tipuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hore

Citation preview

Kesulitan Menggenggam dan Menulis karena Palmar Dextra BengkakAdriel Jezreel Pokatong/102013381

Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Alamat email: [email protected]

Tubuh manusia terdiri dari rangka yaitu rangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan dan di bungkus oleh otot. Otot memberi bentuk tubuh manusia juga selain tulang. Bayangkan jika tubuh kita hanya tersusun dari rangka tanpa otot rangka(lurik), maka semua kegiatan atau aktivitas kehidupan sehari-hari kita tidak akan terlaksana. Karena pada otot terdapat berbagai protein khusus yang menghasilkan energi.1,2 Energi inilah yang kita gunakan dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari. Menggerakan beberapa bagian dari tubuh kita berarti menggerakkan otot-otot tubuh kita. Misalnya, saat kita berjalan menuju kampus, saat kita menulis,saat kita berlari dan semua bentuk aktivitas. Saat menekuk lengan atas kita, ternyata terdapat banyak otot yang bekerja,yaitu otot bahu,otot lengan atas,otot lengan bawah,otot pergelangan tangan dan otot jari tangan.PembahasanStruktur Mikroskopis Tulang

Ketika kita masih bayi kita memiliki sekitar 300 tulang. Namun ketika kita beranjak dewasa beberapa dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga akhirnya menjadi 206 tulang. Struktur tulang ada yang dibedakan berdasarkan matriksnya dan ada yang berdasarkan jaringan dan sifat fisik tulang.

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu kondroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.3Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lakuna yang berisi sel tulang rawan yaitu kondrosit. Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:

1. Tulang rawan hialin: tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan kondrosit.

2. Tulang rawan elastin: tulang yang mengandung serabut-serabut elastis.

3. Tulang rawan fibrosa: tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.1,2Tulang Keras (Osteon)

Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:

1. Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang

2. Osteosit: sel-sel tulang dewasa

3. Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikut ini:

Periosteum

Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

Tulang Kompak

Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem havers. Setiap sistem havers terdiri dari saluran havers yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lakuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lakuna lain atau canalis havers. Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem havers terdapat lamela interstitial yang lamela-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem havers. Pembuluh darah dari periosteum menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem havers.4Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.1,2Tulang Spongiosa

Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa adalah tulang yang memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat mampu memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa ini terdiri dari kisi-kisi tipis tulang ini yang disebut dengan namanya trabekula.

Sumsum Tulang

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.1Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk tulang yang menyusun rangka tubuh,yaitu:

a. Tulang Pipa, berbentuk bulat panjang. Tulang pipa dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan adanya pergerakan. Di bagian tengah terdapat rongga besar yang berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan tulang betis. Bagian-bagian dari tulang pipa, antara lain adalah sebagai berikut:

1). Epifisis, yaitu kedua ujung tulang.

2). Diafisis, yaitu bagian tengah tulang

3). Cakraepifisis, yaitu sambungan epifisis dan diafisis.

4). Tulang rawan daerah sendi.

5) . Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang di dalam diafisis yang diisi oleh sumsum tulang kuning.

6) . Periosteum,yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.

b. Tulang Pipih, berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sum-sum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Tulang pipih terdapat pada tulang tengkorak, belikat, rusuk, dan tulang wajah.

c. Tulang Pendek, berbentuk bulat dan berukuran pendek, tidak beraturan, misalnya terdapat pada tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, dan telapak kaki. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat pada tulang pergelangan tangan.

Tulang tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga mempunyai fungsi lain, yaitu:

a. Memberi bentuk tubuh

b. Melindungi alat tubuh yang vital,

c. Menahan dan menegakkan tubuh

d. Tempat perlekatan otot

e. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan posfor

f. Tempat pembentukan sel darah

g. Tempat penyimpan energy, yaitu berupa lemak yang ada di sumsum kuningStuktur Mikroskopis Sendi

Di dalam tubuh kita tulang dapat berhubungan secara erat maupun tidak erat. Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya disebut artikulasi.2 Agar artikulasi tersebut dapat bergerak diperlukan struktur khusus yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari kartilago yang berada didaerah sendi. Didalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:1.Sinartrosisyaitu sendi yang tidak dapat digerakkan2.Amfiartrosisyaitusendiyangpergerakannyasedikit3.Diartrosisyaitu sendi yang pergerakannya bebas1.SinartrosisSinartrosis adalah hubungan antartulang yang tidak memiliki celah sendi. Hubungan antartulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat yang kemudian menulang sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Adadua tipe sinartrosis,yaitu:SutureSuture adalah hubungan antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut ikat padat. Contohnya pada tulang tengkorak.

SinkondrosisSinkondrodis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin. Contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.2.AmfiartrosisAmfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikitdigerakkan.Amfiartrosisdibagimenjadidua,yaitu:SimfisisPada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Contohnya pada sendi antar tulang belakang dan pada tulang kemaluan.SindesmosiPada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contohnyasendiantartulangbetisdantulangkering3.DiartrosisDiartrosis adalah hubungan antartulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan antartulang diartrosis ini sering juga disebut sendi.

