Upload
fsfahmi
View
31
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KOMUNIKASI DATA
Citation preview
TUGAS 2 KOMUNIKASI DATA
Doden Pengajar : Ir. Heru Abiyanto Disusun Oleh /NIM : Fadkhuli Sholih Fahmi / 14223720
a. HDB3 (High-Density Bipolar-3 Zero) HDB3 adalah suatu kode yang menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang mengandung
satu atau dua pulsa, atau disebut violation code. Jika violasi terakhir positif maka violasi berikutnya pasti negatif, begitu pula sebaliknya.
Tabel 1. Aturan Substitusi HDB3
Polaritas dari pulsa akhir Jumlah dari pulsa-pulsa bipolar karena subtitusi terakhir
Genap Ganjil
- 000- +00+
+ 000+ -00-
Kedua kode ini didasarkan pada penggunaan pengkodean AMI dan cocok untuk transmisi dengan kecepatan data tinggi.
Berbasis kode AMI
Jumlah nol berurutan yang diperbolehkan maksimum 3
Ide dasar: mengganti empat nol berurutan menjadi "000V" atau "B00V" dimana "V" adalah pulsa yang menyalahi aturan AMI mengenai perubahan polaritas yang berurutan.
Aturan penggunaan "000V" atau "B00V" adalah sbb: o "B00V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya, sinyal mengandung komponen DC (yaitu
jumlah pulsa negatif dan pulsa positif tidak sama).
o "000V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya komponen DC adalah nol (jumlah pulsa negatif sama dengan jumlah pulsa positif.
Polaritas pulsa "B", yang patuh pada aturan AMI, bisa positif atau negatif dengan tujuan menjamin dua
pulsa V berlawanan polaritas.
Contoh :
1.
2.
3.
TUGAS 2 KOMUNIKASI DATA
Doden Pengajar : Ir. Heru Abiyanto Disusun Oleh /NIM : Fadkhuli Sholih Fahmi / 14223720
b. NR-L / NRZ-L (Non Return to Zero Level) Merupakan pengkodean digital polar. Disebut demikian karena menggunakan baik tegangan positif
maupun tegangan negatif untuk membangkitkan sinyal digital. Pada NRZ-L bit 1 dan bit 0
direpresentasikan dengan level tegangan dari sinyal
Contoh :
1.
2.
3.
c. Manchester Pengkodean Manchester membagi durasi bit menjadi dua bagian. Level tegangan akan berubah saat
separo dari durasi bit terlampaui. Sinyal yang merepresentasi bit 0 berubah dari tegangan positif (+V)
menjadi tegangan negatif (-V), sedangkan bit 1 direpresentasikan dengan perubahan sinyal dari tegangan
negatif (-V) menjadi tegangan positif (+V). Contoh :
1.
2.
3.
TUGAS 2 KOMUNIKASI DATA
Doden Pengajar : Ir. Heru Abiyanto Disusun Oleh /NIM : Fadkhuli Sholih Fahmi / 14223720
d. B6ZS B6ZS ada pada rate 6.312 Mbit/s. Perbedaannya dengan B8ZS hanya ada pada jumlah bit 0 yang berjumlah 6 atau lebih. Ketentuannya hampir sama juga, yaitu dengan pola 0VB0VB.
B6ZS atau Bipolar with 6 Zero Substitution (North American T2) ada pada rate 6.312Mbit/s.
Ketentuannya yaitu dengan pola 0VB0VB. B6ZS digunakan untuk memastikan bahwa sinkronisasi data dapat dipertahankan. B6ZS mengacu pada Kode Jalur T-carrier di mana bipolar violation sengaja
dimasukkan jika data pengguna berisi sebuah string 6 atau lebih berturut-turut nol. Setiap pola 000000
digantikan oleh 0VB0VB. Sekali lagi, seperti dalam kasus sebelumnya V dan B adalah positif atau
negatif, dan dipilih untuk memenuhi kondisi bipolar. B6ZS digunakan pada link transmisi T2 AMI.
