135
DIGENETIC TREMATODES

trematodosis-ikan-rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

DIGENETIC TREMATODES

DIGENETIC DIGENETIC TREMATODESTREMATODES

CLINOSTOMUMCLINOSTOMUM✓ ✓ Clinostomiasis larvaireClinostomiasis larvaire : penyakit : penyakit

yang disebabkan oleh yang disebabkan oleh metacercaria metacercaria

genus genus ClinostomumClinostomum, , habitat habitat : di : di bawah kulit, dalam otot, dari bawah kulit, dalam otot, dari bermacam-bermacam-

macam ikan air tawar, katak macam ikan air tawar, katak salamander tiger. salamander tiger.

✓ ✓ Habitat Cacing dewasaHabitat Cacing dewasa : dalam : dalam rongga mulut, faring dan esofagus rongga mulut, faring dan esofagus bangsa bangsa

burung -burung - burung bangau burung bangau

✓ Metacercaria berbentuk nodule/kista, habitat :rongga tubuh, dibawah kulit di seluruh tubuh, dan tertanam pada otot ikan.

✓ Larva cacing ini disebut Yellow Grubs,

menyerang ikan salmon, Cyprinida, Esocidae dan Siluridae(catfish).

✓ Distribusi : kosmopolit

Phylum : PlatyhelminthesClassis : TrematodaOrdo : DigeneaFamilia : ClinostomatidaeGenus : ClinostomumSpecies :C complanatum= C microstomum= C piscidum

TAXONOMI/KLASIFIKASI

Morfologi :• Ukuran cacing dewasa 3–10 X 2–

3mm• Pipih, bagian lateral konkaf• Tidak mempunyai faring • Caecum sangat panjang• Ovarium kecil, terletak diantara

testis yang terletak tandem• Ukuran telur 105 – 146 X 65 – 75

μm

Keterangan :

VB : Ventouse Buccale = Oral suckerVV : Ventouse Ventral = Ventral suckerVg : Vitteline glandCae : CaecumT : TestisUt : UterusO : Ovari

Cercaria berbentuk furcocercariaMetacercaria berukuran 1,5–4/6

mm x 2 mm, warna putih

Siklus hidup :

Inang perantara I : siput air :Lymnea, Planorbis dan Helisoma

Inang perantara II: Bangsa amfibi dan ikan

Ikan terinfeksi karena termakannya telur cacing yang dikeluarkan hospes definitif (burung pantai/pemakan ikan).

Telur dikeluarkan oleh inang definitif (burung) --miracidium di dalam air --- IP I moluska – ------ penetrasi secara aktif melalui jaringan lunak moluska---- sporokista---- redia induk---- redia anak---- cercaria dalam bentuk furcocercaria----- keluar dari tubuh siput dan berenang --------- menempel pada kulit IP II : ikan----------- metacercaria dibawah kulit/hipodermis atau pada superfisial dari kulit .

Jika ikan yang terinfeksi metacercaria termakan burung pemakan ikan -------- - berkembang menjadi cacing dewasa.

Periode prepaten : 3 hari

Metacercaria terbentuk 2 minggu pasca infeksi dan mencapai masak setelah 20 minggu. Metacercaria dapat membesar setelah 2 tahun dan dapat bertahan sampai 4 tahun

Patogenesis dan Gejala Klinis :

❐ Ikan ukuran besar dan dewasa lebih sering terinfeksi dari pada ikan kecil dan muda; betina lebih peka daripada jantan.

❐ Nodule/kista 1 – 3 mm diameter, warna krem. Nodule nampak terutama 3 minggu pasca infeksi

Infeksi berat: kesulitan bergerak,

peredaran darah sub kutan terhambat.--sangat sensitif pada keadaan anaerob-- mati.

Lesi-lesi :❐ Metacercaria terbungkus jaringan hospes---- membentuk kulit menjadi menebal (sampai 0,1 mm tebalnya).

