5
Bersama Memimpin M Latar Belakang Diskriminasi berbasis gender dan ke situasi. Berbagai kekerasan struktu kehidupan ekonomi perempuan baik memunculkan inisiatif dan strategi bar semakin meningkat dipengaruhi oleh meningkatkan kekerasan terhadap p Kedua, meningkatnya perampasan ta petani atas tanah pertanian, tidak ad informal, terutama PRT, pekerja ruma penting perempuan pemimpin saat in perempuan sebagai pusat perhatian perempuan untuk menciptakan ekono Upaya pengurangan kemiskinan str kepemimpinan perempuan yang sen kekerasan berbasis gender yang diku tidak dapat dikurangi tanpa peningka segala yang membatasi dan memargi Melihat situasi tersebut, Institute for W untuk memperkuat kepemimpinan per dan damai. Kepemimpinan perempu kekerasan terhadap perempuan. Kep akses dan kontrol sumber-sumber ek itu, IWE pun mengembangkan dan m mewujudkan tujuan tersebut IWE bek diantaranya perempuan aktivis keag gendong dan perempuan pekerja rum Bersama perempuan aktivis keagama mengembangkan pendidikan dan pe hak perempuan, keadilan gender, ant keberagaman dan perdamaian. Di sebagai upaya membuka ruang pere kebijakan yang diskriminatif. Di Sum rangka meningkatkan kapasitas perem atas tanah dan sumber penghidupan. Sumatera Selatan dan Jawa Timur memanfaatkan lahan pertanian dan h belajar bersama-sama mengenai kepe menggunakan metode PRA (participa Jambore Perempuan Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Ta Jakarta, 7-9 November, 2015. elas telah menciptakan kekerasan terhadap peremp ural yang dihadapi perempuan baik dalam mem k tanah, kerja layak dan memperjuangkan keberag ru pemimpin perempuan merespon situasi tersebut. Ke h; Pertama, menguatnya fundamentalisme agama d perempuan, dan menjauhkan perempuan dari nilai-nil anah yang disertai dengan penggusuran, rendahnya danya pengakuan sebagai pekerja dan perlindungan ahan dan buruh gendong. Karena itu, solidaritas dan st ni untuk menciptakan strategi bagaimana menjadikan negara/pemerintah untuk menjamin pengakuan, perlin omi baru yang berkeadilan, perdamaian tanpa kekerasa ruktural dan kekerasan terhadap perempuan sang nantiasa melawan relasi kekuasaan yang tidak adi uatkan dan dilegitimasi oleh alasan sosial budaya. Bah atan akses dan kontrol perempuan atas sumberdaya e inalkan perempuan dari ruang publik dan politik. Women’s Empowerment (IWE) di Indonesia dalam m rempuan dalam rangka mempromosikan situasi masya uan yang melawan alasan sosial budaya yang mele pemimpinan perempuan dalam proses meningkatkan konomi tanah pertanian dan pekerjaan yang layak se memperkenalkan Feminist Leadership Transformative a kerja bersama dengan berbagai kelompok perempuan gamaan, perempuan petani, perempuan pekerja rum mahan. aan (perempuan pengurus pesantren, majlis taklim dan elatihan kepemimpinan perempuan dalam rangka me ti-kekerasan dan non-diskriminasi dengan mengedepa Aceh, bersama perempuan di komunitas mengem empuan berbagi dan belajar untuk merespon politisa matera, Jawa Sulawesi dan Bali, IWE bekerja bersam empuan petani memimpin sebagai upaya untuk memp . Selain itu, untuk mengupayakan sumber penghidupan mengembangkan praktek ekonomi alternatif yang hasil pertanian secara kolektif. Upaya-upaya tersebut emimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi d atory rural appraisal) yang berperspektif kesetaraan dan 1 anpa Kekerasan puan dalam berbagai konteks mpertahankan sumber–sumber gaman dan perdamaian telah ekerasan terhadap perempuan di beberapa wilayah semakin lai pluralitas dan perdamaian; akses dan kontrol perempuan atas kerja layak bagi pekerja trategi baru menjadi kebutuhan hidup dan sumber kehidupan ndungan dan pemenuhan hak an gatlah sulit diwujudkan tanpa il untuk mengatasi terjadinya hkan kemiskinan struktural pun ekonomi untuk menghilangkan menjalankan program bertujuan arakat yang adil gender, plural egitimasi dan melanggengkan hak-hak perempuan terhadap ebagai pekerja informal. Selain and Sustainable (FLTS). Untuk n dari berbagai latar belakang, mah tangga, perempuan buruh n organisasi keagamaan). IWE empromosikan penguatan hak- ankan prinsip solidaritas dalam mbangkan sekolah perempuan asi agama dan mengadvokasi ma perempuan petani dalam perjuangkan akses dan kontrol n lainnya, perempuan petani di bersolidaritas sosial. Mereka dilakukan setelah sebelumnya dan kondisi perempuan dengan n keadilan gender.

