98
TUGAS AKHIR Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance Untuk Meningkatkan Nilai OEE Pada PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Zaenal Ma’rup NIM : 41612120067 Program Studi : Teknik Industri PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

TUGAS AKHIR Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive …repository.unugha.ac.id/471/1/Evaluasi Penerapan 5S dan... · 2019. 7. 17. · TUGAS AKHIR Evaluasi Penerapan 5S dan Total

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • TUGAS AKHIR

    Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance Untuk

    Meningkatkan Nilai OEE Pada PLTMG

    (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas)

    Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

    dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    Disusun Oleh :

    Nama : Zaenal Ma’rup

    NIM : 41612120067

    Program Studi : Teknik Industri

    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

    2017

  • LEMBAR PENYATAAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini,

    Nama : Zaenal Ma’rup

    N.I.M : 41612120067

    Jurusan : Teknik Industri

    Fakultas : Teknik

    Judul Skripsi : Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance

    untuk meningkatkan nilai OEE pada PLTMG.

    Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat

    ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di

    kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

    terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

    sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas

    Mercu Buana.

    Demikian, Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

    dipaksakan.

    Penulis,

    (Zaenal Ma’rup)

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk

    meningkatkan nilai OEE pada PLTMG

    Disusun Oleh :

    Nama : Zaenal Ma’rup

    NIM : 41612120067

    Jurusan : Teknik Industri

    Pembimbing,

    ( Ir. Herry Agung Prabowo, M.S.c )

    Mengetahui,

    Koordinator Tugas Akhir/ Ketua Program Studi

    ( Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT )

  • ABSTRAK

    Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk meningkatkan

    nilai OEE pada PLTMG

    PT. XYZ merupakan Penyedia Jasa bidang pembangkit listrik swasta

    khususnya PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) dimana telah terjalin

    kerjasama dengan PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) di berbagai daerah di

    Indonesia. Untuk menjaga kerjasama yang terjalin tersebut terus berlangsung,

    dapat ditunjukkan dengan ketersediaan, kinerja dan kualitas dalam operasional

    dan pemeliharaan PLTMG dengan melakukan evaluasi dan metode yang tepat

    sebagai alat ukur tingkat efektivitas perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah

    Mengevaluasi penerapan 5S dan Total Productive Maintenance di Perusahaan

    dan Untuk mengetahui hubungan antara penerapan 4 pilar TPM dengan nilai

    OEE dalam meningkatkan efektivitas pada PLTMG.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode

    Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas,

    Program, atau proyek dengan membandingkan dengan tujuan yang telah

    ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya. Dan metode yang digunakan

    adalah mengumpulkan data adalah dengan observasi, wawancara (kuesioner)

    maupun studi dokumentasi. Sedangkan metode pengujian data yang digunakan

    adalah Uji validitas dan reliabilitas. Metode analisa digunakan adalah analisa

    korelasi dan regresi berganda dengan menggunakan Uji F serta metode OEE

    sebagai dasar perhitungan.

    Hasil dari penelitian menunjukkan peningkatan nilai OEE yang telah

    dicapai sebesar 1,67% berdasarkan perhitungan OEE dan menggunakan Uji F

    diketahui adanya pengaruh keempat pilar TPM terhadap nilai OEE.

    Kata Kunci : 5S, TPM, Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji F, Metode OEE

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

    dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah pada Baginda

    Rosullullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Evaluasi Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance Menggunakan untuk

    meningkatkan Nilai OEE pada PLTMG.

    Skripsi ini berisi tentang evaluasi penerapan 5S dan TPM di PT XYZ dan

    bagaimana penerapan tersebut berpengaruh dan berhubungan terhadap efektivitas

    PLTMG. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menganalisis tentang

    efektivitas penerapan 5S dan TPM yang telah dilaksanakan oleh perusahaan

    sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk mengembangkannya lebih

    lanjut dan diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

    Satu (S1) pada Fakultas Teknik di Universitas Mercu Buana.

    Banyak pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta saran

    sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Pada kesempatan ini penulis

    berterima kasih kepada:

    1. Allah SWT Tuhan Semesta Alam, atas berbagai rahmat dan nikmatNya

    yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir

    ini.

    2. Orang tua dan keluarga yang penulis cintai, atas doa dan dukungannya

    yang tidak pernah henti-henti.

    3. Bapak Ir Herry Agung Prabowo Msc, selaku dosen pembimbing dalam

    penulisan Tugas Akhir, atas berbagai masukan, support dan motivasinya.

  • 4. Ibu Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari MT, Ketua Program Studi Teknik Industri.

    5. Seluruh Pengajar dan Staff Teknik Industri Universitas Mercubuana.

    6. Ibunda Sutini dan keluarga atas berbagai doa dan semangatnya.

    7. Seluruh rekan mahasiswa PKK Teknik Industri Angkatan 26 yang telah

    membantu Penulis selama menjalani kuliah di Universitas Mercu Buana.

    8. Rekan-rekan di perusahaan tempat Penulis bekerja

    9. Serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu tanpa bisa

    Penulis sampaikan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

    kekurangan, keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi merupakan

    penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

    bersifat membangun diharapkan dapat memberi perbaikan di masa yang akan

    datang Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini

    bermanfaat.

    Jakarta, Agustus 2017

    Zaenal Ma’rup

  • DAFTAR ISI

    Lembar Pernyataan ................................................................................................. i

    Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii

    Abstrak .................................................................................................................. iii

    Kata Pengantar ...................................................................................................... iv

    Daftar Isi ............................................................................................................... vi

    Daftar Tabel ...........................................................................................................ix

    Daftar Gambar ...................................................................................................... .x

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 2

    1.3. Batasan Masalah................................................................. 3

    1.4. Tujuan Penelitian ................................................................3

    1.5. Metodologi Penelitian ....................................................... 3

    1.6. Sistematika Penulisan .........................................................4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Total Productive Maintenance............................... 6

    2.2. Konsep Total Productive Maintenance.................................... 7

    2.3. 5S sebagai dasar Pondasi Program TPM ...............................12

    2.4. Implementasi TPM .................................................................15

    2.5. Pemeliharaan (Maintenance)................................................. 18

    2.5.1 Pengertian Pemeliharaan............................................ 18

    2.5.2 Tujuan Pemeliharaan.................................................. 19

  • 2.5.3 Pembagian Pemeliharaan............................................ 20

    2.6. Overall Equipment Effectiveness (OEE)................................21

    2.7 Analisis Korelasi dan Regresi .................................................24

    2.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda ………………...….26

    2.7.2 AnalisisUjiValiditasdanReliabilitas ……………….....27

    2.7.3 AnalisisUji F.................................................................28

    2.8 PenelitianTerdahulu.................................................................28

    2.9 Kerangka Pemikiran ...............................................................32

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1. Rancangan Penelitian ............................................................ 33

    3.2. Pendekatan Penelitian ........................................................... 33

    3.3. Jenis Data Penelitian ............................................................. 34

    3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 34

    3.5. Teknik Pengolahan Data ....................................................... 35

    3.6. Langkah-langkah Penelitian .................................................. 37

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1. Profil Umum Perusahaan ...................................................... 38

    4.1.1 Struktur Organisasi ........................................................38

    4.1.2 Operasi Umun Perusahaan ............................................39

    4.1.3 Divisi Asset Management .............................................40

    4.2. Pengumpulan Data ................................................................ 44

    4.2.1 Pengumpulan Data Area Kalimantan ............................44

    4.2.2 Pengumpulan Data Penerapan 5 S ................................44

    4.2.3 Pengumpulan Data Implementasi Penerapan TPM ......44

  • 4.2.4 Pengumpulan Data Perhitungan Nilai OEE .................45

    4.3. Pengolahan Data .................................................................. 46

    4.3.1 Pengolahan Data Penerapan 5S ....................................46

    4.3.2 Pengolahan Data Implementasi Penerapan TPM .........50

    4.3.3 Pengolahan Data Perhitungan Nilai OEE .....................54

    BAB V HASIL PEMBAHASAN

    5.1. Evaluasi Penerapan 5S .......................................................... 58

    5.1.1 Pelaksanaan Finding atautemuan................................... 59

    5.1.2 Pengelolahan Data HasilTemuan....................................59

    5.1.3 Pelaksanaan Training .................................................... 59

    5.1.4 PelaksanaanPenerapan5S .............................................. 60

    5.1.5 EvaluasiPenerapan5S .....................................................60

    5.2. Evaluasi Penerapan TPM....................................................... 62

    5.3. Analisisa Hubungan Penerapan TPM denganNilai OEE

    sebagai Indikator Kinerja PLTMG ....................................... 65

    5.3.1 Analisa Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..................65

    5.3.2 Analisa menggunakan Regresi linier berganda .............66

    5.3.3 Analisa Perhitungan Nilai OEE ....................................70

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan ............................................................................ 72

    6.2. Saran ......................................................................................73

    Daftar Pustaka ......................................................................................................74

    Lampiran-lampiran.................................................................................................76

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Pengertian 5S-5R-5P ........................................................................... 13

    Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 28

    Tabel 4.1. Divisi Asset Management Sub-Operational ........................................ 41

    Tabel 4.2. Divisi Asset Management Sub-Maintenance ...................................... 41

    Tabel 4.3. 5S Sebelum dan Sesudah Perbaikan ................................................... 46

    Tabel 4.4. Jumlah Penelitian Responden...............................................................50

    Tabel 4.5.Data Uji Validitas ..............……………………….............................. 52

    Tabel 4.6. Data Uji Reliabilitas…........…………… ........................................... 53

    Tabel 4.7. Data Gross Produksi 2016 …………………….................................. 53

    Tabel 4.8. Data Gross Produksi 2017…....…………………............................... 54

    Tabel 4.9. Data Jam Operasi ...............…………………..................................... 54

    Tabel 4.10. Data Nett Produksi ..........…..……………........................................ 55

    Tabel 4.11. Data Perhitungan Nilai OEE ….....……..…...................................... 57

    Tabel 5.1. Variable entered .................................................................................. 68

    Tabel 5.2. R Square ............................................................................................. 68

    Tabel 5.3. Analisis Annova ................................................................................. 68

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Konsep Delapan Pilar TPM .............................................................. 7

    Gambar 2.2. Lima Pilar 5S.................................................................................... 13

    Gambar 2.3. Bagan Perhitungan OEE .................................................................. 24

    Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 32

    Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah Penelitian ................................................... 37

    Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT XYZ ........................................................... 38

    Gambar 4.2. Diagram Proses Divisi Asset Management ..................................... 43

    Gambar 5.1. Training 5S Karyawan..................................................................... 59

    Gambar 5.2. Bagan Proses Sortir.......................................................................... 61

    Gambar 5.3. Autonomous Maintenance .............................................................. 63

    Gambar 5.4. Variabel View SPSS 23....................................................................67

    Gambar 5.5. Data View SPSS 23 ......................….............................................. 67

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    PT. XYZ merupakan Penyedia Jasa bidang pembangkit listrik swasta

    khususnya PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) dimana telah

    terjalin kerjasama dengan PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) di berbagai

    daerah di Indonesia. Untuk menjaga kerjasama yang terjalin tersebut terus

    berlangsung, dapat ditunjukkan dengan ketersediaan, kinerja dan kualitas

    dalam operasional dan pemeliharaan PLTMG. Dalam mewujudkan hal

    tersebut, manajemen perusahaan menerapkan program 5S sebagai pondasi

    dasar proses perbaikan dan TPM yang merupakan suatu sistem pemeliharaan

    mesin yang melibatkan operator produksi dan semua departemen termasuk

    produksi, pengembangan pemasaran dan administrasi.

