Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP 5C TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN KREDIT RITEL PADA PT.
BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk JAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)
DEVINA ARIESTA PUTRI
NIM: 61130034
Program Studi Akuntansi Perbankan
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Devina Ariesta Putri NIM : 61130034 Program Studi : Akuntansi PerbankanPerguruan Tinggi : Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul: “Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip 5C Terhadap Efektivitas Pembiayaan Kredit Ritel Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta”, adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika dicabut/dibatalkan.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 28 Juni 2016Yang menyatakan,
Devina Ariesta Putri
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Devina Ariesta Putri NIM : 61130034 Program Studi : Akuntansi PerbankanPerguruan Tinggi : Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul: “Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip 5C Terhadap Efektivitas Pembiayaan Kredit Ritel Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika berhak menyimpan, mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 28 Juni 2016Yang menyatakan,
Devina Ariesta Putri
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis
sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul yang penulis ambil adalah
“Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip 5C Terhadap Efektivitas Pembiayaan
Kredit Ritel Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.”
Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
Program Diploma Tiga (D.III) Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana
Informatika Jurusan Akuntansi Perbankan. Bahan penulisan diambil dari hasil
penelitian dan riset, melalui observasi, wawancara, dokumentasi hingga kepustakaan.
Tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini
akan mengalami banyak hambatan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Direktur Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika.
2. Ketua Program Studi Akuntansi Perbankan Akademi Manajemen Keuangan Bina
Sarana Informatika.
3. Ibu Ellyta Muchtar, S.E., M.Ak, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Seluruh jajaran Staff / Dosen / Karyawan Akademi Komunikasi Bina Sarana
Informatika.
5. Bapak Endy PR Abdurrahman selaku Direktur PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk.
vii
6. Bapak Achmad Nugi Nugraha selaku Kepala Divisi Retail Risk Underwriting PT.
Bank Muamalat Indonesia,Tbk.
7. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu, dan Kakak yang tiada habisnya memberikan
dukungan moral maupun material.
8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi Perbankan angkatan 2013, khususnya
teman-teman kelas 61.6B.31.
Serta berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
Jakarta, 28 Juni 2016
Penulis
Devina Ariesta Putri
viii
ABSTRAK
Devina Ariesta Putri (61130034), Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip 5C Terhadap Efektifitas Pembiayaan Kredit Ritel Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
PT. Bank Muamalat Indonesia menawarkan pembiayaan kredit ritel sebagai produk unggulan dengan menyediakan fasilitas pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja maupun investasi bisnis para pelaku usaha di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tumbuh pesatnya bisnis ritel sejenis menyebabkan banyaknya para pengusaha ritel yang menutup usahanya karena kalah saing yang mengakibatkan terjadinya kredit macet. Untuk menghindari risiko tersebut maka PT. Bank Muamalat Indonesia menerapkan prinsip 5C didalam menganalisa setiap pembiayaan yang masuk. Fenomena ini menarik minat penulis untuk meneliti apakah ada pengaruh positif dalam penerapan prinsip 5C terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner kepada 50 nasabah kredit ritel PT. Bank Muamalat Indonesia. Jenis outline yang digunakan adalah kuantitatif. Didalam menguji data antara variabel 5C terhadap variabel kredit ritel, digunakan rumus korelasi, determinasi, dan regresi. Hasil pengujian yang didapatkan adalah terdapat pengaruh positif didalam penerapan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy, dan Collateral) terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Kata Kunci: Prinsip 5C, Kredit Ritel, PT. Bank Muamalat Indonesia.
ix
ABSTRACT
Devina Ariesta Putri (61130034), Analysis The Effect Of Application 5C Principle To The Effectiveness Of Credit Retail Financing On PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
PT. Bank Muamalat Indonesia offering retail financing as a superior product byprovides financing facilities for working capital and business investment needs of business customers in the micro, small and medium enterprise sectors (MSME). The rapidly growing of similar retail business caused many retailers closed down due to lose competitiveness which resulted in non-performing loan. To avoid this risk, PT. Bank Muamalat Indonesia applies the 5C Principle in analyzing each incoming financing. This phenomenon attracted writer to examine whether there is positive effect of application 5C Principle to the effectiveness of credit retail financing on PT. Bank Muamalat Indonesia. The data that used in this research is primary data in the form of questionnaries to 50 credit retail customers of PT. Bank Muamalat Indonesia. The outline type is quantitative. In examining the data between 5C Variable to credit retail variable, using correlation, determination and regression formula. The test results is there a positive effect of application 5C principle (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy, and Collateral) to the effectiveness of retail credit financing on PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Keywords: 5C Principle, Credit Retail Financing, PT. Bank Muamalat Indonesia.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir ...................................................................................... iLembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .............................................................. iiLembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ........................................ iiiLembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ................................................. ivLembar Konsultasi Tugas Akhir ............................................................................. vKata Pengantar ........................................................................................................ viAbstrak .................................................................................................................... viiiDaftar Isi .................................................................................................................. xDaftar Gambar ......................................................................................................... xiiDaftar Tabel ............................................................................................................. xiiiDaftar Lampiran ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 11.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 21.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 3
1.3.1. Tujuan ........................................................................................ 31.3.2. Manfaat ...................................................................................... 4
1.4. Pengumpulan Data ............................................................................... 51.5. Ruang Lingkup ..................................................................................... 61.6. Sistematika Penulisan .......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI2.1 Prinsip 5C dalam Analisis Kredit ......................................................... 9
2.1.1. Character ................................................................................... 92.1.2. Capacity ..................................................................................... 102.1.3. Capital ....................................................................................... 102.1.4. Condition of Economy ................................................................ 112.1.5. Collateral ................................................................................... 11
2.2 Kredit Ritel ........................................................................................... 122.3 Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan ........................................ 14
2.3.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel .................................................. 142.3.2. Konsep Dasar Perhitungan ......................................................... 18
a. Populasi dan Sampel ............................................................... 18b. Skala Likert ............................................................................. 19c. Uji Validitas ............................................................................ 20d. Uji Reliabilitas......................................................................... 20e. Uji Koefisien Korelasi............................................................. 21f. Uji Anova ................................................................................ 22g. Uji Koefisien Determinasi....................................................... 22
xi
h. Persamaan Regresi .................................................................. 23
BAB III PEMBAHASAN3.1 Tinjauan Umum Organisasi .................................................................. 25
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi ................... 253.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi ............................................ 293.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi ......................................................... 31
3.2 Data Penelitian ...................................................................................... 323.2.1. Populasi dan Sampel .................................................................. 323.2.2. Karakteristik Responden ............................................................ 34
a. Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................................... 34b. Berdasarkan Usia..................................................................... 35c. Berdasarkan Jenjang Pendidikan............................................. 35
3.2.3. Data Hasil Kuesioner Variabel X .............................................. 36a. Character ................................................................................ 36b. Capacity................................................................................... 40c. Capital ..................................................................................... 44d. Condition of Economy ............................................................. 48e. Collateral ................................................................................ 52
3.2.4. Data Hasil Kuesioner Variabel Y .............................................. 553.2.5. Tabel Penolong .......................................................................... 59
3.3 Analisa Variabel X Terhadap Y ........................................................... 613.3.1. Uji Koefisien Korelasi ............................................................... 61
a. Uji Reliabilitas......................................................................... 61b. Uji Korelasi ............................................................................. 64
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 693.3.3. Uji Persamaan Regresi ............................................................... 74
BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 784.2 Saran .................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 82LAMPIRAN .......................................................................................................... 83
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Struktur Manajemen Resiko Bank Muamalat ................................... 29Gambar III.2 Struktur Retail Risk Manajement Division ....................................... 30
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Indikator Prinsip 5C dan Kredit Ritel ..................................................... 14Tabel III.1 Jumlah Calon Nasabah Kredit Ritel Bank Muamalat Indonesia ............ 33Tabel III.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 34Tabel III.3 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................... 35Tabel III.4 Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ........................... 35Tabel III.5 Hasil Kuesioner Variabel Character ..................................................... 37Tabel III.6 Hasil Uji Validitas Variabel Character................................................. 39Tabel III.7 Hasil Kuesioner Variabel Capacity ....................................................... 41Tabel III.8 Hasil Uji Validitas Variabel Capacity................................................... 43Tabel III.9 Hasil Kuesioner Variabel Capital ......................................................... 45Tabel III.10 Hasil Uji Validitas Variabel Capital ................................................... 47Tabel III.11 Hasil Kuesioner Variabel Condition of Economy ............................... 48Tabel III.12 Hasil Uji Validitas Variabel Condition of Economy ........................... 50Tabel III.13 Hasil Kuesioner Variabel Collateral ................................................... 52Tabel III.14 Hasil Uji Validitas Variabel Collateral............................................... 54Tabel III.15 Hasil Kuesioner Variabel Kredit Ritel ................................................ 56Tabel III.16 Hasil Uji Validitas Variabel Kredit Ritel ............................................ 58Tabel III.17 Rangkuman Kuesioner Variabel X dan Y........................................... 59Tabel III.18 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Character .............................. 61Tabel III.19 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Capacity ................................ 61Tabel III.20 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Capital ................................... 62Tabel III.21 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Condition of Economy ........... 62Tabel III.22 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Collateral ............................. 63Tabel III.23 Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kredit Ritel............................ 63Tabel III.24 Output SPSS Uji Korelasi Variabel Character Terhadap Kredit
Ritel ..................................................................................................... 64Tabel III.25 Output SPSS Uji Korelasi Variabel Capacity Terhadap Kredit Ritel . 65Tabel III.26 Output SPSS Uji Korelasi Variabel Capital Terhadap Kredit Ritel ... 66Tabel III.27 Output SPSS Uji Korelasi Variabel Condition of Economy Terhadap
Kredit Ritel.......................................................................................... 67Tabel III.28 Output SPSS Uji Korelasi Variabel Collateral Terhadap Kredit
Ritel ..................................................................................................... 68Tabel III.29 Output SPSS Uji Anova Variabel Character Terhadap Kredit Ritel .. 69Tabel III.30 Output SPSS Uji Determinasi Variabel Character Terhadap Kredit
Ritel ..................................................................................................... 69Tabel III.31 Output SPSS Uji Anova Variabel Capacity Terhadap Kredit Ritel .... 70Tabel III.32 Output SPSS Uji Determinasi Variabel Capacity terhadap Kredit
Ritel ..................................................................................................... 70Tabel III.33 Output SPSS Uji Anova Variabel Capital Terhadap Kredit Ritel ...... 71Tabel III.34 Output SPSS Uji Determinasi Variabel Capital Terhadap Kredit
Ritel ..................................................................................................... 71Tabel III.35 Output SPSS Uji Anova Variabel Condition of Economy Terhadap
xiv
Kredit Ritel.......................................................................................... 72Tabel III.36 Output SPSS Uji Determinasi Variabel Condition of Economy
Terhadap Kredit Ritel.......................................................................... 72Tabel III.37 Output SPSS Uji Anova Variabel Collateral Terhadap Kredit Ritel.. 73Tabel III.38 Output SPSS Uji Determinasi Variabel Collateral Terhadap Kredit
Ritel ..................................................................................................... 73Tabel III.39 Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel
Character Terhadap Kredit Ritel ........................................................ 74Tabel III.40 Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel
Capacity Terhadap Kredit Ritel .......................................................... 75Tabel III.41 Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel
Capital Terhadap Kredit Ritel............................................................. 75Tabel III.42 Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel Condition
of Economy Terhadap Kredit Ritel...................................................... 76Tabel III.43 Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel
Collateral Terhadap Kredit Ritel ........................................................ 77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A .............................................................................................................. 83A1 Surat Keterangan Riset Perusahaan A2 Surat Penilaian KKP
Lampiran B .............................................................................................................. 85B1 Lembar Kuesioner
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bisnis ritel merupakan jenis bisnis dimana produk yang ditawarkan dipakai
hingga akhir oleh konsumen untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Sejarah ritel
di Indonesia di mulai dari tahun 1960-an. Dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun,
bisnis ritel di Indonesia berkembang dalam level yang sangat rendah sekali. Awal
tahun 1990-an merupakan titik awal perkembangan bisnis ritel di Indonesia dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 99/1998, yang menghapuskan larangan
investor dari luar untuk masuk ke dalam bisnis ritel di Indonesia, perkembangannya
menjadi semakin pesat.
Saat ini bisnis ritel di Indonesia merupakan bisnis yang sangat prospektif. Dari
tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan
rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih
sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di
hampir seluruh kota di Indonesia. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia
(Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10%–15% per tahun
(http://www.marketing.co.id 3 Januari 2013). Dengan perkembangan yang pesat ini
timbul satu permasalahan yaitu tingginya angka persaingan karena hampir setiap
orang bisa membuka bisnis ritel dengan beranekaragam produk yang mereka
tawarkan mengakibatkan tingginya risiko tidak laku serta kebangkrutan.