TOR Jambore Perempuan Memimpin FINAL · belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan ... desa/tempat tinggal dan tempat

  • Upload
    hadieu

  • View
    247

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TOR Jambore Perempuan Memimpin FINAL · belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan ... desa/tempat tinggal dan tempat

Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan

Latar Belakang Diskriminasi berbasis gender dan kelas telah mensituasi. Berbagai kekerasan struktural yang dihadapi perempuan bkehidupan ekonomi perempuan baik tanah, kerja layak dan memperjuangkan keberagaman dan perdamaian telah memunculkan inisiatif dan strategi baru pemimpin semakin meningkat dipengaruhi oleh; meningkatkan kekerasan terhadap perempuan, dan menjauhkan perempuan dari nilaiKedua, meningkatnya perampasan tanah yang disertai dengan penggusuran, rendahnya akses dan kontrol perempuan petani atas tanah pertanian, tidak adanya pengakuan sebagai pekerja dan perlindungan atas kerja layak bagi pekerja informal, terutama PRT, pekerja rumahan dan buruh gpenting perempuan pemimpin saat ini perempuan sebagai pusat perhatian negara/pemerintah untuk menjamin pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak perempuan untuk menciptakan ekonomi baru yang

Upaya pengurangan kemiskinan struktural kepemimpinan perempuan yang senantiasa melawan relasi kekuasaan yang tidak adil untuk mengatasi terjadinya kekerasan berbasis gender yang dikuatkan dan dilegitimasi oleh alasan sosial budaya. Bahkan kemiskinan struktural pun tidak dapat dikurangi tanpa peningkatan akses dan kontrol perempuan atas sumberdaya ekonomi untuk menghilangkan segala yang membatasi dan memarginalkan perempuan dari ruang publik dan politik Melihat situasi tersebut, Institute for Women’s Empowermentuntuk memperkuat kepemimpinan perempuandan damai. Kepemimpinan perempuan yang melawan alasan sosial budaya yang melegitimasi dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. Kepemimpinan perempuan dalam proses meningkatkan hakakses dan kontrol sumber-sumber ekonomiitu, IWE pun mengembangkan dan memperkenalkan mewujudkan tujuan tersebut IWE bekerja bersama dengan berbagai kelomdiantaranya perempuan aktivis keagamaan, perempuan petani, perempuan pekerja rumah tangga, perempuan buruh gendong dan perempuan pekerja rumahan. Bersama perempuan aktivis keagamaan (perempuan pengurus pesantremengembangkan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan perempuan dalam rangka mempromosikan penguatan hakhak perempuan, keadilan gender, antikeberagaman dan perdamaian. Di Aceh, bersama perempuan di komunitas mengembangkan sekolah perempuan sebagai upaya membuka ruang perempuan berbagi dan belajar untuk merespon politisaskebijakan yang diskriminatif. Di Sumaterangka meningkatkan kapasitas perempuan petani memimpin sebagai upaya untuk memperjuangkan akses dan kontrol atas tanah dan sumber penghidupan. Selain itu, untuk mengupayakan sumber penghidupan lainnya, perempuanSumatera Selatan dan Jawa Timur mengembangkan praktek ekonomi alternatif yang bersolidaritas sosial. Mereka memanfaatkan lahan pertanian dan hasil pertanian secara kolektif. Upayabelajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan menggunakan metode PRA (participatory rural a

Jambore Perempuan Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan

Jakarta, 7-9 November, 2015.