    Penerapan program 5S dan TPM digunakan karena manajemen melihat

    bagaimana pentingnya persaingan bisnis antar perusahaan penyedia jasa bidang

    pembangkit listrik swasta dan optimalisasi baik operasional maupun

    pemeliharaan PLTMG dalam menjadikan perusahaan lebih effisien dan

    kompetitif. Penerapan ini sudah mulai dilaksanakan oleh perusahaan dalam

    kurun waktu satu tahun dan sampai saat ini masih terus berjalan sesuai dengan

    rencana dan target perusahaan.

  • 2

    Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, manajemen ingin mengetahui

    sejauh mana pencapaian penerapan program 5S dan TPM yang telah berjalan

    sehingga manajemen memerlukan evaluasi dan metode yang tepat sebagai alat

    ukur tingkat efektivitas perusahaan dalam operasional dan pemeliharaan

    PLTMG diberbagai daerah di Indonesia.

    Dan dalam upaya mengetahui Tingkat efektivitas dari PLTMG di PT.

    XYZ tersebut, maka dilakukan penelitian dengan Judul : “ Evaluasi

    Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance untuk meningkatkan

    nilai OEE pada PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas)”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Evaluasi 5S dan Total Productive Maintenance salah satu Program yang

    digunakan oleh Manajemen PT. XYZ untuk meningkatkan efektivitas PLTMG

    menggunakan Metode OEE. Oleh karena itu penulis akan merumuskan

    masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana penerapan 5S dan Total Productive Maintenance berjalan

    sampai saat ini di Perusahaan?

    2. Apakah evaluasi penerapan 5S dan Total Productive Maintenance

    mempunyai korelasi dengan nilai OEE?

    3. Apakah sudah diketahui nilai OEE sebelum dan sesudah dari penerapan

    Total Productive Maintenance selama ini?

  • 3

    1.3 Batasan Masalah

    Pada penelitian ini batasan masalah yang dibuat terfokus pada Evaluasi

    Penerapan 5S dan Total Productive Maintenance menggunakan metode OEE

    pada Unit-unit PLTMG area kalimantan di PT. XYZ. Periode Data yang

    digunakan tanggal 1 Januari 2016–30 Juni 2017 atau satu tahun 6 bulan.

    1.4 Tujuan Penelitian

    1. Mengevaluasi penerapan 5S dan Total Productive Maintenance di

    Perusahaan.

    2. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan 4 pilar TPM dengan nilai

    OEE dalam meningkatkan efektivitas pada PLTMG.

    1.5 Metodologi Pengambilan data

    1.5.1 Studi Lapangan

    Untuk mendapatkan data-data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan

    dengan meninjau langsung ke lapangan.

    1.5.2 Studi Pusaka

    Membaca dan memperlajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan

    masalah yang akan di bahas dan di gunakan dalam memecahkan masalah.

  • 4

    1.5.3 Wawancara

    Mengadakan wawancara internal dengan Direksi dan karyawan yang

    berhubungan dengan masalah yang akan di bahas baik berupa wawancara,

    diskusi dan kuesioner.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam Penelitian ini Adalah :

    1. BAB I - Pendahuluan

    Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan.

    2. BAB II – Tinjauan Pustaka

    Bab ini merupakan pembahasan teori-teori yang berkaitan dengan 5S,

    Total Productive Maintenance, Pemeliharaan, Pengukuran Nilai OEE,

    Analisis Regresi Korelasi dan Penelitian terdahulu.

    3. BAB III – Metodologi Penelitian

    Pada bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan yaitu

    rancangan penelitian, pendekatan penelitian, jenis data penelitian, teknik

    pengumpulan data, teknik pengolahan data dan langkah-langkah

    penelitian.

  • 5

    4. BAB IV – Pengumpulan dan Pengolahan Data

    Pada Bab ini menjelaskan mengenai pengambilan,pengumpulan dan

    pengolahan data yang diperlukan dalam memecahkan masalah meliputi

    data-data yang dibutuhkan.

    5. BAB V – Hasil Pembahasan

    Pada Bab ini diuraikan mengenai pembahasan dari hasil data yang telah

    diolah sesuai dengan pedoman pada landasan teori serta dibuatkan

    langkah-langkah penyelesaian berdasarkan Metode yang ada.

    6. BAB VI – Kesimpulan dan Saran

    Pada Bab ini diberikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai masukan

    perusahaan berdasarkan hasil pengujian dan analisa data.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Total Productive Maintenance (TPM)

    TPM merupakan suatu sistem pemeliharaan mesin yang melibatkan

    operator produksi dan semua departement termasuk produksi, pengembangan

    pemasaran dan administrasi. TPM memerlukan partisipasi penuh dari

    semuanya, mulai dari manajemen puncak sampai karyawan lini terdepan.

    Operator bukan hanya menjalankan mesin tetapi juga merawat mesin sebelum

    dan sesudah beroperasi.

    TPM suatu metode yang bertujuan untuk memaksimalkan effisiensi

    penggunaan peralatan, dan memantapkan sistem pemeliharaan preventif yang

    dirancang untuk keseluruhan peralatan dengan mengimplementasikan suatu

    aturan dan memberikan motivasi kepada seluruh bagian yang berada dalam

    suatu perusahaan tersebut, melalui peningkatan komponenisasi dari seluruh

    anggota yang terlibat mulai dari manajemen puncak sampai kepada level

    terendah. TPM telah dirasakan manfaatnya dalam menunjang kemajuan

    perusahaan serta mampu bersaing secara global. Selain itu TPM bertujuan

    untuk menghindari perbaikan secara tiba-tiba dan meminimalisir pemeliharaan

    yang terjadwal. Secara keseluruhan TPM adalah suatu proses aktivitas

    pemeliharaan yang mengikutsertakan semua elemen dari perusahaan, yang

    bertujuan untuk menciptakan suasana kritis (Critical mass) dalam lingkungan

    industri guna mencapai zero breakdown, zero defect dan zero accident.

  • 7

    Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional

    yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada

    Bagian Pemeliharaan saja (Borris, 2006). Kegiatan pemeliharaan ini

    melibatkan Bagian Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Sedangkan menurut

    Peppard dan Philip (1997), dijelaskan bahwa dalam TPM, mesin-mesin

    dipelihara dan team yang ada tidak menunggu hingga terjadi kerusakan untuk

    melakukan perbaikan mesin, tetapi secara rutin merawatnya untuk menjamin

    ketersediaan mesin secara terus-menerus.

    Menurut Imai (1991) TPM ditujukan untuk perbaikan atas peralatan dan

    lebih berorientasi pada perangkat keras (hardware) melalui tindakan preventive

    maintenance terhadap masa penggunaan fasilitas produksi serta melibatkan

    setiaporang di seluruh bagian dan tingkatan.

    2.2 Konsep Total Productive Maintenance (TPM)

    TPM mencakup delapan bagian yang dikenal dengan delapan pilar TPM

    yang terdiri dari:

    Gambar 2.1 Konsep Pilar-Pilar TPM

  • 8

    1. Kesehatan dan Keselamatan

    Hal ini penting sekali sebagai dasar untuk mencapai zero accidents. Arti

    pentingnya adalah menekankan pada kebutuhan akan melindungi operator,

    yang akan diberikan pelatihan, yang pada awalnya hanya dibebankan untuk

    menyelesaikan tugas yang sederhana. Mengingat bahwa sebagian besar

    operator akan berpartisipasi dalam autonomous maintenance, maka harus ada

    penilaian terhadap risiko, gambaran risiko dan beberapa konsep keselamatan

    secara detail. Untuk meningkatkan kepercayaan diri operator, mereka harus

    dilatih tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang akan diperkiran

    muncul. Mereka juga harus didukung dengan pengembangan prosedur

    keselamatan kerja.

    2. Pendidikan dan Pelatihan

    Pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk mengetahui pengetahuan apa yang

    dibutuhkan dalam TPM, bagaimana untuk mengajarkannya, dan bagaimana

    untuk menegaskan hal tersebut telah diserap atau dimengerti dengan baik.

    3. Autonomous Maintenance

    Pada pilar ini diharapkan terdapat peningkatan kemampuan operator pada level

    dimana mereka mampu mengadakan pemeliharaan dasar pada peralatan yang

    mereka pakai. Dengan menggunakan pola pembersihan dan inspeksi, mereka

    belajar untuk mengenali operasi abnormal dan mengidentifikasi masalah yang

    sedang berkembang.

  • 9

    4. Pemeliharaan Terencana

    Pemeliharaan terencana untuk memperhatikan lebih dalam mengenai penyebab

    timbulnya masalah pada peralatan dan mengidentifikasi serta

    mengimplementasi jalan keluar dari masing-masing penyebab tersebut.

