4
TRAUMA KIMIA MATA Definisi Trauma kimia adalah trauma mata yang disebabkan oleh bahan kimia asam atau basa Etiologi Berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi 2: 1. bahan asam: asam sulfat, air accu, asam sulfur, asam klorida, zat pemutih, asam asetat 2. bahan basa : amonia, freon, natrium hidroksida, kapur gamping, lem, kaustik soda, sabun, shampoo, tiner, semen Patofisiologi Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya, karena adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Baham asam yang mengenai kornea juga mengadakan presipitasi sehingga terjadi koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea terkelupas. Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di kornea. Sedangkan apabila mata terkena bahan kimia basa maka bahan basa tersebut akan bergabung dengan asam lemak dalam sel membran sehinggaSedangkan apabila mata terkena bahan kimia basa maka bahan basa tersebut akan bergabung dengan asam lemak dalam sel membran sehingga terjadi proses saponifikasi/penyabunan yang mengakibatkan kerusakan sel, diikuti koagulasi dan pelunakan jaringan, yang mempercepat terjadinya penetrasi kedalam stroma kornea sehingga secara cepat merusak jaringan kolagen dan proteoglikan. Pada bahan basa kuat penetrasinya sampai ke BMD hingga terjadi inflamasi serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan di konjungtiva, sklera berupa iskemia, koagulasi dan nekrosis, karena perlunakan jaringan penetrasi bisa sampai ke koroid dan retina. Berat ringannya kerusakan tergantung pada : 1. jenis, jumlah, tingkat kepekaan, dan pH bahan kimia yang mengenai 2. luas area yang terkena 3. dalamnya penetrasi 4. lamanya kontak Anamnesa dan Gejala Klinis Subyektif Penderita mengeluh adanya bahan kimia asam atau basa yang mengenai mata disertai rasa nyeri sampai tidak bisa membuka mata, berair, kabur, dan silau. Obyektif - Visus menurun - Kelopak mata bengkak, kadang-kadang ada luka bakar

Trauma Kimia Mata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Trauma Kimia Mata

Citation preview

Page 1: Trauma Kimia Mata

TRAUMA KIMIA MATA

DefinisiTrauma kimia adalah trauma mata yang disebabkan oleh bahan kimia asam atau basa

EtiologiBerdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi 2:

1. bahan asam: asam sulfat, air accu, asam sulfur, asam klorida, zat pemutih, asam asetat

2. bahan basa : amonia, freon, natrium hidroksida, kapur gamping, lem, kaustik soda, sabun, shampoo, tiner, semen

PatofisiologiBahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan

jaringan protein disekitarnya, karena adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein maka kerusakannya cenderung terlokalisir. Baham asam yang mengenai kornea juga mengadakan presipitasi sehingga terjadi koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea terkelupas. Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di kornea.

Sedangkan apabila mata terkena bahan kimia basa maka bahan basa tersebut akan bergabung dengan asam lemak dalam sel membran sehinggaSedangkan apabila mata terkena bahan kimia basa maka bahan basa tersebut akan bergabung dengan asam lemak dalam sel membran sehingga terjadi proses saponifikasi/penyabunan yang mengakibatkan kerusakan sel, diikuti koagulasi dan pelunakan jaringan, yang mempercepat terjadinya penetrasi kedalam stroma kornea sehingga secara cepat merusak jaringan kolagen dan proteoglikan. Pada bahan basa kuat penetrasinya sampai ke BMD hingga terjadi inflamasi serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan di konjungtiva, sklera berupa iskemia, koagulasi dan nekrosis, karena perlunakan jaringan penetrasi bisa sampai ke koroid dan retina.

Berat ringannya kerusakan tergantung pada : 1. jenis, jumlah, tingkat kepekaan, dan pH bahan kimia yang mengenai2. luas area yang terkena3. dalamnya penetrasi4. lamanya kontak

Anamnesa dan Gejala KlinisSubyektif

Penderita mengeluh adanya bahan kimia asam atau basa yang mengenai mata disertai rasa nyeri sampai tidak bisa membuka mata, berair, kabur, dan silau.

Obyektif- Visus menurun- Kelopak mata bengkak, kadang-kadang ada luka bakar- Konjungtiva hyperemia, kemosis, karena bahan kimia basa bisa terkadi iskemia dan nekrosis

konjungtiva dan sklera, tergantung berat ringannya keadaan- Kornea edema, tes fluorescein (+)/ erosi, sampai kekeruhan kornea yang hebat- Trias kornea : blefarospasme, epifora, fotofobia

Cara Pemeriksaan- anestesi lokal- tes fluorescein- pemeriksaan memakai lampu senter + loupe, slit lamp biomikroskop- kertas pH meter/lakmus untuk mengetahui jenis bahan kimia

DiagnosaDiagnosa biasanya dibuat setelah anamnesa dan pemeriksaan fisik dari mata pasien. Namun biasanya diagnosa lebih didasarkan pada riwayat kejadian yang dialami daripada tanda dan gejala yang dirasakan.

