29
SAP:2 1. Pengertian Penyusutan, Penurunan dan Deplesi Aktiva Tetap Pengertian Penyusutan Penyusutan dapat didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Apabila aktiva jangka panjang dihapus, maka istilah penyusutan paling sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila sumber daya alam yang terlibat (seperti kayu, batu, minyak dan batu bara) maka istilah yang digunakan adalah deplesi. Ketika aktiva tidak berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya, hal tersebut disebut amortisasi. Faktor-Faktor yang terlibat dalam proses penyusutan Dasar Penyusutan Aktiva Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor : biaya awal dan nilai sisa atau pelepasan. Nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya. Estimasi Umur Pelayanan atau Jasa Umutr pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya sering kali tidak sama. Aktiva ditarik dari penggunaan karena dua alasan : faktor-faktor fisik (seperti kerusakan atau habisnya umur fisik) dan faktor-faktor ekonomi. Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi, dan kerusakan yang membuat aktiva tersebut sulit untuk bekerja tanpa batas. Faktor-faktor fisik ini menetapkan batas luar untuk umur pelayanan aktiva.

tugas akeu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akeu

Citation preview

Page 1: tugas akeu

SAP:2

1. Pengertian Penyusutan, Penurunan dan Deplesi Aktiva Tetap

Pengertian Penyusutan

Penyusutan dapat didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva

berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan

mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Apabila aktiva jangka panjang dihapus,

maka istilah penyusutan paling sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap

berwujud telah menurun nilainya. Apabila sumber daya alam yang terlibat (seperti kayu,

batu, minyak dan batu bara) maka istilah yang digunakan adalah deplesi. Ketika aktiva tidak

berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya, hal tersebut disebut

amortisasi.

Faktor-Faktor yang terlibat dalam proses penyusutan

Dasar Penyusutan Aktiva

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor : biaya awal dan

nilai sisa atau pelepasan. Nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva harus diturunkan

nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya.

Estimasi Umur Pelayanan atau Jasa

Umutr pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya sering kali tidak sama. Aktiva ditarik dari

penggunaan karena dua alasan : faktor-faktor fisik (seperti kerusakan atau habisnya umur

fisik) dan faktor-faktor ekonomi. Faktor-faktor fisik adalah keausan, dekomposisi, dan

kerusakan yang membuat aktiva tersebut sulit untuk bekerja tanpa batas. Faktor-faktor fisik

ini menetapkan batas luar untuk umur pelayanan aktiva.

Faktor-faktor ekonomi atau fungsional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori :

1. Ketidaklayakan terjadi apabikla suatu aktiva tidak berguna lagi bagi perusahaan

tertentu karena permintaan akan produk perusahaan itu telah meningkat. Contoh :

kebutuhan akan bangunan yang lebih besar untuk mengatasi kenaikan produksi.

Walaupun bangunan yang lama mungkin masih baik, namun bangunan tersebut sudah

tidak layak lagi untuk tujuan perusahaan.

2. Penggantian adalah penggantian satu aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih efisien

dan ekonomis. Contoh : penggantian mainframe komputer dengan jaringan PC.

3. Keusangan adalah tempat pembuangan untuk situasi yang tidak melibatkan

ketidaklayakan dan penggantian.

Page 2: tugas akeu

Pengertian Amortisasi

Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta,

dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi.

Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan

maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.

Hal penting yang perlu diketahui :

(-). Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga

pokok produksi, kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga

pokok penjualan.

(-). Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus saja, karena pada

dasarnya intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada hubungannya dengan output

produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Pengertian Deplesi

Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti

tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh perubahan (pengolahan) sumber-sumber alam

tersebut sehingga menjadi persediaan.

Metode Perhitungan Deplesi

Untuk menghitung deplesi ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Harga perolehan Aktiva

Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh

izin sampai sumber alam itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam

tersebut.

b. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

c. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton, barrel, dan lain-lain). Contoh

ilustrasi:

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000 taksiran isinya

sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp 2.000.000.

deplesi per ton dihitung sebagai berikut :

Deplesi = Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 120,00 per ton

150.000

Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut :

Page 3: tugas akeu

Deplesi Rp 4.800.000,00

Akumulasi Deplesi Rp 4.800.000,00

2. Metoda-metoda penyusutan

Perusahaan umumnya menggunakan sejumlah metode dalam alokasi biaya penyusutan,

yaitu:

a. Metode aktivitas

b. Metode garis lurus

c. Metode beban menurun (jumlah-angka-tahun, metode saldo menurun)

a. Metode Aktivitas

Metode aktivitas juga dikenal senagai pendekatan beban variabel atau unit produksi.