Dinding jaringan yang membungkus metacercaria berpigmen hitam

Diagnosis:

1. Berdasarkan klinis nampak sejumlah nodule berwarna krem berukuran kecil dan non-

ulceratik.

2.Diagnosis dikonfirmasi dengan diketemukan metacercaria, karakternya mirip dengan cacing dewasa.

Kontrol penyakit:

❐ Molluscida : niclosamide 10 ppm memberantas mollusca tapi juga toxic terhadap ikan ------- IP I yang terinfeksi

cercaria-------- menginfeksi ikan

❐ Pemberian desinfektan : alkohol 30%,mercurochrom dan gentian violet 1

%

❐ Public Health : memasak ikan secara sempurna.

Transversotremiasis Penyebab: Transversotrema sp- termasuk

ektoparasit Habitat cacing dewasa :Kulit dibawah sisik Hospes definitif: ikan kakap (Lates calcafier),

ikan blanakan (Mugil sp) dan ikan mujair(Tilapia mossambica)

Distribusi : Perairan/ sungai di Tabanan,Bali

Morfologi :

Tubuhnya lebih lebar dari pada panjangnya dan agak melingkar.Oral sucker tidak adaMulut terbuka langsung kedalam faring

Transversotrema adult

Klasifikasi/Taxonomi

Phylum : Platyhelminthes Classis : Trematoda Ordo : Digenea Familia : Transversotrematidae Genus : Transversotrema Species : Transversotrema sp

Inang perantara : siput air Melanoides sp habitat pada fresh water dan brackish-water

Life Cycle: miracidium berenang mencari inang perantara siput air di perairan air tawar dan payau- berkembang menjadi sporokista- redia-- cercaria

Stadium infektif cercaria yang penetrasi dari tubuh siput--- berenang dan menempel pada tubuh inang definitif/ikan dibawah sisik---- berkembang menjadi cacing dewasa

Gejala Klinis :

Kerusakan jaringan kulit Peradangan kulitStress

Pengobatan:Dengan CuSO4 0,7 ppm 2 kali dalam waktu 24

jam

Genus Diplostomulum = Diplostomum

MORFOLOGI :

Bagian anteriornya seperti daun Bagian ventral konkaf Bagian posterior pendek dan berbentuk

kerucut, dilengkapi muscular pseudo sucker di bagian latero-anterior (pada setiap bagian anterior oral sucker), bentuknya seperti telinga, disebut cotylae

Larva Diplostomulum disebut Eye flukes

Habitat metacercaria : lensa mata disebut juga White Eye, juga di rongga tubuh dan susunan saraf pusat

Metacercaria biasanya tidak berbentuk kista tapi membentuk kapsul dari jaringan hospes

Dapat menyebabkan kebutaan dan kematian.

Cacing dewasa : Diplostomum spp.

Genus Neascus

Disebut White Grubs atau jika dikelilingi pigmen dari hospes dikenal dengan sebutan Black Spot= Black Spot Disease

Menyebabkan Melanophore Reaction di sekitar infeksi metacercaria/kista.

Morfologi :

• Bagian anterior mirip dengan Diplostomulum.

• Larva berukuran 2 -3 mm• Bagian posterior berkembang

dengan baik dan memanjang• Tidak mempunyai pseudo

sucker lateral (cotylae)

• Metacercaria dikelilingi dinding kista yang tipis

•Habitat pada kulit

•Cacing dewasa : Neascus spp.

Cara Penularan :

Ikan sebagai inang perantara II dan inang perantara I mollusca

Termakannya telur cacing dari definitive host/burung->miracidium, menembus jaringan tubuh mollusca

/snailsporokistaredia cercaria-metacercaria

Kontrol penyakit :

Praziquantel

Pemberian molluscida---- memberantas snail/mollusca

Kista dioperasi

DIGENEA DALAM SALURAN PENCERNAAN

Penyebab : Azygia lucii

Termasuk digenetik trematoda

Morfologi : Ukuran : panjang mencapai 3 cm (1 – 5 cm) Tubuhnya memanjang Kutikula tebal dan tidak berduri tapi kasar

Ovarium terletak di bagian anterior testes, jarang di bagian posterior testes

Glandula vitteline sedikit memanjang terletak di depan testes

Uterus bercabang keatas, terletak antara ovarium dan ventral sucker

Inang perantara : snail/moluska dari jenis Gastropoda

Ikan kecil dapat sebagai parathenic host.

