185
PROFIL LPS TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN TINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA Laporan Tahunan Annual Report 2017 TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN

TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Laporan TahunanAnnual Report 2017

TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN

Page 2: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

2 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Penjelasan Tema

2017

Transformasi Menjadi yang terdepan

Transformasi LPS dilakukan terutama karena adanya mandat baru sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK). Berdasarkan UU PPKSK tersebut, LPS diberikan kewenangan untuk menggunakan metode resolusi bank yang lazim digunakan oleh lembaga penjamin di dunia, yaitu purchase and assumption dan bridge bank. Metode resolusi bank ini digunakan untuk meminimalisasi biaya resolusi bank. Selain itu, UU PPKSK juga memberikan kepercayaan kepada LPS sebagai penyelenggara program restrukturisasi perbankan pada saat terjadi krisis.

Dengan latar belakang UU PPKSK tersebut dan perkembangan sektor perbankan yang dinamis, serta adanya kebutuhan internal, LPS melaksanakan program transformasi sampai tahun 2021 yang diawali dengan perubahan visi dan misi LPS. Visi LPS adalah menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan. Sedangkan misi LPS adalah komitmen untuk:1. menyelenggarakan penjaminan simpanan yang efektif dalam rangka

melindungi nasabah;2. melaksanakan resolusi bank yang efektif dan efisien; 3. melaksanakan penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang

efektif dan efisien; dan4. berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem

keuangan nasional; melalui organisasi yang kompeten.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi LPS tersebut, program transformasi pada tahun 2017 dilakukan melalui lima tema transformasi, yaitu effective insurance & resolution, service excellence, strong IT capabilities, competence based organization, dan institutional strong culture. Untuk mengukur tingkat ketercapaian program transformasi, masing-masing tema transformasi telah ditetapkan milestone dan end state-nya. Terdapat tiga fase transformasi, yaitu fase I pembangunan pondasi (2017-2018), fase II pengembangan (2019-2020), dan fase III end state (2021). Tujuan akhir dari transformasi adalah menjadikan LPS sebagai lembaga penjamin yang bertaraf internasional (world class organization).

Tahun 2017 LPS memiliki 40 proyek transformasi yang dilakukan untuk menjalankan program transformasi tersebut. Proyek transformasi tahun 2017 lebih ditekankan pada pembangunan pondasi, antara lain melalui penyusunan masterplan/blue print. Saat ini LPS sudah memiliki masterplan transformasi, cetak biru teknologi informasi dan roadmap pengembangan SDM yang digunakan sebagai acuan dalam menjalankan program transformasi sampai dengan tahun 2021.

Page 3: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

3Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

Kesinambungan Tema

ENERGI YANG KUAT UNTUK LANGKAH SELANJUTNYA

LPS senantiasa menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai undang-undang, dan dilandasi oleh komitmen yang kokoh untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Penjualan saham PT. Bank Mutiara, Tbk kepada investor asal Jepang, J Trust Co. Ltd dilakukan secara terbuka dan transparan. Dengan demikian, LPS telah melaksanakan penanganan bank gagal sesuai undang-undang. LPS telah berhasil melaksanakan beberapa hal antara lain pengembangan kebijakan, organisasi dan SDM, penyempurnaan pelaksanaan resolusi bank, beserta infrastruktur pendukung lainnya termasuk koordinasi yang baik antar lembaga, dengan tetap mengutamakan tercapainya rasa aman nasabah. LPS telah memperoleh opini BPK RI Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan tahun 2014. Keberhasilan ini menjadi sumber energi yang kuat untuk langkah selanjutnya.

KOMITMEN KUAT MEMELIHARA STABILITAS KEUANGAN

Tahun 2015 merupakan tahun dimana pelaksanaan fungsi dan tugas LPS dibayangi dengan kekhawatiran kondisi perekonomian global dan pengaruhnya kepada situasi ekonomi nasional khususnya perbankan. Aktivitas LPS sepanjang tahun 2015, didominasi oleh upaya-upaya terbaik untuk meningkatkan kemampuan LPS dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, guna mengantisipasi kondisi terburuk. Segala upaya terbaik yang dilakukan LPS tersebut merupakan perwujudan dari “Komitmen Kuat Memelihara Stabilitas Keuangan”.

MEMPERKUAT INSTITUSI DENGAN MANDAT BARU

DPR dan Pemerintah mengesahkan UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) yang memberikan mandat baru bagi LPS terutama dalam penanganan krisis keuangan. Pemerintah membentuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan terdiri dari Menteri Keuangan sebagai koordinator, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner LPS. LPS memiliki beragam kewenangan diantaranya melakukan persiapan penanganan permasalahan bank sistemik dan meningkatkan intensitas persiapan penanganan Bank Sistemik setelah mendapatkan mandat dari OJK.

2014

2015

2016

Page 4: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

4 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Daftar Isi

Penjelasan Tema 2Kesinambungan Tema 3Daftar Isi 4DAFTAR TABEL 6DAFTAR GAMBAR 7DAFTAR GRAFIK 9

KILAS KINERJA 10

Kilas Kinerja 2017 12Jejak Langkah LPS 2013 - 2017 14Peristiwa Penting 15Ikhtisar Data Keuangan Penting 18Ikhtisar Kinerja Operasional 19Ringkasan Eksekutif 20

PENgANtAR 22

Dewan Komisioner 24Sambutan Ketua Dewan Komisioner 26Pengantar Kepala Eksekutif 28

PROFIL LEMBAgA PENJAMIN SIMPANAN 32

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 34Sekilas LPS 36Profil Dewan Komisioner 38Struktur Organisasi 44Foto Jajaran Eksekutif 46

tRANSFORMASI MENJAdI YANg tERdEPAN 48Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank 50

tINJAuAN OPERASIONAL 60Ekonomi Dan Sistem Keuangan 61Penjaminan 74

Page 5: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

5Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

Daftar Isi

Pelaksanaan Resolusi Bank 81

Likuidasi Bank 83Penanganan Klaim 85Sebaran Bank Gagal (2005-2017) 90

duKuNgAN OPERASIONAL 92

Sumber Daya Manusia 94Sistem Teknologi Informasi 102Penanganan Permasalahan Hukum 104Hubungan Masyarakat 108Hubungan Kelembagaan 112

KINERJA KEuANgAN 116Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2017, 31 Desember 2016, dan 1 Januari 2016 120Catatan atas Laporan Keuangan Periode 01 Januari S.d. 31 Desember 2017 124

tAtA KELOLA LEMBAgA 169Dewan Komisioner, Eksekutif, dan Komite 171Budaya Kepatuhan 174Manajemen Risiko Lembaga 175Rencana Strategis dan Kinerja Lembaga 177

Page 6: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

6 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

DAFTAR TABEL

1.1 Laporan Posisi Keuangan 18

1.2 Laporan Penghasilan Komprehensif 18

1.3 Total Simpanan dan Jumlah Rekening 19

1.4 Cadangan Penjaminan 19

4.1 Transformasi 52

5.1 Pertumbuhan Ekonomi Global dan Beberapa Negara (%) 63

5.2 Pertumbuhan PDB Berdasarkan Pengeluaran dan Produksi 65

5.3 Perkembangan NPL dan Kolektibilitas Kredit 69

5.4 Kepesertaan Penjaminan 74

5.5 Total Simpanan Bank Umum Periode 2016 s.d. 2017 (Rp/Miliar) 75

5.6 Penerimaan Premi 79

5.7 Pemantauan Kewajiban Bank 84

5.8 Daftar Bank yang Dilikuidasi pada Tahun 2017 83

5.9 Daftar Bank yang Selesai Dilikuidasi pada Tahun 2017 83

5.10 Recovery Rate Bank yang Selesai Dilikuidasi pada Tahun 2017 84

5.11 Daftar Bank Dalam Proses Likuidasi Sampai Dengan Desember Tahun 2017 84

5.12 Depositor Payout Ratio Tahun 2017 87

5.13 Rincian Data Keberatan Nasabah Tahun 2017 Berdasarkan Nama Bank CIU 88

5.14 Progress Penanganan Keberatan Nasabah Tahun 2017 88

5.15 Inhouse Training & Sharing Session 99

5.16 Executive Education "Mergers & Acquisition" 100

8.1 Inisiatif Strategis LPS Di Bidang Penguatan Infrastruktur 178

8.2 Rincian Perhitungan Capaian Kinerja Lembaga Tahun 2018 181

Page 7: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

DAFTAR GAMBAR

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

7Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DAFTAR GAMBAR

1.1 Jejak Langkah LPS, 2013 – 2017 14

1.2 Januari, BPR Nova Trijaya 15

1.3 Februari, BPR Dhasatra Artha Sempurna 15

1.4 Maret, MoU LPS dengan Dewan Syariah Nasional MUI 15

1.5 April, MoU LPS dengan Universitas Sebelas Maret 15

1.6 Mei, Mou LPS dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional 15

1.7 Juni, BPR Indomitra 15

1.8 Juli, MoU LPS dengan Deposit Insurance of Mongolia (DICOM) 16

1.9 Agustus, Simulasi Krisis Sistem Keuangan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan 16

1.10 September, Kesepakatan Bersama antara LPS dan Kejati Jatim 16

1.11 Oktober, Pelatihan Bersama LPS dan BPKP 17

1.12 November, Penutupan BPR KS Bali Agung Sedana 17

1.13 Desember, BPR Sinar Baru Perkasa 17

1.14 Ikhtisar Keuangan 18

3.1 Struktur Organisasi LPS 44

4.1 Bangunan Transformasi 51

4.2 Roadmap Transformasi 53

4.3 Proses Transformasi LPS Tahun 2017 54

Page 8: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

8 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

5.1 Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik 81

5.2 Penanganan Permasalahan Bank Selain Bank Sistemik 82

5.3 Data Simpanan Layak Bayar dan Simpanan Tidak Layak Bayar 87

5.4 Sebaran Bank Gagal 90

5.5 Perkembangan Organisasi LPS dalam 5 Tahun (2017 - 2021) 95

5.6 Iklan Rekrutmen LPS 97

5.7 Statistik Pelatihan 2017 101

6.1 Sosialisasi LPS - Funwalk Payung Kuning 108

6.2 Logo Raksasa 109

6.3 Gathering Pemimpin Redaksi 110

6.4 Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Donor Darah LPS 111

6.5 MoU LPS dengan Universitas Brawijaya 112

6.6 Konferensi IADI APRC 113

6.7 MoU LPS dengan Laos 114

8.1 Rencana Strategis LPS 2016 - 2020 177

8.2 Kerangka Sistem Manajemen Kinerja LPS 179

8.3 Peta Strategis LPS 180

Page 9: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

DAFTAR GRAFIK

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

9Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DAFTAR GRAFIK

5.1 Indeks Harga Komoditas Global 64

5.2 Inflasi Harga Konsumen 66

5.3 Pertumbuhan Kredit, DPK, dan LDR serta Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 67

5.4 Perkembangan NPL dan Kolektibilitas Kredit 69

5.5 Suku Bunga Deposito Rupiah dan Valas Bank Benchmark 70

5.6 Perkembangan Laba dan Permodalan Perbankan 71

5.7 Jumlah Simpanan Bank Umum (2013 – 2017) 76

5.8 Komposisi Jenis Simpanan dalam Jumlah Nominal 77

5.9 Komposisi Jenis Simpanan dalam Jumlah Rekening 77

5.10 Pertumbuhan Simpanan BPR (2013 – 2017) 79

5.11 Jumlah Pegawai dan Group LPS 2011 – 2017 98

Page 10: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

10 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 11: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

11Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

01KILAS KINERJA

Pencapaian LPS di tahun 2017 ditandai antara lain

dengan peningkatan aset dan pendapatan, naiknya tingkat

kepercayaan masyarakat berupa tumbuhnya jumlah simpanan di bank baik nominal maupun

rekening

Page 12: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

12 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Kilas Kinerja 2017

Aset LPS tumbuh sebesar 18,77% menjadi Rp88,00

triliun pada tahun 2017

18,77%

LPS membukukan kenaikan pendapatan operasi menjadi Rp16,42 triliun, tumbuh 13,05% dari tahun sebelumnya.Dari total pendapatan operasi ini, pendapatan premi LPS naik 10,07% menjadi Rp10,40 triliun pada tahun 2017.

Rp 16,42 Triliun

Investasi surat berharga LPS naik 18,94% menjadi Rp84,60 triliun

18,94%

Rp

Rp

Page 13: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Kilas Kinerja 2017

13Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Nominal simpanan tumbuh 9,51% menjadi Rp 5.460 Trilliun dan jumlah rekening naik 21,61% menjadi 255,46

juta rekening

Cadangan penjaminan LPS tumbuh 19,83% dan mencapai Rp66,78 triliun

atau setara dengan 1,25% dari total simpanan bank.

Rp66,78 triliun

9,51%21,61%

Opini BPK terhadap Laporan Keuangan LPS 2017 “wajar dalam semua hal yang material.”

LPS mendapat peringkat AAA dari lembaga pemeringkat sebagai berikut:

Lembaga Pemeringkat Peringkat LPS

Pefindo idAAA/stable outlook

Fitch Ratings Indonesia AAA (idn)/stable outlook

Page 14: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

14 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Jejak Langkah LPS 2013 - 2017

LPS dengan mandat baru, selalu berupaya meningkatkan kinerja pelaksanaan fungsi dan tugasnya serta menjalankan dengan sungguh-sungguh mandat tersebut. Jejak langkah LPS dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:

2013

2014

2016

2015

2017• LPS menerbitkan 3 (tiga) peraturan yang diterbitkan pada tanggal 13 April 2017 sebagai pelaksanaan UU tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK)

• LPS menetapkan budaya kerja yang baru Integrity, Collaboration, Accountable, Respect, Excellence (I CARE)

• Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan No. 27/PUU-XII/2014 bahwa LPS dapat menjual saham bank gagal yang diselamatkan di bawah nilai Penyertaan Modal Sementara dan hal tersebut bukan menjadi kerugian keuangan negara sepanjang dilakukan secara terbuka dan transparan.

• LPS melakukan likuidasi terhadap 5 (lima) BPR dan LPS membayar klaim simpanan nasabah sebesar Rp13,14 miliar.

• LPS membuka kembali proses penjualan saham PT Bank Mutiara Tbk sebagai lanjutan dari program penjualan PT Bank Mutiara Tbk yang telah dilaksanakan pada 2011 dan 2012. Penjualan pada tahun 2013 dilakukan dua kali, yaitu pada bulan Januari dan Juni.

• LPS melakukan likuidasi terhadap 9 (sembilan) BPR dan membayar klaim simpanan nasabah sebesar Rp45,7 miliar.

• LPS dan J Trust menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat terhadap 99,996% saham PT Bank Mutiara Tbk milik LPS.

• LPS melakukan likuidasi terhadap 6 (enam) BPR dan membayar klaim simpanan nasabah sebesar Rp55,97 miliar.

• DPR dan Pemerintah mengesahkan UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) yang memberikan mandat baru bagi LPS terutama dalam penanganan krisis keuangan.

• LPS melakukan likuidasi terhadap 10 (sepuluh) BPR dengan total aset sebesar Rp73,95 miliar dan total simpanan sebesar Rp178 miliar.

Page 15: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

15Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Peristiwa Penting

Januari

• LPS menetapkan tingkat bunga penjaminan periode 12 Januari – 15 Mei 2017 dalam mata uang Rupiah sebesar 6,25% untuk simpanan di Bank Umum dan 8,75% untuk simpanan di BPR serta 0,75% untuk simpanan valas di Bank Umum.

• LPS menangani penyelesaian Bank Gagal BPR Nova Trijaya yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 20 Januari 2017 berdasarkan SK Dewan Komisioner OJK No. 1/KDK.03/2017.

• LPS meluncurkan program transformasi 2017.

April

• LPS memperpanjang MoU dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. tentang sosialisasi dan pembelajaran fungsi, tugas, dan wewenang LPS pada tanggal 20 April 2017.

• Penandatangan MoU antar anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengenai program pengembangan kompetensi pegawai antar anggota KSSK di Jakarta pada tanggal 26 April 2017 di Jakarta.

Maret

• LPS menandatangani MoU dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang kerjasama pelaksanaan penjaminan simpanan dan resolusi bank berdasarkan prinsip syariah di Jakarta pada tanggal 3 Maret 2017.

• LPS menangani penyelesaian Bank Gagal BPR Nusa Galang Makmur di Deli Serdang - Sumatera Utara yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 7 Maret 2017 melalui SK Dewan Komisioner OJK Nomor 8/KDK.03/2017.

Juni

• LPS menangani penyelesaian Bank Gagal BPR Indomitra Mega Kapital di Pekanbaru – Riau yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 15 Juni 2017 berdasarkan SK Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 104/D.03/2017.

• LPS juga melaksanakan penyelesaian Bank Gagal BPR Triharta Indah di Sidoarjo - Jawa Timur yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 15 Juni 2017 melalui SK Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 103/D.03/2017.

Februari

LPS menangani penyelesaian Bank Gagal BPR Dhasatra Artha Sempurna di Sidoarjo - Jawa Timur yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 3 Februari 2017 berdasarkan SK Dewan

Komisioner OJK No. 6/KDK.03/2017.

Mei

• LPS menetapkan tingkat bunga penjaminan periode 16 Mei – 14 September 2017 dalam mata uang Rupiah sebesar 6,25% untuk simpanan di Bank Umum dan 8,75% untuk simpanan di BPR serta 0,75% untuk simpanan valas di Bank Umum.

• LPS menandatangani MoU dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Kementerian ATR) /Badan Pertanahan Nasional (BPN) tentang optimalisasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang kementerian ATR/BPN dan LPS di Jakarta pada tanggal 12 Mei

2017.

Page 16: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

16 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Juli

• LPS menandatangani MoU dengan Deposit Insurance Corporation of Mongolia (DICOM) tentang pertukaran informasi dan pengalaman dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan penjaminan simpanan dan resolusi di Yogyakarta pada tanggal 17 Juli 2017.

• LPS menandatangani MoU dengan Depositor Protection Fund (DPF) Laos mengenai pertukaran informasi dan pengalaman dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan penjaminan simpanan di Yogyakarta pada tanggal 17 Juli 2017.

• LPS menjadi tuan tumah pertemuan lembagapenjaminSe-AsiaPasific(IADI-APRC-Pertemuan, Workshop dan Konferensi) di Yogyakarta pada tanggal 17-19 Juli 2017.

September

• LPS menetapkan tingkat bunga penjaminan periode 15 September 2017 – 15 Januari 2018 dalam mata uang Rupiah sebesar 6,00% untuk simpanan di Bank Umum dan 8,50% untuk simpanan di BPR serta 0,75% untuk simpanan valas di Bank Umum.

• Pengangkatan Heru Kristiyana, sebagai Anggota Dewan Komisioner LPSExOfficio-OJKmenggantikanNelson Tampubolon karena masa jabatannya berakhir tanggal 20 Juli 2017.

• LPS menangani penyelesaian Bank Gagal BPR Sisibahari Dana, di Tangerang – Banten yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 5 September 2017 berdasarkan SK Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 180/D.03/2017.

• LPS melakukan Kesepakatan Bersama (KB) dengan Kejati Jatim tentang penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara pada tanggal 6 September 2017 di Surabaya.

• LPS menandatangani MoU dengan Universitas Brawijaya tentang Tridharma perguruan tinggi, sosialisasi fungsi, tugas dan wewenang LPS di Malang pada tanggal 27 September 2017.

• LPS merayakan ulang tahun ke-12 pada tanggal 22 September 2017.

Agustus

• LPS mengadakan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Badan Diklat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tentang penyelenggaraan diklat bela negara bagi pegawai LPS di Jakarta pada tanggal 7 Agustus.

• LPS menjadi tuan rumah penyelenggaraan simulasi krisis sistem keuangan untuk Level Pimpinan Lembaga KSSK di Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2017.

Page 17: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Peristiwa Penting

17Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Oktober

• Kepala Eksekutif LPS terpilih menjadi anggota Executive Commitee IADI di Quebec Canada pada tanggal 13 Oktober 2017.

• LPS mengadakan pelatihan di Makassar mengenai penanganan bank yang diikuti oleh personil BPKP.

Desember

• LPS melaksanakan penyelesaian Bank Gagal BPR Sinar Baru Perkasa di Surakarta - Jawa Tengah yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 29 November 2017 melalui SK Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 218/D.03/2017.

• LPS menyelenggarakan sharing session di Bogor mengenai transformasi budaya dalam Forum Komunikasi Transformasi Kementerian dan Lembaga.

November

• LPS melaksanakan penyelesaian Bank Gagal BPR KS Bali Agung Sedana di Badung – Bali yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 3 November 2017 berdasarkan SK Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 202/D.03/2017.

• LPS menangani penyelesaian Bank Gagal BPR LPN Kampung Manggis di Padang Panjang - Sumatera Barat yang telah dicabut izin usahanya pada tanggal 29 November 2017 berdasarkan SK Dewan Komisioner OJK Nomor KEP 213/D.03/2017.

Page 18: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

18 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar KeuanganDalam Miliar Rupiah

Laporan Posisi Keuangan 2015 2016 2017

Investasi Surat Berharga 58.864 71.126 84.599

Jumlah Aset 61.072 74.096 88.003

Jumlah Liabilitas 515 445 538

Ekuitas 60.556 73.650 87.465

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 61.072 74.096 88.003

Laporan Penghasilan Komprehensif 2015 2016 2017

Pendapatan Operasi 13.233 14.525 16.420

Beban (7.189) 1.417 1.551

Surplus Sebelum Pajak 20.422 13.108 14.869

Beban Pajak Penghasilan - Bersih 1.791 12 1.056

Surplus 18.631 13.095 13.813

Penghasilan Komprehensif Lain 3 (2) 2

Total Penghasilan Komprehensif 18.634 13.094 13.814

2015dalam miliar rupiah

2016dalam miliar rupiah

2017dalam miliar rupiah

Ekuitas Ekuitas EkuitasAset Aset AsetInvestasi Investasi Investasi

60.5

56

73.6

50

87.4

65

58.8

64

71.1

26

84.5

99

61.0

72

74.0

96

88.0

03

Page 19: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

19Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Ikhtisar Kinerja Operasional

Total Simpanan dan Jumlah Rekening 2015 2016 2017

Total Simpanan (miliar Rupiah) 4.549.210 4.985.976 5.460.365

Jumlah Rekening 187.444.944 211.827.900 255.455.237

Cadangan penjaminan 2015 2016 2017

Cadangan penjaminan (miliar Rupiah) 45.251 55.728 66.778

Total Simpanandalam miliar rupiah

Jumlah Rekening

2017 20172016 20162015 2015

5.46

0.36

5

255.

455.

237

4.54

9.21

0

187.

444.

944

4.98

5.97

6

211.

827.

900

Cadangan penjaminandalam miliar rupiah

201720162015

66.7

78

45.2

51

55.7

28

Page 20: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

20 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Ringkasan Eksekutif

Kondisi ekonomi global yang sedang dalam tahap pemulihan berpengaruh positif terhadap industri perbankan di Indonesia. Secara umum, kinerja industri perbankan cenderung membaik di sepanjang tahun 2017. Kredit perbankan tumbuh lebih kuat dari 7,9% pada akhir tahun 2016 menjadi 8,2% pada bulan Desember 2017. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan mengalami kontraksi terbatas dari 9,6% di akhir tahun 2016 menjadi sebesar 9,3% di periode yang sama tahun 2017.

Total nilai simpanan di bank per 31 Desember 2017 mengalami kenaikan sebesar 9,51% menjadi Rp5.460 triliun yang terdiri dari Rp5.363 triliun simpanan di bank umum dan Rp97,05 triliun simpanan di BPR. Jumlah rekening nasabah juga tumbuh 20,6% menjadi 255.455.237 rekening dimana 242.396.164 rekening terdapat di bank umum dan 13.059.073 rekening berada di BPR. Per 31 Desember 2017, jumlah bank di Indonesia mencapai 1.898 bank terdiri dari 115 bank umum dan 1.783 BPR.

Selama tahun 2017, LPS melikuidasi 9 BPR dengan total aset mencapai Rp13,42 miliar dan menyelesaikan proses likuidasi 5 BPR dengan rata-rata recovery sebesar 40,13%. Sepanjang tahun 2017, penyebab utama Bank Gagal adalah fraud dengan modusdiantaranyapenggelapandananasabah,kreditfiktif,dankredittopengan.Disampingitu,selama2017jugaLPStelahmembayar klaim simpanan kepada nasabah BPR yang telah dilikuidasi sebesar Rp48 miliar untuk 6.782 rekening.

Pelaksanaanrekonsiliasidanverifikasidatanasabahyangbertujuanuntukmenyatakansimpananlayakbayarmembutuhkanwaktu rata-rata 54 hari di tahun 2017, lebih cepat dibandingkan proses yang sama di tahun sebelumnya selama 66 hari. Hal ini menunjukan peningkatan kecepatan pelaksanaan proses pembayaran klaim.

Per 31 Desember 2017, LPS membukukan aset sebesar Rp88,00 triliun atau tumbuh 18,77% dibandingkan aset LPS periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp74,09 triliun. Penempatan investasi pada surat berharga juga meningkat 18,94% dari Rp71,13 triliun menjadi Rp84,60 triliun. LPS mampu membukukan pendapatan Rp16,42 triliun tahun 2017 naik 13,1% dibanding tahun 2016. Opini BPK atas audit terhadap laporan keuangan LPS periode 1 Januari s.d 31 Desember 2017 adalah “Wajar untuk segala hal yang material”.

Pada tahun 2017, LPS telah menetapkan 3 peraturan LPS yaitu sebagai tindak lanjut UU PPKSK sekaligus memberikan panduan bagi LPS dalam menjalankan amanah yang lebih besar sesuai UU PPKSK. LPS juga menetapkan nilai-nilai I CARE (Integrity, Collaboration, Accountable, Respect, Exellence) sebagai bagian dari budaya organisasi sesuai dengan visi dan misi LPS yang baru yang ditetapkan pada akhir tahun 2016.

LPS menetapkan struktur organisasi baru guna mendukung pelaksanaan program transformasi yang mencakup perubahan jumlah group dari semula 24 menjadi 27 group. Jumlah pegawai LPS tahun 2017 pun bertambah 12 pegawai menjadi 253 pegawai.

Sebagaibagiandariupayapenguatanlembaga,baikdarisegikapabilitasmaupunprofil,LPStelahmenandatangani7MoU(5 MoU dengan lembaga dalam negeri dan 2 MoU dengan lembaga luar negeri) serta 2 Perjanjian Kerjasama/Kesepakatan Bersama selama tahun 2017. Penandatanganan MoU tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan kemampuan LPS dalam melaksanakan penjaminan dan resolusi bank dengan tetap mempertimbangkan model organisasi LPS yang ramping.

Page 21: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ringkasan Eksekutif

21Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Peningkatan kemampuan menghadapi ancaman krisis terus menerus dilakukan oleh para anggota KSSK (Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan LPS). KSSK mengadakan berbagai kegiatan diantaranya adalah penandatanganan MoU mengenai pengembangan kemampuan pegawai, simulasi penanganan bank, dan workshop lainnya. Selain itu, kemampuan penanganan bank terus ditingkatkan melalui sosialisasi dan pelatihan yang diadakan LPS bersama mitra-mitra baik institusi pemerintah maupun swasta melalui sosialisasi kepada para penegak hukum mengenai fungsi, tugas, dan peran LPS serta pelatihan penanganan bank yang diikuti oleh personil BPKP dan KAP.

LPSsecaraaktifberpartisipasidalamberbagaiaktifitashubunganinternasionalbaiksebagaipenyelenggaradantuanrumahmaupun mengirim peserta dan narasumber. Untuk pertama kalinya sejak LPS beroperasi di tahun 2005, LPS menempatkan wakilnya (Kepala Eksekutif LPS) di Executive Committee IADI atau badan tertinggi sebagai pengelola IADI.

Peningkatan kualitas SDM LPS dilakukan dalam berbagai bentuk seperti program beasiswa S2, pelatihan Merger and Acquisation, dan pelatihan BSMR.

LPS juga telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan public awareness dan persepsi positif baik yang dilakukan secara langsung (below the line) maupun tidak langsung (above the line), berupa kegiatan masal berupa olahraga dan seni, kuliah umum, seminar, penempatan iklan, dan sosial kemasyarakatan.

Page 22: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

22 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 23: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

LPS sedang bertransformasi menuju lembaga kelas dunia

dalam bidang penjaminan simpanan dan resolusi.

02PENgANtAR

Page 24: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

24 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Dewan Komisioner

FAUZI ICHSAN

Anggota Merangkap Kepala Eksekutif

ERWIN RIJANTO

Anggota (Ex officio Bank Indonesia)

HERU KRISTIYANA

Anggota (Ex officio Otoritas Jasa Keuangan)

Page 25: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Dewan Komisioner

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

25Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

HALIM ALAMSYAH

Ketua Dewan Komisioner

ROBERT PAKPAHAN

Anggota (Ex officio Kementerian Keuangan)

DESTRY DAMAYANTI

Anggota

Page 26: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

26 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Sambutan Ketua Dewan Komisioner

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 (UU LPS), mendapatkan tambahan tugas dan wewenang baru yang cukup besar sebagaimana dimandatkan oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK). Tugas dan wewenang baru tersebut adalah persiapan resolusi bank (early access) berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan, resolusi bank dengan metode baru berupa pengalihan aset dan kewajiban bank (purchase and assumption) dan penggunaan bank perantara (bridge bank), pendanaan penanganan bank dengan opsi yang lebih beragam, serta penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan (PRP) pada kondisi krisis sistem keuangan yang membahayakan perekonomian nasional berdasarkan Keputusan Presiden.

Dalam rangka melaksanakan mandat UU PPKSK tersebut dan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi dan tugas LPS secara keseluruhan, pada tahun 2016 LPS melakukan persiapan transformasi organisasi berupa kajian menyeluruh terhadap organisasi LPS serta menetapkan visi baru, yaitu “Menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan.” Perubahan visi tersebut diikuti dengan perubahan misi dan juga perubahan nilai-nilai (core values) LPS menjadi Integrity, Collaboration, Accountability, Respect, dan Excellence (disingkat “I CARE”).

Pada tahun 2017, LPS mulai melaksanakan program transformasi untuk periode 5 tahun ke depan dengan mengacu pada masterplan transformasi tahun 2017-2021, cetak biru teknologi informasi LPS tahun 2017-2022, dan roadmap pengembangan sumber daya manusia LPS tahun 2017-2021.

Selama tahun 2017, beberapa kegiatan strategis telah diselesaikan antara lain restrukturisasi organisasi LPS, program penguatan budaya organisasi, penguatan sistem dan prosedur kerja, hingga peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam melaksanakan tugas utama LPS, termasuk pelaksanaan simulasi resolusi bank. Selain itu, LPS juga telah menyelesaikan beberapa kebijakan utama yang merupakan amanat UU PPKSK, yaitu Peraturan LPS tentang Penanganan Bank Sistemik yang Mengalami Permasalahan Solvabilitas, Peraturan LPS tentang Penyelesaian Bank Selain Bank Sistemik yang Mengalami Permasalahan Solvabilitas, dan Peraturan LPS tentang Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban dari Penyelenggaraan PRP.

Dalam kaitan dengan restrukturisasi organisasi LPS, telah dibentuk antara lain unit kerja riset untuk mendukung pengembangan kebijakan di LPS, unit kerja hubungan internasional untuk memperluas jaringan dan kerjasama internasional, serta unit kerja persiapan penyelenggaraan PRP untuk mengantisipasi apabila PRP sewaktu-waktu diaktivasi oleh Presiden dalam kondisi krisis sistem keuangan.Dari pelaksanaan program transformasi dan juga kegiatan LPS lainnya secara keseluruhan, pencapaian kinerja LPS pada tahun 2017 adalah 101% atau “sangat baik”. Capaian ini ditopang oleh capaian kinerja depositor payout ratio yang baik, pembayaran klaim yang lebih cepat, pemeriksaan dan analisis resolusi secara tepat waktu, waktu likuidasi yang lebih cepat, recovery rate berdasarkan Neraca Setelah Likuidasi yang melebihi target, ketepatan pembayaran premi, dan pelaksanaan beberapa proyek transformasi. Diharapkan kinerja lembaga dalam melakukan fungsi dan tugasnya akan menjadi lebih baik lagi kedepannya yang pada akhirnya akan berkontribusi ssecara signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan nasional.

Walaupun sudah banyak hal yang telah dicapai pada tahun 2017, beberapa hal strategis masih perlu dilanjutkan di tahun 2018. Di antaranya adalah implementasi struktur organisasi baru yang telah ditetapkan, penyelesaian beberapa kebijakan operasional, pemenuhan infrastruktur, pengembangan sistem teknologi dan informasi, serta pengembangan SDM.

Akhirnya, kami atas nama Dewan Komisioner LPS menghaturkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan terutama kepada seluruh insan LPS yang telah bekerja sepenuh hati dan berkolaborasi menjalankan tugas dan fungsi lembaga. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Saudara Nelson Tampubolon atas dedikasinya sebagai Anggota Dewan Komisioner LPS ex-officio OJK hingga akhir masa tugas di tahun 2017 dan kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Heru Kristiyana, Anggota Dewan Komisioner LPS ex-officio OJK yang baru. Harapan kami, dukungan dari seluruh pihak dapat terus diberikan sehingga LPS dapat sukses bertransformasi menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui baik di tingkat nasional maupun internasional.

Ketua Dewan Komisioner,

Halim Alamsyah

Page 27: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sambutan Ketua Dewan Komisioner

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

27Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

Sambutan Ketua Dewan Komisioner

Pada tahun 2017, LPS mulai melaksanakan program transformasi untuk periode 5 tahun ke depan sampai dengan tahun 2021. Pelaksanaan transformasi di LPS tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada masterplan transformasi tahun 2017-2021, cetak biru teknologi informasi LPS tahun 2017-2022, dan roadmap pengembangan sumber daya manusia LPS tahun 2017-2021

Halim Alamsyah

Ketua Dewan Komisioner

Page 28: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

28 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Pengantar Kepala Eksekutif

Dari sisi pelaksanaan resolusi atau penanganan bank, selama

tahun 2017, LPS telah melakukan dan melanjutkan proses likuidasi

terhadap 9 BPR yang dicabut izin usahanya di tahun 2017 dan 8

BPR yang dicabut izin usahanya sebelum tahun 2017. Selain itu LPS juga telah menyelesaikan

proses likuidasi 5 BPR dengan recovery rate 40,13%. Pada

tahun 2017, LPS telah melakukan pembayaran klaim simpanan

sebesar Rp48,36 miliar.

Fauzi Ichsan

Kepala Eksekutif

Page 29: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Pengantar Kepala Eksekutif

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

29Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

Pengantar Kepala Eksekutif

Pemulihan ekonomi baik global maupun Indonesia di tahun 2017, berimbas positif terhadap kondisi perbankan Indonesia, dimana simpanan dana masyarakat di perbankan masih bisa tumbuh 9,51% dari posisi akhir tahun 2016 menjadi Rp5.460 triliun di akhir tahun 2017. Hal itu menunjukkan bahwa kondisi perbankan di tahun 2017 relatif stabil. Dilain pihak tumbuhnya jumlah simpanan baik rekening maupun nominal menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap perbankan Indonesia masih kuat.

Pertumbuhan simpanan tersebut berimbas pada kenaikan pendapatan premi LPS di tahun 2017 sebesar 10,07% menjadi Rp10,40 triliun sehingga total pendapatan operasional LPS di tahun 2017 menjadi Rp16,42 triliun. Kenaikan pendapatan otomatis meningkatkan aset LPS dimana per 31 Desember 2017 mencapai Rp88,02 triliun atau naik 18,77% dibanding tahun sebelumnya.

Laporan keuangan LPS untuk tahun 2107 telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan mendapat opini “wajar dalam semua hal yang material”.

Dari sisi pelaksanaan resolusi atau penanganan bank, selama tahun 2017, LPS telah melakukan dan melanjutkan proses likuidasi terhadap 9 BPR yang dicabut izin usahanya di tahun 2017 dan 8 BPR yang dicabut izin usahanya sebelum tahun 2017. Selain itu LPS juga telah menyelesaikan proses likuidasi 5 BPR dengan recovery rate 40,13%. Pada tahun 2017, LPS telah melakukan pembayaran klaim simpanan sebesar 48,36 miliar rupiah.

LPS juga terus berupaya melakukan peningkatan kemampuan melaksanakan fungsi dan tugasnya melalui penyusunan beberapa peraturan pelaksanaan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK). Selama tahun 2017, LPS telah menerapkan 3 Peraturan LPS (PLPS) yaitu PLPS mengenai penyelesaian permasalahan solvabilitas bank sistemik, PLPS mengenai penyelesaian permasalahan solvabilitas bank selain bank sistemik, serta PLPS mengenai pengelolaan, penatausahaan, serta pencatatan aset yang masih tersisa dari program restrukturisasi perbankan.

Kapabilitas personil LPS juga ditingkatkan melalui penyediaan beasiswa pendidikan untuk jenjang S2 dan S3, serta pengiriman personil LPS untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di dalam dan luar negeri terutama mengenai penanganan bank (misal merger and acquisition, sertifikasi BSMR)

Adapun jumlah pegawai LPS per 31 Desember 2017 adalah sebanyak 253 orang dari berbagai latar belakang disiplin ilmu terutama ekonomi, keuangan, dan perbankan.

Dalam rangka penguatan Lembaga, LPS juga aktif menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri kegiatan implementasi hubungan kelembagaan dilaksanakan dalam tiga fungsi yaitu Penjaminan, resolusi, dan sosialisasi fungsi, tugas, dan peran LPS.

Sebagai contoh untuk penjaminan, LPS telah mendatangani MoU dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengenai penjaminan dengan resolusi berdasarkan prinsip-prinsip Syariah.

LPS juga bekerjasama dengan aparat penegak hukum (kejaksaaan dan kepolisian) melakukan upaya-upaya penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang menghalangi upaya resolusi maupun yang menyebabkan bank menjadi gagal termasuk penanganan debitur-debitur bank yang dilikuidasi.

Dalam rangka sosialisasi, LPS banyak melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan Lembaga-lembaga lain (pemerintah/swasta) dalam bentuk sosialisasi kepada mahasiswa (kuliah), masyarakat umum (seminar).

Sebagai perwujudan dari semakin aktifnya LPS dalam kegiatan internasional, LPS menandai perannya dengan beberapa hal yang menonjol antara lain:• Menjadi tuan rumah pertemuan Lembaga penjamin

se Asia pacific (Internasional Association of Deposit Insurers- Asia Pacific Regional Committee Meeting/IADI-APRC) 17-23 Juli di Yogyakarta.

• Menjadi anggota Executive Committee IADI (pengelola tertinggi IADI – asosiasi Lembaga penjamin dunia) dimana LPS mempunyai kesempatan untuk berperan lebih besar dalam pengembangan program penjaminan di seluruh dunia.

Page 30: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

30 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Selain aktifitas-aktifitas terkait penjaminan dan penanganan bank (resolusi), operasional LPS selama tahun 2017 juga diisi dengan program-program transformasi yang dilakukan dalam rangka penguatan kemampuan LPS melaksanakan resolusi (penanganan bank) sesuai amanat UU PPKSK.

Sebagaimana direncanakan, pelaksanaan program-program transformasi LPS ditahun 2017, fokus pada perubahan struktur organisasi dan budaya organisasi sebagai salah satu langkah pembentukan pondasi Transformasi yang direncanakan akan berlangsung di tahun 2017 dan 2018.

Perubahan struktur organisasi di tahun 2017, ditandai dengan dibentuknya 3 grup baru yaitu Group Manajemen Aset, Group Hubungan internasional, dan Group Analisis Metode Resolusi, Diharapkan dengan dibentuknya 3 grup baru tersebut, langkah LPS menuju Lembaga yang terdepan dan diakui secara nasional maupun internasional di bidang penjaminan dan resolusi (sesuai visi LPS) akan lebih terarah.

Dari sisi budaya organisasi, program transformasi LPS juga diimplementasikan melalui penetapan nilai-nilai “I Care” yaitu Integrity, Collaboration, Accountable, Respect, dan Excellence.

Dengan segala pencapaian serta program transformasi yang sudah dan sedang dilaksanakan, kami optimis bahwa cita-cita LPS menjadi Lembaga yang terdepan di bidang penjaminan dan resolusi baik secara nasiional maupun internasional sesuai visi LPS akan terwujud.

Kami juga menyadari bahwa hal-hal yang telah dicapai di tahun 2017, tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada• Para pemangku kepentingan terutama perbankan dan mitra-mitra LPS atas kerjasamanya yang baik;• Dewan Komisioner atas bimbingan dan arahannya • Pegawai LPS yang telah bekerja keras demi tercapaianya target-target di tahun 2017

Fauzi IchsanKepala Eksekutif

Page 31: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

31Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

Page 32: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

32 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 33: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

03PROFIL

LEMBAgA PENJAMIN SIMPANAN

Pelaksanaan fungsi, tugas dan peran LPS sebagai otoritas

penjamin simpanan dan resolusi didukung antara lain oleh visi, misi, nilai-nilai I CARE, rekam

jejak dan integritas yang kuat, serta kemampuan personil yang

handal.

Page 34: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

34 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

World Class

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan.

VISI MisiKami berkomitmen untuk:1. Menyelenggarakan penjaminan

simpanan yang efektif dalam rangka melindungi nasabah;

2. Melaksanakan resolusi bank yang efektif dan efisien; 

3. Melaksanakan penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien; dan

4. Berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan nasional

melalui organisasi yang kompeten.

Page 35: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

35Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

World Class

Nilai-Nilai “I CARE”Integrity

yaitu berkata jujur, bertindak independen sesuai dengan kode etik, dan selalu mengedepankan kepentingan lembaga;

Collaboration yaitu mengedepankan kerjasama dan saling mendukung dengan sikap

terbuka dan prasangka baik, saling percaya dan menghargai untuk mencapai tujuan lembaga;

Accountableyaitu berani bertanggung jawab atas segala tindakan atau keputusan

yang diambil, sesuai kebijakan/peraturan yang berlaku, dengan mempertimbangkan risiko;

Respectyaitu menghargai, menghormati, dan memiliki kepedulian terhadap orang

lain dengan dilandasi sikap empati, sopan dan tulus tanpa pamrih; dan

Excellence yaitu mengupayakan hasil terbaik dengan cara menetapkan standar

tinggi, melakukan pengembangan berkelanjutan dan inovasi.

Page 36: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

36 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Sekilas LPS

Cikal bakal berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak dapat dilepaskan dari krisis moneter dan perbankan yang terjadi sekitar 20 tahun yang lalu. Akibat dari krisis tersebut 16 bank dilikuidasi dan untuk mengatasi krisis yang terjadi Pemerintah Indonesia memberikan jaminan atas semua kewajiban pembayaran bank termasuk simpanan masyarakat melalui Bank Indonesia. Payung hukum kebijakan yang dikenal dengan blanket guarantee adalah Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.

Page 37: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sekilas LPS

37Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Cikal bakal berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak dapat dilepaskan dari krisis moneter dan perbankan yang terjadi sekitar 20 tahun yang lalu. Akibat dari krisis tersebut 16 bank dilikuidasi dan untuk mengatasi krisis yang terjadi Pemerintah Indonesia memberikan jaminan atas semua kewajiban pembayaran bank termasuk simpanan masyarakat melalui Bank Indonesia. Payung hukum kebijakan yang dikenal dengan blanket guarantee adalah Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat. Meskipun mampu menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, dalam perkembangan selanjutnya kebijakan blanket guarantee dipandang perlu diganti karena ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas berpotensi menimbulan moral hazard dari sisi pengelola bank dan masyarkat. Hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang (UU) No. 10 Tahun 1998 yang mengamanatkan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana yang disebutkan di pasal 37B dari UU tersebut.

Enam tahun setelah penerbitan UU tersebut, Pemerintah akhirnya mengeluarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagai dasar hukum pendirian LPS. Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, dan sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi. Sumber dana LPS berasal dari:1. Modal Awal dari pemerintah sebesar Rp4 triliun;2. Kontribusi kepesertaan 0,1% dari ekuitas bank (dibayar

hanya sekali);3. Pembayaran premi penjaminan 0,2% per tahun dari

total rata-rata simpanan;4. Hasil pengembangan aset (hasil investasi dan lainlain).

Sesuai Undang-Undang, kekayaan LPS berbentuk investasi dan bukan investasi. Kekayaan yang berbentuk investasi hanya dapat ditempatkan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Indonesia. LPS tidak diperkenankan berinvestasi di bank atau perusahaan lain, kecuali dalam bentuk Penyertaan Modal Sementara dengan tujuan penyelamatan bank gagal. Laporan Keuangan LPS diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Dalam perkembangannya, Pemerintah melakukan perubahan atas UU tersebut dengan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Selanjutnya, Pemerintah menerbitkan UU No 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan Menjadi Undang-Undang.

fungsi LPS selain menjamin simpanan nasabah penyimpan di bank yakni turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya sudah diatur dalam UU No. 24 tahun 2004 diperluas dengan terbitnya Undang-Undang Nomor No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK). UU PPKSK ini mengamanatkan antara lain:1. Pembentukan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)

Komite yang dibentuk berdasarkan UU PPKSK dengan tugas menyelenggarakan pencegahan dan penanganan Krisis Sistem Keuangan untuk melaksanakan kepentingan dan ketahanan negara di bidang perekonomian.KSSK beranggotakan:•  Menteri Keuangan sebagai koordinator merangkap ang-

gota dengan hak suara;•  Gubernur BI sebagai anggota dengan hak suara;•  Ketua Dewan Komisioner OJK sebagai anggota dengan

hak suara; dan •  Ketua Dewan Komisioner LPS sebagai anggota tanpa hak

suara

3. Penambahan cara atau alternatif dalam melakukan resolusi bank (purchase and assumption dan bridge bank).

4. Penyelenggaraan Program Restruksturisasi Perbankan oleh LPS untuk menangani permasalahan perbankan yang membahayakan perekonomian nasional.

Dengan latar belakang amanat UU PPKSK di atas, perkembangan situasi dan kondisi perbankan yang dinamis, serta praktik terbaik lembaga-lembaga penjamin di dunia, LPS melakukan transformasi guna meningkatan kapabilitas pelaksanaan fungsi, tugas, dan perannya terutama dalam stabilitas system keuangan.

Page 38: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

38 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Profil Dewan Komisioner

HALIM ALAMSYAHKetua Dewan Komisioner

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dan Sarjana Hukum (S.H.) dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Master of Arts (M.A.) Bidang Ekonomi Pembangunan dari Boston University, Amerika Serikat dan Doktor di Bidang Ekonomi Moneter dari Universitas Indonesia.

Memulai karier di Bank Indonesia (BI) sejak tahun 1982 di Urusan Kredit Koperasi. Selama 23 tahun berikutnya mendedikasikan diri pada bidang riset moneter hingga berkonsentrasi pada regulasi, pemantauan serta riset di bidang perbankan dan finansial sepanjang satu dekade terakhir.

Diangkat sebagai Deputi Gubernur BI pada tanggal 1 Juni 2010 dengan masa jabatan dari 17 Juni 2010 hingga 17 Juni 2015 setelah mengisi posisi direktur di sejumlah Direktorat di BI. Diangkat sebagai Anggota Dewan Komisioner OJK (ex officio BI) pada 18 Juli 2012 untuk masa jabatan 18 Juli 2012 - 18 Juli 2015.

Diangkat oleh Presiden sebagai Anggota merangkap Ketua Dewan Komisioner LPS pada 24 September 2016 melalui Keputusan Presiden nomor 158/M/2015 tanggal 21 September 2015.

Page 39: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Profil Dewan Komisioner

39Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

FAUZI ICHSANAnggota Merangkap Kepala Eksekutif

Memperoleh gelar Bachelor dari London School of Economics (1991) dan Master dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1995.

Memulai karier sebagai analis di Harvard Institute for International Development, sekaligus bertugas dalam tim penasehat Menteri Keuangan (1991), Citibank (1995-1997) sebagai Treasury Economist dan Head of Fixed Income Sales, Senior Economic Advisor untuk Duta Besar Inggris untuk Indonesia (1998-2000), dan Managing Director, Senior Economist, and Head of Government Relations Standard Chartered Bank (SCB) di Jakarta (2001-2014).

