87
TOKSIKOLOGI FORENSIK dr. Citra Manela.Sp F

TOKSIKOLOGI FORENSIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TOKSIKOLOGI FORENSIK

Citation preview

Page 1: TOKSIKOLOGI FORENSIK

TOKSIKOLOGI FORENSIK

dr. Citra Manela.Sp F

Page 2: TOKSIKOLOGI FORENSIK

04/22/23 2

Toksikologi:

Ilmu yang mempelajari sumber, sifat, khasiat, gejala-gejala

keracunan, dosis terapi dan lethal serta temuan pada otopsi kasus yang meninggal dari suatu zat

atau racun.

Page 3: TOKSIKOLOGI FORENSIK

DEFINISI RACUN

TAYLOR :TAYLOR : SETIAP ZAT YG DLM JUMLAH RELATIF KECIL SETIAP ZAT YG DLM JUMLAH RELATIF KECIL

BILA MSK KE DLM TUBUH AKAN MENIMBULKAN BILA MSK KE DLM TUBUH AKAN MENIMBULKAN REAKSI KIMIAWI YG AKAN DPT MENYEBABKAN REAKSI KIMIAWI YG AKAN DPT MENYEBABKAN

PENYAKIT ATAU KEMATIAN.PENYAKIT ATAU KEMATIAN.

TERGANTUNG ITIKAD :TERGANTUNG ITIKAD : LUMINAL BILA DIBERIKAN UNTUK PENGOBATAN BKN LUMINAL BILA DIBERIKAN UNTUK PENGOBATAN BKN

RACUN; BILA UNTUK MELAKUKAN KEJAHATAN, RACUN; BILA UNTUK MELAKUKAN KEJAHATAN, MAKA LUMINAL DISEBUT RACUNMAKA LUMINAL DISEBUT RACUN

Page 4: TOKSIKOLOGI FORENSIK

4

Kriteria Diagnostik Keracunan

1.Gejala-gejala sesuai dengan racun penyebab.

2.Analisa kimia positif adanya racun pada sisa

barang bukti

3.Ditemukan Racun pada cairan tubuh korban.

[ Darah, Urine ]

4.Otopsi, baik makroskopik dan mikroskopik

sesuai dengan racun penyebab.

5.Riwayat Penyakit korban kontak dengan

racun.

3 dan 4 bila positif : Diagnosa pasti keracunan

Page 5: TOKSIKOLOGI FORENSIK

KLASIFIKASI

RACUN DLM RUMAH TANGGARACUN DLM RUMAH TANGGA

RACUN DLM PERTANIAN/PERKEBUNANRACUN DLM PERTANIAN/PERKEBUNAN

RACUN DLM DUNIA KEDOKTERANRACUN DLM DUNIA KEDOKTERAN

RACUN DLM INDUSTRI/LABORATORIUMRACUN DLM INDUSTRI/LABORATORIUM

RACUN DLM ALAM BEBASRACUN DLM ALAM BEBAS

Page 6: TOKSIKOLOGI FORENSIK

CARA MASUK KE TUBUH

MELALUI SALURAN PERNAFASANMELALUI SALURAN PERNAFASAN

MELALUI SUNTIKAN / INJEKSIMELALUI SUNTIKAN / INJEKSI

MELALUI MULUT / PER ORALMELALUI MULUT / PER ORAL

MELALUI KULIT YG SEHAT / SAKITMELALUI KULIT YG SEHAT / SAKIT

MELALUI DUBUR, VAGINAMELALUI DUBUR, VAGINA

Page 7: TOKSIKOLOGI FORENSIK

7

Penggologan Racun

Menurut :*Sumber [ Tumbuh2an /

Hewan/mineral/sintetik]

* Tempat [Alam/rumah

tangga/pertanian/industri/Lab]

* Organ Tubuh * Mekanisme dan cara kerja.

Contoh : opium, cocain, ganja, CO, CN, As, Pb, Alkohol, Barbiturat, Morfin,Insektida,

Page 8: TOKSIKOLOGI FORENSIK

CARA KERJA

LOKAL : LOKAL :

KOROSIF (Lisol, Asam & Basa Kuat); KOROSIF (Lisol, Asam & Basa Kuat);

IRRITAN (Arsen, HgCl2); IRRITAN (Arsen, HgCl2);

ANESTETIK (Kokain, Asam Karbol).ANESTETIK (Kokain, Asam Karbol).