Azygia lucii

Habitat : esofagus, lambung dan usus dari Ikan Percha (Perca fluvitilis)Cercaria dalam bentuk furco-cercaria.Metacercaria dapat membentuk kista dalam tubuh inang

perantara:moluska.Inang definitif : ikan terinfeksi

karena memakan siput/moluska.

Perubahan Patologi :

❐ Kerusakan-kerusakan lokal pada

selaput lendir usus.

Familia Hemuridae

Morfologi :

– Berukuran panjang 1,5 – 5 mm dengan ujung posterior yang langsing

– Dilengkapi pseudo appendix di bagian posterior/caudal disebut Ecsoma, bersifat retractile dengan tubuh.

– Sucker berkembang baik; acetabulum lebih prominent dari pada sucker

– Faring pendek

– Caecum panjang dan mencapai ujung posterior tubuh

– Testes ovoid terletak tandem atau diagonal, setengah bagian tubuh bagian posterior/anterior.

– Ovarium di bagian posterior testes

– Vitteline gland terdiri dari 2/3 massa compact, berlobi atau tubuler di bagian posterior ovarium

-Uterus bercabang keatas dan kebawah sampai mencapai glandula vittelina

•Ukuran telur :20 -30 X 21 – 45 μ, dilengkapi filamen

Siklus hidup : • Telur -----miracidium

sporokista redia---- cercaria tipe cystocerque, disebut cystophore.

• cercaria----- metacercaria berbentuk kista dalam host atau plankton atau hidup bebas.

Klasifikasi/Taxonomi

Phyllum : PlatyhelminthesClass : Trematoda DigeneaOrdo : StrigeidaFamily : HemiuroidaedaeGenus: HemiurusSpesies : Hemiurus

appendiculatus

Allocreadium isoporum

Habitat : usus dan lambung

ikan air tawar (ikan lele, ikan mas, ikan gurami, dan ikan nila

KLASIFIKASI/TAXONOMY

Phyllum : PlatyhelminthesClass : Trematoda DigeneaOrdo : FasciolataFamily : AllocreadiidaeGenus : AllocreadiumSpesies : Allocreadium isoporum

Allocreadium angusticolle Allocreadium transversale

Patogenesis :

Peradangan dan luka pada usus Infeksi berat dapat menyebabkan inflamasi otot

dan luka yang meluas di permukaan tubuh Pembengkakan perut

Gejala Klinis :

Gerakan lamban--ikan mudah dimangsa Keseimbangan tubuh terganggu Infeksi berat--- kematian

Crepidostomum fariones

Klasifikasi/Taxonomi

Phyllm : PlatyhelminthesClassis : Trematoda Ordo : DigeneaFamilia : AllocreadiidaeGenus : CrepidostomumSpecies : Crepidostomum

fariones

Morfologi :Cacing dewasa ovoid memanjangUkuran panjang 1 – 2 mmMempunyai 2 – 6 papillae di bagian antero-dorsal Oral sucker dibagian terminal dan ventral sucker di pertengahan bagian tubuhnyaFaring berkembang baik dan esofagus pendekTestis terletak tandem di pertengahan tubuhOvarium di bagian anterior testes

Siklus Hidup :

IH I: Lymnaea snail dan dan IH II : Crustacea, water fly

Telur menetas- miracidium- penetrasi Lymnaea--- sporokista-- redia-- cercaria--penetrasi crustacea --metacercaria

Habitat : usus ikan salmon, Cyprinids(ikan mas), catfish (ikan lele) dan ikan air tawar

Patogenesis :

❐Pada infeksi berat dapat menyebabkan inflamasi berat intestinal dan kematian, disebabkan karena lesi dari Enteritis Catharalis Diffuse.

