View
221
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
trauma optic neurophaty referat
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jaras penglihatan terdiri dari serial sel dan sinaps yang membawa informasi
visual dari lingkungan hingga ke otak untuk kemudian diproses. Terdiri dari retina,
saraf optik, optik kiasma, traktus optik, nukleus geniculatum lateral (LGN), radiasi
optik, dan korteks striae.1
Traumatic Optic Neuropathy (TON) merupakan suatu cedera akut pada saraf
optik oleh karena trauma. Akson-akson saraf optik dapat rusak secara langsung
maupun tidak langsung dan kehilangan penglihatan dapat parsial hingga komplit.
Cedera tidak langsung pada saraf optik terjadi akibat adanya transmisi tekanan ke
kanal optik pada saat trauma tumpul. Sebaliknya, cedera langsung yang
mengakibatkan kerusakan anatomis saraf optik terjadi pada luka tusuk orbital, adanya
fragmen tulang dalam kanal optik, atau hematoma pada pembungkus saraf. 2
Penyebab TON tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor dan sepeda,
diikuti oleh jatuh dan tindak kekerasan. TON terjadi sebanyak 1.5-5% pasien dengan
trauma kepala tertutup dan terjadi kerusakan pada jaras penglihatan (4-6/100.000
populasi/tahun. Laki-laki penderita terkait TON mencapai 60-95% kasus (4:1
dibandingkan dengan wanita), dan banyak pada dekade pertama hingga kedua usia
hidup mereka. Di Amerika Serikat terjadi sebanyak 0,5-5% pada pasien dengan
trauma kepala tertutup dan 2.5% pada pasien dengan fraktur midfasial. Angka
kejadian TON oleh karena trauma kraniofasial dilaporkan sekitar 0.5-1.5%.
Prevalensi internasional terhadap angka kejadian TON bervariasi di setiap negara,
tergantung pada angka kejadian kecelakaan atau tindak kekerasan.2,3,4
Kebanyakan kasus (hingga 60%) terkait dengan kehilangan penglihatan yang
berat. Pada suatu studi dinyatakan bahwa pasien usia 40 tahun keatas memiliki
prognosis penglihatan yang lebih buruk. 2,4
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
2
1.2 TUJUAN
Penulisan paper yang berjudul Traumatic Optic Neuropathy ini bertujuan untuk:
1. Membahas mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosis,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, prognosis TON.
2. Menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik senior di Departemen Ilmu
Penyakit Mata RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.3 MANFAAT
Manfaat penulisan paper ini adalah:
1. Dapat menambah pemahaman mengenai anatomi saraf optik.
2. Dapat menambah pemahaman mengenai jaras penglihatan.
3. Dapat menambah pemahaman mengenai definisi, etiologi, patofisiologi,
diagnosis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, prognosis TON
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI SARAF OPTIK
Serabut saraf retina membentuk sudut 90 derajat pada diskus optik dan keluar
sebagai saraf optik. Saraf ini terdiri dari serabut penglihatan, 90% diantaranya
berjalan ke nukleus genikulatum lateral, sementara 10% sisanya ke area yang
mengontrol respon pupil atau siklus sirkadian. Jumlah serabut saraf optik bervariasi
dari 1 juta hingga 2.22 juta, dengan ukuran diameter kecil hingga serabut saraf
berdiameter besar.1
Saraf optik memiliki panjang 5-6 cm dan dibagi menjadi 4 segmen
berdasarkan lokasinya : intraocular (0.7-1mm) : akson tanpa myelin yang berjalan
melalui lamina kribrosa kemudian menjadi bermielin; intraorbital (3 cm): memiliki
lapisan meningeal dura mater, arachnoid, rongga sub arachnoid, dan pia mater;
intrakanalikular (6-10 mm) : saraf optik masuk ke forame optik dan berjalan di
sepanjang kanal optik dalam lesser wing sphenoid; dan intrakranial (10-16 mm) :
saraf optik berjalan naik ke posterior dan medial pada optik kiasma.1,5
Saraf optik dikelilingi oleh tiga lapisan meningeal; lapisan paling luar yaitu
duramater, berupa jaringan ikat padat yang keras yang mengandung serabut elastis.
Lapisan berikutnya merupakan membran arachnoid, membran kolagen tipis dengan
banyak trabekula yang menghubungkan dengan lapisan paling dalam, pia mater.
Ketiga lapisan ini bersatu didalam sklera dan periorbita. 1,5
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
4
Gambar 2.1 Anatomi Mata
2.2 FISIOLOGI PENGLIHATAN
Saraf optik merupakan indera khusus untuk penglihatan. Cahaya dideteksi
oleh sel-sel batang dan kerucut di retina, yang dapat dianggap sebagai end-organ
sensorik khusus untuk penglihatan. Badan sel dari reseptor-reseptor ini mengeluarkan
tonjolan (prosesus) yang bersinaps dengan sel bipolar, neuron kedua di jalur
penglihatan. Sel-sel bipolar kemudian bersinaps dengan sel-sel ganglion retina.