SISTEMIK : SISTEMIK : Narkotik, Alkohol etc.Narkotik, Alkohol etc.

LOKAL & SISTEMIK : LOKAL & SISTEMIK : As.KarbolAs.Karbol

Page 9: TOKSIKOLOGI FORENSIK

TOKSIKOLOGI

REKONSTRUKSI

KEC. LALU-LINTAS

KEC. PSWT UDARA

PERKOSAAN

PEMBUNUHAN

BUNUH DIRI

SEBAB KEMATIAN

MORFIN

SIANIDA

CO

INSEKTISIDA

ARSEN

Page 10: TOKSIKOLOGI FORENSIK

YG TDK BOLEH DILAKUKAN SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN

MEROKOKMEROKOK

MENYIRAM, BAIK DGN AIR ATAU ZAT MENYIRAM, BAIK DGN AIR ATAU ZAT

UNTUK MENGHILANGKAN BAUUNTUK MENGHILANGKAN BAU

MENYEMPROT RUANGAN UNTUK MENYEMPROT RUANGAN UNTUK

MENGHILANGKAN BAUMENGHILANGKAN BAU

Page 11: TOKSIKOLOGI FORENSIK

PEMERIKSAAN MAYAT & HAL-HAL YG HRS DIPERHATIKAN

KENALI BAU YG KELUAR DARI MULUT ATAU HIDUNG KORBAN, DGN CARA MENEKAN DINDING DADA

BERULANG DAN KENALI BAU YG KELUAR

PERHATIKAN WARNA LEBAM MAYAT

PERHATIKAN TANDA KOROSIF/LUKA BAKAR PD MULUT, SERTA DISTRIBUSINYA PADA TUBUH,

MULAI DARI DAGU, DADA, PERUT DST

PERHATIKAN BERCAK YG ADA DIPAKAIAN, BAIK WARNA MAUPUN DISTRIBUSINYA

Page 12: TOKSIKOLOGI FORENSIK

“Ideal”Poison Characteristics

TastelessOdorlessColorless

Readily solubleDelayed onset of action

UndetectableExotic

Low-dose lethalityEasily obtained (not traceable)

Chemically stableMimics a natural disease

Page 13: TOKSIKOLOGI FORENSIK

04/22/23 13

Pemeriksaan Toksikologi

Pada kasus – kasus :

1.Kecurigaan adanya keracunan di TKP

[ = Tempat Kejadian Perkara].

2.Pada Otopsi ditemukan kelainan2 yang tidak lazim.

Lebam mayat merah terang (CO, CN). Coklat (Nitrit, Nitrat, Anilin, fenasetin). Parut bekas suntikan (Morfin), Bau Amandel (CN), Bau kutu busuk (Malation)

Page 14: TOKSIKOLOGI FORENSIK

04/22/23 14

Pemeriksaan Luar

• Tercium bau dari hidung, mulut, pakaian -bau amandel (sianida), minyak tanah (insektisida), amoniak, fenol, alkohol• Pakaian: Penyebaran bercak racun ( Pembunuhan atau bunuh diri)• Lebam Mayat : merah terang (CO/CN).• Luka-luka bakar pada bibir, kulit akibat asam dan basa kuat.• Bekas suntikan ( Narkotik), hiperpigmentasi, keratosis,

melanosis.(As,Pb,Hg)• Kelainan pada kuku, rambut dan sklera.

Page 15: TOKSIKOLOGI FORENSIK

15

Pemeriksaan Dalam

• Bau yang tercium dari rongga tengkorak, Rongga perut dan rongga dada.• Kelainan-kelainan yang ditemukan pada organ2

tubuh ( Darah, Salurann pernafasan, Saluran pencernaan, Hati, Paru, Jantung, Ginjal dan otak.)

• Kelainan bisa berupa korosif, nekrosis,• Ditemukan sisa2 obat/racun dalam lambung, mulut,

eosofagus.• Pada umumnya perbendungan pada semua organ2

tubuh.

Page 16: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Penanganan Kasus Keracunan

• 1. Pemeriksaan di TKP: Sisa2 obat, jarum suntik, kaleng racun, Muntahan, sisa makanan. [ semuanya dikumpulkan dalam wadah] AlloAnamnesalengkap:Gejala keracunan Saat Kematian.Penyakit/mental.

