31
TRANSMIGRASI DAN KOPERASI

TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

TRANSMIGRASI DAN KOPERASI

Page 2: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan
Page 3: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

B A B XV

TRANSMIGRASI DAN KOPERASI

A. TRANSMIGRASI

1. Pendahuluan.

Meningkatnya jumlah penduduk dengan cepat dan adanya penyebaran penduduk yang kurang seimbang di antara berbagai pulau di Indonesia menyebabkan bahwa penyelenggaraan transmigrasi merupakan tanggung jawab nasional, sebagai salah satu usaha untuk mewujudkan pembangunan daerah, integrasi nasional dan ketahanan nasional.

Kebijaksanaan penyelenggaraan transmigrasi dengan demi-kian merupakan pula usaha penting di dalam perluasan kesempatan kerja dan perluasan tanah pertanian di daerah-daerah yang jarang penduduknya.

Di dalam kebijaksanaan transmigrasi sasaran ditujukan bukan saja kepada transmigrasi yang dibiayai oleh Pemerin- tah, tetapi juga kepada transmigrasi spontan. Dengan adanya perpindahan penduduk yang lebih cepat ke daerah-daerah yang kurang penduduknya tetapi besar potensi pembangunannya diharapkan tenaga kerja dan sumber-sumber alam dapat dimanfaatkan secara lebih optimal, penyebaran penduduk lebih seimbang dan taraf kehidupan rakyat meningkat. Hal ini sekaligus berarti memperkuat ketahanan dan integrasi nasional.

Penyelenggaraan transmigrasi dalam masa kemerdekaan dilakukan menurut Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1958 (tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Transmigrasi), Un-dang-undang No. 29 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Penye-

603

Page 4: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

lenggaraan Transmigrasi dan Undang-undang No. 5 tahun 1965 tentang Gerakan Nasional Transmigrasi. Dengan adanya Kete-tapan: MPRS No. XXVIII tahun 1966 maka kedua Undang-undang di atas dirasakan sudah tidak sesuai lagi. Dalamhubungan ini kedua Undang-undang itu telah dicabut dandigantikan dengan Undang-undang No. 5 tahun 1972 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Transmigrasi.

2. Pelaksanaan program transmigrasi.

Menjelang Repelita I kegiatan transmigrasi diarahkan ke- pada usaha peningkatan produksi pangan dengan mengusaha-kan perluasan pertanian di luar Jawa dan Bali.

Dalam Repelita I kegiatan transmigrasi sekaligus diarahkan untuk penyediaan tenaga kerja bagi proyek-proyek pemba-ngunan di luar Jawa, Bali dan Lombok. Antara lain untuk proyek-proyek pertanian dalam rangka pembukaan sawah pasang surut (di Sumatra dan Kalimantan), proyek pertanian di luar pasang surut, proyek-proyek perkebunan, perikanan, ekspor kayu dan hasil-hasil hutan lainnya.

Penempatan di daerah baru diarahkan kepada terbentuknya pusat-pusat pembangunan yang saling berhubungan satu sama lain sebagai wilayah-wilayah pembangunan. Penentuan daerah penempatan didasarkan kepada kondisi daerah dan kemampu-an aparat pelaksanaan.

Agar pelaksanaan programa transmigrasi dapat berjalan dengan lebih effektif maka ditentukan prioritas-prioritas baik untuk daerah asal maupum daerah penempatan transmigrasi. Dalam hubungan ini maka dengan Keputusan Presiden No. 1 tahun 1973 telah ditetapkan sebagai daerah asal transmigrasi adalah Jawa, Bali dan Lombok. Selanjutnya dengan Keputus-an Presiden No. 2 tahun 1973 dan Keputusan Presiden No. 12 tahun 1974 telah ditetapkan sebagai daerah penempatan transmigran adalah propinsi-propinsi Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

604

Page 5: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara serta Sulawesi Tengah.

Sesuai dengan kebijaksanaan umum yang telah digariskan dalam Repelita I, maka selain transmigrasi yang dibiayai penuh oleh Pemerintah, transmigrasi spontan yang merupakan tujuan utama daripada kebijaksanaan transmigrasi diberikan rangsangan berupa bantuan tanah, bibit-bibitan dan bantuan perumahan di daerah penempatan, fasilitas angkutan dan pe-nampungan di asrama-asrama transito.

Sarana fisik yang diperlukan untuk memperlancar pelak- sanaan program transmigrasi adalah berupa pembangunan gedung-gedung kantor, gudang, asrama-asrama transito serta penyediaan fasilitas angkutan.