Berdasarkan Keputusan Presiden No. 158/M Tahun 2015 tanggal 23 September 2015 diangkat sebagai Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif LPS. Sebelumnya menjadi Anggota Dewan Komisioner LPS sejak 31 Desember 2014 dan merangkap sebagai Pelaksana Tugas Kepala Eksekutif LPS sejak 19 Maret 2015.

Page 40: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

40 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

ROBERT PAKPAHANAnggota (Ex officio Kementrian Keuangan)

Memperoleh gelar Akuntan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan Ph.D. in Economics dari University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat.

Pertama kali diangkat sebagai Anggota Dewan Komisioner LPS (ex officio Kementerian Keuangan) pada 31 Desember 2014 hingga 24 September 2015. Selanjutnya, melalui Keputusan Presiden nomor 158/M/2015 tanggal 21 September 2015, diangkat kembali oleh Presiden menjadi Anggota Dewan Komisioner LPS (ex officio Kementerian Keuangan) pada 24 September 2015.

Jabatan yang diemban di Kementerian Keuangan adalah Direktur Jenderal Pajak, dimana sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko di Kementerian Keuangan.

Page 41: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Profil Dewan Komisioner

41Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

ERWIN RIJANTOAnggota (Ex officio Bank Indonesia)

Mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1983 dan Master of Science dalam bidang Economics, Universitas of Illinois Amerika Serikat pada tahun 1989.

Memulai karier di Urusan Pengawasan Bank Devisa di Bank Indonesia (BI) pada tahun 1985 dan diangkat sebagai Direktur pada tahun 2008 setelah menduduki jabatan penting di BI.

Menjadi Direktur Eksekutif Kebijakan Makroprudensial pada tahun 2015, kemudian diangkat menjadi Deputi Gubernur BI, berdasarkan Kepres No. 39/P tahun 2015 tanggal 6 Mei 2015 untuk periode 2015-2020.

Diangkat sebagai Anggota Dewan Komisioner LPS ex officio BI berdasarkan Kepres 19/M/2017, dan efektif mulai menjabat sejak tanggal 16 Maret 2017.

Page 42: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

42 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

HERU KRISTIYANAAnggota (Ex officio Otoritas Jasa Keuangan)

Mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Universitas Diponegoro dan Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA (Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia Jakarta).

Memulai karier di Urusan Pengawasan Bank Devisa di Bank Indonesia (BI) pada tahun 1983, kemudian menjabat sebagai Deputi Direktur BI pada tahun 2007.

Selanjutnya diangkat menjadi Direktur Eksekutif Bank Indonesia sejak tahun 2010 hingga Januari 2013.Menjabat sebagai Deputi Komisioner – Otoritas Jasa Keuangan sejak Februari 2013 hingga September 2016. Sejak bulan Juli 2017 diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan.

Diangkat sebagai Anggota Dewan Komisioner LPS (ex-officio OJK) berdasarkan Kepres No. 56/M tahun 2017 tanggal 25 September 2017.

Page 43: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Profil Dewan Komisioner

43Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

DESTRY DAMAYANTIAnggota

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan Master of Science dari Cornell University, New York, Amerika Serikat.

Pernah menjabat sebagai Senior Economic Adviser untuk Duta Besar Inggris untuk Indonesia (2000-2003), peneliti dan pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2005-2006), Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas (2005-2011), Kepala Ekonom Bank Mandiri (2011-2015), dan Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian BUMN (2014-2015). Selain itu juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Mandiri Institute dan menjadi Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK.

Diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner LPS berdasarkan Keputusan Presiden No. 158/M Tahun 2015 tanggal 21 September 2015.

Page 44: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

44 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Struktur Organisasi

KETUA DEWAN KOMISIONER

Direktorat Riset, Surveilans, dan Pemeriksaan

KEPALA EKSEKUTIF (ANGGOTA

DEWAN KOMISIONER)

Direktorat Klaim dan Resolusi Bank

KANTOR PERSIAPAN PENYELENGGARAAN PRP

Group Dukungan Operasional PRP

Group RisetGroup Analisis

Metode ResolusiGroup

Peraturan

Kelompok Jabatan

Fungsional Riset

Kelompok Jabatan

Fungsional Litigasi dan

Bantuan Hukum

Kelompok Jabatan

Fungsional Pemeriksaan

Bank

Kelompok Jabatan

Fungsional Investigasi

Pelaksana Dukungan Riset

Pelaksana Dukungan

Litigasi

Pelaksana Dukungan

Pemeriksaan Bank

Pelaksana Dukungan Investigasi

Group Perencanaan Strategis Dan

Pengembangan Organisasi

Kelompok Jabatan Fungsional

Restrukturisasi Perbankan

Group Surveilans dan

SSK

Group Pelaksanaan

Resolusi BankGroup Litigasi

Group Pemeriksaan

Bank

Group Likuidasi Bank

Group Kepatuhan dan

Tata Kelola

Group Penanganan

Klaim

Group Investigasi

Group Perumusan Kebijakan

KANTOR MANAJEMEN STRATEGIS DAN

PERUMUSAN KEBIJAKAN

ANGGOTA DEWAN KOMISIONER

Direktorat Hukum

DEWAN KOMISIONER LPS

Page 45: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

DEWAN KOMISIONER LPS

45Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Group Akuntansi dan

Anggaran

Group Sumber Daya Manusia

Group Audit InternalGroup Pengelolaan

Transformasi

Group Pengelolaan Transformasi

Group Perbendaharaan

Group Layanan Umum

Group Penanganan

Premi Penjaminan

Group Pengendalian Operasional

Kelompok Jabatan

Fungsional Knowledge

Retainer

Group Hubungan Internasional

Kelompok Jabatan Fungsional Hubungan

Internasional

Komite-komite

ANGGOTA DEWAN KOMISIONER

(EX-OFFICIO OJK)

Direktorat Keuangan

ANGGOTA DEWAN KOMISIONER

(EX-OFFICIO BI)

Direktorat SDM dan Administrasi

Sekretariat Lembaga

Group Manajemen Risiko Lembaga

Group Sistem Informasi

ANGGOTA DEWAN KOMISIONER

(EX-OFFICIO KEMENKEU)

Page 46: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

46 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Foto Jajaran Eksekutif

DANU FEBRIANTO

Plt. Kepala Kantor Manajemen Strategis dan Perumusan Kebijakan

JAROT MARHAENDRO

Direktur Eksekutif Sumber Daya Manusia dan Administrasi

FERDINAN D. PURBA

Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank

Page 47: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Foto Jajaran Eksekutif

47Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

DIDIK MADIYONO

Direktur Eksekutif Riset, Surveilans dan Pemeriksaan Bank

R. BUDI SANTOSO

Direktur Eksekutif Keuangan

ROBERTUS BILITEA

Direktur Eksekutif Hukum

Page 48: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

48 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 49: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

04tRANSFORMASI MENJAdI YANg

tERdEPAN

Pencapaian transformasi tahun 2017 yang masih dalam fase

pembangunan pondasi perlu ditindaklanjuti dengan mengacu kepada masterplan transformasi,

cetak biru teknologi informasi LPS dan roadmap

pengembangan sumber daya manusia LPS. Proses transformasi

LPS yang berlangsung hingga tahun 2021 diharapkan mampu

memperkuat kapabilitas LPS dalam berperan aktif menjaga

stabilitas sistem keuangan.

Page 50: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

50 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank

TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN

Sejak beroperasi tanggal 22 September 2005 sampai dengan tahun 2017, LPS telah melakukan fungsi dan tugas pokoknya antara lain melakukan likuidasi sebanyak 85 bank, membayar klaim penjaminan, serta melakukan penyelamatan satu bank umum yaitu Bank Mutiara (dahulu Bank Century) yang ditetapkan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan sebagai bank gagal yang berdampak sistemik pada tanggal 21 November 2008.

Pada tanggal 15 April 2016, Pemerintah mengesahkan UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK), dimana LPS mendapatkan peran baru dalam penanganan bank gagal dan sebagai pelaksana program restrukturisasi

perbankan pada saat krisis sistem keuangan. Mandat baru ini menambah amanah yang harus diemban LPS sebagai otoritas penjamin simpanan dan resolusi bank sebagaimana diatur dalam UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

Dengan telah ditetapkannya UU PPKSK tersebut, terdapat perubahan yang signifikan dalam peran LPS untuk penanganan bank gagal dan penanganan krisis keuangan. Oleh karena itu, LPS memandang perlu untuk mengevaluasi kembali langkah-langkah yang telah dilakukan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan kaidah dan praktik terbaik suatu organisasi penjaminan simpanan.

Page 51: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank

51Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPS DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Tantangan utama yang sedang dan akan dihadapi LPS di masa depan, yaitu: (1) peran baru dan tambahan metode resolusi sebagaimana diamanatkan UU PPKSK; (2) belum berjalan secara efektifnya fungsi pemeriksaan bank oleh LPS berdasarkan UU OJK; (3) perlunya antisipasi terhadap siklus krisis makro/perbankan; (4) kemampuan LPS dalam resolusi bank untuk skala menengah-besar; (5) integrasi sistem keuangan regional dan global; (6) belum efektifnya fungsi riset sebagai basis dalam mengembangkan kebijakan; (7) efektivitas pelaksanaan program penjaminan simpanan masih perlu ditingkatkan; (8) perlunya pengukuran kinerja pegawai yang mendorong kinerja unggul; dan (9) belum kuatnya budaya organisasi. Selain itu, selama kurun waktu lebih dari 12 tahun tersebut, organisasi LPS juga telah mengalami perubahan-perubahan signifikan antara lain terlihat dari meningkatnya jumlah pegawai sebesar 400% dari 50 orang menjadi lebih dari 200 orang dan berkembangnya struktur organisasi. Selain itu, volume kerja dan kompleksitas tugas juga semakin meningkat.

Untuk mengantisipasi tantangan tersebut di atas, LPS perlu melakukan perbaikan yang komprehensif, sistematis, dan terstruktur terhadap organisasi, proses bisnis, teknologi informasi, manajemen kinerja dan pengembangan budaya kerja. Untuk melakukan perubahan tersebut, pada tanggal 18 Januari 2017, LPS me-launching program transformasi.

Tujuan Transformasi

Tujuan transformasi LPS adalah menyiapkan LPS menuju lembaga kelas dunia (world class institution) dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yaitu melaksanakan program penjaminan, resolusi bank, dan penanganan krisis sistem keuangan.

Transformasi LPS ditopang oleh empat pilar. Pilar tersebut menjadi penyangga bangunan atap transformasi, yaitu tercapainya visi dan misi LPS yaitu “Menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan.” Empat pilar penyangga transformasi yaitu organisasi & IT, proses bisnis, manajemen kinerja, dan sumber daya manusia.

Bangunan Transformasi

Visi: Menjadi

lembaga yang terdepan, terpercaya, dan diakui di tingkat

Nasional dan Internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk

mendorong dan memelihara stabilitas system keuangan

1 2 3 4

Organisasi & IT Proses Bisnis Manajemen Kinerja

Sumber DayaManusia

Misi:Menyelenggarakan penjamin simpanan yang efektif dalam rangka melindungi nasabah, melaksanakan resolusi bank yang

efektif dan efesien, melaksanakan penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien, berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas system keuangan nasional, melalui organisasi yang kompeten.

Budaya

Tata Kelola yang Baik

Page 52: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

52 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Master Plan Transformasi LPS Sebagai Pedoman Pelaksanaan Transformasi

Komitmen LPS dalam melakukan transformasi diri dimulai pada tanggal 18 Januari 2017 saat dicanangkannya kick-off program transformasi, sebuah program yang menjadi tumpuan dalam menghadapi tantangan LPS ke depan. Dalam kaitannya dengan proses transformasi ini, LPS telah menyusun Master Plan Transformasi berdasarkan PDK No. 21 Tahun 2017. Terdapat lima tema transformasi, yaitu effective insurance & resolution, service excellence, strong IT capabilities, competence based organization, dan institutional strong culture. Dalam Master Plan ini terdapat dijelaskan tiga fase proses transformasi lembaga yang akan dilalui oleh LPS. Fase I tahun 2017-2018 adalah pembangunan pondasi, fase II tahun 2019-2020 adalah pengembangan, dan Fase III tahun 2021 adalah pencapaian end state. Penjelasan ringkas terkait dengan fase dan tema transformasi LPS digambarkan pada tabel berikut ini.

No. Tema Transformasi

Fase Transformasi

Fase I: Pembangunan Pondasi (2017-2018)

Fase II: Pengembangan (2019-2020) Fase III: End State (2021)

1Effective Insurance Resolution

Membangun infrastruktur untuk mewujudkan LPS sebagai ahli pelaksanaan penjaminan, resolusi bank, restrukturisasi perbankan, dan persiapan, dan persiapan pembentukan learning center.

Review dan pengembangan kebijakan pembentukan learning center dan pelaksanaan penjaminan, resolusi bank, dan restrukturisasi perbankan.

Ahli pinjaman simpanan, resolusi bank dan penanganan krisisAhli restrukturisasi perbankan Memiliki lerning center di bidang penjaminan dan resolusi bak terbaik di tingkat regional

2 Service excellence

Membangun infrastruktur untuk mewujudkan pembayaran klain yang cepat &akurat, kualitas survailens, serta pusat data simpanan yang lengkap

Review dan pengambangan kebijakan dan implementasi pembayaran klain yang cepat & akurat, kualitas survailens, serta pusat data simpanan yang lengkap

Pembayaran klaim penjamin yang akurat dan cepat sesuai standar IADIBerperan aktif mendukung industri perbankan yang sehat dan stabilitas sistem keuangan nasional Memiliki pusat data simapanan terlengkap dan terbaik di Indonesia

3 Strong IT Capabilities

Membangun infrastruktur IT untuk mewujudkan IT sebagai value creating service provider, otomatis system, dan IT security yang handal.

Review dan pengembangan kebijakan dan implementasi otomatisasi dan digitalisasi proses bisnis serta IT serta security yang handal

IT sebagai value creating service provider Otomatis proses bisnis yang terintegrasi & optimalisasi budaya digital IT security yang andal (ISO 27001)

4Competence based organization

Membangun infrstruktur untuk manajemen kinerja dan manajemen talenta yang mewujudkan organisasi berbasis kompetensi

Review dan pengembangan kebijakan dan implementasi manajemen kinerja dan manajemen talenta untuk mewujudkan organisasi berbasis kompetensi

Menjadi top 5 place to work’s organization Performance management system yang mendorong kinerja ungulSDM yang kompeten dan bertalenta tinggi

5Strong institutional culture

Membangun visi&misi, nilai-nilai, dan roadmap pengembangan dan implementasi budaya termasuk budaya riset, inovasi, dan knowledge management

Review dan pengembangan kebijakan dan implementasi pengembangan budaya termasuk budaya riset, inovasi, dan knowledge management

Budaya knowledge management yang kuatBudaya riset dan inovasi yang terdepan Budaya kerja yang menumbuhkan kreativitas & kolaborasi

Page 53: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank

53Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPS DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Sementara itu, roadmap transformasi adalah proses perjalanan secara bertahap dari tahun 2017 s.d 2020 yang ingin dicapai dalam mewujudkan tujuan transformasi LPS sebagai world class DIC. Adapun roadmap transformasi LPS hingga 2020 terdiri dari:

2019

2020

2018

2017

2020• Pengembangan

kebutuhan SDM• Pengembangan

Budaya Organisasi

2019• Pengembangan kebutuhan

SDM• Penerapan format komite

baru• Penyempurnaan MoU• Penyempurnaan proses bisnis• Pengembangan budaya

organisasi• Implementasi IT Blueprint• Setup policies

2017• Update visi misi• Pengembangan budaya

organisasi • Perubahan struktur

organisasi• Pengembangan HR &IT

Blueprint• Pengembangan sistem

manajemen kinerja• Setup policies• Pengembangan strategi

pendanaan• Pengembangan PRP

2018• Pengembangan kebutuhan SDM• Setup policies• Penerapan format komite baru• Penyempurnaan MoU• Penerapan talent management

program • Pengembangan budaya organisasi • Implementasi IT Blueprint

Page 54: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

54 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Program Transformasi Tahun 2017

LPS menetapkan 40 proyek transformasi yang dilakukan pada tahun 2017, yaitu 2 proyek terkait budaya organisasi, 14 proyek terkait organisasi dan IT, 21 proyek terkait proses bisnis, dan 3 proyek terkait manajemen kinerja.

Budaya (2 Proyek)

• Pengembangan

program budaya yang

terintegrasi

• Implementasi dan

monitoring program

budaya

Organisasi & IT (14 Proyek)

• Perubahan struktur

organisasi yang berbasis

kompetensi

• Pengembangan IT blue

print

• Penyempurnaan proses

bisnis utama

Proses bisnis (12 Proyek)

• Pengembangan

kebijakan

• Penyempurnaan MoU

• Pengembangan

struktur organisasi dan

mekanisme PRP

• Pengembangan strategi

pendanaan

Manajemen Kinerja (3 Proyek)• Penyempurnaan KPI

Lembaga

• Pengembangan HR

• Pengembangan Sistem

Manajemen Kinerja

• Pengembangan Program

Talent Management

• Pengembangan

kebutuhan SDM

40 PROJECT (2017)

Pencapaian Transformasi 2017

Selama tahun 2017, berbagai hasil transformasi telah tercapai. LPS telah menyusun blueprint dan perubahan struktur organisasi yang merupakan pedoman dalam menjalankan transformasi yaitu sebagai berikut:

Master Plan TransformasiLPS telah memiliki masterplan transformasi sebagaimana ditetapkan dalam PDK No. 21 Tahun 2017 tentang Masterplan LPS Tahun 2017 Sampai Dengan Tahun 2021. Dalam masterplan transformasi ini, ditetapkan roadmap transformasi termasuk proyek/kegiatan yang akan dilakukan untuk mendukung tercapainya tujuan transformasi. Terdapat lima tema transformasi, yaitu effective insurance & resolution, service excellence, strong IT capabilities, competence based organization, dan institutional strong culture. Selain itu, dalam masterplan juga diuraikan mengenai tiga fase transformasi, yaitu fase I pembangunan pondasi, fase II pengembangan, dan fase III end state. Tujuan akhir dari transformasi adalah menjadikan LPS sebagai lembaga yang bertaraf internasional (world class organization).

Page 55: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank

55Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPS DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

IT Blueprint Untuk pengembangan IT ke depan, LPS telah memiliki pedoman dalam bentuk blueprint IT yang telah ditetapkan dalam PDK No. 027 Tahun 2017 tentang Cetak Biru Teknologi Informasi LPS Tahun 2017–2022. Dalam blueprint IT ditetapkan roadmap pengembangan IT yang mencakup tiga kelompok inisiatif, yaitu kelompok inisiatif aplikasi, kelompok inisiatif teknologi, dan kelompok inisiatif organisasi dan tata kelola. Untuk mencapai visi pengembangan IT LPS, yaitu menjadikan LPS sebagai lembaga penjamim simpanan yang terdepan, terpecaya, dan diakui ditingkat nasional dan internasional melalui penggunaan IT yang andal dan efektif, dalam blueprint IT ini terdapat daftar proyek/kegiatan beserta ukuran keberhasilannya.

HR BlueprintDalam rangka pengelolaan SDM LPS, LPS telah menetapkan PDK No. 17 Tahun 2017 tentang Roadmap Pengembangan Sumber Daya Manusia LPS Tahun 2017 Sampai Dengan 2021. Roadmap ini menjadi acuan dalam pengembangan SDM untuk tercapainya tema transformasi dibidang SDM, yaitu terwujudnya competence based organization dan institutional strong culture. Selain itu, dalam roadmap ini juga memuat roadmap pengembangan budaya LPS.

Selain menyusun berbagai blueprint sebagai pedoman transformasi, keberhasilan program transformasi selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Perubahan struktur organisasiUntuk mengantisipasi tantangan dan pelaksanaan mandat baru sebagaimana diatur dalam UU PPKSK, LPS melakukan perubahan struktur organisasi yang meliputi antara lain, perubahan struktur organisasi.

Walaupun terdapat penambahan unit kerja baru, pengembangan struktur organisasi LPS dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip lean organization dan peningkatan penerapan prinsip tata kelola yang baik. Dengan struktur organisasi yang baru, organisasi LPS terdiri atas Dewan Komisioner, Kepala Eksekutif, lima Direktorat, dua Kantor, tiga Group di bawah Kepala Eksekutif, dan tiga Group di bawah Dewan Komisioner.

2. Terbentuk dan berjalannya tujuh Community of Practice (CoP)LPS telah memiliki komunitas untuk mendukung internalisasi budaya yang ditandai dengan terbentuknya Community of Practice (CoP). CoP didirikan dengan tujuan untuk menimbulkan budaya sharing knowledge yang berhubungan dengan proses bisnis LPS, untuk kemudian dapat mendorong inovasi dan meningkatkan kinerja pegawai. Saat ini sudah terbentuk tujuh CoP, yaitu (1) CoP The Bridge (SDM); (2) CoP ROAR (Resolusi); (3) CoP T-Byte (IT); (4) CoP ROA (Riset); (5) CoP BRO (Banking Restructuring); (6) CoP Justicia (Hukum); dan (7) CoP Forensik (Investigasi).

Budaya sharing knowledge dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan diskusi dengan nara sumber internal maupun eksternal LPS (misalnya praktisi, ahli, dan analis).

Sepanjang 2017, CoP telah mengadakan kegiatan sharing knowledge sebanyak 34 kali, terdiri dari CoP PEAR 7 kali, CoP T-Byte 7 kali, CoP ROAR 11 kali, CoP The Bridge, 6 kali, CoP RoA 2 kali, dan CoP IDIC 1 kali.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai

dari perubahan organisasi ini adalah

agar LPS mampu menangani 1 bank

sistemik, 1 bank umum skala kecil-

menengah dan 5 BPR dalam waktu yang

bersamaan.

Page 56: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

56 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

3. Kajian Perubahan Kebijakan Penjaminan Simpanan Untuk Mempercepat Pelaksanaan Rekonsiliasi Dan VerifikasiSalah satu fungsi LPS adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan pada bank yang dicabut izin usahanya sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 4 UU LPS. Dalam mengimplementasikan fungsi sebagai penjamin simpanan nasabah perbankan tersebut, LPS melakukan proses penanganan klaim yang meliputi proses rekonsiliasi dan verifikasi (rekonver) simpanan pada bank yang dicabut izin usahanya, proses pembayaran klaim, dan penanganan keberatan nasabah. Jangka waktu pembayaran klaim penjaminan sebagaimana diatur dalam UU LPS adalah 90 hari kerja setelah tanggal pencabutan izin usaha bank.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pemangku kepentingan khususnya nasabah penyimpan pada bank yang dicabut izin usahanya, LPS merasa perlu untuk melakukan percepatan jangka waktu pembayaran klaim penjaminan sehingga mendekati standar internasional, yaitu lima hari kerja. Untuk itu, telah dilakukan pengkajian percepatan pelaksanaan rekonver sehingga dapat digunakan untuk menyempurnakan sistem dan prosedur pelaksanaan rekonver. Kajian yang telah disusun terkait percepatan pelaksanaan rekonver adalah perubahan kebijakan penjaminan simpanan sehingga dapat lebih efektif dan efisien.

4. Organisasi Program Restrukturisasi PerbankanBerdasarkan Pasal 38 UU PPKSK bahwa dalam kondisi krisis sistem keuangan dan terjadi permasalahan di sektor perbankan yang membahayakan perekonomian nasional, KSSK merekomendasikan kepada Presiden untuk mengaktifkan Program Restrukturisasi Perbankan (PRP) yang diselenggarakan oleh LPS. Untuk itu, LPS telah menyusun organisasi PRP yang dapat dioperasikan dalam hal terjadi krisis, LPS juga telah menetapkan PLPS mengenai garis besar tata cara dan mekanisme kerja PRP.

Terkait dengan organisasi PRP, LPS telah membentuk satuan kerja baru yaitu Kantor Persiapan Penyelenggaraan PRP yang bertugas merumuskan secara rinci mekanisme kerja PRP .

Program Restrukturisasi Perbankan adalah program yang diselenggarakan untuk menangani permasalahan perbankan yang membahayakan perekonomian nasional. Pasal 1 angka 8 UU PPKSK

5. Kajian Database Single Customer ViewLPS saat ini telah memiliki kajian mengenai database single customer view. Prinsip Single Customer View (SCV) merupakan salah satu pedoman database yang dapat digunakan untuk mengintegrasi dan menyimpan data nasabah bank. Dengan menggunakan database SCV, LPS dapat memantau rekening dalam bentuk tabungan, giro, deposito, deposit on call, dan sertifikat deposito baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dikonsolidasikan berdasarkan customer informationfile .

Penggunaan SCV ini juga dapat mempercepat pelaksanaan rekonver sehingga pembayaran klaim penjaminan dapat mendekati standar internasional yaitu lima hari kerja sejak bank dicabut izin usahanya.

6. Kajian Indikator Crisis Management Protocol (CMP)LPS telah membuat kajian indikator CMP sebagai dasar penyusunan pedoman dalam melakukan tindakan pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan.

Pembuatan kajian indikator CMP dimaksud didasarkan pada ketentuan pada Pasal 4 UU LPS yang menyatakan bahwa LPS harus turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannyadan Pasal 16 ayat (2) UU PPKSK yang menyatakan bahwa pemantauan dan pemeliharaan sistem keuangan oleh anggota KSSK dilakukan berdasarkan UU dan sesuai dengan protokol manajemen krisis setiap anggota.

Dengan kajian ini, LPS dapat melakukan pemantauan terhadap kondisi makro dan industri perbankan apakah dalam kondisi normal, waspada, siaga, atau ditengarai krisis.

Page 57: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank

57Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPS DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

7. PLPS Penyelesaian Permasalahan Solvabilitas Bank SistemikLPS telah menetapkan PLPS No.1 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik. Dalam PLPS tersebut diatur mengenai mekanisme dan tata cara melakukan penanganan bank sistemik yang mengalami permasalahan solvabilitas. Selain itu, diatur juga mengenai persiapan resolusi (due diligence dan pencarian assuming bank) dan opsi resolusi yang dapat dilakukan yaitu purchase and assumption, bridge bank, open bank assistance (penyertaan modal sementara), dan likuidasi.

Penetapan PLPS tersebut merupakan tindak lanjut Pasal 22 ayat (2) UU PPKSK yang mengamanatkan penyusunan PLPS untuk mengatur penyelesaian permasalahan solvabilitas Bank Sistemik dan kriteria pemilihan cara penyelesaiannya, dan Pasal 54 UU PPKSK yang mengamanatkan penyusunan peraturan pelaksanaan harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak UU PPKSK diundangkan.

8. PLPS Penyelesaian Permasalahan Solvabilitas Bank Selain Bank SistemikLPS telah menetapkan PLPS No. 2 Tahun 2017 yang mengatur mengenai penyelesaian permasalahan solvabilitas Bank selain Bank Sistemik dan kriteria pemilihan cara penyelesaian bank. PLPS tersebut merupakan tindak lanjut dari Pasal 31 ayat (2) UU PPKSK yang mengamanatkan penyusunan PLPS yang mengatur mengenai penyelesaian permasalahan solvabilitas Bank selain Bank Sistemik dan kriteria

pemilihan cara penyelesaian bank dan Pasal 54 UU PPKSK yang mengamanatkan penyusunan peraturan pelaksanaan harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak UU PPKSK diundangkan. Dalam PLPS tersebut diatur mengenai mekanisme dan tata cara melakukan penanganan bank selain bank sistemik yang mengalami permasalahan solvabilitas. Selain itu, diatur juga mengenai persiapan resolusi (due diligence dan pencarian assuming bank) dan opsi resolusi yang dapat dilakukan yaitu purchase and assumption, bridge bank, penyertaan modal sementara, dan likuidasi .

9. PLPS tentang Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset Yang Masih Tersisa dari Program Restrukturisasi PerbankanDalam rangka penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan (PRP), LPS menyusun ketentuan mengenai pengelolaan, penatausahaan, serta pencatatan aset yang masih tersisa dari program restrukturisasi perbankan yang ditetapkan dalam PLPS No. 3 Tahun 2017. PLPS tersebut juga merupakan amanat dari UU PPKSK. Dalam PLPS ini, diatur mengenai garis besar mekanisme operasional program restrukturisasi perbankan. Walaupun aset PRP merupakan aset LPS, dalam rangka akuntabilitas penyelenggaraan PRP, pelaporan keuangan PRP dipisahkan dari pelaporan keuangan LPS dalam menjalankan fungsi sebagaimana diatur dalam UU LPS.

Page 58: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

58 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

10. PDK Pinjaman LPS dari Pihak LainLPS telah menyusun PDK No. 14 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perolehan Pinjaman dari Pihak Lain. Dalam PDK tersebut diatur antara lain mengenai kondisi dimana LPS dapat melakukan pinjaman dari pihak lain, dan penerbitan surat utang. PDK mengenai LPS dimaksud merupakan implementasi Pasal 27 ayat (2) huruf b UU PPKSK menyebutkan bahwa LPS dapat menerima pinjaman dari pihak lain dalam rangka melakukan penanganan bank gagal .

11. Solusi Penanganan Permasalahan Likuiditas LPS Berdasarkan Pasal 83 – 84 UU LPS bahwa dalam hal LPS mengalami kesulitan likuiditas, LPS dapat meminta pinjaman dari pemerintah. Berdasarkan amanat UU LPS tersebut, LPS menyampaikan konsep rancangan Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan surplus dan tingkat likuiditas LPS. Sebagai tindak lanjut dari konsep RPP tersebut, Pemerintah setelah melakukan pembahasan yang mendalam yang melibatkan berbagai instansi, pada tanggal 7 desember 2017 ditetapkan PP No. 49 Tahun 2017 tentang Surplus dan Tingkat Likuiditas Lembaga Penjamin Simpanan serta Pinjaman dari Pemerintah Kepada Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan PP ini, LPS memiliki prosedur yang jelas apabila mengajukan pinjaman kepada Pemerintah dalam hal LPS mengalami kesulitan likuiditas. PP ini juga mengatur kriteria penentuan kondisi LPS dianggap mengalami kesulitan likuiditas yaitu apabila kebutuhan likuiditas lebih besar dari sumber daya keuangan yang tersedia.

12. Sistem Informasi KepatuhanSebagai otoritas penjaminan dan resolusi bank, LPS berwenang untuk membuat kebijakan dibidang penjaminan dan resolusi bank termasuk didalamnya kebijakan mengenai likuidasi, pembayaran klaim penjaminan, dan penyelamatan bank. Selain kebijakan ekternal, LPS juga membuat kebijakan internal sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Untuk memudahkan aksesibilitas pegawai LPS terhadap seluruh kebijakan baik eksternal maupun internal telah dibangun sistem informasi kepatuhan. Dengan sistem ini, diharapkan seluruh pegawai LPS bekerja dengan mengikuti ketentuan/SOP yang telah ditetapkan .

13. Service Level Agreement Untuk memastikan konsistensi standar pelayanan kepada stakeholder di tiap tiap satuan kerja, LPS telah menetapkan service level agreement (SLA) di setiap satuan kerja. SLA ini juga menjadi salah satu indikator kinerja pegawai (key performance indicator) yang akan diukur saat performance appraisal. Dengan adanya penyempurnaan SLA ini, selain meningkatkan akuntabilitas, diharapkan kinerja serta reputasi lembaga dimata Stakeholder meningkat.

14. Nilai-Nilai Budaya LPS LPS telah menetapkan nilai-nilai budaya baru yang sesuai dengan visi dan misi LPS. Berdasarkan PDK No. 10 Tahun 2017, nilai-nilai LPS yaitu:a. Integrity yaitu berkata jujur, bertindak independen sesuai dengan kode etik, dan selalu mengedepankan

kepentingan lembaga;b. Collaboration yaitu mengedepankan kerjasama dan saling mendukung dengan sikap terbuka dan prasangka baik,

saling percaya dan menghargai untuk mencapai tujuan lembaga;c. Accountable yaitu berani bertanggung jawab atas segala tindakan atau keputusan yang diambil, sesuai kebijakan/

peraturan yang berlaku, dengan mempertimbangkan risiko;d. Respect yaitu menghargai, menghormati, dan memiliki kepedulian terhadap orang lain dengan dilandasi sikap

empati, sopan dan tulus tanpa pamrih; dane. Excellence yaitu mengupayakan hasil terbaik dengan cara menetapkan standar tinggi, melakukan pengembangan

berkelanjutan dan inovasi.

Page 59: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

59Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPS DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Transformasi LPS untuk Memperkuat Peran Sebagai Otoritas Penjaminan dan Resolusi Bank

Page 60: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

60 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 61: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

05tINJAuAN

OPERASIONAL

Sinergi antar komponen internal LPS yang kuat mampu menjawab tantangan eksternal

dalam pelaksanaan fungsi penjamin simpanan dan resolusi.

Page 62: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

62 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

Ekonomi dan Pasar Keuangan Global

Perekonomian global sepanjang tahun 2017 terus menunjukkan proses pemulihan yang semakin merata sementara risiko pasar keuangan cenderung menurun. Indonesia secara umum juga mencatat pemulihan ekonomi sepanjang tahun 2017. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang mulai pulih tersebut, inflasi di dalam negeri mampu dipertahankan di level yang rendah, sedangkan nilai tukar bergerak stabil dengan volatilitas yang rendah. Disisi lain, stabilitas sistem keuangan juga tetap terjaga meskipun fungsi intermediasi perbankan belum mampu tumbuh optimal. Proses pemulihan ekonomi global yang berlanjut dan merata diikuti dengan kenaikan volume perdagangan dunia dan harga komoditas.

Page 63: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

63Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Sepanjang tahun 2017, PDB dunia tumbuh 3,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2016 yang sebesar 3,2%. Pertumbuhan ekonomi global tersebut ditopang oleh akselerasi pemulihan ekonomi negara maju dan berlanjutnya pemulihan ekonomi di negara berkembang. Sumber pertumbuhan ekonomi yang utama masih berasal dari konsumsi dan investasi. Perbaikan investasi mendorong kenaikan volume perdagangan dunia hingga 4,5%, lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 1,5%. Peningkatan volume tersebut mengakibatkan kenaikan harga komoditas global, terutama sumber energi dan bahan logam. Perkembangan global yang semakin merata pada gilirannya berkontribusi positif pada perbaikan pasar keuangan global, termasuk menurunkan risiko volatilitas.

Tabel 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Global dan Beberapa Negara (%)

Negara/Kelompok Negara 2015 2016 2017

Dunia 3.4 3.2 3.7

Negara Maju 2.2 1.7 2.3

AS 2.9 1.5 2.3

Jepang 1.4 0.9 1.7

Zona Euro 2.4 1.8 2.3

Inggris 2.3 1.9 1.8

Negara Berkembang 4.3 4.4 4.7

China 6.9 6.7 6.9

India 7.6 7.9 6.4

Indonesia 4.9 5.0 5.1

Russia -2.5 -0.2 1.5

Turki 6.1 3.2 7.4

Brazil -3.5 -3.5 1.0

Afrika Selatan 1.3 0.6 1.3

Sumber: IMF, CEIC

Proses pemulihan ekonomi negara maju ditandai dengan laju inflasi yang relatif terkendali. Perekonomian negara maju tahun 2017 tumbuh sebesar 2,3%, naik dibandingkan tahun 2016 sebesar 1,7%. Perbaikan ekonomi sebagian besar ditopang oleh perbaikan di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (EU), dan Jepang. Sementara itu pertumbuhan perekonomian negara berkembang secara umum meningkat dari 4,4% (tahun 2016) menjadi 4,7% (tahun 2017) yang didorong oleh adanya perbaikan ekonomi global dan dampak positif kenaikan harga komoditas.

Penguatan harga komoditas global terjadi tidak hanya karena peningkatan permintaan namun juga adanya keterbatasan pasokan beberapa komoditas tertentu. Kondisi itu menyebabkan tren peningkatan harga komoditas (energi dan non-energi). Kenaikan harga energi seperti minyak dan non-energi khususnya logam dan mineral, telah dimulai sejak pertengahan 2016. Sementara itu, perkembangan berbeda terlihat pada kelompok makanan yang mengalami tren penurunan harga sejalan dengan membaiknya hasil produksi.

Page 64: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

64 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Grafix 5.1. Indeks Harga Komoditas Global

160 100=2010

135

110

85

60

35

Dec

-10

Dec

-14

Dec

-15

Dec

-12

Dec

-16

Dec

-13

Dec

-11

Jun-

17

Jun-

14

Jun-

12

Jun -

16

Jun-

13

Jun-

15

Jun-

11

Dec

-17

Energi Logam & Mineral Makanan

Sumber: Bank Dunia

Membaiknya kondisi perekonomian global juga berdampak pada optimisme pasar keuangan dan menurunkan volatilitas pasar keuangan. Arah kebijakan moneter di negara maju yang telah dibobot oleh pelaku pasar dan risiko geopolitik yang relatif stabil juga berkontribusi positif terhadap kinerja pasar keuangan. Pasar keuangan global yang terkendali berdampak positif pada aliran modal ke negara berkembang, meskipun disaat yang sama beberapa negara maju mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter melalui peningkatan suku bunga acuan. Peningkatan aliran modal ke negara berkembang cenderung mulai mengalami perlambatan pada akhir triwulan III 2017 seiring normalisasi posisi pengurangan neraca bank sentral AS.

Page 65: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

65Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Ekonomi Nasional

Momentum dari kondisi global yang lebih kondusif serta stabilitas makroekonomi yang terjaga berkontribusi positif pada pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2017. Peningkatan ekspor dan stimulus fiskal melalui belanja infrastruktur secara bertahap meningkatkan keyakinan korporasi untuk mulai melakukan investasi. Namun demikian, perbaikan kinerja ekspor dan investasi belum memberikan dorongan yang maksimal terhadap konsumsi rumah tangga. Secara keseluruhan, perkembangan positif ekspor dan investasi berperan besar pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 yang tercatat 5,07%, lebih baik dari tahun sebelumnya 5,03%.

Dari sisi produksi, pemulihan ekonomi Indonesia terutama terjadi di sektor yang terkait dengan ekspor, investasi pemerintah, dan konsumsi domestik. Dampak perbaikan ekspor khususnya tercermin pada sektor perkebunan, sebagian setor pertambangan, serta industri pengolahan. Meningkatnya investasi pemerintah dalam berbagai proyek infrastruktur juga mendorong kinerja sektor konstruksi. Di lain pihak, pergeseran pola konsumsi ke arah lifestyle dan leisure mendorong kinerja sektor penyediaan akomodasi dan makanan-minuman serta sektor informasi dan komunikasi. Dari sisi spasial, perbaikan ekonomi terutama terjadi di daerah dengan perekonomian berbasis sumber daya alam.

Tabel 5.2. Pertumbuhan PDB Berdasarkan Pengeluaran dan Produksi

Pertumbuhan (% YoY) Andil thd Pertumbuhan YoY PDB (ppt)

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

Menurut JenIs PenGeluaran

Konsumsi Swasta 5.28 4.84 5.04 4.98 2.92 2.69 2.79 2.76

Konsumsi Pemerintah 1.16 5.31 -0.14 2.14 0.10 0.46 -0.01 0.18

Pembentukan Modal Tetap Bruto 4.45 5.01 4.47 6.15 1.45 1.62 1.45 1.98

Ekspor Barang dan Jasa 1.07 -2.12 -1.57 9.09 0.27 -0.51 -0.35 1.90

Impor Barang dan Jasa 2.12 -6.25 -2.45 8.06 -0.51 1.45 0.51 -1.55

Menurut laPanGan usaHa

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.24 3.75 3.36 3.81 0.56 0.49 0.44 0.49

Pertambangan dan Penggalian 0.43 (3.42) 0.95 0.69 0.04 (0.32) 0.08 0.06

Industri Pengolahan 4.64 4.33 4.26 4.27 1.01 0.94 0.92 0.91

Konstruksi 6.97 6.36 5.22 6.79 0.66 0.61 0.51 0.67

Perdagangan Besar dan Eceran 5.18 2.54 4.03 4.44 0.71 0.35 0.54 0.59

Informasi dan Komunikasi 10.12 9.70 8.88 9.81 0.43 0.44 0.42 0.48

Jasa Keuangan dan Asuransi 4.68 8.58 8.90 5.48 0.18 0.32 0.34 0.22

Produk Domestik Bruto 5.01 4.88 5.03 5.07 5.01 4.88 5.03 5.07

Sumber: CEIC

Page 66: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

66 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Perbaikan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 juga terlihat dari neraca pembayaran yang kembali mengalami surplus. Neraca pembayaran 2017 kembali mencatatkan surplus yang didukung oleh semakin sehatnya kinerja transaksi berjalan dan meningkatnya aliran masuk modal asing dalam bentuk transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 1,7% terhadap PDB atau menurun dibandingkan dengan capaian tahun 2016 sebesar 1,8%. Perbaikan transaksi berjalan didukung oleh ekspor berbasis komoditas, sedangkan peningkatan ekspor manufaktur masih terbatas. Sementara itu surplus transaksi modal dan finansial ditopang oleh membaiknya persepsi investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan risiko global yang secara umum membaik. Total surplus transaksi modal dan finansial pada tahun 2017 mencapai USD 29,9 miliar dolar, lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar USD 29,3 miliar dolar. Membaiknya surplus neraca pembayaran juga berdampak pada volatilitas nilai tukar rupiah sepanjang

tahun 2017 yang hanya berkisar 3% dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 8,4%. Rupiah mengalami depresiasi terbatas dari Rp13.473/USD di akhir tahun 2016 menjadi Rp13.568/USD di akhir tahun 2017.

Pemulihan aktivitas ekonomi domestik tahun 2016 juga ditunjang oleh minimnya tekanan inflasi. Inflasi harga konsumen tahun 2017 mencapai 3,61%, naik dari 3,02% (tahun 2016). Sebaliknya inflasi inti cenderung melunak dari 3,07% menjadi 2,95% untuk periode yang sama. Kenaikan inflasi terutama didorong oleh kebijakan penyesuaian tarif listrik untuk sebagian pelanggan 900 VA yang dilakukan secara bertahap sebanyak 3 kali, yakni Januari, Maret, dan Mei 2017, dengan rata–rata kenaikan sebesar 32%. Sebaliknya inflasi inti terkendali dan inflasi volatile food cenderung rendah.

Grafik 5.2. Inflasi Harga Konsumen

Dec

-09

Jun-

14

Jun-

16

Dec

-11

Jun-

17

Jun-

13

Jun-

15

Dec

-10

Dec

-17

Dec

-13

Dec

-15

Jun-

12

Dec

-16

Dec

-12

Dec

-14

Jun-

10

12% Yoy %Yoyo

20

10 16

8 12

6 8

4 4

2 0

0 4

Inflasi Inti(L)

Inflasi Headline(L)

Inflasi Volatile Food(R)

Sumber: BPS

Page 67: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

67Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Penurunan inflasi dan defisit transaksi berjalan mendorong Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan moneter dan makroprudential yang akomodatif dalam usaha menjaga stabilitas makroekonomi. Dalam hal ini Bank Indonesia memilih melonggarkan kebijakan moneter secara lebih terukur melanjutkan siklus pelonggaran yang sudah dilakukan sejak 2016. Pelonggaran kebijakan moneter diharapkan dapat memperkuat momentum pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Pada semester I 2017, Bank Indonesia memilih mempertahankan level suku bunga kebijakan BI-7 Day Repo Rate yakni 4,75% dengan mempertimbangkan ekspektasi inflasi yang meningkat. Sebaliknya pada semester II 2017, Bank Indonesia memanfaatkan ruang pelonggaran yang tersedia dengan menurunkan suku bunga kebijakan masing masing 25 bps pada bulan Agustus dan September 2017 menjadi 4,25%.

Penurunan suku bunga juga disertai oleh beberapa kebijakan makroprudential seperti; perubahan mekanisme lelang operasi pasar terbuka (OPT) dari fixed rate tender (FRT) menjadi variable rate tender (VRT), implementasi Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata (averaging) dan pendalaman pasar keuangan. Kebijakan tersebut didukung pula dengan pelonggaran kebijakan makroprudensial yang lain seperti melanjutkan relaksasi ketentuan loan to value ratio (LTV) dan financing to value ratio (FTV) kredit/pembiayaan propert dan mempertahankan kebijakan giro wajib minimum (GWM) berdasarkan loan to funding ratio (LFR) pada rentang 80% hingga 92%.

Di sisi fiskal, meningkatnya risiko penerimaan akibat target penerimaan pajak yang tidak tercapai sementara disisi lain kebutuhan belanja masih cukup yang besar menjadi tantangan utama yang dihadap pemerintah sepanjang 2017. Kebijakan fiskal pemerintah sepenuhnya diarahkan untuk mendukung upaya mempercepat pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun demikian, tantangan penerimaan, khususnya penerimaan pajak masih mengemuka tercermin pada rasio pajak terhadap PDB (tax ratio) yang berada dalam tren menurun. Oleh karennya dari sisi belanja, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas belanja yang disertai dengan strategi prioritas. Secara keseluruhan, strategi yang ditempuh dapat menjaga defisit fiskal 2017 pada level 2,5% dari PDB serta rasio utang pemerintah yang masih berada pada level aman yakni 29,2%.

Industri Perbankan

Kinerja industri sepanjang tahun 2017 cenderung membaik. Pertumbuhan kredit tahunan naik dari 7,9% (tahun 2016) menjadi 8,2% (tahun 2017). Pertumbuhan tahunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan mengalami kontraksi terbatas dari 9,6% di akhir tahun 2016 menjadi sebesar 9,3% (akhir tahun 2017). Meski demikian, likuiditas sepanjang tahun 2017 cenderung longgar di tengah belum pulihnya pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK yang lebih tinggi. Indikator loan to deposit ratio (LDR) pada posisi akhir Desember 2017 sedikit mengalami peningkatan dibanding bulan-bulan sebelumnya menuju angka 90,04% akibat pertumbuhan kredit yang naik tinggi di akhir tahun.

Grafik 5.3. Pertumbuhan Kredit, DPK, dan lDr serta Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

40

% Y/Y % Y/Y

100

35 90

30

80

25

70

20

60

15

5010

405

300

Dec

-06

Dec

-10

Dec

-11

Dec

-08

Dec

-13

Dec

-15

Dec

-09

Dec

-07

Jun-

13

Jun-

16

Jun-

17

Jun-

10

Jun-

08

Jun-

12

Jun-

15

Jun-

09

Jun-

11

Jun-

07

Dec

-14

Dec

-16

Dec

-17

LDR

Pertumbuhan kredit

Pertumbuhan DPK

Pertumbuhan DPK %Y/Y(L); 9.35Pertumbuhan Kredit %Y/Y (LSH); 8.24

Page 68: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

68 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

40

35

30

25

20

15

10

5

0

Dec

-11

Aug

-14

Apr

-15

Apr

-13

Dec

-15

Dec

-16

Dec

-13

Aug

-12

Apr

-16

Apr

-17

Dec

-17

Apr

-14

Dec

-12

Aug

-15

Aug

-16

Aug

-13

Dec

-14

Apr

-12

Apr

-16

Aug

-17

Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Kredit Konsumsi

Inv. L; 4.82

Cons. L; 11.04

Weap L; 8.48

% Y/Y

Sumber: OJK, LPS

Pemulihan pertumbuhan kredit yang belum optimal terjadi sebagai dampak dari proses konsolidasi yang dilakukan oleh korporasi dan perbankan. Debitur memilih menahan ekspansi bisnis ditambah perbankan yang juga lebih selektif dalam memberikan fasilitas kredit baru dan memilih fokus untuk memperbaiki kualitas kredit. Disisi lain, terjadi perubahan perilaku nasabah dana korporasi dan sebagian rumah tangga kelas atas yang memilih melakukan untuk mengakumulasi uang tunai (alat likuid) berdampak pada peningkatan DPK. Masih tingginya risiko bisnis yang membayangi kinerja korporasi akibat dampak perlambatan ekonomi global beberapa tahun terakhir menjadikan bank lebih konservatif dalam menyalurkan kredit baru. Bank menjadi lebih fokus pada konsolidasi internal dan efisiensi restrukturisasi kredit dibanding melakukan ekspansi.

