43
DITA EVITA HERSAFITRI 1102012069 SASBEL 1. MM KELENJAR PROSTAT 1.1. Makroskopis 1.2. Mikroskopis 2. MM FISIOLOGI PROSTAT 3. MM BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA 3.1. Definisi Benign Prostate Hyperplasia 3.2. Etiologi Benign Prostate Hyperplasia 3.3. Epidemiologi Benign Prostate Hyperplasia 3.4. Klasifikasi Benign Prostate Hyperplasia 3.5. Patofisiologi Benign Prostate Hyperplasia 3.6. Manifestasi Benign Prostate Hyperplasia 3.7. PF, PP, Diagnosis & DB Benign Prostate Hyperplasia 3.8. Tatalaksana & Pencegahan Benign Prostate Hyperplasia 3.9. Komplikasi Benign Prostate Hyperplasia 3.10. Prognosis Benign Prostate Hyperplasia 4. PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEMERIKSAAN ALAT KELAMIN LAKI-LAKI PADA KELAINAN SALURAN KEMIH BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 1

TM SK 3 BPH.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

SASBEL

1. MM KELENJAR PROSTAT1.1. Makroskopis1.2. Mikroskopis

2. MM FISIOLOGI PROSTAT

3. MM BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA3.1. Definisi Benign Prostate Hyperplasia3.2. Etiologi Benign Prostate Hyperplasia3.3. Epidemiologi Benign Prostate Hyperplasia3.4. Klasifikasi Benign Prostate Hyperplasia3.5. Patofisiologi Benign Prostate Hyperplasia3.6. Manifestasi Benign Prostate Hyperplasia3.7. PF, PP, Diagnosis & DB Benign Prostate Hyperplasia3.8. Tatalaksana & Pencegahan Benign Prostate Hyperplasia3.9. Komplikasi Benign Prostate Hyperplasia3.10. Prognosis Benign Prostate Hyperplasia

4. PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEMERIKSAAN ALAT KELAMIN LAKI-LAKI PADA KELAINAN SALURAN KEMIH

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 1

Page 2: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

1. MM KELENJAR PROSTAT1.1.Makroskopis

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 2

Page 3: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar di dalam sistem reproduksi laki-laki yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan di depan rektum atau anus. Dilapisi oleh kapsul fibromuskuler dan mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) Bentuknya seperti buah kenari dengan ukuran kelenjar prostat 4 X 3 X 2 cm, berat sekitar 20 gram, mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius. Kelenjar prostat akan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian komponen air mani (semen).

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 3

Page 4: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus :

1. Lobus medius 2. Lobus lateralis (2 lobus)3. Lobus anterior4. Lobus posterior

Selama perkembangannya lobus medius, lobus anterior, lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja. Pada penampang, lobus medius kadang-kadang tak tampak karena terlalu kecil dan lobus lain tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat.

Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara lain adalah: zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona fibromuskuler anterior, dan zona periuretral. Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional yang letaknya proksimal dari sfincter eksternus di kedua sisi dari verumontanum dan di zona periuretral. Kedua zona tersebut hanya merupakan 2% dari seluruh volume prostat. Sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer.

a) Zona Anterior atau VentralSesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular. Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.

b) Zona PeriferSesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.

c) Zona SentralisLokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.

d) Zona TransisionalZona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostatic hyperpiasia (BPH).

e) Kelenjar-Kelenjar PeriuretraBagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 4

Page 5: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara di kanan dari verumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. Di sebelah depan didapatkan ligamentum pubo prostatika, di sebelah bawah ligamentum triangulare inferior dan di sebelah belakang didapatkan fascia denonvilliers.

Fascia denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan melekat erat dengan prostat dan vesika seminalis, sedangkan lembar belakang melekat secara longgar dengan fascia pelvis dan memisahkan prostat dengan rektum. Antara fascia endopelvic dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi pleksus prostatovesikal.

Pada potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari :

1. Kapsul anatomis, sebagai jaringan ikat yang mengandung otot polos yang membungkus kelenjar prostat. 2. Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler3. Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian:

a) Bagian luar disebut glandula principalis atau kelenjar prostat sebenarnya yang menghasilkan bahan

baku sekret.

b) Bagian tengah disebut kelenjar submukosa, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatous zone

c) Di sekitar uretra disebut periurethral gland atau glandula mukosa yang merupakan bagian terkecil.

Bagian ini serinng membesar atau mengalami hipertrofi pada usia lanjut.

Batas-batas prostat Batas superior: basis prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria, otot polos berjalan tanpa

terputus dari satu organ ke organ yang lain. Batas inferior: apex prostat terletak pada permukaan atas diafragma urogenitalis. Uretra meninggalkan

prostat tepat diatas apex permukaan anterior. Batas Anterior: permukaan anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis, dipisahkan dari

simphisis oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada cavum retropubica(cavum retziuz). Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan permukaan posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. Ligamentum ini terletak pada pinggir garis tengah dan merupakan kondensasi vascia pelvis.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 5

Page 6: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Batas Posterior: permukaan posterior prostat berhubungan erat dengan permukaan anterior ampula recti dan dipisahkan darinya oleh septum retovesicalis (vascia Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah excavatio rectovesicalis peritonealis, yang semula menyebar ke bawah menuju corpus perinealis.

Batas Lateral: permukaan lateral prostat terselubung oleh serabut anterior m. levator ani waktu serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis.Ductus ejaculatorius menembus bagisan atas permukaan prostat untuk bermuara pada uretra pars prostatica pada pinggir lateral orificium utriculus prostaticus.

