25
 TRAUMA TULANG BELAK ANG A. DEFINISI Trauma pada tulang belakang (spinal cors injury) adalah cedera yang mengenai servikal vertebralis dan lumbalis dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang (!uttta"in #$$%)& Trauma spinal adalah injuri'cedera'trauma yang terjadi pada spinal meliputi spinal collumna maupun spinal cord dapat mengenai elemen tulang  jaringan lunak dan struktur sara pada cervicalis vertebralis dan lumbalis akibat trauma berupa jatuh dari ketinggian kecelakaan lalu lintas kecelakaan olah raga dan sebagainya& Trauma spinalis menyebabkan ketidakstabilan kolumna vertebral (raktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra) atau injuri sara yang aktual maupun potensial (rice #$$*)& Tr auma spi nal ya itu gan ggu an pad a sera but spi nal (spina l cor d) yan g men yeb abkan per ubahan secara per man en atau sementara aka n tet api un gsi motorik sensorik atau anatomi masih normal& +edera medulla spinalis adalah suatu kerusakan ungsi neurologis yang disebabkan oleh benturan pada medulla spinalis (,runner - Suddarth#$$.) +edera me dulla spinalis adal ah ke rusaka n tula ng su ms um yang men gakiba tka n gangguan sist em per sya raa n did alam tub uh man usi a ya ng diklasiikasikan sebagai / komplit (kehilangan sensasi dan ungsi motorik) tidak komplit (campuran kehilangan sensori dan ungsi motorik)& ,& !E01NI S!E +EDE21 1da 3 mekanisme yang mendasari / a& 0omp resi oleh t ulang ligamen bend a asing dan hem atoma& 0eru sakan pa ling  berat disebabkan oleh kompresi dari ragmen korpus vertebra yang tergeser ke belakang dan cedera hiperekstensi&  b& Ta rikan'regangan jaringan/ regangan berlebih yang menyebabkan gangguan  jaringan biasanya setelah hiperleksi& To leransi regangan pada medulla spinalis menurun sesuai usia yang meningkat& 1

Trauma Tulang Belkaang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 1/25

 TRAUMA TULANG BELAKANG

A. DEFINISI

Trauma pada tulang belakang (spinal cors injury) adalah cedera yang

mengenai servikal vertebralis dan lumbalis dari suatu trauma yang mengenai

tulang belakang (!uttta"in #$$%)&

Trauma spinal adalah injuri'cedera'trauma yang terjadi pada spinal

meliputi spinal collumna maupun spinal cord dapat mengenai elemen tulang

 jaringan lunak dan struktur sara pada cervicalis vertebralis dan lumbalis akibat

trauma berupa jatuh dari ketinggian kecelakaan lalu lintas kecelakaan olah raga

dan sebagainya& Trauma spinalis menyebabkan ketidakstabilan kolumna vertebral

(raktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra) atau injuri sara yang

aktual maupun potensial (rice #$$*)&

Trauma spinal yaitu gangguan pada serabut spinal (spinal cord) yang

menyebabkan perubahan secara permanen atau sementara akan tetapi ungsi

motorik sensorik atau anatomi masih normal&

+edera medulla spinalis adalah suatu kerusakan ungsi neurologis yangdisebabkan oleh benturan pada medulla spinalis (,runner - Suddarth#$$.)

+edera medulla spinalis adalah kerusakan tulang sumsum yang

mengakibatkan gangguan sistem persyaraan didalam tubuh manusia yang

diklasiikasikan sebagai / komplit (kehilangan sensasi dan ungsi motorik) tidak 

komplit (campuran kehilangan sensori dan ungsi motorik)&

,& !E01NIS!E +EDE21

1da 3 mekanisme yang mendasari /

a& 0ompresi oleh tulang ligamen benda asing dan hematoma& 0erusakan paling

 berat disebabkan oleh kompresi dari ragmen korpus vertebra yang tergeser 

ke belakang dan cedera hiperekstensi&

 b& Tarikan'regangan jaringan/ regangan berlebih yang menyebabkan gangguan

 jaringan biasanya setelah hiperleksi& Toleransi regangan pada medulla spinalis

menurun sesuai usia yang meningkat&

1

Page 2: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 2/25

c& Edema medulla spinalis timbul segera dan menimbulkan gangguan sirkulasi

kapiler lebih lanjut serta aliran balik vena yang menyertai cedera primer&

d& 4angguan sirkulasi merupakan hasil kompresi oleh tulang atau struktur lain

 pada sistem arteri spinal posterior atau anterior&

0ecelakaan mobil atau terjatuh olahraga kecelakaan industri tertembak 

 peluru dan luka tusuk dapat menyebabkan trauma medulla spinal& Sebagian besar 

 pada medulla spinal servikal ba5ah (+36+7T.) dn sambungan torakolumbal

(T..6T.# 8.)& !edula spinal torakal jarang terkena&

+& 081SIFI01SI

+edera medulla spinalis dapat diklasiikasikan sesuai dengan levelberatnya

deisit neurologi spinal cord syndrome dan morologi/

a& 8evel

8evel neurologis adalah segmen paling kaudal dari medulla spinalis yang

masih dapat ditemukan keadaan sensoris dan motoris yang normal dikedua sisi

tubuh& 1pabila level sensoris digunakan ini menunjukan kearah bagian

segmen kaudal medulla spinalis dengan ungsi sensoris yang normal pada

kedua bagian tubuh& 8evel motoris dinyatakan seperti sensoris yaitu daerah paling

