapat dikatakan bahwa sinar x

    dihamburkan oleh atom-atom dalam kristal. Sinar sekunder yang berasal dari

    berbagai atom saling berinterferensi, ada yang saling menguat dan ada pula yang

    saling memusnahkan.

    Kemudian pada tahun 1913 teori tersebut dikembangkan oleh W. L. Bragg,

    yang beranggapan bahwa sinar-x yang menembus kristal akan dipantulkan oleh

    lapisan atom yang berikutnya seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

    ..........(2.7)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    14/19

    Gambar.2.4 Difraksi Sinar X (Glenn, 2007)

    Agar terjadi interferensi maksimum (saling menguat), sinar 1 dan sinar 2

    harus se-fase. Ini berarti bahwa beda lintasan kedua harus sama dengan panjang

    gelombang sinar atau kelipatannya.

    Jadi hubungannya memenuhi persamaan : 2d sin = n . Persamaan

    tersebut dikenal dengan Hukum Bragg.

    Dimana : = Panjang gelombang

    n = orde difraksi

    = sudut hamburan Bragg

    d = Jarak antar bidang.

    Besar Sudut difraksi tergantung pada panjang gelombang berkas sinar

    x dan jarak d antar bidang. (Syukur.M, 1982).

    2.16. Gas Analyzer

    Untuk mengetahui besar persentase gas buang dari kendaraan bermotor

    yang terserap oleh sampel dapat ditentukan dengan persamaan matematis sebagai

    berikut :

    Perubahan emisi

    Dimana : Xo = banyaknya gas CO, CO2dan HC sebelum menggunakan filter

    12

    Bidang

    Bidang

    %100xXo

    XsXo = ..........(2.8)

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    15/19

    Xs = banyaknya gas CO, CO2dan HC sesudah menggunakan filter

    (Tugaswati, T.A, 2000)

    2.17. Pencemaran Udara

    Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran

    akibat sumber alamiah (natural sources) seperti letusan gunung berapi, dan yang

    berasal dari kegiatan manusia (antropogenic sources), seperti yang berasal dari

    transportasi , emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar

    udara utama yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources) yaitu :

    karbon monoksida(CO), Oksida Sulfur (SOx), Oksida nitrogen (NOx), Partikulat,

    Hidrokarbon (HC), dan Oksida fotokimia, termasuk ozon.

    Pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar telah menyebabkan

    menurunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan, bahkan telah

    menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan. Menurunnya kualitas

    udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil untuk

    sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar. Proses

    pembakaran fosil tersebut sepenuhnya tidaklah sempurna, sehingga gas hasil

    buangannya mengandung gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

    Selain itu, efek rumah kaca juga menjadi penyebab utama atas meningkatnya

    pencemaran udara, sehingga memicu terjadinya global warming, yaitu

    meningkatnya suhu permukaan bumi akibat adanya pencemaran di berbagai

    lingkungan, salah satunya pencemaran udara yang disebabkan oleh meningkatnya

    produksi polusi udara dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.

    Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara tersebut ini, perlu dilakukan

    usaha untuk mengendalikan pencemaran, yaitu dengan mengurangi konsentrasi

    zat-zat berbahaya yang dilepaskan ke lingkungan. Cara yang dilakukan dapat

    berupa usaha untuk mengkonversikan gas-gas berbahaya tersebut menjadi gas

    yang ramah lingkungannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    16/19