Metode ini mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau

produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan

metode ini adalah :

Beban Penyusutan=(Biaya−Nilai Sisa ) xTotal Jam

Total Estimasi Jam

Kelebihan dari metode ini adalah apabila hilangnya pelayanan merupakan hasil dari

aktivitas atau produktivitas, maka metode ini tepat dipilih untuk menandingkan biaya dengan

pendapatan. Perusahaan yang menginginkan penyusutan yang rendah selama periode

produktivitasnya rendah dan sebaliknya dapat menggunakan metode aktivitas ini.

Namun, keterbatasan dari metode ini adalah penggunaan metode ini tidak tepat apabila

digunakan pada situasi penyusutan merupakan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas.

Masalah lain dalam menggunakan metode ini adalah estimasi unit output atau unit yang

diproduksi, dan jam penggunaan yang diterima seringkali sulit ditentukan.

Page 4: tugas akeu

b. Metode Garis Lurus

Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari

penggunaan. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Beban Penyusutan=(Biaya−Nilai Sisa)

EstimasiUmur Manfaat

Keterbatasan dari metode garis lurus ini adalah metode ini didasarkan atas dua asumsi

yang tidak realistis, yaitu kegunaan ekonomi aktiva tersebut sama setiap tahun, dan beban

reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode. Dan masalah tambahan yang

terjadi pada

penggunaan metode ini adalah berkembangnya distorsi dalam analisis tingkat pengembalian

laba maupun aktiva.

c. Metode Beban Menurun

Page 5: tugas akeu

Metode ini menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan

beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena metode ini memperbolehkan

pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dibandingkan dengan metode-metode

lainnya. Metode ini dibagi menjadi dua, yaitu :

- Metode jumlah-angka-tahun

Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang

menurun dari biaya yang dapat disusutkan, yaitu biaya awal dikurangi nilai sisa. Pada

akhir masa manfaat aktiva, saldo yang tersisa harus sama dengan nilai sisa.

- Metode saldo menurun

Tidak seperti metode lainnya, nilai sisa pada metode saldo menurun tidak

dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan

dengan nilai buku aktiva pada awal setiap periode. Karena nilai buku aktiva dikurangi

seiap periode dengan beban penyusutan, maka tarif saldo menurun yang konstan

diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang menghasilkan beban

penyusutan yang semakin rendah setiap tahunnya proses ini terus berlangsung hingga

nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai sisanya, dimana pada saat

tersebut penyusutan dihentikan.

Page 6: tugas akeu

d. Masalah Penyusutan Khusus

Beberapa masalah khusus yang berkaitan dengan penyusutan tetap adalah :

- Penyusutan dan Periode Parsial atau Sebaian

Dalam menghitung beban penyusutan periode parsial, perusahaan harus menentukan

beban penyusutan untuk setahun penuh dan kemudian merata-ratakan beban

penyusutan ini pada dua periode yang terlibat. proses ini harus berlangsung selama

manfaat aktiva.

- Penyusutan dan Penggantian Aktiva Tetap

Penyusutan sama dengan beban lain yang mengurangi laba bersih. Perbedaannya

dalah penyusutan tidak melibatkan arus kas keluar periode berjalan. Penyusutan tidak

menyediaakn dana bagi penggantian aktiva. Dana untuk penggantian aktiva berasal

dari pendapatan yang dihasilkan melalui penggunaan aktiva. Tanpa adanya

pendapatan, tidak akan ada laba yang diwujudkan dan tidak akan ada arus kas masuk

yang dihasilkan selama periode berjalan.

- Revisi Tarif Penyusutan

Ketika aktiva tetap diakuisisi, tarif penyusutan ditentukan dengan hati-hati

berdasarkan pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis dan informasin lainnya yang

berkaitan. Akan tetapi, provisi untuk penyusutan hanya merupakan estimasi dan

mungkin perlu untuk merevisinya selama umur aktiva kemunduran fisik yang tidak

diharapkan atau keusangan yang tidak terduga dapat membuat masa manfaat aktiva

lebih pendek daripada yang diestimasikan semula. Tidak ada perubahan yang harus

Page 7: tugas akeu

dibuat atas hasil-hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak disesuaikan.