Diskriminasi berbasis gender dan kelas telah menciptakan kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai konteks situasi. Berbagai kekerasan struktural yang dihadapi perempuan baik dalam mempertahankan sumberkehidupan ekonomi perempuan baik tanah, kerja layak dan memperjuangkan keberagaman dan perdamaian telah memunculkan inisiatif dan strategi baru pemimpin perempuan merespon situasi tersebut. Kekerasan terhadap perempuan

in meningkat dipengaruhi oleh; Pertama, menguatnya fundamentalisme agama di beberapa wilayah semakin meningkatkan kekerasan terhadap perempuan, dan menjauhkan perempuan dari nilai-nilai

meningkatnya perampasan tanah yang disertai dengan penggusuran, rendahnya akses dan kontrol perempuan petani atas tanah pertanian, tidak adanya pengakuan sebagai pekerja dan perlindungan atas kerja layak bagi pekerja

rja rumahan dan buruh gendong. Karena itu, solidaritas dan strategi baru saat ini untuk menciptakan strategi bagaimana menjadikan hidup dan sumber kehidupan

ian negara/pemerintah untuk menjamin pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak perempuan untuk menciptakan ekonomi baru yang berkeadilan, perdamaian tanpa kekerasan

Upaya pengurangan kemiskinan struktural dan kekerasan terhadap perempuan sangatlah sulit kepemimpinan perempuan yang senantiasa melawan relasi kekuasaan yang tidak adil untuk mengatasi terjadinya kekerasan berbasis gender yang dikuatkan dan dilegitimasi oleh alasan sosial budaya. Bahkan kemiskinan struktural pun

kurangi tanpa peningkatan akses dan kontrol perempuan atas sumberdaya ekonomi untuk menghilangkan segala yang membatasi dan memarginalkan perempuan dari ruang publik dan politik.

Institute for Women’s Empowerment (IWE) di Indonesia dalam menjalankan programuntuk memperkuat kepemimpinan perempuan dalam rangka mempromosikan situasi masyarakat yang adildan damai. Kepemimpinan perempuan yang melawan alasan sosial budaya yang melegitimasi dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. Kepemimpinan perempuan dalam proses meningkatkan hak

sumber ekonomi – tanah pertanian dan pekerjaan yang layak sebagai pekerja informal. IWE pun mengembangkan dan memperkenalkan Feminist Leadership Transformative and Sustainable

IWE bekerja bersama dengan berbagai kelompok perempuan dari berbagai latar belakang, diantaranya perempuan aktivis keagamaan, perempuan petani, perempuan pekerja rumah tangga, perempuan buruh gendong dan perempuan pekerja rumahan.

Bersama perempuan aktivis keagamaan (perempuan pengurus pesantren, majlis taklim dan organisasi keagamaan)mengembangkan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan perempuan dalam rangka mempromosikan penguatan hakhak perempuan, keadilan gender, anti-kekerasan dan non-diskriminasi dengan mengedepankan prinsip solidarikeberagaman dan perdamaian. Di Aceh, bersama perempuan di komunitas mengembangkan sekolah perempuan sebagai upaya membuka ruang perempuan berbagi dan belajar untuk merespon politisas

Sumatera, Jawa Sulawesi dan Bali, IWE bekerja bersama perempuan petani dalam rangka meningkatkan kapasitas perempuan petani memimpin sebagai upaya untuk memperjuangkan akses dan kontrol atas tanah dan sumber penghidupan. Selain itu, untuk mengupayakan sumber penghidupan lainnya, perempuanSumatera Selatan dan Jawa Timur mengembangkan praktek ekonomi alternatif yang bersolidaritas sosial. Mereka memanfaatkan lahan pertanian dan hasil pertanian secara kolektif. Upaya-upaya tersebut dilakukan

kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan (participatory rural appraisal) yang berperspektif kesetaraan dan keadilan gender.