    Saat ini sudah banyak dikembangkan berbagai teknologi yang ditujukan

    untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat berbagai aktivitas mesin-mesin

    kendaraan dan industri. Salah satu penelitian yang dikembangkan adalah

    mengenai Catalytic Converter. Catalytic Converter adalah merupakan

    pengembangan dari jenis katalis padatan yang digunakan untuk membantu proses

    konversi, reduksi dan oksidasi zat-zat berbahaya dari hasil pembakaran bahan

    bakar kendaraan bermotor dan industri. Pada dasarnya, mesin-mesin sudah di

    desain untuk dapat melakukan pembakaran dengan sempurna terhadap bahan

    bakar mesin, sehingga zat-zat hasil pembakaran adalah berupaH2O, CO2dan NO2

    yang ramah lingkungan. Namun keadaan yang terjadi di lapangan, pembakaran

    yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor dan industri selalu tidak sempurna,

    sehingga zat-zat yang dihasilkan berupa gas-gas beracun yang berbahaya bagi

    lingkungan dan mahkluk hidup, yaitu :gas CO, NOxdan HC. Gas CO, jika terhirup

    dan masuk kedalam saluran pernafasan selanjutya akan berikatan dengan

    Haemoglobin (Hb), sehingga mengganggu transportasi oksigen. Gas NOx selain

    berakibat langsung pada tanaman dan meracuni manusia, hasil akhir

    pencemarannya adalah asam nitrat (HNO3) yang terinsepsi ke dalam lingkungan

    dalam bentuk garam-garam nitrat dalam air hujan, sehingga terjadilah hujan asam.

    Hujan asam dapat menyebabkan tumbuh-tumbuhan rusak, bahkan mati adapun

    senyawa HC bersifat karsinogenik, yang jika masuk ke dalam tubuh mahluk

    hidup, dengan oksida dan nitrogen, HC akan bereaksi secara foto-oksidasi dan

    membentuk Smog. Selanjutnya dengan adanya katalis converter yang berfungsi

    untuk mengatasi pencemaran zat-zat yang berbahaya tersebut dengan proses

    konversi, yaitu mereduksi dan mengoksidasi gas CO dan HC menjadi CO2 dan

    H2O, mereduksi gas NOx menjadi N2, O2 dan NO2 dengan bantuan sebuahpengemban (media/support) dari bahan alam yang ada di Indonesia, seperti batuan

    alam zeolit yang memiliki ketahanan termal yang tinggi, sehingga tahan pada

    proses bersuhu tinggi.

    Uji emisi terhadap gas buang kendaraan bermotor dilakukan sesuai

    dengan peraturan Menteri No. 05/2006 tentang ambang batas Emisi Gas Buang

    kendaraan bermotor,. Peraturan Pemerintah tersebut juga mewajibkan kepada

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    17/19

    Pemda / Pemko untuk melakukan uji Emisi setiap enam bulan di daerahnya

    masing-masing.

    Dalam uji tersebut, besarnya polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor

    yang menggunakan bahan bakar premium, yaitu kendaraan tahun pembuatan

    dibawah 2007, gas buang yang dihasilkan berupa Hidro Carbon (HC) tidak

    melebihi 1200 dan karbondioksida (CO2) sekitar 4,5%. Sementara untuk

    kendaraan tahun pembuatan diatas 2007, ketentuannya lebih ketat, yaitu tingkat

    HC sebesar 200 dan CO2 1,5%. Untuk kendaraan yang menggunakan bahan

    bakar solar, opastias atau ketebalan asap yang dihasilkan mencapai70%. Pada

    dasarnya menurut pengalaman uji emisi yang dilakukan bahwa tinggi polusi yangdihasilkan kendaraan bermotor tidak selalu dipengaruhi oleh tahun pembuatan,

    tetapi lebih kepada perawatan mesin kendaraan.

    Dari 300 kendaraan roda empat pribadi maupun umum yang diuji di setiap

    provinsi, rata-rata ada sebanyak 40 kendaraan tidak lulus uji emisi. Hal ini

    menandakan cukup tinggi polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor. Emisi

    kendaraan bermotor juga mengandung dinitro oksida(N2O) dan methane(CH4)

    yang merupakan gas rumah kaca yang menghalangi pantulan sinar matahari,

    sehingga dapat meningkatkan suhu bumi atau dapat menimbulkan pemanasan

    global.

