61
TRAUMA TORAKS TRAUMA TORAKS REFERAT STASE ILMU BEDAH REFERAT STASE ILMU BEDAH RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG Oleh: Oleh: Muchamad Zubaid 209.121.0011 Muchamad Zubaid 209.121.0011 Arif Prianggara 209.121.0015 Arif Prianggara 209.121.0015 Pembimbing: Pembimbing: dr. Marsudji, Sp.B dr. Marsudji, Sp.B

Trauma Thorax

Embed Size (px)

DESCRIPTION

safsava

Citation preview

Page 1: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKSTRAUMA TORAKS

REFERAT STASE ILMU BEDAHREFERAT STASE ILMU BEDAHRSUD MARDI WALUYO KOTA BLITARRSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR

FAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM MALANGUNIVERSITAS ISLAM MALANG

Oleh:Oleh:Muchamad Zubaid 209.121.0011Muchamad Zubaid 209.121.0011

Arif Prianggara 209.121.0015Arif Prianggara 209.121.0015

Pembimbing:Pembimbing:dr. Marsudji, Sp.Bdr. Marsudji, Sp.B

Page 2: Trauma Thorax

ANATOMI

1. KompartemenHemitoraks kanan dan kiri → Paru Mediastinum : jantung + pembuluh darah

2. Pleura → septum di tengahParietalis dan viseralisPleura kanan dan kiri terpisah

3. ParuTerdiri dari 5 lobus : kanan 3, kiri 2 kanan 10 segmen, kiri 8 segmenDarah venous : vent. Kanan → a.Pulmonalis → kapiler alveoli Darah arterial : kapiler paru → v. pulmonalis → ventr. Kiri → seluruh

tubuh.

a. Bronkhialis (cab.aorta) → darahi bronkus & slrh paru v. bronkhialis : kanan → v. Azygos

kiri → v. hemiazygos

RONGGA DADA

Page 3: Trauma Thorax

RONGGA DADA (lanjutan)RONGGA DADA (lanjutan)

ANATOMI (lanjutan)ANATOMI (lanjutan)

SarafSarafSimpatis → pleks. anterior dan posterior Simpatis → pleks. anterior dan posterior Parasimpatis → n. vagusParasimpatis → n. vagus

Sal. LimfeSal. LimfePleks. Superfisialis → gld. HilusPleks. Superfisialis → gld. HilusPleks. Profunda → llnn. Trakheo-bronkhialis Pleks. Profunda → llnn. Trakheo-bronkhialis → → sedikit / tidak ada anastomose kecuali pada sedikit / tidak ada anastomose kecuali pada

hilushilus

Page 4: Trauma Thorax

RONGGA DADA (lanjutan)RONGGA DADA (lanjutan)

FISIOLOGI FISIOLOGI (lanjutan)(lanjutan)

A. Inspirasi : proses aktifA. Inspirasi : proses aktif → rongga toraks >>→ rongga toraks >>

→ → tekanan negatif ↑tekanan negatif ↑ → udara masuk→ udara masuk

B. Ekspirasi : proses pasif B. Ekspirasi : proses pasif → vol.toraks << → vol.toraks <<

→ → udara keluarudara keluar

C. Fungsi pernafasan :C. Fungsi pernafasan :

1.1. Ventilasi Ventilasi : dengan inspirasi-ekspirasi : dengan inspirasi-ekspirasi

2.2. DistribusiDistribusi : menyebarkan s/d alveoli : menyebarkan s/d alveoli

3.3. DifusiDifusi : pertukaran O2 dan CO2: pertukaran O2 dan CO2

4.4. PerfusiPerfusi : darah arterial - venous : darah arterial - venous

Page 5: Trauma Thorax

RONGGA DADA (lanjutan)RONGGA DADA (lanjutan)FISIOLOGI (lanjutan)FISIOLOGI (lanjutan)Tes fungsi paruTes fungsi paru1. Guna : - pengetahuan faal pernafasan1. Guna : - pengetahuan faal pernafasan

- mengetahui fungsi paru pre op. - mengetahui fungsi paru pre op. - kontrol post op.- kontrol post op.

2. Jenis2. Jenis : - fluoroskopi : - fluoroskopi - volume tidal - volume tidal - maximal breathing capacity- maximal breathing capacity - differential bronchial spirometry - differential bronchial spirometry

3. Fluoroskopi :3. Fluoroskopi :Dilakukan dari AP-LatDilakukan dari AP-LatFungsi Fungsi : - efisiensi paru : - efisiensi paru

- tahu kemampuan paru- tahu kemampuan paru - elastisitas dan mobilitas dinding, diafragma - elastisitas dan mobilitas dinding, diafragma

dan parudan paruTes lain : spirometerTes lain : spirometer

4. Tidal Volume (TV) : vol. hawa yang di insp.-eksp. 1 periode.4. Tidal Volume (TV) : vol. hawa yang di insp.-eksp. 1 periode.