    5. Pemeliharaan Kualitas

    Pilar ini menggunakan tim dari cross-functional untuk menganalisa area dari

    kinerja peralatan dimana variasi produk dapat direduksi. Jika terdapat masalah

    yang telah ditemukan, tim akan menginvestigasi apakah perubahan atau

    penggantian harus diimplementasikan agar terjadi peningkatan hasil.

    6. Berfokus pada Peningkatan

    Tim yang terdiri dari lintas fungsi melakukan identifikasi terhadap masalah

    yang muncul kemudian mencari solusi permanen untuk masalah tersebut.

    Masalah yang dibahas harus dievaluasi untuk menentukan apakah keputusan

    yang diambil berdampak positif sehingga bermanfaat untuk menghemat biaya.

    7. Sistem Pendukung

    Penggunaan TPM sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi dan

    menyelesaikan masalah yang muncul. Fungsi ini untuk mendukung dari

    kegiatan produksi yang mencakup penyimpanan, pembayaran, fasilitas, quality

    control, penjadwalan, pengaturan barang dan penjualan.

  • 10

    8. Inisialisasi Tahapan Manajemen

    Pilar ini merupakan rencana organisasi yang disusun oleh tim dengan

    mempertimbangkan setiap bagian dari produksi. Metodologi yang dipakai

    mencakup berbagai jenis dari Value Flow Analysis, misalnya tentang

    bagaimana perusahaan mendapatkan ide baru untuk suatu produk, bagaimana

    membuat desain untuk produk baru tersebut, dan hal lainnya. Tim dibentuk

    dengan tujuan untuk terwujudnya peningkatan perbagian (Partial

    Improvement). Peningkatan perbagian merupakan suatu kegiatan untuk

    meningkatkan efisiensi dan produktivitas mesin melalui suatu proyek khusus.

    Adapun langkah-langkah tersebut adalah:

    1. Penentuan objek proyek

    2. Pembentukan tim

    3. Identifikasi masalah

    4. Penetapan target

    5. Pembuatan rencana kerja

    6. Uji coba dan kajian

    7. Penerapan

    8. Evaluasi terhadap target

    9. Standarisasi

    10. Pengembangan ke objek lain yang sejenis

  • 11

    TPM dirancang untuk mencegah terjadinya berbagai kerugian dengan

    mengembangkan metoda pengelolaan, penggunaan dan perawatan peralatan

    yang pada akhirnya dapat memaksimumkan efisiensi pada sistem produksi

    secara keseluruhan (Apriliani, 2007). Di dalam TPM disebutkan delapan

    kerugian besar yang harus dihindari, yaitu:

    1. Kerugian karena kerusakan mesin dan peralatan.

    2. Kerugian karena pemasangan dan penyetelan mesin.

    3. Kerugian karena penggantian alat pada mesin.

    4. Kerugian pada saat mesin mulai beroperasi.

    5. Kerugian karena mesin berhenti sesaat atau karena mesin

    beroperasi tanpa beban.

    6. Kerugiaan karena kecepatan mesin.

    7. Kerugian karena produk cacat maupun karena produk yang diproses

    ulang.

    8. Kerugian karena mesin berhenti beroperasi.

    TPM merupakan konsep pemeliharaan dengan tujuan untuk

    meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan moral dan tanggung jawab

    karyawan pada masing-masing pekerjaan yang mereka lakukan. TPM

    merupakan siklus yang menggabungkan sistem perawatan bersifat pencegahan

    (preventive maintenance) dan perawatan bersifat perbaikan (corrective

  • 12

    maintenance). Kata “Total” dalam TPM mengandung pengertian sebagai

    berikut:

    1. Total efektivitas, mengindikasikan bahwa TPM meningkatkan efektivitas

    pemakaian alat secara keseluruhan.

    2. Total sistem pemeliharaan, termasuk program pemeliharaan pencegahan.

    3. Total partisipasi, artinya kegiatan TPM mengikutsertakan seluruh jajaran

    pada setiap level mulai dari manajemen puncak sampai operator.

    2.3 5S sebagai dasar Pondasi Program TPM

    5S merupakan suatu proses sistematis bagian dari pekerjaan rumah tangga

    untuk mencapai lingkungan yang nyaman di tempat kerja dimana melibatkan

    seluruh karyawan dengan komitmen yang sungguh-sungguh dalam

    melaksanakan dan mewujudkannya. Masalah tidak dapat diketahui ketika di

    tempat kerja belum terorganisasi. Tempat Kerja yang memiliki tingkat

    kebersihan baik dan terorganisasi dapat membantu tim dalam mengidentifikasi

    suatu permasalahan. Identifikasi suatu masalah adalah langkah pertama suatu

    proses perbaikan. 5S merupakan Pondasi Program sebelum Penerapan TPM,

    maka gambar diatas 5S diposisikan sebagai Pondasi Dasar.

  • 13

    Sebagai Pondasi dari Program TPM, 5S adalah gerakan dasar perbaikan

    sebelum penerapan program-program TPM lainnya. Dalam pelaksanaannya 5S

    memiliki nama lain 5R atau 5P dan dapat di uraikan sebagai berikut sesuai

    tabel dibawah ini.

    Tabel 2.1 Pengertian 5S

    5S 5R 5P

    Seiri Ringkas Pemilahan

    Seiton Rapih Penataan

    Seiso Resik Pembersihan

    Seiketsu Rawat Pemantapan

    Shitsuke Rajin Pembiasaan

    Berdasarkan uraikan dari pengertian dari 5S tabel diatas, maka dapat diketahui

    lebih jelas langkah-langkah dari gerakan dasar 5S sebagai berikut :

    Gambar 2.2 Pilar-pilar 5S

  • 14

    a. Seiri

    Langkah pertama dari 5S adalah Seiri dengan kata lain Ringkas atau

    Pemilahan. Cara membedakan benda antara yang diperlukan dan tidak

    diperlukan menyingkirkan yang tidak diperlukan. Membuat tempat kerja

    ringkas, yang hanya menampung barang-barang yang diperlukan saja.

    b. Seiton

    Langkah kedua adalah Seiton atau Rapi atau Penataan, bagaimana menata

    atau mengelompokkan barang berdasarkan penggunaannya dan menata

    secara memadai agar upaya dan waktu untuk mencari atau menemukan

    menjadi minimum waktunya.

    c. Seiso

    Langkah ketiga adalah Seiso atau Resik atau Pembersihan, merupakan

    proses membersihkan lingkungan kerja, lantai tempat kerja, dan berbagai

    daerah didalam tempat kerja serta menjaga kondisi tool atau mesin yang

    siap pakai dan dalam keadaan yang bersih dan benar.

    d. Seiketsu

    Langkah keempat adalah Seiketsu atau Rawat atau Pemantapan,

    Bagaimana memperluas konsep kebersihan pada diri pribadi dan terus

    menerus mempraktekkan dan menjaga tiga langkah gerakan sebelumnya

    yang telah diterapkan dan selalu berusaha menjaga keadaan lingkungan

    kerja yang bersih dan sehat atau mempertahankan keadaan yang sudah

    ringkas. Rapih dan resik setiap hari secara terus menerus.

  • 15

    e. Shitsuke

    Langkah kelima adalah Shitsuke atau Rajin atau Pembiasaan, Bagaimana

    membangun disiplin diri pribadi dan membiasakan diri untuk menerapkan

    5S melalui norma kerja dan standarisasi. Pembiasaan juga berarti

    memikirkan berbagai masalah yang timbul sehari-hari, memutuskan untuk

    melakukannya lebih baik dikemudian hari dan melalui segala macam

    kesulitan untuk berbuat lebih baik terutama pada hal-hal yang menyangkut

    kualitas.

    2.4 Implementasi Total Productive Maintenance (TPM)

    TPM akan mengarahkan proses pemeliharaan menjadi sesuatu yang

    sangat penting dari seluruh aktivitas manufaktur, dimana TPM merupakan

    pendekatan secara proaktif untuk meminimasi pemeliharaan yang tidak

    terjadwal (John X Wang,2011). TPM didesain untuk mengeliminir kerugian

    yang diakibatkan oleh kerusakan maupun keandalan fasilitas yang mulai

    menurun. Kinerja operator dalam TPM harus maksimal, dimana mereka

    memiliki kewajiban untuk menggunakan dan memelihara peralatan yang

    mereka gunakan semaksimal mungkin, antara lain dengan melakukan

    pemeliharaan rutin, dan inspeksi peralatan, apabila mereka tidak dapat

    mengatasi kerusakan mesin, maka dapat memanggil staff perawatan yang lebih

    ahli.

    TPM juga berupaya untuk mengoptimalkan kerja kelompok, dimana

    anggota dari kelompok tersebut harus ikut berkomponenisasi dan memiliki

  • 16

    kesadaran untuk melakukan aktivitas pemeliharaan secara total. Kelompok

    kerja ini juga harus mendapat dukungan dari pimpinan teratas.

    Implementasi Total Productive Maintenance, pada mulanya hanya

    terpusat pada aktivitas produksi, seiring dengan bergulirnya waktu dan

    kebutuhan, TPM juga dapat mengimplementasikan untuk aktivitas administrasi,

    perencanaan, keuangan, sumber daya manusia, rekayasa, klerikal dan

    pemasaran. Oleh sebab itu, implementasi TPM saat ini, diperuntukkan bagi

    semua anggota perusahaan, tanpa kecuali, mulai dari manajemen puncak

    sampai kepada lini terendah dari suatu organisasi.

    Output yang diharapkan dari TPM bukan supervisi yang bersifat

    monitoring otoriter, melainkan pembentukan karakter dari setiap individu

    dalam organisasi tersebut, sehingga supervisi timbul dari dalam diri individu

    tersebut. Dengan kata lain TPM berupaya untuk memunculkan “Budaya

    Memelihara”. Budaya ini dapat dilanjutkan dengan pembentukan “Kaizen”

    karakter, yaitu pengembangan secara terus menerus (continuos improvement),

    sehingga perusahaan perlu membuat aturan main yang mendukung aktivitas ini,

    mulai dari kertas kerja, administrasi sampai kepada pelatihan.

    Perawatan ini membutuhkan komitmen dari seluruh pihak yang terkait,

    mulai low management sampai top management. Sasaran yang ingin diperoleh

    pada TPM antara lain :

    1. Memaksimalkan unjuk kerja pemanfaatan fasilitas industri, dan

    meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.