2
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai bank syariah pertama di Indonesia
menyediakan berbagai jenis pembiayaan bagi nasabahnya. Pembiayaan kredit ritel
dan konsumtif merupakan salah satu yang paling banyak diminati karena masih dapat
terjangkau oleh kalangan menengah maupun para pengusaha baru.
Namun melihat banyaknya permasalahan dan risiko pada sektor bisnis ritel
akan mengakibatkan kualitas kredit yang semakin memburuk memacu kalangan
perbankan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan kreditnya kepada debiturnya.
Untuk itu bank mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap
proposal kredit yang masuk. Salah satu cara PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
menganalisa pembiayaan kredit ritelnya adalah dengan menerapkan prinsip 5C yaitu
character, capacity, capital, condition of economy dan collateral yang diharapkan
setiap pembiayaan kredit ritel yang diberikan adalah kredit dengan kualitas bagus.
Melihat latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan
tersebut menjadi bahasan tugas akhir dengan judul “ANALISIS PENGARUH
PENERAPAN PRINSIP 5C TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBIAYAAN
KREDIT RITEL PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk
JAKARTA”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan, maka penyusunan
perumusan masalah yang akan diuraikan sebagai bahan dasar kajian penelitian yang
dilakukan, yaitu:
3
1. Bagaimana pengaruh prinsip Character terhadap efektifitas pembiayaan kredit
ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta?
2. Bagaimana pengaruh prinsip Capacity terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta?
3. Bagaimana pengaruh prinsip Capital terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta?
4. Bagaimana pengaruh prinsip Condition Of Economy terhadap efektifitas
pembiayaan kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta?
5. Bagaimana pengaruh prinsip Collateral terhadap efektifitas pembiayaan kredit
ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta?
Berdasarkan perumusan masalah diatas, masalah dalam penyusunan tugas akhir
ini harus diuji menggunakan hipotesis yang menyatakan hubungan yang diduga
secara logis antara 2 variabel dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara
empiris, yaitu :
1. Ha1: Terdapat hubungan yang positif antara Character terhadap efektifitas Kredit
Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
2. Ha2: Terdapat hubungan yang positif antara Capacity terhadap efektifitas Kredit
Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
3. Ha3: Terdapat hubungan yang positif antara Capital terhadap efektifitas Kredit
Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
4. Ha4: Terdapat hubungan yang positif antara Condition of Economy terhadap
efektifitas Kredit Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
4
5. Ha5: Terdapat hubungan yang positif antara Collateral terhadap efektifitas Kredit
Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1.Tujuan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai penerapan ilmu seputar
akuntansi perbankan yang penulis terima selama enam semester perkuliahan dan
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III Jurusan Akuntansi
Perbankan Manajemen Keuangan Akademi Bina Sarana Informatika.
1.3.2.Manfaat
Manfaat penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1. Manfaat untuk mahasiswa, yaitu:
a. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai tata kerja analisis kredit ritel
dalam dunia perbankan.
b. Sebagai salah satu bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian di bidang analisis kredit.
2. Manfaat untuk perusahaan, yaitu:
a. Sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya
dalam melakukan analisis kredit ritel.
b. Untuk mengetahui apakah prinsip 5C yang diterapkan berpengaruh terhadap
kualitas pemberian kredit ritel yang diberikan.
5
3. Manfaat untuk pembaca:
a. Untuk mengetahui alur analisis kredit ritel pada PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk Jakarta.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prinsip 5C terhadap efektifitas
kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
1.4. Pengumpulan Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:8) dalam Ruslan (2010a:17)
“Penelitian sebagai proses untuk mengembangkan pengetahuan dan menjawab suatu
permasalahan yang memerlukan persyaratan-persyaratan.”
Menurut Irawan Soehartono (2002:54) dalam Ruslan (2010b:21) “Penelitian
adalah pengamatan yang berskala besar pada kelompok-kelompok manusia. Yang
dimaksud dengan pengamatan di sini, tidak terbatas pada pengamatan penglihatan,
tetapi data yang dikumpulkan secara tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti seperti
dilakukan dalam suatu eksperimen tertentu.”
Maka dari itu, dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa
metode penelitian untuk memperoleh data acuan, antara lain :
1. Metode Observasi
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi yaitu
penulis melakukan pengamatan langsung di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Jakarta selama dua bulan mengenai tahapan-tahapan analisa pembiayaan kredit ritel
6
serta melakukan kuesioner terhadap nasabah yang ingin mengajukan kredit ritel
sebagai responden.
2. Metode Kuesioner
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode Kuesioner yaitu
penulis menyebarkan kuesioner mengenai prinsip 5C terhadap efektifitas kredit ritel
kepada 50 nasabah kredit ritel sebagai responden di PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Jakarta.
3. Metode Dokumentasi
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi yaitu
penulis mengkaji tulisan-tulisan ilmiah dari buku-buku di perpustakaan sebagai
landasan penulisan tugas akhir dan penulis meminta data-data berupa dokumen
pembiayaan ritel dan struktur tata kerja divisi Retail Risk Management PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk. yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan pembuatan
Tugas Akhir ini.
1.5. Ruang Lingkup
Sebagai batasan dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis hanya akan
membahas mengenai analisis kredit sebatas prinsip 5C (Character, Capacity, Capital,
Condition of Economy dan Collateral) terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Data yang akan penulis gunakan sebagai bahan penelitian merupakan data
primer yaitu data hasil kuesioner mengenai prinsip 5C terhadap efektifitas kredit ritel
7
dengan 50 nasabah kredit ritel sebagai respondennya. Dengan menggunakan data
primer tersebut, penulis akan menganalisis apakah terdapat hubungan yang positif
dan pengaruhnya antara prinsip 5C terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel
mengunakan software IBM SPSS statistic 21.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode pengumpulan data,
ruang lingkup dan sistematika penulisan yang berisi alasan penulis
mengambil tema penelitian “Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip 5C
Terhadap Efektifitas Pembiayaan Kredit Ritel Pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.”
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan teori-teori yang berhubungan
dengan Variabel X yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan
Condition. Serta teori-teori yang berhubungan Variabel Y yaitu Kredit
Ritel. Penulis juga menjabarkan mengenai konsep dasar operasional
dan perhitungan antara Variabel X dengan Variabel Y.
8
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menjabarkan informasi mengenai strutur, tata
kerja dan kegiatan perusahaan tempat penulis melakukan riset untuk
bahan tugas Akhir. Penulis juga menerangkan informasi yang didapat
dari hasil data kuesioner dan menguraikan hasil uji analisa antara
Variabel X dengan Variabel Y untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dari Character, Capacity, Capital, Condition of Economy dan
Collateral sebagai variabel X terhadap Kredit Ritel sebagai Variabel Y
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan kesimpulan dari hasil
rangkuman bab III yang berupa pernyataan, secara jelas dan
sistematis yang berbentuk point-point dan saran dari masalah
penulisan Tugas Akhir yang berisikan pendapat atau masukan,
himbauan dan saran yang bermanfaat.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Prinsip 5C dalam Analisis Kredit
Banyaknya risiko di dalam pemberian suatu kredit mengharuskan bank lebih
berhati-hati dalam menyeleksi setiap pembiayaan kredit yang diajukan agar setiap
kredit yang diberikan dapat mengenai sasarannya dengan tepat dan terjamin
pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya sesuai perjanjian. Tidak
kembalinya kredit yang telah diberikan oleh suatu bank dapat mengancam
kelangsungan bank itu sendiri.
Prinsip 5C merupakan prinsip yang paling banyak digunakan didunia
perbankan dalam menganalisa pembiayaan kredit. Prinsip 5C tersebut yaitu
Character, Capacity, Capital, Condition of economy dan Collateral.
2.1.1.Character
Menurut Kasmir (2014a:101) menyimpulkan bahwa Pengertian “Character
adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. “
Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak
dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan
ini tercermin dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hobi, dan sosial standingnya. Character merupakan
10
ukuran untuk menilai ‘kemauan’ nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiliki
karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
2.1.2.Capacity
Menurut Kasmir (2014b:102) “Untuk melihat kemampuan calon nasabah
dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis
serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak
sumber pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar
kredit.”
2.1.3.Capital
Menurut Kasmir (2014c:102) “Capital adalah untuk mengetahui sumber-
sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh
bank.”
Menurut Suharno (2003a:14) menyimpulkan bahwa “Modal merupakan hal
yang sangat penting, karena ada kalanya bank mensyaratkan beberapa maksimum
pinjaman yang wajar dibanding dengan total modal yang dimiliki debitur.”
Kebijakan pembatasan prosentase antara jumlah utang dengan modal antara
bank satu dengan bank lain berbeda tergantung dari kebiasaan dan adjusment masing-
masing manajemen bank yang bersangkutan. Komponen modal yang harus
11
diperhitungkan meliputi modal disetor, cadangan, laba ditahan dan laba tahun
berjalan.
2.1.4.Condition of Economy
Menurut Kasmir (2014d:102) “Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai
kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-
masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit
untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan
sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.”
Sedangkan menurut Suharno (2003b:14) “Faktor ekonomi sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup usaha calon debitur, sebelum mengetahu secara
mendalam mengenai bisnis calon debitur. Teliti apakah ada peraturan pemerintah
yang dapat menghambat laju pertumbuhan usaha debitur pada waktu yang akan
datang.”
2.1.5.Collateral
Menurut Kasmir (2014e:102) “Merupakan jaminan yang diberikan calon
nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi
jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika
terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat
mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.”
12
Menurut Firdaus dan Ariyanti (2011:86) menyimpulkan bahwa “Yang
dimaksud dengan Collateral ialah jaminan atau agunan yaitu harta benda milik
debitur atau pihak ketiga yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidak
mampuan debitur tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian
kredit.”
Dalam hal ini jaminan mempunyai dua fungsi yaitu, pertama untuk pembayaran
utang seandainya debitur tidak mampu membayar dengan jalan menguangkan atau
menjual jaminan tersebut. Sedangkan fungsi kedua, sebagai akibat dari fungsi
pertama ialah merupakan salah satu fator penentu jumlah kredit yang dapat diberikan.
2.2. Kredit Ritel
Pengertian kredit menurut UU No.10 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun
1992 adalah, “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
Kata Ritel berasal dari bahasa perancis, ‘retailler’, yang berarti memotong
atau memecahkan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Eceran berarti
secara satu-satu, sedikit-sedikit atau satu-satu langsung kepada konsumen akhir untuk
keperluan konsumen pribadi, keluarga, ataupun rumah tangga dan bukan untuk
keperluan bisnis atau dijual kembali.
13
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit ritel adalah
penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan antara pihak bank dengan
pihak lain yaitu pengusaha yang menyediakan jasa atau barang untuk keperluan
pribadi konsumen akhir.
Efektifitas menurut Widjaya (1993:32) adalah “Efektivitas adalah hasil
membuat keputusan yang mengarahkan melakukan sesuatu dengan benar, yang
membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tujuan.”
Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa pemberian kredit ritel yang
efektif adalah dengan cara membuat keputusan yang benar didalam melakukan
analisis kreditnya sehingga setiap kredit yang diberikan layak dan terjamin
kualitasnya agar tidak terjadi kredit macet.
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didalam menganalisis pembiayaan kredit
ritelnya menggunakan prinsip 5C diharapkan pembiayaan kredit ritel yang diberikan
terjaga keefektifannya.
14
2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan
2.3.1.Kisi-kisi Operasional Variabel
Tabel II.1.Indikator Prinsip 5C dan Kredit Ritel
Variabel Dimensi Indikator1. Nilai Sosial2. Nilai Keagamaan3. Nilai Hukum4. Nilai Kebudayaan
A. Character
5. Nilai Estetika1. Pendekatan Historis2. Pendekatan Finansial3. Pendekatan Yuridis4. Pendekatan Manajerial
B. Capacity
5. Pendekatan Teknis1. Modal Disetor2. Cadangan3. Laba Ditahan
C. Capital
4. Laba Tahun Berjalan1. Kebijakan Pemerintah2. Peluang Bisnis
D. Condition of
Economy3. Situasi Politik dan Perekonomian1. Marketability2. Ascertainability of Value3. Stability of Value
Var
iabe
l X (P
rins
ip 5
C)
E. Collateral
4. Transferability1. Character 2. Capacity3. Capital4. Condition of Economy
Var
iabe
l Y
(Kre
dit R
itel)
A. Kredit Ritel
5. Collateral
15
Pada Variabel X terdapat lima dimensi yaitu Character, Capacity, Capital,
Condition of Economy, dan Collateral. Setiap dimensi memiliki indikator yang
berfungsi untuk membantu dalam penyusunan daftar pernyataan kuesioner.