Page 6: Trauma Thorax

RONGGA DADA (lanjutan)RONGGA DADA (lanjutan)

5.5. Inspiratory Reserve Volume (IRV): vol. Maks. ssdh insp. Inspiratory Reserve Volume (IRV): vol. Maks. ssdh insp. 6.6. Expiratory Reserve Volume (ERV): volume maksimal → Expiratory Reserve Volume (ERV): volume maksimal →

sesudah ekspirasi biasasesudah ekspirasi biasa7.7. Residual Volume (RV): volume udara yang masih tertinggal → Residual Volume (RV): volume udara yang masih tertinggal →

ssd ekspirasi maksimalssd ekspirasi maksimal8.8. Vital Capacity ( IRV + TV + ERV) : vol. Maks. yang dapat Vital Capacity ( IRV + TV + ERV) : vol. Maks. yang dapat

dikeluarkan sesudah inspirasi maksimaldikeluarkan sesudah inspirasi maksimal9.9. Total Lung Capacity (RV+ERV+TV+IRV): jumlah gas dalam Total Lung Capacity (RV+ERV+TV+IRV): jumlah gas dalam

paru sesudah inspirasi maksimalparu sesudah inspirasi maksimal10.10. Inspiratory Capacity ( IRV + TV ) : hawa yg masih dapat di Inspiratory Capacity ( IRV + TV ) : hawa yg masih dapat di

inspirasi mulai dari resting expiratory levelinspirasi mulai dari resting expiratory level11.11. Fungsional Residual Capacity (ERV + RV): volume yang Fungsional Residual Capacity (ERV + RV): volume yang

tertinggal dalam pare pada resting-expiratory leveltertinggal dalam pare pada resting-expiratory level

Page 7: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKSTRAUMA TORAKS

A. PEMBAGIAN :A. PEMBAGIAN :Trauma tumpulTrauma tumpul : kecelakaan lalu lintas : kecelakaan lalu lintas Trauma tajam Trauma tajam : luka tusuk, luka tembak : luka tusuk, luka tembak

Gejala :Gejala : kesakitan, sesak napas, nyeri dada waktu bernapas kesakitan, sesak napas, nyeri dada waktu bernapas sianotik, jejas di dadasianotik, jejas di dada gerak napas asimetri, gerak paradoksal gerak napas asimetri, gerak paradoksal emfiseemfisema subkutisma subkutis tanda bendungan vena leher tanda bendungan vena leher sistolik ↓, nadi cepat, RR↑sistolik ↓, nadi cepat, RR↑ anemiaanemia tanda dan gejala kelainan penyertatanda dan gejala kelainan penyerta

Page 8: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKSTRAUMA TORAKS

Page 9: Trauma Thorax
Page 10: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

TINDAKAN ELEMENTERTINDAKAN ELEMENTER1.1. Menjamin kelancaran jalan nafas Menjamin kelancaran jalan nafas

miringkan kepalamiringkan kepala tarik dagu kedepantarik dagu kedepan bila gagal → dilakukanbila gagal → dilakukan

Pemasangan orotrakea / nasotrakeal Pemasangan orotrakea / nasotrakeal Intubasi endotrakealIntubasi endotrakealTrakeostomi Trakeostomi

2.2. Memasang infusMemasang infus3.3. Mengurangi / menghilangkan nyeri Mengurangi / menghilangkan nyeri 4.4. Pembuatan x-foto dada 2 arahPembuatan x-foto dada 2 arah

Page 11: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

TINDAKAN ELEMENTER (lanjutan)TINDAKAN ELEMENTER (lanjutan)

Page 12: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

INDIKASI PEMBEDAHAN: INDIKASI PEMBEDAHAN: Obstruksi jalan nafasObstruksi jalan nafasHematotoraks masifHematotoraks masifTamponade perikardium Tamponade perikardium Tension pneumotoraks Tension pneumotoraks Flail chestFlail chestPneumotoraks terbukaPneumotoraks terbukaKebocoran bronkus dan trakeobronkhialKebocoran bronkus dan trakeobronkhial

Page 13: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

D. DINDING DADA D. DINDING DADA 1.1. EmfisemaEmfisemaa.a. Sebab : kerusakan pleura dan paru Sebab : kerusakan pleura dan paru b.b. Perlekatan pleura (-) : pneumotoraks, emfisema sub Perlekatan pleura (-) : pneumotoraks, emfisema sub

kutis / mediastinum kutis / mediastinum c.c. Perlekatan pleura (+) : emfisema sub kutis, tanpa Perlekatan pleura (+) : emfisema sub kutis, tanpa

pneumotorakspneumotoraksTindakan : insisi daerah fraktur, paru dijahit, tutup luka Tindakan : insisi daerah fraktur, paru dijahit, tutup luka dan pasang drain. dan pasang drain.

d.d. Emfisema mediastinum : Kebocoran trakea, bronkus, Emfisema mediastinum : Kebocoran trakea, bronkus, esofagus.esofagus.Kasus berat → bendungan v. leper → wajah sembab Kasus berat → bendungan v. leper → wajah sembab Tindakan : Drainase kavum pleuraTindakan : Drainase kavum pleuraTrakeostomi bila kebocoran trakea atas tap Trakeostomi bila kebocoran trakea atas tap

Page 14: Trauma Thorax

Emfisema

Page 15: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

D. DINDING DADA (lanjutan)D. DINDING DADA (lanjutan)2. Patah tulang rusuk tunggal / majemuk 2. Patah tulang rusuk tunggal / majemuk a.a. Tanda : gerak napas asimetriTanda : gerak napas asimetrib.b. Gejala : nyeri waktu papas / sesakGejala : nyeri waktu papas / sesakc.c. Anak : kerusakan intra toraks tanpa patah tulang iga. Anak : kerusakan intra toraks tanpa patah tulang iga.

