Upload
wisnu-kuncoro
View
269
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas agama islam
Citation preview
MAKALAH AGAMA ISLAM
KAUM DHUAFA
NAMA : RANGGA KAMBODIA SURYANA
NIM : 2012.07.0.0048
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas agama islam yang merupakan hasil
dari wawancara saya terhadap kaum dhuafa selain itu makalah ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami kehidupan kaum dhuafa
Saya mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga makalah selanjutnya
saya dapat membuatnya lebih baik . Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Surabaya , 1 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
I Kata pengantar ...............................................................................................................i
II Daftar isi........................................................................................................................ii
III Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................1
III.I Latar belakang.....................................................................................................1
III.II Tujuan................................................................................................................3
IV Bab 2 Pembahasan.......................................................................................................4
IV.I Hasil wawancara........................................................................................................4
BAB I
III. PENDAHULUAN
III. LATAR BELAKANG
Kaum dhuafa’ pada dasarnya terlahir dari kekerasan dan kezaliman serta
kesewenang wenangan dari golongan mereka sendiri, Kaum dhuafa’ terdiri dari orang-
orang yang terlantar, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Kaum dhuafa’ ialah
orang-orang yang menderita hidupnya secara sistemik. Para dhuafa’ setiap hari berjuang
melawan kemiskinan. Kaum dhuafa’ korban dari kenaikan harga jasa dan barang-barang
kebutuhan lainnya. Kaum dhuafa’ cerminan ketidakmampuan negara dalam memelihara
mereka. Para dhuafa’ secara sendirian harus berjuang melawan sistem kapitalisme. Kaum
dhuafa’ adalah orang-orang miskin yang ada di jalanan, di pinggiran dan di sudut-sudut
lingkungan kumuh. Mereka bekerja sebagai pemulung, para pedagang asongan, pengemis
jalanan, buruh bangunan dan abang becak. Mereka ini kelompok masyarakat yang mudah
terkena penyakit menural, seperti demam berdarah, malaria, dan kusta, dan segudang
kesengsaraan.
Jangankan mau untuk mengenal Sang Pencipta , bahkan mereka sendiri terkadang
sulit untuk memikirkan diri mereka sendiri , dan berbagai permasalahan yang ada
disekitar mereka. Lantas, apa yang harus dilakukan..?Adalah kewajiban , tugas dan
tanggung jawab bagi mereka yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala berupa
kekayaan baik materi maupun non materi (ilmu dan atau kesehatan) untuk berjuang
membantu dan bahu membahu berjuang dijalan Allah Subhanahu Wata'ala membebaskan
mereka dari belenggu perbudakan , belenggu kesesatan dan belenggu ketidakmampuan.
(al balad, al asyr , adz dzaariyaat, ali imraan dan ayat - ayat yang lain).
1
Upaya Meningkatkan Ekonomi Kaum Dhuaa’fa bisa dilakukan dengan berbagai cara
termasuk memperhatikan pendidikan dan kesehatan , Menyantuni , Menolong dengan
harta, tenaga, fikiran, yang pada dasarnya memang tugas dan tanggung jawab mereka
yang mampu. Kalau kita bicara dalam konteks ukhuwah Islamiyah maka hal ini akan
lebih bermakna. Ukhwah Islamiyah sendiri bisa didefinisikan sebagai rasa persaudaraan
yang dilandasi persaman aqidah dan keyakinan.
Maka segala perbuatan sosial yang berkaitan dengan kemasyarakatan yang kita
lakukan hendaklah mengutamakan saudara kita. Sehingga bisa diharapkan, kita menjadi
ummat yang unggul baik secara aqidah, ekonomi, pertahanan dan lain sebagainya. Dari
sinilah loyalitas kita terhadap ajaran agama menjadi tampak. Rasulullah SAW bersabda:
�فس�ه �ن ل �ح�ب� ي م�ا �ه� ي ألخ� �ح�ب� ي ح�تى� ح�د�كـم��� أ �ؤ�م�ن� ��ي ال
Artinya: Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga dia mencintai
Saudaranya sama seperti mencintai dirinya sendiri.
