TPT, Turap, Talud

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    1/19

    1

    Dinding Saluran Irigasi

    Pengam an Tepi Jalanm edan bukit / lereng

    Konstruksi Perkerasan Jalan

    TEMBOK PENAHAN TANAH (TPT)

    I. Pengertian

    TPT adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi

    tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang labil.Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batukosong, beton, kayu dan sebaginya.

    II. Fungsi dan Jenis Konst ruksi Penahan Tanah

    Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yangberada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat :

    1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan,jembatan, kendaraan, dll)

    2. Berat tanah

    3. Berat air (tanah)

    Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengancampuran semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhantanahnya.

    Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :

    1. Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana danprasarana lain

    2. Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana danprasarana lain, misalnya :

    a. Dinding saluran irigasi

    b. Prasarana tepi jalan kondisi khusus

    c. Dan lain-lain

    3. Perlindungan tebing

    Jenis tembok penahan tanah :

    1. Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity)

    2. Tembok yang dibuat dari bahan kayu** (talud kayu)

    3. Tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton)

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    2/19

    2

    III. Kri teria Perencanaan Penahan Tanah

    1. Merupakan usulan dari masyarakat yang bersifat swadaya berupadukungan kemauan dan kemampuan dalam bentuk partisipasi baikpelaksanaan maupun pemeliharaan dan peningkatan.

    2. Sedapat mengkin memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.

    3. Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat.

    4. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagaisarana dan prasarana penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjiratau erosi.

    5. Untuk alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan dan efisiensi waktudan biaya pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisinormal, tinggi maksimal untuk prasarana penahan tanah 4,00 meter

    6. Kedalaman minimum prasarana tembok penahan dapat disesuaikansampai memenuhi kestabilan konstruksi penahan tanah.

    7. Ukuran bagian lain dari prasarana tembok penahan memenuhi persyaratan

    teknis dan memiliki persyaratan keamanan yang memadai.

    8. Prasasrana tembok penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atautanggul sedapat mungkin bersifat kedap air selain dari persyaratan teknisdan persyaratan keamanan yang memadai.

    IV. Data-Data Kebutuhan dalam Desain Tembok Penahan Tanah

    Pembuatan desain penahan tanah bisanya membutuhkan data-data :

    1. Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber dayaalamnya.

    2. Tanah letak rencana /bentuk lokasi,

    - Jenis tanah

    - Kedalaman tanah keras

    - Lapisan air tanah

    3. Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi

    - Sungai sebagai saluran irigasi

    - Jalansebagai pengaman tepi jalan

    - Perlindungan tebing keamanan sarana dan prasarana (jalan,pemukiman, dll) yang ada diatas atau di bawahnya, pencegah

    gerusan

    - Tanggulpencegah banjir, luapan air.

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    3/19

    3

    V. Persyaratan Teknis Tembok Penahan Tanah

    Hal-hal teknis yang harus diperhatikan tembok penahan tanah antara lain

    NO Uraian Teknis Konstruksi Pasangan Batu Kali

    1. Ukuran/ Dimensi Rumus ancar-ancar dimensi

    Lebar atas (cm)= H (tinggi tembok) dibagi 12(Minimal lebar atas 25 cm)

    Lebar dasar =B=(0,47 s.d. 0,7) dikalikan H

    Tebal kaki dan tumit* =B1= (1/8 s.d 1/6)dikalikan H

    Lebar kaki & tumit* =B3= (0,5 s.d 1) dikalikanB1

    3. Kestabilanprasarana

    Analisis kestabilan antara lain meliputi :

    Analisa terhadap Guling,

    Analisa terhadap Geser,

    Daya dukung tanah dasar

    Patah tembok akibat gaya yang diterimanya.

    4. Kemiringandinding

    Minimal 50 : 1 (H dibanding B2)

    5. Jenis tanah

    a. Tanpa lapisanair tanah/air

    b. Ada lapisan airtanah/air

    c. TanahLempung

    d. Tanah pasir

    a. Analisis tekanan yang terjadi tidak mencakuptekanan akibat air/lapisan air tanah, danindikator tanah yang berpengaruh adalah tanahdalam kondisi biasa (kering udara)

    b. Analisis tekanan yang terjadi mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, danindikator tanah yang berpengaruh adalah tanahdalan kondisi jenuh**.

    c. Analisis tekanan yang terjadi ada pengaruhdaya lekat tanah (kohesi).

    d. Nilai daya lekat tanah untuk tanah pasir (murni)biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh dayalekatnya dapat diabaikan.