Pertumbuhan kredit berdasarkan penggunaan sepanjang tahun 2017 yang cenderung kurang optimal terjadi hampir merata pada semua jenis penggunaan. Penyaluran kredit investasi turun dari sebesar 8,6% (tahun 2016) menjadi tinggal 4,8% (tahun 2017), sebaliknya pertumbuhan kredit modal kerja dan konsumsi pada periode yang sama naik di kisaran 8% sedikit membaik dibanding tahun sebelumnya yang berada di kisaran 7%.

Meskipun sejak awal tahun nominal kredit bermasalah (non performing loan atau NPL) berada dalam tren menurun, namun hal ini lebih disebabkan adanya relaksasi aturan yang diberlakukan oleh OJK terkait proses restrukturisasi kredit. Nilai nominal NPL tercatat turun 4,1% dalam setahun terakhir sehingga rasio NPL turun dari 2,9% pada akhir 2016 menjadi 2,7% di akhir 2017.

Page 69: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

69Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

tabel 5.3. Perkembangan nPl dan Kolektibilitas Kredit

2014 2015 2016 2017 YoY

Assets (IDR bn) 5,616,150 6,132,583 6,729,799 7,387,144 9.8%

Credit (IDR bn) 3,674,308 4,057,904 4,377,195 4,605,079 5.2%

Credit Impairment (IDR bn) 83,240 110,161 147,470 158,483 7.5%

NPL (IDR bn) 79,387 100,933 128,135 122,923 -4.1%

CurrENT 3,442,490 3,759,835 4,051,473 4,390,589 8.4%

Special Mention 152,430 197,137 197,587 224,460 13.6%

Substandard 14,278 19,566 27,120 22,404 -17.4%

Doubtful 15,287 13,426 15,844 18,284 15.4%

Lost 49,822 67,941 85,171 82,235 -3.4%

nPl (% to total loans)

Substandard 0.39% 0.48% 0.62% 0.49%

Doubtful 0.42% 0.33% 0.36% 0.40%

Bad debt 1.36% 1.67% 1.95% 1.79%

total nPl (%) 2.16% 2.49% 2.93% 2.67%

Credit Impairment ratio (%) 104.85% 109.14% 115.09% 128.93%

160,000

140,000

120,000

100,000

80,000

40,000

20,000

0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

Dec

-10

Aug

-13

Apr

-14

Apr

-12

Dec

-14

Apr

-16

Dec

-12

Aug

-11

Apr

-15

Aug

-16

Apr

-17

Dec

-17

Apr

-12

Dec

-11

Aug

-14

Dec

-15

Aug

-12

Dec

-13

Apr

-11

Aug

-15

Dec

-16

Aug

-17

NPL Nominal (L) -% NPL (R)

Profit (IDR tr)

(%) Profit Yoy 12 MSUM

NPL (IDR); 122,9 TnNPL (RHS); 2,67 %

Sumber: OJK

Page 70: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

70 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Membaiknya kondisi likuditas yang dicerminkan dari pertumbuhan DPK yang lebih tinggi berdampak pada penurunan tingkat bunga dana yang ditawarkan perbankan. Berdasarkan pemantauan pada suku bunga deposito yang diberikan bank terlihat bahwa secara rata-rata sampai dengan akhir 2017 suku bunga deposito untuk rupiah mengalami mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2017 suku bunga rata-rata rupiah telah turun lebih dari 55bps, disisi lain suku bunga pasar deposito valas terlihat adanya kenaikan secara terbatas khususnya pada triwulan terakhir. Tercatat sepanjang tahun 2017 suku bunga rata-rata deposito valas telah naik sebesar 5bps.

Grafik 5.5. suku Bunga Deposito rupiah dan Valas Bank Benchmark

10DMA 22,%

(Suku Bunga Deposito Bank Benchmark (Rupiah

9

8

7

6

5

4

6,31

5,75

5,52

4,73

Sept

-15

Sep-

17

Sep-

16

Mar

-17

Mar

-16

Jun-

17

Jun-

16

Dec

-16

Dec

-17

Dec

-15

MinMax Avg LPS RateDMA 22,% (Suku Bunga Deposito Bank Benchmark (Rupiah

1.30

1.60

1.00

1.40

0.800.600.400.200.00

0,83

0,75

0,56

0,30

Sept

-15

Sep-

17

Sep-

16

Mar

-17

Mar

-16

Jun-

17

Jun-

16

Dec

-16

Dec

-17

Dec

-15

MinMax Avg LPS Rate

Sumber: LPS

Sepanjang tahun 2017 perlambatan penyaluran kredit dan meningkatnya kegiatan hapus buku terkait kredit restrukturisasi berdampak terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Melambatnya pertumbuhan kredit merupakan pekerjaan rumah yang

Page 71: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

71Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

cukup memberatkan bank karena mengancam tingkat profitabilitas, namun keberhasilan bank melakukan efisiensi di sisi biaya dana dan proses restrukturisasi kredit sedikit banyak membantu perbankan dalam mempertahankan tingkat laba. Sampai dengan akhir tahun 2017, laba industri perbankan tercatat mampu tumbuh sebesar 21,4% cukup tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit yang tumbuh dibawah 10%. Laba bersih industri perbankan yang tumbuh di tengah masih minimya pertumbuhan kredit ditopang oleh beberapa pos antara lain kenaikan net interest income (NII), penurunan pembentukan biaya provisi dan penurunan biaya operasional.

Grafik 5.6. Perkembangan laba dan Permodalan Perbankan

Dec

-06

Dec

-10

Dec

-11

Dec

-08

Dec

-12

Dec

-14

Dec

-09

Dec

-07

Jun-

13

Jun-

15

Jun-

16

Jun-

17

Dec

-16

Dec

-17

Jun-

10

Jun-

08

Jun-

12

Jun-

14

Jun-

09

Jun-

11

Jun-

07

Dec

-13

Dec

-15

6,000 24

5,00022

4,000

20

3,000

18

2,000

16

12

1,000

14

10

ATMR, Modal:Rp Miliar

total Modal (lHs); 1.166

ATMR (LHS); 5.029

CAR (RHS); 23,18

CAR (1%)

ATMR (LHS) Capital (LHS) CAR(RHS)

Dec

-09

Jun-

14

Jun-

16

Dec

-11

Jun-

17

Jun-

13

Jun-

15

Dec

-10

Dec

-17

Dec

-13

Dec

-15

Jun-

12

Dec

-16

Dec

-12

Dec

-14

Jun-

10

160 50(% MSUM y/y 12)

Rp Trillions

14040120

30100

20

40

80

10

20

60

00

Profit (IDR tr)Profit Yoy 12 MSUM (%)

Profit ; 166,887Tn Profit 12 MSUM YoY; 21,40%

Sumber: OJK

Page 72: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

72 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Meskipun belum tumbuh secara optimal namun ketahanan industri perbankan tanah air dapat dikatakan cukup kuat. Sampai dengan Desember 2017, rasio kecukupan modal Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan mencapai 23,18% dengan total modal sebesar Rp1.081 triliun. Dengan demikian, permodalan perbankan diperkirakan masih mampu untuk menyerap berbagai risiko terutama potensi kenaikan risiko kredit masa depan dan juga untuk ekspansi.

Prospek dan risiko

Tahun 2018 diharapkan menjadi tahun yang lebih baik bagi ekonomi dan pasar keuangan Prospek perekonomian Indonesia di tahun 2018 dan 2019 diperkirakan akan melanjutkan perbaikan seperti yang terjadi di tahun 2017. Prospek perekonomian tersebut ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, inflasi yang masih terkendali, serta keseimbangan eksternal yang terjaga. Momentum positif dari global dan domestik pada 2017 diharapkan dapat menjadi fondasi bagi berlanjutnya pemulihan ekonomi ke depan. LPS memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 dan 2019 meningkat masing-masing dalam kisaran 5,3-5,5%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi disertai Inflasi yang diperkirakan tetap rendah dalam kisaran inflasi 3,5-3,7%.

Di tengah berlanjutnya pemulihan ekonomi tersebut, masih terdapat beberapa risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan sebab berpotensi mengganggu kesinambungan prospek perekonomian. Risiko dan tantangan jangka pendek dari global bersumber antara lain dari normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, potensi gejolak geopolitik yang masih berlanjut, dan kebijakan proteksionisme perdagangan yang meningkat serta berpotensi memicu perang dagang. Sementara risiko dan tantangan dari sisi domestik bersumber dari proses konsolidasi ekonomi yang terus berlanjut, ruang stimulus fiskal yang masih terbatas, dan penurunan aliran modal asing yang dipicu oleh berlanjutnya normalisasi kebijakan moneter negara maju. Selain itu, tantangan juga muncul berkaitan dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi di tengah risiko inflasi yang meningkat terkait kenaikan harga minyak dan harga komoditas.

Page 73: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Ekonomi Dan Sistem Keuangan

73Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

analisis Kebijakan tingkat Bunga Penjaminan lPsTekanan inflasi yang relatif terkendali dan respon otoritas moneter yang kembali melanjutkan pemangkasan tingkat bunga kebijakan 2 kali sebesar 50 bps di bulan Agustus dan September mempengaruhi perilaku perbankan dalam menentukan tingkat bunga simpanan dan kredit. Sementara itu kondisi likuditas perbankan yang relatif longgar memberikan ruang tambahan bagi perbankan untuk melakukan penurunan tingkat bunga simpanan secara cukup agresif. Berdasarkan pemantauan yang dilakukkan oleh LPS terhadap pergerakan tingkat bunga bank acuan (benchmark) sepanjang tahun 2017 suku bunga rata-rata deposito1 untuk rupiah mengalami penurunan sekitar 55bps menjadi 5,52%.

Tren penurunan tidak hanya terjadi pada suku bunga rata-rata namun juga terjadi pada suku bunga maksimum dan minimum yang juga terpantau turun masing-masing sebesar 72bps (6,31%) dan 40bps (4,74%). Penurunan ini selanjutnya berdampak terhadap formulasi suku bunga pasar dan distance margin yang merupakan komponen dari formula tingkat bunga penjaminan (LPS Rate)2. Komponen suku bunga pasar tercatat mengalami penurunan sebesar 67bps (5,21%) sebaliknya komponen distance margin naik sebesar 28bps (1,07%) sepanjang periode pengamatan di tahun 2017. Adanya kenaikan pada komponen distance margin mengindikasikan adanya peningkatan intensitas kompetisi antara bank dalam penurunan tingkat bunga simpanan

Sepanjang tahun 2017, LPS tercatat melakukan penurunan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) pada bulan September dan Oktober masing-masing sebesar 25bps menjadi masing masing 5,75% dan 8,25%. Langkah penurunan tingkat bunga penjaminan rupiah tersebut ditempuh setelah mempertimbangkan tren penurunan suku bunga simpanan perbankan yang sudah lebih dulu turun disamping juga memperhatikan kondisi likuiditas perbankan dan arah kebijakan moneter yang cenderung melonggar. Kebijakan penurunan pada periode tersebut juga tetap mempertimbangkan faktor stabilitas sistem keuangan dan cakupan penjaminan yang minimal 90% dari total nasabah3.

Kebijakan penurunan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah pada tahun 2017 tidak diikuti dengan penurunan pada tingkat bunga penjaminan valuta asing, dalam hal ini tingkat bunga penjaminan untuk simpanan valuta asing di bank umum dipertahankan tetap sebesar 0,75%. Hal ini mempertimbangkan bahwa kenaikan yang terjadi sepanjang tahun 2017 pada suku bunga simpanan valuta asing masih relatif terbatas. Tercatat suku bunga rata-rata deposito valuta asing terpantau naik sebesar 5bps (0,56%), demikian pula untuk suku bunga deposito maksimal dan minimal juga mengalmami kenaikan masing-masing sebesar 2bps (0,30%) dan 8bps (0,83%). Kenaikan ini terefleksi pada suku bunga pasar yang juga naik sebesar 5bps (0,57%) sementara distance margin terpantau tetap sebesar 0,25%

Pertimbangan lain yang menjadi dasar untuk mempertahankan tingkat bunga penjaminan valuta asing sepanjang tahun 2017 antara lain adalah kondisi likuditas valuta asing di perbankan yang juga relatif stabil yang merupakan dampak dari stabilnya tingkat nilai tukar rupiah serta masih kuatnya arus dana asing yang masuk melalui pasar modal dan investasi langsung. Sehingga dalam hal ini tingkat bunga penjaminan valas yang berlaku dipandang masih cukup memadai dan dapat memberikan kepercayaan terhadap nasabah penyimpan.

1 Suku bunga deposito yang digunakan dalam metode perhitungan tingkat bunga penjaminan adalah deposito tenor 1 ulan dan 3 bulan2 PDK No.14 Tahun 2014 tentang Prosedur dan Metodologi Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan3 UU No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan

Page 74: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

74 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Penjaminan

Kepesertaan Penjaminan

Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LUU PS) pasal 8 tentang kepesertaan, setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia wajib menjadi peserta program penjaminan simpanan kecuali untuk Bank Kredit Desa. Dalam hal ini termasuk Bank Umum yang berkedudukan di luar negeri dan melakukan kegiatan perbankan dalam wilayah Republik Indonesia serta BPR, baik yang bersifat konvensional maupun yang berdasarkan prinsip syariah. Program penjaminan LPS tidak mencakup kantor cabang bank yang beroperasi di luar negeri.

Sebagai peserta program penjaminan LPS, setiap bank wajib: membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% (satu perseribu) dari modal sendiri (ekuitas) bank pada akhir tahun fiskal sebelumnya atau dari modal disetor bagi bank baru.

Bank Peserta Penjaminan

No uraian 31 Desember 2016 Perubahan 31 Desember 2017

1 Bank Umum Konvensional 104 -2 102

2 Bank Umum Syariah 13 0 13

Sub Total Bank Umum 117 -2 115

1 Bank Perkreditan Rakyat 1.628 -12 1.616

2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 116 1 167

Sub Total BPR 1.794 (11) 1.783

Total Bank 1.911 (13) 1.898

Sampai dengan akhir tahun 2017, secara kumulatif jumlah bank mencapai 1.898, berkurang 13 bank dibandingkan dengan jumlah bank per 31 Desember 2016 yang sebanyak 1.914 bank. Berkurangnya jumlah bank tersebut diantaranya disebabkan oleh diabutnya izin usaha kantor cabang The Royal Bank of Scotland N.V di Indonesia dan satu bank umum melakukan penggabungan usaha. Selain itu, terdapat 9 BPR lainnya yang dicabut izin usahanya, yakni:

PT BPR Dhasatra Artha Sempurna BPR LPN Kampung Manggis

PT BPR Indomitra Mega Kapital PT BPR Nova Trijaya

PT BPR Sisibahari Dana PT BPR Nusa Galang Makmur

PT BPR Sinar Baru Perkasa PT BPR Tri Harta Indah

PT BPR KS Bali Agung Sedana

Page 75: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penjaminan

75Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Di lain pihak, terdapat 10 BPR yang mendapatkan izin usaha baru yakni

PT BPR Modern Ternate PT BPR Modern Papua

PT BPRS Adam PT BPR Anak Negeri Papua

PT BPR Baturaja PT BPR Asli Dana Mandiri

PT BPR Elbaghraf Madura Berdikari PT BPR Dana Mulia Sejahtera

PT BPR Mukomuko PT BPR Modern Kupang

Pada tahun 2017, terdapat penggabungan usaha bank umum maupun BPR sebagai berikut: 1. PT Centratama Nasional Bank ke dalam PT Bank Shinhan Indonesia2. PT BPR Arthaswasembada Mojosari, PT BPR Inti Danita dan PT BPR Arta Mukti Graha ke dalam PT BPR Arta Swasembada3. PT BPR Wilis Putra Utama, PT BPR Gunung Modal Usaha, PT BPR Tanggul Arto ke dalam PT BPR Cinde Wilis4. PT BPR Bromo Mandiri dan PT BPR Kratonprima Abadi ke dalam PT BPR Purwosari Anugerah5. PD BPR LPK Leuwiliang, PD BPR LPK Sawangan, PD BPR LPK Pancoran Mas dan PD BPR LPK Citeureup ke dalam PD

BPR LPK Parungpanjang

Disisi lain, beberapa BPR melakukan perubahan bentuk badan hukum yakni1. KOP BPR Tunas Artha berubah menjadi PT BPR Tunas Artha Baru2. BPR LPK Cimerak berubah menjadi PT BPR Artha Galuh Mandiri Jawa Barat3. BPR LPK Panyingkiran berubah menjadi PT BPR Majalengka Jabar

Posisi Simpanan

Data simpanan di perbankan memiliki peran sangat penting dalam penentuan premi penjaminan. Oleh karena itu, LPS mengatur bahwa Bank Umum memiliki kewajiban menyampaikan laporan posisi simpanan kepada LPS setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 10 pada bulan berikutnya. Sedangkan pengaturan untuk BPR menyampaikan posisi simpanan bersamaan dengan perhitungan premi yaitu paling lambat 31 Januari dan 31 Juli. Selanjutnya, data posisi simpanan bank umum dan BPR tersebut menjadi dasar LPS dalam menghitung premi penjaminan. Premi penjaminan dihitung berdasarkan rata-rata saldo bulanan total simpanan pada setiap periode premi penjaminan.

Posisi Simpanan Di Bank umum

Tabel berikut ini menjelaskan posisi simpanan nasabah di Bank Umum dalam dua tahun terakhir.

Tabel 5.4. Total Simpanan* Bank umum Periode 2016 s.d 2017 (rp/Miliar)

No Bulan 2016 2017 Kenaikan (YoY)

1 Januari 4,468,853 4,895,913 9.56%

2 Februari 4,512,751 4,921,567 9.06%

3 Maret 4,550,903 5,004,481 9.97%

4 April 4,562,444 5,012,485 9.86%

Page 76: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

76 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No Bulan 2016 2017 Kenaikan (YoY)

5 Mei 4,589,454 5,104,851 11.23%

6 Juni 4,646,114 5,131,044 10.44%

7 Juli 4,664,250 5,123,267 9.84%

8 Agustus 4,680,848 5,142,246 9.86%

9 September 4,675,317 5,225,164 11.76%

10 Oktober 4,728,887 5,257,690 11.18%

11 November 4,809,306 5,279,734 9.78%

12 Desember 4,900,193 5,363,316 9.45%

*) Simpanan meliputi Dana Pihak Ketiga dan Simpanan dari Bank Lain

Per 31 Desember 2017, posisi simpanan di bank umum mencapai Rp5.363.316 miliar dengan jumlah rekening sebanyak 242.396.164 rekening. Jika diibandingkan dengan tahun 2016, posisi ini meningkat masing-masing 9,45% untuk nominal dan 21,65% untuk rekening. Adapun rata-rata total simpanan selama tahun 2017 mencapai Rp5.121.813 miliar, meningkat sebesar 10,17% (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Grafik 5.6. tren Jumlah simpanan Bank umum ( 2013-2017) (rupiah)

Jumlah Rekening Nominal Simpanan

May

-13

May

-16

Jan-

13

Des

-14

Des

-17

Des

-13

Des

-16

Jan-

15

Jan-

16

Jan-

14

Jan-

17

May

-15

May

-14

May

-17

Des

-15

300.000.000

250.000.000

Jum

lah

Rek

enin

g

200.000.000

150.000.000

100.000.000

50.000.000 1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

Nom

inal

Sim

pana

n

LPS menjamin beragam jenis simpanan perbankan yang terdiri dari Giro, Tabungan, Deposit on Call, Deposito, Sertifikat Deposito, dan jenis simpanan lainnya. Pada 31 Desember 2017, berdasarkan jumlah nominal simpanan, porsi jenis simpanan terbesar adalah Deposito (42,55%), sedangkan berdasarkan jumlah rekening simpanan, proporsi jenis simpanan terbesar adalah Tabungan (97,08%).

Page 77: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penjaminan

77Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Grafik 5.7. Komposisi Jenis Simpanan dalam nominal (bank umum)dalam miliyar rupiah

SertifikatDeposito

Deposito

DOC

Tabungan

Giro

1,704,012(32%)

1,265,002(24%)2,281,843

(42%)

92,155(2%)

20,304 (0,38%)

Grafik 5.8 Jenis Simpanan dalam Rekening (bank umum) dalam miliyar rupiah

0%0%

4,847,923

2%

Giro

DOC 0%

Sertifikat Deposito

Tabungan

Deposito

97%235,648,079

Jika dilihat per jenis banknya untuk posisi simpanan per 31 Desember 2017, simpanan terbesar secara nominal adalah simpanan di bank swasta 43,3% atau sebesar Rp2.322 triliun, disusul oleh bank BUMN yaitu 41,49% atau sebesar Rp2.225 triliun. Untuk porsi rekening simpanan per 31 Desember 2017, yang terbesar adalah bank BUMN yaitu 61,99% atau sebanyak 150,25 juta rekening disusul oleh bank swasta nasional sebesar 25,01% atau sebanyak 60.62 juta rekening.

2,423,961

1%

Page 78: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

78 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

analisis Perilaku nasabah Penyimpan dan Bank terhadap skema Penjaminan lPs

Kajian ini dilakukan bekerjasama dengan para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tujuan untuk melihat bagaimana pemahaman nasabah dan bank terkait skema penjaminan LPS saat ini, khususnya balancing atas aspek confidence, biaya penjaminan dan moral hazard bank. Kajian ini menggunakan teori behavioral economics sebagai pisau analisis. Kajian dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, pengumpulan informasi alam bawah sadar dari beberapa nasabah penyimpan dan bankir dengan teknik ZMET (Zaltman Metaphor Elicitation Technique. Kedua, eksperimen yang melibatkan bankir-bankir bank umum dan BPR untuk meneliti perilaku bank terhadap skema penjaminan LPS. Terakhir, survei kepada nasabah penyimpan dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari hasil ZMET. Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:1. Berdasarkan hasil ZMET, bagi nasabah penyimpan dan bankir, konstruk utama terkait skema penjaminan LPS

adalah rasa tenang, bahagia, dan nyaman. Lebih jauh lagi, keberadaan LPS dianggap sebagai solusi yang bertugas untuk merapikan regulasi, menyelesaikan persoalan, dan menyelamatkan dari krisis finansial;

2. Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD), pemahaman nasabah penyimpan mengenai skema penjaminan relatif masih rendah, terutama nasabah-nasabah kecil. Dalam memilih bank tempat menyimpan uang, nasabah memandang bahwa faktor-faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah jaringan transaksi yang luas dan reputasi bank. Adapun dari sisi bankir terkait skema penjaminan, premi penjaminan perlu didasarkan atas risiko (Sistem Premi Diferensial);

3. Berdasarkan hasil eksperimen, nilai penjaminan yang terlalu rendah dapat mendorong bank untuk meningkatkan tendensi pengambilan proyek yang berisiko terlalu tinggi (moral hazard). Perilaku moral hazard ini terutama memiliki kecenderungan terjadi pada bank-bank kecil;

4. Berdasarkan hasil survei kepada nasabah penyimpan, baik korporat maupun individu, mayoritas responden yakin terhadap keandalan dan keamanan sistem perbankan di Indonesia. Namun demikian, nasabah penyimpan berpandangan bahwa peran skema penjaminan LPS untuk memperkuat keyakinan mereka terhadap keandalan dan keamanan sistem perbankan dapat lebih ditingkatkan.

Posisi Simpanan di BPr

14,000,000 120,000.00

12,000,000 100,000.00

10,000,000 80,000.00

8,000,000 60,000.00

6,000,00040,000.00

4,000,000 20,000.00

10,000.002,000,000

Jun-

13

Jun-

15

Jun-

17

Jun-

14

Jun-

16

Dec

-13

Dec

-15

Dec

-17

Dec

-14

Dec

-16

RekeningNominal

Nom

inal

Sim

pana

n

Rek

enin

g

Grafik 5.9. Pertumbuhan simpanan BPr ( 2013-2017) (rupiah)

Page 79: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penjaminan

79Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Total simpanan BPR per 31 Desember 2017 mencapai Rp97,05 triliun meningkat sebesar Rp11,27 triliun atau tumbuh 13,13% dibandingkan tahun sebelumnya, untuk jumlah rekening naik 4,25% menjadi 13.059.073.

Berdasarkan posisi simpanan di BPR per 31 Desember 2017, untuk nominal, porsi jenis simpanan terbesar adalah deposito yang mencapai 69,46% atau senilai Rp67,41 triliun. Sedangkan untuk rekening, porsi terbesar adalah tabungan 95,34% atau sebanyak 12.50 juta rekening.

Penerimaan PremiSebagaimana diatur dalam pasal 12 UU LPS, premi penjaminan dibayarkan 2 kali dalam 1 tahun, yaitu pembayaran untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni dan periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember. Premi untuk masing-masing periode dibayarkan paling lambat 31 Januari dan 31 Juli.

Pendapatan premi tahun 2017 mencapai Rp10,396 triliun naik 10,07% (YoY) dibandingkan tahun 2016. Pendapatan premi Bank Umum mencapai Rp10,216 triliun, naik 10,05% (YoY) dengan rincian:

No. uraian 2017 2016 Kenaikan

1 PerIoDe JanuarI s.D. JunI

1.1 Bank Umum 4.931 4.637 294 6,34%

1.2 BPR dan BPRS 88 77 11 13,75%

Sub Total Periode Januari s.d Juni 5.019 4.714 305 6,46%

2 PerIoDe JulI s..D DeseMBer

2.1 Bank Umum 5.285 4.646 639 13,75%

2.2 BPR dan BPRS 92 84 8 9,13%

Sub Total Periode Juli s.d. Desember 5.377 4.730 647 13,67%

Total Januari s.d. Desember

Bank Umum 10.216 9.283 933 10,05%

BPR dan BPRS 180 162 18 11,40%

Total 10.396 9.445 951 10,07%

Dalam hal perhitungan premi bank, LPS dapat melakukan verifikasi terhadap hal tersebut berdasarkan pasal 14 UU tentang LPS. Verifikasi tersebut dilakukan melalui pemeriksaan dokumen, pemanggilan pejabat bank yang bersangkutan, dan/atau pemeriksaan langsung ke bank untuk meyakinkan kebenaran pembayaran premi yang dilakukan secara self assesment oleh bank.

Pemantauan Kewajiban Bank Dalam Mengumumkan Tingkat Bunga Penjaminan dan Maksimum nilai simpanan yang Dijamin oleh lPs

Bank wajib menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam kantor bank atau tempat lainnya, sehingga mudah diketahui oleh masyarakat. Hal itu mengacu kepada peraturan LPS No. 2 Tahun 2010 tentang Preogram Penjaminan Simpanan Pasal 3 Huruf f dan g. Bank juga wajib mengumumkan tingkat bunga penjaminan LPS dan nilai maksimum penjaminan agar diketahui oleh nasabah penyimpan. Tahun 2017, LPS telah melakukan pemantauan terhadap kepatuhan bank atas kewajiban sebagaimana tersebut di atas dengan cara melakukan kunjungan ke kantor bank sebanyak 530 bank (51 kantor bank umum dan 479 BPR) dengan tingkat kepatuhan 85% (bank umum 71% dan BPR 86%)

Page 80: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

80 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Pelaksanaan resolusi Bank

Mekanisme resolusi Bank

Pasal 4 UU No.24 tahun 2014 tentang LPS menjelaskan bahwa salah satu fungsi LPS adalah turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Terkait dengan fungsi tersebut, LPS mempunyai tugas merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal (bank resolution) yang tidak berdampak sistemik, dan melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.

Penguatan fungsi LPS tersebut ditunjang dengan penerbitan Undang-Undang No.9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK) yang mengatur cara penanganan permasalahan solvabilitas bank oleh LPS, yaitu: (1) mengalihkan sebagian atau seluruh aset dan/ atau kewajiban bank kepada bank penerima (purchase and assumption); (2) mengalihkan sebagian atau seluruh aset dan/atau kewajiban bank kepada bank perantara (bridge bank); (3) melakukan penanganan bank sesuai dengan Undang-Undang LPS (dilakukan dengan penambahan modal bank oleh LPS, dengan ataupun tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama).

LPS telah menerbitkan 3 (tiga) peraturan yang dikeluarkan pada tanggal 13 April 2017 untuk menindaklanjuti UU tentang PPKSK tersebut. Ketiga peraturan LPS ini berisi tentang penanganan bank sistemik yang mengalami permasalahan solvabilitas; penyelesaian bank selain bank sistemik yang mengalami permasalahan solvabilitas; dan pengelolaan, penatausahaan, serta pencatatan aset dan kewajiban dari penyelenggaraan program restrukturisasi perbankan. Penjelasan lebih lengkap tentang hal ini dapat dilihat di bab Transformasi LPS Menjadi Bagian dari Stabilisasi Sistem Perbankan.

Persiapan Penyelenggaraan Program restrukturisasi Perbankan

Dalam kondisi krisis sistem keuangan dan terjadi permasalahan sektor perbankan yang membahayakan perekonomian nasional, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) merekomendasikan kepada Presiden untuk memutuskan penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan (PRP). Dalam hal presiden setuju dengan rekomendasi KSSK, presiden memutuskan penanganan

krisis sistem keuangan dengan menyelenggarakan PRP yang diselenggarakan oleh LPS. Sesuai Pasal 40 ayat (1) UU PPKSK, LPS bertanggung jawab atas pengelolaan serta penatausahaan aset dan kewajiban yang diperoleh atau berasal dari penyelenggaraan PRP. Dalam rangka persiapan penyelenggaraan PRP, pada tahun 2017 LPS telah menetapkan Peraturan LPS Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pengelolaan, Penatausahaan, serta Pencatatan Aset dan Kewajiban dari Penyelenggaraan PRP. PLPS tersebut merupakan amanat dari Pasal 40 ayat (3) UU PPKSK. Selain itu, LPS juga telah melakukan kajian organisasi untuk mengakomodir penyelenggaraan PRP oleh LPS. Hal lain yang dilakukan adalah LPS tengah mempersiapkan penyusunan kajian desain PRP, struktur dan mekanisme kerja PRP, dan strategi penanganan krisis jangka pendek yang direncanakan dimulai pada tahun 2018.

Peningkatan Kapabilitas resolusi Bank

Dalam rangka meningkatkan kapabilitas resolusi bank, pada tahun 2017 LPS telah melakukan amandemen Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kantor Akuntan Publik (KAP). Sebagai tindak lanjut atas penandatangan Nota Kesepahaman, juga telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai resolusi bank dalam rangka persiapan dan pelaksanaan penyelesaian atau penanganan bank kepada pejabat dan pegawai KAP pada tanggal 21-23 November 2017. Pelatihan resolusi bank juga diberikan kepada pejabat dan pegawai BPKP yang merupakan implementasi dari MoU antara LPS dengan BPKP yang diselenggarakan pada tanggal 10-13 Oktober 2017.

Untuk meningkatkan kesiapan LPS dalam menangani permasalahan solvabilitas bank, LPS juga melakukan simulasi tematik terkait pelaksanaan metode resolusi terpilih dan simulasi penanganan bank gagal skala menengah/besar yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2017 dan 20 September 2017. Selain itu, LPS terlibat aktif dan menjadi tuan rumah untuk penyelenggaran simulasi pencegahan dan penanganan krisis yang melibatkan seluruh anggota KSSK (LPS, BI, Kementerian Keuangan, dan OJK) yang diselenggarakan pada tanggal 2 Oktober 2017.

Page 81: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Pelaksanaan Resolusi Bank

81Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Gambar 1. Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik

Bank Sistematik mengalami

PermasalahanSolvabilitas

Melakukan Persiapan Penanganan

PermasalahanSolvabilitas Bank

Meminta LPS Meningkatkan

Intensitas Persiapan Penaganan Bank

Sistematik

Meminta Rapat KSSK disertai dan menyampaikan

Rekomendasi langkahpenanganan

Melakukan Penanganan

Permasalahan Solvabilitas,

termasuk PelaksanaanRencana Aksi

memberitahukan LPS untuk Melakukan Persiapan

Penanganan Permasalahan

Solvabilitas Bank

Bank Sistematik Normal

OJK

OJK

LPSYes

Yes

No

No

0JK

0JK

lPs

Pasal 21

uu PPKSK

Kondisi Memburuk

& ditetapkanBDPK

?

Permasalahandapat Diatasi

?

1. Meminta Pengurus menjaga kondisi keuangan bank

2. Meminta pengurus bank mendukung pelaksanaan pengalihan asset dan kewajiban bank

3. Memfasilitasi LPS dalam melakukan pemasaran P&A dan memfasilitasi calon bidder untuk Due Diligence

Rapat KSSK: Menetapkan langkah penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank:

1. Memutuskan penyerahan bank sistematik kepada LPS untuk dilakukan penanganan

2. Menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Menkeu, Gub BI, dan Ketua DK OJK untuk mendukung LPS dalam melaksanakan penanganan bank sistematik

Purchase andAssumption

(P&A)

Bridge Bank(Bank Perantara)

Mengalihkan Simpanan dan PUAB diikuti dengan pengalihan good assteskepada Bank Penerima

Melakukan pembayaran kepada Bank Penerima ata selisih kurang antaranilai asset dan nilai kewajiban yang dialihkan

Melikuidasi Bank yang sebagian asset dan kewajibannya telah dialihkan

Mengalihkan Simpanan dan PUAB diikuti dengan pengalihan good asstes kepada Bank Perantara

Pembayaran kepada Bank Perantara atas selisih kurang antara nilai asset dan nilai kewajiban plus pemenuhan modal minimum bagi Bank Perantara

Melakukan pengelolaan Bank Perantara

Melakukan pengelolaan bank

Melikuidasi Bank yang sebagian asset dan/atau kewajibannya telahdialihkan

Menambahkan modal bank dengan atau tanpa mengikutsertakanpemegang saham lama

Mendirikan Bank Perantara

Penyertaan ModalSementara

LPS

Pelaksanaan penanganan

Bank

Pasal 21 ayat (1)uu PPKSK

P&A

Atau

Divestasi

Divestasi

Bank Normal

Page 82: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

82 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Gambar 2. Penanganan Permasalahan Bank Selain Bank Sistemik

Bank SSu/DPK

Pasal 24 –Pasal 30uu lPs

Pasal 22 ayat (1) huruf a uu lPs

Pasal 31 uu lPs Bank Normal

uu PPKSK

UU PPKSK

Likuidasi

Bayar Klaim

UU LPS

Penambahan Modal

Pengelolaan Bank DivestasiMenyelamatkan *)

Tidak menyelamatkan

*) Syarat Penyelamatan:

3. Biaya penyelamatan lebih rendah dari biaya tidak menyelamatkan

4. Memiliki prospek usaha5. Kesediaan RUPS meyerahkan penyelesaian

ke LPS6. Menyerahakan dokumen-dokumen kepada

LPS (missal, Dokumen pengunaan fasilitas pinjaman)

Alternative metode resolusi1. Purchase and assumption 2. Bridge Bank3. Sesuai dengan UU LPS

(Penambahan modal bank)

Penutupan BPR

Page 83: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

83Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

likuidasi Bank

LPS telah mencabut izin usaha 9 BPR pada tahun 2017 seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut. Secara kumulatif, jumlah bank yang dicabut izin usahanya sejak LPS beroperasi (22 September 2005) sampai dengan 31 Desember 2017 berjumlah 85 bank, terdiri dari 1 Bank Umum dan 84 BPR (79 konvensional dan 5 Syariah).

Tabel 5.5. Daftar Bank yang Dilikuidasi Pada Tahun 2017

No Bank Dalam likuidasi Wilayah tanggal Cabut Izin usaha

1 PT BPR Nova Trijaya DKI Jakarta 20 Januari 2017

2 PT BPR Dhasatra Artha Sempurna Jawa Timur 03 Februari 2017

3 PT BPR Nusa Galang Makmur Sumatera Utara 07 Maret 2017

4 PT BPR Indomitra Mega Kapital Riau 15 Juni 2017

5 PT BPR Triharta Indah Jawa Timur 15 Juni 2017

6 PT BPR Sisibahari Dana Banten 05 September 2017

7 PT BPR KS Bali Agung Sedana Bali 03 November 2017

8 PT BPR LPN Kampung Manggis Sumatera Barat 29 November 2017

9 PT BPR Sinar Baru Perkasa Jawa Tengah 06 Desember 2017

Tahun 2017, LPS telah menyelesaikan likuidasi 5 BPR dengan recovery rate 40,13%. Dengan demikian selama 12 tahun beroperasi (2005-2017), LPS telah menyelesaikan likuidasi 69 bank yaitu 1 bank umum dan 68 BPR (65 konvensional dan 3 syariah).

Tabel 5.6. Daftar Bank yang Telah Selesai Dilikuidasi Pada Tahun 2017

No Bank Dalam likuidasi Wilayah tanggal selesai likuidasi

1 PT BPR LPN Kampung Baru Muara Paiti Sumatera Barat 02 Maret 17

2 PT BPR Artha Dharma Jawa Tengah 17 Juli 17

3 PT BPR Mitra Dana Sumatera Barat 28 Juli 17

4 PT BPR Multi Artha Mas Sejahtera Jawa Barat 23 Oktober 17

5 PT BPR Mutiara Artha Pratama Jawa Barat 23 Desember 17

Page 84: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

84 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Tabel 5.7. Recovery Rate Bank yang Selesai Dilikuidasi Pada Tahun 2017

No Bank Dalam likuidasi Klaim Penjaminan (rp)

Pengembalian Klaim ke lPs(rp)

Sisa Kewajiban Klaim ke lPs(rp)

recovery rate (%)

1 PT BPR LPN Kampung Baru Muara Paiti 6.231.417.881 1.500.218.487 4.731.199.394 24,08%

2 PT BPR Artha Dharma 71.023.005 71.023.005 - 100,00%

3 PT BPR Mitra Dana 1.527.940.862 341.606.421 1.186.334.441 22,36%

4 PT BPR Multi Artha Mas Sejahtera 3.323.452.752 271.392.440 3.052.060.312 8,17%

5 PT BPR Mutiara Artha Pratama 9.732.462.410 6.196.747.430 3.535.714.980 63,67%

Jumlah 20.886.296.910 8.380.987.783 12.505.309.127 40,13%

Untuk bank yang masih dalam proses likuidasi, hingga akhir tahun 2017 berjumlah 14 BPR

tabel 5.8. Daftar Bank Dalam Proses likuidasi sampai Dengan 31 Desember tahun 2017

No nama Bank Dalam likuidasi Wilayah Pembentukan tim likuidasi

1 PT BPR Cita Makmur Lestari Banten 22 Desember 2015

2 PT BPR Agra Arthaka Mulya D I Yogyakarta 20 Januari 2016

3 PT BPR Dana Niaga Mandiri Sulawesi Selatan 18 April 2016

4 PT BPRS Al Hidayah Jawa Timur 02 Mei 2016

5 PT BPR Kudamas Sentosa Jawa Timur 11 Mei 2016

6 PT BPR Mustika Utama Kolaka Sulawesi Tenggara 24 Juni 2016

7 PT BPRS Shadiq Amanah Jawa Timur 07 September 2016

8 PT BPR Nova Trijaya DKI Jakarta 27 Januari 2017

9 PT BPR Dhasatra Artha Sempurna Jawa Timur 10 Februari 2017

10 PT BPR Nusa Galang Makmur Sumatera Utara 16 Maret 2017

11 PT BPR Indomitra Mega Kapital Riau 21 Juni 2017

12 PT BPR Triharta Indah Jawa Timur 21 Juni 2017

13 PT BPR Sisibahari Dana Banten 14 September 2017

14 PT BPR KS Bali Agung Sedana Bali 14 November 2017

15 PT BPR LPN Kampung Manggis Sumatera Barat 06 Desember 2017

16 PT BPR Sinar Baru Perkasa Jawa Tengah 11 Desember 2017

Dalam rangka optimalisasi proses likuidasi terutama terkait dengan percepatan penyelesaian kredit bermasalah pada BPR (DL) sekaligus mengurangi potensi moral hazard debitur Bank Dalam Likuidasi (BDL), LPS bekerjasama dengan Kejaksaaan Tinggi Banten dan Kejaksaaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kerjasama ini merupakan bagian dari pelaksanaan MoU LPS dan Jamdatun (26 April 2016) tentang Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara. BPR yang menjadi obyek kerjasama LPS dengan kedua Kejati tersebut adalah PT BPR Cita Makmur Lestari (DL) di Banten dan PT BPR Agra Arthaka Mulya (DL) di DIY.

Page 85: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

85Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh LPS saat penanganan klaim adalah:1. Melakukan rekonsiliasi dan verifikasi (rekonver) simpanan nasabah bank yang dicabut izin usahanya;2. Melakukan pembayaran klaim penjaminan kepada nasabah bank yang dicabut izin usahanya melalui bank pembayar

yang ditunjuk oleh LPS;3. Melakukan monitoring pembayaran klaim dan rekonsiliasi dengan bank pembayar;4. Melakukan penanganan keberatan yang disampaikan oleh nasabah bank yang dicabut izin usahanya; dan5. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait dalam proses rekonver, pembayaran klaim penjaminan, dan

penyelesaian keberatan yang diajukan oleh nasabah bank yang dicabut izin usahanya.

Selama tahun 2017, LPS telah melakukan rekonver terhadap 2 BPR yang dicabut izin usahanya di akhir tahun 2016 dan 8 BPR dicabut izin usahanya di tahun 2017, dengan hasil rekonver sebagai berikut:

Data simpanan layak Bayar dan simpanan tidak layak Bayar Berdasarkan Hasil rekonver Tahun 2017

Populasi Populasi rekonver8.569 rekeningrp47.522 juta

simpanan tidak layak Bayar1.585 rekening (18%)rp7.335 juta (15%)

simpanan tidak layak Bayar1.585 rekening (18%)rp7.335 juta (15%)

Melakukan Tindakan Yang Merugikan Bank

(terkait Kredit Macet, tindak pidana, dll)

1.303 rekening (82%)rp2.175 juta (30%)

Tidak Ada Aliran Dana Masuk263 rekening (17%)rp794 juta (10%)

simpanan layak Bayar*7.309 rekening (82%)rp47.338 juta (85%)

*Termasuk hasil reklasifikasi 91 rekening dengan nilai Rp6.852 juta

Pada tahun 2017, selain hasil rekonsiliasi dan verifikasi LPS atas 10 BPR, LPS juga melakukan reklasifikasi simpanan tidak layak bayar menjadi simpanan layak bayar atas penanganan keberatan nasabah di 3 BPR (tidak termasuk kompensasi bunga), sehingga penetapan simpanan simpanan layak bayar nasabah menjadi sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini:

Penanganan Klaim

Page 86: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

86 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Hasil rekonver Kumulatif sejak tahun 2006 s.d Desember 2017Sampai dengan akhir Desember 2017, LPS telah dan sedang melakukan rekonver terhadap 84 bank dari 85 bank gagal yang telah dicabut izin usahanya, dengan total simpanan yang telah selesai proses rekonvernya sebanyak 174.293 rekening dengan nilai sebesar Rp1.534.169 juta. Dari jumlah tersebut telah ditetapkan sebagai berikut :1. Simpanan Layak Bayar (SLB), sebanyak 160.168 rekening (92%) dengan nilai sebesar Rp1.223.217 juta (80%).2. Simpanan Tidak Layak Bayar (STLB), sebanyak 14.125 rekening (8%) dengan nilai sebesar Rp310.952 juta (20%).

Penyebab utama simpanan menjadi tidak layak dibayar, jika dilihat dari jumlah rekening, adalah simpanan nasabah terkait kredit macet atau nasabah sebagai penyebab bank tidak sehat (67%). Namun, penyebab utama simpanan tidak layak dibayar apabila dilihat dari nilai simpanan, adalah tingkat bunga simpanan melebihi tingkat bunga penjaminan LPS (75%).

Jumlah rekening simpanan layak dibayar kumulatif sejak tahun 2006 s.d akhir tahun 2017 adalah sebanyak 160.168 rekening dengan nilai sebesar Rp1.223.217 juta, setelah diperhitungkan dengan batas maksimum penjaminan dan dilakukan set off dengan kewajiban nasabah penyimpan, maka klaim penjaminan yang harus dibayar oleh LPS menjadi sebanyak 150.680 rekening (94%) dengan nilai sebesar Rp983.900 juta (80%),

Depositor Pay-Out Ratio Angka depositor pay-out ratio diperoleh dari membandingkan jumlah rekening simpanan layak dibayar dengan jumlah rekening dari total simpanan hasil rekonver, Depositor payout ratio untuk 7 bank yang proses rekonver-nya selesai 31 Desember 2017 adalah sebesar 91,67% sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini:

tabel 5.9. Depositor Pay-Out Ratio Tahun 2017

no nama Bank CIu yang telah selesai Proses rekonvernya s.d. tW IV tahun 2017 Total Nasabah Total Nasabah layak

dibayarDepositor Pay out ratio

(DPr)

1 2 3 4 (5)= (4) + (3)

1 BPRS Shadiq Amanah 12.725 12.450 97,84%

2 PT BPR Multi Artha Mas Sejahteta 167 151 90,42%

3 PT BPR Nova Trijaya 595 583 97,98%

4 PT BPR Dhasastra Artha Sempurna 1.909 1124 58,88%

5 PT BPR Galang Makmur 995 679 68,24%

6 PT BPR Indomitra Kapital 1.018 949 93,22%

7 PT BPR Tri Harta Indah 446 432 98,86%

Jumlah 17.855 16.368 91,67%

Sedangkan depositor pay-out ratio atas 81 bank yang dicabut izin usahanya dan telah selesai proses rekonvernya sampai akhir Tahun 2017 adalah sebesar 92%.

Depositor pay out ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan jumlah rekening simpanan yang layak dibayar oleh lPs dengan total rekening simpanan.

Page 87: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penanganan Klaim

87Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Berakhirnya Jangka Waktu Pengajuan Klaim Penjaminan simpanan layak Bayar

Pada tahun 2017 terdapat 1 bank yang telah berakhir jangka waktu pengajuan klaim penjaminannya, yaitu: BPR LPN Mudik Air (Terlikuidasi) pada tanggal 1 Juni 2017.Jumlah klaim penjaminan dari BPR tersebut adalah sebesar Rp3,03 Milyar yang terbagi dalam 2.102 rekening.

Penanganan Keberatan NasabahSelama tahun 2017, LPS telah melakukan penanganan keberatan 168 nasabah (219 rekening). Dari proses keberatan yang ditangani, 14 nasabah dengan 22 rekening (14 nasabah) yang surat keberatannya diterima Group Penanganan Klaim pada tahun 2016, dengan hasil sebagai berikut :1. Keberatan yang diterima sebanyak 9 rekening dengan nominal Rp2.365 juta2. Keberatan yang ditolak sebanyak 13 rekening dengan nominal Rp7.286 juta

tabel 510. rincian Data Keberatan nasabah tahun 2017 Berdasarkan nama Bank CIu

No Nama BankJumlah Nasabah Keberatan Nasabah

Jumlah rekening Nominal (rp)

1 Bank IFI 1 1 12.319.446

2 BPR Cakra Dharma Mandiri 1 1 150.000.000

3 BPR Cita Makmur Lestari 9 10 5.254.429.400

4 BPR Dana Niaga Mandiri 11 12 6.707.959.236

5 BPR Dhasatra Artha Sempurna 20 36 8.306.045.524

6 BPR Kudamas Sentosa 6 11 397.211.606

7 BPR Multi Arthamas Sejahtera 5 8 1.248.000.000

8 BPR Mustika Utama Kolaka 11 11 1.155.903.548

9 BPR Nusa Galang Mandiri 3 3 227.598.437

10 BPR Pundi Artha Sejahtera 1 3 2.300.000.000

11 BPR Tugu Kencana 2 2 125.000.000

12 BPRS Al Hiidayah 98 121 11.118.045.329

Total 168 219 37.116.521.436

Tabel 5.11. Progress Penanganan Keberatan Nasabah Tahun 2017

Progres Penanganan Keberatan Nasabah (per rekening)

Final Belum Final

Tidak Bayar Pajak Saldo (Rp) Layak Bayar Saldo (Rp) Dalam Penelitian Saldo (Rp)

52 14.237.952.883 91 7.040.254.962 76 15.838.304.591

Berdasarkan Pasal 16 ayat (7) uu lPs, diatur bahwa jangka waktu pengajuan klaim penjaminan oleh nasabah penyimpan kepada lPs adalah 5 (lima) tahun sejak izin usaha bank dicabut

Page 88: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

88 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

analisis Industri BPr: Posisi dan tantangan (Viabilitas) Bisnis serta Pendekatan regulasiKajian ini dilakukan bekerja sama dengan para peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan tujuan untuk meneliti pola viabilitas bisnis BPR di Indonesia, dengan telaah lebih dalam atas posisi dan tantangan kompetisi serta regulasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa model bisnis BPR sangat tergantung pada sumber dana yang berasal dari deposan besar dan lebih mengandalkan soft information dalam proses loan screening-nya. Kemudian dari sisi kompetisi, BPR melihat koperasi simpan pinjam sebagai pesaing utama dalam model bisnisnya, selain bank-bank umum yang merambah ke sektor UMKM.