Akson-akson sel ganglion membentuk lapisan serat saraf pada retina dan menyatu
membentuk saraf optikus. Saraf keluar dari bagian belakang bola mata dan berjalan
ke posterior di dalam kerucut otot untuk masuk ke dalam rongga tengkorak melalui
kanal optik.
Di dalam tengkorak, dua saraf optikus menyatu membentuk kiasma optikum. Di
kiasma, lebih dari separuh serat mengalami dekusasio dan menyatu dengan serat-serat
temporal yang tidak menyilang dari saraf optikus sisi lain untuk membentuk traktus
optikus. Masing-masing traktus optikus berjalan ke nukleus genikulatum lateral.
Dengan demikian, semua serat yang menerima impuls dari separuh kanan lapang
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
5
pandang masing-masing mata membentuk traktus optikus kiri dan berproyeksi ke
hemisfer serebrum kiri dan separuh kiri lapang pandang berproyeksi ke hemisfer
serebrum kanan. Dua puluh persen serat di traktus melayani fungsi pupil. Serat-serat
ini menuju ke nukleus pretektalis otak tengah, sementara serat lainnya bersinaps di
nukleus genikulatum lateral membentuk traktus genikulo-kalkarina. Traktus ini
berjalan melalui tungkai posterior kapsula interna dan kemudian menyebar ke dalam
radiasi optikus yang melintasi lobus temporalis dan parietalis dalam perjalanan ke
korteks oksipitalis (korteks kalkarina).6
Gambar 2.2. Jaras Penglihatan1
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
6
2.3 TRAUMATIC OPTIC NEUROPATHY
2.3.1 Defenisi
Traumatic Optic Neuropathy (TON) merupakan suatu bentuk neuropati
optikus oleh adanya kerusakan pada saraf optik yang menyebabkan kerusakan pada
fungsi visual diikuti dengan defek pupil aferen relative (Marcus-Gunn pupil).4
2.3.2 Etiologi
TON dikaitkan dengan kecelakaan dengan momentum tinggi dan trauma
wajah. Kecelakaan sepeda motor, kekerasan, luka tumpul, luka tusuk, luka tembak,
dan pembedahan endoskopi sinus merupakan penyebab TON. Luka tumpul umumnya
terjadi akibat deselerasi cedera pada region antefrontal kepala. Keparahan trauma
tidak selalu terkait dengan derajat penurunan penglihatan.4
2.3.3 Klasifikasi
Cedera saraf optik dapat diklasifikasikan menjadi cedera langsung dan tidak
langsung berdasarkan jenis cedera.
a. Cedera Tidak Langsung Saraf Optik
Cedera tidak langsung terjadi pada trauma tertutup pada kepala, menyebabkan
timbulnya tekanan yang kemudian menekan saraf optik. Pada pemeriksaan, tidak
terdapat perubahan cepat pada pemeriksaan fundus. Diskus optik dapat normal
hingga 3-5 minggu setelahnya dan berubah pucat seiring atrofi diskus terjadi.4,7
b. Cedera Langsung Saraf Optik
Cedera langsung saraf optik terjadi akibat dari avulsi saraf atau akibat adanya
penetrasi pada orbita, penetrasi fragmen tulang dan mengenai saraf optik
menyebabkan neuropati optikus parsial atau komplit pada pembungkus saraf
optikus. Perdarahan didalam dan sekitar saraf optik juga dapat terjadi. 8,9
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : ADRIANIE MARICELLA
NIM : 070100195
7
Tidak seperti cedera tidak langsung, cedera langsung menyebabkan perubahan
segera pada fundus yang merangsang oklusi arteri retina sentralis, oklusi vena retina
sentralis atau iskemia anterior neuropati optik.4,10
2.3.4 Patofisiologi
TON terjadi secara multifaktorial, beberapa penelitian menyimpulkan adanya
mekanisme primer dan sekunder dari cedera yang terjadi. Cedera langsung terjadi
pada trauma tajam, fraktur orbita dengan fraktur midfasial. Cedera tidak langsung
umumnya disebabkan oleh adanya gaya tekanan pada cedera kepala yang
ditransmisikan hingga ke saraf optik. Baik cedera langsung maupun tidak langsung
menyebabkan kerusakan mekanis ataupun iskemia pada saraf optik. Terkadang
cedera okuli sangat kecil hingga tidak terlihat adanya penyebab eksternal. Edema
pada rongga tertutup, nekrosis a