    6. Bahan penyusun

    a. Batu kalib. Semen

    c. Pasir

    a. Batu kali yang digunakan

    b. Semen yang dapat digunakan sesuai dengankondisi lingkungan tembok.

    c. Pasir harus bebas dari bahan lain seperti tanahlempung, sampah, dan kotoran lainnya.

    7. Kualitas adukan Disesuaikan dengan desain yang terdanai, dapatmengikat batu dengan baik dan kuat, berat volumeantara 2,0 2,3 t/m

    3(PPI 1983)

    Catatan : * Mengikuti kaidah teknis bentuk tembok penahan yang direncanakan

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    4/19

    4

    ** Tanah kondisi jenuh dapat diartikan kondisi tanah yang sudah maksimal dalammenyerap air.

    VI. Pemeliharaan dan peningkatan Dinding Penahan Tanah

    Dalam hal pemeliharaan dan peningkatan dinding penahan tanah hal-hal yangperlu diperhatikan antara lain :

    1. Kebersihan lingkungan tepi sekitar dinding dari rumput-rumput atautumbuhan dengan akar yang dapat merusak dinding

    2. Keadaan suling-suling

    3. Kondisi saluran air/drainase air

    4. Perlindungan terhadap bahan utama

    Misalnya :

    - Untuk material batu kali dan beton dapat dilakukan pemlesteran

    - Untuk meterial kayu perlindungan terhadap rayap atau cuaca***

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    5/19

    5

    Talud : suatu lereng yang curam dan pendek yang terbentuk secara bertahap pada batas lereng bawah dari

    suatu lahan karena proses deposisi pada hedge, dinding batu, atau penahan yang sama lainnya

    Dalam dunia proyek, talud bisa diartikan sebuah pasangan batu belah yang berfungsi sebagai penahan tanah

    agar tidak longsor. Pada kesempatan ini akan kami share kan bagaimana cara menghtiung volume pekerjaan

    talud. Sebagai contoh lihat di bawah ini :

    Pada gambar di atas,kita asumsikan panjang talud adalah 1 meter. Maka volume talud tersebut adalah:

    Galian tanah

    =[0,65 + 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3

    Urugan tanah kembali

    =1/3 x galian tanah = 1/3 x 0,575 = 0,191 m3

    Pasangan Batu belah

    I. = [0,2 + 0,4] x 1/2 x 0,75 x 1 = 0,225 m3

    II. = 0,25 x 0,5 x 1 = 0,125 m3

    total volume pasangan batu belah = 0,225 + 0,125 = 0,35 m3

    Plesteran

    =[0,2 + 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2

    Pipa drainase

    =0,7 x 1 = 0,7 m'

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    6/19

    6

    PENGERTIAN TURAP

    Sebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu bangunan meliputi pekerjaan

    penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar

    daerah penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut

    bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus

    tidak boleh mahal, mudah dipasang dan dipindah-pindahkan.

    Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah

    disekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap

    dan penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai

    adalah turap dengan tiang tegak, papan turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-

    tiang, dan kadang-kadang dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti

    pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.

    Macam Turap

    Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak

    sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah

    pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis

    yang diperlukan.

    Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai

    berikut :

    1. Turap dengan tiang tegak dan papan turap.

    2. Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.

    3. Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.

    Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan

    turap secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.

    Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang

    terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton

    maupun tiang baja.Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat

    menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk

    pekerjaan penggalian yang besar-besar.

    Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah,

    adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di tempat.

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    7/19

    7

    Untuk membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah

    dengan membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari

    deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan

    tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan

    dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu sendiri.

    Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode

    Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan

    perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri

    topografi, kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang

    telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam

    memilih cara yang dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta

    syarat-syarat konstruksinya.

    Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah :

    1. Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.

    2. Ketahanan dinding halang (cut-off).

    3. Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok

    penopang yang secukupnya).

    4. Kesulitan relatif dalam pembangunan.

    5. Kesulitan relatif dalam pemindahan pekerjaan.6. Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah

    pondasi).

    7. Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang diijinkan.

    8. Biaya pekerjaan.

    Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekali

    untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin

    kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut,

    berikut ini akan diberikan penjelasannya.

