Upload
maot-sayap-kanan
View
233
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sdss
Citation preview
Cara Kerja Pompa
• Cincin kam diam
• Rotor berputar bersama – sama dengan baling – baling
• Gerakan baling – baling dibatasi oleh cincin kam dan mengalirkan fluida dari lubang
isap ke lubang tekan
• Lubang isap besar, sedangkan lubang tekan kecil, maka terjadi penekanan, karena
adanya penyempitan ruang
Sistem yang ada pada unit pompa
• Katup pengatur volume
• Sistem idle – up
Mengapa diperlukan katup pengatur volume ?
• Semakin tinggi putaran motor volume cairan yang dihasilkan pompa semakin
• besar
• Tenaga untuk membantu penguat tenaga kemudi semakin besar pula ( lihat diagram di
bawah )
Diagram volume tanpa katup pengatur
• Bila bantuan tenaga terlalu besar, merugikan stabilitas pengemudian, karena sopir tidak
bisa merasakan kontak roda dengan permukaan jalan sangat berbahaya.
Perlu katup pengatur volume !
Katup Pengatur Volume “ Konstan “
Diagram katup pengatur volume konstan :
Katup Pengatur Volume “ Sebanding Putaran Mesin “
• Semakin tinggi rpm mesin, semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka semakin kecil
kontak ( gesekan ) roda terhadap jalan
• Diperlukan penurunan tekanan fluida yang membantu penguat tenaga kemudi dengan
jalan menurunkan volume fluida yang dihasilkan oleh pompa untuk membantu penguat
tenaga kemudi
Diagram katup pengatur volume “ sebanding putaran mesin “
Gambar penampang katup pengatur volume “ Sebanding putaran mesin “
Cara Kerja Katup Pengatur Volume “ Sebanding Putaran Mesin “
Putaran Tinggi ( Di Atas 2500 rpm )
Katup tekanan lebih :
• Katup tekanan lebih terletak di dalam katup A
• Apabila tekanan P2 melebihi = 80 Bar, katup tekanan lebih ( katup bola ) membuka
gunanya untuk menurunkan tekanan
• Apabila tekanan P2 turun lalu katup A lebih terdorong ke kiri gunanya untuk membuka
lubang ke reservoar
Sistem Idle – Up ( Menaikan Putaran Idle )
Putaran idle untuk menggerakkan pompa, motor bisa mati, supaya motor terus hidup
putaran idle dinaikkan dengan sistem idle – up
Cara kerja :
• Bila pompa bekerja menghasilkan tekanan fluida
• Tekanan fluida mendorong katup vakum
• Pada saluran vakum kevakuman menjadi besar lalu diafragma turun ke bawah
membuka katup gas
• Putaran idle naik
2. Power Silinder
Power silinder adalah tempat piston bekerja dan ditempatkan pada rack,
rack bergerak karena tekanan minyak yang dihasilkan oleh tekanan vane
pump yang bekerja pada power piston. Kebocoraan minyak dicegah oil seal
pada kedua ruangan silinder dan bagian ujung power cylinder juga dicegah
oil seal untuk mencegah kebocoran fluida. Minyak yang digunakan dextron
dengan SAE 10. Steering wheel dihubungkan dengan steering main shaft
untuk menggerakkan control valve.
Pada saat steering wheel dalam posisi lurus control valve pada posisi netral
sehingga minyak dan vane pump tidak bekerja dikedua ruangan tetapi
dialirkan ke reservoir tank. Jika steering wheel diputar kesalah satu arah,
maka control valve merubah saluran fluida sehingga vane pump bekerja
kesalah satu ruangan dan minyak pada salah satu ruangan akan kembali ke
reservoir tank.
Tipe rack and pinion yang mengatur perubahan saluran ada dua macam
alat, yaitu spool valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis terdapat
torsion bar yang terletak diantara control vave dan pinion.
Bekerjanya control valve tergantung besarnya puntiran yang diterima
torsion bar. Pada saat tidak ada tekanan minyak, torsion bar berputar
sampai titik tertentu sehingga control shaft stopper langsung memutar
pinion dan menggerakan rack seperti pada sistem kemudi manual (Toyota,
1994 63).