Orang tua : patah tulang iga dimana sajaOrang tua : patah tulang iga dimana sajaGerak leher tiba-tiba : patah iga IGerak leher tiba-tiba : patah iga I

d.d. Tindakan pada patah tulang iga tanpa komplikasi Tindakan pada patah tulang iga tanpa komplikasi untuk mengurangi nyeri :untuk mengurangi nyeri :Pasang plesterPasang plesterBlok anestesi interkostal / Anestesi lokal Blok anestesi interkostal / Anestesi lokal Blok para vertebralBlok para vertebral

Page 16: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

D. DINDING DADA (lanjutan)D. DINDING DADA (lanjutan)3. Dislokasi kostokondral / kodrosternal3. Dislokasi kostokondral / kodrosternala.a. Sebab : trauma langsung sternumSebab : trauma langsung sternumb.b. Dislokasi bilateral : respirasi paradoksalDislokasi bilateral : respirasi paradoksal

Dislokasi unilateral : deformitas tanpa efek respirasi Dislokasi unilateral : deformitas tanpa efek respirasi kecuali ada patah tulang igakecuali ada patah tulang iga

c.c. Penyembuhan : 8 - 12 mingguPenyembuhan : 8 - 12 minggud.d. Tindakan : Tindakan :

unilateral → plesterunilateral → plesterbilateral → traksi beban 2,5 kg positive pressure bilateral → traksi beban 2,5 kg positive pressure

ventilasiventilasi

Page 17: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

D. DINDING DADA (lanjutan)D. DINDING DADA (lanjutan)

4. Dislokasi kondro-kondral4. Dislokasi kondro-kondrala.a. Iga VII - X, terutama iga IX - VIIIIga VII - X, terutama iga IX - VIII

b.b. Sebab : Sebab : trauma langsung atau tekanan trauma langsung atau tekanan

hantaran hantaran

c.c. Tanda: Tanda: - Sindroma kartilago iga IX- Sindroma kartilago iga IX

- n. interkostal VIII terjepit → nyeri - n. interkostal VIII terjepit → nyeri

- Hipertensi hipokondrium- Hipertensi hipokondrium

d.d. Tindakan : amputasi kartilagoTindakan : amputasi kartilago

Page 18: Trauma Thorax
Page 19: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

D. DINDING DADA (lanjutan)D. DINDING DADA (lanjutan)5. Flail (stove in) chest5. Flail (stove in) chest

Fraktur pd Fraktur pd 2 tempat pada 1 iga yg mengenai 2 tempat pada 1 iga yg mengenai 3, 3, baik anterior maupun lateral.baik anterior maupun lateral.Pada posterior tidak terjadi karena splinting otot Pada posterior tidak terjadi karena splinting otot sacrospinalis.sacrospinalis.Akibatnya : Akibatnya : Napas paradoksal.Napas paradoksal.

Goncang gerak mediastinum Goncang gerak mediastinum V. cava inferior terjepit V. cava inferior terjepit Tekanan O2 ↓, CO2 ↑Tekanan O2 ↓, CO2 ↑

Gejala : sesak napas, sianosis, takikardi bahkan gagal Gejala : sesak napas, sianosis, takikardi bahkan gagal jantung.jantung.

Page 20: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 21: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)D. DINDING DADA (lanjutan)D. DINDING DADA (lanjutan)5. Flail (stove in) chest (lanjutan)5. Flail (stove in) chest (lanjutan)Tindakan : Stabilisasi dinding dadaTindakan : Stabilisasi dinding dada1.1. Pertolongan pertamaPertolongan pertama

a.a. penekanan dengan telapak tangan penekanan dengan telapak tangan b.b. fiksasi plesterfiksasi plester

2.2. Stabilisasi dengan traksi, beban 1 - 2.5 kg Stabilisasi dengan traksi, beban 1 - 2.5 kg 3.3. Assisted respiratory pada flail chest berat Lama Assisted respiratory pada flail chest berat Lama

assisted resp. 10 - 14 hari bila :assisted resp. 10 - 14 hari bila :SyokSyok3 / lebih trauma tempat lain 3 / lebih trauma tempat lain Trauma kepala berat Trauma kepala berat Penyakit paru terdahulu Penyakit paru terdahulu Patah 8 iga atau lebih Patah 8 iga atau lebih Umur > 65 tahunUmur > 65 tahun

Page 22: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

E. RONGGA PLEURAE. RONGGA PLEURA 1. Pneumotoraks1. Pneumotoraksa.a. Macam : terbuka, tertutup, ventilMacam : terbuka, tertutup, ventilb.b. Akibatnya : paru kolaps, terdorong ke sisi sehat Akibatnya : paru kolaps, terdorong ke sisi sehat c.c. Gejala dan tandaGejala dan tanda

Sesak napas, sianosisSesak napas, sianosis Syok hipovolemik sekunderSyok hipovolemik sekunder Perkusi timpani, daerah kolaps dulness Perkusi timpani, daerah kolaps dulness Auskultasi suara napas lemah - hilang. Auskultasi suara napas lemah - hilang. Diagnosa pasti : X-foto toraksDiagnosa pasti : X-foto toraks

d.d. TindakanTindakan Minimal: konservatif Minimal: konservatif Moderate : aspirasi Moderate : aspirasi Severe : drainase sistem 3 botolSevere : drainase sistem 3 botol

Page 23: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 24: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

E. RONGGA PLEURA (lanjutan)E. RONGGA PLEURA (lanjutan)2. Tension pneumotoraks2. Tension pneumotoraksA.A. Akibatnya : tekanan intra pleura ↑ Akibatnya : tekanan intra pleura ↑

Paru kolapsParu kolaps Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat Paru sehat tak mengembang maksimal. Tek. > 20 cm H2O → Paru sehat tak mengembang maksimal. Tek. > 20 cm H2O →

ggn. venous return ggn. venous return

B.B. Gejala dan tanda :Gejala dan tanda : Sesak napas, sianosis Sesak napas, sianosis KU cepat menurun KU cepat menurun Tek. Darah ↓, nadi cepat dan lemah Tek. Darah ↓, nadi cepat dan lemah Tanda fisis pneumotoraks Tanda fisis pneumotoraks Mediastinum ke sisi sehat Mediastinum ke sisi sehat