Sendi pada Lengan menurut arah geraknya, persendian di bagian lengan terdapat beberapa sendi:

A.Sendi Engsel, Pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu.Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Misalnya gerak sendi pada siku, lutut,mata kaki,dan,ruas antar jari. 3B.Sendi Pelana, Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi seperti pelana dan berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas seperti orang naik kuda. Misalnya sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan.C.Sendi Putar, Pada sendi ini, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Misalnya sendi antara tulang hasta dan pengumpil, dan sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.D.Sendi Luncur/Geser, Pada sendi luncur, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos. Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan, antar tulang pergelangan kaki, antartulang selangka dan tulang belikatE.Sendi Peluru, Pada sendi ini kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan berporos tiga. Misalnya sendi antara tulang gelang bahu dan lengan atas, dan antara tulang gelang panggul dan paha.

F.Sendi kondiloid/ellipsoid, Sendi kondiloid memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan ke kiri dan ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval dan masuk ke dalam suatu lekuk berbentuk elips. Misalnya sendi antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.Stuktur Mikroskopis tulang pada telapak tangan

Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari tangan. Tangan disusun oleh karpal skafoid, lunate, triquetrum, pisiform, trapesium, trapesoid, kapitatum, hamate. Telapak tangan (metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batang, dan kepala. Jari tangan terdiri dari tiga ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai dua ruas.

Gambar 1. Tulang Telapak TanganSistem Muskular (Otot)Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh.1Otot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot. Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.2Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut sarkolema, retikulum endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat membesar.2Fungsi Sistem Muskular2Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi panas. Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat mempertahankan suhu normal tubuh.Otot merupakan alat gerak aktif yang mempunyai ciri:Kontrakbilitas yaitu kemampuan alat untuk mengadakan perubahan menjadi lebih pendek dari ukuran semula.Ekstensibilitas yaitu kemampuan otot untuk relaksasi atau memanjang dari ukuran semula. Ekstensibilitas merupakan kebalikan dari kontrakbilitas.

Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.Jenis-Jenis OtotBerdasarkan struktur dan fungsinya, otot diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot jantung.2Proses dasar kontraksi pada ketiga jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan yang penting, perbedaan-perbedaan tersebut akan dibahas di bawah ini.

Otot PolosOtot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi dasar.2Otot polos memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral), bekerja secara tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah.2Jenis otot ini dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun didberapa tempat di bawah pengendalian saraf otonimik / tak sadar).3Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan otot rangka. Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek sampai seperempat panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.5Otot JantungSeperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada jantung. Otot ini bergaris atau memiliki lurik seperti pada otot lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan saling bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki kemmapuan khusus untuk mengadakan kontraksi otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan saraf.3Ciri lain dari otot jantung adalah nukleusnya yang terletak di tengah dan panjangnya yang berkisar antara 85 mikron sampai 10 mikon dan diameternya sekitar 15 mikron, serta bekerja secara tak sadar.2Otot Lurik / Otot RangkaOtot lurik atau otot rangka merupakan otot volunter (bekerja secara sadar). Otot rangka melekat pada rangka tubuh dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Satu serabut panjangnya berkisar antara 10mm sampai 40mm. Jumlah nukleus banyak dan dapat ditemukan di bawah sarkolema pada bagian perifer sel (bagian tepi sel). Kontraksi otot rangka lebih cepat dan kuat namun mudah lelah.2Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk otot. Protein ini disebut aktin dan miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein terhadap protein yang lainnya (teori pergeseran filamen sliding filamen).1Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat reaksinya terhadap berbagai jenis rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dll. Tiap otot mempunyai dua atau lebih tendon yang melekat di tuang. Tendon yang elekat di tulang yang tidak bergerak disebut tendon origo, sementara tendon yang melekat di tuang yang akan digerakan disebut tendon insertio.5Otot permukaan ventral lengan bawah

1. Otot : M. Fleksor carpi radialis, Origo: Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii. Insertio: Permukaan palmar dasar Os metacarpi II (sering kali juga III).Fungsi:Sendi siku: Fleksi, pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah radial. 2. Otot : M. Pronator teres Origo: Caput Humeral : Epicondilus medialis humeri, Caput ulna: Processus coronoideus ulna, Insertio: Permukaan radius bagian lateral, Fungsi: Pronasi.3. Otot : M. Palmaris Longus. Origo: Epicondilus medialis humeri, fascia antebrachii, Insertio: Aponeurosis Palmaris Fungsi : Sendi siku : Fleksi, Pronasi. Sendi tangan : Fleksi palmar, penegangan aponeurosis palmaris. 4. Otot : M. Fleksor Digitorum superficialis. Origo: Epicondilus medialis humeri, Processus coronoideus. Insertio : Dengan empat tendo panjang pada landasan phalanx media jari ke 2-5. Fungsi: Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar jari (II V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II V) : Fleksi. 5. Otot : M. Fleksor carpi ulnaris.Origo: Epicondilus medialis humeri, septum intermusculare brachii mediale. Insertio: Os pisiform. Fungsi: Sendi siku : Fleksi. Sendi tangan : Fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar. Sendi-sendi dasar jari (II V) : fleksi, adduksi. Sendi jari proksimal (II V) : Fleksi. Otot Radial Lengan Bawah

