6
Trematoda darah Trematoda darah memiliki perbedaan dengan trematoda lainnya, diantaranya cacing dewasa tidak memiliki otot faring serta memiliki kelamin terpisah (ada cacing jantan dan betina). Saluran pencernaan setelah caecum bercabang dua, di sebelah distal, caecum bersatu kembali dan buntu. Pada trematoda darah hanya memerlukan satu hospes perantara. Telur tidak beroperkulum, menetas saat kontak dengan air. Serkaria ekornya bercabang, masuk ke dalam tubuh hospes definitif dengan cara serkaria menembus kulit. Perubahan yang terjadi pada hospes perantara miracidium menjadi sporokista I dan sporokista II akhirnya menjadi serkaria Penamaan Schistosoma berasal dari bentuk cacing jantan dewasanya, yang tampak pada tubuhnya memiliki saluran genitalia memanjang berlekuk-lekuk, yang merupakan tempat kontak dengan cacing betina pada saat kopulasi. Schistosoma terdiri atas tiga spesies pathogen yang terutama menginfeksi manusia yaitu : Schistosoma japonicum; habitatnya adalah pada vena mesentrika superior, Schistosoma mansoni; habitatnya adalah pada vena mesentrika interior, Schistosoma haematobium; habitatnya adalah pada vena mesentrika inferior, terutama pada vena sebelum vesica urinaria. Terdapat spesies pathogen lainnya yang mirip Schistosoma japonicum yaitu Schistosoma. mekongi yang merupakan cacing dengan penyebaran terbatas pada lembah sungai di daerah Mekong dan Schistosoma intercalatum dengan telur mirip Schistosoma haematobium tetapi secara klinis gejalanya seperti S.mansoni, merupakan cacing endemis di daerah Afrika barat dan Afrika tengah. Siklus hidup Schistosoma tidak memerlukan hospes perantara kedua untuk penularan penyakitnya. Schistosoma japonicum habitatnya pada vena mesenterica superior. Schistosoma mansoni habitatnya pada vena mesentrica inferior, sedangkan Schistosoma haematobium pada vena mesentrica inferior, vena haemorrhoidalis, vena pudendalis dan sering terdapat pada plexus vena vesicalis. Secara umum penyakitnya disebut schistosomiasis (Bilharziasis). Ada dua macam schistosomiasis , yaitu schistosomiasis intestinalis yang disebabkan oleh Schistosoma mansoni dan Schistosoma japonicum dan schistosomiasis vesikalis yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium

Trematoda Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

trematoda darah

Citation preview

Page 1: Trematoda Darah

Trematoda darahTrematoda darah memiliki perbedaan dengan trematoda lainnya, diantaranya cacing

dewasa tidak memiliki otot faring serta memiliki kelamin terpisah (ada cacing jantan dan betina). Saluran pencernaan setelah caecum bercabang dua, di sebelah distal, caecum bersatu kembali dan buntu. Pada trematoda darah hanya memerlukan satu hospes perantara. Telur tidak beroperkulum, menetas saat kontak dengan air. Serkaria ekornya bercabang, masuk ke dalam tubuh hospes definitif dengan cara serkaria menembus kulit. Perubahan yang terjadi pada hospes perantara miracidium menjadi sporokista I dan sporokista II akhirnya menjadi serkaria

Penamaan Schistosoma berasal dari bentuk cacing jantan dewasanya, yang tampak pada  tubuhnya  memiliki saluran genitalia memanjang berlekuk-lekuk, yang merupakan tempat kontak dengan cacing betina pada saat kopulasi. Schistosoma terdiri atas tiga spesies  pathogen yang terutama menginfeksi manusia yaitu : Schistosoma japonicum; habitatnya adalah pada vena mesentrika superior, Schistosoma mansoni; habitatnya adalah pada vena mesentrika interior, Schistosoma haematobium; habitatnya adalah pada vena mesentrika inferior, terutama pada vena sebelum vesica urinaria.