1

Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan

kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai konteks aik dalam mempertahankan sumber–sumber

kehidupan ekonomi perempuan baik tanah, kerja layak dan memperjuangkan keberagaman dan perdamaian telah perempuan merespon situasi tersebut. Kekerasan terhadap perempuan menguatnya fundamentalisme agama di beberapa wilayah semakin

nilai pluralitas dan perdamaian; meningkatnya perampasan tanah yang disertai dengan penggusuran, rendahnya akses dan kontrol perempuan

petani atas tanah pertanian, tidak adanya pengakuan sebagai pekerja dan perlindungan atas kerja layak bagi pekerja Karena itu, solidaritas dan strategi baru menjadi kebutuhan

menjadikan hidup dan sumber kehidupan ian negara/pemerintah untuk menjamin pengakuan, perlindungan dan pemenuhan hak

ekerasan

sangatlah sulit diwujudkan tanpa kepemimpinan perempuan yang senantiasa melawan relasi kekuasaan yang tidak adil untuk mengatasi terjadinya kekerasan berbasis gender yang dikuatkan dan dilegitimasi oleh alasan sosial budaya. Bahkan kemiskinan struktural pun

kurangi tanpa peningkatan akses dan kontrol perempuan atas sumberdaya ekonomi untuk menghilangkan

dalam menjalankan program bertujuan n situasi masyarakat yang adil gender, plural

dan damai. Kepemimpinan perempuan yang melawan alasan sosial budaya yang melegitimasi dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. Kepemimpinan perempuan dalam proses meningkatkan hak-hak perempuan terhadap

tanah pertanian dan pekerjaan yang layak sebagai pekerja informal. Selain formative and Sustainable (FLTS). Untuk

pok perempuan dari berbagai latar belakang, diantaranya perempuan aktivis keagamaan, perempuan petani, perempuan pekerja rumah tangga, perempuan buruh

n, majlis taklim dan organisasi keagamaan). IWE mengembangkan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan perempuan dalam rangka mempromosikan penguatan hak-

diskriminasi dengan mengedepankan prinsip solidaritas dalam keberagaman dan perdamaian. Di Aceh, bersama perempuan di komunitas mengembangkan sekolah perempuan sebagai upaya membuka ruang perempuan berbagi dan belajar untuk merespon politisasi agama dan mengadvokasi

IWE bekerja bersama perempuan petani dalam rangka meningkatkan kapasitas perempuan petani memimpin sebagai upaya untuk memperjuangkan akses dan kontrol atas tanah dan sumber penghidupan. Selain itu, untuk mengupayakan sumber penghidupan lainnya, perempuan petani di Sumatera Selatan dan Jawa Timur mengembangkan praktek ekonomi alternatif yang bersolidaritas sosial. Mereka

upaya tersebut dilakukan setelah sebelumnya kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan

yang berperspektif kesetaraan dan keadilan gender.

Page 2: TOR Jambore Perempuan Memimpin FINAL · belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan ... desa/tempat tinggal dan tempat