C.C. TindakanTindakanA.A. Kontra ventil / WSD sic II, 5 cm lateral linea parasternalKontra ventil / WSD sic II, 5 cm lateral linea parasternal

Page 25: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 26: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 27: Trauma Thorax

E. RONGGA PLEURA (lanjutan)E. RONGGA PLEURA (lanjutan)3. Hematotoraks3. Hematotoraksa.a. Asal darah : Asal darah :

- Paru robek- Paru robek - pembuluh darah interkostal - pembuluh darah interkostal - a. Mammaria interna- a. Mammaria interna - pemb. darah dalam mediastinum - pemb. darah dalam mediastinum - jantung- jantung - hepar, lien, lewat diafragma - hepar, lien, lewat diafragma

b.b. PembagianPembagian* minimal : < 300 cc* minimal : < 300 cc

* moderat : 300 - 1500 cc * moderat : 300 - 1500 cc * masif* masif : > 1500 cc : > 1500 cc

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 28: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)E. RONGGA PLEURA (lanjutan)E. RONGGA PLEURA (lanjutan)3. Hematotoraks (lanjutan)3. Hematotoraks (lanjutan)c. Gejala & tanda - sesak napas, sianosis c. Gejala & tanda - sesak napas, sianosis

- sakit dada- sakit dada - anemia – syok- anemia – syok - perkusi : dulness sisi sakit- perkusi : dulness sisi sakit - ausk : suara napas lemah - hilang- ausk : suara napas lemah - hilang

d.d. X-fotoX-fotoa.a. < 300 cc : tidak tampak< 300 cc : tidak tampakb.b. > 300 cc : tampak permukaan cairan > 300 cc : tampak permukaan cairan c.c. sangat banyak : mediastinum bergeser sangat banyak : mediastinum bergeser

Page 29: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 30: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

E. RONGGA PLEURA (lanjutan)E. RONGGA PLEURA (lanjutan)3. Hematotoraks (lanjutan)3. Hematotoraks (lanjutan)e.e. KomplikasiKomplikasi

Fibrotoraks : kesukaran absorbsi-resorbsi Fibrotoraks : kesukaran absorbsi-resorbsi

f.f. TindakanTindakanMinimal : konservatif Minimal : konservatif Moderat : aspirasiModerat : aspirasiSevere : WSD sistem 3 botol Severe : WSD sistem 3 botol

g.g. Indikasi torakotomiIndikasi torakotomiHematotoraks masif Hematotoraks masif Perdarahan > 500 cc/2 jam Perdarahan > 500 cc/2 jam Perdarahan 200 - 300 cc /jamPerdarahan 200 - 300 cc /jam Transfusi 2000 cc tidak membaik Transfusi 2000 cc tidak membaik Hematotoraks membekuHematotoraks membeku X-foto jelas hematotoraks, aspirasi (-) X-foto jelas hematotoraks, aspirasi (-) Fibrotoraks dan kholesterotoraksFibrotoraks dan kholesterotoraks

Page 31: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

F. KERUSAKAN PARUF. KERUSAKAN PARU1.1. Penyebab : trauma tumpul (ledakan) trauma tajam : Penyebab : trauma tumpul (ledakan) trauma tajam :

hematotoraks hematotoraks 2.2. Terjadi kerusakan parenkim paru dan perdarahan yang Terjadi kerusakan parenkim paru dan perdarahan yang

terperangkap dalam paruterperangkap dalam paru3.3. Gejala dan tanda : sesak napas, hipotensi, syokGejala dan tanda : sesak napas, hipotensi, syok4.4. Wet lung : cairan persisten pada paru yang Wet lung : cairan persisten pada paru yang

berlangsung berapa hari.berlangsung berapa hari. Trauma dada → kerusakan paru + perdarahan → Trauma dada → kerusakan paru + perdarahan →

eksudat -transudat pada alveoli transport O2 terganggu eksudat -transudat pada alveoli transport O2 terganggu → transudat ↑→ transudat ↑

Batuk (-) / tidak adekuat → timbunan sputum → Batuk (-) / tidak adekuat → timbunan sputum → menambah sesak, sianosis, syok, koma. menambah sesak, sianosis, syok, koma.

Kembalikan refleks batuk, gagal : trakeostomi Kembalikan refleks batuk, gagal : trakeostomi

Page 32: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

G. RUPTUR DAERAH, TRAKEOBRONKHIAL G. RUPTUR DAERAH, TRAKEOBRONKHIAL 1.1. Sebab : trauma tajam/ tumpul iga I – IIISebab : trauma tajam/ tumpul iga I – III2.2. Klinis : sesak napas, batuk darah, sianosis Klinis : sesak napas, batuk darah, sianosis

Ada hubungan bronkhial sistem dengan rongga pleura dan Ada hubungan bronkhial sistem dengan rongga pleura dan mediastinum : terjadi pneumotoraks ventil, emfisema sub mediastinum : terjadi pneumotoraks ventil, emfisema sub kutankutan

3.3. Diagnosis: fisik, bronkoskopi, radiologi Diagnosis: fisik, bronkoskopi, radiologi 4.4. Tindakan : terbaik pembedahan Tindakan : terbaik pembedahan

Hematopneumotoraks : pasang WSD Hematopneumotoraks : pasang WSD Pneumomediastinum : mediastinostomiPneumomediastinum : mediastinostomi Ruptur di kranial karma : trakeostomi / endotrakeal tube Ruptur di kranial karma : trakeostomi / endotrakeal tube Ruptur di distal karina : pasang ETRuptur di distal karina : pasang ET

5.5. Prognosa : Bila komplikasi (-) diharapkan paru Prognosa : Bila komplikasi (-) diharapkan paru mengembang.mengembang.

