67
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Diare adalah (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam , Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa penanganan cepat dan tepat. 1.2.Rumusan Masalah 1. Seberapa jauh tingkat pengetahuan ibu kecamatan bangko tentang penyakit diare? 2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit diare?

tugas ?

Embed Size (px)

DESCRIPTION

we...

Citation preview

Page 1: tugas ?

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Diare adalah (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris =

diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau

cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam , Diare kebanyakan

disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.

Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien

yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama

satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan

dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa penanganan cepat dan tepat.

1.2.Rumusan Masalah

1. Seberapa jauh tingkat pengetahuan ibu kecamatan bangko tentang penyakit

diare?

2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk lebih

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit diare?

3. Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat kecamatan Bangko tentang penyakit diare?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum : mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit

diare dan alternatif pemecahan masalahnya.

2. Tujuan Khusus : mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang

penyakit diare dan alternatif pemecahan masalahnya. Mampu menganalisa

penyebab masalah berdasarkan metode pendekatan sistem.

Page 2: tugas ?

3. Manfaat Penulisan : Penulisan laporan ini dilakukan untuk membantu

pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas, terutama di Puskesmas

Bagansiapiapi.

GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI

2.1 Geografi

Puskesmas Bagansiapiapi adalah salah satu Puskesmas di kabupaten Rokan Hilir

yang keberadaannya menjadi ujung tombak pemerintah di 14 desa wilayah kecamatan

bangko dan wilayah sekitarnya. Dilihat dari letaknya yang berada di pertengahan kota

dan dekat dengan pulau seberang Puskesmas bagansiapiapi bisa dikatakan sebagai

jendela kabupaten Rokan Hilir di bidang kesehatan. Wilayah kerja Puskesmas

bagansiapiapi yang meliputi 14 desa yaitu 475,26 Ha. Wilayah Kerja Puskesmas

Bagansiapiapi di sebelah timur berbatasan dengan kota Dumai, di sebelah barat

dengan Kecamatan Pekaitan, di sebelah utara dengan kecamatan Sinaboi dan di

sebelah selatan dengan kecamatan Batu Hampar. Secara administratif wilayah kerja

Puskesmas Bagansiapiapi terbagi dalam 14 desa dengan 4 Kelurahan. Selengkapnya

data geografis dapat dilihat pada Tabel 2.1

Page 3: tugas ?

TABEL 2.1

Data Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi

Variabel Geografis Besaran Angka

Luas Wilayah 475,26 Ha

Jumlah Desa 14 desa

Jumlah Kelurahan 4 dusun

Jumlah RW 62 RW

Jumlah RT 200 RT

Jumlah Musim 2 musim (Kemarau dan Penghujan)

Curah Hujan 215 mm

Suhu 28 – 350C

Jenis Tanah Rawa

Ketinggian dari laut 2 m

Sumber : Kecamatan Bangko Dalam Angka Tahun 2013

2.2 Demografi

Data demografi penduduk diambil dari hasil pendataan tahun 2013 yang secara

rutin dilaksanakan setiap tahun. Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi adalah 72.649 jiwa. Berdasarkan data dari

program KIA Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2012 terdapat1163 kelahiran. 2

diantaranya lahir mati.

Page 4: tugas ?

Tabel 2.2

Data Kependudukan Tahun 2013

Di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi

No Variabel KependudukanBesaran

Angka

Keterangan /

Indikator

Kependudukan

Rokan Hilir Riau

1 Jumlah Penduduk (jiwa) 72.649

Laki-laki 37.405

Perempuan 35.244

2 Jumlah KK 17.210

Sumber : Pendataan Keluarga Kecamatan Bangko Tahun 2013

Jumlah penduduk menjadi sasaran dalam perencanaan maupun pelaksanaan

program-program bidang kesehatan.

2.3 Sosial Budaya

Kehidupan sosial di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi masih terjaga cukup

baik. Hal ini terbukti dengan masih eksis dan aktifnya kelompok – kelompok sosial di

masyarakat seperti Posyandu, PKK, Kelompok Tani, dan lain-lain. Eksistensi sebuah

kelompok sosial tersebut pastilah diperlukan pengorbanan baik waktu dan tenaga

serta kadang-kadang biaya serta mampu bekerjasama dalam kelompok. Hal ini tidak

terlepas dari peran manusia sebagai makhluk sosial. Di wilayah kerja Puskesmas

Bagansiapiapi kelompok sosial yang berkaitan dengan kesehatan masih belum merata

di setiap desa hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dan kesadaran

masyarakat setempat, seperti : Posyandu dan Kelompok Usila. Data mengenai

kelompok sosial dapat dilihat pada Tabel 2.3

Page 5: tugas ?

Tabel 2.3

Kelompok Sosial Berkaitan Kesehatan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2012

No Kelompok Jumlah Keterangan

1 Posyandu Balita 56

2 Posyandu Usila 3

3 Poskesdes 2

4 Polindes 3

5 Desa Siaga 17

Sumber : Program Promkes Bagansiapiapi Tahun 2012

Luas lahan di Wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi terdiri dari kebun, tegal,

pekarangan (termasuk untuk rumah tinggal) dan pesawahan. Luasnya area kebun dan

tegal tersebut menjadikan sebagian penduduk mencari penghasilan dengan berkebun.

Jenis ternak yang terdapat di wilayah ini yaitu kambing dan sebagian ayam dan

sebagian ternak Babi. Telah menjadi budaya masyarakat sejak dulu bahwa

penempatan kandang ternak biasanya di bagian belakang rumah menyatu dengan

rumah atau terpisah dari rumah. Hal ini dipandang merugikan dari perilaku hidup

bersih dan sehat sehingga perlu pemikiran yang arif dari berbagai pihak yang terkait.