3. Katup Rotary
Arah aliran minyak dan pompa ditentukan oleh control valve (rotary valve)
yang ada dalam rumah gigi (gear housing). Control valve shaft yang
menerima momen dan steering wheel dengan pinion gear dihubungkan oleh
pasak dan berputar bersama-sama.
Bila tidak ada tekanan minyak dari vane pump, torsion bar akan terpuntir
sepenuhnya. Control valve shaft dengan pinion gear berhubungan dengan
stopper, sehingga momen dari control valve diteruskan langsung ke pinion
gear (Toyota 1994:64).
Gambar 5. Kontroksi rotary valve
(Sumber. Toyota Astra Motor, 1994 : 64)
Cara Kerja Pengaturan Minyak:
Pembatasan dalam sirkuit hidrolis dilakukan oleh gerakan putar dan control
valve shaft dalam kaitanya dengan rotary valve. Pada saat membelok ke
kanan, tekanan ditutup orifice X dan Y pada saat membelok ke kiri
pembatasan dilakukan oleh orifice X’ dan Y’.
Pada saat steering wheel diputar, maka control shaft valve berputar
memutarkan pinion gear melalui torsion bar. Pada saat ini control valve
terpuntir berlawanan dengan pinion gear sesuai dengan gaya permukaan
jalan, control valve shaft berputar hanya sebatas puntiran dan bergerak ke
kiri atau ke kanan mengikuti rotary valve. Akibatnya, orifice X dan Y
(X’dan Y’) terbentuk dan perbedaan tekanan hidrolis terjadi pada ruang
silinder kiri atau kanan.
Dengan cara ini putaran control valve melakukan perubahan saluran untuk
merubah pengaturan tekanan minyak. Minyak dalam vane pump dan
lingkaran luar rotary valve akan kembali ke tangki reservoir melalui celah
antara torsian bar dan control valve shaf
2. Sistem Power Steering
Sistem power steering memiliki sebuah boster hidrolis dibagian tengah
dengan tujuan agar mekanisme kemudi menjadi lebih ringan. Dalam
keadaan normal berat putaran roda kemudi adalah 2-4 kg ( Step 1, 1995: 5-
34). Sistem ini dirancang untuk mengurangi usaha pengemudian dalam
keadaan kendaraan melaju dalam kecepatan rendah maupun kecepatan
tinggi.
B. Kontruksi Sistem Power Steering Tipe Rack and Pinion
Sistem power steering konstruksinya tidak jauh beda dengan sistem kemudi
manual dengan komponen steering wheel (roda kemudi), Steering column
(batang kemudi) dan steering linkage, hanya ditambah mekanis hidrolis yang
bertujuan membantu mendorong piston pada power silinder. Untuk tipe
rack and pinion ini mempunyai komponen-komponen yang penting yaitu
gear housing, power silinder, control valve dan vane pump.
Gambar 2. Sistem kemudi manual tipe rack and pinion
(Sumber. Toyota Astra Motor, 1995 5-27)
Gambar 3. Komponen sistem kemudi dengan power steering tipe rack and
pinion.
(Sumber. Toyota Astra Motor, 1994:)
Komponen-komponen power steering sebagai berikut:
1. Gear Housing
Gear housing pada power steering menggunakan roda gigi tipe rack and
pinion. Dimana steering pinion bagian ujung pada poros utama kemudi
bersinggungan dengan steering rack, sehingga pada saat steering wheel
diputar dan diikuti shaft pinion akan menggerakkan steering rack kekiri
atau kekanan. Gerakan steering rack diteruskan rack end dan tie rod end ke
roda depan kiri dan kanan.
Roda gigi rack and pinion mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1) Konstruksinya sederhana, ringan karena gear box kecil dan rack end
sebagai steering linkage.
2) Gigi reduksinya lebih besar maka momen untuk menggerakkan roda lebih
ringan.
3) Persinggungan giginya langsung sehingga respon pengemudian sangat
tajam.