  • 17

    2. Autonomous Maintenance oleh Operator produksi, sehingga dapat

    meminimasi jumlah tenaga kerja yang harus disediakan perusahaan.

    3. Menjalankan program pemeliharaan yang terencana, oleh Dekomponenemen

    Perawatan.

    4. Melakukan peningkatan kemampuan dalam melakukan pemeliharaan

    terhadap fasilitas produksi, melalui pelatihan.

    5. Mempunyai program manajemen penaggulangan dini.

    Melihat implementasi TPM, apabila suatu perusahaan industri

    menerapkannya, maka perusahaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi

    disemua lini, sehingga perusahaan dapat memiliki daya saing dan memperoleh

    keuntungan yang lebih besar, karena TPM memiliki sistem untuk dapat

    memaksimalkan efisiensi sistem produksi dan dapat mencegah terjadinya

    kerugian mulai dari lini terdepan sampai akhir, sehingga sistem ini mampu

    merealisasikan “zero accident, zero defect dan zero failure” untuk semua siklus

    dari sistem.

    Dalam suatu perusahaan TPM berhasil diterapkan, adapun keuntungan-

    keuntungan yang akan diperoleh sebagai berikut :

    1. Untuk Operator Produksi

    a. Lingkungan kerja yang lebih bersih, rapi dan aman sehingga dapat

    meningkatkan efektifitas kerja operator.

    b. Kerusakan ringan pada mesin dapat diselesaikan oleh operator.

  • 18

    c. Efektifitas mesin itu sendiri dapat ditingkatkan.

    d. Kesempatan operator untuk menambah keahlian dan pengetahuan serta

    melakukan perbaikan dan metode kerja yang lebih baik dan lebih

    effiesien.

    2. Untuk Departemen Pemeliharaan

    a. Mesin, Peralatan dan Lingkungan kerja selalu bersih dan dalam kondisi

    yang baik.

    b. Frekuensi dan jumlah pemeliharaan darurat semakin berkurang

    departement pemeliharaan hanya mengerjakan pekerjaan yang

    membutuhkan keahlian khusus saja.

    c. Waktu untuk Melakukan Preventive Maintenance lebih banyak dan

    mempunyai kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan

    pengetahuan.

    2.5 Pemeliharaan (Maintenance)

    2.5.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

    Semua Bidang Industri yang menggunakan Peralatan-peralatan baik itu

    berupa Mesin, Alat kelistrikan dan Semua Jenis Peralatan lainya yang terus

    menerus beroperasi memerlukan peneliharaan rutin. Hal ini dilakukan dalam

    upaya menjaga fungsi dan umur tetap kondisi terbaik. Pemeliharaan dibutuhkan

    dalam bidang Industri yang sebagian besar menggunakan Mesin sebagai

  • 19

    peralatan dalam produksinya sangat penting dalam menjaga kelanjutan proses

    produksi.

    Pemeliharaan dilakukan pada mesin agar kondisi mesin tetap effisien dan

    mampu mendukung dan mamapu menjaga kualitas dalam kegiatan proses

    produksi. Pemeliharaan adalah kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan

    untuk menjaga suatu barang atau untuk memperbaiki sampai suatu kondisi

    yang bisa diterima. Pada dasarnya hasil yang diharapkan dari kegiatan

    pemeliharaan Mesin mencakup dua hal sebagai berikut :

    1. Condition Maintenance yaitu mempertahankan kondisi mesin agar

    berfungsi dengan baik sehingga komponen-komponen yang terdapat dalam

    mesin juga berfungsi sesuai dengan umur ekonomisnya.

    2. Replacement Maintenance yaitu melakukan perbaikan dan penggantian

    komponen mesin tepat waktunya sesuai dengan jadwal yang telah

    direncanakan sebelum kerusakan terjadi.

    2.5.2 Tujuan Pemeliharaan

    Dalam Istilah pemeliharaan (Maintenance) disebutkan bahwa terdapat

    dua pekerjaan yaitu istilah perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan

    sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan sedangkan istilah perbaikan

    dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.

    Tujuan Pemeliharaan utama antara lain :

    a. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset yaitu setiap bagian dari

    tempat kerja, bangunan dan Isinya.

  • 20

    b. Untuk menjamin ketersediaan optimum mesin yang dipasang untuk

    produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum.

    c. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana

    tersebut.

    d. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh mesin yang

    diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit

    cadangan, unit pemadaman kebakaran dan penyelamatan dan

    sebagainya.

    2.5.3 Pembagian Pemeliharaan

    Pemeliharaan (Maintenance) pada dasarnya terdapat beberapa

    pembagiannya dilihat dari Jenis dan waktu Pemeliharaannya antara lain :

    1. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance) adalah pemeliharaan yang

    diorganisasi dan dilakukan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan

    pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

    Pemeliharaan Pencegahan ( Preventive Maintenance) adalah pemeliharaan

    yang dilakukan pada selang waktu. Adapun Preventive Maintenance

    digolongkan menjadi dua kategori yaitu :

    • Routine Maintenance merupakan aktivitas yang berkaitan dengan

    kegiatan pembersihaan dan aktivitas rutin yang dilakukan operator pada

    mesin.

    • Major Preventive Maintenance merupakan aktivitas dilakukan

    sepenuhnya oleh personil pemeliharaan karena aktivitas tersebut

  • 21

    membutuhkan banyak waktu, membutuhkan kemampuan memperbaiki

    mesin.

    2. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) adalah pemeliharaan

    yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian termasuk penyetelan dan

    reparasi yang telah terhenti untuk memenuhi kondisi yang bisa diterima.

    Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian

    rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan menjadi

    lebih baik.

    3. Pemeliharaan Pencegahan ( Predictive Maintenance) adalah Pemeliharaan

    yang diarahkan untuk mencegah kegagalan (failure) suatu sarana,dan

    dilaksanakan dengan memeriksa mesin-mesin pada selang waktu yang

    teratur dan ditentukan sebelumnya, pelaksanaan tingkat reparasi

    selanjutnya tergantung pada apa yang ditemukan selama pemeriksaan.

    4. Pemeliharaan Tak Terencana (Unplanned Maintenance) Pemeliharaan

    yang dilakukan seketika mesin mengalami kerusakan yang tidak terdeteksi

    sebelumnya.

    2.6 Overall Equipment Effectiveness (OEE)

    Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan metode yang

    digunakan sebagai alat ukur penerapan program TPM guna menjaga peralatan /

    mesin pada kondisi ideal dengan menghapus six big losses peralatan. Dalam

    TPM alat ukur yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE)

    atau efektivitas mesin secara menyeluruh, dimana perhitungan OEE

  • 22

    berdasarkan kerugian dari mesin yang berhenti karena kerusakan, mesin harus

    diperlambat, dan produk yang dihasilkan cacat, Idealnya parameter OEE

    tersebut adalah sebagai berikut :

    • Availability > 90 %

    • Performance Efficiency > 95 %

    • Quality rate product > 99.

    Sehingga keberhasilan suatu program TPM adalah jika pencapain nilai

    OEEnya hingga > 85 %. Pengukuran OEE ini berdasarkan pada pengukuran

    tiga rasio utama,yaitu :

    1. Avalability Ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan

    pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau

    peralatan. Dengan demikian untuk formula yang digunakan untuk

    mengukur Availability ratio adalah :

    Availability : Operation Time X 100%

    Loading Time

    Loading Time - Downtime X 100%

    Loading Time

    Operation Time adalah waktu operasi, Loading Time merupakan waktu

    tersedia dan downtime adalah waktu yang terbuang.

  • 23

    2. Performance Ratio

    Performance ratio merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan

    Mesin/peralatan dalam produksi. Nilai Performance atau Efisiensi kinerja dapat

    dihitung sebagai berikut:

    Performance Ratio : Waktu Bersih Operasi X 100%

    Waktu Actual Operasi

    • Speed Losses = (Target Output X Waktu Aktual Operasi) – (Real Output X

    Waktu Aktual Operasi) / Real Output.

    • Waktu Operasi Bersih = Waktu Aktual Operasi – Speed Losses.

    3. Quality Ratio

    Quality ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan

    peralatan dalam menghasilkan Produksi yang sesuai dengan standar. Formula

    yang digunakan untuk Quality rasio adalah :

    Quality Ratio : Usefull Operating Time X 100%

    Waktu Operasi Bersih

    Dalam perhitungan selanjutnya, untuk mengetahui nilai OEE atau

    efektivitas mesin itu sendiri dapat dihitung dengan cara mengalikan ketiga

    faktor atau parameters tersebut yang sudah disebutkan diatas yaitu sebagai

    berikut:

  • 24

    2.7 Analisis Korelasi dan Regresi

    Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

    ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

    independent (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/

    atau memprediksi rata-rata populasi atau niiai rata-rata variabel dependen

    berdasarkan nilai variabe! independen yang diketahui. Pusat perhatian adalah

    pada upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu variabel

    dengan satu atau lebih variabel independen.

    Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-

    masing variable independent. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi

    nilai variable dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung

    dengan dua tujuan sekaligus : Pertama, meminimumkan penyimpangan antara

    nilai actual dan nilai estimasi variable dependen; Kedua, mengoptimalkan

    korelasi antara nilai actual dan nilai estimasi variable dependen berdasarkan

    Gambar 2.3 Bagan Perhitungan OEE

  • 25

    data yang ada. Teknik estimasi variable dependen yang melandasi analisis

    regresi disebut Ordinary Least Squares (pangkat kuadrat terkecil biasa).

    Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu

    teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran

    asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik

    dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan

    antara dua variabel. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi,

    terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu

    Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua

    teknik tersebut, terdapat pula teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-

    Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.

    Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui

    tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel

    dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel

    yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut

    independen.

    Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua

    variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya

    Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal

    menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat

    lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi

    mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi

    searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai

  • 26

    koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud

    dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau

    asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama

    dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika

    koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai

    korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope)

    positif.

