23
ToolBar Menu ToolBar Menu merupakan kumpulan perintah-perintah yang digunakan untuk membuat suatu dokumen dalam program pengolah kata Microsoft Word. Yang termasuk didalam ToolBar Menu seperti dibawah ini: 1. Menu File Menu file berfungsi untuk mengatur file dokumen seperti menyimpan, membuka, mengatur kertas dokumen, dsb. a. New : Membuat file yang baru b. Open : Membuka File yang pernah kita buat c. Close : Menutup file yang sedang kita buka d. Save : Menyimpan dokumen yang sebelumnya telah kita simpan dan telah diberi nama e. Save As : Menyimpan file yang baru dalam hal ini kita perlu mencantumkan nama file yang akan kita tempatkan file tersebut f. Save as Web Page : Menyimpan dokumen sebagai halaman web g. Web page Preview : Preview halaman web h. Page Setup : Mengatur halaman, ukuran kertas, ukuran margin, dll i. Print Preview : Menampilkan hasill kerja yang telah kita buat pada kertas j. Print : Mencetak dokumen yang telah kita buat pada kertas k. Sent To : Mengirimkan dokumen l. Properties : Melihat detail m. Exit : Keluar dari Program Word 2. Menu Edit Menu Edit berfungsi untuk melakukan pengeditan dokumen a. Undo Typing : Membatalkan perintah yang sudah terlanjur dilaksanakan b. Repeat Typing : Membatalkan perintah yang telah terlanjur dibatalkan c. Cut : Menghapus suatu objek dari lembar kerja

toolbarmenu ms.word

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan berbagai macam toolbar di ms.word

Citation preview

Page 1: toolbarmenu ms.word

ToolBar MenuToolBar Menu merupakan kumpulan perintah-perintah yang digunakan untuk membuat suatu dokumen dalam program pengolah kata Microsoft Word. Yang termasuk didalam ToolBar Menu seperti dibawah ini:

1. Menu FileMenu file berfungsi untuk mengatur file dokumen seperti menyimpan, membuka, mengatur kertas dokumen, dsb.

a. New : Membuat file yang barub. Open : Membuka File yang pernah kita buatc. Close : Menutup file yang sedang kita bukad. Save : Menyimpan dokumen yang sebelumnya telah

kita simpan dan telah diberi namae. Save As : Menyimpan file yang baru dalam hal ini

kita perlu mencantumkan nama file yang akan kita tempatkan file tersebut

f. Save as Web Page : Menyimpan dokumen sebagai halaman web

g. Web page Preview : Preview halaman webh. Page Setup : Mengatur halaman, ukuran kertas,

ukuran margin, dlli. Print Preview : Menampilkan hasill kerja yang

telah kita buat pada kertasj. Print : Mencetak dokumen yang telah kita buat pada

kertask. Sent To : Mengirimkan dokumenl. Properties : Melihat detailm. Exit : Keluar dari Program Word

2. Menu Edit

Menu Edit berfungsi untuk melakukan pengeditan dokumena. Undo Typing : Membatalkan perintah yang sudah

terlanjur dilaksanakanb. Repeat Typing : Membatalkan perintah yang telah

terlanjur dibatalkanc. Cut : Menghapus suatu objek dari lembar kerjad. Copy : Mengcopy suatu objek yang tersimpan pada

clipboard ke dalam lembar kerja kitae. Clear : Membersihkanf. Paste : Mengambil object yang sudah disimpan pada

clipboard dengan cara meletakkan kursor pada posisi y yang tepat

Page 2: toolbarmenu ms.word

g. Paste Special : Mengambil object yang sudah disimpan pada clipboard yang kemudian diletakkan dilembar kerja

h. Select All : Memilih keseluruhan yang ada pada lembar kerja kita

i. Find : Mencari suatu kata tertentu yang ada pada naskah

j. Replace : Mengganti kata yang ada pada naskah dengan kata yang baru secara keseluruhan

k. Go To : Menuju kehalaman, baris, persamaan tertentu dengan c cepat

3. Menu View

Menu View berfungsi untuk mengatur bagaimana tampilan dokumen

a. Normal : Menampilkan format teks tetapi disederhanakan halamannya sehingga mempermudah kita dalam melakukan pengetikan, dan pengeditan dokumen

b. Print Layout : Menampilkan bagaimana teks yang sesungguhnya

c. Reading Layout : Membaca dokumen halaman per halaman

d. Task Pane : Menampilkan beragam perintah cepat Word

e. Ruller : Menampilkan ukuran garis pada lembar kerja kita

f. Markup : Melakukan pengaturan komentar dalam projek :

g. Headaer and Footer : Membuat judul berulang diatas (header) dan dibawah (footer)

h. Full Sscreen : Menampilkan lembar dokumen secara layar penuh

i. Zoom : Memperbesar dan memperkecil tampilan dokumen

4. Menu Insert

Menu Insert berfungsi untuk menambahkan sesuatu ke dalam dokumen.

