Upload
devid-faisal
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SCR ini sangat popular digunakan pada suatu sirkuit elektronika karena lebih efisien, disbanding dengan komponen lainnya. Khususnya pada sirkit pengontrol arus, sebuah SCR disimbolkan pada gambar 4.1
Citation preview
P N P NA
G
K
N P N
P N P
A
G K
BAB IV
UNIT PERCOBAAN EL-04
SILLICON CONTROLED RECTIFIER (SCR)
4.1. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mempelajari karakteristik SCR dan mengamati gejala yang ditimbulkan oleh
sifat-sifatnya
4.2. Teori
Sebuah SCR dibuat dari empat lapis diode (Four Layer Dioda) yang didesain
mempunyai tiga terminal yaitu:
Anoda
Katoda
Gate (gerbang)
SCR ini sangat popular digunakan pada suatu sirkuit elektronika karena lebih efisien,
disbanding dengan komponen lainnya. Khususnya pada sirkit pengontrol arus, sebuah
SCR disimbolkan pada gambar 4.1 yang menunjukan konstruksi sebuah SCR N-P-N-
P dan merupakan gambar gabungan transistor jenis NPN dan PNP.
Gambar 4.1 Simbol SCR
Simbol dan konstruksi SCR pada gambar 4.1 dibuat analog rangkaian seperti pada
gambar 4.2. Prinsip kerja sebuah SCR dalam suatu sirkit digambar seperti gambar 4.3
Gambar 4.2 Analog konstruksi SCR
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
A
G
K
Tr1
Tr2
+_
R1
R2
Tr1
Tr2
A
G
K
Teg. Break Down
Keadaan onTeg. Break Over
Gambar 4.3 Prinsip Kerja SCR
Gambar 4.3 terlihat dua buah transistor Tr1 dan Tr2 yang merupakan analog SCR
diberi bias normal, yaitu tegangan anoda lebih positip terhadap katoda.
Tr1 hanya akan on jika dapat arus control pada basisnya (Ib) Sedang Ib1 itu akan
mengalir jika Tr2 dalam keadaan on. Tr2 akan on jika terdapat arus control pada
basisnya Ib2. Keadaan saling bergantungan ini menyebabkan adanya “Auto
Elektronic Switch” pada sirkit tersebut. Jalan supaya sirkit on maka Tr2 harus on
lebih dahulu dan ini dapat dilakukan dengan memberikan arus pada basis Tr2 yang
dikenal dengan “Arus Trigger” atau penyulutan.
Sesungguhnya keadaan sebuah SCR tidak persis demikian, tetapi karakteristik
dimana SCR menghantar suatu nilai tegangan yang disebut break over tanpa harus
memberikan arus trigger. SCR akan tetap bekerja walaupun sumber arus pada gambar
(Gate) ditiadakan. Untuk mematikan SCR dilakukan dengan meniadakan tegangan
pada anoda polaritas tegangan pada anoda dibalik.
Gambar 4.4 menunjukkan karakteristik SCR dan gambar 4.5 menunjukkan kurva
hubungan antara arus trigger terdapat tegangan Break Over.
Besar arus Ig4 Ig3 Ig2 Ig1 = 0
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
Teg.Break Over
Ig4 Ig3 Ig2 Ig1
Gambar 4.5 Karakteristik SCR
4.3. Langkah Percobaan
I. 1. Membuat rangkaian pada gambar rangkaian percobaan Gambar 4.6
2. Menghubungkan ground alat ukur CRO dengan ground angkaian SCR
3. Vin AC rangkaian diberi input 12 Volt AC
4. S2 pada posisi on dan Sp pada posisi 8
5. Menghidupkan alat ukur CRO
6. Hin (X) rangkaian SCR dihubungkan ke H pada CRO dan atur volt/Div
7. Menghubungkan Vin rangkaian SCR ke V pada CRO atau volts/Div
8. Mengatur CRO pada vertical dan horizontal sehingga didapat garis 4 kotak
9. Mengatur Vr pada rangkaian SCR supaya mendapat 4 gambar yang berbeda
II. 1. Memberi tegangan DC (0-12) volt pada Va rangkaian SCR
2. Menghubungkan Ic Rangkaian SCR dengan mikroamper(uA)
3. Menghubungkan Vak rangkaian SCR dengan voltmeter DC (multitester)
4. Mengatur tegangan input DC rangkaian SCR sebagai tegangan referensi
(Vref)
Sehingga memiliki kelipatan 2 (2,4,6 dst).
