4
Salah satu proses alternatif untuk meningkatkan kemurnian etanol adalah distilasi ekstraktif. Prinsip dasar dari distilasi ekstraktif adalah dengan menambahkan suatu zat (solvent) tertentu ke dalam campuran azeotrop, tanpa menyebabkan terbentuknya titik azeotrop baru (Huang dkk, 2008). Solvent bersifat relatif tidak mudah menguap sehingga keluar sebagai produk bawah bersama dengan komponen pengotor yang kurang volatile dan memiliki titik didih antara 50–100oC lebih tinggi daripada campuran yang hendak dipisahkan. Kriteria solvent yang baik, antara lain: memiliki selektivitas tinggi, murah dan mudah diperoleh, tidak beracun, tidak korosif, stabil secara kimia, titik beku rendah untuk kemudahan penyimpanan, dan viskositas rendah untuk memberikan efisiensi tray yang tinggi (Treybal, 1981). Solvent yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran etilen glikol-gliserol, yang mana gliserol dapat dimanfaatkan dari produk samping pembuatan biodiesel. Etilen glikol dan gliserol mengeliminasi titik azeotrop dengan memperlebar perbedaan volatilitas dari masing-masing campuran. Gambar 1. Diagram alir proses distilasi ekstraktif menggunakan solvent berupa campuran glikol

Tugas 1 CCP - Destilasi Ekstraktif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

destilasi ekstraktif

Citation preview

Salah satu proses alternatif untuk meningkatkankemurnian etanol adalah distilasi ekstraktif. Prinsipdasar dari distilasi ekstraktif adalah denganmenambahkan suatu zat (solvent) tertentu ke dalamcampuran azeotrop, tanpa menyebabkan terbentuknyatitik azeotrop baru (Huang dkk, 2008). Solvent bersifatrelatif tidak mudah menguap sehingga keluar sebagaiproduk bawah bersama dengan komponen pengotoryang kurang volatile dan memiliki titik didih antara50100oC lebih tinggi daripada campuran yanghendak dipisahkan. Kriteria solvent yang baik, antaralain: memiliki selektivitas tinggi, murah dan mudahdiperoleh, tidak beracun, tidak korosif, stabil secarakimia, titik beku rendah untuk kemudahanpenyimpanan, dan viskositas rendah untukmemberikan efisiensi tray yang tinggi (Treybal,1981). Solvent yang digunakan pada penelitian iniadalah campuran etilen glikol-gliserol, yang managliserol dapat dimanfaatkan dari produk sampingpembuatan biodiesel. Etilen glikol dan gliserolmengeliminasi titik azeotrop dengan memperlebarperbedaan volatilitas dari masing-masing campuran.

Gambar 1. Diagram alir proses distilasi ekstraktif menggunakan solvent berupa campuran glikol

sangat penting dalam Petrochemical engineering duaarea. Salah satu aplikasinya pemisahan hidrokarbondan pemisahan titik azeotrop pada campuran etanolair.

Dua langkah terpenting dalam distilasi ekstraktifadalah langkah pemisahan dan penambahan pelarut.Distilasi ekstraktif dengan penambahan garam danpelarut sebagai separating agent merupakan prosesbaru untuk meningkatkan kemurnian produk.Dalam distilasi ekstraktif dapat dikombinasikan antarapenambahan garam dan pelarut, atau penambahangaram saja. Di dalam indsutri hanya garam saja yangditambahkan

Carayang ketiga distilasi ekstraktif adalah distilasi denganpenambahan entrainer bersifat lebih tidak volatil darizat yang akan dipisahkan sehingga kebanyakan terikutsebagai produk bawah (residu).Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakanSaline Extractive Distilation. Extractive Distilationbiasa digunakan dalam industri dan merupakan metodepemisahan yang penting dalam industri petrokimia.Salah satu aplikasi distilasi jenis ini untuk memisahkanhidrokarbon pada campuran C4 dan memisahkancampuran azeotropic dalam campuran etanol-air.Proses Saline Extractive Distilation dapat di lihat padaGambar 1 di bawah ini :Gambar

Dua faktor yang penting dalam ExtractiveDistillation adalah tahap pemisahan dan pelarut yangdigunakan. Extractive Distillation dengan garamdikenal dengan Saline Extractive Distillationmerupakan metode baru untuk memisahkancampuran etanol dan air dengan kemurnianyang tinggi [4]. Berdasarkan penelitian yang telahdilakukan oleh Pinto pada tahun 2000 metode SalineExtractive Distillation menggunakan NaCl, KCI, KI,CaCl2 [7].Pelarut yang umum digunakan dalam ExtractiveDistillation dari etanol adalah glikol [8], gliserol [4],gasoline [2] dan Saline Extractive Distillation denganmenggunakan acetat dan garam anorganik : CaCl2,AlCl3, KNO3, (CuNO3)23H2O, Al(NO)39H2O, K2CO3[1].Faktor-faktor yang Mempengaruhi SalineExtractive DistillationMenurut Pinto ada 4 faktor yang mempengaruhi SalineExtractive Distillation adalah variasi suhu umpan, lajualir garam, refluk rasio dan feed stage.1. Suhu UmpanBerdasarkan penelitian GIL suhu umpan sangatmempengaruhi campuran azeotropik dalam ExtractiveDistillation. Penelitian yang telah dilakukan 10Csampai 70C akan mempengaruhi komposisi di distilat.Tetapi pada suhu yang sama konsumsi energi yangdibutuhkan di reboiler adalah turun.2. Feed stageBerdasarkan gambar komposisi etanol di distilat dankonsumsi energi di reboiler untuk beberapa kombinasi.Berdasarkan gambar pada stage ke-2, kemurnian etanoldi distilat menurun. Pada stage ke-3 sampai Skemurnian etanol naik.3. Laju Alir GaramBerdasarkan penelitian yang dilakukan Pinto denganmenggunakan 4 jenis garam KCl, NaCl, KI, danCaCl2. Dengan laju alir garam 0,5-2 kmol/jam CaCl2akan menghasilkan kemurnian yang lebih tinggidibandingkan dengan ketiga jenis garam tersebut.CaCl2 merupakan divalent cation yang merupakanhydration sphare yang mempunyai harga lebih besardibandingkan garam jenis monovalent.4. Refluk RasioBerdasarkan penelitian dengan refluk rasio dari 1-10dengan menggunakan 4 jenis garam. Denganmeningkatnya refluk rasio kemurnian etanol akanturun.