a. Break : Berganti Halaman

Page 3: toolbarmenu ms.word

b. Page Number : Penomoran halamanc. Date and Time : Menyisip waktu dan hari serta

formatnyad. Symbol : Menyisip suatu simbole. Footnote : Membuat catatan kakif. Picture : Menyisip gambarg. Diagram : Menyisip diagram kedalam dokumenh. Text Box : Menyisip teks di dalam kotaki. File : Menyisipkan suatu file pada lembar kerja

kitaj. Object : Menyisip suatu objek atau program lain

yang akan digunakan dalam bekerja

5. Menu Format

Menu Format berfungsi untuk mengatur format sebuah dokumen. Seperti mengatur format huruf, paragraf dll

a. Font : Mengatur huruf- huruf dalam pembuatan dokumen

b. Paragraph : Mengatur jarak baris ( Line Spacing )c. Bullet and Numbering : Fasilitas untuk memberi

simbol tertentu atau penomoran dalam barisd. Border and shading : Memberi border ( Bingkai ),

dan shading pada teks yang kita buate. Columns : Membagi lembar kerja menjadi beberapa

kolomf. Tabs : Untuk mengatur ukuran tabg. Drop Caps : Memperbesar huruf pertama tiap

paragrafh. Teks Direction : Memberikan efek arah teks pada

alinea yang dipilihi. Change Case : Merubah bentuk tulisan, dari huruf

kecil menjadi huruf besar dan sebaliknyaj. Back Ground : Mengatur warna latar belakang lembar

kerjak. Theme : Menerapkan tema yang diinginkanl. Styles and Formatting : Memformat jenis huruf

6. Menu Tools

Menu Tools mempunyai fungsi untuk mengatur program kerja

Page 4: toolbarmenu ms.word

a. Speling and Grammar :Mengoreksi naskah dalam bahasa inggris

b. Research :Mencari dokumen tertentuc. Letter and Mailing :Membuat surat dan emaild. Macro :Membuat macro, merekam, dan memproteksi

makroe. Customize :Pengaturan, penambahan, dan pengurangan

jenis ikon y yang aktif yang akan digunakan dalam menu

f. Options :Melakukan pemilihan dan pengaturan metode maupun pengaturan umum

7. Menu Table

Menu Table berfungsi untuk membuat tabel dan mengatur tabel tersebut

a. Draw Table : Untuk mengeluarkan toolbars table and border

b. Insert : Perintah untuk menyisip tabel, baris, dllc. Delete : Menghapus tabel, baris dlld. Select : Memilih suatu tabel, baris, kolom dlle. Merge Cells : Menggabung beberapa cell tabel dalam

satu cellf. Split Cells : Memisahkan kembali Cell yang telah

digabungg. Split Table : Membagi suatu sel pada tabelh. Tabel Auto Format : Membuat suatu tabel sekaligus

memformatnyai. Auto Fit : Membuat tabel dan kolom tabel sesuai

dengan acuan yang adaj. Heading rows repeat : Menggunakan judul atau

Header tabel berulangk. Convert : Merubah teks untuk tabel dan sebaliknyal. Sort : Mensorting data yang ada pada tabelm. Formula : Memasukkan suatu fungsi atau rumus pada

tabeln. Hide Gridlines : Menampilkan garis pada suatu

tabel

8. Menu Windows

Menu Windows berfungsi untuk mengatur lembar kerja

Page 5: toolbarmenu ms.word

a. New Window : Membuat lembar kerja window barub. Arrange : Menyusun dokumen-dokumen yang aktifc. Split : Membagi lembar kerja dalam beberapa bagian

9. Menu Help

Menu help berfungsi untuk memberi bantuan kepada kita yang belum tahuMicrosoft Word

a. Microsoft office Word help : Menampilkan fasilitas help yang biasa membantu kita dalam menyelesaikan masalah

Toolbar Standarta. New Blank Document : Membuat file yang barub. Open : Membuka file yang telah disimpanc. Save : Menyimpan dokumend. Permission : Menentukan izin akses dokumene. E-Mail : Membuat dokumen menjadi surat emailf. Print : Mencetak dokument yang sudah diketikg. Print Preview : Melihat tampilan dokumen sebelum di

cetakh. Spelling and Grammar : Mengoreksi naskah dalam bahasa

inggrisi. Research : Melakukan pencarian dokumen dalam suatu filej. Cut : Menghapus suatu objek dari lembar kerja kitak. Copy : Mencopy suatu objek yang tersimpan pada

clipboardl. Paste : Mengambil objek yang sudah ada dalam clipboardm. Undo Typing : Membatalkan perintah yang sudah dilakukann. Can’t Redo : Membatalkan Perintah yang sudah dibatalkano. Format Painter : Memformat naskah dengan fasilitas

Painterp. Tables and Borders : Menampilkan menu Tabel dan Borderq. Insert Table : Menyisip tabelr. Insert Ms Excel : Menampilkan lembar kerja Microsoft

Excels. Columns : Membagi lembar kerja menjadi beberapa kolomt. Drawing : Menampilkan menu Drawingu. Show/hide : Menampilkan atau menyembunyikan karakter

yang tersembunyiv. Zoom : Memperbesar/memperkecil Lembar Kerjaw. Help : Menampilkan Bantuan

Page 6: toolbarmenu ms.word

x. Read : Membaca dokument halaman per halaman

ToolBar Formattinga. Styles and Formating : Memformat hurufb. Style : Jenis jenis hurufc. Font : Merubah Jenis-jenis Hurufd. Font Size : Ukuran hurufe. Bold : Menebalkan huruf teksf. Italic : Membuat Teks menjadi miringg. Underline : Menggaris bawahi Teksh. Align Left : Perataan Kirii. Center : Perataan tengahj. Align Right : Perataan kanank. Justify : Perataan kiri-kananl. Line Spacing : Mengatur spasi dalam pengetikanm. Numbering : Memberi nomor secara berurutan setiap barisn. Bullets : Memberi simbol tertentu yang hampir sama

dengan nomor paragrafo. Decrease Indent : Menggeser Indentasi ke kirip. Increaase Indent : Menggeser indentasi ke kananq. Outside Border : Membuat border pada teksr. Highlight : Memberi warna arsiran pada tekss. Font Colour : Mengatur Warna teks