2. Analisa Toksikologi :kasus hidup/mati 3.Otopsi – Pemeriksaan Luar dan Dalam lengkap dengan bahan untuk toksikologi dan Patologi Forensik [mikoskopik ]

Page 17: TOKSIKOLOGI FORENSIK

17

Terapi Umum Keracunan

• Muntahkan• Bilas lambung.• Pencahar: Na2SO4 30 gr/200cc air.• Dialise• Antidotum:Morfin x nalorfin/narcan.• Demulcen: 3 butir telur/500cc air/susu• Pengobatan simtomatik dan suportif: Kejang2….beri benzodizepam, edema paru akibat

insektisida…sulfas atropine. Racun terkena kulit/mata dibersihkan dengan air. Bila

parentral ..pasang torniquet.

Page 18: TOKSIKOLOGI FORENSIK

04/22/23 18

Bahan/ organ yang diambil dan dikirim untuk pemeriksaan

toksikologi

• Darah ( 30 –50 cc ), Urin (seluruhnya ),• Isi lambung( seluruhnya )• Empedu, Hati (500gr), Ginjal (seluruhnya),• Otak (500 gr), Usus dan isinya ( 60 cm).• Lemak (200gr), Otot, Rambut dengan akarnya

(10 gr), Kuku dengan pankalnya (10gr),

Jaringan tempat suntikan ( 5-10 cm2).

Kadang2 perlu diambil: Paru, jantung dan limpa.

Page 19: TOKSIKOLOGI FORENSIK

19

Tempat atau wadah sampel.

• Biasanya disediakan 9 botol ( Peles) untuk masing2 organ atau cairan.

• Dikirim tanpa bahan pengawet / es.

• Bila perlu dikirim harus pakai bahan pengawet: Alkohol Absolut/ NaCl jenuh

• (organ2), NaF 1% / Na Sitrat ( Darah)

• Na Benzoat+fenil merkuri nitrit (Urin)

Page 20: TOKSIKOLOGI FORENSIK

04/22/23 20

Cara Pengiriman

• Botol berisi organ disegel oleh polisi dan dokter.• Buat berita acara.• Ringkasan Laporan otopsi• Pemeriksaan Patologik anatomik semua organ

(pengawet formalin / alkohol)• Bahan Pengawet untuk Pemeriksaan Racun

TIDAK DIBENARKAN, karena formalin merusak racun / menyulitkan pemeriksaan.

Page 21: TOKSIKOLOGI FORENSIK

04/22/23 21

Kasus KeracunanHidup Mati

Sakit Otopsi

Cacat Menentukan:

Mati 1.Sebab kematian oleh racun?

2.Perkiraan Cara Kematian:

Bunuh diri/ kecelakaan/

pembunuhan.

Polisi 3.Hubungan obat/ racun

Perkelahian/kecelakaan/

Visum et Repertum perkosaan dll.

Page 22: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keracunan CO

Racun Tertua The Invisible Killer The Silent Killer

Page 23: TOKSIKOLOGI FORENSIK

The Big Five Primary Air Pollutants

CO

Carbon Monoxide

NOx

Nitrogen Oxides

SOx

Sulfur Oxides

Hydrocarbons

HCs

Particulates

Page 24: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Carbon Monoxide

• Penyebab keracunan fatal yang paling umum di USA• Merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna • CO adalah gas tidak berwarna, tidak berbau • CO 0.5% for 30 minutes = Blood Conc of 45%• Pada kadar 10% Carboxyhemoglobin dapat

menurunkan peripheral and night vision.• Setelah dikeluarkan dari sumber CO , hanya kira2 0.5%

keluar dari darah setiap 4 jam.

Page 25: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Who is at Risk?

• EVERYONE, especially:

– Orang yang mempergunakan sumber panas alternatif

– Orang tua

– Bayi baru lahir , infants,

– Penderita penyakit jantung kronis, anemia atau masalah2 pernafasan.

Page 26: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Who is at risk? Cont…..

– Personalia pemadam kebakaran.

