Upload
tri-wahyu-indcastle
View
42
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi kuliah
Citation preview
Topografi Dilihat dari aspek topografis, keadaan tanahnya sebagian besar daratan Bitung atau 45,06% berombak berbukit dan 32,73% bergunung. Hanya 4,18% merupakan daratan landai serta sisanya 18,03% berombak. Struktur Tanah berpasir ( Sandyclay ) dengan kemiringan tanah dari dataran landaisampai bergunung yang dapat dibagi ssb :v Dataran Landai dengan kemiringan ( 0 – 2 ) % seluas 1.270 Hav Berombak dengan kemiringan ( 2 – 15 ) % seluas 5.480 Hav Berombak berbukit dengan kemiringan ( 15 – 40 ) % seluas 13.700 Hav Bergunung dengan kemiringan > 40 % seluas 13.700 HaDi bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa serta pemukiman.Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari. Kota Bitung merupakan wilayah dengan curah hujan bervariasi. Pada daweerah pedalaman atau disekitar gunung Duasudara, Tangkoko, Batuangus, Klabat, Wiau, Temboan Sela, Hombu dan Woka ada kecenderungan curah hujannya tinggi, sedang di kawasan pantai memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah Kota Bitung berkisar antara 30 – 305 mm/tahun. Sebagai daerah tropis Kota Bitung mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rat-rata perbulan pada tahun 2005 berkisar antara 77 – 86 %.
Tata Guna Lahan Kota Bitung merupakan satu-satunya Kota di Sulawesi Utara dan bahkan kedua sesudah Kota Pontianak di Indonesia yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas. Sebagian besar hutan di Kota Bitung berdasarkan data BPS tahun 2003 dapat diklasifikasikan dengan hutan lindung seluas 4.611 Ha, hutan wisata 1.271,5 Ha, hutan cagar alam 7.495 Ha. Dewasa ini ada kecenderungan habitat pepohonanya telah menipis akibat penebangan liar ( illegal logging ) dan kebakaran hutan. Sebagaimana tercatat dalam laporan neraca Sumberdaya Hutan Kota Bitung tahun 2006, dimana pada kawasan cagar alam Tangkoko-Duasudara di akhir tahun 2004 dengan kawasan berhutan 71 % dan kawasan tidak berhutan 29 % menurut tafsiran Citra setelit terjadi kebakaran hutan seluas 324 Ha. Besarnya penambahan areal tidak berhutan sebesar 2.05 % atau 324 Ha
Peta Topografi
14:21 Diposkan oleh diqky_genx
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta
topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut
menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi
mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan,
yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran
relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta
topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai,
vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-
ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam (asli) dan
kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat
diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi
meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.
Gambar peta topografi wilayah Lumadjang Indonesia
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Topografi
Pengertian topografioleh: Adenbagoes Pengarang : eko
Summary rating: 2 stars (3 Tinjauan) Kunjungan : 1955 kata:600
More About : pengertian topografi
Topografi (dari topos τόπος Yunani, "tempat", dan graphō γράφω, "menulis") adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan fitur atau orang-orang dari planet, bulan, dan asteroid. Hal ini juga gambaran bentuk permukaan tersebut dan fitur (terutama penggambaran mereka di peta).
Topografi suatu daerah juga bisa berarti bentuk permukaan dan fitur sendiri.
Dalam arti luas, topografi yang bersangkutan dengan detail lokal pada umumnya, termasuk tidak hanya bantuan tapi juga fitur vegetatif dan buatan manusia, dan bahkan sejarah dan kebudayaan lokal. Makna ini kurang umum di Amerika, di mana peta topografi dengan kontur elevasi telah membuat "topografi" identik dengan lega. Rasa tua topografi sebagai studi tempat masih memiliki mata uang di Eropa.