Vaskularisasi

Vaskularisasi kelenjar prostat yanng utama berasal dari a. vesikalis inferior (cabang dari a. iliaca interna), a. hemoroidalis media (cabang dari a. mesenterium inferior), dan a. pudenda interna (cabang dari a. iliaca interna). Cabang-cabang dari arteri tersebut masuk lewat basis prostat di Vesico Prostatic Junction. Penyebaran arteri di dalam prostat dibagi menjadi 2 kelompok , yaitu:

1. Kelompok arteri urethra, menembus kapsul di postero lateral dari vesico prostatic junction dan memberi perdarahan pada leher buli-buli dan kelompok kelenjar periurethral.

2. Kelompok arteri kapsule, menembus sebelah lateral dan memberi beberapa cabang yang memvaskularisasi kelenjar bagian perifer (kelompok kelenjar paraurethral).

Aliran Limfe

Aliran limfe dari kelenjar prostat membentuk plexus di peri prostat yang kemudian bersatu untuk membentuk beberapa pembuluh utama, yang menuju ke kelenjar limfe iliaca interna , iliaca eksterna, obturatoria dan sakral.

Persarafan

Sekresi dan motor yang mensarafi prostat berasal dari plexus simpatikus dari Hipogastricus dan medula sakral III-IV dari plexus sakralis.

1.2.Mikroskopis

Secara histologis, prostat terdiri atas kelenjar-kelenjar yang dilapisi epitel thoraks (silindris) selapis dan di bagian basal terdapat juga sel-sel kuboid, sehingga keseluruhan epitel tampak menyerupai epitel berlapis. Prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat elastis. Otot

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 6

Page 7: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid dan sekresi secara apokrin. Nukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil.

2. MM FISIOLOGI PROSTAT

Kelenjar prostat secara relatif tetap kecil sepanjang masa kanak-kanak dan mulai tumbuh pada masa pubertas dibawah stimulus testosteron. Kelenjar ini mencapai ukuran maksimal pada usia sekitar 20 tahun dan tetap dalam ukuran ini sampai usia mendekati 50 tahun. Pada waktu tersebut pada beberapa pria, kelenjar tersebut mulai berdegenerasi bersamaan dengan penurunan pembentukan testosteron oleh testis.

Kelenjar prostat memiliki sedikit cairan yang berwarna putih susu dan bersifat alkalis. Cairan ini mengandung asam sitrat, asam fosfatase, kalsium dan koagulasi serta fibrinolisin. Selama pengeluaran cairan prostat, kapsul kelenjar prostat akan berkontraksi bersama dengan kontraksi vas deferens dan cairan prostat bercampur dengan semen lainnya.

Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen. Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid. Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos. kelenjar prostat juga menghasilkan cairan dan plasma seminalis, dengan perbandingan cairan prostat 13-32% dan cairan vesikula seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi. Kelenjar prostat dibawah pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan pemberian Stilbestrol.

Cairan prostat merupakan 70% volume cairan ejakulat dan berfungsi memberikan makanan sperma dan menjaga agar sperma tidak cepat mati di dalam tubuh wanita, dimana sekret vagina sangat asam (PH: 3,5-4). Dengan demikian sperma dapat hidup lebih lama dan dapat melanjutkan perjalanan menuju tuba uterina dan melakukan pembuahan.

Fungsi prostat :

Menghasilkan cairan air mani untuk membantu kelancaran penyaluran sperma keluar dari penis Mengatur penyaluran air seni dan air mani. Kontraksi otot prostat dan otot sekitarnya juga berperan dalam memompa air mani pada saat ejakulasi.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 7

Page 8: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Untuk berfungsi baik, prostat memerlukan hormon pria, yaitu testosterone, khususnya dihidrotestosteron (DHT), yang terutama dihasilkan oleh testis. Sumber testesteron lain ialah kelenjar anak-ginjal (kelenjar adrenal) walupun jumlahnya kecil.

3. MM BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA1.1. Definisi Benign Prostate Hyperplasia

o Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) disebut juga Benigna Prostate Hyperplasia (BPH) adalah hiperplasia

kelenjar periuretral prostat yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (buku bedah de jong)

o Benigna Prostat Hiperplasi adalah perbesaran prostat, kelenjar prostat membesar, memanjang kearah depan

ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urine, dapat mengakibatkan hidronefrosis dan hidroureter (Brunner & Suddarth, 2000)

o Benigna Prostat Hiperplasi adalah pembesaran dari beberapa dari kelenjar ini yang mengakibatkan

obstruksi urine (Mary Buradero dkk, 2000).o BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun)

menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Marilynn, E.D, 2000).o Hipertropi adalah pembesaran sel, sedangkan hiperplasi adalah pertambahan jumlah sel,sehingga terjadi

pembentukan jaringan yang berlebihan. Benigna Prostat Hiperplasi adalah pembesaran kelenjar prostat, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih, yang mengakibatkan obstruksi urine (Poppy, 1998).

1.2. Etiologi Benign Prostate Hyperplasia

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hyperplasia prostat tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hyperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua). Beberapa hipotesis yang di duga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia prostat adalah :

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 8

Page 9: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

1. Teori Dihidrotesteron

Dihidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosterone di dalam sel prostat oleh enzim 5 alfa-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk kompleks DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.

Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim 5 alfa-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensitive terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal.

2. Ketidakseimbangan antara estrogen – testosterone

Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun sedangkan kadar estrogen relative tetap, sehingga perbandingan antara estrogen dan testosterone relative meningkat. Telah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proloferasi sel sel kelenjar prosta dengan cara meningkatkan sensitifitas sel sel prostat terhadap rangsangan hormone androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen dan menurunkan jumlah kematian sel sel prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan testosterone menurun, tetapi sel sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih pajang sehingga massa prostat jadi lebih besar.

3. Interaksi stroma-epitel

Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel sel stroma melalui suatu mediator (growth factor) tertentu. Setelah sel sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel sel stroma itu sendiri secara intakrin dan autokrin,serta mempengaruhi sel sel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi sel sel epitel maupun sel stroma.

