15
D. Penyelidikan Dengan Parit Uji (Trench) Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama dengan penyelidikan yang mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara penggaliannya. Yang berbeda adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di permukaan bumi dengan bentuk penampang trapesium (lihat Gambar 3) dan kedalamannya 2-3 m, sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan (samples) yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka penggalian parit uji dapat dilakukan dengandragline atau hydraulic excavator (back hoe). Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar kemungkinan untuk

Trenching

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Trenching

D.            Penyelidikan Dengan Parit Uji (Trench)

Pada dasarnya maksud dan tujuannya sama dengan penyelidikan yang

mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara penggaliannya. Yang berbeda adalah

bentuknya ; parit uji digali memanjang di permukaan bumi dengan bentuk penampang

trapesium (lihat Gambar 3) dan kedalamannya 2-3 m, sedang panjangnya tergantung dari

lebar atau tebal singkapan endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah (volume)

contoh batuan (samples) yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit

uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka

penggalian parit uji dapat dilakukan dengandragline atau hydraulic excavator (back hoe).

Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup sebaiknya

digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar kemungkinan untuk

menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua parit uji itu dapat menemukan

singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike) dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk

menentukan bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling

sejajar dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya (lihat Gambar 4).

Page 2: Trenching

Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan

atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan.

Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali

tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan

berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan,

ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi

sampling.

Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series dengan

arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas zona bijih

tersebut dapat diketahui (lihat Gambar 6.4). Informasi yang dapat diperoleh antara lain ;

adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan kemiringan, serta dapat

sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series paritan uji tersebut diharapkan zona

bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.

Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut :

         Terbatas pada overburden yang tipis,

         Kedalaman penggalian umumnya 2–2,5 m (dapat dengan tenaga manusia atau dengan

menggunakan eksavator/back hoe),

         Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga dapat

terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).

http://andiashariahmad.blogspot.com/2012/12/eksplorasi-batubara-umi.html

Page 3: Trenching

          Sampling batubara

Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh komoditas

yang akan diperiksa kualitasnya. Seluruh komoditas tersebut disebut populasi, sedangkan

bagian komoditas yang terambil disebut sample atau conto. Tujuan sampling ialah

mendapatkan contoh yang lain kualitasnya bisa mewakili kualitas seluruh populasi. Faktor

utama yang menentukan tingkat kesulitan suatu sampling ialah heterogenitas komponen –

komponen pembentuk populasi. Batubara merupakan material yang mempunyai tingkat

heterogenitas sangat tinggi, baik secara fisik maupun secara kimia, oleh karena itu, sampling

batubara yang baik tidak mudah dilakukan, padahal hasil yang mewakili seluruh populasi

merupakan tuntutan utama semua pihak terkait. Sampling yang baik ialah sampling yang

disamping dilakukan dengan akurat dan presisinya tinggi, sehingga conto mewakili seluruh

populasi dengan baik, jumlah conto yang terambilnya harus dapat ditangani.

Karena tak seorang tahu berapa nilai kualitas sesungguhnya suatu komoditas, maka

metode sampling, sample preparation, dan analysis dianggap tidak pernah ada yang 100 %

sempurna, nilai kualitas yang didapat dari suatu pengukuran hanyalah nilai pendekatan, nilai

yang paling dekat dengan nilai sesungguhnya adalah nilai rata - rata hasil analisa yang

didapat oleh sebanyak mungkin pemeriksa, dengan menggunakan metode standar yang sama.

Berdasarkan pada pengambilan sample pada material curah (bulk material atau run of

mine) dapat dibedakan atas manual sampling dan mechanical sampling. Manual sampling

adalah cara pengambilan sample dengan menggunakan alat yang dipegang langsung dengan

tangan sedangkan mechanical sampling adalah cara pengambilan sample dengan

menggunakan alat mekanis / mesin. Secara garis besar sampling dibagi menjadi 4 golongan

dilihat dari tempat pengambilan dimana batubara berada dan tujuannya yaitu: Exploration

sampling, Pit sampling, Production sampling, dan loading sampling (barging dan 

transhipment).

Exploration sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik

dengan cara channel sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara pemboran atau

drilling. Tujuan dari sampling ditahap ini adalah untuk menentukan karakteristik batubara

secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara yang akan dieksploitasi. Pit

sampling dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan proses tambang

didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkan data yang sudah

ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh pit control untuk mengetahui

Page 4: Trenching

kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengontrol kualitas

batubara yang akan ditambang dalam jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat

dilakukan dengan pemboran atau dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan

untuk mengecek kualitas batubara yang dalam proses ditambang.

