Tor Pemantapan Koordinasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TOR untuk melaksanakan koordinasi pemantapan pada kegiatan bidang keamanan nasional

Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA KELUARANLAPORAN PEMANTAPAN KOORDINASI PENANGANAN KEAMANAN TRANSPORTASITAHUN ANGGARAN 2016Kementerian Negara/Lembaga:Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan KeamananUnit Eselon I:Deputi Bidang Koordinasi KamtibmasProgram:Peningkatan Koordinasi Bidang Polhukam

Hasil (Outcome):Meningkatnya Efektivitas (Tepat Sasaran) Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Penanganan Konflik dan Keamanan TransportasiUnit Eselon II/Satker:Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Konflik dan Keamanan TransportasiKegiatan:(2471) Laporan Pemantapan Koordinasi Penanganan Konflik Indikator Kinerja Kegiatan:Terselenggaranya Pemantapan Koordinasi Penanganan Keamanan Transportasi Jenis Keluaran (Output):Laporan Pemantapan Koordinasi Penanganan Keamanan TransportasiVolume Keluaran (Output):15 Kali Pemantapan Koordinasi Penanganan Keamanan TransportasiSatuan Ukur Keluaran (Output)

: 15 Laporan

A. Latar Belakang1.Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

a. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.c. UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.d. UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.e. UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.f. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.g. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.h. UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.

i. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.j. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.k. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara.l. Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2015 tentang Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.m. Peraturan Menko Polhukam Nomor 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenko Polhukam.

2.Gambaran Umum

Selain berkaitan dengan penanganan konflik yang diakibatkan oleh konflik sosial, juga akan dilaksanakan koordinasi terkait keamanan transportasi. Perlu ditekankan bahwa transportasi merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pokok yang akan menjamin jalannya kehidupan manusia. Melalui sarana transportasi manusia bisa memenuhi kebutuhan pokoknya baik dalam jarak dekat maupun jauh. Sehingga secara tidak langsung transportasi merupakan sarana pengintegrasian penduduk antar wilayah di suatu negara.

Sarana transportasi mencakup transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara baik pribadi maupun umum sesuai dengan hak kepemilikannya. Di indonesia sendiri ketiga cakupan transportasi boleh dikatakan sangat mendukung karena Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang antar pulaunya dibatasi oleh lautan. Pada prakteknya di lapangan dapat kita amati bahwa transportasi bisa juga mencerminkan kondisi sosial suatu masyarakat. Pola pergerakan manusia juga merupakan salah satu cerminan kondisi sosial suatu masyarakat. Dalam waktu-waktu tertentu penduduk Indonesia melakukan pergerakan secara bersamaan dengan menggunakan sarana transportasi publik. Salah satu contoh dari kasus tersebut adalah fenomena mudik Lebaran dan Natal. Fenomena menarik di masyarakat ini bisa kita rasakan setiap tahun menjelang Lebaran dan Natal. Sebagian masyarakat desa yang bekerja di kota-kota besar akan menjalankan ritual tahunan berupa mudik ke tempat asalnya dengan berbagai alasan. Bukan hanya masyarakat yang harus bekerja keras untuk mewujudkan tujuannya, tetapi pemerintah juga harus ikut mendukung dengan menyediakan sarana transportasi publik yang nyaman dan memadai kapasitasnya.

Bila kita amati kondisi sarana dan prasarana transportasi publik di Indonesia masih belum optimal. Hal tersebut terbukti seperti apa yang sudah ada dan berjalan sampai saat ini. Pada dasarnya terdapat empat aspek yang dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi sarana transportasi, yaitu aspek keselamatan, aspek keamanan, aspek keterjangkauan, dan aspek kenyamanan. Salah satu diantaranya adalah faktor keamanan yang sangat mempengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan jenis kendaraan yang dipilih seperti bus, kereta api, kapal, atau pesawat terbang.

Transportasi sudah menjadi kebutuhan manusia zaman sekarang baik transportasi darat, laut dan udara. Transportasi adalah suatu hal penting yang sangat membantu memudahkan manusia melakukan akifitasnya, dalam berbagai kepentingan apakah itu pekerjaan, hiburan, kehidupan sehari-hari yang sangat dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Secara tidak langsung, transportasi mendukung penuh terhadap perkembangan fisik suatu kota atau wilayah.Disamping itu, transportasi mempunyai manfaat yaitu manfaat sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, transportasi memegang peranan penting. Beberapa manfaat politik, transportasi yaitu :

1. menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan meniadakan isolasi2. mengembangkan pelayanan kepada masyarakat secara lebih merata3. memudahkan mobilisasi kemampuan dan ketahanan nasional, serta memungkinkan perpindahan pasukan selama masa perang dan atau menjaga keamanan dalam negeri sehingga dengan kata lain keamanan negara sangat tergantung pada transportasi yang efisien4. Sistem transportasi yang efisien memungkinkan perpindahan penduduk dari daerah bencana5. menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat, sebagai sarana mempertinggi integritas bangsa, transportasi menciptakan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat secara keseluruhan, peningkatan ketahanan nasional bangsa indonesia (Hankamnas) dan mewujudkan tercapainya pembangunan nasional.Peranan transportasi di seluruh daerah tidak hanya untuk melancarkan mobilitas barang atau mobilitas manusia. Tansportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara optimal, penunjang pembangunan nasional yang merata sehingga perlu dukungan dan peran serta pemerintah untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan sarana transportasi dalam berbagai segmen.B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh unit kerja di lingkungan Kemenko Polhukam, Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, BUMN / BUMD, dan Masyarakat.C. Strategi Pencapaian Keluaran1. Metode pelaksanaan

Metode pelaksanaan kegiatan untuk mencapai output dilakukan dengan cara Swakelola.2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Pemantapan Koordinasi Penanganan Keamanan Transportasi dilaksanakan di 15Provinsi sesuai dengan skala prioritas yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua Barat, dan Papua.

a. Tahap persiapanMengumpulkan bahan keterangan/informasi dari berbagai sumber dari instansi terkait, baik internal maupun eksternal yang dapat dipercaya/valid, maupun media massa sesuai kebutuhan.b. Tahap pelaksanaan

Melakukan kunjungan kerja/monitoring dan evaluasi ke daerah untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait di daerah, serta pengamatan langsung di lapangan, dalam rangka penanganan keamanan transportasi.c. Tahap akhirPenyusunan laporan pemantapan koordinasi penanganan keamanan transportasi dan penggandaan sebanyak 20 eks x 25 lembar x 15 laporan, dalam 1 tahun anggaran.D. Kurun Waktu Pelaksanaan KeluaranKurun waktu pencapaian output dari kegiatan Pemantapan Koordinasi ini dicapai dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Tahapan KegiatanBulan ke -

123456789101112

Pelaksanaan Pemantapan Koordinasi

Penyusunan Laporan

Penggandaan dan Distribusi Laporan

E. Biaya Yang Diperlukan

Biaya yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran berupa Laporan Pemantapan Koordinasi Penanganan Keamanan Transportasi sebagaimana Rencana Anggaran Biaya (RAB), terlampir.Jakarta, Februari 2016

Mengetahui,

Penanggung Jawab Kegiatan

Deputi V/Kamtibmas,

Asdep 4/V Kamtibmas,

Drs. Eddi Sumantri, SH., MH

Drs. Bambang Sugeng, SH., MHKEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

REPUBLIK INDONESIA

5