Keberadaan perusahaan Financial Technology (FinTech) sampai saat ini belum dianggap sebagai pesaing yang cukup serius oleh BPR meskipun mereka menyadari bahwa keberadaan teknologi dapat menjadi ancaman yang signifikan bagi kelangsungan bisnis mereka di waktu yang akan datang. Lebih jauh lagi, faktor tata kelola dan lingkungan sosial politik di sekitar BPR sangat berpengaruh terhadap viabilitas bisnis BPR. Selain itu, ditemukan pula suatu pola pengelompokan (clustering) kinerja BPR berdasarkan wilayah bisnis tempat mereka beroperasi.

Sistem Premi Diferensial (SPD) dan Premi restrukturisasi Perbankan (PrP)

Salah satu sumber utama insurance fund LPS untuk mendanai kebutuhan resolusi bank peserta penjaminan berasal dari pendapatan premi yang dikumpulkan dari bank peserta penjaminan. Hingga saat ini, LPS mengenakan satu tarif premi yang seragam (flat rate) untuk setiap bank peserta penjaminan. Literatur ilmiah menunjukkan bahwa pengenaan premi flat rate cenderung kurang efektif dalam memberikan insentif bagi bank untuk mengurangi perilaku excessive risk taking. Kemudian, literatur juga menunjukkan bahwa tarif premi yang disesuaikan dengan tingkat risiko bank (sistem premi diferensial/SPD) cenderung lebih efektif daripada sistem premi flat rate dalam memitigasi perilaku excessive risk taking bank.

Namun demikian, SPD hanya mempertimbangkan risiko individual bank (idiosyncratic), belum mempertimbangkan risiko sistemik. Oleh sebab itu, diperlukan suatu bentuk premi khusus yang dapat mengakomodir potensi eksternalitas negatif bank atas kontribusinya terhadap risiko sistemik industri perbankan. Dalam UU PPKSK Nomor 9 Tahun 2016, premi khusus tersebut diamanatkan dalam bentuk Premi Restrukturisasi Perbankan (PRP). Selama tahun 2017, LPS bersama anggota KSSK lainnya secara intensif telah mengkaji penerapan PRP di industri perbankan Indonesia. Kajian ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2018.

Page 89: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penanganan Klaim

89Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

Single Customer View (SCV)Kegiatan riset mengenai Single Customer View (SCV) di tahun 2017 merupakan tindak lanjut atas rekomendasi Financial Sector Assessment Program (FSAP): LPS agar melakukan konsolidasi rekening per individual nasabah (SCV) sebagai basis informasi kebijakan pembayaran klaim dan resolusi.Beberapa kesimpulan dan rekomendasi dari kegiatan riset tersebut diantaranya:1. Database SCV dapat diperoleh dan disusun dari data Customer Identification File (CIF) yang sudah diimplementasikan

di bank (vide Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.01/2017);2. Perlunya penyusunan payung hukum terkait implementasi database SCV, yang diantaranya meliputi enforcement

implementasi SCV serta akuntabilitas dan pertanggungjawaban data SCV;3. Penyiapan infrastruktur untuk mengelola penerimaan, pengawasan, penggunaan serta evaluasi terhadap laporan

dan database SCV;4. Sosialisasi kepada bank-bank terkait pertanggungjawaban data SCV dan pemanfaatannya guna mendukung

percepatan proses rekonver dan resolusi;5. Dalam rangka implementasi SCV perlu segera dilakukan penyesuaian terhadap kebijakan dan produk

hukum pendukung.

Penutupan BPR

Page 90: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

90 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

sebaran Bank Gagal (2005-2017)

SuMATErA BArAT

aCeH

rIau

DKI JaKarta5

JaMBI

laMPunG

BANTEN

JAWA BArAT

DaeraH IstIMeWa

YoGYaKarta

15

1

1

1

2

5

30

2

Page 91: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sebaran Bank Gagal (2005-2017)

91Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL TATA KELOLA LEMBAGA

BalI

JaWa tIMur

sulaWesI tenGGara

sulaWesI selatan

JaWa tenGaH

5

6

2

2

5

85 bank gagal, terdiri dari:

1 bank umum; dan84 BPr

Page 92: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

92 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 93: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

06duKuNgAN

OPERASIONAL

Pelaksanaan fungsi, tugas dan peran LPS tidak terlepas dari kemampuan SDM, perangkat hukum, sistem informasi yang

handal, serta humas dan hubungan kelembagaan yang

kuat.

Page 94: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

94 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Sumber Daya Manusia

Komposisi SDM LPS

Dengan amanat Undang-undang No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan, LPS memiliki alternatif resolusi lain selain Penambahan Modal Sementara (PMS) yaitu Purchase & Assumption dan Bridge Bank. LPS harus mampu untuk melakukan resolusi bank pada saat terjadinya krisis sistem keuangan dengan skenario 1-1-5 dimana terdapat 1 bank sistemik, 1 bank umum dan 5 bank perkreditan rakyat (BPR) yang harus ditangani.

Page 95: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sumber Daya Manusia

95Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Untuk itu, LPS harus memiliki jumlah SDM yang memadai dalam melaksanakan resolusi tersebut di atas. LPS telah memetakan jumlah kebutuhan SDM untuk 5 (lima) tahun ke depan mulai dari tahun 2017 hingga tahun 2021 mendatang sebagai berikut:

Ukuran organisasi (Saat

ini)

2017 2018 2019 2020 2021 Ukuran Organisasi

(Final)

Perkembangan Organisasi LPS dalam 5 Tahun (2017-2021)

Unit Kerja Inti Unit Kerja Pendukung

229

58-71

66-84

64-84

55-777-23

470-570

4-12

Unit Kerja Inti:• Pemeriksaan Bank 6-7 Pegawai

tetap• Pelaksana Resolusi Bank 5-6

Pegawai tetap• Likuidasi Bank 4-5 Pegawai

tetap• Sistem Informasi 2 -3 Pegawai

tetap• Masing-masing grup di

Direktorat Hukum: 4-6 Pegawai tetap

• Unit kerja inti lainnya: 8-10 Pegawai tetap

Back load Groups: •Penelitian /Surveilans: 1-4 Pegawai

tetap•Layanan Umum 6-7 Pegawai tetap•Penjaminan 2-3 Pegawai tetap•SDM 1-3 Pegawai tetap•Hubungan Internasional dan

Hubungan Eksternal: 2-3 Pegawai tetap

•Unit pendukung kerja lainnya: 6-10 Pegawai tetap

•Bentuk organisasi (Final)

40-49

48-62

48-62

38-47

18-22

18-22

16-22

17-30

3-11

Perkiraan

Jumlah pegawai LPS pada tahun 2021 diperkirakan berjumlah 570 orang, lebih dari 2 (dua) kali lipat dari jumlah pegawai saat ini.

Selain itu, struktur organisasi LPS juga diperkuat dengan ditetapkannya Peraturan Dewan Komisioner No. 23 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Dewan Komisioner No. 15 Tahun 2017 tentang Struktur Organisasi serta Uraian Tugas dan Jabatan Lembaga Penjamin Simpanan.

Page 96: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

96 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Perkembangan Jumlah pegawai dan unit kerja LPS (Group)dari tahun2011hingga tahun2017 tergambardalamgrafikdibawah ini:

Jumlah Pegawai & Group LPS 2011-2017

18 18 18 23 23 2717119

139

168

204

223

223

253

2011 2013 2014

Pegawai Group

2015 2015 2016 2017

Pemenuhan Kebutuhan SDM

Sejalan dengan tranformasi LPS, penyempurnaan kebijakan rekrutmen dilakukan dengan ditetapkannya Peraturan Dewan Komisioner No. 22 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Dewan Komisioner No. 35 tentang Peraturan Kepegawaian dimana ditegaskan prinsip dasar penerimaan pegawai sebagai berikut:1. Transparan, yaitu tahapan, mekanisme, syarat dan pelaksanaan proses penerimaan pegawai di LPS dilakukan secara

terbuka melakui informasi yang disampaikan LPS kepada publik;2. Obyektif, yaitu keputusan dalam penerimaan pegawai di LPS dilakukan secara obyektif sesuai standar yang telah

ditetapkan, serta tidak dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan pribadi;dan3. Keadilan (fairness), yaitu LPS memberikan kesempatan yang sama kepada semua pelamar yang memenuhi persyaratan

dasar untu menempuh tahapan sebagaimana mestinya.

Jalur penerimaan pegawai di LPS juga ditetapkan sebagai berikut:1. Jalur umum; dimana LPS secara terbuka mengumumkan kepada publik tentang jumlah posisi penerimaan pegawai dan

persyaratan untuk masing-masing posisi2. Jalur pendidikan lembaga (management trainee); diperuntukan untuk mahasiswa yang baru menyelesaikan pendidikan

dan belum memiliki pengalaman kerja sebelumnya3. Jalur khusus; melalui konsultan executive searchuntukposisi-posisi tertentuyangmemiliki spesifikasikhusus sesuai

dengan kebutuhan lembaga.

Page 97: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sumber Daya Manusia

97Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Pada tahun 2017, LPS membuka kesempatan penerimaan pegawai melalui jalur umum yang dipublikasikan melalui harian Kompas tanggal 25 November 2017, dengan masa pendaftaran sampai dengan 9 Desember 2017 untuk 31 posisi sebagai berikut:

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengundang Putra-Putri Indonesia terbaik yang berkualitas, professional, memiliki integritas serta komitemen tinggi, melangkah bersama LPS membangun negeri untuk menduduki posisi-posisi sebagai berikut:

Pendaftaran paling lambat 9 Desmber 2017

1. Kepala Divisi (Senior Manager-AVP)

2. Pelaksana (Assisten Manager-Manager)

3. Pelaksana (Junior Sub Manager –Sub Manager)

Ketentuan Pengajuan Lamaran:

www.lps.go.id

1. Surveilans Bank Syariah2. Surveilans Bank Umum3. Kepatuhan dan Tata Kelola4. Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan5. Audit6. Pengelolaan Data7. Peraturan

8. Edukasi dan Layanan Publik9. Asesmen dan Monitoring Risiko Lembaga 10. Transformasi11. Spesialis Pemerikasaan Bank12. Spesialis Riset13. Spesialis Litigasi dan Bantuan Hukum

1. Pemeriksaan Bank2. Akuntansi dan Anggaran3. Peraturan

4. Rekrutmen dan Seleksi SDM5. Pengendalian Operasional6. Analisis Bidang Investagasi

7. Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan8. Penanganan Klaim9. Likuiditas Bank10. Manajemen Aset11. Pelaksanaan Resolusi Bank 12. Akuntansi dan Anggaran

13. Dukungan Litigasi14. Evaluasi Pelatihan dan Pengembangan SDM15. Pengadaan 16. Perumusan Kebijakan17. Pengembangan Aplikasi18. Pengembangan Enterprise Risk Management

1. Tidak sedang menjalani ikatan dinas atau bersedia melepaskan ikatan dinas dengan institusi lain apabila diterima di Lembaga Penjamin Simpanan

2. Setiap pelamar hanya diperbolehkan mendaftar 1 (satu) lowongan pekerjaan3. Pengumuman proses seleksi akan diumumkan melalui email kepada peserta yang lulus dan tidak lulus4. Setiap tahapan seleksi menggunakan system gugur5. Hanya kandidat terbaik (short listed candidates) dengan mepertimbangkan aspek-aspek keseluruhan

yang akan diproses ke tahap selanjutnya6. Keputusan hasil seleski merupakan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan yang bersifat mutlak dan

tidak dapat diganggu gugat7. Lembaga Penjamin Simpanan tidak memungut biaya apapun terkait dengan pelaksanaan seleksi ini,

dan tidak ada jalur lain yang digunakan dalam proses pengiriman lamaran8. Untuk keterangan lebih lanjut dapat mengakses http://lps.dayalimarecritment.com

Page 98: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

98 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Pengelolaan Kinerja Pegawai

Pengelolaan kinerja pegawai di LPS adalah suatu kegiatan yang terencana untuk menetapkan sasaran kerja, melakukan upaya-upaya untuk mencapai hasil kerja, mengevaluasi dan mengukur hasil kerja dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan, sekaligus memberikan umpan balik, serta melakukan tindak lanjut perbaikan atas hasil evaluasi yang telah dilakukan.

Tahapan pengelolaan kinerja pegawai di LPS terdiri dari penetapan sasaran kerja, proses pemantauan pencapaian kinerja melalui Dialog Kinerja, pelaksanaan penilaian kinerja, dan tindak lanjut hasil penilaian kinerja pegawai.

Penilaian kinerja pegawai di LPS diukur untuk jangka waktu 1 tahun dengan target kinerja dari setiap jabatan di LPS adalah berdasarkan turunan rencana kerja tahunan LPS. Setiap individu akan memiliki dua target kerja berupa sasaran kerja dan perilaku kerja yang harus dipenuhi. Sasaran kerja adalah penilaian kuantitatif atas target pekerjaan, sedangkan perilaku kerja adalah penerapan nilai-nilai LPS dalam lingkungan kerja.

Sejalan dengan transformasi organisasi, LPS pada tahun 2017 menginisiasi penilaian kinerja berbasis BARS (Behavioral Anchored Rating System) dalam rangka menciptakan penilaian kinerja pegawai yang lebih akuntabel untuk diimplementasikan pada tahun 2018. Selain itu, panduan kompetensi teknis dan perilaku juga disusun dalam bentuk Competency Dictionary LPS.

Sesuai dengan PDK No. 38 Tahun 2015 tentang Peraturan Kepegawaian, terkait pengembangan karir pegawai, LPS memberikan kesempatan bagi pegawai agar dapat mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan jalur-jalur pengembangan karir yang tersedia untuk mendukung rencana LPS mempersiapkan SDM yang handal dan berkualitas.

Jalur pengembangan karir yang saat ini tersedia di LPS adalah sebagai berikut:1. Pengembangan karir lateral (rotasi)2. Pengayaan/perluasan karir (promosi kepangkatan)3. Pengembangan karir vertikal (promosi jenjang jabatan)

Sistem pengelolaan kinerja pegawai di LPS terintegrasi dengan sistem SDM lainnya, yaitu sistem remunerasi, kompensasi, benefit, serta pengembangan dan karirpegawai. Hasil dari penilaian kinerja pegawai merupakan input dalam menetapkan insentif dan menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam menetapkan besaran kenaikan gaji dan persyaratan untuk menentukan promosi pegawai.

Pengembangan SDM

Peningkatan kapabilitas dan pengembangan SDM merupakan hal penting yang menjadi fokus LPS dimana hal tersebut dicapai melalui pelatihan yang terencana dengan baik. Kebutuhan pelatihan dan kurikulum tahun 2017 sudah dibuat sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan pelatihan bagi seluruh pegawai. Panduan tersebut dibutuhkan agar penyelenggaraan pelatihan mampu membangun, meningkatkan kompetensi pegawai sesuai bidang kerja, serta dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh pegawai maupun lembaga.

Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan dengan berbagai metode, seperti inhouse training, sharing session, pelatihan eksternal di dalam/luar negeri, serta Executive Education “Mergers & Acquisitions” bagi para pimpinan LPS.

Penyelenggaraan pelatihan pegawai LPS dilaksanakan sesuai ketentuan PKE No 1 tahun 2017 tentang Kebutuhan dan Penyelenggaraan Pelatihan Pegawai. Selama tahun 2017, telah diselenggarakan pelatihan sebagai berikut:

Page 99: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sumber Daya Manusia

99Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

1. Inhouse training&Sharing Session :a. Inhouse training : sebanyak 19 kali untuk 15 topik

No Inhouse Training Tanggal Pelaksanaan Lokasi Jumlah Peserta

1. PelatihanSertifikasiManajemenRisikoLevelI-Batch III (carry over tahun 2017) 11-13 Januari 2017 Tangerang 31 orang

2. Pelatihan Internal Teknik Jurnalistik & Tata Kelola Media Internal 9-10 Februari 2017 Tangerang 13 orang

3. Pelatihan Foundations of Audit Command Language 8-10 Maret 2017 Tangerang 12 orang

4. Trial Pelatihan Digital Forensik 31 Maret 2017 Jakarta 16 orang

5. Pelatihan Sistem ERM 12-13 April 2017 Jakarta 30 orang

6. Pelatihan Pembekalan Nilai-Nilai LPS 15-16 Juni 2017 Jakarta 31 orang

7. Pelatihan Audit Command Language (ACL) Lanjutan 11-12 Juli 2017 Bogor 16 orang

8. Pelatihan Bela Negara9-12 Agustus 2017 Bogor 59 orang

23-26 Agustus 2017 Bogor 81 orang

9. Personal Transformation Program6-7 Oktober 2017 Jakarta 69 orang

13-14 Oktober 2017 Jakarta 126 orang

10. PelatihanPersiapanSertifikasiManajemenRisikoLevelI

25-27 Oktober 2017 Tangerang 17 orang

8-10 November 2017 Tangerang 31 orang

22-24 November 2017 Bogor 29 orang

11. KM Plus - LPS Annual Workshop & Gathering 2-3 November 2017 Jakarta 28 orang

12. Training for Trainers 4-6 Desember 2017 Bekasi 17 orang

13. IDIC - KDIC Knowledge Sharing Program 5-7 Desember 2017 Jakarta 37 orang

14. Pelatihan Pemeriksaan Bank 12-15 Desember 2017 Bandung 33 orang

15. Change Leader Training 15-17 Desember 2017 Magelang 8 orang

b. Sharing Session : 5 kali untuk 5 topik

No Sharing Session Tanggal Pelaksanaan Lokasi Peserta

1. Sharing Session Siklus Pengawasan Bank & Know Your Bank 13 Februari 2017 Kantor LPS

PegawaiLPS

2. Sharing Session Change Champions dan Change Agent 7-8 April 2017 Jakarta

3. Sharing Session & Kick Off CoP Riset 13 Oktober 2017 Kantor LPS

4. Sharing Session Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) 19 Desember 2017 Kantor LPS

5. Sharing Session IT Awareness 21 Desember 2017 Kantor LPS

Page 100: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

100 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

2. Pelatihan Ekternal Dalam Negeri dengan total pelatihan sebanyak 63 pelatihan dan diikuti oleh 138 orang pegawai LPS. Pelatihan diikuti mulai dari level Direktur Eksekutif sampai dengan Pelaksana dengan beragam topik diantaranya Procurement, SDM, Makroekonomi, Keuangan, IT, Fraud, Public Relations dan Change Management.

3. Pelatihan Ekternal Luar Negeri dengan total pelatihan sebanyak 56 pelatihan dan diikuti oleh 105 orang pegawai LPS mulai dari level Direktur Eksekutif sampai dengan Pelaksana dan 4 orang Dewan Komisioner LPS. Topik pelatihan meliputi Mergers & Acquisitions, Risk Management, Fraud, Proses Bisnis dan Banking.

4. Executive Education “Mergers & Acquisitions”, adalah pelatihan yang diselenggarakan guna meningkatkan kapabilitas SDM LPS sesuai amanat UU PPKSK terutama terkait wewenang LPS dalam Penyelamatan Bank Gagal. Dalam pelatihan tersebut LPS mengikutsertakan beberapa Anggota Dewan Komisioner, Direktur Eksekutif, Direktur Group, dan Kepala Divisi untuk mengikuti program Executive Education “Mergers & Acquisitions” di beberapa lembaga pendidikan/universitas ternama di dunia sebagai berikut:

No Nama Peserta Penyelenggara Lokasi Tanggal Pelatihan

1Ferdinan D Purba

Wharton University of Pennsylvania Pennsylvania, USA 23-27 Januari 2017Suwandi

2Jarot Marhaendro

INSEAD Fontainbleau, Perancis 20-24 Februari 2017M. Iman NHB Pinuji

3

Hermawan SetyoBooth School of Management, Uni-versity of Chicago, USA Chicago, USA 6-10 Maret 2017Tedy Herdyanto

Dimas Yuliharto

4

Halim Alamsyah

London Business School London, UK 22-26 Mei 2017Destry Damayanti

Ary Rismy

5

Prisnaresmi JoeniartoBooth School of Management, Uni-versity of Chicago, USA Chicago, USA 24-28 Juli 2017Maulana Marhaban

Samsu Adi Nugroho

6 Fauzi Ichsan Stanford Graduate School of Business California, USA 30 Juli-4 Agustus 2017

7

Robertus Bilitea

London Business School London, UK 11-15 September 2017Danu Febrianto

Farid Azhar Nasution

8

R. Budi Santoso

Kellogg School of Management, Northwestern University Illinois, USA 22-27 Oktober 2017

Agung Suprananto

Sumaryo

Dermawan Sebayang

9

Didik MadiyonoBooth School of Management, Uni-versity of Chicago, USA Chicago, USA 13-17 November 2017Beko Setiawan

Dewi Gayatri

Page 101: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sumber Daya Manusia

101Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

5. Statistik Pelatihan 2017a. Tipe Pelatihan: Dari total 138 pelatihan yang

diadakan, sebagian besar (88%) adalah pelatihan yang mendukung kompetensi teknis fungsional.

Tipe Pelatihandalam miliyar rupiah

88%

9%

1%1%

Kelembangan

Kepemimpinan

Teknis Fungsional

Teknis Umum

Gambar I: Persentase Tipe Pelatihan per 31 Desember 2017

b. Tempat Pelatihan: Sebagian besar pelatihan dilaksanakan oleh pihak eksternal (dalam/luar negeri) yaitu 86%

Tempat Pelatihan

Dalam Negeri

Inhouse

Luar Negeri

40% 46%

16%

Gambar II : Persentase Jenisi Pelatihan per 31 Desember 2017

c. Bidang pelatihan: Dari total 138 pelatihan, sebagian besar adalah pelatihan di bidang SDM (termasuk kepemimpinan dan budaya, berikutnya adalah IT, Risk Management dan Resolusi

IT

HR

Finance

Resolution

Risk Management

Legal & Compl.

Adm.

Resch/Survl

Str/Prj.Mgnt

Policy

Examinations

Audit

PR 4

5

6

6

7

11

12

13

13

14

14

16

17

Gambar IV : bidang pelatihan

Page 102: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

102 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Sistem Teknologi Informasi

Sepanjang 2017, LPS telah melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait kebijakan dan tata kelola, pengembangan dan pemeliharaan aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi. Beberapa pencapaian penting selama 2017 adalah: 1. Penyusunan Cetak Biru Teknologi

Informasi LPS tahun 2017 hingga tahun 2022. Cetak Biru Teknologi Informasi LPS 2017 - 2022 berisi pedoman yang memuat rencana strategis TI, arsitektur TI, dan roadmap inisiatif TI untuk periode tahun 2017 s.d 2022. Peran strategis yang akan dicapai fungsi teknologi informasi LPS sampai dengan tahun 2022 adalah sebagai Value Creating Service Provider, yaitu meningkatkan peran fungsi teknologi

informasi untuk berkolaborasi secara strategis dengan unit bisnis untuk memberikan value pada LPS. Cetak Biru Teknologi Informasi LPS 2017-2022 telah ditetapkan pada bulan Agustus 2017.

2. Terlaksananya penyempurnaan sistem manajemen keuangan dan anggaran. Penyempurnaan ini diperlukan untuk mendukung akuntabilitas pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien.Penyempurnaan dilakukan dengan mengintegrasikan sistem perencanaan dan evaluasi pelaksanaan RKAT dengan sistem pengelolan keuangan. Kegiatan ini dimulai sejak bulan Juli 2017 dan direncanakan selesai Maret 2018.

Page 103: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sistem Teknologi Informasi

103Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

3. Terlaksananya penyempurnaan core system yang digunakan untuk mendukung fungsi, tugas dan wewenang LPS dalam melaksanakan penjaminan, analisis resolusi bank, pelaksanaan resolusi bank, likuidasi, dan penanganan klaim. Selain itu, enhancement juga dilakukan untuk memperkuat kapasitas sistem pelaporan berbasis elektronik (e-reporting) dari bank peserta penjaminan. Kegiatan ini dilaksanakan sejak Oktober 2017 dan direncanakan selesai pada September 2018.

Dalam operasional rutinnya, TI juga melakukan beberapa langkah kemajuan guna mendukung fungsi dan tugas lembaga, antara lain: 1. Penyusunan Perbankan Kebijakan dan Tata Kelola Teknologi Informasi

LPS telah melaksanakan beberapa kegiatan terkait kebijakan dan tata kelola TI yaitu: a. Peningkatan Kebijakan dan Standar Operating Procedure (SOP) Teknologi Informasib. Dalamrangkamendukungkeandalan,kualitas,keamanandanefektivitassertaefisiensiprosespengelolaansistem

informasi telah disusun pengaturan terkait perencanaan, pengelolaan, dan pengamanan sistem informasi serta pemantauan end user computing. SOP Teknologi Informasi telah ditetapkan pada Januari 2017.

c. Peningkatan Keamanan TI d. Sebagai tindak lanjut implementasi Information Security Management System (ISMS)danpersiapansertifikasiISO

27001 area data center, LPS melaksanakan kegiatan peningkatan keamanan TI Data Center sesuai ISO 27001. Kegiatan peningkatan keamanan TI data center ini dilaksanakan pada Oktober 2017 dan direncanakan selesai pada Agustus 2018.

2. Pengembangan dan Pemeliharaan SistemLPS telah melaksanakan beberapa kegiatan implementasi dan enhancement aplikasi sepanjang 2017, yaitu:a. Enhancement Executive Information System/Dashboard b. Dalam rangka mendukung penyediaan data dan informasi yang dapat digunakan dalam rangka pengambilan

keputusan, dan seiring dengan perkembangan bisnis dan kebutuhan data serta informasi, LPS telah melaksanakan kegiatan enhancement terhadap Executive Information System/Dashboard LPS sejak September 2017 dan direncanakan selesai pada Juli 2018.

c. Pengembangan Infrastruktur TId. Dalam rangka mendukung operasional sistem informasi, LPS melaksanakan pengembangan infrastruktur TI sehingga

sistem dapat berjalan dengan kinerja yang baik. Pengembangan infrastruktur TI ini dilakukan melalui penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak.

e. Pemeliharaan Sistemf. LPS melaksanakan pemeliharaan sistem TI (infrastruktur dan aplikasi) secara rutin, pada kegiatan ini dilakukan

preventive maintenance dengan melaksanakan monitoring terhadap operasional aplikasi secara berkala dan corrective maintenance dengan melaksanakan perbaikan jika terjadi kegagalan sistem.

Page 104: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

104 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Penanganan Permasalahan Hukum

Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya, LPS tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penegakan hukum khususnya dalam hal penanganan perkara terkait resolusi bank, menghadapi gugatan pihak ketiga, pengajuan gugatan kepada pihak-pihak menyebabkan kerugian LPS, dan pengajuan judicial review.

Selama tahun 2017 dalam rangka penegakan hukum terutama meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang telah menyebabkan bank menjadi gagal, mengoptimalkan recovery rate, sekaligus menimbulkan efek jera guna mengurangi moral hazard, LPS melakukan beberapa kegiatan, yaitu:

a. Pelaporan pidana terhadap pengurus PT BPR Agra Arthaka Mulya (DL) kepada Penyidik Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor laporan Nomor: LKTP-SJK/15/IX/2017/DPJK pada tanggal 08 September 2017.

b. Meneruskan proses atas pelaporan pidana yang masih berlanjut dengan rincian sebagai berikut:1. Berkoordinasi dengan Jaksa Penuntut Umum terkait

terkait perkembangan penanganan kasus dugaan tindak pidana dengan terpidana, Sdr. Ir. TS selaku pemegang saham PT BPR Mutiara Artha (DL) perihal tindak pidana yang menghambat proses likuidasi pada PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL). Saat ini perkara masih diperiksa di tingkat Kasasi. Terdakwa mengajukan Memori Kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 12 April 2017 melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung.

2. Berkoordinasi dengan penyidik Bareskrim Polri, penyidik, Polres Pesisir Selatan, dan Penyidik Polres 50 Kota guna menindaklanjuti laporan LPS kepada Bareskrim Polri tahun 2016 terkait dugaan tindak pidana perbankan. Sebagai tindaklanjut laporan LPS kepada Bareskrim Polri pada tahun 2016 terkait dugaan tindak pidana perbankan pada PT BPR LPN Kampung Baru Muara Paiti (DL) dan PT BPR Mitra Danagung (DL). Koordinasi terutama dilakukan untuk memenuhi kelengkapan berkas dan bukti dalam proses penyidikan.

3. Berkoordinasi dengan jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Barat dan jajaran Kepolisian Resor Pesisir Selatan pada tanggal 27 – 28 Juli 2017. Kegiatan

rapat guna menindaklanjuti penanganan perkara pidana atas laporan LPS terhadap dugaan tindak pidana perbankan oleh pengurus PT BPR Mitra Danagung (DL) kepada Bareskrim Polri tanggal 17 Mei 2016 yang ditindaklanjuti dengan terbitnya Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp.Sidik/p33/V/2016/Reskrim tanggal 19 Mei 2016 oleh Kepolisian Republik Indonesia.

4. Proses pelaporan tindak pidana perbankan pada PT. BPR LPN Kampung Baru Muara Paiti (DL) saat ini dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Tanjung Pati.

c. Permohonan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi (MK)LPS melalui kuasa hukum mengajukan permohonan pengujian Pasal 6 ayat (1) huruf c dan Pasal 81 ayat (3) UU LPS ke MK pada tanggal 27 Desember 2017 untuk memperoleh kepastian hukum bagi LPS dalam melakukan pengelolaan kekayaan dan aset termasuk untuk melakukan hapus buku dan hapus tagih terhadap aset piutang.

d. Pada tahun 2017 terdapat 6 (enam) gugatan yang ditujukan kepada LPS yaitu:1. Gugatan No. 752/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel. Para

Penggugat merupakan nasabah penyimpan PT BPR Cita Makmur Lestari, mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada LPS perihal klaim penjaminan. Saat ini perkara masih diperiksa di Pengadilan Negeri.

2. Gugatan No. 831/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel. Penggugat merupakan mantan pengurus PT BPR Cita Makmur Lestari (DL), mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada LPS perihal klaim penjaminan.

3. Gugatan No. SC/COM/PWS/01272/2017 yang ditujukan kepada Lembaga Penjamin Simpanan (“LPS”), Bapak Kartika Wirjoatmodjo (bekas Kepala Eksekutif LPS) dan Bapak Fauzi Ichsan (kepala Eksekutif LPS) di Supreme Court of Mauritius (Commercial Divison).

4. Gugatan No. 287/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel. Penggugat mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terkait klaim penjaminan simpanan kepada LPS.

Page 105: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penanganan Permasalahan Hukum

105Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Penggugat adalah nasabah penyimpan pada PT Bank Perkreditan Rakyat Cita Makmur Lestari (DL).

5. Gugatan No. 106/Pdt.G/2017/PN.Tjk. Penggugat merupakan mantan Nasabah PT BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi). Melayangkan gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada LPS tentang pengembalian jaminan pelunasan hutang.

6. Gugatan No. 13/Pdt.G/2017/PN.Bil. Penggugat merupakan mantan Nasabah PT BPRS Al Hidayah (DL) mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum perihal klaim penjaminan kepada LPS, PT BPRS Al-hidayah dan Tim Likuidasi PT BPRS Al Hidayah.

e. Gugatan yang diajukan sebelum tahun 2017 dan masih dalam proses di peradilan yaitu:1. Gugatan Perkara No.826/Pdt.G/2016/PN.JKT.

Sel tentang Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat selaku debitur, meminta LPS untuk menerima pembayaran hutang dan menuntut pengembalian jaminan.

2. Gugatan Perkara No.303/Pdt.G/2016/PN.JKT.Sel tentang Wanprestasi. Penggugat menuntut ganti kerugian kepada LPS atas pembatalan proses pengadaan ruang kantor LPS.

3. Perkara No.173/Pdt.G/2015/PN.TK tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat ex. Debitur PT BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi) meminta kepadaLPSuntukmengembalikansertifikathakatastanah dan BPKB yang ada dalam penguasaan LPS.

4. Perkara No.109/Pdt.G/2015/PN.Tng tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat merupakan nasabah debitur PT BPR VOX Modern Danamitra (Terlikuidasi) yang meminta pengadilan untuk dinyatakan pailit sehingga dapat mengangsur kewajiban hutangnya di bank dalam likuidasi.

5. Perkara No.04/Pdt.G/2015/PN.Jkt.Pst tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat adalah salah satu nasabah penyimpan yang simpanannya dinyatakan tidak layak bayar oleh pemerintah, sebelum LPS berdiri. LPS ditempatkan sebagai Turut Tergugat IV.

6. Perkara No.707/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat adalah nasabah penyimpan yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat

bunga penjaminan LPS. 7. Perkara No.589/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel tentang

gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat adalah nasabah penyimpan yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS.

8. Perkara No.177/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat adalah nasabah penyimpan yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS.

9. Perkara No.55/Pdt.G/2012/PN.Sby tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat merupakan investor terkait Bank yang diselamatkan oleh LPS, saat ini perkara masih diperiksa di tingkat peninjauan kembali pada Mahkamah Agung RI. Dalam perkara ini LPS tidak dituntut untuk melakukan pembayaran sejumlah uang.

10. Perkara No.391/Pdt.Plw/2010/PN.Jkt tentang gugatan perlawanan (verzet) atas putusan tanpa hadirnya tergugat mengenai klaim simpanan yang tidak layak dibayar.

11. Perkara No.324/Pdt.G/2010/PN.Jkt tentang gugatan Wanprestasi. Penggugat adalah nasabah penyimpan yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS.

12. Perkara No.19/Pdt.G/2010/PN.BDG tentang gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Penggugat adalah nasabah penyimpan yang tidak layak dibayar karena memperoleh tingkat bunga di atas tingkat bunga penjaminan LPS.

f. Penanganan Gugatan yang diajukan oleh LPS sebelum tahun 2017 dan masih dalam proses:1. Perkara No.493/Pdt.G/2015/PN. Bdg tentang

gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Mantan Pemegang Saham, Komisaris, Direksi PT BPR Citraloka Danamandiri (Terlikuidasi) yang terbukti menyebabkan Bank Gagal.

2. Perkara No.184/Pdt.G/2015/PN.TK tentang gugatan pembayaran tak terhutang kepada mantan nasabah penyimpan PT BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi) yang menerima pembayaran klaim penjaminan secara tidak sah, gugatan diajukan di Pengadilan Negeri Tanjung Karang.

Page 106: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

106 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Tipologi Kejahatan Tindak Pidana Perbankan Pada Bank Yang Ditangani LPS

Dari semua aktivitas kegiatan hukum terutama terkait dengan penegakan hukum pada bank yangditanganiLPSditahun2017,dapatdiidentifikasibahwasebagianbesardisebabkankarenakecurangan (fraud).

1. Kredit FiktifYaitu dana dicairkan melalui rekayasa dokumen seperti perjanjian kredit, hasil survei dan analisis kredit yang dilakukan oleh oknum pegawai atau pengurus bank. Dana hasil pencairan kredit tidak diterima oleh nasabah yang datanya digunakan dalam pencairan kredit tersebut melainkan diterima oleh oknum pengurus atau pegawai bank tersebut. Tujuan pembuatankreditfiktif:a. Membiayai keperluan pribadi oknum pegawai atau pengurus bankb. Secara pembukuan digunakan untuk melunasi kredit yang sudah ada (tanpa aliran dana)

2. Penggelapan Kas BankPenggunaan dana nasabah untuk keperluan pribadi oknum pegawai/pengurus bank/pihak lain.

3. Penggelapan depositoPencairan deposito milik nasabah tanpa sepengetahuan yang bersangkutan untuk keperluan pribadi oknum pegawai/pengurus bank/pihak lain.

4. Pembukuan deposito yang tidak sesuai ketentuanYaitu pembukaan deposito tanpa aliran dana dengan tujuan agar deposito tersebut dapat dijadikan sebagai agunan kredit yang diajukan kepada pihak lain. Dana hasil pencairan kredit tersebut digunakan untuk a. Membiayai keperluan pribadi oknum pegawai atau pengurus bankb. melunasi kredit yang sudah ada di bank yang bersangkutan

5. Penggelapan dana antar Bank AktivaPenggunaan dana bank aktiva (rekening operasional bank) yang biasa digunakan oleh nasabah untuk melakukan setoran tabungan atau angsuran kredit milik nasabah. Dana digunakan oleh pengurus bank untuk kepentingan pribadi tanpa sepengetahuan pemilik dana.Bankmenerbitkanbukutabunganataubuktikepemilikanyangfiktifatassimpanannasabah dan menyerahkannya kepada nasabah yang dananya digelapkan

Page 107: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Penanganan Permasalahan Hukum

107Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

6. Pemberian kredit topenganYaitu: a. Dana yang dicairkan melalui penggunaan dokumen nasabah yang pernah mengajukan

kredit (sudah lunas ataupun yang ditolak) tanpa sepengetahuan nasabah. b. Dana yang dicairkan melalui penggunaan dokumen nasabah yang mengajukan kredit

namun dana yang diterima oleh nasabah yang bersangkutan hanya sebagian, sisanya diterima oleh oknum pengurus bank .

7. Penggelapan dana investasi nasabahPengelapan dana nasabah dengan menawarkan kepada nasabah produk investasi yang menarik. Dana yang disetorkan digunakan untuk keperluan pribadi pengurus bank tanpa sepengetahuan nasabah.OknumpengurusbankmenerbitkandokumenfiktifsebagaibuktikepemilikanPenyalahgunaan Agunan yang Diambil Alih (AYDA)Penjualan agunan yang diambil alih, yang dana hasil penjualannya digunakan untuk keperluan pribadi oknum pengurus bank.

8. Pemberian kredit tidak sesuai ketentuanYakni proses pemberian kredit yang tidak sesuai prosedur dengan cara merekayasa hasil analisis kredit. Dana hasil pencairan kredit diterima oleh nasabah

9. Penggelapan angsuran kreditPenggelapan dana setoran nasabah atas angsuran kredit untuk keperluan pribadi oknum pengurus bank. Oknum pengurus bankmmberikan bukti setor fiktif kepada nasabah tanpamencatat dalam system pembukuan bank.

Page 108: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

108 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Hubungan Masyarakat

Peningkatan Pemahaman Publik

LPS melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang LPS dan program penjaminan sesuai dengan amanat UU. Pelaksanaan program sosialisasi dan edukasi di seluruh wilayah Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi LPS karena belum memiliki jaringan atau perwakilan di luar Jakarta. Selain terus memperluas jangkauansosialisasidari sisigeografidansegmentasi,LPSmenempuhstrategidenganmenyusunskalaprioritas sasaranprogram antara lain berdasarkan populasi bank dan nasabahnya, keberadaan mitra sosialisasi seperti perguruan tinggi dan alasan khusus seperti data historis tentang banyaknya bank gagal yang ditangani LPS.

LPS melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi secara langsung kepada target audien (below the line/BTL) dan melalui media (above the line/ATL). Program edukasi dan sosialisasi BTL dilakukan dengan beberapa kegiatan aktivasi seperti seminar, kuliah umum, dan kegiatan massal yaitu olahraga dan kesenian. Sedangkan program edukasi dan sosialisasi secara ATL dilakukan melakukan melalui kampanye media, baik media konvensional maupun media digital yang didukung dengan program kehumasan (public relations).

Sosialisasi untuk Kalangan Perbankan

Kalangan perbankan menjadi target audien paling utama yang harus memiliki pemahaman paling baik tentang LPS dan program penjaminan simpanan. Mengingat kalangan ini yang dapat menyebarkan informasi tentang program-program LPS kepada nasabah penyimpan dana atau masyarakat lain. Oleh karena itu, LPS secara rutin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada perbankan sehingga dapat tersebar merata ke seluruh pelosok negeri. Selama 2017, LPS telah melakukan sosialisasi ke perbankan di 7 daerah yaitu Ambon, Semarang, Surabaya, Malang, Bengkulu, Pekanbaru, dan Tangerang yang diikuti 697 bank umum atau BPR yang berkantor pusat di daerah tersebut dan 350 kantor cabang bank umum.

Sosialisasi Funwalk Payung Kuning

Page 109: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Hubungan Masyarakat

109Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Peserta sosialisasi ini adalah para kepala cabang, manajer menengah, dan perwakilan frontliner serta para direksi BPR/BPRS. Materi umum yang diberikan adalah terkait dengan fungsi serta keanggotaan LPS, yaitu program penjaminan simpanan yang mencakup sejarah penjaminan simpanan, penjaminan simpanan di Indonesia, fungsi dan tugas LPS, ketentuan terkait kepesertaan bank dalam penjaminan, serta ketentuan klaim penjaminan khususnya mengenai kriteria simpanan layak bayar dan tidak layak bayar serta bunga penjaminan.

Selain itu, LPS juga memberikan sosialisasi teknis mengenai laporan bank via elektronik (e-laporan) kepada LPS sebagai upaya memberikan kemudahan bagi bank untuk memberikan laporannya. Melalui sosialisasi e-laporan ini, LPS memberikan ”refreshment” kepada industri perbankan mengenai ketentuan program penjaminan dan sistem e-laporan LPS yang dikembangkan dengan tujuan untuk mempermudah bank serta meminimalisir keterlambatan dalam menyampaikan laporan.

Untuk materi khusus, LPS juga memberikan materi sosialisasi program penjaminan yang menjabarkan tentang resolusi bank, penanganan bank bermasalah, penanganan bank gagal, dan likuidasi bank.

Sosialisasi dan Edukasi di Kampus dan Sekolah

LPS Pulang Kampus dan Kuliah UmumPada tahun 2017, LPS menyelenggarakan program edukasi di kampus dengan tajuk LPS Pulang Kampus, yaitu sebuah program seminar sosialisasai yang dikombinasikan dengan materi motivasi serta hiburan untuk para mahasiswa dan pengajar di kampus. Selain memberikan materi sosialisasi

juga disampaikan pengetahuan umum kepada mahasiswa terutama tentang gambaran dunia kerja ke depan. Program ini telah dilaksanakan di Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, Universitas Lampung (UNILA) Lampung, Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang, Universitas Lambung Mankurat (UNLAM) Banjarmasin, dan Unversitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado di tahun 2017.

Selain LPS Pulang Kampung, LPS juga melakukan kegiatan edukasi di beberapa perguruan tinggi lain melalui kuliah umum, seperti Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Atmajaya Yogyakarta, STIE YKPN Yogyakarta, dan Universitas Indonesia Esa Unggul, Universitas Tidar Magelang, dan Universitas Islam Bandung (UNISBA).

LPS MengajarLPS mengajar adalah suatu kegiatan edukasi mengenai LPS yang dikemas dalam bentuk kegiatan mengajar di kelas baik untuk tingkat SMP maupun SMA. Narasumber dari kegiatan ini adalah pejabat LPS yang merupakan alumni dari sekolah tersebut seperti yang diselenggarakan di SMA Bintang Timur yang berlokasi di Kabupaten Balige – Sumatera Utara.

Kegiatan LPS mengajar tidak hanya dilakukan dengan mendatangi sekolah tetapi juga memberikan edukasi kepada pelajar yang tergabung dalam gerakan Pramuka. LPS memberikan edukasi kepada sekitar 15.000 pramuka yang sedang melakukan Raimuna di Bumi Perkemahan Pramuka – Cibubur. Para peserta melakukan formasi dengan membentangkan bendera LPS raksasa dan permainan musik perkusi dengan yel-yel ajak menabung di bank. Kegiatan ini mendapat penghargaan dari Rekor MURI.

Logo LPS Raksasa

Page 110: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

110 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Sosialisasi Massal LPS juga menyelenggarakan program sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui kegiatan massal seperti event olahraga. Bersama dengan salah satu media terkemuka, LPS berpartisipasi dalam kegiatan fun walk yang diikuti oleh ribuan masyarakat Yogyakarta. LPS juga memanfaatkan gaya hidup masyarakat yang berolah raga di arena car free day (CFD) di berbagai kota di Indonesia sebagai ajang sosialisasi. LPS menyelenggarakan program CFD Ceria LPS di berbagai kota seperti Lampung, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar.

Sosialisasi melalui MediaLPS juga melakukan kampanye media yang didukung dengan program kehumasan untuk menjangkau audiens yang lebih masif. Edukasi dan sosialisasi dilakukan melalui pemasangan iklan di media cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media digital. Program ini dikombinasikan dengan sosialisasi below the line dengan melibatkan media sebagai partner publikasi untuk setiap kegiatan LPS. Selain iklan, kampanye melalui media ini juga dilakukan dengan program talkshow televisi dan radio di beberapa kota untuk memberikan materi sosialisasi dan edukasi yang lebih mendalam.

Sementara untuk media luar ruang, LPS melakukan pemasangan iklan di billboard dan moda transportasi commuter line. Selain beriklan di media konvensional, LPS juga mulai mengintensifkan sosialisasi dan edukasi melalui media digital/internet (digital ads, native ads, banner ads) serta media sosial dengan mengaktifkan akun Facebook (LPS Indonesia), Twitter (@LPS_idic), Instagram (@LPS_idic), dan Youtube (LPS_IDICOfficial) untukmendapatkan perhatian di segmen usiamudadan generasi milenial. Pada tahun 2017, akun Twitter dan fanpageFacebookLPStelahmendapatverifikasisebagaiakunresmi lembaga. LPS mengadakan beberapa program di media sosial untuk meningkatkan interaksi dengan audien segmen milenial melalui kompetisi foto, vlog, dan beberapa kuis. Program ini dilengkapi dengan kegiatan sosialisasi dan kompetisi di komunitas blogger di 3 kota yaitu Malang, Bandung, dan Jakarta.

Dalam proses diseminasi informasi kepada publik, peran media sangatlah penting karena memiliki efek multiplier dalam penyebaran informasi dan edukasi mengingat LPS tidak punya kantor cabang. Oleh karena itu LPS juga melakukan sosialisasi bagi kalangan media yang ditujukan ke semua level organisasi media, mulai dari reporter, redaktur hingga pimpinan redaksi. LPS telah menyelenggarakan workshop media di 8 kota (Palembang, Lampung, Bandung, Malang, Yogyakarta, Banjarmasin, Manado, dan Jakarta) selama tahun 2017.

Pemred Gathering

Page 111: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Hubungan Masyarakat

111Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan LPS juga didukung dengan program kegiatan sosial kemasyarakatan yang dapat menaikkan tingkat pemahaman publik mengenai LPS beserta program penjaminan serta persepsi positif publik tentang LPS. Sepanjang tahun 2017, LPS telah melaksanakan program sosial kemasyarakatan sebanyak 21 kali untuk bidang-bidang philanthropy (bencana alam dan santunan kepada yatim piatu), pendidikan (beasiswa), kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan komunitas. Beberapa kegiatan ditujukan untuk membantu penanganan korban bencana, seperti bantuan untuk korban banjir di Pacitan, tanah longsor di Wonogiri, dan bencana Gunung Agung di Bali.

LPS melakukan survei awareness secara sampling dan acak kepada dua golongan responden yaitu masyarakat umum baik nasabah perorangan maupun nasabah korporasi serta perbankan yang terdiri dari pegawai bank umum dan BPR untuk mengukur kinerja dan evaluasi program sosialisasi dan edukasi. Survei ini dilakukan oleh pihak profesional (konsultan) independen yang berlangsung di 10 kota yaitu Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makasar, dan Denpasar). Hasil survei menunjukkan bahwa awareness para responden terhadap LPS dan program penjaminan mencapai angka 67,41% atau naik dari tahun sebelumnya 67,40% dengan survei hanya diselenggarakan di 8 kota.