Adapun jenis-jenis sumber air yang terdapat di wilayah ini dapat dilihat pada

tabel 2.4

Page 6: tugas ?

Tabel 2.4

Jenis-Jenis Sumber Air

Di Wilayah Kerja Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2012

No Jenis Sumber Air Jumlah

1 Ledeng 0

2 SPT 9

3 PAH ( Penampungan Air Hujan) 12.720

4 SGL (sumur gali) 0

Sumber : Program KesLing Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2012

2.4 Musim Dan Pola Penyakit

Wilayah Puskesmas Bagansiapiapi mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan

musim kemarau. Penyakit yang berkaitan dengan musim yaitu DBD yang biasanya

akan muncul pada awal musim penghujan. Pada tahun 2012, wilayah Puskesmas

Bagansiapiapi belum terbebas dari wabah DBD dan Malaria, Hal ini dikarenakan

masih banyak air yang tergenang di sekitar rumah yang mengakibatkan tingginya

angka kejadian Malaria.

Penyakit lain yang sering muncul dan frekuensinya berfluktuasi setiap bulannya

seperti diare, ISPA dan TB Paru.

Page 7: tugas ?

2.5 Indikator Pembangunan Kesehatan Tahun 2012

Tabel 2.5

Indikator Pembangunan Kesehatan Tahun 2012

Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2012

No Jenis Pelayanan Indikator SPMPelaksanaan

Tahun 2012

1 A. Penyelenggaraan Yankesdas

1. Yankes Bumil & Bayi

Lahir

- 80% Bumil terlayani

K-4

- 80% Neonatal terlayani

KN-2

- 80 % Persalinan oleh

Nakes

86,7 %

89,2%

85,6%

2. Yankes Bayi & Anak

Prasekolah

- 75% Bayi dilayani

DTKB oleh Nakes 4

kali per tahun

- 75% Anak Balita

DTKB 2 kali per tahun

19%

87%

3. Yankes Anak Usia

Sekolah

- 100% Murid SD &

Setingkat SD diperiksa

kesehatan umum &

gigi 1 kali per tahun

- 80% Anak SD &

setingkat SD

memperoleh PMT

100%

4. Yankes Usia Subur - 70% Peserta aktif KB

dilayani

48,5%

5. Yankes Usia Lanjut - 25% Usia Lanjut (>60 126%

Page 8: tugas ?

th) mendapat Yankes

6. Pelayanan Imunisasi - 80% Bayi telah

menerima imunisasi

dasar lengkap

86,33%

7. Yankes Indera - 20% Penderita Katarak

pada keluarga miskin

dioperasi

- 10% Penderita

kelainan refraksi murid

SD & setingkat SD

pada Gakin dikoreksi

0%

0%

8. Yankes Jiwa Masyarakat - 10% Gangguan Jiwa

yang dideteksi di

sarkes dilayani

0,86%

9. Pelayanan Pengobatan &

Perawatan Kesmas

- 15% Penduduk

memperoleh Pelayanan

rawat jalan di Sarkes

- 15% Penduduk

memperoleh pelayanan

rawat inap yang prima

- 40% Keluarga rawan

dari:

a. Bayi/Balita dengan

gizi buruk

b. Keluarga ada yang

menderita penyakit

khusus (TBC,

Anemia, KEK).

44%

0%

100%

Page 9: tugas ?

c. Bumil risti 2,4%

B. Penyelenggara Yan Rujukan

Yankes Rujukan - Tersedianya 4 Yan

Spesialis dasar :

- Kebidanan, Bedah,

Penyakit dalam &

anak

- Hunian Ranap 70%

- Tersedia Yan UGD

& Penanggulangan

Bencana

100%

0%

0%

C. Penyelenggaraan Pelayanan

Penunjang Kesehatan

- Pelayanan Laboratorium

Klinik & Kes. Masyarakat

- Tersedianya lab

dengan kemampuan

pelayanan pemeriksaan

lab klinik sederhana

100%

2 A. Penyuluhan perilaku sehat - 60% Desa sehat strata

III & IV

100%

- 70% Penduduk

berperilaku sehat

B. Promkes utk pemberdayaan

dlm Upaya Kesehatan

- 15% Posyandu Mandiri 0%

- 50% Posyandu Madya 91%

- Organisasi

kemasyarakatan

tercakup program

promkes

100%

Page 10: tugas ?

3 A. Penyelenggaraan

Epidemiologi &

Penanggulangan KLB

- 100% Desa KLB

dilakukan Penyelidikan

Epidemiologi

- 100% Kasus

ditanggulangi

B. Pencegahan &

Pemberantasan Penyakit

- 85% kesembuhan/

Cure rate penderita TB

Paru (BTA +)

90%

- 50% Penurunan

Jumlah kasus malaria

2168/jumlh pnddk

- < 1% Prevalensi kusta

per 10.000 penduduk

100%

- 85% Penemuan

Pneumonia Balita

0%

- 10% Prevalensi Sifilis

& Gonore

121/jmlh pnddk

- 50% Penurunan jumlah

kasus DBD

Dari 0 ke 1

- 50% Penurunan jumlah

kasus diare

Dari 2626 ke 2266

4 A. Pengawasan kualitas

lingkungan

- 50% TTU memenuhi

standar

68%

- 50% Tempat

Pengolahan Makanan

memenuhi syarat.

