Tugas AK 1 Liabilitas Jangka Pendek dan kontijensi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

1.1. Peranan LiabilitasEntitas hampir semua memiliki kewajiban (liabilitas) untuk mendanai kegiatannya.Jarang sekali entitas hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai entitas.Bahkan untuk beberapa entitas dengan skala besar jumlah utang melebihi modal entitas.Entitas dengan utang yang tinggi tidak dapat diartikan sesuatu yang tidak baik. Jumlah liabilitas tinggi namun entitas memiliki kemampuan membayar pokok utang dan bunganya akan menghasilkan manfaat bagi entitas dan pemegang saham.Liabilitas yang terkait dengan oprerasi biasanya tidak ada bunga. Liabilitas yang terkait dengan operasi diperoleh perusahaan karena pendunaan pembayaran kepada pemasok, pemerintah,karyawan atau pihak lain. Entitas akan memperoleh keuntungan karena dapat menunda pembayaran dan menggunakan dana tersebut untuk investasi atau aktivitas lain. Liabilitas dengan bunga juga mampu menghasilkan manfaat untuk entitas jika bunga pinjaman lebih rendah dibandingkan imbal hasil dari investasi yang di danai dari pinjaman tersebut.Penggunaan liabilitas dari sisi pemegang saham juga lebih di sukai, karena tambahan liabilitis akan memberikan tambahan imbal hasil bagi pemegang saham tanpa tambahan investasi. Pembiayaan dengan ekuitas akan menyebabkan tambahan saham beredar. Selain mengharuskan investor menambah investasi, ada potensi yang menyebabkan saham terdilusi sehingga harga saham dan laba per lembar saham menjadi lebih kecil.Entitas menggunakan prinsip matching dalam memustuskan menggunakan liabilitas.Prinsip matching mengharuskan entitas memadankan antara bentuk investasi dan jenis pendanaan yang digunakan. Jika entitas membutuhkan dana untuk mendanai ekspansi produksi guna memenuhi tambahan permintaan produksi maka entitas akan menggunakan liabilitas jangka pendek. Sebaliknya, jika entitas akan melakukan ekspansi untuk membangun pabrik maka memilih menggunakan liabilitas jangka panjang.

1.1.2. DefinisiLiabilitas menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Liabilitas dapat diketahui nilainya dengan pasti namun ada beberapa jenis liabilitas yang nilainya diukur dengan estimasi, liabilitas jenis ini diistilahkan sebagai provisi.

PSAK 1 (Revisi 2009) menjelasakan klasifikasi jangka pendek jika memenuhi kriteria :1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya.2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan atau4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda syarat penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Berdasarkan ketentuan diatas liabilitas jangka pendek dapat diartikan sebagai liabilitas entitas kini, yang timbul akibat peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang akan diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus operasi atau 12 bulan mana yang lebih panjang atau untuk tujuan diperdagangkan.Beberapa Liabilitas jangka pendek muncul karena kegiatan operasi perusahaan seperti utang dagang dan beban yang masih harus dibayar. Liabilitas jangka pendek dapat berbentuk utang bank atau utang kepada pihak lain yang akan dibayarkan dalam waktu kurang dari 12 bulan. Untuk utang bentuk ini sering kali ada bunga, sehingga bunga yang telah terjadi dan belum dibayarkan harus diakui segala liabilitas juga. Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan akan disajikan sebagai liabilitas jangka pendek.

Liabilitas jangka pendek lainnya dapat berupa liabilitas yang tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo dan diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2013), cerukan bank, bagian jangka pendek dari liabilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak penghasilan terutang dan utang nonusaha lainnya. Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan tersebut sebagai liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.

1.1.3. Jenis dan klasifikasiBerdasarkan nilainya, liabilitas dapat dikategorikan menjadi liabilitas yang nilainya pasti dan liabilitas yang nilainya tidak dapat ditentukan sehingga harus diestimasi. Liabilitas yang nilainya pasti merupakan bentuk liabilitas yang telah jelas berapa jumlah dibayarkan kepada pihak lain. Liabilitas yang nilainya tidak pasti, jumlahnya diestimasi oleh entitas berdasarkan informasi yang tersedia.Menurut PSAK 57 (Revisi 2009) disebut sebagai provisi.Liabilitas juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal terjadinya, liabilitas dapat terjadi sebagai konsekuensi kegiatan operasi perusahaan dan liabilitas yang berdasarkan kontrak formal.Liabilitas yang terjadi sebagai konsekuensi operasi misalnya utang dagang, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka. Liabilitas berdasarkan kontrak formal misalnya wesel bayar , utang bank atau liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalm 12 bulan.

Beberapa Contoh liabilitas jangka pendek :

1.2. Utang berbunga dalam Jangka pendek

1.2.1. Utang BankUtang Bank jangka pendek adalah utang suatu entitas kepada bank dengan jangka waktu satu tahun atau kurang.Utang bank jangka pendek biasanya berbunga.Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.Misalkan entitas untuk menghadapai penjualan ditahun ajaran baru memerlukan tambahan persediaa, untuk itu diperlukan tambahan modal kerja selama 3-5 bulan.Liabiltas jangka pendek dapat berbentuk utang dalam jumlah tertentu dalam jangka atau berbentuk line of credit atau standby loan.Utang bank jangka pendek ada bunganya. Bunga dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo, selama periode tertentu bunga dipotong di depan dari jumlah utang yang ditarik atau kombinasi.

Contoh utang bank jangka pendek :PT Merapi pada tanggal 1 Nov 2015 menarik dari bank buana utang sebesar Rp.200.000.000 dengan bunga 15% untuk jangka waktu 150 hari.Tidak ada provisi yang dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokok dan bunga akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.

Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 Nov 2015 :

Jurnal Penyesuaian pada 31 Des 2015 atas bunga yang terutang dan belum dibayarkan.