Production sampling dilakukan setelah batubara diproses diprocessing plant dimana

proses ini dapat merupakan penggilingan (crushing) pencucian (washing), penyetokan dan

lain - lain. Tujuannya adalah mengetahui secara pasti kualitas batubara yang akan dijual atau

dikirim kepada pembeli supaya kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan

telah disepakati oleh kedua belah pihak, dengan diketahuinya kualitas batubara distockpile

atau dipenyimpanan sementara kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk

dikirim kebuyer tertentu dengan spesifikasi batubara tertentu pula, baik dengan cara

mencampur (blending) batubara - batubara yang ada distockpile atau dengan single source

dengan memilih kualitas yang sesuai.

Loading Sampling dilakukan pada saat batubara dimuat dan di kirim kepada pembeli

baik menggunakan barge maupun menggunakan kapal, biasanya dilakukan oleh independent

company karena kualitas yang ditentukan harus diakui dan dipercaya oleh penjual (shipper)

dan pembeli (buyer). Tujuannya adalah menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual

yang nantinya akan menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter

yang sifatnya fleksibel sehingga harganya fleksibel tergantung kualitas aktual pada saat

batubara dikapalkan

Pit sampling / Sampling tambang

Dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan proses tambang

didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkan data yang sudah

ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh pit control untuk mengetahui

kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengontrol kualitas

batubara yang akan ditambang dalam jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat

dilakukan dengan pemboran juga dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan

untuk mengecek kualitas batubara yang dalam proses ditambang.

Sampling Pit dilakukan untuk studi kualitas secara khusus didaerah tambang yaitu :

a.         Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi, yang pada saat

penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi standar atau tidak diketahui.

Hasil analisa sampling akan merekomendasi apakah layak dipakai untuk permintaan produksi

kualitas rendah, untuk blending, perencanaan pencucian atau tidak akan diproduksi karena

kualitasnya sangat rendah.

Page 5: Trenching

b.        Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan penurunan kualitas

dan kenaikan ash).

c.         Untuk mengetahui keadaan seam - seam minor yang berada dilokasi penambangan seam -

seam utama, karena faktor ketebalan dan harga kualitasnya dapat diproduksi secara

menguntungkan.

Dalam penentuan pengambilan sampel batubara dalam area tambang / pit metode yang di

gunakan yaitu :

1.        Sampel Channel / channel sampling

Pengambilan conto channel pada prinsipnya sama dengan pengambilan conto coring.

Coring diambil dari pemboran sedangkan channel diambil dari outcrop. Untuk pengambilan

conto dari outcrop, berikut intruksi kerja Coal sampling dengan metode channel sampling

yaitu :

a.         Tentukan lokasi outcrop batubara yang dapat mewakili dari top sampai bottom.

b.        Bersihkan outcrop batubara dari kotoran (soil) dan batubara lapuk sepanjang conto yang

akan diambil.

c.         Buat sodetan secara merata dari top sampai bottom batubara, lebar kurang lebih 20 cm, tebal

kurang lebih 5 cm atau sampai batubara segar, panjang setebal vertikal outcrop batubara.

d.        Ambil conto batubara dari top sampai bottom secara merata, sebanyak kurang lebih 3 kg.

e.         Jika pada seam batubara yang di sampling terdapat banyak parting ambil contoh batubara

per - ply, kurang lebih 3 kg. Conto di masukan dalam kantong plastik per ply di tulis kode

dan interval conto pada plastik conto dan kertas label (kertas label di usahakan tidak kontak

langsung dengan batubara). Plastik Conto di ikat dengan kuat (conto batubara tidak

berkontaminasi dengan udara)

Page 6: Trenching

Sampling batubara pada crusher

Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi batuan yang besar

menjadi kecil sesuai ukuran seperti kerikil atau debu batu. Crusher digunakan untuk

mengurangi ukuran atau bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher

merupakan alat yang digunakan dalam proses crushing, Crushing merupakan proses yang

bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya. Crushing

biasanya dilakukan dengan proses kering, dan dibagi menjadi tiga tahap yaitu primary

Crushing , secondary Crushing dan fine Crushing.

Kondisi batubara dalam keadaan Moving Stream yaitu batubara berada dalam tempat

penyimpanan sementara. Dalam kondisi moving stream, increment conto diambil per satuan

jumlah berat atau waktu tertentu pada saat batubara tersebut dipindahkan, sehingga contoh

yang terambil dapat mewakili seluruh populasi. Metode pengambilan sampel diCrushing

Plant (CP) dalam menentukan jumlah increment yang harus diambil yaitu dengan

menggunakan acuan American Society for Testing Material (ASTM) dengan rumus :

 N1= N X  (Total - Tonage) / 1000

NB = akar (Total - tonage )/1000

N1 = Jumlah increment yang diperlukan

N = Jumlah initial increment ( ASTM = 35 )

Page 7: Trenching

1.        Teknis pengambilan sample batubara dalam crusher 

.