67%

- 50% Keluarga

menghuni rumah sehat

17%

B. Pengendalian vektor - 70% sediaan air bebas 11%

Page 11: tugas ?

jentik

5 Penyediaan obat untuk Yankesda - 100% kesesuaian jenis

obat sesuai standar

Yankesdas

90%

- 75% Ketersediaan

jumlah obat sesuai

standar Yankesdas

90%

6 Pelayanan pencegahan &

penanggulangan narkotika,

psikotropika dan zat adiktif lainnya

- 15% sarana yankes

umum melaks. Upaya

Tidak ada data

-

B Pemberian suplemen gizi - 100% balita mendapat

vit. A setahun 2 kali

100%

- 80% ibu hamil

mendapat 90 tablet Fe

75%

- 100% wanita usia

subur & murid SD/MI

di daerah endemik

mendapat kapsul

yodium

0%

C Pelayanan Gizi - 100% Pemberian MP-

ASI pada bayi kurang

dari KK miskin

100%

- 100% Balita gizi buruk

mendapat perawatan

sesuai standar

100%

D Penyuluhan Gizi Seimbang - 40% Ibu menyusui

tercakup program

50%

Page 12: tugas ?

penyuluhan ASI

Eksklusif

- 60% RT mendapat

program penyuluhan

garam

0%

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Di wilayah Puskesmas Bagansiapiapi pada tahun 2012 terdapat 2 kematian

neonatus, terdapat 1 kematian bayi maupun ibu bersalin dari 1161 persalinan yang

terjadi. Apabila dibandingkan dengan standar nasional maka hasil tersebut sudah

cukup baik. Hasil capaian tersebut memperlihatkan kinerja tenaga kesehatan dalam

program AMP dapat dinilai berhasil. Keberhasilan kinerja nakes dalam menekan hal

tersebut dicapai lewat beberapa program yang dijalankan seperti kunjungan neonates

(K1/K4), pertemuan trikomponen rutin setiap bulan dan program lainnya.

Page 13: tugas ?

Morbiditas (Angka Kesakitan)

Berikut ini adalah 10 besar penyakit yang terdapat di Puskesmas Bagansiapiapi

selama tahun 2011 :

Tabel 10 Besar Penyakit

Di Wilayah Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

No Jenis PenyakitJumlah

KasusPresentase

1 ISPA 10.807 39%

2 Infeksi kulit 4.753 17%

3 Diare 2.266 8%

4 Malaria 2.168 8%

5 Asma 1.857 7%

6 Gangguan jaringan Lunak

(Reumatik)

1.692 6%

7 Dyspepsia 1.316 5%

8 Hipertensi 1.226 5%

9 Penyakit mata 1.021 4%

10 Diabetes Mellitus 431 1%

JUMLAH 27.537 100%

Sumber : SP2TP Puskesmas Bagansiapiapi, 2011

Apabila diamati dari keadaan 10 besar penyakit yang terdapat di wilayah

Puskesmas Bagansiapiapi maka persentase 5 besar penyakit masih didominasi oleh

penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan parasit. Hal ini menandakan bahwa

faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam penyebaran penyakit ini sehingga kita

perlu memutuskan rantai penularannya dan memperbaiki higiene sanitasi perorangan

dan lingkungan untuk menurunkan angka kesakitan.

Page 14: tugas ?

3.4 Status Gizi

Masalah gizi di masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik secara

langsung maupun tidak langsung. Kompleksnya masalah tersebut sehingga

diperlukan keterpaduan program dalam penanggulangannya. Adapun masalah gizi di

masyarakat yang selalu diamati dan menjadi indikator keberhasilan program gizi di

masyarakat adalah :

a. Status gizi balita pada masalah KEP dan Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk

Kurang Energi Kronis Wanita Usia Subur (KEK – WUS).

b. Kadar Hemoglobin dalam darah (<1 mg) pada masalah AGB.

c. Serum Vitamin A pada masalah KVA.

d. Grade pada palpasi gondok dan tiroid stimulating hormone (TSH) Tes T3 – T4

pada darah dan urine ekskresion index (UEI) pada masalah GAKY.

Adapun hasil pendataan masalah gizi di wilayah Puskesmas Patuk 1 Tahun 2011

dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Cakupan Pemantauan Status Gizi

Di Wilayah l'uskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

Indikator

Gizi

Standar

Nasional

Standar

Kabupaten

Capaian

Bangko

2012

Gizi Buruk <5% <1% 0,2%

Gizi Kurang <20% <20% 0,8%

Gizi Baik >80% >78% 99%

Gizi Lebih <3 % 1% 0%

KEK – WUS 20%

Anemi Bumil <30%

Anemi Balita <35%

Sumber : Petugas Gizi, 2011

Page 15: tugas ?

Berdasar hasil pendataan tersebut dapat dilihat pada Tahun 201 Balita gizi

buruk prosentasenya turun dibanding tahun 2010 hal ini menunjukkan hal baik.

sedangkan balita gizi kurang prosentasenya naik dari 2011 ke 2012, maka dari itu

perlu peningkatan pemantauan dan perbaikan gizi. Balita gizi baik prosentasenya naik

dari tahun 2011, hal itu menunjukkan peningkatan pemantauan status gizi, sedangkan

gizi lebih prosentasenya menurun dari tahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa

masalah gizi tidak hanya bisa ditangani oleh sektor kesehatan tetapi melibatkan lintas

sektor misalnya PKK, Pertanian, tokoh masyarakat dan sektor lainnya.

SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak

1. Upaya Kesehatan Ibu

a. Kunjungan 1bu Hamil

Kunjungan kepada ibu hamil (K1 dan K4) adalah salah satu upaya

untuk mengurangi masalah kesehatan pada ibu dan bayi. Cakupan K1 dan

K4 menjadi salah satu indikator keberhasilan sehingga program tersebut

diharapkan selalu terpantau. Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.1

Tabel 4.1

Cakupan K 1 & K4

Di Wilayah Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2012

IndikatorStandar

Nasional

Standar

Kabupaten

Capaian

Bagansiapiapi

Kunjungan Ibu hamil

(K1)

95% 89,4%

Kunjungan Ibu hamil

(K4)

95% 86,7%

Persalinan oleh Nakes 90% 85,6%

Sumber : PWS KIA 2012

Page 16: tugas ?

Berdasarkan hasil pendataan tersebut maka dapat dilihat bahwa capaian K1,

K4 belum dapat memenuhi capaian yang ditargetkan oleh kabupaten. K1 belum

memenuhi capaian yang ditargetkan karena jumlah ibu hamil riil lebih sedikit

dibanding proyeksi. hal itu disebabkan K1 belum terlaporkan diwilayah kerja

Puskesmas Bagansiapiapi. Sedangkan K4 belum memenuhi capaian dapat disebabkan

beberapa faktor. Salah satu faktor adalah ibu hamil sudah terlanjur melahirkan

sebelum datang untuk kunjungan jadwal K4 berikutnya. Kunjungan K4 tidak

dilaporkan, kurangnya kesadaran dan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan

kehamilannya terutama trimester III dikarenakan paritas sudah banyak.

b. Pertolongan Persalinan

Pertolongan persalinan sudah memenuhi target yang diinginkan oleh

kabupaten. Keberhasilan tersebut ditunjang oleh kesadaran masyarakat tentang

pentingnya pertolongan persalinan oleh nakes disamping itu kesadaran dukun bayi

untuk selalu melaporkan kejadian persalinan dan menjadi pendamping persalinan.

2. Upaya Kesehatan Anak

a. Pelayanan Kesehatan Neonatus, Bayi dan Balita

Sasaran pelayanan kesehatan anak diantaranya adalah neonatus

(umur 0-28 hari). bayi (0-12 bulan). Balita dan anak prasekolah.

Pelayanan dilaksanakan melalui kegiatan preventif, promotif dan kuratif.

Hasil kegiatan upaya pelayanan kesehatan anak ditampilkan dalam tabel

berikut 4.2 :

Tabel 4.2

Cakupan Program Kesehatan Anak

Di Wilayah Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

Cakupan KIA 2011

Kunjungan neonates I ( K N I ) 99%

Kunjungan Neonatus 3 kali ( K N lengkap) 99%

Page 17: tugas ?

Bayi diberi ASI eksklusif 50

Sumber data : PWS KIA, 2011

b. Pelayanan Anak Usia Sekolah (SD/MI)

Skrining atau penjaringan kesehatan untuk siswa sekolah dasar dan

sederajat sebagai sasaran utama adalah siswa kelas 1 SD/MI. Cakupan

penjaringan kesehatan pada murid SD kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas

Bagansiapiapi pada tahun 2011 sebesar 100%.

Kegiatan skrining disekolah bisa dilaksanakan dengan kegiatan

UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah) maupun BIAS (Bulan Imunisasi

Anak Sekolah).

4.2 Imunisasi

Program imunisasi yang dilakukan yaitu imunisasi dasar yang meliputi imunisasi

BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Cakupan Imunisasi pada tahun 2012

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.3

Cakupan Imunisasi

di Wilayah Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

No Jenis Imunisasi Jumlah

Sasaran

Jumlah Yg

Diimunisasi

Presentase

1 BCG 1360 1266 93,1%

2 DPT 1 + HB 1 1360 1273 93,6%

3 DPT 3 + HB 3 1360 1233 90,7%

4 POLIO 3 1360 1241 91,3%

5 CAMPAK 1360 1216 89,4%

6 HEPATITIS 0 hari 1360

JUMLAH IMUNISASI

LENGKAP100%

Page 18: tugas ?

Sumber : Program Imunisasi Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

Berdasarkan data di atas maka target capaian imunisasi lengkap sudah terpenuhi.

Hal ini disebabkan oleh petugas & instansi swasta secara teratur melaporkan hasil

imunisasi kepada petugas Puskesmas dan yang menjadi nilai tambah dari program

imunisasi adalah seluruh desa sudah UCI/United Child lmunitation ini berarti 100%

bayi diwilayah desa tersebut sudah imunisasi lengkap.

4.3 Pemberantasan Penyakit

1. Pemberantasan Penyakit Menular

a. DBD & Malaria

Penyakit Malaria sudah 5 tahun terakhir ini menjadi penyakit

langganan (wabah) di wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi.

Kemunculan penyakit ini dikarenakan lingkungan tempat tinggal warga

masih sangat banyak rawa-rawa, serta masih kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang terjadinya penyakit malaria. Jadi penduduk mendapat

penyakit malaria dari wilayahnya sendiri.

DBD juga menjadi salah satu penyakit yang menjadi langganan

wilayah ini (endemis). kasus DBD di wilayah Puskesmas Bagansiapiapi

pada tahun 2011 terdapat 17 penderita di wilayah kecamatan Bangko dan

dapat diatasi salah satunya dengan penggerakan kepada kader dan

masyarakat agar semakin sadar akan PHBS dan pentingnya kesehatan

lingkungan yang mendukung di wilayahnya karena penyakit ini

merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Penyebab masalah

Penyakit DBD adalah lingkungan kurang sehat dimana masih ada jentik

nyamuk khususnya tempat penampungan air dan rawa-rawa. Dari

lingkungan Puskesmas perlu meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk

dengan abatisasi, fogging serta penyuluhan rutin.