2

Pada konteks pekerja informal, IWE bekerjasama dengan organisasi yang fokus pada perjuangan hak pekerja, dan serikat pekerja rumah tangga di Jakarta, Yogyakarta, semarang. Organisasi dan pekerja rumahan di Malang, Jawa Timur dan organisasi dan buruh gendong di Jogjakarta. Sampai saat ini, sebutan pekerja informal masih dilekatkan disebabkan negara tidak memiliki kemauan dan kehendak untuk mengakui sebagai pekerja yang dijamin dan dilindungi haknya sebagai pekerja oleh negara. Karena itu, pekerja informal sebagai individu maupun kelompok yang masih mengalami diskriminasi berlapis, sangat dimarginalkan baik secara ekonomi, sosial maupun politik dan bahkan rentan mengalami kekerasan. Dalam rangka merespon situasi tersebut, IWE bekerja dalam prinsip solidaritas didasarkan pada realitas pengalaman pekerja informal untuk memperdalam strategi feminis dan mengembangkan proses keberlanjutan. IWE telah mendukung gerakan pekerja informal untuk mengembangkan Sekolah dengan kurikulum berbasis pengalaman konteks hidup pekerja informal. Sekolah telah menjadi inti lingkaran pembelajaran perempuan pekerja informal untuk berbagi pengetahuan tentang hak-hak, kapasitas, menganalisis, membangun solidaritas dan dukungan moral. Bahkan menyusun strategi tindakan bersama, berbagi sumber daya untuk mengadvokasi kebijakan yang melindungi pekerja informal. IWE telah kontribusi untuk mengembangkan kesadaran feminis-realitas kehidupan pribadi sangat dipengaruhi power relasi dengan struktur kekuasaan sosial dan institusi yang telah menciptakan penindasan struktural. FLTS telah mulai diperaktekkan oleh pekerja informal, perempuan petani dan perempuan komunitas seiring dengan aktivitas sehari-hari dan sesuai dengan konteksnya untuk memperjuangkan hak perempuan. Praktek yang telah mulai dilakukan diantaranya adalah: (a) memetakan-menganalisis hubungan kekuasaan sebagai individu baik dalam keluarga, desa/tempat tinggal dan tempat kerja, (b) menganalisis ketidakadilan situasi yang dialami pekerja informal - mengapa gaji rendah, mengapa tidak diakui sebagai pekerja, dan bahkan sampai menganalisi mengapa mereka tidak memiliki pendidikan, (c) mengambil tindakan keluarga – kontrol sumber daya dalam rumah tangga, meskipun sebelumnya semua penghasilan digunakan untuk kebutuhan keluarga, saat ini penghasilan mereka dikontrol oleh mereka sendiri. Kepemimpinan dimulai dengan menjadi agency individu pribadi. (d) mengambil tindakan di tempat kerja - berbicara kepada majikan, otoritas pasar, advokasi untuk diri mereka sendiri tentang masalah di tempat kerja, dan dalam kelompok atau organisasi dan bahkan kepada pemerintah, legislatif, media dan publik luas, (e) berbicara dan membela diri ketika saling menyalahkan, dan pengorganisasian aktivis perempuan dan laki-laki dan untuk mendukung perjuangan pekerja informal, dan mulai mengembangkan inisiatif praktek ekonomi solidaritas sosial dibeberapa komunitas, sebagai upaya untuk praktek menciptakan sistem ekonomi baru yang berkeadilan gender dan bebas dari pemiskinan dan kekerasan.

Tujuan Tujuan umum Jambore adalah berbagi pengalaman dan menciptakan strategi baru untuk perempuan bersama memimpin menciptakan ekonomi baru dan perdamaian tanpa kekerasan. Adapun tujuan khusus Jambore adalah sebagai berikut:

� Mempertemukan perempuan pemimpin sebagai ruang berbagi pengetahuan pengalaman, strategi dan proses menemukan pembelajaran bersama dalam memperjuangan sumber ekonomi – tanah pertanian, perlindungan kerja layak dan perdamaian.

� Membangun solidaritas dalam menguatkan aliansi-jaringan bersama untuk memimpin perjuangan hak atas sumberdaya ekonomi – tanah pertanian, kerja layak dan perdamaian

� Perempuan menyuarakan langsung tuntutannya kepada pemerintah dan publik mengenai akses terhadap dan kontrol atas sumberdaya ekonomi- hak atas anah, perlindungan kerja layak dan perdamaian tanpa kekerasan

� Menumbuhkembangkan praktek kepemimpinan perempuan dalam mengakses sumberdaya ekonomi dan kerja layak dan proses perdamaian kedepan.

Waktu dan Tempat Kegiatan Jambore perempuan pemimpin akan dilakukan pada hari Sabtu- Senin, tanggal 7-9 November 2015. Tempat kegiatan akan dilakukan di KINASIH RESORT, Jl. Raya Cilangkap- Tapos, Depok- Indonesia. Telp (62-21) 8755042, 8791054. Website: www.thekinasihconference.com

Program Jambore Serangkaian program Jambore yang saling berkaiatn mulai dari berbagi pengetahuan dan strategi bersama mengenai bagaimana praktek kepemimpinan femeninist oleh perempuan pemimpin komunitas – berbagi pembelajaran sekolah perempuan, pengorganisasian perempuan, advokasi sumber-sumber ekonomi – tanah pertanian, perlindungan kerja layak dan perdamaian. Selain itu, akan berlangsung paralel diskusi yang mengulas mengenai tantangan dari Strategi gerakan Perempuan memperjuangkan akses dan kontrol sumber-sumber ekonomi- tanah pertanian, kerja layak dan perdamaian. Proses selanjutnya adalah bagaimana menciptakan gerakan feminis menurut kita dalam berbasis konteks, praktek WeSis sebagai element penting dalam membangun kepemimpinan feminist yang transformatif dan keberlanjutan