– Individu2 yang bekerja dengan mesin2 bensin atau diesel diruang tertutup

– Pekerja2 industri pulp, penuangan baja dan tanaman yang menghasilkan formaldehida dan coke

Page 27: TOKSIKOLOGI FORENSIK

SIFAT – SIFAT GAS CO

• Tidak berwarna

• Tidak berbau

• Tidak merangsang selaput lendir

• > ringan dari udara

• Afinitas thd hemoglobin

208-245 x > O2

Page 28: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Sumber CO

Hasil pembakaran yg tidak sempurna dari karbon dan bahan oranik yg mengandung karbon

• MOTOR bensin (spark ignition)

diesel (compression ignition)• GAS batu bara ± 5 % CO• PADA KEBAKARAN• ASAP TEMBAKAU

Page 29: TOKSIKOLOGI FORENSIK

CO mengikat hemoglobin membentuk carboxyhemoglobin(COHb) Kemampuan darah untuk mengangkut oxygen ke organ2 dan jaringan menurun, termasuk jantung dan otak .

Page 30: TOKSIKOLOGI FORENSIK

.0035.0035%%

Headache and dizziness within 6-8 Headache and dizziness within 6-8 hours of constant exposurehours of constant exposure

.01%.01% Slight headache within 2-3 hoursSlight headache within 2-3 hours

.04%.04% Frontal headache within 1-2 hoursFrontal headache within 1-2 hours

.08%.08% Dizziness, nausea, and convulsions Dizziness, nausea, and convulsions within 45 min. Insensible within 2 within 45 min. Insensible within 2

hourshours

.16%.16% Headache, dizziness, nausea, and Headache, dizziness, nausea, and convulsions within 20 min. Death in convulsions within 20 min. Death in

less that 2 hoursless that 2 hours

.32%.32% Headache, dizziness, nausea, and Headache, dizziness, nausea, and convulsions within 5-10 min. Death in convulsions within 5-10 min. Death in

less than ½ hourless than ½ hour

.64%.64% Headache and dizziness in 1-2 min. Headache and dizziness in 1-2 min. death in less than 20 mindeath in less than 20 min

1.28%1.28% Death in less than 3 min.Death in less than 3 min.

Page 31: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pemeriksaan Forensik

• Diagnosis pd korban hidup : - anamnesa kontak + - gejala keracunan CO

• Diagnosis pd korban mati : - Kematian segera / tidak lama setelah kontak - Delayed death

Page 32: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Kematian segera

• Lebam mayat merah muda terang (cherry pink) jelas bila COHb > 30 %

• Otot, visera & darah merah terang• Petekiae, ensefalomasia simetris pada globus

pallidus• Perdarahan & nekrosis pd miokardium,

mikroskopis = infark miokardium akut• Eritema & vesikel/bula pada kulit dada, perut,

muka / anggota gerak badan• Pneumonia hipostatik paru• Nekrosis tubuli ginjal

Page 33: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Delayed death

• Lebam mayat livide

• Perdarahan berbintik pd permukaan otak

• Nekrosis kortek & substantia alba otak

• Ring haemorrhages & perdarahan fokal pada substantia alba

Page 34: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pemeriksaan Laboratorium

Kualitatif :• Uji alkali dilusi• Uji formalin

Kwantitatif :• Gettler – Freimuth• Spektroskopis• Kromatografi gas

Page 35: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pengobatan

• Pindahkan korban keudara segar

• Aktifitas korban harus dicegah

• Beri O2 100% sampai COHb darah ↓ dibawah kadar berbahaya

• Bila terjadi depresi pernafasan, berikan pernafasan buatan dgn O2 100%

Page 36: TOKSIKOLOGI FORENSIK

TKP : CO

Page 37: TOKSIKOLOGI FORENSIK

TKP : CO

Page 38: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keracunan CN

Sangat toksik

Page 39: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keracunan CN umumnya :

• Bunuh diri

• Pembunuhan

• Kecelakaan di - laboratorium - penyemprotan pertanian - penyemprotan gudang kapal

Page 40: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Sumber

• HCN : - cairan jernih, bersifat asam

- larut dlm air, alkohol dan eter

- mudah menguap pd suhu

kamar

- aroma khas amandel

(bitter almonds, peach pit)

- Dipakai dalam sintesis kimia

& fumigasi gudang kapal

Page 41: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Sumber

• Garam Sianida : Na CN dan KCN dalam proses pengerasan besi, penyepuhan emas, perak dan fotografi• Cyanogen ( C2N2 ) : dlm sintesis kimiawi• Biji tumbuh-tumbuhan : yg mengandung glikosida sianogenetik atau

amigdalin - singkong liar - umbi-umbian liar dll.