    2.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda

    Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

    antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang

    ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Perbedaan dengan regresi linier

    sederhana hanya menggunakan satu variabel independen, sedangkan regresi

    linier berganda menggunakan dua atau lebih variabel independen yang

    dimasukkan dalam model regresi. Variabel independen dilambangkan dengan

    X1,X2,X3.......Xn sedangkan variabel dependen dilambangkan dengan Y.

    Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk

    menggambarkan hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas

    (Y) dapat dilakukan pengujian bentuk model yang digunakan dan keeratan

    hubungannya (korelasi) untuk menyatakan ketepatan dan ketelitian persamaan

    garis regresi yang diperoleh.

    https://www.statistikian.com/2012/08/korelasi.html

  • 27

    2.7.2 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

    Uji Validitas kuesioner biasanya yang dimaksud adalah item, yang

    dimaksudkan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner apakah

    sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item yang valid

    ditunjukkan dengan adanya korelasi yang signifikan antara item terhadap skor

    total item. Untuk penentuan apakah suatu item layak digunakan atau tidak,

    yaitu dengan melakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf

    signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika korelasi signifikan

    terhadap skor total item atau bisa melakukan penilaian langsung terhadap

    koefisien korelasi seperti yang diungkap Azwar(1999), yaitu dengan

    menggunakan batas nilai korelasi 0,30. Metode pengujian validitas item pada

    SPSS yang biasa digunakan yaitu dengan metode korelasi Pearson atau metode

    Corrected item-Total Correlation.

    Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kosistensi alat ukur, apakah

    alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

    pengukuran tersebut diulang. Metode uji reliabilitas yang sering digunakan

    adalah Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor

    berbentuk skala (Misal 1-4,1-5) atau skor rentangan (misal 0-10, 0-30). Untuk

    penentuan apakah instrumen reliabel atau tidak, bisa digunakan batasan tertentu

    seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

    baik, sedangkang 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.

  • 28

    2.7.3 Analisi Uji F

    Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan Tabel F:

    F Tabel dalam Excel, jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima)

    maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova

    (Olahan dengan SPSS, Gunakan Uji Regresi dengan Metode Enter/Full Model).

    Model signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat

    salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling

    besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel,

    maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%)

    akan lebih besar dari alpha.

    2.8 Penelitian Terdahulu

    2.2 Tabel Penelitian Terdahulu

    No Tahun Penulis Judul Skripsi Kesimpulan

    1 2009 Sandhy

    Widiansyah.

    H24050290

    Universitas

    IPB

    Evaluasi Penerapan Total

    Productive Maintenance

    di PT Frina Lestari

    Nusantara.

    Pelaksanaan TPM di PT

    Frina Lestari Nusantara

    meliputi program kerja

    sikap 5S, Para operator,

    foreman, dan supervisor

    menunjukkan adanya

    perubahan terhadap

    produktivitas setelah

    diterapkannya TPM. Hasil

    dari pengukuran dengan

    OEE, produktivitas paling

    rendah terdapat pada mesin

    Vacum Forming-1 pada

    tahun 2007 dengan nilai

    70,20 persen. Nilai tertinggi

    terdapat pada Blow Molding

    2 pada tahun 2009 yaitu

    107,94 persen.

    https://www.statistikian.com/2012/07/f-tabel-dalam-excel.htmlhttps://www.statistikian.com/2012/07/f-tabel-dalam-excel.htmlhttps://www.statistikian.com/spsshttps://www.statistikian.com/2012/08/regresi-linear-sederhana-dengan-spss.html

  • 29

    2 2012 Afif

    Fahmi,dkk

    Program

    studi Teknik

    Industri

    Universitas

    Brawijaya

    Implementasi TPM

    sebagai penunjang

    produktivitas dengan

    pengukuran OEE pada

    mesin rotary KTH 8

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    produktivitas pada mesin

    rotary KTH 8 73,456%

    faktor terbesar rendahnya

    nilai OEE karena

    performance rate dengan

    faktor six big losses 71,25%

    3 2015 Hery

    Kristanto

    Sinurat,dkk

    FTI Akrind

    Yogyakarta

    Analisis pengukuran nilai

    efektivitas mesin

    produksi dengan metode

    OEE dan 5S sebagai

    usulan penjadwalan

    perawatan mesin pada

    divisi engineering. (Studi

    kasus PT Pura Barutama

    Kudus)

    Metode OEE didasari oleh 3

    faktor yaitu availability,

    performance dan quality.

    Dari hasil perhitungan nilai

    OEE, PT. Pura Barutama

    Kudus dapat melakukan

    perawatan berdasarkan

    prinsip 5S dan tindakan

    perawatan berdasarkan

    perhitungan maintainability.

    4 2013 Dinda Hesti

    Triwardani,d

    kk FTI

    Universitas

    Brawijaya

    Analisis Overall

    Equipment Effectiveness

    (OEE) dalam

    Meminimalisi Six Big

    Losses Pada Mesin

    Produksi Dual Filter

    DD07.

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa rata-

    rata tingkat efektifitas mesin

    Dual Filters DD07 selama

    masa penelitian adalah

    sebesar 26.22%, dengan

    rata-rata nilai availability

    69.88%, performance

    45.37% dan quality 89.06%.

    5 2015 Nia Budi

    Puspitasari,

    Avior Bagas

    Program

    Studi Teknik

    Industri,

    Fakultas

    Teknik,

    Universitas

    Diponegoro

    Perhitungan Nilai

    Overall Equipment

    Effectiveness Mesin

    Mixer Banbury 270L dan

    Mesin Bias Cutting Line

    2 (Studi Kasus PT.

    Suryaraya Rubberindo

    Industries)

    Berdasarkan pengolahan

    dengan metode OEE dan Six

    Big Losses dapat

    mengetahui besarnya nilai

    OEE

    dan mengidentifikasi faktor

    penyebab rendahnya

    performansi mesin. Nilai

    OEE pada mesin Mixer

    Banbury 270 L sebesar

    71,07% yang dipengaruhi

    oleh faktor Six Big Losses

    Reduce Speed Loss

    6 2016 Subhankur

    Dutta, Ajoy

    Krishna

    Dutta.

    Journal of

    Engineering

    Trends and

    A Review on the

    experimental study of

    Overall Equipment

    Effectiveness of various

    machines and its

    improvement strategies

    through TPM

    The focus lies on

    improving the three primal

    parameters i.e.

    availability, performance

    and quality. Moreover to

    establish a preventive

    maintenance plan for the

  • 30

    Technology

    (IJETT) –

    Volume 36

    Number 5-

    June 2016

    implementation whole life cycle of

    equipment, covering all

    departments like planning,

    user and maintenance

    and involving all staff

    members from shop

    management to shop floor

    workers are within the

    premises of their detailed

    studies.

    7 2013 Islam H.

    Afefy

    Journal of

    Mechanical

    &

    Mechatronics

    Engineering

    IJMME-

    IJENS

    Vol:13 No:01

    Implementation of Total

    Productive Maintenance

    and Overall Equipment

    Effectiveness Evaluation

    As a result, the Company

    achieved about 93% in

    average quality rate of

    overall equipment

    effectiveness equation and

    about 87% in availability in

    October 2012 where in

    average performance

    efficiency in October 2012

    it achieved about 87.5 %.

    global maintenance

    management, and

    production planning were

    suggested to improve their

    maintenance procedures and

    improve the productivity.

    Also, the company needs to

    work hard to improve their

    inspection system start from

    the raw materials inventory

    to the work in process

    finished with finish goods

    inventory.

    8 2015 Pardeep

    Gupta and

    Sachit

    Vardhan

    International

    Journal of

    Production

    Research,

    2016

    Optimizing OEE, productivity and production cost for improving sales volume in an automobile industry through TPM: a case study

    The industrial example on

    the application of OEE tool

    demonstrates that it has a

    remarkable

    potential to enhance the

    equipment effectiveness.

    The empirical findings of

    the study reveal that

    augmented OEE

    and productivity, and

    reduced production cost

    resulted to double the sales

    revenue and triple the profit

    within a period of

    three years. The industry

  • 31

    also achieved notably

    tangible and intangible

    benefits with the TPM

    implementation.

    9 2016 Shatrughan

    Tomar

    Journal of

    Business

    Quantity

    Economic

    and applied

    Management

    Research

    Volume 2,

    Issue 8,

    January 2016

    Analysis of OEE for

    TPM Implementation :

    Case Study

    In most of Indian textile

    industries; maintenance is

    considered as evil

    activity. Prior to induce the

    TPM in the industry a

    review is being done by

    researcher and real

    time Overall equipment

    effectiveness is measured

    and shown to management

    of companies.

    The value of OEE is small

    and hence management is

    being suggested to

    implement TPM for

    the overall improvement in

    the company.

    10 2012 Suzaituladwi

    ni Hashim

    Journal of

    Engineering

    Research and

    Development

    Volume 3,

    Issue 11

    (September

    2012), PP.

    62-67

    Total Productive

    Maintenance and

    Innovation Performance

    in Malaysian Automotive

    Industry

    The purpose of this paper is

    to identify the TPM

    constructs and innovation

    performance measures for

    Malaysian automotive

    industry and also to develop

    research model of the TPM

    and innovation performance

    measures relationship for

    Malaysian automotive

    industry. A conceptual

    model based on previous

    studies has been proposed.

    This model will be used to

    study the relationship

    between TPM practices and

    innovation performance for

    Malaysian automotive

    industry. Based on the

    proposed conceptual model

    and reviewed, research

    hypotheses are being

    developed. The paper

    culminates with suggested

    future research work.

  • 32

    2.9 Kerangka Pemikiran

    Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, penulis membuat

    kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :

    2.4 Gambar Kerangka Pemikiran

    Penerapan 5S dan TPM pada

    PLTMG PT. XYZ

    5S TPM ( 4 Pillars)

    Analisa

    Evaluasi

    Kuesioner & Statistik (Uji Validitas,Reliabilitas, Uji F)

    Metode OEE

    Hasil Evaluasi

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode

    Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas,

    Program, atau proyek dengan membandingkan dengan tujuan yang telah

    ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Evaluasi

    program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai suatu program

    dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk membantu

    merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik. Pertimbangannya adalah

    untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan menilai komponen-

    komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison,

    2009).

    3.2 Pendekataan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi

    merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk

    mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program) sesuai dengan

    tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan, menganalisis

    dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif. Kemudian

    merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu

    mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.