Gejala Klinis :

Dapat menyebabkan kekurusan karena nafsu makan menurun

Infeksi berat- kematian Hematocrit & Haemoglobin rendah

Diagnosis :

1. Gejala klinis2. Pemeriksaan feses3. Uji laboratorium/tes hematokrit4. Biopsi/seksi

Kontrol :

1. Pemberian Anthelminthics pada ikan yang terinfeksi : Bithionol, Oxyclozanide, Benzimidazole groups

2. Pemberian molluscida , menebar kapur atau chloride pada kolam untuk membasmi mollusca

Gyliaucheniasis

• Penyebab : Gyliauchen sp• Habitat cacing dewasa : usus halus• Hospes definitif: Ikan kerapu

(Epinephelus sp) dan ikan baronang (Siganus fuscencens)

• Distribusi : Perairan Sulawesi

• Morfologi:

• Bentuk tubuh ovoid, ukuran 2,55-2,64 x 0,80-0,85 mm

• Mempunyai acetabulum > oral sucker

Klasifikasi/Taxonomi

• Phylum : Platyhelminthes• Classis : Trematoda• Ordo : Digenea• Familia : Gyliauchenidae• Genus : Gyliauchen• Species : Gyliauchen sp

Gejala klinis :

Penurunan berat badan Nekrosis dan radang jaringan usus Stress

Pengendalian penyakit:

Pengobatannya sulit Di China : di-n-butyl tin oxyde, dosis 3% dari

BB dicampur dalam pakan Disarankan lebih menjaga proses budidaya

agar terhindar infeksi parasit tersebut

Gauhatianiasis

• Penyebab: Gauhatiana batrachii• Habitat cacing dewasa : usus halus• Hospes definitif: ikan kerapu

(Epinephelus sp) dan ikan lele(Clarias batrachus)

• Distribusi :Perairan Sulawesi

Klasifikasi/Taxonomi

• Phyllum : Platyhelminthes• Class : Trematoda• Ordo : Digenea• Family : Macroderoididae• Genus : Gauhatiana• Spesies : Gauhatiana batrachii

• Morfologi :

• Bentuk tubuh ovoid, ukuran 0,81-1,52

• X 0,35-0,50 mm

• Ukuran Acetabulum = oral sucker

Gejala Klinis:

Penurunan berat badan Nekrosis dan radang jaringan usus Stress

Pengendalian penyakit:

Pengobatannya sulit Di China : di-n-butyl tin oxyde, dosis 3% dari

BB dicampur dalam pakan Disarankan lebih menjaga proses budidaya

agar terhindar infeksi parasit tersebut

Pseudometadeniasis

• Penyebab : Pseudometadena sp• Habitat cacing dewasa : usus halus• Hospes definitif: Ikan kakap (Lates

calcalifer)

• Distribusi : Perairan sumbawa dan Sulawesi

Pseudometadena

Klasifikasi/Taxonomi

• Phyllum : Platyhelminthes• Class : Trematoda• Ordo : Digenea• Family : Cryptogonimidae• Genus : Pseudometadena• Spesies : Pseudometadena sp

Gejala Klinis:

Penurunan berat badan Nekrosis dan radang jaringan usus Stress

Pengendalian penyakit:

Pengobatan dapat dilakukan dengan CuSO4 0,7 ppm 2 kali 24 jam

Disarankan lebih menjaga proses budidaya agar terhindar infeksi parasit tersebut

Opegasteriasis

• Penyebab: Opegaster sp• Habitat cacing dewasa : usus halus• Hospes definitif: ikan tawes (Puntius

javonicus) dan ikan lele(Clarias batrachus)

• Distribusi : Danau Buyan Buleleng Bali

Klasifikasi/Taxonomi

• Phyllum : Platyhelminthes• Class : Trematoda• Ordo : Digenea• Family : Opecoelidae• Genus : Opegaster• Spesies : Opegaster sp

Morfologi :

• Tubuh bulat panjang, bagian posterior bulat dan anterior lonjong.