Drawing ToolBarDrawing ToolBar berfungsi untuk Menyisip/membuat objek gambar, Menggambar, mengatur warna huruf, membuat garis dan memformatnya dsb

a. AutoShapes : Menyisip gambar AutoShapesb. Line : Menggambar garisc. Arrow : Menggambar Anak Panahd. Rectangle : Menggambar Kotake. Oval : Menggambar Lingkaranf. Text Box : Menyisip kotak teks ( Mengetik Teks dalam

kotak)g. Insert Word Art : Menyisip Word Art ( Tulisan Indah )h. Insert Diagram : Menyisip Digrami. Clip Art : Membuat gambarj. Insert Picture : Menyisip gambark. Fill Color : Merubah warna isi objek gambarl. Line Color : Merubah warna garis/bingkai objek gambarm. Font Color : Merubah warna hurufn. Line Style : Merubah jenis dan ketebalan garis gambaro. Dash Style : Merubah garis dalam bentuk titik-titik /

garis putus-putus

Page 7: toolbarmenu ms.word

p. Arrow Style : Merubah bentuk pangkal ujung garisq. Shadow Style : Membuat bayangan objek gambarr. 3-D Style : Membuat efek 3 Dimensi pada objek gambar

Read more : http://www.wakrizki.net/2010/02/fungsi-menu-didalam-ms-word-2003.html#ixzz1EfR6rr4i

Panglaris

“Anyar ya mas nang kene, aku bola bali liwat kene lagi wae ngerti ana angkringan nang papan kene?”

Paimin sing lagi ndingkluk ngantuk-antuk mak jenggerat kaget. Sanajan isih sore nanging thenguk-thenguk nunggu wong tuku ora teka-teka njalari ngantuk. Dadi dheweke kaget nalika ana pawongan neng ngarep rahine lagi mangan cakar.

“Ohhhh, nggih pak, nembe seminggu wonten mriki.”

“Kok sepi ngene mas. Iki, enak tenan iki cakare. Masak dhewe iki, Mas,” pitakone karo ora leren olehe ngrumuti cakar.

“Masak piyambak, Pak.”

“Enak tenan iki mas, menawa akeh sing ngerti angkringanmu iki mesthi ramene. Cakar iki bisa dadi jalaran ngramekake angkringanmu iki.”

“Niku rak cakar biasa tha Pak, cakar pithik. Sanes panglaris. Pundi saget ndadosake kathah tiyang jajan mriki.”

“Maksudku kuwi ora ngono mas. Sinten asmane sampeyan?

“Kula, Paimin, Pak.”

“Maksudku ora ngono, Mas Min. Cakar iki enak. Aku kawit cilik seneng mangan cakar amarga mangane kudu telaten. Digrumuti siji-siji iki sikil pithik sing cilik-cilik iki. Merga sikil pithik kuwi ujude kaya oyot wit-witan, ngendikane ibuku biyen, mengko menawa wis gedhe sikilku bakal pengkuh. Kaya wit- witan kae. Janjane ora bener. Mung dhek jaman aku cilik, ibuku bisane nukokake lawuh mung sikil pithik kaya ngene iki. Kuwi sebabe aku seneng mangan cakar nganti umurku samene. Nganti aku dadi dosen saiki, isih seneng mangan cakar. Menawa arep nemu cakar lungaku menyang akringan. Ngono, Mas Min, he he he,” bapak kuwi mau cerita akeh-akeh karo guyonan.

Paimin, seneng ngrungokake. Guneme bapak kuwi mau isi lan sajake wong pinter. Katon seka nyandange lan tindak tandhuke.

Page 8: toolbarmenu ms.word

“Terus niku wau Pak, bab cakar sing dados panglaris niku wau. Cakare dinapakake, Pak? Napa dijur alus terus disebarke sekitar mriki napa pripun?”

“Ha ha ha ha,” bapake malah ngguyu seru. Paimin dadi bingung dhewe.

“Ora ngono, Mas Min. Menawa mangkono kuwi mau panglaris jamane simbah-simbah. Saiki wis bedha. Panglarise kudu nututi jaman,” wangsulane bapake.

“ Saiki ngene wae, Mas. Panglaris sik tak omongke kuwi mau, bakal tak jlentrehake marang Mas Min. Nanging ora sepisanan wengi iki. Tak omongke sethithik-sethitik ning lakonana. Mengko tak jamin angkringanmu rame. Piye, saguh ora?”

“Terus mangkih kula mbayar pinten, Pak? pitakone Paimin.”

“ Ha ha ha ha,” bapake ngguyu maneh. Malah tambah seru. Katon bungah atine.

“Ora perlu mbayar. Nanging sampeyan kudu manut lan saguh nglakoni.”

“Nggih pak, kula manut. Pokoke lantaran dodolan kula laris, kula manut Bapak!”

“Ya wis. Menawa sampeyan manut karo aku.”

Bapak sing sajake wong apik trus pinter iku banjur aweh pitutur marang Paimin. Jare syarate sing sepisanan kudu dilakoni Paimin, Paimin yen bakulan kudu rapi. Klambi dilebokake, nganggo sepatu. Setlikanan. Sanajan sandhangane ora apik banget ora ngapa-ngapa. Waton kabeh katon resik lan apik. Ora semrawut. Rambute kudu Klimis. Sing saiki rada dawa awul awulan kuwi dipotong ndisik. Diminyaki. Minyak murahan ora ngapa-ngapa, sing penting kena dienggo ngatur rambute.