Batubara yang berasal dari ROM ataupun lokasi tambang (Pit) akan didumping masuk

kehopper yang kemudian akan langsung digiling (crusher). Selanjutnya batubara dibawa oleh

Conveyor menuju stockpile. Ketika berada dicrusher inilah sample yang akan diambil.

Berikut teknis pengambilannya :

-       Sampler harus siap dilokasi, tepatnya dibagian conveyer yang berjalan setelah melewati

proses pengilingan.

-       Ketika dumptruk datang dan siap untuk dumping, sampler akan siap diposisi untuk

mengambil sample batubara yang akan datang menghampirinya.

-       Alat yang dipakai untuk mengambil sample adalah sekop dengan berat 3 kg (sesuai dengan

petunjuk laboratorium).

-       Ketika batubara datang maka sampler akan siap mengambil batubara tadi dengan meletakan

sekop diatas conveyer.

-       Syarat pengambilan adalah ketika dumptruk telah dumping sebanyak dua kali. Untuk

menghindari bias saat analisis laboratorium.

-       Sample akan diambil menggunakan karung yang akan dilapisi plastik sample. masing –

masing karung berisi 6 kali sekop sample.

-       Setelah sample selesai diambil, maka sample akan ditulis identitasnya. Apakah berasal dari

ROM atau pit agar jelas lokasi dari sample tersebut. 

Terimkasih Semoga bermanfaat.... Minta saran Yah,,, klo da yg lebih menguasai teknik

sampling batubara...  ( Viva HMTA "07") STTNAS...

Metoda Analisa dijabarkan secara rinci dalam metoda standar. Metoda standar yang umum digunakan dalam perdagangan batubara:

         ISO – International Organization for Standarisation.         ASTM – American Society for Testing and Materials.         BS – British Standards.         AS – Australian Standards.

Pengoperasian Timbangan

1. Pindahkan benda dari permukaan timbangan dan bersihkan bagian bawah pinggan.

Page 8: Trenching

2. Pastikan posisi timbangan rata dengan mengamati gelembung udara. Atur jika diperlukan sehingga gelembung udara berada dalam lingkaran.

3. Hidupkan timbangan dan tekan “TARE” untuk mengenolkan. Jika timbangan tidak stabil, cek bahwa tidak ada kotoran dan timbangan bersih

4. Letakkan benda yang ditimbang pada bagian tengah permukaan timbangan, tunggu sampai penunjukan angka stabil

5. Catat beratnya pada lembar kerja

6. Angkat bendanya dan cek bahwa penunjukan angka kembali ke nol

MOISTURE IN THE ANALYSIS SAMPLE

1.       Sample sebelum dianalisa diequilibrium di udara terbuka untuk mencapai kesetimbangan dengan lingkungan ruangan laboratorium sehingga pengaruh dari perubahan kelembaban dan temperatur ruangan laboratorium selama penimbangan dan analisa tidak signifikan terhadah hasil moisture.

2.       Moisture (air) ada dalam batubara sebagai inherent moisture, surface atau free moisture, air terikat di mineral matter dan dekomposisi moisture. Pengukuran secara analisa yaitu moisture holding capacity, total moisture, air dry loss, residual moisture dan moisture in analysis sample. Mengacu pada metode ISO/BS sample batubara dipanaskan pada temperatur 107 °C untuk menguapkan air dan dialirikan gas nitrogen untuk menghindari oksidasi.

Kesalahan-kesalahan dalam pengujian ini adalah

  sample harus dipanaskan sampai berat tetap.  jika sample tidak ditimbang sesegera mungkin setelah pemanasan air kembali ke sample.  gas nitrogen harus dialirkan melewati desicant (penyerap uap air) karena jika gas tidak kering

hasilnya rendah.  Pipa gas outlet MFS tersumbat menyebabkan moisture tertahan di oven sehingga hasilnya

rendah.Perbedaan ASTM dan ISO/BS :

ASTM menggunakan udara kering dan waktu pemanasan 1 jam sedangkan ISO/BS menggunakan gas nitrogen dan dikeringkan sampai berat konstan/tetap.