4. Berkurangnya kematian sel prostat

Program kematian sel (apotosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel yang selanjutnya sel sel yang mengalami apoptosis akan difagositosis oleh sel sel disekitarnya kemudian di degradasi oleh enzim lisosom.Pada jaringan normal, terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa, penambahan jumlah sel sel prostat baru dengan yang mati

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Page 9

Page 10: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

dalam keadaan seimbang. Berkurangnya jumlah sel sel prostat secara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan pertambahan massa prostat.

Diduga hormone androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel kelenjar prostat. Estrogen diduga mampu memperpanjang usia sel sel prostat, sedangkan faktor pertumbuhan TGFbeta berperan dalam proses apoptosis.

5. Teori sel stem

Untuk mengganti sel sel yang telah apoptosis, selalu dibentuk sel sel baru. Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang mempunyai kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen, sehingga jika hormone ini kadarnya menurun seperti yang terjadi pada kastrasi, menyebabkan terjadinya apoptosis. Terjadinya proliferasi sel sel pada BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel

1.3. Epidemiologi Benign Prostate Hyperplasia

Merupakan tumor jinak paling sering pada laki-laki, dan insidensinya berhubungan dengan bertambahnya usia. Faktor risiko BPH masih belum jelas. Beberapa penelitian menunjukkan adanya predisposisi genetik, dan beberapa kasus dipengaruhi oleh ras. Prevalensi BPH secara histologi pada otopsi didapatkan peningkatan dari sekitar 20% pada pria usia 41-50 tahun, menjadi 50% pada pria usia 51-60 tahun, dan >90% pada pria usia lebih dari 80 tahun.

1.4. Patofisiologi Benign Prostate Hyperplasia

Pada BPH, kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis :1. Kapsul anatomis2. Kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya (outer zone) sehingga

terbentuk kapsul3. Kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam (inner zone) dan bagian luar (outer

zone) dari kelenjar prostat.

BPH sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 10

Page 11: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong tahun 1998, umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin.

Akhirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih. Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih.

Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidronefrosis. Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat. Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban solut lainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresif bias merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia.

Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat. Akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balokbalok yang tampai (trabekulasi).

Dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.

1.5. Manifestasi Benign Prostate Hyperplasia

Gejala hiperplasia prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan di luar saluran kemih.

1. Gejala pada saluran kemih bagian bawah

Keluhan pada saluran kemih sebelah bawah (LUTS) terdiri atas gejala obstruktif dan gejala iritatif. Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars prostatika karena didesak oleh prostat yang

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 11

Page 12: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus. Gejalanya ialah :

1. Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistancy) 2. Pancaran miksi yang lemah (weak stream)3. Miksi terputus (Intermittency)4. Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)5. Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder emptying).

Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor, yaitu :

1. Volume kelenjar periuretral2. Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat3. Kekuatan kontraksi otot detrusor

Tidak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi, sehingga meskipun volume kelenjar periurethral sudah membesar dan elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun, tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan.

Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh. Gejalanya ialah :

1. Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)2. Nokturia3. Miksi sulit ditahan (Urgency)4. Dysuria (nyeri saat miksi)

Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. Secara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi :Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing <50ml Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing >50 mlGrade III: Retensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas + sisa urin > 150 ml.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 12

Obstruksi Iritasi

Hesistansi

Pancaran miksi lemah

Intermitensi

Miksi tidak puas

Menetes setelah miksi

Frekuensi

Nokturia

Urgensi

Disuria

Page 13: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 13

Derajat Colok dubur Sisa Urine

I Penonjolan prostat, batas atas mudah diraba

< 50 ml

II Penonjolan prostat jelas, batas atas mudah dicapai

50-100 ml

III Batas atas prostat tidak dapat diraba > 100 ml

IV retensi urin total

Page 14: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah bawah, WHO menganjurkan klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut Skor Internasional Gejala Prostat atau I-PSS (International Prostatic Symptom Score). Sistem skoring I-PSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi (LUTS) dan satu pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0 sampai dengan 5, sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai dari 1 hingga 7.

Dari skor I-PSS itu dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat, yaitu: - Ringan : skor 0-7- Sedang : skor 8-19- Berat : skor 20-35

Timbulnya gejala LUTS merupakan menifestasi kompensasi otot vesica urinaria untuk mengeluarkan urin. Pada suatu saat otot-otot vesica urinaria akan mengalami kepayahan (fatique) sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urin akut.

International Prostatic Symptom Score

Pertanyaan Jawaban dan skor

Keluhan pada bulan terakhir

Tidak sekali

<20% <50% 50% >50% Hampir selalu

a. Adakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah berkemih

0 1 2 3 4 5

b. Berapa kali anda berkemih lagi dalam waktu 2 jam

0 1 2 3 4 5

c. Berapa kali terjadi arus urin berhenti sewaktu berkemih

0 1 2 3 4 5

d. Berapa kali anda tidak dapat menahan untuk berkemih

0 1 2 3 4 5

e. Berapa kali terjadi arus lemah sewaktu memulai kencing

0 1 2 3 4 5

f. Berapa keli terjadi 0 1 2 3 4 5

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 14

Page 15: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

bangun tidur anda kesulitan memulai untuk berkemih

g. Berapa kali anda bangun untuk berkemih di malam hari

0 1 2 3 4 5

Jumlah nilai :0 = baik sekali 3 = kurang 1 = baik 4 = buruk 2 = kurang baik 5 = buruk sekali

Senangsekali

SenangPada

umumnya puas

Campuran antara

puas dan tidak

Pada umumnya tidak

puas

Tidak bahagia

Buruk sekali

Seandainya Anda harus menghabiskan sisa hidup dengan fungsi kencingseperti saat ini, bagaimana perasaan Anda?