Terdapat spesies pathogen lainnya yang mirip Schistosoma japonicum  yaitu Schistosoma. mekongi yang merupakan cacing dengan penyebaran terbatas pada lembah sungai di  daerah Mekong dan Schistosoma intercalatum dengan telur mirip Schistosoma haematobium tetapi secara klinis gejalanya seperti S.mansoni, merupakan cacing endemis di daerah Afrika barat dan Afrika tengah. Siklus hidup Schistosoma  tidak memerlukan hospes perantara kedua untuk penularan penyakitnya.

Schistosoma japonicum habitatnya pada vena mesenterica superior. Schistosoma mansoni habitatnya pada vena mesentrica inferior, sedangkan Schistosoma haematobium pada vena mesentrica inferior, vena haemorrhoidalis, vena pudendalis dan sering terdapat pada plexus vena vesicalis.Secara umum penyakitnya disebut schistosomiasis (Bilharziasis). Ada dua macam schistosomiasis , yaitu schistosomiasis intestinalis yang disebabkan oleh Schistosoma mansoni dan  Schistosoma japonicum dan schistosomiasis vesikalis yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium

Distribusi geografik bagi schistosomiasis berlainan  bagi trematoda darah, antar lain untuk Schistosoma japonicum di daerah Formosa (hanya enzootic/terbatas pada binatang) daerah lain di Timur Jauh yang bersifat endemik dan enzootic. Untuk Schistosoma mansoni di daerah Mesir, Afrika barat, Puertorico, Venezuela dan Brazil. Sedangkan untuk Schistosoma haematobium di daerah Mesir, Afrika Barat, Maroko dan Portugal.

Schistosomiasis di Indonesia, terdapat disekitar danau Lindu, Lembah Napu dan daerah Besoa (propinsi Sulawesi Tengah) yang merupakan daerah penyebaran endemis di Indonesia. Penyakitnya Schistosomiasis japonica dengan hospes perantara Oncomelania hupensis lindoensis yang ditemukan oleh Davis dan Carney, 1973.

Gambar 1. Morfologi cacing dewasa Schistosoma spp dengan dua buah batil isap oral dan ventral suckerSumber : www.altered-states.net/.../schistosoma.jpg

Siklus hidup.Telur yang sudah matang diletakkan dalam kapiler darah dan vena kecil dekat

permukaan mukosa usus dan kandung kencing (tergantung spesies cacing). Telur dapat

Page 2: Trematoda Darah

menembus keluar dari pembuluh darah, bermigrasi ke jaringan untuk kemudian sampai pada lumen usus dan kandung kencing, akhirnya telur akan ditemukan dalam tinja atau urine. Telur segera menetas dalam air dan keluar miracidium. Didalam tubuh keong, miracidium berkembang menjadi sporokista I dan sporokista II akhirnya menjadi serkaria. Serkaria memiliki kemampuan menembus kulit, masuk ke dalam kapiler darah, akhirnya sampai ke dalam vena kecil usus  atau kandung kencing.

Siklus hidup Schistosoma sppTelur keluar bersama urne atau faeces . Pada kondisi optimum (berada dalam air) telur menetas menjadi miracidia , miracidia masukke dalam hospes perantara yaitu keong air tawar . Dalam tubuh keong (moluska) miracidium berkembang dalam dua tahapan menjadi sporokista sporokista berkembang menjadi serkaria . Ketika serkaria keluar dari tubuh keong, serkaria infektif berenang bebas dan menginfeksi manusia dengan cara penetrasi ke dalam melalui kulit , serkaria melepaskan ekornya dan menjadi schistosomulae . Schistosomulae bermigrasi melewati beberapa jaringan dan menetap pada habitatnya dalam vena mesentrica atau vena saluran kemih ( , ). Cacing dewasa tinggal pada lokasi vena spesifik yang berbeda sesuai spesies   S. japonicum lebih sering ditemukan pada vena mesentrica superior pada usus halus , and S. mansoni biasa terjadi ditemukan pada vena mesentrika superior pada usus besar . S. haematobium biasa ditemukan pada vena flexus vesicalis , tetapi dapat pula ditemukan pada vena sekitar retum.