Untuk tujuan pasal ini, topografi khusus melibatkan pencatatan bantuan atau medan, kualitas tiga-dimensi dari permukaan, dan identifikasi bentang alam tertentu. Hal ini juga dikenal sebagai geomorphometry. Dalam penggunaan modern, ini melibatkan generasi data elevasi dalam bentuk
elektronik. Hal ini sering dianggap termasuk representasi grafis dari bentuk lahan pada peta oleh berbagai teknik, termasuk garis kontur, tints Hypsometric, dan naungan lega.
Etimologi
Topografi Istilah berasal di Yunani kuno dan terus di Roma kuno, sebagai penjelasan rinci dari suatu tempat. Kata berasal dari kata Yunani τόπος (topos, tempat) dan γραφία (Graphia, menulis) [4] Dalam literatur klasik ini mengacu pada menulis tentang suatu tempat atau tempat, yang sekarang sebagian besar disebut 'sejarah lokal ".. Di Inggris dan di Eropa pada umumnya, topografi kata masih kadang-kadang digunakan dalam pengertian aslinya. [5]
Detil survei militer di Inggris (dimulai pada akhir abad kedelapan belas) disebut Ordnance Survey, dan istilah ini digunakan ke dalam abad ke-20 sebagai generik untuk survei topografi dan peta [6] awal survei ilmiah di Prancis disebut peta Cassini. Setelah keluarga yang memproduksi mereka selama empat generasi [rujukan?] Istilah "survei topografi" tampaknya Amerika di asal.. Survei rinci awal di Amerika Serikat dibuat oleh "Biro Topografi Angkatan Darat," terbentuk selama Perang tahun 1812 [7] Setelah pekerjaan pemetaan nasional diasumsikan oleh US Geological Survey pada tahun 1878., Yang topografi jangka tetap sebagai istilah umum untuk survei rinci dan program pemetaan, dan telah diadopsi oleh sebagian besar negara-negara lain sebagai standar.
Pada abad ke-20, topografi istilah mulai digunakan untuk menggambarkan deskripsi permukaan dalam bidang lain di mana pemetaan dalam arti yang lebih luas digunakan, khususnya dalam bidang medis seperti neurologi.
Diterbitkan di: 15 Agustus, 2011
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2199993-pengertian-topografi/#ixzz26aZQqbg8
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2199993-pengertian-topografi/
PENGARUH TOPOGRAFI DALAM PEMBENTUKAN TANAH
06:47 vionita firdausy No comments Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada mulanya tanah, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi (natural body)
yang berasal dari bebatuan (natural material) yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh
gaya-gaya alam (natural force), sehingga membentuk regolit (lapisan berpartikel halus. Tanah
senantiasa akrab dengan manusia sejak manusia ada di bumi. Tanah dapat dijumpai hamper di
semua tempat karena sebarannya yang begitu luas. Keberadaan tanah sangat penting bagi
makhluk hidup karena tanah adalah tempat berpijaknya kaki, tempat tumbuhnya tanaman atau
tempat berdirinya suatu bangunan.
Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu
mempunyai sifat tebal mulai dari sifat selaput tipis sampai lebih dari 3 meter, yang berbeda dari
bahan di bawahnya dalam hal warna, sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi (Marbut, 1914). Tanah
dianggap sebagai hasil pelapukan oleh waktu yang menggerigiti batuan keras dan lambat laun
mengadakan dekomposisi (Fallou, 1855). Tetapi pengertian tanah harus dihubungkan dengan
zone-zone geografi karena pelapukan hamparan batuan menghasilkan hancuran yang tak
konsolidasi yang bertindak sebagai bahan induk untuk evolusi tanah yang akhirnya
mencerminkan efek terpadu dari iklim, makhluk hidup, topografi, dan waktu.
Tanah yang tersebar di permukaan bumi memiliki sifat dan karakterisrik yang berbeda-
beda. Hal ini disebabkan karena adanya factor-faktor geografis saat pembentukan tanah. Faktor-
faktor pembentuk tanah tersebut antara lain adalah bahan induk, topografi, iklim, organisme, dan
waktu. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh topografi terhadap
proses pembentukan tanah.
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Apa yang dimaksud dengan topografi?
I.2.2 Apa macam-macam topografi?
I.2.3 Bagaimana pengaruh topografi terhadap proses pembentukan lahan?