kaudal dimana masih dapat ditemukan motoris dengan tenaga 9'* pada lesi

komplit mungkin masih dapat ditemukan ungsi sensoris maupun motoris di

 ba5ah level sensoris'motoris& Ini disebut sebagai daerah dengan : preservasi

 parsial ; enentuan dari level cedera pada dua sisi adalah penting&

Terdapat perbedaan yang jelas antara lesi di ba5ah dan di atas T.& +edera

 pada segmen servikal diatas T. medulla spinalis menyebabkan "uadriplegia

dan bila lesi di ba5ah level T. menghasilkan paraplegia& 8evel tulang vertebra

yang mengalami kerusakan menyebabkan cedera pada medulla spinalis&

8evel kelainan neurologis dari cedera ini ditentukan hanya dengan

 pemeriksaan klinis& adang6kadang terdapat ketidakcocokan antaralevel tulang

dan neurologis disebabkan nervus spinalis memasuki kanalis spinalis melalui

oramina dan naik atau turun didalam kanalis spinalissebelum benar6benar 

masuk kedalam medulla spinalis& 0etidakcocokan akanlebih jelas kearah

kaudal dari cedera ada saat pengelolaan a5al level kerusakan menunjuk pada

kelainan tulang cedera yang dimaksudkan level neurologis

2

Page 3: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 3/25

 b& ,eratnya Deisit Neurologis

+edera medulla spinalis dapat dikategorikan sebagai paraplegia tidak komplit

 paraplegia komplit kuadriplegia tidak komplit dan kuadraplegia komplit&

Sangat penting untuk menilai setiap gejala dari ungsi medulla spinalis yang

masih tersisa& Setiap ungsi sensoris atau motoris diba5ah level cedera

merupakan cedera yang tidak komplit& <ang termasuk dalam cedera tidak 

komplit adalah /

Sensasi (termasuk sensasi posisi) atau gerakan volunter pada ekstremitas

 ba5ah

Sakra l sparing sebagai contoh/ sensasi perianal kontraksi sphincterani

secara volunter atau leksi jari kaki volunter& Suatu cedera tidak 

dikualiikasikan sebagai tidak komplit hanya dengan dasar adanya

reservasi releks sacral saja misalnya bulbocavernosus atau anal 5ink&

2eleks tendon dalam juga mungkin di preservasi pada cedera tidak 

komplit&

c& Spinal +ord Syndrome

,eberapa tanda yang khas untuk cedera neurologis kadang6kadang dapat

dilihat pada penderita dengan cedera medulla spinalis ada Central cord 

syndrome yang khas adalah bah5a kehilangan tenaga pada ekstremitas atas

lebih besar dibanding ekstremitas ba5ah dengan tambahan adanya

kehilangan adanya sensasi yang bervariasi& ,iasanya hal ini terjadi cedera

hiperekstensi pada penderita dengan ri5ayat adanya stenosis kanalis sevikalis

(sering disebabkan oleh osteoarthritis degenerati)& Dari anamnesis umumnya

ditemukan ri5ayat terjatuh ke depan yang menyebabkan tumbukan pada

5ajah yang dengan atau tanpa raktur atau dislokasi tulang servikal&

enyembuhannya biasanya mengikuti tanda yang khas dengan penyembuhan

 pertama pada kekuatan ekstremitas ba5ah 0emudian ungsi kandung kemih

lalu kearah proksimal yaitu ekstremitas atas dan berikutnya adalah

tangan&rognosis penyembuhannya sentral cord syndrome lebih

 baik dibandingkan cedera lain yang tidak komplit& Sentral cord syndrome

diduga disebabkan karena gangguan vaskuler pada daerah medulla spinalis

 pada daerah distribusi arteri spinalis anterior& 1rteri ini mensuplai bagian

3

Page 4: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 4/25

tengah medulla spinalis& 0arena serabut sara motoris ke segmen servikal

secara topograis mengarah ke senter medulla spinalis inilah bagian yang

 paling terkena&

 Anterior cord syndrome ditandai dengan adanya paraplegia dan kehilangan

dissosiasi sensoris terhadap nyeri dan sensasi suhu Fungsi kolumna posterior 

(kesadaran posisi vibrasi tekanan dalam) masih ditemukan& ,iasanya

anterior cord syndrome disebabkan oleh inark medulla spinalis pada daerah

yang diperdarahi oleh arteri spinalis anterior Sindrom ini mempunyai

 prognosis yang terburuk diantara cidera inkomplit&

 Brown Sequard Sydrome  timbul karena hemiksesi dari medulla spinalis dan

akan jarang dijumpai& 1kan tetapi variasi dari gambaran klasik cukup sering

ditemukan& Dalam bentuk yang asli syndrome ini terdiri dari kehilangan

motoris opsilateral (traktus kortikospinalis) dan kehilangan kesadaran posisi

(kolumna posterior) yang berhubungan dengan kehilangan disosiasi sensori

kontralateral dimulai dari satu atau dua level diba5ah level cedera (traktus

spinotalamikus)& 0ecuali kalau syndrome ini disebabkan oleh cedera

 penetrans pada medulla spinalis penyembuhan (5alaupun sedikit) biasanya

akan terjadi&

d& !orologi

+edera tulang belakang dapat dibagi atas raktur raktur dislokasicedera

medulla spinalis tanpa abnormalitas radiograi (S+I=>21) atau cedera

 penetrans& Setiap pembagian diatas dapat lebih lanjut diuraikan sebagai stabil

dan tidak stabil& =alaupun demikian penentuan stabilitas tipe cedera tidak 