Hari selama tahun 2015:November (1-30): 29 hariDesember: 31 HariTotal: 60 HariPerhitungan bunga = Rp.200.000.000 x 15% x 60/360 = Rp.5.000.000Jurnal saat uang jatuh tempo, jatuh tempo pada tanggal :Desember: 60 hariJanuary: 31 hariFebruary: 29 hariMaret: 30 hariTotal:150 hari

Jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2016 (asumsi 2016 tahun kabisat)

Perhitungan bunga dibayarkan = Rp.200.000.000 x 15% x 150/360 =Rp.12.500.000Perhitungan beban bunga :January: 31 hariFebruary: 29 hariMaret: 30 HariTotal: 90 hariBunga=Rp.200.000.000 x 15% x 90/360 = Rp.7.500.000

Jurnal balik dibuat pada tanggal 1 January 2016 dengan mendebit uang bunga dan kredit beban bunga. Jika jurnal balik tersebut dibuat, maka entitas pada saat pelunasan akan membuat jurnal debit utang, beban bunga total dan kredit sebesar kas yang dikeluarkan. Jika jurnal ini dijumlahkan dengan jurnal balik, maka beban bunga yang diakui hanya sebesar beban bunga selama 2016.Utang bank ada juga yang mensyaratkan pembayaran bunga pada saat kredit ditarik. Untuk bunga yang dibayarkan di muka, jumlah uang yang diterima entitas akan dikurangi dengan bunga. Pembayaran di muka atas bunga akan mengrangi jumlah utang yangditerima. Pokok utang entitas adalah jumlah utang dalam kontrak dikurangi dengan bunga yang dipotong/dibayarkan di depan mengurangi utang. Entitas harus mengukur tingkat bunga efektif atas utang ini. Tingkat bunga efektif diukur dengan menghitung tingkat bunga atau diskonto yang akan menyamakan utang dalam kontrak dikurangi bunga dengan present value dari nilai pada tanggal jatuh tempo.

Contoh Utang bank jangka pendek : bunga dibayar di depan (Zero Coupon)PT Lawu pada tanggal 2 oktober 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari bank Mega sebesar Rp. 400.000.000 dengan bunga 15% per tahun dari pokok yang dipotong pada awal. Pada saat jatuh tempo PT Lawu membayar sebesar Rp.400.000.000. Jumlah kas yang diterima sebesar Rp.400.000.000 (Rp.400.000.000 x 15% x 6/12) = Rp.370.000.000.

Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 2 oktober 2015.

Bunga dibayarkan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan membagi bunga dengan utang. Bunga=Rp.30.000.000/Rp.370.000.000=8,11% untuk 6 bulan atau 16,22% setahun. Jurnal penyesuaian pada 31 Des 2015 untuk pengakuan bunga yang dihitung dengan bunga efektif.

Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp.370.000.000=Rp.15.000.000(pembulatan). Jurnal saat utang jatuh tempo, 30 maret 2016.

Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Des 2016.

Biaya transaksi yang timbul karena transaksi instrumen keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laporan laba rugi, dikapitalisasi menambah atau mengurangi nilai instrumen keuangan.Dalam praktik perbangkan terdapat provisi yang merupakan biaya yang ditanggung oleh nasabah (biasanya dikurangkan dari kredit yang diberikan) dan biaya transaksi yang ditanggung oleh bank. Akibat biaya transaksi tersebut akan mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan.Bunga yang digunakan untuk menghitung beban bunga adalah tingkat bunga efektif.Bunga efektif adalah bunga yang secara efektif berlaku untuk kredit tersebut dengan memperhitungkan biaya transaksi dan bunga kontraktual. Praktik yang sering terjadi, charges atau biaya administrasi sering di bebankan sebagai pengurang utang yang diterima atau sering disebut sebagai provisi, namun ada juga yang ditanggung oleh bank.

Contoh utang bank jangka pendek dengan provisiPT Semeru pada tanggal 1 Nov 2015 menarik dari bank Mulia utang yang Rp.100.000.000 dengan bunga 12% pertahun dari pokok yang akan dibayarkan bersammaan dengan pelunasan tanggal 30 Jan 2016. Bank Mulia mengenakan biaya administrasi sebesar 1,5% dari jumlah utang yang ditarik, sehingga kas yang diterima oleh PT Semeru sebesar Rp.100.000.000 Rp.1.500.000 = Rp. 98.500.000Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 Nov 2015.

Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp.98.500.000 namun PT Semeru harus melunasi pada saat jatuh tempo bunga Rp.3.000.000 dan pokoknya Rp.100.000.000. untuk itu bunga efektif atas utang tersebut sebenarnya bukan 12 tetapi Rp.4.500.000 / Rp.98.500.000 * 12/3 = 18,274% . Bunga dihitung dari bunga yangdibayar dan provisi.Tingkat bunga efektif menjadi lebih tinggi karena entitas menerima utang yang lebih sedikit.

Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18,2741% x 2/12 x Rp98.500.000 = Rp3.000.000. Amortisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga = Rp3.000.000 Rp2.000.000 Jurnal saat utang jatuh tempo , 30 Jan 2016

Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Des 2015.

Biaya administrasi mempengaruhi tingkat bunga efektif dari 15% menjadi 18,27%. Utang bank janga pendek dalam bentuk line of credit merupakan plafon kredit modal kerja yang dapat ditarik oleh entitas sesuai dengan kebutuhan dan dikembalikan jika entitas telah memiliki dana untuk membayarnya. Bentuk line of credit seperti kartu kredit yang dapat digunakan oleh entitas.

Contoh Line of Credit atau Stanby LoanPT. Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari Bank Arta, sebesar Rp. 1.000.000.000,- selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai kebutuhan entitas.Bunga sebersar 12% per tahun dikenakan atas kredit yang ditarik. Untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar 2% dari dana yang ditarik. Bank hanya mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai dengan akhir bulan pelaporan. Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama, maka tidak dikenakan bunga. Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan atau saldo utang terakhir sampai dengan tanggal dajtuh tempo pelaporan. Setiap bulan akan disampaikan laporan penggunaan line of credit, yang memperlihatkan saldo akhir utang, mutasi kredit, termasuk jumlah bunga, dan biaya (charges) yang dikenakan.Informasi ringkas untuk pemakaian line of credit bulan Desember adalah :

Tabel 11.2 Pemakaian Line of Credit

TanggalKeteranganBiaya KreditJumlah

02 DesPenarikanRp. 300.000.000Rp. 300.000.000

02 DesBiaya PenarikanRp. 6.000.000Rp. 306.000.000

16 DesPenarikanRp. 400.000.000Rp. 706.000.000

16 DesBiaya PenarikanRp. 8.000.000Rp. 714.000.000

30 DesPembayaranRp. 300.000.000Rp. 414.000.000

31 DesBungaRp. 2.069.260Rp. 416.069.260

Jurnal yang akan dibuat adalah :

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des2KasRp. 300.000.000

2015Beban BungaRp. 6.000.000

Utang BankRp. 306.000.000

16KasRp. 400.000.000

Beban BungaRp. 8.000.000

Utang BankRp. 408.000.000

30Utang BankRp. 300.000.000

KasRp. 300.000.000

31Beban BungaRp. 2.069.260

Utang BankRp. 2.069.260

1.2.2. Wesel BayarWesel bayar atau sering disebut sebagai Notes Payableatau Promissory Notes. Wesel bayar merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah nilai tertentu di masa mendatang. Wesel bayar ditarik untuk pelunasan utang dagang, pembayaran suatu transaksi atau ditarik untuk mendapatkan uang tunai. Pihak penarik wesel akan menunjuk bank untuk melakukan penyelesaian pembayaran yang akan diambil dari rekening penarik/penerbit wesel. Wesel bayar biasanya berbunga, jika tidak berbunga wesel akan dijual dengan diskon. Nilai diskon mencerminkan bungan dibayar dimuka. Wesel bayar dapar dijual oleh pihak pemegang untuk mendapatkan uang kas sebelum jatuh tempo.Akuntansi untuk wesel bayar tidak berbeda dengan akuntansi untuk utang bank perbedaan yang mendasari hanyalah dokumen transaksinya. Dokumen transaksi wesel adalah Surat Wesel atau Promissory Notes, sedangkan bukti transaksi utang bank adalah dokumen kredit bank. Bunga atas wesel bayar biasanya dihitung berdasarkan nilai nominal yang tertera dalam wesel. Jika dalam penerbitan wesel bayar, pihak penerbit mengeluarkan biaya transaksi maka biaya transaksi tersebut akan diperhitungkan menambah biaya bungan sehingga bunga efektif wesel akan menurun.