Page 3: TOR Jambore Perempuan Memimpin FINAL · belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan ... desa/tempat tinggal dan tempat

3

aktivisme. Selanjutnya akan dilanjutkan Deklarasi perempuan pemimpin, konferensi pers perempuan memimpin dari berbagai latar belakang dan malam Solidaritas. Setelah proses berbagi pengetahuan dan strategi, selanjutnya perempuan pemimpin akan logmarch menuju DPR dengan pakain budaya masing-masing dan melakukan Dialog dengan Pemerintah terkait. Setelah itu, pemimpin perempuan melakukan Refleksi Solidaritas dalam Api Unggun Perempuan Pemimpin bagimana menumbuhkan solidaritas untuk bergerak bersama kedepan. Selain itu, akan ada Pasar Solidaritas yang menerapkan konsep Ekonomi Sosial Solidaritas (ESS). Pasar ini memperkenalkan praktek ESS yang digerakkan oleh perempuan yang terlibat langsung dalam program WELDD. Pada pasar malam solidaritas ini akan ada pertukaran barang (melalui jual-beli) yang tidak sekedar mendapatkan untung, namun berbasis etika dan nilai dengan menanamkan prinsip demokrasi, pluralisme, persamaan, berkeadilan, mutualisme, inklusifitas dan kreativitas.

Peserta Jambore Jambore Perempuan memimpin akan dihadiri oleh para pemimpin perempuan komunitas dan organisasi sebanyak 230 orang dari berbagai kalangan aktivis perempuan dan aktivis perempuan keagamaan, buruh/pekerja informal dan perempuan petani dari berbagai daerah, diantaranya: Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Makassar, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY Jogjakarta, Jawa Timur, dan beberapa aktivis perempuan dari Hongkong, Singapura, Thailand dan organisisasi atau aktivis perempuan lainnya di Indonesia1.

Pelaksana Kegiatan Jambore Institute for Women’s Empowerment (IWE) yang berpusat di Hongkong, Shirkat Gah Women’s Resource Center (SG) di Pakistan dan Women’s Living Under Muslim Laws (WLUML) yang berpusat di London telah bekerjasama mengembangkan sebuah program Women Empowerment and Leadership Development for Democratisation (WELDD) – pemberdayaan perempuan dan pengembangan kepemimpinan untuk demokratisasi. Program WELDD dilaksanakan di 12 negara berkembang di Timur Tengar, Afrika dan Asia termasuk di Indonesia dengan beberapa partner organisasi sejak tahun 2012 sampai sekarang. Di Indonesia, IWE bekerjasama dengan oragnisasi JALA PRT, Yasanti, MWPRI, Solidaritas Perempuan, KPA, Kaliyanamitra, Rahima dan Fahmina menyelenggarakan sebuah Jambore Perempuan Pemimpin dengan mengusung tema; Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian tanpa Kekerasan.

Agenda Jambore Perempuan Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan. Depok, Jakarta, 7-9 November, 2015. Agenda dan jadwal terlampir di bawah ini.

1 Solidaritas Perempuan, Kalyanamitra, Rahima, Fahmina, Yasanti, MWPRI, KPA, JALA PRT, Sapu Lidi, LBH APIK Jakarta, Ardhanary, IPP, AMAN Indonesia, Perempuan Mahardika, CWGI, Koalisi Perempuan Indonesia, AKSI, ANBTI, SCN CREST dan JRMK UPC, Alinasi Pelangi Antar Bangksa, Institute Perempuan, Kapal Perempuan, Pulih, HomeNet Indoensia, IKA, ASEC Indonesia, ILO, Institute for Women’s Empowerment (IWE), dll.

Page 4: TOR Jambore Perempuan Memimpin FINAL · belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan ... desa/tempat tinggal dan tempat

4

Agenda Jambore Perempuan Bersama Memimpin Menciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian Tanpa Kekerasan

Depok, Jakarta, 7-9 November, 2015.