    1. Ciri-ciri topografis di lapangan: Dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh

    atas ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar sungai

    atau dasar laut harus dapat diketahui benar-benar. Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan

    alat-alat penggali atau bahan-bahannya ke lokasi, juga dipelajari.

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    8/19

    8

    2. Tanah Pondasi :Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi

    dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya

    sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan

    sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh

    tentang konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.

    a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama

    penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah

    pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah

    pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi

    tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.

    Di sini, : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/)

    : Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian

    b) Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila

    didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-

    sia belaka.

    c) Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air

    cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air

    memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang

    kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala

    bahaya akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadianini harus dipelajari sebaik-baiknya.

    Prosedur Perencanaan

    Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat

    perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan

    penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan,

    diperiksa daya heaving (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus

    dihitung pula.

    Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    9/19

    9

    Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah

    tekanan air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban

    mati dan beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan

    perencanaan bagian-bagian konstruksi.

    Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya

    ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini

    masih banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi

    dan Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut

    Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang

    sesuai dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara

    dimana tekanan tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah,

    berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut

    dihitungkan sebagai tekanan total.

    Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat

    pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan

    mana yang benar dari semua saran-saran diatas.

    Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan

    tanah dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara

    dimana kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan

    diuraikan menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula carayang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.

    a) Tekanan Tanah

    .

    Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan

    tanah rencana yang didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang

    diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria

    tersebut, tekanan tanah yang berkerja pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    10/19

    10

    tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap

    sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria

    mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan tekanan tanah seperti yang diperlihatkan

    dalam Gambar 1.4 bila menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan

    sel tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya

    menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah seperti yang menunjukan bagaimana

    distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan

    Peck (Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960) dan dengan

    menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.

    Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah

    pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah

    tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut

    menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan

    bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya

    menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah

    lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila lebih kecil dari 20%,

    dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal

    tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah pondasi diambil berdasarkan keadaan

    lapangan.

    Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, danjarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah

    berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil

    penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan

    kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-

    benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.

    Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan

    Tegangan satuan baja biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang

    mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara, menimbulkan

    kelemahan penampangdan terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar

    sehingga tegangan leleh yang diberikan = 2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan

    harga 1200.

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    11/19

    11

    Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi

    menurut nilai yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini

    diperkirakan atas sebesar 2700 .

    Perhitungan Panjang Pemancangan

    (a.) Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian

    tiang yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian

    dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup

    supaya tekanan tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan,

    perhitungan stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara

    Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat diperoleh dengan menyelidiki

    keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif ,

    diukur dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan

    diperoleh pada kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana sama

    besarnya dengan

    Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah

    dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman

    yang terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya

    keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan

    diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke

    tiang diperkirakan selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dantahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif.

    Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.

    (b.)Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja

    dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air

    tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat

    volume tanah pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah,

    bila muka air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai

    berat dengan memperhitungkan daya apungnya.

    Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya

    keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila

    pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik

    dipilih tipe struktur yang lain.

    7 Perhitungan

    Penampang

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    12/19

    12

    1. Tiang Turap : Penampang tiang direncanakan sedemikian rupa sehingga aman

    terhadap lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan

    langsung dengan perhitungan stabilitas sebelumnya, yang dipakai untuk menentukan

    dalamnya pemancangan.

    Hal-hal yang penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas

    sebagai berikut :

    Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang

    terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan

    dilakukan, dan merupakan titik perkiraan belaka untuk setiap keadaan.

    Perhitungan momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap

    tahap pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas

    merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak penopang sangat besar, panjang

    bentang sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya,

    dan titik tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante tekanan tanah

    pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah pasip bekerja bila dalamnya

    keseimbangan telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk menentukan panjang

    pemancangan tiang. Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk

    menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.

    Titik tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga

    pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah dari panjangpemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam galian minimum untuk

    diperkirakan sebesar 1,5 meter.

    2. Turap Baja : Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan

    perhitungan untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.

    Perbedaannya dengan turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa

    tekanan air bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap baja

    yang terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena tekanan ini sangat besar.

    Juga dalam arah tekanan tanah aktif, tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah

    galian, bekerja sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah tekanan

    tanah pasip, tekanan tanah seperti yang telah diuraikan dengan persamaan pada (a)

    Tekanan Tanah, dianggap bekerja.