selalu sederhana dan ahlipun kadang6kadang berbeda pendapat& 0arena itu

terutama pada penatalaksanaan a5al penderita semua penderita dengan

deisit neurologis harus dianggap mempunyai cedera tulang belakang yang

tidak stabil& 0arena itu penderita ini harus tetap diimobolisasi sampai ada

konsultasi dengan ahli bedah sara' ortopedi&

0lasiikasi raktur dapat mengambil berbagai bentuk tergantung dari besar 

kecilnya kerusakan anatomis atau berdasarkan stabil atau tidak stabil& ‘Major 

 Fracture’ bila raktur mengenai pedikel lamina atau korpus vertebra & ‘Minor 

4

Page 5: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 5/25

 Fraktur’  bila raktur terjadi pada prosesus transversus prosesus spinosus atau

 prosesus artikularis &

Suatu raktur disebut ? stable? bila kolumna vertebralis masih mampu

menahan beban isik dan tidak tampak tanda @ tanda pergeseran atau deormitas

dari struktur vertebra dan jaringan lunak& Suatu raktur disebut ?unstable? bila

kolumna vertebralis tidak mampu menahan beban normal kebanyakan

menunjukkan deormitas dan rasa nyeri serta adanya ancaman untuk terjadi

gangguan neurologik&

+edera yang mengenai kolumna spinalis akan diuraikan dalam urutan

anatomis dari cranial mengarah keujung kaudal tulang belakang/

Dislokasi atlanto @ oksipital (atlanto6occipital dislocation)

+edera ini jarang terjadi dan timbul sebagai akibat dari trauma leksi dan

distraksi yang hebat& 0ebanyakan penderita meninggal karena kerusakan

 batang otak& 0erusakan neurologis yang berat ditemukan pada level sara 

kranial ba5ah& kadang6 kadang penderita selamat bila resusitasi segera

dilakukan di tempat kejadian&

Fraktur atlas (+6.)

1tlas mempunyai korpus yang tipis dengan permukaan sendi yang lebar&

Fraktur +6. yang paling umum terdiri dari burst raktur (raktur Aeerson)&

!ekanisme terjadinya cedera adalah aBial loading seperti kepala tertimpa

secara vertikal oleh benda berat atau penderita terjatuh dengan puncak kepala

terlebih dahulu& Fraktur Jefferson  berupa kerusakan pada cincin anterior 

maupun posterior dari +6. dengan pergeseran masa lateral& Fraktur akan

terlihat jelas dengan proyeksi open mouth dari daerah +6. dan +6#dan dapat

dikomirmasikan dengan +T Scan& Fraktur ini harus ditangani secara a5aldengan Neck Collar  &

2otary subluBation dari +6.

+edera ini banyak ditemukan pada anak6anak Dapat terjadi spontan setelah

terjadi cedera berat' ringan ineksi saluran napas atas atau penderita dengan

rematoid arthritis& enderita terlihat dengan rotasi kepala yang menetap& ada

cedera ini jarak odontoid kedua lateral mass +6. tidak sama jangan dilakukan

5

Page 6: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 6/25

rotasi dengan paksa untuk menaggulangi rotasi ini sebaiknya dilakukan

imobilisasi& Dan segera rujuk&

Fraktur aksis (+6#)

1ksis merupakan tulang vertebra terbesar dan mempunyai bentuk yang

istime5a karena itu mudah mengalami cedera&

a& Fraktur odontoid

0urang C$ dari raktur +6# mengenai odontoid suatutonjolan tulang

 berbentuk pasak& Fraktur ini dapat diidentiikasi dengan oto ronsen

servikal lateral atau buka mulut&

 b& Fraktur dari elemen posterior dari +6#

Fraktur hangman mengenai elemen posterior +6# parsinter artikularis

#$ dari seluruh raktur aksis raktur disebabkan oleh raktur ini&

Disebabkan oleh trauma tipe ekstensi dan harus dipertahankan dalam

imobilisasi eksternal&

Fraktur dislocation ( +69 sampai +67)

Fraktur +69 sangat jarang terjadi hal ini mungkindisebabkan letaknya beradadiantara aksis yang mudah mengalami cedera dengan titik penunjang tulang

servikal yang mobile seperti +6* dan +6C dimana terjadi leksi dan ekstensi

tulang servikal terbesar&

Fraktur vertebra torakalis ( T6. sampai T6.$)

Fraktur vertebra Torakalis dapat diklasiikasikan menjadi 3 kategori / (.)

cedera baji karena kompresi bagian korpus anterior (#) cedera bursi (9)

raktur +hance (3) raktur dislokasi& 1Bial loading disertai dengan leksi

menghasilkan cedera kompresi pada bagian anterior& Tip kedua dari raktur 

torakal adalah cedera burst disebabkan oleh kompresi vertikal aksial& Fraktur 

dislokasi relati jarang pada daerah T6. sampai T6.$&

Fraktur daerah torakolumbal 6 raktur lumbal (T6.. sampai 86.)

Fraktur di daerah torakolumbal tidak seperti pada cedera tulang servikal tetapi

dapat menyebabkan morbiditas yang jelas bila tidak dikenali atau terlambat

mengidentiikasinya& enderita yang jatuh dari ketinggian dan pengemudi

6

Page 7: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 7/25

mobil memakai sabuk pengaman tetapi dalam kecepatan tinggi mempunyai

resiko mengalami cedera tipe ini& 0arena medulla spinalis berakhir pada level

ini radiks sara yang membentuk kauda ekuina bermula pada daerah

torakolumbal&

Tingkat cedera dideinisikan oleh 1SI1 ( American S  pinal I njury A ssociation)