Trematoda ususYang termasuk  Trematoda usus, yaitu: Fasciolopsis buski, Metagonimus yokogawai,

Echinostoma ilocanum, Gastrodiscoides hominis, Heterophyes heterophyes, dan watsonius watsoni. Siklus hidup pada umumnya memerlukan dua hospes perantara tempat telur keluar bersama tinja hospes definitif, dan telur yang keluar dapat sudah matang atau belum  matang tergantung jenis spesies.

Habitatnya di usus halus. Umumnya gejala klinis disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya oleh trauma yang dapat menimbulkan inflamasi serta ulserasi mukosa usus. Cacing dalam jumlah banyak dapat menimbulkan obstruksi walaupun jarang obstruksi total, faktor lainnya dan dapat menimbulkan gejala klinis adalah akibat zat racun yang dihasilkan oleh parasit. Gejala klinik ringan berupa diare, sakit perut, sedangkan pada penyakit yang lebih berat, nyeri perut akan lebih hebat , astenis kemudian timbul gejala toksis umum dan keluhan alergi.Diagnosis  umumnya dengan menemukan telur dalam tinja.

Trematoda hatiTrematoda hati terdiri dari beberapa spesies yaitu; Clonorchis sinensis, Opisthorchis viverini, Dicrocoelium dendriticum, Fasciola hepatica,dan Opisthorchis felineus. Umumnya trematoda hati habitatnya tidak pada sel hati melainkan pada saluran empedu dan hanya sekali-kali menginfiltrasi jaringan hati.

Siklus hidup. Trematoda hati juga membutuhkan dua hospes perantara. Hospes I adalah siput air tawar serta hospes perantara II ikan, tumbuhan air atau yang lainnya tergantung spesies. Pada hospes perantara I juga seperti trematoda usus yakni dari miracidium sporokista, redia dan serkaria, sedangkan pada

Page 3: Trematoda Darah

hospes II terjadi perubahan serkaria menjadi metaserkaria yang menyerupai “kista” dengan larva di dalamnya. Selanjutnya dalam perjalanan siklus hidupnya untuk sampai di habitat dengan melalui dua jalan. Jika “kista” tertelan bersama hospes perantara II di dalam duodenum “kista” pecah dan keluar larva ada yang langsung masuk saluran empedu sebelah distal ada juga species yang masuk ke cabang-cabangnya melalui ampula vateri

Siklus hidup

Untuk menyempurnakan siklus hidupnya Fasciola hepatica membutuhkan keong air sebagai hospes perantara seperti Galba truntacula (parasit dapat bereproduksi aseksual). Dari keong, serkaria timbul dan berenang di air dan terjadi enkistasi sebagai metaserkaria pada tumbuhan air. Metaserkaria dimakan oleh ruminansia atau dapat terjadi pada manusia yang memakan sayuran mentah, kontak dengan pH yang rendah  di lambung terjadi ekskistasi. Di duodenum parasit  keluar dari metaserkaria  dan menuju rongga peritoneal. Pada tahap ini serkaria tidak makan tetapi setelah ditemukan di parenkim hati, setelah beberapa hari fase makan terjadi. Stadium jaringan hati merupakan stadium patogenik penyebab anemia dan timbul gejala klinis. Parasit berada di jaringan hati selama 5-6 minggu dan kadang ditemukan di saluran empedu, ketika matang dan dewasa akan bertelur  lebih dari 25.000 dalam satu hari. Immature eggs are discharged in the biliary ducts and in the stool .  Eggs become embryonated in water , eggs release miracidia , which invade a suitable snail intermediate host , including the genera Galba, Fossaria and Pseudosuccinea.  In the snail the parasites undergo several developmental stages (sporocysts , rediae , and cercariae ).  The cercariae are released from the snail and encyst as metacercariae on aquatic vegetation or other surfaces.  Mammals acquire the infection by eating vegetation containing metacercariae.  Humans can become infected by ingesting metacercariae-containing freshwater plants, especially watercress .  After ingestion, the metacercariae excyst in the duodenum and migrate through the intestinal wall, the peritoneal cavity, and the liver parenchyma into the biliary ducts, where they develop into adults .  In humans, maturation from metacercariae into adult flukes takes approximately 3 to 4 months.  The adult flukes (Fasciola hepatica: up to 30 mm by 13 mm; F. gigantica: up to 75 mm) reside in the large biliary ducts of the mammalian host.  Fasciola hepatica infect various animal species, mostly herbivores.