Page 33: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

Page 34: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

H. KERUSAKAN DUKTUS TORAKIKUSH. KERUSAKAN DUKTUS TORAKIKUS

Jarang terjadi, perlu tindakan cermat dan Jarang terjadi, perlu tindakan cermat dan lama. lama.

Terjadi khilotoraks.Terjadi khilotoraks.

Klinis : sesak napasKlinis : sesak napas

Page 35: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

I. KERUSAKAN DIAFRAGMAI. KERUSAKAN DIAFRAGMA1.1. Trauma abdomen / luka tusuk torako-abd.Trauma abdomen / luka tusuk torako-abd.2.2. Kecurigaan:salah satu luka di bawah kosta V Kecurigaan:salah satu luka di bawah kosta V

Tanda : Tanda : emfisema dinding abdomen hematom dinding emfisema dinding abdomen hematom dinding

abdomen abdomen pekak hepar hilangpekak hepar hilang defence muskuler, nyeri abdomen defence muskuler, nyeri abdomen nyeri bahunyeri bahu Dapat terjadi herniasi organ intra abdomen, Dapat terjadi herniasi organ intra abdomen,

pneumotoraks, hematotoraks ipsilateral.pneumotoraks, hematotoraks ipsilateral.

Page 36: Trauma Thorax

KERUSAKAN DIAFRAGMA (lanjutan)KERUSAKAN DIAFRAGMA (lanjutan)

Page 37: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

KERUSAKAN DIAFRAGMA (lanjutan)KERUSAKAN DIAFRAGMA (lanjutan)

TindakanTindakan Eksplorasi, insisi torakotomi karena :Eksplorasi, insisi torakotomi karena :

Lebih mudah memperbaiki kerusakan abdomen Lebih mudah memperbaiki kerusakan abdomen dari toraks daripada sebaliknya.dari toraks daripada sebaliknya.

Bila perlu eksteriorisasi kolon : buat insisi baru Bila perlu eksteriorisasi kolon : buat insisi baru untuk mengurangi infeksi.untuk mengurangi infeksi.

Page 38: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

J. LUKA PERFORASI DADAJ. LUKA PERFORASI DADA1.1. Tertutup (closed chest wound) Tertutup (closed chest wound)

Pleura tidak melekat : hematopneumotoraks Pleura tidak melekat : hematopneumotoraks Luka masuk / keluar : menduga organ rusak Luka masuk / keluar : menduga organ rusak Hematotoraks absorbsi Hb → panas Hematotoraks absorbsi Hb → panas Empiema bilaEmpiema bila : suhu tinggi malam hari, : suhu tinggi malam hari,

rendah pagi hari, rendah pagi hari, nafsu makan turunnafsu makan turun gelisah dan pucatgelisah dan pucat Bila apirasi pus (+) segera WSD Bila apirasi pus (+) segera WSD

Page 39: Trauma Thorax

TRAUMA TORAKS (lanjutan)TRAUMA TORAKS (lanjutan)

J. LUKA PERFORASI DADA (lanjutan)J. LUKA PERFORASI DADA (lanjutan)2.2. Terbuka (open chest wound) Terbuka (open chest wound)

Harus segera dijadikan tertutup Harus segera dijadikan tertutup Tanda : sucking woundTanda : sucking wound luka < trakea : tidak ada ggn. luka < trakea : tidak ada ggn. Napas Napas luka > trakea : terjadi gangguan napas luka > trakea : terjadi gangguan napas Tindakan :Tindakan :

Tutup luka dengan gaas vaselinTutup luka dengan gaas vaselinDebridement dan jahit luka setelah syok teratasiDebridement dan jahit luka setelah syok teratasipada keadaan tertentu dibuat insisi baru dan luka pada keadaan tertentu dibuat insisi baru dan luka primer ditutupprimer ditutupjika paru luka jika paru luka →→ WSD WSD

Page 40: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHDARAH

A.A. Trauma tumpulTrauma tumpul1.1. Memar otot jantungMemar otot jantung2.2. Robekan dinding jantungRobekan dinding jantung3.3. Robek / rusak katub, korda tendinea, otot Robek / rusak katub, korda tendinea, otot

papilaris papilaris 4.4. Robekan septum interventrikulorumRobekan septum interventrikulorum5.5. Luka a. KoronariaLuka a. Koronaria6.6. Robekan perikardiumRobekan perikardium7.7. Robekan pembuluh darah besar Robekan pembuluh darah besar

Page 41: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

B.B. Trauma tajamTrauma tajam1.1. Luka tusuk perikardiumLuka tusuk perikardium

2.2. Luka tusuk dinding jantungLuka tusuk dinding jantung

3.3. Luka tembus/ robek katub, korda tendinea, Luka tembus/ robek katub, korda tendinea, otot papilaris otot papilaris

4.4. Luka tusuk septum interventrikulorumLuka tusuk septum interventrikulorum

5.5. Luka tembus a. KoronariaLuka tembus a. Koronaria

6.6. Luka tusuk pembuluh darah besar Luka tusuk pembuluh darah besar

Page 42: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

C.C. Tindakan utamaTindakan utama1.1. Ventilasi adekuat : Ventilasi adekuat :

a. Bersihkan jalan napas a. Bersihkan jalan napas b. Oral airwayb. Oral airway c. Intubasi ETc. Intubasi ET d. Assisted ventilationd. Assisted ventilation e. Jika perlu trakeostomi e. Jika perlu trakeostomi