Hari/waktu Kegiatan Penganggungjawab

Jum’at 6 Nov Kedatangan di Jakarta dan check-in di Kinasih Resort Depok. Mulai chek in, jam 12.30 siang.

Panitia dan peserta

Hari 1: Sabtu, 7 November 2015

06.30 – 08.30 Breakfast Semua peserta

08.30 – 09.00 Registration peserta

Pengumpulan bahan materi Jambore

Peserta dan Panitia

09.00 – 09.30 Pembukaan Jambore Perempuan:

• Selamat datang

• Overview secara singkat WELDD

• Overview Program Jambore

• Informasi logistik

• Semua peserta

• Mabel Au, Ketua IWE

• Lin Chew, Direktur IWE

• IWE WELDD tim

09.30 –10.00 Coffe Break Panitia dan peserta

10.00-12.30 Sesi 1: Feminist Strategi, berbagi pengetahuan dan strategi dalam memperjuangkan akses dan kontrol atas sumberdaya ekonomi – hak atas tanah dan kerja layak dan memajukan perdamaian.

Workshop Paralel dengan 5 groups:

• Workshop group agraria/pertanian dengan perempuan petani, oleh SP dan KPA

• Workshop group pekerja rumahan, oleh MWPRI

• Workshop Pekerja Rumah Tangga, oleh JALA PRT, SPPRT dan KOY

• Workshop Buruh Gendong, oleh YASANTI

• Workshop Pluralisme & Pedamaian, oleh Rahima, SP dan Fahmina

5 Workshop paralel:

• Diskusi dalam Workshop

• Mengambar proses perubahan

• Menyampaikan cerita perubahan individu - kolektif

12.30 – 13.30 Makan siang Semua peserta

13.30 – 14.00 Energizer bersama perempuan memimpin, oleh Tim WeSis Semua peserta

14.00 – 17.30 Sesi 2: Diskusi Paralel World Cafe Tantangan dari Strategi gerakan Perempuan memperjuangkan akses dan kontrol sumber-sumber ekonomi- tanah pertanian, kerja layakan dan perdamaian:

• Tantangan dari strategi PRT, Pekerja Rumahan, dan Buruh Gendong memperjuangkan perlindungan hak Kerja Layak dan Jaminan Sosial

• Tantangan dari strategi perempuan petani dan perempuan buruh tani

• Tantangan dari strategi pejuang perdamaian dalam akses sumberdaya ekonomi

• Tantangan dari strategi dalam upaya menghapus Perda Diskriminatif terhadap perempuan; study kasus Qanun Jinayat Aceh.

Narasumber:

• Mitra Wanita Pekerja Rumahan (MWPRI), oleh Cecilia S

• Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga, oleh Lita Angraini

• Yayasan Annisa Swasti, oleh Amin Muftiyanah

• Konsorsium Pembaharuan Agrari (KPA) oleh Dewy Kartika

• Perwakilan Fahmina dan Rahima.

• Perwakilan FLTS team

• Solidaritas Perempuan, oleh Puspa Dewy

Fasilitator: Dini Anitasari, dan team

17.30 – 19.30 Makan malam Semua peserta

19.30 – 20.30

20.30-Istirahat

Pasar solidaritas, selfcare dan Layar Tancap Film Perempuan Memimpin

• Video informal worker, Video Pluralisme, Pedamaian, dll.

Hari 2: Minggu, 8 November 2015

06.30 – 08.30 Breakfast Semua peserta

08.30 – 09.00 Energizer bersama perempuan memimpin

Oleh tim WeSis

• Review hari sebelumnya

• Pembukaan hari ke-2

• Semua peserta

09.00- 10.15 Persentasi hasil kelompok diskusi sesi 1 dan rumusan hasil • 5 Raportur cerita perubahan hasil sesi 1

Page 5: TOR Jambore Perempuan Memimpin FINAL · belajar bersama-sama mengenai kepemimpinan perempuan petani dan pemetaan situasi dan kondisi perempuan dengan ... desa/tempat tinggal dan tempat

5

sesi 2.

• Raportur 7 groups hasil sesi 2.