1.2.3. Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya.Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, diklasifikasikan dalam jangka pendek, meskipun :1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.Perubahan perjanjian kredit dapat terjadi juga untuk liabilitas jangka pendek.Utang bank jangka pendek misalnya, dapat saja dilakukan pendanaan kembali (refinancing) dengan menggunakan utang bank jangka panjang. Jika proses refinancing telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan maka status utang jangka pendek tersebut akan di reklafikasi menjadi liabilitas jangka panjang. Namun jika proses tersebut baru diselesaikan setelah tanggal pelaporan sebelum laporang keuangan diterbitkan, informasi tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan dan utang tersebut tetap diklasifikasikan sebagai utang bank jangka pendek. Jika entitas melakukan usaha untuk memperpanjang liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo, atau melakukan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka panjang, namun dilakukan antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan keuangan, maka peristiwa tersebut diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian (non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8 (Revisi 2009) Peristiwa setelah Periode Pelaporan antara lain :1. Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang.2. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang3. Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Untuk mereklasifikasi liabilitas jangka panjang menjadi jangka pendek, entitas dapat membuat jurnal penyesuaian untuk membuat reklasifikasi utang tersebut untuk tujuan penyajian. Fokusnya bukan pada perlu tidaknya jurnal, namun yang penting dalam penyajian bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam dua bulan disajikan dalam liabilitas jangka pendek. Perlu tidaknya jurnal dipengaruhi oleh system akuntansi dan code akun (chart of account) entitas.Jika entitas menyediakan chart of account khusus untuk penyajian ini maka entitas harus membuat jurnal penyesuaian.

Contoh Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas Bulan :PT. Wilis memiliki beberapa liabilitas jangka panjang untuk mendanai usahanya. Berikut informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2015 :1. Obilgasi seri A, senilai Rp. 400.000.000.000, diterbitkan 1 Maret 2007, jangka waktu 10 tahun, bunga sebesar 10% dibayar setiap tahun.2. Obligasi seri B, senilai Rp. 800.000.000.000, diterbitkan 1 Juni 2015, bunga 11% per tahun dibayar setiap tahun sebesar Rp. 100.000.000.000,-.3. Obligasi seri C senilai Rp. 100.000.000.000,- di terbitkan 1 Desember 2006, jatuh tempo 10 tahun, bunga 10%, atas Obligasi ini entitas sedang mengajukan pendanaan kepada Bank Mitra untuk mengambil alih obligasi tersebut dan diganti dengan utang jangka panjang dengan jangka waktu 5 tahun tingkat bunga 12%. Entitas sudah melakukan detail pembicaraan dengan Bank Mitra. Secara prinsip Bank Mitra menyetujui namun proses administrasi baru akan diselesaikan pada tahun 2016 mengingat obligasi tersebut baru akan jatuh tempo 1 Desember 2016. Proses Administrasi perjanjian yang menyatakan Bank Mitra akan mendanai utang obligasi dan menggantinya dengan utang Bank Mitra diselesaikan pada 25 Maret sebelum laporan keuangan selesai diaudit.4. Utang Bank Kriya ditarik pada 1 September 2011 sebesar Rp. 100.000.000.000,- jangka waktu 5 tahun bunga 12%. Atas utang ini entitas telah melakukan perjanjian untuk melakukan pendanaan kembali dengan utang jangka panjang dengan bank yang sama, namun dengan buang yang lebih rendah sebesar 11%.5. Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 Juni 2014 sebesar Rp. 300.000.000.000,- bunga 12% dibayar setiap tahun, pelunasan akan di mulai 1 Juni 2015 secara angsuran Rp. 50.000.000.000,- per tahun.

Saat ini entitas sedang memproses penerbitan obligasi seri D sebesar Rp. 300.000.000.000,- obligasi tersebit rencananya akan diterbitkan pada 1 Juni 2016. Obligasi tersebut telah mendapat persetujuan RUPS untuk diterbitkan. Saat ini sedang proses untuk mengurus persyaratan penerbitan. Obligasi tersebut diterbitkan untuk mendanai ekspansi pembukaan pabrik baru dan membayar utang yang jatuh tempo.Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang harus disajikan menjadi liabitas jangka pendek, buatlah penyajian dan pengungkapan yang diperlukan untuk kelima tersebut jika ada.1. Obligasi seri A tidak perlu direklasifikasi, tetap menjadi liabitas jangka panjang karena jatuh tempo tahun 2017.

2. Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar Rp. 100.000.000.000,- yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Jun1Utang Obligasi Seri BRp.100.000.000.000

2015Utang Obligasi Seri B Jangka PendekRp.100.000.000.000

3. Obligasi seri B tetap harus direklasifikasi karena proses pengambilalihan belum selesai sepnuhnya, namun kejadian ini perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des1Utang Obligasi Seri CRp.100.000.000.000

2016Utang Obligasi Seri C Jangka PendekRp.100.000.000.000

4. Dilakukan reklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena akan jatuh tempo pada 1 September 2016. Karena telah dilakukan perjanjian untuk memperbaharui utang dan kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi utang jangka panjang.