Page 19: tugas ?

b. Diare

Diare adalah penyakit yang berkaitan erat dengan higiene perorang

lingkungan. Definisi Diare adalah BAB dengan frekuensi meningkat lebih

dari 3 kali dalam 24 jam dengan kosistensi tinja cair atau lembek

berlangsung kurang dari 1 minggu.

Adapun penyebab penyakit Diare antara oleh kuman, keracunan

makanan atau minuman dan kekebalan tubuh yang terganggu serta

penyerapan makanan yang tidak sempurna.

Gejala dan tanda-tanda terserang penyakit Diare antara lain: BAB

encer lebih dari 3 kali, Mual, Muntah, Demam, Agak gelisah, rasa haus,

kencing berkurang, mata cekung dan pada bayi ubun-ubun cekung.

Penularan :

1. Air atau makanan yang tercemar oleh kotoran

2. BAB tidak dijamban

3. Penyiapan dari penyimpanan makanan yang tidak bersih

Cara pencegahan terhadap penyakit Diare antara lain:

1. Menjaga kebersihan

2. Buang air besar di jamban

3. Mencuci tangan setelah dari jamban, sebelum dan sesudah melakukan

aktivitas sehari-hari menggunakan sabun dan dibilas dibawah air

mengalir.

4. Memasak air dan makanan matang disimpan ditempat yang bersih dan

tertutup

5. Pemisahan kolam penyerapan septitank dengan sumber air 10 meter

6. Pemberian ASI eksklusif 6 bulan dilanjutkan 2 tahun

c. ISPA

Yang termasuk ISPA adalah penyakit yang dalam ICD X mempunyai

kode J00. J06. J22 dan didalamnya termasuk tonsilitis, infeksi saluran,

Page 20: tugas ?

pernafasan bagian atas, penyakit lain saluran pernafasan bagian atas dan

pneumonia.

Definisi ISPA adalah Suatu penyakit infeksi disebabkan virus/

bakteri yang menyerang saluran pernafasan yang dapat berlangsung

selama 2-7 hari.

Adapun penyebab penyakit Diare antara lain: virus yaitu golongan

miksovirus (virus influenza, virus para influenza dan virus campak).

bakteri yaitu streptokokus, hemolititus, stafilokokus, pneumokokus.

Gejala dan tanda-tanda terserang penyakit ISPA antara lain: Batuk,

pilek, serak, nyeri tenggorokan, demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi

Penularan :

1. Melalui udara yaitu tertulari oleh penderita batuk

2. Imunisasi tidak lengkap kurang gizi atau berat badan kurang

3. Tinggal di lingkungan yang tidak sehat

Cara pencegahan terhadap penyakit Diare antara lain:

1. Kebersihan lingkungan rumah, usahakan ruangan memiliki udara

bersih dan ventilasi cukup.

2. Lakukan imunisasi lengkap

3. Tetap memberikan ASI

4. Hindarkan dari debu seperti asap rokok, asap obat nyamuk, asap

kendaraan bermotor.

d. TB Paru

Penemuan TB Paru di Puskesmas Bagansiapiapi dibedakan menjadi 2

yaitu TB dengan konfirmasi bakteriologi dan histologis (kasus suspek)

dan TB dengan konfirmasi bakteriologi dan histologis (BTA +). Adapun

suspek TB pada tahun 2011 berjumlah ….. penderita dan yang BTA +

berjumlah 87 penderita.

Page 21: tugas ?

e. Penyakit HIV

Apabila penyakit kelamin diarahkan pada tersangka HIV maka di

Puskesmas Bagansiapiapi pada tahun 2011 tidak ditemukan penyandang

HIV AIDS, infeksi menular seksual lainnya 121 kasus.

2. Penyakit tidak menular

Penyakit tidak menular banyak diderita oleh penduduk golongan usia

lansia. Penyakit tidak menular pada tahun 2011 di wilayah Puskesmas

Bagansiapiapi diantaranya : Hipertensi Primer, Diabetes Mellitus, Gastritis,

Asma, Rheumatoid Arthritis, gangguan sendi/Athralgia, dan gangguan lain

pada jaringan otot. Penyakit tidak menular lain yang harus diwaspadai

adalah : Gangguan jiwa.

4.4 Sanitasi Dasar dan Pembinaan Kesehatan lingkungan

1. Sanitasi Dasar

Sanitasi berkaitan dengan kepemilikan jambankeluarga maupun

penggunaan tempat sampah maupun penggunaan air bersih.

Tabel 4.4

Kepemilikan Sarana Kesehatan Lingkungan

di Wilayah Patuk 1 Tahun 2011

No Jenis

Hasil

%KK

Diperiksa

KK yang

memiliki

1 Persediaan air bersih 12.729 12.729 100%

2 Jamban 3.240 2.112 65%

3 Tempat Sampah 66.5%

4 Pengelolaan Air Limbah 36.5%

Sumber : Program KesLing Puskesmas Bagansiapiapi, 2011

Page 22: tugas ?

2. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Situasi kesehatan lingkungan di Bagansiapiapi berdasar data yang

diperoleh dari petugas KesLing disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Kwalitas Lingkungan

di Wilayah Bagansiapiapi Tahun 2011

No JenisHasil

%Diperiksa yang sehat

1 Rumah Sehat 4302 731 17%

2 Restoran 12 10 83%

3 Hotel 7 7 100%

4 Pasar Sehat 4 2 50%

5 Rumah Ibadah 48 3 65.51%

6 Sarana pendidikan 66 55 85%

Sumber : Program KesLing Puskesmas Bagansiapiapi, 2011

4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat

Program perbaikan gizi diarahkan pada bayi, balita dan ibu karena merupakan

kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan. Program perbaikan gizi meliputi

pemberian vitamin A, Fe dan kapsul lodium. Adapun data selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 4.6

Page 23: tugas ?