Persiapan untuk melaksanakan program tersebut di atas dimulai dengan penelitian di daerah asal transmigran dan pene- litian di daerah penempatan transmigran. Penelitian di daerah asal transmigran bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya animo bertransmigrasi, keadaan sosial ekonomi daerah asal, komposisi calon-calon transmigran yang akan dikirimkan dan jumlahnya yang memenuhi persyaratan sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan. Kegiatan penelitian di daerah penempatan transmigran bertujuan untuk mengetahui keadaan calon, lokasi penempatan yang meliputi luas, batas-batas, keadaan topografi, hak-hak pertanahan yang ada di atasnya, kondisi tanah dan air, kesuburan, jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang yang ada, keadaan sosial-ekonomi, adat-istiadat dan kepercayaan/agama daerah sekitarnya, kemungkinan tata ruang calon lokasi, kemungkinan pola-pola bercocok tanam dan pemasaran hasil-hasil produksinya dikemudian hari. Data yang diperoleh dari penelitian tersebut diolah, untuk menyusun program kerja transmigrasi.

Kegiatan berikutnya adalah pengerahan dan penempatan transmigran. Kegiatan pengerahan transmigran meliputi ke- giatan-kegiatan penerangan di daerah asal, pendaftaran calon-

605

Page 6: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

calon transmigrasi, seleksi, pengangkutan dari tempat-tempat asal ke asrama transitonya masing-masing, pengangkutan laut dengan kapal ke daerah-daerah penempatan. Kegiatan di daerah penempatan meliputi penyusunan tata ruang calon desa transmigran, pengukuran tanah, pembukaan tanah, pembuatan bangunan seperti rumah transmigran, bedeng penampungan sementara, kantor proyek, rumah petugas, gudang, balai pengobatan, balai desa, sekolah, rumah ibadat, jembatan dan jaringan, jalan desa serta saluran air, penyediaan jaminan hidup sesuai dengan norma yang berlaku selama masa konsolidasi dan penyelesaian sertifikat tanah hak milik transmigran.

Pelaksanaan penempatan transmigran sejak tahun 1969/70 hingga tahun 1973/74 nampak terus meningkat, baik dalam segi jumlah kepala keluarga transmigran yang berhasil dipin-dahkan, maupun pertumbuhan persentase pelaksanaan terha-dap target yang telah ditetapkan.

Pada tahun 1969/70 sebanyak 3.933 KK berhasil ditransmi-grasikan. Hal ini berarti 87,5% dari rencana tahun bersang-kutan yaitu sebanyak 4.489 KK. Pada tahun 1970/71 telah ditransmigrasikan sebanyak 4.438 KK dari rencana semula sebesar 3.865 KK. Ini berarti realisasi telah mencapai 114% dari rencana. Hal ini terutama disebabkan oleh karena pertam-bahan transmigrasi korban bencana alam serta transmigrasi spontan ke Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Pelaksanaan program transmigrasi tahun 1971/72 adalah 4.171 KK dari rencana semula sebanyak 4.600 KK yang berarti: hanya dapat dilaksanakan 90,7% daripada yang ditetapkan.

Pada tahun 1972/73 semula direncanakan penempatan transmigran sebanyak 10.512 KK. Dari jumlah tersebut ter-masuk rencana resettlement Gunung Balak sejumlah 1.212 KK yang karena berbagai hambatan ditunda pelaksanaannya sampai dengan tahun 1973/74. Dengan demikian sasaran pe-nempatan transmigrasi tahun 1972/73 berubah menjadi 9.300 KK. Kenyataannya pelaksanaan transmigrasi tahun 1972/73

606

Page 7: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

TABEL XV — 1

RENCANA DAN REALISASI TRANSMIGRASI 1969/70 —

1973/74

TahunRencana Realisasi Persentase

realisasi ter-hadap ren-

KK Jiwa KK Jiwa cana%

1969/70 4.489 22.445 3.933 17.848 87,5%1970/71 3.865 19.325 4.438 19.995 114,0%1971/72 4.600 23.000 4.171 18.870 90,7%1972/73 9.300 *) 46.500 *) 11.314 *) 52.018 *) 121,6%1973/74 15.887 *) 79.435 *) 15.580 72.018 58,1%

*) Angka-angka diperbaiki.

dapat mencapai 11.314 KK yang terdiri atas 52.018 jiwa. Ini berarti bahwa pelaksanaan transmigran tahun 1972/73 dapat melampaui rencana sebesar 21,6%.