5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2016.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Jun1Utang Bank PermataRp. 50.000.000.000

2016Utang Bank Permata Jangka PendekRp. 50.000.000.000

1.2.4. Penyajian dalam Laporan Posisi Keuangan Liabilitas Jangka Pendek :Liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam dua bulan (lihat pengungkapan)Utang Obligasi Seri B= Rp. 100.000.000.000Utang Obligasi Seri C= Rp. 100.000.000.000 (lihat pengungkapan)Utang Bank Kriya= Rp. 50.000.000.000Utang Bank Permata= Rp. 50.000.000.000

Liabilitas Jangka Panjang :Utang Obligasi Seri A= Rp. 400.000.000.000Utang Obligasi Seri B= Rp. 600.000.000.000 Utang Bank Kriya= Rp. 100.000.000.000Utang Bank Permata= Rp. 200.000.000.000

1.2.5. Pengungkapan Liabilitas Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam dua belas bulan mendatang.

Obligasi seri C jatuh tempo pada 1 Desember 2016, namun perusahaan telah melakukan negosiasi dengan Bank Mitra untuk mendanai pelunasan obligasi tersebut. Sehingga akan berubah menjadi utang bank jangka panjang pada 1 Desember 2016, entitas tetap melakukan reklasifikasi dalam jangka pendek, karena meskipun pendanaan ini telah disetujui pemegang saham, secara prinsip telah di setujui Bank Mitra, namun proses administrasi baru diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan PSAK I (Revisi 2009) tetap harus direklasifikasi.Atas liabiltas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016, perusahaan telah akan menerbitkan obligasi yang saat ini masi dalam proses penerbitan. Direncanakan obligasi tersebut akan diterbitkan pada Juni 2016.Pemindahan liabilitas jangka panjang menjadi liabilitas jangka pendek dapat juga terjadi karena pelanggaran perjanjian kredit. Penarikan kredit mengharuskan debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh kreditur, misalkan persyaratan menjaga kinerja perusahaan seperti tingka profitabilitas, pertumbuhan, solvabilitas, likuiditas,. Persyaratan dapat juga berbentuk larangan untuk menerbitkan utang baru, membayar dividen atau melakukan aktiviras tertentu.

1.3. LIABILITAS JANGKA PENDEK TERKAIT DENGAN KEGIATAN OPERASI ENTITAS.

Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan operasi entitas. Utang ini biasanya tidak berbunga, utang ini muncul karena entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Kesempatan penangguhan pembayaran ini harus dimanfaatkan secara optimal dalam rangka menghemat arus kas (cash flow) entitas.Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati. Misalnya untuk utang dagang, utang dibayar pada saat jatuh tempo, pajak dibayarkan pada saat jatuh tempo, tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal jatuh tempo. Entitas tidak boleh menangguhkan diluar waktu jatuh tempo karena entitas harus menjaga reputasi di mata pihak lain.Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas, karena entitas dapat menggunakan dana pembauyaran tersebut untuk aktivitas yang lain sebelum digunakan. Semakin efisien entitas memanfaatkan utang operasi dan mengatur kas, kebutuhan modal kerja untuk kegiatan operasinya semakin kecil atau bahkan tidak memerlukan dana untuk modal kerja karena modal kerja didanai oleh pemasok atau pihak lain.

1.3.1. Utang UsahaUtang usaha adalah utang yang terkait dengan kegiatan utama entitas.Untuk entitas yang bergerak dibidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang dagang.Utang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian kredit sering dituliskan dalam term : 2/10, n/60. FOB Shipping Point, artinya pembelian akan diberikan diskon 2% jika dilunasi sampai dengan 10 hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik pengakuan digudang penjual.Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok. Untuk pembelian dengan syarat FOB Shipping Point (franko gudang penjual) maka titik pengakuan pembelian di gudang penjual, utang akan diakui saat barang telah masuk kenadaraan angkutan untuk diantar ke gudang pembeli. FOB Destination Point (franko gudang pembeli) titik pengakuan di gudang pembeli, utang diakui saat barang telah diterima oleh pembeli, selama dalam perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Risiko dalam perjalanan akan menjadi pihak pembeli atau penjual tergantung persyaratan jual belinya.Tingkat diskon yang diberikan dapat dihitung imbal hasil (return) per tahunnya.Imbal hasil dari diskon ini kemudian dibandingkan dengan alternative investasi yang tersedia, jika imbal hasil diskon lebih besar dibandingkan dengan imbal hasil investasi maka entitas harusnya mengambil diskon ini.

Pengambilan diskon =100% - diskon x 360x360

100%Jangka waktu x Jangka diskon

Diskon penjualan 2/10, n/30 setera dengan bunga (100%-2%)/100% / (30-10) = 17,64%. Dengan cara perhitungan yang sama term perjanjian 2/15, n/45 sama dengan 11,76% perjanjian kredit 3/10, n/45 sama dengan 9.98%.

Contoh Pencatatan Utang DagangSelama bulan Desember 2015 PT. Slamet memiliki beberapa transaksi kepada para pemasoknya : 12 Desember membeli barang secara kerdit kepada PT. Dlima senilai Rp. 200.000.000,- ditambah nilai PPN 10% sehingga total Rp. 220.000.000,-. Persyaratan jual beli 2/10, n/30, FOB Shipping Point. PT. Slamet membayar utang pada PT. Delima pada 22 Desember 2016. 29 Desember membeli barang secara kredit kepada PT. Mawar senilai Rp. 330.000.000 setelah nilai PPN. Persyaratan jual beli n/30, FOB Shipping Point. Barang sampai 31 Desember belum sampai di gudang PT. Slamet dan diketahui baru diterima di gudang pada 2 Januari 2016. Pembelian ini dibayar dengan wesel bayar yang akan jatuh tempo 30 hari tanpa bunga.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des12Persediaan Rp. 200.000.000.000

2015PPN MasukanRp. 20.000.000

Utang DagangRp. 220.000.000.000

22Utang DagangRp. 220.000.000.000

Persediaan Rp. 4.400.000

KasRp. 215.600.000.000

29PersediaanRp. 300.000.000.000

PPN MasukanRp. 30.000.000

Wesel BayarRp. 330.000.000.000

Nilai Persediaan dicatat sebesar nilai pembelian, namun nilai utang ditambahkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).1.3.2. Beban yang Masih Harus DibayarAtas beban yang telah terjadi namun belum dibayar sampai periode pelaporan, entitas harus mengakui beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain serta beban yang masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan. Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul di laporan posisi keuangan antara lain :1. Beban gaji, karyawan telah berhak atas gaji karena sudah bekerja namun tidak belum dibayarkan oleh perusahaan.2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga, bunga sudah menjadi beban dengan berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit.3. Beban Operasi yang masih harus dibayar, beban atas jasa pihak lain kepada perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.