Kedua kode ini berdasarkan pada penggunaan AMI encoding dan cocok untuk transmisi dengan data rate
tinggi.
e. B8ZS Pengkodean B8ZS adalah Bipolar with 8-Zero Substitution. Dengan menggunakan pengkodean ini
apabila terdapat 8 level tegangan nol berurutan, maka kedelapan level tegangan tersebut disubstitusi
oleh level tegangan 000VB0VB. V adalah singkatan dari violation dan B adalah singkatan dari
bipolar. Level tegangan dengan nilai V adalah level tegangan yang memiliki level tegangan inversi
dari level tegangan yang seharusnya (inversi dari aturan AMI), sedangkan level tegangan B adalah
level tegangan yang mengikuti aturan AMI.
Contoh :
B8ZS dengan level tegangan terakhir negativ
TUGAS 2 KOMUNIKASI DATA
Doden Pengajar : Ir. Heru Abiyanto Disusun Oleh /NIM : Fadkhuli Sholih Fahmi / 14223720
B8ZS dengan level tegangan terakhir positiv
Sebagai contoh perhatikan contoh pengkodean B8ZS pada gambar diatas. Dalam tersebut terdapat
dua macam kondisi yang mungkin terjadi. Kondisi pertama adalah saat bit 1 direpresentasikan oleh
tegangan negatif dalam pengkodean AMI. Karena itu level tegangan V berinversi dari level tegangan
yang seharusnya positif (menurut aturan AMI) menjadi negatif. Sedangkan nilai level tegangan B
menjadi positif karena level tegangan tidak nol terakhir adalah level tegangan negatif. Lihat Gambar
di atas. Gambar kedua mengilustrasikan kondisi kedua, yaitu saat bit 1 direpresentasikan oleh
tegangan positif dalam pengkodean AMI. Pembaca dapat menelusuri sendiri hasil pengkodean
dengan menggunakan pengkodean scrambling B8ZS.
2. Kompresi a. Adaptive Huffman Coding
Metode Adaptive digunakan pada saat pembaharuan (update) model algoritma baru baik dari
proses kompresi maupun dekompresi.
Konsep Dasar :
o Encoder : Initialize_model Repeat for each character
{
Encode character
Update model }
o Decoder : Initialize_model Repeat for each character
{
Decode character
Update_model }
Masalahnya adalah bagaimana meng-update model algoritma yang terdiri dari menambah
jumlah dan mengupdate pohon Huffman. Caranya adalah dengan meng-update bagian pohon dimana terjadi proses pemampatan/nirmampat.
Pohon Huffman diinisialisasikan dengan simpul single yang dikenal dengan Not-Yet-
Transmitted (NYT) Code yang dikirimkan setiap kali ditemukan karakter baru. Algoritma bekerja dengan penomoran yang unik pada simpul dengan jumlah daun yang berbeda.
Langkah-langkah peng-update-an model :
o Jika kode yang pertama kali ditemukan adalah NYT, maka tambahkan dua simpul pada simpul NYT. Satu simpul sebagai simpul NYT dan simpul yang lain sebagai daun. Tambahkan jumlah daun. Jika bukan NYT, langsung menuju daun.
o Jika pada blok tidak terdapat angka tertinggi, tukarkan dengan angka tertinggi pada blok.
o Tambahkan jumlah dari simpul tersebut. o Periksa apakah simpul tersebut merupakan simpul akar. Jika bukan pergi ke simpul
parent.
TUGAS 2 KOMUNIKASI DATA
Doden Pengajar : Ir. Heru Abiyanto Disusun Oleh /NIM : Fadkhuli Sholih Fahmi / 14223720
b. Arithmatic Coding Arithmetic Coding tidak menggunakan suatu kode spesifik untuk menggantikan suatu
simbol tertentu. Arithmetic Coding menggantikan seluruh aliran simbol yang masuk dengan
sebuah bilangan pecahan. Hasil dari proses pengkodean aritmetik berupa sebuah bilangan
pecahan yang lebih besar atau sama dengan nol dan lebih kecil dari satu. Bilangan ini dapat didekode kembali untuk menghasilkan simbol simbol asalnya.
Contoh pengkodean teks "BILL GATES" dengan pengkodean Aritmatik:
Dari contoh diatas bilangan pecahan 0.2572167752, yaitu bilangan yang terakhir diperoleh
setelah teks input habis, merupakan kode hasil dari proses kompresi teks BILL GATES. o Algoritma penghitungan nilai low dan high adalah :
low = 0.0;
high = 1.0;
while ((c = getc(input)) != EOF) { range = high - low;
high = low + range * high_range(c);
low = low + range * low_range(c); }
output (low);