Tabel 4.6

Cakupan Pemberian Vit.A, Fe & lodium

di Wilayah Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

No Intervensi Target

Kabupaten

2010 2011

1 Distribusi Vit. A

Balita 100% 100% 96.83%

Ibu Nifas 90% 100% 88.49%

2 Bumil dpt Fe

Fe 1 90% 100% 100%

Fe 2 90% 100% 100%

3 Cakupan desa dg garam

beryodium baik

80% 83.33% 97.24%

JUMLAH

Sumber : Program Gizi Puskesmas Bagansiapiapi Tahun 2011

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat distribusi Vit.A mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya, Bumil dpt Fe dan cakupan desa dengan garam beryodium

baik sudah bisa mencapai target yang dianjurkan oleh kabupaten. Hal ini

menunjukkan kinerja petugas gizi sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan.

Page 24: tugas ?

4.6 Pelayanan Kefarmasian Dan alat Kesehatan

Upaya pengobatan sebagai pelayanan penunjang kesehatan didalamnya terdapat

pelayanan kefarmasian yang meliputi permintaan, pengadaan, penyimpanan,

pemakaian dan distribusi obat.

4.7 Akses Dan Mutu Pelayanan Pengobatan/ Perawatan Kesehatan

1. Akses terhadap Pelayanan Kesehatan

Pelayanan pengobatan/perawatan kesehatan adalah pilar pokok

penunjang keberhasilan dalam pelayanan kesehatan tidak terkecuali di

Puskesmas. Kegiatan pelayanan pengobatan di Puskesmas dilaksanakan

melalui kegiatan rawat jalan yang dilakukan di dalam gedung maupun luar

gedung. Faktor keberhasilan yang lain adalah rasio SUM terhadap beban kerja

dan jumlah kunjungan.

a. Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas

Kunjungan rawat jalan Puskesmas meliputi kunjungan rawat jalan di

Puskesmas, pelayanan di posyandu balita dan usila. Pasien yang berkunjung

ke Puskesmas meliputi pasien Jamkesda dan jamkesmas.

Tabel 4.7

Kunjungan Pasien Rawat Jalan

di Puskesmas Patuk 1 Tahun 2011

BLN JUMLAH PASIEN JAMKESMAS JAMKESDA

1 2.215 569 300

2 1.346 362 184

3 1.949 506 215

4 1.328 354 182

5 1.811 405 292

Page 25: tugas ?

6 1.334 320 208

7 1.336 327 197

8 1.531 422 219

9 1.807 416 240

10 1.242 288 173

11 1.833 420 221

12 1.856 364 205

JML 19.588 4.753 2.636

Sumber : Bendahara Penerima Rawat Jalan Puskesmas Bagansiapiapi Tahun

2011

Page 26: tugas ?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan

1. Definisi

Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu

dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau

maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi

tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang

secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu

kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang

terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu

yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang

yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman

baru.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi

masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk,

rasa, dan aroma masakan tersebut.

Page 27: tugas ?

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Nasution (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang antara lain :

a. Sosial ekonomi

Lingkungan sosial yang baik akan mendukung tingginya pengetahuan

seseorang. Bila ekonomi baik, pendidikan tinggi, maka tingkat

pengetahuan akan tinggi juga.

b. Kultur (budaya dan agama)

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang

karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidak dengan budaya

yang ada atau agama yang dianut.

c. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah ia

menerima hal baru dan akan mudah meneyesuaikan dengan hal baru

tersebut.

d. Pengalaman

Dalam hal ini pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan.

Individu dengan pendidikan yang tinggi akan memiliki pengalaman yang

luas. Semakin tua umur seseorang, pengalamannya pun semakin banyak.

3. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja

Page 28: tugas ?

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan , menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dsb.

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara

benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada keadaan sebenarnya (kehidupan nyata). Dalam hal ini,

aplikasi diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau kondisi yang lain.

d. Analisis (analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keselurahan yang

baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakuakn justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria – kriteriia yang sudah ada.

Page 29: tugas ?

Diare

1. Definisi

     Pengertian diare

 Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi

(buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan

konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam

sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut

menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya

perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari .

Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau

bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif terhadap

kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila

diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan

(Soegijanto, 2002).

  Penyebab diare

Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus

sehingga menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan ini dapat

ditimbulkan oleh :

a.       Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteri E.Colie

b.      Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera

c.       Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan ‘travellers diarre’

d.      Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)

e.       Keracunan makanan dan minuman

f.       Gangguan gizi

g.       Pengaruh enzyme tertentu

h.      Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain sebagainya)

Page 30: tugas ?

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu

( Depkes RI, 2007):

1.      Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada

balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang

diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.

2.      Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh

kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau

sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering

menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-

kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut

beresiko terinfeksi diare.

3.      Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa

jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.

4.      Menggunakan air minum yang tercemar.

5.      Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja

anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.

6.      Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak

berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah

besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

a.       masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan

penyakit diare,

b.      membiarkan anak bermain di sungai,

c.       tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, 

d.      mencuci tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan

sewaktu tangan tampak kotor,

Page 31: tugas ?

e.       masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di

sungai, BAB disungai, mereka masih memanfaatkan “toilet terbuka” yang

biasanya terletak di kebun, pinggir sungai, atau empang, dan

f.       membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang

rumah.

C.     Penularan DiarePenularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

langsung, seperti :

1)      Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah

dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

2)      Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering

memasukan tangan, mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena virus

ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.

3)      Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air

dengan benar.

4)      Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.

5)      Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar

atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi

perabotan dan alat-alat yang dipegang.