Uwis ngono, tambah nganggo wewangen, men sing padha tuku ora semaput mambu kringet kecut. Bakul angkringan kuwi cedhak karo geni, panas, njalari kringeten. Mengko menawa sing tuku akeh, kudu mlaku rana rene. Ngeterke wedang lan liya-liyane, mengko nek ambumu kuwi ora mbetahi, sing padha tuku bisa-bisa bubar kabeh. Kabeh kuwi mau men sing padha tuku nang angkringan iki ora jijik karo bakule. Disawang kepenak lan nyenengake. Wong bakulan menawa katon kusut tur mbeyeyet, ora sumringah, njalari males wong sing arep mampir. Menawa wis kebacut mampir kapok.

Kuwi mau syarat sing sepisanan. Paimin sing kepingin mbuktekake panglarise bapake uga semangat banget. Esuke, sandhangan sing arep dienggo mengko sore, dikumbah. Awan garing banjur disetlika. Sepatune sing katon wus rada elek diresiki resik. Dilap nganggo banyu wis dirasa cukup, wong dheweke ora duwe semir sepatu. Kabeh kuwi mau dicepakake, siap dienggo mengko sore, Ngendikane bapake arep teka maneh. Arep menehi syarat panglaris liyane.

Page 9: toolbarmenu ms.word

Bar magrib bapake teka maneh. Ora mung dhewekan. Bapake nggawa kanca. Wong loro. Paimin seneng wae, merga saya akeh kanca-kancane bapak kuwi sing diajak moro, berarti dodolane sansaya akeh sing payu. Paimin mesem.

Bapake teka meneng wae, langsung mangan cakar, anteng. Sajak nikmati olehe mangan. Sing ndeleng kana kene malah kancane sing loro kuwi mau. Banjur malah ngajak tetakonan marang Paimin. Suwe-suwe kok tekan anggone Paimin nyandhang. “Sampeyan bakul nyentrik, Mas. Walah-walah, lagi saiki aku ketemu karo bakul angkringan sing rapi kaya ngene, ya ora Mas No,” karo noleh kancane sing siji. Pawongan kuwi kok sajak ngoda. Paimin meneng wae. Arep wangsulan kok ora ngerti kudu wangsulan apa, kepriye. Nyandhang kaya mangkana dheweke wis krasa ora bebas. Rasane wagu, saknyatane ya apik. Mau dheweke sempat ngaca nalika liwat omah sing kacane riben. Jebul kok dheweke kuwi bagus.

“Ora, Mas, ora apa apa. Apik kok. Aku seneng ana bakul nyenengake disawang kaya sampeyan niku. Resik, apik.”

Paimin wangsulan semu mesem, niki rak kangge nampi panglaris saking Pak niku tho pak,” Paimin karo ngarahke dagune marang bapake sing lagi anteng mangan sate. Bapake meneng wae. Kancane sing pitakonan karo Paimin kuwi mau mung ngguya ngguyu, noleh marang bapake karo nepuk-nepuk pundhake.

Nalika bapake arep muleh, kancane wis mlaku ngadoh, dheweke nyedhaki Paiman. “Apik mas, seneng aku. Sampeyan wis manut. Saiki tak kandhani panglaris sawise sampeyan nglakoni sing sepisan niku.” Bapak kuwi mau banjur ngendika sethithik tapi diturut tenan karo Paimin, sebab dheweke mikir, mesthi sesuk dheweke teka maneh, tur nggawa kanca.

Wiwit sesuk, menawa Paimin dodolan, kabeh kudu resik. Panganane, uga piring lan piranti liyane.Ngendika mangkana bapake langsung lunga nyusul kanca-kancane. ”Eh mas, natane sing apik,” Wis karo mlaku, bapake isih merlokake noleh marang Paimin. Paimin mikir mbokmenawa resik kuwi mau dienggo syarat kanggo nampa panglaris, dilakoni wae dening Paimin. Sesuke, angkringane Paimin kinclong tenan. Kabeh barang resik. Ngature barang uga apik. Ora semrawut. Rada wengi, bapake teka maneh nggawa kanca. Ora suwe disusul karo kancane sing wingi, kancane kuwi mau ya nggawa kanca liya. Paimin seneng banget. Dodolane mesti cepet enthek.

Bengi kuwi bapake ngendika maneh marang Paimin. “Mas, Min, iki sesuk angkringanmu mesti bakal rame. Mas Min mesti butuh papan sing luwih jembar. Mas Min pindah wae, kae rada ngalor kana kae. Sisih kana kae lho, tembunge karo nduduhi panggon sing dikarepake. “Papan jembar kae sapunen, resikana. Sesuk, menawa dodolan karo nggawa klasa. Mengko klasane digelar. dienggo lesehan sapa-sapa sing tuku nang kene.” Bapake njelaske karepe marang Paimin.

Sawise tetembungan sing miturut Paimin aji panglaris kuwi, bapake ora langsung melu kanca-kancane. Malah ngajak Paimin…, dudu, dudu ngajak rembukan. Wong sing dingendikaake ora ajeg. Ngalor ngidul ora ana judule. Dasar Paimin, dheweke ya

Page 10: toolbarmenu ms.word

ngrungokake, malah bisa cerita akeh bab sabendinane lan pengalamane. Wong loro padha omong-omongan nganti suwe. “Sampeyan dasare grapyak kok, Mas Min, kuwi kudu Mas Min patrapake nang sapa wae sing tuku nang kene. Kabeh sing tuku disapa. Menawa wis kenal, menawa teka takoni kabare. Uwis, mung kuwi. Kabeh sing wis dilakoni karo Mas Min kawit tak omongi kae aja ditinggalke. Diugemi terus, saklawase bebakulan,” pituture bapake. Paimin manthuk-manthuk sinambi mesam mesem, ning ora kumecap.