2.2. Dx. dan tindakan thd. Tamponade jantung Dx. dan tindakan thd. Tamponade jantung 3.3. Infus 2 jalur /lebih, satu untuk CVPInfus 2 jalur /lebih, satu untuk CVP4.4. Drainase hematotoraks / hematopneumo-toraks Drainase hematotoraks / hematopneumo-toraks 5.5. Keseimbangan cairanKeseimbangan cairan6.6. Catat tanda vitalCatat tanda vital7.7. Laboratorium, EKG, X-foto toraks Laboratorium, EKG, X-foto toraks 8.8. Pemeriksaan fisik cepat dan tepatPemeriksaan fisik cepat dan tepat

Page 43: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

TRAUMA TUMPULTRAUMA TUMPULMyocardial contusion (memar otot jantung) Myocardial contusion (memar otot jantung) Paling banyak didapatPaling banyak didapat DX. Precordial pain identik dengan iskemia dan infark DX. Precordial pain identik dengan iskemia dan infark

miokard miokard Tidak berkurang dengan vasodilatasi koronerTidak berkurang dengan vasodilatasi koroner Fisik :Fisik : takikardia, jejas dada,takikardia, jejas dada,

EKG: kelainan ST dan T wave EKG: kelainan ST dan T wave Cardiac aritmiaCardiac aritmiaKanan : pengurangan HR & irama sinus, defek Kanan : pengurangan HR & irama sinus, defek konduksi konduksi Trauma kiri : ggn. irama ventrikelTrauma kiri : ggn. irama ventrikel

Lab : SGOT, LDH, CPK tidak khas Lab : SGOT, LDH, CPK tidak khas Radionuclide imaging : Nilai diagnostik Radionuclide imaging : Nilai diagnostik

Page 44: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

Tindakan :Tindakan :Hipovolemia + hipoksia : transfuse dan ventilasi Hipovolemia + hipoksia : transfuse dan ventilasi Aritmia : Aritmia : supraventrikuler supraventrikuler : digitalis : digitalis

ventrikulerventrikuler : lidocain : lidocain sinoaurikulerarrest/CHB sinoaurikulerarrest/CHB : temporary : temporary

pacemaker pacemaker CHF : digitalis, diuretika, pembatasan cairan dan garam CHF : digitalis, diuretika, pembatasan cairan dan garam Low cardiac output : inotropik agentLow cardiac output : inotropik agentChest pain : analgesik Chest pain : analgesik Pengawasan : 2 - 4 minggu Pengawasan : 2 - 4 minggu Komplikasi lanjut : ventrikuler aneurisma, VSD/ perikarditisKomplikasi lanjut : ventrikuler aneurisma, VSD/ perikarditis

Page 45: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

Page 46: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

Page 47: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

TRAUMA TAJAMTRAUMA TAJAMLuka kecil atrium: menutup sendiri (tek. Luka kecil atrium: menutup sendiri (tek. Rendah)Rendah)Luka kecil ddg. Ventrikel : berhenti sendiri / terus Luka kecil ddg. Ventrikel : berhenti sendiri / terus berlangsung + gejala tamponade jantungberlangsung + gejala tamponade jantungLuka >1 cm, perdarahan > cepat tamponade / syok Luka >1 cm, perdarahan > cepat tamponade / syok hemoragikhemoragikLuka tembak : kerusakan jar. sekitar Luka tembak : kerusakan jar. sekitar DiagnosisDiagnosisa.a. Luka msk sktr jantung + tamponade jant. / syok hemoragik Luka msk sktr jantung + tamponade jant. / syok hemoragik b.b. CVP naik, pulsus paradoksus + kelainan EKG dan X-foto toraks CVP naik, pulsus paradoksus + kelainan EKG dan X-foto toraks

kurang membantukurang membantu

Page 48: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

TAMPONADE JANTUNGTAMPONADE JANTUNGAkut Akut : karena trauma tajam dan tumpul: karena trauma tajam dan tumpulBerfungsi : a. Live saving: mengurangi perdarahan luka Berfungsi : a. Live saving: mengurangi perdarahan luka

b. Lethal : bila proses berlanjutb. Lethal : bila proses berlanjutTerjadi 3 kelainan fisiologisTerjadi 3 kelainan fisiologisa.a. Sistem venaSistem vena : tek intra perikardial ↑ → membatasi aliran darah : tek intra perikardial ↑ → membatasi aliran darah

versa ke ventrikel kanan + tekana end diastolic ↑ CVP ↑versa ke ventrikel kanan + tekana end diastolic ↑ CVP ↑b.b. Sistem arteriSistem arteri : kompresi pada jantung → cardiac output ↓, : kompresi pada jantung → cardiac output ↓,

tekanan darah ↓ → aliran koronertekanan darah ↓ → aliran koroner hipoksia otot jantung hipoksia otot jantung c.c. SistemikSistemik

COPS ↓ → vasokonstrik sist. COPS ↓ → vasokonstrik sist. → tahanan perifer ↑ → tek. → tahanan perifer ↑ → tek. mendekati/di atas normal. mendekati/di atas normal. Kmd COP ↓ & tek. versa ↑. Kmd COP ↓ & tek. versa ↑.