Skor kualitas hidup (QoL) =Tabel Skor IPSS dan Kualitas Hidup

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 15

Page 16: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Timbulnya dekompensasi vesica urinaria biasanya didahului oleh beberapa faktor pencetus, antara lain:

o Volume vesica urinaria tiba-tiba terisi penuh yaitu pada cuaca dingin, menahan kencing terlalu lama, mengkonsumsi obat-obatan atau minuman yang mengandung diuretikum (alkohol, kopi) dan minum air dalam jumlah yang berlebihan

o Massa prostat tiba-tiba membesar, yaitu setelah melakukan aktivitas seksual atau mengalami infeksi prostat akut

o Setelah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan kontraksi otot detrusor atau yang dapat mempersempit leher vesica urinaria, antara lain: golongan antikolinergik atau alfa adrenergik.

2. Gejala pada saluran kemih bagian atasKeluhan akibat penyulit hiperplasi prostat pada saluran kemih bagian atas berupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan tanda dari hidronefrosis)., atau demam yang merupakan tanda dari infeksi atau urosepsis.

3. Gejala di luar saluran kemihTidak jarang pasien berobat ke dokter karena mengeluh adanya hernia inguinalis atau hemoroid. Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdominal.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 16

Page 17: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

1.6. PF, PP, Diagnosis & DB Benign Prostate Hyperplasia

Diagnosis BPH dapat ditegakkan berdasarkan berbagai pemeriksaan awal dan pemeriksaan tambahan. Jika fasilitas tersedia, pemeriksaan awal harus dilakukan oleh setiap dokter yang menangani pasien BPH, sedangkan pemeriksaan tambahan yang bersifat penunjang dikerjakan jika ada indikasi untuk melakukan pemeriksaan itu.

a. Anamnesis

Anamnesis itu meliputi :

Keluhan yang dirasakan dan seberapa lama keluhan itu telah mengganggu Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran urogenitalia (pernah mengalami cedera, infeksi, atau

pembedahan) Riwayat kesehatan secara umum dan keadaan fungsi seksual Obat-obatan yang saat ini dikonsumsi yang dapat menimbulkan keluhan miksi Tingkat kebugaran pasien yang mungkin diperlukan untuk tindakan pembedahan.

Salah satu pemandu yang tepat untuk mengarahkan dan menentukan adanya gejala obstruksi akibat pembesaran prostat adalah International Prostate Symptom Score (IPSS).

b. Pemeriksaan FisikPemeriksaan colok dubur atau digital rectal examination (DRE) dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter ani,

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 17

Page 18: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

reflek bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan :

1. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)2. Adakah asimetris3. Adakah nodul pada prostate4. Apakah batas atas dapat diraba5. Sulcus medianus prostate6. Adakah krepitasi

Colok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan prostat teraba membesar, konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata, lobus kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan nodul, dan menonjol ke dalam rektum. Semakin berat derajat hiperplasia prostat, batas atas semakin sulit untuk diraba. Sedangkan pada carcinoma prostat, konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris. Sedangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi.

Pemeriksaan fisik apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang-kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada pinggang. Vesica urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di fossa navikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis, condiloma di daerah meatus.

Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung kencing yang terisi penuh dan teraba masa kistus di daerah supra simfisis akibat retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra simfisis.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berperan dalam menentukan ada tidaknya komplikasi.

1. Darah : - Ureum dan Kreatinin

Elektrolit Blood urea nitrogen Gula darah Prostate Specific Antigen (PSA)

PSA enzim yang disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ specific tetapi bukan cancer specific. Serum PSA dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan penyakit dari BPH; dalam hal ini jika kadar PSA tinggi berarti: (a) pertumbuhan volume prostat lebih cepat, (b) keluhan akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek, dan (c) lebih mudah terjadinya retensi urine akut. Pertumbuhan volume kelenjar prostat dapat diprediksikan berdasarkan kadar PSA. Dikatakan oleh Roehrborn et al (2000) bahwa makin tinggi kadar PSA

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 18

Page 19: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

makin cepat laju pertumbuhan prostat. Laju pertumbuhan volume prostat rata-rata setiap tahun pada kadar PSA 0,2 - 1,3 ng/dl laju adalah 0,7 mL/tahun, sedangkan pada kadar PSA 1,4-3,2 ng/dl sebesar 2,1 mL/tahun, dan kadar PSA 3,3-9,9 ng/dl adalah 3,3 mL/tahun19. Kadar PSA di dalam serum dapat mengalami peningkatan pada keradangan, setelah manipulasi pada prostat (biopsi prostat atau TURP), pada retensi urine akut, kateterisasi, keganasan prostat, dan usia yang makin tua. Sesuai yang dikemukakan oleh Wijanarko et al (2003) bahwa serum PSA meningkat pada saat terjadi retensi urine akut dan kadarnya perlahan – lahan menurun terutama setelah 72 jam dilakukan kateterisasi 21. Rentang kadar PSA yang dianggap normal berdasarkan usia adalah :- 40-49 tahun: 0-2,5 ng/ml- 50-59 tahun:0-3,5 ng/ml- 60-69 tahun:0-4,5 ng/ml- 70-79 tahun: 0-6,5 ng/ml

2. Urin : - Kultur urin + sensitifitas test

Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik Sedimen

Sedimen urin diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan.Faal ginjal diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas. Sedangkan gula darah dimaksudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada vesica urinaria.

d. Pemeriksaan pencitraan

1. Foto polos abdomen (BNO)

BNO berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan vesica urinaria yang penuh terisi urin, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine. Selain itu juga bisa menunjukkan adanya hidronefrosis, divertikel kandung kemih atau adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat.

2. Pielografi Intravena (IVP)

Pemeriksaan IVP dapat menerangkan kemungkinan adanya:

1. Kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter atau hidronefrosis

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 19

Page 20: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

2. Memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat (pendesakan vesica urinaria oleh kelenjar prostat) atau ureter di sebelah distal yang berbentuk seperti mata kail atau hooked fish

3. Penyulit yang terjadi pada vesica urinaria yaitu adanya trabekulasi, divertikel, atau sakulasi vesica urinaria4. Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin

Pembesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi defek isian kontras (filling defect/indentasi prostat) pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas berbentuk seperti mata kail (hooked fish).

Untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter ataupun hidronefrosis serta penyulit yang terjadi pada buli – buli yaitu adanya trabekulasi, divertikel atau sakulasi buli – buli.

Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin

IVP memerlukan persiapan yaitu :

Malam sebeleum pemeriksaan diberi pencahar untuk membersihakan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal

Pasien tidak diberi cairan mulai dari jam 10 sebelum pemeriksaan untuk mendapatkan kondisi dehidrasi Keesokan hari pasien diminta untuk berpuasa Sebelum pasien disuntukian urografin 60 mg%, terlebih dahulu dilakukan penngujian subkutan atau intravena

kontras (conray/ meglumineiothalamat 60%) jika pasien alergi terhadap kontras, maka IVP dibatalkan.

Yang dapat mempengaruhi pemeriksaan IVP Pasien yang tidak bisa diam Masih terdapat fese, gas dalam kolon

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 20

Page 21: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Pasien belum lama melakukan tes enema barium tes untuk pemeriksaan kolon

3. Sistogram retrograd

Apabila penderita sudah dipasang kateter oleh karena retensi urin, maka sistogram retrograd dapat pula memberi gambaran indentasi.

4. USG secara transrektal (Transrectal Ultrasonography = TURS)Untuk mengetahui besar atau volume kelenjar prostat, adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna, sebagai petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan volume vesica urinaria dan jumlah residual urine, serta mencari kelainan lain yang mungkin ada di dalam vesica urinaria seperti batu, tumor, dan divertikel.

5. Pemeriksaan SistografiDilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urine ditemukan mikrohematuria. Sistografi dapat memberikan gambaran kemungkinan tumor di dalam vesica urinaria atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen di dalam vesica. Selain itu juga memberi keterangan mengenai basar prostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam uretra.

e. Pemeriksaan Penunjang LainnyaPemeriksaan fisik dan penunjang telah dijelaskan pada point diatas, untuk penegakan diagnosis. Berikut beberapa pemeriksaan penunjang lainnya :

1. UroflowmetriUntuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran urin ditentukan oleh : Tekanan intravesica Resistensi uretra Daya kontraksi otot detrusorAngka normal laju pancaran urin ialah 10-12 ml/detik dengan puncak laju pancaran mendekati 20 ml/detik. Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah menjadi 6 – 8 ml/detik dengan puncaknya sekitar 11 – 15 ml/detik. Semakin berat derajat obstruksi semakin lemah pancaran urin yang dihasilkan.

2. Pemeriksaan Volume Residu UrinVolume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan cara sangat sederhana dengan

memasang kateter uretra dan mengukur berapa volume urin yang masih tinggal atau ditentukan dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah miksi, dapat pula dilakukan dengan membuat foto post voiding pada waktu membuat IVP. Pada orang normal sisa urin biasanya kosong, sedang pada retensi urin total sisa urin dapat

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 21

Page 22: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

melebihi kapasitas normal vesika. Sisa urin lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada penderita prostat hipertrofi. Jumlah residual urine ini pada orang normal adalah 0,09-2,24 mL dengan rata-rata 0,53 mL. Tujuh puluh delapan persen pria normal mempunyai residual urine kurang dari 5 mL dan semua pria normal mempunyai residu urine tidak lebih dari 12 mL.

3. PSA (Prostate Specific Agent)

Merupakan antigen spesifik yang diproduksi oleh sel capsula prostate (membrane yang melapisi prostate) dan kelenjar periurethral. Pada BPH, nilai PSA adalah > 4 ng/mL (N : < 4 ng/mL).Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien BPH asimtomatik >50 tahun. Dan biasanya meningkat pada pembesaran prostate. Apabila terdapat hasil yang meragukan (false positif atau false negative) maka diindikasikan untuk melakukan biopsy pada kelenjar prostate.

1.7. Tatalaksana & Pencegahan Benign Prostate Hyperplasia

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 22

Page 23: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

1. Observasi (Watchful waiting)Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS <7, yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak mendapatkan terapi apapun dan hanya diberi penjelasan mengenai hal-hal yang mungkin dapat memperburuk keluhannya, misalnya: Jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam, Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang dapat mengiritasi vesica urinaria (kopi atau cokelat), Batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin, Kurangi makanan pedas dan asin, dan Jangan menahan kencing terlalu lama.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 23

Page 24: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Secara periodik, pasien diminta untuk datang kontrol dengan ditanya apakah keluhannya menjadi lebih baik (sebaiknya menggunakan skor yang baku), di samping itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium, residu urine, atau uroflometri. Jika keluhan miksi bertambah buruk daripada sebelumnya, mungkin perlu dipikirkan untuk memilih terapi yang lain.

2. Medikamentosa A. Penghambat adrenergik α

Seperti kita ketahui persyarafan trigonum leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat terutama oleh serabut-serabut saraf simpatis, terutama mengandung reseptor alpha, jadi dengan pemberian obat golongan alpha adrenergik bloker, terutama alpha 1 adrenergik bloker maka tonus leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat akan berkurang, sehingga sehingga menghasilkan peningkatan laju pancaran urin dan memperbaiki gejala miksi. Bila serangan prostatismus memuncak menjurus kepada retensio urin ini adalah pertanda bahwa tonus otot polos prostat meningkat atau berkontraksi sehingga pemberian obat ini adalah sangat rasional. Episode serangan biasanya cepat teratasi.

Fenoksibenzamin (α- bloker non selektif) Farmokodinamik : karena sifat hambatan yang praktis irreversibel. Fenoksibenzamin dapat

dianggap bekerja dengan cara mengurangi jumlah adrenoreseptor α yang tersedia untuk dirangsang. Fenoksibenzamin memblok reseptor α 1 maupun α2 pada otot polos arteriol dan vena sehingga menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi.