“Terus kapan kula nampi panglarise, Pak?” pitakone Paimin.

Bapake sajak kaget, banjur ngguyu kepingkel-pingkel. Nanging banjur bapake ngedika,” Wis, Mas Min, wis tak turunke. Panglaris iku mau ya kabeh sing tak omongke marang Mas Min, ya kuwi kunci bebakulan.”

Zea maysa lan hucing

Zea Maysa kuwi bayi umur 4 sasi sing isane kur muni owek-owek. Ibune lagi sepisan iki nduwe bayi cilik, amarga Zea anak mbarep. Suwijing dino ana kucing anggora rupane klawu teka ning omahe Zea Maysa. Kucing klawu iku terus muni meong-meong mbuh apa karepe. Ndilalahe Zea Maysa kalebu bayi ajaib tenan, soale iso ngobrol karo kucing, basa-ne dhek-e meh pada karo basane kucing, dadine cah loro nyambung ngobrole.

“Owek-owek”

“Eow-Eow”

“Owek-owek”

“Eow Eow Eow”

Cah loro do ngobrol rame banget ngantek mbokne Zea Maysa gumun kok anakke nangis terus. Padahal sakjane lagi ngobrol karo kucing. Wis ditileki orang ngompol, ora eek. Dinehi nenen yo ara gelem. Lha wis piye to, mbokne dadine bingung, njuk zea maysa didelehke meneh ning box. Kucing klawu neruske ngobrole karo Zea.

“Yi, Bayi! aku ngeleh banget ki, nduwe iwak ora kowe?”

“Iwak ki sing kaya apa bentukke?”

“Kuwi lho, kewan sing awakke lonjong, sirahe luncup”

“Sirahe luncup? Sok mangap-mangap ning banyu kui po?”

“Hooh, sing sok mangap-mangap ning njero akuarium”

Page 11: toolbarmenu ms.word

“Akuarium ki sing ono plupuk-plupukke kuwi pa?”

“Iyah, sing ana lampune padhing banget!. Trus piye ki, nduwe iwak ora?”

“Nduwe. Mau esok aku weruh Ibuku nduwe sak piring ning meja makan”

“Mbok aku njaluk!”

“Wah, aku ora iso njukukke je. Ngomong karo Ibuku ya ora iso. Ibuku radong karo basa-ku. Piye ya carane njukukke iwak kanggo kowe?”

“Ngene wae, kowe nangise diserok-ke bek di gendong meneh. Nangisa terus sing sero ngantek kowe digawa metu kamar. Trus nalika wis cedhak meja makan tanganmu kudu ngranggeh-ngranggeh iwak - - bek dijukukke”

“Nek wis dijukukke terus piye?”

“Ya thok tibakke ning ngarepku. Engko aku meong-meong ning ngisormu karo nyunduli sikile Ibumu”

“Wo ngono ya! Pinter tenan kowe kucing klawu!”

Kucing anggora kuwi mesam-mesem seneng banget diarani pinter karo Zea Maysa.

^_^

Kaya skenarione kucing klawu, Ibune Zea Maysa cepet-cepet nggendong Zea naliko krungu bayi kuwi nangis sero banget. Sarene anggone nangis ora meneng-meneng, banjur digawa mlaku-mlaku metu kamar ngantek tekan cedhak meja makan. Tangane Zea ngranggeh-ngranggeh iwak sing temumpang nduwur piring. Ibune tanggap, terus dijukukke siji, kanthi pangarep-ngarep anggone nangis meneng. Wasan iwak dicekel Zea, banjur ditibakke ning ngarepe kucing klawu. Ibune kaget, ning terus ngguyu kemekelen wasan weruh ana kucing sing nyantap iwake. Wah anakku pinter tenan, isih bayi wis iso makani kucing.

Page 12: toolbarmenu ms.word

SEPISAN LAN PUNGKASAN

Wektu kuwi aku lagi muggah kelas 5. Nalika mlebu kelas, ana murid anyaran lanang sing teka saka papan adoh. Nanging murid anyar kuwi ora biyasa. Dheweke duwe cacat awak.

Sikile sengkleh siji sing tengen, awake gering, lan rambute rada arang, nyaris gundul. Pokoke mesakake banget perawakane.

Ing dina sepisan muggah kelas kuwi, Bu Guru ndawuhi saben murid kanggo ngenalkake awake dhewe-dhewe ing ngarep kelas.. saiki gilirane cah anyaran lanang mau ngenalkake

awake. Dheweke digeguyu kanca-kanca liyane, kelas dadi rame, bocah-bocah padha cekakakan. Bu Puji, wali kelasku ndawuhi murid-murid meneng. Nanging yo dasare

bocah tetep ora bisa meneng, bocah-bocah ngempet ngguyu nganti rupane abang. Maksude kareben ora diseneni Bu Guru.

Mlakune cah anyaran mau nagnti keseret-seret. Wektu dheweke ngadek sikile gemeter. Ing ngarep kelas, banjur dheweke ngenalke awake.

” Je . . jeneng . . jenengku . . Ad . . Adri ” jarene gagap. ” A . . aku . . sa . . saka . . ess . . SLB Harapan 1 .”

Kanca-kanca sing awit mau ngempet ngguyu, dadi ribut. Sanajan mengkono anggone Adri ngomong tetep diteruske. Ana rasa mesakake sumelip ing atiku.

Adri mesti mangkat paling gasik ning sekolah. Sesuk esuk, pas Adri lagi mlaku karo nggawa buku saktumpuk, sikile disandung karo kancaku sing gaweane ngenyek Adri. Dheweke tiba, bukune morak-marik ning jubin. Atiku trataban weruh kedadean kuwi.