A. Character, adalah kepribadian yang berkaitan dengan integritas dari calon
debitur. Integritas ini menentukan itikad baik dan kainginan debitur untuk
membayar kembali kreditnya. Character memiliki lima indikator antara lain:
1. Nilai Sosial, merupakan ukuran atau pandangan seseorang terhadap apa yang
baik dan benar dalam bermasyarakat.
2. Nilai Keagamaan, adalah nilai yang erat hubungannya dengan ketuhanan.
Nilai ini disesuaikan dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
3. Nilai Hukum, adalah nilai yang harus dipatuhi oleh setiap orang tanpa
terkecuali.
4. Nilai Kebudayaan, merupakan nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat yang mengakar pada suatu kebiasaan dan kepercayaan sebagai
acuan perilaku.
5. Nilai Estetika, merupakan nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia
(perasaan) berupa keindahan, kerapihan, dan lain-lain.
B. Capacity, merupakan kemampuan debitur membayar kembali kreditnya sesuai
perjanjian. Capacity memiliki lima indikator antara lain:
1. Pendekatan Historis, yaitu dengan cara melihat kebelakang perkembangan
usaha debitur yang akan dibiayai apakah mengalami kemajuan atau
kemunduran.
16
2. Pendekatan Finansial, adalah kemampuan debitur menyediakan dana untuk
membayar kewajibannya. Pendekatan ini dapat dilihat dari proyeksi arus kas,
proyeksi laba rugi, maupun rencana produksi dan penjualan.
3. Pendekatan Yuridis, yaitu secara hukum apakah calon nasabah mempunyai
kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan
perjanjian kredit dengan bank.
4. Pendekatan Manajerial, merupakan kemapuan manajemen pemimpin
perusahaan dalam mengelola bisnisnya.
5. Pendekatan Teknis, merupakan kemampuan calon debitur mengelola faktor-
faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan ,
dan kemampuan merebut pasar diantara pesaing.
C. Capital, merupakan seberapa banyak dan bagaimana struktur modal yang telah
dimiliki oleh debitur. Capital memiliki empat indikator antara lain:
1. Modal Disetor, adalah modal sendiri dari pemilik perusahaan. Modal disetor
dapat dijadikan ukuran kesungguhan dan tangung jawab debitur dalam
menjalankan usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya
usaha.
2. Cadangan, yaitu simpanan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang
berjalan.
17
3. Laba Ditahan, adalah laba bersih yang ditahan atau tidak dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen bertujuan untuk melakukan re-
investasi atau melunasi hutang yang ada.
4. Laba Tahun Berjalan, merupakan laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.
D. Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi ,dan
budaya yang mempengaruhi kelancaran perusahaan debitur. Condition of
Economy memiliki tiga indikator antara lain:
1. Kebijakan Pemerintah, yaitu peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang berlaku untuk saat ini maupun saat yang akan datang.
2. Peluang Bisnis, merupakan kesempatan usaha debitur untuk merebut pasar
dibandingkan oleh pesaing. Selain itu juga harus diperhatikan apakah usaha
debitur dapat terus berkembang di masa yang akan datang atau hanya tren
sesaat.
3. Situasi Politik dan Perekonomian, merupakan situasi politik dan
perekonomian secara nasional, regional, dan global yang sedang terjadi dan
pengaruhnya terhadapnya usaha debitur.
E. Collateral, merupakan benda yang diserahkan oleh debitur kepada bank sebagai
jaminan apabila debitur tidak bisa membayar kembali kreditnya. Collateral
memiliki empat indikator antara lain:
18
1. Marketability, merupakan adanya pasar yang cukup luas dan besar bagi
jaminan yang bersangkutan sehingga jaminan tersebut dapat terjual tanpa
harus terlalu membanting harga.
2. Ascertainability of Value, yaitu jaminan yang diberikan oleh debitur harus
mempunyai standar harga tertentu.
3. Stability of Value, yaitu harga dan nilai jaminan yang diberikan oleh debitur
harus stabil dan tidak boleh menurun.
4. Transferability, adalah jaminan yang diserahkan oleh debitur harus mudah
dipindahtangankan baik secara fisik maupun secara yuridis.
Sedangkan Pada Variabel Y hanya terdapat satu dimensi yaitu Kredit Ritel.
Indikator yang terdapat dalam kredit ritel yaitu pengaruh prinsip Character, Capacity,
Capital, Condition of Economy, dan Collateral terhadap efektifitas pembiayaan kredit
ritel.
2.3.2.Konsep Dasar Perhitungan
A. Populasi dan Sampel
Usman dan Akbar (2006:181) menjelaskan “Populasi adalah semua nilai baik
hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari
karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas.”
Sedangkan menurut Supranto (2009:87) “Populasi adalah kumpulan seluruh
elemen atau objek yang diteliti.”
19
Menurut Sugiyono (2006:118) “Pengertian Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Menurut Sujarweni (2011:13) Rumus ukuran sampel yang paling sering
digunakan adalah rumus Slovin yaitu:
n = N
1 + N (e2)
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.
B. Skala Likert
Menurut Riduwan (2013a:12) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala
sosial.”
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi dan indikator-indikator terukur yang selanjutnya akan dijadikan
sebagai instrumen pertanyaan bagi responden.
Menurut Riduwan (2013b:13), setiap jawaban kuesioner dihubungkan dengan
bentuk pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:
1. Sangat Setuju = nilai 5
20
2. Setuju = nilai 4
3. Kurang Setuju = nilai 3
4. Tidak Setuju = nilai 2
5. Sangat Tidak Setuju = nilai 1
C. Uji Validitas
Menurut Setiawan (2015a:133), “Uji validitas angket digunakan untuk
mengetahui sejauh mana ketepatan dan ketelitian instrumen penelitian (angket) dalam
melakukan fungsi ukurnya.”
Ketentuan perhitungan validitas adalah:
1. Nilai koefisien korelasi (ri) hasil perhitungan harus positif
2. Nilai koefisien korelasi (ri) hasil perhitungan harus lebih besar dari nilai r
tabel, jika lebih kecil maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Pengujian validitas butir pertanyaan kuesioner pada penelitian ini menggunakan
software IBM SPSS statistic 21. Dalam penelitian ini r tabel dengan level signifikan
5% = 0,279 atau r tabel dengan level signifikan 1% = 0,3218.
D. Uji Reliabilitas
Menurut Hair et al dalam Setiawan (2015b:139), mengemukakan bahwa
“Reliabilitas adalah serangkaian indikator konstruk laten yang konsisten dalam
pengukurannya.”
21
Sedangkan menurut Yamin dan Kurniawan dalam Setiawan (2015c:140)
menyatakan “Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukan oleh suatu
angka yang disebut koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur tersebut.”
Ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai alpha Cronbach 0.00 sampai dengan 0.20 berarti kurang reliabel.
2. Nilai alpha Cronbach 0.21 sampai dengan 0.40 berarti agak reliabel.
3. Nilai alpha Cronbach 0.41 sampai dengan 0.60 berarti cukup reliabel.
4. Nilai alpha Cronbach 0.61 sampai dengan 0.80 berarti reliabel.
5. Nilai alpha Cronbach 0.81 sampai dengan 1.00 berarti sangat reliabel.
Untuk menghetahui Nilai alpha Cronbach menggunakan software IBM SPSS
statistic 21.
E. Uji Koefisien Korelasi
Menurut Sujarweni dan Poly (2011:59) “Korelasi merupakan salah satu statistik
yang akan menguji apakah dua variabel atau lebih mempunyai hubungan atau tidak.”
Menurut Setiawan (2015d:64), dari hasil uji korelasi dapat diketahui kekuatan
hubungan antar variabel (rxy) sebagai berikut:
1. 1 = Korelasi Sempurna
2. Antara 0.900 – 0,999 = korelasi sangat tinggi.
3. Antara 0.600 – 0.800 = korelasi tinggi.
22
4. Antara 0.400 – 0.600 = korelasi sedang.
5. Antara 0.200 – 0.400 = korelasi lemah.
6. Antara 0.000 – 0.200 = korelasi sangat lemah.
Untuk menghetahui uji koefisien korelasi menggunakan software IBM SPSS
statistic 21.
F. Uji Anova
Menurut Jonathan (2012:190) mengemukakan bahwa “Bagian ini menunjukan
besarnya angka probabilitas atau signifikasi pada perhitungan Anova yang akan
digunakan untuk uji kelayakan model regresi dengan ketentuan angka probabilitas
yang baik untuk digunakan sebagai model regresi ialah harus lebih kecil dari 0,05.”
G. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (r2) berfungsi untuk mengetahui seberapa besar nilai X
dapat menjelaskan nilai Y atau seberapa besar nilai X dapat mempengaruhi nilai Y
(kontribusi X terhadap Y). Berikut adalah rumus koefisien determinasi:
R2=1− ∑ (Y−Ŷ)2
∑ (Y−Ȳ)2
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi.
Y = Nilai variabel Y.
Ŷ = Nilai estimasi Y.
23
Ȳ = Nilai rata-rata varians Y.
H. Persamaan Regresi
Analisis regresi merupakan studi ketergantungan satu atau lebih variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas dengan tujuan untuk meramalkan nilai variabel tidak
bebas.
Berikut merupakan istilah dan notasi variabel dalam regresi:
1. Variabel Y adalah variabel tergantung atau terikat (dependent variable), variabel
yang dijelaskan (explained variable), variabel yang diramalkan (predictant),
variabel yang diregresi (regressand), dan variabel tanggapan (response).
2. Variabel X adalah variabel bebas (independent variable), variabel yang
menjelaskan (explanatory variable), variabel peramal (predictor), variabel yang
meregresi (regressor), dan variabel kendali (control variable).
Rumus persamaan regresi linier sederhana adalah:
Y = α + βX + ε
β = n (∑XY) – (∑X) (∑Y)
n (∑X2) – (∑X)2
α = ∑Y – β (∑X)
n
Dimana:
Y = Nilai yang diramalkan
α = Konstanta
24
β = Koefisien regresi
X = Variabel bebas
ε = Nilai residu
25
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi
Gagasan pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-20 Agustus 1990
di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama
Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-25 Agustus 1990 yang diteruskan
dengan pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan bank murni syariah pertama
di Indonesia.
Pada tanggal 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, PT. Bank
Muamalat Indonesia,Tbk didirikan diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan Pemerintah Indonesia, ditandai dengan penandatanganan akte pendirian PT Bank
Muamalat Indonesia, Tbk di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Nomor 1
Tanggal 1 November yang dibuat oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan Izin
Menteri Kehakiman Nomor C2.2413. T.01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara
Republik Indonesia Tanggal 28 April 1992 Nomor 34.
Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga
menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan
senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
26
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor,
diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar.
Dengan modal awal tersebut dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor 1223/ MK.013/1991 tanggal 5 November 1991 serta izin usaha
yang berupa Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
430/KMK.013/1992 Tanggal 24 April 1992, Bank Muamalat memulai kegiatan
operasionalnya pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal 1412 H. Pada tanggal
27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil
menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh
posisi PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di
Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.
Pada akhir tahun 1990-an, Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara
pernah mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap perbankan nasional yang
menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen korporasi. Bank Muamalat pun
terimbas dampak krisis tersebut. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet atau angka
non performing financing (NPF) Bank Muamalat mencapai lebih dari 60%. Perseroan
mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan ekuitas mencapai titik terendah hingga
Rp 39,3 miliar atau kurang dari sepertiga modal awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal
yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB)
yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB
27
secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh sebab itu,
dalam kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh
tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut
Bank Muamalat terus berupaya dan berhasil memperbaiki kinerja dari rugi menjadi
laba.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari
keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota
Direksi diangkat dari Muamalat. Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja
lima tahun dengan penekanan pada:
1. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham,
2. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya manusia yang ada, dan
dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak pegawai Muamalat
sedikitpun,
3. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri pegawai Muamalat menjadi
prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru,
4. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat
menjadi agenda utama di tahun kedua,
5. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan
peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya,
yang akhirnya membawa Bank Muamalat ke era pertumbuhan baru memasuki
tahun 2004 dan seterusnya.
28
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah
melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung
pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh
Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan
satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala
Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama
dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga
layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank
Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia
yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa.
Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk
menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya patuh terhadap syariah, namun
juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen
tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan
internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang
diterima oleh BMI dalam 6 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain
sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala
Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global
Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009
oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).