    2.18. Bahaya Karbon monoksida.(CO)

    Karbon Monoksida yang dihasilkan dari proses bahan bakar yang tidaksempurna, karbon monoksida umumnya tidak berwarna, tidak berbau, tidak

    mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun, dan berbahaya.

    Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan karbon monoksida yang utama,

    itulah mengapa di kota yang padat lalu lintasnya terdapat banyak sekali gas

    karbon monoksida. Karbon monoksida ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia

    melalui pernafasan dan diabsorbsi di dalam peredaran darah. Karbon monoksida

    akan berkaitan dengan haemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    18/19

    seluruh tubuh. Kalau karbon monoksida terhisap ke dalam paru-paru, dengan

    sendirinya akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen

    yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas karbon monoksida

    bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah.

    Haemoglobin + O2 O2H6(Oksihemoglobin)

    Hemoglobin + CO COH6(Karbonsihemaglobin)

    Secara sederhana, pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi

    melalui beberapa tahap seperti 2C + O2 2CO dan 2CO + O2 2CO2.

    Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat dari pada reaksi ke dua.

    Oleh karena itu karbon monoksida merupakan intermediate pada reaksi

    pembakaran tersebut dapat merupakan produk akhir, jika jumlah O2 tidak cukup

    untuk melangsungkan reaksi kedua.

    Gas karbon monoksida memang sangat berbahaya bagi tubuh kita. Massa

    jenisnya sedikit lebih ringan dari udara. Karbon monoksida bersifat tidak stabil

    dan membentuk oksigen (O2) untuk mencapai kestabilan gas. Gejala awal yang

    dialami penderita yang keracunan gas karbon monoksida adalah: pusing, rileks,

    mengantuk, bahkan bisa tidak sadar, fungsi sistem kontrol tubuh menurun, serta

    fungsi jantung dan paru-paru menurun. Pencegahan karbon monoksida dapat

    dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

    - melakukan pemeriksaan rutin terhadap sistem pembuangan kendaraanbermotor setiap tahunnya.

    -

    Jangan menghidupkan mesin kendaraan dalam garasi yang tertutup, karenagas karbon monoksida dapat memenuhi ruangan.

    - Jika ingin beristirahat dalam mobil, jangan menutup seluruh kaca mobilketika menghidupkan AC.

    - Jangan lupa menggunakan masker pada saat mengendarai sepeda motor.(Budhi Antariksa, 2009).

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/27/2018 TINJUAN PUSTAKA KERAMIK

    19/19

    2.19. Fluks Emisi Gas Buang

    Jumlah fluks emisi gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar

    premium /solar menjadi salah satu factor penting yang harus diperhitungkan pada

    saat ini. Hal ini berhubungan dengan angka pertambahan atau pertumbuhan

    jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya. Untuk itu perlu di cari solusinya

    dengan mengupayakan suatu system yang berkaitan dengan tingkat kemampuan

    dalam menggunakan suatu bentuk material yang disebut dengan keramik

    berpori yang dirancang sebagai filter yang berfungsi sebagai penyerap emisi gas

    buang yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Jumlah fluks ini dapat diukur

    dengan menggunakan alat Emissi Analyzer Gas dan pengkurannya dilakukanberdasarkan pertambahan konsentrasi gas buang terhadap waktu saat mesin

    kendaraan diaktifkan. Hasil pengamatan ini dapat jelas terlihat bahwa jumlah

    emisi gas buang akan berkurang selama filter masih ditempatkan pada posisinya.

    Dengan pertambahan waktu pemakaiannya, maka filter sebagai pengabsorb,

    hingga batas waktu tertentu harus diganti. Pengukuran fluksi ini dapat dilakukan

    terhadap interval jangkauan lintasan (kilometer). Tingkat kelayakan pemakaian

    filter dan emisinya akan disesuaikan dengan ketentuan Baku Mutu berdasarkan

    peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1994, tentang pengendalian Lingkungan

    Hidup (Departemen Lingkungan Hidup).

    Universitas Sumatera Utara