Rencana penempatan tahun 1973/74 semula berjumlah 14.675 KK, ditambah ex rencana Gunung Balak 1.212 KK sehingga ke-mudian rencananya berubah naik menjadi 15.887 KK. Realisasi-nya mencapai jumlah 15.580 KK atau 98,1% dari rencana yang ditetapkan.

Sementara itu pada tahun 1973/74 terdapat pula transmigrasi spontan bantuan Presiden, yang rencananya meliputi 6.000 KK berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali masing-masing sebesar 1.000 KK. Dari jumlah tersebut sampai Maret 1974, baru direalisir 133 KK.

607

Page 8: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

GRAFIK XV — 1RENCANA, DAN .REALISASI TRANSMIGRASI

1969/70 — 1973/74

608

Page 9: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

B. KOPERASI

1. Pendahuluan.

Usaha-usaha pembinaan perkoperasian ditujukan untuk mengembalikan koperasi kepada landasannya yang murni. Koperasi harus bekerja berdasarkan azas dan sendi dasarnya yang seharusnya, baik sebagai lembaga ekonomi maupun se- bagai lembaga sosial. Koperasi perlu menegakkan dan melak-sanakan azas demokrasi dimana kekuasaan tertinggi terletak pada rapat anggota. Dalam tahun-tahun menjelang Repelita I, usaha-usaha ditujukan pula untuk membebaskan koperasi dari kegiatan dan pengaruh-pengaruh politik baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan dasar seperti tersebut di atas diletakkan pula dalam Ketetapan MPR (S) No. XXIII tahun 1966. Dalam Ketetapan ini koperasi diberi peranan wajar dan penting dalam tata perekonomian Indonesia. Koperasi bertugas untuk memberikan jasa, bergerak dibidang produksi dan distri-busi barang-barang dan jasa dan harus dimampukan dalam rangka menuju kepada pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Ketetapan MPR(S) di atas diperkuat pula di dalam Undang-undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Menurut Undang-undang ini koperasi berperanan sebagai salah satu urat nadi ekonomi Indonesia, sebagai alat untuk mening-katkan kesejahteraan rakyat dan memperkuat kedudukan eko-nomi bangsa Indonesia serta membantu mengatur tata-laksana perekonomian rakyat.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan di dalam pengembangan koperasi maka telah diambil suatu kebijaksanaan untuk mem-berikan bimbingan dan pembinaan kepada pertumbuhan kope-rasi. Bimbingan dan pembinaan ini bersifat pendidikan, penyu-luhan, pengembangan organisasi dan management koperasi, pengawasan dan bimbingan usaha. Pendidikan terutama

609

411234 - (39).

Page 10: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

ditujukan kepada kader-kader koperasi yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka di dalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan koperasi. Untuk menciptakan iklim yang lebih serasi bagi pertumbuhan maka penyuluhan dan penerangan yang meluas mengenai fungsi dan manfaat koperasi diberikan kepada masyarakat. Bimbingan usaha dan, pengembangan koperasi dimaksudkan agar pertumbuhan koperasi dapat lebih sehat dan dengan demikian meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.

Kegiatan lain di dalam pembinaan koperasi adalah penelitian/ survey koperasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyediakan keterangan-keterangan sebagai bahan-bahan dalam rangka pengembangan koperasi dalam berbagai aspeknya. Kegiatan survey dan penelitian juga dimaksudkan untuk mempersiapkan proyek-proyek yang dapat dilaksanakan dalam rangka memperkuat permodalan dan organisasi koperasi.

Di daerah-daerah transmigrasi koperasi dikembangkan da-lam rangka pembinaan daerah transmigrasi. Adanya koperasi yang efektif di daerah transmigrasi akan memperkuat posisi petani transmigrasi dan dengan demikian akan menyumbang lebih besar kepada pembangunan daerah transmigrasi.

Dalam pembangunan kembali koperasi perlu disediakan sarana-sarana berupa sarana pemerintahan seperti gedung kantor, alat mobilitas dan pusat-pusat pendidikan. Penyediaan fasilitas-fasilitas ini dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan pola kebijaksanaan seperti yang telah dikemukakan di atas diharapkan koperasi akan dapat berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

2. Pelaksanaan program pembangunan koperasi.Usaha-usaha pada tahun pertama Repelita I ditujukan ter-

610

Page 11: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

utama untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat ter-

Page 12: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

hadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha pe-nyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi.

Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan koperasi dilan-jutkan dengan mengutamakan peningkatan ketrampilan pem-bina-pembina dan kader koperasi khususnya dalam rangka pe-laksanaan Bimas, Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa.