Sehingga tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat perubahan estimasi terjadi.

Beban penyusutan periode selanjutnya didasarkan pada pembagian nilai buku yang

tersisa, dikurangi setiap nilai sisa dengan estimasi umur yang tersisa.

3. Penurunan nilai aktiva tetap

Pada umumnya standar-standar akuntansi terkait dengan nilai LCM (lower cost of

market) untuk persediaan tidak dapat diaplikasikan pada property, pabrik, dan peralatan.

Bahkan ketika property, pabrik, dan peralatan telah mengalami keusangan. Sehingga

pencatatannya sering luput dari perhatian, karena tidak seperti persediaan, sulit untuk

mendapatkan nilai wajar property, pabrik, dan peralatan yang tidak subjektif.

Penurunan nilai atau impairment terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat

dipulihkan dan, oleh karena itu, perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan situasi

mungkin akan mengarah pada suatu penurunan nilai, contohnya:

a. Suatu penurunan nilai yang signifikan dalam nilai pasar suatu aktiva

b. Suatu perubahan yang signifikan terjadi dalam jangka waktu aktiva tersebut

dimanfaatkan

c. Suatu perubahan terbalik yang signifikan dalam faktor-faktor hokum atau iklim usaha

yang mempengaruhi nilai aktiva

d. Suatu akumulasi biaya yang secara signifikan melebihi jumlah biaya awal yang

diperkirakan untuk mengakuisisi atau membuat aktiva

e. Suatu proyeksi atau peramalan yang menunjukkan kerugian terus-menerus yang

berhubungan dengan aktiva

Jika peristiwa atau perubahan situasi ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang tercatat

tidak dapat dipulihkan, maka pengujian atas kemampuan pemilihan akan digunakan untuk

menentukan penurunan nilai. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan lebih

kecil dari jumlah aktiva yang tercatat, maka nilai aktiva dianggap telah menurun. Sebaliknya

jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan sama dengan atau lebih besar dari

jumlah aktiva yang tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang terjadi. Dasar pemikiran

dari pengujian ini adalah asumsi dasar bahwa neraca harus melaporkan aktiva jangka panjang

pada jumlah yang tidak melebihi jumlah tercatat yang dpat dipulihkan.

Page 8: tugas akeu

Jika pengujian mengenai kemampuan pemulihan menunjukkan bahwa peurunan nilai

telah terjadi, maka perusahaan telah mengalami kerugian. Kerugian penurunan nilai adalah

jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat melebihi nilai wajarnya. Nilai wajar diukur atas

dasar nilai pasar yang berlaku jika ada pasar aktif untuk aktiva terkait. jika tidak ada pasar

aktif, maka nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan yang diharapkan harus digunakan.

Proses penentuan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

a. Menelaah kejadian atau perubahan situasi atas kemungkinan terjadinya penurunan

nilai.

b. Jika hasil penelaahan menunjukkan penurunan nilai, maka pengujian tentang

kemampuan pemulihan akan diterapkan. Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang

diharapkan dari aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah tercatat aktiva jangka

panjang lebih kecil dari jumlah aktiva yang tercatat, maka suatu penurunan nilai telah

terjadi.

c. Dengan mengasumsikan terjadinya penurunan nilai suatu aktiva, kerugian penurunan

nilai adalah jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat lebih besar dari nilai wajar

aktiva terkait.

Setelah kerugian penurunan nilai dicatat, maka penurunan nilai aktiva tercatat yang

ditahan untuk digunakan akan menjadi dasar biaya yang baru. Akibatnya, dasar biaya baru ini

tidak berubah kecuali untuk penyusutan atau amortisasi di periode masa depan atau

penurunan nilai tambahan. Kerugian penurunan nilai tidak dapat direstorasi atas aktiva yang

ditahan untuk digunakan. Dasar pemikiran untuk tidak mencatat nilai aktiva adalah bahwa

dasar biaya baru menyebabkan aktiva yang diturunkan atas dasar yang sama dengan aktiva

lainnya yang tidak menurun.