Contoh Beban yang Masih Harus Dibayar :1. Pembayaran gaji sebesar Rp. 240.000.000,- dilakukan tanggal 5 tiap bulan, untuk masa kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir periode missal 31 Desember 2015 dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja Desember 2015 yang baru akan dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Dec31Beban GajiRp. 240.000.000

2015Utang GajiRp. 240.000.000

2. Bonus Karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun baru di tetapkan jumlahnya setelah diketahui laba entitas sehingga jumlahnya baru dipastikan di bulan Januari 2016 dan akan dibayarkan bulan Maret 2016. Pada 15 Januari sebelum laporan keuangan terbit, ditetapkan bonus untuk seluruh karyawan sebesar Rp. 300.000.000.000,-. Atas bonus karyawan akan dibuat jurnal penyesuaian tertanggal 31 Desember 2015.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des5Beban Gaji BonusRp. 300.000.000

2015Utang GajiRp. 300.000.000

3. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2015 sebesar Rp. 400.000.000.000,- bungan 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban bunga dan utang bunga/bunga yang masih harus dibayar.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des31Beban BungaRp. 4.000.000

2015Utang GajiRp. 4.000.000

Bunga 12% x 1/12 Rp. 400.000.000 = Rp. 4.000.000

4. Entitas memperbaiki AC di kantor dengan meminta perusahaan service AC. Pekerjaan telah diselesaikan pada tanggal 30 Desember 2015, namun sampai dengan tanggal 31 Desember, perusahaan service AC belum mengirimkan tagihan sebesar Rp. 10.000.000,-. Tagihan baru dikirim pada tanggal 5 Januari 2016 dan dibayarkan tanggal 10 Januari 2016. Atas jasa service AC tersebut diakui pada sebagai beban pemelihaan dan beban yang masih harus di bayar (liablitas) pada 31 Desember 2015.

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des31Beban PemeliharaanRp. 10.000.000

2015Utang BiayaRp. 10.000.000

Pertimbangan biaya dan manfaat serta materialitas terkadang mengabaikan penyesuaian di akhir periode dan mencatatanya pada saat pembayaran.Misalnya pembayaran gaji, langganan listrik, air, telepon. Pembayaran tersebut jumlahnya dari bulan ke bulan jumlahnya relative sama, dibayarkan tiap bulan atau dua belas kali dalam setahun. Entitas dapat mencatatnya secara konsisten pada saat pembayaran, sehingga pembayaran bulan Januari dianggap sebagai pemakaian bulan Januari, pembayaran bulan Desember dianggap sebagai pemakaian bulan Desember dan selanjutnya.Untuk kasus seperti itu, entitas dapat mengabaikan jurnal penyesuaian asalkan secara konsisten pembayaran dilakukan dua belas kali dalam setahun.

1.3.3. Pendapatan Diterima di MukaPendapatan diterima di muka termasuk komponen liabilitas. Penerimaan kas dari pelanggan tersebut mengandung konsekuensi bahwa di masa depan entitas harus mengeluarkan sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan atau mengirimkan barang. Jika pendapatan tersebut akan direalisaikan dalam satu tahun atau satu siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek dan jika direalisasikan lebih dari satu siklus operasi akan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Sangat jarang terjadi pendapatan diterima di muka dikategorikan sebagai liabilitas jangka panjang.Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan diterima di muka tersebut akan di debit dan di akui sebagai pendapatan (kredit).

Contoh Pencatatan Pendapatan Diterima di MukaPT. Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf kepada pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual sampai dalam bentuk paket tahunan dan lima tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp. 6.000.000,- dapat digunakan main golf selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan harga Rp. 16.200.000,-. Keanggotaan tersebut tidak didasarkan pada jumlah kedatangan, pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika kartu keanggotaan masih aktif.Setiap tahun harga kartu keanggotaan meningkat, sehingga menjadi anggota jangka panjang memberikan banyak keuntungan bagi anggota.Pada 1 Desember diterima keanggotaan tahunan 10 paket dan keanggotaan tiga tahunan sebanyak 5 paket.Entitas melakukan penyesuaian untuk keanggotaan setiap bulan, karena entitas menyurun laporan bulanan untuk keperluan internal manajemen. Saldo pendapatan diterima di muka dari keanggotaan tahunan pada tanggal 1 Desember 2015 adalah Rp. 337.000.000,- dari total penerimaan keanggotaan tahunan Rp. 636.000.000,-. Untuk keanggotaan tiga tahunan saldo 1 Desember Rp. 620.100.000 dari total penerimaan keanggotaan tiga tahunan Rp. 745.200.000,-. Buatlah jurnal transaksi tersebut dan penyesuai yang di perlukan!

DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des1KasRp. 141.000.000

2015Pendapatan Diterima di MukaRp. 141.000.000

31Pendapatan Diterima di MukaRp. 80.950.000

PendapatanRp. 80.950.000

Untuk membership tahunan, alokasi pendapatan yang terealisasi per bulan adalah 1/12 x Rp. 6.000.000 = Rp. 500.000,- atau total sama dengan (Rp. 636.000.000 + Rp. 6.000.000) x 1/12 = Rp. 58.000.000,-. Untuk membership tiga tahunan, pendapatan terealiasi per bulan Rp. 16.200.000 : 3 : 12 = Rp. 450.000 atau total (Rp. 745.200.000 + Rp. 81.000.000) x 1/36 = Rp. 22.950.000,-. Total pendapatan direalisasi Rp. 58.000.000 + Rp. 22.950.000 = Rp. 80.950.000,-. Saldo Pendapatan diterima di muka pada 31 Desember 2015 adalah :Rp. 337.000.000 + Rp. 630.100.000 + Rp. 60.000.000 + Rp. 81.000.000 Rp. 58.000.000 Rp. 22.950.000 = Rp. 1.017.150.000

1.3.4. Utang Terkait Imbalan Kerja Saat pembayaran gaji dilakukan, entitas diwajibkan untuk memotong pajak penghasilan dan iuran-iuran lain sesuai dengan kententuan dan perjanjian yang ada.Untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memiliki system gaji (payroll system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap karyawan, potongan untuk tiap individu.Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan entitas yang membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan. Pajak yang dipotong oleh badan atas gaji dan penghasilan lain yang diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Cara perhitungan pajak atas gaji yang dipotong berdasarkan pada ketentuan pemerintah.Gaji perbulan tersebut disetahunkan, kemudian dikalikan dengan tariff yang berlaku (PPh Pasal 17 untuk wajib pajak pribadi) untuk mendapatkan pajak setahun.Pajak yang dipotong tiap bulan dihitung dari pajak setahun dibagi dua belas.Entitas berkewajiban untuk membayarkan beberapa perlindungan minimal pada karyawan seperti, asuransi kecelakaan kerja, asuransi kesehatan, jaminan hari tua, dan pesangon. Iuran ini biasanya akan dipotong dari gaji karyawan dan dibayarkan pada akhir bulan atau bulan berikutnya. Pension akan diakuin sebagai beban pada saat karyawan bekerja biasanya di akui bersamaan dengan pengakuan gaji. Pension dapat diberikan secara lump-sum sebagai pesangon saat karyawan berhenti bekerja, atau diberikan per bulan seperti gaji sampai karyawan meninggal dan dapat juga dikombinasi dari keduanya.Pemotongan yang dikaitkan dengan gaji karyawan dapat langsung disetorkan pada saat yang bersamaan dengan pembayaran gaji atau baru dibayarkan pada tanggal tertentu.