menurut enurunan Skala (dimodiikasi dari klasiikasi Frankel) dengan

menggunakan kategori berikut /

1 +edera Sara 8engkap/ Terjadi kehilangan ungsi motorik dan

sensori lengkap (Complet Loss) khususnya di segmen S36S*&

, +edera Sara Tidak 8engkap/ Fungsi motorik hilang ungsi sensori

utuh kadang terjadi pada segmen S36S*&

+ +edera Sara Tidak 8engkap/ Fungsi motorik ada tetapi secara

 praktis tidak berguna (dapat menggerakan tungkai tetapi tidak bisa

 berjalan) dan tingkat kekuatan otot diba5ah 9&

D +idera Sara Tidak 8engkap/ ungsi motorik terganggu (dapat

 berjalan tetapi tidak dengan normal) tingkat kekuatan otot sama atau

diatas 9&

E Normal/ Fungsi sensorik dan motorik normal&

D& ETI>8>4I

enyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas kecelakaan

olah raga terjatuh dari ketinggian kecelakaan kerja&

  8e5is (#$$$) berpendapat bah5a tulang bersiat relati rapuh namun

mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan&

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu/

a& Fraktur akibat peristi5a trauma

Sebagian raktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba6tiba berlebihan yang

dapat berupa pemukulan penghancuran perubahan pemuntiran atau

 penarikan& ,ila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat

yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak& emukulan

 biasanya menyebabkan raktur lunak juga pasti akan ikut rusak& emukulan

 biasanya menyebabkan raktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya&

7

Page 8: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 8/25

enghancuran kemungkinan akan menyebabkan raktur komuniti disertai

kerusakan jaringan lunak yang luas&

 b& Fraktur akibat kelelahan atau tekanan

2etak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain

akibat tekanan berulang6ulang& 0eadaan ini paling sering dikemukakan

 pada tibia ibula atau matatarsal terutama pada atlet penari atau calon

tentara yang berjalan baris6berbaris dalam jarak jauh&

c& Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak 

(misalnya oleh tumor) atau tulang6tulang tersebut sangat rapuh&

E& 1T>FISI>8>4I

enyebab tersering terjadinya cedera tulang belakang cervical adalah

kecelakaan mobil kecelakaan motor jatuh cedera olah raga dan luka akibat

tembakan atau pisau& !enurut mekanisme terjadinya cidera cidera servikal di

 bagi atas leksi leksi rotasi ekstensi kompresi aksial& +idera cervical atas

adalah raktura atau dislokasi yang mengenai ,asis >cciput6+#& +idera tulang

 belakang cervical ba5ah termasuk raktura dan dislokasi ruas tulang belakang

+96+7& 2uas tulang belakang +* adalah yang tersering mengalami raktur&

+. hanya berupa cincin tulang yang terdiri atas arcus anterior yang tebal

dan arcus posterior yang tipis serta masa lateralis pada masing6masing sisinya&

Tulang ini berartikulasi dengan kondilus occipitalis  membentuk articulatio

atlanto-occipitalis tempat berlangsungnya gerakan mengangguk& Diba5ah

tulang ini beratikulasi dengan +# membentuk articulasio atlanto-axialis tempat

 berlangsungnya gerakan memutar kepala& 0etika cidera terjadi raktur tunggal

atau multiple pada cincin +. dan dislokasi atlanto-occipitalis  sehingga

menyebabkan ketidakmampuan menggerakkan kepala dan kerusakan pada batang

otak& +edera pada +. dan +# menyebabkan ventilasi spontan tidak eekti&

ada +96+* dapat terjadi kerusakan nervus renikus sehingga dapat terjadi

hilangnya inervasi otot pernaasan aksesori dan otot interkostal yang dapat

menyebabkan komplience paru menurun&

ada +36+7 dapat terjadi kerusakan tulang sehingga terjadi penjepitan

medula spinalis oleh ligamentum lavum di posterior dan kompresi

8

Page 9: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 9/25

osteosi'material diskus dari anterior yang bisa menyebabkan nekrosis dan

menstimulasi pelepasan mediator kimia yang menyebabkan kerusakan myelin dan

akson sehingga terjadi gangguan sensorik motorik& 8esi pada +*6+7 dapat

mempengaruhi intercostal parasternal scalenus otot# abdominal& Intak pada

diaragma otot trapeius dan sebagian pectoralis mayor &

+edera pada tulang servikal dapat menimbulkan lesi atau cedera pada medulla

spinalis yang dapat terjadi beberapa menit setelah adanya benturang keras

mengenai medulla spinalis& Saat ini secara histologis medulla spinalis masih

normal& Dalam 5aktu #363% jam kemudian terjadi nekrosis okal dan inlamasi&

ada 5aktu cedera terjadi disrupsi mekanik akson dan neuron& Ini disebut cedera

neural primer& Disamping itu juga terjadi perubahan isiologis dan patologis

 progresi akibat cedera neural sekunder&

,eberapa saat setelah terjadi kecelakaan atau trauma pada servikal maka

akan terjadi kerusakan secara struktural yang mengakibatkan gangguan pada sara 

spinal dan pembuluh darah disekitarnya yang akan menghambat suplai ># ke

medulla spinalis atau akan terjadi ischemik pada jaringan tersebut& 0arena terjadi