Trematoda paru-paru.Trematoda yang habitatnya di paru-paru spesies Paragonimus westermani yang menyebabkan penyakit yang disebut paragonimiasis (Kerbert, 1878, Braun 1899)

Epidemiologi.Kosmopolit pada mamalia, terutama daerah Timur jauh di Jepang, Philipina, Korea, India, Muangthai, Taiwan, Afrika dan lain-lain. Di Indonesia merupakan infeksi pada binatang. Hospes definitif selain manusia juga binatang mamalia antara lain anjing dan kucing. Sebagai hospes perantara I keong air tawar Semissulcaspira libertina (jepang), Brotia asperata (Phililipina), B. costula episcopalism (Malaysia), Syncera spp dan Melania. Sedangkan hospes perantara II ketam air tawar genus Potamon, Eriocheir, sesarma spp dan udang batu (crayfish).

Page 4: Trematoda Darah

Morfologi dan siklus hidup. Cacing berwarna coklat, jika sedang aktif menyerupai sendok, kutikulum berduri, batil isap sama besar. Cacing dewasa hidup dalam kantung (kista) di paru-paru, tiap kista bisa berisi dua ekor cacing, juga dapat dijumpai pada organ lain. Ukuran 7,5-12 x 4-6 mm dengan tebal 3,5-5 mm, integument ditumbuhi duri. Oral dan ventral sucker hampir sama besar (0,75-0,8 mm) testis berlobus dalam, letak berdampingan di garis tengah di antara ventral sucker dan ujung posterior. Ovarium besar, berlobus, pada sisi kiri atau kanan setinggi asetabulum, uterus berkelok berbentuk roset pada sisi berlawanan dengan ovarium sedikit anterior dari ovarium. Dari kantung, telur keluar ke bronchiolus, dibatukkan bersama sputum atau tertelan keluar bersama tinja

Telur berwarna coklat keemasan, memiliki operkulum, ukuran 80-118 x 48-60 µm. Akan menetas di air setelah pematangan 2-3 minggu. Di dalam hospes perantara I, miracidium berubah menjadi redia 1 dan redia 2, akhirnya serkaria. Dalam hospes perantara II serkaria berkembang menjadi metaserkaria perlu waktu kurang lebih lima bulan. Pada hospes difinitif, di dalam duodenum terjadi eksitasi, keluar larva kemudian menembus dinding usus (dalam 30-60 menit), memasuki rongga perut 3-6 jam, masuk ke dalam dinding perut tinggal beberapa hari sebelum menembus diafragma, ke rongga pleura untuk akhirnya masuk ke bronchiolus (paru-paru). Dibentuk suatu kapsul yang berasal dari epitel bronchiolus yang mengalami hipertropi. Kadang-kadang sampai ke tempat ektopik, seperti mesenterium, pleura atau otak dan akan menjadi dewasa di tempat ini . waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus 65-90 hari, infeksi menetap sampai 20 tahun.