Page 49: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

Page 50: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

TAMPONADE JANTUNG (lanjutan)TAMPONADE JANTUNG (lanjutan)

DiagnosaDiagnosa Triad tamponade jantung : Triad tamponade jantung :

1. CVP naik1. CVP naik 2. Suara jantung menjauh 2. Suara jantung menjauh 3. Paradoxical arterial pulse 3. Paradoxical arterial pulse

CVP naik bila tidak ada hipovolemiCVP naik bila tidak ada hipovolemi Tamponade jantung dapat terjadi pad suara jantung Tamponade jantung dapat terjadi pad suara jantung

normal normal Paradoxical aretrerial pulse pressure sukar Paradoxical aretrerial pulse pressure sukar

dideteksidideteksi X-foto toraks : pelebaran bayangan jantung +/- X-foto toraks : pelebaran bayangan jantung +/- EKG: low voltageEKG: low voltage PerikardiosentesisPerikardiosentesis

Page 51: Trauma Thorax

TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH TRAUMA JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (lanjutan)DARAH (lanjutan)

TAMPONADE JANTUNG (lanjutan)TAMPONADE JANTUNG (lanjutan)Tindakan : cepat dan tepatTindakan : cepat dan tepat

Perikardiosentesis bila sgt berat, aspirasi 25-50 Perikardiosentesis bila sgt berat, aspirasi 25-50 cc Torakotomi bila :cc Torakotomi bila :

Aspirasi berulang gagalAspirasi berulang gagalTamponade terjadi lagi segera setelah trauma. Tamponade terjadi lagi segera setelah trauma. Perdarahan berlangsung terusPerdarahan berlangsung terus

Perikardiosentesis dilanjutkan torakotomi Perikardiosentesis dilanjutkan torakotomi eksplorasi untuk kardiorapieksplorasi untuk kardiorapiTorakotomi segeraTorakotomi segera

Page 52: Trauma Thorax

TRAUMA ESOFAGUSTRAUMA ESOFAGUS1.1. Esofagus : panjang 23 -25 cmEsofagus : panjang 23 -25 cm2.2. Penyebab perforasi : - Iatrogenik (endoskopi, dilatasi) Penyebab perforasi : - Iatrogenik (endoskopi, dilatasi)

tajam / tumpultajam / tumpul ruptuir spontanruptuir spontan

3.3. Ltk : posterolat : kiri trakea → blkg arkus aorta & bifurkasio Ltk : posterolat : kiri trakea → blkg arkus aorta & bifurkasio trakea → belok kiri-anterior - msk hiatus esofagus.trakea → belok kiri-anterior - msk hiatus esofagus.

4.4. Berbeda dengan sal. cerna lain karena : Berbeda dengan sal. cerna lain karena : lapisan serosa (-)lapisan serosa (-) Dalam rongga toraks (tekanan negatif)Dalam rongga toraks (tekanan negatif) Tiga penyempitan anatomis (cricopharyngeal sphingter, Tiga penyempitan anatomis (cricopharyngeal sphingter,

arcus aorta, esofago-gastric junction)arcus aorta, esofago-gastric junction) Mudah cedera karena instrumentasiMudah cedera karena instrumentasi Akibat perforasi : kontaminasi (cairan korosif, makanan, Akibat perforasi : kontaminasi (cairan korosif, makanan,

kuman) selulitis → supurasikuman) selulitis → supurasi5.5. PerforasiPerforasi

Torakal esofagus 2/3 proksimal : ke pleura kanan Torakal esofagus 2/3 proksimal : ke pleura kanan Torakal esofagus 1/3 distal : ke pleura kiri Torakal esofagus 1/3 distal : ke pleura kiri Perforasi intra abdomen dan subfrenika jarangPerforasi intra abdomen dan subfrenika jarang

Page 53: Trauma Thorax

TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)

KLASIFIKASI PERFORASIKLASIFIKASI PERFORASI SpontanSpontan

Pada 1/3 distal esofagus, mengakibatkan kegagalan pernafasan dan Pada 1/3 distal esofagus, mengakibatkan kegagalan pernafasan dan syoksyok

Akibat pemaksaan muntuh setelah minum alkohol, dan dilatasi lambung Akibat pemaksaan muntuh setelah minum alkohol, dan dilatasi lambung akutakut

InstrumentasiInstrumentasi esofagoskopi, dilatasi, intubasiesofagoskopi, dilatasi, intubasi esofagoskopi serat optik fleksibel : kejadian menurun esofagoskopi serat optik fleksibel : kejadian menurun Resiko tinggi perforasiResiko tinggi perforasi

orang tua dengan servikal artritisorang tua dengan servikal artritisspasme/hipertrori sfingter krikofaringeus spasme/hipertrori sfingter krikofaringeus

Perforasi dapat terjadi pada semua level Perforasi dapat terjadi pada semua level Perforasi traumatikPerforasi traumatik

Trauma tumpul, tajam & benda asingTrauma tumpul, tajam & benda asing Trauma tumpul thorak & abd. bag. atas, menelan benda asing.Trauma tumpul thorak & abd. bag. atas, menelan benda asing.

Kelainan intrinsik esofagusKelainan intrinsik esofagus Mis : Ca esofagus, hernia hiatus, divertikulum, striktur, stenosis paska Mis : Ca esofagus, hernia hiatus, divertikulum, striktur, stenosis paska

op.op.