Untuk kasus altiva yang ditahan untuk dilepaskan tidak akan disusutkan atau diamortisasi

selama periode aktiva itu dimiliki. Dasar pemikirannya adalah bahwa penyusutan tidak

konsisten dengan pendapat mengenai aktiva yang akan dilepaskan dan penggunaan mana

yang terendah antara biaya atau nilai realisasi bersih. Dengan kata lain, aktiva yang ditahan

untuk dilepaskan seperti persediaan harus dilaporkan pada mana yang terendah antara biaya

atau nilai realisasi bersih. Suatu aktiva yang ditahan untuk dilepaskan dapat dicatat pada

periode mendatang, selama pencatatan itu tidak pernah lebih besar dari nilai tercatat aktiva

sebelum penurunan nilai. Kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan aktiva yang

diturunkan ini harus dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi berlanjut.

Page 9: tugas akeu

4. Deplesi sumber daya alam

Sumber daya alam dikarakteristikkan dengan dua fitur utama, yaitu penggunaan

sepenuhnya aktiva tersebut, dan penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh alam.

Sumber daya alam di konsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak

mempertahankan karakteristik fisiknya. Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor,

yaitu biaya akuisisi deposit, biaya eksplorasi, biaya pengembangan, dan biaya restorasi.

Biaya akuisisi adalah harga yang dibayarkan perusahaan untuk memperoleh hak property

untuk mencari dan menemukan sumber daya alam yang belum pernah ditemukan sebelumnya

atau harga yang harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan. Biaya akuisisi

sumber daya alam dicatat pada akun property yang belum dikembangkan, dan dibebankan ke

sumber daya alam jika usaha eksplorasi berhasil. Apabila tidak berhasil maka biaya tersebut

harus dihapus sebagai suatu kerugian. Sementara biaya eksplorasi adalah biaya seluruh yang

diperlukan untuk menemukan suatu sumber daya alam. Biaya ini dibebankan ketika

eksplorasi tersebut terjadi. Apabila biaya ini bersifat substansial dan risiko menemukan

sumber daya idak pasti, maka kapitalisasi dapat dilakukan.

Biaya pengembangan dapat berupa biaya peralatan berwujud dan tidak berwujud. Biaya

peralatan berwujud termasuk semua transportasi dan alat berat lainnya yang diperlukan untuk

mengembangkan sumber daya serta menyiapkannya.biaya ini tidak diperhitungkan dalam

dasar deplesi, karena aktiva tersebut dapat berpindah lokasi ke lokasi lain. Sementara biaya

peralatan tidak berwujud meliputi biaya pengeboran dan lain-lain. Biaya ini tidak memiliki

karakteristik berwujud, tetapi dianggap sebagai bagian dari dasar deplesi. Sedangkan biaya

restorasi adalah biaya yang terkadang keluar untuk merestorasi kembali property seperti pada

kondisi semula setalah dilakukan pengembangan. Biaya ini adalah dasar dari deplesi. Jumlah

yang dimasukkan dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban untuk merestorasi

property setelah dilakukannya pengembangan.

Deplesi dihitung berdasarkan metode unit produksi yang berarti bahwa deplesi

merupakan fungsi dari jumlah unit yang ditambang selama periode berjalan. Dalam

pendekatan ini, total biaya sumber daya alam dikurangi nilai sisa dibagi dengan estimasi

jumlah unit yang berada dalam deposit sumber daya alam untuk memperoleh biaya per unit

produk. Biaya per unit ini kemudian dikalikan dengan jumlah unit yang ditambang untuk

menghitung deplesi. Akun persediaan didebit sebesar total deplesi tahun berjalan dan di sisi

kredit akun akumulasi deplesi untuk mengurangi nilai tercatat sumber daya alam. Jumlah

Page 10: tugas akeu

yang tidak dijual tetap berada pada persediaan dan dilaporkan pada kelompok aktiva lancar

pada neraca.