• Oral sucker berkembang baik

• Panjang acetabulum 2 kali > oral sucker

• Opegaster

• Gejala Klinis:

• Penurunan berat badan• Terjadi kerusakan atau radang jaringan usus• Stress

• Pengendalian penyakit:

• Pengobatan dapat dilakukan dengan CuSO4 0,7 ppm 2 kali 24 jam

• Disarankan lebih menjaga proses budidaya agar terhindar infeksi parasit tersebut

DIGENEA DALAM SISTEM PEREDARAN

DARAH/CIRCULATORY SYSTEM

Genus : SanguinicolaSpesies : S inermis

Habitat : pembuluh darah terutama Bulbus arteriosis, pembuluh darah insang dan ginjal.

• Morfologi :

• Ukuran panjang 1 mm X 300 μ• Intestine pendek berbentuk huruf X

dengan 4-5 lobus• Testis membentuk 2 deretan

longitudinal• Uterus terdiri dari 2 lobi berbentuk

seperti kupu-kupu, hanya mengandung satu telur yang berukuran 30-70 x 30-35 μm

Siklus Hidup :

Telur -menetas menjadi miracidium- inang perantara Lymnea- sporokista-- redia->.cercaria disebut cercaria cristata berekor bercabang =furco-lopocerque---penetrasi hospes definitif melalui par enteral perforasi epitel branchial--vena branchial- cacing dewasa di tempat predileksinya

Waktu yang dibutuhkan mencapai stadium dewasa 4 bulan

Gejala Klinis :• Infeksi berat --- menyumbat

pembuluh darah insang -- sesak nafas.

• Gumpalan2 telur dapat terbawa aliran darah----- ginjal------ membentuk kista

• Infeksi berat dapat menyebabkan kematian tanpa diserta gejala klinis

Diagnosis :

Bentuk sub akut dapat dikenali adanya granuloma branchial nampak jelas, sedang bentuk kronis tidak nampak secara klinis.

Kontrol :

Membasmi siput dengan menebarkan kapur kedalam kolam atau Baylusid dengan dosis 0,5 mg/l air yang dimasukkan kedalam kolam sebelum memasukkan ikan kedalam kolam.

Clonorchis sinensis= Opisthorchis sinensis

Sering disebut Oriental/Chinese Liver Fluke Cacing dewasa mempunyai habitat saluran

empedu, kadang2 saluran pankreas dan duodenum.

Cacing ini bersifat zoonosis

Hospes definitif :

Manusia, anjing, kucing, babi dan mamalia pemakan ikan

Morfologi :

Pipih dan berukuran 25 x 5 mm, transparan Tubuh posterior melebar dan anterior

meruncing Testes bercabang Kutikula berduri pada yang muda dan yang

dewasa halus Telur berukuran 27 -35 x 12 – 20 μ berdinding

tebal berwarna coklat muda, mempunyai operculum

Sikilus Hidup :

• Inang perantara I : siput dari genus Bithynia

• Inang perantara II : ikan air tawar

Siklus Hidup :

Telur yang dikeluarkan inang definitif

menetas miracidium---IP I siput-

sporokista-> redia-- cercaria-- keluar

tubuh siput berenang dan penetrasi secara

aktif melalui kulit/otot ikan (I.H. II)-

metacercaria--- infektif.

Heteropyes heteropyes

• Habitat : usus halus

• Inang definitif: Anjing, kucing, manusia

• Cacing ini bersifat zoonosis

Morfologi :

Ukuran 1 – 1,7 x 0,3 – 0,7 mm Bagian posterior lebih lebar dari pada

anterior Ventral sucker terletak di bagian tengah

tubuh Testes oval dan terletak horizontal Telur berdinding tebal berwarna coklat

dilengkapi dengan operculum, ukuran 26 – 30 x 15 – 17 μm

Siklus hidup :

Inang perantara I : siput Certhidia cingulata

Inang perantara II : ikan

Final host terinfeksi karena memakan ikan yang kurang masak/mentah

Paragonimus westermanii Merupakan cacing paru-paru, disebut

Lung Fluke Habitat : paru-paru, kadang-kadang pada

otak, spinal cord dan organ- organ lain.