Page 54: Trauma Thorax

TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)

GEJALAGEJALA

Level thorakal → mengancam jiwa Level thorakal → mengancam jiwa

nyeri dada hebatnyeri dada hebat

demam disertai muntahdemam disertai muntah

hematemesis, disfagia, kadang disertai sesak hematemesis, disfagia, kadang disertai sesak

servikal : sakit dada menonjolservikal : sakit dada menonjol

thorakal : sakit da. Abd atas & punggungthorakal : sakit da. Abd atas & punggung

Page 55: Trauma Thorax

TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)

TANDATANDA demam timbul setelah nyeridemam timbul setelah nyeri takikardi, hipotensi, takipneu & sianosis takikardi, hipotensi, takipneu & sianosis gagal nafas & syokgagal nafas & syok mediastinum : ronkhi basal paru, suara udara dlm mediastinum : ronkhi basal paru, suara udara dlm

mediastinum, krepitasi pd tiap denyut jantung, mediastinum, krepitasi pd tiap denyut jantung, Hamman's sign Hamman's sign

perforasi ke rongga pleura : hidropneumothoraksperforasi ke rongga pleura : hidropneumothoraks 1/3 distal : akut abdomen1/3 distal : akut abdomen

Page 56: Trauma Thorax

TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)

LABORATORIUM LABORATORIUM lekositosis, hemokonsentrasi lekositosis, hemokonsentrasi aspirasi pleura : amilase tinggi aspirasi pleura : amilase tinggi esofagogastric junction : cairan pleura asam esofagogastric junction : cairan pleura asam

DIAGNOSADIAGNOSA Anamnesa & pemeriksaan fisik yang teliti Anamnesa & pemeriksaan fisik yang teliti Foto thoraks :Foto thoraks :

emfisema di leher & / sampai thoraks emfisema di leher & / sampai thoraks

hidropneumothoraks kanan / kiri hidropneumothoraks kanan / kiri Esofagografi dengan lipiodol / gastrografin. Esofagografi dengan lipiodol / gastrografin.

Page 57: Trauma Thorax

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAANPerforasi kecil : konservatifPerforasi kecil : konservatifOp. segera, tergantung macam, saat terjadi & lokasi Op. segera, tergantung macam, saat terjadi & lokasi Indikasi op. : Indikasi op. : - pneumothoraks- pneumothoraks- emfisema mediastinum dg efusi pleura- emfisema mediastinum dg efusi pleura- sepsis- sepsis- gagal nafas & syok - gagal nafas & syok

Penundaan operasi / konservatif bila :Penundaan operasi / konservatif bila : daerah perforasi kecil & ada aliran balik daerah perforasi kecil & ada aliran balik gejala ringan & sepsis (-)gejala ringan & sepsis (-)

TRAUMA ESOFAGUS (lanjutan)

Page 58: Trauma Thorax

WSDWSD

SUSUNAN WSD SISTEM 3 BOTOLSUSUNAN WSD SISTEM 3 BOTOLBotol I : Botol I : - water seal / kedap air & penampung- water seal / kedap air & penampung

- pipa masuk 2 cm di bawah permu- - pipa masuk 2 cm di bawah permu-

kaan air kaan air Botol II : pengatur tekanan negatifBotol II : pengatur tekanan negatifBotol III : pengamanBotol III : pengamanTujuan pompa hisap kontinyu :Tujuan pompa hisap kontinyu : pertahankan tehanan negatif dalam kavum pleura pertahankan tehanan negatif dalam kavum pleura evakuasi udara paska thorakotomievakuasi udara paska thorakotomi keluarkan cairan & / udara dari kavum pleura percepat keluarkan cairan & / udara dari kavum pleura percepat

pengembangan paru yang kolapspengembangan paru yang kolaps

Page 59: Trauma Thorax

WSDWSD

Page 60: Trauma Thorax

WSD WSD (lanjutan)(lanjutan)

Hal-hal yang perlu diperhatikan secara Hal-hal yang perlu diperhatikan secara teraturteratur

Botol WSD harus lebih rendah dari dada part uutuk Botol WSD harus lebih rendah dari dada part uutuk cegah aspi rasi.cegah aspi rasi.Klem pipa bila membersihkan / mengganti botol.Klem pipa bila membersihkan / mengganti botol.Pipa macet dapat oleh karena terlipat, tersumbat Pipa macet dapat oleh karena terlipat, tersumbat fibrin / jaringan paru yang mengembang, terduduki fibrin / jaringan paru yang mengembang, terduduki oleh penderita sendiri.oleh penderita sendiri.Udara bocor dapat dari pipa yang bocor pada Udara bocor dapat dari pipa yang bocor pada sambungan, di sekitar kateter, bronkhopleural sambungan, di sekitar kateter, bronkhopleural fistel.fistel.

Page 61: Trauma Thorax

WSD WSD (lanjutan)(lanjutan)

HAL-HAL PENTING DALAM W.S.DHAL-HAL PENTING DALAM W.S.DBOTOL WSD > RENDAHBOTOL WSD > RENDAHPOSISI O.S ½ DUDUK + 30 DERAJAT POSISI O.S ½ DUDUK + 30 DERAJAT SISTIM HARUS RAPISISTIM HARUS RAPIFIKSASI PIPA YG KELUAR TUBUH FIKSASI PIPA YG KELUAR TUBUH PIPA TEMBUS PANDANGPIPA TEMBUS PANDANGCATAT JUMLAH & MACAM CAIRANCATAT JUMLAH & MACAM CAIRANFISIOTERAPI NAPASFISIOTERAPI NAPASKOREKSI SETIAP KELAINANKOREKSI SETIAP KELAINANKLEM PIPA PADA SETIAP MANIPULASI KLEM PIPA PADA SETIAP MANIPULASI HAMBATAN/SUMBATAN PIPAHAMBATAN/SUMBATAN PIPAKEBOCORAN PIPAKEBOCORAN PIPA