Perlakuan mengenai akuntansi deplesi mengalami hambatan ketika masalah-masalah

dibawah ini timbul :

a. Mengestimasi cadangan yang dpaat dipulihkan

Masalah ini sama dengan akuntansi untuk perubahan estimasi umur manfaat pabrik

dan peralatan. Prosedurnya adalah merevisi tingkat deplesi atas dasar prospektif

dengan membagi biaya yang tersisa dengan estimasi baru cadangan yang dapat

dipulihkan.

b. Nilai penemuan

Nilai penemuan adalah istilah yang lebih luas yang berkaitan dengan keseluruhan

daerah sumber daya alam. Apabila standar akuntansi yang berlaku diubah agar nilai

penemuan dapat dicatat, maka suatu akun aktiva akan didebit dan akun apresiasi yang

belum direalisasi akan dikredit. Apresiasi yang belum direalisasi merupakan bagian

dari ekuitas pemegang saham. Perusahaan akan mentransfer ke pendapatan sebagai

sumber daya alam yang dijual.

c. Aspek pajak dari sumber daya alam

Peraturan pajak menetapkan pengurangan dari biaya atau persentase deplesi terhadap

pendapatan minyak, gas, dan bahan mineral lainnya. Pajak yang dikenakan berkisar

antara 5-22% dari pendapatan yang diterima. Akibatnya, jumlah deplesi akan

melebihi biaya yang ditetapkan untuk sumber daya alam tertentu. Nilai tercatat akan

menjadi nol, tetapi pengurangan deplesi akan tetap dilakukan jika perusahaan

memiliki pendapatan kotor.

d. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi dibayarkan kepada pemegang saham apabila perusahaan tidak

membeli property tambahan sehingga perusahaan harus mendistribusikan investasi

modalnya secara bertahap kepada para shareholder yang lebih besar dari jumlah

akumulasi laba bersih. Masalahnya adalah membedakan antara dividen yang

merupakan pengembalian modal atau bukan. Perusahaan yang menerbitkan dividen

likuidasi harus mendebit agio saham untuk bagian yang berhubungan dengan investasi

Page 11: tugas akeu

awal dan bukan ke laba ditahan, karena dividen tersebut adalah pengembalian

sebagian dari kontribusi awal investor.

5. Penyajian dan anlisis aktiva tetap

Karena dampak yang signifikan dari metode penyusutan yang digunakan terhadap laporan

keuangan, maka pengungkapan berikut harus dibuat:

a. Beban penyusutan untuk periode berjalan

b. Saldo kelas utama dari aktiva yang dapat disusutkan, menurut sifat dan fungsi

c. Akumulasi penyusutan, baik menurut kelas utama aktiva yang dapat disusutkan

maupun dalam jumlah total

d. Suatu uraian umum tentang metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan

berkaitan dengan kelas utama aktiva yang dapat disusutkan

1. Rasio perputaran aktiva

Rasio perputaran aktiva mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya

untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini ditentukan dengan membagi penjualan bersih

dengan rata-rata total aktiva selama periode berjalan. Jumlah yang dihasilkan adalah jumlah

dolar penjualan yang diproduksi oleh setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva.

Perputaran Aktiva= Penjualan Bersi hRata−rataTotal Aktiva

2. Rasio marjin laba terhadap penjualan

Rasio marjin laba tehadap penjualan digunakan untuk menganalisisn penggunaan

property, pabrik, dan peralatan. Rasio ini dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan

penjualan bersih. Dengan menghubungkan marjin laba terhadap penjualan dengan perputaran

aktiva selama satu periode, kita dapat memastikan seberapa menguntungkan aktiva

digunakan selama periode tertentu.

Marjin Laba ter h adap Penjualan= Laba Bersi hPenjualan Bersi h

Tingkat Pengembalian atasTotal Aktiva=Marjin Labater hadap penjualan x Perputaran Aktiva

Page 12: tugas akeu

3. Tingkat pengembalian atas Aktiva

Tingkat pengembalian atas aktiva dapat secara langsung dihitung dengan membagi laba

bersih dengan rata-rata total aktiva. Tingkat pengembalian identik dengan tingkat

pengembalian yang dihitung dengan mengalikan marjin laba terhadap penjualan dengan

perputaran aktiva. Tingkat pengembalian atas aktiva merupakan pengukuran yang baik bagi

profitabilitas karena mengkombinasikan pengaruh marjin laba dan perputaran aktiva.

Tingkat Pengembalian atas Aktiva= Laba Bersi hRata−rataTotal Aktiva

SAP:3

1. Pengertian aktiva tak berwujud

Page 13: tugas akeu

Aktiva Tak Berwujud merupakan aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki

wujud fisik secara yata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan

jasa, disewakan ataupun hanya bertujuan administrasi.