CSR Donor Darah

Page 112: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

112 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Hubungan Kelembagaan

Kerjasama Dalam Negeri

LPS menjalin bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain di dalam negeri baik pemerintah maupun swasta dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan fungsi dan tugasnya.

Kerjasama dilakukan dalam berbagai bidang yakni penegakan hukum, pengelolaan aset bank yang dilikuidasi, penjaminan Syariah, sosialiasi dan edukasi, bantuan tenaga dan pengembangan kompetensi pegawai. Bentuk kerjasama dilakukan melalui penandatanganan MoU maupun implementasi atas MoU yang sudah ada.

Selama tahun 2017, LPS telah menandatangani MoU dan PKS dengan Lembaga-lembaga dalam negeri, sebagai berikut:1. MoU LPS-Dewan Syariah Nasional (DSN)-Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI). MoU ditandatangani oleh Ketua Dewan Komisioner LPS dan Ketua DSN-MUI di Jakarta pada tanggal 3 Maret 2017. MoU ini dimaksudkan untuk mengatur kerja sama pelaksanaan penjaminan simpanan dan resolusi bank berdasarkan prinsip syariah

2. Perpanjangan MoU LPS-Universitas Sebelas Maret (UNS)MoU ditandatangani oleh Kepala Eksekutif LPS dan Rektor UNS di Solo pada tanggal 20 April 2017. MoU ini bertujuan mengatur sosialisasi dan pembelajaran tentang fungsi, tugas, dan wewenang LPS

3. MoU LPS-Kementerian Keuangan-Bank Indonesia-Otoritas Jasa KeuanganMoU ditandangani oleh Ketua Dewan Komisioner LPS, Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Ketua Dewan Komisioner OJK di Jakarta pada tanggal 26 April 2017. MoU ini bertujuan mengatur kerjasama anggota KSSK dalam program pengembangan kompetensi pegawai

4. MoU LPS-Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)MoU ini ditandatangani oleh Ketua Dewan Komisioner LPS dan Menteri Negara ATR-BPN di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2017.MoU tersebut dimaksudkan untuk mengatur optimalisasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang kementerian ATR/BPN dan LPS

5. Perjanjian Kerjasama (PKS) LPS-Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian PertahananPKS ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Sumber Daya Manusia dan Administrasi LPS dan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan di Jakarta pada tanggal 7 Agustus 2017.

PKS ini bertujuan mengatur penyelenggaraan diklat bela negara bagi pegawai LPS.

6. Kesepakatan Bersama (KB) LPS-Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa TimurKB ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur KB di Surabaya, 6 September 2017 yang mengatur penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara.

7. MoU LPS-Universitas BrawijayaMoU ditandatangani oleh Kepala Eksekutif LPS dan Rektor Universitas Brawijaya di Malang pada tanggal 27 September 2017. MoU ini dimaksudkan untuk mengatur tri dharma perguruan tinggi, sosialisasi fungsi, tugas, dan wewenang LPS.

8. MoU LPS - 5 Kantor Akuntan Publik (KAP)MoU ditandatangani oleh Kepala Eksekutif dan Pimpinan KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan (BDO), KAP Satrio Bing ENY dan rekan (Deloitte), KAP Tanudiredja Wibisana Rintis dan Rekan (PWC), KAP Siddharta Widjaja dan Rekan (KPMG), KAP Amir Abadi Jusuf Aryanto Mawar dan Rekan (RSM) di Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2017. MoU ini mengatur kerjasama penanganan dan/atau penyelesaian bank serta penyelenggaraan program restrukturisasi perbankan. MoU ini merupakan amandemen MoU LPS dengan 6 KAP yang ditandatangani tahun 2016. Amandemen ini dilakukan sebagai tindaklanjut UU PPKSK khususnya terkait resolusi.

Implementasi MoU

Sepanjang tahun 2017, LPS menyelenggarakan beberapa pelatihan dan sosialisasi sebagai implementasi dari MoU yang sudah berlaku sebelum tahun 2017 diantaranya sebagai berikut:

MoU Brawijaya

Page 113: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Hubungan Kelembagaan

113Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

1. Pelatihan penanganan bank untuk personil BPKP, 11-13 Oktober 2017 di Makasar.2. Sosialisasi LPS - Bareskrim Polri di Bali, kepada Jajaran Kepolisian Daerah, yakni Kepolisian Daerah Bali, Nusa Tenggara

Barat dan Nusa Tenggara Timur 27-28 April 2017.3. Sosialisasi LPS - Bareskrim Polri, di Surabaya kepada Jajaran Kepolisian Daerah, yakni Kepolisian Daerah Jawa Timur 15

Desember 2017.4. Pelatihan Resolusi Bank untuk 6 Kantor Akuntan Publik mitra LPS di Jakarta , 29-30 September 2016 dan 21-23

November 2017.5. Seminar Bersama LPS-BI mengenai stabilitas sistem keuangan6. Pengajaran silabus dan Training for Trainer mengenai “Peran dan Fungsi LPS” di Universitas Sumatera Utara (USU), 4-5

September 2017 di Medan7. Kuliah umum dan TOT mengenai “Peran dan Fungsi LPS” di Universitas Airlangga, 8-9 November di Surabaya.8. LPS bekerjasama dengan World Bank menyelenggarakan pelatihan mengenai “Peran LPS dalam Jaring Pengaman Sistem

Keuangan” dengan narasumber dari Korea Deposit Insurance Corporation (KDIC)5-7 Desember di Jakarta, pelatihan diikuti oleh para personil anggota KSSK dan Kantor Akuntan Publik.

9. Pelatihan bersama LPS-OJK mengenai pemeriksaan bank, tanggal 12-15 Desember 2017 di Bandung.

Internasional

Dinamika perekonomian global yang semakin tanpa batas mempengaruhi industri perbankan di setiap negara sehingga dimungkinkan suatu tindakan penanganan bank di suatu negara akan berpengaruh kepada industri perbankan di negara lain. Oleh karena itu koordinasi yang baik dengan lembaga-lembaga penjamin negara lain menjadi penting terutama dalam mengantisipasi isu-isu terkait dengan crossborder resolution. Koordinasi tersebut bisa dilakukan melalui hubungan bilateral atau multilateral seperti IADI atau organisasi internasional lain. Tidak hanya terkait crossborder resolution, peningkatan hubungan internasional juga dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas dan memberi ruang bagi LPS untuk berperan lebih aktif dalam pengembangan penjaminan di seluruh dunia. Hal ini sesuai juga dengan visi LPS yakni menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank serta memelihara stabilitas sistem keuangan.

APRC

Page 114: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

114 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Peran aktif LPS diwujudkan salah satunya dengan menjadi anggota International Associations of Deposit Insurers (IADI) dan Islamic Financial Services Board (IFSB).

Sepanjang tahun 2017, LPS telah aktif menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan-kegiatan internasional, antara lain:1. LPSmenjadituanrumahpertemuanLembagapenjaminse-AsiaPasifik(IADI-APRC),17-19JulidiYogyakarta.

Acara ini diikuti oleh kurang lebih 75 orang delegasi dari 22 negara anggota International Association of Deposit Insurers-Asia Pacific Regional Committee (IADI-APRC) dari Asia dan beberapa negara di luar wilayah Asia. Selain pertemuan, dalam acara tersebut juga diselenggarakan workshop dan seminar yang dihadiri sekitar 300 orang dari dalam dan luar negeri dengan tema “Transformation of Deposit Insurance: How Far We Gone”.Seminar ini menjadi media bagi berbagai negara untuk berbagi pengalaman tentang perkembangan peranan lembaga penjamin dalam jaring pengaman sistem keuangan di masing-masing negara. Setelah krisis global 2008, peran lembaga penjamin dalam menjaga stabilitas sistem keuangan semakin diakui. Dibeberapa negara bahkan lembaga penjamin diberi wewenang tambahan tidak hanya sebagai penjamin namun juga sebagai otoritas resolusi perbankan dan juga non bank. LPS pun berkesempatan untuk mengetahui praktik terbaik penyelenggaraan program penjaminan dan pelaksanaan resolusi bank di dunia sehingga dapat mengevaluasi penyelenggaraan program penjaminan dan pelaksanaan resolusi bank yang saat ini telah dijalankan.Selanjutnya event ini juga dapat meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan terkait resolusi bank dan peran lembaga penjamin dalam penanganan krisis sistem keuangan.

2. LPS menjadi anggota Executive Committee (EXCO) IADIDalam IADI Annual General Meeting yang 13 Oktober 2017 di Quebec, Canada, Kepala Eksekutif LPS, Bapak Fauzi Ichsan menjadi anggota Exco IADI, badan tertinggi dari asosiasi penyelenggara program penjaminan internasional. Keanggotaan LPS dalam Exco IADI memberi ruang lebih besar untuk berkontribusi dalam penentuan arah perkembangan program penjaminan dan resolusi perbankan di tingkat internasional.Kesempatan LPS untuk berperan di tingkat internasional terutama dalam bidang penjaminan dan resolusi syariah semakin besar ketika personil LPS, Ronald Rulindo, Spesialis Utama dari Group Hubungan Internasional terpilih menjadi ketua Islamic Deposit Insurance Technical Committee (IDITC), dan Ridwan Nasution menjadi anggota Risk Management Committee di bawah IADI.

3. Penandatanganan MoUSecara bilateral, LPS pun aktif membina hubungan dengan Lembaga serupa dari negara lain. Pelaksanaan hubungan bilateral tersebut berupa study banding LPS ke luar negeri maupun menerima kunjungan dari luar negeri. Pada tahun 2017, LPS menandatangani MoU dengan beberapa Lembaga penjamin negara lain, yakni:a. MoU LPS - The Depositor Protection Fund of Laos (DPF).

MoU ditandatangani oleh Ketua Dewan Komisioner LPS dan Director General DPF pada tanggal 17 Juli 2017 di Yogyakarta,MoU ini berisi tentang pertukaran informasi dan pengalaman dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan penjaminan simpanan di kedua negara.

b. MoU LPS -The Deposit Insurance Corporation of Mongolia (DICOM).MoUditandatanganiolehKetuaDewanKomisionerLPSdanChiefExecutiveOfficerDICOMpadatanggal17Juli2017 di Yogyakarta,

IADI : The International Association of Deposit Insurers• Organisasi yang didirikan 6 Mei 2002,

dengan tujuan mengembangkan program penjamin simpanan di dunia melalui antara lain pertukaran, data, dan informasi serta berkontribusi dalam stabilitas sistem keuangan melalui pen-etapan standar bagi para anggotanya

• IADI beranggotakan lembaga penjamin dari 82 negara.

• IADI dikelola oleh Executive Committee (EXCO) yang terdari dari 25 orang yang dipilih melalui pemungutan suara dari seluruh anggota IADI saat rapat umum anggota

Page 115: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Hubungan Kelembagaan

115Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

TATA KELOLA LEMBAGAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

MoU ini berisi tentang pertukaran Informasi dan pengalaman dalam rangka peningkatan efektivitas pelaksanaan penjaminan simpanan dan resolusi

4. Pengiriman NarasumberSelain penandatanganan MoU, LPS juga mendapat undangan untuk mengirim narasumber dalam beberapa acara internasional, seperti: - Interaktif Talk Show “Indonesia Kini” di Monash University, Melbourne, Australia, Monash University, 20-25 April

2016 dengan pembicara Ketua Dewan Komisioner LPS Bapak Halim Alamsyah. - 15th International CIFA Forum: ECOSOC High Level Policy Forum 2017 dengan tema “Eradicating Poverty and

Promoting Proseperity in a Changing World, Monaco, Convention of Independent Financial Advisors (CIFA), 30 Mei – 1 Juni 2017 dengan narasumber Kepala Eksekutif Bapak Fauzi Ichsan.

- 9th OISAA International Symposium of Warwick di University of Warwick Inggris 24-25 Juli 2017 dengan pembicara Anggota Dewan Komisioner Ibu Destry Damayanti.

- IADI International Technical Seminar and Conference di Almaty, Kazakhstan pada tanggal 4-6 September 2017 dengan pembicara Ketua Dewan Komisioner LPS Bapak Halim Alamsyah dan Sdr. Ronald Rulindo (Spesialis Utama Group Hubungan Internasional)

5. Berperan aktif dalam FSAP review dan kegiatan FSB Sebagai salah satu anggota G20, Indonesia berperan aktif dalam program-program yang dikembangkan oleh G20, termasuk Financial Sector Assessment Program (FSAP) review dan kegiatan Financial Stability Board (FSB). FSAP review di Indonesia dilakukan terutama terhadap anggota KSSK (BI, OJK, Kementerian Keuangan, dan LPS). Dalam menindaklanjuti hasil FSAP review tersebut, LPS secara aktif berkontribusi melalui pemenuhan rekomendasi FSAP review, rapat-rapat FSAP, serta penyampaian updating data. Selain itu, LPS juga berkontribusi aktif mendukung kegiatan FSB melalui Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.

MoU dengan Laos

Page 116: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

116 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 117: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab07KINERJA

KEuANgAN

Laporan Keuangan Audit LPS tertanggal 31 Desember 2017

mendapatkan opini wajar, dalam semua hal yang material, serta

kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Hal ini menunjukan

bahwa pengelolaan keuangan LPS dilakukan dengan penuh tanggung

jawab, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Page 118: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

118 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Page 119: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

119Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Page 120: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

120 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Laporan Posisi KeuanganPer 31 Desember 2017, 31 Desember 2016, dan 1 Januari 2016

Uraian Catatan 31 Desember 2017 '31 Desember 2016 *) '1 Januari 2016 /31 Desember 2015 *)

ASET

Kas dan Setara Kas 3.14; 4.1 532.969.667 248.338.732 183.658.825

Piutang Premi 4.2 225.517.194 193.121.650 184.776.694

Piutang Investasi 4.3 1.607.364.100 1.444.892.526 1.111.977.618

Talangan & Piutang Pengembalian Talangan 4.4 - 104.428 118.660

Piutang Lain-Lain - Setelah Akumulasi Penyisihan 4.5 993.474 1.288.206 671.194

Investasi pada Surat Berharga 3.16; 4.6 84.598.934.779 71.126.447.306 58.863.673.101

Beban Dibayar Di Muka 16.145.441 37.056.471 50.060.865

PPh Pasal 28a Lebih Bayar 862.982.476 905.604.440 528.524.916

Aset Tetap - Setelah Akumulasi Penyusutan 84.746.822 95.460.597 104.139.031

Aset Tidak Berwujud - Setelah Akumulasi Amortisasi

17.535.218 17.568.039 11.541.572

Aset Pajak Tangguhan 31.627.506 23.842.385 17.185.556

Aset Lain-Lain 23.897.445 1.812.961 15.531.411

Total Aset 88.002.714.122 74.095.537.741 61.071.859.443

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Utang Klaim Penjaminan 4.11 25.356.887 11.230.985 5.572.819

Provisi Klaim Penjaminan 3.22; 4.12 - - -

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Pascakerja

3.23; 4.13 126.510.022 95.369.539 68.742.223

Utang Pajak 4.14 341.604.824 301.033.575 401.495.956

Liabilitas Lain-Lain 4.15 44.722.616 37.820.147 39.570.129

Total Liabilitas 538.194.349 445.454.246 515.381.127

EKUITAS

Modal pemerintah:

Modal Awal 3.24; 4.16 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000

Dampak Pengukuran Kembali Imbalan Pascakerja 3.23; 4.13 (7.706.087) (9.533.697) (7.659.414)

Cadangan Tujuan: 3.25; 4.17 - Belum Digunakan 16.480.390.571 13.728.503.286 11.126.430.381

- Telah Digunakan 214.054.600 203.420.151 186.397.164

Cadangan Penjaminan 3.25: 4.17 66.777.780.689 55.727.693.755 45.251.310.185

Page 121: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Laporan Posisi Keuangan

121Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Uraian Catatan 31 Desember 2017 '31 Desember 2016 *) '1 Januari 2016 /31 Desember 2015 *)

Total Ekuitas 87.464.519.773 73.650.083.495 60.556.478.316

Total Liabilitas dan Ekuitas 88.002.714.122 74.095.537.741 61.071.859.443

*) Disajikan kembali dan direklasifikasi

Laporan Penghasilan KomprehensifUntuk periode yang berakhir pada31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

dalam Ribuan Rp.

Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016 *)

PENDAPATAN

Pendapatan Premi 4.18 10.428.831.533 9.454.186.089

Pendapatan Investasi 4.19 5.916.851.340 4.982.370.134

Pendapatan Denda 4.20 698.295 227.435

Pendapatan Kontribusi Kepesertaan 4.21 39.500 91.060

Pendapatan Pengembalian Klaim 4.22 11.504.361 25.327.853

Pendapatan Lain-Lain 4.23 62.085.251 62.561.359

Total Pendapatan 16.420.010.280 14.524.763.930

BEBAN 7.846.691

Beban Klaim Penjaminan 3.27; 4.24 62.577.982 - Beban Resolusi Bank 4.25 15.089.284 808.642.754

Kenaikan (Penurunan) Provisi Klaim Penjaminan 4.26 - 423.901.095

Beban Investasi 4.27 951.412.090 12.550.585

Beban Umum dan Administrasi 4.28 509.320.042 1.417.090.226

Beban Lain-Lain 4.29 12.788.607 808.642.754

Total Beban 1.551.188.005 13.107.673.704

BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN

Pajak Kini 4.14 1.064.607.931 18.226.310

Pajak Tangguhan 4.14 (8.394.324) (6.032.068)

Total Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan 1.056.213.607 12.194.242

Surplus/(Defisit) 13.812.608.668 13.095.479.462

Page 122: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

122 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016 *)

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Komponen yang tidak akan direklas ke surplus defisit

Dampak Pengukuran Kembali Imbalan Pascakerja 2.436.813 (2.499.043)

Dampak Pajak Penghasilan (609.203) 624.761

Total Penghasilan Komprehensif Lain 1.827.610 (1.874.282)

Total Penghasilan Komprehensif 13.814.436.278 13.093.605.180

*) Disajikan kembali dan direklasifikasi

Uraian

Modal Pemerintah Selisih Nilai Wajar Surat

Berharga Tersedia

Untuk Dijual

Dampak Pengukuran

Kembali Imbalan

Pascakerja

Cadangan Tujuan

Cadangan Penjaminan Total Ekuitas

Modal Awal Tambahan Modal

Belum Digunakan

Telah Digunakan

Saldo Per 1

Januari 2016 *) 4,000,000,000 - - (7,659,414) 11,170,191,322 - 44,680,765,290 59,843,297,198

Dampak

Penyajian Kembali - - - - (43,760,941) 186,397,164 570,544,895 713,181,118

Saldo Per 1

Januari 2016

Setelah Disajikan

Kembali 4,000,000,000 - - (7,659,414) 11,126,430,381 186,397,164 45,251,310,185 60,556,478,316

Surplus Defisit

Tahun Berjalan - - - - 2,619,095,892 - 10,476,383,570 13,095,479,462

Penggunaan Aset

Tetap - - - - (17,022,987) 17,022,987 - -

Penghasilan

Komprehensif

Lain

Tahun Berjalan - - - (1,874,283) - - - (1,874,283)

Saldo Per 31

Desember 2016 4,000,000,000 - - (9,533,697) 13,728,503,286 203,420,151 55,727,693,755 73,650,083,495

Surplus Defisit

Tahun Berjalan - - - - 2,762,521,734 - 11,050,086,934 13,812,608,668

Penggunaan Aset

Tetap - - - - (10,634,449) 10,634,449 - -

Penghasilan

Komprehensif

Lain

Page 123: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Laporan Posisi Keuangan

123Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Uraian

Modal Pemerintah Selisih Nilai Wajar Surat

Berharga Tersedia

Untuk Dijual

Dampak Pengukuran

Kembali Imbalan

Pascakerja

Cadangan Tujuan

Cadangan Penjaminan Total Ekuitas

Modal Awal Tambahan Modal

Belum Digunakan

Telah Digunakan

Tahun Berjalan - - - 1,827,610 - - - 1,827,610

Saldo Per 31

Desember 2017 4,000,000,000 - - (7,706,087) 16,480,390,571 214,054,600 66,777,780,689 87,464,519,773

Uraian Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016

AKTIvITAS OPERASI

Penerimaan dari Premi Penjaminan 5.1 10,395,492,399 9,444,960,328

Penerimaan dari Hasil Investasi 5.2 5,979,744,523 4,663,456,783

Penerimaan dari Kontribusi Kepesertaan 5.3 48,500 75,060

Penerimaan dari Pendapatan Denda 5.4 716,559 684,715

Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaim 5.5 11,347,571 23,862,916

Penerimaan dari Pendapatan Lain-Lain 5.6 62,258,243 62,315,480

Pengeluaran untuk Pembayaran Klaim Penjaminan 5.7 (48,361,103) (158,490,935)

Pengeluaran untuk Beban Terkait Dgn Resolusi Bank 5.8 (30,012,274) (7,272,858)

Pengeluaran untuk Beban Investasi 5.9 (919,536,932) (543,341,791)

Pengeluaran untuk Beban Umum dan Administrasi 5.10 (424,017,076) (356,638,613)

Pengeluaran untuk Beban Lain-Lain 5.11 (12,828,691) (12,590,177)

Pengeluaran untuk Beban PPh Badan 5.12 (1,012,923,599) (546,224,038)

Penerimaan (Pengeluaran) Utang Pajak 5.13 (4,465,760) (219,154,460)

Arus Kas dari (untuk) Aktivitas Operasi 13,997,462,359 12,351,642,410

AKTIvITAS INvESTASI

Penerimaan Surat Berharga 5.14 5,789,461,781 4,445,313,219

(Pengeluaran) Surat Berharga (19,487,314,061) (16,722,086,751)

Penerimaan (Pengeluaran) Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud 5.15 (14,979,144) (10,188,971)

Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (13,712,831,424) (12,286,962,503)

AKTIvITAS PENDANAAN

Penerimaan Setoran Modal Awal Pemerintah - -

Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan - -

Kenaikan (Penurunan) Arus Kas 284,630,935 64,679,907

Saldo Kas dan Setara Kas Awal 248,338,732 183,658,825

Saldo Kas dan Setara Kas Akhir 532,969,667 248,338,732

Page 124: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

124 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

UMUM

Pendirian dan Informasi UmumLembaga Penjamin Simpanan (LPS) didirikan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.7 Tahun 2009 (selanjutnya disebut dengan UU LPS). UU LPS berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005 dan sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi. Selain itu, LPS memiliki tugas dan wewenang tambahan berdasarkan UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (selanjutnya disebut dengan UU PPKSK).

LPS berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia dan dapat mempunyai kantor perwakilan di wilayah Negara Republik Indonesia. LPS menempati kantor di Equity Tower Lantai 20,21, dan 39 Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 9 Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53 Jakarta. Sampai dengan saat ini LPS belum membuka kantor perwakilan.

LPS merupakan lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Sesuai UU LPS dan UU PPKSK, dalam menjalankan fungsinya, LPS mempunyai tugas sebagai berikut:1. merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan

penjaminan simpanan;2. melaksanakan penjaminan simpanan;3. merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka

turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan;4. merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan

penyelesaian Bank Selain Bank Sistemik;5. melaksanakan penanganan Bank Sistemik; dan6. menyelenggarakan Program Restrukturisasi Perbankan

(PRP).

Bank Selain Bank Sistemik dan Bank Sistemik yang dilakukan penyelesaian atau penanganan oleh LPS sebagaimana dimaksud pada huruf d dan huruf e adalah bank yang mengalami kesulitan keuangan dan membahayakan kelangsungan usahanya serta dinyatakan tidak dapat lagi disehatkan oleh OJK sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, LPS mempunyai wewenang sebagai berikut: menetapkan dan memungut premi penjaminan; menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta; 1. melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS; 2. mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan

bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank;

3. melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data sebagaimana dimaksud pada huruf d;

4. menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim;

5. menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu;

6. melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan;

7. menjatuhkan sanksi administratif;8. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan

wewenang pemegang saham, termasuk hak dan wewenang RUPS;

9. menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang diselamatkan;

10. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank; dan

11. menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.

Dengan disahkannya UU PPKSK, LPS memiliki tambahan metode resolusi untuk melakukan penanganan permasalahan solvabilitas Bank Sistemik dan Bank Selain Bank Sistemik baik dalam kondisi normal maupun kondisi krisis sistem keuangan dengan cara: 1. mengalihkan sebagian atau seluruh aset dan/atau

kewajiban Bank Sistemik kepada Bank Penerima;2. mengalihkan sebagian atau seluruh aset dan/atau

kewajiban Bank Sistemik kepada Bank Perantara; atau3. melakukan penanganan Bank sesuai dengan Undang-

Undang mengenai Lembaga Penjamin Simpanan.

Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, LPS bertanggung jawab kepada Presiden.

Page 125: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

125Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

ManajemenSesuai Pasal 62 UU LPS, organ LPS terdiri atas Dewan Komisioner (DK) dan Kepala Eksekutif (KE). DK merupakan pimpinan LPS yang bertugas untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan serta melakukan pengawasan dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS sebagaimana diatur dalam UU LPS. Salah satu anggota DK ditetapkan sebagai KE yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional LPS.

Anggota DK berjumlah enam orang, yang terdiri atas:1. satu orang pejabat setingkat eselon I Departemen

Keuangan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan;2. satu orang unsur pimpinan Lembaga Pengawas

Perbankan (LPP) yang ditunjuk pimpinan LPP;

3. satu orang dari unsur pimpinan Bank Indonesia (BI) yang ditunjuk oleh pimpinan BI; dan

4. tiga orang anggota yang berasal dari dalam dan/atau dari luar LPS.

Anggota DK diangkat oleh Presiden atas usul Menteri Keuangan. Presiden menetapkan salah satu anggota DK sebagai Ketua DK dan salah satu anggota DK yang bukan ketua sebagai KE. Anggota DK diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan hanya dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

Susunan keanggotaan DK LPS sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

Keanggotaan DK NamaKeppres

Nomor Tanggal

Ketua Halim Alamsyah No. 158/M Tahun 2015 21 September 2015

Kepala Eksekutif Fauzi IchsanNo. 158/M Tahun 2015 21 September 2015

No. 220/M Tahun 2014 31 Desember 2014

Anggota Destry Damayanti No. 158/M Tahun 2015 21 September 2015

Anggota(ex-officio Kemenkeu) Robert Pakpahan No. 158/M Tahun 2015 21 September 2015

Anggota (ex-officio BI) Erwin Rijanto No. 19/M Tahun 2017 16 Maret 2017

Anggota(ex-officio OJK) Heru Kristiyana No. 56/M Tahun 2017 25 September 2017

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 158/M Tahun 2015 tanggal 21 September 2015 ditetapkan dengan hormat Halim Alamsyah sebagai Ketua Dewan Komisoner dan Fauzi Ichsan sebagai Kepala Eksekutif, sebelumnya dalam Keputusan Presiden Nomor 220/M Tahun 2014 Fauzi Ichsan ditetapkan dengan hormat sebagai Anggota Dewan Komisioner.

Anggota Dewan Komisioner lainnya yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 158/M Tahun 2015 yaitu Destry Damayanti dan Robert Pakpahan. Selanjutnya dalam Keputusan Presiden nomor 19/M Tahun 2017 tanggal 16 Maret 2017 ditetapkan dengan hormat Erwin Rijanto

sebagai Anggota Dewan Komisioner menggantikan Ronald Waas yang telah berakhir masa baktinya, dan sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 56/M Tahun 2017 tanggal 25 September 2017 ditetapkan dengan hormat Heru Kristiyana sebagai Anggota Dewan Komisioner menggantikan Nelson Tampubolon yang telah berakhir masa baktinya.

PersonaliaUntuk mendukung kegiatan operasionalnya, saat ini personalia LPS terdiri dari pegawai tetap yang berjumlah 264 orang.

Page 126: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

126 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

KEGIATAN OPERASIONAL LPS

Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, LPS melakukan kegiatan sebagai berikut:

Penjaminan SimpananUntuk melaksanakan fungsi LPS sebagai penjamin simpanan nasabah bank, Pasal 8 UU LPS mewajibkan setiap Bank, kecuali Badan Kredit Desa (BKD), yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia menjadi peserta Penjaminan. Setiap Bank Peserta Penjaminan antara lain wajib membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% dari modal sendiri pada akhir tahun fiskal sebelumnya atau dari modal disetor bagi bank baru dan membayar premi penjaminan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk:1. pembayaran periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni

dibayarkan selambat-lambatnya tanggal 31 Januari; dan2. pembayaran periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember

dibayarkan selambat-lambatnya tanggal 31 Juli.

Premi untuk setiap periode tersebut ditetapkan sama untuk setiap bank sebesar 0,1 % dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode. Simpanan nasabah bank yang dijamin LPS adalah giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan.

Berdasarkan Pasal 11 UU LPS, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang berlaku efektif sejak tanggal 22 Maret 2007. Selain itu, Pasal 11 UU LPS juga mengatur bahwa nilai simpanan yang dijamin paling banyak sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dimaksud dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut: 1. terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar

secara bersamaan; 2. terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun;3. jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya

menjadi kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus) dari jumlah nasabah penyimpan seluruh bank; atau

4. terjadi ancaman krisis yang berpotensi mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan membahayakan stabilitas sistem keuangan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No.3 Tahun 2008 yang telah ditetapkan menjadi Undang-undang No.7 Tahun 2009, Pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah No.66 tanggal 13 Oktober 2008 yang mengatur perubahan nilai simpanan yang dijamin dari paling tinggi sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) menjadi paling tinggi sebesar Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Perubahan nilai simpanan yang dijamin tersebut berlaku sejak tanggal 13 Oktober 2008.

Resolusi dan Likuidasi Bank Selain menjamin simpanan nasabah bank, LPS juga memiliki fungsi turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. LPS melakukan penyelesaian Bank Selain Bank Sistemik setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyerahkan penyelesaiannya kepada LPS, dan penanganan Bank Sistemik setelah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyerahkan penanganannya kepada LPS.

Penyelesaian Bank Selain Bank Sistemik dilakukan dengan melakukan penyelamatan, pengalihan aset dan kewajiban bank kepada Bank Penerima (Purchase and Assumption), pengalihan aset dan kewajiban bank kepada Bank Perantara (Bridge Bank), atau melakukan likuidasi.

LPS menetapkan untuk menyelamatkan Bank Selain Bank Sistemik jika dipenuhi persyaratan sebagai berikut:1. perkiraan biaya penyelamatan secara signifikan

lebih rendah dari perkiraan biaya tidak melakukan penyelamatan bank dimaksud;

2. setelah diselamatkan, bank masih menunjukkan prospek usaha yang baik;

3. ada pernyataan dari RUPS bank yang sekurang-kurangnya memuat kesediaan untuk:a. menyerahkan hak dan wewenang RUPS kepada LPS;b. menyerahkan kepengurusan bank kepada LPS; danc. tidak menuntut LPS atau pihak yang ditunjuk

LPS apabila proses penyelamatan tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

4. bank menyerahkan kepada LPS dokumen mengenai:a. penggunaan fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia;b. data keuangan Nasabah Debitur;c. struktur permodalan dan susunan pemegang saham

tiga tahun terakhir; dand. informasi lainnya yang terkait dengan aset,

kewajiban termasuk permodalan bank, yang dibutuhkan oleh LPS.

Page 127: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

127Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Seluruh biaya penyelamatan bank yang dikeluarkan oleh LPS menjadi Penyertaan Modal Sementara (PMS) LPS pada Bank.

LPS dapat melakukan penyelesaian Bank Selain Bank Sistemik dengan mengalihkan aset dan kewajiban bank dimaksud kepada Bank Penerima (Purchase and Assumption) dan apabila terdapat selisih kurang antara aset dan kewajiban yang dialihkan, LPS akan menutup jumlah kekurangan tersebut.

Penyelesaian melalui pendirian Bank Perantara (Bridge Bank) dilakukan dengan mengalihkan aset dan kewajiban bank kepada Bank Perantara dan apabila terdapat selisih kurang antara aset dan kewajiban yang dialihkan, LPS akan menutup jumlah kekurangan tersebut. Selain itu, LPS juga melakukan penyetoran modal kepada Bank Perantara untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh OJK. Selanjutnya, LPS melakukan penjualan Bank Perantara tersebut. Terhadap Bank Selain Bank Sistemik yang telah dialihkan aset dan kewajibannya, LPS meminta OJK untuk mencabut izin usaha bank untuk kemudian dilakukan likuidasi.

Dalam hal tidak terpenuhinya persyaratan penyelamatan sebagaimana tersebut di atas atau LPS memutuskan untuk tidak melanjutkan proses penyelamatan, maka LPS meminta pencabutan izin usaha bank dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan selanjutnya LPS akan melaksanakan pembayaran klaim penjaminan kepada Nasabah Penyimpan.

Penanganan Bank Sistemik dapat dilakukan dengan melakukan pengalihan aset dan kewajiban bank kepada Bank Penerima (Purchase and Assumption); pengalihan aset dan kewajiban bank kepada Bank Perantara (Bridge Bank); atau melakukan penyelamatan melalui penyertaan modal sementara dengan cara mengikutsertakan pemegang saham lama (open bank assistance) atau tanpa mengikutsertakan pemegang saham lama. Keikutsertaan pemegang saham lama dapat dilakukan jika dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Pasal 33 UU LPS, yaitu:1. pemegang saham Bank Gagal telah menyetor modal

sekurang-kurangnya 20% (dua puluh per seratus) dari perkiraan biaya penanganan;

2. ada pernyataan dari RUPS bank yang sekurang-kurangnya memuat kesediaan untuk:a. menyerahkan kepada LPS hak dan wewenang RUPS;

b. menyerahkan kepada LPS kepengurusan bank; danc. tidak menuntut LPS atau pihak yang ditunjuk LPS

dalam hal proses penanganan tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. bank menyerahkan kepada LPS, dokumen mengenai:a. penggunaan fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia;b. data keuangan nasabah debitur;c. struktur permodalan dan susunan pemegang saham

tiga tahun terakhir; dand. informasi lainnya yang terkait dengan aset,

kewajiban, dan permodalan bank, yang dibutuhkan LPS.

Terhitung sejak LPS menetapkan untuk melakukan penanganan Bank Sistemik/Bank Selain Bank Sistemik yang diselamatkan melalui PMS, maka berdasarkan UU LPS:1. LPS mengambil alih segala hak dan wewenang RUPS,

kepemilikan, kepengurusan, dan/atau kepentingan lain pada bank dimaksud;

2. pemegang saham dan pengurus bank tidak dapat menuntut LPS atau pihak yang ditunjuk LPS dalam hal proses penanganan tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak yang ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal LPS melakukan penyelamatan, seluruh biaya penanganan bank yang dikeluarkan oleh LPS menjadi PMS pada Bank Gagal dimaksud. LPS wajib menjual seluruh penyertaan pada bank dimaksud paling sedikit sebesar PMS yang telah dikeluarkan oleh LPS selambat-lambatnya tiga tahun sejak dimulainya penanganan Bank Sistemik atau dua tahun sejak dimulainya penanganan Bank Selain Bank Sistemik yang diselamatkan, dengan cara PMS. Dalam hal hasil penjualan sekurang-kurangnya sebesar PMS tidak dapat diwujudkan dalam jangka waktu tersebut, jangka waktu penjualan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dengan masing-masing perpanjangan selama 1 (satu) tahun. Dalam hal penjualan tidak dapat diwujudkan dalam masa perpanjangan tersebut, LPS wajib menjual saham bank dalam satu tahun berikutnya dengan tidak perlu mempertimbangkan ketentuan harga jual optimal yaitu sekurang-kurangnya sebesar PMS.

LPS dapat melakukan penyelesaian Bank Sistemik dengan mengalihkan aset dan kewajiban bank dimaksud kepada

Page 128: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

128 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Bank Penerima (Purchase and Assumption) dan apabila terdapat selisih kurang antara aset dan kewajiban yang dialihkan, LPS akan menutup jumlah kekurangan tersebut. Terhadap Bank Sistemik yang telah dialihkan aset dan kewajibannya, LPS meminta OJK untuk mencabut izin usaha bank untuk kemudian dilakukan likuidasi.

Penyelesaian melalui pendirian Bank Perantara (Bridge Bank) dilakukan dengan mengalihkan aset dan kewajiban bank kepada Bank Perantara dan apabila terdapat selisih kurang antara aset dan kewajiban yang dialihkan, LPS akan menutup jumlah kekurangan tersebut. Selain itu, LPS juga melakukan penyetoran modal kepada Bank Perantara untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh OJK. Selanjutnya, LPS melakukan penjualan Bank Perantara tersebut. Terhadap Bank Sistemik yang telah dialihkan aset dan kewajibannya, LPS meminta OJK untuk mencabut izin usaha bank untuk kemudian dilakukan likuidasi.

Pelaksanaan likuidasi bank dilakukan berdasarkan UU LPS.

Dalam melaksanakan kewenangan yang diamanatkan UU LPS, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2017 tentang Surplus dan Tingkat Likuiditas LPS. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut antara lain diatur mengenai tata cara Pemerintah dalam menutup kekurangan modal awal LPS dalam hal LPS mengalami defisit, dan perolehan pinjaman dari Pemerintah dalam hal LPS mengalami kesulitan likuiditas.

RINGKASAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Keuangan LPS disusun berdasarkan Kebijakan Akuntansi LPS yang ditetapkan dengan Peraturan Dewan Komisioner (PDK) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan PDK Nomor 8 Tahun 2017. Laporan Keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum di Indonesia.

Asumsi Dasar Laporan KeuanganAsumsi dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas, dan kelangsungan usaha (going concern).

Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan Penentuan Kebijakan AkuntansiKebijakan akuntansi harus mencerminkan prinsip kehati-hatian dan mencakup semua hal yang material serta sesuai dengan ketentuan dalam SAK.

Dalam hal SAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan: 1. informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna

laporan untuk pengambilan keputusan; dan2. informasi yang dapat diandalkan, dalam pengertian

mencerminkan penyajian secara jujur mengenai kinerja dan posisi keuangan serta arus kas; menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; netral yaitu bebas dari keberpihakan; mencerminkan pertimbangan sehat (prudent); dan mencakup semua hal yang material.

Dalam menetapkan kebijakan akuntansi tersebut, maka harus mempertimbangkan:1. persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan

dengan hal yang serupa dan terkait.2. definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran

aset, liabilitas, penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

3. pernyataan (pronouncements) yang dibuat oleh badan pembuat standar akuntansi lain dan praktik industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan huruf b.

Perubahan Kebijakan AkuntansiPerubahan kebijakan akuntansi terbagi menjadi:1. perubahan kebijakan akuntansi bersifat wajib, jika

disyaratkan oleh SAK. Perubahan kebijakan akuntansi tersebut diterapkan sesuai dengan ketentuan transisi dalam SAK yang bersangkutan. Dalam hal tidak diatur ketentuan transisi dalam SAK, maka perubahan kebijakan akuntansi tersebut diterapkan secara retrospektif.

2. perubahan kebijakan akuntansi bersifat sukarela, jika akan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan andal. Perubahan kebijakan akuntansi tersebut diterapkan secara retrospektif.

Dampak retrospektif perubahan kebijakan akuntansi dilakukan dengan menyajikan ulang seluruh periode sajian

Page 129: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

129Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian pada Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan dengan mempertimbangkan alokasi surplus didistribusikan sebesar 20% untuk Cadangan Tujuan dan 80% untuk Cadangan Penjaminan. Dalam hal penerapan retrospektif perubahan kebijakan akuntansi adalah tidak praktis setelah melakukan semua usaha yang rasional, maka entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru (yang telah mengikuti perubahan SAK) untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal periode, ketika hal tersebut praktis untuk dilakukan.

Perubahan Estimasi AkuntansiEstimasi akuntansi dapat diubah jika terdapat perubahan jumlah tercatat aset dan liabilitas atau jumlah konsumsi pemanfaatan periodik aset yang berasal dari pengujian status saat ini dan ekspektasi manfaat akan datang dari aset dan liabilitas. Perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif.

Koreksi Kesalahan Periode LaluKoreksi kesalahan periode lalu dilakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali seluruh periode sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian pada Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan dengan mempertimbangkan alokasi surplus yang didistribusikan sebesar 20% untuk Cadangan Tujuan dan 80% untuk Cadangan Penjaminan.

Dalam hal penyajian kembali retrospektif (retrospective restatement) adalah tidak praktis setelah melakukan semua usaha yang rasional, maka:1. penyajian kembali retrospektif dilakukan pada awal

periode yang praktis untuk menentukan dampak spesifik periode (period-specific effects).

2. penyajian kembali retrospektif dilakukan pada awal tanggal yang praktis untuk menentukan dampak kumulatif (cummulative effect).

Mata Uang Fungsional dan Pelaporan serta Transaksi valuta Asing Mata uang fungsional dan pelaporan adalah rupiah. Transaksi dalam mata uang selain rupiah dicatat dengan menggunakan kurs transaksi. Pembayaran klaim simpanan dalam mata uang selain rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal pencabutan izin usaha bank.

Pada setiap akhir periode, aset dan liabilitas moneter selain dalam rupiah, kecuali utang klaim penjaminan, dijabarkan ke dalam rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Selisihnya diakui sebagai keuntungan atau kerugian selisih kurs.

Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan LPS terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan Posisi KeuanganLaporan posisi keuangan meliputi:1. aset yaitu sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di masa depan diperkirakan akan diperoleh entitas.

2. liabilitas adalah kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, dimana penyelesaiannya diperkirakan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

3. ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas.

Aset disajikan berdasarkan urutan likuiditas dan liabilitas disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.

Laporan Penghasilan Komprehensif Laporan penghasilan komprehensif meliputi: 1. penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama

suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (pemerintah). Penghasilan terdiri atas pendapatan dan keuntungan.

2. beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau bertambahnya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (pemerintah). Beban terdiri atas beban dan kerugian.

Penghasilan komprehensif lain merupakan penghasilan dan beban yang tidak diakui dalam surplus defisit. Komponen penghasilan dan beban yang merupakan penghasilan komprehensif lain diklasifikasikan menjadi:1. komponen yang akan direklasifikasi ke surplus/defisit;

dan

Page 130: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

130 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

2. komponen yang tidak akan direklasifikasi ke surplus/defisit.

Laporan Perubahan EkuitasLaporan perubahan ekuitas meliputi perubahan atas Modal Pemerintah, saldo masing-masing komponen penghasilan komprehensif lain, dan saldo Cadangan Penjaminan dan Cadangan Tujuan.

Laporan Arus KasLaporan arus kas terdiri atas:1. arus kas dari aktivitas operasi yaitu aktivitas penghasil

utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

2. arus kas dari aktivitas investasi yaitu aktivitas perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

3. arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman.

Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan metode langsung.

Catatan atas Laporan KeuanganCatatan atas laporan keuangan terdiri atas pernyataan kepatuhan terhadap SAK, gambaran entitas, kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan, penjelasan pos-pos laporan keuangan, dan informasi lain yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

Periode Pelaporan Laporan keuangan disajikan secara tahunan dengan tahun buku mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Kas dan Setara KasKas dan setara kas terdiri atas uang kertas dan logam, giro bank, giro Bank Indonesia, dan deposito yang jatuh temponya maksimum tiga bulan. Kas dan setara kas merupakan aset keuangan dalam kategori Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (Loan And Receivable).

Piutang Piutang merupakan hak kontraktual untuk menerima kas dan aset keuangan lainnya dari pihak lain. Piutang merupakan aset keuangan dalam kategori Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (Loan And Receivable). Penyisihan penurunan nilai

atas piutang dievaluasi secara individual yang ditentukan berdasarkan nilai kini estimasi arus kas, serta secara kolektif berdasarkan data kerugian masa lalu.

Investasi pada Surat BerhargaInvestasi pada surat berharga terdiri atas investasi pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Indonesia. Investasi pada surat berharga diklasifikasi dalam kategori berikut:1. tersedia Untuk Dijual (Available For Sale) jika tujuan

investasi untuk kebutuhan likuiditas; dan2. dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Held To Maturity) jika

tujuan investasi semata-mata untuk memperoleh pembayaran kupon dan pokok serta entitas memiliki kemampuan untuk memegang surat berharga tersebut hingga jatuh tempo.

Pengklasifikasian investasi pada surat berharga didasarkan kepada rencana investasi yang disetujui Kepala Eksekutif.

Aset Dimiliki untuk Dijual dan Kelompok LepasanAset dimiliki untuk dijual adalah aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui penjualan daripada digunakan lebih lanjut. Aset dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

Penyertaan Modal Sementara Penyertaan modal sementara (PMS) merupakan penyertaan modal pada bank gagal yang diselamatkan. Pada saat awal pemberian PMS, aset neto bank gagal yang diselamatkan diukur pada nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual. Selisih antara jumlah PMS dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tersebut diakui sebagai beban. Laporan keuangan bank gagal yang diselamatkan tersebut dikonsolidasikan ke laporan keuangan LPS sebagai kelompok lepasan.

Aset TetapAset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau tujuan administratif dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode, kecuali aset yang merupakan fasilitas pegawai dan low value asset.

Page 131: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

131Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Aset tetap diukur dengan menggunakan model biaya, yaitu dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Aset tetap, selain tanah, disusutkan sebagai berikut:1. Penyusutan dilakukan secara sistematis selama

umur manfaat.2. Umur manfaat ditentukan berdasarkan perkiraan

kegunaan, yaitu:

JENIS ASET TETAP UMUR (TAHUN)

KATEGORI I

Bangunan 20

KATEGORI II

Partisi 8

Kendaraan motor dan mobil 4 dan 8

Peralatan kantor 4-8

Komputer dan EDP (hardware) 4

Peralatan elektronik 4

Peralatan lain-lain 4

3. Jumlah yang dapat disusutkan yaitu biaya perolehan dikurangi nilai residu.

4. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.

Aset Tidak BerwujudAset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan jasa atau tujuan administratif.

Aset tidak berwujud diukur dengan menggunakan model biaya, yaitu dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Aset tidak berwujud diamortisasi sebagai berikut:1. Amortisasi dilakukan secara sistematis selama

umur manfaat.2. Umur manfaat ditentukan berdasarkan perkiraan

kegunaan, yaitu:

JENIS ASET TIDAK BERWUJUD UMUR (TAHUN)

KATEGORI I

Riset dan pengembangan perangkat lunak 20

Paten/hak cipta/lisensi 20

KATEGORI II

Komputer dan EDP (software) 4

3. Jumlah yang dapat diamortisasi yaitu biaya perolehan dikurangi nilai residu (nilai residu dianggap nol).

4. Metode amortisasi yang digunakan adalah metode garis lurus.

Utang Utang merupakan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas dan aset keuangan lainnya kepada pihak lain. Utang merupakan liabilitas keuangan dalam kategori Diukur Pada Biaya Perolehan Diamortisasi (amortised cost).

Provisi Klaim PenjaminanProvisi klaim penjaminan adalah provisi yang dibentuk berdasarkan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, untuk membayar klaim penjaminan di masa mendatang berdasarkan risk exposure bank peserta yang dibentuk dengan estimasi terbaik. Metodologi penentuan Provisi Klaim Penjaminan diatur dalam PDK Nomor 10 Tahun 2015 tentang Cadangan Klaim Penjaminan dan Peraturan Kepala Eksekutif (PKE) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Metode Perhitungan Cadangan Klaim Penjaminan.

Imbalan kerjaLiabilitas imbalan kerja terdiri atas imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, imbalan kerja jangka panjang lain, dan imbalan pesangon.

Liabilitas imbalan pascakerja adalah liabilitas yang timbul dari imbalan kerja (selain pesangon) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya. Liabilitas imbalan pascakerja ditentukan dengan metode projected unit credit. Dampak pengukuran kembali liabilitas imbalan pascakerja diakui di penghasilan komprehensif lain.

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang lain adalah liabilitas yang timbul dari seluruh jenis imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang lain ditentukan dengan metode projected unit credit. Dampak pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja jangka panjang lain diakui di surplus defisit.