Page 42: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Cara kerja & Metabolisme

• Absorpsi - mulut - inhalasi - kulit : nitril organik , HCN• CN afinitas kuat thd ensim pernafasan mengikat Fe3 cytochrome oxydase gangguan transportasi & pemakaian O2 sel-sel ANOXIA ( SITOTOKSIK )

Page 43: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Gejala keracunan akut

Tidak spesifik

• Kegagalan pernafasan dan kematian dalam beberapa menit

• Rasa terbakar kerongkongan lidah, sesak nafas, hypersalivasi, mual, muntah, sakit kepala, vertigo, fotofobi, tinitus, pusing & kelelahan

Page 44: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Gejala keracunan kronik

• Pucat, keringat dingin

• Pusing

• Tidak enak diperut

• Rasa tertekan pada dada dan sesak

Page 45: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pemeriksaan luar jenasah

• Tercium bau amandel

• Sianosis wajah, bibir

• Busa di mulut

• Lebam mayat merah terang

Page 46: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pemeriksan dalam jenasah

• Tercium bau amandel• Organ tubuh, otot dan darah berwarna

merah terang• Tanda asfiksia organ-organ tubuh• Kelainan mukosa lambung (alkali CN) - korosi - merah kecoklatan - perabaan licin seperti sabun

Page 47: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pemeriksaan laboratorium

• Uji kertas saring

• Reaksi schonbein-Pagenstecher

( reaksi Guajacol )

• Prussian Blue ( Biru Berlin )

• Gettler Goldbaum

Page 48: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pengobatan (1)

Keracunan CN inhalasi• Pindahkan korban keudara bersih• Amil nitrit inhalasi• Pernafasan buatan dgn 100 % O2• Antidotum - Na Nitrit 3 % IV : Hb → MetHb+CN → CN Met HB - Na Tio sulfat 25 % IV - Hidroksi kobalamin ( ker. Kronik ) - Cobalt EDTA obat pilihan

Page 49: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pengobatan (2)

Keracunan CN oral

• Sama seperti keracunan inhalasi

• Bilas lambung setelah diberi antidotum Nitrit dan Tiosulfat

• Bilas dgn Na Tiosulfat 5 %

• Sisakan 200 ml (10 gr) dalam lambung

Page 50: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keracunan Insektisida

Page 51: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Insektisida = racun serangga

• Banyak dipakai dalam : - Pertanian - Perkebunan - Rumah tangga• Keracunan : - Kecelakaan - Bunuh diri - Pembunuhan ( jarang )

Page 52: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Penggolongan

• Hidrokarbon terkhlorinasi

( Chlorinated hydrocarbon )

• Inhibitor kolinesterase :

- Organofosfat

- Karbamat (reversibel)

• Lain-lain

Page 53: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Hidrokarbon terkhlorinasi

• Tidak larut dalam air, umumnya larut dalam lemak

• DDT, Aldrin, Dieldrin, Endrin, Chlordane, Lindane, Methoxychlor, Toxaphane, BHC

• Ditimbun dalam jaringan lemak• Stimulator SSP yg kuat• Gejala utama keracunan : muntah2,

tremor, kejang-kejang• Terapi suportif

Page 54: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Inhibitor kolinesterase

• Mengikat enzim asetilkolinesterase asetilkolin • Gejala utama keracunan: gangguan

penglihatan, kesukaran bernafas dan hiperaktivitas gastrointestinal

• Gejala timbul cepat, progresif, makin lama makin hebat

• Otopsi tidak khas , bau minyak tanah• Terapi : sulfas atropin → atropinisasi

Page 55: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keracunan Arsen

Page 56: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Arsen

• Logam berat bervalensi 3 dan 5• Berwarna metal (steel grey)• Bentuk: AsCl3 (minyak), As2O3 (bubuk putih /

warangan), AsH3 (arsine, gas)• Umumnya tidak berbau, senyawa mungkin

berbau bawang putih• Mudah larut dalam air panas

Page 57: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Sumber Arsen

• Obat: tonikum, obat anti parasit (protozoa, cacing, amoeba, spirochaeta, tripanosoma) obat homeopathi