Contoh Pembayaran GajiMutiara adalah pegawai PT Salak, pada bulan Desember 2015 menerima gaji sebesar Rp. 6.000.000,- per bulan ditambah tunjangan rumah Rp. 500.000,- dan tunjangan transportasi Rp. 1.000.000,-. Selain itu PT. Salak membayarkan asuransi kecelakaan kerja Rp. 150.000,- asuransi kematian Rp. 50.000,- dan iuran tunjangan hari tua Rp. 250.000,-. Mutiara juga melakukan iuran pension ke pengelola dana pension sebesar Rp. 300.000,- yang dipotong dari gajinya. Mutiara membayar melalui pemotongan oleh PT. Salak, zakat ke LAZ ssbesar Rp. 187.500,- dan angsuran rumah ke Bank CMN sebesar Rp. 1.500.000,-. PPh Pasal 21 yang dipotong oleh PT. Salak Rp. 425.000,-. Gaji dibayarkan tiap akhir bulan dan semua pemotongan dibayarkan pada tanggal 10 Bulan berikutnya.

Jurnal yang dibuat pada 31 Desember 2015 DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des31Beban GajiRp. 7.950.000

2015 Utang PPh 21Rp. 425.200

Utang BPJSRp. 450.000

Utang Iuran Pensiun KaryawanRp. 300.000

Utang Zakat KaryawanRp. 187.500

Utang Angsuran Bank KaryawanRp. 1.500.000

KasRp. 5.087.300

Tunjangan menambah gaji.Asuransi dan pension yang ditanggung entitas menambah gaji. Beban Gaji= Rp. 6.000.000 + Rp. 500.000 + Rp. 1.000.000 + Rp. 150.000 + Rp. 50.000 + Rp. 250.000 = Rp. 7.950.000,-. Kas= Rp. 7.000.000 Rp. 425.500 Rp. 187.500 Rp. 300.000 = Rp. 5.087.300,-.

1.3.5. Utang Pajak Pihak KetigaEntitas diwajibkan dalam peraturan untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh pihak lain. Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh 21 atas gaji yang di terima pekerja, PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23 atas Jasa, Sewa, Bunga Royalti. Pada saat entitas membayarkan beban kepada pihak yang menerima, entitas memotong pajak, sehingga kas yang dibayarkan akan berkurang karena pajaknya akan dibayarkan oleh entitas ke kas Negara. Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan. Contoh berikut menjelaskan contoh akuntansi atas pembayaran pada pihak ketiga yang ada unsure pajak yang harus dipotong.

Contoh Akuntansi Utang Pajak Pihak KetigaPT. Salak melakukan beberapa pembayaran atas jasa atau kegiatan yang telah dilakukan beberapa rekanan selama Desember 2015.Jasa tersebut dikenakan pajak, seperti dijelaskan dalam informasi di soal. Pajak yang telah dipotong akan dibayar perushaaan pada masa pajak periode berikutnya.15 Desember 2015: Membayar jasa konsultan manajemen sebesar Rp. 80.000.000 dipotong PPh 23 sebesar 2%.

20 Desember 2015: Membayar gaji pada seorang konsultan asing sebesar Rp.50.000.000 dipotong PPh 26 sebesar 20%.30 Desember 2015: Membayar bunga kepada PT. Kinibalu atas utang sebesar Rp.100.000.000 yang akan jatuh tempo 2014, bunga 10% dibayar tahunansetiap 30 Desember. Pajak atas bunga dipotong 15%Jurnal yang dibuat selama Desember 2015 atas transaksi diatas DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des15Beban AdministrasiRp. 80.000.000

2015 Utang PPh 23Rp. 1.600.000

KasRp. 78.400.000

20Beban GajiRp. 50.000.000

Utang PPh 26Rp. 10.000.000

KasRp. 40.000.000

30Beban BungaRp. 100.000.000

Utang PPh 23Rp. 15.000.000

KasRp. 85.000.000

1.3.6. Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang MewahPPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang diciptakan oleh perusahaan.Pajak ini dikarenakan atas setiap konsumsi barang atau jasa di daerah pabean (wilayah dimana UU Pabean berlaku yaitu seluruh wilayah Indonesia).Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan atas penjualan barang mewah.Pajak ini hanya dikenakan pada importer dan produsen barang mewah.PPnBM tidak dapat dikreditkan.Bagi produsen barang mewah.PPnBM yang dikenakan harus disetorkan ke kas Negara. Bagi importer barang mewah, PPnBM dibayarkan ke kas Negara bersamaan dengan pembayaran pajak impor dan bea masuk. PPnBM akan dicatat oleh pembeli sebagai penambah nilai persediaan karena tidak boleh di kreditkan.

Contoh Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.PT. Gede melakukan transaksi berikut ini :8 Desember: Melakukan pembeliaan persediaan untuk bahan produksi senilai Rp.300.000.000 dikenakan PPN 10%.10 Desember: Menjual barang mewah secara kredit sebesar Rp. 900.000.000,- atas penjualan tersebut dikenakan PPN 10% dan PPnBM 20%. Harga pokok barang yang dikirim nilainya Rp. 600.000.000,-.15 Desember: Membeli peralatan secara kredit untuk pabrik sebesar Rp.600.000.000,- dikenakan PPN 10%. Atas peralatan ini pajaknya boleh dikreditkan.25 Desember: Menerima uang muka dari pelanggan sebesar Rp. 132.000.000 atas pesanan yang akan dikirimkan pada bulan januari 2016. Nilai uang muka termasuk nilai PPN 10%.Buatlah jurnal selama Desember 2015 atas transaksi di atas :DateDescriptionPost RefDebitCredit

Des8PersediaanRp. 300.000.000

PPN MasukanRp. 30.000.000

Utang DagangRp. 330.000.000

10Beban Pokok PenjualanRp. 600.000.000

PersediaanRp. 600.000.000

Piutang DagangRp. 1.170.000.000

PPN KeluaranRp. 90.000.000

Utang PPnBMRp. 180.000.000

PenjualanRp. 900.000.000

15PeralatanRp. 600.000.000

PPN MasukanRp. 60.000.000

Utang DagangRp. 660.000.000

25KasRp. 132.000.000

PPN KeluaranRp. 12.000.000

PenjualanRp. 120.000.000

31PPN KeluaranRp. 102.000.000

PPN MasukanRp. 90.000.000

Utang PPNRp. 12.000.000

Jurnal Penyesuaian atas PPN masukan dan PPN keluaran untuk memunculkan utang oahak di akhir tahun.