ASH CONTENT/KADAR ABU

(METODE STANDAR)

Ash (abu) adalah bahan-bahan yang tidak terbakar setelah pembakaran sample. Mineral matter merupakan bagian zat anorganik dalam batubara dan sudah ada dalam batubara sebelum batubara tersebut dibakar. Jadi mineral matter dan ash itu berbeda. Abu dalam

Page 9: Trenching

batubara bersumber dari mineral matter dalam batubara dan unsur pengotor dari batupasir, tanah dsb yang berasal dari bagian penutup, dasar atau parting pada lapisan batubara. Hasil kadar abu (ash content) digunakan untuk mengukur kualitas batubara dan efisiensi proses pembersihan.

ASH CONTENT/KADAR ABU

(METODE RAPID)

Keuntungan dari penentuan ash content mengunakan metode rapid/cepat karena hasil ash content diperlukan sesegera mungkin oleh operator plant untuk memonitor kinerja plant dan kualitas produksi. Sample dipanaskan pada atmosfer nitrogen untuk melepaskan zat terbang (volatile matter) kemudian dilanjutkan dalam atmosfer oksigen untuk membakar sample guna mendapatkan abu sisa pembakaran.

Kesalahan-kesalahan dalam pengujian ini :

  Pembakaran tidak sempurna.  Sample meletup menyebabkan hilangnya berat sehingga hasilnya rendah

VOLATILE MATTER (ZAT MUDAH TERBANG)

Volatile Matter adalah senyawaan dalam batubara yang mudah menguap pada temperatur tertentu dalam kondisi standar. Terdiri dari gas –gas yang mudah terbakar seperti air, oksida-oksida karbon, hidrogen dan metan, hydrogen sulfida, ammonia, tar dan oksida-oksida sulfur dan nitrogen. Volatile matter digunakan sebagai ukuran kualitas batubara. Volatile matter mempengaruhi pembakaran batubara dalam furnace/tanur. Perbedaan metode pengujian ASTM dan ISO adalah ISO menggunakan silica crucible pada temperatur 900 oC dalam furnace yang horizontal, sedangkan ASTM menggunakan crucible platina pada temperatur 950 oC dalam furnace vertical dalam waktu yang sama 7 menit dan dikurangi nilai moisture in the analysis sample.

Kesalahan-kesalahan dalam pengujian ini :

  Kerapatan crucible dan tutupnya tidak baik menyebabkan hasilnya tinggi atau tidak menentu.  Temperatur furnace atau laju pemanasan (heating rate) terlalu rendah  Waktu pemanasan dan pendinginanharus mendekati kondisi standar.  Percikan sample batubara dapat menyebabkan partikelnya keluar sehingga hasilnya tinggi.

FIXED CARBON (KARBON PADAT)

Fixed Carbon (karbon padat) adalah selisihnya

FC = 100 – (M + Ash + VM)

Page 10: Trenching

Fuel Ratio = FC / VM (in the same basis) digunakan mendeskripsikan tingkatan batubara.

Jenis Batubara Fuel Ratio

Semi-antrasit 8.6

Lignite 0.9

Semi-bituminous 4.3

Bituminous (high volatile) 1.3

Bituminous (medium volatile) 1.9

Bituminous (low volatile) 2.8

Antrasit 24

Kokas 92

TOTAL SULFUR (Metode High Temp.)

Sulfur ada dalam batubara sebagai sulfur organik dan sulfur anorganik (pirit dan sulfat). Sulfur dikonversikan menjadi sulfur oksida selama proses pembakaran yang dapat menyebabkan korosi dan kerak pada peralatan juga menyebabkan polusi udara. Sulfur digunakan evaluasi pengunaan batubara untuk pembakaran.

Reaksi kimianya :

SO2 + H2O2 �� H2SO4 + H2O

H2SO4 + 2NaOH �� Na2SO4 + 2H2O

Kesalahan-kesalahan dalam pengujian ini :

  Pembakaran batubara tidak sempurna  Retensi sulfur dalam batubara (pencegahan dengan Al2O3)  Penyerapan gas tidak sempurna  Standarisasi larutan salah.

TOTAL SULFUR (Metode LECO Analyzer)

Sulfur dikonversikan menjadi sulfur oksida selama pembakaran dibawah atmosfer oksigen. Produk gas yang dihasilkan dipompakan melewati suatu penyerap untuk menghilangkan air. Konsentrasi sulfur dioksida diukur menggunakan cel infra red. Konsentrasi sample standar harus sama dengan sample yang

dianalisa.

Kesalahan-kesalahan dalam pengujian ini :

Page 11: Trenching

  Pembakaran batubara tidak sempurna  Kalibrasi analyzer salah (salah standar)  Tubenya retak menyebabkan hasilnya rendah  Pipa tersumbat, Infra red kotor  Kesalahan elektronik  Penyerap sudah jelek  Sample standar dianalisa pada saat kalibrasi instrumen dan setelah setiap 10 kali analisa

sample.