Hadits ini mengaitkan antara kesempurnaan iman dengan kecintaan terhadap
sesama muslim. Bukan hanya sekedar ucapan cinta, tapi yang lebih utama adalah
pembuktian rasa cinta itu dalam kehidupan. Misalnya dengan membantu meringankan
beban hidup mereka secara fisik maupun non fisik. Karena cinta tanpa bukti tak lebih dari
fatamorgana dan hiasan bibir semata. Kepedulian kepada sesama muslim ini menjadi
barometer sejauh mana kesempurnaan iman seorang muslim. Semakin peduli dia
terhadap saudaranya, sejauh itu pula kesempurnaan imannya.
2
Selayaknya kita merasakan suka dan duka bersama , Agama memberikan isyarat
sangat jelas untuk mengeluarkan zakat fitrah kepada kaum dhuafa’. Zakat adalah perintah
untuk mensucikan diri yang dibagikan kepada orang-orang yang lemah. Mereka
merupakan orang-orang yang tertindas yang memerlukan pertolongan manusia yang
lainnya. Membiarkan mereka dalam penderitaan, berarti menyia-nyiakan agama.
Kehadiran agama Islam adalah untuk memberikan keselamatan kepada seluruh alam,
terutama bagi orang miskin yang membutuhkan uluran tangan-tangan manusia yang lain.
Mereka seharusnya dilindungi hak-haknya karena terdzalimi oleh suatu bentuk ketidak-
adilan sistem yang patriarkhal. Sistem dominasi yang melanggar hak-hak hidup orang
lain, dan menyembunyikan hak - hak orang lain yang ada pada diri mereka. Miskin
pengetahuan dan kesempatan melakukan perubahan, Miskin pendidikan yang mampu
merubah keadaan hidupnya yang akibatnya, hidup mereka secara turun temurun berada
dalam lingkaran kemiskinan. Sementara itu orang-orang yang memiliki kekuasaan,
sebagian menjadi sangat serakah dan tidak memberikan kesempatan yang sama. Akar
persolan dari lingkaran setan sistem patriarkhal. Sistem doominasi jahiliyyah yang mana
saat kini telah kita temukan dan banyak dipakai kembali.
Ciri manusia sosial menurut Islam ialah kepentingan pribadinya diletakkan dalam
kerangka kesadaran akan kewajibannya sebagai makhluk sosial. Kesetiakawanan dan
cinta kasih inilah yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-
sahabatnya, guna untuk membantu mereka yang telah banyak jauh dari aturan agama dan
mengenal sang pencipta terjebak dalam lingkaran perbudakan dan kembali merasakan
hidup didalam zaman kegelapan.
IV TUJUAN DAN MASALAH
1. Mengetahui kehidupan kaum dhuafa
2. Mengetahui ketepatan sholat 5 waktu
3. Menanyakan pendapat pada kaum dhuafa kualitas agama orang jaman sekarang
dan jaman dahulu
3
BAB II
PEMBAHASAN
V HASIL WAWANCARA
Pada siang hari yang begitu menyengat saya bersama teman-teman saya
menyusuri daerah di sekitar masjid akbar Surabaya untuk mencari seseorang kaum
dhuafa yang dapat kami wawancari dan ternyata tidak semua orang kaum dhuafa mau
diwawancari. Walaupun sangat susah tidak membuat kita berhenti mencari. Dan
akhirnya kami mendapati tukang sapu jalanan yang sedang santai sambil membetulkan
posisi maskernya.
Kami sudah berdiri sangat lama di atas trotoar di dekat masjid akbar. Di situ saya
bersama teman-teman saya mengamati bapak tukang sapu jalanan yang terus bekerja
walaupun di siang itu begitu menyengat. Pada saat melihat bapak tukang sapu jalanan
sedang beristirahat kami memutuskan untuk memulai wawancara.