ischemik pada jaringan tersebut dalam beberapa menit atau jam kemudian akan

ada pelepasan vasoactive agent dan cellular enym yang menyebabkan konstriksi

kapiler pada pusat substansi abu6abu medula spinalis& Ini merupakan permulaan

dari cedera neural sekunder pada cedera medula spinalis& Selanjutnya adalah

 peningkatan level +a pada intraselular yang mengakibatkan kerusakan pada

endotel pembuluh darah yang dalam beberapa jam kemudian dapat

menimbulakan aneurisma dan ruptur pada pembuluh darah di medula spinal&

eningkatan potasium pada ekstraseluler yang mengakibatkan terjadinya

depolarisasi pada sel (+onduction ,lock)& GipoBia akan merangsang pelepasan

katekolamin sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis pada sel&

Di tingkat selular adanya kerusakan mitokondria akibat deisit suplai ># dapat

merangsang pelepasan superoksid (radikal bebas) disertai terjadinya

ketidakseimbangan elektrolit dan pelepasan mediator inlamasi dapat

mengakibatkan terjadinya kematian sel (apoptosis) dengan maniestasi sel

mengkerut dan kromatin nuclear yang padat&

Trauma 5hiplash terjadi pada tulang belakang bagian servikalis ba5ah

maupun torakalis ba5ah misalnya pada 5aktu duduk di kendaraan yang sedang

9

Page 10: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 10/25

cepat berjalan kemudian berhenti secara mendadak& 1tau pada 5aktu terjun

dari jarak tinggi menyelam dan masuk air yang dapat mengakibatkan paraplegia&

Trauma tidak langsung dari tulang belakang berupa hiperekstensi

hiperleksi tekanan vertikal (terutama pada T.# sampai 8#) rotasi 0erusakan

yang dialami medulla spinalis dapat bersiat sementara atau menetap 1kibat

trauma terhadap tulang belakang medula spinalis dapat tidak berungsi

untuk sementara (komosio medulla spinalis) tetapi dapat sembuh kembali dalam

 beberapa hari& 4ejala yang ditimbulkan adalah berupa edema perdarahan

 perivaskuler dan inark disekitar pembuluh darah& ada kerusakan medulla

spinalis yang menetap secara makroskopis kelainannya dapat terlihat dan terjadi

lesicontusio laserasio dan pembengkakan daerah tertentu di medulla spinalis&

8aserasi medulla spinalis merupakan lesi berat akibat trauma tulang

 belakang secara langsung karena tertutup atau peluru yang dapat

mematahkan 'menggeserkan ruas tulang belakang (raktur dan dislokasi)& 8esi

transversa medulla spinalis tergantung pada segmen yang terkena (segmen

transversa hemitransversa kuadran transversa)& Gematomielia adalah perdarahan

dalam medulla spinalis yang berbentuk lonjong dan bertempat disubstansia

grisea& Trauma ini bersiat “wiplas: yaitu jatuh dari jarak tinggi dengan siat

 badan berdiri jatuh terduduk terdampar eksplosi atau raktur dislokasio&kompresi

medulla spinalis terjadi karena dislokasi medulla spinalis dapat terjepit oleh

 penyempitan kanalis vertebralis&

Suatu segmen medulla spinalis dapat tertekan oleh hematoma ekstrameduler 

traumatik dan dapat juga tertekan oleh kepingan tulang yang patah yang terselip

diantara duramater dan kolumna vertebralis& 4ejala yang didapat sama dengan

sindroma kompresi medulla spinalis akibat tumor kista dan abses didalam kanalis

vertebralis&

1kibat hiperekstensi dislokasio raktur dan 5hislap radiks sara spinalis

dapat tertarik dan mengalami jejas'reksis& ada trauma 5hislap radiks columna

*67 dapat mengalami hal demikian dan gejala yang terjadi adalah nyeri radikuler 

spontan yang bersiat hiperpatia gambaran tersebut disebut hematorasis atau

neuralgia radikularis traumatik yang reversible& Aika radiks terputus akibat trauma

tulang belakang maka gejala deisit sensorik dan motorik yang terlihat adalah

radikuler dengan terputusnya arteri radikuler terutama radiks T% atau TH

10

Page 11: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 11/25

yangakan menimbulkan deisit sensorik motorik pada dermatoma dan miotoma

yang bersangkutan dan sindroma sistema astomosis anterial anterior spinal&

F& !1NEFEST1SI 08INIS

!aniestasi klinis bergantung pada lokasi yang mengalami trauma dan apakah

trauma terjadi secara parsial atau total& ,erikut ini adalah maniestasi berdasarkan

lokasi trauma /

.& 1ntara +. sampai +*

2espiratori paralisis dan kuadriplegi biasanya pasien meninggal&

#& 1ntara +* dan +C

aralisis kaki tangan pergelangan abduksi bahu dan leksi siku yang lemah

kehilangan releks brachioradialis&

9& 1ntara +C dan +7

aralisis kaki pergelangan dan tangan tapi pergerakan bahu dan leksi

sikumasih bisa dilakukan kehilangan releks bisep&

3& 1ntara +7 dan +%

aralisis kaki dan tangan

*& +% sampai T.

GornerJs syndrome (ptosis miotic pupils acial anhidrosis) paralisis kaki&

C& 1ntara T.. dan T.#

aralisis otot6otot kaki di atas dan ba5ah lutut&

7& T.# sampai 8.aralisis di ba5ah lutut&

%& +auda e"uine

GiporeleB atau paresis eBtremitas ba5ah biasanya nyeri dan biasanya nyeri

dan sangat sensitive terhadap sensasi kehilangan kontrol bo5el dan bladder&

H& S9 sampai S* atau conus medullaris pada 8.

0ehilangan kontrol bo5el dan bladder secara total&

11

Page 12: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 12/25

,ila terjadi trauma spinal total atau complete cord injury maniestasi yang

mungkin muncul antara lain total paralysis hilangnya semua sensasi dan aktivitas

releks

4& Tanda dan gejala yang akan muncul/

a& Nyeri

 Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma& Gal ini dikarenakan adanya

spasme otot tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya&

 b& ,engkak'edama

Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada

daerah raktur dan eBtravasi daerah di jaringan sekitarnya&

c& !emar'ekimosis

!erupakan perubahan 5arna kulit sebagai akibat dari eBtravasi daerah di

 jaringan sekitarnyad& Spasme otot

!erupakan kontraksi otot involunter yang terjadi disekitar raktur&

e& enurunan sensasi

Terjadi karena kerusakan syara terkenanya syara karena edema

& 4angguan ungsi

Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang raktur nyeri atau spasme otot&