  • 34

    3.3 Jenis Data Penelitian

    Data Penelitian yang digunakan ada 2 jenis yakni :

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah langsung dari objeknya.

    Data primer dapat diperoleh melalui observasi, eksperimen maupun survey.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah

    dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain misalnya, data analisa kehandalan dan

    lain-lain.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

    a. Observasi

    Observasi adalah merupakan mengadakan pengamatan terhadap objek yang

    diteliti. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang prilaku

    manusia seperti terjadi pada kenyataan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti

    yang bertindak sebagai orang luar atau pengamat, dengan tujuan untuk

    memahami dan mendalami masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan

    sosial dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan proses penelitian.

  • 35

    b. Wawancara

    Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam

    penelitian. Dikarenakan berkaitan dengan data, maka wawancara adalah

    elemen penting dalam proses penelitian. Wawancara dapat diartikan sebagai

    cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi atau data dari responden

    dengan cara langsung atau bertatap muka. Namun dengan demikian, Teknik

    wawancara dalam perkembangannya tidak harus secara berhadapan langsung,

    melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain seperti

    internet atau lainnya (Suyanto,2007:69).

    c. Studi Dokumentasi

    Dokumentasi adalah merupakan sejumlah bahan bukti yang terekam/tercatat

    yang memperlihatkan karakteristik-karakteristik dari sebagian atau semua dari

    suatu sistem manajemen.

    3.5 Teknik Pengolahan Data

    Teknik pengolahan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

    a. Editing

    Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulkan,

    kemungkinan data yang masuk atau data terkumpul tidak logis dan meragukan.

    Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat

    pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

  • 36

    b. Coding

    Apabila tahap editing telah selesai dilakukan, maka langkah berikutnya adalah

    coding. Coding merupakan pemberian atau pembuatan kode-kodean pada

    setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Coding berfungsi untuk

    mempermudah reduksi data, analisis, penyimpangan dan penyebaran data.

    Manfaat lain dari coding adalah :

    i. Mempermudah dan mempercepat analisa data.

    ii. Mempermudah penyimpanan data.

    c. Penyederhanaan Data

    Dalam pengolahan data mudah dalam analisa, maka dilakukan penyederhanaan

    atau peringkasan data. Penyederhanaan data dilakukan dengan menggolongkan

    data yang beraneka ragam ke dalam kategori yang terbatas.

    d. Mengkode Data

    Setelah penyederhanaan dan peringkasan data kemudian setelah itu

    dikumpulkan dan telah dilakukan pemeriksaan, langkah berikutnya adalah

    melakukan pengkodean data.

    e. Pengujian Data

    Data yang telah disederhanakan dan dikumpulkan kemudian dilakukan

    pengujian data dengan menggunakan metode-metode pengujian sesuai dengan

    kebutuhan.

  • 37

    3.6 Langkah-Langkah Penelitian

    Langkah-langkah penelitian dilakukan sebagai berikut :

    Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah

    Penelitian

    Mulai

    Identifikasi Masalah

    Tujuan Penelitian

    Metode Penelitian

    Studi Dokumentasi Wawancara Observasi

    Pengumpulan Data

    Pengujian Data : Uji Validitas

    Uji Reliabilitas

    Pengolahan Data

    Analisa Data : Uji F

    Metode OEE

    Kesimpulan & Saran

    Selesai

  • 38

    BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Profil Umun Perusahaan

    PT. XYZ merupakan salah satu Jasa penyediaan energi listrik di

    Indonesia. PT. XYZ mempunyai tiga jenis bisnis dalam usaha

    penyediaannya yaitu BOOT, Rental dan IPP. Awal bisnisnya PT. XYZ

    merupakan salah satu autorized dan distributor merek mesin gas terkenal,

    dalam perjalanannya yang terus berkembang dan akhirnya menjadi market

    leader penjualan mesin gas di Indonesia pada tahun 2010. Seiring dengan

    meningkatnya kebutuhan energi listrik di Indonesia, maka terbuka peluang

    untuk PT. XYZ dalam melebarkan bisnisnya. Pada tahun 2011, PT. XYZ

    mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis penjualan energi

    listrik. Untuk Selanjutnya PT. XYZ akan disebut Perusahaan.

    4.1.1 Struktur Organisasi

    CEO

    COO CFO

    MD Asset

    Management

    Bisnis

    DevelopmentProject QHSE Finance SCM

    Operation Maintenance

    SUMUT AREASUMSEL

    AREA

    NON

    SUMATRA

    AREA

    KALIMANTAN

    AREA

    Technical

    Analysis

    Technical

    Support

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT XYZ

  • 39

    4.1.2 Operasi Umum Perusahaan

    PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam

    bidang jasa penjualan salah satu mesin gas dan penyedia energi listrik.

    Operasi perusahaan dibagi menjadi dua anak perusahaan. Pertama adalah

    sebagai autorized dan distributor mesin gas, perusahaan ini yang bergerak

    dalam hal penyuplai produk unit mesin gas serta pendukungnya seperti :

    o Service

    o Spareparts

    o Engineering

    o Technical support.

    Kedua adalah sebagai penyedia energi listrik, merupakan

    perusahaan yang bergerak dalam pengadaan energi listrik dibanyak daerah

    di Indonesia yang memiliki sumber bahan bakar gas. Daerah – daerah

    tersebut meliputi sumatra bagian utara, sumatra bagian selatan, non

    sumatra ( kepulauan riau, jawa, papua) dan kalimantan. PT. XYZ dalam

    hal penyedia energi listrik mempunyai operasi perusahaan meliputi :

    o Rental

    o BOOT

    o IPP

    o EPC, Operation and Maintenance

  • 40

    4.1.3 Divisi Asset Management

    Divisi asset management merupakan bagian dari perusahaan yang

    mempunyai fungsi utama adalah sebagai pengatur pengoperasian unit-unit

    penyedia energi listrik dan memanajemen asset yang dimiliki serta

    berhubungan langsung dengan konsumen. Divisi ini dapat juga disebut

    sebagai bagian terluar dan merupakan indikator performa perusahaan.

    Pada divisi asset management terdapat dua sub-divisi yaitu sub-

    divisi operation dan maintenance. Pertama adalah sub-divisi operation

    merupakan salah satu bagian divisi asset management yang paling utama

    dimana sebagai penghasil produksi energi listrik di semua unit-unit

    pembangkit listrik melalui kegiatan operasi. Kedua adalah sub-divisi

    maintenance sebagai pendukung operation dalam pemeliharaan dan

    perawatan unit-unit pembangkit listrik.

    Sebagai bagian yang terpenting perusahaan, divisi asset

    management memiliki berbagai aktifitas-aktifitas kerja dalam

    pengoperasian dan pemeliharaan unit-unit pembangkitnya. Hal ini

    dilakukan dalam upaya optimasi produksi energi listrik, menjaga

    kehandalan dan performa unit-unit pembangkit tetap terjaga pada kondisi

    optimum. Untuk mendukung dan membagi Aktifitas kerja, divisi asset

    management terdiri dari empat area operasi dan technical support. Setiap

    area memiliki beberapa unit-unit pembangkit listrik dan Teknisi

    pendukung, dapat dilihat tabel berikut :

  • 41

    Divisi Asset Management Tabel 4.1 Divisi Operasi NO Area Operasi Jumlah Unit Kapasitas (MW)

    Sumatra bagian Utara

    1 Teluk Lembu 1 11 36 MW

    2 Teluk Lembu 2 11 36 MW

    3 Duri 15 50 MW

    4 Langgam 10 33 MW

    5 KKA Aceh 7 23 MW

    Sumatra bagian selatan

    1 Tanjung Jabung 7 20 MW

    2 Tarahan 11 33 MW

    Non Sumatra

    1 Kijang, Bintan 4 13 MW

    2 Tunas, Batam 2 6 MW

    3 Dompak, Bintan 3 10 MW

    4 Gunung Garuda 6 15 MW

    5 Sorong 1, Papua 7 18 MW

    6 Sorong 2, Papua 10 33 MW

    Kalimantan

    1 Tarakan 1 3 3 MW

    2 Tarakan 2 3 10 MW

    3 Tarakan 3 2 6 MW

    4 Tarakan 4 3 9 MW

    5 Penajam 4 4 MW

    6 Bontang 3 3 MW

    Tabel 4.2 Divisi Maintenance

    NO Area Maintenance Jumlah Teknisi

    Koordinator Area

    Sumatra bagian Utara

    1 Teluk Lembu 1 2 1

    2 Teluk Lembu 2 2

    3 Duri 2 1

    4 Langgam 2 1

  • 42

    5 KKA Aceh 2 1

    Sumatra bagian selatan

    1 Tanjung Jabung 2 1

    2 Tarahan 2 1

    Non Sumatra

    1 Kijang, Bintan 1

    1 2 Tunas, Batam 1

    3 Dompak, Bintan 1

    4 Gunung Garuda 2 1

    5 Sorong 1, Papua 2 1

    6 Sorong 2, Papua 2

    Kalimantan

    1 Tarakan 1 1

    1 2 Tarakan 2 1

    3 Tarakan 3 1

    4 Tarakan 4 1

    5 Penajam 1 1

    6 Bontang 1

    Divisi Asset membagi menjadi empat area untuk memanajemen operasi

    dan pemeliharaan. Setiap area memiliki beberapa unit-unit pembangkit listrik,

    dalam hal ini unit-unit tersebut menjadi asset perusahaan yang merupakan

    termasuk kategori pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG). Ke-empat area

    tersebut adalah Sumatra bagian utara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan dan

    Non Sumatra. Pada aliran proses Organisasi, Divisi asset berperan dalam

    mengatur dan menjaga asset yang dimiliki guna mencapai target utama

    perusahaan.

  • 43

    Mulai

    New Project

    BD & Project

    Division

    Handover to Asset

    Management

    Division

    Annual Planning- Operasi

    - Jadwal Pemeliharaan

    Pelaksanaan - Operasi

    - Pemeliharaan

    Monitoring

    Selesai

    Diterima?

    YA

    Diterima?

    YA

    TIDAK

    TIDAK

    Sesuai?

    OK?