D.     Gejala dan Akibat diare

Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat

kelompok yaitu :

1)      Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari

(umumnya kurang dari tujuh hari),

2)      Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,

3)      Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari

secara terus menerus,

Page 32: tugas ?

4)      Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan

persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau

penyakit lainnya.

Diare akut dapat mengakibatkan:

(1)   kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan

dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia,

(2)   Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat

diare dengan atau tanpa disertai muntah,

(3)   Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare

dan muntah.

D.1  Gejala Diare

a.       bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu tubuhnya meninggi

b.      tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah

c.       warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

d.      anusnya lecet

e.       gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

f.       muntah sebelum atau sesudah diare

g.       hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

h.      dehidrasi (kekurangan cairan)

D.2 Akibat Diare

a) Dehidrasi

Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh.

Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Kematian ini lebih

disebabkan bayi atau anak kehabisan cairan tubuh. Hal ini disebabkan

karena asupan cairan itu tidak seimbang dengan pengeluaran melalui

muntah dan berak, meskipun berlangsung sedikit demi sedikit. Banyak

orang menganggap bahwa pengeluaran cairan seperti ini adalah hal biasa

dalam diare. Namun, akibatnya sungguh berbahaya. Presentase kehilangan

Page 33: tugas ?

cairan tidak harus banyak baru menyebabkan kematian. Kehilangan cairan

tubuh sebanyak 10% saja sudah membayakan jiwa.

Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi

sedang dan dehidrasi berat. Disebut dehidrasi rigan jika cairan tubuh yang

hilang 5%. Jika cairan yang hilang sudah lebih 10% disebut dehidrasi berat.

Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung

bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita lemah,

kesadaran menurun dan penderita sangat pucat.

b) Gangguan pertumbuhan

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluran

zat gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan

menjadi kronis. Pada kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta

merta dapat menyembuhkan diare. Ketidaktahuan orangtua, cara

penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada anak, dan perubahan

makanan mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare.

Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau

anak-anak, dalam waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika

diare dapat disembuhkan tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat

badan anak terus merosot. Akibatnya, anak akan kekurangan gizi yang

menghambat pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.

E.     pencegahan diare Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :

a.       Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari

makanan atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar

terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si

kecil.

b.      Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air

minum hingga mendidih

Page 34: tugas ?

c.       Sanitas air yang bersih

d.      Kebersihan perorangan

e.       Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga

setelah buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja

melalui tangan/ serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan

kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan

sebelum makan dengan sabun atau menyediakan makanan untuk sikecil.

f.       Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban)

g.       Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering

dengan yang basah

h.      Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan

i.        Lingkungan hidup yang sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan

lingkungan sekitar

Sikap keluarga dalam pencegahan diare, antara lain yaitu :

-          menyediakan makanan yang higienis

-          mencuci tangan dengan sabun

-           menutup makanan

-          memasak air sampai mendidih

2. -          dll

Page 35: tugas ?

F.      Pengobatan diare

Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :

a.       Kemoterapi

b.      Obstipansia

c.       Spasmolitik

d.      Probiotik

Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama pengobatan

diare ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan

(dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat

mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi :

-          Haus

-          Mulut dan bibir kering

-          Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)

-          Berkurangnya air kemih

-          Berat badan menurun dan

-          gelisah

pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu

campuran dari :

-          NaCl                3,5 gram

-          KCl                  1,5 gram

-          NaHCO3              2,5 gram

-          Glukosa           20 gram

Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain :

         Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)

         Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)

Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis

penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.

Page 36: tugas ?

1)      Kemoterapi

Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit

digunakan obat golongan sulfonamide tau antibiotic

2)      Obstipansia

Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu

dengan cara :

         Menekan peristaltic usus (loperamid)

         Menciutkan selaput usus atau adstringen (tannin)

         Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan bakteri atau

racun penyebab diare yang lain (carbo adsorben, kaolin)

         Pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka

3)      Spasmolitik

Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada

diare (atropin sulfat)

    Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB)

merupakan probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat

mencegah / menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB dpat

menghasilkan asam laktat yang mneybabkan pH usus menjadi asam,

suasana asam akan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini

dapat membantu memperkuat dan memperbaiki pencernaan bayi, mencegah

diare.

Page 37: tugas ?

Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia,

pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling

lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat

menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa penanganan

cepat dan tepat.

Page 38: tugas ?

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.

2. Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang penyakit Malaria Gejala awal Malaria dan

Pencegahan penyakit malaria

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Bagansiapiapi, kecamatan

Bangko, Kabupaten Rokan Hilir.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 06 Mei 2013 – 11 Mei 2013

4. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah Masyarakat wilayah kerja Puskesmas

Bagansiapiapi

5. Sampel Penelitian

1) Masyarakat wilayah kerja Puskesmas bagansiapiapi

2) Masyarakat wilayah kerja Puskesmas bagansiapiapi yang datang

berobat ke Puskesmas bagansiapiapi 30 orang.

3) Bersedia menjadi sampel penelitian 30 orang

Page 39: tugas ?

6. Instrumen Penelitian

1) Kuesioner tentang Diare

2) Alat tulis

7. Langkah – langkah Pelaksanaan Penelitian

1) Tahap Persiapan

a. Melakukan rapid assesment untuk menentukan prioritas masalah

yang terjadi di kecamatan Bangko

b. Menentukan metode penelitian

2) Tahap Pelaksanaan

Melakukan pengumpulan data melalui pengisian kuesioner terhadap

40 responden masyarakat wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi

3) Tahap Akhir

a. Memasukkan data

b. Analisis data

8. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Dengan menggunakan data primer , yaitu data yang diperoleh secara

langsung dari subjek penelitian melalui pengisian kuesioner.