Modal PemerintahModal LPS berasal dari modal pemerintah yang merupakan aset negara yang dipisahkan. Modal awal LPS sebesar Rp4.000.000.000.000 (empat triliun rupiah).

Page 132: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

132 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

CadanganCadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan adalah akumulasi surplus/defisit di ekuitas. Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan merupakan alokasi dari surplus setelah pajak, yaitu sebesar 20% untuk Cadangan Tujuan dan sebesar 80% untuk Cadangan Penjaminan.

PendapatanPendapatan diakui dalam laporan keuangan ketika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan antara lain:1. premi diakui dalam periode timbulnya hak entitas atas

premi dimaksud sesuai dengan UU LPS; 2. pendapatan kekurangan premi diakui pada saat

berita acara verifikasi telah disetujui oleh pejabat yang berwenang;

3. pendapatan kontribusi kepesertaan diakui sekaligus pada saat menjadi hak entitas sesuai dengan Peraturan LPS;

4. pendapatan denda diakui pada saat diterima;5. pendapatan bunga dihitung dengan menggunakan

metode suku bunga efektif; dan6. pendapatan pengembalian klaim diakui pada saat

diterimanya pemberitahuan/pengumuman distribusi hasil likuidasi BDL dari Tim Likuidasi.

BebanBeban diakui dalam laporan keuangan ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Pengakuan beban dalam laporan keuangan antara lain:1. beban klaim penjaminan diakui sebesar klaim

penjaminan yang harus dibayarkan ke nasabah penyimpan berdasarkan hasil rekonsiliasi dan verifikasi, dan/atau berdasarkan persetujuan entitas atas keberatan nasabah penyimpanan terkait klaim penjaminan.

2. beban bunga dari liabilitas keuangan diakui menggunakan suku bunga efektif.

Penghasilan Komprehensif LainPenghasilan komprehensif lain adalah pendapatan dan beban, termasuk penyesuaian reklasifikasi, yang tidak diakui di surplus/defisit. Penghasilan komprehensif lain terdiri dari penyesuaian nilai wajar aset keuangan dalam kategori tersedia untuk dijual dan pengukuran kembali atas program imbalan pasti.

Pajak PenghasilanPajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas surplus kena pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku. Pajak penghasilan terdiri atas pajak kini dan pajak tangguhan.

Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang atas surplus kena pajak, atau yang dipulihkan atas rugi pajak, untuk suatu periode.

Pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

Penerapan Kebijakan Akuntansi Baru dan Koreksi KesalahanLaporan Keuangan LPS disusun berdasarkan Kebijakan Akuntansi yang ditetapkan dengan Peraturan Dewan Komisioner (PDK) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan PDK Nomor 8 Tahun 2017.

Kebijakan Akuntansi LPS berlaku efektif sejak 1 Januari 2017 dan merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan 31 Desember 2017. Terdapat perubahan kebijakan terkait dengan pengakuan pendapatan premi dan koreksi kesalahan antara lain terkait pencatatan cadangan tujuan yang berdampak retrospektif sehingga Laporan Keuangan 31 Desember 2017 disajikan dan direklasifikasikan kembali sesuai PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

Page 133: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

133Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

PENJELASAN POS-POS LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF

Kas Dan Setara KasSaldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

No Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

A KAS & SETARA KAS UNTUK PENANGANAN OPERASIONAL

1. Bank BRI Rupiah 309 93.045.860 123.698.739

2. Bank BRI Rupiah 305 173.666 420.782

3. Kas Rupiah 7.648 12.618

Total Kas & Setara Kas untuk Penanganan Operasional 93.227.174 124.132.139

B KAS & SETARA KAS UNTUK PENERIMAAN PREMI

1. Giro BI Rupiah 117 677.894 867.940

2. Bank BRI Rupiah 300 7.495.676 26.692

3. Bank BRI Rupiah 306 98.532 130.754

Total Kas & Setara Kas untuk Penerimaan Premi 8.272.102 1.025.386

C KAS & SETARA KAS UNTUK PENANGANAN INvESTASI

1. Bank BNI Rupiah 965 131.383.317 30.344.004

2. Bank Mandiri Rupiah 632 90.715.380 15.587.238

3. Bank BRI Rupiah 301 199.577.331 65.860.666

Total Kas & Setara Kas untuk Penanganan Investasi 421.676.028 111.791.908

D KAS & SETARA KAS UNTUK PEMBAyARAN KLAIM

1 Bank BRI Unit Majalaya-(BPR Sadayana Artha) - 38.572

2 .Bank BRI Unit Pemuda- (BPR Artha Nagari) - 133.598

3. Bank BRI Unit SawahLunto-(BPR LPNMudik Air) - 155.173

4. Bank BRI Unit Bundo Kanduang-(BPR Berok Gunung Pangilun ) 437.574 437.574

5. Bank BRI Cabang Jakarta Sunter-(BPR Kapital Metropolitan) 249.753 249.753

6. Bank BRI Cabang Sragen-(BPR Sukowati Jaya) 235.705 235.705

7. Bank BRI Unit Indrapura-(BPR Mitra Dana Agung) 257.152 257.152

8. Bank BRI Unit Cinere-(BPR Cinere Artha Raya) 125.625 125.625

9. Bank BRI Unit Harjasari-(BPR Kujang Artha Sembada) 203.620 203.620

10. Bank BRI Cabang Cilegon-(BPR Cakra Dharma Arthamandiri) 32.229 32.229

11. Bank BRI Unit SawahLunto-(BPR Cahaya Nagari) 281.725 281.725

12. Bank BRI Unit Sudirman-BPR Mutiara Artha Pratama) 11.654 11.654

13. Bank BRI Unit Raya Serpong Tangerang-(BPR Vox Modern Danamitra) 48.155 48.155

14. Bank BRI Kantor Cabang Pembantu Ciledug-(BPR Lumasindo Perkasa Putra) 92.404 92.404

15. Bank BRI Kantor Cabang Solo Kartasura-(BPR Tugu Kencana) 51.315 51.315

16. Bank BRI Kantor Cabang PondekGede-(BPR Arthasraya Sejahtera ) 63.181 63.181

17. Bank BRI Kantor Cabang Muara Bungo-(BPR Bungo Mandiri ) 473.071 473.071

18. Bank BRI Unit Jungahayu Raya Timur-(BPR Koperasi Jawa Barat) 203.271 203.271

19. Bank BRI Unit Muara Paiti-(BPR LPN Kampung Baru Muaro Paiti ) 378.088 378.320

Page 134: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

134 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

20. Bank BRI Unit Duri Kosambi-(BPRS Hidayah) 602 602

21. Bank BRI Unit Batipuh-(BPR Carano Nagari) 253.392 253.392

22. Bank BRI Kantor Cabang Bintaro-(BPR Cita Makmur Lestari) 148.035 173.156

23. Bank BRI Kantor Cabang Wonosari-(BPR Agra Arthaka Mulya) 612.057 644.286

24. Bank BRI Kantor Cabang Painan-(BPR Mitra Bunda Mandiri) 371.755 375.529

25. Bank BRI Unit Tamalate Panakkukang-(BPR Dana Niaga Mandiri) 242.034 293.123

26. Bank BRI Kntor Cabang Pembantu Pandaan-(BPRS Al Hidayah Pasuruan) 459.936 565.091

27. Bank BRI Unit Porong-(BPR Kudamas Sentosa) 77.317 156.975

28. Bank BRI Unit Kolaka-(BPR Mustika Utama Kolaka) 256.261 312.070

29. Bank BRI Unit Simpang Empat-(BPR Mitra Dana Pasaman) 176.021 186.005

30. Bank BRI Unit Sukomoro-(BPR Artha Dharma Magetan) 58.555 61.162

31. Bank BRI Kantor Cabang Bandung Juntadinata-(BPRS Shadiq Amanah) 1.222.164 4.895.811

32. Bank BRI Kantor Cabang Pekayon-(BPR Multi Mas Artha Sejahtera) 94.791 -

33. Bank BRI Kantor Cabang Panglima Polim-(BPR Nova Trijaya) 1.078.182 -

34. Bank BRI Kantor Cabang Waru Sidoarjo-(BPR Dhasatra Artha Sampurna) 132.097 -

35. Bank BRI Kantor Unit Galang-(BPR Nusa Galang Makmur) 120.900 -

36. Bank BRI Kantor Unit Juanda-(BPR Indomitra Mega Kapital) 856.113 -

37. Bank BRI Kantor Unit Candi-(BPR Triharta Indah) 38.818 -

38. Bank BRI Kantor Unit Dadap-(BPR Sisibahari Dana) 101.659 -

39. Bank BRI Kantor Unit Seminyak Bali-(BPR KS Bali Agung Sedhana) 38.728 -

40. Bank BRI Kantor Cabang Padang Panjang-(BPR LPN Kampung Manggis) 310.424 -

Total Kas & Setara Kas untuk Pembayaran Klaim 9.794.363 11.389.299

Total Kas & Setara Kas 532.969.667 248.338.732

Jangka waktu rekening untuk kas pembayaran klaim dibatasi sesuai jangka waktu pengajuan klaim Penjaminan oleh Nasabah Penyimpan berdasarkan Pasal 16 ayat (7) UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS yaitu selama 5 (lima) tahun sejak izin usaha bank dicabut.

Piutang Premi PenjaminanSaldo Piutang Premi Penjaminan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp225.517.194 dan Rp193.121.650. Saldo piutang premi per 31 Desember 2017 sebesar Rp225.517.194 berasal dari piutang premi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat/Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR/BPRS).

Saldo Piutang Premi Penjaminan termasuk penyesuaian premi pada periode subsequent event, karena adanya perubahan kebijakan akuntansi sesuai dengan catatan nomor 3.30.

Piutang Premi Penjaminan merupakan tagihan LPS kepada bank peserta atas premi penjaminan. Sesuai dengan Pasal 13 ayat (1) UU LPS, bank peserta diwajibkan oleh UU LPS untuk membayar premi sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan tiap semesternya. Ketentuan mengenai kewajiban pembayaran premi oleh bank peserta yang didasarkan kepada Undang-Undang dan jangka waktu pembayaran yang relatif pendek (tiap semester) menyebabkan risiko seperti risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar yang dihadapi LPS tidak signifikan.

Page 135: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

135Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Piutang InvestasiPiutang Investasi per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 terdiri dari:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Piutang Hasil Investasi ON Rupiah 1.249.615.561 1.148.871.536

Piutang Hasil Investasi ON Syariah Rupiah 338.183.226 270.932.809

Piutang Hasil Investasi ORI Rupiah 5.980.995 7.654.527

Piutang Hasil Investasi ORI Syariah Rupiah 13.584.318 17.433.654

Total Piutang Investasi 1.607.364.100 1.444.892.526

Piutang Hasil Investasi ON atau ORI merupakan hasil kupon ON atau ORI yang secara akrual diakui sejak tanggal kupon bunga terakhir atau sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal pelaporan.

Talangan dan Piutang Pengembalian Talangan Saldo Talangan dan Piutang Pengembalian Talangan per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp104.428. PKE Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pedoman Akuntansi Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan PKE Nomor 4 Tahun 2017 menyatakan bahwa Talangan dan Piutang Pengembalian Talangan adalah Talangan untuk operasional tim likuidasi serta gaji terutang dan pesangon pegawai BDL dan piutang yang timbul dari pengembalian talangan yang berasal dari hasil likuidasi BDL. Talangan diakui pada saat pemberian dana talangan sebesar jumlah yang diserahkan. Piutang pengembalian talangan diakui pada saat pemberitahuan pengembalian dana operasional dan pemberitahuan/pengumuman distribusi hasil likuidasi BDL untuk talangan gaji terutang dan pesangon.

Sesuai dengan PLPS Nomor 1/PLPS/2011 Pasal 39 sebagaimana diubah dengan PLPS Nomor 1/PLPS/2015 tentang Likuidasi Bank yang mengatur pembayaran kewajiban kepada Kreditur dari hasil pencairan aset dapat dilakukan secara bertahap pada masa likuidasi atau sekaligus pada akhir pelaksanaan likuidasi. Pembayaran secara bertahap dapat dilakukan setelah Tim Likuidasi mengalokasikan hasil pencairan aset dengan estimasi biaya operasional sesuai dengan rencana kerja dan anggaran biaya.

Sampai dengan 31 Desember 2017, terdapat Saldo Kas dan Setara kas BDL dari hasil pencairan aset pada 16 (enam belas) BDL adalah sebesar Rp51.431.661. Namun demikian, belum terdapat informasi mengenai jumlah yang akan dikembalikan oleh Tim Likuidasi kepada LPS. Rincian saldo kas dan setara kas pada 16 (enam belas) BDL dimaksud adalah sebagai berikut:

No Nama BDL Saldo Kas dan Setara Kas RKAB Tim Likuidasi

1 BPR Cita Makmur Les (Dalam Likuidasi) 2.643.307 2.094.944

2 BPR Agra Arthaka Mulya(Dalam Likuidasi) 10.834.997 4.236.004

3 BPR Dana Niaga Mandiri (Dalam Likuidasi) 6.813.508 1.045.737

4 BPRS Al Hidayah Jatim (Dalam Likuidasi) 2.226.390 2.303.655

5 BPR Kudamas Sentosa (Dalam Likuidasi) 5.282.116 2.000.863

6 BPR Mustika Utama (Dalam Likuidasi) 1.156.828 1.724.996

7 BPR Shadiq Amanah (Dalam Likuidasi) 13.728.758 11.455.310

8 BPR Nova Trijaya (Dalam Likuidasi) 2.655.407 1.770.392

9 BPR Dhasastra Artha Sempurna (Dalam Likuidasi) 1.770.540 1.012.925

10 BPR Nusa Galang Makmur (Dalam Likuidasi) 2.175.211 1.245.361

11 BPR Indomitra Mega Kapital (Dalam Likuidasi) 1.150.120 1.029.303

Page 136: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

136 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No Nama BDL Saldo Kas dan Setara Kas RKAB Tim Likuidasi

12 BPR Triharta Indah (Dalam Likuidasi) 315.188 669.387

13 BPR Sisibahari Dana (Dalam Likuidasi) 504.259 800.249

14. BPR KS Bali Agung Sedana (Dalam Likuidasi) 63.612 1.397.255

15. BPR LPN Kampung Manggis (Dalam Likuidasi) 52.451 -*)

16. BPR Sinar Baru Perkasa (Dalam Likuidasi) 58.969 -*)

Total Kas dan Setara Kas TL 51.431.661 32.786.381

*) RKAB belum ditetapkan

Piutang Lain-LainSaldo Piutang Lain-Lain per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp993.474 dan Rp1.288.206 dengan rincian sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Piutang Kontribusi Kepesertaan BPR dan BPRS 7.000 16.000

Piutang Denda Premi BPR, BPR Syariah,dan Bank Umum 56.682 74.946

Piutang Denda Laporan BPR dan BPRS 10.131.788 10.131.788

Piutang Lainnya 976.708 1.266.855

Piutang Lain-Lain Sebelum Akumulasi Penyisihan 11.172.178 11.489.589

(-) Akum.Penyisihan Kerugian Piutang Denda Premi (46.916) (69.595)

(-) Akum.Penyisihan Kerugian Piutang Denda Laporan (10.131.788) (10.131.788)

Piutang Lain-Lain – Setelah Akumulasi Penyisihan 993.474 1.288.206

Piutang Kontribusi Kepesertaan sebesar Rp7.000 merupakan piutang atas kepesertaan satu BPR baru.

Piutang Denda Premi sebesar Rp56.682 merupakan Piutang Denda atas keterlambatan dan kekurangan pembayaran premi.

Piutang Denda Laporan BPR/BPRS yang didasarkan pada UU LPS dan Peraturan LPS (PLPS) No.03/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 juncto PLPS No.001/PLPS/2008 tanggal 30 Mei 2008 tentang Pelaporan BPR merupakan tagihan LPS kepada BPR atas keterlambatan penyampaian laporan berkala berupa Laporan Tahunan, Laporan Posisi Simpanan dan Laporan Bulanan. Jumlah denda pelaporan yang telah ditagihkan kepada 953 BPR sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp228.721.000 dengan estimasi tingkat ketertagihan sebesar Rp10.410.192 dengan realisasi pembayaran sebesar Rp1.656 dan penghapusan piutang denda laporan BPR dan BPR Syariah yang telah dilikuidasi masing-masing sebesar Rp272.850 dan Rp3.898 sehingga posisi piutang denda laporan sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp10.131.788.

Dengan mempertimbangkan Pasal 4 KKE Nomor KEP.015/KE/III/2008 tentang Estimasi Piutang Denda Keterlambatan Penyampaian Laporan Berkala BPR dan rendahnya tingkat ketertagihan atas piutang denda laporan BPR, LPS telah melakukan penyisihan atas seluruh saldo piutang sebesar Rp10.131.788.

Piutang Lainnya sebesar Rp976.708 berupa piutang pegawai yang berasal dari koreksi kelebihan pembayaran kepada pegawai sebesar Rp381.359, sisa dana pertanggungjawaban uang muka perjalanan dinas pegawai, kegiatan operasional yang belum dikembalikan ke rekening LPS, serta pertanggungjawaban transaksi melalui corporate card sampai dengan 31 Desember 2017 yang belum diterima oleh LPS.

Page 137: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

137Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Investasi pada Surat BerhargaBerdasarkan Undang-Undang LPS, kekayaan LPS yang berbentuk investasi hanya dapat ditempatkan pada surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yaitu dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan/atau pada surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah, yaitu dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Rincian surat berharga 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Nominal SBI - -

- Diskonto SBI - -

Jumlah SBI Bersih - -

Nominal SBN 83.587.010.000 70.088.328.000

- Premium SBN 1.797.409.652 1.840.436.626

- Diskonto SBN (785.484.873) (802.317.320)

Jumlah SBN Bersih 84.598.934.779 71.126.447.306

Total Investasi pada Surat Berharga 84.598.934.779 71.126.447.306

Keseluruhan SBN merupakan surat berharga Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan disajikan sebesar harga perolehan setelah amortisasi premium/diskonto. Amortisasi premium/diskonto atas surat berharga dihitung dengan menggunakan metode effective-interest kecuali surat berharga syariah dihitung dengan menggunakan metode straight-line. Rincian investasi dalam bentuk SBN adalah sebagai berikut:

No Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

1. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) - 2.399.851.000

- Diskonto SPN - (51.600.765)

Jumlah SPN Bersih - 2.348.250.235

2. Obligasi Negara (ON - FR) 61.849.741.000 52.203.743.000

+ Premium ON 1.539.165.239 1.558.130.104

- Diskonto ON (629.069.583) (653.343.752)

Jumlah ON Bersih 62.759.836.656 53.108.529.352

3. ON - Syariah (IFR) 16.900.889.000 9.971.454.000

+ Premium ON Syariah 227.840.697 223.041.947

- Diskonto ON - Syariah (152.378.060) (96.693.574)

Jumlah ON - Syariah Bersih 16.976.351.637 10.097.802.373

4. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 1.768.405.000 2.038.975.000

+ Premium ORI 10.385.077 28.360.761

- Diskonto ORI (3.927.929) -

Jumlah ORI Bersih 1.774.862.148 2.067.335.761

5. ORI Syariah 3.067.975.000 3.474.305.000

+ Premium ORI Syariah 20.018.639 30.903.814

- Diskonto ORI Syariah (109.301) (679.229)

Jumlah ORI - Syariah Bersih 3.087.884.338 3.504.529.585

Total Investasi dalam SBN 84.598.934.779 71.126.447.306

Page 138: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

138 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Berdasarkan masa jatuh temponya, investasi surat berharga LPS yang dimiliki LPS per 31 Desember 2017 dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Keterangan Nominal SBI Nominal SBN

Masa Jatuh Tempo s.d. 1 tahun - 7.384.040.000

Masa Jatuh Tempo lebih dari 1 tahun s.d. 5 tahun - 36.142.037.000

Masa Jatuh Tempo lebih dari 5 tahun s.d. 10 tahun - 25.779.612.000

Masa Jatuh Tempo lebih dari 10 tahun - 14.281.321.000

Total Investasi pada Surat Berharga - 83.587.010.000

Beban Dibayar DimukaSaldo Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 terdiri dari:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Beban Dibayar Dimuka 16.076.641 36.926.471

Uang Muka 68.800 130.000

Total Beban Dibayar Di Muka 16.145.441 37.056.471

Beban Dibayar Dimuka sebesar Rp16.076.641 antara lain beban sewa gedung kantor Lantai 39 Gedung Equity Tower, gudang ciganjur, rumah dinas, dan sewa ruko untuk periode setelah 31 Desember 2017. Rincian akhir masa sewa untuk masing-masing beban sewa dimaksud adalah sebagai berikut:

Keterangan Akhir Masa Sewa

Sewa Gedung Equity Tower Lantai 39 31 Maret 2018

Sewa Rumah Dinas Pejabat LPS 30 September 2019

Sewa Rumah Dinas Pejabat LPS 30 November 2020

Sewa Rumah Dinas Pejabat LPS 31 Januari 2021

Sewa Furniture Rumah Dinas 28 Februari 2021

Sewa Gudang Ciganjur untuk Arsip LPS 30 November 2018

Sewa Ruko untuk Arsip LPS 31 Januari 2018

Sewa Ruko Kavling untuk Arsip LPS 28 Februari 2018

Uang Muka (UM) sebesar Rp68.800 merupakan uang muka satuan kerja di internal LPS yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan 31 Desember 2017.

Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap 1 Januari 2017 Penambahan/ Reklasifikasi

Pengurangan/ Reklasifikasi 31 Desember 2017

BIAyA PEROLEHAN

Bangunan 106.818.742 - - 106.818.742

Partisi 22.618.272 173.632 - 22.791.904

EDP Hardware 27.274.987 3.695.695 805.407 30.165.275

Page 139: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

139Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Kelompok Aset Tetap 1 Januari 2017 Penambahan/ Reklasifikasi

Pengurangan/ Reklasifikasi 31 Desember 2017

Peralatan Kantor 10.641.473 161.057 - 10.802.530

Peralatan Elektronik 4.738.596 152.167 - 4.890.763

Peralatan Lain-lain 13.860 - - 13.860

Aset Dalam Penyelesaian 137.579 194.454 332.033 -

Subtotal 172.243.509 4.377.005 1.137.440 175.483.074

AKUMULASI PENyUSUTAN

Bangunan (33.611.701) (5.356.612) - (38.968.313)

Partisi (13.356.426) (2.832.791) - (16.189.217)

EDP Hardware (16.795.887) (5.269.592) (805.407) (21.260.071)

Peralatan Kantor (8.917.787) (946.671) - (9.864.458)

Peralatan Elektronik (4.088.396) (352.457) - (4.440.853)

Peralatan Lain-lain (12.715) (625) - (13.340)

Subtotal (76.782.912) (14.758.748) (805.407) (90.736.252)

Jumlah Tercatat 95.460.597 84.746.822

Kelompok Aset Tetap 1 Januari 2016 Penambahan/ Reklasifikasi

Pengurangan/ Reklasifikasi 31 Desember 2016

BIAyA PEROLEHAN

Bangunan 106.818.742 - - 106.818.742

Partisi 22.618.272 - - 22.618.272

EDP Hardware 22.600.152 4.674.835 - 27.274.987

Peralatan Kantor 10.467.469 174.004 - 10.641.473

Peralatan Elektronik 4.667.235 71.361 - 4.738.596

Peralatan Lain-lain 13.860 - - 13.860

Aset Dalam Penyelesaian - 137.579 - 137.579

Subtotal 167.185.730 5.057.779 - 172.243.509

AKUMULASI PENyUSUTAN

Bangunan (28.255.088) (5.356.613) - (33.611.701)

Partisi (10.536.296) (2.820.130) - (13.356.426)

EDP Hardware (12.538.120) (4.257.767) - (16.795.887)

Peralatan Kantor (7.960.451) (957.336) - (8.917.787)

Peralatan Elektronik (3.744.654) (343.742) - (4.088.396)

Peralatan Lain-lain (12.090) (625) - (12.715)

Subtotal (63.046.699) (13.736.213) - (76.782.912)

Jumlah Tercatat 104.139.031 95.460.597

Page 140: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

140 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Mutasi aset tetap yang terjadi periode Januari s.d Desember 2017 adalah sebagai berikut:1. Pembelian partisi sebesar Rp173.632.2. Pembelian EDP Hardware sebesar Rp3.695.695.3. Penghapusan aset EDP Hardware berupa Personal Computer (PC) sebesar Rp805.407.4. Pembelian peralatan kantor sebesar Rp161.057.5. Pembelian peralatan elektronik sebesar Rp152.167.6. Reklasifikasi ADP sebesar Rp332.033 berasal dari fitting out ruang kantor LPS Lantai 20 dan 21 yang telah selesai

pekerjaannya sehingga mulai diklasifikasikan sebagai aset tetap dan didepresiasikan.

Aset Tidak Berwujud

Kelompok Aset Tidak Berwujud 1 Januari 2017 Penambahan/ Reklasifikasi

Pengurangan/ Reklasifikasi 31 Desember 2017

BIAyA PEROLEHAN

EDP Software 28.893.638 6.364.569 - 35.258.207

Aset Dalam Penyelesaian 2.188.645 3.222.878 3.076.195 2.335.328

Subtotal 31.082.283 9.587.447 3.076.195 37.593.535

AKUMULASI PENyUSUTAN

EDP Software (13.514.244) (6.544.073) - (20.058.317)

Subtotal (13.514.244) (6.544.073) - (20.058.317)

Jumlah Tercatat 17.568.039 17.535.218

Kelompok Aset Tidak Berwujud 1 Januari 2016 Penambahan/ Reklasifikasi

Pengurangan/ Reklasifikasi 31 Desember 2016

BIAyA PEROLEHAN

EDP Software 16.791.587 12.102.051 - 28.893.638

Aset Dalam Penyelesaian 4.210.859 2.188.645 4.210.859 2.188.645

Subtotal 21.002.446 14.290.696 4.210.859 31.082.283

AKUMULASI PENyUSUTAN

EDP Software (9.460.874) (4.053.370) - (13.514.244)

Subtotal (9.460.874) (4.053.370) - (13.514.244)

Jumlah Tercatat 11.541.572 17.568.039

Penambahan aset tidak berwujud sebesar Rp6.364.569 berasal dari pengadaan aset tidak berwujud berupa Electronic Data Processing (EDP) software yang terjadi selama periode Januari s.d Desember 2017. Sedangkan, ADP sebesar Rp2.335.328 berasal dari pengadaan EDP Software yang belum selesai pekerjaannya sehingga diklasifikasikan menjadi ADP.

Aset Lain-LainSaldo Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 terdiri dari :

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Reimbursement terkait CSPA 22.084.484 -

Security Deposit 1.812.961 1.812.961

Total Aset Lain-lain 23.897.445 1.812.961

Page 141: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

141Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

1. Reimbursement terkait Conditional Sales & Purchases Agreement (CSPA) merupakan reimbursement dari Bank J-Trust Indonesia atas biaya pengadilan Swiss sebesar Rp22.084.484 yang masih ditangguhkan dan memerlukan penelitian terkait reimbursement tersebut.

2. Security Deposit atas gedung, fasilitas olah raga, dan instalasi telepon LPS di Gedung Equity Tower dan deposit box pada BRI sebesar Rp1.812.961 dengan rincian sebagai berikut:a. Security Deposit atas sewa Gedung Equity Tower lantai 39 sebesar Rp692.250 dan akan direalisasikan saat

berakhirnya sewa pada tanggal 31 Maret 2018.b. Fasilitas olahraga berupa keanggotaan (membership) olahraga sebesar Rp377.131 dan Rp715.000 dapat direalisasikan

saat berakhirnya keanggotaan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.c. Security deposit atas line telephone dan deposit box pada BRI sebesar Rp28.580 merupakan jaminan pemasangan

line telephone dan sewa deposit box yang akan direalisasikan saat penghentian line telephone/sewa deposit box tersebut.

Utang Klaim PenjaminanSaldo Utang Klaim Penjaminan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp25.356.887 dan Rp11.230.985.

Utang Klaim Penjaminan diakui sebesar simpanan nasabah layak bayar berdasarkan hasil rekonsiliasi dan verifikasi yang dilakukan oleh LPS, keberatan yang disetujui oleh LPS dan/atau diputuskan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Saldo Utang Klaim Penjaminan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 dengan rincian pada tabel berikut:

No Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

A BANK UMUM

1 Bank Umum – Bank IFI 15.549.409 -

Total Utang Klaim – Bank Umum 15.549.409

B BPR/S

1 Utang klaim – BPR Mudik Air - 155.173

2 Utang klaim – BPR Sukowati 235.705 235.705

3 Utang klaim – BPR Berok Gunung Pangilun 437.574 437.574

4 Utang klaim – BPR Kapital Metropolitan 249.753 249.753

5 Utang klaim – BPR Mitra Danagung 257.152 257.152

6 Utang klaim – BPR Cinere Artha Raya 125.625 125.625

7 Utang klaim – BPR Kujang Artha Sembada 203.620 203.620

8 Utang klaim – BPR Cakra Dharma Artamandiri 32.229 32.229

9 Utang klaim – BPR Cahaya Nagari 281.725 281.725

10 Utang klaim – BPR Mutiara Artha Prama 11.654 11.654

11 Utang klaim – BPR Vox Modern 48.156 48.156

12 Utang klaim – BPR Lumasindo Perkasa Putra 92.404 92.404

13 Utang klaim – BPR Tugu Kencana 48.024 48.024

14 Utang klaim – BPR Arthasraya Sejahtera 79.301 79.301

15 Utang klaim – BPR Bungo Mandiri 473.071 473.071

16 Utang klaim – BPR Koperasi Jawa 204.303 204.303

17 Utang klaim – BPR Muara Paiti 378.081 378.314

18 Utang klaim – BPR Carano Nagari 253.392 253.392

Page 142: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

142 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

19 Utang klaim – BPR Cita Makmur Lestari 148.035 173.156

20 Utang klaim – BPR Agra Arthaka 612.057 644.286

21 Utang klaim – BPR Mitra Bunda Mandiri 371.755 375.529

22 Utang klaim – BPR Dana Niaga Mandiri 242.035 293.123

23 Utang klaim – BPR Kudamas Sentosa 76.557 156.975

24 Utang klaim – BPR Mustika Utama Kolaka 256.261 312.070

25 Utang klaim – BPR Mitra Dana Pasaman 176.021 186.005

26 Utang klaim – BPR Artha Dharma Magetan 58.555 61.162

27 Utang klaim – BPR Multi Artha Mas Sejahtera 94.790 -

28 Utang klaim – BPR Nova Trijaya 1.078.181 -

29 Utang klaim – BPR Dhasatra Artha Sempurna 132.097 -

30 Utang klaim – BPR Nusa Galang Makmur 120.900 -

31 Utang klaim – BPR Nusa Indomitra Mega Kapital 856.113 -

32 Utang klaim – BPR Triharta Indah 38.818 -

33 Utang klaim – BPR Sisibahari Dana 101.660 -

34 Utang klaim – BPR KS Bali Agung Sedana 38.728 -

35 Utang klaim – BPR LPN Kampung Manggis 310.424 -

36 Utang klaim – BPRS Hidayah Jakarta 602 602

37 Utang klaim – BPRS Al Hidayah Jatim 459.955 565.091

38 Utang klaim – BPRS Shadiq Amanah 1.222.165 4.895.811

Total Utang Klaim – BPR/S 9.807.478 11.230.985

Total Utang Klaim 25.356.887 11.230.985

Provisi Klaim PenjaminanLPS telah melakukan estimasi terkait nilai Provisi Klaim Penjaminan (PKP) dan melakukan beberapa perubahan metode perhitungan. Pada enam tahun pertama sejak LPS berdiri (tahun 2005 s.d. 2010) pembentukan PKP setiap tahun dihitung secara proporsional berdasarkan estimasi jumlah Simpanan (Dana Pihak Ketiga). Pembentukan PKP secara proporsional dilakukan secara kumulatif sampai dengan akhir tahun buku 2010. Mulai tahun buku 2011 LPS menetapkan besarnya PKP untuk setiap bank berdasarkan risk exposure setiap bank dan terus berusaha mengembangkan metode agar dapat mengukur estimasi kewajiban pembayaran klaim dengan andal. Sampai dengan 31 Desember 2017, metode pembentukan PKP masih dalam pengembangan. Dengan pertimbangan tersebut, laporan keuangan per 31 Desember 2017, PKP masih diungkapkan sebagai Liabilitas Kontinjensi pada catatan 6.2.

Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang dan PascakerjaLiabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Pascakerja yang diakui di Laporan Posisi Keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Imbalan Pascakerja 66.668.215 42.941.352

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain 24.270.157 15.720.277

Imbalan Kesehatan Pascakerja 35.571.650 36.707.910

Total Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Pascakerja 126.510.022 95.369.539

Page 143: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

143Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

LPS menerapkan PSAK 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja. Dengan penerapan tersebut, nilai Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Pasca Kerja per 31 Desember 2017 dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris Projected Unit Credit (PUC).

Imbalan PascakerjaImbalan Pascakerja terdiri dari Tunjangan Akhir Masa Kerja untuk pegawai dan Tunjangan Akhir Masa Jabatan untuk Dewan Komisioner. Tunjangan Akhir Masa Kerja adalah sejumlah uang yang diberikan di akhir masa kerja kepada Pegawai yang berhenti bekerja karena:1. meninggal dunia;2. mencapai batas usia pensiun; atau3. terjadi perampingan organisasi atau kebijakan LPS yang

mengakibatkan pensiun dini.

Tunjangan Akhir Masa Jabatan adalah sejumlah uang yang diberikan pada akhir masa jabatan kepada anggota Dewan Komisioner karena:1. masa jabatan berakhir;2. meninggal dunia;3. berhalangan tetap akibat cacat mental/fisik yang

bersifat tetap;4. mengundurkan diri atas kemauan sendiri; atau5. diberhentikan karena alasan lain.

Liabilitas atas Imbalan Pascakerja untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 dihitung oleh aktuaris independen PT Mercer Indonesia dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaria:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

ASUMSI KEUANGAN:

Tingkat diskonto 7% 8,5%

Tingkat kenaikan gaji masa datang Pegawai = 9%; Dewan Komisioner = 8%

Pegawai = 9%; Dewan Komisioner = 8%

ASUMSI LAINNyA:

Tingkat kematian Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI2011)

Tingkat cacat 10% dari TMI2011

Tingkat pengunduran diri Pegawai: 2%; Dewan Komisioner: 0%

Imbalan Pascakerja yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Nilai kini kewajiban 66.668.215 42.941.352

Nilai wajar aset program - -

Imbalan Pascakerja 66.668.215 42.941.352

Mutasi Imbalan Pascakerja yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Pada awal tahun 42.941.352 28.878.412

Jumlah yang diakui pada laporan surplus defisit 15.707.737 14.038.327

Jumlah yang diakui pada pendapatan komprehensif lain 11.283.727 2.499.044

Imbalan yang dibayar (3.264.601) (2.474.431)

Pada akhir tahun 66.668.215 42.941.352

Page 144: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

144 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Jumlah yang diakui pada laporan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Biaya jasa kini 11.662.764 8.563.200

Biaya jasa lalu 404.885 2.891.945

Biaya bunga 3.640.088 2.583.182

Diakui pada laporan surplus defisit 15.707.737 14.038.327

Dampak perubahan asumsi keuangan 8.685.603 2.977.658

Dampak penyesuaian kembali 2.598.124 (478.614)

Diakui pada pendapatan komprehensif lain 11.283.727 2.499.044

Mutasi nilai kini Imbalan Pascakerja adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Pada awal tahun 42.941.352 28.878.412

Biaya jasa kini 11.662.764 8.563.200

Biaya jasa lalu 404.885 2.891.945

Biaya bunga 3.640.088 2.583.182

Imbalan yang dibayar (3.264.601) (2.474.431)

Dampak perubahan asumsi keuangan 8.685.603 2.977.658

Dampak penyesuaian kembali 2.598.124 (478.614)

Imbalan pensiun pada akhir periode 66.668.215 42.941.352

Imbalan Kerja Jangka Panjang LainImbalan Kerja Jangka Panjang Lain merupakan Tunjangan Cuti Besar yang diberikan setiap masa kerja 5 (lima) tahun sekali untuk Pegawai dan 3 (tiga) tahun sekali untuk Dewan Komisioner dalam rangka memenuhi kebutuhan cuti besar.

Liabilitas atas Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 dihitung oleh aktuaris independen PT Mercer Indonesia dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaria:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

ASUMSI KEUANGAN:

Tingkat diskonto 7% 8,5%

Tingkat kenaikan gaji masa datang Pegawai = 9%; Dewan Komisioner = 8%

Pegawai = 9%; Dewan Komisioner = 8%

ASUMSI LAINNyA:

Tingkat kematian Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI2011)

Tingkat cacat 10% dari TMI2011

Tingkat pengunduran diri Pegawai: 2%; Dewan Komisioner: 0%

Page 145: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

145Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Nilai kini kewajiban 24.270.157 15.720.277

Nilai wajar aset program - -

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain 24.270.157 15.720.277

Mutasi Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Pada awal tahun 15.720.277 12.096.574

Jumlah yang diakui pada laporan surplus defisit 10.466.203 5.350.794

Jumlah yang diakui pada pendapatan komprehensif lain - -

Imbalan yang dibayar (1.916.323) (1.727.091)

Pada akhir tahun 24.270.157 15.720.277

Jumlah yang diakui pada laporan penghasilan komprehensif adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Biaya jasa kini 4.817.986 3.095.722

Biaya jasa lalu - 2.604.570

Biaya bunga 1.260.777 939.059

Dampak pengukuran kembali 4.387.440 (1.288.557)

Diakui pada laporan surplus defisit 10.466.203 5.350.794

Mutasi nilai kini Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Pada awal tahun 15.720.277 12.096.574

Biaya jasa kini 4.817.986 3.095.722

Biaya jasa lalu - 2.604.570

Biaya bunga 1.260.777 939.059

Imbalan yang dibayar (1.916.323) (1.727.091)

Dampak pengukuran kembali 4.387.440 (1.288.557)

Pada akhir tahun 24.270.157 15.720.277

Imbalan Kesehatan Pasca KerjaImbalan Kesehatan Pasca Kerja merupakan Program Kesehatan Purnabakti yang diberikan oleh LPS kepada anggota Dewan Komisioner dan pegawai yang telah memasuki masa purnabakti sebagai bagian dari program pensiun.

Program Kesehatan Purnabakti tersebut dimulai pada tahun 2015 berdasarkan Peraturan Dewan Komisioner (PDK) Nomor 34 Tahun 2015 tentang Program Kesehatan Purnabakti.

Page 146: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

146 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Liabilitas atas Imbalan Kesehatan Pasca Kerja untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 dihitung oleh aktuaris independen PT Mercer Indonesia dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Berikut ini adalah hal-hal penting yang diungkapkan dalam laporan aktuaria:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Asumsi Keuangan:

Tingkat diskonto 7,75% 8,75%

Tingkat kenaikan gaji masa datang Pegawai = 9%; Dewan Komisioner = 8%

Pegawai = 9%; Dewan Komisioner = 8%

Tingkat kenaikan biaya kesehatan 12% 14%

Asumsi Lainnya:

Tingkat kematian Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI2011)

Tingkat cacat 10% dari TMI2011

Tingkat pengunduran diri Pegawai: 2%; Dewan Komisioner: 0%

Imbalan kesehatan pasca kerja yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Nilai kini kewajiban 35.571.650 36.707.910

Nilai wajar aset program - -

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain 35.571.650 36.707.910

Mutasi imbalan kesehatan pasca kerja yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Pada awal tahun 36.707.910 27.767.237

Jumlah yang diakui pada laporan surplus defisit 12.645.087 8.967.404

Jumlah yang diakui pada pendapatan komprehensif lain (13.720.540) -

Imbalan yang dibayar (60.807) (26.731)

Pada akhir tahun 35.571.650 36.707.910

Jumlah yang diakui pada laporan penghasilan komprehensif adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Biaya jasa kini 9.435.489 8.413.092

Biaya jasa lalu - -

Biaya bunga 3.209.598 2.774.750

Dampak pengukuran kembali - (2.220.438)

Diakui pada laporan surplus defisit 12.645.087 8.967.404

Dampak perubahan asumsi keuangan (8.637.313) -

Dampak penyesuaian kembali (5.083.227) -

Diakui pada pendapatan komprehensif lain (13.720.540) -

Page 147: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

147Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Mutasi nilai kini imbalan kesehatan pasca kerja adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Pada awal tahun 36.707.910 27.767.237

Biaya jasa kini 9.435.489 8.413.092

Biaya jasa lalu - -

Biaya bunga 3.209.598 2.774.750

Imbalan yang dibayar (60.807) (26.731)

Dampak pengukuran kembali (13.720.540) (2.220.438)

Pada akhir tahun 35.571.650 36.707.910

Perpajakan

PPh Pasal 28a Lebih BayarPPh Pasal 28a Lebih Bayar merupakan lebih bayar yang terjadi pada saat perhitungan SPT Tahunan PPh Badan. PPh Pasal 28a Lebih Bayar sebesar Rp862.982.476 terdiri dari lebih bayar atas SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2017 sebesar Rp485.902.951 dan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2016 sebesar Rp377.079.525 yang diajukan restitusi ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Utang PajakSaldo Utang Pajak per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 terdiri dari:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Utang PPh 21/26 4.153.980 3.743.570

Utang Pajak Investasi 296.785.308 265.144.522

Utang PPh 23/26 128.709 607.934

Utang PPh 4 (2) 19.950 798

Utang PPh 25 40.491.913 31.423.294

Utang Penyetoran PPN 24.964 113.457

Utang Pajak 341.604.824 301.033.575

Utang Pajak, selain Utang Pajak Investasi terjadi karena perbedaan antara waktu pengakuan/pemotongan dengan saat penyetoran pajak ke Kas Negara.

Utang Pajak Investasi per 31 Desember 2017 sebesar Rp296.785.308 berasal dari pajak investasi yang terutang atas hasil accrue kupon dan diskonto SBN.

Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Kini LPS selama Tahun 2017 sebesar Rp1.064.607.931 terdiri dari beban pajak sebesar Rp602.163.490 atas diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dari hasil pemeriksaan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2014 dan beban pajak sebesar Rp462.444.441 atas diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dari hasil pemeriksaan SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2015.

Penghasilan Pajak Tangguhan sebesar Rp8.394.324 berasal dari perhitungan pajak atas pembentukan liabilitas imbalan kerja periode 1 Januari 2017 s.d 31 Desember 2017.

Page 148: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

148 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Aset Pajak Tangguhan Aset Pajak Tangguhan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp31.627.506 dan Rp23.842.385 berasal dari akumulasi penyisihan PPh badan atas beban liabilitas imbalan kerja yang telah dicatat secara akuntansi tetapi belum dapat diakui sesuai ketentuan perpajakan. Aset Pajak Tangguhan dihitung sesuai tarif pajak yang berlaku atas saldo Liabilitas Imbalan Kerja sebesar Rp126.510.022 (lihat Catatan 4.13).

Pemeriksaan PajakSampai dengan 31 Desember 2017, LPS menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sesuai urutan diterimanya adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Tahun 2013 262.654.200

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Tahun 2011 339.888.071

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Tahun 2012 479.164.799

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Tahun 2015 (66.080.474)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Tahun 2014 602.163.490

Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25 Masa Januari-Desember 2015 573.450.734

Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25 Masa Januari-Agustus 2016 269.612.660

Total 2.460.853.480

Pemeriksaan Pajak Tahun 2013

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), pada tanggal 27 April 2015 DJP menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Badan tahun fiskal 2013 yang menyatakan LPS kurang bayar atas Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp262.654.200 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp63.673.746). LPS telah melakukan pembayaran atas kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp262.654.200 tersebut pada tanggal 26 Mei 2015 dan membebankannya pada tahun berjalan.

LPS tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 8 Juni 2015 LPS telah mengajukan surat keberatan dengan total nilai sebesar Rp427.443.988 yang terdiri dari kurang bayar pajak menurut SKPKB sebesar Rp262.654.200 dan lebih bayar pajak menurut perhitungan LPS sebesar Rp164.789.788.

Pada tanggal 1 Juni 2016, DJP mengeluarkan keputusan atas surat keberatan yaitu menolak surat keberatan yang diajukan LPS. LPS telah mengajukan permohonan banding atas penolakan keberatan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Agustus 2016.

Proses persidangan telah selesai dilaksanakan, namun sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum menerbitkan putusan akhir.Pemeriksaan Pajak Tahun 2011

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh DJP, pada tanggal 2 Desember 2015 DJP telah menerbitkan SKPKB Pajak Penghasilan Badan tahun fiskal 2011 yang menyatakan LPS kurang bayar atas Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp339.888.071 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp110.233.969). LPS telah melakukan pembayaran atas kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 23 Desember 2015 dan membebankannya pada tahun berjalan.LPS tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 15 Februari 2016 LPS telah mengajukan surat keberatan dengan total nilai sebesar Rp339.888.071.

Pada tanggal 20 Januari 2017, DJP mengeluarkan keputusan atas surat keberatan yaitu menolak surat keberatan yang diajukan LPS. LPS telah mengajukan permohonan banding atas penolakan keberatan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 17 April 2017. Proses persidangan telah selesai dilaksanakan, namun sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum menerbitkan putusan akhir.

Page 149: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

149Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

LPS juga menerima SKPKB Pajak Penghasilan Potong Pungut tahun fiskal 2011 dengan total kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp170.109. LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 23 Desember 2015 dan membebankannya pada tahun berjalan.

Pemeriksaan Pajak Tahun 2012

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh DJP, pada tanggal 2 Desember 2015 DJP telah menerbitkan SKPKB Pajak Penghasilan Badan tahun fiskal 2012 yang menyatakan LPS kurang bayar atas Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp479.164.799 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp155.404.800). LPS telah melakukan pembayaran atas kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp479.164.799 pada tanggal 23 Desember 2015 dan membebankannya pada tahun berjalan.

LPS tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 15 Februari 2016 telah mengajukan surat keberatan dengan total nilai sebesar Rp493.057.497 yang terdiri dari kurang bayar pajak menurut SKPKB sebesar Rp479.164.799 dan lebih bayar pajak menurut perhitungan LPS sebesar Rp13.892.698.

Pada tanggal 20 Januari 2017, DJP mengeluarkan keputusan atas surat keberatan yaitu menolak surat keberatan yang diajukan LPS. LPS telah mengajukan permohonan banding atas penolakan keberatan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 17 April 2017. Proses persidangan telah selesai dilaksanakan, namun sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, Pengadilan Pajak belum menerbitkan putusan akhir.

LPS juga menerima SKPKB Pajak Penghasilan Potong Pungut tahun fiskal 2012 dengan total kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp424.240. LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 23 Desember 2015 dan membebankannya pada tahun berjalan.

Pemeriksaan Pajak Tahun 2015

Pada tanggal 29 Oktober 2015, LPS menerima Surat Tagihan Pajak (STP) Angsuran Pajak Penghasilan Masa Januari-Agustus tahun fiskal 2015 dari DJP sebesar Rp391.109.238

(termasuk sanksi administrasi sebesar Rp38.759.294). LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 4 Desember 2015. LPS telah mengkreditkan pembayaran pokok STP pada SPT PPh Badan LPS Tahun 2015.

Pada tanggal 23 Desember 2015, LPS menerima Surat Tagihan Pajak (STP) Angsuran Pajak Penghasilan Masa September-November tahun fiskal 2015 dari DJP sebesar Rp137.416.778 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp5.285.549). LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 20 Januari 2016. LPS telah mengkreditkan pembayaran pokok STP pada SPT PPh Badan LPS Tahun 2015.

Pada tanggal 4 Februari 2016, LPS menerima Surat Tagihan Pajak (STP) Angsuran Pajak Penghasilan Masa Desember tahun fiskal 2015 dari DJP sebesar Rp44.924.718 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp880.975). LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 1 Maret 2016. LPS telah mengkreditkan pembayaran STP tersebut pada SPT PPh Badan LPS Tahun 2015.