Page 2: Trauma Kimia Mata

Klasifikasi tingkat keparahan akibat trauma kimia berdasarkan :Hughes1. ringan

a. erosi korneab. kekeruhan kornea yang ringanc. nekrosis dan iskemia konjungtiva dan sklera tidak ada

2. sedanga. erosi korneab. kornea keruh sehingga sukar melihat iris dan pupilc. nekrosis dan iskemia konjungtiva dan sklera yang ringan

3. berata. erosi korneab. kornea keruh sekali sehingga tidak bisa melihat iris dan pupilc. konjungtiva dan sklera pucat

M.J.Rooper-HallGrade Kornea Konjungtiva PrognosaI erosi kornea iskemia konjungtiva (-) baikII kornea keruh iskemia <1/3 limbus konjungtiva baikIII epitel kornea rusak total, iskemia 1/3-1/2 limbus konjungtiva kurang baik

stromal keruh, detail iris kaburIV kornea keruh/putih iskemia >1/2 limbus konjungtiva jelek

detail iris tak tampak

Penatalaksanaan segera lakukan irigasi di lokasi cedera dengan larutan fisiologis, asam borat, air matang,

ataupun air bersih (air mineral, air sumur, PDAM) selama mungkin dan paling sedikit 15-30 menit sebelum pasien dikirim. Irigasi selain ditujukan pada permukaan kornea, juga pada forniks superior maupun inferior

semua benda asing yang jelas tampak harus diirigasi apabila mungkin, dan bila ada sisa bahan kimia dibersihkan dengan lidi kapas basah/pinset

di ruang darurat dilakukan irigasi permukaan kornea, termasuk forniks konjungtiva, dengan cairan dalam jumlah besar. Selain isotonik steril (beberapa liter untuk satu mata yang cedera) diteteskan dengan selang intravena standar (drip/continous irrigation) atau spuit 20 cc disposible (manual)

pada trauma kimia asam, pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena secepatnya dan selama mungkin (paling tidak sampai setengah jam) untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma. Dapat digunakan larutan natrium bikarbonat 3%

pada trauma kimia basa, tindakan yang dilakukan adalah secepatnya melakukan irigasi dengan larutan garam fisiologis, dapat juga dipergunakan larutan asam borat, asam asetat 0,5%, atau buffer asam asetat pH 4,5 untuk menetralisir. Sebaiknya irigasi dilakukan selama mungkin (paling tidak sampai satu jam). Bila mungkin irigasi dilakukan pada satu jam setelah trauma. Penderita diberi sikloplegia, antibiotika topikal, bebat mata selama mata masih sakit, dan EDTA untuk mengikat basa. EDTA diberikan setelah 1 minggu trauma alkali, diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ketujuh.

Regenerasi epitel akibat asam lemah atau alkali sangat lambat, biasanya baru sempurna setelah 3-7 hari

Mungkin diperlukan spekulum kelopak mata dan anestetik local (pantokain e.d 2% slama 5 menit) untuk mengatasi blefarospasme. Analgetik dan anestetik local serta sikloplegik hampir selalu diberikan

Perlu diperhatikan kemungkinan terdapatnya benda asing penyebab luka tersebut. Gunakan aplikator berujung kapas (kapas lidi) yang basah dan forceps ahli perhiasan untuk mengeluarkan benda-benda berbentuk partikel dari forniks

Periksa pH permukaan mata dengan menaruh seberkas kertas indikator di forniks, ulangi irigasi apabila pH tidak terletak antara 7,3-7,7

Setelah irigasi, berikan salep antibiotik spectrum luas dan bebat tekan. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi sekunder

Steroid topikal (pada kasus berat grade III/IV), obat-obat anti glaukoma, dan sikloplegik diberikan selama 2 minggu pertama. Sikloplegik jangka panjang (atropin 2%) diberikan 1 tetes

trauma kimia mata1

Page 3: Trauma Kimia Mata

untuk mengurangi atau mencegah perlekatan antara iris dan lensa (sinekia anterior). Setelah 2 minggu pemakaian steroid harus berhati-hati karena obat ini menghambat reepitelialisasi

Tetes mata askorbat (vitamin C), sitrat, atau asetilsistein (inhibitor kolagenase) untuk mengurangi perlunakan kornea

Air mata buatan, tarsorafi, atau lensa kontak bebat diberikan apabila kornea terpajan dan ada defek epitel yang menetap

Lakukan evaluasi terhadap pasien setiap hari dan lakukan pengobatan hingga sembuh. Penting juga untuk memonitor TIO, peningkatan TIO dapat timbul sebagai komplikasi lanjut dari trauma kimia karena terjadi penyumbatan lubang trabekulae oleh sel-sel radang

Mungkin bisa terjadi penyulito Entropiono Sindroma mata kering air mata buatan, lensa kontak “bandage”, tarsorafio Simblefaron simblefarektomio Glaukomao Katarak traumatika ekstraksi lensao Ekspose/perlunakan korneao Sikatrik kornea keratopasti

Prognosa Tergantung pada kompetensi pembuluh darah sclera dan konjungtiva Semakin banyak jaringan epitel perilimbus dan pembuluh darah sclera dan konjungtiva yang

rusak, semakin buruk prognosenya Pada trauma kimia asam, biasanya akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak

banyak terganggu

Daftar Pustaka

Vaughan, Daniel G, Ashbury, Taylor, Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14.1996. Jakarta: Widya Medika

Ilyas, Sidharta, Prof,dr, Sp.M. Ilmu Penyakit Mata.2003. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/SMF Ilmu Penyakit Mata RSU Dr.Soetomo. 2002.

Surabaya: RSU Dr. Soetomo

trauma kimia mata2