9. Manajemen dan Analisis Data

Manajemen dan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

tahap, yaitu :

a. Pengumpulan data

Data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner terhadap Masyarakat

wilayah kerja Puskesmas Bagansiapiapi yang berobat ke Puskesmas

Bagansiapiapi.

b. Input dan Pengolahan Data

Page 40: tugas ?

Setelah data terkumpul lengkap, kemudian dilakukan pengolahan data

secara manual yaitu dengan mengolah jawaban kuesioner dari para

responden.

c. Analisis data

Dilakukan analisa dengan mendeskripsikan tingkat pengetahuan

responden

Page 41: tugas ?

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertanyaan ke-1, Apakah ibu mengetahui tentang penyakit diare?

Sebanyak 22 responden (73,3%) yang mengetahui tentang diare), sisanya 8

responden (26,7%) yang tidak mengetahui diare.

Pertanyaan ke-2, Menurut ibu, bagaimanakah penyakit diare itu ? yang

menjawab Diare BAB cair sebanyak 10 orang (33,33%), yang menjawab

BAB cair lebih dari 3 kali sebanyak 20 orang (66,67%)dan yang tidak tahu 0

(0%)

Pertanyaan ke-3, Menurut ibu, Menurut ibu, bagaimana pencegahan

diare? Sebanyak 7 responden (23,3%) menjawab “ makan makanan yang

bersih”, 16 responden (53,4%) menjawab “cuci tangan sebelum makan” , 7

responden (23,3%) menjawab “Tidak tahu”.

Pertanyaan ke-4, “Apa pertama kali di kasih ibu pada balita yang kena diare?

Sebanyak 26 responden ( 86,7%) menjawab “memberi oralit”, 4 responden

(13,3%) menjawab “makanan lunak”.

Pertanyaan ke-5, “Menurut ibu, manakah yang merupakan minuman

pengganti oralit menurut ibu?” Kenalkan makanan pendamping ASI dalam

bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lunak. Sebanyak 6

responden (20%) menjawab “air putih”, dan 24 responden (80%) menjawab

“air garam ”

Pertanyaan ke-6, “Menurut ibu, Menurut ibu, makanan apa yang di

beri pada anak penyebab diare?” Kenalkan makanan pendamping ASI dalam

bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lunak, sebanyak 3 kali

sehari. Sebanyak 25 responden (83,4%) menjawab “bubur”, 5 responden

(16,6%) menjawab “nasi”, .

Page 42: tugas ?

Pertanyaan ke-7, “Menurut ibu, mengapa bayi perlu diberi makanan

tambahan?” 2 responden (6,7%) menjawab “kurang gizi”, 28 responden

(93,3%) menjawab “kurang bersih”

Pertanyaan ke-8, “Menurut ibu, apa pengaruhnya terhadap diare kalau

gk di obati? 4 responden (13,3%) menjawab “demam”, 26 responden (86,7%)

menjawab “dehidrasi”.

Pertanyaan ke-9, “Menurut ibu, apakah diare bisa menyebabkan

kematian??” (13,3%) menjawab “ya”, 16 responden (53,4%) menjawab “tidak”.

Pertanyaan ke-10, “Menurut pengetahuan ibu, apakah bayi anda perlu

diberi susu tambahan selain asi sewaktu diare??” Sebanyak 24 responden

(80%) menjawab “ya, perlu”, dan 6 orang (20%)

Page 43: tugas ?

Kuesioner

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare di wilayah Puskemas

Bagan Api-Api

1. Apakah ibu mengetahui tentang penyakit diare?

a. Tahu

b. Tidak tahu

2. Menurut ibu bagaimanakah penyakit diare itu?

a. BAB cair

b. BAB cairr lebih dari sekali

c. Tidak tahu

3. Menurut ibu, bagaimana pencegahan diare?

a. Cuci tangan sebelum makan

b. Makan makanan yg bersih

c. Tidak tahu

4. Apa pertama kali di kasih ibu pada balita yang kena diare?

a. Makanan lunak

b. oralit

c. tidak tahu

5. Menurut ibu, manakah yang merupakan minuman pengganti oralit menurut

ibu?

a. Air garam

b. Air putih

c. Tidak tahu

6. Menurut ibu, makanan apa yang di beri pada anak penyebab diare?

a. bubur

b. nasi

c. tidak tahu

Page 44: tugas ?

7. Menurut ibu, kenapa anak kenak diare?

a. Kurang gizi

b. Kurang bersih

c. Tidak tahu

8. Menurut ibu, apa pengaruhnya terhadap diare kalau gk di obati?

a. dehidrasi

b. demam

9. Menurut ibu, apakah diare bisa menyebabkan kematian?

a. Ya

b. Tidak

10 Menurut pengetahuan ibu, apakah bayi anda perlu diberi susu tambahan selain

asi sewaktu diare?

a. Tidak perlu

b. perlu

Page 45: tugas ?

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih

dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja

(menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam

sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan

menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-

tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai

mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih

dalam sehari .

Faktor perilaku penyebab diare di daerah bagan api kab rokan hilir :

a.       masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan

penyakit diare,

b.      membiarkan anak bermain di sungai,

c.       tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, 

d.      mencuci tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan

sewaktu tangan tampak kotor,

e.       masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di

sungai, BAB disungai, mereka masih memanfaatkan “toilet terbuka” yang

biasanya terletak di kebun, pinggir sungai, atau empang, dan

f.       membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong

belakang rumah.

Diare adalah (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea)

adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang

Page 46: tugas ?

biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam , Diare kebanyakan disebabkan oleh

beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.