• Anti hama: tikus, herbisida, pestisida, semut• Industri: bahan cat, keramik, preservasi kayu,

glass clarifier, industri elektronik

Page 58: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Sumber Arsen

• Tanah normal: As sampai 200 ppm tumbuhan hewan herbivora hewan karnivora

As dalam tanah air tanah air sungai, danau laut: ikan, kerang

• makanan: arsenobetaine dan arsenocholine (arsen organik, relatif non toksik) 0,5 – 1,0 mg perhari

Darah orang normal As 0,002 – 0,062 mg/L

Page 59: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Arsen sebagai racun

• Kecelakaan: makan seafood terlalu banyak, kontaminasi

• Bunuh diri: jarang

• Pembunuhan:– Racun kuno, dokter mudah terkecoh, tapi

mudah terdeteksi jika dokter waspada

Page 60: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keracunan Arsen

• Intoksikasi akut: dosis besar• Intoksikasi subakut: paparan arsen dosis

sublethal berulang atau paparan tunggal dosis besar non fatal

• Intoksikasi kronis: paparan dosis kecil berulang, misalnya paparan industri, pertambangan, kecerobohan, akibat ketidaktahuan, pengobatan atau upaya pembunuhan

Page 61: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Intoksikasi kronis Arsen

• As yang masuk ke dalam tubuh secara berulang dan tidak diekskresi akan ditimbun dalam hati, ginjal, limpa dan jaringan keratin (kuku dan rambut)

• Setelah penghentian paparan As akan dilepas perlahan-lahan dari depotnya dan menimbulkan gejala yang membandel

• Gejala klinis menetap berminggu-minggu sampai bulanan setelah paparan terhenti

Page 62: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Arsen dalam kuku dan rambut

• Kadar As kurang dari 0,1 mg/100 gram rambut tak punya makna

• Mulai terdeteksi 30 jam setelah paparan• Konsentrasi relatif tidak berubah selama

bertahun-tahun, kecuali jika terpapar lingkungan asam atau basa kuat

( Pertumbuhan rambut 0,25 – 0,5 inchi perbulan )

Page 63: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Patofisiologi (1)

• As2O3: racun protoplasma• Cara masuk: per-oral, kontak kulit dan per-

inhalasi• As masuk ke sirkulasi, mengikat globulin dalam

darah dalam 24 jam pasca konsumsi masuk ke dalam jaringan

• Sebagian As menembus sawar darah-otak dan sawar darah-plasenta

• Dalam tulang menggantikan gugus fosfor

Page 64: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Patofisiologi (2)

• Dalam jaringan As mengikat SH pada dihidrolipoat menghambat kerja enzim pada siklus piruvat dan suksinat (reversible)

• Sebagian As menggantikan gugus fosfat gangguan oksidasi fosforilasi jaringan

• Pada pembuluh darah splanknik: As paralisis kapiler, dilatasi dan peningkatan permeabilitas yang patologis

• Efek lokal pada jaringan: kongesti, stasis dan trombosis iskemi dan nekrosis jaringan

Page 65: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Eliminasi Arsen

• Eliminasi satu dosis terapeutik As dari jaringan (kecuali rambut dan kuku) memerlukan waktu 2 minggu

• Exresi melalui urin (methylated As): puncak pengeluaran dalam beberapa hari, tidak seragam analisis: sampel urin 24 jam

• Sejumlah kecil As tetap ada dalam urin dan feses berbulan-bulan kemudian

• Sebagian lainnya ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut

Page 66: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Arsen untuk membunuh

• Racun paling favorite untuk membunuh (31%)• Dosis lethal 120-200 mg. • Setiap 200 mg As mengandung 1,610 x 10~18

molekul racun• Racun ideal:

– Racun tak berasa, tak berbau, tak berwarna campur dalam makanan/minuman tanpa diketahui korban

– Efeknya spt penyakut umum: muntaber– Mudah diperoleh

Page 67: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Dari segi forensik

• Tidak terlalu efisien: muntah, diare, lavase membuat korban tidak meninggal

• Efek kematian lambat dan menimbulkan nyeri curiga

• Masalah utama: dokter tidak MIKIR kemungkinan keracunan Arsen

• Arsen mudah dideteksi: adanya timbunan arsen dalam rambut dan kuku

Page 68: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Efek Arsen terhadap tubuh

• Penyerapan As: larutan >> padat, As padat halus >> padat kasar

• Efek racun terhadap tubuh tergantung:– Sifat fisik dan kimiawi racun– Jumlah racun yang masuk– Kecepatan absorbsi– Kecepatan dan jumlah eliminasi: alamiah