29
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Sumber : Laporan tahunan PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Gambar III.1. Struktur Manajemen Resiko Bank Muamalat
1. Wholesale Risk Management Division
Bertanggung jawab sebagai partner bisnis yang independen sesuai prinsip four
eyes principle dalam pengambilan keputusan pembiayaan segmen Corporate dan
Commercial.
2. Enterprise Risk Management Division
Bertanggung jawab untuk mengelola risko bank secara keseluruhan termasuk di
dalamnya memastikan kecukupan permodalan.
3. Operational Risk Management Division
Bertanggung jawab untuk mengelola risiko operasional.
4. Financing Support Division
30
Bertanggung jawab untuk memastikan administrasi pembiayaan, termasuk
didalamnya proses pencairan pembiayaan telah dikelola secara baik dengan menganut
pada prinsip kehati-hatian.
5. Retail Risk Management Division
Sumber : RRD PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Gambar III.2. Struktur Retail Risk Manajement Division
Bertanggung jawab sebagai partner bisnis yang independen sesuai prinsip four
eyes principle dalam pengambilan keputusan pembiayaan segmen Retail dan
Consumer. Adapun tugas dan tanggung jawab dari divisi RRD secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan risk assessment (persetujuan resiko) dan memberikan opini risiko
serta rekomendasi atas usulan pembiayaan segmen Retail SME (small medium
enterprise) dan Micro.
31
2. Memastikan waktu pengembalian atau turn around time proses risk assessment
pada seluruh jajaran Financing Risk Manager terjaga sesuai SLA (Service Level
Agreement) yang disepakati.
3. Meningkatkan kualifikasi dan kapabilitas seluruh jajaran Financing Risk Manager
dalam melakukan financing risk assessment.
4. Melakukan pemantauan kinerja financing risk assessment dan melakukan quality
assurance pembiayaan di segmen Retail.
Divisi-divisi lain yang sering berhubungan dengan RRD antara lain Consumer
Bussiness Division (CBD), SME Bussiness Division (SMED), Compliance Division.
selain membantu melaksanakan tugas pokok RRD, penulis juga membantu mengurus
keperluan lainnya agar kegiatan operasional RRD tetap berjalan lancar.
3.1.3 Kegiatan Usaha/Organisasi
PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk bergerak dibidang jasa keuangan yang
menerapkan prinsip Syariah Islam didalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
Mulai tahun 2016 Kantor pusat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk pindah ke alamat
Jl. Prof Dr Satrio, Kav. 18 Kuningan Timur, Setiabudi Jakarta Selatan 12950.
Produk-produk jasa yang ditawarkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk antara
lain :
1. Pendanaan
a. Giro Muamalat .
b. Tabungan
32
c. Deposito
2. Pembiayaan
a. Konsumer, antara lain KPR Muamalat IB, Pembiayaan Muamalat Umroh,
Pembiayaan IB Muamalat Pensiun, Pembiayaan IB Muamalat Multiguna
b. Korporate, antara lain Pembiayaan IB Asset Refinance Syariah, Pembiayaan
Modal Kerja, Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Syariah Hunian Bisnis
c. Ritel, antara lain :
1) pembiayaan modal kerja adalah produk pembiayaan yang akan membantu
kebutuhan modal kerja usaha sehingga kelancaran operasional dan
rencana pengembangan usaha akan terjamin bagi Perorangan (WNI),
pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia.
2) pembiayaan investasi adalah produk pembiayaan yang akan membantu
kebutuhan investasi usaha sehingga mendukung rencana ekspansi yang
telah disusun bagi perorangan (WNI), pemilik usaha dan badan usaha
yang memiliki legalitas di Indonesia.
3) pembiayaan syariah hunian bisnis adalah produk pembiayaan yang akan
membantu usaha untuk membeli, membangun ataupun merenovasi
properti maupun pengalihan take-over pembiayaan properti dari bank lain
untuk kebutuhan bisnis bagi Badan usaha dalam negeri (non-asing) yang
memiliki legalitas di Indonesia
3.2 Data Penelitian
33
3.2.1 Populasi dan Sampel
Populasi didalam penelitian tugas akhir ini adalah 50 orang calon nasabah
kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Tabel III.1.Jumlah Calon Nasabah Kredit Ritel Bank Muamalat Indonesia
Jenis Pembiayaan Jumlah Nasabah
Calon Nasabah Pembiayaan Modal Kerja 36
Calon Nasabah Pembiayaan Investasi 11
Calon Nasabah Pembiayaan Hunian Bisnis 3
Jumlah 50Sumber : Data RRD PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
n = N
1 + N (e2)
n = 50
1 + 50 (0.12)
n = 50
1 + 50 (0.01)
n = 50
1 + 0.5
n = 50 1.5
n = 33.33
34
Berdasarkan rumus Slovin diatas maka diketahui dari 50 populasi yang ada,
maka jumlah minimum sampelnya adalah 33.33 dan dibulatkan menjadi 33 calon
nasabah kredit ritel.
3.2.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah 50 orang nasabah kredit ritel pada PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta pada periode April 2016 sampai dengan Mei
2016. Masing-masing responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan
jenjang pendidikan.
A. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel III.2.Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah RespondenLaki-laki 40Perempuan 10
Total 50Sumber : Hasil Riset Penulis
Distribusi responden nasabah kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Indonesia Jakarta berdasarkan jenis kelamin adalah sebanyak 80 persen atau 40
orang responden berjenis kelamin laki-laki dan 20 persen atau 10 orang responden
berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin dapat disimpulkan mayoritas
nasabah kredit ritel PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Indonesia Jakarta adalah laki-
laki.
35
B. Berdasarkan usia
Tabel III.3.Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden17-30 tahun 1131-40 tahun 1541-50 tahun 17Diatas 50 tahun 7
Total 50Sumber : Hasil Riset Penulis
Distribusi responden nasabah kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Indonesia Jakarta berdasarkan usia adalah sebanyak 22 persen atau 11 orang
responden berusia 17 sampai dengan 30 tahun, 30 persen atau 15 orang responden
berusia 31 sampai dengan 40 tahun, 34 persen atau 17 orang responden berusiak 41
sampai dengan 50 tahun dan 14 persen atau 7 orang responden berusia diatas 50
tahun. Berdasarkan usia dapat disimpulkan mayoritas nasabah kredit ritel PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk Indonesia Jakarta adalah berusia 31 sampai dengan 50
tahun.
C. Berdasarkan jenjang pendidikan
Tabel III.4.Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Jumlah RespondenTamat SLTA 9DIII - S1 30S2 – S3 11
Total 50Sumber : Hasil Riset Penulis
36
Distribusi responden nasabah kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Indonesia Jakarta berdasarkan jenjang pendidikan adalah sebanyak 18 persen
atau 9 orang responden berpendidikan tamat SLTA, 60 persen atau 30 orang
responden berpendidikan Diploma III sampai dengan S1 dan 22 persen atau 11 orang
responden berpendidikan S2 sampai dengan S3. Berdasarkan jenjang pendidikan
dapat disimpulkan mayoritas nasabah kredit ritel PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Indonesia Jakarta adalah berpendidikan Diploma III sampai dengan S1.
3.2.3 Data Hasil Kuesioner Variabel X
A. Character
Terdapat tujuh butir pertanyaan untuk variabel character di dalam kuesioner,
antara lain:
1. Penting bagi seorang calon debitur memiliki rasa kemanusiaan dan sosial
dalam bermasyarakat.
2. Penting bagi seorang calon debitur memiliki sifat disiplin dan bertanggung
jawab dalam melakukan pekerjaannya.
3. Seorang calon debitur yang taat beribadah dijamin akan menyelesaikan
kewajibannya sebagai seorang debitur.
4. Seorang pemuka agama memiliki rasa tanggung jawab yang lebih dalam
menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang debitur.
5. Seorang calon debitur wajib melaksanakan hukum-hukum yang sudah
ditentukan tanpa terkecuali.
37
6. Kepercayaan dan adat istiadat tempat calon debitur tumbuh mempengaruhi
watak dan itikad baik debitur dalam membayar kembali kreditnya.
7. Debitur yang memperhatikan penampilan, kerapihan dan kesopanan
menunjukan integritas dan itikad baiknya dalam membayar kembali
kreditnya.
Tabel III.5.Hasil Kuesioner Variabel Character
Pertanyaan NomorSampel 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 4 5 4 4 5 4 3 292 3 5 2 2 4 3 4 233 4 4 4 5 5 4 4 304 5 5 2 2 4 4 2 245 5 5 5 4 5 4 3 316 5 5 4 3 3 5 4 297 4 5 3 2 3 4 3 248 3 5 4 4 4 5 4 299 4 5 4 5 5 4 3 3010 4 5 2 2 4 3 3 2311 5 5 5 5 5 5 5 3512 4 5 2 2 5 3 4 2513 5 5 5 5 5 4 3 3214 4 4 5 5 4 4 4 3015 4 5 3 3 4 3 3 2516 5 5 4 4 5 4 2 2917 4 4 4 4 4 4 4 2818 4 5 5 5 4 4 2 2919 5 5 3 3 5 4 2 2720 4 4 4 4 5 4 4 2921 4 5 5 5 4 5 5 3322 5 5 5 4 5 4 4 3223 4 5 4 3 4 3 4 2724 4 4 5 5 5 5 4 32
38
25 4 4 3 3 3 3 2 2226 4 5 4 3 5 3 3 2727 5 5 5 4 5 4 4 3228 5 5 5 4 4 4 4 3129 3 5 4 4 4 4 3 2730 4 4 5 5 5 4 4 3131 4 5 5 4 5 5 4 3232 5 5 5 5 5 5 5 3533 5 5 5 4 5 5 3 3234 4 5 5 5 5 4 4 3235 4 4 4 4 4 4 4 2836 4 4 5 5 5 3 3 2937 4 4 3 2 2 3 2 2038 3 4 3 3 5 3 3 2439 4 5 5 5 5 4 4 3240 5 5 5 4 5 4 5 3341 4 5 4 3 4 2 2 2442 5 5 4 4 4 4 5 3143 4 5 5 4 5 5 4 3244 3 4 4 3 4 4 3 2545 4 5 3 2 3 3 3 2346 5 5 5 4 4 4 4 3147 4 4 4 4 5 4 4 2948 4 4 4 4 4 4 4 2849 4 4 5 5 4 4 4 3050 4 5 4 3 5 4 4 29
Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas menunjukan data hasil kuesioner untuk pertanyaan Character.
39
Tabel III.6.Hasil Uji Validitas Variabel Character
CorrelationsCharac
ter1Charac
ter2Charac
ter3Charac
ter4Charac
ter5Charac
ter6Charac
ter7Total
Pearson Correlation
1 ,364** ,315* ,167 ,185 ,281* ,102 ,470**
Sig. (2-tailed)
,009 ,026 ,247 ,199 ,048 ,483 ,001
Character1
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,364** 1 -,009 -,175 ,121 ,114 ,005 ,190
Sig. (2-tailed)
,009 ,948 ,225 ,402 ,430 ,972 ,186
Character2
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,315* -,009 1 ,843** ,405** ,546** ,422** ,856**
Sig. (2-tailed)
,026 ,948 ,000 ,003 ,000 ,002 ,000
Character3
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,167 -,175 ,843** 1 ,499** ,529** ,408** ,824**
Sig. (2-tailed)
,247 ,225 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
Character4
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,185 ,121 ,405** ,499** 1 ,266 ,266 ,623**
Sig. (2-tailed)
,199 ,402 ,003 ,000 ,062 ,061 ,000
Character5
N 50 50 50 50 50 50 50 50
40
Pearson Correlation
,281* ,114 ,546** ,529** ,266 1 ,482** ,731**
Sig. (2-tailed)
,048 ,430 ,000 ,000 ,062 ,000 ,000
Character6
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,102 ,005 ,422** ,408** ,266 ,482** 1 ,642**
Sig. (2-tailed)
,483 ,972 ,002 ,003 ,061 ,000 ,000
Character7
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,470** ,190 ,856** ,824** ,623** ,731** ,642** 1
Sig. (2-tailed)
,001 ,186 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000Total
N 50 50 50 50 50 50 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Nilai rtabel dengan N=50 pada signifikasi 0,01 = 0,3218. Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari tujuh pertanyaan
variabel Character, enam pertanyaan dinyatakan valid sedangkan pertanyaan nomor
2 dinyatakan tidak valid karena rhitung = 0,190 lebih kecil dari 0,3218.
B. Capacity
Terdapat tujuh butir pertanyaan untuk variabel capacity di dalam kuesioner,
antara lain:
41
1. Kemampuan debitur membayar kembali kreditnya diukur dari trend
profitabilitas (keuntungan) yang diperoleh usaha debitur dari waktu ke
waktu.