Pembinaan koperasi pertanian ditujukan agar koperasi ini dapat berdiri sendiri dan berkembang kemampuannya di dalam memberikan jasa-jasa kepada para petani di dalam pema- saran hasil-hasil pertanian, penyaluran kredit, pengolahan ha- sil-hasil pertanian, dan lain-lain. Dalam tahun-tahun sebelum Repelita I Koperasi Pertanian (Koperta) berfungsi sebagai penyalur kredit dari Bank Rakyat Indonesia. Tetapi sewaktu Bimas Gotong-Royong dilaksanakan Koperta tidak memegang peranan lagi. Dalam rangka Bimas Nasional, Koperta diberi- kan fungsi untuk pemasaran hasil-hasil pertanian. Diharapkan bahwa Koperta dapat meluaskan usahanya ke bidang-bidang lain dan berkembang menjadi Koperasi Unit Desa.

Dalam usaha mengembangkan koperasi pertanian maka sejak tahun 1971/72 Koperta-koperta tingkat primer telah dihimpun di dalam Badan Usaha Unit Desa. Luas suatu wilayah unit desa adalah kira-kira 600 — 1000 ha sawah. BUUD merupakan semacam federasi dari pada Koperta-koperta yang terdapat di dalam satu wilayah unit Desa.

Adapun perkembangan jumlah BUUD/KUD sejak tahun 1971 terlihat pada Tabel XV — 2. Pada tahun 1971 terdapat 35 buah BUUD di satu propinsi, yaitu DI Yogyakarta. Tetapi pada tahun 1974 (s/d 1 Juni) jumlah BUUD telah meningkat men-jadi 2.698 b u a h yang tersebar di 24 propinsi.

Dengan usaha-usaha pembinaan yang telah dilaksanakan berupa penyuluhan, Pendidikan dan latihan, bimbingan usaha dan pengembangan, maka perkembangan perkoperasian se- lama Repelita I.

611

Page 13: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

TABEL XV — 2

JUMLAH B.U.U.D./K.U.D. DISELURUH INDONESIA 1971 — 1974

No. Propinsi 1971 1972

1973 1974 *)

1. Jawa Barat — 77 459 556

2. Jawa Tengah — 131 403 4683. DI Yogyakarta 35 36 46 504. Jawa Timur — 203 624 6445. Sumatera Utara — 30 145 1636. Sumatera Barat — 35 70 1067. Lampung — 27 42 518. Kalimantan Selatan — 8 56 569. Sulawesi Selatan — 50 285 285

10. Bali — 34 34 5011. Sumatera Selatan — 2 22 2212. Bengkulu — — 7 1013. Jambi — — 44 4614. Nusa Tenggara Barat — — 41 56 **)15. DI Aceh — — 12 3516. Sulawesi Utara — — 30 16317. Kalimantan Barat — — 12 1218. Sulawesi Tenggara — — 5 1919. Sulawesi Tengah — — 9 1120. Kalimantan Tengah — — 6 721. Kalimantan Timur — — 1 122. Riau — — 3 623. Nusa Tenggara Timur — — 5 1424. Maluku — — 1 1

J u m l a h : 35 633 2.360 2.698

*) Angka-angka tahun 1974 adalah per 1 Juni 1974 * * ) Termasuk Pusat KUD Mataram

a. J um lah koperasi.

Jumlah koperasi seluruh Indonesia telah meningkat dari 13.949 pada tahun 1969 menjadi lebih dari 18.000 pada tahun 1973. Yang terbesar peningkatannya adalah pada koperasi primmer yang pada tahun 1969 berjumlah 13.315, pada tahun 1973 (Semester I) telah mencapai jumlah 17.589. Perkem-612

Page 14: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

bangan koperasi dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel XV — 3.

TABEL XV — 3JUMLAH KOPERASI SELURUH INDONESIA

(Primer, Pusat, Gabungan, Induk)1968 — 1973

1968 1969 1970 1971 1972 1973

Primer Koperasi 8.831 13.315*) 15.445 15.941 17.261* 17.589Pusat Koperasi 440 548*) 698*) 675 659*) 656Gabungan Koperasi 56 78*) 105 124 119*) 117Induk Koperasi 12 8 15 15 15 15

J u m l a h 9,339 13.949*) 16.263*) 16.755 18.054*) 18.377Catatan :

*) Angka-angka diperbaiki.

b. Jumlah anggota koperasi.Jumlah anggota koperasi primer telah meningkat dari 2,7

juta orang pada tahun 1969 menjadi hampir 2,9 juta pada tahun 1973. Peningkatan ini dengan jelas terlihat pada Ko- perasi Pertanian yang pada tahun 1969 beranggotakan sekitar 1,2 juta orang, sedangkan pada tahun 1973 meningkat menjadi kira-kira 1,4 juta orang. Perkembangan jumlah anggota ko-perasi dari tahun ke tahun selama Repelita I terlihat pada Tabel XV — 4.

c. Usaha koperasi dan simpanan koperasi.