I.2.4 Bagaimana jenis tanah yang terbentuk berdasarkan topografi?
I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk mengetahui pengertian topografi.
I.3.2 Untuk mengetahui macam-macam topografi.
I.3.3 Untuk mengetahui pengaruh topografi terhadap proses pembentukan tanah.
I.3.4 Untuk mengetahui jenis tanah yang terbentuk berdasarkan topografi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Topografi
Kata topografi berasal dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang
berarti tulisan. Topografi adalah bentuk permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas,
topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh
manusia terhadap lingkungan. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga
dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani
kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Objek dari topografi
adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk koordinat secara horizontal
seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis
lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai
alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi, untuk kebutuhkan konstruksi
sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi
Ada 2 istilah yang sering ditemukan yang berkaitan dengan topografi, yakni ukur topografi dan
peta topografi.
Ukur topografi adalah pemungutan dan pengumpulan data mengenai kedudukan dan
bentuk permukaan bumi. Kaidah-kaidah yang digunakan di dalam ukur topografi antara
lain Ukur Aras, Tekimetri, Meja Datar, Fotogrametri dan Penginderaan Jauh.
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu.
Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebafian fisik bumi, sehingga dengan
peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta
topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur. Peta topografi menampilkan
semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan
manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas,
termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil, dan arkeologi.
II.2 Macam-Macam Topografi
Bentuk muka bumi di daratan meliputi hal – hal sebagai berikut :
1) Gunung, merupakan bentuk permukaan bumi menjulang tinggi yang berbentuk kerucut.
2) Pegunungan, terdiri dari rangkaian gunung – gunung.
3) Dataran tinggi atau plato merupakan bagian permukaan bumi yang tingginya lebih dari 700
meter di atas permukaan air laut, dan lapisan tanahnya relatif datar atau horizontal.
4) Bukit adalah dataran yang tinggi, lebih tinggi dari sekelilingnya tetap lebih rendah dari gunung.
5) Dataran rendah adalah dataran yang tingginya hanya beberapa meter di atas permukaan air laut.
6) Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah yang berada di kanan dan kiri kaki
gunung.
7) Ngarai atau kanyon merupakan lembah yang curam dan dalam, di dasar lembah tersebut
terdapat sungai yang mengalir.
8) Cekungan (basin) adalah bentuk muka bumi yang mencekung seperti mangkok, umumnya
dikelilingi oleh gunung atau pegunungan.
9) Depresi kontinental adalah daratan yang lebih rendah daripaa permukaan laut.
10) Pematang adalah suatu bukit atau pegunungan yang puncaknya berderet-deret.
11) Lereng adalah suatu daerah permukaan tanah yang letaknya miring.
12) Daerah lipatan adalah permukaan bumi yang bergelombang dengan arah mendatar, terjadi
karena tenaga endogen.
13) Sleng (graben) adalah jalur batuan yang terletak di antara dua batuan yang tinggi dan masing –
masing batuan dipisahkan oleh bidang – bidang patahan.
14) Dome adalah daerah datar yang terangkat dan membentuk cembung.
II.3 Pengaruh Faktor Topografi dalam Pembentukan Tanah
Topografi merupakan faktor pasif dalam pembentuk tanah. Yang dimaksud dengan
topografi adalah bentuk lahan suatu daerah (morfologi regional). Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identitas jenis lahan. Relief adalah
bantuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau ditentukan berdasarkan perbedaan
ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi (bidang datar) suatu bentuk bentang lahan
(landform). Sedang topografi secara kualitatif adalah bentang lahan (landform) dan secara
kuantitatif dinyatakan dalam satuan kelas lereng (% atau derajat), arah lereng, panjang lereng
dan bentuk lereng.