2. Semakin besar mutasi kredit yang tercermin dari rekening simpanan
(tabungan/giro/deposito) menggambarkan besarnya kemampuan debitur
secara finansial?
3. Kemampuan debitur menjalankan usahanya dinilai dari rencana produksi
dan laba yang dihasilkan dari penjualannya.
4. Debitur wajib mempunyai ijazah minimal SMA dan sertifikat formal
lainnya sebagai bukti kemampuan debitur mengelola usahanya.
5. Debitur yang menjalani pendidikan formal dan hanya mendapatkan
pelatihan khusus dianggap tidak mampu mengelola usahanya dan tidak
layak diberikan pinjaman kredit.
6. Perusahaan yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang lengkap
menunjukan kualitas usaha debitur.
7. Semakin banyak karyawan usaha debitur menunjukan perkembangan dan
kualitas manajerial usaha debitur.
Tabel III.7.Hasil Kuesioner Variabel Capacity
Pertanyaan NomorSampel 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 5 5 5 5 3 4 4 312 3 2 5 4 4 3 1 22
42
3 5 4 5 5 4 4 3 304 4 4 4 2 2 3 4 235 5 5 5 5 3 5 5 336 4 4 4 4 4 4 4 287 5 5 5 4 4 5 5 338 3 2 4 3 2 4 3 219 3 4 4 2 2 4 1 2010 3 3 4 4 2 4 4 2411 5 4 5 4 4 4 4 3012 5 5 5 4 3 3 4 2913 4 4 5 4 1 4 4 2614 4 4 5 4 3 4 4 2815 5 5 5 4 2 4 3 2816 5 3 5 4 1 4 4 2617 4 3 4 4 3 4 3 2518 4 5 4 2 1 4 4 2419 4 3 4 1 1 4 3 2020 4 4 5 3 3 4 4 2721 4 4 4 3 3 3 4 2522 5 5 5 4 4 5 4 3223 5 4 5 4 3 4 3 2824 4 4 3 3 3 5 4 2625 4 2 4 4 2 4 3 2326 5 3 4 4 4 5 5 3027 5 4 5 4 3 4 4 2928 5 5 5 4 4 5 4 3229 4 3 4 4 3 3 3 2430 4 2 5 4 2 4 4 2531 5 5 5 3 3 4 3 2832 4 4 4 4 3 4 4 2733 5 4 5 4 1 3 3 2534 4 2 5 3 2 4 4 2435 4 4 4 4 3 3 4 2636 5 4 4 4 3 4 5 2937 3 3 4 3 1 4 2 2038 5 3 5 4 2 4 4 2739 4 1 5 4 1 4 4 2340 5 4 5 4 3 5 5 3141 5 5 5 4 2 4 5 3042 4 3 5 3 3 4 4 26
43
43 5 5 5 4 2 5 5 3144 4 4 4 4 3 4 4 2745 4 5 5 3 2 3 3 2546 5 5 5 5 2 4 4 3047 4 4 4 4 2 3 3 2448 4 4 4 3 3 4 4 2649 4 5 5 3 2 3 3 2550 5 4 5 3 3 3 4 27
Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas menunjukan data hasil kuesioner untuk pertanyaan Capacity.
Tabel III.8.Hasil Uji Validitas Variabel Capacity
CorrelationsCapaci
ty1Capaci
ty2Capaci
ty3Capaci
ty4Capaci
ty5Capaci
ty6Capaci
ty7Total
Pearson Correlation
1 ,510** ,527** ,458** ,272 ,301* ,554** ,816**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,056 ,034 ,000 ,000
Capacity1
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,510** 1 ,210 ,108 ,230 ,114 ,268 ,614**
Sig. (2-tailed)
,000 ,143 ,457 ,108 ,431 ,060 ,000
Capacity2
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,527** ,210 1 ,374** ,048 ,045 ,134 ,471**
Sig. (2-tailed)
,000 ,143 ,008 ,739 ,755 ,353 ,001
Capacity3
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,458** ,108 ,374** 1 ,354* ,205 ,297* ,631**
Sig. (2-tailed)
,001 ,457 ,008 ,012 ,152 ,036 ,000
Capacity4
N 50 50 50 50 50 50 50 50
44
Pearson Correlation
,272 ,230 ,048 ,354* 1 ,239 ,178 ,580**
Sig. (2-tailed)
,056 ,108 ,739 ,012 ,094 ,217 ,000
Capacity5
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,301* ,114 ,045 ,205 ,239 1 ,454** ,517**
Sig. (2-tailed)
,034 ,431 ,755 ,152 ,094 ,001 ,000
Capacity6
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,554** ,268 ,134 ,297* ,178 ,454** 1 ,674**
Sig. (2-tailed)
,000 ,060 ,353 ,036 ,217 ,001 ,000
Capacity7
N 50 50 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,816** ,614** ,471** ,631** ,580** ,517** ,674** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000Total
N 50 50 50 50 50 50 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Nilai rtabel dengan N=50 pada signifikasi 0,01 = 0,3218. Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari tujuh pertanyaan
variabel Capacity, semua dinyatakan valid karena rhitung dari ketujuh pertanyaan
lebih besar dari 0,3218.
C. Capital
Terdapat lima butir pertanyaan untuk variabel capital di dalam kuesioner,
antara lain:
45
1. Semakin besar debitur menanamkan modal di perusahaannya menunjukan
semakin besar kesungguhan debitur dalam menjalankan usahanya.
2. Calon debitur wajib menyediakan dana cadangan dan laba ditahan sebagai
perlindungan bagi usahanya.
3. Semakin besar laba perusahaan debitur menunjukan semakin berkualitasnya
kredit yang diajukan.
4. Syarat utama pengajuan kredit adalah laba usaha debitur yang terus
meningkat.
5. Debitur wajib menyerahkan bukti taat pajak usaha sebagai jaminan
kesungguhan dan tanggung jawabnya dalam membayar kembali kreditnya.
Tabel III.9.Hasil Kuesioner Variabel Capital
Pertanyaan NomorSampel 1 2 3 4 5 Total
1 4 4 4 2 3 172 2 4 5 2 1 143 4 3 5 4 4 204 4 4 4 4 5 215 5 5 5 4 4 236 3 4 4 2 4 177 5 4 5 4 5 238 4 2 5 3 4 189 4 4 4 3 3 1810 2 5 5 2 3 1711 5 5 5 3 4 2212 4 4 4 2 3 1713 4 5 5 4 4 2214 4 4 5 3 4 2015 5 5 5 3 4 2216 5 4 5 4 4 22
46
17 4 3 4 3 3 1718 4 3 4 2 3 1619 4 4 4 2 5 1920 4 4 4 4 4 2021 4 4 3 4 4 1922 5 4 5 4 4 2223 4 4 5 3 3 1924 2 3 3 3 3 1425 4 2 4 1 3 1426 4 4 5 2 2 1727 5 4 4 4 4 2128 4 5 5 3 4 2129 4 3 4 3 3 1730 2 3 4 1 3 1331 4 5 5 3 4 2132 3 4 5 3 4 1933 4 4 4 4 4 2034 4 4 5 4 4 2135 4 3 4 2 3 1636 5 5 5 4 4 2337 4 3 5 2 3 1738 4 4 5 3 4 2039 5 4 5 1 2 1740 5 5 5 4 4 2341 5 5 5 3 5 2342 4 4 4 2 4 1843 5 4 5 2 4 2044 4 4 4 3 3 1845 4 4 5 2 3 1846 5 4 5 2 4 2047 4 5 4 3 3 1948 4 4 4 3 3 1849 5 4 5 2 3 1950 5 5 5 3 4 22
Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas menunjukan data hasil kuesioner untuk pertanyaan Capital.
47
Tabel III.10.Hasil Uji Validitas Variabel Capital
CorrelationsCapital1 Capital2 Capital3 Capital4 Capital5 Total
Pearson Correlation
1 ,298* ,359* ,324* ,418** ,719**
Sig. (2-tailed) ,035 ,010 ,022 ,003 ,000Capital1
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,298* 1 ,373** ,329* ,275 ,664**
Sig. (2-tailed) ,035 ,008 ,020 ,053 ,000Capital2
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,359* ,373** 1 ,069 ,105 ,499**
Sig. (2-tailed) ,010 ,008 ,632 ,468 ,000Capital3
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,324* ,329* ,069 1 ,548** ,725**
Sig. (2-tailed) ,022 ,020 ,632 ,000 ,000Capital4
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,418** ,275 ,105 ,548** 1 ,726**
Sig. (2-tailed) ,003 ,053 ,468 ,000 ,000Capital5
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,719** ,664** ,499** ,725** ,726** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000Total
N 50 50 50 50 50 50*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Nilai rtabel dengan N=50 pada signifikasi 0,01 = 0,3218. Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari lima pertanyaan
variabel Capital, semua dinyatakan valid karena rhitung dari kelima pertanyaan lebih
besar dari 0,3218.
48
D. Condition of economy
Terdapat lima butir pertanyaan untuk variabel condition of economy di dalam
kuesioner, antara lain:
1. Kredit yang berkualitas dilihat dari tidak adanya peraturan dan larangan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dapat menghambat usaha debitur.
2. Semakin besar pangsa pasar usaha debitur maka semakin terjamin kualitas
kreditnya.
3. Usaha debitur yang hanya mengikuti trend tidak dapat diberikan pinjaman
karena dianggap tidak dapat berkembang di masa yang akan datang.
4. Banyaknya pesaing sejenis di sekitar usaha debitur mempengaruhi laba
penjualan dan dapat menurunkan kualitas pinjaman kreditnya.
5. Usaha debitur yang menurun karena situasi politik dan ekonomi yang
terjadi menunjukan debitur tidak mampu mengendalikan usahanya.
Tabel III.11.Hasil Kuesioner Variabel Condition of Economy
Pertanyaan NomorSampel 1 2 3 4 5 Total
1 2 5 1 1 1 102 4 4 3 3 1 153 4 5 4 2 3 184 4 4 2 4 2 165 4 5 4 2 3 186 3 5 1 2 4 157 3 5 3 3 1 158 3 5 1 3 3 159 3 4 3 4 4 18
49
10 2 4 1 4 1 1211 4 5 2 2 4 1712 1 5 2 4 2 1413 3 4 1 2 2 1214 3 5 3 3 3 1715 3 5 2 3 1 1416 5 5 3 4 3 2017 2 4 3 3 2 1418 4 5 2 4 3 1819 3 3 4 4 4 1820 3 4 3 4 3 1721 4 4 3 4 4 1922 4 5 4 3 3 1923 5 5 3 4 3 2024 1 4 3 4 1 1325 4 4 2 3 2 1526 4 5 3 3 3 1827 5 5 3 4 3 2028 4 5 1 1 2 1329 4 4 3 4 3 1830 4 4 2 3 1 1431 5 5 3 4 4 2132 5 5 4 5 4 2333 4 4 3 3 3 1734 5 5 2 3 1 1635 3 4 2 4 3 1636 3 5 3 3 3 1737 4 5 1 3 2 1538 4 5 3 3 3 1839 4 4 2 3 2 1540 4 5 3 4 3 1941 3 5 2 3 4 1742 4 5 2 3 2 1643 5 5 2 4 2 1844 3 4 3 4 3 1745 4 5 3 4 2 1846 2 5 2 4 2 1547 4 5 2 3 3 1748 4 4 3 3 3 1749 2 5 1 2 2 12
50
50 5 5 3 4 4 21Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas menunjukan data hasil kuesioner untuk pertanyaan Condition of
economy.
Tabel III.12.Hasil Uji Validitas Variabel Condition of Economy
CorrelationsConditionofEconom
y1
ConditionofEconom
y2
ConditionofEconom
y3
ConditionofEconom
y4
ConditionofEconom
y5
Total
Pearson Correlation
1 ,229 ,298* ,153 ,325* ,70
5*
*
Sig. (2-tailed)
,110 ,036 ,289 ,021 ,000
ConditionofEconomy1
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
,229 1 -,125 -,228 ,056 ,195
Sig. (2-tailed)
,110 ,387 ,111 ,701 ,174
ConditionofEconomy2
N 50 50 50 50 50 50
ConditionofEconomy3
Pearson Correlation
,298* -,125 1 ,399** ,395** ,70
6*
*
51
Sig. (2-tailed)
,036 ,387 ,004 ,005 ,000
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
,153 -,228 ,399** 1 ,227 ,55
9*
*
Sig. (2-tailed)
,289 ,111 ,004 ,112 ,000
ConditionofEconomy4
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
,325* ,056 ,395** ,227 1 ,71
6*
*
Sig. (2-tailed)
,021 ,701 ,005 ,112 ,000
ConditionofEconomy5
N 50 50 50 50 50 50
Pearson Correlation
,705** ,195 ,706** ,559** ,716** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,174 ,000 ,000 ,000Total
N 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
52
Nilai rtabel dengan N=50 pada signifikasi 0,01 = 0,3218. Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari lima pertanyaan
variabel Condition of economy, empat pertanyaan dinyatakan valid sedangkan
pertanyaan nomor 2 dinyatakan tidak valid karena rhitung = 0,195 lebih kecil dari
0,3218.