    YA

    TIDAK

    TIDAK

    YA

    Operation Asset

    Management

    Berikut adalah flow process divisi asset management :

    Gambar 4.2 Diagram Proses Divisi Asset Management

  • 44

    4.2 Pengumpulan Data

    4.2.1 Pengumpulan Data Area Kalimantan

    Salah satu area yang dimiliki oleh divisi asset management adalah

    area kalimantan. Sesuai dengan Batasan masalah pada bab 1,

    pengumpulan data-data adalah area kalimantan, sebagai sampel dan pilot

    project yaitu site Tarakan 2 untuk evaluasi penerapan 5S dan TPM. Data

    yang dikumpulkan adalah data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dari

    penelitian ini. Periode data yang dikumpulkan mulai 1 Januari-30 Juni

    2017 atau satu setengah tahun.

    4.2.2 Pengumpulan Data Penerapan 5 S

    Dalam hal ini sesuai dengan teknik pengumpulan data, peneliti

    melakukan terlebih dahulu observasi terhadap kegiatan 5S yang sudah

    berjalan di site Tarakan 2. Tarakan 2 merupakan nama dari Project

    PLTMG di daerah Binlatung, Tarakan – Kalimantan Utara. Memiliki

    kapasitas terpasang sebesar 10 MW dengan nilai pada kontrak sebesar 6

    MW. Proses observasi dilakukan berupa pengamatan visual, selanjutnya

    dari hasil pengamatan yang belum memenuhi kriteria 5S akan dijadikan

    sebagai bahan finding /temuan dan dokumentasi.

    4.2.3 Pengumpulan Data Implementasi Penerapan TPM

    Pengumpulan data dalam tahap implementasi penerapan TPM

    dengan melakukan proses observasi, wawancara dengan pembuatan

    kuisioner dengan empat pillar TPM sesuai dengan proses pelaksanaan

  • 45

    yang sudah diterapkan oleh PT. XYZ. Peneliti dalam hal ini

    mengumpulkan data-data berdasarkan kategori empat pillar TPM tersebut,

    berikut adalah data hasil pengamatan :

    a. Observasi

    Pengamatan yang dilakukan secara langsung ke lokasi Project tarakan

    2 di Binalatung, Tarakan – Kalimantan Utara. Observasi berdasarkan

    implementasi TPM yang dilakukan pada periode tanggal 28-30

    November 2016.

    b. Wawancara

    Pelaksanaan dilakukan dengan berdiskusi dengan Plant Coordinator

    dengan topik pembahasan implementasi TPM yang sudah dilakukan

    dan hal-hal yang perlu di lakukan perbaikan serta peningkatan kinerja.

    c. Kuisioner

    Pada Proses ini, kuisioner yang telah dibuat di bagikan ke perwakilan

    karyawan dari masing-masing departemen. Hasil dari kuisioner

    tersebut dikumpulkan untuk kemudian dikelola dan kemudian

    dianalisa data tersebut.

    4.2.4 Pengumpulan Data Perhitungan Nilai OEE

    Pada proses pengumpulan data nilai OEE, peneliti melakukan dengan

    mengumpulkan data selama periode 1 Januari – 30 Juni 2017 sebagai data

    yang akan diolah menjadi dasar analisa perhitungan nilai OEE site

  • 46

    PLTMG Penajam, Kalimantan Timur yang dijadikan sebagai resume data

    perhitungan mengingat lokasi tersebut tersedia supplai gas secara stabil.

    4.3 Pengolahan Data

    4.3.1 Pengolahan Data Penerapan 5S

    Data – data yang telah dikumpulkan berupa foto-foto temuan (finding)

    dalam penerapan 5S dalam pengolahan data ini penulis membuat sebuah

    tabel dengan kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan 5S pada site

    Tarakan 2.

    Kondisi sebelum adalah kondisi berupa foto-foto dokumentasi temuan hal-

    hal yang sudah berjalan atau perlu perbaikan. Pada tabel tersebut terdapat

    beberapa foto-foto dokumentasi sebelum dan sesudah perbaikan

    pelaksanaan 5S.

    Tabel 4.3 Kondisi Sebelum dan sesudah Evaluasi 5S

    Deskripsi Sebelum Sesudah

    Oil Storage

    Gambar diatas pada terdapat penempatan drum oli diluar tempat penyimpanan oli.

    Gambar diatas merupakan setelah dilakukan proses perbaikan tidak terdapat penempatan drum oli diluar.

  • 47

    MV Panel Room

    Pada Ruang MV Panel 20 kV terdapat penempatan meja office.

    Setelah dilakukan perbaikan meja office sudah dipindahkan.

    Tools

    Pada meja kerja di site workshop blm terdapat indikator penempatan alat2 kerja.

    Setelah dilakukan perbaikan diberikan indikator dan garis pembatas pada papan alat2 kerja.

    Site Warehouse

    Tempat penyimpanan sparepart masih tidak beraturan sesuai kaidah 5S.

    Tempat penyimpanan sudah disesuaikan kaidah 5S.

  • 48

    TPS

    TPS di site belum sesuai dengan kaidah 5S.

    TPS sudah disesuaikan dengan kaidah 5S dengan garis pembatas dan label.

    Penataan Suku Cadang

    Pada tempat penyimpanan peralatan workshop belum sesuai dengan kaidah 5S.

    Setelah dilakukan perbaikan di re-posisi dan diberikan garis pembatas.

    MV Panel

    Penempatan barang tidak sesuai dengan tempatnya.

    Dilakukan pemindahan barang ditempat yang diseharusnya.

  • 49

    Penataan Peralatan

    Penempatan barang tidak sesuai dengan tempatnya

    Dilakukan pemindahan barang ditempat yang diseharusnya

    Penataan Sepatu

    Operator meletakkan Sepatu tidak pada tempat yang telah disediakan.

    Setelah dilakukan Training 5S operator sudah mengerti dan diletakkan pada tempat yang disediakan.

    Evakuasi

    Sebelumnya tidak terdapat tanda untuk tempat evakuasi.

    Setelah dilakukan peninjauan ditambahkan tanda untuk tempat evakuasi.

  • 50

    4.3.2 Pengolahan Data Implementasi Penerapan TPM

    Pada tahap ini penulis, dalam mengetahui penerapan TPM pada

    perusahaan PT XYZ dengan membagikan kuesioner dimana reponden

    pada penelitian ini adalah karyawan-karyawan perwakilan dari beberapa

    department diluar asset management kantor pusat dan semua staff di area

    Kalimantan mulai dari level operator, leader dan supervisor. Metode yang

    digunakan adalah metode sensus, yakni seluruh anggota populasi yang ada

    menjadi responden. Responden yang diambil sebanyak 30 orang.

    Informasi jumlah responden dapat disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 4.4 Jumlah Responden Penelitian

    NO JABATAN JUMLAH (ORANG)

    1 Operator 5

    2 Leader 5

    3 Supervisor 5

    4 Departement HR 2

    5 Departement AM 5

    6 Departement SCM 2

    7 Departement BD 2

    8 Departement QHSE 2

    9 Departement Legal 1

    10 Departement Finance 1

    Total 30

  • 51

    Kuesioner yang diberikan kepada para karyawan PT XYZ

    bertujuan untuk mengetahui penerapan kegiatan TPM yang telah

    dijalankan oleh perusahaan dan untuk mengetahui sejauh mana

    keberhasilan mengenai pengaruh 5S dan TPM terhadap nilai OEE pada

    PLTMG. Kuesioner yang dibagikan kepada responden dan dilakukan

    pengujian validitas dan reliabilitas. Hal ini karena peneliti

    mewawancarai responden secara langsung dan pertanyaannya pun

    cukup mudah dijawab berkaitan dengan rasa dan pengalaman pribadi

    serta tidak menimbulkan persepsi ganda (Apriliani, 2007).

    Penggunaan persepsi antar waktu para karyawan mengenai

    penerapan TPM terhadap kinerja perusahaan karena adanya

    keterbatasan dalam pengambilan data sebelum perbaikan kegiatan

    TPM. Oleh karena itu, digunakan pendapat para karyawan untuk

    membandingkan penerapan sebelum dan sesudah dilakukan evaluasi

    TPM. Persepsi para karyawan mengenai penerapan TPM dengan

    empat pilar yang sudah berjalan yaitu:

    a. Autonomous Maintenance (Pilar 1)

    b. Kaizen (Pilar 2)

    c. Planned Maintenance (Pilar 3)

    d. Operation & Maintenance Skills Development (Pilar 4)

    Kinerja perusahaan diketahui dari skor jawaban kuesioner yang

    diisi oleh responden berdasarkan skala menggunakan 1,2,3,4 dan 5.

  • 52

    Proses pengelolahan data dilakukan dengan menggunakan software

    Microsoft excel dan SPSS versi 23 untuk mengetahui hubungan

    tingkat korelasi antara penerapan 5S dan TPM dengan nilai OEE.

    Data-data kuesioner yang telah didapatkan kemudian penulis

    melakukan input data dalam bentuk tabulasi data kuesioner serta

    melakukan uji Instrumen data kuesioner yaitu uji Validalitas dan

    Reliabilitas. Kedua uji tersebut penulis melakukan dengan menginput

    data (dengan salin dan tempel) dari tabulasi data kuesioner microsoft

    excel ke dalam program SPSS kemudian diolah data menggunakan

    pengujian dengan metode korelasi Pearson untuk uji validitas dan

    Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas.

    Langkah pengujian dilakukan dengan membagi tabulasi data

    sesuai dengan jumlah masing-masing variabel. Hasil dari uji validitas

    dan reliabilitas berdasarkan variabel diolah data kuesioner tersebut

    dengan menggunakan program SPSS 23, ada lima variabel (4 Pilar dan

    OEE) yang dilakukan pengujian.

