7
TERM OF REFERENCES (TOR) A. Nama Kegiatan Nama kegiatan ini yaitu Screening Gizi Bayi dan Balita. B. Latar Belakang Kasus gizi buruk pada anak balita yang meningkat akhir-akhir ini telah membangunkan pemegang kebijakan untuk melihat lebih jelas bahwa anak balita sebagai sumber daya untuk masa depan ternyata mempunyai masalahyang sangat besar. Berdasarkan angka human development index (HDI),Indonesia menduduki peringkat ke 112 di dunia. Tidak tertutup kemungkinan peringkat ini akan bergeser ke posisi lebih rendah (memburuk) apabila kondisi ini tidak ditangani secara cepat dan tepat. Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Secara teknis lembaga- lembaga yang bertanggungjawab atas kajian datahasil pemantauan yang dilakukan secara berkala mulai dari tingkat Puskesmas dengan Posyandu sebagai ujung tombak sumber informasi. Sekarang sudah saatnya masalah gizi anak balita ini ditangani denganlebih terintegrasi, melibatkan unsur masyarakat dan organisasi setempat,dengan meningkatkan kesadaran pentingnya penimbangan bulanan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pertumbuhan yang akan menjaditanda awal terjadinya masalah gizi. Bila hal ini dapat dilasanakan dengan baik, maka gangguan pertumbuhan dapat diatasi lebih dini dan masalah gizi buruk tidak akan muncul. Harus disadari bahwa anak balita merupakan calon generasi

TOR Gizi & PMT (Juarlis)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

Page 1: TOR Gizi & PMT (Juarlis)

TERM OF REFERENCES (TOR)

A. Nama Kegiatan

  Nama kegiatan ini yaitu Screening Gizi Bayi dan Balita.

B. Latar Belakang

Kasus gizi buruk pada anak balita yang meningkat akhir-akhir ini telah membangunkan

pemegang kebijakan untuk melihat lebih jelas bahwa anak  balita sebagai sumber daya untuk

masa depan ternyata mempunyai masalahyang sangat besar. Berdasarkan angka

human development index (HDI),Indonesia menduduki peringkat ke 112 di dunia. Tidak tertutup

kemungkinan peringkat ini akan bergeser ke posisi lebih rendah (memburuk) apabila kondisi ini

tidak ditangani secara cepat dan tepat. Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian

yang tiba-tiba. Secara teknis lembaga-lembaga yang bertanggungjawab atas kajian datahasil

pemantauan yang dilakukan secara berkala mulai dari tingkat Puskesmas dengan Posyandu

sebagai ujung tombak sumber informasi. Sekarang sudah saatnya masalah gizi anak balita ini

ditangani denganlebih terintegrasi, melibatkan unsur masyarakat dan organisasi setempat,dengan

meningkatkan kesadaran pentingnya penimbangan bulanan untuk mendeteksi kemungkinan

adanya gangguan pertumbuhan yang akan menjaditanda awal terjadinya masalah gizi. Bila hal

ini dapat dilasanakan dengan baik, maka gangguan pertumbuhan dapat diatasi lebih dini dan

masalah gizi buruk tidak akan muncul. Harus disadari bahwa anak balita merupakan calon

generasi penerus bangsa, yang akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa dimasa depan. Oleh

karena itu, untuk mengetahui masalah gizi anak balita yangterdapat di masyarakat maka

dilakukanlah Screening Gizi pada bayi dan balita.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui status gizi bayi dan balita di Posyandu.

2. TujuanKhusus

a. Menimbang berat badan (BB) dan mengukur Tinggi Badan (TB) tiap bayi dan balita di

masing- masing Posyandu.

b. Menentukan status gizi bayi dan balita dengan menggunakan indicator BB/TB dan BB/U.

D. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan balita yang dibawa oleh ibunya ke posyandu.

Page 2: TOR Gizi & PMT (Juarlis)

E. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari H posyandu yaitu tanggal 2 Juli 2011 di

Posyandu Macini dan Angrangae dan tanggal 12 Juli 2011 diPosyandu Lawara.

F. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini : Nama : Juarlis NIM :K 211106 08

G Mekanisme dan Rancangan Kegiatan

Tahap-tahap kegiatan ini dilakukan yaitu :

a. Mengkoordinasikan program kepada pihak Puskesmas dan kader dari masing-masing

Posyandu.

b. Menimbang berat badan (BB) pada bayi dan balita yang dibawa ke Posyandu dengan

mengunakan timbangan Dacin.

c. Mengukur tinggi badan (TB) bayi dan balita yang dibawa ke Posyandu dengan

menggunakan mikrotoice.

d. Mengisi kuosioner berdasarkan informasi yang diperoleh dari kader Posyandu dan ibu bayi

dan balita.

e. Evaluasi pelaksanaan

Kegiatan ini di evaluasi pada saat pelaksanaan screening dengan melihat  jumlah bayi dan

balita yang datang dan menganalisis hasil screening dan kuosioner.

H. Dana dan Sumber

Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah bersumber dari swadaya mahasiswa.

I. Penutup

Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat menjadi bahan acuan untuk mengadakan

intervensi bagi bayi dan balita dengan status gizi kurang atau gizi sangat kurang sehingga dapat

meningkatkan status gizi bayi dan balita di Desa Rompegading.

Mengetahui : Rompegading, Juli 2011

Koordinator Desa, Penanggung Jawab Kegiatan

Gumson Joshua Juarlis

NIM: K211110614 NIM : K21110608

Page 3: TOR Gizi & PMT (Juarlis)

TERM OF REFERENCES (TOR)

A. Nama Kegiatan

  Nama kegiatan ini yaitu Pemberian Makanan Tambahan Balita.

B. Latar Belakang

Anak balita adalah masa anak dibawah lima tahun atau berumur 12 – 60 bulan (Dep.Kes,

2005). Pada saat memasuki usia balita terjadi pertumbuhan cepat terutama pada pertumbuhan

otak yang dapat mencapai 80% dari total pertumbuhan. Status gizi yang buruk pada balita dapat

menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental, maupun

kemampuan berfikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Keadaan ini

memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada

menurunnya kualitas sumber daya manusia. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) 2003, dari

sekitar 5 juta anak balita (27,5%) yang kekurangan gizi, lebih kurang 3,6 juta anak (19,2%)

dalam tingkat gizi kurang, 1,5 juta anak (8,3%) gizi buruk. (Dep.Kes, 2004). Secara t. status gizi

kurang atau buruk, tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. "Selain berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan anak, status gizi juga berpengaruh pada kecerdasan anak.

Anak-anak dengan gizi kurang dan buruk akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah,

nantinya mereka tidak akan mampu bersaing. Pemerintah daerah bisa memantau kondisi

kesehatan serta gizi masyarakat di wilayahnya dengan memberdayakan masyarakat. Posyandu

harus diperkuat agar mampu mendeteksi dan menangani kasus-kasus gizi buruk dan kurang

secara cepat. Pemberian makanan tambahan(PMT) sebagai makanan untuk balita sangat

diperlukan sebagai tambahan asupan kalori bagi balita yang sedang aktif di dalam masa

pertumbuhannya. Dengan adanya PMT yang rencananya akan dilaksanakan di posyandu

mengurangi balita kurang gizi atau gizi buruk di wilayah Rompegading ini.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mempertahankan dan meningkatkan asupan gizi dan status gizi balita

2. TujuanKhusus

Memberikan makanan tambahan tiap bayi dan balita di masing-masing Posyandu.

D. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan balita yang dibawa oleh ibunya ke posyandu.

Page 4: TOR Gizi & PMT (Juarlis)

E. Waktu dan Tempat

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari H posyandu yaitu tanggal 11 Juli 2011 di

Posyandu Lawara dan tanggal 2 Agustus 2011 Posyandu Macini dan Angrangae

F. Penanggung Jawab

Penanggung jawab kegiatan ini : Nama : Juarlis NIM :K 211106 08

G Mekanisme dan Rancangan Kegiatan

Tahap-tahap kegiatan ini dilakukan yaitu :

a. Mengkoordinasikan program kepada pihak Puskesmas dan kader dari masing-masing

Posyandu.

b. Memberian MakananTambahan kepada setiap balita yang dibawa ibunya ke posyandu

c. Evaluasi pelaksanaan

Kegiatan ini di evaluasi pada saat pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan dengan

melihat bayi dan balita yang datang menimbang berat badannya.

H. Dana dan Sumber

Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah bersumber dari swadaya mahasiswa.

I. Penutup

Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat meningkatkan asupan gizi dan status gizi kurang

dan sangat kurang di Desa Rompegading.

Mengetahui : Rompegading, Juli 2011

Koordinator Desa, Penanggung Jawab Kegiatan

Gumson Joshua Juarlis

NIM: K211110614 NIM : K21110608