E. Collateral
Terdapat lima butir pertanyaan untuk variabel collateral di dalam kuesioner,
antara lain:
1. Jaminan yang diberikan debitur harus mempunyai pasar yang luas dan
besar.
2. Harga (nilai) jaminan yang diserahkan debitur harus melebihi dari jumlah
kredit yang diberikan.
3. Barang yang dijadikan jaminan harus memiliki harga yang stabil dipasaran.
4. Jaminan yang diserahkan harus memiliki legalitas yang sah.
5. Jaminan yang diberikan harus atas nama deitur dan bukan atas nama orang
ketiga, kerabat ataupun saudara.
Tabel III.13.Hasil Kuesioner Variabel Collateral
Pertanyaan NomorSampel 1 2 3 4 5 Total
1 3 4 4 5 2 18
53
2 4 4 4 5 4 213 3 4 3 5 3 184 4 4 2 5 5 205 4 5 5 5 3 226 4 4 4 4 4 207 5 5 5 5 2 228 3 4 4 5 3 199 4 3 3 5 4 1910 4 2 3 5 3 1711 3 3 3 4 2 1512 3 3 3 4 3 1613 4 4 4 5 3 2014 4 4 4 4 4 2015 4 3 3 5 4 1916 4 4 4 5 4 2117 4 3 3 5 4 1918 3 3 3 4 4 1719 3 1 3 2 4 1320 3 3 3 4 4 1721 4 3 4 4 4 1922 4 3 4 5 5 2123 4 4 4 5 5 2224 4 4 4 5 3 2025 3 3 3 5 4 1826 4 4 4 4 4 2027 5 4 5 5 4 2328 4 2 2 5 1 1429 4 3 3 4 4 1830 2 2 2 4 4 1431 4 4 4 5 4 2132 4 3 4 4 4 1933 4 3 3 5 5 2034 5 4 4 5 4 2235 3 3 3 5 3 1736 4 4 4 5 5 2237 4 2 3 4 4 1738 4 4 4 5 5 2239 3 3 3 5 4 1840 4 4 4 4 4 2041 4 3 4 5 5 21
54
42 3 3 3 5 4 1843 4 4 4 5 5 2244 4 3 4 4 4 1945 4 3 4 5 5 2146 4 4 4 5 5 2247 4 3 3 5 4 1948 4 3 4 4 4 1949 4 3 4 5 4 2050 5 3 5 5 4 22
Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas menunjukan data hasil kuesioner untuk pertanyaan Collateral.
Tabel III.14.Hasil Uji Validitas Variabel Collateral
CorrelationsCollatera
l1Collatera
l2Collatera
l3Collatera
l4Collatera
l5Total
Pearson Correlation
1 ,373** ,601** ,304* ,176 ,720*
*
Sig. (2-tailed)
,008 ,000 ,032 ,222 ,000Collateral1
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,373** 1 ,621** ,461** ,016 ,752*
*
Sig. (2-tailed)
,008 ,000 ,001 ,915 ,000Collateral2
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,601** ,621** 1 ,178 ,102 ,763*
*
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,216 ,482 ,000Collateral3
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,304* ,461** ,178 1 ,019 ,554*
*
Sig. (2-tailed)
,032 ,001 ,216 ,898 ,000Collateral4
N 50 50 50 50 50 50
55
Pearson Correlation
,176 ,016 ,102 ,019 1 ,468*
*
Sig. (2-tailed)
,222 ,915 ,482 ,898 ,001Collateral5
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,720** ,752** ,763** ,554** ,468** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,001Total
N 50 50 50 50 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Nilai rtabel dengan N=50 pada signifikasi 0,01 = 0,3218. Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari lima pertanyaan
variabel Collateral, semua dinyatakan valid karena rhitung dari kelima pertanyaan
lebih besar dari 0,3218.
3.2.4 Data Hasil Kuesioner Variabel Y
Terdapat lima butir pertanyaan untuk variabel kredit ritel (Y) di dalam
kuesioner, antara lain:
1. Karakter dari seorang calon debitur merupakan faktor utama dari kualitas
kredit yang diberikan.
2. Kapasitas atau kemampuan calon debitur menjalankan usahanya merupakan
faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
3. Modal, cadangan, serta laba yang dimiliki calon debitur merupakan faktor
utama dari kualitas kredit yang diberikan.
56
4. Kondisi sosial, politik dan ekonomi yang mempengaruhi usaha calon
debitur merupakan faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
5. Jaminan yang diserahkan calon debitur merupakan faktor utama dari
kualitas kredit yang diberikan.
Tabel III.15.Hasil Kuesioner Variabel Kredit Ritel
Pertanyaan NomorSampel 1 2 3 4 5 Total
1 4 5 3 3 4 192 5 5 3 3 4 203 4 5 4 4 4 214 3 4 4 2 4 175 5 5 5 4 5 246 4 4 4 4 4 207 4 5 5 4 5 238 3 4 4 2 4 179 4 4 3 3 4 1810 4 4 3 2 3 1611 5 5 5 2 3 2012 5 5 5 2 3 2013 5 5 4 3 4 2114 4 4 4 3 4 1915 4 5 4 3 3 1916 5 5 4 4 4 2217 4 4 4 3 4 1918 5 4 3 4 4 2019 4 4 4 4 3 1920 4 5 4 3 3 1921 5 4 4 4 4 2122 5 5 4 4 5 2323 4 5 4 5 5 2324 5 5 3 3 4 2025 4 4 3 3 3 17
57
26 5 5 4 3 4 2127 5 5 4 4 5 2328 5 5 5 3 2 2029 4 4 4 4 4 2030 5 4 2 4 3 1831 5 5 5 5 5 2532 5 4 4 5 4 2233 5 5 4 4 5 2334 5 5 4 4 4 2235 4 4 4 4 3 1936 5 4 5 3 4 2137 4 4 3 4 4 1938 4 5 4 3 4 2039 5 4 4 3 3 1940 5 5 5 4 4 2341 4 5 5 3 4 2142 5 4 4 3 4 2043 5 5 4 4 4 2244 4 4 4 4 4 2045 3 4 3 4 4 1846 5 5 4 4 4 2247 4 4 4 4 4 2048 4 4 4 4 4 2049 4 4 4 3 4 1950 4 4 5 4 5 22
Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas menunjukan data hasil kuesioner untuk pertanyaan Kredit Ritel.
Tabel III.16.Hasil Uji Validitas Variabel Kredit Ritel
58
CorrelationsKredit_Ri
tel1Kredit_Ri
tel2Kredit_Ri
tel3Kredit_Ri
tel4Kredit_Ri
tel5Total
Pearson Correlation
1 ,431** ,167 ,198 ,034 ,574**
Sig. (2-tailed)
,002 ,245 ,169 ,813 ,000
Kredit_Ritel1
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,431** 1 ,325* ,026 ,182 ,582**
Sig. (2-tailed)
,002 ,021 ,855 ,205 ,000
Kredit_Ritel2
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,167 ,325* 1 ,020 ,176 ,557**
Sig. (2-tailed)
,245 ,021 ,893 ,222 ,000
Kredit_Ritel3
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,198 ,026 ,020 1 ,483** ,634**
Sig. (2-tailed)
,169 ,855 ,893 ,000 ,000
Kredit_Ritel4
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,034 ,182 ,176 ,483** 1 ,652**
Sig. (2-tailed)
,813 ,205 ,222 ,000 ,000
Kredit_Ritel5
N 50 50 50 50 50 50Pearson Correlation
,574** ,582** ,557** ,634** ,652** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000Total
N 50 50 50 50 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
59
Nilai rtabel dengan N=50 pada signifikasi 0,01 = 0,3218. Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dari lima pertanyaan
variabel Kredit Ritel, semua dinyatakan valid karena rhitung dari kelima pertanyaan
lebih besar dari 0,3218.
3.2.5 Tabel Penolong
Tabel III.17.Rangkuman Kuesioner Variabel X dan Y
X1 X2 X3 X4 X5 Y24 31 17 5 18 1918 22 14 11 21 2026 30 20 13 18 2119 23 21 12 20 1726 33 23 13 22 2424 28 17 10 20 2019 33 23 10 22 2324 21 18 10 19 1725 20 18 14 19 1818 24 17 8 17 1630 30 22 12 15 2020 29 17 9 16 2027 26 22 8 20 2126 28 20 12 20 1920 28 22 9 19 1924 26 22 15 21 2224 25 17 10 19 1924 24 16 13 17 2022 20 19 15 13 1925 27 20 13 17 1928 25 19 15 19 2127 32 22 14 21 2322 28 19 15 22 23
60
28 26 14 9 20 2018 23 14 11 18 1722 30 17 13 20 2127 29 21 15 23 2326 32 21 8 14 2022 24 17 14 18 2027 25 13 10 14 1827 28 21 16 21 2530 27 19 18 19 2227 25 20 13 20 2327 24 21 11 22 2224 26 16 12 17 1925 29 23 12 22 2116 20 17 10 17 1920 27 20 13 22 2027 23 17 11 18 1928 31 23 14 20 2319 30 23 12 21 2126 26 18 11 18 2027 31 20 13 22 2221 27 18 13 19 2018 25 18 13 21 1826 30 20 10 22 2225 24 19 12 19 2024 26 18 13 19 2026 25 19 7 20 1924 27 22 16 22 22
Sumber : Hasil Riset Penulis
Tabel diatas berisikan data gabungan dari total skor variabel X dan Y yang
selanjutnya akan digunakan dalam uji koefisien korelasi, determinasi dan regresi
dengan menggunakan software IBM SPSS statistic 21.
3.3 Analisa Variabel X Terhadap Y
61
3.3.1 Uji Koefisien Korelasi
A. Uji Reliabilitas
1. Character (X1)
Tabel III.18.Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Character
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
,798 6Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap
variabel character. Nilai Cronbach’s Alpha variabel character sebesar 0,798 artinya
ialah tingkat reliabel dari 6 butir pertanyaan tersebut reliabel.
2. Capacity (X2)
Tabel III.19.Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Capacity
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaN of Items
,714 7Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap
variabel capacity. Nilai Cronbach’s Alpha variabel capacity sebesar 0,714 artinya
ialah tingkat reliabel dari 7 butir pertanyaan tersebut reliabel.
3. Capital (X3)
62
Tabel III.20.Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Capital
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaN of Items
,696 5Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap
variabel capital. Nilai Cronbach’s Alpha variabel capital sebesar 0,696 artinya ialah
tingkat reliabel dari 5 butir pertanyaan tersebut reliabel.
4. Condition of economy (X4)
Tabel III.21.Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Condition of economy
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
,628 4Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap
variabel condition of economy. Nilai Cronbach’s Alpha variabel condition of economy
sebesar 0,628 artinya ialah tingkat reliabel dari 4 butir pertanyaan tersebut cukup
reliabel.
5. Collateral (X5)
63
Tabel III.22.Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Collateral
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaN of Items
,638 5Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel III. Mdiatas menggambarkan hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap
variabel collateral. Nilai Cronbach’s Alpha variabel collateral sebesar 0,638 artinya
ialah tingkat reliabel dari 5 butir pertanyaan tersebut reliabel.
6. Kredit Ritel (Y)
Tabel III.23.Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kredit Ritel
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaN of Items
,548 5Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji reliabilitas kuesioner terhadap
variabel kredit ritel. Nilai Cronbach’s Alpha variabel kredit ritel sebesar 0,548 artinya
ialah tingkat reliabel dari 5 butir pertanyaan tersebut cukup reliabel.
B. Uji Korelasi
64
1. Character
Tabel III.24.Output SPSS Uji Korelasi Variabel Character terhadap Kredit Ritel
CorrelationsCharacter Kredit_Ritel
Pearson Correlation 1 ,422**
Sig. (2-tailed) ,002CharacterN 50 50Pearson Correlation ,422** 1Sig. (2-tailed) ,002Kredit_RitelN 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji coba korelasi antara character
terhadap kredit ritel. Dari tabel diatas diketahui nilai signifikan antara character
terhadap kredit ritel adalah 0,002 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan
diantara kedua variabel karena 0,002 lebih kecil dari 0,005.
Nilai pearson Correlation antara character terhadap kredit ritel yaitu 0,422.