    4.5 Tabel Data Uji Validitas

    No Data Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 OEE

    1 Item 1 0,837 0,913 0,763 0,582 0,757

    2 Item 2 0,771 0,802 0,784 0,712 0,815

    3 Item 3 0,569 0,787 0,582 0,727 0,659

    4 Item 4 0,626 0,601 0,585 0,802

    5 Item 5 0,592 0,522

  • 53

    4.6 Tabel Data Uji Reliabilitas

    Data Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 OEE

    Reliabilitas 0,762 0,809 0,755 0,754 0,799

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    ,929 21

    4.3.3 Pengolahan Data Perhitungan Nilai OEE

    Perhitungan tingkat efektivitas dari suatu PLTMG diambil dari

    data jumlah operasi produksi energi listrik, jumlah aktual, jumlah

    downtime mesin, Pemakaian sendiri (Auxiliary) dan jam kerja mesin

    dengan menggunakan formula Overall Equipment Efficiency. Dari hasil

    perhitungan ini dapat dilihat bagaimana pengaruh TPM terhadap nilai

    OEE perusahaan. Dibawah ini adalah data yang diperoleh selama

    periode 1 Januari 2016 – 30 Juni 2017 sebagai berikut:

    4.7 Tabel Data Gross Produksi 2016 (kWh)

    Bulan Gross Produksi - 2016

    GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total

    Januari 678,5 519,1 673,80 686,90 2558,30

    Februari 614,1 631,8 617,00 616,40 2479,30

    Maret 606,6 613,7 589,20 0,00 1809,50

    April 591,8 630 581,00 575,10 2377,90

    Mei 648,4 542,4 461,50 679,80 2332,10

    Juni 576,6 661,4 526,50 660,80 2425,30

    Juli 503,9 656,3 519,30 607,50 2287,00

    Agustus 609,4 653,9 328,60 602,90 2194,80

    September 595,6 640,7 103,40 582,70 1922,40

    Oktober 601,4 606,2 460,60 569,30 2237,50

    November 492,1 610,8 581,20 516,70 2200,80

    Desember 512,5 630,7 645,40 590,40 2379,00

  • 54

    4.8 Tabel Data Gross Produksi 2017 (kWh)

    Bulan Gross Produksi - 2017

    GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total

    Januari 579,8 593,3 649,60 608,50 2431,20

    Februari 445,7 577,1 573,10 542,20 2138,10

    Maret 563,8 650 654,60 573,00 2441,40

    April 535,1 623,1 611,50 562,90 2332,60

    Mei 501,7 642,2 538,00 560,10 2242,00

    Juni 439 631 634,60 507,30 2211,90

    4.9 Tabel Data Jam Operasi

    Bulan Jam Operasi – 2016

    GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total

    Januari 720 533 716 707 2676

    Februari 666 664 664 644 2638

    Maret 646 636 625 0 1907

    April 641 656 685 605 2587

    Mei 707 565 705 705 2682

    Juni 624 660 569 661 2514

    Juli 553 679 606 656 2494

    Agustus 680 677 397 693 2447

    September 672 685 147 672 2176

    Oktober 689 666 531 682 2568

    November 601 696 659 627 2583

    Desember 621 725 723 713 2782

    Bulan Jam Operasi - 2017

    GE#1 GE#2 GE#3 GE#4 Total

    Januari 716 689 725 723 2853

    Februari 633 662 643 649 2587

    Maret 734 736 734 725 2929

    April 702 709 686 709 2806

    Mei 673 727 649 713 2762

    Juni 608 709 710 664 2691

  • 55

    4.10 Tabel Data Nett Produksi (kWh)

    Bulan Kwh Nett Produksi 2016 Kwh Target Produksi 2016

    Januari 2460,50 2678,40

    Februari 2383,24 2505,60

    Maret 1737,56 2678,40

    April 2306,96 2592,00

    Mei 2238,43 2678,40

    Juni 2329,53 2592,00

    Juli 2274,89 2678,40

    Agustus 2103,57 2678,40

    September 1839,88 2592,00

    Oktober 2143,48 2678,40

    November 2107,45 2592,00

    Desember 2279,21 2678,40

    Bulan Kwh Nett Produksi 2017 Kwh Target Produksi 2017

    Januari 2328,37 2678,40

    Februari 2046,49 2505,60

    Maret 2337,16 2678,40

    April 2233,23 2592,00

    Mei 2142,15 2678,40

    Juni 2114,37 2592,00

    Pada tabel yang terdiri dari Jam Operasi, Gross Produksi dan Nett

    Produksi dapat dihitung nilai OEE. Dalam hal ini penulis memberikan

    pendekatan dan asumsi persamaan untuk perhitungan nilai OEE untuk

    PLTMG sebagai berikut :

    ▪ Availability =

    ▪ Performance Ratio =

    ▪ Quality Ratio =

  • 56

    Dengan persamaan dan dari tabel diatas dapat dihitung Nilai OEE

    salah satunya adalah bulan Januari 2016 sebagai berikut :

    Diketahui data bulan Januari 2016

    - Jam Operasi = 2676 Jam

    - Jam Tersedia =

    =

    = 744 Jam / Unit ≈ 2976 Jam

    - Gross Produksi = Total Bulan Januari 2016 = 2558,30 kWh

    - Target Produksi = Total Januari 2016 = 2678,40 kWh

    - Nett Produksi = Total Januari 2016 = 2460,50 kWh

    dari data diatas dapat dihitung :

    ▪ Availability =

    =

    = 0,899

    ▪ Performance Ratio =

    =

    = 0,955

  • 57

    ▪ Quality Ratio =

    =

    = 0,919

    Perhitungan Nilai OEE = =

    =

    = 0,79 ≈ 79 %.

    Dari perhitungan bulan Januari 2016, dapat dihitung untuk bulan

    selanjutnya (Februari 2016 – Juni 2017) dan dapat di dapatkan pada tabel

    4.8 sebagai berikut.

    4.11 Tabel Data Perhitungan Nilai OEE

    Bulan 2016

    Availability Performance Quality OEE

    Januari 0,899 0,955 0,919 0,79

    Februari 0,948 0,990 0,951 0,89

    Maret 0,641 0,676 0,649 0,28

    April 0,898 0,917 0,890 0,73

    Mei 0,901 0,871 0,836 0,66

    Juni 0,873 0,936 0,899 0,73

    Juli 0,838 0,854 0,849 0,61

    Agustus 0,822 0,819 0,785 0,53

    September 0,756 0,742 0,710 0,40

    Oktober 0,863 0,835 0,800 0,58

    November 0,897 0,849 0,813 0,62

    Desember 0,935 0,888 0,851 0,71

    Bulan 2017

    Availability Performance Quality OEE

    Januari 0,948 0,908 0,869 0,75

    Februari 0,914 0,853 0,817 0,64

    Maret 0,979 0,912 0,873 0,78

    April 0,967 0,900 0,862 0,75

    Mei 0,913 0,837 0,800 0,61

    Juni 0,920 0,853 0,816 0,64

  • 58

    BAB V

    HASIL PEMBAHASAN

    5.1 Evaluasi Penerapan 5S

    Pada Bab ini, penulis melakukan evalusi salah satunya adalah penerapan

    5S yang sudah dilakukan dalam upaya perbaikan meningkatkan kinerja

    dan kualitas PLTMG. Proses Evalusi dilakukan dengan langsung

    mengunjungi lokasi site Tarakan 2 di Tarakan,Kalimantan Utara yang

    menjadi pilot project dalam evaluasi Penerapan 5S.

    Proses pelaksanaan evaluasi dilaksanakan dengan membuat perencanaan

    kerja terlebih dahulu. Berikut ini adalah proses urutan kerja dalam proses

    pelaksanaan evaluasi Penerapan 5S :

    1. Melakukan Finding / Temuan dengan mengambil data pada kondisi

    sebelum dilakukan evaluasi.

    2. Mengelolah data yang didapat dari hasil temuan.

    3. Melakukan Training 5S dan Diskusi pembahasan.

    4. Melaksanakan Penerapan 5S

    5. Evaluasi Penerapan 5S

  • 59

    5.1.1 Pelaksanaan Finding atau temuan

    Pada tahap pelaksanaan ini, saat kunjungan dilakukan pengambilan data

    berupa dokumentasi gambar atau foto terkait dengan penerapan 5S yang

    masih perlu perbaikan dimana akan menjadi data temuan. Pengambilan

    data dilakukan diseluruh lokasi meliputi Office room, MV room, Encloser

    room, mini warehouse room, mini workshop, gas station dan storage room.

    5.1.2 Pengelolahan data hasil temuan

    Data-data dianalisa dalam hal ini bertujuan sebagai bahan training 5S yang

    akan menjadi referensi dan studi kepada semua staff yang terlibat dalam

    kegiatan operasinal PLTMG tersebut baik langsung maupun tidak

    langsung dalam upaya perbaikan penerapan 5S.

    5.1.3 Pelaksanaan Training

    Training dilakukan dengan mengikut sertakan staff ahli dari head office

    dalam bidang penerapan 5S dengan data yang telah didokumentasikan dan

    dan disampaikan kepada staff operasional di site. Training dilakukan pada

    tanggal 30 November 2016 di Tarakan, Kalimantan Utara.

    Gambar 5.1 Training 5S Karyawan

  • 60

    5.1.4 Pelaksanaan Penerapan 5S

    Dari hasil training yang telah dilakukan sebelumnya, semua staff yang

    menjadi peserta training diberikan tugas berupa data-data hasil temuan dan

    dengan materi 5S yang disampaikan dalam bentuk workshop agar

    dilakukan proses perbaikan berdasarkan kaidah-kaidah penerapan 5S.

    Waktu yang diberikan kepada peserta untuk proses perbaikan adalah 6

    bulan terkait dengan temuan/finding sebelumnya dimulai pada tanggal 1

    Desember 2016 – 31 Mei 2017.

    5.1.5 Evaluasi Penerapan 5S

    Evaluasi dilakukan dengan mengetahui sejauh mana Pelaksanaan

    5S yang telah diterapkan. Dalam hal ini penulis memberikan analisa

    terkait evaluasi penerapan 5S sesuai dengan kaidah-kaidahnya. Berikut ini

    adalah evaluasi penerapan 5S :

    a. Seiri atau Sort (Ringkas), pada tahap ini evaluasi dilakukan sejauh

    mana sortir dilaksanakan dari hasil pengamatan,wawancara dan

    dokumentasi berdasarkan barang yang masih digunakan dan tidak

    digunakan. berikutnya adalah dari barang yang digunakan secara

    langsung dan tidak, Tahap selanjutnya adalah dari barang yang tidak

    digunakan, dilakukan pemisaha