5. Mencatatat Vak dan If0/I0 pada lembar data.
III. 1. Menghubungkan Vr/V2 dengan E2 dengan MA(miliampere). Io/Ifo diganti
dengan miliampere lalu dihubungkan dengan MA.
2. Mengatur E1 agar Vref menjadi 2,4,6 dst
3. Saklar S1 on. Kemudian mengaatur E2 sampai Ifo menunjukkan nilai
tertentu lalu pengaturan dihentikan dan catat Ifo Vak dan IG pada lembar data
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
RLA
VA RQE2
S1
4. untuk memperoleh Ih dengan cara:
E2 mengatur agar Ig nol, kemudian E1 diturunkan perlahan supaya Ifo dapat
arus paling minimal pada saat dioda tidak menghantar penurunana secara
drastis/mendadak pada Ifo ditandai dengan beban lampu mati (RL)
Gambar 4.6 Skema rangkaian percobaan
4.4. Hasil Percobaan
I.
Gambar 4.1 Gambar grafik karakteristik SCR
Gambar 4.2 Gambar grafik karakteristik SCR
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
Gambar 4.3 Gambar grafik karakteristik SCR
Gambar 4.4 Gambar grafik karakteristik SCR
II. Pengukuran arus bocor Ifo
Untuk saklar S dalam posisi OFF (terbuka)
No. Vref (Volt) Vak (Volt) Ifo (uA)
1 2 0,5 2
2 4 1 20
3 6 1,5 40
4 8 2 45
5 10 3 65
6 12 4 90
III. Pengukuran arus anoda dan halding
Untuk saklar S dalam posisi OFF (terbuka)
No. Vref (Volt) Ifo (uA) Ig (uA) Vak
(Volt)
Ih (uA)
1 4 10 50 0,3 0,9
2 6 25 20 0,5 11
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
3 8 35 20 0,8 12
4 10 45 30 0,8 13
5 12 55 40 0,8 17
6 14 60 40 0,8 18
4.5. Tugas
a) Rumus:
Rf = Vak / Ifo
I. Pengukuran arus bocor Ifo
1. 0,5/2 = 0,25 ohm
2. 1/20 = 0,05 ohm
3. 1,5/40 = 0,0375 ohm
4. 2/45 = 0,0444 ohm
5. 3/65 = 0,4616 ohm
6. 4/90 = 0,0444 ohm
II. Pengukuran arus Anoda dan Halding
1. 0,3/10 = 0,03 ohm
2. 1,5/25 = 0,02 ohm
3. 0,8/35 = 0,023 ohm
4. 0,8/45 = 0,178 ohm
5. 0,8/55 = 0,0145 ohm
6. 0,8/60 = 0,0134 ohm
b) Gambar kurva karakteristik Sudah terlampir di data percobaan
c) SCR adalah salah satu komponen elektronika yang konstruksinya dibuat dari
semi konduktor N-P-N-P. SCR sangatlah efisien jika dibandingkan dengan
transistor karena output yang dihasilkan sangatlah besar dan bahkan dapat
bekerja pada tegangan kerja yang lebih tinggi dari transistor biasa.
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
4.6. Kesimpulan
Dari data data yang telah saya kumpulkan, dan setelah saya melakukan praktek EL-04
dapat disimpulkan karakteristik SCR memiliki arus bocor pada umpan arus tertentu.
Grafik dari CRO memperlihatkan hubungan antara tegangan dan arus SCR memiliki
karakteristik break over dan break down yang bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015
Catatan:
Nilaittd
(...............)
Panduan praktikum elektronika lanjut , Insti tut Sains dan
Teknologi Akprind Yogyakarta.
TRI NUGROHO/141041003/EL-04/30-03-2015