Didalam akuntansi, diakuinya sebuah aktiva tak berwujud apabila:

a. Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan

datang dari aset tersebut

b. Biaya biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal

Aktiva tak berwujud diakui sebesar harga perolehan. kemudian pada periode selanjutnya

dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. dalam menentukan besaran harga perolehan tergantung

oleh bagaimana cara perolehan aktiva tak berwujudnya. apabila diperoleh dengan membeli

atau transaksi yang menggunakan kas atau setara kas lainnya maka harga perolehan aktiva

tak berwujudnya sebesar uang yang dikeluarkan/akan dibayarkan. jika diperoleh dengan

pertukaran dengan aktiva yang lain, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar

harga kekinian dari aktiva yang ditukar.

2. Masalah aktiva tak berwujud

Aktiva yang paling penting bagi banyak perusahaan besar di dunia bukanlah persediaan,

peralatan, gedung kantor ataupun kendaraan operasional dengan harga milyaran, melainkan

citra merek. Kita menghadapi ekonomi yang didominasi oleh penyedia informasi atau jasa,

dan aktia utamanya bersifat tidak berwujud. Aktiva-aktiva yang bersifat tidak berwujud

memiliki karakteristik, kurang memiliki eksistensi fisik, yang berarti aktiva ini memperoleh

nilai dari hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya,

dan bukan merupakan instrument keuangan, yang berarti aktiva ini tidak memiliki

substansi fisik dan merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari klaim

untuk menerima kasa atau ekuivalen kas di masa mendatang. Pada umumnya, perusahaan

mengklasifikasikan aktiva tak berwujud sebagai aktiva jangka panjang. Jenis aktiva tak

berwujud yang paling umum dilaporkan adalah paten, hak cipta, waralaba atau lisensi, merek

dagang, dan goodwill.

Akuisisi aktiva tak berwujud dicatat pada biaya pembelian, dan seluruh pengeluaran yang

diperlukan untuk membuat aktiva tersebut siap digunakan. Apabila aktiva tersebut diperoleh

dengan menggunakan saham atau ditukarkan dengan aktiva lain, biaya aktiva tak berwujud

tersebut adalah sebesar nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang diterima. Apabila beberapa

Page 14: tugas akeu

aktiva tak berwujud, atau gabungan dari aktiva tak berwujud dan aktiva berwujud, dibeli

berdasarkan pembelian keranjang, maka biayanya dicatat sebesar nilai pasar wajar atau nilai

jual relative.

Sama seperti aktiva lainnya, aktiva tak berwujud juga memiliki umur manfaat yang

terbatas dan tidak terbatas. Untuk aktiva tak berwujud yang meiliki batas umur manfaat,

perusahaan umumnya mengamortisasi aktiva tersebut dengan pembebanan sistematis selama

umur manfaatnya. Umur manfaat ini harus mencerminkan periode-periode di mana aktiva-

aktiva tersebut memberikan kontribusi terhadap arus kas. Faktor –faktor untuk menentukan

umur manfaat diantaranya adalah :

1. Perkiraan penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan

2. Perkiraan umur manfaat aktiva lainnya yang terkait dengan umur manfaat aktiva tak

berwujud tersebut

3. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan membatasi umur manfaat

suatu aktiva tak berwujud

4. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan memperpanjang umur

kontrak aktiva tersebut tanpa biaya besar

5. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi yang

lain, seperti stabilitas industry, kemajuan teknologi, kebijakan legislatif, yang

berakibat pada ketidakpastian atau perubahan lingkungan peraturan, dan perubahan

pada jalur distribusi

6. Tingkat beban pemeliharaan yang diperlukan untuk mendapatkan arus kas yang

diharapkan dari aktivitas tersebut

Jumlah beban amortisasi untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas

harus mencerminkan pola konsumsi atau pola pemakaian aktiva tersebut oleh perusahaan,

jika perusahaan itu dapat dengan pasti menentukan polanya. Ketika perusahaan

mengamortisasi lisensi-lisensi produknya, perusahaan harus menunjukkan biaya itu sebagai

beban. Kredit harus dilakukan ke akun aktiva yang sesuai maupun kea kun akumulasi

amortisasi yang terpisah. Jumlah aktiva tak berwujud yang akan diamortisasi adalah biaya

dikurangi nilai sisa. Nilai sisa yang dimaksud diasumsikan nol, kecuali pada akhir umur

manfaatnya.