4
Pertama-tama kami memulai berkenelanan dengan si bapak tukang sapu jalanan
tersebut. Dan namanya si bapak itu adalah Pak Suwitno. Pak suwatno berasal dari
nganjuk dan beliau telah bekerja sebagai tukang sapu jalanan selama 33 tahun dan
sebelum beliau bekerja sebagai tukang sapu jalanan beliau bekerja menjadi tukang las di
sebuah pabrik. Beliau tinggal di Surabaya tidak dengan rumahnya sendiri tetapi beliau
ngekost di daerah dekat masjid akbar. Beliau memilih kost di dekat masjid akbar karena
beliau bekerja mulai pukul 06.00 hingga 16.00. Beliau memiliki 3 seorang anak tetapi 3
orang anak tersebut tidak ikut tinggal di Surabaya tetapi tinggal di nganjuk bersama
istrinya beliau. Gaji beliau sebenarnya tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh
keperluan beliau dan menghidupi keluarganya dan sekarang gaji beliau hanya Rp.
450.000 per bulan. Walaupun beliau menerima gaji sedemekian tetapi beliau tetap
bersyukur apa yang telah di berikan oleh Allah swt selama ini. Bagi beliau, Allah swt
akan memberikan hambanya jalan keluar dan selalu memperhatikan hambanya bila taat
pada-Nya.
Setalah kami cukup berkenalan tentang kehidupan beliau, saya memulai
menanyakan beberapa pertanyaan tentang masalah agama kepada beliau dan meminta
beliau sedikit pendapat dan jawaban mengenai pertanyaan saya. Pertanyaan yang
pertama yaitu “Menurut bapak apakah sholat wajib tepat waktu itu sangat penting?
pekerjaan bapak sendiri tidak memungkinkan sholat tepat waktu dan mengikuti jama’ah
bersama dimasjid?” beliau menjawab: “ Tentu saja sholat wajib harus tepat waktu, tetapi
karena pakaian saya kotor saya harus ganti pakaian terlebih dahulu agar sholat saya sah
karena inilah saya tidak bisa sholat tepat waktu dan mengikuti jama’ah bersama di
masjid. Saya sendiri bila tidak bekerja bila ada adzan ya langsung bersiap berangkat
sholat karena adzan adalah panggilan semua umat muslim. Apabila orang tua kita
memanggil kita itu harus dijawab dan segera mendatangi orang tua kita.
5
Nah itu sama saja dengan adzan, adzan ini kan yang memanggil gusti allah yang
menciptakan kita,masak kita tidak segera menjawab panggilannya “.Inilah jawaban
pertama dari si bapak tukang sapu jalanan tersebut, disini saya sangat kagum dengan
jawaban bapak tersebut padahal beliau bekerja dari pagi hari hingga sore hari beliau tidak
punya rasa keluh dengan pekerjaannya dan beliau selalu ingat dengan allah bila ada
panggilan adzan walaupun beliau tidak bisa tepat waktu.
Setelah selesai dengan pertanyaan pertama, saya melanjutkan ke pertanyaan saya
yang kedua yaitu “menurut bapak, kualitas agama khususnya islam anak jaman sekarang
dan jaman dahulu yaitu saat bapak masih muda itu bagaimana pak?”. Beliaupun
menjawabnya “sebenarnya agama itu sama dan tidak akan pernah berubah mulai jaman
nabi hingga kiamat nanti. Bedanya saya muda dulu dan sekarang itu akhlaknya. Akhlak
anak muda jaman sekarang sudah makin tidak karuan karena banyak tawuran,
perampokan dan pemerkosaan yang ada anak dibawah 17 tahun melakukan itu semua.
Semuanya sudah tidak karuan karena mungkin saja terpengaruh pergaulan yang sekarang
makin rusak. Tidak mungkin seorang anak menjadi rusak akhlak dan sopan santunnya itu
disebabkan orangtua mereka sendiri karena orangtua manapun selalu menginginkan
anaknya berakhlak baik dan punya sopan santun yang baik pula. Orangtua manapun
selalu beusaha mendidik anaknya menjadi yg baik, kecuali orangtuanya itu sendiri
memang moralnya tidak ada yah anaknnya otomatis mengikuti seperti itu. Saya sendiri
meskipun orang begini ini tapi saya selalu mendidik akhlak anak saya agar selalu di jalan
Allah agar menjadi anak yang baik dan berbakti pada orangtua. Saya sendiri juga dulunya
dididik orangtua saya dengan keras agar akhlak saya baik dan Alhamdulillah saya dapat
merasakan didikan orangtua saya itu hingga sekarang”.
6