Penyajian liabilitas jangka pendek terkait PPN dan PPnBM sebagai berikut.Liabilitas jangka pendek :Utang PPNRp. 12.000.000

PROVISI DAN KONTIJENSI2.1. DefinisiPada kondisi tertentu entitas memiliki liabilitas yang kepastian dan jumlahnya tidak dapat ditentukan dengan pasti.Istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang memiliki ketidakpastian dari sisi kejadian dan jumlah adalah kontijensi. Provisi disebut sebagai kewajiban diestimasi, provisi bentuk kontijensi yang disajikan dalam laporan keuangan (un balance sheet), sedangkan liabilitas kontijensi hanya diungkapkan dalam laporan keuangan. Provisi sebagai liabilitas kini yang waktu dan diakui dalam laporan keuangan, pengukurannya dengan cara melakukan estimasi. Perbedaan antara provisi dan liabilitas lain, terletak pada kepastian dari sisi jumlah dan waktu misalnya entitas memberikan garansi kepada pelanggan. Entitas tidak dapat memastikan kapan pelanggan akan datang dan tidak dapat memastikan berapa jumlah biaya yang dikeluarkan saat pelanggan datang meminta garansi. Namun liabilitas tersebut pasti akan terjadi.Liabilitas kontijensi menurut PSAK 57 (revisi 2009) adalah :1. Liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitaas, atau 2. Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena : a. Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya;atau b. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal. Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan, liabilitas ini hanya perlu diungkapkn dalam catatan atas laporam keuangan.Liabilitas kontijensi terdiri dari dua krlompok, kewajiban potensial dan kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak terdapat kemungkinan pengeluaran sumber daya atau tidak dapat diukur dengan andal. Dikatakan kewajiban potensial karena baru berbentuk kemungkinan, namun jika terjadi akan menyebabkan pengeluaran sumber daya. Probabilitas tidak terjadinya lebih besar dibandingkan dengan probabilitas terjadi.Kewajiban potensial dengan berlalunya waktu dapat berubah menjadi kemungkinan besar terjadi sehingga diakui sebagai liabilitas kini. Ketika liabilitas kontijensi dapat diukur dengan andal, liabilitas ini akan diakui sebagai liabilitas kini. Kondisi sebaliknya dapat terjadi, liabilitas kontijensi semakin kecil kemungkinan terjadi dan semakin tidak dapat diukur dengan andal.Sehingga tidak perlu dapat diungkapkan dalam laporan keuangan. Untuk itu PSAK 57 (revisi 2009)mengharuskan entitas melakukan review atas liabilitas kontijensi, apakah menajdi kemungkinan besar dan dapat diukur dengan andal sehingga berubah menjadi provisi atau liabilitas kini lainnya atau sebaliknya pengungkapan kontijensi tidak perlu dilakukan entitas. Provisi dan kontijensi dapat mucul karena munculnya peristiwa yang mengikat, yaitu peristiwa yang menimbulkan kewajiban hokum atau kewajiban konstruktif yang mengakibatkan entitas tidak memiliki alternatif lain kecuali menyelesaikan kewajiban tersebut

2.1.2. Pengakuan dan Pengukuran Provisi diakui jika memenuhi tiga syarat, yaitu :1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hokum, konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu.2. Kemungkinan besar (probable) penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya ; dan 3. Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas nilainya dapat diukur dengan andal dapat dibuat. Ketika tidak memenuhi ketiga persyaratan tersebut, kemungkinan liabilitas tersebut cukup diungkapkan sebagai liabilitas kontijensi tergantung materialitas dan kemungkinan terjadinya.Misalnya pengukuran provisi didasarkan pada hasil estimasi terbaik dari pengeluaran yang dieprlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian jumlah yang akan diakui sebagai provisi dinilai berdasarkan informasi dan kondisi yang ada. Jika kemungkinan tersebut dapat ditentukan dengan suatu probabilitas, maka metode statistic metodeyang diharapkan expected value dapat digunakan.

Contoh Pengukuran Provisi Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama 1 tahun dari tanggal penjualan.Jika keusakan terdeteksi cacat ringan biaya perbaikan atas seluruh produk yang dijual Rp 100.000.000, jika cacat berat biaya yang dikeluarkan Rp 500.000.000. Pengalaman entitas di masa lalu memberikan indikasi bahwa dalam tahun mendatang kemungkinan 80% produk terjual tanpa cacat, 15% cacat ringan, dan 5% cacat berat.

Berdasarkan pengalaman masa lalu tersebut, estimasi biaya perbaikan didasarkan pada nilai yang diharapkan (expected value) = (80% x 0) + (15% x Rp 100.000.000) + (5% x Rp 500.000.000)= Rp40.000.000

Entitas akan mengakui garansi tersebut .

Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan liabilitas diganti oleh pihak Ketiga, penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya. Penggantian tersebut diakui sebagai asset yang terpisah.Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi. Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan provisi dapat disajikan secara bersih setelah dikurangi jumlah yang diakui sebgai penggantinya. Contohnya sebuah entitas ekspedisi melakukan pengiriman barang entitas lain, dalam perjalan barang tersebut mengalami kecelakaan. Berdasarkan perjanjian pengiriman, entitas menanggung kerugian akibat kecelakaan tersebut.Entitas mengasuransikan pengiriman barang tersebut. Pihak asuransi akan mengganti jumlah barang yang hilang karena kecelakaan. Entitas akan mengakui provisi dan kerugian sebesar jumlah penggantian yang akan diberikan kepada pemilik barang. Nilai penggantian tidak boleh diakui melebihi provisi yang diakui. Klaim asuransi akan diakui sebagai pendapatan dan pitang jika telah ada bukti yang menyatakan bahwa garansi akan dibayarkan oleh pihak asuransi. Dalam laporan laba rugi komprehensif, jumlah beban kerugian dan pendapatan asuransi akan diakui secara bersih. Entitas dapat mengakui provisi karena kontrak memberatkan.Jika entitas terikat dalam sutau kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi.Kontrak yang dapat dibatalkan tanpa membyar kompensasi atau denda tidak perlu pengakuan provisi.Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kontrak memberatkan ssehingga menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindarkan, maka provisi harus diakui.Bentuk provisi yang terjadi dalam bisnis dan disajikan dalam laporan keuangan antara lain, tuntutan hukum yang menimbulkan kerugian bagi entitas, garansi pokok atau premi produk kewajiban pengelolaan lingkungan, kontrak yang memberatkan, dan restrukturisasi usaha yang menjanjikan suatu kewajban dimasa mendatang. Provisi tidak sama dengan penyisihan dana untuk membayar utang melakukan aktifitas tertentu. Provisi merupakan pengakuan liabilitas atau beban. Jika atas provisi tersebut entitas menyiapkan atau menyisihkan dana khusus untuk mendanai provisi yang telah diakui, maka akan dicatat secara terpisah. Misalnya entitas mengakui provisi untuk melakukan reklamasi tambang dimasa depan. Entitas akan mencatat beban reklamasi pada provisi reklamasi tambang. Setiap tahun entitas juga melakukan penyisihan dana untuk reklamasi tersebut dalam bentuk deposito yang diperuntukkan untuk pendanaan reklamasi. Entitas akan mencatat debit dana cadangan reklamasi (asset lain-lain) dan kredit kas/bank.