    Kedudukan di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan

    keadaan untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa titik

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    13/19

    13

    tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila

    dalamnya keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang

    dipakai untuk menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian

    maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan sebenarnya lebih

    dalam.

    Momen inersia luas dan modulus penampang yang dipakai untuk menghitung

    tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar,

    dengan mempertimbangkan kekakuan turap.

    Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar, namun

    harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu batas

    besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan di belakang

    turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.

    Cara perhitungan tidak diuraikan di sini, tetapi disarankan bila pergeseran menjadi

    terlalu besar, tanah pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja

    dengan kekakuan yang lebih besar.

    Pemeriksaan Boiling

    Boiling juga dinamakan quicksand atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada

    penggalian tanah yang berpasir.

    Misalkan ada suatu keadaan dimana turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian

    telah dibuat. Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari seepage perlahan-lahanmulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air yang bekerja pada pasir ini sama

    beratnya dengan berat pasir di dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya

    dan mengaduk lapisan pasir. Gejala ini disebut boiling.

    Agar boiling ini tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien

    hidrolis kritis. Dengan perkataan lain :

    i < ic

    Disini, i : Gradien hidrolis

    ic: Gradien-hidrolis kritisDalam praktek, dalamnya pemancangan turap baja ditentukan sedemikian rupa sehingga

    dengan mengambil faktor keamanan tertentu Fs, syarat di atas dapat terpenuhi.

    Walaupun dalamnya pemancangan turap baja diperoleh dari analisa stabilitas

    seperti yang diuraikan di depan, namun dalam yang sesungguhnya adalah harga terbesar

    dari kedua harga yang diperoleh bila dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap

    gejala boiling pula.

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    14/19

    14

    9 Pemeriksaan Gaya ke Atas (Heaving)

    Heaving adalah gejala yang terjadi pada dasar galian yang mengembang akibat berat

    tanah di sekeliling tanah pondasi, atau akibat seepage dan lain-lain, bila penggalian

    dilakukan pada lapisan tanah yang lembek.

    Karena heaving cenderung menimbulkan bencana besar, maka bila timbul pertanyaan

    tentang stabilitas heaving ini, dapat dilakukan perhitungan ulang dengan jalan

    memperbesar kekuatan tanah pondasi, yaitu dengan mempertinggi mutu tanah tersebut.

    Disamping itu, perlu diperhatikan pula adanya gejala yang menyerupai heaving,

    yaitu bila terdapat suatu lapisan tanah yang kedap air. Tekanan hidrostatis yang ada

    sebelum diadakan penggalian, kini menekan ke atas lapisan berlempung yang menjadi

    dasar galian. Umumnya penggalian pada tanah kohensip mudah dilakukan, namun bila hal

    ini dilakukan secara sembarangan, dapat terjadi heaving ataupun naiknya air ke permukaan

    (piping), dan air akan memancar bersama pasir yang dapat menimbulkan kecelakaan.

    Untuk tanah seperti ini, ujung turap baja harus benar-benar terpancang sampai ke lapisan

    kedap air (impermeable) di bawah lapisan permeable, atau tekanan air pada lapisan

    permeable dapat dikurangi dengan membuat sumur yang dalam, dan sebagainya.

    10 Perhitungan Waling dan Penopang

    Untuk menghitung waling dan penopang, dipakai tekanan tanah dan tekanan air. Gaya

    yang bekerja pada waling dan penopang dianggap sebagai beban yang bekerja di antara

    penopang dengan penopang di bawahnya, yang dihitung dengan cara pembagian gayadalam arah ke bawah.

    Pendekatan ini berdasarkan hasil pengamatan, yang bilamana penopang dibawah telah

    dipasang, maka gaya yang bekerja pada penopang di atasnya hampir-hampir tidak berubah.

    a. Wailing : Perhitungan penampang waling biasanya berdasarkan anggapan bahwa tekanan

    tanah per unit panjang yang diperoleh dari cara pembagian gaya dalam arah ke bawah,

    bekerja sebagai beban terbagi rata di atas gelegar yang tertumpu pada penopang.

    Bila terdapat penguat sudut, maka panjang (l1+ l2) dianggap sebagai bentangnya. Stabilitas

    waling diperiksa dari momen lentur dan gaya geser. Persamaan untuk momen lentur dan

    gaya geser waling yang terbuat dari gelegar dengan flens lebar (gelegar H).

    Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter atau lebih, dan jarak vertikalnya

    sekitar 3 meter. Pada prinsipnya, waling yang teratas harus dipasang dalam jarak 1 meter

    dari bagian atas dinding turap.

    Penopang : Gaya aksial yang bekerja pada penopang, merupakan beban yang bekerja pada

    waling dan sebagian lebar penopang

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    15/19

    15

    Jarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang untuk arah mendatar dan sekitar 3

    meter untuk arah vertikal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan

    temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada penopang ini.

    Bila penggalian dilakukan secara besar-besaran, maka perlu dipasang tiang-tiang

    antara untuk mencegah penopang menjadi tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi

    sebagai pemikul beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan harus

    memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang disebutkan di atas.

    Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam pada lapisan yang jelek, atau

    turap dan bendungan elak sementara yang dibangun di bawah air akan mengalami

    penurunan (settlement) yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada

    prinsipnya, tiang antara untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan beban

    vertikal. Bila panjang pemancangannya cukup dan aman terhadap penurunan, maka hal ini

    dapat digabungkan untuk kedua keperluan tersebut, tentunya setelah diperhitungkan

    dengan teliti.

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    16/19

    16

    RENCANA KERJA DAN SYARATKEGIATAN PRASARANA PNPM MANDIRI PERDESAAN

    I. Spesifikasi Teknis TPT (Tembok Penahan Tanah)

    No URAIAN PERSYARATAN

    A. PERENCANAAN1 Non Teknis 9. Merupakan usulan dari masyarakat terutama rumah

    tangga miskin (RTM)

    10.Sedapat mungkin memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada.

    11.Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan olehmasyarakat.

    12.Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaatyang besar baik sebagai sarana dan prasarana

    penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir

    atau erosi.

    13.Untuk alasan kemudahan pelaksanaanpembangunan dan efisiensi waktu dan biayapelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada

    kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasaranapenahan tanah 4,00 meter

    14.Prasasrana tembok penahan tanah untuk sarana danprasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin

    bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis danpersyaratan keamanan yang memadai.

    2 Beban yang dipakai 1. Berat sendiri tembok penahan

    2. Tekanan Tanah

    3. Beban pembebanan, untuk kendaraan mobil bebandianggap sebesar 1 ton / m

    2

    4. Beban lainnya, seperti daya apung dan tekanan air

    3 Kemantapan tembok penahan 1. Kemantapan terhadap guling

    2. Kemantapan terhadap longsor

    3. Kemantapan terhadap daya dukung tanah pondasi

    4. Kemantapan terhadap sistim termasukpenanggulangan / pengisian pada bagian belakang

    dan tanah pondasi sebagai suatu kesatuan

    B. PELAKSANAAN

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    17/19

    17

    1 Ukuran/ Dimensi

    Tembok Gravitasi

    Rumus ancar-ancar dimensi

    1. Lebar atas (cm)= A = H (tinggi tembok) dibagi 12

    2. (Minimal lebar atas 30 cm)

    3. Lebar dasar = B =(0,5 s.d. 0,7) dikalikan H

    4. Tebal kaki dan tumit* = D = (1/8 s.d 1/6) dikalikanH

    5. Lebar kaki & tumit* = B1 = (0,5 s.d 1) dikalikan D

    2 Tembok Kantilever

    Rumus ancar-ancar dimensi

    1. Lebar atas (cm)= A = H (tinggi tembok) dibagi 12

    2. (Minimal lebar atas 20 cm)

    3. Lebar bawah = B1 =(1/12 s.d. 1/10) dikalikan H

    4. Lebar dasar = B =(0,4 s.d. 0,65) dikalikan H

    5. Tebal kaki dan tumit* = D = (1/12) dikalikan H

    6. Lebar kaki & tumit* = B1 = (1/3) dikalikan D

    Penulangan Per meter untuk dinding tembok sesuaikebutuhan kelayakan teknis :

    1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan 2000cm

    2atau (luas penampang memanjang)

    2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah tulangan pokok

    Penulangan Per meter untuk lantai tembok sesuaikebutuhan kelayakan teknis :

    1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan (Bdikalikan H/12) atau (luas penampang melintang)