1. Otot : M. Brachioradialis. Origo: Margo lateralis humeri. Insertio: Processus styloideus radii. Fungsi: Sendi siku : Fleksi, Pronasi atau supinasi (Pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah tergantung dari sudut tekuk). 2. Otot : M. Fleksor carpi radialis longus.Origo:Margo lateralis humeri, Epicondilus lateralis. Insertio: Permukaan dorsal dari dasar os metacarpi II. Fungsi: Sendi siku : Fleksi, Pronasi atau supinasi (Pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah tergantung dari sudut tekuk). 3. Otot : M. Ekstensor carpi radialis brevis.Origo:Epicondilus lateralis humeri, Ligamen annulare radii. Insertio: Permukaan dorsal dari dasar os metacarpi III. Fungsi: Sendi tangan : Fleksi dorsal, abduksi ke radial.Otot Permukaan Ventral Lengan Bawah Sebelah Dalam

1. Otot : M. Fleksor Digitorum Profundus. Origo: Facies anterior ulna (2/3 proksimal), Membrana interossea. Insertio:Basis phalanx distalis jari ke 3-5. Fungsi: Sendi siku : Fleksi. Sendi dasar jari (II-V) : Fleksi, adduksi. Sendi jari (II-V) : Fleksi. 2. Otot : M. Fleksor Policis Longus. Origo:Caput humeral (epicondilus medialis humeri), Caput Radiale (Facies anterior radii, distal dari tuberositas radii). Insertio Basis phalanx distalis ibu jari. Fungsi: Sendi tangan : Fleksi palmar. Sendi pelana ibu jari : oposisi, adduksi. Sendi ibu jari : Fleksi. 3. Otot : M. Pronator Quadratus. Origo: Margo anterior ulna (1/4 distal). Insertio: Margo dan facies anterior radius. Fungsi: Sendi radioulnar : Pronasi.6,7Mekanisme Kerja OtotOtot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah bekerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-otot disebut koordinasi otot.1Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju ke saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu anterior substansia grisea dalam medula spinalis.8Kontraksi Otot1Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik, dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls swampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.

Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca2+(kalsium) yang berada diantara sel otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkuttroponindantropomiosinke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang menyebar akan merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan bertempelan membentuk aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan menyebabkan otot memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan menyebabkan pergeseran filamen (sliding filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.

Relaksasi Otot9Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu proses pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila pemberian rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi pada sel otot mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf.

Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala miosin telah habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion kalsium kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi berikatan dengan troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali berpisah, otot kembali memanjang, terjadilah relaksasi.Metabolisme Kerja OtotKontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu: kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan di atau ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.9Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan oksigen). Akan tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi, maka energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).

Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi, glikogen akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP). Nantinya, apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin difosfat (ADP). Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP), proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk membuang tumpukan asam laktat disebutoxygen debt.1Kelelahan OtotKelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama, asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.

Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot. Kecapaian atau kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.

Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.

KesimpulanSendi merupakan suatu ruangan diantara dua atau beberapa tulang berdekatan. Fungsi sendi adalah memberikan fleksibilitas terhadap tulang-tulang untuk bergerak. Jika sendi mengalami suatu gangguan, maka secara otomatis gerakan-gerakan tubuh juga mengalami gangguan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sendi merupakan salah satu faktor utama penyebab suatu gerakan terganggu. Akan tetapi selain sendi, otot dan tulang juga merupakan faktor utama penyebab gangguan pada gerak. Dimana otot merupakan alat penggerak dan tulang menjadi alat yang akan digerakan. Dan otot serta tulang pun tidak akan dapat bergerak dengan baik jika tidak ada yang memberikan fleksibilitas. Otot,tulang dan sendi merupakan suatu kesatuan untuk melakukan suatu gerakan. Gerakan ini terjadi ketika otot berkontraksi dan relaksasi. Pada saat kontraksi bagian dalam struktur otot mengeluarkan ion-ion, mineral, dan beberapa enzim. Dan jika terjadi gangguan pada tulang,sendi,dan otot maka terjadi kesulitan mengenggam dan menulis.Daftar Pustaka1.Damjanov I. Tulang dan sendi. Dalam: Histopatologi. Jakarta: Widya Medika;2000: 422.2.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

3.Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.h.15-7.

4.Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.236-7.

5.Watson R. Struktur dan kerja otot. Dalam: Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed.10. Jakarta: EGC; 2002: 193-194.6.Murray RK. Otot & Sitoskeleton. Dalam: Murray RK, Granner DK, Rodwell VW,penyunting. Biokimia Harper. Ed.27. Jakarta: EGC; 2006: 582-7.7.Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia: sobotta (jilid 2). Ed 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.308-9.

8.Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.

9.Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Ed 3 (rev). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.320-1.