Angka tersebut menggambarkan kekuatan hubungan antara kedua variabel sedang
karena antara nilai 0,400-0,600 memiliki hubungan korelasi sedang.
Dari tabel diatas, maka dapat diambil kesimpulan:
Ha: Terdapat hubungan yang positif antara Character terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
2. Capacity
Tabel III.25.
65
Output SPSS Uji Korelasi Variabel Capacity terhadap Kredit Ritel
CorrelationsCapacit
yKredit_Rit
elPearson Correlation
1 ,590**
Sig. (2-tailed) ,000Capacity
N 50 50Pearson Correlation
,590** 1
Sig. (2-tailed) ,000Kredit_Ritel
N 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji coba korelasi antara capacity terhadap
kredit ritel. Dari tabel diatas diketahui nilai signifikan antara capacity terhadap kredit
ritel adalah 0,000 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan diantara kedua
variabel karena 0,000 lebih kecil dari 0,005.
Nilai pearson Correlation antara capacity terhadap kredit ritel yaitu 0,590.
Angka tersebut menggambarkan kekuatan hubungan antara kedua variabel sedang
karena antara nilai 0,400-0,600 memiliki hubungan korelasi sedang.
Dari tabel diatas, maka dapat diambil kesimpulan:
Ha: Terdapat hubungan yang positif antara capacity terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
3. Capital
Tabel III.26.Output SPSS Uji Korelasi Variabel Capital terhadap Kredit Ritel
66
CorrelationsCapital Kredit_Rit
elPearson Correlation
1 ,560**
Sig. (2-tailed) ,000Capital
N 50 50Pearson Correlation
,560** 1
Sig. (2-tailed) ,000Kredit_Ritel
N 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji coba korelasi antara capital terhadap
kredit ritel. Dari tabel diatas diketahui nilai signifikan antara capital terhadap kredit
ritel adalah 0,000 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan diantara kedua
variabel karena 0,000 lebih kecil dari 0,005.
Nilai pearson Correlation antara capital terhadap kredit ritel yaitu 0,560.
Angka tersebut menggambarkan kekuatan hubungan antara kedua variabel sedang
karena antara nilai 0,400-0,600 memiliki hubungan korelasi sedang.
Dari tabel diatas, maka dapat diambil kesimpulan:
Ha: Terdapat hubungan yang positif antara capital terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
4. Condition of economy
Tabel III.27.Output SPSS Uji Korelasi Variabel Condition of Economy terhadap Kredit Ritel
Correlations
67
Condition_of_Economy Kredit_RitelPearson Correlation
1 ,469**
Sig. (2-tailed) ,001Condition_of_Economy
N 50 50Pearson Correlation
,469** 1
Sig. (2-tailed) ,001Kredit_Ritel
N 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji coba korelasi antara condition of
economy terhadap kredit ritel. Dari tabel diatas diketahui nilai signifikan antara
condition of economy terhadap kredit ritel adalah 0,001 yang artinya terdapat korelasi
yang signifikan diantara kedua variabel karena 0,001 lebih kecil dari 0,005.
Nilai pearson Correlation antara condition of economy terhadap kredit ritel
yaitu 0,469. Angka tersebut menggambarkan kekuatan hubungan antara kedua
variabel sedang karena antara nilai 0,400-0,600 memiliki hubungan korelasi sedang.
Dari tabel diatas, maka dapat diambil kesimpulan:
Ha: Terdapat hubungan yang positif antara condition of economy terhadap efektifitas
Kredit Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
5. Collateral
Tabel III.28.Output SPSS Uji Korelasi Variabel Collateral terhadap Kredit Ritel
Correlations
68
Collateral
Kredit_Ritel
Pearson Correlation
1 ,543**
Sig. (2-tailed) ,000Collateral
N 50 50Pearson Correlation
,543** 1
Sig. (2-tailed) ,000Kredit_Ritel
N 50 50**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Tabel diatas menggambarkan hasil uji coba korelasi antara collateral
terhadap kredit ritel. Dari tabel diatas diketahui nilai signifikan antara collateral
terhadap kredit ritel adalah 0,000 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan
diantara kedua variabel karena 0,000 lebih kecil dari 0,005.
Nilai pearson Correlation antara collateral terhadap kredit ritel yaitu 0,543.
Angka tersebut menggambarkan kekuatan hubungan antara kedua variabel sedang
karena antara nilai 0,400-0,600 memiliki hubungan korelasi sedang.
Dari tabel diatas, maka dapat diambil kesimpulan:
Ha: Terdapat hubungan yang positif antara collateral terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
3.3.2 Uji Koefisien Determinasi
1. Character
Tabel III.29.Output SPSS Uji Anova Variabel Character terhadap Kredit Ritel
69
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.Regression 32,955 1 32,955 10,412 ,002b
Residual 151,925 48 3,1651Total 184,880 49
a. Dependent Variable: Kredit_Ritelb. Predictors: (Constant), CharacterSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka probabilitas 0,02<0,05 artinya model regresi
ini sudah layak digunakan dalam prediksi terhadap kredit ritel. Maka Ha diterima,
yaitu terdapat hubungan yang signifikan di dalam penerapan prinsip character
terhadap efektifitas kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Tabel III.30.Output SPSS Uji Determinasi Variabel Character terhadap Kredit Ritel
Model SummaryChange StatisticsModel R R
SquareAdjusted R Square
Std. Error of the
EstimateR
Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,422a ,178 ,161 1,779 ,178 10,412 1 48 ,002a. Predictors: (Constant), CharacterSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka R Square atau koefisien Determinan adalah
0,178 artinya sebesar 17,8% ketepatan penilaian efektifitas kredit ritel dapat
dijelaskan dengan variabel prinsip character. Sedangkan 82,2% lainnya dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
2. Capacity
Tabel III.31.Output SPSS Uji Anova Variabel Capacity terhadap Kredit Ritel
70
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.Regression 64,405 1 64,405 25,660 ,000b
Residual 120,475 48 2,5101Total 184,880 49
a. Dependent Variable: Kredit_Ritelb. Predictors: (Constant), CapacitySumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka probabilitas 0,00<0,05 artinya model regresi
ini sudah layak digunakan dalam prediksi terhadap kredit ritel. Maka Ha diterima,
yaitu terdapat hubungan yang signifikan di dalam penerapan prinsip capacity
terhadap efektifitas kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Tabel III.32.Output SPSS Uji Determinasi Variabel Capacity terhadap Kredit Ritel
Model SummaryChange StatisticsModel R R
SquareAdjusted R Square
Std. Error of the
EstimateR
Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,590a ,348 ,335 1,584 ,348 25,660 1 48 ,000a. Predictors: (Constant), CapacitySumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka R Square atau koefisien Determinan adalah
0,348 artinya sebesar 34,8% ketepatan penilaian efektifitas kredit ritel dapat
dijelaskan dengan variabel prinsip capacity. Sedangkan 65,2% lainnya dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
3. Capital
Tabel III.33.Output SPSS Uji Anova Variabel Capital terhadap Kredit Ritel
71
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.Regression 58,017 1 58,017 21,952 ,000b
Residual 126,863 48 2,6431Total 184,880 49
a. Dependent Variable: Kredit_ritelb. Predictors: (Constant), CapitalSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka probabilitas 0,00<0,05 artinya model regresi
ini sudah layak digunakan dalam prediksi terhadap kredit ritel. Maka Ha diterima,
yaitu terdapat hubungan yang signifikan di dalam penerapan prinsip capital terhadap
efektifitas kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Tabel III.34.Output SPSS Uji Determinasi Variabel Capital terhadap Kredit Ritel
Model SummaryChange StatisticsModel R R
SquareAdjusted R Square
Std. Error of the
EstimateR
Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,560a ,314 ,300 1,626 ,314 21,952 1 48 ,000a. Predictors: (Constant), CapitalSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka R Square atau koefisien Determinan adalah
0,314 artinya sebesar 31,4% ketepatan penilaian efektifitas kredit ritel dapat
dijelaskan dengan variabel prinsip capital. Sedangkan 68,6% lainnya dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
4. Condition of economy
Tabel III.35.Output SPSS Uji Anova Variabel Condition of Economy terhadap Kredit Ritel
72
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.Regression 40,599 1 40,599 13,507 ,001b
Residual 144,281 48 3,0061Total 184,880 49
a. Dependent Variable: Kredit_Ritelb. Predictors: (Constant), Condition_of_EconomySumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka probabilitas 0,01<0,05 artinya model regresi
ini sudah layak digunakan dalam prediksi terhadap kredit ritel. Maka Ha diterima,
yaitu terdapat hubungan yang signifikan di dalam penerapan prinsip Condition of
economy terhadap efektifitas kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Jakarta.
Tabel III.36.Output SPSS Uji Determinasi Variabel Condition of Economy terhadap Kredit
Ritel Model Summary
Change StatisticsModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
EstimateR
Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,469a ,220 ,203 1,734 ,220 13,507 1 48 ,001a. Predictors: (Constant), Condition_of_EconomySumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka R Square atau koefisien Determinan adalah
0,220 artinya sebesar 22% ketepatan penilaian efektifitas kredit ritel dapat dijelaskan
dengan variabel prinsip Condition of economy. Sedangkan 78% lainnya dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
5. Collateral
Tabel III.37.
73
Output SPSS Uji Anova Variabel Collateral terhadap Kredit Ritel
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.Regression 54,479 1 54,479 20,053 ,000b
Residual 130,401 48 2,7171Total 184,880 49
a. Dependent Variable: Kredit_Ritelb. Predictors: (Constant), CollateralSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka probabilitas 0,00<0,05 artinya model regresi
ini sudah layak digunakan dalam prediksi terhadap kredit ritel. Maka Ha diterima,
yaitu terdapat hubungan yang signifikan di dalam penerapan prinsip Collateral
terhadap efektifitas kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta.
Tabel III.38.Output SPSS Uji Determinasi Variabel Collateral terhadap Kredit Ritel
Model SummaryChange StatisticsModel R R
SquareAdjusted R Square
Std. Error of the
EstimateR
Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,543a ,295 ,280 1,648 ,295 20,053 1 48 ,000a. Predictors: (Constant), CollateralSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas diketahui angka R Square atau koefisien Determinan adalah
0,295 artinya sebesar 29,5% ketepatan penilaian efektifitas kredit ritel dapat
dijelaskan dengan variabel prinsip Collateral. Sedangkan 70,5% lainnya dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
3.3.3 Uji Persamaan Regresi
74
1. Character
Tabel III.39.Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel Character terhadap
Kredit Ritel
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized CoefficientsModelB Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 14,648 1,776 8,248 ,0001 Character ,237 ,073 ,422 3,227 ,002a. Dependent Variable: Kredit_Ritel
Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas didapatkan rumus persamaan regresi Y = 14,648 + 0,237X
atau Efektifitas kredit ritel = 14,648 + 0,237 (Prinsip Character).
Konstanta sebesar 14,648 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan
prinsip character di dalam proses analisa kredit ritel maka efektifitas pemberian
kredit ritel sebesar 14,648.
Koefisien regresi sebesar 0,237 menyatakan bahwa setiap penerapan prinsip
character di dalam analisa kredit ritel akan meningkatkan efektifitas pemberian kredit
ritel sebesar 0,237.
2. Capacity
Tabel III.40.Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel Capacity terhadap
Kredit Ritel
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized CoefficientsModelB Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 11,256 1,803 6,242 ,0001 Capacity ,340 ,067 ,590 5,066 ,000a. Dependent Variable: Kredit_Ritel
75
Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas didapatkan rumus persamaan regresi Y = 11,256 + 0,340X
atau Efektifitas kredit ritel = 11,256 + 0,340 (Prinsip Capacity).
Konstanta sebesar 11,256 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan
prinsip Capacity di dalam proses analisa kredit ritel maka efektifitas pemberian kredit
ritel sebesar 11,256.
Koefisien regresi sebesar 0,340 menyatakan bahwa setiap penerapan prinsip
Capacity di dalam analisa kredit ritel akan meningkatkan efektifitas pemberian kredit
ritel sebesar 0,340.
3. Capital
Tabel III.41.Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel Capital terhadap
Kredit Ritel
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized CoefficientsModelB Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 12,340 1,719 7,180 ,0001 Capital ,418 ,089 ,560 4,685 ,000a. Dependent Variable: Kredit_ritel
Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas didapatkan rumus persamaan regresi Y = 12,340 + 0,418X
atau Efektifitas kredit ritel = 12,340 + 0, 418 (Prinsip Capital).
Konstanta sebesar 12,340 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan
prinsip Capital di dalam proses analisa kredit ritel maka efektifitas pemberian kredit
ritel sebesar 12,340.