    2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah tulangan pokok

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    18/19

    18

    3 Tembok Kantilever

    Rumus ancar-ancar dimensi

    1. Lebar atas (cm)= A = H (tinggi tembok) dibagi 12

    2. (Minimal lebar atas 20 cm)

    3. Lebar bawah = B1 = Lebar atas = A4. Lebar dasar = B =(0,4 s.d. 0,7) dikalikan H

    5. Tebal kaki dan tumit* = D = (1/14 s.d 1/12)dikalikan H

    6. Lebar kaki & tumit* = B1 = (1/3) dikalikan D

    7. (Minimal tebal usuk 20 cm)

    8. Jarak antar usuk = S = (0,3 s.d 0,6) dikalikan H

    Penulangan Per meter untuk dinding tembok sesuai

    kebutuhan kelayakan teknis :

    1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan 2000 cm2atau (luas penampang memanjang)

    2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah tulangan pokok

    Penulangan Per meter untuk lantai tembok sesuai

    kebutuhan kelayakan teknis :

    1. Tulangan pokok = (0,003 s.d 0,025) dikalikan (B

    dikalikan H/12) atau (luas penampang melintang)

    2. Tulangan Bagi = (0,25) dikalikan jumlah tulangan pokok

    4 Kemiringan dinding Minimal 50 : 1

    5 Sambungan / Dilatasi 1. Pada tembok penahan type gravitasi dibutuhkanpada jarak 10 m

    2. Pada tembok penahan type kantilever atau berusukdibutuhkan pada jarak 20 m

    6 Lubang penyalur pada

    tembok / Suling - suling

    1. Dibelakang tembok penahan dibuat suatu lapisan

    memudahkan resapan air terbuat dari lapisan pasir

    batu (Sirtu) yang berfungsi sebagai lapisan drainase

    2. Pipa yang digunakan pipa keras vinyl chloride dengan

    diameter berkisar 2 inchi, satu buah lubang penyalur

    untuk setiap daerah seluas berkisar 3 m2pada tembok

    penahan

    7 Jenis tanah

    e.Tanpa lapisan airtanah/air

    1. Analisis tekanan yang terjadi tidak mencakup tekanan

    akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang

    berpengaruh adalah tanah dalam kondisi biasa (kering

  • 7/26/2019 TPT, Turap, Talud

    19/19

    19

    f. Ada lapisan air tanah/air

    g.Tanah Lempung

    h. Tanah pasir

    udara)

    2. Analisis tekanan yang terjadi mencakup tekananakibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah

    yang berpengaruh adalah tanah dalan kondisi

    jenuh**.

    3. Analisis tekanan yang terjadi ada pengaruh dayalekat tanah (kohesi).

    4. Nilai daya lekat tanah untuk tanah pasir (murni)biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh daya

    lekatnya dapat diabaikan.

    8 Bahan penyusun

    d.Batu kali

    e.Kerekel

    f. Semen

    g. Pasir

    1. Batu kali yang digunakan minimal ukuran 20 cm

    2. Kerekel yang digunakan ukuran 2 cm s.d 5 cm

    3. Semen yang dapat digunakan sesuai dengan kondisilingkungan tembok.

    4. Pasir harus bebas dari bahan lain seperti tanah

    lempung, sampah, dan kotoran lainnya. Ukuranbutiran 0,006 cm s.d 0,2 cm

    9 Kualitas adukan Disesuaikan dengan desain yang terdanai, dapat

    mengikat batu dengan baik dan kuat, berat volume

    antara 2,0 2,4 t/m3(PPI 1983)

    C. PEMELIHARAAN1 TP3 1. Memastikan sudah dibentuk dan dilatih

    2. Tersedia Sekretariat TP3 didesa.

    2 Bentuk Pemeliharaan Sudah disosialisasikan pada masyarakat Rencana Kerja dan SumberPembiayaan yang sudah dituangkan dalam PERDES/SK KADES

    3 Dokumen Pemeliharaan Dokumen Pemeliharaan Harus terarsip dengan baik dikantor Desa.

    4 Rencana Kerja Pemeliharaan 5. Kebersihan lingkungan tepi sekitar dinding darirumput-rumput atau tumbuhan dengan akar yang

    dapat merusak dinding

    6. Keadaan suling-suling

    7. Kondisi saluran air/drainase air

    8. Perlindungan terhadap bahan utama

    Misalnya :

    Untuk material batu kali dan beton dapat dilakukan

    pemlesteran