Ora ana sij-sijia kancaku sing arep nulungi Adri. Malah padha nggeguyu, ana sing mung ndeloki kanthi rasa jijik. Aku langsung ngadek, aku arep nulungi Adri karo mberesi

buku-bukune Adri sing morak-marik mau. Adri banjur ngucapkake maturnuwun karo aku, tangane isih ngebut-ngebutke klambine sing reged.

Ing sekolah, Adri ora nduwe kanca. Kanca-kanca sing lanang malah pada ngenyeki awake Adri. Ana sing ngenyek nganggo omongan lan ana sing ngenyek karo niru-niru solah bawane Adri. Nalika kanca-kanca sing wedhok ora gelem cedhak-cedhak karo

Adri. Amarga perawakane Adri sing cacat mau. Wiwit prastawa pas aku nulungi Adri, dheweke dadi seneng nyedhaki aku. Adri wis nganggep aku dadi kancane. Aku yo narima wae, kanggo aku kabeh kuwi kancaku. Aku ora mbeda-bedakake kanca. Nanging aku ora

cedhak-cedhak banget karo Adri, mung kanca biyasa. Soale aku nduwe kanca kenthel dhewe. Aku ora ngerti nek Adri nganggep aku dudu kanca biyasa. Nganti ing sawijining dina, pas aku lan kanca-kanca kenthelku lagi padha ngumpul, Adri teka banjur srawung

marang aku lan kanca-kanca. Pas aku lan kanca-kanca jajan, yo ditutke karo Adri. Pokoke ning endi-endi aku lan kanca-kancaku ditutke. Wis ngrasa rak kepenak, aku

ngusir Adri nanging carane alus. Adri malah saya nyedhaki aku, aku sing lagi sensitif dadi mbentak Adri. Karo kaget, Adri mlayu mboh ning endi.

Udakara patang wulan sakbanjure kuwi, Adri wis seminggu ora mlebu sekolah. Aku dadi

Page 13: toolbarmenu ms.word

goreh. Pikiranku ngentha-entha ngapa Adri ora mlebu sekolah nganti seminggu lan ora ana kabar ngenani Adri.

Bali sekolah, aku sakanca sekelas nggoleki omahe adri kanggo mastikake kabare Adri. Aku lan kanca-kanca njaluk alamat omahe Adri marang Bu Guru.

Aku lan kanca-kanca mlaku muter-muter nggoleki alamat omahe Adri. Nganti tekan ing perumahan gedhe. Omah-omahe megah kaya gedung. Banjur dhewe tekan ing ngarep omah sing ora kalah gedhene karo tanggane. Aku ndodog lawang omahe sing gedhe dhuwur saka kayu jati. Ora let suwe, saka njero, ibuke Adri mbukake lawang. Ibune

nduwe paras sing ayu, nanging mripatne kethok bengkak kaya bar nangis. Ibune Adri manggakake dhewe mlebu. Aku sakanca-kanca isih mlengo ndhelok omahe Adri sing

megahe kaya gedung.

Ibune Adri wis ngerti tekane dhewe arep nakoni Adri. Karo ngomong mripate mbrambang. Ibune crita nalika wiwit cilik Adri duwe penyakit sing serius. Wis pirang-

pirang kali Adri nglakoni terapi, karo ngombe obat-obatan saka dokter utawa obat-obatan tradisional kayata jamu. Ibune Adri nalika crita mandheg sedela, mripate nerawang ing

langit-langit omah.

” Wiwit cilik, Adri ora nduwe kanca. Biyasane wong-wong padha ora gelem cedhak-cedhak Adri amarga perawakane sing cacat. Sanajan mengkno, Adri ora tau isin utawa ngeluh karo keadaane. Dheweke pengen banget mlebu sekolah umum kanggo nggolek

kanca. Sadurunge Adri sekolah ning SLB. Adri wis ditinggal Bapake wiwit umur 6 taun, gara-gara bapak nduwe penyakit sing padha karo Adri. ” critane Ibune Adri, Bu Neli.

”Lha Bu, saiki Adri ting pundi? ” pitakonku nyela critane Bu Neli. Aku wis ora sabar, atiku wis dagdigdug ora karuan. Pikiranku wis ning endi-endi.

Bu Neli malah nunduk, ” Adri wis nyusul Bapake.” wangsulane Bu Neli. Kanthi rasa ora percaya, aku lan kanca-kanca liyane nangis ing kono. Aku wis ora bisa ngmong apa-apa.

Dadi Adri wis meninggal ? Ngopo cepet banget ? Aku durung sempet njaluk ngapura marang Adri.

Teka-teka Bu Neli takon, ”Iki ndak Dek Olin?” Aku manthuk alon. Banjur Bu Neli maringi lipetan kertas saka kantonge. Aku ndredeg.

” Sadurunge lunga, Adr pesen karo Ibu kareben surat iki diaturake Olin. Adri pengen ngucapake maturnuwun amarga Dek Olin gelem dadi kancane Adri. Dek Olin pancen

kanca sepisan lan pungkasane Adri.”

Aku mbuka lipetan kertas mau. Atiku trenyuh, aku nangis sesenggrukan maneh ing kono. Nyatane Adri isih nganggep aku kancane, malah sahabate.

” Dri, aku njaluk ngapura yo .. .”

Page 14: toolbarmenu ms.word

Cendana, Santalum album L.