Volume usaha koperasi primer menunjukkan angka yang meningkat terus selama Repelita I. Jumlah ini meningkat dari 7,3 milyar pada tahun 1969 menjadi kira-kira 21 milyar pada tahun 1972. Selama semester I 1973, volume usaha koperasi primer sudah mendekati 15 milyar. Volume usaha pusat ko-perasi dan gabungan-gabungan koperasi cenderung menurun (lihat Tabel XV — 5).

613

Page 15: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan
Page 16: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

GRAFIK XV - 2JUMLAH KOPERASI SELURUH INDONESIA

(PRIMER, PUSAT, GABUNGAN, INDUK)1998 – 1973

614

Page 17: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

TABEL XV — 4

JUMLAH ANGGOTA KOPERASI PRIMER1968 — 1973

(dalam ribuan)

1968 1969 1970 1971 1972 1973

Jumlah AnggotaKoperasi Primer 1.509 2.723*) 2.931*) 2.750*) 2.791*) 2,871 Jumlah AnggotaKoperasi Pertani-an 273 1.205*) 1.458 1.409*) 1.432*) 1.425

Jumlah AnggotaKoperasi bukanPertanian 1.231 11.518*) 1.473*) 1.341 1.359*) 1.972

Catatan :* ) Angka-angka diperbaiki.

TABEL XV — 5VOLUME USAHA KOPERASI

1968 — 1973(dalam jutaan rupiah)

1968 1969 1970 1971 1972 1973

Volume UsahaKoperasi Primer 2.413 7.304*) 9.645*) 19.264*) 20.987*) 14.614

Volume UsahaPusat Koperasi 59.119 65.432*) 7.370 7.847 6.163*) 3.352Volume UsahaGabungan Kope-rasi 11.119 10.518*) 20.438*) 3.428 2.825*) 1.705Volume UsahaInduk Koperasi 1.313 1.319 2.729 6.784*) 4.250 4.250Volume Usaha Se-luruh Koperasi(Primer, Pusat,Gabungan, Induk) 73.964 84.573*) 40.182*) 37:323*) 34.225 23.921

615

Page 18: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

Catatan = *) Angka-angka diperbaiki.

Page 19: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

Meningkatnya volume usaha koperasi primer adalah sesuai dengan arah kebijaksanaan di dalam pembangunan koperasi, yaitu pembangunan koperasi dari bawah.

Hal ini terlihat pula di dalam jumlah simpanan koperasi primer yang dari tahun ke tahun selama Repelita I meningkat terus. Pada tahun 1969 jumlah simpanan hanya mencapai kira-kira 900 juta rupiah. Pada tahun 1973, jumlah simpanan telah mencapai 4,5 milyar rupiah lebih.

Dalam rangka meningkatkan modal dan usaha koperasi telah disediakan Pula jaminan kredit koperasi. Hal ini dimaksudkan agar koperasi dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dari Bank di dalam usaha mendapat kredit. Jumlah yang di- sediakan selama berlangsungnya usaha jaminan kredit adalah sebagai berikut :

Tahun 1971/72 : Rp. 100.000.000, —Tahun 1972/73 : Rp. 840.084.000, —Tahun 1973/74 : Rp. 2.500.000.000, —

Jumlah : Rp. 3.440.084.000, —

TABEL XV — 6

SIMPANAN KOPERASI PRIMER1968 — 1973

Tahun Jumlah Simpanan

1968 Rp. 259.917.2541969 Rp. 940.471.9791970 Rp. 1.521.624.4251971 Rp. 2.344.456.2301972 Rp. 3.344.912.000*)1973**) Rp. 4.530.328.492

* ) Angka-angka diperbaiki ** ) Angka sementara

616

Page 20: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan

GRAFIK XV – 3SIMPANAN KOPERASI PRIMER

1968 - 1973

617

Page 21: TRANSMIGRASI DAN KOPERASI · Web viewhadap peranan dan manfaat koperasi melalui usaha-usaha penyuluhan, pendidikan dan bimbingan usaha koperasi. Dalam tahun kedua usaha-usaha pembinaan