2.1.3. Garansi Garansi dapat dibedakan menjadi dua yaitu garansi jaminan (assurance type warranty) dan garansi jasa (service type warranty).Garansi jasa merupakan bentuk pelayanan tambahan yang diberikan kepada pelanggan karena permintaan pelanggan. Garansi jasa akan menimbulkan pendapatan jasa dan akan diakui saat waktu berlalu atau sexara porposional dengan jasa yang diberikan. Garansi jaminan merupakan bentuk kewajiban penjual untuk memastikan bahwa produk yang diberukan tidak rusak.Garansi jaminan produk nerupakan contoh dari kontijensi karena jumlah dan waktunya tidak pasti.Garansi merupakan bentuk kewajiban kontraktual, karena garansi diberikan berdasarkan perjanjian jual beli yang tertera dalam dokumen jual beli. Garanssi memenuhi kriteria provisi karena merupakan bentuk kewajiban kini, entitas akan mengeluarkan sumber daya dimasa mendatang akibat jaminan produk tersebut. Jumlah utang memang tidak diketahui namun entitas dapat melakukan estimasi dengan andal berdasarkan pengalamanmasa lalu atau masa pengalaman dari perusahaan dalam industry serupa.Pengakuan timbulnya provisi pada saat terjadi penjualan, karena saat penjualan terjadi berarti entitas telah memiliki liabilitas untuk memberikan garansi produk. Beban garansi akan diakui bersamaan dengan penjualan dengan mendebit beban garanssi dan kredit provisi garansi. Pengakuan beban garansi walaupun terjadi setiap terjadi penjualan namun untuk memudahkan penjurnalan biasanya dilakukan pada akhir periode pelaporan, pada akhir bulan atau akhir tahun melalui jurnal penyesuaian.Namun untuk entitas dengan system akuntansi yang bagus dan terkomputerisasi, jurnal garansi dapat dibuat bersamaan dengan jurnal penjualan. Pada saat entitas mengeluarkan sumber daya untuk memeberikan garansi akan di debit provisi garanasi dan kredit kas atau sumber daya yang diekeluarkan. Atas provisi yang sudah kadaluarsa (provisinya masih ada namun jangka waktu garansi telah berakhir), maka provisi tersebut harus dihapuskan dengan mendebit provisi dan kredit beban garanssi.

Contoh Garansi Produk PT. Kandeng menjual produk dengan memberikan garansi perbaikan selama dua tahun.Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, hasil analisis teknis dan pengalaman dari industri diketahui bahwa hanya 5% pelanggan datang meminta garansi.Dari pelanggan yang meminta garansi tersebut 70% meminta garansi di tahun pertama dan sisanya ditahun kedua.Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memberikan garansi tiap produk sebesar Rp100.000.Pada tahun 2015 penjualan sebanyak 20.000 unit dan tahun 2015 penjualan sebanyak 26.000 unit, total garansi actual yang dikeluarkan di tahun 2010 sebesar Rp 65.000.000 dan tahun 2015 sebesar Rp 125.000.000. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat garansi di dua tahun tersebut!Jurnal yang dibuat tahun 2015.

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2015 sebesar Rp 35.000.000,-.

Jurnal yang dibuat tahun 2016

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31 Desember 2016 sebesar Rp 40.000.000.Entitass dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru di akhir periode pelaporan mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian,jika pendekatan tersebut digunakan maka jurnal yang dibuat :

Jurnal tahun 2015

Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2015

Jurnal tahun 2016

Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2016

Contoh 11.15 Garansi Jaminan Produk dan Jasa PT. Prahu menjual mobil pada 2 Januari 2015 dengan memberikan garansi atas 36.000 km pertama atau selama tiga tahun mana yang lebih dahulu.Harga jual mobil Rp 300.000.000. Entitas mengestimasi biaya garansi yang akan diberikan selama 3 tahun sebesar Rp7.000.000. Pelanggan juga membeli garansi jasa senilai Rp 9.000.000 sehingga ada tambahan pelayanan untuk servis mobil tersebut dari standar jaminan yang diberikan. Selama tahun 2015 biaya terkait dengan jaminan asuransi yang dikeluarkan sebesar Rp 5.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp 1.000.000 atas garansi jasa perusahaan mengakui dengan metode garis lurus. 2.1.4. Kewajiban Pengelolaan Lingkungan Perusahaan pada industri pertambangan diwajibkan oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan restorasi lingkungan sekitar kegiatan operasi perusahaan.Perusahaan industri pertambangan biasanya diawasi dengan ketat oleh regulator sehingga besarnya biaya reklamasi dapat ditentukan dengan andal nilainya. Kegiatan reklamaassi dilakukan secara terprogram an dimonitor oleh regulator. Sebagai contoh pada perusahaan tambang batu bara .Menurut PSAK 16 ( Revisi 2011) Aset tetap termasuk biaya komponen peolehan adalah estimasi awal biaya pembongkaran,pemindahan dan restorasi lokasi asset tetap.Kewajiban lingkungan terkait hal ini harus diestimasi besarnya pada awal perolehan asset dan dimasukan sebagai perolehan asset tetap.Pembebanan biaya ini dilakukan bersamaan dengan pembebanan depresiasi asset tersebut.

2.1.5. Ligitasi HukumLigitasi hokum merupakan tuntutan perkara terkait suatu entitas yang sedang berjalan prosess hukumnya.Kaus hokum entitas dapat berakibat timbulnya liabilitas yang harus diselesaikan oleh sebuah entitas.Ada tidaknya liabilitas yang diakui dipengaruhi oleh kasus nya dan diestimasi atas potensi munculnya liabilitas.Suatu kasus dapat mengindikasikan suatu entitas kalah dan memiliki liabilitas dimasa mendatang.

Kesimpulan

Di setiap entitas hampir semua memiliki kewajiban (liabilitas) untuk mendanai kegiatannya.Jarang sekali entitas hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai entitas.Bahkan untuk beberapa entitas dengan skala besar jumlah utang melebihi modal entitas.Entitas dengan utang yang tinggi tidak dapat diartikan sesuatu yang tidak baik. Jumlah liabilitas tinggi namun entitas memiliki kemampuan membayar pokok utang dan bunganya akan menghasilkan manfaat bagi entitas dan pemegang saham.Liabilitas menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Liabilitas dapat diketahui nilainya dengan pasti namun ada beberapa jenis liabilitas yang nilainya diukur dengan estimasi, liabilitas jenis ini diistilahkan sebagai provisi.

Liabiltas Jangka Pendek, Provisi dan Kontijensi34