(muntah, diare), buatan (lavase)

Page 69: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Gejala klinis: Sindroma paralitik akut

• Terjadi jika menelan As yang cepat diabsorbsi dalam dosis besar

• Kolaps sirkulasi, stupor, kejang• Kematian dalam beberapa jam karena efek

pada pusat di medulla• Muntah dan diare mungkin tak ada• Patologi: tidak khas, kecuali hiperemi GI

Page 70: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Intoksikasi subakut dan konis

• GE kronis dengan anoreksia, nausea dan diare intermiten.

• Kadang ada rasa kecap metal, napas berbau bawang putih, tenggorokan kering dan haus persisten

• Kuning akibat nekrosis hepatosit subakut

Page 71: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Kelainan neurologis

• Kelainan mulai di perifer, meluas secara sentripetal

• Neuropati perifer motoris: paralisis, parese (pada otot halus tangan dan kaki, sering disertai kelainan tropik)

• Neuropati perifer sensoris: anestesi, parestesi (gatal, geli)

• Ambliopia

Page 72: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Kelainan kulit

• Kelainan eksimatoid, dermatitis eksfoliatif• Melanosis arsenik (pigmentasi coklat) dengan

spotty leucoderma (rain-drop hyperpigmentation) dan keratosis arsenik pada telapak tangan dan kaki.

• Keganasan: Ca sel skuamosa, Ca sel basal superfisial pada daerah unexposed

• Kuku: rapuh, garis Mee’s lines• Kerontokan rambut

Page 73: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Hipopigmentasi kulit

Page 74: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keratosis Arsenik

Page 75: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Kecacatan anggota tubuh

Page 79: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Sindroma gastrointestinal

• As masuk peroral dosis besar gejala keracunan akut setelah 30 menit sampai 2 jam

• Heart burn, diikuti mual, muntah, tenesmus, kembung, diare (air cucian beras, kdg berdarah)

• As yang telah diserap diekskresikan kembali ke lambung muntah persisten, seringkali disertai kejang otot

• Takikardi, hipotensi, muscular twitching, kejang lalu meninggal 1-2 hari sampai seminggu setelah paparan

Page 80: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pemeriksaan toksikologi

• Bahan: urin, isi lambung (muntahan), darah tepi (10 cc), rambut (dari pangkal)

• Sebagai pembanding: makanan, minuman, obat-obatan, dsb

• Metode pemeriksaan: – Kolorimetrik, – Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS) total As – Neutron Activation Analysis (NAA)

Page 81: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Penilaian hasil toksikologi

• Nilai normal As dalam darah:

0,002 – 0,062 mg/L

• Nilai toksik As: – Darah: 0,6 - 9,3 mg/L – Urin: 3,3 mg/L– Rambut dan kuku: 3 ppm atau lebih 1

ug/gram berat kering

Page 82: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Pengobatan

• Dekontaminasi usus: karbon aktif, lavase lambung dan/atau laksan

• Percepatan eliminasi: hemodialisis jika As yang dikonsumsi banyak dan ada gejala sistemik (hipotensi, kekacauan mental, koma, oliguria dan atau asidosis laktat).

• Antidotum dapat diberikan bersama hemodialisis: dimercaprol (BAL) untuk mencegah redistribusi As

Page 83: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Penutup (1)

• As ada dimana-mana di sekitar kita: dalam tanah, air, makanan dan minuman, bahkan didalam tubuh kita

• Penentuan ada tidaknya keracunan As harus dilakukan secara berhati-hati dengan memperhatikan nilai “normal” As dalam jaringan

Page 84: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Penutup (2)

• Keracunan As menyerupai penyakit GE, Sindroma Guilian Barre, neuritis, polio, dermatitis dsb.

• Diagnosis hanya dapat ditegakkan jika dokter CURIGA dan melakukan pemeriksaan TOKSIKOLOGI

• Setelah diagnosis ditegakkan dapat diberikan antidotum berupa BAL, penicillamine, DMSA maupun DMPS

Page 85: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Busa halus dari lubang hidung : tanda mati lemas

Page 86: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Bekas suntikan “ baru “

Page 87: TOKSIKOLOGI FORENSIK

Bekas suntikan “ baru “