9
TRAUMA PADA LENGAN BAWAH (ANTERBRACHII) Trauma antebrachii adalah trauma yang terjadi pada batang (shaft) tulang radius dan ulna. Klasifikasi fraktur antebrachii : 1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna 2. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna 3. Fraktur Montegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan dislokasi sendi radioulna proksimal 4. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius 5. Fraktur Galeazzi, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi radioulna distal Fraktur radius ulna adalah fraktur yang mengenai tulang radius ulna karena rudapaksa termasuk fraktur dislokasi proximal atau distal radioulnar joint (Fraktur Dislokasi Galeazzi dan Montegia). 1. Fraktur antabrachii a. Diagnosa : Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti udem deformitas. “false movement”, krepitasi dan nyeri.

Trauma Lengan Bawah

  • Upload
    vhiia

  • View
    58

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

trauma lengan bawah

Citation preview

Page 1: Trauma Lengan Bawah

TRAUMA PADA LENGAN BAWAH (ANTERBRACHII)

Trauma antebrachii adalah trauma yang terjadi pada batang (shaft) tulang

radius dan ulna.

Klasifikasi fraktur antebrachii :

1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna

2. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna

3. Fraktur Montegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan

dislokasi sendi radioulna proksimal

4. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius

5. Fraktur Galeazzi, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi

radioulna distal

Fraktur radius ulna adalah fraktur yang mengenai tulang radius ulna

karena rudapaksa termasuk fraktur dislokasi proximal atau distal radioulnar joint

(Fraktur Dislokasi Galeazzi dan Montegia).

1. Fraktur antabrachii

a. Diagnosa :

Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti udem

deformitas. “false movement”, krepitasi dan nyeri.

Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya

diskontinuitas tulang.

b. Prosedur tetap :

1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, kemudian

imobilisasi dengan gips (long arm cast). Posisi antebrachii

tergantung letak fraktur, pada fraktur antebrachii 1/3 proksimal

diletakkan dalam posisi supinasi 1/3 tengah dalam posisi netral,

dan 1/3 distal dalam posisi pronasi. Gips supinasi gips

dipertahankan 4-6 minggu.

2. Bila reposisi tertutup tidak berhasil (angulasi lebih dari 100

pada semua arah) maka dilakukan internal fiksasi.

Page 2: Trauma Lengan Bawah

3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan “debridement”

kemudian dilakukan tindakan seperti diatas. Sedangkan pada

fraktur terbuka derajat III dilakukan eksternal fiksasi.

2. Fraktur Ulna (nightstik fracture) :

a. Diagnosa :

Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti udem

deformitas. “false movement”, krepitasi dan nyeri.

Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapakan adanya

diskontinuitas tulang.

b. Prosedur tetap :

1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, serta

imobilisasi dengan gips ( long arm cast) dengan posisi lengan

netral, selama 4-6 minggu.

2. Bila reposisi tertutup gagal atau komplikasi nonunion dilakukan

fiksasi internal.

3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan “debridement”

kemudian dilakukan tindakan seperti diatas, kecuali pada

fraktur terbuka derajat III dilakukan eksternal fiksasi.

3. Fraktur monteggia

a. Diagnosa :

Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti edema,

neyeri terutama pada tempat fraktur dan sendi radioulnar

proksimal, deformitas, “false movement” dan krepitasi

Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya

diskontinuitas pada tulang.

Klasifikasi : Bado 1, dislokasi kaput radius ke lateral

Bado 2, dislokasi radius ke kaput posterior

Bado 3, dislokasi kaput radius ke lateral

Bado 4, dislokasi kaput radius disertai fraktur radius

dan ulna

b. Prosedur tetap

Page 3: Trauma Lengan Bawah

1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, serta

imobilisasi dengan gips (long arm cast) dengan posisi lengan

supinasi, selama 4-6 minggu.