Cacing ini bersifat zoonosis

Inang definitif : anjing, kucing, babi, carnivora, sapi, kambing dan manusia

Morfologi :Bentuk seperti biji kopi, ukuran 7,5 – 16x 4 – 8 mm, berwarna merah

kecoklatanKutikula berduriVittelaria berlimpah warna coklat, uterus berkelok-kelok berisi telur berwarna coklatOral sucker sedikit lebih besar dari pada ventral sucker

Faring berotot dan esofagus pendek

Caecum memanjang ke ujung posterior tubuh.

Testes berlobi diantara ventral sucker dan ujung posterior tubuh

Ovarium besar bentuk tidak teratur, sebelah kiri sedikit di belakang ventral sucker

Uterus terletak berlawanan dengan ovarium

Telur berukuran 75 – 118 x 42 -67 μ, kuning kecoklatan, ovoid mempunyai operculum, dinding lebih tebal pada kutub lainnya

Siklus hidup:

Telur---miracidium -- IP I siput air dan siput amfibius :Thiara, Semisulcospira, Bithynella dan Oncomelania.---- sporokista---- redia --- cercaria--- berenang dan mencari IP II : kepiting dan udang ---------- penetrasi------------ metacercaria.

Final host terinfeksi karena termakannya kepiting/udang yang kurang masak.

FASCIOLOPSIASISFASCIOLOPSIASIS CAUSA : CAUSA : Fasciolopsis buski= Distomum Fasciolopsis buski= Distomum

crassum = The Giant Intestinal Flukecrassum = The Giant Intestinal Fluke Sejarah dan Distribusi Parasit :Sejarah dan Distribusi Parasit : I Ditemukan Busk 1843 dalam I Ditemukan Busk 1843 dalam duodenum duodenum

pelautpelaut yang meninggal di London. yang meninggal di London. Parasit pada Parasit pada manusiamanusia dan dan babi babi di China di China

Selatan dan Tengah, Taiwan, Vietnam, Selatan dan Tengah, Taiwan, Vietnam, Thailand, Thailand, Borneo, SumatraBorneo, Sumatra. .

Di Canton, China kadang2 menginfeksi Di Canton, China kadang2 menginfeksi anjinganjing, dan , dan kelinci resistenkelinci resisten thd parasit tsb. thd parasit tsb.

Morfologi dan Biologi Parasit :Morfologi dan Biologi Parasit :

* * Bentuk ovoid memanjangBentuk ovoid memanjang

* Ukuran : 20-75x 4-20 mm* Ukuran : 20-75x 4-20 mm

* Tegumen berspina* Tegumen berspina

* Siklus hidup mirip dengan * Siklus hidup mirip dengan F hepaticaF hepatica

* * Cacing dewasa menempel pada Cacing dewasa menempel pada

dinding dinding duodenumduodenum dan dan jejunum.jejunum.

Kadang2 di Kadang2 di coloncolon dan dan pyloruspylorus

EPIDEMIOLOGY :EPIDEMIOLOGY :

Fasciolopsis buski Fasciolopsis buski : endemik di China, Taiwan, : endemik di China, Taiwan, South-East Asia, Indonesia, Malaysia and India.South-East Asia, Indonesia, Malaysia and India.

PENULARAN :PENULARAN :Infeksi terjadi karena mengkonsumsi tanaman air, Infeksi terjadi karena mengkonsumsi tanaman air,

sayur yang tidak dimasaksayur yang tidak dimasak

yang terkontaminasi metacercariayang terkontaminasi metacercaria