4) Rakitan steering tertutup sehingga tidak memerlukan perawatan. 1).
Pompa
Setelah mengetahui cara kerja dari vane pump dan mekanisme pengontrol
aliran maka kita dapat hitung dulu debit aliran yang dikeluarkan oleh
pompa seluruhnya.
Data-data pompa: Dc = 33 mm
Dr = 30 mm
Lr = 14 mm
N = 700 Rpm (dari perbandingan puli)
= 0,7
Besarnya 0,7 -, 75 diambil 0,71). Pompa
Setelah mengetahui cara kerja dari vane pump dan mekanisme pengontrol aliran
maka kita dapat hitung dulu debit aliran yang dikeluarkan oleh pompa seluruhnya.
Data-data pompa: Dc = 33 mm
Dr = 30 mm
Lr = 14 mm
N = 700 Rpm (dari perbandingan puli)
= 0,7
Besarnya 0,7 -, 75 diambil 0,7
Q = 11,681/ menit
Debit yang dikeluarkan pompa sebenarnya adalah 11,68 1/menit kemudian aliran
diatur oleh flow control valve, sehingga aliran yang keluar saat idle atau debit
maksimum sebesar 6,6 1/menit.
2). Power silinder
Power silinder merupakan mekanisme penambah utama yang membantu tenaga
pengemudi yang dapat dihitung sebagai berikut:
Ukuran dari power silinder :
Diameter silinder (Dz) = 0,042
Diameter torak (Dst = 0,034
Luas silinder (Az) = 0,00138m2
Luas batang torak (Ast) = 0,00091m2
Luas silinder efektif (Ar) = Az – Ast
= 0,00047 m2
Gaya torak dihitung dengan rumus yaitu:
F = A. P P = 5883 kPa (Toyota, 1994: Kem-48)
F = 0,0047 . 5883 kPa
F = 2765 N1). Pompa
Setelah mengetahui cara kerja dari vane pump dan mekanisme pengontrol aliran
maka kita dapat hitung dulu debit aliran yang dikeluarkan oleh pompa seluruhnya.
Data-data pompa: Dc = 33 mm
Dr = 30 mm
Lr = 14 mm
N = 700 Rpm (dari perbandingan puli)
= 0,7
Besarnya 0,7 -, 75 diambil 0,7
Q = 11,681/ menit
Debit yang dikeluarkan pompa sebenarnya adalah 11,68 1/menit kemudian aliran
diatur oleh flow control valve, sehingga aliran yang keluar saat idle atau debit
maksimum sebesar 6,6 1/menit.
2). Power silinder
Power silinder merupakan mekanisme penambah utama yang membantu tenaga
pengemudi yang dapat dihitung sebagai berikut:
Ukuran dari power silinder :
Diameter silinder (Dz) = 0,042
Diameter torak (Dst = 0,034
Luas silinder (Az) = 0,00138m2
Luas batang torak (Ast) = 0,00091m2
Luas silinder efektif (Ar) = Az – Ast
= 0,00047 m2
Gaya torak dihitung dengan rumus yaitu:
F = A. P P = 5883 kPa (Toyota, 1994: Kem-48)
F = 0,0047 . 5883 kPa
F = 2765 N
Q = 11,681/ menit
Debit yang dikeluarkan pompa sebenarnya adalah 11,68 1/menit kemudian
aliran diatur oleh flow control valve, sehingga aliran yang keluar saat idle
atau debit maksimum sebesar 6,6 1/menit.
2). Power silinder
Power silinder merupakan mekanisme penambah utama yang membantu
tenaga pengemudi yang dapat dihitung sebagai berikut:
Ukuran dari power silinder :
Diameter silinder (Dz) = 0,042
Diameter torak (Dst = 0,034
Luas silinder (Az) = 0,00138m2
Luas batang torak (Ast) = 0,00091m2
Luas silinder efektif (Ar) = Az – Ast
= 0,00047 m2
Gaya torak dihitung dengan rumus yaitu:
F = A. P P = 5883 kPa (Toyota, 1994: Kem-48)
F = 0,0047 . 5883 kPa
F = 2765 N