Cendana adalah istilah dari bahasa sansekerta. Berbagai masyarakat di Nusa Tenggara Timur mengenal cendana dengan berbagai istilah antara lain : kai salun (Helong), hau meni (Atoni meto), ai kamenil (Tetun), Hadana, ai nitu atau Wasu dana (Sumba), ai nitu (Rote), haju mangi (Sabu), bong mouni (Alor).

Cendana yang berasal dari istilah bahasa sansekerta yang dalam bahasa latin disebut Santalum album L. termasuk famili Santalaceae. Sebenarnya ada dua jenis cendana yakni cendana merah atau Pterocarpus santalinus dan cendana putih atau Santalum album L. Cendana merah, kurang harum dan tidak baik mutunya oleh karena itu kurang penting bagi perdagangan. Cendana jenis ini hidup di Funan dan India. Sementara cendana putih mempunyai kualitas yang tinggi karena aromanya yang harum dan mengandung minyak. Cendana putih tumbuh di wilayah kepulauan Nusa Tenggara Timur yakni pulau Flores, Sumba, Solor, Adonara, Lomblen, Pantar, Alor, Timor, Rote dan Sabu. Di masa lalu dua pulau penting penghasil cendana adalah pulau Sumba dan pulau Timor. Karena sebagai penghasil utama cendana di masa lalu, pulau Sumba dijuluki Sandelwood Island atau pulau cendana. Namun sayang cendana tersebut semakin langka karena ulah manusia antara lain karena pencurian dan peraturan pengelolaan cendana yang kurang memihak rakyat. Cendana yang tumbuh dimana pun baik yang tumbuh di tanah negara maupun di tanah milik masyarakat wajib dipelihara oleh masyarakat. Kalau pohon cendana mati akan didenda. Namun hasil kayu cendana sebagian besar masuk ke kas pemerintah.

Cendana juga dijumpai di luar Indonesia. Cendana yang di kembangkan di Mysore India bibitnya didatangkan dari Pulau Timor pada 20 abad yang lalu. Cendana juga hidup di Fiji, Kepulauan Hibride, kepulauan Marquesas di Pasifik dan juga di Australia Barat. Cendana dari Pasifik baru diperdagangkan pada akhir abad XIX, sedangkan cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Berkat perdagangan cendana, wilayah

Page 15: toolbarmenu ms.word

Nusa Tenggara Timur telah melakukan kontak dengan dunia luar sejak awal abad masehi. Perdagangan di Nusa Tenggara Timur yang diawali oleh perdagangan cendana, akhirnya mempunyai efek sebar menumbuhkan dinamika masyarakat dan menambah khasanah kebudayaan daerah.

Ciri Biologis Cendana

Pohon cendana yang tergolong keluarga Santalaceae, Ordo Loranthaceae. Pohon cendana merupakan tumbuhan setengah parasit dan memperoleh makanan dari pohon inang melalui akarnya yang dihubungkan melalui haustori. Unsur zat yang diambil dari pohon inang hanya unsur N, P dan unsur amino. Melalui haustori ini makanan yang diserap melalui pohon inang disalurkan ke mahkota daun yang kemudian diolahnya menjadi zat pembentuk bagian tanaman.

Cendana bersifat introtrap terhadap karbon, bibit cendana yang baru tumbuh, yang hanya mempunyai akar rambut, menggantungkan diri kepada tuan rumah tanaman inang. Ada 213 jenis pohon inang cendana. Namun kesukaan cendana terhadap beberapa jenis pohon tertentu sebagai inang seperti Leguminosa antara lain : albasia, akasia, dalbergia, inga dan pongamia. Cendana juga bisa hidup pada alang-alang sebagai inang.

Kondisi iklim tempat tumbuhnya cendana harus menunjukkan perbedaan musim kamarau dan musim penghujan yang jelas. Pertubuhan cendana secara alamiah terutama di daerah formasi terumbu karang. Cendana sangat suka tumbuh di daerah bebatuan dan tanah vulkanis yang meneruskan air. Cendana dapat hidup di daerah sampai pada ketinggian 1.500 m dari permukaan laut. Cendana tidak dapat tumbuh di hutan lebat tetapi di pinggir hutan dan di daerah padang savana.

Pohon cendana mencapai ketinggian 11 sampai 15 meter dengan diameter 25 - 30 cm. Batangnya bulat dan kulitnya berwarna coklat abu-abu sampai coklat merah. Cabangnya mulai pada bagian setengah pohon. Dahan-dahan primer sangat tidak beraturan, sering bengkok dan banyak ranting. Dahan bagan bawah cenderung tumbuh menggantung. Daun cendana berhadap-hadapan, bentuknya elips hingga lanset (bulat telur) dengan dua ujungnya lancip.

Di pulau Timor dibedakan cendana berdaun besar dan berdaun kecil yang disebut no menutu dan no naik. Daun cendana rontok pada awal musim kemarau dan awal musim penghujan. Namun proses rontoknya tidak bersamaan. Segera setelah daun rontok tumbuh daun baru bersamaan tumbunhya bunga. Bunga cendana kecil berbentuk jumbai pada ujung ranting dan ketiak daun. Bunga cendana berbau tidak sedap, berwarna putih - kuning kehijau - hijauan hingga lembayung dan segera berubah menjadi coklat.

Page 16: toolbarmenu ms.word

Buah cendana merupakan biji yang keras berbentuk bulat, berwarna hitam dengan tiga keratan dari ujung ke tengah-tengah dinding bijinya keras. Daging bijinya tipis. Musim bunga utama pada bulan Desember hingga Januari. Buahnya masak pada bulan Maret dan Juni. Pohon cendana telah berbuah pada usia 3 - 4 tahun. Namun untuk bibit yang terbaik adalah buah dari pohon yang telah berusia 20 tahun. Buah yang masak jatuh dan lekas rusak. Semut, tikus dan burung suka makan buahnya. Namun benih hanya tumbuh pada lingkungan yang ideal. Cendana dapat berkembang biak melalui biji dan akar.