Total seluruh Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Angsuran Tahun 2015 adalah sebesar Rp573.450.734. LPS telah mengkreditkan pembayaran pokok STP Angsuran PPh Pasal 25 pada SPT PPh Badan LPS Tahun 2015 sebesar Rp528.524.916 dan mengakuinya sebagai PPh Pasal 28a Lebih Bayar. Atas pengkreditan tersebut, terdapat kelebihan pembayaran pajak yang menyebabkan DJP melakukan pemeriksaan atas SPT PPh Badan Tahun 2015.

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh DJP, pada tanggal 26 April 2017 DJP telah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan tahun fiskal 2015 yang menyatakan LPS lebih bayar atas Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp66.080.474. LPS telah menerima pengembalian pajak tersebut pada 24 Mei 2017. LPS telah membebankan selisih antara PPh Pasal 28a Lebih Bayar sebesar Rp528.524.916 dan pengembalian pajak sebesar Rp66.080.474 pada tahun berjalan sebesar Rp462.444.442.

LPS tidak setuju dengan SKPLB tersebut dan pada tanggal 24 Juli 2017 LPS telah mengajukan surat keberatan dengan total nilai sebesar Rp462.444.442.

Page 150: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

150 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

LPS juga menerima SKPKB Pajak Penghasilan Potong Pungut tahun fiskal 2015 dengan total kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp42.532. LPS telah melakukan pembayaran atas kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 24 Mei 2017 dan membebankannya pada tahun berjalan.

Pemeriksaan Pajak Tahun 2014

Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh DJP, pada tanggal 23 Mei 2017 DJP menerbitkan SKPKB Pajak Penghasilan Badan tahun fiskal 2014 yang menyatakan LPS kurang bayar atas Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp602.163.490 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp195.296.267). LPS telah melakukan pembayaran atas kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 21 Juni 2017 dan membebankannya pada tahun berjalan.

LPS tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan pada tanggal 24 Juli 2017 LPS telah mengajukan surat keberatan dengan total nilai sebesar Rp602.163.490.

Pemeriksaan Pajak Tahun 2016

Pada tanggal 16 Maret 2016, LPS menerima Surat Tagihan Pajak (STP) Angsuran Pajak Penghasilan Masa Januari tahun fiskal 2016 dari DJP sebesar Rp32.051.860 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp628.566). LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 15 April 2016.

Pada tanggal 12 Oktober 2016, LPS menerima Surat Tagihan Pajak (STP) Angsuran Pajak Penghasilan Masa Februari-Maret tahun fiskal 2016 dari DJP sebesar Rp71.016.844 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp8.170.256). LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 11 November 2016.

Pada tanggal 14 Oktober 2016, LPS menerima Surat Tagihan Pajak (STP) Angsuran Pajak Penghasilan Masa April-Agustus tahun fiskal 2016 dari DJP sebesar Rp166.543.956 (termasuk sanksi administrasi sebesar Rp9.427.488). LPS telah melakukan pembayaran atas seluruh kekurangan pembayaran pajak tersebut pada tanggal 11 November 2016.

Total seluruh Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Angsuran Tahun 2016 adalah sebesar Rp269.612.660. LPS telah mengkreditkan pembayaran pokok STP Angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp251.386.350 ditambah dengan Angsuran PPh Pasal 25 Masa September-Desember tahun fiskal 2016 sebesar Rp125.693.175 pada SPT PPh Badan LPS Tahun 2016 dan mengakuinya sebagai PPh Pasal 28a Lebih Bayar sebesar Rp377.079.525. Atas pengkreditan tersebut, terdapat kelebihan pembayaran pajak yang menyebabkan DJP melakukan pemeriksaan atas SPT PPh Badan Tahun 2016. Sampai dengan tanggal Laporan Keuangan, proses pemeriksaan masih berjalan dan belum terdapat Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh DJP.

Liabilitas Lain-LainSaldo Liabilitas Lain-Lain per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp44.722.616 dan sebesar Rp37.820.147, dengan rincian sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Premi Yang Akan Dikompensasi 561.681 1.505.271

Pendapatan Diterima Dimuka 653 638

Pendapatan yang Ditangguhkan 434.336 273.999

Utang Kepada Pihak III 25.718.355 23.191.136

Utang Lainnya 18.007.591 12.849.103

Liabilitas Lain-Lain 44.722.616 37.820.147

Saldo Premi yang Akan Dikompensasi per 31 Desember 2017 sebesar Rp561.681 berasal dari kelebihan pembayaran premi Bank Umum dan Bank Umum Syariah sebesar Rp322.105 serta Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah sebesar Rp239.576.

Saldo pendapatan yang ditangguhkan merupakan bunga jasa giro yang belum dapat diakui sebagai pendapatan sebesar Rp434.336.

Page 151: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

151Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Saldo Utang Kepada Pihak Ketiga sebesar Rp25.718.355 merupakan beban yang akan dibayarkan kepada vendor terkait pengadaan barang atau jasa yang telah diakui LPS per 31 Desember 2017. LPS telah menyelesaikan Utang Kepada Pihak Ketiga sebesar Rp23.895.900 pada periode subsequent event.

Saldo Utang lainnya sebesar Rp18.007.591 terdiri atas setoran pembayaran kewajiban dari debitur BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi) sebesar Rp7.332.040 yang masih dalam proses penyelesaian, kompensasi bunga nasabah Bank IFI (Terlikuidasi) sebesar Rp5.597.787, sisa dana pembayaran klaim atas 10 Bank Terlikuidasi sebesar Rp1.211.427, setoran sisa pencairan aset Bank IFI (Terlikuidasi) oleh Tim Likuidasi yang belum diambil oleh kreditur lainnya sebesar Rp1.115.255 setoran pembayaran kewajiban dari debitur 3 (tiga) Bank Terlikuidasi sebesar Rp56.967, dan lain-lain sebesar Rp2.694.115 yang terutama berasal dari permintaan pembayaran dari pihak internal dalam rangka pelaksanaan kegiatan tahun 2017.

Modal Awal PemerintahBerdasarkan Surat Menteri Keuangan No.SR-115/MK.05/2005 tanggal 16 September 2005 perihal Persetujuan Penarikan/Pemindahbukuan Dana Rekening No. 502.000002

untuk Modal Awal LPS dan Surat Kuasa No. SKU-214/MK/2005 dari Menteri Keuangan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan tanggal 16 September 2005, pada tanggal 30 November 2005 telah dilakukan pemindahbukuan dana ke rekening LPS di BI No.519.000117 sebesar Rp4 triliun yang merupakan setoran modal awal Pemerintah pada LPS. Jumlah modal awal sebagaimana tersebut di atas diatur dalam pasal 81 ayat (1) UU LPS yang menyatakan bahwa modal awal LPS disetorkan sekurang-kurangnya Rp4 triliun dan sebesar-besarnya Rp8 triliun.

Selanjutnya dalam pasal 85 ayat (1) UU LPS dinyatakan bahwa dalam hal modal LPS kurang dari modal awal sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 ayat (1), Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menutup kekurangan tersebut.

Cadangan Tujuan dan Cadangan PenjaminanSaldo Cadangan Tujuan (CT) merupakan akumulasi 20% dari surplus setelah pajak sejak tahun buku 2005, sedangkan saldo Cadangan Penjaminan merupakan akumulasi 80% dari surplus setelah pajak sejak tahun buku 2005. Saldo Cadangan Tujuan dan Cadangan Penjaminan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Keterangan 31-12-2017 31-12-2016

Cadangan Tujuan:

• Belum Digunakan 16.480.390.571 13.728.503.286

• Telah Digunakan 214.054.600 203.420.151

Cadangan Penjaminan 66.777.780.689 55.727.693.755

Jumlah 83.472.225.860 69.659.617.192

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 dan angka 11 UU LPS, “Cadangan Penjaminan adalah dana yang berasal dari sebagian surplus LPS yang dialokasikan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS”, dan “Cadangan Tujuan adalah dana yang berasal dari sebagian surplus LPS yang digunakan antara lain untuk penggantian atau pembaruan aset tetap dan perlengkapan yang digunakan dalam melaksanakan tugas dan wewenang LPS”.Sesuai Pasal 1 UU LPS, CT digunakan antara lain untuk penggantian/pembaruan aset tetap dan perlengkapan. CT diklasifikasikan menjadi CT yang belum digunakan dan CT yang telah digunakan. Pada akhir tahun buku, saldo CT

yang belum digunakan direklasifikasikan ke CT yang telah digunakan sebesar pembelian aset tetap.

Page 152: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

152 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Pendapatan Premi PenjaminanPendapatan Premi Penjaminan selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Pendapatan Premi Penjaminan Bank Umum 10.247.255.640 9.292.452.187

Pendapatan Premi Penjaminan BPR 181.575.893 161.733.902

Total Pendapatan Premi Penjaminan 10.428.831.533 9.454.186.089

Pendapatan Premi Penjaminan setiap tahun merupakan akumulasi pendapatan premi dari dua Semester dalam tahun yang bersangkutan. Pendapatan premi Semester I Tahun 2017 dihitung sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan Semester II Tahun 2016 ditambah dengan penyesuaian premi sesuai selisih rata-rata saldo bulanan total simpanan Semester I dengan II Tahun 2016. Pendapatan premi Semester II Tahun 2017 dihitung sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan Semester I Tahun 2017 ditambah dengan penyesuaian premi selisih rata-rata saldo bulanan total simpanan Semester I dengan II Tahun 2017.

Pendapatan Premi Penjaminan tersebut termasuk penyesuaian premi pada periode subsequent event, karena adanya perubahan Kebijakan Akuntansi sesuai dengan catatan nomor 3.30.

Pendapatan InvestasiPendapatan Investasi berasal dari hasil investasi SBN yang berasal dari SPN, ORI dan ON yang berupa bunga kupon dan amortisasi diskonto (premium). Pendapatan Investasi selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Hasil Investasi dari ON 5.461.754.948 4.434.475.143

Hasil Investasi dari ORI 403.495.627 384.799.765

Hasil Investasi dari SPN 51.600.765 163.095.226

Pendapatan Investasi 5.916.851.340 4.982.370.134

Pendapatan investasi tersebut termasuk pendapatan investasi yang di-accrue sampai dengan akhir tahun bersangkutan sebelum dikurangi pajak investasi PPh Pasal 4 ayat 2 sesuai tarif pajak final dari hasil investasi (lihat Catatan 4.27).

Pendapatan DendaPendapatan denda merupakan akumulasi pendapatan LPS dari denda keterlambatan pembayaran premi dan penyampaian laporan dari bank peserta penjaminan. Pendapatan denda selama tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp698.295 dan Rp227.435.

Pendapatan Kontribusi KepesertaanPendapatan Kontribusi Kepesertaan selama Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp39.500 dan Rp91.060. Pendapatan kontribusi selama Tahun 2017 sebesar Rp39.500 dimaksud berasal dari 7 (tujuh) BPR/S.

Pendapatan Pengembalian KlaimAtas seluruh beban klaim simpanan layak bayar dari 1 (satu) Bank Umum dan 84 BPR/BPRS yang telah dilikuidasi s.d. 31 Desember 2017 sebagaimana dirinci pada Catatan 4.24, LPS telah mengakui Pendapatan Pengembalian Klaim dari Bank Dalam Likuidasi (BDL) sebesar Rp267.325.584 yang berasal dari periode sampai dengan tahun 2017 sebesar Rp255.821.223 dan selama tahun 2017 sebesar Rp11.504.361.

Pendapatan Pengembalian Klaim selama tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp11.504.361 dan Rp25.327.853.

Page 153: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

153Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Pendapatan sebesar Rp11.504.361 dimaksud diperoleh dari pengembalian klaim selama Tahun 2017 untuk 9 (sembilan) BPR sebagaimana dirinci pada tabel berikut:

No KeteranganPiutang/Pendapatan Pengembalian Klaim sebelum Tahun 2017

Piutang/Pendapatan Pengembalian Klaim

Tahun 2017

Piutang/Pendapatan Pengembalian Klaim s.d

Tahun 2017

A BANK UMUM-DL

1 Bank IFI 136.593.194 (87.439) 136.505.755

Total – Bank Umum 136.593.194 (87.439) 136.505.755

B BPR-DL

1 BPR Tripilar Arthajaya 8.759.045 - 8.759.045

2 BPR Cimahi 55.249 - 55.249

3 BPR Mitra Banjaran 260.763 - 260.763

4 BPR Mranggen Mitraniaga 39.802 - 39.802

5 BPR Gununghalu 8.842 - 8.842

6 BPR Bekasi Istana Artha 40.878 - 40.878

7 BPR Era Aneka Rezki 238.543 - 238.543

8 BPR Bangun Karsa 589.920 - 589.920

9 BPR Bungbulang 176.980 - 176.980

10 BPR Anugrah Artha 849.670 - 849.670

11 BPR Citraloka Danamandiri 1.185.045 - 1.185.045

12 BPR Kencana Arta Mandiri 795.423 - 795.423

13 BPR Sumber Hiobaja 577.803 - 577.803

14 BPR Handayani Cipta Sehati 455.958 - 455.958

15 BPR Tripanca Setiadana 25.107.808 172.692 25.280.500

16 BPR Margot Artha 88.335 - 88.335

17 BPR Sri Utama 247.539 - 247.539

18 BPR Satya Adhi Perdana 3.156.130 - 3.156.130

19 BPR Samudra Air Tawar 2.429.074 - 2.429.074

20 BPR Salido Empati 783.226 - 783.226

21 BPR Musajaya 3.240.953 - 3.240.953

22 BPR Handayani Cipta Sejahtera 736.064 - 736.064

23 BPR Swasad Artha 40.454 - 40.454

24 BPR Argawa Utama 4.083 - 4.083

25 BPR Junjung Sirih 495.254 - 495.254

26 BPR Darbeni Mitra 172.258 - 172.258

27 BPR Cimahi Tengah 621.703 - 621.703

28 BPR LPK Cipeundeuy 1.393.937 - 1.393.937

29 BPR LPK Samarang 436.011 - 436.011

30 BPR LPK Talegong 47.810 - 47.810

31 BPR LPK Pabuaran 726.930 - 726.930

32 BPR LPK Sukamandi 569.929 - 569.929

Page 154: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

154 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No KeteranganPiutang/Pendapatan Pengembalian Klaim sebelum Tahun 2017

Piutang/Pendapatan Pengembalian Klaim

Tahun 2017

Piutang/Pendapatan Pengembalian Klaim s.d

Tahun 2017

33 BPR Salimpaung Sepakat 2.039.854 - 2.039.854

34 BPR Naratama Bersada 2.917.859 - 2.917.859

35 BPR Pundi Artha Sejahtera 604.545 (83.527) 521.018

36 BPR Indomitra Mandiri Ciputat 37.481 - 37.481

37 BPR Iswara Artha 56.273 - 56.273

38 BPR Mustika Utama Raha 49.267 - 49.267

39 BPR Dharma Bakti Smadang 1.646.351 - 1.646.351

40 BPR Sadayana Artha 1.804.750 - 1.804.750

41 BPR LPK Bojongpicung 767.613 - 767.613

42 BPR Artha Nagari Madani 1.782.789 - 1.782.789

43 BPR Lumbung Pitih Mudik Air 1.090.015 155.173 1.245.188

44 BPR Sukowati Jaya 2.593.602 - 2.593.602

45 BPR Berok Gunung Pangilun 9.147.881 - 9.147.881

46 BPR Kapital Metropolitan 9.821.504 - 9.821.504

47 BPR Mitra Danagung 5.380.261 341.606 5.721.867

48 BPR Cinere Artha Raya 128.247 - 128.247

49 BPR Kujang Artha Sembada 2.997.225 - 2.997.225

50 BPR Cakra Dharma Artamandiri 759.893 - 759.893

51 BPR Cahaya Nagari 2.897.792 - 2.897.792

52 BPR Mutiara Artha Pratama - 6.196.747 6.196.747

53 BPR Vox Modern 8.274.679 - 8.274.679

54 BPR Lumasindo Perkasa 3.602.674 - 3.602.674

55 BPR Tugu Kencana 329.209 - 329.209

56 BPR Bungo Mandiri 393.931 13.714 393.931

57 BPR Koperasi Jawa Barat 365.371 - 365.371

58 BPR Muara Paiti - 1.522.385 1.522.385

59 BPR Carano Nagari 810.486 1.617 812.103

60 BPR Cita Makmur Lestari - 3.000.000 3.000.000

61 BPR Agra Arthaka Mulya 4.000.000 - 4.000.000

62 BPR Dana Niaga Mandiri 572.505 - 572.505

63 BPR Multi Artha Mas Sejahtera - 271.393 271.393

Total – BPR 119.203.476 11.591.800 130.795.276

C BPRS-DL

1 BPRS Babusalam 21.331 - 21.331

2 BPRS Syarif Hidayatulah 3.222 - 3.222

Total - BPRS 24.553 - 24.553

Total Pendapatan Pengembalian Klaim 255.821.223 11.504.361 267.325.584

Page 155: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

155Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Pendapatan Lain-Lain Pendapatan lain-lain selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Pendapatan Jasa Giro 62.057.815 62.117.516

Laba Selisih Kurs Non Investasi - -

Pendapatan Lainnya 27.436 443.843

Total Pendapatan Lain-Lain 62.085.251 62.561.359

Beban Klaim PenjaminanBeban Klaim Penjaminan selama tahun 2017 sebesar Rp62.577.982 merupakan simpanan layak bayar berdasarkan Laporan Hasil Verifikasi dan Rekonsiliasi Simpanan Nasabah atas 13 (tiga belas) BDL serta keberatan yang disetujui oleh LPS dan/atau diputuskan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap atas gugatan eks nasabah satu BDL, sebagaimana dapat dilihat pada kolom 4 (empat) pada tabel berikut. Atas akumulasi Beban Klaim Penjaminan yang telah dibukukan, LPS merupakan kreditur prioritas yang berhak menerima pengembalian klaim dari hasil pencairan aset dan/atau penagihan Piutang BDL sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 54 UU LPS.

No Keterangan

Total Beban Klaim Pembayaran dan Reklasi-fikasi Beban

Klaim sd. 31/12/2017

Utang Klaim per

31/12/2017

Tanggal BDL Cabut Izin

Usaha s.d. 31/12/16 Januari s.d Desember

2017 s.d. 31/12/17

1 2 3 4 5 = 4+3 6 7 8

A BANK UMUM-DL

1 Bank IFI 133.394.794 15.549.410 148.944.204 133.394.795 15.549.409 17 Apr 2009

Jumlah Bank Umum-DL 133.394.794 15.549.410 148.944.204 133.394.795 15.549.409

B BPR/S-DL

1 BPR Tripillar Arthajaya 35.092.774 - 35.092.774 35.092.774 - 19 Jan 2006

2 BPR Cimahi 80.164 - 80.164 80.164 - 26 Jan 2006

3 BPR Mitra Banjaran 3.045.615 - 3.045.615 3.045.615 - 07 Feb 2006

4 BPR Mranggen Mitraniaga 1.302.692 - 1.302.692 1.302.692 - 22 Agt 2006

5 BPR Samadhana - - - - - 27 Sept 2006

6 BPR Gunung Halu 19.000 - 19.000 19.000 - 11 Okt 2006

7 BPR Bekasi Istana Artha 885.095 - 885.095 885.095 - 24 Jan 2007

8 BPR Era Aneka Rezeki 4.812.145 - 4.812.145 4.812.145 - 16 Mar 2007

9 BPR Bangunkarsa 1.307.766 - 1.307.766 1.307.766 - 06 Jun 2007

10 BPR Bungbulang 176.980 - 176.980 176.980 - 20 Nov 2007

11 BPR Anugrah Artha 1.567.208 - 1.567.208 1.567.208 - 13 Des 2007

12 BPR Citraloka 53.792.222 - 53.792.222 53.792.222 - 14 Feb 2008

13 BPR Kencana Arta Mandiri 3.000.405 - 3.000.405 3.000.405 - 13 Mar 2008

14 BPR Sumber Hiobaja 911.084 - 911.084 911.084 - 23 Apr 2008

15 BPR Handayani Cipta Sehati 537.475 - 537.475 537.475 - 18 Des 2008

16 BPR Tripanca Setiadana 348.385.997 - 348.385.997 348.385.997 - 24 Mar 2009

17 BPR Margot Artha 88.335 - 88.335 88.335 - 16 Juni 2009

Page 156: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

156 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No Keterangan

Total Beban Klaim Pembayaran dan Reklasi-fikasi Beban

Klaim sd. 31/12/2017

Utang Klaim per

31/12/2017

Tanggal BDL Cabut Izin

Usaha s.d. 31/12/16 Januari s.d Desember

2017 s.d. 31/12/17

1 2 3 4 5 = 4+3 6 7 8

18 BPR Sri Utama 247.539 - 247.539 247.539 - 13 Mei 2009

19 BPR Satya Adhi Perdana 3.156.130 - 3.156.130 3.156.130 - 18 Nov 2009

20 BPR Samudera Air Tawar 7.203.367 - 7.203.367 7.203.367 - 17 Feb 2010

21 BPR Salido Empati 2.856.156 - 2.856.156 2.856.156 - 09 Mar 2010

22 BPR Musajaya 7.150.420 - 7.150.420 7.150.420 - 23 Mar 2010

23 BPR Handayani Cipta Sejahtera 1.432.628 - 1.432.628 1.432.628 - 27 Apr 2010

24 BPR Swasad Artha 40.454 - 40.454 40.454 - 18 Mei 2010

25 BPR Argawa Utama 4.088 - 4.088 4.088 - 18 Mei 2010

26 BPR Junjung Sirih 3.800.111 - 3.800.111 3.800.111 - 04 Agt 2010

27 BPR Darbeni Mitra 293.985 - 293.985 293.985 - 04 Okt 2010

28 BPR Cimahi Tengah 1.077.327 - 1.077.327 1.077.327 - 15 Nov 2010

29 BPR LPK Cipeundeuy 1.386.737 - 1.386.737 1.386.737 - 27 Des 2010

30 BPR LPK Samarang 1.066.651 - 1.066.651 1.066.651 - 24 Jan 2011

31 BPR LPK Talegong 1.273.068 - 1.273.068 1.273.068 - 24 Jan 2011

32 BPR LPK Pabuaran 2.132.776 - 2.132.776 2.132.776 - 07 Feb 2011

33 BPR LPK Sukamandi 631.981 - 631.981 631.981 - 07 Feb 2011

34 BPR Salimpaung Sepakat 4.345.116 - 4.345.116 4.345.116 - 20 Apr 2011

35 BPR Naratama Bersada 2.917.859 - 2.917.859 2.917.859 - 26 Apr 2011

36 BPR Pundi Artha Sejahtera 3.484.314 - 3.484.314 3.484.314 - 11 Mei 2011

37 BPR Indomitra Mandiri Ciputat 10.067.908 - 10.067.908 10.067.908 - 24 Mei 2011

38 BPR Iswara Artha 2.336.683 - 2.336.683 2.336.683 - 11 Agt 2011

39 BPR Mustika Utama Raha 3.159.528 - 3.159.528 3.159.528 - 15 Agt 2011

40 BPR Dharma Bhakti Smadang 4.467.042 - 4.467.042 4.467.042 - 18 Agt 2011

41 BPR Sadayana Artha 5.262.439 - 5.262.439 5.262.439 - 07 Sept 2011

42 BPR LPK Bojongpicung 4.166.768 - 4.166.768 4.166.768 - 04 Okt 2011

43 BPR Artha Nagari Madani 4.008.993 - 4.008.993 4.008.993 - 15 Des 2011

44 BPR Lumbung Pitih Mudik Air 3.032.925 - 3.032.925 3.032.925 - 01 Juni 2012

45 BPR Sukowati Jaya 6.308.044 - 6.308.044 6.072.339 235.705 23 Jan 2013

46 BPR Berok Gunung Pangilun 10.998.365 - 10.998.365 10.560.791 437.574 05 Apr 2013

47 BPR Kapital Metropolitan 9.821.504 - 9.821.504 9.571.751 249.753 29 Apr 2013

48 BPR Mitra Danagung 10.784.549 - 10.784.549 10.527.397 257.152 24 Sept 2013

49 BPR Cinere Artha Raya 1.996.028 - 1.996.028 1.870.403 125.625 06 Nov 2013

50 BPR Kujang Artha Sembada 10.609.471 - 10.609.471 10.405.851 203.620 14 Nov 2013

51 BPR Cakra Dharma Artamandiri 4.722.829 - 4.722.829 4.690.600 32.229 20 Nov 2013

52 BPR Cahaya Nagari 6.178.248 - 6.178.248 5.896.523 281.725 06 Des 2013

53 BPR Mutiara Artha Prama 9.732.462 - 9.732.462 9.720.808 11.654 23 Des 2013

Page 157: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

157Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

No Keterangan

Total Beban Klaim Pembayaran dan Reklasi-fikasi Beban

Klaim sd. 31/12/2017

Utang Klaim per

31/12/2017

Tanggal BDL Cabut Izin

Usaha s.d. 31/12/16 Januari s.d Desember

2017 s.d. 31/12/17

1 2 3 4 5 = 4+3 6 7 8

54 BPR Vox Modern 11.908.653 - 11.908.653 11.860.497 48.156 29 Jan 2014

55 BPR Lumasindo Perkasa Putra 4.383.798 - 4.383.798 4.291.394 92.404 07 Feb 2014

56 BPR Tugu Kencana 5.547.991 - 5.547.991 5.499.967 48.024 16 Apr 2014

57 BPR Arthasraya Sejahtera 1.062.162 - 1.062.162 982.861 79.301 20 Juni 2014

58 BPR Bungo Mandiri 6.482.847 - 6.482.847 6.009.776 473.071 08 Des 2014

59 BPR Koperasi Jawa Barat 365.371 - 365.371 161.068 204.303 29 Des 2014

60 BPR Muara Paiti 6.231.418 - 6.231.418 5.853.337 378.081 02 Mar 2015

61 BPR Carano Nagari 1.502.203 - 1.502.203 1.248.811 253.392 10 Juli 2015

62 BPR Cita Makmur Lestari 12.798.600 - 12.798.600 12.650.565 148.035 18 Des 2015

63 BPR Agra Arthaka Mulya 17.748.482 - 17.748.482 17.136.425 612.057 14 Jan 2016

64 BPR Mitra Bunda Mandiri 461.815 - 461.815 90.060 371.755 22 Jan 2016

65 BPR Dana Niaga Mandiri 572.505 2.008.667 2.581.172 2.339.137 242.035 13 Apr 2016

66 BPR Kudamas Sentosa 18.153.944 21.942 18.175.886 18.099.329 76.557 29 Apr 2016

67 BPR Mustika Utama Kolaka 6.030.031 - 6.030.031 5.773.770 256.261 20 Jun 2016

68 BPR Mitra Dana Pasaman 1.499.081 - 1.499.081 1.323.060 176.021 29 Jul 2016

69 BPR Artha Dharma Magetan 71.023 - 71.023 12.468 58.555 15 Agt 2016

70 BPR Multi Artha Mas Sejahtera - 3.323.453 3.323.453 3.228.663 94.790 21 Des 2016

71 BPR Nova Trijaya - 10.490.765 10.490.765 9.412.584 1.078.181 20 Jan 2017

72 BPR Dhasatra Artha Sempurna - 9.089.876 9.089.876 8.957.779 132.097 03 Feb 2017

73 BPR Nusa Galang Makmur - 6.768.752 6.768.752 6.647.852 120.900 07 Mar 2017

74 BPR Indomitra Mega Kapital - 5.615.473 5.615.473 4.759.360 856.113 15 Jun 2017

75 BPR Triharta Indah - 1.114.151 1.114.151 1.075.333 38.818 15 Jun 2017

76 BPR Sisibahari Dana - 3.004.578 3.004.578 2.902.918 101.660 05 Sep 2017

77 BPR KS Bali Agung Sedana - 38.728 38.728 - 38.728 03 Nov 2017

78 BPR LPN Kampung Manggis - 722.269 722.269 411.845 310.424 29 Nov 2017

79 BPR Sinar Baru Perkasa - - - - - 06 Des 2017

80 BPRS Babussalam 632.759 - 632.759 632.759 - 01 Mei 2009

81 BPRS Syarif Hidayatullah 3.222 - 3.222 3.222 - 29 Jul 2011

82 BPRS Hidayah 1.253 - 1.253 651 602 19 Jun 2015

83 BPRS Al Hidayah Jawa Timur 6.814.650 4.827.512 11.642.162 11.182.207 459.955 25 Apr 2016

84 BPRS Shadiq Amanah 97.096.482 2.406 97.098.888 95.876.723 1.222.165 01 Sep2016

Jumlah BPR/S-DL 806.527.740 47.028.572 853.556.312 843.748.834 9.807.478

TOTAL 939.922.534 62.577.982 1.002.500.516 977.143.629 25.356.887

Page 158: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

158 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Beban Resolusi Bank Beban Resolusi Bank selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Beban Operasional Penanganan Bank Gagal 2.091.721 533.010

Beban Kompensasi Bunga atas Keberatan 5.724.879 7.511

Beban Perjalanan Dinas Dalam Negeri 3.063.310 4.282.077

Beban Jasa/Perantara Pembayaran Klaim 2.439.306 597.841

Beban Investigasi/Pendampingan Terkait BDL 597.342 262.180

Beban Media Terkait Penanganan Klaim dan Likuidasi 487.330 1.246.987

Beban Konsultan 202.700 413.315

Beban Konsinyering 161.861 157.734

Beban Lainnya Terkait Likuidasi dan Penanganan Klaim 161.346 82.341

Beban Likuidasi Beban LPS 104.428 118.660

Beban Rapat Koordinasi 33.238 95.916

Beban Pengamanan Aset Bank 21.823 49.119

Total Beban Resolusi Bank 15.089.284 7.846.691

Beban Resolusi Bank merupakan beban LPS yang berhubungan dengan proses penutupan BDL dan proses penyelamatan bank. Beban Resolusi Bank selama tahun 2017 dimaksud terkait dengan proses likuidasi 37 (tiga puluh tujuh) BDL yang masih berjalan dari total 85 (delapan puluh lima) BDL yang dilikuidasi sejak LPS beroperasi.

Kenaikan (Penurunan) Provisi Klaim PenjaminanTidak terjadi Kenaikan (Penurunan) Provisi Klaim Penjaminan selama tahun 2017 dan 2016 karena tidak dilakukan pembentukan Provisi Klaim Penjaminan sebagaimana telah dijelaskan pada catatan 4.12 dan 6.2.

Beban InvestasiBeban Investasi selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Pajak Investasi 935.167.495 795.030.995

Beban Kustodian 16.244.595 13.611.759

Total Beban Investasi 951.412.090 808.642.754

Beban Pajak Investasi merupakan PPh final atas Pendapatan Investasi sebagaimana diuraikan pada Catatan 4.19.

Beban Umum dan Administrasi Beban Umum dan Administrasi selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Beban Kepegawaian 326.746.054 287.974.260

Beban Publikasi dan Kehumasan 42.051.782 30.759.064

Beban Perjalanan Dinas 35.891.487 11.610.672

Page 159: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

159Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Beban Konsultan 27.394.590 29.680.391

Beban Perkantoran 22.328.317 21.901.866

Beban Penyusutan dan Penyisihan Kerugian Piutang 21.302.820 19.714.649

Beban Umum 12.183.689 6.019.284

Beban Rapat 5.065.274 3.375.621

Beban Komputer 5.051.687 3.339.479

Beban Perlengkapan Kantor 4.631.382 3.873.501

Beban Komunikasi 3.262.609 2.776.508

Beban Representasi 1.878.231 1.667.385

Beban Transportasi dan Kendaraan 1.532.120 1.208.415

Total Beban Umum dan Administrasi 509.320.042 423.901.095

Beban Lain-LainBeban lain-lain selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Keterangan Tahun 2017 Tahun 2016

Pajak atas Jasa Giro 12.502.880 12.423.503

Rugi Selisih Kurs Non Investasi 181.696 44.803

Beban Administrasi Bank 104.031 82.279

Total Beban Lain-lain 12.788.607 12.550.585

PENJELASAN POS-POS LAPORAN ARUS KAS

Penerimaan dari Premi PenjaminanPenerimaan kas dari Premi Penjaminan selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

Penerimaan Premi Penjaminan Bank Umum 10.215.320.258 9.283.292.810

Penerimaan Premi Penjaminan BPR 180.172.141 161.667.518

Jumlah 10.395.492.399 9.444.960.328

Penerimaan dari Hasil InvestasiPenerimaan dari Hasil Investasi selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

Penerimaan dari Hasil Investasi pada SBI - -

Penerimaan dari Hasil Investasi pada SPN 134.517.219 -

Penerimaan dari Hasil Investasi pada ORI 441.120.464 407.044.801

Penerimaan dari Hasil Investasi pada ON 5.404.106.840 4.256.411.982

Jumlah 5.979.744.523 4.663.456.783

Page 160: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

160 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Penerimaan dari Kontribusi KepesertaanPenerimaan dari Kontribusi Kepesertaan selama tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp48.500 dan Rp75.060. Seluruh penerimaan berasal dari BPR & BPRS yang mulai beroperasi selama tahun 2017.

Penerimaan dari Pendapatan DendaPenerimaan dari pendapatan denda selama tahun 2017 dan 2016 masing–masing sebesar Rp716.559 dan sebesar Rp684.715.

Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian KlaimPenerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaim selama tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp11.347.571 dan Rp23.862.916. Penerimaan dari Pendapatan Pengembalian Klaim selama tahun 2017 dimaksud diperoleh dari pendapatan pengembalian klaim Bank Dalam Likuidasi (BDL) yang telah diterima secara tunai sampai dengan 31 Desember 2017 (lihat Catatan 4.22).

Penerimaan dari Pendapatan Lain-LainPenerimaan dari Pendapatan Lain-lain selama tahun 2017 dan 2016, terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

Penerimaan Pendapatan Jasa Giro 62.258.243 62.315.480

Penerimaan Pendapatan Lainnya (setelah transaksi non-kas) - -

Jumlah 62.258.243 62.315.480

Penerimaan dari Pendapatan Lain-Lain selama tahun 2017 sama dengan Pendapatan Lain-Lain pada Catatan 4.23 karena seluruh pendapatan lain-lain dimaksud telah diterima secara tunai.

Pengeluaran untuk Pembayaran Klaim PenjaminanPengeluaran untuk Pembayaran Klaim Penjaminan selama tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp48.361.103 dan Rp158.490.935. Pengeluaran untuk Pembayaran Klaim Penjaminan tahun 2017 dimaksud terutama berasal dari pembayaran yang telah dilakukan LPS atas simpanan layak bayar pada BDL yang dilikuidasi selama tahun 2017.

Rincian Pengeluaran untuk Pembayaran Klaim Penjaminan tersebut adalah sebagai berikut:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

Beban Klaim Penjaminan (62.577.982) (164.149.101)

Reklasifikasi Status Beban Klaim (Transaksi Non-Kas) - -

Penurunan (Kenaikan) Utang Klaim Penjaminan 14.216.879 5.658.166

Jumlah (48.361.103) (158.490.935)

Pengeluaran untuk Beban Terkait dengan Resolusi BankPengeluaran untuk Beban Terkait dengan Resolusi Bank selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

(Pengeluaran) Beban Investigasi/Pendampingan Terkait BDL (481.794) (262.180)

(Pengeluaran) Beban Kompensasi Bunga (46.846) (7.512)

Page 161: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

161Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

(Pengeluaran) Beban Jasa Bank Pembayar (1.369.608) (336.667)

(Pengeluaran) Beban Media & Iklan Penjaminan dan Likuidasi (471.160) (1.246.987)

(Pengeluaran) Beban Pengamanan Aset Bank (60.708) (10.235)

(Pengeluaran) Beban Rapat Koordinasi (33.238) (95.916)

(Pengeluaran) Beban Perjalanan Dinas (BDL) (2.855.756) (4.244.878)

(Pengeluaran) Beban Konsinyering (146.009) (174.867)

(Pengeluaran) Beban Konsultan & Notaris (255.700) (278.265)

(Pengeluaran) Beban Likuidasi Beban LPS - -

(Pengeluaran) Beban Resolusi Lainnya (115.251) (82.341)

(Pengeluaran) Beban Ops.Penanganan Bank Gagal (24.176.204) (533.010)

Jumlah (30.012.274) (7.272.858)

Sebagaimana diuraikan pada Catatan 4.25 Beban Terkait dengan Resolusi Bank, Pengeluaran untuk Beban Terkait dengan Resolusi Bank adalah Beban yang menjadi beban LPS terkait dengan proses penutupan/likuidasi dan atau proses penyelamatan bank peserta penjaminan.

Pengeluaran untuk Beban InvestasiPengeluaran untuk Beban Investasi selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

(Pengeluaran) untuk Pajak Investasi (903.526.709) (529.886.474)

(Pengeluaran) untuk Beban Kustodian (16.010.223) (13.455.317)

Jumlah (919.536.932) (543.341.791)

Pengeluaran untuk Beban Umum dan AdministrasiPengeluaran untuk Beban Umum dan Administrasi adalah sebesar Rp424.017.076 untuk Tahun 2017 Rp356.638.613 untuk tahun 2016. Selisih Beban Umum Administrasi pada Catatan 4.28 dibandingkan dengan Pengeluaran untuk Beban Umum dan Administrasi sebesar Rp85.302.966 antara lain berasal dari beban-beban yang telah diakui secara akrual namun belum dibayar hingga 31 Desember 2017 dan juga berasal dari beban-beban yang bersifat non-kas seperti beban penyusutan dan beban liabilitas imbalan kerja.

Pengeluaran untuk Beban Lain-LainPengeluaran untuk Beban Lain-Lain selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

(Pengeluaran) Beban Administrasi Bank (285.727) (127.082)

(Pengeluaran) Pajak atas Jasa Giro (12.542.964) (12.463.095)

(Pengeluaran) Beban Lainnya - -

Jumlah (12.828.691) (12.590.177)

Besarnya aliran kas keluar untuk Beban Lain-Lain selama tahun 2017 sebagaimana ditunjukan pada tabel rincian di atas sama dengan Beban Lain-Lain (lihat Catatan 4.29) dikarenakan semua transaksi beban dimaksud dalam bentuk tunai (cash).

Page 162: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

162 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Pengeluaran untuk Beban PPh BadanPengeluaran untuk Beban PPh Badan selama tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp1.012.923.599 dan Rp546.224.038. Pengeluaran untuk Beban PPh Badan dalam satu tahun buku berasal dari pembayaran kas/bank atas angsuran PPh Badan pada tahun bersangkutan ditambah dengan kekurangan pembayaran PPh Badan tahun sebelumnya.Berikut rincian Pengeluaran untuk Beban PPh Badan selama tahun 2017:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

STP PPh Pasal 25 September s.d Desember 2015 - (182.341.497)

STP PPh Pasal 25 Januari 2016 - (363.882.541)

STP PPh Pasal 25 Desember 2016 (31.423.294) -

STP PPh Pasal 25 Januari s.d November 2017 (445.411.039) -

SKP-KB Tahun Pajak 2014 (602.163.490) -

Penerimaan SKPLB Tahun 2015 66.074.224 -

Jumlah (1.012.923.599) (546.224.038)

Pengeluaran untuk Utang Pajak Pengeluaran untuk Utang Pajak merupakan pengeluaran kas yang dilakukan untuk pelunasan utang pajak yang terutang terkait dengan pemotongan pajak pada akhir periode sebelumnya (lihat pada Catatan 4.14.ii). Utang pajak tersebut terjadi karena perbedaan antara waktu pengakuan/pemotongan atas PPh 21, PPh 23, dan dengan saat penyetoran ke kas negara. Utang pajak investasi tahun 2017 diperhitungkan sebagai pengeluaran untuk beban investasi.Berikut rincian Pengeluaran untuk Utang Pajak selama tahun 2017 dan 2016:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

(Pengeluaran) untuk Utang PPh 21 (3.743.570) (3.175.803)

(Pengeluaran) untuk Utang PPh 23 (607.934) (136.179)

(Pengeluaran) untuk Utang PPh 4 (2) (799) (725.136)

(Pengeluaran) untuk Utang PPN (113.457) (60.838)

(Pengeluaran) untuk Utang Pajak Investasi - (215.056.504)

Jumlah (4.465.760) (219.154.460)

Penerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Surat BerhargaPenerimaan (Pengeluaran) dari (untuk) Surat Berharga selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

PENERIMAAN DARI SURAT BERHARGA

Penerimaan dari SPN & SPN Syariah jatuh tempo 2.265.333.781 1.415.100.219

Penerimaan dari ORI & ORI Syariah jatuh tempo 2.128.800.000 220.000.000

Penerimaan dari ON & ON Syariah jatuh tempo 1.395.328.000 2.810.213.000

Total Penerimaan dari Surat Berharga 5.789.461.781 4.445.313.219

Pengeluaran untuk Surat Berharga

Pengeluaran untuk pembelian SPN dan SPN Syariah - -

Pengeluaran untuk pembelian ORI dan ORI Syariah (1.452.605.406) (2.317.802.242)

Pengeluaran untuk pembelian ON dan ON Syariah (18.034.708.655) (14.404.284.509)

Total Pengeluaran untuk Surat Berharga (19.487.314.061) (16.722.086.751)

Jumlah (13.697.852.280) (12.276.773.532)

Page 163: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

163Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Pengeluaran untuk Aset Tetap dan Aset Tidak BerwujudPengeluaran untuk Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud selama tahun 2017 dan 2016 terdiri dari:

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016

Pengadaan Partisi (173.632) -

Pengadaan Peralatan Kantor (146.366) (174.004)

Pengadaan Komputer dan EDP (6.444.335) (1.947.795)

Pengadaan Peralatan Elektronik (152.167) (147.669)

Pengadaan Software (8.062.644) (7.430.157)

Pengadaan Aset Dalam Penyelesaian - (489.346)

Jumlah (14.979.144) (10.188.971)

PENGUNGKAPAN LAIN

Aset Kontinjensi

Aset Kontinjensi terkait Resolusi BankSesuai PSAK 57 (Penyesuaian 2014): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, aset kontinjensi adalah aset yang mungkin terjadi (possible), sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya akan dikonfirmasikan dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan yang belum pasti dan di luar kendali entitas.

LPS telah menerima hibah dari PT Bank Mutiara, Tbk atas tagihan kepada tiga koperasi (INKUD, IKKU-DMI, dan INKOPTI) dengan nominal tagihan sebesar Rp173.342.858 berdasarkan Akta Hibah Piutang No.31 dan Akta Pengalihan Piutang (Cessie) No.32, keduanya tertanggal 20 November 2014 dan dibuat dihadapan Notaris Leolin Jayayanti, SH. Rincian nominal tagihan masing-masing adalah:1. Tagihan INKUD sebesar Rp58.110.041;2. Tagihan IKKU-DMI sebesar Rp57.072.119;3. Tagihan INKOPTI sebesar Rp58.160.698.

Sesuai dengan Perjanjian Penjualan & Pembelian Saham Bersyarat tanggal 12 September 2014 dan Akta Pengambilalihan Nomor 52 tanggal tanggal 20 November 2014 antara LPS dan J-Trust Co., Ltd, Piutang INKUD, INKOPTI, dan IKKU-DMI termasuk aset yang tidak dialihkan kepada J trust Co. Ltd. Pengalihan piutang tiga koperasi kepada LPS dimaksudkan dalam rangka penyelesaian dana escrow account atas nama Menteri Keuangan di PT. Bank Mutiara, Tbk.

Terkait dengan penanganan hibah piutang INKUD, INKOPTI, dan IKKU-DMI, LPS telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka pendataan mengenai kondisi, status badan hukum dan pengurus INKUD, INKOPTI dan IKKU-DMI. Berdasarkan pendataan yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM diperoleh informasi bahwa badan hukum ketiga koperasi tersebut masih ada. Terkait upaya penagihan, LPS telah menyampaikan 3 (tiga) kali surat penagihan kepada ketiga koperasi dan juga melakukan kunjungan ke alamat kantor ketiga koperasi tersebut. Namun demikian, sampai dengan 31 Desember 2017, tiga koperasi tersebut belum melunasi kewajibannya.

Aset Kontinjensi terkait Kasus Hukum LPS telah memenangkan gugatan terhadap Eks Pemilik BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi) yang telah terbukti bersalah melakukan perbuatan melawan hukum yang menyebabkan bank menjadi bank gagal dengan nilai gugatan yang dikabulkan sebesar Rp312.750.000. Namun demikian, LPS belum menerima hak sepenuhnya karena terdapat kondisi sebagai berikut:

Tergugat dalam proses pailit oleh kurator dan saat ini kurator masih melakukan pencairan aset yang bersangkutan untuk dibagikan kepada para kreditur.

Ganti rugi yang menjadi bagian LPS yang telah disetor oleh kurator sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp593.474, dengan rincian setoran sebesar Rp420.782 pada November 2016 dan Rp172.692 pada November 2017.

Page 164: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

164 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Liabilitas KontinjensiSesuai PSAK 57 (Penyesuaian 2014): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, liabilitas kontinjensi adalah kewajiban yang mungkin terjadi (possible), sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya akan dikonfirmasikan dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan yang belum pasti dan di luar kendali entitas.

Kasus Hukum LPSSampai dengan posisi laporan keuangan 31 Desember 2017, total gugatan yang sedang dihadapi LPS sebanyak 13 gugatan dari nasabah BDL dan terkait operasional LPS dengan nilai total gugatan sebesar Rp93.074.475 dan nilai putusan pengadilan sebesar Rp3.300.000 dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Kasus hukum terkait dengan Resolusi Bank

a. Sebanyak 7 (tujuh) gugatan dari eks nasabah penyimpan Bank Dalam Likuidasi (BDL) sebesar Rp3.300.000 atas Klaim Penjaminan yang dinyatakan LPS tidak layak dibayar sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar; dan/atau nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank tidak sehat.Dari enam gugatan tersebut:i. terdapat 4 (empat) perkara dalam proses kasasi

yang diajukan oleh penggugat;ii. terdapat 1 (satu) perkara dalam proses banding

yang diajukan oleh penggugat;iii. terdapat 2 (dua) perkara dalam proses di

Pengadilan Tingkat Pertama yang diajukan oleh Penggugat dan LPS;

b. Satu gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh eks nasabah Bank Dalam Penyelamatan LPS sebesar Rp66.250.000 yang perkaranya dalam proses Peninjauan Kembali.

c. Sebanyak 2 (dua) gugatan dari eks debitur Bank Dalam Likuidasi (BDL) dalam proses banding dengan nilai Rp540.000 mengenai sengketa aset BDL agar LPS mengembalikan aset-aset yang dikuasai kepada Para Penggugat.

2. Kasus hukum LPS sebagai Turut TergugatSebanyak 3 (dua) gugatan perkara hukum lainnya dengan penjelasan sebagai berikut:a. terdapat 1 (satu) sengketa dalam proses Banding;

b. terdapat 1 (satu) sengketa dalam proses Kasasi;c. terdapat 1 (satu) sengketa dalam proses

Peninjauan Kembali.

Estimasi Kewajiban Klaim LPSBerdasarkan Pasal 16 UU LPS, LPS wajib membayar klaim penjaminan nasabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya. Kewajiban pembayaran klaim tersebut timbul apabila terdapat bank gagal tidak berdampak sistemik yang tidak diselamatkan. LPS telah mengestimasi bahwa terdapat kewajiban pembayaran klaim namun belum dapat dipastikan waktu atau jumlahnya sehingga LPS tidak mencadangkan nilai provisi klaim penjaminan simpanan namun LPS telah menganggarkan dana untuk biaya klaim BDL sebesar Rp180.534.000 yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) LPS Tahun 2018.

Pengungkapan Terkait Sisa Aset Kredit Bank Dalam Likuidasi (BDL)Dalam rangka melakukan pengakhiran Likuidasi Bank, berdasarkan Pasal 40C ayat (3) PLPS Nomor 1/PLPS/2011 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PLPS Nomor 1/PLPS/2015 tentang Likuidasi Bank yang menyatakan bahwa TL menawarkan sisa aset sebagai pembayaran non Tunai kepada LPS. Selanjutnya, berdasarkan Pasal 41 ayat (2) PLPS Likuidasi Bank dalam hal masih terdapat kewajiban kepada kreditur namun masih ada sisa aset karena sebagian/seluruh kreditur tidak bersedia menerima penawaran sisa aset, TL melakukan penghapusan aset yang sebelumnya dinilai nihil dalam NSL, kemudian sesuai Pasal 45 ayat (2) PLPS Likuidasi Bank menyatakan bahwa dalam hal setelah dilakukan penghapusan sisa aset oleh TL namun masih terdapat sisa aset, TL mengajukan penghapusan sisa aset tersebut kepada LPS sebagai RUPS.