Sebuah aktiva tak berwujud dikatakan memiliki umur yang tidak terbatas apabila tidak

ada faktor hukum, perundangan, kontrak, persaingan atau faktor-faktor lainnya yang

Page 15: tugas akeu

membatasi umur manfaat dari sebuah aktiva tersebut. Maksudnya, tidak ada batas yang dapat

diperkirakan dalam periode waktu dimana aktiva tersebut dapat memberikan arus kas. Untuk

aktiva yang tidak memiliki batas umur manfaat tidak diamortisasi. Perusahaan harus menguji

apakah aktiva tak berwujud dengan umur tak tervatas tersebut mengalami penurunan.

Pengujian penurunan untuk penurunan untuk aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas

ini berbeda dengan yang dipakai untuk aktiva tak berwujud dengan umur terbatas, dalam hal

bahwa hanya pengujian nilai wajar saja yang dilakukan. Aktiva tak berwujud dengan umur

tak terbatas tidak akan pernah gagal dalam pengujian pemulihan arus kas tak berdiskonto

karena arus kas dapat diperpanjang ke masa depan secara tidak terbatas.

3. Goodwill

Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud lainnya

karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya agar

goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi. Pengukuran

komponen goodwill sangat kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa

depan yang tidak dapat diestimasi secara rasional. Manfaat masa depan dari goodwill tidak

memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut.

Goodwill dapat muncul tanpa biaya khusus dalam pengembangannya. Sehingga karena tidak

adanya transaksi objektif dengan pihak luar yang telah dilakukan, maka subjektivitas bahkan

misrepresentasi dapat terjadi.

Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Karena goodwill merupakan

suatu penilaian yang bersifat going concern dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan

secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih

dan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi, dibandingkan dengan nilai harga beli

perusahaan yang diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai Goodwill. Jadi, goodwill adalah

nilai sisa kelebihan biaya atas nialai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi yang

diakuisisi.

Perusahaan yang mengakui goodwill dalam sebuah penggabungan usaha,

menganggapnya mempunyai umur yang tidak terbatas. Oleh karena itu, perusahaan tidak

boleh mengamortisasinya. Goodwill adalah aktiva tak berwujud yang paling besar dari neraca

suatu perusahaan dan komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang diinvestasikan pada

Page 16: tugas akeu

goodwill tersebut. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatatnya ketika goodwill

mengalami penurunan nilai. Nilai goodwill pada akhirnya akan habis, sehingga perusahaan

harus mencatat goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh. Amortisasi

goodwill akan membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik.

Goodwill Negatif atau dikenal dengan istilah Badwill, muncul ketika nilai pasar wajar

aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva yang terkait. Situasi ini timbul

sebagai hasil dari ketidaksempurnaan sebuah pasar. Dalam hal ini, penjual lebih baik menjual

aktiva tersebut secara individu daripada secara keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat

terjadi jika harga beli lebih rendah daripada nilai aktiva bersih yang dapat diidentifikasi,

sehingga timbul istilah kredit. Kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan

nilai wajar atas biaya aktiva yang diperoleh, badwill, atau pembelian tersaing.

4. Biaya penelitian dan pengembangan

Biaya penelitian dan pengembangan bukan merupakan aktiva tak berwujud. Melainkan

aktivitas penelitian dan pengembangan sering kali menghasilkan pengembangan sesuatu yang

dipatenkan atau diberi hak cipta. Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi untuk

pengeluaran penelitian dan pengembangan ini adalah :

1. Mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas, proyek, atau

pencapaian tertentu, dan

2. Menentukan besarnya manfaat di masa depan serta lamanya waktu manfaat tersebut

dapat direalisasi.

Aktivitas Penelitian adalah pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang

ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru. Contohnya adalah pencarian aplikasi dari

penemuan baru. Sementara itu, yang dimaksud dengan Aktivitas Pengembangan adalah

penjabaran penemuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau

rancangan untuk produk atau proses baru, atau perbaikan yang signifikan terhadap produk

atau proses yang ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual atau digunakan.

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas Penelitian dan Pengembangan dan perlakuan

akuntansi terhadap biaya tersebut adalah sebagai berikut :

Page 17: tugas akeu

1. Bahan, Peralatan, dan Fasilitas. Catat keseluruhan biaya sebagai beban,

kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian

catatlah sebagai persediaan dan alokasikan ketika dikonsumsi, atau kapitalisasi dan

susutkan ketika digunakan.