Fasilitator: Dini Anitasari

10.15 – 10.30 Coffe Break Peserta dan Panitia

10.30 – 12.30

Sesi 3: Talk Show: Bagaimana menciptakan gerakan feminis menurut Kita berbasis konteks:

• Mekanisme negara dalam menyikapi tuntutan gerakan perempuan untuk menghapus KtP, dan upaya perlindungan Hak Asasi Perempuan.

• Gerakan masyarakat sipil indonesia mendukung gerakan perempuan

• Gerakan ekonomi solidaritas sosial, best practices

• Fokus strategi IWE untuk memperkuat gerakan feminis melalui keberlanjutan aktivisme

• Koneksi gerakan perempuan nasional dalam gerakan perempuan global

Pembicara:

• Azriana RM, Komnas Perempuan

• Wardah Hafidz

• Risma Umar

• Vivianne Wee

• Poonsap- Homenet Thailand

Moderator: Sri Wiyanti Eddyono

Diskusi: semua peserta

12.30 – 13.30 Lunch Peserta dan Panitia

13.30 – 15.00 Lanjutan Sesi 3: Bagaimana menciptakan gerakan feminis menurut kita berbasis konteks.

Semua peserta

Pembicara

Moderator: Sri Wiyanti Eddyono

15.00 – 15.30 Sesi 4: Pembahasan Naskah Deklarasi dan Konferensi Pers Perempuan Memimpin

• Persentasi tim perumus draft Deklarasi Jambore Perempuan

• Diskusi dan masukan Deklarasi

15.30 –15.45 Coffe Break Semua peserta

15.45 –17.30 Konferensi Pers Perempuan memimpin, oleh pemimpin perempuan dari berbagai latar belakang

• Perempuan Pekerja Rumah Tangga, Perempuan Pekerja Rumahan, Perempuan Buruh Gendong, Perempuan Petani, dan Perempuan isu pluralisme dan perdamaian

Fasilitator: Marhaini Nasution

17.30 – 22.000

Malam Solidaritas: Perempuan Memimpin: makan bersama, musik, tari, teater, dan pembacaan Deklarasi, dan pasar solidaritas

Fasilitator: Wahida Rustam, Hanifah dan Veronika Yuniar Meliana

• Group Teater PRT, musik Kerudung Hitam, musik Simponi dan musik anak jalanan

• Pembacaan Deklarasi Perempuan Memimpin

• Kreasi Seni dan Budaya: solidaritas dan perdamaian untuk perempuan memimpin dari berbagai komunitas atau wilayah.

Hari 3: Senin, 9 November 2015

06.30 – 07.30 Breakfast Semua peserta

07.30 – 08.30 March Perempuan: Perempuan Memimpin Ciptakan Ekonomi Baru dan Perdamaian tanpa Kekerasan.

• Koordinator: Raihan, Dinov dan Desy

• 230 orang Peserta menuju kantor KPP&PA

09.00 – 12.00 Sesi 5: Pemimpin Perempuan Dialog dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA)

• Pemimpin Perempuan dialong dengan Menteri KPP&PA

• Tempat: Kantor KPPPA

• Penyerahan Deklarasi Jambore Perempuan Pemimpin

12.00– 13.30 Rombongan peserta menuju lokasi kantor Kementerian Tenaga Kerja, Kementrian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian

• Koordinasi Panitia per group

• Peserta tiba di Lokasi

13.30 – 16.00 Lanjutan Dialog dengan Pemerintah: Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian

• Pekerja Informal Dialog dengan Kementerian Tenaga Kerja

• Perempuan aktivis perdamaian Dialog dengan Kementerian Dalam Negeri

• Perempuan Petani Dialog dengan Kementerian Pertanian

16.00 – 17.00 Peserta kembali ke Penginapan Kinasih Koordinasi panitia per group, dan Peserta tiba di Kinasih

17.00 – 19.30 Istirahat dan makan malam Semua Peserta

19.30 – 22.00 Refleksi Api Unggun Perempuan, dan Penutupan Jambore Semua peserta Fasilitator : Lin Chew, Wahidah, Sri Marpinjun

Hari 4: Selasa, 10 November 2015

07.30-12.30 Breakfast dan Check out Peserta kembali ke daerah masing-masing