 paralysis dapat terjadi karena kerusakan syara&

g& !obilitas abnormal

1dalah pergerakan yang terjadi pada bagian6bagian yang pada kondisi

normalnya tidak terjadi pergerakan& Ini terjadi pada raktur tulang panjang

h& 0repitasi

!erupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian6bagaian tulang

digerakkan&

i& Deormitas

12

Page 13: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 13/25

1bnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan

 pergerakan otot yang mendorong ragmen tulang ke posisi abnormal akan

menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya&

 j& Shock hipovolemik 

Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat&

G& EN1T1810S1N11N

a& Imobilisasi

Tindakan immobilisasi harus sudah dimulai dari tempat kejadian'kecelakaan

sampai ke unit ga5at darurat&& <ang pertama ialah immobilisasi dan stabilkan

leher dalam posisi normal dengan menggunakan ?cervical collar?& +egah agar 

leher tidak terputar (rotation)& ,aringkan penderita dalam posisi terlentang

(supine) pada tempat'alas yang keras& asien diangkat'diba5a dengan cara ;3

men lit; atau menggunakan ?2obinson?s orthopaedic stretcher?&

 b& Stabilisasi !edis

Terutama sekali pada penderita tetraparesis' tetraplegia lakukan /

eriksa vital signs

Segera normalkan ?vital signs?& ertahankan tekanan darah yang normal

dan perusi jaringan yang baik& ,erikan oksigen monitor produksi urin

 bila perlu monitor 14D (analisa gas darah) dan periksa apa ada

neurogenic shock&

asang ’naso!astric tube’ 

asang kateter urin

emberian megadose !ethyl rednisolone Sodium Succinate

dalam kurun 5aktu C jam setaleh kecelakaan dapat memperbaiki

konntusio medula spinalis&

c& !empertahankan posisi normal vertebra "#pinal $li!nment"

,ila terdapat raktur servikal dilakukan traksi dengan +ruthield tong atau

4ardner6=ells tong dengan beban #&* kg perdiskus& ,ila terjadi dislokasi

13

Page 14: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 14/25

traksi diberikan dengan beban yang lebih ringan beban ditambah setiap .*

menit sampai terjadi reduksi&

d& Dekompresi dan Stabilisasi Spinal

,ila terjadi ?reali!nment ? artinya terjadi dekompresi& ,ila ’reali!nment ?

dengan caran tertutup ini gagal maka dilakukan ’open reduction’   dan

stabilisasi dengan ’approac’  anterior atau posterior&

e& 2ehabilitasi&

mungkin& Termasuk dalam program ini adalah ‘bladder trainin!’% ’bowel 

trainin!’  latihan otot pernaasan pencapaian optimal ungsi6ungsi

neurologik dan program kursi roda bagi penderita paraparesis'paraplegia&

I& E!E2I0S11N ENKNA1N4

a& +T S+1N

emeriksaan ini dapat memberikan visualisasi yang baik komponen tulang

servikal dan sangat membantu bila ada raktur akut& 1kurasi emeriksaan +T

 berkisar antara 7# 6H. dalam mendeteksi adanya herniasi diskus& 1kurasi

dapat mencapai HC bila mengkombinasikan +T dengan myelograi

 b& !2I

emeriksaan ini sudah menjadi metode imaging pilihan untuk daerah servikal &

!2I dapat mendeteksi kelainan ligamen maupun diskus& Seluruh daerah

medula spinalis radiks sara dan tulang vertebra dapat divisualisasikan&

 Namun pada salah satu penelitian didapatkan adanya abnormalitas berupa

herniasi diskus pada sekitar .$ subjek tanpa keluhan sehingga hasil

 pemeriksaan ini tetap harus dihubungkan dengan ri5ayat perjalanan penyakit

keluhan maupun pemeriksaan klinis&

c& E!4

emeriksaan Elektromiograi ( E!4) mengetahui apakah suatu gangguan

 bersiat neurogenik atau tidak karena pasien dengan spasme otot artritis juga

mempunyai gejala yang sama& Selain itu juga untuk menentukan level dari

iritasi'kompresi radiks membedakan lesi radiks dan lesi sara perier

membedakan adanya iritasi atau kompresi &

A& 0>!8I01SI

a& Syok neurogenik

14

Page 15: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 15/25

Syok neurogenik merupakan hasil dari kerusakan jalur simpatik yang

desending pada medulla spinalis& 0ondisi ini mengakibatkan kehilangan tonus

vasomotor dan kehilangan persaraan simpatis pada jantung sehingga

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah visceral serta ekstremitas ba5ah

maka terjadi penumpukan darah dan konsekuensinya terjadi hipotensi&

 b& Syok spinal

Syok spinal adalah keadaan lasid dan hilangnya releks terlihat setelah

terjadinya cedera medulla spinalis& ada syok spinal mungkin akan tampak 

seperti lesi komplit 5alaupun tidak seluruh bagian rusak&

c& Gipoventilasi

Gal ini disebabkan karena paralisis otot interkostal yang merupakan hasil dari

cedera yang mengenai medulla spinalis bagian di daerah servikal ba5ah atau

torakal atas

d& Giperleksia autonomik 

Dikarakteristikkan oleh sakit kepala berdenyut keringat banyak kongesti

nasal bradikardi dan hipertensi&

K. 0>NSE 1SKG1N 0EE21=1T1N

1. engkajian

a. 2i5ayat enyakit Sebelumnya

1pakah pasien pernah menderita /

• Stroke

• Ineksi >tak 

• D!