2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil

yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan harus dibebankan ketika terjadi.

3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban,

kecuali jika pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian

kapitalisasi dan amortisasikan.

4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan dengan

pelaporan penelitian dan pengembangan perusahaan harus dibebankan ketika terjadi.

5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus

termasuk dalam biaya penelitian dan pengembangan, kecuali untuk biaya administrasi

dan umum, yang secara jelas harus berhubungan agar dapat dimasukan dan dicatat

sebagai beban.

Terdapat biaya-biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian dan

pengembangan. Biaya-biaya tersebut meliputi:

a. Biaya Start-Up

Biaya start-up dikeluarkan dalam satu kali aktivitas untuk memulai operasi baru. Biaya

start-up mencakup biaya organisasional, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

mengorganisasikan entitas baru, seperti berbagai jenis biaya hukum dan biaya pemerintah

daerah. Akuntansi untuk biaya start-up bersifat langsung, maksudnya adalah biaya start-up

dibebankan ketika dikeluarkan. Beberapa biaya yang terkait dengan aktivitas start-up adalah:

a. Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan dengan gaji

karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi kelayakan, akuntansi, pajak,

serta urusan pemerintah.

b. Pelatihan karyawan lokal yang berhubungan dengan produk, pemeliharaan,

sistem computer, keuangan, dan operasi.

c. Perekrutasn, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan

penetapan jaringan kerja distribusi.

Page 18: tugas akeu

b. Kerugian Operasi Awal

Kerugian operasi yang terjadi dalam memulai suatu bisnis harus dikapitalisasi. Oleh

karena itu, hal tersebut tidak dapat dihindari dan merupakan biaya untuk memulai suatu

entitas baru. Standar Akuntansi Internasional menyatakan bahwa kerugian operasi tidak boleh

dikapitaliasasi selama tahun-tahun pertama. Singkatnya, akuntansi dan standar pelaporan

tidak boleh berbeda antara perusahaan yang mencoba untuk membangun sebuah bisnis baru

dengan perusahaan lainnya.

c. Biaya Iklan

Perusahaan membebankan sebagian besar biaya iklan ketika iklan dikeluarkan atau

pertama kali iklan dimuat di media. Aktiva berwujud yang digunakan dalam iklan, seperti

banner perusahaan, dicatat sebagai aktiva karena hal itu memiliki kegunaan alternative di

masa depan.

d. Biaya Perangkat Lunak Komputer

Akusisi, pengembangan, atau peningkatan nilai produk atau proses oleh sebuah

perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas penjualan dan administrative dikeluarkan dari

difinisi aktivitas penelitian dan pengembangan.

Semua biaya penelitian dan pengembangan yang terjadi secara internal harus dibebankan

dengan segera karena merupakan suatu pemecahan konservatif dan praktis, yang mamastikan

konsistensi dalam praktek dan keseragaman di antara perusahaan. Akan tetapi, praktek

penghapusan pengeluaran secara langsung yang dilakukan dengan harapan bermanfaat di

periode masa depan tidak dapat dibenarkan.

Pendukung pembebanan dengan segera berpendapat bahwa dari sudut pandang laporan

laba-rugi, aplikasi jangka panjang dari standar ini sering kali hanya membuat perbedaan yang

kecil. Mereka menyatakan bahwa jumlah biaya penelitian dan pengembangan yang

dibebankan ke beban setiap periode akuntansi kurang lebih akan sama, baik dicatat sebagai

beban atau dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi karena sifat berkelanjutan dari

kebanyakan aktivitas penelitian dan pengembangan perusahaan. Kritik terhadap praktek ini

menyatakan bahwa neraca harus melaporkan aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan

pengeluaran yang memiliki manfaat masa depan. Menghindarkan semua kapitaliasai

Page 19: tugas akeu

pengeluaran penelitian dan pengembangan akan menghapus dari neraca sesuatu yang

mungkin merupakan aktiva perusahaan yang paling berharga.

5.Penyajian aktiva tetap tak berwujud

Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai pos

terpisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada, karena goodwill dan

aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, pengungkapan ini

akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca.

Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian

penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi

berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian

operasi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: tugas akeu

Donald E.kieso PH.D.,C.P.A,jerry J.weygandt, terry D.warfield PH.D, akuntansi

intermediate jilid 2, edisi 12.,