Sampai dengan 31 Desember 2017 diketahui dari 69 BDL yang telah selesai proses likuidasinya terdapat sisa aset kredit pada 47 BDL yang dikelola oleh LPS sebesar Rp321.168.891 dari 10.218 debitur. Dengan rincian sebagai berikut:1. Aset yang diterima LPS sebagai pembayaran non tunai

a. PT BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi)Aset kredit sebesar Rp43.024.578 dengan nilai wajar Rp13.067.330 yang berbentuk hak tagih atas kredit (Cessie) dari 80 debitur PT BPR Tripanca Setiadana (Terlikuidasi) merupakan sisa aset yang diterima LPS pada tahun 2012 sebagai pembayaran

Page 165: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

165Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

non tunai atas pengembalian biaya klaim. LPS telah melakukan upaya penagihan terhadap hak tagih atas kredit dimaksud sejak tahun 2013, namun sampai dengan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2017 sisa aset non tunai tersebut belum dapat dicairkan.

b. PT BPR Vox Modern Danamitra (Terlikuidasi)Aset kredit sebesar Rp661.309 dengan nilai wajar Rp225.691 yang berbentuk hak tagih atas kredit (Cessie) dari 3 (tiga) debitur PT BPR Vox Modern Danamitra (Terlikuidasi) merupakan sisa aset yang diterima LPS pada tahun 2015 sebagai pembayaran non tunai atas pengembalian biaya klaim. Sampai dengan 31 Desember 2017, LPS melalui Tim Likuidasi telah berhasil mencairkan aset dari satu debitur dengan nilai sebesar Rp63.767 dari nilai kredit sebesar Rp141.250. Dengan demikian, sisa aset kredit pada 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp520.059 atas dua debitur diterima LPS sebagai pembayaran atas pengembalian biaya klaim penjaminan dengan nilai wajar sebesar Rp182.999.Upaya penyelesaian atas sisa aset tersebut masih terus dilakukan LPS sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sampai dengan 31 Desember 2017, aset kredit yang tidak dapat dicairkan hingga likuidasi berakhir dan telah dilakukan penghapusbukuan aset oleh Tim Likuidasi dan LPS sebesar Rp277.483.004 yang terdiri dari:a. Bank Umum (Bank IFI) sebesar Rp199.072.696

sebanyak 347 debitur; danb. 45 BPR/S sebesar Rp78.410.308 sebanyak

9.788 debitur.

Pengungkapan Terkait Sisa saham PT Bank MutiaraDengan mempertimbangkan surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor SR-187/D.03/2014 tanggal 10 November 2014 tentang Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) terhadap Calon Pemegang Saham Pengendali dan Pemegang Saham Pengendali Terakhir PT. Bank Mutiara, Tbk., pengalihan atas 99,996% saham milik LPS kepada J Trust Co., Ltd dilakukan dengan dua tahap. Pengalihan pertama dilakukan atas 99% saham dengan harga jual

sebesar Rp4.411.111.111 pada tanggal 20 November 2014 dan pengalihan kedua sebesar 0,996% saham dengan harga jual senilai Rp44.399.018 telah dilakukan pada tanggal 25 Juni 2015. Selanjutnya, sisa saham sebesar 0,004% (saat ini terdelusi menjadi 0,003%) saham PT. Bank Mutiara, Tbk yang masih tercatat atas nama pemegang saham lama (masyarakat) akan dialihkan LPS kepada J Trust Co., Ltd setelah dipenuhinya kondisi tertentu berdasarkan Perjanjian Penjualan & Pembelian Saham Bersyarat tanggal 12 September 2014.

Terhadap sisa saham Bank Mutiara sebesar 0,004% (saat ini terdelusi menjadi 0,003%) tersebut, pada 7 September 2016, Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan Putusan bahwa tidak diperlukan pemaknaan baru atas pasal dan/atau ayat yang dimohonkan pengujian konstitusionalitasnya dan menyatakan pengujian konstitusionalitas yang diajukan LPS tidak beralasan menurut hukum (dhi. Pasal 30 ayat (1), Pasal 38 ayat (1), Pasal 42 ayat (1) UU LPS terkait kewenangan LPS untuk menjual seluruh saham Bank Gagal yang ditangani LPS).

Dalam salah satu pertimbangannya, MK antara lain menyebutkan bahwa kepemilikan saham publik tidak termasuk makna frasa “seluruh saham bank” dalam Pasal 30 ayat (1), 38 ayat (1), dan 42 ayat (1) UU LPS, karena berdasarkan Pasal 9 huruf a angka (4) poin (iii) jo. penjelasan Pasal 9 huruf a angka (4) poin (iii) UU LPS, kesediaan untuk melepaskan dan menyerahkan kepemilikan saham kepada LPS hanya ditujukan kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) bank yang diselamatkan, sedangkan pemegang saham publik tidak termasuk sebagai pihak yang harus menyatakan kesediaan untuk melepas dan menyerahkan kepemilikan sahamnya kepada LPS, apabila bank menjadi Bank Gagal dan diputuskan untuk diselamatkan atau dilikuidasi.

LPS dan dan J Trust Co. Ltd telah melakukan perpanjangan kembali batas waktu penutupan kedua penjualan saham Bank Mutiara menjadi 31 Maret 2018 dalam rangka melakukan penjualan sisa saham Bank Mutiara milik PSP yang telah menyerahkan surat pernyataan kepada LPS sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf a angka (4) poin

Page 166: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

166 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

(iii) jo. penjelasan Pasal 9 huruf a angka (4) poin (iii) UU LPS. Untuk melaksanakan proses penjualan sisa saham Bank Mutiara milik PSP tersebut, LPS berkoordinasi dengan OJK, KSEI, dan JTrust Co. Ltd. Namun demikian, proses pengalihan saham dimaksud sampai dengan 31 Desember 2017 belum dapat direalisasikan.

Penyajian Kembali dan ReklasifikasiLaporan Keuangan LPS disajikan kembali dan direklasifikasi agar dapat disesuaikan dengan perubahan Kebijakan Akuntansi dan koreksi kesalahan sesuai catatan 3.30. Akun-akun laporan keuangan berikut ini disesuaikan untuk mencerminkan dampak dari penerapan kebijakan dan koreksi kesalahan tersebut.

31 Desember 2016

KeteranganSebelum Penyajian

Kembali /Reklasifikasi

DampakSetelah Penyajian

Kembali /Reklasifikasi

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Piutang Premi 10.777 193.110.873 193.121.650

Talangan & Piutang Pengembalian Talangan - 104.428 104.428

Beban Dibayar Di Muka 37.160.899 (104.428) 37.056.471

PPh Pasal 28a Lebih Bayar - 905.604.440 905.604.440

Liabilitas Lain-Lain 37.544.569 275.578 37.820.147

Cadangan Tujuan:

Belum Digunakan 13.712.235.491 16.267.795 13.728.503.286

Telah Digunakan - 203.420.151 203.420.151

Cadangan Penjaminan 54.848.941.966 878.751.789 55.727.693.755

LAPORAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF

Pendapatan Premi 9.445.848.632 8.337.457 9.454.186.089

Pendapatan Lain-Lain 62.759.316 (197.957) 62.561.359

Beban Lain-Lain 12.590.177 (39.592) 12.550.585

Pajak Kini 395.305.835 (377.079.525) 18.226.310

Page 167: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI S.D. 31 DESEMBER 2017

167Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

KILAS KINERJAPROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

1 Januari 2016/31 Desember 2015

KeteranganSebelum Penyajian

Kembali /Reklasifikasi

DampakSetelah Penyajian

Kembali /Reklasifikasi

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Piutang Premi 4.858 184.771.836 184.776.694

Talangan & Piutang Pengembalian Talangan - 118.660 118.660

Beban Dibayar Di Muka 50.179.525 (118.660) 50.060.865

PPh Pasal 28a Lebih Bayar - 528.524.916 528.524.916

Liabilitas Lain-Lain 39.454.495 115.634 39.570.129

Cadangan Tujuan:

• Belum Digunakan 11.170.191.322 (43.760.941) 11.126.430.381

• Telah Digunakan - 186.397.164 186.397.164

Cadangan Penjaminan 44.680.765.290 570.544.895 45.251.310.185

Page 168: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

PENGANTARKILAS KINERJA

168 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab

Page 169: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Sanggahan Dan Batasan Tanggung Jawab08tAtA KELOLA LEMBAgA

Tata kelola lembaga LPS dilaksanakan dengan transparan

dan akuntabel ditunjang oleh struktur organisasi yang sesuai

dengan semangat transformasi. Tata kelola juga dilaksanakan

dengan arahan Dewan Komisioner, Jajaran Eksekutif

dan dukungan dari pegawai LPS antara lain melalui implementasi kepatuhan dan manajemen risiko

Page 170: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

170 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah lembaga yang independen, transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Oleh karena itu, LPS dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya senantiasa menjunjung tinggi tata kelola lembaga serta menjadikannya sebagai bagian integral dari aspek operasionalnya.

Page 171: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

171Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Dewan Komisioner, Eksekutif, dan Komite

DEWAN KOMISIONER

Berdasarkan UU LPS, Dewan Komisioner adalah organ tertinggi LPS. Dewan Komisioner merumuskan dan menetapkan kebijakan serta melakukan pengawasan dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang LPS sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Beberapa kewenangan pokok Dewan Komisioner antara lain menjadi representasi bagi LPS saat berada di dalam dan di luar lingkungan pengadilan. Jika terdapat halangan atau kendala yang tidak memungkinkan Dewan Komisioner menjadi representasi bagi LPS, kewenangan itu bisa diserahkan pada Kepala Eksekutif atau Anggota Dewan Komisioner lain yang dapat menjalankan kewenangan tersebut, baik dengan atau tanpa hak substitusi.

Dewan Komisioner LPS terdiri dari 6 orang yang 3 diantaranya merupakan anggota Ex-Officio dari Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan. Sementara dari 3 orang anggota Non Ex-Officio, 1 orang anggota (tanpa hak suara) merangkap sebagai Kepala Eksekutif.

Anggota Ex-Officio dari Otoritas Jasa Keuangan yaitu Nelson Tampubolon telah berakhir masa jabatannya pada tanggal 20 Juli 2017 dan diganti oleh Heru Kristiyana sejak tanggal 25 September 2017 yang diangkat berdasarkan Kepres Nomor 56/M Tahun 2017, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.

Susunan Anggota Dewan Komisioner LPS adalah sebagai berikut:

1. HALIM ALAMSYAH, Anggota merangkap Ketua2. FAUZI ICHSAN, Anggota merangkap Kepala Eksekutif3. DESTRY DAMAYANTI, Anggota4. HERU KRISTIYANA, Anggota (Ex-Officio Otoritas

Jasa Keuangan)5. ROBERT PAKPAHAN, Anggota (Ex-Officio

Kementerian Keuangan)6. ERWIN RIJANTO, Anggota (Ex-Officio Bank Indonesia)

RAPAT DEWAN KOMISIONER

Menurut UU LPS, Keputusan Dewan Komisioner sah apabila berdasarkan Rapat Dewan Komisoner. Rapat Dewan Komisioner dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh lebih dari separuh anggota Dewan Komisioner yang memiliki hak suara. Dewan Komisioner wajib mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. Anggota Dewan Komisioner dapat diberhentikan oleh Presiden apabila tidak hadir dalam Rapat Dewan Komisioner sebanyak 4 kali berturut-turut tanpa alasan. Sepanjang tahun 2017, LPS telah menyelenggarakan 40 Rapat Dewan Komisoner dengan 78 agenda.

KEPALA EKSEKUTIF DAN JAJARAN EKSEKUTIF

Jabatan Kepala Eksekutif LPS adalah Anggota Dewan Komisioner yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional lembaga. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Eksekutif dibantu oleh 5 orang Direktur Eksekutif dan Kepala Kantor. Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif bertugas untuk menjalankan fungsi penjaminan, manajemen risiko, hukum, keuangan, dan administrasi.

Kepala Eksekutif mempunyai beberapa tugas pokok, antara lain menyusun dan menyerahkan Rencana Kerja serta Anggaran Tahunan (RKAT) kepada Dewan Komisioner untuk ditetapkan. Kepala Eksekutif melaksanakan evaluasi atas hasil realisasi RKAT tahun berjalan dan menyampaikan hasil evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisioner. Adapun wewenang Kepala Eksekutif terkait dengan pelaksanaan tugas adalah mengangkat dan memberhentikan pegawai kecuali Direktur Eksekutif. Direktur Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisioner.

Daftar Direktur Eksekutif LPS adalah sebagai berikut:

1. FERDINAN D. PURBA, Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank

2. DIDIK MADIYONO, Direktur Eksekutif Riset, Surveilans, dan Pemeriksaan Bank

3. R. BUDI SANTOSO, Direktur Eksekutif Keuangan4. JAROT MARHAENDRO, Direktur Eksekutif Sumber

Daya Manusia dan Administrasi5. ROBERTUS BILITEA, Direktur Eksekutif Hukum

Page 172: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

172 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

PRODUK HUKUM

Selama tahun 2017, LPS menerbitkan 3 Peraturan LPS (PLPS), 29 Peraturan Dewan Komisioner (PDK), 20 Keputusan Dewan Komisioner (KDK), 18 Peraturan Kepala Eksekutif (PKE), dan 53 Keputusan Kepala Eksekutif (KKE).

KOMITE-KOMITEDalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisioner berdasarkan UU LPS membentuk komite. Saat ini LPS memiliki 4 komite yaitu Komite Audit, Komite Informasi, Komite Manajemen Risiko, serta Komite Remunerasi dan Pengembangan SDM.

Komite AuditBerdasarkan Piagam Komite Audit yang ditandatangani pada 21 September 2015, Komite Audit bertugas melakukan evaluasi atas pelaksanaan tugas Kepala Eksekutif dan jajarannya. Evaluasi tersebut dilakukan dalam rangka pengawasan oleh Dewan Komisioner. Pengawasan yang dilakukan Komite Audit juga mencakup pemberian dukungan terhadap akuntabilitas laporan keuangan dan struktur pengendalian internal.

Anggota Komite Audit berjumlah paling banyak 4 orang yang terdiri dari satu orang Anggota Dewan Komisioner sebagai anggota merangkap ketua dan paling banyak tiga orang dari luar LPS sebagai anggota. Susunan keanggotaan Komite Audit per 31 Desember 2017, adalah sebagai berikut:

1. HALIM ALAMSYAH, Anggota merangkap Ketua2. MALIKI HERU SANTOSA, Anggota3. MOHAMMAD HASSAN, Anggota

Selama tahun 2017, Komite Audit telah mengadakan 20 kali rapat. Tema bahasan rapat antara lain melakukan evaluasi atas Laporan Keuangan LPS 2016, memberikan masukan kepada Dewan Komisioner untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan terkait tata kelola, kepatuhan, proses audit, dan laporan keuangan, memberikan masukan kepada Dewan Komisioner mengenai peraturan pelaksanaan dari UU PPKSK, khususnya penyusunan PLPS tentang pengelolaan, penatausahaan, serta pencatatan aset dan kewajiban PRP, serta melalui tinjauan atas pengaturan tata kelola Lembaga serta metode perhitungan GCG Index Lembaga.

Komite InformasiBerdasarkan Piagam Komite Informasi yang ditandatangani pada tanggal 21 September 2015, Komite Informasi bertugas memberikan masukan kepada Dewan Komisioner berupa informasi mengenai ekonomi dan keuangan khususnya industri perbankan baik nasional maupun internasional. Komite Informasi juga bertugas melakukan analisis baik terhadap penetapan suku bunga penjaminan LPS maupun peran serta LPS dalam memelihara stabilitas sistem keuangan.

Anggota Komite Informasi berjumlah paling banyak 4 orang yang terdiri dari satu orang Anggota Dewan Komisioner sebagai anggota merangkap ketua dan paling banyak tiga orang dari luar LPS sebagai anggota. Per 31 Desember 2017, susunan Anggota Komite Informasi adalah sebagai berikut:

1. DESTRY DAMAYANTI, Anggota merangkap Ketua2. SOUFAT HARTAWAN, Anggota3. MADE ADITYA WARDHANA, Anggota4. HIDAYAT AMIR, Anggota

Selama tahun 2017, Komite Informasi telah mengadakan 9 kali rapat. Selain melakukan rapat dengan unit kerja terkait, komite informasi juga mengadakan sharing session mengenai banking surveillance dan FGD Update Tingkat Bunga Penjaminan, Perbankan, dan Kinerja LPS dengan analis perbankan.

Page 173: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Dewan Komisioner, Eksekutif, dan Komite

173Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Komite Manajemen RisikoBerdasarkan Piagam Komite Manajemen Risiko yang ditandatangani pada tanggal 21 September 2015, Komite Manajemen Risiko bertugas memberikan masukan kepada Dewan Komisioner antara lain berupa analisis dan penilaian terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko. Mengacu pada ketentuan dalam Piagam Komite Manajemen Risiko, Komite Manajemen Risiko diharuskan mengadakan rapat minimal 12 kali dalam setahun.

Komite Manajemen Risiko berjumlah paling banyak 4 orang yang terdiri dari satu orang Anggota Dewan Komisioner sebagai anggota merangkap ketua dan paling banyak tiga orang dari luar LPS sebagai anggota. Per 31 Desember 2017, susunan keanggotaan Komite Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:

1. DESTRY DAMAYANTI, Anggota merangkap Ketua2. SUTIRTA BUDIMAN, Anggota3. F ANTONIUS ALIJOYO, Anggota

Selama tahun 2017, Komite Manajemen Risiko telah mengadakan 16 kali rapat dengan tema bahasan antara lain mengenai cetak biru tata kelola LPS, profil risiko dan metodologi profil risiko, tugas Kritikal LPS (Project BCP) dan Penjaminan Syariah

Komite Remunerasi dan Pengembangan SDMBerdasarkan Piagam Komite Remunerasi dan Pengembangan SDM yang ditandatangani pada tanggal 21 September 2015, Komite Remunerasi dan Pengembangan SDM bertugas antara lain memberikan masukan kepada Dewan Komisioner terkait tinjauan (review) dan evaluasi terhadap kebijakan sistem remunerasi dan kebijakan SDM secara keseluruhan, serta nominasi calon Direktur Eksekutif.

Komite Remunerasi dan Pengembangan SDM berjumlah paling banyak 4 orang yang terdiri dari satu orang Anggota Dewan Komisioner sebagai anggota merangkap ketua dan paling banyak tiga orang dari luar LPS sebagai anggota.

Per 31 Desember 2017, susunan Anggota Komite Remunerasi dan Pengembangan SDM adalah sebagai berikut:

1. HALIM ALAMSYAH, Anggota merangkap Ketua2. FAUZI ICHSAN, Anggota3. SISWANTO, Anggota

Selama tahun 2017, Komite Remunerasi dan Pengembangan SDM telah mengadakan rapat 11 kali dengan tema bahasan antara lain mengenai cetak biru pengembangan SDM, roadmap SDM Tahun 2017-2021 dan pembahasan proyek performance management system.

Page 174: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

174 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Budaya Kepatuhan

Pelaksanaan tata kelola LPS selama 2017 banyak terkait dengan upaya-upaya tindak lanjut UU PPKSK dan pelaksanaan program transformasi. Penerapan tata kelola ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan lembaga terhadap peraturan internal dan peraturan perundangan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas dan fungsi LPS. Oleh karena itu, LPS mengadakan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai ketentuan yang dilakukan melalui sosialisasi, sharing session, buletin internal dan media lainnya sehingga budaya kepatuhan di organisasi LPS dapat terbangun.

Sebagai lembaga publik, LPS juga wajib mematuhi ketentuan mengenai kewajiban pelaporan harta kekayaan kepada KPK untuk level Komisioner hingga kepala divisi, dimana pada tahun 2017 tingkat kepatuhannya mencapai 100% yang telah melaporkan harta kekayaan. LPS juga memiliki ketentuan mengenai pengelolaan gratifikasi dan laporan dugaan pelanggaran (Whistleblowing System/WBS). LPS saat ini sedang mengembangkan rencana pengukuran indeks tata kelola oleh pihak independen untuk tahun 2018.

Page 175: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

175Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Manajemen Risiko Lembaga

Pada tahun 2017, LPS telah memulai proses transformasi secara menyeluruh di semua lini internal lembaga. Adanya mandat dan kewenangan baru LPS terkait fungsi penanganan bank berdasarkan UU PPKSK mendorong adanya perubahan dan peningkatan kehandalan proses bisnis khususnya resolusi. Hal tersebut menjadi salah satu dasar pertimbangan utama dilaksanakannya proses transformasi lembaga.

Dalam pelaksanaannya, LPS tentu menghadapi berbagai risiko yang melekat pada setiap aspek perubahan. Penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal di LPS menjadi bagian terpadu dalam mengawal keberhasilan transformasi lembaga serta kegiatan operasional lembaga. LPS perlu memastikan bahwa seluruh pengambilan keputusan serta kegiatan operasional yang dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik dan berdampak positif terhadap kinerja, kesinambungan keuangan, dan kredibilitas lembaga dalam menjaga kepercayaan dan melindungi kepentingan seluruh stakeholder.

Secara konsisten, LPS terus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pengelolaan risiko lembaga. Evaluasi dilanjutkan dengan perbaikan berkesinambungan mendorong penerapan manajemen risiko menjadi lebih efektif, terkini, dan komprehensif. Setiap rencana manajemen risiko lembaga merupakan unsur penting dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi Lembaga.

EVALUASI ATAS KERANGKA KERJA DAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM)

Setiap langkah perubahan dan pengembangan Enterprise Risk Management (ERM) senantiasa dilakukan untuk mendorong kematangan budaya risiko pada seluruh tingkatan organisasi. Salah satunya dengan mengevaluasi efektifitas pelaksanaan monitoring dan kontrol risiko yang ada.

Berikut ini implementasi manajemen risiko lembaga sepanjang tahun 2017 berdasarkan 6 (enam) pilar maturitas risiko, yaitu: 1. Tata kelola dan organisasi

Pimpinan LPS mendukung penuh terlaksananya implementasi ERM di LPS, sehingga di tahun 2017 berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan tata kelola dan organisasi manajemen risiko lembaga, sebagai berikut:

a. Kajian lanjutan mengenai Risk Appetite dan Risk Tolerance.

b. Penguatan peran First Line of Defense.c. Pembahasan intensif mengenai highlight risk issue

lembaga dengan Komite Manajemen Risiko.d. Penyelarasan proses bisnis lintas fungsi melalui

pengaturan kebijakan internal lembaga.Cakupan tata kelola dan organisasi terkait ERM ini meliputi executive sponsorship, kerangka kerja, organisasi, kebijakan dan prosedur, serta pengawasan dan pemantauan.

2. StrategiLPS telah melakukan beberapa hal dalam rangka penguatan dan integrasi strategi Manajemen Risiko ke dalam strategi LPS, sebagai berikut:a. Pengintegrasian aspek Manajemen Risiko didalam

visi, misi, dan nilai-nilai LPS yang baru.b. Pemantauan dan kaji ulang atas implementasi

ERM yang memaparkan existing progress dan rencana perbaikan maupun tindak lanjut ke depan, dilaksanakan secara periodic (annual).

c. Review dan pengajuan usulan Risk Appetite dan Risk Tolerance.

Cakupan strategi ERM tersebut meliputi integrated ERM Strategy, roadmap pengembangan, risk tolerance dan risk appetite, risk response strategy, serta kategori risiko.

3. AktivitasBeberapa pencapaian terkait dengan pelaksanaan aktivitas Manajemen Risiko, sebagai berikut:a. Pengembangan framework loss event management

dan near miss management.b. Pelaporan Top Risk dalam Profil Risiko dilakukan

secara periodik.c. Peningkatan implementasi risk review atas kebijakan

maupun proses bisnis Unit KerjaCakupan aktivitas ERM tersebut meliputi proses identifikasi dan penilaian risiko, proses perlakuan risiko (risk treatment), proses pemantauan risiko, dan proses konsultasi.

4. Komunikasi dan PelaporanLPS melaksanakan pelaporan dan komunikasi Risiko, dan telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:a. Penyelenggaraan sosialisasi secara

berkesinambungan kepada seluruh lini lembaga;b. Koordinasi intensif dengan anggota Komite

Manajemen Risiko dalam pembahasan highlight risk issues di LPS.

Page 176: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

176 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

c. Pelaksanaan forum manajemen risiko secara berkala dengan seluruh Unit Kerja untuk pembahasan hasil asesmen risiko.

Cakupan komunikasi dan pelaporan ERM tersebut meliputi prinsip-prinsip komunikasi, message/channel/Audience, proses komunikasi eksternal ini eksternal, prosedur eskalasi risiko, serta proses pelaporan.

5. Alat PendukungSebagai tindak lanjut atas implementasi alat pendukung penerapan Manajemen Risiko, LPS telah melaksanakan:a. Penggunaan sistem aplikasi ERM (web-based) dalam

proses asesmen risiko di seluruh lini .b. Penggunaan format standar untuk mendukung risk

review dalam kebijakan operasional, prosedur, dan pengambilan keputusan Dewan Komisioner.

c. Pengelolaan risiko di Unit Kerja sebagai early warning system.

Cakupan alat pendukung ERM tersebut meliputi data repository risiko, ERM support tools, early warning system, alat bantu dan analisis risiko, serta Risk Modelling.

6. Budaya dan KapabilitasImplementasi budaya dan kapabilitas manajemen risiko yang telah dilaksanakan LPS, adalah:a. Diselenggarakan pelatihan, sharing session,

coaching clinic, dan focus group discussion (FGD) terkait Manajemen Risiko baik kepada Risk Owner maupun Risk Officer.

Cakupan budaya dan kapabilitas ERM tersebut meliputi pemahaman dan keahlian, pelatihan, measurement dan reward, perilaku peduli risiko, dan risk language.

Pengembangan Business Continuity Management LPS

Dalam rangka mempersiapkan ketahanan dan kelangsungan pelaksanaan operasional fungsi dan tugas utama LPS saat terjadi force major, perlu dibangun framework dan implementasi Business Continuity Management (BCM) yang kuat. Pada awal tahun 2017, ditetapkan Pedoman BCM LPS yang memuat framework dan struktur organisasi BCM. Pedoman tersebut digunakan sebagai payung besar penerapan BCM di LPS.

Sepanjang tahun ini, disusun juga Business Continuity Plan (BCP) sebagai kebijakan turunan dari Pedoman BCM. Namun demikian, untuk memastikan pemahaman maupun awareness internal Lembaga mengenai BCM maka senantiasa dilakukan sosialisasi kepada seluruh lini organisasi.

Page 177: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

177Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Rencana Strategis dan Kinerja Lembaga

Rencana Strategis LPS 2016-2020

LPS telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk periode 2016–2020. Renstra ini disusun berdasarkan data dan informasi yang dimiliki pada tahun 2015. Namun demikian, dalam perkembangannya terdapat perubahan signifikan yang mempengaruhi LPS, yaitu ditetapkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK). UU PPKSK tersebut memberikan tambahan tugas dan kewenangan yang cukup besar kepada LPS, yaitu persiapan resolusi bank (early access) berkoordinasi dengan OJK, resolusi bank dengan metode baru berupa pengalihan aset dan kewajiban bank (purchase and assumption) dan penggunaan bank perantara (bridge bank), pendanaan penanganan bank dengan opsi yang lebih beragam, serta penyelenggaraan Program Restrukturisasi Perbankan (PRP) pada kondisi krisis sistem keuangan yang membahayakan perekonomian nasional berdasarkan Keputusan Presiden. Dengan adanya perubahan ini, LPS saat ini sedang melakukan revisi atas Renstra LPS periode 2016-2020.

Sesuai dengan Renstra yang berlaku saat ini, terdapat tema atau milestones yang hendak dicapai LPS untuk periode 2016 – 2020. Tema per tahun tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini.

2016

2017

2018

2019

2020

Penguatan infrastrukturresolusi bank

Penguatan kapasitassurveillance

Penguatan reputasi danpersepsi publik

Penguatan peran LPS di tingkat regional daninternasional

Penguatan infrastruktur IT dan pendukunglainnya

Sesuai dengan tema Renstra periode 2016-2020, pada tahun 2017 LPS diharapkan telah memiliki infrastruktur teknologi informasi yang andal dan infrastruktur pendukung lainnya yang memadai untuk efektivitas operasional. Untuk mewujudkan milestone tersebut, LPS memiliki serangkaian inisiatif strategis di bidang penguatan infrastuktur sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Page 178: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

178 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Inisiatif Strategis LPS di Bidang Penguatan Infrastuktur

No. KegiatanRencana Pelaksanaan

2016 2017 2018 2019 2020

PENGUATAN INFRASTRUKTUR IT DAN PENDUKUNG LAINNyA

1 Melakukan review dan evaluasi blueprint IT √ √

2 Mengimplementasikan pertukaran data antar lembaga, termasuk informasi yang telah diatur UU (cont. LHP bank) √ √

3 Membangun pusat data yang terintegrasi (enterprise data warehouse) untuk mendukung perumusan kebijakan, operasional, dan riset. √ √

4 Mengembangkan aplikasi business inteligence √ √ √ √ √

5 Melakukan audit menyeluruh atas kondisi IT/IS LPS √

6 Menerapkan knowledge management √ √ √

7 Melakukan standarisasi dalam penerapan IT √ √ √ √ √

8 Melakukan kajian organisasi yang menyeluruh √ √

9 Menyiapkan sistem premi differential √ √ √ √

10 Menyempurnakan kebijakan dan pedoman akuntansi LPS √ √

11 Menyusun kebijakan pengelolaan proyek √

12 Menerapkan kerahasiaan data yang didukung tata kelola yang baik √ √

13 Menyusun SOP yang berbasis risiko dan terintegrasi √ √ √

14 Mengintegrasikan proses yang terkait dengan penanganan inquiry dari sejak diterima hingga selesai ditindaklanjuti √ √

15 Meningkatkan tatakelola dan penyempurnaan infrastruktur manajemen risiko lembaga √ √ √ √ √

16 Keberlangsungan bisnis/operasional lembaga (Business Continuity - BC) √ √

17 Menyusun kajian terkait penjaminan asuransi √ √ √

Sistem Manajemen Kinerja Lembaga

Dalam rangka pertanggungjawaban kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan, LPS sebagai institusi publik perlu membangun sistem yang dapat mendorong peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Untuk itu, LPS mengembangkan sistem manajemen kinerja yang berbasis balanced scorecard (BSC). Tahun 2017 merupakan tahun kelima implementasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC di LPS. Di tahun 2017 ini, LPS melakukan penyempurnaan atas sistem manajemen kinerja tersebut yang telah ditetapkan melalui Peraturan Dewan Komisioner Nomor 11 Tahun 2017 tentang Sistem Manajemen Kinerja LPS. Secara umum, kerangka sistem manajemen kinerja LPS dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Page 179: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Rencana Strategis dan Kinerja Lembaga

179Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

Kerangka Sistem Manajemen Kinerja LPS

Visi

Misi

Sasaran Strategis (Strategic Objective)

Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator)

Inisiatif Strategis (Strategic Inisiatif)

Sasaran Kerja Individu (Individual Scorecard)

VisiMenjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan

resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan.

MisiKami berkomitmen untuk:

Menyelenggarakan penjaminan simpanan yang efektif dalam rangka melindungi nasabah;Melaksanakan resolusi bank yang efektif dan efisien;

Melaksanakan penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien; danBerperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan nasional melalui organisasi yang kompeten.

Sasaran Strategis (Strategic Objective)Sasaran strategis (Strategic Objective) adalah sasaran jangka panjang yang ingin dicapai yang merupakan penjabaran atas Visi dan Misi LPS. Pada tahun

2017, LPS memiliku 11 Strategic Objective (SO).

Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator)Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis. Pada tahun 2017, terdapat 23 Key

Performance Indicator (KPI).

Inisiatif Strategis (Strategic Inisiatif)Inisiatif Strategis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target KPI yang berimplikasi pada pencapaian sasaran strategis.

Sasaran Kerja Individu (Individual Scorecard)Sasaran Kerja Individu adalah sasaran kerja untuk pegawai pada level direktur eksekutif/setara, direktur group/setara, kepala divisi, dan pelaksana.

Page 180: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

180 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

Visi dan Misi LPS dijabarkan ke dalam sasaran strategis (strategic objective) yang pencapaiannya diukur dengan key performance indicator (KPI). Selanjutnya, untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan di seluruh unit kerja selaras dengan strategi lembaga, KPI lembaga tersebut kemudian diturunkan (cascaded) secara berjenjang kepada seluruh level unit kerja.

Pada tahun 2017, LPS memiliki 11 strategic objectives (SO) yang diukur dengan 23 KPI. SO dan KPI tersebut dikelompokkan ke dalam 4 perspektif, yaitu stakeholder, internal process, learning and growth, dan financial sebagaimana digambarkan dalam Peta Strategi LPS sebagai berikut.

• Depositor Pay Out Rasio• Pembayaran klaim yang tepat

waktu

• Tingkat efektivitas hubungan kelembagaan

• Index persepsi public terhadap program penjaminan

Stak

ehol

ders

Per

spec

tive

Inte

rnal

Pro

cess

Per

spec

tive

Lear

ning

& G

row

th P

ersp

ectiv

e

SO 8 –Pembangunan SDM

yang berintegrasi dan berkompetensi tinggi

SO9-Terwujudnya Tata Kelola yang Baik

SO10-Teknologi Informasi yang andal dan infrastruktur

yang memadai

• Indeks efektifitas pegawai (employee effective index)

• Jumlah successor atau talent yang memenuhi kualifakasi

• GCG Index• Tingkat risiko yang terkendali • Tindaklanjut temuan BPK • Jumlah kebijakan yang selesai

tepat waktu

• Pemenuhan aplikasi dan infrasruktur IT yang memadai

• Jumlah proyek selesai tepat waktu dibandu=ingkan dengan jumlah proyek yang dikerjakan

SO5-Penanganan bak yang dicabut izin

usahanya secara tuntas dan optimal

• Waktu penyelesaian proses likuidasi • Recovery rate atas dana klaim

penjaminan• Penanganan complain atas klaim

penjaminan simpanan

SO6-Penangananan bank yang diselamatkan secara

tuntas dan optima

• Terlaksananya simulasi penanganan bank gagal skala menegah besar dengan lancer

• Pemenuhan kebijakan dan infrastruktur PRP dan metode resolusi baru

Resolusi Bank

SO2-Terwujudnya program penjaminan dan resolusi bank

yang efektif

SO7-Terwujudnya penanganan HUkum yang

efektif

Upaya hukum terhadap pihak-pihak yang merugikan bank

Penanganan Hukum

SO1-Terciptanya kepercayaan public

terhadap stabilitas system perbankan

SO4 – Surveillance dan analisis resolusi bank andal

Pemeriksaan dan analisis resolusi yang andal dan

mendukung infrastruktur yang memadai

Surveillance dan Analisis Resolusi

SO3-Terciptanya hubungan kelembagaan yang kuat dan

efektif

Financial Perspective

SO11-Terjaganya likuiditas dan efisiensi

keuangan

• Pemenuhan tingkat likuiditas yang terkandali

• Tingkat likuiditas yang terkendali • Tingkat Efisiensi Biaya • Pengelolaan keuangan yang

akuntabel • Pembayaran premi oleh bank tepat

waktu

Inte

rnal

Pro

cess

Per

spec

tive

Tahun 2017, LPS memberikan fokus yang besar terhadap program transformasi, khususnya fungsi penjaminan dan

Page 181: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Rencana Strategis dan Kinerja Lembaga

181Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

resolusi. Seiring dengan bergulirnya program transformasi periode 2017–2021, LPS secara terus-menerus akan melakukan penyempurnaan atas sasaran strategis dan KPI lembaga. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan Visi dan Misi LPS dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi LPS berdasarkan UU LPS dan UU PPKSK.

Hasil evaluasi kinerja akhir tahun menunjukkan bahwa capaian kinerja LPS pada tahun 2017 mencapai 100,84%, dibulatkan menjadi 101% (kategori “Sangat Baik”). Pencapaian kinerja LPS tahun 2017 tersebut ditopang oleh capaian 7 KPI dengan kategori “Sangat Baik”, yaitu KPI terkait depositor payout ratio, pembayaran klaim, pemeriksaan dan analisis resolusi, waktu likuidasi, recovery rate atas neraca sementara likuidasi (NSL), opini atas laporan keuangan, dan ketepatan pembayaran premi.

Capaian kinerja LPS tahun 2017 (100,84%) mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2016 (100,14%). Kenaikan capaian kinerja tersebut terutama disebabkan oleh naiknya pencapaian atas 2 KPI pada perspektif stakeholder, yaitu KPI depositor payout ratio dan KPI pembayaran klaim tepat waktu. Selain itu, terjadi peningkatan nilai capaian pada 2 KPI terkait penyelesaian proyek, yaitu proyek pengembangan aplikasi dan proyek penyusunan kebijakan GCG. Perhitungan capaian kinerja lembaga tahun 2017 tersebut dijelaskan secara lebih rinci pada tabel di bawah ini.

RINCIAN PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA LEMBAGA TAHUN 2017

No. Sasaran Strategis BOBOTIndikator Ki-nerja Utama

(KPI)

Tahun 2017Tahun 2016Keterangan

Target Realisasi Nilai

STAKEHOLDERS PERSPECTIVE 40.00%

1

Terciptanya kepercayaan publik terhadap stabilitas sistem perbankan

7.50%

Index persepsi publik terha-dap program penjaminan

68.00%103.4 67.41% 99.1 Indeks persepsi kepercayaan publik tahun 2017 hasil survei adalah sebesar 67,41%.

2

Terwujudnya pro-gram penjaminan dan resolusi bank yang efektif

10.00% Depositor pay out ratio 90.00%101.0 91.57% 101.7

Depositor Payout Ratio sebesar 91,57% dihitung dengan membandingkan antara jumlah nasabah layak bayar (16.526) dengan total nasabah (18.048) pada 7 BPR yang proses rekonsiliasi dan verifikasinya telah selesai (setelah memperhitungkan STKM dan penelitian lebih lanjut).

15.00%Pembayaran klaim yang tepat waktu

100.00%99.3 109.11% 109.1

Terdapat 7 BPR yang seluruh simpanan nasabahnya telah selesai rekonver dengan realisasi rata-rata waktu penyelesaian 5 hari untuk pembayaran pertama dan 53 hari sampai dengan tahap akhir (target 5 hari dan 65 hari) sehingga pencapaiannya sebesar 109,11%.

3

Terciptanya hubungan kelem-bagaan yang kuat dan efektif

7.50%

Tingkat efektivitas hubungan kelembagaan

100.00%100.0 100.00% 100.0 Tingkat efektivitas hubungan kelembagaan LPS tahun 2017 berdasarkan hasil survei sebesar 5,18 dari skala 6 (kategori STRONG).

INTERNAL PERSPECTIVE 30.00%

Page 182: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

182 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No. Sasaran Strategis BOBOTIndikator Ki-nerja Utama

(KPI)

Tahun 2017Tahun 2016Keterangan

Target Realisasi Nilai

4Surveillance dan analisis resolusi bank yang andal

3.00%

Pemeriksaan dan analisis resolusi yang andal dan didukung infrastruktur yang mema-dai

100.00%99.4 102.19% 102.2

Laporan hasil pemeriksaan atas 16 BPR telah diselesaikan dan disampaikan kepada Direktur Eksekutif RSP dengan realisasi waktu rata-rata 9 hari kerja (target 20 hari kerja). Sementara itu, keputusan resolusi atas 9 BPR yang dinyatakan gagal dapat disampaikan kepada OJK dengan realisasi rata-rata waktu penyampaian 3 hari kerja (target 5 hari kerja).

5

Penanganan bank yang dicabut izin usahanya secara tuntas dan optimal

5.00%Waktu penye-lesaian proses likuidasi

100.00%120.0 110.00% 110.0

Sampai dengan akhir tahun 2017, terdapat 5 BPR yang telah selesai dilikuidasi dengan re-alisasi rata-rata waktu penyelesaian 21 bulan (target 22 bulan).

5.00%

Hasil pen-cairan aset dibanding Neraca Sementara Likuidasi

100.00%120.0 217.31% 120.0

Jumlah penerimaan hasil pencairan aset (Rp38.429.868.901) atas 5 BPR yang telah selesai dilikuidasi jauh melampaui nilai aset dalam Neraca Sementara Likuidasi (Rp17.684.233.853) dengan realisasi men-capai 217% (target 100%). Terdapat 1 BPR (Artha Dharma) yang pencapaiannya 476%.

5.00%

Penanganan komplain atas klaim penjaminan simpanan

100.00%95.5 89.39% 89.4

Sampai dengan akhir tahun 2017, sejumlah 146 keberatan nasabah atas klaim penjami-nan telah selesai ditangani, 75 diantaranya memerlukan penelitian mendalam. Dari 75 keberatan tersebut, terdapat 17 keberatan yang diselesaikan melebihi batas waktu inter-nal 6 bulan karena kompleksitas permasala-han yang cukup tinggi, sehingga pencapaian-nya sebesar 89,39%.

Page 183: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Rencana Strategis dan Kinerja Lembaga

183Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

No. Program (sasa-ran strategis) BOBOT

Indikator Ki-nerja Utama yang dinilai

Tahun 2017Tahun 2016 Keterangan

Target Realisasi Nilai

6

Penanganan bank yang diselamatkan secara tuntas dan optimal

5.00%

Terlaksananya simulasi pen-anganan bank gagal skala menengah besar dengan lancar dan melibatkan pihak BI dan OJK

100.00%100.0 100.00% 100.0

Tiga proyek simulasi yang direncanakan telah dilaksanakan seluruhnya sesuai jadwal, yaitu simulasi analisis resolusi bank (16 Agustus 2017), simulasi pelaksanaan metode resolusi terpilih dan keseluruhan proses resolusi (20 September 2017), simulasi crisis manage-ment protocol/CMP (18 Agustus 2017), dan simulasi nasional (KSSK) pada tanggal 2 Oktober 2017

5.00%

Pemenuhan kebijakan dan infrastruktur PRP dan me-tode resolusi baru

100.00%N.A. 99.89% 99.9 Terdapat 10 proyek pemenuhan infrastruktur/kebijakan terkait PRP dan metode resolusi baru yang telah dilaksanakan.

7

Terwujudnya penanganan Hukum yang efektif

2.00%

Upaya hukum terhadap pihak-pihak yang merugi-kan bank.

100.00%100.0 100.00% 100.0

Sampai dengan akhir tahun 2017, terdapat 1 laporan dugaan tindak pidana perban-kan yang diajukan LPS dan saat ini sedang diproses oleh Penyidik OJK.

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE

25.00%

8

Pembangunan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi

1.00%

Realisasi In-deks efektivi-tas pegawai (employee effectiveness index)

76.00%84.0 63.50% 83.6 Sesuai laporan hasil survei, indeks efektifitas pegawai LPS tahun 2017 sebesar 63,5%.

1.00%

Jumlah suc-cessor atau talent yang memenuhi kualifikasi

20.00%96.2 52.80% 100.0

Sesuai hasil pemetaan pegawai berdasarkan parameter kinerja dan kompetensi, jumlah top talent LPS dibandingkan jumlah talent mencapai 52,8% (66 dari 125 pegawai).

Page 184: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

184 Laporan Tahunan 2016 Lembaga Penjamin Simpanan

PENGANTARKILAS KINERJA

No. Program (sasa-ran strategis) BOBOT

Indikator Ki-nerja Utama yang dinilai

Tahun 2017Tahun 2016 Keterangan

Target Realisasi Nilai

9Terwujudnya tatakelola yang baik

1.00% GCG Index 100.00%78.8 96.67% 96.7 Terdapat 6 proyek penyusunan kebijakan terkait GCG yang telah dilaksanakan.

1.00%Tingkat risiko yang terken-dali

90.00%94.4 89.60% 99.6

Tingkat kendali risiko lembaga sebesar 89,6% (target 90%) diperoleh dari rata-rata capaian tingkat kendali risiko seluruh direk-torat/group.

2.00% Tindak lanjut temuan BPK 100.00%95.1 58.73% 58.7

Tindak lanjut temuan BPK sebesar 58,73% diperoleh dari perhitungan 2 komponen:- Rata-rata waktu pemenuhan tindak lanjut rekomendasi BPK dengan realisasi 100%.- Tingkat penyelesaian tindak lanjut rekomen-dasi BPK dengan realisasi 30% (rekomendasi yang dinilai selesai oleh BPK).

No. Sasaran Strategis BOBOTIndikator Ki-nerja Utama

(KPI)

Tahun 2017Tahun 2016 Keterangan

Target Realisasi Nilai

7.50%

Jumlah kebi-jakan yang selesai tepat waktu

95.57%97.7 90.98% 95.2

Terdapat 12 proyek penyusunan kebijakan (di luar kebijakan PRP, metode resolusi baru, dan GCG) yang telah dilaksanakan, misalnya kebijakan kepegawaian dan beberapa SOP.

10

Teknologi Infor-masi yang andal dan infrastruktur yang memadai

6.00%

Pemenuhan aplikasi dan infrastruktur IT yang me-madai

58.24%89.7 56.74% 97.4 Terdapat 5 proyek pemenuhan aplikasi/infrastuktur IT yang telah dilakukan, seperti pengembangan core system.

5.50%

Jumlah proyek selesai tepat waktu diband-ing dengan Jumlah proyek yang dikerjakan

91.73%99.4 86.13% 93.9

Terdapat 19 proyek yang telah dilaksanakan (di luar pengembangan kebijakan dan IT), misalnya kajian organisasi, tindak lanjut im-plementasi database SCV, IT blueprint, kajian indikator CMP, HR blueprint, masterplan transformasi, dan pengadaan ruang kantor.

Page 185: TRANSFORMASI MENJADI YANG TERDEPAN - LPS

Rencana Strategis dan Kinerja Lembaga

185Annual Report 2017Lembaga Penjamin Simpanan

PROFIL LPSTRANSFORMASI MENJADI

YANG TERDEPANTINJAUAN OPERASIONAL DUKUNGAN OPERASIONAL KINERJA KEUANGAN TATA KELOLA LEMBAGA

No. Sasaran Strategis BOBOTIndikator Ki-nerja Utama

(KPI)

Tahun 2017Tahun 2016 Keterangan

Target Realisasi Nilai

FINANCIAL PERSPECTIVE 5.00%

11

Terjaganya likuiditas dan efisiensi keuan-gan

1.00% Tingkat Efisiensi Biaya 100.00%100.7 93.93% 93.9

Tingkat efisiensi biaya LPS pada tahun 2017 mencapai 93,93%, diperhitungkan dari dua komponen yaitu skor capaian output dan penyerapan anggaran.

1.00%

Pemenuhan tingkat li-kuiditas yang terkendali

100.00%100.0 100.00% 100.0

Durasi portfolio investasi LPS pada tahun 2017 adalah 4,36 tahun (target 5±0.5 tahun). Sementara itu, pemenuhan kebutu-han likuiditas untuk pembayaran klaim dan pembayaran pajak telah dilaksanakan secara memadai.

1.00%

Pengelolaan keuangan yang akunta-bel

100.00%120.0 120.00% 120.0 Berdasarkan hasil audit yang dilakukan pada tahun 2018, opini BPK atas Laporan Keuan-gan LPS Tahun 2017 mencapai predikat WTP.

2.00%

Pembayaran premi oleh bank tepat waktu

94.00%100.9 97.28% 103.5

Seluruh bank umum (total 115 bank) dan mayoritas BPR (1.730 dari 1.783 bank) telah melakukan pembayaran premi penjaminan secara tepat waktu dan tepat jumlah dengan rata-rata tingkat kepatuhan sebesar 97,28%.

Nilai Total Kinerja LPS 100.14 100.84 Kategori "Sangat Baik"