Kayu galih atau teras cendana keras berserat padat dan berwarna kekuning-kuningan dan brminyak. Kayu pinggirnya berwarna putih dan hampir tidak berbau. Pembentukan galih atau teras dimulai sekitar usia 15 tahun. Namun pohon cendana baru siap dipanen pada usia 40 - 50 tahun.

Kegunaan Cendana

Sejak jaman kuno cendana telah dipergunakan oleh orang Hindu dan Cina sebagai dupa dalam rangka upacara keagamaan dan kematian. Di samping itu orang Hindu menggunakan tepung cendana sebagai bedak pelabur kulit untuk membedakan kasta Brahmana dan kasta lainnya. Kayu cendana juga dimanfaatkan untuk patung, bahan kerajinan dan perkakas rumah tangga. Dalam pembakaran mayat orang Hindu kadang-kadang digunakan pula kayu cendana. Minyak cendana yang wangi baunya digunakan sebagai bahan pengobatan dan campuran minyak wangi (parfum).

Karena manfaatnya yang cukup banyak, cendana sejak awal abad masehi telah diperdagangkan. Banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Perdagangan cendana semula menjadi monopoli para raja dan keluarga bangsawan, kemudian menjadi monopoli pemerintah kolonial dan pemerintah Indonesia.

Pada masa lalu sering terjadi perang karena memperebutkan daerah pertumbuhan cendana. Kerajaan-kerajaan yang menguasai perdagangan cendana, agar aman pemasokannya, harus menguasai wilayah pertumbuhan cendana secara alami. Oleh karena itu banyak para bangsawan dan panglima dikirim ke daerah-daerah dalam rangka pengamanan cendana. Sering juga agar pengamanan lebih berhasil dilakukan ikatan kekeluargaan antara para bangsawan dan panglima yang datang dengan putri-putri bangsawan lokal. Dari perdagangan cendana banyak dihasilkan kemakmuran bagi para penguasa lokal, dan masuknya berbagai unsur budaya dari luar yang memperkaya khasanah budaya Nusa Tenggara Timur.

Cendana kemudian mempunyai efek sebar tumbuhnya perdagangan. Salah satu latar belakang sebaran etnis, asal-usul nenek moyang di Nusa Tenggara Timur terkait dengan perdagangan cendana. Dari perdagangan cendana

Page 17: toolbarmenu ms.word

menumbuhkan kontak antar budaya dari penduduk lokal dengan para pedagang yang berasal dari berbagai wilayah. Hal ini menumbuhkan berbagai perubahan sosial budaya di Nusa Tenggara Timur yag hakekatnya menumbuhkan dinamika masyarakat NTT.

Peraturan pengelolaan cendana yang berorientasi pada penguasa baik penguasa lokal maupun penguasa kolonial dan akhirnya pemerintah Republik Indonesia, yang tidak memihak kepada rakyat karena semua cendana tumbuh di mana pun baik di tanah negara maupun di tanah rakyat wajib dijaga. Kalau pohon cendana itu mati rakyat akan dikenakan denda. Sebaliknya sewaktu ditebang dan menghasilkan uang, rakyat tidak ikut menikmati hasilnya. Merosotnya perdagangan cendana pada tahun 1860 serta berlakunya politik etika pemerintah kolonial Belanda mendorong kebijakan baru upaya mengintrodusir perbaikan peternakan khusunya memasukkan ternak sapi pada awal abad ke - 20 yakni sapi Bali di Timor, sapi Onggole di Sumba dan sapi Madura di Flores serta merintis pembukaan perkebunan kopi. Namun semuanya gagal.

Untuk pengamanan kebijakan tersebut pemerintah kolonial Belanda mulai memberlakukan sensus pohon cendana sejak dekade pertama abad ke - 20. Tahun 1916 dilakukan penghapusan penebangan dan perdagangan bebas kayu cendana. Pada tahun 1925 diberlakukan Sandelhoutkeur (Sandalwood Ordinance). Diumumkan pada waktu itu bahwa seluruh cendana menjadi milik swapraja. Residen A.J.L. Couvreur tahun 1924 merintis budidaya cendana tetapi gagal. Dengan kondisi tersebut menumbuhkan efek bumerang rakyat yang merasa tidak ikut memiliki, akhirnya acuh tak acuh bahkan ikut secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses kelangkaan kayu cendana (Ormeling, 1955).

Sampai sekarang perdagangan cendana menjadi monopoli pemerintah. Perdaperdagangan kayu cendana keluar Nusa tenggara Timur harus dalam bentuk bahan setengah jadi atau bahan jadi. Di Kupang terdapat dua pabrik penyulingan minyak cendana di Bakunase. Namun kedua pabrik ini terpaksa berhenti beroperasi karena kekurangan bahan baku. Sementara walau kesulitan bahan baku, perusahaan pembuat barang kerajinan/cendera mata dari cendana masih berjalan. Cendana mempunyai daya tarik tidak saja kayunya, tetapi juga unsur-unsur yang berkaitan dengan cendana yang belum tergarap misalnya anakan cendana, kerajinan daun cendana, gubal cendana dsb.

Dikutip dari : Munandjar Widyatmika. 2007. Kapita Selekta Muatan Lokal Nusa Tenggara Timur. Halaman 26 - 30. Pusat Pengembangan Madrasah. Kupang.