2. Bila reposisi tertutup gagal maka dilakukan fiksasi internal, post

operasi dilakukan tes pada sendi radioulnar bila tidak stabil

imobilisai dengan gips pada posisi lengan supinasi selama 3

minggu dilakukan fiksasi internal.

3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan “debridement”

kemudian imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan

eksternal fiksasi.

4. Fraktur radius

a. Diagnosa :

Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti edema

deformitas “false movement”, krepitasi dan nyeri.

Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya

diskontinuitas tulang.

b. Prosedur tetap :

1. Dilakukan reposisi tertutup kemudian imobilisasi dengan lengan

pronasi pada fraktur 1/3 distal, netral pada fraktur 1/3 tengan dan

supinasi pada fraktur 1/3 proksimal, imobilisasi selama 4-6

minggu.

2. Bila reposisi tertutup dilakukan fiksasi internal.

3. Pada fraktur terbuka dilakukan “debridement” kemudian reposisi

imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan fiksasi eksterna.

5. Fraktur Galeazzi

a. Diagnosa :

Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti edema

deformitas, “false movement”, krepitasi dan nyeri.

Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya

diskontinuitas pada tulang radius disertai dislokasi sendi

radioulnardistal.

Page 4: Trauma Lengan Bawah

b. Prosedur tetap :

1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum kemudian

imobilisasi dengan gips (long arm cast) pada posisi supinasi

selama 4-6 ming

2. Bila reposisi tertutup gagal dilakukan fiksasi interna, post

operasi diperiksa stabilitas sendi radioulnar, bila tidak stabil di

imobilisasi dengan gips pada posisi supinasi selama 3 minggu.

3. Pada fraktur terbuka dilakukan “debridement” kemudian

reposisi imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan

fiksasi eksterna.

Perawatan :

1. Pada reposisi tertutup segera dilakukan fisioterapi dengan kontraksi

isometrik pada otot-otot lengan, dan gerakan aktif pada tangan. Observasi

tanda-tanda adanya kompartemen 7-10 dengan kontrol radiologis terlebih

dahulu. Kontrol radiologis diulang pada minggu ke 4,6 dan 10. Biasanya

gips dibuka pada minggu ke 4. Pada dislokasi tanpa fraktur gips dapat

dibuka pada minggu ke 3.

2. Pada penderita dengan internal fiksasi, bila dapat dicapai fiksasi yang

stabil dapat segera dilakukan fisioterapi dengan gerakan aktif setelah bebas

nyeri. Evaluasi radiologi pada minggu ke 2,4,8.

Page 5: Trauma Lengan Bawah

Kepustakaan

1. Anderson, LD. : Fractures of the Shaft of the Radius and Ulna in

Rockwood CA; Green, DP (eds) : Fractures in Adult, Philadelphia, JB

Lipincott Company, p. 511-550, 1984.

2. Amadia, PC; Taleisnik, J. : Fractures of the Carpal Bones in Green, DP

(eds) : Operative Hand Surgery, Vol. 1 3 rd. New York , Churchill,

Livingstone, p. 799-860, p. 1993.

3. Crenshaw, AH. : Fractures of Shoulders Girdle, Arm and Forearm in

Crenshaw, AH. (eds) : campbell’s Operative Orthopaedics. Vol. 2 8 th ed.

St Louis : Mosby Year Book, p. 989-1054,1992.

4. Doybyns, JH; Linschied, RL. : Fractures and Dislocations of the Wrist in

Rockwood, CA; Green, DP (eds) : Fractures in Adult, Philadelphia, JB

Lipincott comp. P.411-450, 1984.

5. Tile, M. : Fractures of the Radius and Ulna in Schatzker J; Tile M. (eds) :

The Rationale of Operative Fractures Care, Berlin Heidelberg, Springer-

Verlag, p. 103-129, 1987.

6. Wright, PE. : Wrist in Crenshaw, AH. (eds) : Campbell’s Operative

Orthopaedics, Vol. 5 8 th ed. St Louis, Mosby Year Book, p. 3123-3166,

1992.

Page 6: Trauma Lengan Bawah