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar
kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring
mempercepat berbagai proses erosi air, sehingga mempengaruhi kedalaman solum tanah,
pengaruh iklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan 4 cara :1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
2. Kedalaman air tanah
3. Besarnya erosi yang terjadi
4. Arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat
yang rendah
Sehingga dengan demikian komponen relief dan topografi yang menimbulkan efek terhadap
pembentukan tanah adalah :
Beda tinggi permukaan lahan (amplitude)
Bentuk permukaan lahan
Derajat kelerengan
Panjang lereng
Arah lereng
Bentuk punggung lereng
Semua komponen relief atau topografi tersebut bersama elemen iklim secara tak langsung
berkolerasi terhadap :
Pelapukan fisik dan kimiawi batuan
: Transportasi (erosi) bahan terlapuk di permukaan tanah
Translokasi (pemindahan secara gravitasi) atau euvasi dan podsolisi
Deposisi dan sedimentasi atau illuviasi (penimbunan)
Dengan demikian efek langsung relief dan topografi terhadap tanah adalah pada :
Tebal solum tanah
Solum tanah pada daerah lembah dan dataran akan lebih tebal dibandingkan solum tanah
yang terdapat di puncak bukit atau lereng terjal. Hal ini karena di dataran tinggi (puncak bukit
atau lereng terjal) intensitas erosi lebih tinggi, sedangkan daerah yang datar (daerah lembah dan
dataran) lapisan tanahnya tebal karena mengalami sedimentasi dan minim tingkat erosi.
Drainase tanah
Tanah di daerah lembah atau cekungan memiliki drainase yang kurang baik dan
sebaliknya untuk daerah-daerah berlereng lebih cepat atau baik. Daerah yang drainasenya kurang
baik yang dicirikan dengan sering terdapat genangan air menyebabkan tanah menjadi asam.
Satuan tanah
Jenis tanah yang perbedaanya ditentukan oleh regim kelembaban dan kelas drainase serta
penciri oksida reduksi, sangat dipengaruhi oleh relief atau topografi.
Tingkat erodibilitas tanah
Semakin besar selisih tinggi, derajat kelerenga, dan panjang lereng maka semakin besar
tingkat erodibilat tanah.
Secara keseluruhan bagian dari topografi yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah
lereng, yang telah diuraikan secara rinci di atas bagian dari lereng yang berpengaruh terhadap
pembentukan tanah. Lereng erat kaitannya dengan erosi air. Erosi air menyebabkan pergerakan
tanah ke lereng bagian bawah. Penyingkiran tanah dari bagian atas lereng yang berbentuk
konvek menyebabkan terbentuknya tanah dangkal dan berbatu. Bahan hasil erosi yang
kemudian diendapkan di lereng bagian bawah membentuk koluvium atau alluvium dan
menyebabkan meningkatnya kedalaman tanah di lereng bagian bawah. Tanah yang terdapat di
lereng bagian bawah memiliki tekstur yang lebih halus karena air yang bergerak dari lereng atas
ke lereng bawah berupa limpasan permukaan dan aliran bawah tanah.
II.4 Jenis-Jenis Tanah Berdasarkan Topografi
Variasi jenis tanah di berbagai topografi diantaranya adalah:
Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat
Di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah dan grumusol bewarna kuning coklat.
Didaerah semi aris (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk
tanah jenis tanah grumusol kelabu
Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunya garam-garam dikaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi didaerah
sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumusol, baik
secara fisik maupun kimianya.
Di lereng cekung seringkali membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan
bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.
Di dataran atau cekungan dimana air hujan tidak mudah meresap ke dalam tanah atau mengalir ke
luar, maka air akan menggenang dan terbentuklah tanah yang berwarna kelabu banyak
mengandung karatan.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Topografi adalah bentuk permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak
hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan.
2. Ada 2 istilah yang sering ditemukan yang berkaitan dengan topografi, yakni ukur topografi dan
peta topografi.
3. Topografi berpengaruh dalam proses pembentukan tanah.
4. Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim.
5. Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi tebal tipisnya lapisan tanah dan sistem drainase
6. Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan empat cara yaitu jumlah air hujan
yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah, kedalaman air tanah, besarnya erosi yang
terjadi, arah pergerakan air.
Sumber: http://viogeo.blogspot.com/2012/05/pengaruh-topografi-dalam-pembentukan.html