Farmakokinetik : absorpsi dari saluran cerna hanya 20-30%. Waktu paruhnya kurang dari 24 jam, tetapi lama kerjanya bergantung juga pada kecepatan sintesis reseptor α.

Intoksikasi dan efek samping : yang utama adalah hipotensi ortostatik. Hambatan ejakulasi yang reversibel dapat terjadi akibat hambatan kontraksi otot polos vas deferens dan saluran ejakulasi.

Penggunaan terapi : sebagai kompensasi berkurangnya produksi testoteron, dibentuk lebih banyak enzim 5 – α reduktase yang mereduksi testoteron menjadi dihidrotestoteron (DHT) yang lebih aktif. Tetapi DHT merangsang pertumbuhan prostat. Obat ini dapat memperbaiki aliran urin dan mengurangi gejala-gejala akibat obstruksi prostat. Dosis 2x10 mg/hari. Pengobatan ini efektif untuk BPH tetapi karena efek samping yang ditimbulkan obat ini tidak lagi digunakan.

Prazosine, Terazosin, Tamzulosin dan Doxazosin (α1- bloker selektif) Farmakodinamik : efeknya yang utama adalah hasil hambatan reseptor α1 pada otot polos arteriol

dan vena, yang menimbulkan vaso- dan venodilatasi sehingga menurunkan resistensi perifer dan alir balik vena. Kelompok obat ini cenderung mempunyai efek yang baik terhadap lipid serum pada manusia, menurunkan kolesterol LDL dan trigliserid serta meningkatkan kadar kolesterol HDL.

Farmakokinetik : diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral, terikat kuat pada protein plasma (terutama α1-glikoprotein), mengalami metabolisme yang ekstensif di hati, dan hanya sedikit yang dieksresi utuh melalui ginjal. Obat Waktu paruh Waktu diberikanPrazosine 2-3 jam 2-3 x/hari Terazosin 12 jam 1-2 x /hariDoxazosin 20-22 jam 1x/hari

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 24

Page 25: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

Tamzulosin 5-10 jam

Efek samping : yang utama adalah fenomena dosis pertama, yakni hipotensi posturnal yang hebat dan sinkop yang terjadi 30-90 menit setelah pemberian dosis pertama. Efek samping yang paling sering berupa pusing (hipotensi postural), sakit kepala, ngantuk, palpitasi, edema perifer dan mual.

Penggunaan terapi : pemberian obat ini menyebabkan relaksasi otot-otot trigon dan sfingter di leher kandung kemih serta otot polos kelenjar prostat yang membesar, sehingga memperbaiki aliran urin serta gejala-gejala lain yang menyertai obstruksi prostat tersebut adalah 1-5 mg/hari. (Gunawan,2007)

B. Penghambat 5α-reduktase

Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT) dari testosteron yang dikatalisis oleh enzim 5α-reduktase di dalam sel-sel prostat. Menurunnya kadar DHT menyebabkan sintesis protein dan replikasi sel-sel prostat menurun.

Telah dilaporkan bahwa pemberian obat ini (finasteride) 5 mg/hari yang diberikan sekali setelah enam bulan mampu menyebabkan penurunan prostat hingga 28%; hal ini memperbaiki keluhan miksi dan pancaran miksi.

C. Fitoterapi

Beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk memperbaiki gejala akibat obstruksi prostat, tetapi data-data farmakologis tentang kandungan zat aktif yang mendukung mekanisme kerja obat fitoterapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan fitoterapi bekerja sebagai anti-estrogen, anti-androgen, menurunkan kadar sex hormone binding globulin (SHBG), inhibisi basic fibroblast growth factor (bFGF) dan epidermal growth factor (EGF), mengacaukan metabolisme prostaglandin, efek antiinflamasi, menurunkan outflow resistance, dan memperkecil volume prostat. Di antara fitoterapi yang banyak dipasarkan adalah Pygeum africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica, dan masih banyak lainnya.

Bukti-bukti empirik lapangan dan empirik uji klinik semakin banyak mencatat efektifitas dan keamanannya. Dalam Current Medical Diagnosis and Treatment (2001) dinyatakan bahwa Saw Palmetto Berry (SPB) ini didalam 18 RCT (Randomized Clinical Trial) dengan 2939 subyek adalah superior terhadap placebo dan efektifitasnya sama dengan finasteride. Efek samping obat berupa disfungsi ereksi = 1,1% sedangkan finasteride = 4,9%. Dalam Life Extension Update dimuat, dari sebanyak 32 publikasi studi terdapat catatan bahwa extract dari SPB ini secara signifikan menunjukan perbaikan klinis dalam hal :

- Frekuensi nokturia → berkurang- Aliran kencing → bertambah lancar- Volume residu dikandung kencing → berkurang- Gejala kurang enak dalam mekanisme urinoir → berkurang

Mekanisme kerja obat ini belum dapat dipastikan tetapi diduga kuat ia :- Menghambat aktifitas enzim 5 alpha reduktase dan memblokir reseptor androgen- Bersifat anti inflamasi dan anti udem dengan cara menghambat aktifitasenzim cycloxygenase dan 5

lipoxygenase.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 25

Page 26: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

3. Pembedahan terbukaBeberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah metode dari Millin, yaitu melakukan enukleasi kelenjar prostat melalui pendekatan retropubic infravesica, Freyer melalui pendekatan suprapubic transvesica, atau transperineal. Prostatektomi terbuka adalah tindakan yang paling tua yang masih banyak dikerjakan saat ini, paling invasif, dan paling efisien sebagai terapi BPH. Prostatektomi terbuka dapat dilakukan melalui pendekatan suprapubic transvesical (Feyer) atau retropubic infravesical (Millin). Prostatektomi terbuka dianjurkan untuk prostat yang sangat besar (>100 gram).