• Diare'muntah

• Tumor >tak 

• Trauma kepala

b. emeriksaan Fisik

• Sistem pernaasan

4angguan pernaasan menurunnya vital kapasitas menggunakan otot6

otot pernaasan tambahan

• Sistem kardiovaskuler 

15

Page 16: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 16/25

,ardikardia hipotensi disritmia orthostatic hipotensi

• Status neurologi

 Nilai 4+S karena #$ cedera medulla spinalis disertai cedera kepala

•Fungsi motorik 

0ehilangan sebagian atau seluruh gerakan motorik diba5ah garis

kerusakanadanya "uadriplegia paraplegia

• 2eleks Tendon

1danya spinal shock seperti hilangnya releB diba5ah garis kerusakan

 postspinal shock seperti adanya hipereleksia ( pada gangguan upper 

motor neuron'K!N) dan laccid pada gangguan lo5er motor neuron'

8!N)&

• Fungsi sensorik 

Gilangnya sensasi sebagian atau seluruh bagian diba5ah garis

kerusakan

• Fungsi otonom

Gilangnya tonus vasomotor kerusakan termoreguler 

• 1utonomik hipereleksia (kerusakan pada TC ke atas)

1danya nyeri kepala peningkatan tekanan darah bradikardia

hidungtersumbat pucat diba5ah garis kerusakan cemas dan gangguan

 penglihatan&

• Sistem gastrointestinal

engosongan lambung yang lama ileus paralitik tidak ada bising usus

stressulcer eses keras atau inkontinensia&

• Sistem urinaria

2etensi urine inkontinensia

• Sistem !uskuloskletal

1tropi otot kontraktur menurunnya gerak sendi (2>!

• 0ulit

1danya kemerahan pada daerah yang terrtekan (tanda a5al dekubitus)

• Fungsi seksual

Impoten gangguan ereksi ejakulasi menstruasi tidak teratur 

• sikososial

16

Page 17: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 17/25

2eaksi pasien dan keluarga masalah keuangan hubungan dengan

masyarakat

Diagnosa 0epera5atan

.& Gangguan perfusi jaringan perifer  berhubungan dengan iskemik kerusakan otot

 jantung penyempitan ' penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan /

Tujuan : 4angguan perusi jaringan jantung berkurang ' tidak meluas selama dilakukan

tindakan pera5atan di 2S&

Kriteria Hasil:

.& Nyeri dada berkurang (skala nyeri .69)#& 4ambaran ST depresi berkurang atau tidak ada

9& TD .#$'%$ mmGg

3& NadiC$6.$$B'menit

*& E04/Irama sinus reguler&

Intervensi:

.& >bservasi tanda6tanda vital tiap .63jam status hemodinamika

2 / agar mengetahui tanda tanda vital klien dalam batas normal

#& !onitor tanda dan gejala penurunan perusi (nyeri dada disritmia

takikardia

takipnea hipotensi dan penurunan curah jantung)

2 / mengetahui klien tidak terjadi penurunan pada perusi

9& >bservasi adanya tanda dan gejala penurunan curah jantung ( pusing pucat

diaoresis pingsan akral dingin)

2 / mengobservasi tanda dan gejala penurunan curah jantung . jam sekali

agar curah jantung klien dalam batas normal

3& !onitor tanda dan gejala yang menujukkan penurunan perusi jaringan

(kulit

dingin pucat lembab berkeringat sianosis denyut nadi lemah edema

 perier)

2 / agar mengetahui perusi jaringan perier klien dalam batas normal

*& 0olaborasi tim medis untuk terapi dan tindakan&.& 1nti disritmia/ 8idocain aminodaron (bila ada indikasi klinis)

17

Page 18: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 18/25

#& Lasodilator/ nitrogliserin (ISDN 1+E Inhibitor)&

9& Inotropic/ Dopamin atau dobutamin sesuai indikasi&

3& emasangan pacemaker atau kateter S5angan (bila ada

T1L,)

2. Nyeri berhubungan dengan iskemia

Tujuan / setelah dilakukan tindakan kepera5atan selama 9 B #3 jam diharapkan 0lien

terbebas dari rasa nyeri

kriteria hasil :

.& =ajah klien tampak rileks

#& asien tidak merasakan nyeri yang berlebihan

9& Skala nyeri . 6 9

intervensi :

.& 0aji tingkat nyeri2 / !engetahui persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri serta sebagai

dasar keeektian untuk intervensi selanjutnya&

#& !onitor tanda 6 tanda vital

2 / erubahan reku5ensi jantung atau TD menujukkan bah5a pasien

mengalami nyeri khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital

talah terlihat

9& ,erikan kenyamanan tindakan misalnya perubahan posisi relaksas

2 / Tindakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat

menghilangkan ketidak nyamanan

3& 1jarkan tehnik penangan rasa nyeri control stress dan cara relaksasi

2 / Kntuk mengalihkan perhatian& !eningkatkan control rasa serta

meningkatkan kemampuan mengatasi rasa nyeri dan stress dalam periode

yang lama

*& 0olaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik 

2 / 1nalgetik berungsi untuk mengurangi rasa sakiti individu

3. Kecemasan behubungan dengan keadaan isik yang tidak dapat diperkiranakan&

Tujuan : 0lien dan keluarga mampu mengekspresikan rasa takut atau kecemasan

secara positi&

Kriteria hasil .& 0lien mampu mengekspresiksn rasa takut dan cemas secara 5ajar serta

merasa optimis bah5a kondisinya dapat pulih&

#& 0lien juga mendiskusikan pengaruh penyakitnya terhadap gaya hidup&

Intervensi:

.& ,erikan penjelasan singkat tentang tujuan hasil yang diharapkan setiap

 prosedur dan eek samping&

2 / agar pasien dapat bekerja sama dengan pera5at cara mengatasi rasa

cemas pada klien

#& ,erikan kesempatan kepada klien untuk mengenal lingkungannya dan tim

0epera5atan

18

Page 19: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 19/25

2 / agar pasien dapat beradaptasi baik dengan lingkungan ataupun sama

 pera5at

9& ,erikan 5aktu secukupny bagi klien untuk berbicara dengan teman dekat

2 / 5aktu yang lama untuk berbicara dengan lingkungan sekitarnya dapat

menambah rasa kecemasan yang berlebihan

3& ,erikan dukungan untuk mengekspresikan perasaan mendengarkan keluhan

klien&

2 / agar klien dapat berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar dan pera5at

mengurangi rasa cemas padaklien

*& 1njurkan berpartisipasi akti dalam program rehabilitasi kardio

2 / agar mengurangi rasa kecemasan pada klien

6. ersihan jalan nafas  berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alvioli atau

kegagalan utama paru6paru perubahan membran alveolar6kapiler

Tujuan:  setelah dilakukan tindakan kepera5atan selama 9 B #3 jam diharapkan

>ksigenasi dengan 4D1 dalam rentang normal (pa ># M %$ mmGg pa +>#

3* mmGg dan saturasi M %$ mmGg) setelah dilakukan tindakan pera5atan di

2S&

Kriteria Hasil:

.& Tidak sesak naas

#& Tidak gelisah

9& 4D1 dalam batas normal (pa ># M %$ mmGg pa +># 3* mmGg dan

saturasi M %$ mmGg)

Intervensi:

.& +atat rekuensi dan kedalaman pernaasan penggunaan otot bantu pernaasan

2 / agar mengetahui apakah klen mengalami kesusahan untuk bernaas

#& 1uskultasi paru untuk mengetahui penurunan 'tidak adanya bunyi naas dan

adanya bunyi tambahan

2 / dengan auskultasi paru klien dapat mengetahui apakah ada suara

tambahan misalnya krakles ronki dan lain6lain&

9& 8akukan tindakan untuk memperbaiki' mempertahankan jalan naas

2 / dengan dilakukan perbaikan jalan naas membantu klien mengeluarkan

lender lender yang ada dijalan naas klien

3& Tiggikan kepala atau tempat tidur sesuai kebutuhan' toleransi pasien&2 / agar pasien merasa nyaman tidak ada gangguan saat bernaas

!. Int"leransi aktifitas  berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen

miocard dan kebutuhan adanya istemik' nekrotik jaringan miocard ditandai dengan

gangguan rekuensi jantung tekanan darah dalam aktiitas terjadinya disritmia dan

kelemahan umum&

Tujuan:  setelah dilakukan tindakan kepera5tan slama # B #3 jam diharapkan

Terjadinya peningkatan toleransi pada pasien

Kriteria Hasil:

.& asien berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan pasien&

#& Frekuensi jantung C$6.$$ B'menit

19

Page 20: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 20/25

9& TD .#$6%$ mmGg&

Intervensi:

.& +atat prekuensi jantung irama dan perubahan TD selama dan sesudah

aktiitas&

2 / agar mengetahui sebelum dan sesudah saat pasien melakukan

aktiitas apakah TD rekuensi jantung meningkat atau tidak 

#& Tingkatkan istirahat (di tempat tidur)

2 / dengan istirahat penuh klien dapat menyimpan energy untuk 

melakukan aktiitasnya kembali

9& ,atasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas sensori yang tidak 

 berat&

2 / aktiitas sensori yang tidak berat seperti mika miki dikasur atau

 belajar duduk diatas tempat tidur 

3& Aelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas

2 / pola peningkatan bertahap seperti contoh bangun dari kursi bila tidak 

ada nyeri ambulasi dan istirahat selama . jam setelah makan&

*& 0aji ulang tanda gangguan yang menunjukkan tidak toleran terhadap

aktiitas atau memerlukan pelaporan pada dokter&

2 / agar dapat melatih klien jika aktiitasnya dapat diulang ulang

20

Page 21: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 21/25

D1FT12 KST101

1ri !uta""in (#$$%) &uku $jar $suan 'eperawatan den!an (an!!uan #istem

 )ersara*an% Aakarta / Salemba !edika

rice da =ilson& #$$*& )ato*isiolo!i konsep klinis proses-proses penyakit & Aakarta/ E4+&

,runner - Suddarth #$$.& &uku $jar 'eperawatan Medikal &eda% +disi , ol. / & Aakarta /

E4+&

8e5is& #$$$& Medical sur!ical nursin!. St 8ouis/ !osby

,atticaca Fransisca , #$$%  $suan keperawatan den!an (an!!uan #istem)ersara*an%

Aakarta / Salemba !edika

21

Page 22: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 22/25

#$%&'$N %(N)$H*#*$N

T'$*+$ T*#$NG ,(#$K$NG

)I'*$NG I'N$ -3

'*) /r. $01*# $N$' +$#$NG

&leh : )iana 1eri 0unita

Nim : 2-3.-.-

%r"/i : )3 Kepera4atan

(K&#$H TINGGI I#+* K((H$T$N

,$N0*$NGI

Tahun ajaran 2-6 5 2-!

22

Page 23: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 23/25

#(+,$' %(NG($H$N

#$%&'$N %(N)$H*#*$N

T'$*+$ T*#$NG ,(#$K$NG

)I'*$NG I'N$ -3

' /r. $01*# $N$' +$#$NG

Disetujui pada /

!ahasis5a

( )

embimbing institusi pembimbing ruangan

( ) ( )

O

0epala 2uangan

23

Page 24: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 24/25

( )

#(+,$' %(NG($H$N

$*H$N K(%('$$T$N pa/a Tn. $

)engan T'$*+$ T*#$NG ,(#$K$NG

)I'*$NG I'N$ -3

' /r. $01*# $N$' +$#$NG

Disetujui pada /

!ahasis5a

( )

embimbing institusi pembimbing ruangan

( ) ( )

0epala 2uangan

24

Page 25: Trauma Tulang Belkaang

8/16/2019 Trauma Tulang Belkaang

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-tulang-belkaang 25/25

( )