76
Koefisien regresi sebesar 0,418 menyatakan bahwa setiap penerapan prinsip
Capital di dalam analisa kredit ritel akan meningkatkan efektifitas pemberian kredit
ritel sebesar 0,418.
4. Condition of economy
Tabel III.42.Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel Condition of Economy
terhadap Kredit Ritel
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 16,085 1,178 13,654 ,0001 Condition_of_Economy ,355 ,097 ,469 3,675 ,001a. Dependent Variable: Kredit_RitelSumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas didapatkan rumus persamaan regresi Y = 16,085 + 0,355X
atau Efektifitas kredit ritel = 16,085 + 0,355 (Condition of Economy).
Konstanta sebesar 16,085 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan
prinsip Condition of Economy di dalam proses analisa kredit ritel maka efektifitas
pemberian kredit ritel sebesar 16,085.
Koefisien regresi sebesar 0,355 menyatakan bahwa setiap penerapan prinsip
Condition of Economy di dalam analisa kredit ritel akan meningkatkan efektifitas
pemberian kredit ritel sebesar 0,355.
5. Collateral
Tabel III.43.Output SPSS Uji Persamaan Regresi Sederhana Variabel Collateral terhadap
Kredit Ritel
77
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized CoefficientsModelB Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 11,565 1,969 5,873 ,0001 Collateral ,455 ,102 ,543 4,478 ,000a. Dependent Variable: Kredit_Ritel
Sumber : Hasil IBM SPSS statistic 21
Dari tabel diatas didapatkan rumus persamaan regresi Y = 11,565 + 0,455X
atau Efektifitas kredit ritel = 11,565 + 0,455 (Prinsip Collateral).
Konstanta sebesar 11,565 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan
prinsip Collateral di dalam proses analisa kredit ritel maka efektifitas pemberian
kredit ritel sebesar 11,565.
Koefisien regresi sebesar 0,455 menyatakan bahwa setiap penerapan prinsip
Collateral di dalam analisa kredit ritel akan meningkatkan efektifitas pemberian
kredit ritel sebesar 0,455.
78
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian “Pengaruh
Penerapan Prinsip 5C Terhadap Efektivitas Pembiayaan Kredit Ritel pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta” adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara character terhadap efektivitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta. Prinsip character memiliki
kekuatan hubungan dan ketepatan yang paling rendah terhadap efektifitas kredit
ritel diantara prinsip 5C. Ketepatan prinsip character terhadap efektifitas kredit
ritel hanya sebesar 17,8%. Setiap penambahan prinsip character didalam analisa
kredit ritel maka akan menambah efektifitas pembiayaan kredit ritel sebesar
0,237.
2. Terdapat hubungan yang positif antara capacity terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta. Prinsip capacity memiliki
kekuatan hubungan dan ketepatan yang paling tinggi terhadap efektifitas kredit
ritel diantara prinsip 5C. Ketepatan prinsip capacity terhadap efektifitas kredit
ritel sebesar 34,8%. Setiap penambahan prinsip capacity didalam analisa kredit
ritel maka akan menambah efektifitas pembiayaan kredit ritel sebesar 0,340.
3. Terdapat hubungan yang positif antara capital terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta. Prinsip capital memiliki
79
kekuatan hubungan dan ketepatan tertinggi kedua terhadap efektifitas kredit ritel
diantara prinsip 5C. Ketepatan prinsip capital terhadap efektifitas kredit ritel
sebesar 31,4%. Setiap penambahan prinsip capital didalam analisa kredit ritel
maka akan menambah efektifitas pembiayaan kredit ritel sebesar 0,418.
4. Terdapat hubungan yang positif antara condition of economy terhadap efektifitas
Kredit Ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta. Prinsip condition of
economy memiliki kekuatan hubungan dan ketepatan yang rendah kedua terhadap
efektifitas kredit ritel diantara prinsip 5C. Ketepatan prinsip condition of economy
terhadap efektifitas kredit ritel hanya sebesar 22%. Setiap penambahan prinsip
condition of economy didalam analisa kredit ritel maka akan menambah
efektifitas pembiayaan kredit ritel sebesar 0,355.
5. Terdapat hubungan yang positif antara collateral terhadap efektifitas Kredit Ritel
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta. Prinsip collateral memiliki
kekuatan hubungan dan ketepatan yang tertinggi ketiga terhadap efektifitas kredit
ritel diantara prinsip 5C. Ketepatan prinsip collateral terhadap efektifitas kredit
ritel hanya sebesar 29,5%. Setiap penambahan prinsip collateral didalam analisa
kredit ritel maka akan menambah efektifitas pembiayaan kredit ritel sebesar
0,455.
80
4.2. Saran
Saran yang penulis berikan kepada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jakarta
adalah sebagai berikut:
1. Meskipun hasil uji statistik penelitian menunjukan prinsip character memiliki
hubungan yang paling rendah terhadap efektifitas pembiayaan kredit ritel,
sebaiknya para analis kredit tetap memberikan penilaiannya secara mendalam,
cermat dan teliti terhadap karakter setiap calon debiturnya. Karena prinsip
character merupakan penilaian yang mendasar dan utama didalam menentukan
apakah calon debitur tersebut layak untuk disetujui pembiayaan ritelnya.
2. Prinsip capacity, capital, dan collateral memiliki pengaruh tertinggi terhadap
efektifitas pembiayaan kredit ritel, maka sebaiknya para analis kredit harus cermat
dan teliti didalam menilai ketiga prinsip tersebut.
3. Prinsip condition of economy memiliki hubungan yang sedang terhadap efektifitas
pembiayaan kredit ritel, maka sebaiknya para analis kredit juga tidak perlu terlalu
menekankan penilaiannya terhadap kondisi ekonomi saat ini dan yang akan
datang. Namun apabila kondisi ekonomi saat itu sedang buruk seperti inflasi atau
ada peraturan pemerintah yang merugikan usaha calon debitur maka sebaiknya
para analis perlu memeriksa lebih lanjut apakah pembiayaan kredit ritel tersebut
masih bisa diberikan atau memang harus ditolak.
81
DAFTAR PUSTAKA
Apipudin. 2013. Brand Switching Analysis dalam Industri Ritel Modern. Diambil dari: www.marketing.co.id/brand-switching-analysis-dalam-industri-ritel-modern. (24 April 2016)
Firdaus, Rachmat, dan Maya Ariyanti. 2011. Manajemen Perkreditan Bank Umum Teori, Masalah, Kebijakan, dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Setiawan, Budi. 2015. Teknik Praktis Analisis Data Penelitian Sosial & Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharno. 2003. Analisa Kredit. Jakarta: Djambatan.
Sujarweni, Wiratna, dan Ply Endrayanto. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Usman, Husaini, dan Purnomo Settiady Akbar. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Wijaya, Amin Tunggal. 1993. Manajemen suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta Jaya.
KUESIONER PENELITIAN KEPADA DEBITUR
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan prinsip 5C terhadap
efektifitas pembiayaan kredit ritel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang
diukur dalam variable Character, Capacity, Capital, Condition of economy, dan
Collateral.
Untuk itu saya mengharapkan kesediaan waktu Anda untuk mengisi kuesioner
sesuai dengan penilaian yang anda miliki. Atas kepercayaan dan kesediaannya, saya
ucapkan terima kasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Responden No : .....
Nama
Responden:
Jenis Kelamin: a. Laki – Laki b. Perempuan
a. 17 – 30 Tahun b. 31 – 40 TahunUsia:
c. 41 – 50 Tahun d. > 50 Tahun
a. Tidak Tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTPJenjang
Pendidikan: d. Tamat SLTA e. S-1 f. S-2
Jenis Pinjaman:a. Pembiayaan
Modal Kerja
b. Pembiayaan
Investasi
c. Pembiayaan
Syariah
Hunian
Bisnis
A. PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda check List (V) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat Bapak/Ibu.
Kriteria penilaian :
a. Sangat Setuju (SS) : Skor 5
b. Setujut (S) : Skor 4
c. Kurang Setuju (KS) : Skor 3
d. Tidak Setuju (TS) : Skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1
1. Variabel Character (X1)
No Pernyataan SS S KS TS STS1 Penting bagi seorang calon debitur
memiliki rasa kemanusiaan dan sosial dalam bermasyarakat.
2 Penting bagi seorang calon debitur memiliki sifat disiplin dan bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaannya.
3 Seorang calon debitur yang taat beribadah dijamin akan menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang debitur.
4 Seorang pemuka agama memiliki rasa tanggung jawab yang lebih dalam menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang debitur.
5 Seorang calon debitur wajib melaksanakan hukum-hukum yang sudah ditentukan tanpa terkecuali.
6 Kepercayaan dan adat istiadat tempat calon debitur tumbuh mempengaruhi watak dan itikad baik debitur dalam membayar kembali kreditnya.
7 Debitur yang memperhatikan penampilan, kerapihan dan kesopanan menunjukan integritas dan itikad baiknya dalam membayar kembali kreditnya.
2. Variabel Capacity (X2)
No Pernyataan SS S KS TS STS1 Kemampuan debitur membayar
kembali kreditnya diukur dari trend profitabilitas (keuntungan) yang diperoleh usaha debitur dari waktu ke waktu.
2 Semakin besar mutasi kredit yang tercermin dari rekening simpanan (tabungan/giro/deposito) menggambarkan besarnya kemampuan debitur secara finansial?
3 Kemampuan debitur menjalankan usahanya dinilai dari rencana produksi dan laba yang dihasilkan dari penjualannya.
4 Debitur wajib mempunyai ijazah minimal SMA dan sertifikat formal lainnya sebagai bukti kemampuan debitur mengelola usahanya.
5 Debitur yang menjalani pendidikan formal dan hanya mendapatkan pelatihan khusus dianggap tidak mampu mengelola usahanya dan tidak layak diberikan pinjaman kredit.
6 Perusahaan yang memiliki peralatan dan perlengkapan yang lengkap menunjukan kualitas usaha debitur.
7 Semakin banyak karyawan usaha debitur menunjukan perkembangan dan kualitas manajerial usaha debitur.
3. Variabel Capital (X3)
No Pernyataan SS S KS TS STS1 Semakin besar debitur menanamkan
modal di perusahaannya menunjukan semakin besar kesungguhan debitur dalam menjalankan usahanya.
2 Calon debitur wajib menyediakan dana cadangan dan laba ditahan sebagai perlindungan bagi usahanya.
3 Semakin besar laba perusahaan debitur menunjukan semakin berkualitasnya kredit yang diajukan.
4 Syarat utama pengajuan kredit adalah laba usaha debitur yang terus meningkat.
5 Debitur wajib menyerahkan bukti taat pajak usaha sebagai jaminan kesungguhan dan tanggung jawabnya dalam membayar kembali kreditnya.
4. Variabel Condition of economy (X4)
No Pernyataan SS S KS TS STS1 Kredit yang berkualitas dilihat dari
tidak adanya peraturan dan larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dapat menghambat usaha debitur.
2 Semakin besar pangsa pasar usaha debitur maka semakin terjamin kualitas kreditnya.
3 Usaha debitur yang hanya mengikuti trend tidak dapat diberikan pinjaman karena dianggap tidak dapat berkembang di masa yang akan datang.
4 Banyaknya pesaing sejenis di sekitar usaha debitur mempengaruhi laba penjualan dan dapat menurunkan kualitas pinjaman kreditnya.
5 Usaha debitur yang menurun karena situasi politik dan ekonomi yang terjadi menunjukan debitur tidak mampu mengendalikan usahanya.
5. Variabel Collateral (X5)
No Pernyataan SS S KS TS STS1 Jaminan yang diberikan debitur harus
mempunyai pasar yang luas dan besar.2 Harga (nilai) jaminan yang diserahkan
debitur harus melebihi dari jumlah
kredit yang diberikan.3 Barang yang dijadikan jaminan harus
memiliki harga yang stabil dipasaran.4 Jaminan yang diserahkan harus
memiliki legalitas yang sah.5 Jaminan yang diberikan harus atas
nama deitur dan bukan atas nama orang ketiga, kerabat ataupun saudara.
6. Variabel Kredit Ritel (Y)
No Pernyataan SS S KS TS STS1 Karakter dari seorang calon debitur
merupakan faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
2 Kapasitas atau kemampuan calon debitur menjalankan usahanya merupakan faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
3 Modal, cadangan, serta laba yang dimiliki calon debitur merupakan faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
4 Kondisi sosial, politik dan ekonomi yang mempengaruhi usaha calon debitur merupakan faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
5 Jaminan yang diserahkan calon debitur merupakan faktor utama dari kualitas kredit yang diberikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama yang Bapak/Ibu
berikan, semoga usaha Anda semakin sukses, maju dan berkembang.