Penyulit yang dapat terjadi setelah prostatektomi terbuka ialah inkontinesia urine (3%), impotensia (5-10%), ejakulasi retrogad (60-80%), dan kontraktur leher vesica urinaria (3-5%). Perbaikan gejala klinis sebanyak 85-100%, dan angka mortalitas sebanyak 2%.

4. TURP (Reseksi prostat transurethra)Reseksi kelenjar prostat dilakukan transurethra dengan mempergunakan cairan irigan (pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionic, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. Cairan yang sering dipakai dan harganya cukup murah yaitu H2O steril (aquades).

Salah satu kerugian dari aquades adalah sifatnya yang hipotonik, sehingga cairan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi. Kelebihan H2O dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relatif atau gejala intoksikasi air atau dikenal dengan sindroma TURP. Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat, dan terdapat bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam koma dan meninggal. Angka mortalitas sindroma TURP ini adalah sebesar 0,99%.

Untuk mengurangi risiko timbulnya sindroma TURP, operator harus membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam. Di samping itu, beberapa operator memasang sistostomi suprapubic terlebih dahulu sebelum reseksi yang diharapkan dapat mengurangi penyerapan air ke sirkulasi sistemik. Penggunaan cairan non ionik lain selain H2O yaitu glisin, yang dapat mengurangi risiko hiponatremia pada TURP, tetapi karena harganya cukup mahal, beberapa klinik urologi di Indonesia memilih pemakaian aquades sebagai cairan irigasi.

5. TUIP (Trans urethral incision of prostate)Metode ini di indikasikan untuk pasien dengan gejala obstruktif, tetapi ukuran prostatnya mendekati normal. Pada hiperplasia prostat yang tidak begitu besar dan pada pasien yang umurnya masih muda

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 26

Page 27: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

umumnya dilakukan metode tersebut atau incisi leher buli-buli atau bladder neck incision (BNI) pada jam 5 dan 7.

6. Pembedahan dengan laser (Laser Prostatectomy)

Trans urethral ultrasound guided laser induced prostatectomy (TULIP) Trans urethral evaporation of prostate (TUEP) Teknik koagulasi

Invasif minimalDitujukan untuk pasien yang mempunyai resiko tinggi terhadap pembedahan.

a) Trans urethral microwave thermotherapy (TUMT)

Cara memanaskan prostat sampai 44,5°C – 47°C ini mulai diperkenalkan dalam tiga tahun terakhir ini. Dikatakan dengan memanaskan kelenjar periuretral yang membesar ini dengan gelombang mikro (microwave) yaitu dengan gelombang ultarasonik atau gelombang radio kapasitif akan terjadi vakuolisasi dan nekrosis jaringan prostat, selain itu juga akan menurunkan tonus otot polos dan kapsul prostat sehingga tekanan uretra menurun sehingga obstruksi berkurang. Prinsip cara ini ialah memasang kateter semacam Foley dimana proximal dari balon dipasang antene pemanas yang baru dipanaskan dengan gelombang mikro melalui kabel kecil yang berada didalam kateter. Pemanasan dilakukan antara 1-3 jam. Dengan cara pengobatan ini dengan mempergunakan alat THERMEX II diperoleh hasil perbaikan kira-kira 70-80% pada symptom obyektif dan kira-kira 50-60% perbaikan pada flow rate maksimal. Mekanisme yang pasti mengenai efek pemanasan prostat ini belum semuanya jelas, salah satu teori yang masih harus dibuktikan ialah bahwa dengan pemanasan akan terjadi perusakan pada reseptor alpha yang berada pada leher vesika dan prostat.

b) Trans urethral ballon dilatation (TUBD)

Dilatasi uretra pars prostatika dengan balon ini mula-mula dikerjakan dengan jalan melakukan commisurotomi prostat pada jam 12.00 dengan jalan melalui operasi terbuka (transvesikal). Konsep dilatasi dengan balon ini ialah mengusahakan agar uretra pars prostatika menjadi lebar melalui mekanisme: Prostat di tekan menjadi dehidrasi sehingga lumen uretra melebar Kapsul prostat diregangkan Tonus otot polos prostat dihilangkan dengan penekanan tersebut Reseptor alpha adrenergic pada leher vesika dan uretra pars prostatika dirusak

c) Trans urethral needle ablation (TUNA)

Yaitu dengan menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi untuk menghasilkan ablasi termal pada prostat. Cara ini mempunyai prospek yang baik guna mencapai tujuan untuk menghasilkan prosedur dengan perdarahan minimal, tidak invasif dan mekanisme ejakulasi dapat dipertahankan.

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 27

Page 28: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

d) Stent urethra dengan prostacath

Pada hakekatnya cara ini sama dengan memasang kateter uretra, hanya saja kateter tersebut dipasang pada uretra pars prostatika. Bentuk stent ada yang spiral dibuat dari logam bercampur emas yang dipasang diujung kateter (Prostacath). Stents ini digunakan sebagai protesis indwelling permanen yang ditempatkan dengan bantuan endoskopi atau bimbingan pencitraan.

Pencegahan:

o Menjalankan pola hidup yang sehat. Cara yang paling sederhana adalah mengkonsumsi buah-buahan yang

mengandung antioksidan yang penting bagi prostat, seperti tomat, alpukat, dan kacang-kacangan. Hindari alkohol, kopi dan mengurangi minum setelah makan malam untuk mengurangi nokturia (kencing malam hari). Ada beberapa bukti ilmiah bahwa teh hijau yang mengandung flavonoids, suatu zat kimia yang mungkin baik untuk prostat.

o Cukupi kebutuhan lemak essensial. Asam lemak omega-3 dan mineral seng (Zn) dapat mengurangi gejala

gangguan prostat. Makanan yang kaya akan katekin, terutama epigalokatekin galat (epigallocatechinsgallate), selenium, sulforafan, dan vitamin C mendorong kemampuan sistem kekebalan tubuh dan menghilangkan racun pencetus kanker (karsinogenik). Tidak hanya itu, zat-zat tersebut juga meningkatkan pembentukan enzim penumpas sel tumor dan kanker, termasuk kanker prostat.

o Sering mengkonsumsi kubis-kubisan. Beberapa hasil penelitian menyebutkan pria yang sering

mengkonsumsi kubis-kubisan kurang berisiko mendapatkan gangguan prostat.

o Periksalah kesehata prostat secara rutin ke dokter. Ini untuk mengantisipasi munculnya gangguan pada

prostat. Jika ditemukan adanya masalah, maka masalah tersebut dapat ditangani dan diterapi dengan cepat.

o Immobilisasi (kurang aktivitas) dan udara dingin dapat meningkatkan risiko retensi urin. Jadi menjaga tetap

hangat dan latihan (olahraga) akan sangat berguna. Selain itu para pria harus meluangkan waku untuk berkemih saat mulai terasa, meskipun tidak kebelet.

o Penderita BPH sebaiknya menghindari obat flu atau obat alergi yang mengandung dekongestan, seperti

pseudoefedrin. Antihistamin seperti diphenhydramine, dapat menghambat aliran urin juga.

1.8. Komplikasi Benign Prostate Hyperplasia

Dilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya, hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :

Inkontinensia Paradoks Batu Kandung Kemih Hematuria

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 28

Page 29: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

SistitisPielonefritis

Retensi Urin Akut Atau KronikRefluks Vesiko-Ureter

HidroureterHidronefrosis

Gagal GinjalDekompensasi prostat → retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih,dan timbul rasa tak tuntas pada akhir miksiRefluk vesiko-ureter,hidroureter,hidronefrosis,dan gagal ginjal → akibat retensi kronikInfeksiHernia atau hemoroid → karena penderita harus selalu mengedanBatu endapan di kandung kemih → karena terdapat sisa urin.menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria dapat pula menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks,dapat terjadi pielonefritis.

Retensi urine akut. Retensi urine yang terjadi dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidakmampuan untuk berkemih. Pemasangan kateter diperlukan untuk mengosongkan vesica urinaria. Beberapa pasien dengan BPH menjalani operasi untuk mengatasi retensi urine akut ini.Kerusakan ginjal. Hal ini paling sering disebabkan karena infeksi dan retensi

Urin akut BPH juga dapat menyebabkan hidronefrosis (pembengkakan ginjal akibat penumpukan urine).

1.9.Prognosis Benign Prostate Hyperplasia

Lebih dari 90% pasien mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialami. Sekitar 10-20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam lima tahun. Apabila tidak segera ditindak, BPH memiliki prognosis buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat.

Namun menurut Birowo dan Rahardjo prognosis BPH adalah: Tergantung dari lokasi, lama dan kerapatan retensi. Keparahan obstruksi yang lamanya 7 hari dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jika keparahan

obstruksi diperiksa dalam dua minggu, maka akan diketahui sejauh mana tingkat keparahannya. Jika obstruksi keparahannya lebih dari tiga minggu maka akan lebih dari 50% fungsi ginjal hilang.

Prognosis yang lebih buruk ketika obstruksi komplikasi disertai dengan infeksi. Umumnya prognosis lebih bagus dengan pengobatan untuk retensi urine.

4. PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEMERIKSAAN ALAT KELAMIN LAKI-LAKI PADA KELAINAN SALURAN KEMIH

Pemeriksaan kelainan pada saluran kemih laki-laki termasuk rukhsah. Rukhsah adalah keringanan bagi manusia mukalaf dalam melakukan ketentuan Allah SWT pada keadaan tertentu karena ada kesulitan, suatu

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 29

Page 30: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

kebolehan melakukan pengecualian dari perinsip umum karena kebutuhan atau Al-Hajat, keterpaksaan atau Ad-darurat.

Alasan diperbolehkan Rukhsah :

Bukan bertujuan untuk berlaku zalim atau berbuat dosa atau meringan-ringankan sesuatu yang sudah ringan.

Untuk sekedar menghilangkan kesulitan dan menghendaki keringanan sampai kita menemukan kelapangan sesudahnya.

Sebab membolehkan Rukhsah :

Karena terpaksa atau karena suatu kebutuhan. Karena ada uzur atau halangan yang menyulitkan. Untuk kepentingan orang banyak dan menghasilkan kebutuhan hidupnya.

a) Rukhshah Isqath

Jika seseorang diwajibkan melaksanakan rukhshah tersebut lantaran hukum azimah telah gugur. Misal : Wajib makan bangkai dalam keadaan terpaksa, jika tidak ia bias mati.

b) Rukhshah Tarfih

Jika hukum rukhsah dan hukum azimah masih dapat dilakukan semuanya. Misal : Memakan harta orang lain ketika sangat lapar masih dapat dilaksanakan hukum azimah. Jika ia bersabar dan tidak makan harta orang,hingga ia mati ,maka tidak berdosa. Kerena haramnya makan harta orang lain selalu ada pada hukum azimah.

Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi revisi, Jakarta : EGC, 1997.

Anonim. Kumpilan Kuliah Ilmu Bedah Khusus, Jakarta : Aksara Medisina, 1997.

Priyanto J.E. Benigna Prostat Hiperplasi, Semarang : Sub Bagian Bedah Urologi FK UNDIP.

http://www.medtronic-gastro-uro.com.au/bph-symptom-score-index.html

http://dokita.co/blog/prostat-dan-masalahnya/

http://www.cancerhelps.co.id/Kanker-Prostat/apa-itu-kanker-prostat.html

http://tracesofmedicalstudents.blogspot.com/2012/04/bph-benigna-prostat-hiperplasia.html

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 30

Page 31: TM SK 3 BPH.docx

DITA EVITA HERSAFITRI1102012069

BPH: BENIGN PROSTATE HYPERPLASIAPage 31